60
PENGARUH PEMBERIAN PUPUK KANDANG DAN KAPUR DOLOMIT TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KUBIS BUNGA (Brassica oleracea var botrytis L.) PADA TANAH GAMBUT PEDALAMAN SKRIPSI Oleh : AHMAD SAUKANI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALANGKARAYA FAKULTAS PERTANIAN DAN KEHUTANAN PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI 2015

SKRIPSI - · PDF fileDAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN . DAFTAR TABEL Nomor Teks Halaman 1 ... lemah otot–otot, dermatitis, bibir menjadi merah, ataupun radang lidah

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: SKRIPSI -  · PDF fileDAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN . DAFTAR TABEL Nomor Teks Halaman 1 ... lemah otot–otot, dermatitis, bibir menjadi merah, ataupun radang lidah

PENGARUH PEMBERIAN PUPUK KANDANG DAN KAPUR DOLOMIT

TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KUBIS BUNGA

(Brassica oleracea var botrytis L.) PADA TANAH GAMBUT PEDALAMAN

SKRIPSI

Oleh :

AHMAD SAUKANI

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALANGKARAYA

FAKULTAS PERTANIAN DAN KEHUTANAN

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI

2015

Page 2: SKRIPSI -  · PDF fileDAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN . DAFTAR TABEL Nomor Teks Halaman 1 ... lemah otot–otot, dermatitis, bibir menjadi merah, ataupun radang lidah

PENGARUH PEMBERIAN PUPUK KANDANG DAN KAPUR DOLOMIT

TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KUBIS BUNGA

(Brassica oleracea var botrytis L.) PADA TANAH GAMBUT PEDALAMAN

SKRIPSI

Disampaikan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh Gelar Sarjana Pertanian pada

Fakultas Pertanian dan Kehutanan Universitas Muhammadiyah Palangkaraya

Oleh :

AHMAD SAUKANI

NIM. 11.31.31241

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALANGKARAYA

FAKULTAS PERTANIAN DAN KEHUTANAN

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI

2015

Page 3: SKRIPSI -  · PDF fileDAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN . DAFTAR TABEL Nomor Teks Halaman 1 ... lemah otot–otot, dermatitis, bibir menjadi merah, ataupun radang lidah
Page 4: SKRIPSI -  · PDF fileDAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN . DAFTAR TABEL Nomor Teks Halaman 1 ... lemah otot–otot, dermatitis, bibir menjadi merah, ataupun radang lidah
Page 5: SKRIPSI -  · PDF fileDAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN . DAFTAR TABEL Nomor Teks Halaman 1 ... lemah otot–otot, dermatitis, bibir menjadi merah, ataupun radang lidah

Skripsi ini ku persembahkan kepada :

1. Ayah, Ibu, dan saudara (i) yang tercinta yang selalu

mendoakan setiap waktu, serta memberi dukungan baik moral

maupun materiil.

2. Teman-teman ku Adi, Ary, Mirna, Eva, Ica dan masih

banyak lagi yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu terima

kasih untuk dukungan.

3. Almamater Universitas Muhammadiyah Palangkaraya yang

saya banggakan.

Page 6: SKRIPSI -  · PDF fileDAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN . DAFTAR TABEL Nomor Teks Halaman 1 ... lemah otot–otot, dermatitis, bibir menjadi merah, ataupun radang lidah

RINGKASAN

Ahmad Saukani. 11.31.13241. Pengaruh Pemberian Pupuk Kandang dan Kapur Dolomit

terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Kubis Bunga (Brassica oleracea var botrytis L)

pada Tanah Gambut Pedalaman, dibawah bimbingan Bapak Hertos dan Bapak Fitriadi Yusuf.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh interaksi pupuk kandang dan kapur

dolomit terhadap pertumbuhan dan hasil kubis bunga, serta pengaruh tunggal pemberian pupuk

kandang ayam dan kapur dolomit terhadap pertumbuhan dan hasil kubis bunga.

Penelitian ini merupakan percobaan faktorial dengan 2 faktor, menggunakan Rancangan

Acak Lengkap ( RAL ) dengan 3 ulangan. Faktor I : adalah pemberian pupuk kandang (KA)

dengan 4 taraf yaitu : KA0 = 0 Ton/Ha (0 g/polybag), KA1 = 10 Ton/Ha.(200 g / polybag), KA2

= 20 Ton/Ha. (400 g/polybag), KA3 = 30 Ton/Ha. (600 g/polybag), Faktor II : adalah pemberian

kapur dolomit (D) yang terdiri atas 3 taraf, yaitu: D 1 = 2 ton / Ha (40 g/polybag), D2 = 4 ton / Ha

(80g/polybag) dan D3 = 6 ton / Ha (120 g/polybag). Dari kombinasi kedua faktor tersebut

diperoleh 12 kombinasi perlakuan, yang di ulang 3 kali sehingga diperoleh 36 satuan percobaan.

Hasil penelitian yang diperoleh menunjukan parameter pertumbuhan dan hasil tanaman

kubis bunga yang meliputi : tinggi tanaman,jumlah daun, berat brangkasan dan berat basah

bunga segar. Perlakuan interaksi pemberian pupuk kandang ayam dan kapur dolomit

menunjukkan pengaruh sangat nyata terhadap parameter-parameter tersebut.

Hasil tertinggi untuk parameter tinggi tanaman umur 15, 30 dan 45 HST (15,5 cm, 25,9

cm, dan 35,8 cm), jumlah daun umur 15,30 dan 45 HST ( 15,0 helai, 26,0 helai dan 31,3 helai),

bobot brangkasan (704,68 gram), dan bobot bunga segar (312,65 gram), dihasilkan oleh

perlakuan pemberian pupuk kandang ayam dan kapur dolomit dengan dosis 30 ton/ha dan kapur

dolomit dengan dosis 6 ton/ha.

Page 7: SKRIPSI -  · PDF fileDAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN . DAFTAR TABEL Nomor Teks Halaman 1 ... lemah otot–otot, dermatitis, bibir menjadi merah, ataupun radang lidah

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat

rahmad dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan Penulisan Skripsi yang berjudul:

Pengaruh Pemberian Pupuk Kandang dan Kapur Dolomit terhadap Pertumbuhan dan

Hasil Tanaman Kubis Bunga (Brassica oleracea var botrytis L.) pada Tanah Gambut

Pedalaman.

Penulisan Skripsi ini sebagai salah satu syarat menyelesaikan studi pada Fakultas

Pertanian dan Kehutanan, Program Studi Agroteknologi, Universitas Muhammadiyah

Palangkaraya.

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Ibu Siti Maimunah,S,Hut, MP selaku Dekan Fakultas Pertanian dan Kehutanan Universitas

Muhammadiyah Palangkaraya.

2. Bapak Ir. Fitriadi Yusuf selaku Kepala Bidang Studi Agroteknologi Fakultas Pertanian dan

Kehutanan Universitas Muhammadiyah Palangkaraya.

3. Bapak Ir. M. Hertos selaku Dosen Pembimbing I dan Bapak Ir. Fitriadi Yusuf selaku Dosen

Pembimbing II yang telah membimbing dan memberikan arahan serta petunjuk sehingga

penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

4. Ibu Pienyani Rosawanti, S.P., M.Si dan Bapak Fahruddin Arfianto, S.Pi selaku dosen

penguji yang telah memberikan arahan serta petunjuk sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi ini.

5. Bapak dan Ibu dosen pengajar pada Fakultas Pertanian dan Kehutanan Universitas

Muhammadiyah Palangkaraya

6. Sahabat-sahabatku serta semua pihak yang telah memberikan bantuan dalam pelaksanaan

pembuatan skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan Skripsi Penelitian ini masih terdapat

kekurangan dan kelemahan, oleh karena itu saran dan kritik dari semua pihak demi perbaikan

sangat diharapkan.

Palangkaraya, Juni 2015

Penulis

Page 8: SKRIPSI -  · PDF fileDAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN . DAFTAR TABEL Nomor Teks Halaman 1 ... lemah otot–otot, dermatitis, bibir menjadi merah, ataupun radang lidah

RIWAYAT HIDUP

Ahmad Saukani merupakan anak ketiga dari empat bersaudara, dari pasangan Bapak bernama

Maslan dan Ibu Siti Bulkis. Penulis dilahirkan pada tanggal 21 april 1992 di Kabupaten Seruyan,

Kuala Pembuang, Kalimantan Tengah.

Penulis menyelesaikan pendidikan sekolah dasar di SDS Asseruyaniyyah Kuala

Pembuang pada tahun 2004, lulus SMP Asseruyaniyyah Kuala Pembuang pada tahun 2008 dan

pada tahun 2011 menyelesaikan studi di SMA Asseruyaniyyah Kuala Pembuang , Kalimantan

Tengah.

Pada tahun 2011 penulis diterima di Universitas Muhammadiyah Palangkaraya Fakultas

Pertanian dan Kehutanan Jurusan Agroteknologi.

Penulis dinyatakan lulus dari Jurusan Agroteknologi Fakultas Pertanian dan Kehutanan,

Universitas Muhammadiyah Palangkaraya pada tanggal 5 Juni 2015, setelah mengikuti ujian

komperhensif dan mempertahankan skripsi di depan dewan penguji.

Page 9: SKRIPSI -  · PDF fileDAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN . DAFTAR TABEL Nomor Teks Halaman 1 ... lemah otot–otot, dermatitis, bibir menjadi merah, ataupun radang lidah

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR .............................................................................. v

DAFTAR ISI ............................................................................................ vii

DAFTAR TABEL .................................................................................... ix

DAFTAR GAMBAR ................................................................................ x

DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................ xi

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang .............................................................................. 1

1.2. Tujuan Penelitian ........................................................................... 4

1.3. Hipotesis ....................................................................................... 4

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Botani dan Ekologi Tanaman Kubis Bunga .................................... 5

2.2. Syarat Tumbuh Tanaman Kubis Bunga .......................................... 7

2.3. Tanah Gambut Pedalaman ............................................................. 9

2.4. Pupuk Kandang Kotoran Ayam ..................................................... 10

2.5. Kapur Dolomit............................................................................... 11

III. METODOLOGI PRAKTIKUM

3.1. Waktu dan Tempat ........................................................................ 14

3.2. Alat dan Bahan .............................................................................. 14

3.3. Metode Penelitian .......................................................................... 14

3.4. Pelaksanaan Penelitian ................................................................... 15

3.4.1. Persiapan Lokasi Penelitian ................................................... 15

3.4.2. Persiapan Media Tanam ........................................................ 15

3.4.3. Penyemaian Benih ................................................................ 16

3.4.4. Pemupukan ........................................................................... 16

3.4.5. Penanaman ............................................................................ 17

3.4.6. Pemeliharaan ........................................................................ 17

Page 10: SKRIPSI -  · PDF fileDAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN . DAFTAR TABEL Nomor Teks Halaman 1 ... lemah otot–otot, dermatitis, bibir menjadi merah, ataupun radang lidah

3.4.7. Panen .................................................................................... 18

3.5. Pengamatan ................................................................................... 18

1. Tinggi Tanaman.......................................................................... 18

2. Jumlah Daun ............................................................................... 19

3. Bobot Segar Brangkasan Per Tanaman ........................................ 19

4. Bobot Segar Bunga Per Tanaman ............................................... 19

3.6. Analisa Data .................................................................................. 19

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil Penelitian.............................................................................. 20

4.2. Pembahasan ................................................................................... 24

V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan .................................................................................. 28

5.2. Saran ........................................................................................... 28

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 11: SKRIPSI -  · PDF fileDAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN . DAFTAR TABEL Nomor Teks Halaman 1 ... lemah otot–otot, dermatitis, bibir menjadi merah, ataupun radang lidah

DAFTAR TABEL

Nomor Teks Halaman

1. Kombinasi Perlakuan Pemberian Pupuk Kandang Kotoran Ayam ( KA )

dan Kapur Dolomit (D). .................................................................. 14

2. Hasil Uji Beda Nyata Jujur (BNJ) Tinggi Tanaman Kubis Bunga Umur

15, 30 Dan 45 HST ........................................................................ 20

3. Hasil Uji Beda Rata-Rata Jumlah Daun Kubis Bunga Umur 15, 30,

Dan 45 HST .................................................................................. 21

4. Hasil Uji Beda Rata-Rata Berat Brangkasan Per Tanaman Umur 55 HST. 22

5. Hasil Uji Beda Rata-Rata Berat Brangkasan ……………………… 23

\

Page 12: SKRIPSI -  · PDF fileDAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN . DAFTAR TABEL Nomor Teks Halaman 1 ... lemah otot–otot, dermatitis, bibir menjadi merah, ataupun radang lidah

DAFTAR GAMBAR

Nomor Teks Halaman

1. Varietas PM 126 F1 ...................................................................... 42

2. Deskripsi Varietas ........................................................................ 43

3. Trai Tempat Semai Kubis Bunga .................................................. 44

4. Kubis Bunga Siap Tanam Umur 21 Hari ....................................... 44

5. Kubis Bunga Umur 15 HST .......................................................... 45

6. Kubis Bunga Umur 30 HST .......................................................... 45

7. Kubis Bunga Umur 45 HST .......................................................... 46

8. Bunga Tanaman Kubis Bunga ..................................................... . 46

9. Brangkasan Kubis Bunga. ............................................................. 47

10. Hasil Kubis Bunga Perlakuan Tertinggi ........................................ 47

11. Hasil Kubis Bunga Perlakuan Terkecil ......................................... 48

12. Hasil Tanaman Kubis Bunga ........................................................ 48

13. Rumah Plastik .............................................................................. 49

Page 13: SKRIPSI -  · PDF fileDAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN . DAFTAR TABEL Nomor Teks Halaman 1 ... lemah otot–otot, dermatitis, bibir menjadi merah, ataupun radang lidah

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Teks Halaman

1. Tinggi Tanaman Kubis Bunga Umur 15 HST ............................... 31

2. Tinggi Tanaman Kubis Bunga Umur 30 HST ............................... 31

3. Tinggi Tanaman Kubis Bunga Umur 45 HST. .............................. 32

4. Hasil Analisis Ragam Tinggi Tanaman Umur 15, 30, dan 45 HST.. 33

5. Jumlah Daun Kubis Bunga Umur 15 HST .................................... 34

6. Jumlah Daun Kubis Bunga Umur 30 HST .................................... 34

7. Jumlah Daun Kubis Bunga Umur 45 HST .................................... 35

8. Hasil Analisis Ragam Jumlah Daun Tanaman Umur 15, 30, dan

45 HST ......................................................................................... 36

9. Berat Brangkasan Kubis Bunga Umur 55 HST ............................. 37

10. Berat Bunga Kubis (g) Umur 55 HST ........................................... 37

11. Hasil Analisis Ragam Brangkasan dan Bobot Segar Bunga

Umur 55 HST ............................................................................... 38

12. Data Hasil Analisis Tanah Gambut ............................................... 39

13. Bagan Percobaan .......................................................................... 40

14. Perhitungan Dosis......................................................................... 41

Page 14: SKRIPSI -  · PDF fileDAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN . DAFTAR TABEL Nomor Teks Halaman 1 ... lemah otot–otot, dermatitis, bibir menjadi merah, ataupun radang lidah

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Kubis bunga merupakan tumbuhan yang termasuk dalam kelompok botrytis dari jenis

Brassica oleracea (suku Brassecaceae). Sebagai sayuran, tumbuhan ini lazim dikenal

sebagai kembang kol yang merupakan terjemahan harfiah dari bahasa Belanda (bloemkool).

Kubis bunga berbentuk mirip dengan brokoli. Perbedannya kubis bunga memiliki kepala bunga

yang banyak dan teratur dan padat (Anonim, 2013a).

Kubis bunga (Brassica olaracea var botrytis L) adalah jenis sayuran yang mempunyai

peran penting untuk kesehatan karena mengandung mineral dan vitamin yang sangat dibutuhkan

tubuh manusia. Mineral yang terkandung dalam kubis antara lain adalah kalsium, besi, fosfor,

dan sulfat. Sedangkan vitamin yang terkandung dalam kubis bunga antara lain Vitamin A dapat

menjaga kesehatan mata, vitamin C dapat mencegah gusi berdarah, radang atau luka-luka

dimulut (sariawan). sedangkan vitamin B dapat mencegah penyakit beri–beri, radang syaraf,

lemah otot–otot, dermatitis, bibir menjadi merah, ataupun radang lidah. Adapun serat yang

terkandung dalam kubis bunga bermanfaat untuk mieningkatkan proses pencernaan makanan

didalam perut dan mempermudah pembuangan kotoran (Cahyono, 2001).

Pembudidayaan tanaman kubis bunga banyak dilakukan di dataran tinggi, karena kubis

bunga menginginkan suhu tertentu untuk membentuk bunganya. Akan tetapi sekarang ini banyak

bermunculan varietas–varietas yang dapat ditanaman di dataran rendah, paling tidak untuk

pergantian atau pergiliran tanaman, dengan tanaman padi, jagung, dan palawija lain. Meskipun

dapat tumbuh di dataran rendah kebutuhan akan air, masih banyak untuk pertumbuhannya.

Kekurangan air di masa pertumbuhan akan menghambat pertumbuhan dan hasil panen (Harjono

1996).

Page 15: SKRIPSI -  · PDF fileDAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN . DAFTAR TABEL Nomor Teks Halaman 1 ... lemah otot–otot, dermatitis, bibir menjadi merah, ataupun radang lidah

Prospek usaha tani kubis bunga cukup cerah. Serapan pasarnya dapat dilihat dari tingkat

perkembangan jumlah penduduk, pendidikan, pendapat masyarakat, dan kesukaan masyarakat

terhadap kubis bunga. Bertambahnya jumlah penduduk akan meningkatkan jumlah kebutuhan

pangan terutama sayuran, termasuk di dalamnya adalah kubis bunga. Peningkatan pendidikan

dan pendapatan masyarakat akan mengubah pola konsumsi masyarakat yang lebih mengarah

pada peningkatan gizi (Cahyono, 2001).

Pada umumnya tanah di kota Palangkaraya adalah tanah marginal yang salah satunya

yakni tanah gambut yang memiliki kandungan asam yang tinggi dengan sedikit unsur hara,

dalam hal budidaya, tanah gambut harus diolah dan ditambahkan unsur hara guna meningkatkan

produktivitas dan memberikan lingkungan yang sesuai dengan syarat tumbuh tanaman yang

salah satunya yakni dengan penambahan pupuk kandang dan kapur dolomit.

Menurut soepardi (1983), pemanfaatan tanah gambut pedalaman untuk lahan pertanian

memiliki beberapa kendala, yaitu buruknya sifat kimia tanah berupa rendahnya tingkat

ketersediaan unsur hara, kapasitas tukar kation (KTK) tinggi, kejenuhan basa (KB) rendah dan

bereaksi masam (pH rendah) karena kandungan asam-asam organik tinggi, terutama senyawa

turunan dari asam-asam fenolat yang bersifat racun bagi tanaman. Kondisi demikian

menyebabkan ketersedian unsur hara bagi tanaman relatif sedikit.

Lahan gambut adalah lahan yang memiliki lapisan tanah kaya bahan organik (C-organik

> 18%) dengan ketebalan 50 cm atau lebih. Bahan organik penyusun tanah gambut terbentuk

dari sisa-sisa tanaman yang belum melapuk sempurna karena kondisi lingkungan jenuh air dan

miskin hara. Oleh karenanya lahan gambut banyak dijumpai di daerah rawa belakang (back

swamp) atau daerah cekungan yang drainasenya buruk (Anonim, 2010).

Page 16: SKRIPSI -  · PDF fileDAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN . DAFTAR TABEL Nomor Teks Halaman 1 ... lemah otot–otot, dermatitis, bibir menjadi merah, ataupun radang lidah

Tanah gambut bereaksi masam. Dengan demikian diperlukan upaya ameolarasi untuk

meningkatkan pH tanah sehingga memperbaiki media perakaran tanaman. Kapur, tanah mineral,

pupuk kandang, dan abu sisa pembakaran dapat diberikan sebagai bahan amelioran untuk

meningkatkan pH tanah dan basa-basa tanah (Anonim, 2014a).

Pupuk kandang merupakan pupuk yang berasal dari kotoran hewan yang digunakan

untuk menyediakan unsur hara bagi tanaman. Pupuk kandang berperan untuk memperbaiki sifat

fisik, kimia dan biologi tanah. Secara umum kotoran hewan mengandung unsur hara makro

seperti nitrogen (N), posfor (P), kalium (K), kalsium (Ca), magnesium (Mg) dan belerang (S)

(Anonim, 2011b).

Apabila dibandingkan antara berbagai macam pupuk kandang, kotoran ayam memiliki

nilai hara yang tertinggi karena bagian cair tercampur dengan bagian padat oleh sebab itu Pupuk

kandang kotoran ayam mengandung N tiga kali lebih banyak dari pupuk kandang lainnya

(Musnamar, 2009).

Keberadaan unsur hara untuk dapat diserap oleh tanaman juga dipengaruhi oleh pH

tanah. Keadaan pH tanah yang masam berakibat dapat atau tidaknya unsur hara dipenuhi dan

dapat atau tidaknya diserap oleh tanaman. Pemberian kapur dolomit mempengaruhi pH tanah

sehingga berakibat pada keefisienan serapan hara oleh tanaman dan menambahkan unsur hara

yang dibutuhkan tanaman ke dalam tanah atau ke tanaman.

Dari uraian diatas, maka dilakukanlah penelitian tentang pengaruh pemberian pupuk

kandang ayam dan kapur dolomit terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman kubis bunga

(brassica oleracea var.botrytis L) pada tanah gambut pedalaman guna meningkatkan

produktivitas tanaman bunga kubis.

Page 17: SKRIPSI -  · PDF fileDAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN . DAFTAR TABEL Nomor Teks Halaman 1 ... lemah otot–otot, dermatitis, bibir menjadi merah, ataupun radang lidah

1.2. Tujuan penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui :

Pengaruh interaksi pupuk kandang dan kapur dolomit terhadap pertumbuhan dan hasil

kubis bunga, serta pengaruh tunggal pemberian pupuk kandang ayam dan kapur dolomit

terhadap pertumbuhan dan hasil kubis bunga.

1.3. Hipotesis

Hipotesis penelitian ini adalah :

1. Interaksi pemberian pupuk kandang dengan kapur dolomit berpengaruh terhadap

pertumbuhan dan hasil kubis bunga pada tanah gambut.

2. Pemberian pupuk kandang dan dolomit secara tunggal berpengaruh terhadap pertumbuhan

dan hasil bunga kubis pada tanah gambut.

Page 18: SKRIPSI -  · PDF fileDAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN . DAFTAR TABEL Nomor Teks Halaman 1 ... lemah otot–otot, dermatitis, bibir menjadi merah, ataupun radang lidah

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Botani dan Ekologi Tanaman Kubis Bunga

Menurut Cahyono (2001), tanaman kubis bunga diklasifikasi sebagai berikut :

Divisio :Spermatophyta

Sub division :Angiospermae

Kelas :Dicotyledoneae

Ordo :Rhoeedales

Family :Cruiciferae

Genus :Brassica

Spesies :Brassica oleracea var.botrytis L.

Yang terdiri dari Organ–organ tanaman yang penting antara lain:

1. Tanaman memiliki akar tunggang dan akar serabut. Akar tunggang tumbuh ke pusat bumi

(ke arah dalam), sedangkan akar serabut tumbuh kearah samping (horizontal), menyebar dan

dangkal (20 cm–30 cm). Dengan perakaran yang dangkal tersebut, tanaman akan tumbuh

cukup baik apabila ditanam pada tanah yang gembur dan poros.

2. Batang tanaman kubis bunga tumbuh tegak dan pendek (± 30 cm). Batang tersebut berwarna

hijau, tebal dan lunak namun cukp kuat. Batang tanaman tidak bercabang, batang tanaman

tersebut halus tidak berambut, dan tidak begitu tampak jelas karena tertutup oleh daun–daun.

3. Daun kubis bunga berbentuk bulat telur (oval) dengan bagian tepi daun bergeri, agak

panjang seperti daun tembakau dan membentuk celah–celah yang menyirip agak

melengkung kedalam. Daun tersebut berwarna hijau dan tumbuh berselang seling pada

batang tanaman. Daun memiliki tangkai agak panjang dengan pangkal daun yang menebal

dan lunak. Daun–daun yang tumbuh pada pucuk batang sebelum masa bunga terbentuk,

Page 19: SKRIPSI -  · PDF fileDAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN . DAFTAR TABEL Nomor Teks Halaman 1 ... lemah otot–otot, dermatitis, bibir menjadi merah, ataupun radang lidah

berukuran kecil dan melengkung kedalam melindungi bunga yang sedang atau baru mulai

tumbuh.

4. Bunga tanaman merupakan kumpulan massa bunga yang berjumlah banyak. Bunga tanaman

tersebut tersusun dari kuntum–kuntum bunga yang berjumlah dari 5.000 kuntum bunga yang

bersatu membentuk bulatan yang tebal serta padat (kompak). Pada kubis bunga (kol bunga),

bunga tersebut bervariasi sesuai dengan varietasnya. Ada yang memiliki masa bunga dengan

warna putih bersih, namun adapula yang memiliki warna putih kekuningan. Kubis bunga

bunga memiliki berat antara 0,5 kg–1,3 kg dengan diameter 20 cm atau lebih, tergantung

pada varietasnya. Kubis bunga memilki tangkai bunga yang berwarna hijau muda hingga

hijau.Bunga pada kubis bunga merupakan bagian yang paling penting dari tanaman, yang

dikonsumsi sebagai sayuran yang bergizi tinggi. Apabila dibiarkan tumbuh terus (tanpa

dipanen), maka bunga pada tanaman kubis tersebut memanjang menjadi tangkai bunga yang

penuh dengan kuntum bunga. Setiap bunga memiliki 4 helai daun kelopak, 4 helai daun

mahkota, dan 6 helai benang sari.

5. Tanaman kubis bunga dapat menghasilkan buah yang mengandung banyak biji. Buah

tersebut terbentuk dari hasil penyerbukan sendiri ataupun penyerbukan silang dengan

bantuan serangga lebah madu. Buah berbentuk polong, berukuran kecil, dan ramping,

dengan panjang antara 3 cm–5 cm. Di dalam buah tersebut terdapat biji berbentuk bulat

kecil, berwarna coklat kehitam–hitaman. Biji–biji tersebut dapat dipergunakan sebagai benih

perbanyakan tanaman.

Tanaman kubis bunga termasuk dalam golongan tanaman sayuran semusim atau berumur

pendek. Tanaman tersebut hanya dapat berproduksi satu kali dan setelah itu mati. Pemanen kubis

Page 20: SKRIPSI -  · PDF fileDAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN . DAFTAR TABEL Nomor Teks Halaman 1 ... lemah otot–otot, dermatitis, bibir menjadi merah, ataupun radang lidah

bunga dapat dilakukan pada umur 40-50 hari setelah pindah tanam, tergantung pada varietasnya.

Tanaman kubis bunga berbentuk perdu dan perakaran dangkal (Harjono, 1996).

2.2. Syarat Tumbuh Tanaman Kubis Bunga

Tanaman kubis dapat tumbuh pada berbagai jenis tanah, baik dari mulai jenis tanah

pasiran misalnya Regosol sampai pada jenis tanah yang berlempung atau tanah berat misalnya

jenis tanah Gromosol. Tanah yang bertekstur ringan, akan sangat baik untuk pertumbuhan awal

tanaman kubis. Pada pertumbuhana awal akan terjadi pertumbuhan akar, baik panjang maupun

jumlah, sehingga diperlukan media yang gembur agar ujung agar terbentuk lebih banyak dan

panjang, maka logikanya penyerapan unsur hara di dalam tanahpun lebih efektif, dan hasil

asimilasi akan lebih banyak untuk kebutuhan pertumbuhannya. Semakin banyak akar yang

terbentuk maka tanaman akan semakin kuat dan kokoh. Akan tetapi sebaliknya pada

pertumbuhan selanjutnya tanaman kubis membutuhkan media jenis tanah yang dapat mengikat

air lebih banyak. Tanah yang berkemampuan mengikat air lebih banyak adalah tanah berat/liat.

Pada jenis tanah berat, pertumbuhan tanaman lambat, akan tetapi hasil komponen yang didapat

mempunyai kualitas lebih baik, yaitu lebih padat, keras dan tahan lama bila disimpan (Harjono,

1996).

Adapun berdasarkan sifat fisiknya, tanah yang baik digunakan untuk membudidayakan

kubis bunga adalah tanah yang berstruktur remah (gembur), kaya bahan organik, mudah

mengikat air sehingga tidak menimbulkan genangan air yang menyebabkan tanah becek,

memiliki solum tanah dalam dan bersifat subur. Tanah yang bersifat fisik demikian akan dapat

meningkatkan peredaran udara (aerasi) dan drainase tanah. Sehingga dengan demikian, oksigen

di dalam tanah akan tersedia dengan cukup. Oksigen tersebut sangat diperlukan bagi pernafasan

akar tanaman dan aktifitas organisme tanah yang bermanfaat dalam membantu proses penguraian

Page 21: SKRIPSI -  · PDF fileDAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN . DAFTAR TABEL Nomor Teks Halaman 1 ... lemah otot–otot, dermatitis, bibir menjadi merah, ataupun radang lidah

bahan organik menjadi bahan zat yang tersedia yang dapat diserap oleh tanaman. Selain itu,

struktur tanah yang remah akan mempermudah berkembangnya akar tanaman karena tanah

mudah ditembus. Sehingga dengan demikian, akan dapat meningkatkan pertumbuhan tanaman

dan pembentukan hasil (Cahyono, 2001).

Sifat tanah yang perlu mendapat perhatian adalah derajat kemasaman tanah (pH).

Keadaan pH tanah selain berpengaruh secara langsung terhadap pertumbuhan tanaman dan

pembentukan hasil, juga berpengaruh terhadap kehidupan organisme tanah dan ketersediaan zat

hara tertentu. Kisaran keasaman tanah yang sesuai bagi pertumbuhan dan pembentukan hasil

(masa bunga) adalah antara 5,5-6,5. Keasaman tanah rendah dibawah 5 sudah merupakan faktor

penghambat bagi pertumbuhan tanaman dan pembentukan hasil, karena tanaman akan tumbuh

merana (tidak normal) sehingga hasilnya pun (masa bunga) tidak normal. Bahkan sering terjadi

masa bunga yang terbentuk menjadi rusak dan membusuk. Kerusakan ini timbul karena tanaman

kekurangan unsur Boron (B) akibat nilai pH yang rendah (sangat asam). Keadaan pH tanah yang

sangat asam juga dapat menyebabkan terjadinya kekurangan unsur Magnesium (Mg) dan

Molybdenum (Mo) sehingga tanaman mudah terserang penyakit fisiologis (Cahyono, 2001).

2.3. Tanah Gambut Pedalaman

Tanah gambut di Indonesia sangat ditentukan oleh kandungan mineral pada substratum

(di dasar gambut) dan tingkat dikomposisi gambut. Kandungan mineral gambut di Indonesia

umumnya kurang dari 5% dan sisanya adalah bahan organik (Anonim, 2011a).

Menurut Reksowardoyo (1988 dalam Ulumiyah, 2003), tanah gambut yang dijumpai di

Kalimantan tengah termasuk gambut pedalaman, yaitu gambut yang tidak dipengaruhi oleh

pasang surut air laut dan biasanya terdapat di atas pasir kuarsa. Halim (1985) menyatakan bahwa

ciri yang menonjol dari tanah gambut pedalaman di Kalimantan tengah adalah

Page 22: SKRIPSI -  · PDF fileDAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN . DAFTAR TABEL Nomor Teks Halaman 1 ... lemah otot–otot, dermatitis, bibir menjadi merah, ataupun radang lidah

keombrogenannya, artinya tanah gambut tersebut memiliki tingkat kesuburan yang rendah, KTK

yang tinggi dan KB yang rendah. Akibatnya kation-kation basa seperti K, Ca dan Mg sukar

tersedia bagi tanaman. Selain itu reaksi tanah sangat masam dengan tingkat pelapukan yang

rendah.

Kesuburan gambut bergantung pada susunan kimia dan tingkat kematangannya. Tingkat

kematangan atau derajat perombakan gambut adakah fibrik (kurang dari 33%) hemik (terombak

33-66%) dan saprik (terombak lebih dari 66%), makin tinggi tingkat kematangan gambut, maka

makin banyak pula unsur hara yang dilepas (Anonim,2014b).

Lahan gambut umumnya mempunyai tingkat kemasaman yang relatif tinggi dengan

kisaran pH 3–5, mempunyai kandungan kation basa seperti Ca, Mg, K dan Na sangat rendah

terutama pada gambut tebal. Semakin tebal gambut, basa-basa yang di kandungnya semakin

rendah dan reaksi tanah menjadi semakin masam. Di sisi lain kapasitas tukar kation (KTK)

gambut tergolong tinggi, sehingga kejenuhan basa (KB) menjadi sangat rendah (Anonim,

2011b).

2.4. Pupuk Kandang

Pupuk kandang merupakan pupuk yang penting di Indonesia. Selain jumlah ternak di

Indonesia cukup banyak dan volume kotoran ternak cukup besar, pupuk kandang secara

kualitatif relatif lebih kaya hara dan mikroba dibandingkan dengan limbah pertanian. Yang

dimaksud dengan pupuk kandang adalah campuran kotoran hewan/ternak dan urin ( Rosmarkam

dan Yuwono, 2011 ).

Pupuk kandang dibagi menjadi dua yaitu pupuk panas dan pupuk dingin. Yang dimaksud

pupuk panas adalah pupuk yang dalam pelapukannya berlangsung secara cepat oleh mikro

organisme sehingga menghasilkan suhu yang panas, sedangkan pupuk kandang dingin adalah

Page 23: SKRIPSI -  · PDF fileDAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN . DAFTAR TABEL Nomor Teks Halaman 1 ... lemah otot–otot, dermatitis, bibir menjadi merah, ataupun radang lidah

yang berasal dari kotoran hewan yang diuraikan secara perlahan oleh mikro organisme sehingga

kenaikan suhunya perlahan juga. Pupuk kandang berperan untuk memperbaiki sifat fisik, kimia

dan biologi tanah. Komposisi unsur hara yang terdapat pada pupuk kandang sangat tergantung

pada jenis hewan, umur, alas kandang dan pakan yang diberikan pada hewan tersebut. Setiap

jenis hewan tentunya menghasilkan kotoran yang memiliki kandungan hara. Namun secara

umum kotoran hewan mengandung unsur hara makro seperti nitrogen (N), posfor (P), kalium

(K), kalsium (Ca), magnesium (Mg), belerang (S) dan unsur hara mikro seperti sulfur (S), ferrum

(Fe), zinc (Zn), boron (Bo), dan cuprum (Cu) (Anonim, 2009b).

Apabila dibandingkan antara berbagai macam pupuk kandang, kotoran ayam mempunyai

nilai hara yang tertinggi karena bagian cair tercampur dengan bagian padat. Pupuk kandang

kotoran ayam mengandung N tiga kali Iebih banyak dari pupuk kandang lainnya.

Beberapa hasil penelitian aplikasi pupuk kotoran ayam selalu memberikan respon

tanaman yang terbaik pada musim pertama. Hal ini terjadi karena kotoran ayam relatif lebih

cepat terdekomposisi serta mempunyai kadar hara yang cukup pula dibandingkan dengan jumlah

unit yang sama dengan kotoran hewan yang lainnya (Anonim 2014a).

2.5. Kapur Dolomit

Pengapuran adalah suatu teknologi pemberian kapur kedalam tanah, yang dimaksudkan

untuk memperbaiki kesuburan tanah yaitu memperbaiki sifat-sifat kimia, fisika dan biologi dari

tanah. Dolomit adalah pupuk yang memiliki kandungan hara Kalsium (CaO) dan Magnesium

(MgO) tinggi dan sangat bermanfaat untuk pengapuran tanah masam dan dan juga sebagai pupuk

bagi tanah dan tanaman yang berfungsi menyuplai unsur Kalsium (CaO) dan Magnesium (MgO)

untuk kebutuhan tanaman (Anonim 2013b).

Page 24: SKRIPSI -  · PDF fileDAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN . DAFTAR TABEL Nomor Teks Halaman 1 ... lemah otot–otot, dermatitis, bibir menjadi merah, ataupun radang lidah

Pengapuran pada tanah-tanah masam kenyataannya dapat memperbaiki kesuburan tanah

tersebut, akibat pengapuran jasad renik mulai braktivitas kembali dan unsur-unsur hara makro

menjadi tersedia bagi tanaman (Sutedjo, 1995).

Kebanyakan petani hanya mengetahui fungsi dolomit adalah untuk menetralkan pH tanah

dan tidak mengetahui fungsi lain dari dolomit adalah sebagai pupuk bagi tanaman. Seperti yang

dikatakan di atas bahwa dolomit mengandung unsur hara Mg dan Ca yang juga dibutuhkan oleh

tanaman dengan beberapa manfaatnya sehingga jika kekurangan kedua hara tersebut akan

mengakibatkan beberapa efek bagi tanaman. Sehingga pemberian dolomit pada tanaman akan

mengatasi kekurangan unsur hara Ca dan Mg tersebut.

Secara keseluruhan manfaat dolomit yang mengandung hara Kalsium (Ca) dan

Magnesium (Mg) adalah : mengoreksi keasaman tanah agar sesuai dengan pH yang diperlukan

tanaman, menetralisir kejenuhan zat-zat yang meracuni tanah, tanaman, bila mana zat tersebut

berlebihan seperti zat Al (alumunium), Fe (zat besi), Cu (tembaga), meningkatkan efektifitas dan

efisiensi penyerapan zat - zat hara yang sudah ada dalam tanah baik yang berasal dari bahan

organik maupun pemberian pupuk lainnya seperti Urea, TSP dan KCL, menjaga tingkat

ketersediaan unsur hara mikro sesuai kebutuhan tanaman. Artinya dengan Kalsium (CaO) dan

Magnesium (MgO) yang cukup unsur mikro pun memadai,memperbaiki porositas tanah, struktur

serta aerasi tanah sekaligus bermanfaat bagi mikrobiologi dan kimiawi tanah sehingga tanah

menjadi gembur, sirkulasi udara dalam tanah lancar dan menjadikan akar semai bebas bergerak

menghisap unsur hara dari tanah dan aktifator berbagai jenis enzim tanaman, merangsang

pembentukan senyawa lemak dan minyak, serta karbohidrat (Anonim, 2013b).

Page 25: SKRIPSI -  · PDF fileDAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN . DAFTAR TABEL Nomor Teks Halaman 1 ... lemah otot–otot, dermatitis, bibir menjadi merah, ataupun radang lidah

III. METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Waktu dan Tempat

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari sampai bulan Juni 2015. Penelitian ini

dilaksanakan di kebun percobaan Kampus II Universitas Muhammadiyah Palangkaraya, Jl.

Mahir Mahar, Kelurahan Kereng Bengkirai, Kecamatan Sebangau, Kota Palangka Raya.

3.2. Bahan dan Alat

Bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah benih kubis bunga varietas PM 126 F1

cap Panah Merah, pupuk kandang kotoran ayam, kapur dolomit, trai untuk tempat penyemaian,

polybag ukuran 50 cm x 50 cm, dan tanah gambut.

Sedangkan alat yang digunakan pada penelitian ini adalah cangkul, parang, pisau,

meteran, gergaji, palu, paku, ayakan, kayu, plastik bening, kasa/paranet, kamera, timbangan

analitik, pH meter dan alat tulis.

3.3. Metode Penelitian

Penelitian ini merupakan percobaan faktorial dengan 2 faktor, menggunakan Rancangan

Acak Lengkap ( RAL ) dengan 3 ulangan.

Faktor I : adalah pemberian pupuk kandang (KA) dengan 4 taraf yaitu :

KA0 = 0 Ton/Ha (0 g/polybag)

KA1 = 10 Ton/Ha.(200 g / polybag)

KA2 = 20 Ton/Ha. (400 g/polybag)

KA3 = 30 Ton/Ha. (600 g/polybag)

Faktor II : adalah pemberian kapur dolomit (D) yang terdiri atas 3 taraf, yaitu:

D 1 = 2 ton / Ha (40 g/polybag)

D2 = 4 ton / Ha (80g/polybag)

Page 26: SKRIPSI -  · PDF fileDAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN . DAFTAR TABEL Nomor Teks Halaman 1 ... lemah otot–otot, dermatitis, bibir menjadi merah, ataupun radang lidah

D3 = 6 ton / Ha (120 g/polybag)

Dari kombinasi kedua faktor tersebut diperoleh 12 kombinasi perlakuan, yang di ulang 3

kali sehingga di peroleh 36 satuan percobaan.

Tabel 1. Kombinasi perlakuan pemberian pupuk kandang kotoran ayam ( KA ) dan

kapur dolomit (D).

Pupuk Kandang

Kapur Dolomit

D 1 D2 D3

KA0

KA1

KA2

KA3

KA0 D 1

KA1 D 1

KA2 D 1

KA3 D 1

KA0 D2

KA1 D2

KA2 D2

KA3 D2

KA0 D3

KA1 D3

KA2 D3

KA3 D3

3.4. Pelaksanaan Penelitian

3.4.1. Persiapan Lokasi Penelitian

Tempat penelitian dibersihkan terlebih dahulu dari tanaman liar atau gulma, dilanjutkan

dengan pembuatan rumah plastik dengan ukuran 10 m, dan lebar 4 m dengan tinggi 2,5 m. Atap

terbuat dari plastik transparan dan dinding dari kain kasa.

3.4.2. Persiapan Media Tanam

Media yang digunakan adalah tanah gambut yang diambil di kebun percobaan kampus II

Universitas Muhammadiyah Palangkaraya, Jl. Mahir Mahar, Kelurahan Kereng Bengkirai,

Kecamatan Sebangau, Kota Palangka Raya dengan kedalaman pengambilan 0–20 cm. Tanah

gambut kemudian dikering anginkan selama 1 minggu dan di pisahkan dari dari sisa ranting atau

akar ( diayak dengan ukuran lubang ayakan 9 mesh), kemudian diisikan kedalam polybag

berukuran 50 cm x 50 cm dengan berat 10 kg, dan dicampur dengan pupuk kandang kotoran

Page 27: SKRIPSI -  · PDF fileDAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN . DAFTAR TABEL Nomor Teks Halaman 1 ... lemah otot–otot, dermatitis, bibir menjadi merah, ataupun radang lidah

ayam serta kapur dolomit pada masing-masing polybag sesuai dengan dosis perlakuan, lalu

diinklubasi selama dua minggu sebelum tanam.

3.4.3. Penyemaian Benih

Penyemaian benih kubis bunga dilakukan pada trai polybag semai, dengan media yang

digunakan adalah komposisi tanah gambut, pupuk kandang kotoran ayam, dengan perbandingan

2:1, dan ditambahkan dengan kapur dolomit, kemudian di inklubasi selama dua minggu.

Penyemaian dilakukan dengan cara memasukkan satu benih kubis bunga kedalam satu

lubang tray semai dan ditutup tipis dengan tanah. Bibit kubis bunga ditutup daun pisang selama

3 hari, untuk menghindari sinar matahari langsung dan curah hujan yang tinggi pada persemaian,

maka dilakukan pembuatan naungan dengan tinggi 1 meter pada bagian Timur, dan 0.8 meter

pada bagian Barat, penyemaian bunga kubis dilakukan selama 3 minggu terhitung dari penebaran

biji bunga kubis.

3.4.4. Pemupukan

Pemberian pupuk kandang dan kapur dolomit dilakukan saat menyiapkan media tanam,

yaitu 2 minggu sebelum tanam dengan dosis sesuai dengan perlakuan, diberikan dengan cara

diaduk dengan tanah gambut untuk masing-masing polybag.

3.4.5. Penanaman

Sebelum melakukan pemindahan bibit, media persemaian disiram terlebih dahulu guna

mempermudah dalam proses pengambilannya (pencungkilan). Penanaman atau pemindahan bibit

ke polybag dilakukan pada sore hari dan tanaman telah berumur 3 minggu setelah semai atau

sudah berumur 21 hari, dengan minimal daunnya telah berhelai dua.

Bibit yang akan digunakan adalah bibit yang sehat, dengan ciri batang tumbuh tegak,

daunnya hijau segar, tidak terserang hama,dan penyakit, dan setiap polybag ditanam 1 bibit

Page 28: SKRIPSI -  · PDF fileDAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN . DAFTAR TABEL Nomor Teks Halaman 1 ... lemah otot–otot, dermatitis, bibir menjadi merah, ataupun radang lidah

kubis bunga. Setelah proses penanaman selesai, maka dilakukan penyiraman guna menjaga

kelembapan tanah.

3.4.6. Pemeliharaan

Pemeliharan dilakukan sejak benih ditanam hingga panen yang meliputi, penyiraman,

penyiangan, pencegahan hama dan penyakit.

1. Penyiraman

Penyiraman dilakukan 1 kali sehari yaitu sore hari dengan jumlah takaran air yang sama

pada setiap tanaman.

2. Penyiangan

Penyiangan dilakukan pada umur tanaman 14 HST dengan cara mencabut gulma yang

tumbuh pada media tanaman beserta akar-akarnya.

3. Pencegahan hama dan Penyakit

Pencegahan hama dan penyakit dilakukan dengan cara memasang jaring

penghalang/pagar disekeliling tanaman penelitian dengan jarak 0,5 m dari tanaman penelitian,

dan menjaga kebersihan lingkungan penelitian.

Hama yang menyerang pada penelitian ini adalah jenis hama ulat tritip (Plutela xylostella

L.). cara pengendalian hama ulat tritip dilakukan secara manual, yang dilakukan pada saat terjadi

serangan pada masa pertumbuhan tanaman umur 14 HST yaitu dengan memperhatikan dan

mewaspadai setiap tanaman, hama ulat harus segera diambil dan dimatikan.

4. Penutupan Masa Bunga

Kegiatan penutupan massa bunga dilakukan khusus pada budidaya tanaman kubis bunga.

Massa bunga ditutup dengan daunnya atau plastik. Penutupan massa bunga ini bertujuan untuk

Page 29: SKRIPSI -  · PDF fileDAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN . DAFTAR TABEL Nomor Teks Halaman 1 ... lemah otot–otot, dermatitis, bibir menjadi merah, ataupun radang lidah

menghindari massa bunga dari pengaruh sinar matahari secara langsung, sehingga massa bunga

tetap berwarna putih bersih dan berkualitas baik (Cahyono, 2001).

3.4.7. Panen

Panen tanaman kubis bunga dapat dilakukan setelah tanaman berumur 55 HST, ciri-ciri

bunga yang siap panen yaitu bentuk bunga sudah seperti kubah (permukaan atas bunga sudah

tidak rata lagi) dan kepadatan bunga masih kompak, belum tampak adanya anak bunga yang

mekar (Anonim, 2015).

1.5. Pengamatan

Parameter yang di amati meliputi :

1. Tinggi Tanaman (cm)

Tinggi tanaman diukur dari pangkal bawah di atas permukaan tanah sampai ujung daun

tertinggi pada umur 15, 30 dan 45 HST, dengan cara mengukur tanaman mulai pangkal batang

sampai ujung daun tertinggi, dengan menggunakan meteran.

2. Jumlah Daun (helai)

Jumlah daun dilakukan dengan cara menghitung jumlah daun yang baik atau tidak rusak

dan telah membuka sempurna serta dihitung pada umur 15, 30,dan 45 HST, dihitung mulai dari

daun paling bawah sampai daun teratas (pucuk).

3. Bobot Segar Brangkasan Per Tanaman (gram)

Bobot basah brangkasan per tanaman ditimbang segera setelah panen pada umur 55 HST,

dengan cara menimbang seluruh bagian tanaman yang telah dibersihkan dari tanah yang melekat

di akar.

4. Bobot Segar Bunga Per Tanaman (gram)

Page 30: SKRIPSI -  · PDF fileDAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN . DAFTAR TABEL Nomor Teks Halaman 1 ... lemah otot–otot, dermatitis, bibir menjadi merah, ataupun radang lidah

Pengukuran bobot basah bunga per tanaman dilakukan segera setelah panen pada umur

55 HST, dengan cara menimbang seluruh bagian kubis bunga yang telah di potong pada pangkal

bunga.

3.6. Analisa Data

Data dianalisa dengan menggunakan analisis ragam ( uji F ) pada taraf 5% dan 1 %.

Apabila uji F menunjukan adanya pengaruh perlakuan, maka dilanjutkan dengan uji BNJ pada

taraf 5 %.

Page 31: SKRIPSI -  · PDF fileDAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN . DAFTAR TABEL Nomor Teks Halaman 1 ... lemah otot–otot, dermatitis, bibir menjadi merah, ataupun radang lidah

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil Penelitian

4.1.1. Tinggi Tanaman

Data hasil pengamatan untuk parameter jumlah daun umur 15, 30 dan 45 HST disajikan

pada Lampiran 1, 2 dan 3 sedangkan analisis ragam disajikan pada Lampiran 4.

Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa interaksi pemberian pupuk kandang ayam dan

kapur dolomit berpengaruh sangat nyata terhadap parameter jumlah daun umur 15, 30 dan 45

HST. Hasil uji beda rara-rata untuk parameter jumlah daun disajikan pada Tabel 2.

Tabel 2. Hasil Uji Beda Rata-Rata Tinggi Tanaman Kubis Bunga umur 15, 30 dan 45 HST

Perlakuan Tinggi tanaman

15 HST 30 HST 45 HST

KA0D1

KA0D2

KA0D3

KA1D1

KA1D2

KA1D3

KA2D1

KA2D2

KA2D3

KA3D1

KA3D2

KA3D3

7,2 a

7,3 a

8,2 b

8,9 b

10,1 c

10,6 c

10,9 c

12,9 d

13,0 d

13,3 d

13,4 d

15,5 e

12,5 a

12,9 ab

13,9 bc

14,0 c

14,1 c

16,3 d

16,9 d

20,6 e

24,0 f

24,2 f

25,0 f

25,9 f

17,1 a

17,3 a

18,0 ab

18,5 bc

19,1 c

22,9 d

23,3 d

27,1 e

31,3 f

32,7 g

34,7 h

35,8 i

BNJ 5% 1,14 1,06 1,06

Keterangan : angka-angka yang didampingi huruf yang sama pada kolom yang

sama tidak berpengaruh nyata pada uji BNJ 5%.

Berdasarkan Tabel 3, terlihat bahwa rata-rata tanaman tertinggi pada umur 15, 30, dan 45

HST dihsilkan oleh perlakuan interksi pemberian pupuk kandang ayam dengan dosis 30 ton/Ha

dan kapur dolomit dengan dosis6 ton/ha (KA3D3) dengan rata-rata setinggi 15,5 cm, 25,9 cm,

dan 35,8 cm dan tidak berbeda nyata hanya dengan perlakuan KA3D2, KA3D1 dan KA2D3 pada

umur 30 HST.

Page 32: SKRIPSI -  · PDF fileDAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN . DAFTAR TABEL Nomor Teks Halaman 1 ... lemah otot–otot, dermatitis, bibir menjadi merah, ataupun radang lidah

4.1.2. Jumlah Daun

Data hasil pengamatan untuk parameter jumlah daun umur 15, 30 dan 45 HST disajikan

pada Lampiran 5, 6 dan 7 sedangkan analisis ragam disajikan pada Lampiran 8.

Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa interaksi pemberian pupuk kandang ayam dan

kapur dolomit berpengaruh sangat nyata terhadap parameter jumlah daun umur 15, 30 dan 45

HST. Hasil uji beda rata-rata untuk parameter jumlah daun disajikan pada Tabel 3.

Tabel 3. Hasil Uji Beda Rata-Rata Jumlah Daun Kubis Bunga Umur 15, 30 dan 45HST.

Perlakuan Jumlah Daun

15 HST 30 HST 45 HST

KA0D1

KA0D2

KA0D3

KA1D1

KA1D2

KA1D3

KA2D1

KA2D2

KA2D3

KA3D1

KA3D2

KA3D3

5,0 a

6,7 b

7,0 bc

7,7 bcd

8,0 cd

8,7 de

9,3 ef

9,7 ef

10,3 fg

11,0 g

11,3 g

15,0 h

10,0 a

12,0 b

14,0 c

14,0 c

15,3 c

18,0 d

19,7 de

21,0 ef

22,0 fg

23,3 g

22,3 fg

26,00 h

16,7 a

17,0 a

18,0 ab

18,0 ab

20,7 bc

22,3 cd

22,7 cd

24,0 d

25,0 d

25,0 d

30,0 e

31,3 e

BNJ 5% 1,28 1,76 3,14

Keterangan : angka-angka yang didampingi huruf yang sama pada kolom yang

sama tidak berpengaruh nyata pada uji BNJ 5%.

Berdasarkan pada Tabel 3, terlihat bahwa rata-rata jumlah daun terbanyak pada umur 15,

30 dan 45 HST dihasilkan oleh perlakuan interaksi pemberian pupuk kandang ayam dengan

dosis 30 ton/Ha dan kapur dolomit dengan dosis 6 ton/ha (KA3D3) dengan rata-rata jumlah daun

sebanyak 15,0 helai, 26,0 helai dan 31,3 helai dan tidak berbeda nyata hanya dengan perlakuan

KA3D2 pada umur 45 HST.

4.1.3. Bobot Segar Brangkasan (g)

Data hasil pengamatan untuk parameter berat brangkasan disajikan pada Lampiran 9,

sedangkan analisis ragamnya disajikan pada Lampiran 11.

Page 33: SKRIPSI -  · PDF fileDAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN . DAFTAR TABEL Nomor Teks Halaman 1 ... lemah otot–otot, dermatitis, bibir menjadi merah, ataupun radang lidah

Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa interaksi pemberian pupuk kandang ayam

dengan kapur dolomit berpengaruh sangat nyata terhadap parameter bobot brangkasan per

tanaman. Hasil uji beda rata-rata disajikan pada Tabel 4.

Tabel 4. Hasil Uji Beda Rata-Rata Bobot Segar Brangkasan Per tanaman umur 55 HST.

Perlakuan Berat brangkasan

KA0D1

KA0D2

KA0D3

KA1D1

KA1D2

KA1D3

KA2D1

KA2D2

KA2D3

KA3D1

KA3D2

KA3D3

190,19 a

246,05 b

267,72 bc

298,37 cd

335,44 d

447,80 e

421,42 e

511,89 f

577,35 g

601,30 g

693,36 h

704,68 h

BNJ 5% 39,50

Keterangan : angka-angka yang didampingi huruf yang sama pada kolom yang

sama tidak berpengaruh nyata pada uji BNJ 5%.

Berdasarkan Tabel 4, terlihat bahwa rata-rata berat brangkasan terberat pada umur 55

HST dihasilkan oleh perlakuan interaksi pemberian pupuk kandang ayam dengan dosis 30

ton/Ha dan kapur dolomit dengan dosis 6 ton/ha (KA3D3) dengan rata-rata berat 704,68 gram dan

tidak berbeda nyata hanya dengan perlakuan KA3D2.

4.1.3.Bobot Segar Bunga (g)

Data hasil pengamatan untuk parameter berat bunga pertanaman disajikan pada Lampiran

10 sedangkan analisis ragamnya disajikan pada Lampiran 11.

Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa interaksi pemberian pupuk kandang ayam

dengan kapur dolomit berpengaruh sangat nyata terhadap parameter bobot segar bunga. Hasil uji

beda rata-rata untuk parameter tersebut disajikan pada Tabel 5.

Page 34: SKRIPSI -  · PDF fileDAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN . DAFTAR TABEL Nomor Teks Halaman 1 ... lemah otot–otot, dermatitis, bibir menjadi merah, ataupun radang lidah

Tabel 5. Hasil Uji Beda Rata-Rata Bobot Segar Bunga (g)

Perlakuan Bobot Segar Bunga

KA0D1

KA0D2

KA0D3

KA1D1

KA1D2

KA1D3

KA2D1

KA2D2

KA2D3

KA3D1

KA3D2

KA3D3

89,51 a

91,79 a

92,38 a

102,60 ab

117,52 b

147,95 c

154,17 c

212,41 d

250,01 e

268,54 e

290,87 f

312,65 g

BNJ 5% 21,48

Keterangan : angka-angka yang didampingi huruf yang sama pada kolom yang sama tidak

berpengaruh nyata pada uji BNJ 5%.

Berdasarkan Tabel 5, terlihat bahwa rata-rata berat bunga kubis tertinggi pada umur 55

HST dihasilkan oleh perlakuan interaksi pemberian pupuk kandang ayam dengan dosis 30

ton/Ha dan kapur dolomit dengan dosis 6 ton/ha (KA3D3) dengan rata-rata berat 312,65 gram per

tanaman berbeda nyata terhadap semua perlakuan lainnya.

4.2. Pembahasan

4.2.1. Pertumbuhan Tanaman

Berdasarkan hasil pengamatan terhadap parameter pertumbuhan tanaman yang meliputi

tinggi tanaman dan jumlah daun menunjukkan bahwa interaksi pemberian pupuk kandang dan

kapur dolomit berpengaruh sangat nyata. Hal ini disebabkan karena kombinasi keduanya mampu

menciptakan lingkungan tumbuh yang baik dengan satu sama lainnya mampu menyediakan

unsur hara untuk pertumbuhan tanaman, sehingga pertumbuhan tanaman bisa lebih optimal.

Meningkatnya pertumbuhan vegetatif seperti tinggi tanaman rata-rata umur 15, 30 dan 45

HST ( 15,5 cm, 25,9 cm, dan 35,8 cm), dan jumlah daun umur 15, 30 dan 45 HST ( 15,0 helai,

26,0 helai dan 31,3 helai) pada perlakuan KA3D3 erat kaitannya dengan kandungan unsur hara

Page 35: SKRIPSI -  · PDF fileDAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN . DAFTAR TABEL Nomor Teks Halaman 1 ... lemah otot–otot, dermatitis, bibir menjadi merah, ataupun radang lidah

yang terdapat pada kedua pupuk tersebut, baik unsur hara nitrogen, fosfor, kalium dan

magnesium yang berperan penting dalam pertumbuhan vegetatif dan generatif tanaman.

Kapur dolomit berperan dalam memperbaiki sifat fisik, kimia dan biologi tanah, karena

secara langsung dapat menyuplai unsur hara makro berupa Ca dan Mg, serta kondisi pH tanah

dapat meningkat sehingga memberikan kondisi lingkungan yang lebih baik bagi perkembangan

dan aktivitas mikroorganisme tanah. Sedangkan pupuk kandang kotoran ayam berfungsi

menambah unsur hara makro seperti N, P dan K yang sangat berperan pada pertumbuhan

vegetatif dan generatif tanaman (Setiawan, 2010)

Lingga (2008) mengemukan bahwa komponen utama penyusun tubuh tanaman, yaitu

asam amino, protein dan klorofil yang tersusun dari senyawa yang mengamdung nitrogen.

Klorofil terkandung dalam sel tanaman mempengaruhi pembentukkan karbohidrat yang akhirnya

berpengaruh terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman. Syarief (2000) dalam Susanto (2010)

menyatakan bahwa karbohidrat merupakan bahan yang sangat diperlukan tanaman dalam

pembelahan sel, pembesaran sel dan pembentukkan jaringan untuk pembesaran batang, daun dan

akar yang akhirnya berpengaruh terhadap pertumbuhan secara keseluruhan.

Paada Tabel 2 dan 3 menunjukkan, bahwa tinggi tanaman dan jumlah daun pada

perlakuan KA0D1 paling rendah dibandingkan perlakuan lainnya karena unsur hara yang tersedia

dan yang dapat diserap tanaman hanya sedikit.

Rendahnya unsur hara yang dapat diserap yang mengakibatkan rendahnya tinggi tanaman

dan jumlah daun pada perlakuan KA0D1 disebabkan oleh rendahnya pH tanah yang hanya 4,00

(lampiran 12). Menurut Cahyono (2001) untuk mendapatkan hasil yang baik, tanaman kubis

bunga memerlukan tanah dengan derajat kemasaman (pH tanah 5,5-6,5). Menurut Lingga

(2008), unsur hara makro khususnya N, P dan K merupakan unsur hara yang penting bagi

Page 36: SKRIPSI -  · PDF fileDAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN . DAFTAR TABEL Nomor Teks Halaman 1 ... lemah otot–otot, dermatitis, bibir menjadi merah, ataupun radang lidah

pertumbuhan tanaman. Pada fase vegetatif unsur-unsur tersebut sangat memacu pertumbuhan

tanaman muda dan pembentukan organ-organ vegetatif. Unsur nitrogen untuk pembentukkan

klorofil daun, penyusun protein dan karbohidrat dalam proses fotosintesis. Fosfor diperlukan

untuk perkembangan perakaran tanaman muda dan proses pembelahan sel-sel meristem,

sedangkan kalium untuk mendukung proses metabolisme tubuh tanaman. Dengan demikian,

peningkatan proses-proses tersebut akan meningkatkan tinggi tanaman dan jumlah daun.

4.2.2. Hasil Tanaman

Terjadi peningkatan pertumbuhan tanaman yang optimal pada fase vegetatif akan terus

berlanjut sampai fase generatif. Hal ini ditunjukkan dengan meningkatnya bobot bunga

pertanaman dan bobot brangkasan rata-rata sebesar 312,65 gram dan 704,68 gram pada

perlakuan KA3D3, yaitu pemberian pupuk kandang 30 ton/ha dan kapur dolomit 6 ton/ha.

Untuk parameter bobot bunga segar per tanaman, perlakuan KA3D3 menunjukkan bobot

bunga terberat dibandingkan perlakuan lainnya, hal ini disebabkan karena pada perlakuan

tersebut tercipta media tumbuh yang baik akibat kenaikkan pH tanah sehingga unsur hara yang

dapat diserap tanaman khususnya P bisa lebih optimal. Menurut Jumin (2000), dijelaskan bahwa

pada fase generatif phosphor sangat diperlukan tanaman untuk memacu proses pembungaan,

pembesaran bunga, pemasakan buah, memperbaiki kualitas hasil dan waktu panen dapat lebih

cepat.

Pada parameter bobot segar brangkasan tanaman sama halnya dengan parameter-

parameter yang lain, dimana hasilnya tertinggi diperoleh pada perlakuan KA3D3 dan terendah

diperoleh pada perlakuan KA0D1.

Peningkatan bobot segar brangkasan tanaman merupakan imbang alokasi fotosintat pada

masing-masing organ tanaman. Peningkatan tinggi tanaman, jumlah daun dan bobot segar bunga

Page 37: SKRIPSI -  · PDF fileDAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN . DAFTAR TABEL Nomor Teks Halaman 1 ... lemah otot–otot, dermatitis, bibir menjadi merah, ataupun radang lidah

berhubungan dengan bobot segar brangkasan tanaman. Karena fotosintesis pada umumnya

terjadi pada daun hijau yang berklorofil, maka sampai batas tertentu laju fosintesis akan

meningkat dengan meningkatnya jummlah daun maupun luas daun dan pertumbuhan tanaman

akan mengikutinya. Hal ini sejalan dengan pendapat Soedarsono (2000) yang menyatakan

bahwa, pertumbuhan tanaman tergantung pada imbangan fotosintesis yang mengimbangi

karbohidrat dan bahan tanaman serta respirasi.

Rendahnya bobot segar bunga dan bobot segar brangkasan tanaman pada perlakuan

KA0D1 ini disebabkan karena kurang tersedia unsur hara terutama N, P dan K akibat rendahnya

pH tanah yang hanya 4,0. Lingga (2008) menyatakan bahwa N, P dan K dimamfaatkan tanaman

untuk pembentukan organ-organ vegetatif terutama batang, daun dan akar serta untuk

pembentukan bunga pada masa generatif, sehingga apabila tanaman kekurangan unsur-unsur

tersebut pertumbuhannya tidak optimal.

Page 38: SKRIPSI -  · PDF fileDAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN . DAFTAR TABEL Nomor Teks Halaman 1 ... lemah otot–otot, dermatitis, bibir menjadi merah, ataupun radang lidah

V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

1. Interaksi pemberian pupuk kandang ayam dan kapur dolomit berpengaruh sangat nyata

terhadap parameter tinggi tanaman, jumlah daun, bobot brangkasan dan bobot segar bunga

tanaman kubis bunga.

2. Hasil tertinggi untuk parameter tinggi tanaman umur 15, 30 dan 45 HST (15,5 cm, 25,9 cm,

dan 35,8 cm), jumlah daun umur 15,30 dan 45 HST ( 15,0 helai, 26,0 helai dan 31,3 helai),

bobot brangkasan (704,68 gram), dan bobot bunga segar ( 312,65 gram), dihasilkan oleh

perlakuan pemberian pupuk kandang ayam dan kapur dolomit dengan dosis 30 ton/Ha dan

kapur dolomit dengan dosis 6 ton/ha (KA3D3)

5.2. Saran

Dalam pembudidayaan tanaman kubis bunga pada tanah gambut disarankan untuk

mempertimbangkan memakai pupuk kandang ayam dengan dosis 30 ton/Ha dan kapur dolomit

dengan dosis 6 ton/ha.

Page 39: SKRIPSI -  · PDF fileDAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN . DAFTAR TABEL Nomor Teks Halaman 1 ... lemah otot–otot, dermatitis, bibir menjadi merah, ataupun radang lidah

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2009a. Pemamfaatan Dan Pengelolaan Lahan Gambut Di Kalimantan Tengah.

http;//Kalimantankita.blogspot.com/2009/12/pemamfaatan-dan- pengelolaan-lahan.

Diakses pada tanggal 05 Mei 2015.

─────.2009b.Pupuk Kandang.https://blog.djarumbeasiswaplus.org/muhanugrah

/2009/09/22/jenis-pupuk-dan-perbedaannya/comment-page1/.Diakses pada tanggal

12 September 2014.

─────. 2010. Gambut. http://id.wikipedia.org/wiki/Gambut. Diakses pada tanggal 12

September 2014.

─────. 2011a. Lahan Gambut. http;// deslisumatran.wordpress.com/2011/04

/30/lahan-gambut/. Diakses pada tanggal 12 September 2014.

─────. 2011b. Pupuk Kandang. http;//www.alamtani.com/pupuk-kandang.html. diakses

pada tanggal 12 September 2014.

─────. 2013a. Kubis Bunga.http://id.wikipedia.org/wiki/Kubis_bunga_2014. Diakses pada

tanggal 12 September 2014.

─────. 2013b. Manfaat Pupuk Dolomite Bagi Tanaman.http;//npkgresik.

blogspot.com/2013/11/mamfaat-pupuk-dolomite-bagi-tanaman.html

?m=1. Diakses pada tanggal 10 Februari 2015

─────. 2014a. Manfaat Kotoran Ayam Sebagai Pupuk. http://nangimam. blogspot.com

/2014/02/ manfaat-kotoran-ayam-sebagai- pupuk.html=1. Diakses 12 September 2014

─────2014b.KlasifikasiGambut.http;//www.wprdagroforestry.org/sea/publications/book/BK0

135-09. PDF(klasifikasi gambut). Diakses pada tanggal 12 September 2014.

─────. 2015. Petunjuk Budidaya Brokoli Dan Bunga Kol. http;//blog.

faedahjaya.com/petunuk-budidaya-brokoli-bunga-kol.html=1. Diakses pada tanggal

21 Februari 2015.

Cahyono, B. 2001. Kubis Bunga dan Broccoli. Kanisius. Yogyakarta.

Halim, A. 1985. Upaya Memproduksi Tanah Gambut Pedalaman Kalimantan Tengah. Kasus

Bereng Bengkel. Makalah Seminar Kebutuhan dan Peamfaatan Tanah Gambut

Di Kalimantan Tengah. Universitas Palangkaraya. Palangkaraya.

Harjono, I. 1996. Kubis Bunga. C.V.Aneka. Solo.

Page 40: SKRIPSI -  · PDF fileDAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN . DAFTAR TABEL Nomor Teks Halaman 1 ... lemah otot–otot, dermatitis, bibir menjadi merah, ataupun radang lidah

Jumin, H. B. 2000. Dasar-Dasar Agronomi. Rajawali. Bandung

Lingga, P. 2008. Petunjuk Penggunaan Pupuk. Penebar Swadaya

Musnamar, E. Pupuk organik. 2009. Penebar Swadaya. Jakarta.

Rukmana, R. 1994. Budidaya kubis bunga dan broccoli. Kanisius. Yogyakarta.

Rosmarkam, A dan Yuwono, N. 2011. Ilmu Kesuburan Tanah. Kanisus.

Yogyakarta.

Soepardi. 1983. Sifat dan Ciri Tanah. Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Sutedjo. 1995. Pupuk dan cara pemupukan. Rineka Cipta. Jakarta .

Soedarsono. 2000. Pupuk dan Pemupukan. CV. Simplek. Jakarta.

Susanto, H. 2010. Pengaruh Pemberian Pupuk Kandang Kotoran Ayam dan Pupuk

Petrobio Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tomat Pada Tanah Gambut.Skripsi.

Fapertahut. UMP.

Setiawan, B. S. 2010. Membuat Pupuk Kandang Cepat. Penebar Swadaya. Jakarta.

Ulumiyah, F. 2003. Pengaruh Pemberian Dosis Pupuk Daun Gandasil D Terhadap

Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Sawi (Brassica Juncea L.) pada Tanah Gambut

Pedalaman. Skripsi. Universitas Muhammadiyah Palangkaraya. Palangka Raya

Page 41: SKRIPSI -  · PDF fileDAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN . DAFTAR TABEL Nomor Teks Halaman 1 ... lemah otot–otot, dermatitis, bibir menjadi merah, ataupun radang lidah

Lampiran 1.Tinggi Tanaman Umur 15 HST

Perlakuan Ulangan

Total

Rata-rata I II III

KA0D1

KA0D2

KA0D3

KA1D1

KA1D2

KA1D3

KA2D1

KA2D2

KA2D3

KA3D1

KA3D2

KA3D3

7,0

7,5

8,3

9,0

10,0

10,5

11,0

13,4

12,7

13,6

13,5

15,4

7,8

7,5

7,9

9,0

10,4

10,0

11,0

12,5

13,3

12,8

13,0

15,2

6,7

6,8

8,3

8,7

10,0

11,3

10,6

12,8

13,0

13,5

13,8

15,0

21,5

21,8

24,5

26,7

30,4

31,8

32,6

38,7

39,0

39,9

40,3

45,6

7,2

7,3

8,2

8,9

10,1

10,6

10,9

12,9

13,0

13,3

13,4

15,5

392,8

Lampiran 2.Tinggi Tanaman Kubis Bunga Umur 30 HST

Perlakuan Ulangan

Total

Rata-rata I II III

KA0D1

KA0D2

KA0D3

KA1D1

KA1D2

KA1D3

KA2D1

KA2D2

KA2D3

KA3D1

KA3D2

KA3D3

12,0

12,9

13,0

13,5

14,0

16,5

16,7

20,4

23,7

24,4

25,5

26,0

12,8

13,0

14,0

14,5

14,4

16,0

16,9

20,5

24,3

23,7

25,0

25,8

12,7

12,8

14,0

14,0

14,0

16,3

17,2

20,8

24,0

24,5

24,4

25,9

37,5

38,7

41,0

42,0

42,4

48,8

50,8

61,7

72,0

72,6

74,9

77,7

12,5

12,9

13,9

14,0

14,1

16,3

16,9

20,6

24,0

24,2

25,0

25,9

660,1

Page 42: SKRIPSI -  · PDF fileDAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN . DAFTAR TABEL Nomor Teks Halaman 1 ... lemah otot–otot, dermatitis, bibir menjadi merah, ataupun radang lidah

Lampiran 3.Tinggi Tanaman Kubis Bunga Umur 45 HST.

Perlakuan Ulangan

Total

Rata-rata I II III

KA0D1

KA0D2

KA0D3

KA1D1

KA1D2

KA1D3

KA2D1

KA2D2

KA2D3

KA3D1

KA3D2

KA3D3

17,0

17,8

17,7

18,4

19,0

22,5

22,9

26,9

31,7

32,6

35,0

36,2

17,1

17,4

18,0

18,5

19,4

23,0

23,5

26,5

31,3

33,0

34,6

35,7

17,1

16,8

18,3

18,7

19,0

23,3

23,6

27,8

31,0

32,5

34,4

35,4

51,2

52,0

54,0

55,6

57,4

68,8

70,0

81,2

94,0

98,1

104,0

107,3

17,1

17,3

18,0

18,5

19,1

22,9

23,3

27,1

31,3

32,7

34,7

35,8

893,6

Page 43: SKRIPSI -  · PDF fileDAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN . DAFTAR TABEL Nomor Teks Halaman 1 ... lemah otot–otot, dermatitis, bibir menjadi merah, ataupun radang lidah

Lampiran 4. Hasil Analisis Ragam Tinggi Tanaman Umur 15, 30, dan 45 HST

SK

DB

JK

KT

F HIT F TABEL

5 % 1%

UMUR 15 HST

PERLAKUAN

W

M

W X M

GALAT

11

3

2

6

24

235,10

213,20

17,01

4,89

3,60

21,37

71,06

8,50

0,81

0,15

142,46 ⃰ ⃰

473,73 ⃰ ⃰

56,66 ⃰ ⃰

5,40 ⃰ ⃰

2,22

3,01

3,40

2,51

3,09

4,72

5,61

3,67

TOTAL 35

UMUR 30 HST

PERLAKUAN

W

M

W X M

GALAT

11

3

2

6

24

902,25

811,16

56,50

34,59

3,20

82,02

270,39

28,25

5,76

0,13

630,92 ⃰ ⃰

2079,92 ⃰ ⃰

217,31 ⃰ ⃰

44,31 ⃰ ⃰

2,22

3,01

3,40

2,51

3,09

4,72

5,61

3,67

TOTAL 35

UMUR 45 HST

PERLAKUAN

W

M

W XM

GALAT

11

3

2

6

24

1699,97

1553,80

102,19

43,98

3,25

154,54

517,93

51,09

7,33

0,13

1188,77 ⃰ ⃰

3084,07 ⃰ ⃰

393,00 ⃰ ⃰

56,38 ⃰ ⃰

2,22

3,01

3,40

2,51

3,09

4,72

5,61

3,67

TOTAL 35

Keterangan : ⃰ ⃰ (berpengaruh sangat nyata terhadap F tabel 1 %)

Page 44: SKRIPSI -  · PDF fileDAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN . DAFTAR TABEL Nomor Teks Halaman 1 ... lemah otot–otot, dermatitis, bibir menjadi merah, ataupun radang lidah

Lampiran 5. Jumlah Daun Kubis Bunga Umur 15 HST

Perlakuan Ulangan

Total

Rata-rata I II III

KA0D1

KA0D2

KA0D3

KA1D1

KA1D2

KA1D3

KA2D1

KA2D2

KA2D3

KA3D1

KA3D2

KA3D3

5,0

6,0

7,0

8,0

8,0

9,0

9,0

10,0

11,0

11,0

11,0

15,0

5,0

7,0

7,0

8,0

8,0

9,0

9,0

10,0

11,0

11,0

12,0

15,0

5,0

7,0

7,0

7,0

8,0

8,0

10,0

9,0

10,0

11,0

11,0

15,0

15,0

20,0

21,0

23,0

24,0

26,0

28,0

29,0

31,0

33,0

34,0

45,0

5,0

6,7

7,0

7,7

8,0

8,7

9,3

9,7

10,3

11,0

11,3

15,0

329,0

Lampiiran 6. Jumlah Daun Kubis Bunga Umur 30 HST

Perlakuan Ulangan

Total

Rata-rata I II III

KA0D1

KA0D2

KA0D3

KA1D1

KA1D2

KA1D3

KA2D1

KA2D2

KA2D3

KA3D1

KA3D2

KA3D3

10,0

12,0

14,0

13,0

15,0

18,0

20,0

21,0

22,0

23,0

23,0

26,0

10,0

12,0

14,0

14,0

16,0

17,0

19,0

20,0

22,0

23,0

22,0

26,0

10,0

12,0

14,0

15,0

15,0

19,0

20,0

22,0

22,0

24,0

22,0

26,0

30,0

36,0

42,0

42,0

46,0

54,0

59,0

63,0

66,0

70,0

67,0

78,0

10,0

12,0

14,0

14,0

15,3

18,0

19,7

21,0

22,0

23,3

22,3

26,00

653,0

Page 45: SKRIPSI -  · PDF fileDAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN . DAFTAR TABEL Nomor Teks Halaman 1 ... lemah otot–otot, dermatitis, bibir menjadi merah, ataupun radang lidah

Lampiran 7. Jumlah Daun Kubis Bunga Umur 45 HST

Perlakuan Ulangan

Total

Rata-rata I II III

KA0D1

KA0D2

KA0D3

KA1D1

KA1D2

KA1D3

KA2D1

KA2D2

KA2D3

KA3D1

KA3D2

KA3D3

17,0

18,0

18,0

19,0

19,0

22,0

23,0

23,0

24,0

23,0

29,0

30,0

16,0

16,0

18,0

17,0

21,0

23,0

22,0

24,0

25,0

27,0

30,0

32,0

17,0

17,0

18,0

18,0

22,0

22,0

23,0

25,0

26,0

25,0

31,0

32,0

50,0

51,0

54,0

54,0

62,0

67,0

68,0

72,0

75,0

75,0

90,0

94,0

16,7

17,0

18,0

18,0

20,7

22,3

22,7

24,0

25,0

25,0

30,0

31,3

812,0

Page 46: SKRIPSI -  · PDF fileDAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN . DAFTAR TABEL Nomor Teks Halaman 1 ... lemah otot–otot, dermatitis, bibir menjadi merah, ataupun radang lidah

Lampiran 8. Hasil Analisis Ragam jumlah daun Tanaman Umur 15, 30, dan 45 HST

SK

DB

JK

KT

F HIT F TABEL

5 % 1%

UMUR 15 HST

PERLAKUAN

W

M

W X M

GALAT

11

3

2

6

24

227,64

188,09

24,89

14,66

4,67

20,69

62,69

12,44

2,44

0,19

108,89 ⃰ ⃰

329,95 ⃰ ⃰

65,47 ⃰ ⃰

12,84 ⃰ ⃰

2,22

3,01

3,40

2,51

3,09

4,72

5,61

3,67

TOTAL 35

UMUR 30 HST

PERLAKUAN

W

M

W X M

GALAT

11

3

2

6

24

833,64

754,97

67,39

11,28

8,67

75,78

251,65

33,69

1,88

0,36

210,50 ⃰ ⃰

699,03 ⃰ ⃰

93,58 ⃰ ⃰

5,22 ⃰ ⃰

2,22

3,01

3,40

2,51

3,09

4,72

5,61

3,67

TOTAL 35

UMUR 45 HST

PERLAKUAN

W

M

W XM

GALAT

11

3

2

6

24

771,55

664,89

79,39

27,27

27,34

70,14

221,63

39,69

4,54

1,14

61,53 ⃰ ⃰

194,41 ⃰ ⃰

34,81 ⃰ ⃰

3,98 ⃰ ⃰

2,22

3,01

3,40

2,51

3,09

4,72

5,61

3,67

TOTAL 35

Keterangan : ⃰ ⃰ (berpengaruh sangat nyata terhadap F tabel 1 %)

Page 47: SKRIPSI -  · PDF fileDAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN . DAFTAR TABEL Nomor Teks Halaman 1 ... lemah otot–otot, dermatitis, bibir menjadi merah, ataupun radang lidah

Lampiran 9. Bobot Segar Brangkasan Kubis Bunga Umur 55 HST

Perlakuan Ulangan

Total

Rata-rata I II III

KA0D1

KA0D2

KA0D3

KA1D1

KA1D2

KA1D3

KA2D1

KA2D2

KA2D3

KA3D1

KA3D2

KA3D3

196,55

221,31

255,64

300,30

358,77

448,76

402,74

521,36

576,22

604,50

641,54

643,06

184,02

272,11

280,51

293,76

323,00

444,31

423,76

508,88

581,12

600,32

632,08

725,02

190,00

244,72

270,01

301,04

324,55

450,34

437,75

505,43

574,72

599,07

644,45

705,97

570,57

738,14

806,16

895,10

1.006,32

1.343,41

1.264,25

1.535,67

1.732,06

1.803,89

1.918,07

2.114,05

190,19

246,05

267,72

298,37

335,44

447,80

421,42

511,89

577,35

601,30

693,36

704,68

15.727,69

Lampiran 10. Bobot Segar Bunga Kubis Umur 55 HST

Perlakuan Ulangan

Total

Rata-rata I II III

KA0D1

KA0D2

KA0D3

KA1D1

KA1D2

KA1D3

KA2D1

KA2D2

KA2D3

KA3D1

KA3D2

KA3D3

89,88

90,00

90,81

103,53

119,77

153,95

148,76

210,63

268,93

274,09

298,70

309,83

88,04

92,67

92,78

100,60

118,04

146,54

154,98

220,60

242,12

255,67

280,00

318,06

90,60

92,72

93,55

103,67

114,75

143,36

158,76

206,00

238,97

275,86

293,92

310,07

268,52

275,39

277,14

307,80

352,56

443,85

462,50

637,23

750,02

805,62

872,62

937,96

89,51

91,79

92,38

102,60

117,52

147,95

154,17

212,41

250,01

268,54

290,87

312,65

6.391,21

Page 48: SKRIPSI -  · PDF fileDAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN . DAFTAR TABEL Nomor Teks Halaman 1 ... lemah otot–otot, dermatitis, bibir menjadi merah, ataupun radang lidah

Lampiran 11. Hasil Analisis Ragam Bobot Segar Brangkasan dan Bobot Segar

Bunga Umur 55 HST

SK

DB

JK

KT

F HIT F TABEL

5 % 1%

BOBOT BRANGKASAN

PERLAKUAN

W

M

W X M

GALAT

11

3

2

6

24

961479,24

862154,91

89290,35

10033,98

4319,16

87407,20

287384,97

44645,17

1672,33

179,96

485,70 ⃰ ⃰

1596,94 ⃰ ⃰

248,08 ⃰ ⃰

9,29 ⃰ ⃰

2,22

3,01

3,40

2,51

3,09

4,72

5,61

3,67

TOTAL 35

SK

DB

JK

KT

F HIT F TABEL

5 % 1%

BOBOT SEGAR

PERLAKUAN

W

M

W X M

GALAT

11

3

2

6

24

236528,07

216398,78

13285,73

5843,53

1277,48

21502,55

72132,93

6642,88

1140,59

53,23

403,95 ⃰ ⃰

1355,12 ⃰ ⃰

124,79 ⃰ ⃰

21,43 ⃰ ⃰

2,22

3,01

3,40

2,51

3,09

4,72

5,61

3,67

TOTAL 35

Keterangan : ⃰ ⃰ (berpengaruh sangat nyata pada F tabel 1%)

Page 49: SKRIPSI -  · PDF fileDAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN . DAFTAR TABEL Nomor Teks Halaman 1 ... lemah otot–otot, dermatitis, bibir menjadi merah, ataupun radang lidah

TabeLampiran 12. Data Hasil Pengukuran pH Tanah Gambut

Perlakuan pH Tanah

KA0D1

KA0D2

KA0D3

KA1D1

KA1D2

KA1D3

KA2D1

KA2D2

KA2D3

KA3D1

KA3D2

KA3D3

4,0

4,3

4,6

4,3

4,7

4,8

4,9

5,0

5,4

5,5

6,1

6,5

Page 50: SKRIPSI -  · PDF fileDAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN . DAFTAR TABEL Nomor Teks Halaman 1 ... lemah otot–otot, dermatitis, bibir menjadi merah, ataupun radang lidah

Lampiran13. Bagan Percobaan

U

Keterangan :

KA0 = 0 Ton/Ha

KA1 = 10 Ton/Ha.(200 g/polybag)

KA2 = 20 Ton/Ha. (400 g/polybag)

KA3 = 30 Ton/Ha. (600 g/polybag)

D 1 = 2 ton / Ha (40 g/polybag)

D2 = 4 ton / Ha (80g/polybag)

D3 = 6 ton / Ha (120g /polybag)

S

KA0D1(II)

KA2D3(II)

KA2D1(III)

KA1D2(III)

KA3D1(I)

KA2D2(I)

KA1D1(I)

KA2D1(I)

KA3D3(I)

KA0D3(I)

KA0D2(I)

KA3D2(III)

KA2D2( II)

KA3D3(III)

KA0D2(II)

KA1D1(II)

KA1D1(III)

(III)

KA1D3(I)

KA2D2(II)

KA1D3(II)

KA0D1(II)

V

KA0D1(I)

KA0D2(III)

KA3D2(II)

KA2D1(II)

KA3D3(II)

KA0D3(III

)

KA2D3(I)

KA2D3(III)

KA3D1(I)

KA3D2(I)

KA0D3(II)

KA0D1(III)

KA1D2(I)

KA3D1(III)

KA1D2(II)

KA1D3(III)

Page 51: SKRIPSI -  · PDF fileDAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN . DAFTAR TABEL Nomor Teks Halaman 1 ... lemah otot–otot, dermatitis, bibir menjadi merah, ataupun radang lidah

N0 Uraian Perhitungan

1 Ukuran polybag 50×50 cm

2 Jarak antar barisan polybag 30 cm

3 Jarak antar polybag 30 cm

4 BV tanah gambut = 0,25 g/cm3

5 Kedalaman tanah gambut yang diambil (K) = 20 cm = 0,2 m

6 Luaslahan 1 ha

= 10.000 m2 = 100 m x 100 m

7 Volume tanah gambut = 100 m × 100 m × 0,2 m

= 2.000 m3/ha

8 Berat tanah gambut perhektar = V x BV

= 2.000 m3 × 0,25 g/cm

3

= 2.000.000.000 cm3

× 0,25 g/cm3

= 500.000.000 g

= 500 ton/ha

= 500.000 kg/ha

9 K1 = dosis 10ton/ha pupuk kandang kotoran

ayam

= 10 Kg

500.000× 10.000 kg

= 0,2 kg

= 200 g/polybag

10 K2 = dosis 20 ton/ha pupuk kandang kotoran

ayam

= 10Kg

500.000 × 20.000 kg

= 0,4 kg

= 400 g/polybag

Page 52: SKRIPSI -  · PDF fileDAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN . DAFTAR TABEL Nomor Teks Halaman 1 ... lemah otot–otot, dermatitis, bibir menjadi merah, ataupun radang lidah

Lampir

an 14.

Perhitu

ngan

Dosis

11 K3 = dosis 30 ton/ha pupuk kandang kotoran

ayam =

10 Kg

500.000 × 30.000 kg

= 0,6 kg

=600 g/polybag

D1 = dosis kapur dolomit 2 ton/ha =

10 Kg

500.000 × 2.000 kg

= 0,04 kg

= 40 g/polybag

13 D1 = dosis kapur dolomit 4 ton/ha =

10 Kg

500.000 × 4.000 kg

= 0,08 kg

= 80 g/polybag

14 D1 = dosis kapur dolomit 6 ton/ha =

10 Kg

500.000 × 6.000 kg

= 0,12 kg

= 120 g/polybag

Page 53: SKRIPSI -  · PDF fileDAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN . DAFTAR TABEL Nomor Teks Halaman 1 ... lemah otot–otot, dermatitis, bibir menjadi merah, ataupun radang lidah

Gambar 1. Varietas PM 126 F1

Page 54: SKRIPSI -  · PDF fileDAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN . DAFTAR TABEL Nomor Teks Halaman 1 ... lemah otot–otot, dermatitis, bibir menjadi merah, ataupun radang lidah

Gambar 2. Deskripsi Varietas

Page 55: SKRIPSI -  · PDF fileDAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN . DAFTAR TABEL Nomor Teks Halaman 1 ... lemah otot–otot, dermatitis, bibir menjadi merah, ataupun radang lidah

Gambar 3. Trai Tempat Semai Kubis Bunga

Gambar 4. Kubis Bunga Siap Tanam Umur 21 Hari

Page 56: SKRIPSI -  · PDF fileDAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN . DAFTAR TABEL Nomor Teks Halaman 1 ... lemah otot–otot, dermatitis, bibir menjadi merah, ataupun radang lidah

Gambar 5. Kubis Bunga Umur 15 HST

Gambar 6. Kubis Bunga Umur 30 HST

Page 57: SKRIPSI -  · PDF fileDAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN . DAFTAR TABEL Nomor Teks Halaman 1 ... lemah otot–otot, dermatitis, bibir menjadi merah, ataupun radang lidah

Gambar 7. Kubis Bunga Umur 45 HST

Gambar 8. Bunga Tanaman Kubis Bunga

Page 58: SKRIPSI -  · PDF fileDAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN . DAFTAR TABEL Nomor Teks Halaman 1 ... lemah otot–otot, dermatitis, bibir menjadi merah, ataupun radang lidah

Gambar 9. Brangkasan Kubis Bunga.

Gambar 10. Hasil Kubis Bunga Perlakuan Tertinggi

Page 59: SKRIPSI -  · PDF fileDAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN . DAFTAR TABEL Nomor Teks Halaman 1 ... lemah otot–otot, dermatitis, bibir menjadi merah, ataupun radang lidah

Gambar 11. Hasil Kubis Bunga Perlakuan Terkecil

Gambar 12. Hasil Tanaman Kubis Bunga

Page 60: SKRIPSI -  · PDF fileDAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN . DAFTAR TABEL Nomor Teks Halaman 1 ... lemah otot–otot, dermatitis, bibir menjadi merah, ataupun radang lidah

Gambar 13. Rumah Plastik