Download pptx - Pembelajaran kooperatif

Transcript

Pembelajaran kooperatif

Pembelajaran kooperatif Type STAD, Type TGT dan Type GI

PEMBELAJARAN KOOPERATIFadalah strategi pembelajaran suatu pembelajaran kelompok dengan jumlah peserta didik 2-5 orang dengan gagasan untuk saling memotivasi antara anggotanya untuk saling membantu agar tercapainya suatu tujuan pembelajaran yang maksimal.

Ciri ciri pembelajaran kooperatifUntuk memuntaskan materi belajarnya, siswa belajar dalam kelompok secara bekerja samaKelompok dibentuk dari siswa yang memiliki kemampuan tinggi, sedang dan rendahJika dalam kelas terdapat siswa-siswa yang heterogen ras, suku, budaya, dan jenis kelamin, maka diupayakan agar tiap kelompok terdapat keheterogenan tersebut.Penghargaan lebih diutamakan pada kerja kelompok daripada perorangan.

Tujuan Pembelajaran KooperatifHasil belajar akademik , yaitu untuk meningkatkan kinerja siswa dalam tugas-tugas akademik. Pembelajaran model ini dianggap unggul dalam membantu siswa dalam memahami konsep-konsep yang sulit.Penerimaan terhadap keragaman, yaitu agar siswa menerima teman-temannya yang mempunyai berbagai macam latar belakang.Pengembangan keterampilan social, yaitu untuk mengembangkan keterampilan social siswa diantaranya: berbagi tugas, aktif bertanya, menghargai pendapat orang lain, memancing teman untuk bertanya, mau mengungkapkan ide, dan bekerja dalam kelompok.

Fase-fase Model Pembelajaran Kooperatif Menyampaikan tujuan dan memotivasi siswaMenyajikan informasiMengorganisasikan siswa ke dalam kelompok-kelompok belajarMembimbing kelompok bekerja dan belajarEvaluasiMemberikan penghargaanAda beberapa tipe pendekatan dalam model pembelajaran kooperatif

Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STADStudent Teams Achievement Division (STAD)Pembelajaran kooperatif tipe STAD merupakan pendekatan paling sederhana yang dikembangkan untuk melibatkan siswa dalam menelaah materi yang tercakup dalam suatu pelajaran (Rachmadiarti, 2001).Pada STAD siswa dalam suatu kelas tertentu dibagi menjadi kelompok dengan 4-5 orang, dan setiap kelompok haruslah heterogen yang terdiri dua laki-laki dan perempuan, berasal dan berbagai suku, memiliki kemampuan tinggi, sedang, rendah, dan anggota tim menggunakan lembar kegiatan atau perangkat pembelajaran yang lain untuk menuntaskan materi pelajarannya, dan kemudian saling membantu satu sama lain untuk memahami bahan pelajaran melalui tutorial, kuis, satu sama lain dan melakukan diskusi (Rachmadiarti, 2001).Persyaratan pelaksanaannya :Siswa dikelompokkan dengan anggota 4-5 orang tiap kelompokSeluruh siswa diberi kuis (tidak boleh bekerja sama)Point tiap anggota dijumlahkan untuk mendapatkan skor timTim yang mencapai kriteria tertentu dapat diberi sertifikat atau penghargaan yang lainBahan/ alat yang harus disediakan guru : Lembar Kerja Siswa Rencana Pembelajaran Alat Evaluasi Alat dan Bahan

Komponen dalam Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STADMenurut Slavin 1998 (Permana, 2005) ada 5 komponen utama di dalam pembelajaran yang menggunakan model STAD, yaitu :1.Penyajian Kelas2. Tahapan Kegiatan Belajar Kelompok3. Tahapan Menguji Kinerja Individu4. Penskoran Peningkatan Individu5. Tahapan Mengukur Kinerja Kelompok

Kelebihan pembelajaran kooperatif tipe STADMeningkatkan pencurahan waktu pada tugas. Rasa harga diri menjadi tinggi.Memperbaiki sikap terhadap mata pelajaran dan sekolah. Memperbaiki kehadiran. Angka putus sekolah mejadi lebih rendah. Penerimaan terhadap perbedaan individu menjadi lebih besar, Perilaku mengganggu menjadi lebih kecil.Konflik antar pribadi berkurang. Sikap apatis berkurang. Pemahaman yang lebih mendalam. Motivasi lebih besar Hasil belajar lebih tinggi. Retensi lebih lama. Meningkatkan kebaikan budi, kepekaan, dan toleransi.

Beberapa hasil penelitian menunjukkan manfaat pembelajaran kooperatif tipe STAD bagi siswa (Linda Lundgren, 1994; dalam Ibrahim dkk, 2000: l8), antara lain :

Persyaratan pelaksanaan Guru menyiapkan :Kartu SoalLembar Kerja SiswaAlat/ BahanSiswa dibagi atas beberapa kelompok (tiap kelompok anggotanya 5 orang)Guru mengarahkan aturan permainannya

Kekurangan pembelajaran kooperatif tipe STADPada saat guru menerapkan pembelajaran STAD, menurut Nur (2005:89-94) ada sejumlah masalah yang dapat dialaminya:Siswa dalam satu tim atau lebih tidak dapat menyesuaikan diri.Siswa berperilaku menyimpang.Siswa terlalu gaduh.Ketidakhadiran.Siswa tidak dapat menggunakan waktu latihan tim secara efektif.Rentang tingkat kinerja di dalam kelas terlalu lebar untuk pengajaran kelompok.Penggunaan sistem skor perbaikan individual.Meskipun poin tim didasarkan pada perbaikan, nilai tim masih tetap ditentukan menurut cara seperti biasanya. Akibatnya, siswa dengan kinerja tinggi yang tetap tinggi dalam kinerjanya akan tetap memperoleh nilai tinggi.Karena kuis tertentu begitu sulit, sehingga hampir setiap orang mendapat poin perbaikan nol.

Beberapa hasil penelitian menunjukkan manfaat pembelajaran kooperatif tipe STAD bagi siswa (Linda Lundgren, 1994; dalam Ibrahim dkk, 2000: l8), antara lain :Meningkatkan pencurahan waktu pada tugas.Rasa harga diri menjadi tinggi.Memperbaiki sikap terhadap mata pelajaran dan sekolah.Memperbaiki kehadiran.Angka putus sekolah mejadi lebih rendah.Penerimaan terhadap perbedaan individu menjadi lebih besar,Perilaku mengganggu menjadi lebih kecil.Konflik antar pribadi berkurang.Sikap apatis berkurang.Pemahaman yang lebih mendalam.Motivasi lebih besarHasil belajar lebih tinggi.Retensi lebih lama.Meningkatkan kebaikan budi, kepekaan, dan toleransi.Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT (Team Game Tournament)Pembelajaran kooperatif model TGT adalah salah satu tipe atau model pembelajaran kooperatif yang mudah diterapkan,melibatkan seluruh siswa tanpa harus ada perbedaan status. Model pembelajaran kooperatif tipe TGT mirip dengan model pembelajaran kooperatif tipe STAD, tetapi bedanya hanya pada kuis yang digantikan dengan turnamen mingguan (Slavin, 1994). Pada model pembelajaran kooperatif ini, siswa-siswa saling berkompetisi dengan siswa dari kelompok lain agar dapat memberikan kontribusi poin bagi kelompoknya. Suatu prosedur tertentu digunakan untuk membuat permainan atau turnamen berjalan secara adilSyarat pelaksanan pendekatan tipe TGTa) Guru menyiapkan :Kartu SoalLembar Kerja SiswaAlat/ Bahan

b)Siswadibagiatasbeberapakelompok(tiapkelompokanggotanya5orang)c)Gurumengarahkanaturanpermainannya

Kelebihan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT, diantaranya:Membuat siswa yang berkemampuan lebih rendah juga ikut aktif dan mempunyai peranan yang penting dalam kelompokanya.membuat rasa kebersaan dan saling menghargai sesame anggota kelompoknya.membuat siswa kebih bersemangat dalam mengikuti pelajaran,karena dalam pembelajaran ini guru menjanjikan sebuah penghargaan pada siswa atau kelompok terbaik.membuat siswa menjadi lebih senang dalam mengikuti pelajaran karena ada kegiatan permainan berupa turnamen dalam model ini

Kelemahan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT, diantaranya:Dalam model pembelajaran ini, harus menggunakan waktu yang sangat lama Guru menggunakan model pembelajaran ini guru harus pandai memilih materi pelajaran yang cocok untuk model iniGuru harus mempersiapkan model ini dengan baik sebelum diterapkan

Model Pembelajaran Kooperatif Tipe GI (Group Investigation)Group Investigation merupakan salah satu bentuk pembelajaran kooperatif yang menekankan pada partisipasi dan aktivitas siswa untuk mencari sendiri materi (informasi) pelajaran yang akan dipelajari melalui bahan-bahan yang tersedia, misalnya dari buku pelajaran atau siswa dapat mencari melalui internet. Slavin (1995) dalam Siti Maesaroh (2005:28), mengemukakan hal penting untuk melakukan metode Group Investigation adalah:1. Membutuhkan Kemampuan Kelompok.2. Rencana Kooperatif.3. Peran Guru.

Langkah-langkah penerapan metode Group Investigation, (Kiranawati (2007), dapat dikemukakan sebagai berikut:1. Seleksi topik2. Merencanakan kerjasama3. Implementasi4. Analisis dan sintesis5. Penyajian hasil akhir6. Evaluasi

Enam Tahapan Kemajuan Siswa di dalam Pembelajaran Kooperatif dengan Metode Group InvestigationMengidentifikasi topik dan membagi siswa ke dalam kelompok.Merencanakan tugas.Membuat penyelidikan.Mempersiapkan tugas akhir.Mempresentasikan tugas akhir.Evaluasi.keberhasilan dari penerapan pembelajaran kooperatif dengan metode Group Investigation dipengaruhi oleh faktor-faktor yang kompleks, diantaranya:(1) pembelajaran berpusat pada siswa, (2) pembelajaran yang dilakukan membuat suasana saling bekerjasama dan berinteraksi antar siswa dalam kelompok tanpa memandang latar belakang, (3) siswa dilatih untuk memiliki kemampuan yang baik dalam berkomunikasi, (4) adanya motivasi yang mendorong siswa agar aktif dalam proses belajar mulai dari tahap pertama sampai tahap akhir pembelajaran.


Recommended