Transcript
Page 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kejadian diare …digilib.unimus.ac.id/files/disk1/145/jtptunimus-gdl...10 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kejadian diare pada Balita 1. Pengertian Kejadian Diare

10

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Kejadian diare pada Balita

1. Pengertian Kejadian Diare

Diare merupakan suatu sindrome yang menyertai berbagai

penyakit tertentu atau akibat gangguan pada saluran pencernaan yang

disebabkan oleh adanya gangguan gizi, alergi, kekurangan enzim

pencernaan, gangguan mental, dan kekhawatiran. Atau secara tidak

sengaja zat yang bersifat konstifasi ikut terkonsumsi. Gangguan terjadinya

diare sangat beragam dapat disebabkan oleh pengaruh salah satu atau

gabungan dari 3 mekanisme yang terdiri atas proses osmotis, gangguan

transport air elektrolit dan perubahan motilitas usus (Widya, 2008).

Diare dikatakan sebagai keluarnya tinja berbentuk cair sebanyak

tiga kali atau lebih dalam dua puluh jam pertama, dengan temperatur rectal

diatas 380 C, kolik dan muntah-muntah (Soegijanto, 2003).

2. Frekuensi Diare

Frekuensi diare pada balita lebih dari 4 kali dengan konsistensi

feses encer, dapat berwarna hijau atau dapat bercampur lendir dan darah

(Ramaiah, 2007).

3. Perjalanan Penyakit

Perjalanan penyakit menurut Suriadi (2004) adalah sebagai berikut:

Page 2: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kejadian diare …digilib.unimus.ac.id/files/disk1/145/jtptunimus-gdl...10 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kejadian diare pada Balita 1. Pengertian Kejadian Diare

11

a. Meningkatnya motilitas dan cepatnya pengosongan pada intestinal

merupakan akibat dari gangguan absorbsi dan ekskresi cairan dan

elektrolit yang berlebihan

b. Cairan, sodium, potasium dan bikarbonat berpindah dari rongga

ekstraseluler ke dalam tinja, sehingga mengakibatkan dehidrasi

kekurangan elektrolit dan dapat terjadi asidosis metabolik

c. Transport aktif akibat rangsangan toksin bakteri terhadap elektrolit ke

dalam usus halus. Sel dalam mukosa intestinal mengalami iritasi dan

meningkatnya sekresi cairan dan elektrolit. Mikroorganisme yang

masuk akan merusak sel mukosa intestinal sehingga menurunkan area

permukaan intestinal, perubahan kapasitas intestinal dan terjadi

gangguan absorbsi cairan dan elektrolit

d. Peradangan akan menurunkan kemampuan intestinal untuk

mengabsorbsi cairan dan elektrolit dan bahan-bahan makanan. Ini

terjadi pada sindrom malabsorbsi

e. Meningkatnya motilitas intestinal dapat mengakibatkan gangguan

absorbsi intestinal

4. Jenis-jenis Diare

Menurut Ramaiah (2007) ada 3 jenis diare:

a. Diare cair akut

Diare cair akut memiliki tiga ciri utama : gejalanya dimulai secara

tiba-tiba, tinjanya encer dan cair, pemulihan biasanya terjadi dalam

waktu 3-7 hari. Kadang kala gejalanya bisa berlangsung sampai 14

Page 3: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kejadian diare …digilib.unimus.ac.id/files/disk1/145/jtptunimus-gdl...10 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kejadian diare pada Balita 1. Pengertian Kejadian Diare

12

hari. Lebih dari 75% orang yang terkena diare mengalami diare cair

akut.

b. Disentri

Disentri memiliki dua ciri utama : adanya darah dalam tinja, mungkin

disertai kram perut, berkurangnya nafsu makan dan penurunan berat

badan yang cepat. Sekitar 10-15% anak-anak di bawah usia lima tahun

(balita) mengalami disentri.

c. Diare yang menetap atau persisten

Diare yang menetap atau persisten memiliki tiga ciri utama :

pengeluaran tinja encer disertai darah, gejala berlangsung lebih dari 14

hari dan ada penurunan berat badan.

Derajat dehidrasi akibat diare menurut Widoyono (2008)

dibedakan menjadi tiga, yaitu :

a. Tanpa dehidrasi, biasanya anak merasa normal, tidak rewel, masih

bisa bermain seperti biasa. Umumnya karena diarenya tidak berat,

anak masih mau makan dan minum seperti biasa

b. Dehidrasi ringan atau sedang, menyebabkan anak rewel atau gelisah,

mata sedikit cekung, turgor kulit masih kembali dengan cepat jika

dicubit

c. Dehidrasi berat, anak apatis (kesadaran berkabut), mata cekung, pada

cubitan kulit turgor kembali lambat, nafas cepat, anak terlihat lemah

5. Penyebab Diare

Menurut Widjaja (2004) diare disebabkan oleh:

Page 4: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kejadian diare …digilib.unimus.ac.id/files/disk1/145/jtptunimus-gdl...10 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kejadian diare pada Balita 1. Pengertian Kejadian Diare

13

a. Faktor Internal

1) Faktor infeksi

Infeksi pada saluran pencernaan merupakan penyebab

utama diare pada anak. Jenis-jenis infeksi yang umumnya

menyerang sebagai berikut.

a) Infeksi bakteri oleh kuman E.Coli Salmonella, Vibrio cholerae

(kolera), dan serangan bakteri lain yang jumlahnya berlebihan

dan patogenik (memanfaatkan kesempatan ketika kondisi tubuh

lemah) seperti pseudomonas.

b) Infeksi basil (disentri)

c) Infeksi virus enterovirus dan adenovirus

d) Infeksi parasit oleh cacing (askari)

e) Infeksi jamur (candidiasis)

f) Infeksi akibat organ lain, seperti radang tonsil, bronkhitis, dan

radang tenggorokan

2) Faktor Malabsorbsi

a) Malabsorbsi karbohidrat. Pada bayi, kepekaan terhadap

lactoglobulis dalam susu formula menyebabkan diare.

Gejalanya berupa diare berat, tinja berbau sangat khas asam,

sakit di daerah perut. Jika sering terkena diare ini pertumbuhan

anak akan terganggu

b) Malabsorbsi lemak. Dalam makanan terdapat lemak yang

disebut triglyserida. Triglyserida, dengan bantuan kelenjar

Page 5: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kejadian diare …digilib.unimus.ac.id/files/disk1/145/jtptunimus-gdl...10 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kejadian diare pada Balita 1. Pengertian Kejadian Diare

14

lipase, mengubah lemak menjadi micelles yang siap diabsorbsi

usus. Jika tidak ada lipase dan terjadi kerusakan mukosa usus,

diare dapat jadi muncul karena lemak tidak terserap dengan

baik. Gejalanya adalah tinja mengandung lemak.

3) Faktor Makanan

Makanan yang mengakibatkan diare adalah makanan yang

tercemar, basi, beracun, terlalu banyak lemak, mentah (sayuran)

dan kurang matang.

4) Pemberian Zinc

Pemberian Zinc yang tidak adekuat menyebabkan kekurangan

terhadap zat zinc dalam tubuh. Tanda-tanda kekurangan seng

adalah gangguan pertumbuhan dan kematangan seksual. Fungsi

pencernaan terganggu, karena gangguan fungsi pankreas, gangguan

pembentukan kilomikron dan kerusakan permukaan saluran cerna.

Di samping itu dapat terjadi diare dan gangguan fungsi kekebalan.

b. Faktor Eksternal

1) Perilaku hidup bersih dan sehat

a) Kebiasaan cuci tangan

Kebiasaan yang berhubungan dengan kebersihan perorangan

yang penting dalam penularan kuman diare adalah mencuci

tangan. Mencuci tangan dengan sabun, terutama sesudah buang

air besar, sesudah membuang tinja anak, sebelum menyuapi

Page 6: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kejadian diare …digilib.unimus.ac.id/files/disk1/145/jtptunimus-gdl...10 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kejadian diare pada Balita 1. Pengertian Kejadian Diare

15

makan anak dan sesudah makan, mempunyai dampak dalam

kejadian diare.

b) Kebiasaan membuang tinja

Membuang tinja (termasuk tinja bayi) harus dilakukan secara

bersih dan benar. Banyak orang beranggapan bahwa tinja bayi

tidaklah berbahaya, padahal sesungguhnya mengandung virus

atau bakteri dalam jumlah besar. Tinja bayi dapat pula

menularkan penyakit pada anak-anak dan orang tuanya.

c) Penimbangan balita

Penimbangan balita diperlukan untuk mengetahui pertumbuhan

dan perkembangan balita. Apabila ada balita pertanyaanya

adalah apakah sudah ditimbang secara teratur ke posyandu

minimal 8 kali setahun.

d) Perilaku penggunaan susu botol

Penggunaan botol susu perlu diwaspadai karena sangat rentan

terkontaminasi bakteri dan hal ini dipengaruhi oleh perilaku ibu

yang merupakan faktor risiko terjadinya diare. Botol susu yang

tidak steril berbahaya sebab menjadi media berkembang-

biaknya mikro-organisme yang bersifat patogen seperti bakteri,

virus dan parasit, yang dapat menyebabkan penyakit, salah

satunya diare.

Page 7: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kejadian diare …digilib.unimus.ac.id/files/disk1/145/jtptunimus-gdl...10 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kejadian diare pada Balita 1. Pengertian Kejadian Diare

16

2) Faktor lingkungan (environment)

Lingkungan adalah segala sesuatu yang ada di sekitar manusia

yang memengaruhi perkembangan kehidupan manusia baik

langsung maupun tidak langsung. Lingkungan bisa dibedakan

menjadi lingkungan biotik dan abiotik. Jika kalian berada di

sekolah, lingkungan biotiknya berupa teman-teman sekolah, bapak

ibu guru serta karyawan, dan semua orang yang ada di sekolah,

juga berbagai jenis tumbuhan yang ada di kebun sekolah serta

hewan-hewan yang ada di sekitarnya. Adapun lingkungan abiotik

berupa udara, meja kursi, papan tulis, gedung sekolah, dan

berbagai macam benda mati yang ada di sekitar.

a) Sumber air minum

Sumber air minum utama merupakan salah satu sarana sanitasi

yang berkaitan dengan kejadian diare. Sebagian kuman

infeksius penyebab diare ditularkan melalui jalur fekal oral.

Mereka dapat ditularkan dengan memasukkan ke dalam mulut,

cairan atau benda yang tercemar dengan tinja, misalnya air

minum, jari-jari tangan, dan makanan yang disiapkan dalam

panci yang dicuci dengan air tercemar.

b) Jenis tempat pembuangan tinja

Pembuangan tinja merupakan bagian yang penting dari

kesehatan lingkungan. Pembuangan tinja yang tidak menurut

Page 8: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kejadian diare …digilib.unimus.ac.id/files/disk1/145/jtptunimus-gdl...10 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kejadian diare pada Balita 1. Pengertian Kejadian Diare

17

aturan memudahkan terjadinya penyebaran penyakit tertentu

yang penularannya melalui tinja antara lain penyakit diare.

c) Jenis lantai rumah

Lantai dari tanah lebih baik tidak digunakan lagi, sebab bila

musim hujan akan lembab sehingga dapat menimbulkan

gangguan atau penyakit pada penghuninya, oleh karena itu

perlu dilapisi dengan lapisan yang kedap air (disemen,

dipasang keramik, dan teraso). Lantai dinaikkan kira-kira 20

cm dari permukaan tanah untuk mencegah masuknya air ke

dalam rumah.

d) Pengelolaan sampah

Pengelolaan sampah berkaitan dengan kesehatan masyarakat,

karena dari sampah akan hidup mikroorganisme penyebab

penyakit dan juga binatang serangga sebagai pemindah atau

penyebar penyakit (vektor). Oleh karena itu, sampah harus

dikelola dengan baik agar tidak menggangu atau mengancam

kesehatan masyarakat.

6. Tanda dan Gejala

Menurut Widoyono (2008) beberapa tanda dan gejala diare antara

lain:

a. Gejala Umum

1) Berak cair atau lembek dan sering adalah gejala khas diare

2) Muntah, biasanya menyertai diare pada gastroenteritis akut

Page 9: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kejadian diare …digilib.unimus.ac.id/files/disk1/145/jtptunimus-gdl...10 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kejadian diare pada Balita 1. Pengertian Kejadian Diare

18

3) Demam, dapat mendahului atau tidak mendahului gejala diare

4) Gejala dehidrasi, yaitu mata cekung, ketegangan kulit menurun,

apatis bahkan gelisah

b. Gejala Spesifik

1) Vibrio cholera : diare hebat, warna tinja seperti cucian beras dan

berbau amis

2) Disenteriform : tinja berlendir dan berdarah

7. Komplikasi

Menurut Sudarti (2010), diare yang berkepanjangan dapat

menyebabkan :

a. Dehidrasi (kekurangan cairan)

Tergantung dari presentase cairan tubuh yang hilang, dehidrasi dapat

terjadi ringan, sedang atau berat. Dehidrasi akibat kekurangan cairan

dan elektrolit, yang dibagi menjadi :

1) Dehidrasi ringan apabila < 5% BB

2) Dehidrasi sedang apabila < 5% BB – 10% BB

3) Dehidrasi berat apabila < 10% BB – 15% BB

b. Gangguan Sirkulasi

Pada diare akut, kehilangan cairan dapat terjadi dalam waktu yang

singkat. Bila kehilangan cairan ini lebih dari 10% berat badan, pasien

dapat mengalami syok atau presyok yang disebabkan oleh

berkurangnya volume cairan (hipovolemia).

Page 10: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kejadian diare …digilib.unimus.ac.id/files/disk1/145/jtptunimus-gdl...10 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kejadian diare pada Balita 1. Pengertian Kejadian Diare

19

c. Gangguan asam-basa (asidosis)

Hal ini terjadi akibat kehilangan cairan elektrolit (bikarbonat) dari

dalam tubuh. Sebagai kompensasinya tubuh akan bernafas cepat untuk

membantu meningkatkan pH arteri.

d. Hipoglikemia (kadar gula darah rendah)

Hipoglikemia sering terjadi pada anak yang sebelumnya mengalami

malnutrisi (kurang gizi). Hipoglikemia dapat mengakibatkan koma.

Penyebab yang pasti belum diketahui, kemungkinan karena cairan

ekstraseluler menjadi hipotonik dan air masuk ke dalam cairan

intraseluler sehingga terjadi edema otak yang mengakibatkan koma.

e. Gangguan Gizi

Ganguan ini terjadi karena asupan makanan yang kurang dan output

yang berlebihan. Hal ini akan bertambah berat bila pemberian

makanan dihentikan, serta sebelumnya penderita sudah mengalami

kekurangan gizi (malnutrisi).

8. Peran ibu dalam penanganan diare

Seorang ibu memainkan peran yang sangat penting dalam

penanganan diare pada seorang anak. Ini karena mereka biasanya

bertanggung jawab untuk memberi makan dan mengasuh anak. Juga,

seorang anak kemungkinan besar lebih bersedia minum dan makan ketika

ibunya yang memberinya makan. Penting agar ibu mempelajari yang

berikut ini (Ramaiah, 2007):

a. Cara menyiapkan dan memberikan larutan dehidrasi oral

Page 11: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kejadian diare …digilib.unimus.ac.id/files/disk1/145/jtptunimus-gdl...10 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kejadian diare pada Balita 1. Pengertian Kejadian Diare

20

b. Berbagai jenis cairan yang tersedia di rumah

c. Deteksi tanda-tanda dini memburuknya diare dan / atau dehidrasi. Ibu

perlu berkonsultasi dengan dokter secepatnya, jika ada darah pada

tinja, banyak tinja yang cair, muntah berkali-kali, rasa harus yang

meningkat, si anak menolak untuk minum atau makan, demam, dan si

anak lemas, sulit dibangunkan, atau tidak sadar

Menurut Widya (2008), dehidrasi dapat diatasi dengan pemberian

cairan pengganti, misalnya oralit atau cairan rumah tangga (larutan gula-

garam, air taji, air kelapa, kuah sup, dan lain-lain).

a. Cara membuat oralit

Oralit tersedia dalam 2 ukuran, yaitu :

1) Oralit besar untuk dilarutkan dalam 1000 cc air

2) Ukuran kecil untuk dilarutkan dalam 200 cc air

Pengerjaannya:

1) Cucilah tangan hingga bersih

2) Pakailah gelas, sendok, teko, panci, dan peralatan lainnya yang

benar-benar dalam keadaan steril

3) Gunakan air minum, baik air putih / air teh yang telah dimasak dan

telah didinginkan. Air yang baru saja mendidih tidak dianjurkan,

karena dapat menguraikan zat-zat yang terkandung di dalam oralit

sehingga khasiatnya berkurang

Page 12: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kejadian diare …digilib.unimus.ac.id/files/disk1/145/jtptunimus-gdl...10 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kejadian diare pada Balita 1. Pengertian Kejadian Diare

21

4) Masukkan 1 bungkus oralit ukuran kecil ke dalam 1 gelas air (200

cc). Jika menggunakan ukuran besar dimasukkan ke dalam 5 gelas

air (1000 cc)

5) Aduklah hingga benar-benar larut

6) Siap untuk diminum

b. Takaran Oralit yang harus diberikan

Pada prinsipnya, oralit diberikan sesuai kebutuhan anak.

Jangan takut kelebihan, karena jika hal itu terjadi, maka larutan

tersebut dikeluarkan melalui air seni. Sebaiknya jangan sampai kurang,

karena hal itu berarti tidak mengatasi dehidrasi.

Aturan pakai:

1) Anak di bawah umur 1 tahun

3 jam pertama 1 ½ gelas, selanjutnya ½ gelas setiap kali diare.

2) Anak di bawah umur 5 tahun

3 jam pertama 3 gelas, selanjutnya 1 gelas setiap kali diare.

3) Anak di atas umur 5 tahun

3 jam pertama 6 gelas, selanjutnya 2 gelas setiap kali diare.

4) Anak di atas 12 tahun dan orang dewasa

3 jam pertama 12 gelas, selanjutnya 3 gelas setiap kali diare.

c. Cara Memberikan Oralit

1) Berikan oralit dengan menggunakan sendok, gelas, atau cangkir.

Jangan dengan botol atau dot, karena ujung dot dapat menyentuh

Page 13: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kejadian diare …digilib.unimus.ac.id/files/disk1/145/jtptunimus-gdl...10 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kejadian diare pada Balita 1. Pengertian Kejadian Diare

22

langit-langit dan tenggorokan sehingga merangsang terjadinya

muntah

2) Mula-mula berikan sedikit terlebih dahulu, kemudian tunggu 5-10

menit agar anak tidak muntah, setelah itu dilanjutkan sedikit demi

sedikit. Pemberian oralit dengan menggunakan sendok, sedikit

demi sedikit biasanya tidak menimbulkan muntah dan bila

diberikan terus menerus cukup efektif untuk memenuhi kebutuhan

3) Dalam 2-3 jam pertama sebaiknya diberikan oralit sebanyak

mungkin hingga tercapai rehidrasi (tanda atau gejala dehidrasi

menghilang), kemudian pemberiannya dikurangi sesuai dengan

petunjuk diatas.

9. Pencegahan

Menurut Widoyono (2008) penyakit diare dapat dicegah melalui

promosi kesehatan, antara lain :

a. Menggunakan air bersih. Tanda-tanda air bersih adalah “3 tidak”, yaitu

tidak berwarna, tidak berbau, dan tidak berasa

b. Memasak air sampai mendidih sebelum diminum untuk mematikan

sebagian besar kuman penyakit

c. Mencuci tangan dengan sabun pada waktu sebelum makan, sesudah

makan, dan sesudah buang air besar (BAB)

d. Memberikan ASI pada anak sampai berusia dua tahun

e. Menggunakan jamban yang sehat

f. Membuang tinja bayi dan anak dengan benar

Page 14: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kejadian diare …digilib.unimus.ac.id/files/disk1/145/jtptunimus-gdl...10 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kejadian diare pada Balita 1. Pengertian Kejadian Diare

23

B. Zinc (Seng)

1. Pengertian Zinc

Zinc atau seng adalah suatu mikronutrien yang merupakan elemen

dari banyak metallo-enzyme sebagai koenzim pada berbagai sistem enzim.

Pertama kali dikenali pada enzim carbonic-anhidrase, berperan dalam

metabolisme asam nukleat, mitosis dan sintesis protein pada proses

pertumbuhan dan diferensiasi sel. Seng berperan dalam menjaga stabilitas

dinding sel, serta memiliki peran penting dalam fungsi imunitas seluler

(Pudjiadi, 2010).

Akhmadi (2010), zinc merupakan kofaktor enzim superioxide

dismutase (SOD). Enzim SOD terdapat pada hampir semua sel tubuh.

Dalam setiap sel, ketika terjadi transport elektron untuk mensintesis ATP

selalu timbul hasil sampingan yaitu anion superoksida. Anion superoksida

merupakan radikal bebas yang sangat kuat dan dapat merusak semua

struktur dalam sel. Untuk melindungi dirinya dari kerusakan, setiap sel

mengekspresikan SOD. SOD akan mengubah anion superoksida menjadi

H2O2, selanjutnya H2O2 akan diubah menjadi senyawa yang lebih aman,

yaitu H2O dan O2 oleh enzim katalase atau bisa pula diubah menjadi H2O

oleh enzim glutation peroksidase. Tentu saja SOD sangat berperan dalam

menjaga integritas epitel usus.

Zinc memiliki sebutan sebagai mineral penyembuh yang sangat

mendukung fungsi system iminutas tubuh. Telah diteliti bahwa kecepatan

penyembuhan luka lebih tinggi pada pasien yang tercukupi kebutuhan

Page 15: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kejadian diare …digilib.unimus.ac.id/files/disk1/145/jtptunimus-gdl...10 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kejadian diare pada Balita 1. Pengertian Kejadian Diare

24

zinc-nya. Oleh karena itu, direkomendasikan agar pasien diberi zinc dalam

jumlah cukup pada saat penyembuhan diare (Almatsier, 2009).

2. Fungsi Zinc

Seng memegang peranan esensial dalam banyak fungsi tubuh.

Sebagai bagian dari enzim atau sebagai kofaktor pada kegiatan lebih dari

dua ratus enzim, seng berperan dalam berbagai aspek metabolisme, seperti

reaksi-reaksi yang berkaitan dengan sintesis dan degradasi karbohidrat,

protein, lipida, dan asam nukleat. Misalnya, sebagai bagian dari karbonik

anhidrase dalam sel darah merah, seng berperan dalam pemeliharaan

keseimbangan asam basa dengan cara membantu mengeluarkan

karbondioksida dari jaringan keseimbangan serta mengangkut dan

mengeluarkan karbondioksida dari paru-paru pada pernafasan. Enzim yang

sama berperan dalam pengeluaran amonia dan dalam produksi

hidroklorida yang diperlukan untuk pencernaan. Sebagai bagian dari

enzim peptidase karboksil yang terdapat didalam cairan pankreas, seng

berperan dalam pencernaan protein. Seng juga dihubungkan dengan

hormon insulin yang dibentuk di dalam pankreas, walaupun tidak berperan

langsung terhadap kegiatan insulin. Peranan penting lain adalah sebagai

bagian integral enzim DNA polimerase dan RNA polimerase yang

diperlukan dalam sintesis DNA dan RNA. Sebagai bagian dari enzim

kolagenase, seng berperan pula dalam sintesis dan degradasi kolagen.

Dengan demikian, seng berperan dalam pembentukan kulit, metabolisme

jaringan ikat dan penyembuhan luka (Diastyrini, 2009).

Page 16: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kejadian diare …digilib.unimus.ac.id/files/disk1/145/jtptunimus-gdl...10 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kejadian diare pada Balita 1. Pengertian Kejadian Diare

25

Seng juga berperan dalam pengembangan fungsi reproduksi laki-

laki dan pembentukan sperma. Enzim superoksida dismutase (yang

membutuhkan Zn dan Cu) di dalam sitosol semua sel, terutama eritrosi

diduga berperan dalam memusnahkan anion superoksida yang merusak.

Sebagai bagian berbagai enzim dehidrogenase, selain berperan dalam

metabolisme tahap pertengahan, seng berperan pula dalam detoksifikasi

alkohol dan metabolisme vitamin A. Retinal dehidrogenase di dalam retina

yang mengandung seng berperan dalam metabolisme pigmen visual yang

mengandung vitamin A. Di samping itu seng diperlukan untuk sintesis alat

angkut vitamin A protein pengikat retinol (retinol binding protein / RBP)

di dalam hati. Dengan terkaitnya seng dengan metabolisme vitamin A,

berarti seng terkait dengan berbagai fungsi vitamin A. Seng berperan

dalam fungsi kekebalan, yaitu dalam fungsi sel T dan dalam pembentukan

antibodi oleh sel B. Taraf darah yang rendah dihubungkan dengan

hipogeusia atau kehilangan indra rasa. Hipogeusia biasanya disertai

penurunan nafsu makan dan hiposmia atau kehilangan indra bau. Hal ini

biasanya terjadi pada stress akibat terbakar, fraktur tulang dan infeksi.

Seng tampaknya juga berperan dalam metabolisme tulang, transport

oksigen, dan penggumpalan darah. Karena seng berperan dalam reaksi-

reaksi yang luas, kekurangan seng akan berpengaruh banyak terhadap

jaringan tubuh terutama pada saat pertumbuhan.

Page 17: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kejadian diare …digilib.unimus.ac.id/files/disk1/145/jtptunimus-gdl...10 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kejadian diare pada Balita 1. Pengertian Kejadian Diare

26

3. Sumber Zinc

Sumber seng dari makanan berasal dari telur, daging unggas,

daging sapi, tiram, kepiting dan kacang-kacangan. Absorpsi seng sangat

bervariasi tergantung pada kandungan seng dalam diet dan bioavaibilitas

seng. Seng dari produk hewani merupakan seng yang mudah diserap,

sedangkan dari produk nabati absorpsinya tergantung pada kandungan

seng dari tanah. Air Susu Ibu (ASI) mengandung sedikit seng, tetapi

bioavaibilitas tinggi dan biasanya mencukupi kebutuhan bayi hingga

berusia 6 bulan. Susu formula mengandung seng lebih tinggi namun hanya

sebagian kecil yang diabrorpsi. Absorpsi seng terjadi dalam duodenum dan

usus halus bagian proksimal. Seng dari diet bercampur dengan seng dari

sekresi pancreas dan hasil deskuamasi usus yang mengandung seng

didalam lumen intestinal (Akhmadi, 2010).

Setelah uptake oleh sel usus, seng melintasi permukaan serosa dan

secara aktif disekresikan ke dalam sirkulasi portal dimana kemudian seng

terikat dengan albumin. Mekanisme ini bersifat reversible, dan juga terjadi

uptake seng portal oleh usus. Pada keadaan kecukupan seng, peningkatan

pool seng memicu sintesis metalotionin sel usus, yang dapat mengikat

seng intraseluler. Defisiensi seng merupakan hal yang masih sering terjadi

di Indonesia. Hal ini berkaitan dengan kurangnya intake, peningkatan

kebutuhan serta kehilangan seng dari tubuh akibat penyakit terutama

infeksi yang masih tinggi angka kejadiannya. Terdapat hubungan timbal

balik antara infeksi dan defisiensi seng yang saling mempengaruhi. Pada

Page 18: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kejadian diare …digilib.unimus.ac.id/files/disk1/145/jtptunimus-gdl...10 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kejadian diare pada Balita 1. Pengertian Kejadian Diare

27

penyakit infeksi, kebutuhan seng tubuh akan meningkat untuk

pembentukan fungsi imun. Peranan seng pada diare merupakan pengaruh

langsung pada sistem gastrointestinal maupun melalui peranannya pada

sistem imun (Almatsier, 2009).

4. Faktor-faktor yang mengatur absorpsi seng

Banyaknya seng yang diabsorpsi berkisar antara 15-40%. Seperti

halnya besi, absorpsi seng dipengaruhi oleh status seng tubuh. Bula lebih

banyak seng yang dibutuhkan, lebih banyak pula jumlah seng yang

diabsorpsi. Begitu pula jenis makanan mempengaruhi absorpsi, serat dan

fitat menghambat ketersediaan biologik seng. Sebaliknya, protein histidin

tampaknya membantu absorpsi. Tembaga dalam jumlah melebihi

kebutuhan faali menghambat absorpsi seng. Nilai albumin dalam plasma

merupakan penentu utama absorpsi seng. Albumin merupakan alat

transport utam seng. Absorpsi seng menurun bila nilai albumin darah

menurun, misalnya dalam keadaan gizi kurang atau kehamilan. Sebagian

seng mengunakan alat transport transferin, yang juga merupakan alat

transport besi. Dalam keadaan normal kejenuhan transferin akan besi

biasanya kurang dari 50%. Bila perbandingan antara besi dengan seng

lebih dari 2 : 1, transferin yang tersedia untuk seng berkurang, sehingga

menghambat absorpsi seng. Sebaliknya, dosis tinggi seng juga

menghambat absorpsi besi. Hal ini perlu dipertimbangkan bila

menggunakan suplemen mineral. Absorpsi seng berasal dari ASI lebih

baik yang berasal dari susu sapi.

Page 19: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kejadian diare …digilib.unimus.ac.id/files/disk1/145/jtptunimus-gdl...10 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kejadian diare pada Balita 1. Pengertian Kejadian Diare

28

5. Akibat kekurangan dan kelebihan seng

Menurut Pudjiadi (2010), akibat kekurangan dan kelebihan seng

antara lain:

a. Akibat kekurangan seng

Kekurangan seng pertama kali dilaporkan pada tahun 1960-an, yaitu

pada anak dan remaja laki-laki di Mesir, Iran dan Turki dengan

karakteristik tubuh pendek, dan keterlambatan pematangan seksual.

Diduga penyebabnya makanan penduduk sedikit mengandung daging,

ayam dan ikan yang merupakan sumber utama seng. Makanan

terutama terdiri atas serealia tumbuk dan kacang-kacangan yang tinggi

akan serta dan fitat yang menghambat absorpsi seng. Serealia terutama

dimakan sebagai roti yang pembuatannya tidak diragikan. Pada proses

fermentasi oleh ragi, fitat dipecah sehingga tidak menghambat absorpsi

seng. Defisiensi seng dapat terjadi pada golongan rentan, yaitu anak-

anak, ibu hamil dan menyusui serta orang tua. Tanda-tanda

kekurangan seng adalah gangguan pertumbuhan dan kematangan

seksual. Fungsi pencernaan terganggu, karena gangguan fungsi

pankreas, gangguan pembentukan kilomikron dan kerusakan

permukaan saluran cerna. Di samping itu dapat terjadi diare dan

gangguan fungsi kekebalan. Kekurangan seng kronis menganggu pusat

sistem saraf dan fungsi otak.

Page 20: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kejadian diare …digilib.unimus.ac.id/files/disk1/145/jtptunimus-gdl...10 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kejadian diare pada Balita 1. Pengertian Kejadian Diare

29

b. Akibat kelebihan seng

Kelebihan seng hingga dua sampai tiga kali Angka Kecukupan Gizi

(AKG) menurunkan absorpsi tembaga, dapat menyebabkan degenerasi

otot jantung. Kelebihan sampai sepuluh kali AKG mempengaruhi

metabolisme kolesterol, mengubah nilai lipoprotein, dan tampaknya

dapat mempercepat timbulnya aterosklerosis. Dosis sebanyak 2 gram

atau lebih dapat menyebabkan muntah, diare, demam, kelelahan yang

sangat, anemia dan gangguan reproduksi. Suplemen seng bisa

menyebabkan keracunan, begitupun makanan yang asam dan disimpan

di dalam kaleng yang dilapisi seng.

Tabel 2.1 Angka kecukupan seng yang dianjurkan sesuai umur

Umur Kebutuhan Bayi 3-5 mg

1-9 tahun 8-10 mg 10 - > 60 tahun 15 mg (baik pria maupun wanita)

Ibu hamil + 5 mg Ibu menyusui + 10 mg

Sumber: Almatsier (2009)

6. Dosis tablet Zinc ( 1 tablet = 20 mg )

Berikan dosis tunggal selama 10 hari:

a. Umur 2 – 6 bulan : 1/2 Tablet

b. Umur ≥ 6 bulan : 1 Tablet

7. Cara Pemberian Tablet Zinc

a. Larutkan Tablet dengan sedikit air atau ASI dalam sendok teh (tablet

larut – 30 detik), segera berikan kepada anak.

Page 21: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kejadian diare …digilib.unimus.ac.id/files/disk1/145/jtptunimus-gdl...10 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kejadian diare pada Balita 1. Pengertian Kejadian Diare

30

b. Apabila anak muntah sekitar setengah jam setelah pemberian tablet

Zinc, ulangi pemberian dengan cara memberikan potongan lebih kecil

dilarutkan beberapa kali hingga satu dosis penuh.

c. Ingatkan ibu untuk memberikan tablet Zinc setiap hari selama 10 hari

penuh, meskipun diare sudah berhenti.

d. Bila anak menderita dehidrasi berat dan memerlukan cairan infus, tetap

berikan tablet Zinc segera setelah anak bisa minum atau makan.

e. Zinc aman dikonsumsi bersamaan dengan oralit. Zinc diberikan satu

kali sehari sampai semua tablet habis (selama 10 hari) sedangkan oralit

diberikan setiap kali anak buang air besar sampai diare berhenti.

C. Pemberian Zinc pada Diare

Zinc atau seng adalah suatu mikronutrien yang merupakan elemen dari

banyak metallo-enzyme sebagai koenzim pada berbagai sistem enzim.

Pertama kali dikenali pada enzim carbonic-anhidrase, berperan dalam

metabolisme asam nukleat, mitosis dan sintesis protein pada proses

pertumbuhan dan diferensiasi sel. Seng berperan dalam menjaga stabilitas

dinding sel, serta memiliki peran penting dalam fungsi imunitas seluler

(Pudjiadi, 2010).

Zinc memiliki sebutan sebagai mineral penyembuh yang sangat

mendukung fungsi system iminutas tubuh. Telah diteliti bahwa kecepatan

penyembuhan luka lebih tinggi pada pasien yang tercukupi kebutuhan zinc-

Page 22: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kejadian diare …digilib.unimus.ac.id/files/disk1/145/jtptunimus-gdl...10 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kejadian diare pada Balita 1. Pengertian Kejadian Diare

31

nya. Oleh karena itu, direkomendasikan agar pasien diberi zinc dalam jumlah

cukup pada saat penyembuhan diare (Almatsier, 2009).

Zinc adalah sebuah mikronutrisi yang bisa ditemukan di semua

jaringan tubuh dan penting bagi pertumbuhan sel, diferensiasi sel dan sintesa

DNS. Juga penting untuk menjaga sistem daya tahan tubuh yang sehat.

Selama diare berlangsung zinc hilang bersama diare sehingga hal ini bisa

memacu kekurangan zinc di tubuh. World Health Organization (WHO) telah

merekomendasikan penggunaan zinc dalam pengobatan diare dengan dosis 10

mg per hari pada bayi 2-5 bulan, dan dosis 20 mg per hari untuk anak 6 bulan

keatas selama 10 hari (WHO, 2005).

Kekurangan zinc (seng) pertama kali dilaporkan pada tahun 1960-an,

yaitu pada anak dan remaja laki-laki di Mesir, Iran dan Turki dengan

karakteristik tubuh pendek, dan keterlambatan pematangan seksual. Diduga

penyebabnya makanan penduduk sedikit mengandung daging, ayam dan ikan

yang merupakan sumber utama seng. Makanan terutama terdiri atas serealia

tumbuk dan kacang-kacangan yang tinggi akan serta dan fitat yang

menghambat absorpsi seng. Serealia terutama dimakan sebagai roti yang

pembuatannya tidak diragikan. Pada proses fermentasi oleh ragi, fitat dipecah

sehingga tidak menghambat absorpsi seng. Defisiensi seng dapat terjadi pada

golongan rentan, yaitu anak-anak, ibu hamil dan menyusui serta orang tua.

Tanda-tanda kekurangan seng adalah gangguan pertumbuhan dan kematangan

seksual. Fungsi pencernaan terganggu, karena gangguan fungsi pankreas,

gangguan pembentukan kilomikron dan kerusakan permukaan saluran cerna.

Page 23: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kejadian diare …digilib.unimus.ac.id/files/disk1/145/jtptunimus-gdl...10 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kejadian diare pada Balita 1. Pengertian Kejadian Diare

32

Di samping itu dapat terjadi diare dan gangguan fungsi kekebalan.

Kekurangan seng kronis menganggu pusat sistem saraf dan fungsi otak

(Pudjiadi, 2010).

Kelebihan seng hingga dua sampai tiga kali Angka Kecukupan Gizi

(AKG) menurunkan absorpsi tembaga, dapat menyebabkan degenerasi otot

jantung. Kelebihan sampai sepuluh kali AKG mempengaruhi metabolisme

kolesterol, mengubah nilai lipoprotein, dan tampaknya dapat mempercepat

timbulnya aterosklerosis. Dosis sebanyak 2 gram atau lebih dapat

menyebabkan muntah, diare, demam, kelelahan yang sangat, anemia dan

gangguan reproduksi. Suplemen seng bisa menyebabkan keracunan, begitupun

makanan yang asam dan disimpan di dalam kaleng yang dilapisi seng.

Page 24: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kejadian diare …digilib.unimus.ac.id/files/disk1/145/jtptunimus-gdl...10 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kejadian diare pada Balita 1. Pengertian Kejadian Diare

33

D. Kerangka Teori

Bagan 2.2 Kerangka Teori

Sumber: Widjaja (2004)

Faktor internal: 1. Faktor infeksi

a. Infeksi bakteri b. Infeksi basil c. Infeksi virus d. Infeksi parasit

2. Faktor malabsorbsi a. Malabsorbsi karbohidrat b. Malabsorbsi lemak

3. Faktor makanan a. Tercemar b. Basi c. Beracun

4. Pemberian zinc

Faktor eksternal : 1. Perilaku hidup bersih dan

sehat a. Kebiasaan cuci tangan b. Kebiasaan membuang

tinja c. Penimbangan balita d. Perilaku penggunaan botol

susu 2. Faktor lingkungan

a. Sumber air minum b. Jenis tempat pembuangan

tinja c. Jenis lantai rumah d. Pengelolaan sampah

Kejadian diare pada balita

Page 25: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kejadian diare …digilib.unimus.ac.id/files/disk1/145/jtptunimus-gdl...10 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kejadian diare pada Balita 1. Pengertian Kejadian Diare

34

B. Kerangka Konsep

Bagan 2.3 Kerangka Konsep

C. Variabel Penelitian

Variabel adalah gejala yang menjadi fokus peneliti untuk diamati

(Sugiyono, 2007).

Variabel dalam penelitian ini adalah:

1. Variabel Independen (Variabel Bebas)

Variabel Independen adalah merupakan variabel yang mempengaruhi atau

yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen.

Variabel independen dalam penelitian ini adalah pemberian zinc.

2. Variabel Dependen (Variabel Terikat)

Variabel dependen merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang

menjadi akibat, karena adanya variabel bebas. Variabel dependen dalam

penelitian ini adalah kejadian diare pada balita.

Variabel Independen Variabel Dependen

Kejadian diare pada balita Pemberian Zinc

Page 26: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kejadian diare …digilib.unimus.ac.id/files/disk1/145/jtptunimus-gdl...10 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kejadian diare pada Balita 1. Pengertian Kejadian Diare

35

D. Hipotesa

Menurut Notoatmodjo (2010), hipotesa penelitian adalah jawaban

sementara penelitian, patokan duga atau sementara, yang kebenarannya akan

dibuktikan dalam penelitian tersebut. Hipotesa penelitian ini adalah:

Ha : Ada hubungan pemberian zinc dengan kejadian diare pada balita di

Wilayah Kerja Puskesmas Kedungmundu Kota Semarang.

H0 : Tidak ada hubungan pemberian zinc dengan kejadian diare pada balita

di Wilayah Kerja Puskesmas Kedungmundu Kota Semarang.


Recommended