Author
hoangliem
View
226
Download
1
Embed Size (px)
AKUNTANSI
UMKM Ternyata Mudah
DIPAHAMI & DIPRAKTIKKAN
Dr. Sony Warsono, MAFIS, Akuntan Endra Murti Sagoro, Msc
M. Arsyadi Ridha, SE Arif Darmawan, SE
PENERBIT BUKU AKUNTANSI
2010
AKUNTANSI
UMKM Ternyata Mudah
DIPAHAMI DAN DIPRAKTIKKAN Penulis: Dr. Sony Warsono, MAFIS, Akuntan Endra Murti Sagoro, Msc Arif Darmawan, SE M. Arsyadi Ridha, SE Desain sampul dan layout: Asgard Chapter Hak Cipta: Asgard Chapter Hak Cipta dilindungi Undang-Undang
Dilarang keras menerjemahkan, megutip, atau memperbanyak sebagian atau seluruh isi buku ini tanpa seizing tertulis dari penerbit.
Ketentuan pidana pasal 72 UU no. 19 tahun 2002: 1. Barangsiapa dengan sengaja dan tanpa hak melakukan perbuatan sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 2 ayat (1) atau Pasal 49 ayat (1) dan ayat (2) dipidana dengan pidana penjara masing-masing paling singkat 1 (satu) bulan dan /atau denda paling sedikit Rp1.000.000,00 (satu juta rupiah), atau pidana penjara paling lama 7 (tujuh) tahun dan atau denda paling banyak Rp5.000.000.000,00 (lima miliar rupiah).
2. Barangsiapa dengan sengaja menyiarkan, memamerkan, mengedarkan, atau menjual kepada umum suatu Ciptaan atau barang hasil pelanggaran Hak Cipta atau Hak Terkait sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dipidana dengan penjara paling lama 5 (lima) tahun dan/atau denda paling banyak Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah)
ISBN9789791791250
Kata Pengantar
AsgardChapteriii
KATA PENGANTAR
AlhamduliLLAH penulis dapat menyelesaikan buku berjudul Akuntansi UMKM Ternyata Mudah Dipahami dan Dipraktikkan ini. Semua adalah karena kuasa ALLAH SWT sehingga penulis diberi pengetahuan dan kemudahan dalam berbagi pengetahuan yang bermanfaat.
Buku ini membahas tentang penerapan akuntansi di unit usaha yang menjadi perhatian pemerintah dan diharapkan akan menjadi soko guru perekonomian Indonesia. Pembahasan disampaikan dengan cara yang praktis sehingga diharapkan setiap individu dapat mempelajari dan mempraktikkan pengetahuan akuntansi secara mudah di UMKM. Penulis berkeyakinan bahwa setiap individu maupun organisasi menyadari pentingnya pengelolaan dana dan informasi yang dibutuhkan untuk pengelolaan dana tersebut. Menariknya, berbeda dari buku-buku akuntansi UMKM lainnya, penulis menyampaikan pembahasan tentang akuntansi menggunakan metoda dan cara penyajian yang sesuai dengan logika sehari-hari.
Kekeliruan dan kesalahan yang melekat dalam buku ini semata-mata merupakan kekurang-telitian penulis. Saran, masukan, dan kritik dari para pembaca sangat kami harapkan untuk pengembangan buku ini selanjutnya. Akhir kata, semoga buku kecil ini bermanfaat bagi para pembaca dalam mengembangkan akuntansi di UMKM.
Januari 2010 Penulis
Daftar Isi
AsgardChapteriv
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR iii DAFTAR ISI iv BAB 01 UMKM DI INDONESIA & PERANAN AKUNTANSI 1
01. Perkembangan UMKM, 2 02. Definisi UMKM, 5 03. Peluang UMKM, 6 04. Tantangan UMKM, 7 05. Peranan Akuntansi di UMKM, 8
BAB 02 PENGETAHUAN DASAR AKUNTANSI 11
01. Definisi Akuntansi, 12 02. Pilar Pertama Akuntansi: Matematika, 13 03. Pilar Kedua Akuntansi: Prinsip Dasar, 14 04. Pilar Ketiga Akuntansi: Rancang-bangun, 16 05. Siklus Akuntansi Keuangan, 17
BAB 03 ANALISIS TRANSAKSI BERBASIS AKUN 19
01. PABU: Konsep Kesatuan Usaha, 21 02. Definisi Elemen & Hubungan Antar Elemen, 21 03. Analisis Transaksi Berbasis Elemen, 25 04. Pengakunan, 30 05. Analisis Transaksi Berbasis Akun, 37
Daftar Isi
AsgardChapterv
BAB 04 MEKANISME LOGIS DEBET DAN KREDIT 43
01. Sistem Pencatatan Berpasangan, 44 02. Apa Itu Debet & Kredit?, 44 03. Matematika Debet dan Kredit, 45 04. Pentingkah Debet & Kredit?, 47 05. Aplikasi Ketentuan Debet dan Kredit, 47
BAB 05 SIKLUS AKUNTANSI SELAMA PERIODA BERJALAN 53
01. Siklus Akuntansi Selama Perioda Berjalan, 54 02. Penyiapan Transaksi: Pengidentifikasian, 56 03. Penyiapan Transaksi: Pengukuran, 57 04. Penyiapan Transaksi: Pendokumentasian, 60 05. Penyiapan Transaksi: Penulisan di Buku Harian, 61 06. Pencatatan Transaksi: Penjurnalan, 62 07. Pencatatan Transaksi: Pemindahbukuan, 64 08. Aplikasi Penjurnalan & Pemindahbukuan, 69
BAB 06 SIKLUS AKUNTANSI PADA AKHIR PERIODA 75
01. Siklus Akuntansi Pada Akhir Perioda, 76 02. Penghitungan Saldo Akun, 77 03. Daftar Saldo Sebelum Penyesuaian, 78 04. Pencatatan Penyesuai, 80 05. Daftar Saldo Setelah Penyesuaian, 89 06. Penyusunan Laporan Laba/rugi, 90 07. Pencatatan Penutup, 91 08. Penyusunan Laporan Perubahan Ekuitas
Neraca, dan Laporan Arus Kas, 96 09. Pencatatan Pembalik, 99
Daftar Isi
AsgardChaptervi
BAB 07 PEMANFAATAN NERACA LAJUR 101
01. Definisi dan Bentuk Neraca Lajur, 102 02. Haruskah Neraca Lajur Digunakan?, 102 03. Penyiapan Neraca Lajur, 102 04. Penggunaan Neraca Lajur, 103
BAB 08 AKUNTANSI DI PERUSAHAAN DAGANG & MANUFAKTUR: GAMBARAN UMUM 105
01. Jenis-jenis Perusahaan, 106 02. Akuntansi di Perusahaan Dagang, 107 03. Akuntansi di Perusahaan Manufaktur, 109 04. Penyusunan Laporan Keuangan, 114
BAB 09 RAGAM MANFAAT INFORMASI BAGI UMKM 115
01. Manfaat Buku Harian, 116 02. Manfaat Buku Jurnal, 117 03. Manfaat Buku Besar Utama, 118 04. Manfaat Laporan Keuangan, 119
BAB 10 EXPOSURE DRAFT SAK USAHA KECIL & MENENGAH 129
01. Ruang Lingkup SAK UKM, 130 02. Konsep dan Prinsip Pervasif, 131 03. Penyajian Laporan Keuangan, 133
DAFTAR PUSTAKA 136 PROPOSAL PENDIDIKAN DAN PELATIHAN 137
KATALOG BUKU 138
BAB 01: UMKM di Indonesia dan Peranan Akuntansi
AsgardChapter 1
BAB 01
UMKM DI INDONESIA DAN
PERANAN AKUNTANSI
ABSTRAK Pemerintah memberi perhatian yang sangat besar terhadap perkembangan Usaha Mikro Kecil Dan Menengah (UMKM). Tidak saja jumlah UMKM di Indonesia mendominasi, tetapi juga UMKM dapat lebih bertahan dari terpaan krisis global. Berbagai inisiatif selalu diusahakan oleh pemerintah melalui Kementerian Negara Koperasi dan Usaha Kecil Menengah agar semakin banyak individu mau menekuni dunia wirausaha dalam bentuk pendirian UMKM. Meskipun dukungan pemerintah semakin nyata tetapi berbagai tantangan juga menghadang para wirausahawan dalam menjadikan UMKM berhasil. Salah satu tantangan utama dan kongkrit yang dihadapi oleh wirausahawan UMKM adalah terkait dengan pengelolaan dana. Ketidak-beresan pengelolaan dana seringkali menjadi pemicu terjadinya permasalahan-permasalahan yang berujung kegagalan UMKM. Inisiatif utama dalam pengelolaan dana adalah dengan mempraktikkan akuntansi dengan baik. Menariknya, akuntansi yang selama ini dianggap hal yang sulit ternyata dapat dipahami dan dipraktikkan secara mudah. Penerapan akuntansi merupakan langkah mudah tetapi memberi manfaat luar biasa bagi UMKM Anda. Dengan akuntansi yang memadai maka UMKM Anda dapat memenuhi persyaratan dalam pengajuan kredit berupa laporan keuangan, mengevaluasi kinerja, mengetahui posisi keuangan, menghitung pajak, dan manfaat-manfaat lainnya yang mungkin tidak Anda duga selama ini.
BAB 01: UMKM di Indonesia dan Peranan Akuntansi
AsgardChapter 2
01. PERKEMBANGAN UMKM Selama periode tahun 2007-2008, jumlah UMKM (Usaha Mikro, Kecil, dan
Menengah) mengalami peningkatan sebesar 2,88%. Tabel berikut ini menunjukkan perkembangan jumlah dan proporsi jenis-jenis usaha di Indonesia.
Peraga 1.1: Jumlah Unit Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) dan
Usaha Besar (UB) tahun 2007-2008
NO SKALA USAHA TAHUN 2007 *) TAHUN 2008 **) PERKEMBANGAN
Jumlah (Unit)
Pangsa (%)
Jumlah (Unit)
Pangsa (%) JUMLAH %
1. Usaha Mikro 49.287.276 98,91 50.697.659 98,90 1.410.383 2,86
2. Usaha Kecil (UK) 498.565 1,00 520.221 1,01 21.656 4,34
3. Usaha Menengah (UM) 38.282 0,08 39.657 0,08 1.375 3,59
Usaha Kecil dan Menengah (UMKM) 49.824.123 99,99 51.257.537 99,99 1.433.414 2,88
4. Usaha Besar (UB) 4.463 0,01 4.372 0,01 (91) (2,04)
JUMLAH 49.828.586 51.261.909 1.433.323 2,88
Keterangan: *) Angka Sementara **) Angka Sangat Sementara
Peraga 1.2:
Proporsi kontribusi UMKM dan Usaha Besar (UB) terhadap PDB Nasional tahun 2007-2008 menurut Harga Konstan tahun 2000
32,95 32,78
10,83 10,8714,62 14,68
41,60 41,67
0%
20%
40%
60%
80%
100%
2007 2008Mikro UK UM UB
BAB 01: UMKM di Indonesia dan Peranan Akuntansi
AsgardChapter 3
Berdasar informasi dari kementerian Bagian Data - Biro Perencanaan Kementerian Negara Koperasi dan UKM Republik Indonesia, UMKM memberi berbagai jenis kontribusi, antara lain adalah sebagai berikut: a. Kontribusi UMKM terhadap Penciptaan Investasi Nasional; Pembentukan
Investasi Nasional menurut harga berlaku: 1) Tahun 2007, kontribusi UMKM tercatat sebesar Rp461,10 triliun atau
52,99% dari total investasi nasional sebesar Rp870,17 triliun. 2) Tahun 2008, kontribusi UMKM mengalami peningkatan sebesar Rp179,27
triliun atau 38,88% menjadi Rp640,38 triliun.
Peraga 1.3: Kontribusi UMKM dan Usaha Besar (UB) terhadap Pembentukan Investasi
Nasional tahun 2007-2008 menurut Harga Berlaku
b. Kontribusi UMKM terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) Nasional; PDB Nasional menurut harga berlaku: 1) Tahun 2007, kontribusi UMKM terhadap PDB nasional menurut harga
berlaku tercatat sebesar Rp 2.105,14 triliun atau 56,23%. 2) Tahun 2008, kontribusi UMKM terhadap PDB nasional menurut harga
berlaku tercatat sebesar Rp2.609,36 triliun atau 55,56%.
71.66TriliunRupiah 101.53TriliunRupiah180.20TriliunRupiah
250.52TriliunRupiah
209.24TriliunRupiah
288.33TriliunRupiah
409.07TriliunRupiah
570.32TriliunRupiah
0,00
200,00
400,00
600,00
800,00
1.000,00
1.200,00
1.400,00
2007 2008Tahun
Mikro UK UM UB
BAB 01: UMKM di Indonesia dan Peranan Akuntansi
AsgardChapter 4
Peraga 1.4: Kontribusi UMKM dan Usaha Besar (UB) terhadap PDB Nasional tahun 2007-2008
menurut Harga Berlaku (Rp Triliun)
c. Kontribusi UMKM dalam Penyerapan Tenaga Kerja Nasional; Pada tahun 2008, UMKM mampu menyerap tenaga kerja sebesar 90.896.270 orang atau 97,04% dari total penyerapan tenaga kerja, jumlah ini meningkat sebesar 2,43%.
Peraga 1.5: Jumlah Penyerapan Tenaga Kerja
UMKM dan Usaha Besar (UB) tahun 2007-2008
NO SKALA USAHA
TAHUN 2007 *) TAHUN 2008 **) PERKEMBANGAN
Jumlah (Orang)
Pangsa (%)
Jumlah (Orang)
Pangsa (%) JUMLAH %
1. Usaha Mikro 81.732.430 88,30 83.647.711 89,30 1.915.281 2,34
2. Usaha Kecil (UK) 3.864.995 4,22 3.992.371 4,26 127.376 3,30
3. Usaha Menengah (UM) 3.142.319 3,43 3.256.188 3,48 113.869 3,62
Usaha Kecil dan Menengah (UMKM) 88.739.744 96,95 90.896.270 97,04 2.156.526 2,43
4. Usaha Besar (UB) 2.788.518 3,05 2.776.214 2,96 (12.304) (0,44)
JUMLAH 91.528.262 93.672.484 2.144.222 2,34
Keterangan: *) Angka Sementara **) Angka Sangat Sementara d. Kontribusi UMKM terhadap Penciptaan Devisa Nasional; Pada tahun 2008,
kontribusi UMKM terhadap penciptaan devisa nasional melalui ekspor non migas mengalami peningkatan sebesar Rp 40,75 triliun atau 28,49%.
Mikro1.208,0332,27%
UK385,3110,29%
UM511,7913,67%
UB1.638,8443,77%
Tahun2007Mikro
1.505,3132,05%
UK473,2710,08%
UM630,7913,43%
UB2.087,1244,44%
Tahun2008
BAB 01: UMKM di Indonesia dan Peranan Akuntansi
AsgardChapter 5
Secara singkat dapat disimpulkan bahwa UMKM merupakan pilar utama (soko guru) perekonomian Indonesia. Karakteristik utama UMKM adalah kemampuannya mengembangkan proses bisnis yang fleksibel dengan menanggung biaya yang relatif rendah. Oleh karena itu, adalah sangat wajar jika keberhasilan UMKM diharapkan mampu meningkatkan perekonomian Indonesia secara keseluruhan. Menariknya, UMKM menjadikan perekonomian Indonesia tidak terkena dampak negatif yang signifikan akibat terjadinya krisis global yang dirasakan sebagian besar negara di belahan dunia karena kegiatan operasional UMKM dapat mandiri dan tidak menanggung beban besar akibat krisis tersebut. UMKM justru sebaliknya diharapkan dapat memanfaatkan berbagai peluang usaha akibat terjadinya krisis dunia tersebut karena ketidak-mampuan perusahaan-perusahaan besar dunia menanggung biaya yang besar akibat biaya tetap operasional maupun biaya yang ditanggung karena utang.
02. DEFINISI UMKM Bentuk UMKM dapat berupa perusahaan perseorangan, persekutuan, seperti
misalnya firma dan CV, maupun perseroan terbatas. UMKM dapat dikategorikan menjadi 3 terutama berdasar jumlah aset dan omzet sebagaimana tercantum di Undang- Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang UMKM sebagai berikut: a. Usaha Mikro: Usaha produktif milik orang perorangan dan/atau badan usaha
perorangan yang memenuhi kriteria: 1) Aset Rp50 juta 2) Omzet Rp300 juta
b. Usaha Kecil: Usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perorangan/badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan/bukan cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dari usaha menengah atau usaha besar yang memenuhi kriteria: 1) Rp 50 juta < Aset Rp500 juta 2) Rp 300 juta < Omzet Rp2,5 miliar
c. Usaha Menengah: Usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perseorangan atau badan usaha yang bukan merupakan
BAB 01: UMKM di Indonesia dan Peranan Akuntansi
AsgardChapter 6
anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dengan usaha kecil atau usaha besar yang memenuhi kriteria: 1) Rp500 juta < Aset Rp2,5 miliar 2) Rp2,5 miliar < Omzet Rp50 miliar
03. PELUANG UMKM Perhatian pemerintah terhadap UMKM yang sangat besar merupakan langkah
strategis yang tepat dibutuhkan bangsa Indonesia. Pembentukan Kementerian Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah merupakan cerminan keseriusan dan kepedulian pemerintah terhadap UMKM. Berikut ini informasi terkini terkait dengan program-program unggulan pemerintah untuk menumbuh-kembangkan UMKM di Indonesia (sumber: www.depkop.go.id):
a. Menteri Negara Koperasi dan UKM (Mennegkop UKM) terpilih Syarif Hasan memasukkan program kredit usaha rakyat (KUR) sebagai salah satu agenda prioritas dalam 100 hari kepemimpinannya. Hal ini dimaksudkan untuk mendorong pengembangan usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) serta menggerakkan sektor riil. "Ke depan, dalam program 100 hari, kami tetap terus melanjutkan program kerja dari menteri koperasi dan UKM sebelumnya. Program KUR yang ada sekarang dilanjutkan dan perlu diberikan improvement, baik dari segi kuantitas maupun kualitas," kata Menteri Negara Koperasi dan UKM yang baru Syarif Hasan (Investor Daily, 26 Oktober 2009).
b. Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (UKM) minta dilibatkan sebagai penilai UKM yang layak mendapat dana program kemitraan dan bina lingkungan (PKBL) BUMN. Dana PKBL beredar (outstanding) saat ini mencapai Rp1,5 triliun. Ditengarai bahwa UKM tidak mendapat manfaat banyak dari program PKBL tersebut (Jurnal nasional, 10 Desember 2009).
c. Lembaga Pengelola Dana Bergulir (LPDB) KUMKM hampir dipastikan hanya mampu merealisasikan Rp400 miliar atau sekitar 47% dari anggaran yang tersedia (Rp851 miliar) tahun ini. Untuk lebih mengoptimalkan penyaluran, LPDB mengimbau dinas-dinas koperasi dan UKM mengajukan nama-nama KUMKM yang perlu pembiayaan, terutama KUMKM yang feasible, namun
BAB 01: UMKM di Indonesia dan Peranan Akuntansi
AsgardChapter 7
belum bankable. Kebijakan yang selama ini diberlakukan dapat diubah dengan persetujuan Menteri (Bisnis Indonesia, 16 Desember 2009).
d. Kementerian Negara Koperasi dan UKM tengah mengevaluasi sekitar 400
peraturan daerah (perda) bermasalah yang dinilai membebani pelaku usaha UMKM. Deputi Bidang kelembagaan Kementerian Negara Koperasi dan UKM menjelaskan jika perda itu temyata menghambat perkembangan UMKM akan dilakukan pencabutan izinnya sesuai dengan undang-undang (UU). Dari 400 perda yang dievaluasi, sejumlah 63 di antaranya sudah dibatalkan, sedangkan targetnya sebanyak 160 perda dievaluasi. Sebanyak 40 perda yang dipandang bertentangan dengan UU adalah pajak dan retribusi, dan perda vang paling menonjol untuk dievaluasi adalah yang terkait dengan perizinan.
Penulis optimis bahwa di masa datang akan semakin banyak program inovatif
yang dikembangkan pemerintah untuk menjadikan UMKM, disamping koperasi, sebagai soko guru perekonomian bangsa Indonesia.
04. TANTANGAN UMKM Meskipun dukungan pemerintah Indonesia sangat besar, menjadikan UMKM
berhasil bukan berarti tanpa kendala. Berikut ini tantangan UMKM di Indonesia sebagaimana dikutip sebagian dari tulisan Prof. Dr. Mudrajad Kuncoro(2008):
a. Ketiadaan pembagian tugas yang jelas antara bidang administrasi dan operasi. Kebanyakan UMKM dikelola perorangan yang merangkap sebagai pemilik sekaligus pengelola perusahaan, serta memanfaatkan tenaga kerja dari keluarga dan kerabat dekatnya.
b. Rendahnya akses industri kecil terhadap lembaga-lembaga kredit formal sehingga mereka cenderung menggantungkan pembiayaan usahanya dari modal sendiri atau sumber-sumber lain seperti keluarga, kerabat, pedagang perantara, bahkan rentenir.
c. Kekurang-jelasan status hukum sebagian besar UMKM.Mayoritas UMKM merupakan perusahaan perorangan yang tidak berakta notaris, 4,7% tergolong perusahaan perorangan berakta notaris,dan hanya 1,7% yang sudah mempunyai badan hukum seperti misalnya PT/NV, CV, firma, atau koperasi.
BAB 01: UMKM di Indonesia dan Peranan Akuntansi
AsgardChapter 8
05. PERANAN AKUNTANSI DI UMKM Penulis meyakini bahwa permasalahan tentang pengelolaan dana merupakan
faktor kunci yang dapat menyebabkan keberhasilan, atau justru kegagalan, UMKM. Meskipun banyak faktor lain yang dapat mempengaruhi UMKM tetapi persoalan-persoalan di UMKM lazimnya muncul akibat kegagalan UMKM mengelola dana. Kesalahan dalam pengelolaan dana berupa kas dapat menyebabkan UMKM secara mendadak mengalami kekurangan uang tunai untuk menjalankan operasional harian. Kekurang-cermatan pengelolaan dana menyebabkan wirausahawan mencampur-adukkan dana perusahaan dengan dana pribadi. Selanjutnya, pengelolaan dana yang buruk berakibat perusahaan tidak dapat mencegah, mendeteksi maupun mengoreksi tindak kecurangan yang terjadi di perusahaan. Oleh karena itu, adalah hal yang dapat dimaklumi jika bank-bank pemberi kredit selalu mensyaratkan UMKM calon penerima kredit untuk menyampaikan informasi keuangan. Berdasar informasi keuangan tersebut bank mengintepretasikan kemampuan UMKM dalam mengelola dana, dan memprediksi risiko kegagalan usaha yang dijalankan karena ketidak-mampuan UMKM dalam mengelola dana.
Metoda praktis dan manjur dalam pengelolaan dana di perusahaan bisnis,
termasuk UMKM, adalah dengan mempraktikkan akuntansi secara baik. Pada prinsipnya, akuntansi adalah sebuah sistem yang mengolah transaksi menjadi informasi keuangan. Dengan demikian, akuntansi menjadikan UMKM dapat memperoleh berbagai informasi keuangan yang penting dalam menjalankan bisnisnya. Berikut ini beberapa informasi keuangan yang dapat diperoleh UMKM jika mempraktikkan akuntansi dengan baik dan benar:
a. Informasi kinerja perusahaan; Akuntansi menghasilkan laporan laba/rugi (income statements) yang mencerminkan kemampuan UMKM dalam menghasilkan laba. Informasi ini sangat penting karena UMKM dapat menggunakan laporan laba/rugi sebagai bahan evaluasi secara periodik. Jika laporan laba/rugi menunjukkan bahwa perusahaan mengalami rugi atau penurunan laba dibanding periode sebelumnya maka perusahaan menganalisis penyebab-penyebab terjadinya kerugian atau penurunan laba. Sebaliknya, jika laporan laba/rugi menunjukkan bahwa UMKM memperoleh laba atau kenaikan laba dibanding periode sebelumnya maka perusahaan dapat mempertahankan proses bisnis yang telah dilakukan, atau mengembangkan proses bisnis agar laba meningkat.
BAB 01: UMKM di Indonesia dan Peranan Akuntansi
AsgardChapter 9
b. Informasi penghitungan pajak; Berdasar laporan laba/rugi yang dihasilkan akuntansi, UMKM dapat secara akurat menghitung jumlah pajak yang harus dibayar untuk periode tertentu, atau bahkan dapat mengajukan restitusi pajak.
c. Informasi posisi dana perusahaan; Akuntansi menghasilkan neraca (balance sheets) yang mencerminkan penggunaan dana berupa aset (disebut harta atau aktiva) dan sumber-sumber pemerolehan dana yang berasal dari utang dan ekuitas. Informasi ini penting karena memberi gambaran tentang posisi keuangan perusahaan pada tanggal tertentu. Berdasar informasi keuangan yang terdapat di neraca, perusahaan maupun pihak lain dapat mengetahui apakah aset yang dimiliki oleh perusahaan pendanaannya sebagian besar berasal dari utang atau dari ekuitas. Perusahaan dengan komposisi utang yang sangat besar berisiko tinggi karena perusahaan harus menanggung biaya tetap berupa bunga utang.
d. Informasi perubahan modal pemilik; Akuntansi menghasilkan laporan perubahan ekuitas (statements of equity changes) yang mencerminkan perubahan sumber pendanaan, terutama yang berasal dari ekuitas. Pemilik perusahaan membutuhkan informasi ini untuk mengetahui perkembangan modal yang telah ditanamkan ke perusahaan. Pemerolehan laba yang tinggi tidak selalu mencerminkan kesuksesan perusahaan jika ternyata pengambilan dana oleh pemilik melebihi laba yang dihasilkan.
e. Informasi pemasukan dan pengeluaran kas; Akuntansi menghasilkan laporan arus kas (statements of cash flow) yang mencerminkan pemerolehan dan penggunaan aset utama berupa kas. Pengelolaan dana perusahaan lazimnya berhubungan positif dengan keberhasilan perusahaan; semakin baik pengelolaan kas maka semakin besar kesuksesan yang diraih perusahaan, dan sebaliknya.
f. Informasi perencanaan kegiatan; Akuntansi menghasilkan laporan anggaran (budget) yang menggambarkan kegiatan-kegiatan yang direncanakan perusahaan selama periode tertentu, beserta pendanaan yang akan dibutuhkan atau yang diperoleh.
g. Informasi besaran biaya; Akuntansi menghasilkan informasi tentang beraneka ragam biaya yang telah dikeluarkan beserta informasi lainnya yang terkait dengan pengeluaran biaya tersebut. Sebagai contoh, akuntansi dapat menyediakan informasi tentang fluktuasi biaya yang harus ditanggung perusahaan per hari, minggu, bulan, dst.
BAB 01: UMKM di Indonesia dan Peranan Akuntansi
AsgardChapter 10
Masih banyak informasi keuangan yang dapat dihasilkan oleh akuntansi. Oleh karena itu, jika Anda masih menganggap bahwa akuntansi itu tidak penting maka sebenarnya Anda mengambil risiko bahwa keputusan-keputusan yang Anda buat sebenarnya justru merugikan perusahaan, atau bahkan menempatkan cita-cita Anda dalam situasi yang membahayakan karena mengalami kegagalan yang disebabkan oleh masalah keuangan, bukan masalah kehebatan Anda dalam berbisnis.
Walaupun akuntansi menyediakan informasi keuangan yang penting bagi
kesuksesan UMKM tetapi sampai saat ini ditengarai masih banyak UMKM yang belum menggunakan akuntansi. Masih banyak pengusaha ketika diberikan pertanyaan mengenai laba yang didapatkan, mereka menjawab bukan dengan nominal angka rupiah melainkan dengan benda-benda berujud seperti motor, rumah, sawah, atau mobil. Pertanyaan konkritnya seperti berikut ini: Berapa laba/keuntungan yang Bapak/Ibu dapatkan tahun ini? Jawabannya: Laba saya tahun ini motor dan sawah. Jawaban tersebut tidak menggambarkan laba yang sebenarnya didapatkan oleh perusahaan karena motor, sawah dan aset lainnya merupakan salah satu penggunaan dana yang mungkin didanai dari laba atau justru dari utang ataupun pengambilan modal pemilik.
Mungkin sebagian dari Anda sudah menyadari arti penting akuntansi.
Persoalan yang muncul justru dalam memahami akuntansi itu sendiri. Jika selama ini Anda beranggapan bahwa akuntansi itu sulit, maka setelah membaca buku ini maka anggapan tersebut akan sirna seketika. Sesungguhnya akuntansi itu logis dan sangat mudah. Akuntansi dikatakan logis karena ternyata akuntansi dikembangkan berdasar logika yang selama ini memang sudah diyakini kebenarannya oleh masyarakat awam. Selanjutnya, akuntansi dikatakan mudah karena proses akuntansi yang berlaku di akuntansi adalah sangat sederhana yang dapat dilakukan secara manual maupun berbasis komputer. Padahal kita tahu bahwa akuntansi merupakan kegiatan pokok yang harus dilakukan untuk pengelolaan dana dan memberi manfaat yang luar biasa bagi perusahaan. Oleh karena itu, marilah kita menyempatkan waktu sejenak untuk mempelajari buku ini agar perusahaan Anda dapat mempraktikkan akuntansi dengan baik dan benar.
BAB 02 Pengetahuan Dasar Akuntansi
AsgardChapter11
BAB 02
PENGETAHUAN DASAR
AKUNTANSI
ABSTRAK Sepanjang perekonomian negara menggunakan uang sebagai alat pembayaran maka akuntansi selalu berperan penting. Oleh karena itu, berbagai organisasi, seperti misalnya UMKM, lembaga pemerintahan, yayasan, organisasi kemasyarakatan, bahkan toko kecil-pun membutuhkan akuntansi. Konsekuensinya, Kita perlu memahami logika dan mekanisme kerja akuntansi agar dapat mempraktikkan akuntansi secara baik dan benar untuk mencapai tujuan bisnis UMKM. Akuntansi menyajikan informasi yang bersifat keuangan. Pengembangan akuntansi berlandas pada 3 (tiga) pilar utama, yaitu matematika, prinsip dasar, dan rancang-bangun. Pilar matematika digunakan untuk menjaga keseimbangan antara total penggunaan dana dan total pemerolehan dana. Secara logika kita semua sepakat bahwa besarnya penggunaan dana harus selalu sama dengan besarnya pemerolehan dana. Pilar prinsip dasar menjadikan pengembangan akuntansi lebih terarah. Selanjutnya, pilar rancang-bangun menjadikan akuntansi dapat menyajikan informasi keuangan sesuai kebutuhan para pengguna dengan tetap memenuhi pilar Matematika dan pilar Prinsip dasar.
BAB 02 Pengetahuan Dasar Akuntansi
AsgardChapter12
01. DEFINISI AKUNTANSI Akuntansi didefinisikan (Warsono, Darmawan dan Ridha, 2008):
Akuntansi terdiri dari 3 (tiga) komponen utama, yaitu:
1. Input (masukan); berupa peristiwa bisnis yang bersifat keuangan (transaksi). 2. Proses (prosedur); terdiri dari berbagai kegiatan untuk mengolah input
akuntansi. Proses utama akuntansi adalah pencatatan yang terdiri dari 2 (dua) fungsi, yaitu penjurnalan dan pemindah-bukuan.
3. Output (keluaran); berupa informasi keuangan. Output akuntansi yang banyak dikenal adalah laporan keuangan (financial statements).
Peraga 2.1: Definisi Akuntansi
Banyak pihak membutuhkan informasi akuntansi. Para pengguna
memanfaatkan informasi akuntansi untuk memenuhi berbagai kepentingan masing-masing. Sebagai contoh, pemilik membutuhkan informasi akuntansi untuk menilai perkembangan modal yang disetorkan, kreditor membutuhkan informasi akuntansi untuk menilai kemampuan UMKM melunasi pinjaman, dan manajer membutuhkan akuntansi untuk mengetahui prestasi kerjanya.
adalah proses sistematis untuk mengolah transaksi menjadi informasi keuangan yang bermanfaat bagi para penggunanya.
INPUT PROSES OUTPUTTransaksi ke-1
Penyiapan Transaksi
Pencatatan Transaksi
Informasi Keuangan Transaksi ke-2
Transaksi ke-n
BAB 02 Pengetahuan Dasar Akuntansi
AsgardChapter13
Peraga 2.2: Pengguna Informasi Akuntansi
Akuntansi dapat dianalogikan dengan produk teknologi seperti misalnya komputer, pesawat terbang, dsb. Akuntansi dirancang sebagai alat untuk memenuhi kebutuhan manusia berupa informasi keuangan. Sebagai alat, oleh karena itu, akuntansi harus berlandas pada minimal 3 pilar, yaitu pengetahuan yang mapan (dalam hal ini adalah matematika), prinsip-prinsip dasar, dan rancang-bangun. Pembahasan masing-masing pilar utama disajikan berikut ini. 02. PILAR PERTAMA AKUNTANSI: MATEMATIKA
Akuntansi berdasarkan pada persamaan matematika dasar yang dituangkan dalam bentuk persamaan PENGGUNAAN DANA = PEMEROLEHAN DANA. Dana (fund) secara konseptual merupakan abstraksi dari sesuatu yang dapat diukur secara keuangan. Perlu ditegaskan disini bahwa dana tidak selalu berarti uang tunai. Dana dapat berupa janji, pemanfaatan fasilitas, dsb.
Penggunaan dana di akuntansi dapat berbentuk ASET (lazim dikenal sebagai
aktiva/harta), BIAYA yang diakui, dan PENGEMBALIAN EKUITAS dari UMKM ke pemilik. Sedangkan pemerolehan dana dapat bersumber dari UTANG (pinjaman dari kreditor), dari EKUITAS (pendanaan yang berasal dari setoran modal pemilik, laba yang dihasilkan UMKM, maupun pendanaan dari sumber lain-lain selain utang), dan dari PENDAPATAN yang dihasilkan UMKM.
Kreditor Manajer
Pemerintah Karyawan
Pelanggan Pemasok
Pemilik
Serikat Kerja
BAB 02 Pengetahuan Dasar Akuntansi
AsgardChapter14
Peraga 2.3: Persamaan Akuntansi
Jika total penggunaan dana lebih besar dibanding total pemerolehan dana maka
dapat dipastikan telah terjadi kesalahan karena terdapat dana yang tidak dapat dijelaskan dari mana sumber pendanaannya. Demikian pula sebaliknya, jika total penggunaan dana lebih kecil dibanding total pemerolehan dana maka dapat dipastikan telah terjadi kesalahan karena terdapat dana yang belum dipertanggungjawabkan oleh UMKM. Sebagai penegasan terhadap validitas persamaan matematika yang digunakan di akuntansi, berikut ini dicantumkan pernyataan yang terkait dengan ilmu Fisika sebagai berikut:
To every Action there is always opposed an equal Reaction (Isaac Newton,PhilosophiaeNaturalisPrincipiaMathematica)
Setiap transaksi (peristiwa bisnis yang bersifat keuangan) akan dianalisis dan diolah akuntansi berdasar persamaan akuntansi. Penjelasan dan praktik analisis transaksi dibahas lebih lanjut di Bab 3.
03. PILAR KEDUA AKUNTANSI: PRINSIP DASAR Seperti halnya produk teknologi, akuntansi juga mendasarkan diri pada prinsip-
prinsip yang berlaku umum yang dikenal sebagai prinsip-prinsip akuntansi berterima umum. Per definisi, Prinsip-Prinsip Akuntansi Berterima Umum (PABU) terdiri dari seperangkat konsep, standar, prosedur, metoda, konvensi, dan praktik yang sehat yang dijadikan pedoman dalam penerapan akuntansi (Suwardjono, 2002). PABU menjadikan informasi keuangan yang dihasilkan akuntansi dapat dipahami dan bermanfaat bagi banyak pengguna. Di Indonesia, salah satu jenis PABU adalah Standar Akuntansi Keuangan (SAK) yang ditetapkan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan (DSAK).
PABU ditetapkan melalui pertimbangan yang rasional dan hati-hati. Berikut ini
disebutkan contoh 10 (sepuluh) PABU:
ASET + BIAYA + PENGEMBALIAN EKUITAS = UTANG + EKUITAS + PENDAPATAN PENGGUNAAN DANA = PEMEROLEHAN DANA
BAB 02 Pengetahuan Dasar Akuntansi
AsgardChapter15
a. Konsep Kesatuan Usaha (Economic Entity Concept); Prinsip ini menyatakan bahwa UMKM dianggap sebagai entitas yang berdiri sendiri, terlepas dari pemiliknya. Sebagai implikasinya, hubungan antara UMKM dan pemilik diperlakukan sebagai transaksi antara dua pihak yang terpisah.
b. Satuan Moneter (Monetary Unit); Informasi akuntansi disajikan dalam bentuk satuan uang (Indonesia: Rupiah).
c. Kelangsungan Usaha (Going Concern); Prinsip ini merupakan asumsi yang digunakan oleh akuntansi, yaitu bahwa UMKM akan melanjutkan usahanya di masa depan tanpa batas waktu.
d. Periodisasi (Periodicity); Prinsip ini menetapkan bahwa masa hidup UMKM terdiri dari perioda-perioda. Salah satu konsekuensi dari prinsip ini adalah bahwa UMKM melakukan penyusunan laporan keuangan secara periodik.
e. Kos Historis (Historical Cost); Prinsip ini menjadikan akuntansi mengukur transaksi sebesar harga perolehan (kos) pada saat transaksi terjadi.
f. Substansi Mengungguli Bentuk (Substance Over Form); Prinsip ini menyatakan bahwa akuntansi lebih mengutamakan substansi (makna ekonomis yang sesungguhnya) sebuah transaksi dibanding aspek formal (legal). Berdasar ketentuan ini maka transaksi sewa-guna (leasing) yang memenuhi kriteria tertentu dicatat sebagai aset tetap meskipun secara legal UMKM tidak mempunyai hak kepemilikan atas aset tetap tersebut.
g. Dasar Akrual (Accrual Basis); Prinsip ini terkait dengan elemen pendapatan dan biaya; pengakuan pendapatan dan biaya dicatat berdasar waktu terjadinya pendapatan dan biaya tersebut, bukan berdasar saat penerimaan atau pengeluaran kas. Meskipun kas belum diterima tetapi jika pendapatan telah memenuhi kriteria untuk diakui maka akan dicatat pada perioda terjadinya pendapatan. Dasar akrual ini juga berlaku untuk pengakuan biaya. Meskipun kas belum dibayarkan tetapi jika biaya telah memenuhi kriteria untuk diakui maka akan dicatat pada perioda terjadinya biaya.
h. Penandingan Biaya dengan Pendapatan (Matching Cost With Revenue); Prinsip ini menggunakan analogi bahwa kinerja sebuah entitas seharusnya dilakukan dengan menandingkan antara usaha (effort) yang dilakukan dengan pencapaian (achievement) yang dihasilkan.
BAB 02 Pengetahuan Dasar Akuntansi
AsgardChapter16
i. Konservatisma (Conservatism); Prinsip ini menjadikan akuntansi mengakui segera biaya/rugi potensial yang kemungkinan besar terjadi di masa datang, dan mengakui pendapatan/laba potensial hanya jika pendapatan/laba tersebut memenuhi syarat untuk diakui.
j. Analisis Manfaat & Biaya (Cost & Benefit Analysis); Berlandas prinsip ini maka pencatatan akuntansi dilakukan sepanjang manfaat yang diperoleh lebih besar dibanding biaya yang harus ditanggung untuk menghasilkan informasi tersebut.
Beberapa PABU yang disebutkan di atas akan dibahas lebih lanjut di bab-bab
selanjutnya buku ini.Yang perlu diketahui, prinsip-prinsip dasar ini dipilih berdasar pertimbangan yang hati-hati yang diharapkan dipegang teguh dalam kondisi normal. Selanjutnya, pemilihan prinsip-prinsip dasar yang digunakan bukan karena pertimbangan benar atau salah semata karena setiap pilihan prinsip memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing.
04. PILAR KETIGA AKUNTANSI: RANCANG-BANGUN Sebagai sebuah sistem maka fungsi-fungsi akuntansi harus dirancang-bangun
(reengineering) secara sistematis agar penyediaan informasi keuangan dapat dilakukan secara efektif dan efisien. Rancang-bangun di akuntansi bersifat dinamis agar akuntansi dapat menyajikan informasi keuangan yang sesuai kebutuhan para penggunanya dengan tetap berpegang pada pilar Matematika dan Prinsip dasar.
Salah satu bentuk rancang-bangun akuntansi adalah penggunaan berbagai
format media yang digunakan untuk pencatatan akuntansi. Sebagai contoh, format akun (sebagian orang awam menyebutnya rekening) dapat berbeda-beda antar UMKM; pada dasarnya, format, tata cara, maupun informasi yang disajikan di akun menggunakan rancangan yang dibuat dan disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing UMKM.
05. SIKLUS AKUNTANSI KEUANGAN Satu siklus akuntansi terdiri dari 2 kelompok waktu, yaitu sub-siklus Selama
Perioda Berjalan dan sub-siklus Pada Akhir Perioda. Peraga 2.4 menyajikan fungsi-
BAB 02 Pengetahuan Dasar Akuntansi
AsgardChapter17
fungsi pokok di satu siklus akuntansi, beserta dengan sub-siklusnya. Pembahasan lebih detail tentang masing-masing tahap akan dibahas di Bab 5 dan Bab 6.
Peraga 2.4: Siklus Akuntansi Keuangan
SELAMA PERIODA BERJALAN PADAAKHIRPERIODA
05.PencatatanJurnal(Penjurnalan)
05. PenyusunanLaporan
01.PengidentifikasianTransaksi
06.PencatatanBukuBesar(Pemindahbukuan)
b.PencatatanPenyesuai(adjustingentries) danpencatatanpengoreksi(correcting entires)
c.PembuatanDaftarSaldosetelah Penyesuaian
d.PenyusunanLaporanLaba/Rugi
e.PencatatanPenutup(closing entries)
f.PenyusunanLaporanPerubahanEkuitas,Neraca&LaporanArusKas
g.PencatatanPembalik(reversingentries)
a. PembuatanDaftarSaldosebelumPenyesuaian
02.PengukuranTransaksi
03.PendokumentasianTransaksikeBukti
04.PenulisanTransaksikeBukuHarian
Transaksike1
Transaksiken
BAB 02 Pengetahuan Dasar Akuntansi
AsgardChapter18
PENERBIT BUKU AKUNTANSI
Buku-Buku di atas Tersedia di TOKO BUKU GRAMEDIA, TOGA MAS, GUNUNG AGUNG, dll Dapatkan Discount Khusus untuk keperluan perpustakaan sekolah, dan Perguruan Tinggi
Untuk Pemesanan Hubungi: Kantor: Jl. Lely no. 203 Perumnas Condongcatur Depok, Sleman, Yogyakarta Hub: (0274) 881530, 7834827, 081253439202
Akuntansi Itu Ternyata
Logis dan Mudah (Edisi 2)
Akuntansi Pengantar 1 Berbasis Matematika
Akuntansi Dasar (+) E-book
Siklus Akuntansi di Perusahaan Jasa (+) LKS)
Akuntansi SMK (Kelas X)
Akuntansi di Perusahaan Dagang (+) LKS)
BAB 03 Analisis Transaksi Berbasis Akun
AsgardChapter19
BAB 03
ANALISIS TRANSAKSI
BERBASIS AKUN
ABSTRAK Transaksi merupakan input yang diolah akuntansi untuk menghasilkan informasi keuangan. Oleh karena itu, analisis terhadap transaksi merupakan langkah penting dan krusial di akuntansi. Analisis transaksi dimaksudkan untuk mengidentifikasi perubahan yang terjadi yang disebabkan oleh transaksi tersebut. Menariknya, analisis transaksi sepenuhnya mendasarkan diri persamaan akuntansi yang berupa persamaan aljabar sehingga kegiatan ini mudah dipahami. Oleh karena berlandas persamaan akuntansi yang merupakan persamaan matematika maka perubahan yang disebabkan oleh suatu transaksi harus selalu tetap menjaga keseimbangan persamaan akuntansi sebagai cerminan dari keseimbangan antara penggunaan dan dan pemerolehan dana. Salah satu prinsip dasar yang digunakan dalam melakukan analisis transaksi adalah PABU Konsep Kesatuan usaha (economic entity concept). Informasi keuangan di akuntansi disajikan berbasis akun. Pada dasarnya akun-akun merupakan penjabaran dari elemen atau variabel persamaan akuntansi. Jumlah akun yang dibentuk UMKM menyesuaikan jenis-jenis transaksi yang terjadi di UMKM. Oleh karena akuntansi berbasis akun maka analisis transaksi juga berdasar akun, tidak hanya berdasar elemen-elemen yang terdapat di persamaan akuntansi. Di bab ini Kita diajak untuk mempraktikkan analisis transaksi yang lazim terdapat di UMKM.
BAB 03 Analisis Transaksi Berbasis Akun
AsgardChapter20
Input akuntansi berupa transaksi, yaitu peristiwa bisnis yang bersifat keuangan. Disebut bersifat keuangan jika peristiwa bisnis yang terjadi di UMKM menyebabkan terjadinya perubahan secara keuangan, baik dalam penggunaan dana dan/atau dalam bentuk pemerolehan dana. Berikut ini beberapa contoh transaksi:
a. Pembelian bahan baku Rp1.000.000; b. Pembayaran gaji karyawan secara tunai Rp1.600.000; c. Penyewaan kendaraan Rp300.000; d. Barter barang dagangan dengan UMKM atau perusahaan lain Rp500.000; e. Penerimaan setoran modal dari pemilik; f. Pengambilan uang tunai UMKM untuk kepentingan pemilik; dan g. Pembayaran rekening listrik Rp100.000 oleh pemilik yang merupakan
tanggungan (biaya) UMKM. Transaksi-transaksi yang terjadi di UMKM akan dianalisis dan selanjutnya
diproses secara sistematis oleh akuntansi untuk menghasilkan informasi keuangan. Analisis transaksi di akuntansi berdasar sepenuhnya persamaan akuntansi yang lazimnya dituliskan sebagai berikut:
ASET, BIAYA, dan PENGEMBALIAN EKUITAS merupakan elemen-
elemen yang mencerminkan JENIS-JENIS PENGGUNAAN DANA, sedangkan UTANG, EKUITAS, dan PENDAPATAN merupakan elemen-elemen yang mencerminkan SUMBER-SUMBER PEMEROLEHAN DANA.
Setiap transaksi akan menyebabkan perubahan minimal di satu elemen
persamaan akuntansi di atas, dengan ketentuan keseimbangan antara total moneter sisi kiri dan total moneter sisi kanan persamaan akuntansi harus selalu terjaga (konsekuensi dari pilar Matematika). Disamping berbasis persamaan akuntansi, analisis transaksi mendasarkan diri pada PABU Konsep kesatuan usaha (economic entity concept) yang dijelaskan berikut ini.
Aset + Biaya + Pengembalian Ekuitas = Utang + Ekuitas + Pendapatan
BAB 03 Analisis Transaksi Berbasis Akun
AsgardChapter21
01. PABU: KONSEP KESATUAN USAHA Salah satu PABU yang berlaku di akuntansi adalah Konsep kesatuan usaha
(economic entity concept). Konsep kesatuan usaha memandang UMKM sebagai suatu entitas yang terpisah dari pemiliknya. Berlandas konsep kesatuan usaha ini maka akuntansi menyajikan gambaran tentang UMKM sebagai entitas yang berdiri sendiri, tidak tercampur dengan pemiliknya. Berdasar PABU Konsep kesatuan usaha ini maka semua transaksi yang dicatat oleh akuntansi harus dipandang dari sudut pandang UMKM. Dengan demikian, akuntansi menyajikan hasil kinerja, posisi keuangan maupun informasi keuangan lainnya tentang UMKM sebagai entitas yang berdiri sendiri yang terpisah dari pemiliknya.
Sebagai entitas yang berdiri sendiri, UMKM dapat melakukan transaksi dengan
berbagai pihak. Peraga 3.1 menggambarkan setidak-tidaknya 6 (enam) pihak eksternal yang lazimnya terkait dengan berbagai transaksi yang terjadi di UMKM. Selanjutnya, peraga 3.1 juga menegaskan bahwa transaksi yang melibatkan setoran dari pemilik hanyalah salah satu jenis transaksi dari banyak transaksi yang dilakukan UMKM. Dana yang disetor pemilik menjadi aset UMKM yang terpisah dari pemiliknya.
Peraga 3.1: Pihak-pihak yang Terlibat dalam Transaksi UMKM
02. DEFINISI ELEMEN DAN HUBUNGAN ANTAR ELEMEN Analisis transaksi sepenuhnya mendasarkan diri pada persamaan akuntansi.
Oleh karena itu, adalah tepat dan penting jika kita membahas terlebih dahulu tentang
UMKM
Kreditor
Rekanan
Pemerintah
Pembeli
Karyawan
Pemilik
BAB 03 Analisis Transaksi Berbasis Akun
AsgardChapter22
definisi masing-masing elemen, dan selanjutnya membahas tentang hubungan secara matematika antar elemen di persamaan akuntansi.
A. Definisi Elemen Persamaan Akuntansi Berikut ini definisi masing-masing elemen persamaan akuntansi: 1. Aset; merupakan jenis penggunaan dana untuk memperoleh berbagai jenis
sumberdaya (harta/aktiva) UMKM. 2. Biaya; merupakan jenis penggunaan dana untuk menjalankan kegiatan rutin
(expenses) maupun kegiatan non-rutin (losses) UMKM. 3. Pengembalian ekuitas; merupakan jenis penggunaan dana yang lazimnya
berupa penyerahan aset baik kas, jasa/produk, atau yang lainnya ke pemilik. 4. Utang; merupakan sumber pemerolehan dana yang berasal dari pinjaman
pihak ketiga. Sifat utang adalah bahwa UMKM wajib melunasi pada tanggal yang telah disepakati. Utang sering disebut juga kewajiban (liabilities).
5. Ekuitas; merupakan sumber pemerolehan dana yang berasal dari pemilik, laba kegiatan bisnis, maupun sumber-sumber selain dari utang/kewajiban.
6. Pendapatan; merupakan sumber pemerolehan dana yang berasal dari aktivitas bisnis UMKM, baik dari kegiatan rutin (revenues) maupun kegiatan non-rutin (gains) UMKM.
Kita lebih mudah memahami definisi masing-masing elemen aset, utang, biaya, dan pendapatan. Namun, mungkin tidak banyak dari kita yang sudah memahami pengertian ekuitas. Dari perspektif akuntansi, ekuitas (equity) merupakan pemerolehan dana yang berasal dari sumber lain-lain selain dari utang. Oleh karena itu, adalah hal yang dapat dipahami jika standar akuntansi keuangan mendefinisikan ekuitas sebagai residual interest. Terdapat 2 hal terkait ekuitas yang berisiko memunculkan kerancuan. Pertama, BENARKAH MODAL SAMA DENGAN EKUITAS? Sebagaimana telah disebutkan di muka, modal/modal saham (capital/capital stock) merupakan sumber pendanaan yang berasal dari setoran pemilik. Sementara itu, ekuitas terdiri dari modal, laba, dan sumber-sumber pendanaan lainnya selain utang. Namun demikian, pada kondisi tertentu, yaitu pada awal pendirian perusahaan, ekuitas perusahaan dapat terdiri setoran pemilik semata.
BAB 03 Analisis Transaksi Berbasis Akun
AsgardChapter23
Dengan demikian, definisi modal sama dengan ekuitas dapat saja terjadi khususnya pada awal pendirian perusahaan. Setelah perusahaan melakukan kegiatan bisnis (menghasilkan laba/rugi) maka definisi modal tidak sama dengan definisi ekuitas.
Kedua, BENARKAH MODAL MERUPAKAN ASET? Jika kita masih menganggap modal merupakan aset/harta/aktiva maka kita masih mendefinisikan modal dari kacamata orang yang menganggap perusahaan dan pemilik sebagai satu kesatuan entitas. Dari perspektif akuntansi, modal atau modal saham merupakan salah satu sumber pemerolehan dana, sedangkan harta atau aset adalah salah satu jenis penggunaan dana. Ketika pemilik misalnya menyetorkan uang tunai ke perusahaan maka akuntansi perusahaan mencatat penerimaan uang tunai tersebut sebagai aset, dan sekaligus mencatat terjadinya setoran modal ke elemen ekuitas yang menunjukkan besarnya hak pemilik atas perusahaan. Dengan demikian, modal sebatas mencerminkan besarnya hak pemilik atas perusahaan, bukan sebagai salah satu jenis aset.
B. Hubungan Antar Elemen Persamaan Akuntansi
Berdasar persamaan akuntansi yang merupakan cerminan matematika aljabar, terdapat 2 kelompok elemen, yaitu: 1. Penggunaan dana (uses of fund), yang terdiri dari elemen aset, biaya, dan
pengembalian ekuitas yang berada di sisi kiri persamaan akuntansi. 2. Pemerolehan dana (sources of fund), yang terdiri dari elemen-elemen utang,
ekuitas, dan pendapatan yang berada di sisi kanan persamaan akuntansi.
Berdasar ketentuan matematika, maka terdapat hubungan antara/antar kelompok elemen sebagaimana dapat digambarkan di Peraga 3.2 berikut ini.
Peraga 3.2: Hubungan Antar/Antara 2 Kelompok Elemen
Aset/Biaya/ Pengembalian ekuitas
Utang/Ekuitas/ Pendapatan
Aset/Biaya/ Pengembalian ekuitas
BERBANDING TERBALIK
BERBANDING LURUS
Kuadran A Kuadran B
Utang/Ekuitas/Pendapatan
BERBANDING LURUS
BERBANDING TERBALIK
Kuadran C Kuadran D
BAB 03 Analisis Transaksi Berbasis Akun
AsgardChapter24
Pada kuadran A, transaksi yang menyebabkan penambahan (pengurangan) di akun aset/biaya/pengembalian ekuitas harus diimbangi dengan pengurangan (penambahan) di elemen aset/biaya/pengembalian ekuitas lainnya. Peraga 3.3 menyajikan contoh transaksi yang termasuk di kuadran A.
Peraga 3.3: Contoh Transaksi-transaksi yang Termasuk di Kuadran A
A1 Transaksi pembelian tunai bahan habis pakai (supplies); menyebabkan penambahan di elemen Aset berupa supplies yang diimbangi dengan pengurangan di elemen Aset lainnya berupa kas.
A2 Transaksi pembayaran tunai gaji karyawan; menyebabkan pengurangan di elemen Aset berupa kas yang diimbangi dengan penambahan di elemen Biaya berupa biaya gaji.
A3 Transaksi pengambilan kas perusahaan untuk kepentingan pemilik; menyebabkan pengurangan di elemen Aset berupa kas yang diimbangi dengan penambahan di elemen Pengembalian ekuitas berupa Pengambilan pribadi.
A4 Transaksi pelunasan piutang; menyebabkan penambahan di elemen Aset berupa kas yang diimbangi dengan pengurangan di elemen Aset lainnya berupa piutang.
A5 Transaksi pembayaran dimuka biaya asuransi untuk masa manfaat 1 tahun yang akan datang; menyebabkan pengurangan di elemen Aset berupa kas yang diimbangi dengan penambahan di elemen Aset lainnya berupa biaya asuransi yang dibayar dimuka.
Kuadran B dan C merupakan situasi yang identik. Sebagai contoh, pada kuadran B, transaksi yang menyebabkan penambahan (pengurangan) di elemen aset/biaya/pengembalian ekuitas harus diimbangi dengan penambahan (pengurangan) di elemen utang/ekuitas/pendapatan.
Peraga 3.4: Contoh Transaksi yang Termasuk di Kuadran B dan C
B1 Transaksi pemerolehan pendapatan dari jasa konsultasi secara tunai; menyebabkan penambahan di elemen Aset berupa kas yang diimbangi dengan penambahan di elemen Pendapatan berupa penjualan.
B2 Transaksi pengakuan biaya sewa kendaraan dimana pembayaran akan dilakukan 1 bulan yang akan datang; menyebabkan penambahan di elemen Biaya berupa sewa gedung yang diimbangi dengan penambahan di elemen Utang berupa utang sewa gedung.
C1 Transaksi penjualan barang dagangan secara kredit; menyebabkan penambahan di elemen Pendapatan berupa penjualan yang diimbangi dengan penambahan di elemen Aset berupa piutang dagang.
C2 Transaksi pelunasan utang dagang; menyebabkan pengurangan di elemen Utang berupa utang dagang yang diimbangi dengan pengurangan di elemen Aset berupa kas.
C3 Transaksi penyetoran kas sebagai tambahan modal; menyebabkan penambahan di elemen Ekuitas berupa setoran modal yang diimbangi dengan penambahan di elemen Aset berupa kas.
BAB 03 Analisis Transaksi Berbasis Akun
AsgardChapter25
Pada kuadran D, transaksi yang menyebabkan penambahan (pengurangan) di elemen utang/ekuitas/pendapatan diimbangi dengan pengurangan (penambahan) di elemen utang/ekuitas/pendapatan lainnya.
Peraga 3.5: Contoh Transaksi-transaksi yang Termasuk di Kuadran D
D1 Transaksi pelunasan utang usaha dengan menerbitkan utang wesel; menyebabkan pengurangan di elemen Utang berupa utang usaha yang diimbangi dengan penambahan di elemen Utang lainnya berupa utang wesel.
D2
Transaksi pengakuan pendapatan dari pendapatan sewa kendaraan yang diterima dimuka; menyebabkan penambahan di elemen Pendapatan berupa pendapatan sewa kendaraan yang diimbangi dengan pengurangan di elemen Utang berupa pendapatan sewa kendaraan diterima dimuka.
Masih banyak transaksi di UMKM yang dapat terjadi, seperti misalnya barter, pembayaran biaya UMKM oleh pemilik, penjualan barang dagangan ke pemilik yang diperlakukan sebagai pengembalian ekuitas, dsb.
03. ANALSIS TRANSAKSI BERBASIS ELEMEN Berikut ini contoh analisis transaksi berbasis elemen persamaan akuntansi.
Transaksi 01 Diketahui : 01 Jan. Ibu AMANAH menyerahkan uang tunai sebesar Rp10.000.000 sebagai
setoran modal ke UMKM GIATKERJA. Ditanya : a. Entitas apa saja yang terlibat? b. Elemen-elemen persamaan akuntansi apa yang berubah? c. Bagaimana sifat perubahan masing-masing elemen tersebut? Jawaban : a. Entitas yang terlibat: Perusahaan dan pemilik modal b. Elemen Aset dan Ekuitas c. Elemen Aset (berupa uang tunai) bertambah Rp10.000.000, dan elemen
Ekuitas (berupa modal) bertambah Rp10.000.000
No. TGL ASET (Rp) BIAYA
(Rp)
PENGEMBALIAN EKUITAS
(Rp)
UTANG (Rp)
EKUITAS (Rp)
PENDAPATAN (Rp)
T01 01/01 (+)10.000.000 (+)10.000.000
BAB 03 Analisis Transaksi Berbasis Akun
AsgardChapter26
Transaksi 02 Diketahui : 02 Jan. Ibu AMANAH menyerahkan komputer Rp5.000.000 untuk kegiatan
bisnis UMKM GIATKERJA sebagai setoran modal. Ditanya : a. Entitas apa saja yang terlibat? b. Elemen-elemen persamaan akuntansi apa yang berubah? c. Bagaimana sifat perubahan masing-masing elemen tersebut? Jawaban : a. Entitas yang terlibat: Perusahaan dan pemilik modal b. Elemen Aset dan Ekuitas c. Elemen Aset (berupa komputer) bertambah Rp5.000.000, dan elemen
Ekuitas (berupa modal) bertambah Rp5.000.000
No. TGL ASET (Rp) BIAYA
(Rp)
PENGEMBALIAN EKUITAS
(Rp)
UTANG (Rp)
EKUITAS (Rp)
PENDAPATAN (Rp)
T02 02/01 (+)5.000.000 (+)5.000.000
Transaksi 03 Diketahui : 03 Jan. UMKM GIATKERJA membeli tunai bahan habis pakai (supplies)
Rp1.000.000. Ditanya : a. Entitas apa saja yang terlibat? b. Elemen-elemen persamaan akuntansi apa yang berubah? c. Bagaimana sifat perubahan masing-masing elemen tersebut? Jawaban : a. Entitas yang terlibat: Perusahaan dan rekanan/pemasok b. Elemen Aset c. Elemen Aset (berupa bahan habis pakai) bertambah Rp1.000.000, dan Aset
lainnya (berupa uang tunai) berkurang Rp1.000.000
No. TGL ASET (Rp) BIAYA
(Rp)
PENGEMBALIAN EKUITAS
(Rp)
UTANG (Rp)
EKUITAS (Rp)
PENDAPATAN (Rp)
T03 03/01 (+)1.000.000
(-)1.000.000
*Literatur akuntansi modern mengakui pembelian bahan habis pakai sebagai aset (menggunakan pencatatan metoda riil) daripada mengakuinya sebagai biaya karena ketika UMKM membeli bahan habis pakai tersebut maka bahan habis pakai tersebut masih berupa aset, belum dikonsumsi menjadi biaya.
Transaksi 04
Diketahui : 04 Jan. UMKM GIATKERJA membeli peralatan kantor senilai Rp4.000.000 secara kredit.
Ditanya : a. Entitas apa saja yang terlibat?
BAB 03 Analisis Transaksi Berbasis Akun
AsgardChapter27
b. Elemen-elemen persamaan akuntansi apa yang berubah? c. Bagaimana sifat perubahan masing-masing elemen tersebut? Jawaban : a. Entitas yang terlibat: Perusahaan dan rekanan/pemasok sebagai kreditor b. Elemen Aset dan elemen Utang c. Elemen Aset (berupa peralatan kantor) bertambah Rp4.000.000, dan elemen
Utang (berupa utang usaha) bertambah Rp4.000.000
No. TGL ASET (Rp) BIAYA
(Rp)
PENGEMBALIAN EKUITAS
(Rp)
UTANG (Rp)
EKUITAS (Rp)
PENDAPATAN (Rp)
T04 04/01 (+)4.000.000 (+)4.000.000
Transaksi 05 Diketahui : 15 Jan. UMKM GIATKERJA melunasi utang senilai Rp4.000.000. Ditanya : a. Entitas apa saja yang terlibat? b. Elemen-elemen persamaan akuntansi apa yang berubah? c. Bagaimana sifat perubahan masing-masing elemen tersebut? Jawaban : a. Entitas yang terlibat: Perusahaan dan rekanan sebagai kreditor b. Elemen Aset dan elemen Utang c. Elemen Aset (berupa uang tunai) berkurang senilai Rp4.000.000, dan elemen
Utang (berupa utang usaha) berkurang senilai Rp4.000.000
No. TGL ASET (Rp) BIAYA
(Rp)
PENGEMBALIAN EKUITAS
(Rp)
UTANG (Rp)
EKUITAS (Rp)
PENDAPATAN (Rp)
T05 15/01 (-)4.000.000 (-)4.000.000
Transaksi 06
Diketahui : 16 Jan. UMKM GIATKERJA membayar tunai biaya honorarium karyawan Rp1.500.000.
Ditanya : a. Entitas apa saja yang terlibat? b. Elemen-elemen persamaan akuntansi apa yang berubah? c. Bagaimana sifat perubahan masing-masing elemen tersebut? Jawaban : a. Entitas yang terlibat: Perusahaan dan karyawan b. Elemen Aset dan elemen Biaya c. Elemen Aset (berupa uang tunai) berkurang Rp1.500.000, sedangkan elemen
Biaya (berupa biaya gaji) bertambah Rp1.500.000.
BAB 03 Analisis Transaksi Berbasis Akun
AsgardChapter28
No. TGL ASET (Rp) BIAYA
(Rp)
PENGEMBALIAN EKUITAS
(Rp)
UTANG (Rp)
EKUITAS (Rp)
PENDAPATAN (Rp)
T06 16/01 (-)1.500.000 (+)1.500.000
Transaksi 07
Diketahui : 17 Jan. UMKM GIATKERJA menerima tagihan dari PLN yang menyebutkan bahwa listrik yang harus dibayar adalah Rp100.000.
Ditanya : a. Entitas apa saja yang terlibat? b. Elemen-elemen persamaan akuntansi apa yang berubah? c. Bagaimana sifat perubahan masing-masing elemen tersebut? Jawaban : a. Entitas yang terlibat: Perusahaan dan rekanan sebagai kreditor b. Elemen Biaya dan elemen Utang c. Elemen Biaya (berupa biaya listrik) bertambah Rp100.000, dan elemen Utang
(berupa utang listrik) bertambah Rp100.000.
No. TGL ASET (Rp) BIAYA
(Rp)
PENGEMBALIAN EKUITAS
(Rp)
UTANG (Rp)
EKUITAS (Rp)
PENDAPATAN (Rp)
T07 17/01 (+)100.000 (+)100.000
Transaksi 08
Diketahui : 18 Jan. UMKM GIATKERJA memperoleh pendapatan secara kredit Rp3.000.000 yang berasal dari penyewaan gedung.
Ditanya : a. Entitas apa saja yang terlibat? b. Elemen-elemen persamaan akuntansi apa yang berubah? c. Bagaimana sifat perubahan masing-masing elemen tersebut? Jawaban : a. Entitas yang terlibat: Perusahaan dan pelanggan/pembeli b. Elemen Aset dan elemen Pendapatan c. Elemen Aset (berupa piutang usaha) bertambah Rp3.000.000, dan elemen
Pendapatan (berupa pendapatan sewa gedung) bertambah Rp3.000.000.
No. TGL ASET (Rp) BIAYA
(Rp)
PENGEMBALIAN EKUITAS
(Rp)
UTANG (Rp)
EKUITAS (Rp)
PENDAPATAN (Rp)
T08 18/01 (+)3.000.000 (+)3.000.000
BAB 03 Analisis Transaksi Berbasis Akun
AsgardChapter29
Transaksi 09
Diketahui : 19 Jan. UMKM GIATKERJA menyerahkan uang tunai Rp500.000 ke Ibu AMANAH untuk kepentingan pribadi Ibu AMANAH.
Ditanya : a. Entitas apa saja yang terlibat? b. Elemen-elemen persamaan akuntansi apa yang berubah? c. Bagaimana sifat perubahan masing-masing elemen tersebut? Jawaban : a. Entitas yang terlibat: Perusahaan dan pemilik modal b. Elemen Aset dan elemen Pengembalian ekuitas c. Elemen Aset (berupa uang tunai) berkurang Rp500.000, dan elemen
Pengembalian ekuitas (berupa Pengambilan) bertambah Rp500.000.
No. TGL ASET (Rp) BIAYA
(Rp)
PENGEMBALIAN EKUITAS
(Rp)
UTANG (Rp)
EKUITAS (Rp)
PENDAPATAN (Rp)
T09 19/01 (-)500.000 (+)500.000
Transaksi 10
Diketahui : 20 Jan. UMKM GIATKERJA menerima uang tunai yang berasal dari pelunasan transaksi pendapatan kredit Rp3.000.000 18 Januari.
Ditanya : a. Entitas apa saja yang terlibat? b. Elemen-elemen persamaan akuntansi apa yang berubah? c. Bagaimana sifat perubahan masing-masing elemen tersebut? Jawaban : a. Entitas yang terlibat: Perusahaan dan debitor (peminjam) b. Elemen Aset c. Elemen Aset (berupa uang tunai) bertambah Rp3.000.000, dan elemen Aset
(berupa piutang usaha) berkurang Rp3.000.000.
No. TGL ASET (Rp) BIAYA
(Rp)
PENGEMBALIAN EKUITAS
(Rp)
UTANG (Rp)
EKUITAS (Rp)
PENDAPATAN (Rp)
T10 20/01 (+)3.000.000
(-)3.000.000
Ringkasan aplikasi analisis transaksi di UMKM GIATKERJA selama tanggal 1 Januari sampai dengan 20 Januari dapat dilihat berikut ini.
BAB 03 Analisis Transaksi Berbasis Akun
AsgardChapter30
No. TGL ASET (Rp) BIAYA
(Rp) PENGEMBALI AN
EKUITAS (Rp)
UTANG (Rp)
EKUITAS (Rp)
PENDAPATAN (Rp)
T01 01/01 (+)10.000.000 (+)10.000.000
T02 02/01 (+)5.000.000 (+)5.000.000
T03 03/01 (+)1.000.000 (-)1.000.000
T04 04/01 (+)4.000.000 (+)4.000.000
T05 15/01 (-)4.000.000 (-)4.000.000
T06 16/01 (-)1.500.000 (+)1.500.000
T07 17/01 (+)100.000 (+)100.000
T08 18/01 (+)3.000.000 (+)3.000.000
T09 19/01 (-)500.000 (+)500.000
T10 20/01 (+)3.000.000 (-)3.000.000
TOTAL 18.100.000 18.100.000
04. PENGAKUNAN Penyajian informasi keuangan yang hanya sebatas berdasar elemen persamaan
akuntansi dipertimbangkan kurang informatif karena elemen dapat terdiri dari beberapa komponen yang sifatnya bervariasi. Sebagai contoh, terdapat 2 UMKM, yaitu UMKM A dan UMKM B, yang memiki nilai total aset yang sama besar. UMKM A sebagian besar asetnya berupa persediaan barang dagangan dan piutang usaha, sedangkan UMKM B sebagian besar asetnya berupa gedung dan mesin. Meskipun total nilai aset UMKM sama besar tetapi rekanan yang menyediakan fasilitas penjualan kredit menganggap bahwa UMKM A memiliki kemampuan lebih baik dalam melunasi utang jangka pendeknya dibanding UMKM B karena asset berupa persediaan barang dagangan dan piutang usaha mudah diubah menjadi uang tunai, sebaliknya dengan aset berupa gedung dan mesin. Oleh karena itu, akuntansi menggunakan dasar yang lebih spesifik dalam pencatatan atas transaksi yang terjadi. Dalam hal ini akuntansi menggunakan dasar AKUN dalam pencatatannya.
Akun (pernah disebut sebagai rekening atau perkiraan) berasal dari bahasa inggris account. Akun merupakan komponen suatu elemen persamaan akuntansi. Sebagai contoh, elemen aset terdiri dari akun kas, akun piutang usaha, akun bahan habis pakai, akun mesin, dsb.
BAB 03 Analisis Transaksi Berbasis Akun
AsgardChapter31
Peraga 3.6: Hubungan Antara Elemen dan Akun (Ilustrasi)
Akun merupakan wadah atau media untuk menampung semua perubahan yang terjadi atas suatu jenis dana. Akun Kas, sebagai contoh, berisi semua perubahan yang terjadi khususnya di aset berupa kas baik berupa penambahan (dari transaksi penerimaan) maupun pengurangan (dari transaksi pengeluaran). Demikian pula, akun biaya utilitas berisi semua pengeluaran biaya listrik, telepon, dan air yang ditanggung UMKM.
Peraga 3.7: Akun Sebagai Media Pencatatan Transaksi (Ilustrasi)
ELEMENELEMEN
AKUNAKUN
Kas Gedung
Dibayardimukabiayaasuransi
Piutangusaha
BahanhabispakaiRugipenjualanaset tetap
Biaya gaji
Biayapenyusutan
Biaya utilitas
ASET BIAYA
ASET BIAYA
Kas PiutangUsaha
Biayautilitas
BiayaGaji
TransaksiPenerimaan
TransaksiPengeluarankas
TransaksiPenjualan kredit
TransaksiPelunasan
TransaksiPengakuanbiayalistrik
TransaksiPengakuanbiayatelepon
TransaksiPengakuangaji
TransaksiPengakuangajilembur
(+) (-) (+) (-) (+) (+) (+) (+)
BAB 03 Analisis Transaksi Berbasis Akun
AsgardChapter32
Pada dasarnya jumlah dan penamaan akun dapat dikembangkan sesuai kebutuhan UMKM. Demikian pula, penamaan akun dalam banyak hal mendasarkan pada pilar rancang-bangun dan PABU. UMKM dapat memberi nama akun sesuai dengan kebutuhan dan keinginan UMKM sepanjang nama tersebut memudahkan UMKM dalam memahami informasi yang tersaji. Namun demikian, sebagai bahasa bisnis maka akuntansi juga memiliki terminologi nama-nama akun yang telah disepakati secara umum. Terminologi kas, piutang usaha, utang wesel, biaya utilitas, dan pendapatan usaha adalah nama-nama akun yang lazim digunakan di akuntansi.
Berikut ini diurai secara singkat nama-nama akun berdasar elemen-elemen di
persamaan akuntansi, dan beberapa topik penting terkait dengan pengakunan.
A. Akun-akun Elemen Aset UMKM lazimnya menguasai berbagai jenis aset yang mana setiap jenis ditampung di akun khusus yang dinamai sesuai dengan karakteristik aset.
Akun-akun aset lazimnya diklasifikasi menjadi 2 (dua) berdasar tingkat kelancarannya untuk dikonversi ke uang tunai (tingkat likuiditas), yaitu:
1) Aset lancar (Current Assets); aset yang diperkirakan dapat dikonversi menjadi uang tunai sebagai alat pembayaran, dikonsumsi, atau dijual dalam waktu kurang dari 1 perioda. Contoh: Kas, Piutang usaha, dan Dibayar dimuka biaya asuransi (prepaid insurance expenses).
2) Aset tidak lancar (Non-current Assets); aset yang memberi manfaat dalam waktu lebih dari 1 perioda. Contoh: Investasi jangka panjang, Tanah, Gedung, Mesin, dan Merek dagang.
Peraga 3.8: Deskripsi Akun-akun Aset
NAMA AKUN DESKRIPSI
Aset Lancar (Current Assets)
Kas Aset yang dapat disetarakan dengan uang tunai dan dapat digunakan segera untuk mendanai kegiatan UMKM.
Piutang usaha Aset berbentuk janji dari peminjam untuk menyerahkan aset ke UMKM di masa datang akibat transaksi penjualan kredit.
Bahan habis pakai
Aset yang dibeli dan dikonsumsi untuk mendukung kegiatan operasional UMKM. Contoh: kertas, amplop, dan pena.
BAB 03 Analisis Transaksi Berbasis Akun
AsgardChapter33
Dibayar dimuka biaya sewa gedung
Pembayaran dimuka ke pemilik gedung untuk masa manfaat 1 perioda yang akan datang. Meskipun kas telah dibayarkan, pembayaran tersebut masih merupakan aset bagi UMKM karena UMKM belum menerima manfaat berupa sewa gedung pada tanggal tersebut).
Aset Tidak Lancar (Non-current assets)
Tanah Aset tetap berwujud tidak disusutkan yang digunakan untuk kegiatan UMKM, dan tidak dimaksudkan untuk diperdagangkan.
Bangunan Aset tetap berwujud disusutkan yang digunakan untuk operasional bisnis UMKM, dan tidak dimaksudkan untuk diperdagangkan.
Peralatan Aset yang memberi manfaat lebih dari satu perioda.
Merek dagang Aset tidak berwujud yang menunjukkan identitas tertentu terhadap produk/jasa tertentu yang dilindungi secara hukum.
B. Akun-akun Elemen Utang Akun-akun utang menggambarkan jenis-jenis sumber pendanaan yang berasal dari pinjaman. Seperti halnya akun-akun aset, akun-akun utang lazimnya juga diklasifikasi berdasar tingkat likuiditasnya. Oleh karena itu, akun-akun utang dikelompokkan menjadi utang lancar dan utang jangka panjang.
Peraga 3.9: Deskripsi Akun-akun Utang
NAMA AKUN DESKRIPSI Utang Lancar (Current Liabilities)
Utang usaha/dagang Pinjaman yang berasal dari transaksi pembelian kredit berdasar kepercayaan tanpa disertai surat pernyataan utang.
Utang wesel Pinjaman yang berasal dari transaksi pembelian kredit yang dituangkan dalam bentuk surat pernyataan utang secara tertulis.
Utang pajak penghasilan Jumlah pajak penghasilan yang harus dibayar atas laba UMKM
Diterima dimuka pendapatan sewa gedung
Penerimaan dimuka kas dari pelanggan untuk penyediaan jasa berupa sewa gedung kepada pelanggan tersebut di masa datang (meskipun telah diterima, sumber pemerolehan kas tersebut diakui berasal dari utang, bukan dari pendapatan karena UMKM belum memberi jasa berpuas sewa gedung kepada pelanggan).
Utang Jangka Panjang/Tidak Lancar (Non-current liabilities)
Utang obligasi Pinjaman dengan menerbitkan surat berharga obligasi yang akan jatuh tempo (dilunasi) lebih dari 1 perioda yang akan datang.
Utang hipotek Pinjaman dengan jaminan aset tetap yang akan jatuh tempo lebih dari 1 perioda yang akan datang.
BAB 03 Analisis Transaksi Berbasis Akun
AsgardChapter34
C. Akun-akun Elemen Ekuitas Akun-akun elemen ekuitas lazimnya disusun berdasar sumber pemerolehannya.
Peraga 3.10: Deskripsi Akun-akun Ekuitas
NAMA AKUN DESKRIPSI
Modal, Ibu Amalia Setoran modal dari pemilik yang bernama Ibu Amalia. Akun ini terdapat di UMKM perseorangan atau UMKM persekutuan.
Modal saham Setoran modal dari para pemegang saham (di UMKM berbadan hukum perseroan terbatas) sebesar nilai nominal yang tercantum di saham.
Laba ditahan Akumulasi laba/rugi yang tidak didistribusikan ke pemilik (di UMKM yang berbadan hukum perseroan terbatas)
D. Akun-akun Elemen Biaya Akun-akun elemen biaya lazimnya diklasifikasi berdasar jenisnya, antara lain biaya operasional dan biaya non-operasional.
Peraga 3.11: Deskripsi Akun-Akun Biaya
NAMA AKUN DESKRIPSI Biaya Operasional (Expenses)
Biaya gaji Pengeluaran untuk honorarium tenaga kerja.
Biaya utilitas Pengeluaran untuk biaya listrik, air, telepon, dan yang sejenis.
Biaya penyusutan Pengakuan biaya atas penurunan nilai dari aset tetap yang dapat disusutkan.
Biaya asuransi Pengeluaran untuk biaya asuransi.
Biaya Non-operasional (Other expenses and Losses)
Kerugian penjualan aset tetap
Pengakuan rugi atas penjualan aset tetap dimana harga jual lebih rendah dari nilai buku aset tetap yang dijual.
Kerugian akibat banjir Pengakuan kerugian karena terjadinya bencana alam.
E. Akun-akun Elemen Pendapatan Seperti halnya akun-akun biaya, maka akun-akun elemen pendapatan diklasifikasi berdasar jenis pendapatan yang dihasilkan, yaitu pendapatan operasional dan pendapatan non-operasional.
BAB 03 Analisis Transaksi Berbasis Akun
AsgardChapter35
Peraga 3.12: Deskripsi Akun-akun Pendapatan
NAMA AKUN DESKRIPSI Pendapatan Operasional (Revenues)
Pendapatan usaha Pendapatan yang berasal dari kegiatan jasa.
Pendapatan sewa gudang
Pendapatan yang berasal dari penyewaan gudang yang merupakan salah satu kegiatan bisnis UMKM.
Penjualan Pendapatan yang berasal dari penjualan barang dagangan.
Pendapatan Non-operasional (Other revenues and Gains)
Pendapatan lain-lain Pendapatan yang bukan berasal dari kegiatan utama UMKM.
Keuntungan penjualan aset tetap Keuntungan yang dihasilkan dari penjualan aset tetap.
F. Akun-akun Elemen Pengembalian Ekuitas
Elemen pengembalian ekuitas dibentuk khusus untuk menampung transaksi-transaksi yang menyebabkan perpindahan ekuitas ke pemilik. Oleh karena itu, pengembalian ekuitas merupakan salah satu jenis penggunaan dana. Di UMKM perseorangan dan persekutuan, elemen pengembalian ekuitas lazimnya terdapat satu jenis akun, yaitu akun Pribadi (prive) untuk masing-masing pemilik.
G. Akun Elemen Laba/Rugi
Akuntansi juga mengenal elemen laba/rugi yang sebenarnya merupakan elemen untuk menampung penghitungan laba/rugi (selisih antara elemen pendapatan dan elemen biaya). Oleh karena itu, elemen laba/rugi tidak dicantumkan di persamaan akuntansi. Akun yang mencerminkan elemen laba/rugi disebut akun Ikhtisar laba/rugi (income summary) yang dibentuk pada saat penyusunan laporan keuangan yang lazim juga disebut akun kliring (dibahas lebih lanjut di Bab 6 terkait dengan topik Pencatatan penutup).
H. Pengklasifikasian Akun
Berdasar penempatannya di laporan keuangan, akun dapat diklasifikasi: 1) Akun Neraca; yaitu akun-akun yang tercantum di laporan posisi keuangan
atau lazim disebut neraca. Contoh: akun Kas, Kendaraan, dan Utang usaha.
BAB 03 Analisis Transaksi Berbasis Akun
AsgardChapter36
Terkait dengan ekuitas, akun-akun ekuitas yang tercantum di neraca lazimnya juga tercantum di laporan perubahan ekuitas.
2) Akun Laba/Rugi; yaitu akun-akun yang tercantum di laporan laba/rugi. Contoh: akun Penjualan, Biaya gaji, dan Biaya penyusutan.
3) Akun Ekuitas; yaitu akun-akun yang tercantum di laporan perubahan ekuitas (sebagian akun-akun ini juga tercantum di neraca). Contoh: akun Modal, Laba ditahan, Pribadi, dan Dividen.
Berdasar keberadaannya, akun dapat diklasifikasi menjadi 2, yaitu: 1) Akun permanen (Permanent Accounts) atau akun riil; adalah akun-akun
yang keberadaannya bersifat permanen, yaitu tidak ditutup/dihapus ketika penyusunan laporan keuangan. Contoh: akun Kas, Gedung, Utang usaha, dan Modal saham. Akun permanen/riil pada dasarnya tercantum di neraca.
2) Akun sementara (Temporary Accounts) atau akun nominal; adalah akun-akun yang keberadaannya bersifat sementara, yaitu dibentuk selama perioda berjalan dan ditutup/dihapus ketika penyusunan laporan keuangan. Contoh: akun Biaya gaji, Biaya penyusutan, dan Pendapatan usaha. Termasuk akun sementara adalah akun Pribadi, akun Dividen dan akun Ikhtisar laba/rugi. Sebagian besar akun sementara/nominal tercantum di laporan laba/rugi.
Peraga 3.13: Pengklasifikasian Akun
Akun
Permanen/Riil Sementara/Nominal
Akunkliring
Pengembalianekuitas
AkunKontraNominal
Biaya
Aset Utang Ekuitas AkunKontraRiil
Pendapatan
BAB 03 Analisis Transaksi Berbasis Akun
AsgardChapter37
I. Keberadaan Akun Kontra Peraga 3.13 menunjukkan bahwa akuntansi juga mengenal akun kontra (contra accounts). Akun kontra merupakan akun pengurang dari suatu akun lain, dan penyajiannya ditempatkan persis di bawah akun yang dikurangi tersebut.
Terdapat 2 (dua) jenis akun kontra, yaitu:
1) Akun kontra riil; adalah akun kontra dari akun riil. Contoh, akun Akumulasi penyusutan Gedung adalah akun kontra dari akun riil Gedung.
2) Akun kontra nominal; adalah akun kontra dari akun sementara. Contoh, akun Potongan penjualan adalah akun kontra dari akun sementara Penjualan.
05. ANALISIS TRANSAKSI BERBASIS AKUN
Berikut ini adalah contoh analisis transaksi berbasis akun. Pembahasan ini sangat penting di akuntansi karena pencatatan akuntansi pada prinsipnya mendasarkan diri pada model pencatatan yang berbasis akun ini.
Transaksi 01 Diketahui
: 01 Jan. Ibu AMANAH menyerahkan uang tunai sebesar Rp10.000.000 sebagai setoran modal ke UMKM GIATKERJA. Ditanya : a. Entitas apa saja yang terlibat? b. Akun-akun (elemen) apa yang berubah? c. Bagaimana sifat perubahan masing-masing akun tersebut? Jawaban : a. Entitas yang terlibat: UMKM dan pemilik modal b. Akun Kas (Aset) dan akun Modal (Ekuitas) c. Akun Kas bertambah Rp10.000.000, dan akun Modal bertambah
Rp10.000.000
ASET (Rp) EKUITAS (Rp)
Kas Modal
T01 01/01 (+)10.000.000 (+)10.000.000
Transaksi 02 Diketahui : 02 Jan. Ibu AMANAH menyerahkan komputer Rp5.000.000 untuk kegiatan
bisnis UMKM GIATKERJA sebagai setoran modal.
Ditanya : a. Entitas apa saja yang terlibat?
BAB 03 Analisis Transaksi Berbasis Akun
AsgardChapter38
b. Akun-akun (elemen) apa yang berubah? c. Bagaimana sifat perubahan masing-masing akun tersebut? Jawaban : a. Entitas yang terlibat: UMKM dan pemilik modal b. Akun Peralatan kantor (Aset) dan akun Modal (Ekuitas) c. Akun Peralatan kantor bertambah Rp5.000.000, dan akun Modal
bertambah Rp5.000.000
ASET (Rp) EKUITAS (Rp)
Peralatan Kantor Modal
T02 02/01 (+)5.000.000 (+)5.000.000
Transaksi 03: Diketahui : 03 Jan. UMKM GIATKERJA membeli bahan habis pakai (supplies) senilai
Rp1.000.000 tunai. Ditanya : a. Entitas apa saja yang terlibat? b. Akun-akun (elemen) apa yang berubah? c. Bagaimana sifat perubahan masing-masing akun tersebut? Jawaban : a. Entitas yang terlibat: UMKM dan rekanan/pemasok b. Akun Bahan habis pakai (Aset) dan akun Kas (Aset) c. Akun Bahan habis pakai bertambah senilai Rp1.000.000, dan akun Kas
berkurang senilai Rp1.000.000
ASET (Rp)
Bahan habis pakai
T03 03/01 (+)1.000.000
Kas
(-)1.000.000
* Transaksi 03 menyebabkan bertambahnya aset berupa bahan habis pakai, dan berkurangnya aset lain berupa kas. Literatur akuntansi modern mengakui pembelian bahan habis pakai sebagai aset (menggunakan pencatatan metoda riil) daripada mengakuinya sebagai biaya.
Transaksi 04
Diketahui : 04 Jan. UMKM GIATKERJA membeli peralatan kantor senilai Rp4.000.000 secara kredit.
Ditanya : a. Entitas apa saja yang terlibat? b. Akun-akun (elemen) apa yang berubah? c. Bagaimana sifat perubahan masing-masing akun tersebut? Jawaban : a. Entitas yang terlibat: UMKM dan rekanan/pemasok sebagai kreditor
BAB 03 Analisis Transaksi Berbasis Akun
AsgardChapter39
b. Akun Peralatan kantor (Aset) dan akun Utang usaha (Utang) c. Akun Peralatan kantor bertambah senilai Rp4.000.000, dan akun Utang
usaha bertambah senilai Rp4.000.000
ASET (Rp) UTANG (Rp)
Peralatan Kantor Utang Usaha
T04 04/01 (+)4.000.000 (+)4.000.000
Transaksi 05 Diketahui : 15 Jan. UMKM GIATKERJA melunasi utang usaha senilai Rp4.000.000. Ditanya : a. Entitas apa saja yang terlibat? b. Akun-akun (elemen) apa yang berubah? c. Bagaimana sifat perubahan masing-masing akun tersebut? Jawaban : a. Entitas yang terlibat: UMKM dan rekanan/pemasok sebagai kreditor b. Akun Utang usaha (Utang) dan akun Kas (Aset) c. Akun Utang usaha berkurang senilai Rp4.000.000, dan akun Kas berkurang
senilai Rp4.000.000
ASET (Rp) UTANG (Rp)
Kas Utang Usaha
T05 15/01 (-)4.000.000 (-)4.000.000
Transaksi 06 Diketahui : 16 Jan. UMKM GIATKERJA membayar tunai biaya honorarium karyawan
senilai Rp1.500.000. Ditanya : a. Entitas apa saja yang terlibat? b. Akun-akun (elemen) apa yang berubah? c. Bagaimana sifat perubahan masing-masing akun tersebut? Jawaban : a. Entitas yang terlibat: UMKM dan karyawan b. Akun Biaya gaji (Biaya) dan akun Kas (Aset) c. Akun Biaya gaji bertambah senilai Rp1.500.000, sedangkan akun Kas
berkurang senilai Rp1.500.000.
ASET (Rp) BIAYA (Rp)
Kas Biaya Gaji
T06 16/01 (-)1.500.000 (+)1.500.000
BAB 03 Analisis Transaksi Berbasis Akun
AsgardChapter40
Transaksi 07 Diketahui : 17 Jan. UMKM GIATKERJA menerima tagihan dari PLN yang menyebutkan
bahwa listrik yang harus dibayar adalah Rp100.000. Ditanya : a. Entitas apa saja yang terlibat? b. Akun-akun (elemen) apa yang berubah? c. Bagaimana sifat perubahan masing-masing akun tersebut? Jawaban : a. Entitas yang terlibat: UMKM dan rekanan sebagai kreditor b. Akun Biaya listrik (Biaya) dan akun Utang biaya listrik (Utang) c. Akun Biaya listrik bertambah senilai Rp100.000, dan akun Utang biaya
listrik bertambah senilai Rp100.000.
BIAYA (Rp) UTANG (Rp)
Biaya Listrik Utang Biaya Listrik
T07 17/01 (+)100.000 (+)100.000
Transaksi 08 Diketahui : 18 Jan. UMKM GIATKERJA memperoleh pendapatan secara kredit
Rp3.000.000 yang berasal dari penyewaan gedung. Ditanya : a. Entitas apa saja yang terlibat? b. Akun-akun (elemen) apa yang berubah? c. Bagaimana sifat perubahan masing-masing akun tersebut? Jawaban : a. Entitas yang terlibat: UMKM dan pelanggan/pembeli b. Akun Piutang usaha (Aset) dan akun Pendapatan usaha (Pendapatan)
c. Akun Piutang usaha bertambah Rp3.000.000, dan akun Pendapatan usaha bertambah Rp3.000.000.
ASET (Rp) PENDAPATAN (Rp)
Piutang Usaha Pendapatan usaha
T08 18/01 (+)3.000.000 (+)3.000.000
Transaksi 09 Diketahui : 19 Jan. UMKM GIATKERJA menyerahkan uang tunai Rp500.000 ke Ibu
AMANAH sebagai pemilik untuk digunakan kepentingan pribadi. Ditanya : a. Entitas apa saja yang terlibat? b. Akun-akun (elemen) apa yang berubah? c. Bagaimana sifat perubahan masing-masing akun tersebut? Jawaban : a. Entitas yang terlibat: UMKM dan pemilik modal b. Akun Pribadi (Pengembalian ekuitas) dan akun Kas (Aset)
BAB 03 Analisis Transaksi Berbasis Akun
AsgardChapter41
c. Akun Pribadi bertambah Rp500.000, Kas berkurang Rp500.000.
ASET (Rp) PENGEMBALIAN EKUITAS (Rp)
Kas Pribadi
T09 19/01 (-)500.000 (+)500.000
Transaksi 10
Diketahui : 20 Jan. UMKM GIATKERJA memperoleh uang tunai dari pelunasan atas transaksi pendapatan kredit Rp3.000.000 tertanggal 18 Januari.
Ditanya : a. Entitas apa saja yang terlibat? b. Akun-akun (elemen) apa yang berubah? c. Bagaimana sifat perubahan masing-masing akun tersebut? Jawaban : a. Entitas yang terlibat: UMKM dan debitor (peminjam) b. Akun Kas (Aset) dan akun Piutang usaha (Aset) c. Akun Kas bertambah Rp3.000.000, dan akun Piutang usaha berkurang
Rp3.000.000.
ASET (Rp)
Kas
T10 20/01 (+)3.000.000
Piutang Usaha
(-)3.000.000
Pertama, masih banyak jenis transaksi yang dapat terjadi di UMKM tetapi
semua transaksi dapat dianalisis berdasar persamaan akuntansi di atas. Kedua, mungkin diantara Kita masih kurang mengenal nama-nama akun yang disebutkan di atas. Tidak perlu khawatir, pada saatnya nanti Kita akan menjadi terbiasa dengan nama-nama akun tersebut karena pada saat penjurnalan kita akan menggunakan nama-nama tersebut. Ibaratnya, Kita baru berkenalan dengan 25 orang sekaligus maka tidak mudah untuk langsung mengingatnya tetapi seiring kita berinteraksi dengan mereka maka kita akan mengenal semua nama-nama kenalan kita tersebut. Menariknya, sebenarnya tidak ada nama-nama akun yang aneh bukan? Semua akun cenderung memiliki nama yang sesuai dengan substansi yang ingin digambarkan. Dan ingat, karena penamaan akun sebenarnya berpegang pada pilar Rancang-bangun dan kadangkala pada pilar Prinsip dasar maka sebenarnya masing-masing kita dapat memberi nama yang sesuai dengan keinginan kita sepanjang nama tersebut memudahkan pemahaman bagi yang memanfaatkan informasi akuntansi tersebut.
BAB 03 Analisis Transaksi Berbasis Akun
AsgardChapter42
U
PasarCondongcaturUII
UPN
RingroadUtara
AccountingCorner
Program Akuntansi:
Akuntansi Perusahaan Jasa Akuntansi BiayaAkuntansi Perusahaan Dagang Akuntansi ManajemenAkuntansi Pengantar 1 Auditing 1Akuntansi Pengantar 2 Auditing 2Akuntansi Keuangan Menengah 1 Analisa Laporan KeuanganAkuntansi Keuangan Menengah 2 Sistem Informasi Akuntansi Akuntansi Keuangan Lanjutan 1 Persiapan Ujian Mata Kuliah AkuntansiAkuntansi Keuangan Lanjutan 2
Fasilitas: Skedul: Modul Pagi Jam Sertifikat Sesi 1 09.00-10.30 Full AC Siang LCD Sesi 2 11.00-12.30 Free Hot Spot Sesi 3 13.30-15.00 Softdrink Sesi 4 16.00-17.30
Malam Sesi 5 18.30-20.00
Kelas: Kelas (Max 4 Orang) Privat (Max 2 Orang)
Program Kelas: Reguler: Pertemuan Senin - Jumat 14 kali Petemuan
Weekend: Pertemuan Sabtu - Minggu 14 kali pertemuan Kantor: Jl. Lely no. 203 Perumnas Condongcatur Depok, Sleman, Yogyakarta Hub: (0274) 881530, 7834827, 081253439202
AccountingEducationCenter
ACCOUNTINGCORNER
BAB 04 Mekanisme Logis Debet dan Kredit
AsgardChapter43
BAB 04
MEKANISME LOGIS DEBET DAN KREDIT
ABSTRAK
Pencatatan transaksi di akuntansi, terutama di fungsi penjurnalan, selalu melibatkan minimal 2 akun yang berubah (bertambah atau berkurang). Selanjutnya, pencatatan transaksi di akuntansi menuntut bahwa total perubahan nilai moneternya harus seimbang. Sistem pencatatan akuntansi tersebut lazim disebut sistem pencatatan berpasangan (double entry system) yang merupakan konsekuensi untuk menjaga keseimbangan persamaan akuntansi, yaitu penggunaan dana harus selalu sama dengan pemerolehan dana. Sistem pencatatan berpasangan memunculkan mekanisme debet dan kredit. Ketentuan yang berlaku adalah bahwa akun-akun aset, biaya dan pengembalian ekuitas dicatat di debet jika bertambah, dan dicatat di kredit jika berkurang. Sebaliknya, akun-akun utang, ekuitas, dan pendapatan dicatat di kredit jika bertambah, dan dicatat di debet jika berkurang. Menariknya, ternyata ketentuan tersebut berlandas rasionalitas matematika yang logis dengan tujuan menjaga keseimbangan persamaan akuntansi di setiap kondisi. Jadi, dengan mempelajari Bab ini maka Anda sudah dapat mengaplikasikan ketentuan Debet dan Kredit, tidak kalah dengan orang-orang yang mempunyai latar-belakang akuntansi, atau mungkin malah lebih baik, semoga.
BAB 04 Mekanisme Logis Debet dan Kredit
AsgardChapter44
01. SISTEM PENCATATAN BERPASANGAN Setiap kali kita melakukan analisis transaksi berbasis akun sebagaimana kita
telah melakukannya di Bab 3, sebenarnya kita menerapkan sistem pencatatan berpasangan (double entry systems). Terdapat 2 (dua) ketentuan yang keduanya harus dipenuhi di sistem pencatatan berpasangan, yaitu: a. Minimal 2 (dua) akun berubah, dan b. Total perubahan nilai moneter dilakukan secara seimbang
Mengapa harus minimal 2 akun yang berubah? Pencatatan berpasangan ini
merupakan konsekuensi dalam rangka mempertahankan persamaan akuntansi: Aset + Biaya + Pengembalian ekuitas = Utang + Ekuitas + Pendapatan). Sadar atau tidak sadar kita telah mempraktikkan ketentuan ini ketika menganalisis transaksi berbasis akun. Selanjutnya, mengapa total perubahan nilai moneter harus dilakukan secara seimbang? Karena akuntansi menggunakan prinsip satuan uang/moneter (monetary unit) sebagai ukuran kuantitatif.
Sistem pencatatan berpasangan (double-entry system) berperan sangat penting
di akuntansi, terutama dalam kaitannya dengan fungsi penjurnalan transaksi. Pembahasan lebih lanjut tentang penjurnalan terdapat di Bab 5.
02. APA ITU DEBET DAN KREDIT? Persamaan akuntansi terdiri dari sisi kiri dan sisi kanan yang merupakan
cerminan persamaan matematika aljabar. Masing-masing sisi persamaan akuntansi terdiri dari elemen-elemen yang mana setiap elemen terdiri dari banyak akun. Selanjutnya setiap akun juga dapat digambarkan sebagai persamaan matematika aljabar yang berarti bahwa setiap akun juga terdiri dari sisi kiri dan sisi kanan.
Akuntansi menyebut sisi kiri sebagai sisi debet dan sisi kanan sebagai sisi
kredit. Oleh karena itu, terminologi Debet dan Kredit semata-mata adalah terminologi akuntansi untuk penamaan sisi Kiri dan sisi Kanan. Debet tidak bermakna sebagai penambahan (+), demikian pula Kredit juga tidak bermakna sebagai pengurangan(-).
BAB 04 Mekanisme Logis Debet dan Kredit
AsgardChapter45
Peraga 4.1: Terminologi Debet dan Kredit
Ketentuan Debet dan Kredit adalah sebagai berikut:
a. Akun-akun aset, biaya, dan pengembalian ekuitas: di debet jika bertambah, dan di kredit jika berkurang
b. Akun-akun utang, ekuitas, dan pendapatan: di kredit jika bertambah, dan di debet jika berkurang
Peraga 4.2: Ketentuan Debet dan Kredit Persamaan Akuntansi
03. MATEMATIKA DEBET DAN KREDIT Mengapa akun-akun aset di debet jika bertambah dan di kredit jika berkurang?
Benarkah ketentuan tentang debet dan kredit yang berlaku di masing-masing elemen/akun persamaan akuntansi adalah berdasar kesepakatan atau ketentuan semata? Kita dapat memperoleh jawaban atas pertanyaan tersebut dengan mencermati gambar-gambar berikut ini.
(D) ASET (K)
+ (-)
(D) BIAYA (K)
+ (-)
PENGEMBALIAN (D) EKUITAS (K)
+ (-)
(D) UTANG (K)
(-) +
(D) EKUITAS (K)
(-) +
PENDAPATAN (D) (K)
(-) +
SisiKanan
Debet Kredit
NamaAkun NamaAkun
SisiKiri
BAB 04 Mekanisme Logis Debet dan Kredit
AsgardChapter46
Gambar 1: Penempatan Sisi Debet & Kredit Disesuaikan Posisi di Persamaan Akuntansi (D) ASET + BIAYA + PENGEMBALIAN EKUITAS = UTANG + EKUITAS + PENDAPATAN (K)
Aset (+) Biaya (+)
Pengembalian ekuitas (+)
Utang (+) Ekuitas (+)
Pendapatan (+)
Gambar 2: Pencatatan Transaksi Pembelian bahan habis pakai secara kredit (D) ASET + BIAYA + PENGEMBALIAN EKUITAS = UTANG + EKUITAS + PENDAPATAN (K)
Gambar 3: Pencatatan transaksi pembelian bahan habis pakai secara tunai (D) ASET + BIAYA + PENGEMBALIAN EKUITAS = UTANG + EKUITAS + PENDAPATAN (K)
Gambar 4: Logika Matematika tentang Ketentuan Debet & Kredit (D) ASET + BIAYA + PENGEMBALIAN EKUITAS = UTANG + EKUITAS + PENDAPATAN (K)
Deskripsi: Gambar 1: Posisi debet dan kredit masing-masing elemen di persamaan akuntansi. Gambar 2: Transaksi pembelian secara kredit bahan habis pakai menyebabkan akun Bahan habis
pakai bertambah yang dicatat di debet dan akun Utang usaha bertambah yang dicatat di kredit. Hal ini sesuai dengan posisi masing-masing akun di persamaan akuntansi.
Gambar 3: Pembelian tunai bahan habis pakai menyebabkan akun Bahan habis pakai bertambah yang dicatat di debet dan akun Kas berkurang yang dicatat di kredit. Perlakuan ini sesuai dengan cara berpikir matematika; akun Bahan habis pakai dan akun Kas adalah elemen Aset yang berada di sisi debet dan bernilai positif sehingga penambahan dicatat di debet, dan pengurangan dicatat di kredit.
Gambar 4: Ketentuan tentang debet & kredit di masing-masing elemen/akun berdasar Gambar 3.
Kredit ASET
BIAYA
+
-
Debet
Debet
Kredit
Kredit
Debet Kredit
-
+
+ - PENGEMBALIAN EKUITAS
EKUITAS Kredit Debet
Debet PENDAPATAN Kredit
Debet UTANG Kredit
- +
-
-
+
+
Bahan habis pakai
Kas
+
-
Debet
Debet
Kredit
Kredit
Utang usaha (+)
Bahan habis pakai (+)
BAB 04 Mekanisme Logis Debet dan Kredit
AsgardChapter47
Ketentuan debit dan kredit di akuntansi dapat pula dijelaskan dengan mendasarkan diri pada the ordered pairs of the group of differences construction (lihat Ellerman 1985). A