Pengambilan Sampel
Pengambilan sampel adalah suatu proses yang bertujuan untuk mengambil beberapa sampel
beton segar yang nantinya akan diuji. Pengambilan sampel dilakukan sebelum proses
pengecoran struktur dimulai. Saat truck mixer tiba di lokasi pengecoran, diambil beberapa
beton segar untuk pengujian nilai slump dan pengujian kuat tekannya.
Gambar x.x Sampel Beton Segar
Pengujian nilai slump bertujuan untuk mengukur konsistensi/kekakuan campuran beton untuk
menentukan tingkat workability-nya. Kekakuan berkaitan dengan banyak sedikitnya air yang
ada di campuran beton. Oleh karena itu, nilai slump haruslah tepat dan sesuai dengan
spesifikasi yang telah ditentukan tergantung dari strukturnya.
Gambar x.x Pengujian Slump
Gambar x.x Pengukuran Nilai Slump
Setelah pengujian nilai slump selesai dan memenuhi syarat yang telah ditentukan, maka
diambil beberapa sampel lagi untuk pengujian kuat tekannya. Sampel yang telah diambil
dimasukkan ke dalam cetakan mould. Cetakan mould adalah cetakan yang berbentuk silinder
dengan spesifikasi diameter 15 cm dan tinggi 30 cm.
Gambar x.x Cetakan Mould
Proses memasukkan sampel beton segar ke dalam mould dilakukan dengan teknik tertentu.
Sampel dimasukkan kurang lebih 1/3 dari tinggi mould, lalu ditusuk-tusuk menggukan alat
yang terbuat dari baja. Selain itu, cetakan mould juga dipukul-pukul menggukan palu karet.
Ini bertujuan agar beton segar menjadi lebih padat dan mengurangi jumlah udara yang
terperangkap di dalamnya. Proses ini dilakukan dengan teknik yang sama hingga mould terisi
penuh, lalu diratakan permukaan atasnya. Setelah benda uji sudah siap, maka proses
selanjutnya adalah proses perawatan.
Gambar x.x Memasukkan Sampel Beton ke dalam Mould
Gambar x.x Menusuk-nusuk Sampel Beton
Gambar x.x Meratakan Permukaan Sampel Beton
Perawatan
Proses perawatan lebih dikenal dengan proses curing. Perawatan itu sendiri bertujuan untuk
menjaga agar proses hidrasi pada sampel beton dapat berjalan dengan lancar, sehingga
kandungan air yang berada di dalam beton tersebut tidak akan keluar akibat proses
penguapan yang berlebihan. Ini dikarenakan apabila air di dalam beton keluar, maka bisa
mengakibatkan terjadinya retakan. Selain itu, proses perawatan dilakukan supaya
mendapatkan hasil beton dengan mutu yang sesuai dengan spesifikasi. Proses perawatan
adalah proses perendaman beton yang telah dikeluarkan dari cetakan mould minimal sehari
setelah beton segar dimasukkan ke dalam mould.
Gambar x.x Merendam Sampel Beton
Sebenarnya proses perawatan ini cukup simpel. Proses ini diawali dengan merendam beton di
dalam bak perendam yang berisi air. Beton yang direndam harus tercelup seluruh
permukaanya. Apabila tidak terendam selurunya, maka hasil uji kuat tekannya tidak akan
maksimal dan tidak mencapai kuat tekan yang diinginkan. Lama perendaman sendiri
tergantung dari umur betonnya. Sebagai contoh, apabila umur beton yang diinginkan adalah
14 hari, maka beton harus direndam selama 12 hari, lalu 1 hari untuk proses pengeringan, dan
pada hari ke-14 dilakukan uji kuat tekannya. Proses pengeringan dilakukan untuk
mendapatkan beton dalam keadaan SSD, yaitu beton yang dalam keadaan kering permukaan.
Umur Benda Uji
Benda uji yang akan diuji kuat tekannya mempunyai umur dimulai dari 3 hari, 7 hari, 14 hari,
dan 28 hari. Masing-masing umur beton mempunyai 3 sampel yang akan diuji, sehingga
jumlah sampel yang diambil berjumlah 12 sampel.