of 21 /21
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Diagnosis dan Intervensi Komunitas Diagnosis komunitas adalah suatu kegiatan untuk menentukan adanya suatu masalah dengan cara pengumpulan data di masyarakat (lapangan). Dengan demikian diagnosis komunitas merupakan kegiatan survey. Dengan melakukan diagnosis komunitas ini maka masalah kesehatan di komunitas akan dapat diidentifikasi dan dibuat intervensi pemecahannya. Dengan adanya diagnosis komunitas diharapkan dapat menerapkan prinsip kedokteran pencegahan untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Berdasarkan latar belakang, profil keluarga binaan, penentuan area masalah dan hasil jawaban kuesioner maka kami mengangkat diagnosis komunitas mengenai “Hipertensi Pada Lansia”. 2.2 Teori Hipertensi 2.2.1 Definisi Hipertensi Istilah “hipertensi” diambil dari bahasa Inggris “hypertension”. Hypertension merupakan istilah kedokteran yang populer untuk menyebutkan penyakit tekanan darah tinggi. Hipertensi atau lebih dikenal dengan penyakit 1

BAB 2 Simulasi IKM - Hipertensi Pada Lansia

Embed Size (px)

DESCRIPTION

BAB 2 Simulasi IKM - Hipertensi Pada Lansia

Text of BAB 2 Simulasi IKM - Hipertensi Pada Lansia

BAB IITINJAUAN PUSTAKA 2.1 Diagnosis dan Intervensi Komunitas

Diagnosis komunitas adalah suatu kegiatan untuk menentukan adanya suatu masalah dengan cara pengumpulan data di masyarakat (lapangan). Dengan demikian diagnosis komunitas merupakan kegiatan survey. Dengan melakukan diagnosis komunitas ini maka masalah kesehatan di komunitas akan dapat diidentifikasi dan dibuat intervensi pemecahannya. Dengan adanya diagnosis komunitas diharapkan dapat menerapkan prinsip kedokteran pencegahan untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Berdasarkan latar belakang, profil keluarga binaan, penentuan area masalah dan hasil jawaban kuesioner maka kami mengangkat diagnosis komunitas mengenai Hipertensi Pada Lansia.

2.2 Teori Hipertensi2.2.1 Definisi Hipertensi Istilah hipertensi diambil dari bahasa Inggris hypertension. Hypertension merupakan istilah kedokteran yang populer untuk menyebutkan penyakit tekanan darah tinggi. Hipertensi atau lebih dikenal dengan penyakit darah tinggi adalah suatu keadaan dimana sesorang mengalami peningkatan darah diatas normal yaitu lebih dari 140/90 mmHg (Rahma, 2009).2.2.2 Klasifikasi

a. Joint National Committee on Prevention, Detection, Evaluasion and Treatment of High Blood Pressure (JNC VII)

Normal100

b. WHO (World Health Organization)

Menurut WHO (World Health Organization), organisasi kesehatan dunia di bawah PBB (Perserikatan Bangsa-Bangsa), klasifikasi tekanan darah tinggi sebagai berikut

a.Tekanan darah normal, yakni jika sistolik kurang atau sama dengan 140 dan diastolik kurang atau sama dengan 90 mmHg.

b. Tekanan darah perbatasan, yakin sistolik 141-149 dan diastolik 91-94 mmHg. Tekanan darah tinggi atau hipertensi, yakni jika sistoliklebih besar atau sama dengan 160 mmHg dan diastolik lebih besar atau sama dengan 95 mmHg.

2.2.3. Etiologi / Penyebab

Hipertensi yang tidak terkendali dapat memyebabkan kerusakan pada organ-organ penting didalam tubuh. Akan tetapi perubahan yang menyebabkan masalah tekanan darah pada setiap individu sulit untuk dilacak dan masih belum diketahui dengan jelas. Namun para ahli mengungkapkan bahkan paling tidak, ada dua faktor yang memudahkan seseorang terkena hipertensi yaitu: faktor yang tidak dapat dikontrol dan faktor yang dapat di kontrol.a. Faktor yang tidak dapat dikontrol

Beberapa faktor yang tidak dikontrol antarnya adalah:

1) Keturunan

Faktor keturunan menunjukkan, jika kedua orang tua kita menderita hipertensi kemungkinan kita terkena penyakit ini sebesar 60 % karena menunjukan ada faktor gen keturunan yang berperan.

2) Ciri Perseorangan

Ciri perserorangan yang mempengaruhi timbulnya hipertensi adalah umur, jenis kelamin, dan ras. Umur yang bertambah akan menyebabkan terjadinya kenaikan tekanan darah. Individu yang berumur diatas 50 tahun, mempunyai 50-60% mempunyai tekanan darah lebih besar atau sama dengan 140/90 mmHg. Pada perempuan, tekanan darah umumnya meningkat setelah menopause. Mereka yang sudah menopause memiliki risiko hipertensi yang lebih tinggi dibanding yang belum menopause. Jumlah wanita yang terserang hipertensi lebih besar dari pria. Kesimpulan ini dikemukakan Prof. Boedhi Darmojo, setelah melakukan pengamatan selama 10 tahun lebih. Guru besar Universitas Diponegoro ini mengungkapkan, di hampir semua penelitian, persentase hipertensi dikalangan wanita kita selalu lehih lebih besar dari persentase pria. Tingginya angka penderita darah tinggi secara langsung berhubungan dengan tingginya angka penderita stres dan depresi di kalangan wanita.

Beban kerja yang harus ditanggung wanita sangat berat. Dalam membina karier mereka berusaha keras di luar rumah, tapi masih harus melakukan kewajiban juga sebagai ibu rumah tangga. Statistik di Amerika menunjukan prevalensi hipertensi pada orang kulit hitam hampir dua kali lebih banyak dibandingkan dengan orang kulit putih (Iqbal, 2008).

b. Faktor yang dapat dikontrol

Faktor penyebab hipertensi yang dapat dikontrol pada umumnya berkaitan dengan perilaku dan pola makanan. Faktor - faktor tersebut antara lain:

1) Merokok

Fakta otentik menunjukkan bahwa merokok dapat menyebabkan tekanan darah tinggi. Kebanyakan efek ini berkaitan dengan kandungan nikotin (Lovastatin, 2005).

2) Konsumsi alkohol

3) Obesitas

Seseorang dikatakan menderita obesitas bila berat badannya pada laki-laki melebihi 15 % dan pada wanita 20% dari berat badan ideal menurut umurnya. Pada orang yang menderita obesitas, organ-organ tubuhnya dipaksa untuk bekerja lebih berat karena harus membawa kelebihan berat badannya. Oleh sebab itu, pada umumnya orang obesitas lebih cepat gerah, capai, dan mempunyai kecenderungan untuk membuat kekeliruan bekerja (Notoatmojo, 2007).

4) Stress

Hubungan stress dengan hipertensi adalah melalui aktivitas saraf simpatis. Saraf simpatis merupakan saraf yang bekerja pada saat kita beraktivitas. Peningkatan saraf simpatis dapat meningkatan tekanan darah secara tidak menentu. Apabila stress berkepanjangan dapat mengakibatkan tekanan darah menetap tinggi (Lovastatin, 2005)5) Asupan Natrium

Asupan natrium yang berlebih menyebabkan konsentrasi natrium di dalam cairan ekstraseluler meningkat. Untuk menormalkannya, cairan intraseluler ditarik ke luar, sehingga volume cairan ekstraseluler meningkat. Meningkatnya volume cairan ekstraseluler tersebut menyebabkan meningkatnya volume darah, sehingga berdampak kepada timbulnya hipertensi, karena itu disarankan untuk mengurangi konsumsi natrium (Budi Sutomo, 2009).

2.2.4. Patofisiologi

Asupan garam berlebihan terus menerus tentu akan memicu tekanan darah tinggi. Tubuh hanya membutuhkan natrium sekitar 500 mg per hari, sedangkan konsumsi garam harian orang Indonesia sekitar 30-40 gram per hari.

Ginjal akan menahan natrium saat tubuh kekurangan natrium dan sebaliknya ginjal akan mengeluarkan natrium melalui urin pada saat kadar natrium meningkat didalam tubuh. Apabila kadar natrium terus-menerus meningkat didalam tubuh, ginjal akan bekerja keras untuk mengeluarkan natrium melalui urin dan dapat mengakibatkan fungsi ginjal terganggu. Apabila fungsi ginjal tidak normal, kelebihan natrium tidak bisa dibuang dan menumpuk didalam darah. Volume cairan dalam tubuh meningkat dan membuat jantung dan pembuluh darah bekerja lebih keras untuk memompa darah dan mengalirkannya keseluruh tubuh, tekanan darah pun akhirnya meningkat (Rizannisa, 2009).

2.2.5. Gejala Hipertensi

Perjalanan Penyakit hipertensi berkembang secara perlahan tetapi secara potensial sangat membahayakann kadang - kadang seseorang tidak mengetahui setelah hipertensi dideritanya menyebabkan komplikasi Gejala hipertensi yang sering muncul adalah : Sakit kepala, secara akan pingsan,penglihatan menjadi kabur , rasa sakit pada tengkuk. Dikatakan seseorang menderita hipertensi bila tekanan darahnya lebih dari 140/90 mmHg dan normal bila tekanan darahnya kurang dari 130/80mmHg ( William, 2007).

2.2.6. Komplikasi Hipertensi

a. Arterosklorosis

Orang yang menderita hipertensi kemungkinan besar akan menderita arterosklorosis. Arterosklorosis merupakan suatu penyakit pada dinding pembuluh darah yakni lapisan dalamnya menjadi tebal karena timbunan lemak yang dinamakan plaque atau suatu endapan keras yang tidak normal pada dinding arteri. Pembuluh darah mendapat pukulan paling berat, jika tekanan darah terus menerus tinggi dan berubah, sehingga saluran darah tersebut menjadi sempit dan aliran darah menjadi tidak lancar (Soeharto, 2002).

b. Jantung

Jantung berfungsi memompa darah keseluruh tubuh. Untuk itu otot jantung memerlukan oksigen dan zat gizi yang cukup. Zat gizi dan oksigen diangkut oleh darah melalui pembuluh darah. Persoalan akan timbul bila terdapat halangan atau kelainan dipembuluh darah, yang berarti kurangnya suplai oksigen dan zat gizi untuk menggerakan jantung secara normal ( Maulana, 2008).

c. Stroke

Hipertensi dapat menyebabkan tekanan yang lebih besar pada dinding pembuluh darah sehingga dinding pembuluh darah menjadi lemah dan pembuluh darah akan mudah pecah. Pada kasus seperti itu, biasanya pembuluh darah akan pecah akibat lonjakan tekanan darah yang terjadi secara tiba-tiba. Pecahnya pembuluh darah di otak dapat menyebabkan sel-sel otak yang seharusnya mendapatkan asupan oksigen dan zat gizi yang dibawa melalui pembuluh darah tersebut menjadi kekurangan zat gizi dan akhirnya mati (Auryn, 2007).

2.2.7. Usaha Pencegahan Hipertensi

Pencegahan lebih baik dari pada pengobatan, demikian juga dengan hipertensi. Sebenarnya sangat sederhana dan tidak memerlukan biaya,hanya diperlukan disiplin dan ketekunan menjalankan aturan hidup sehat, sabar dan ikhlas dalam mengendalikan perasaan dan keinginan. Usaha pencegahan juga bermanfaat bagi penderita hipertensi agar penyakitnya tidak menjadi parah dan terhindar dari komplikasi fatal hipertensi. Usaha pencegahan antara lain dilakukan dengan cara sebagai berikut :a. Mengurangi konsumsi garam

Pembatasan konsumsi garam sangat dianjurkan, maksimal 2 gram garam dapur untuk diet setiap hari.

b. Menghindari kegemukan (obesitas)

Hindarkan kegemukan dengan menjaga berat badan. Batasan kegemukan adalah jika berat badan lebih 15% pada laki-laki dan pada wanita melebihi 20% dari berat badan ideal.c. Membatasi konsumsi lemak

Membatasi konsumsi lemak dilakukan agar kadar kolestrol darah tidak terlalu tinggi. Kadar kolestrol darah yang tinggi dapat mengakibatkan terjadinya endapan kolestrol pada dinding pembuluh darah yang lama kelamaan akan menyumbat pembuluh nadi dan mengganggu peredaran darah. Dengan demikian, akan memperberat kerja jantung dan memperparah hipertensi. Himpunan Ahli Jantung Amerika (America Heart Association) menganjurkan agar mengkonsumsi kolestrol dalam makanan dibatasi tidak lebih dari 300 mg setiap hari.

d. Olahraga teratur

Menurut penelitian, olahraga secara teratur dapat menyerap atau menghilangkan endapan kolestrol pada pembuluh darah. Olahraga yang dimaksud adalah latihan menggerakkan semua sendi dan otot tubuh seperti : gerak jalan, berenang, naik sepeda. Tidak dianjurkan melakukan olahraga yang menegangkan.

e. Banyak makan buah dan sayuran

Buah dan sayuran segar mengandung banyak vitamin dan mineral. Buah yang mengandung mineral kalium dapat membantumenurunkan tekanan darah.

f. Tidak merokok dan minuman alkohol

g. Berusaha dan membina hidup yang positif

Dalam kehidupan penuh dengan persaingan, tuntutan atau tantangan yang menumpuk menjadi tekanan atau beban stress bagi setiap orang. Jika tekanan stress terlampau besar sehingga melampaui daya tahan seseorang maka akan menimbulkan sakit kepala, suka marah, tidak bisa tidur, sehingga dapat mengakibatkan terjadinya hipertensi. Agar terhindar dari efek negatif tersebut, orang harus berusaha membina hidup yang positif (Bustan, 2007).

2.2.8 Penatalaksanaan Diet Bagi Penderita Hipertensi

1. Macam Diet Garam Rendah

a. Diet Garam Rendah I (200-400 mg)

Diet ini diberikan pada pasien dengan odema, asitesis, dan hipertensi berat. Pada pengolahan makanannya tidak ditambahkan garam dapur, hindari makanan tinggi natrium.

b. Diet Garam Rendah II (600-800 mg)

Diet ini berlaku kepada pasien odema, asitesis, dan hipertensi tidak terlalu berat. Dalam pengolahan makanannya boleh menggunakan sendok teh garam dapur (2 gr).

c. Diet Garam Rendah III (1000-1200 mg Na)

Diet ini diberikan pada pasien dengan odema atau hipertensi ringan. Dalam pengolahan makananya boleh menggunakan garam 1 sendok teh (6 gr) garam dapur. (Almatsier, 2005)

2.2.9 Pengobatan

Tujuan dari pengobatan hipertensi adalah untuk menurunkan tekanan darah batas normal, tanpa mengganggu aktifitas sehari-hari. Obat-obat yang digunakan untuk mengobati hipertensi meliputi: diuretic, obat penghambat enzim konvensi angiotensin, antagonis kalium, dan penghambat reseptor angiotesin II (William, 2007).

2.3 Kerangka Teori

Berdasarkan tinjauan pustaka, mengenai Perilaku BAB pada keluarga binaan. Maka kami mengambil kerangka teori Blum, yaitu sebagai berikut :Bagan 2.1 Kerangka Teori Blum2.4 KERANGKA KONSEP

Dalam penelitian ini kami mengambil 2 variable yaitu pengetahuan dan perilaku diet dikarenakan faktor-faktor tersebut memiliki hubungan dengan apa yang kami akan teliti di tanjung pasir.

Bagan 2.2 Kerangka Konsep Penelitian

Variabel PenelitianVariabel penelitian adalah perincian suatu konsep penelitian sehingga jelas unsur-unsur yang diteliti. Variabel ini secara umum dapat dibedakan atas 2 macam, yaitu :1. Variabel bebas atau variabel independen

Adalah variabel yang mempengaruhi variabel tergantung atau dependen (Notoatmodjo, 2005). Variabel bebas dalam penelitian ini adalah pengetahuan mengenai hipertensi dan perilaku diet dalam keluarga.

2. Variabel tergantung atau variabel dependen

Adalah variabel yang dipengaruhi oleh variabel bebas atau independent (Notoatmodjo, 2005). Variabel tergantung dalam penelitian ini adalah Hipertensi pada Lansia.

2.6 DEFINISI OPERASIONAL

NoVariabelDefinisiAlatCaraHasilSkala

1. Kejadian hipertensi pada lansia Suatu penyakit yang ditandai dengan tekanan sistolik 140 mmHg dan tekanan diastolik 90 mmHg yang menyerang responden dengan usia 60 tahun. Kuesioner Wawancara >2 : Sakit 10 : Patuh < 10 : Tidak Patuh Nominal

3. Tingkat pengetahuan pasien hipertensi Kemampuan responden menjawab pertanyaan seputar hipertensi yaitu : penyebab hipertensi,gejala hipertensi, akibat hipertensi, penatalaksanaan hipertensiKuesioner Observasi Jumlah jawaban benar dibagi dengan jumlah pertanyaan kali 100%1. BAIK, >80%2. SEDANG. 60%-80%3. KURANG,