Transcript
Page 1: BAB 2 Simulasi IKM - Hipertensi Pada Lansia

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Diagnosis dan Intervensi Komunitas

Diagnosis komunitas adalah suatu kegiatan untuk menentukan adanya

suatu masalah dengan cara pengumpulan data di masyarakat (lapangan).

Dengan demikian diagnosis komunitas merupakan kegiatan survey. Dengan

melakukan diagnosis komunitas ini maka masalah kesehatan di komunitas

akan dapat diidentifikasi dan dibuat intervensi pemecahannya. Dengan

adanya diagnosis komunitas diharapkan dapat menerapkan prinsip

kedokteran pencegahan untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.

Berdasarkan latar belakang, profil keluarga binaan, penentuan area masalah

dan hasil jawaban kuesioner maka kami mengangkat diagnosis komunitas

mengenai “Hipertensi Pada Lansia”.

2.2 Teori Hipertensi

2.2.1 Definisi Hipertensi

Istilah “hipertensi” diambil dari bahasa Inggris “hypertension”.

Hypertension merupakan istilah kedokteran yang populer untuk

menyebutkan penyakit tekanan darah tinggi. Hipertensi atau lebih

dikenal dengan penyakit darah tinggi adalah suatu keadaan dimana

sesorang mengalami peningkatan darah diatas normal yaitu lebih dari

140/90 mmHg (Rahma, 2009).

2.2.2 Klasifikasi

a. Joint National Committee on Prevention, Detection, Evaluasion and

Treatment of High Blood Pressure (JNC VII)

Normal <120 <80

Pre Hipertensi 120-139 80-89

Hipertensi Derajat 1 140-159 90-99

1

Page 2: BAB 2 Simulasi IKM - Hipertensi Pada Lansia

Hipertensi Deraja 2 >160 >100

b. WHO (World Health Organization)

Menurut WHO (World Health Organization), organisasi kesehatan

dunia di bawah PBB (Perserikatan Bangsa-Bangsa), klasifikasi

tekanan darah tinggi sebagai berikut

a. Tekanan darah normal, yakni jika sistolik kurang atau sama

dengan 140 dan diastolik kurang atau sama dengan 90 mmHg.

b. Tekanan darah perbatasan, yakin sistolik 141-149 dan diastolik

91-94 mmHg. Tekanan darah tinggi atau hipertensi, yakni jika

sistoliklebih besar atau sama dengan 160 mmHg dan diastolik

lebih besar atau sama dengan 95 mmHg.

2.2.3. Etiologi / Penyebab

Hipertensi yang tidak terkendali dapat memyebabkan kerusakan

pada organ-organ penting didalam tubuh. Akan tetapi perubahan yang

menyebabkan masalah tekanan darah pada setiap individu sulit untuk

dilacak dan masih belum diketahui dengan jelas. Namun para ahli

mengungkapkan bahkan paling tidak, ada dua faktor yang

memudahkan seseorang terkena hipertensi yaitu: faktor yang tidak

dapat dikontrol dan faktor yang dapat di kontrol.

a. Faktor yang tidak dapat dikontrol

Beberapa faktor yang tidak dikontrol antarnya adalah:

1) Keturunan

Faktor keturunan menunjukkan, jika kedua orang tua kita

menderita hipertensi kemungkinan kita terkena penyakit ini

sebesar 60 % karena menunjukan ada faktor gen keturunan yang

berperan.

2) Ciri Perseorangan

2

Page 3: BAB 2 Simulasi IKM - Hipertensi Pada Lansia

Ciri perserorangan yang mempengaruhi timbulnya hipertensi

adalah umur, jenis kelamin, dan ras. Umur yang bertambah akan

menyebabkan terjadinya kenaikan tekanan darah. Individu yang

berumur diatas 50 tahun, mempunyai 50-60% mempunyai

tekanan darah lebih besar atau sama dengan 140/90 mmHg.

Pada perempuan, tekanan darah umumnya meningkat setelah

menopause. Mereka yang sudah menopause memiliki risiko

hipertensi yang lebih tinggi dibanding yang belum menopause.

Jumlah wanita yang terserang hipertensi lebih besar dari pria.

Kesimpulan ini dikemukakan Prof. Boedhi Darmojo, setelah

melakukan pengamatan selama 10 tahun lebih. Guru besar

Universitas Diponegoro ini mengungkapkan, di hampir semua

penelitian, persentase hipertensi dikalangan wanita kita selalu

lehih lebih besar dari persentase pria. Tingginya angka penderita

darah tinggi secara langsung berhubungan dengan tingginya

angka penderita stres dan depresi di kalangan wanita.

Beban kerja yang harus ditanggung wanita sangat berat. Dalam

membina karier mereka berusaha keras di luar rumah, tapi masih

harus melakukan kewajiban juga sebagai ibu rumah tangga.

Statistik di Amerika menunjukan prevalensi hipertensi pada

orang kulit hitam hampir dua kali lebih banyak dibandingkan

dengan orang kulit putih (Iqbal, 2008).

b. Faktor yang dapat dikontrol

Faktor penyebab hipertensi yang dapat dikontrol pada umumnya

berkaitan dengan perilaku dan pola makanan. Faktor - faktor

tersebut antara lain:

1) Merokok

Fakta otentik menunjukkan bahwa merokok dapat menyebabkan

tekanan darah tinggi. Kebanyakan efek ini berkaitan dengan

kandungan nikotin (Lovastatin, 2005).

3

Page 4: BAB 2 Simulasi IKM - Hipertensi Pada Lansia

2) Konsumsi alkohol

3) Obesitas

Seseorang dikatakan menderita obesitas bila berat badannya

pada laki-laki melebihi 15 % dan pada wanita 20% dari berat

badan ideal menurut umurnya. Pada orang yang menderita

obesitas, organ-organ tubuhnya dipaksa untuk bekerja lebih

berat karena harus membawa kelebihan berat badannya. Oleh

sebab itu, pada umumnya orang obesitas lebih cepat gerah,

capai, dan mempunyai kecenderungan untuk membuat

kekeliruan bekerja (Notoatmojo, 2007).

4) Stress

Hubungan stress dengan hipertensi adalah melalui aktivitas saraf

simpatis. Saraf simpatis merupakan saraf yang bekerja pada saat

kita beraktivitas. Peningkatan saraf simpatis dapat meningkatan

tekanan darah secara tidak menentu. Apabila stress

berkepanjangan dapat mengakibatkan tekanan darah menetap

tinggi (Lovastatin, 2005)

5) Asupan Natrium

Asupan natrium yang berlebih menyebabkan konsentrasi

natrium di dalam cairan ekstraseluler meningkat. Untuk

menormalkannya, cairan intraseluler ditarik ke luar, sehingga

volume cairan ekstraseluler meningkat. Meningkatnya volume

cairan ekstraseluler tersebut menyebabkan meningkatnya

volume darah, sehingga berdampak kepada timbulnya

hipertensi, karena itu disarankan untuk mengurangi konsumsi

natrium (Budi Sutomo, 2009).

2.2.4. Patofisiologi

4

Page 5: BAB 2 Simulasi IKM - Hipertensi Pada Lansia

Asupan garam berlebihan terus menerus tentu akan memicu

tekanan darah tinggi. Tubuh hanya membutuhkan natrium sekitar 500

mg per hari, sedangkan konsumsi garam harian orang Indonesia sekitar

30-40 gram per hari.

Ginjal akan menahan natrium saat tubuh kekurangan natrium dan

sebaliknya ginjal akan mengeluarkan natrium melalui urin pada saat

kadar natrium meningkat didalam tubuh. Apabila kadar natrium terus-

menerus meningkat didalam tubuh, ginjal akan bekerja keras untuk

mengeluarkan natrium melalui urin dan dapat mengakibatkan fungsi

ginjal terganggu. Apabila fungsi ginjal tidak normal, kelebihan natrium

tidak bisa dibuang dan menumpuk didalam darah. Volume cairan

dalam tubuh meningkat dan membuat jantung dan pembuluh darah

bekerja lebih keras untuk memompa darah dan mengalirkannya

keseluruh tubuh, tekanan darah pun akhirnya meningkat (Rizannisa,

2009).

2.2.5. Gejala Hipertensi

Perjalanan Penyakit hipertensi berkembang secara perlahan tetapi

secara potensial sangat membahayakann kadang - kadang seseorang

tidak mengetahui setelah hipertensi dideritanya menyebabkan

komplikasi Gejala hipertensi yang sering muncul adalah : Sakit

kepala, secara akan pingsan,penglihatan menjadi kabur , rasa sakit

pada tengkuk. Dikatakan seseorang menderita hipertensi bila tekanan

darahnya lebih dari 140/90 mmHg dan normal bila tekanan darahnya

kurang dari 130/80mmHg ( William, 2007).

2.2.6. Komplikasi Hipertensi

a. Arterosklorosis

Orang yang menderita hipertensi kemungkinan besar akan

menderita arterosklorosis. Arterosklorosis merupakan suatu

5

Page 6: BAB 2 Simulasi IKM - Hipertensi Pada Lansia

penyakit pada dinding pembuluh darah yakni lapisan dalamnya

menjadi tebal karena timbunan lemak yang dinamakan plaque atau

suatu endapan keras yang tidak normal pada dinding arteri.

Pembuluh darah mendapat pukulan paling berat, jika tekanan darah

terus menerus tinggi dan berubah, sehingga saluran darah tersebut

menjadi sempit dan aliran darah menjadi tidak lancar (Soeharto,

2002).

b. Jantung

Jantung berfungsi memompa darah keseluruh tubuh. Untuk itu

otot jantung memerlukan oksigen dan zat gizi yang cukup. Zat gizi

dan oksigen diangkut oleh darah melalui pembuluh darah.

Persoalan akan timbul bila terdapat halangan atau kelainan

dipembuluh darah, yang berarti kurangnya suplai oksigen dan zat

gizi untuk menggerakan jantung secara normal ( Maulana, 2008).

c. Stroke

Hipertensi dapat menyebabkan tekanan yang lebih besar pada

dinding pembuluh darah sehingga dinding pembuluh darah menjadi

lemah dan pembuluh darah akan mudah pecah. Pada kasus seperti

itu, biasanya pembuluh darah akan pecah akibat lonjakan tekanan

darah yang terjadi secara tiba-tiba. Pecahnya pembuluh darah di

otak dapat menyebabkan sel-sel otak yang seharusnya

mendapatkan asupan oksigen dan zat gizi yang dibawa melalui

pembuluh darah tersebut menjadi kekurangan zat gizi dan akhirnya

mati (Auryn, 2007).

2.2.7. Usaha Pencegahan Hipertensi

Pencegahan lebih baik dari pada pengobatan, demikian juga

dengan hipertensi. Sebenarnya sangat sederhana dan tidak

memerlukan biaya,hanya diperlukan disiplin dan ketekunan

menjalankan aturan hidup sehat, sabar dan ikhlas dalam

6

Page 7: BAB 2 Simulasi IKM - Hipertensi Pada Lansia

mengendalikan perasaan dan keinginan. Usaha pencegahan juga

bermanfaat bagi penderita hipertensi agar penyakitnya tidak menjadi

parah dan terhindar dari komplikasi fatal hipertensi. Usaha

pencegahan antara lain dilakukan dengan cara sebagai berikut :

a. Mengurangi konsumsi garam

Pembatasan konsumsi garam sangat dianjurkan, maksimal 2 gram

garam dapur untuk diet setiap hari.

b. Menghindari kegemukan (obesitas)

Hindarkan kegemukan dengan menjaga berat badan. Batasan

kegemukan adalah jika berat badan lebih 15% pada laki-laki dan

pada wanita melebihi 20% dari berat badan ideal.

c. Membatasi konsumsi lemak

Membatasi konsumsi lemak dilakukan agar kadar kolestrol darah

tidak terlalu tinggi. Kadar kolestrol darah yang tinggi dapat

mengakibatkan terjadinya endapan kolestrol pada dinding

pembuluh darah yang lama kelamaan akan menyumbat pembuluh

nadi dan mengganggu peredaran darah. Dengan demikian, akan

memperberat kerja jantung dan memperparah hipertensi.

Himpunan Ahli Jantung Amerika (America Heart Association)

menganjurkan agar mengkonsumsi kolestrol dalam makanan

dibatasi tidak lebih dari 300 mg setiap hari.

d. Olahraga teratur

Menurut penelitian, olahraga secara teratur dapat menyerap atau

menghilangkan endapan kolestrol pada pembuluh darah. Olahraga

yang dimaksud adalah latihan menggerakkan semua sendi dan otot

tubuh seperti : gerak jalan, berenang, naik sepeda. Tidak dianjurkan

melakukan olahraga yang menegangkan.

e. Banyak makan buah dan sayuran

7

Page 8: BAB 2 Simulasi IKM - Hipertensi Pada Lansia

Buah dan sayuran segar mengandung banyak vitamin dan mineral.

Buah yang mengandung mineral kalium dapat

membantumenurunkan tekanan darah.

f. Tidak merokok dan minuman alkohol

g. Berusaha dan membina hidup yang positif

Dalam kehidupan penuh dengan persaingan, tuntutan atau

tantangan yang menumpuk menjadi tekanan atau beban stress bagi

setiap orang. Jika tekanan stress terlampau besar sehingga

melampaui daya tahan seseorang maka akan menimbulkan sakit

kepala, suka marah, tidak bisa tidur, sehingga dapat mengakibatkan

terjadinya hipertensi. Agar terhindar dari efek negatif tersebut,

orang harus berusaha membina hidup yang positif (Bustan, 2007).

2.2.8 Penatalaksanaan Diet Bagi Penderita Hipertensi

1. Macam Diet Garam Rendah

a. Diet Garam Rendah I (200-400 mg)

Diet ini diberikan pada pasien dengan odema, asitesis, dan

hipertensi berat. Pada pengolahan makanannya tidak

ditambahkan garam dapur, hindari makanan tinggi natrium.

b. Diet Garam Rendah II (600-800 mg)

Diet ini berlaku kepada pasien odema, asitesis, dan hipertensi

tidak terlalu berat. Dalam pengolahan makanannya boleh

menggunakan ½ sendok teh garam dapur (2 gr).

c. Diet Garam Rendah III (1000-1200 mg Na)

8

Page 9: BAB 2 Simulasi IKM - Hipertensi Pada Lansia

Diet ini diberikan pada pasien dengan odema atau hipertensi

ringan. Dalam pengolahan makananya boleh menggunakan

garam 1 sendok teh (6 gr) garam dapur. (Almatsier, 2005)

2.2.9 Pengobatan

Tujuan dari pengobatan hipertensi adalah untuk menurunkan

tekanan darah batas normal, tanpa mengganggu aktifitas sehari-hari.

Obat-obat yang digunakan untuk mengobati hipertensi meliputi:

diuretic, obat penghambat enzim konvensi angiotensin, antagonis

kalium, dan penghambat reseptor angiotesin II (William, 2007).

2.3 Kerangka Teori

Berdasarkan tinjauan pustaka, mengenai Perilaku BAB pada keluarga

binaan. Maka kami mengambil kerangka teori Blum, yaitu sebagai berikut :

Bagan 2.1 Kerangka Teori Blum

2.4 KERANGKA KONSEP

9

Page 10: BAB 2 Simulasi IKM - Hipertensi Pada Lansia

Dalam penelitian ini kami mengambil 2 variable yaitu pengetahuan dan

perilaku diet dikarenakan faktor-faktor tersebut memiliki hubungan dengan apa

yang kami akan teliti di tanjung pasir.

Bagan 2.2 Kerangka Konsep Penelitian

Variabel Penelitian

Variabel penelitian adalah perincian suatu konsep penelitian sehingga jelas

unsur-unsur yang diteliti. Variabel ini secara umum dapat dibedakan atas 2

macam, yaitu :

1. Variabel bebas atau variabel independen

Adalah variabel yang mempengaruhi variabel tergantung atau dependen

(Notoatmodjo, 2005). Variabel bebas dalam penelitian ini adalah pengetahuan

mengenai hipertensi dan perilaku diet dalam keluarga.

2. Variabel tergantung atau variabel dependen

Adalah variabel yang dipengaruhi oleh variabel bebas atau independent

(Notoatmodjo, 2005). Variabel tergantung dalam penelitian ini adalah

Hipertensi pada Lansia.

2.6 DEFINISI OPERASIONAL

10

Variabel Bebas

Pengetahuan

Perilaku dietHipertensi Pada Lansia

Page 11: BAB 2 Simulasi IKM - Hipertensi Pada Lansia

No Variabel Definisi Alat Cara Hasil Skala

1. Kejadian hipertensi pada lansia

Suatu penyakit yang ditandai dengan tekanan sistolik ≥140 mmHg dan tekanan diastolik ≥90 mmHg yang menyerang responden dengan usia ≥60 tahun.

Kuesioner Wawancara >2 : Sakit

<2 : Tidak Sakit

Nominal

2. Kepatuhan lansia terhadap diet hipertensi

Seseorang/pasien dalam melaksanakan suatu aturan perilaku yang disarankan oleh perawat,dokter atau tenaga kesehatan terhadap diet hipertensi

Kuosioner Wawancara > 10 : Patuh

< 10 : Tidak Patuh

Nominal

3. Tingkat pengetahuan pasien hipertensi

Kemampuan responden menjawab pertanyaan seputar hipertensi yaitu : penyebab hipertensi,gejala hipertensi, akibat hipertensi, penatalaksanaan hipertensi

Kuesioner Observasi Jumlah jawaban benar dibagi dengan jumlah pertanyaan kali 100%

1. BAIK, >80%

2. SEDANG. 60%-80%

3. KURANG, <60% 

Ordinal

KUESIONER DIAGNOSIS DAN INTERVENSI KOMUNITAS

11

Page 12: BAB 2 Simulasi IKM - Hipertensi Pada Lansia

AREA MASALAH DIAGNOSIS KOMUNITAS HIPERTENSI PADA LANSIA

I. Identitas Responden Nama : Usia : Jenis Kelamin : L P Pendidikan Terakhir :

a. Tidak sekolah

b. Tamat SD atau sederajat

c. Tamat SLTP atau sederjat

d. Tamat SLTA atau sederajat

e. Tamat Akademi/Perguruan Tinggi

Pekerjaan :a. Bekerja b. Tidak Bekerja

II. Pengetahuan Mengenai Hipertensi

1. Menurut anda apakah hipertensi dan darah tinggi mempunyai arti yang

sama ?

Ya

Tidak

2. Menurut anda apakah pusing, susah tidur, dan mata berkunang-kunang itu

merupakan gejala dari hipertensi ?

Ya

Tidak

3. Menurut anda apakah merokok dan minum-minuman beralkohol

merupakan faktor pendorong terjadinya hipertensi ?

Ya

Tidak

4. Menurut anda apakah penderita hipertensi tidak diperbolehkan

mengkonsumsi daging kambing ?

12

Page 13: BAB 2 Simulasi IKM - Hipertensi Pada Lansia

Ya

Tidak

5. Menurut anda apakah penderita hipertensi perlu mengurangi konsumsi

garam ?

Ya

Tidak

6. Menurut anda apakah buah semangka, melon, dan mentimun adalah

buahh yang dapat menurunkan hipertensi ?

Ya

Tidak

7. Menurut anda apakah buah nanas dan durian adalah buah yang harus

dihindari ?

Ya

Tidak

8. Menurut anda apakah orang mempunyai berat badan berlebih beresiko

tinggi terserang penyakit hipertensi ?

Ya

Tidak

9. Menurut anda melakukan olahraga secara teratur merupakan salah satu

upaya untuk mengendalikan hipertensi ?

Ya

Tidak

III. Kepatuhan Diet Pasien

1. Seberapa sering anda masih mengkonsumsi makanan yang diasinkan ?

Sangat sering

Sering

Kadang-kadang

Tidak pernah

2. Seberapa sering anda masih mengkonsumsi makanan yang digoreng ?

Sangat sering

Sering

Kadang-kadang

Tidak pernah

13

Page 14: BAB 2 Simulasi IKM - Hipertensi Pada Lansia

3. Seberapa sering anda mengkonsumsi daging merah ?

Sangat sering

Sering

Kadang-kadang

Tidak pernah

4. Seberapa sering anda mengkonsumsi sayuran ?

Sangat sering

Sering

Kadang-kadang

Tidak pernah

5. Seberapa sering anda mengkonsumsi buah-buahan ?

Sangat sering

Sering

Kadang-kadang

Tidak pernah

aaa

14

Page 15: BAB 2 Simulasi IKM - Hipertensi Pada Lansia