Stres & Negative

  • Upload
    rasyiii

  • View
    91

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

WORKER STRESS AND NEGATIVE EMPLOYEE ATTITUDES AND BEHAVIOR

DEFINISI WORKER STRESS Hans Selye stress adalah reaksi fisiologis terhadap peristiwa tertentu yang berhubungan dengan lingkungan yang mengancam. Worker stress secara sederhana menunjuk pada stress yang disebabkan oleh kejadian di lingkungan kerja.

John French worker stress dihasilkan dari kurangnya kecocokan antara kemampuan dan bakat yang dimiliki dengan tuntutan pekerjaan dan tempat kerja. Dengan kata lain pekerja yang tidak memenuhi syarat sama sekali akan merasakan stress dalam jumlah yang sangat besar.

Lazarus worker stress sebagai hasil dari persepsi pekerja bahwa kejadian tertentu yang berhubungan dengan lingkungan itu adalah sebuah tantangan atau ancaman/gangguan.

Ketiga definisi di atas melihat worker stress sebagai interaksi antara manusia dan kejadian yang berhubungan dengan lingkungan, atau stressor. Juga menekankan adanya beberapa reaksi penting terhadap kejadian yang penuh dengan tekanan

Reaksinya bisa dalam bentuk fisiologis atau psikologis yang terjadi secara alami, atau keduanya. Karena itu worker stress didefinisikan sebagai reaksi fisiologis dan atau psikologis terhadap kejadian yang dirasa menggganggu atau mengancam.

Reaksi fisiologis terhadap stress di antaranya meningkatnya detak jantung dan pernapasan, naiknya tekanan darah, serta keringat yang bercucuran. Reaksi psikologis terhadap stress meliputi perasaan cemas, takut, frustasi, dan putus asa.

Stress memiliki aspek positif dan negatif Stress merupakan proses persepsi. Suatu kejadian yang diterima individu sebagai kejadian yang penuh tekanan mungkin tidak dianggap seperti itu oleh orang lainnya.

Terlalu banyak stress bisa menyebabkan penyakit. Penyakit yang berhubungan dengan stress antara lain bisul, hipertensi, penyakit jantung koroner, migrain, serangan asma, dan radang usus besar. Pada tingkat psikologis, stress bisa menyebabkan tekanan mental, merasa lelah, cemas dan depresi yang bisa menyebabkan berkurangnya produktivitas pekerja dan kualitas kerja.

SUMBER WORKER STRESSBisa muncul dari 2 sumber : lingkungan (situational stress) karakteristik pribadi seseorang (disposisitional stress)

Stress situasional bisa muncul dari seluruh aspek kehidupan kita. Stress situasional muncul dari kondisi tertentu yang ada di lingkungan pekerjaan atau dari kehidupan pribadi pekerja.

Pekerjaan yang penuh tekanan Secara umum dipercaya bahwa pekerja tertentu seperti pengontrol kepadatan lalu lintas udara, dokter dan penyedia layanan kesehatan lainnya, petugas kepolisian, dan pemadam kebakaran penuh dengan stress Mencoba menentukan tingkat worker stress hanya dengan melihat jenis pekerjaannya mungkin tidak akurat.

2 kategori penyebab stress pada semua bidang kerja : Organisasional: stress yang datang dari tugas kerja stress yang dihasilkan dari peran kerja Individual sejarah seseorang dalam menghadapi stress karakter kepribadian yang berhubungan dengan dan pola kepribadian

ORGANIZATIONAL SOURCES OF WORK STRESS: SITUATIONAL STRESSOR WORK TASK STRESSOR

1. Work overloaddihasilkan ketika pekerjaan mensyaratkan kecepatan kerja yang berlebihan, output, atau konsentrasi

2. Underutilization yaitu terlalu sedikit perkerjaan yang dapat dilakukan juga dapat terjadi ketika pekerja merasa bahwa pekerjaan mereka tidak sesuai dengan disiplin ilmu (pengetahuan) yang mereka miliki, keterampilan, atau kemampuan, atau ketika pekerjaan bersifat membosankan dan monoton

WORK ROLE STRESSORS1. Job ambiguity terjadi saat aspek sebuah pekerjaan, seperti tugas dan persyaratan, tidak dinyatakan dalam garis besar secara jelas.

Job ambiguity (lanjutan) terkadang juga diartikan sebagai job uncertainty: dikaitkan dengan ketidakpastian yang disebabkan oleh kurangnya feedback performansi reguler dalam mempertimbangkan seberapa bagus atau seberapa buruk para pekerja menjalankan pekerjaannya

2. Lack of control dimana mereka memiliki kontrol yang rendah terhadap lingkuan kerja dan terhadap perilaku kerja mereka sendiri.

Lack of control (lanjutan) Riset membuktikan bahwa menyediakan sense of control pada pekerja dalam lingkungan kerja mereka, melalui teknik seperti memberikan mereka suara dalam proses pembuatan keputusan atau membiarkan mereka merencanakan tugas mereka sendiri, mengurangi stress kerja dan meningkatkan kepuasan kerja

3. Kondisi Fisik Kerja merupakan sumber lain dalam organisasi yang menyebabkan pekerja menjadi stress Pekerjaan yang harus dilakukan dibawah temperatur yang ekstrim, suara yang bising dan pencahayaan atau ventilasi yang kurang dapat menjadi hal yang cukup membuat stress.

Kondisi Fisik Kerja (lanjutan) Contoh lain kondisi fisik kerja penyebab stres: Pekerjaan berbahaya tingkat suara dalam lingkunagn kerja ruangan terbuka

Kondisi Fisik Kerja (lanjutan) sift yang terlalu malam (graveyard) dapat mengacaukan siklus tidur dan bangun dan dapat menuju permasahan seperti stress yang tinggi, kelelahan, ketidakpuasan kerja dan performance errors

4. Interpersonal Stress Stress interpersonal muncul akibat adanya kesukarankesukaran dalam berhubungan secara interpersonal di tempat kerja. Biasanya hal ini berupa kesulitan-kesulitan dalam mengembangkan dan mempertahankan suatu hubungan dengan orang lain dalam setting perkerjaan. Misalnya memiliki bos yang keras, yang suka mengkritik dan juga suka menerapkan hukuman bisa jadi merupakan salah satui penyebab stress bagi seseorang.

5. Harassment (gangguan)Gangguan yang merupakan pemicu stress meliputi: gangguan seksual gangguan untuk menjadi anggota suatu kelompok karena masalah gender atau ras, sering menjadi sasaran kemarahan atasan.

6. Perubahan organizational Orang lebih memilih berkembang dengan menyesuaikan prosedur kerja yang pasti dengan struktur kerja yang pasti pula. Mereka cenderung menentang apa yang namanya perubahan. Sebagian besar dari kita lebih memilih sesuatu agar tetap stabil dan dapat dipredikisi, sehingga tidak heran apabila ada perombakan dalam perusahaan dapat menyebabkan kita stress.

Perubahan organisasional yang biasanya menjadi stressor antara lain: adanya reorganisasi perusahaan penggabungan 2 perusahaan perubahan struktur kerja dan perubahan kebijakan perusahaan

Karakteristik pekerjaan yang dapat Membuat orang stress kerja berlebihan kondisi kerja yang berbahaya tanggung jawab akan keselamatan orang lain tugas kerja yang berat dan kompleks kondisi kerjayang tidak nyaman konflik interpersonal

tugas untuk membuat keputusan adanya perubahan organisasi kekuarangan dukungan baik dari atasan maupun teman tidak mampu mengontrol situasi kerja factor personal, mis orang yang memiliki kepribadian tipe A

INDIVIDUAL SOURCES OF WORK STRESS: DISPOSITIONAL STESSORS Kepribadian Type Akepribadian tipe A adalah karakteristik pekerja dengan doringan berlebih, suka bersaing, tidak sabaran, dan cenderung suka permusuhan. Orang sering menggunakan gambaran kepribadian di atas sebagai orang yang akan mudah terkena stress di kantor dan juga mudah terkena penyakit yang berkaitan dengan jantung, baik jantung koroner ataupun serangan jantung yang fatal.

Perlawanan terhadap stress Ada dugaan bahwa kemampuan orang dalam menghadapi stress adalah tidak sama, baik dari segi fisik dan psikis. Orang yang satu munkin lebih dapat melawan efek yang ditimbulkan oleh stress misalnya saja kerusakan kesehatan daripada orang yang lain. inilah yang dinamakan hardiness.

Karakteristik lain yang tampak dapat meningkatkan perlawanan terhadap stress adalah self-efficacy, yang didefinisikan sebagai kepercayaan yang ada pada diri seseorang bahwa ia mampu melakukan sesuatu yang pada akhirnya dapat membimbingnya pada hasil yang diinginkan.

Pengukuran stress kerja1. Pengukuran fisiologis yang diukur adalah tanda-tanda dari arousal fisik dan juga ketegangan yang menyrtai stress itu sendiri. Misalnya saja dengan melakukan pengukuran tekanan darah, menguur kecepatan detak jantung dengan EKG, ataupun memonitir kadar hormon tertentu yang berkaitan dengan stress misalnya kortisol dan juga mengecek kandungan kolesterol dalam darah.

2. Self-Report Assessment Beberapa pengukuran Self-report yang distandardisasikan: a. Stress Diagnostic Survey (SDS), mengukur persepsi pekerja pada stress dalam 15 bidang yang berhubungan dengan kerja termasuk tekanan waktu, beban kerja, ambiguitas peran, cara mengawasi. b. b. Occupational Stress Indicator (OSI). c. c. Job Stress Survey (JSS) adalah instrument yang terdiri dari 31 item untuk mengukur kekerasan dan frekuensi dengan pengalaman kerja termasuk kondisi kerja yang sangat menekan.

3. Measurement of stressful life event Stressful life event adalah peristiwa penting dalam sejarah kehidupan seseorang yang dapat menyebabkan stress. Biasanya berupa peristiwa negatif, contoh: kematian pasangan, perceraian, sakit parah dll. Pengukuran menggunakan checklist yang menghasilkan indek stress peristiwa hidup personal. Orang dengan indeks stress personal yang tinggi cenderung tampil lebih buruk, sering tidak masuk, dan lebih sering pindah kerja daripada orang yang mengalami stressful life event yang lebih rendah.

4. Measurement of person-environmrnt fit Person-environment (P-E) fit mengacu pada kecocokan antara kemampuan, kebutuhan, dan nilai pekerja dengan tuntutan organisasi, reward, dan nilai. Pendekatan ini menyatakan bahwa ketidakcocokan antara pekerja dengan organisasi/lingkungan kerja menjadi sebab utama dari stress pekerja. Pengukuran dari person-environment fit meliputi pengukuran karekteristik pekerja seperti skill dan kemampuan pekerja dan memperkirakan lingkungan kerja dan tuntutan kerja.Ketidaksesuaian antara 2 set pengukuran dihitung sebagai indeks kecocokan.

Dampak dari Stress Pekerja (Effect of Worker Stress)1. kesehatan pekerjaDipercaya lebih dari 1,5 dari seluruh penyakit berhubungan dengan stress, misalnya luka bernanah, radang usus besar, tekanan darah tinggi, sakit jantung, penyakit pernafasan, migrant, sakit kepala.

2. merugikan pada kondisi psikologis pekerjaTingginya tingkat stress dihubungkan dengan depresi, kecemasan, dan kelelahan yang kronis. Kelelahan emosional, evaluasi diri yang negative, dan selfesteem yang rendah juga berhubungan dengan stress.

3. penurunan pada penampilan kerjaHubungan antara stress dan penampilan digambarkan seperti huruf U terbalik. Tingginnya tingkat stress dapat mengganggu penampilan kerja, dan stress yang rendah atau tidak mempunyai stress berarti pekerja tidak tertantang atau termotivasi. Jadi sedikit stress mungkin bukan hal yang buruk.

4.meningkatkan pergantian&ketidakhadiran pekerjaHal tersebut disebabkan karena kombinasi dari tingginya tingkat stress kerja dan rendahnya komitmen organisasional.

Job Burnout Burnout adalah sindrom yang dihasilkan dari tekanan stress kerja yang menyebabkan penarikan diri dari organisasi. Burnout biasanya terjadi dalam 3 tahap: a. Kelelahan emosional (emotional exhaustion) disebabkan oleh tuntutan yang berlebihan pada pekerja. b. Depersonalization atau berkembangnya kesinisan, sikap mendekati orang (pekerja lain atau pelnggan) secara intensif dalam situasi kerja. c. Muncul perasaan prestasi pribadi yang rendah (low personal accomplishment).

Job Burnout Pekerja yang mengalami burnout merasa frustasi dan helplessness. Mereka mulai percaya bahwa tujuan kerjanya gagal menghasilkan dan mereka mungkin berhenti berusaha. Dari hasil penelitian burnout sering terjadi pada orang yang berprofesi sebagai human servis seperti tenaga kesehatan (dokter, perawat, conselor), guru, pekerja sosial, dan polisi.

COPING WITH WORKER STRESS Individual coping strategies Adalah perilaku atau usaha kognitif yang mencoba mengatur tuntutan-tuntutan internal dan konflik-konflik yang melebihi sumber coping individu yang biasanya. (Sethi & Schhuler 1984: Lazarus & Launier 1978). Pengertian yang lain menjelaskan individual coping strategies adalah dorongan keadaan istirahat untuk mengurangi arousal negative dan ketegangan yang menyertai stress.

macamnya istirahat sistematis meditasi biofeedback

Organizational Coping Strategies Adalah langkah-langkah yang dapat diambil oleh organisasi untuk mengurangi tingkatan stress di dalam organisasi untuk semua atau kebanyakan pekerja (Burke 1993).

Karena stress kerja datang dari bermacam-macam sumber organisasi, maka ada beberapa hal yang dapat digunakan organisasi untuk mengurangi situasi stressor di tempat kerja, antara lain:

Improve The Person Job Fit French & Caplan 1972 melihat bahwa stress kerja terjadi saat pekerja berada pada suatu job yang tidak disukainya, atau job yang tidak cocok dengan pekerja. Mismatch antara interest pekerja/skills dan job requierements dapat menyebabkan stress, sangat stresfull. Dengan memaksimalkan screening secara hatihati, seleksi dan penempatan karyawan, organisasi dapat mengurangi stress.

Improve Employee Training and Orientation Programs Mungkin kebanyakan stress itu ada pada pegawai baru, meskipun mereka punya motivasi yang tinggi dan ingin membuat kesan yang baik pada bos barunya dengan menunjukkan kerja keras dan kompetensi. Mismacth antara tujuan dan hasil bias jadi penyebab stress bagi pekerja baru. Lebih jauh lagi mereka merasa banyak stress sederhana karena berada di lingkungan barudan kurang familiar dimana banyak informasi penting yanmg harus dipelajari. Perusahaan dapat membantu menyisihkan stress ini dengan memastikan/ menjamin bahwa pekerja baru menerima training kerja yang tepat dan orientasi pada perusahaan, tidak hanya menuntun pada kemampuan dan produktivitas tetapi juga untuk mengurangi stress pada pekerja baru.

Increase Employee Sense of Control Kekurangan sense of control pada pekerjaan seseorang dapat menjadikan stress. Dengan memberikan pekerja greater feeling melalui partisipasi dalam pengambilan keputusan pekerjaan, banyaknya respon atau peningkatan otonomi dan independent organisasi dapat mengurangi stress

Eliminate Punitive Management Seringnya hukuman dapat menjadikan pegawai stress, kalau organisasi mengambil langkah untuk mengeliminasi kebijakan perusahaan yang yang dirasa mengancam dan menghukum, sumber utama stress kerja juga dapat dieliminasi

Remove Hazardous or Dangerous Work Condition Dalam beberapa pekerjan stress merupakan hasil dari kepadatan kondisi kerja yang membahayakan, dengan mereduksi situasi ini merupakan cara lain untuk mengatasi stress.

Provide a Suppotive, Team Oriented Work Environment Dengan memiliki rekan kerja yang soportif dapat mereduksi stress kerja. Metaanalisys menjelaskan/mengusulkan bahwa support sosial di tempat kerja dapat mereduksi perserpsi ancaman, mengurangi kekuatan stressor dan membantu mengatasi stress kerja.

Sikap dan perilaku negatif pekerja Menurut Iverson & Deery, 2001 Pekerja dengan afeksi negatif yang tinggi sering mudah meninggalkan pekerjaan sebelum jadwalnya selesai Menurut Lam, Yik, & Schaubroeck, 2002 Pekerja dengan afeksi negatif tinggi tidak dapat merespon dengan baik umpan balik dari supervisor tentang bagaimana meningkatkan performa kerjanya

Counterproduktive work behavior (CWBs) Merupakan penyimpangan, perilaku negatif yang berbahaya bagi sebuah organisasi dan para pekerjanya

Contoh CWBsBerkata sesuatu yang menyakitkan hati Datang terlambat tanpa ijin Mengabaikan instruksi atasan Menggunakan drug atau mengkonsumsi alkohol Mengotori lingkungan kerja Bekerja lebih lambat daripada yang seharusnya dapat dikerjakan Mengambil waktu istirahat yang lebih panjang dari yang diijinkan

Penelitian menunjukkan bahwa CWBs dapat disebabkan oleh stres, frustasi, perasaan tidak adil atau bahkan cemburu CWBs juga berhubungan dengan sifat negatif, kemarahan dan variabel kepribadian yang lain

Penggunaan drug dan alkohol di tempat kerjaPekerja yang menggunakan alkohol dan drug memiliki ketidakstabilan kerja yang lebih tinggi dan menurunkan kepuasan kerja daripada teman mereka yang tidak menyalahgunakan drug Tetapi bagaimanapun ini adalah proses yang berputar. Pekerja yang berada di bawah tekanan, seperti ketika pekerjaan sangat banyak, dapat beralih ke alkohol atau drug

Oleh karena itu, banyak perusahaan mengembangkan employee assistance programs ( EAPs ), yaitu program yang menyediakan konseling untuk berbagai macam masalah para pekerja. Tetapi konsentrasi utama adalah konseling untuk penyalahgunaan alkohol dan drug

EAPs biasanya menggunakan 2 bentuk :

Progran eksternal Program internal

Presented by : Shifa Qiqi Ully Indri Ari tika

Makacie

Membuat rancangan kerja, batasan dia bisa membuat rancangan kerja itu gimana, bukannya kalo kaya gitu nambah stress kan nambah tanggung jawab? Jadi job ambigu kan? Job ambiguity itu terjadi pada struktur organisasai yang seperti apa? Trus pengukuran terhadap stress kerja itu dilakukannya kapan? Orang per orang atau per divisi pengukurannya?