23
TINJAUAN PUSTAKA DEFINISI Bibir sumbing/ cleft lip/ harelip/ labioschizis merupakan kelainan herediter berupa pautan autosom yang diturunkan secara resesif (simbol HL untuk normal dan hl untuk sumbing), yang menyebabkan bibir atas belah sampai hidung, yang parah ikut dengan renggangnya celah tulang palatinum sehingga langit-langit ternganga dan berhubungan dengan rongga hidung. (Ibayati, 2004). Bibir sumbing adalah suatu kelainan bawaan yang ditandai dengan adanya celah pada bibir, gusi dan langit- langit yang dapat timbul sendiri atau bersamaan. (Sumbing, Kapan Harus Dioperasi? . www.blogbedah.com) Bibir sumbing dapat dibedakan menjadi : 1. Sempurna (complete) atau tidak sempurna (Incomplete), bergantung pada luasnya kelainan. 2. Unilateral, bilateral atau pada garis tengah. Yang bilateral bisa simetrik atau asimetrik. Selalu pada bibir atas. Biasanya 8 kali lebih sering daripada Unilateral dan 2 kali lebih banyak di bagian kiri daripada kanan serta lebih sering pada bayi laki-laki. Bila hanya mengenai bibir disebut cheiloschisis. Jika sempurna maka kelainan itu mulai dari perbatasan diri dan kulit melalui tulang rahang atas sampai bagian bawah rongga

MAKALAH Bibir Sumbing

  • Upload
    mdienz

  • View
    240

  • Download
    45

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: MAKALAH Bibir Sumbing

TINJAUAN PUSTAKA

DEFINISI

Bibir sumbing/ cleft lip/ harelip/ labioschizis merupakan kelainan herediter

berupa pautan autosom yang diturunkan secara resesif (simbol HL untuk normal dan hl

untuk sumbing), yang menyebabkan bibir atas belah sampai hidung, yang parah ikut

dengan renggangnya celah tulang palatinum sehingga langit-langit ternganga dan

berhubungan dengan rongga hidung. (Ibayati, 2004).

Bibir sumbing adalah suatu kelainan bawaan yang ditandai dengan adanya celah

pada bibir, gusi dan langit-langit yang dapat timbul sendiri atau bersamaan. (Sumbing,

Kapan Harus Dioperasi? . www.blogbedah.com)

Bibir sumbing dapat dibedakan menjadi :

1. Sempurna (complete) atau tidak sempurna (Incomplete), bergantung pada

luasnya kelainan.

2. Unilateral, bilateral atau pada garis tengah.

Yang bilateral bisa simetrik atau asimetrik. Selalu pada bibir atas. Biasanya 8 kali

lebih sering daripada Unilateral dan 2 kali lebih banyak di bagian kiri daripada kanan

serta lebih sering pada bayi laki-laki.

Bila hanya mengenai bibir disebut cheiloschisis. Jika sempurna maka kelainan itu

mulai dari perbatasan diri dan kulit melalui tulang rahang atas sampai bagian bawah

rongga hidung, hingga terjadi hubungan antara rongga hidung dan rongga mulut, disebut

cheilognathoschisis. Kalau palatum ikut terbelah disebut cheilognathopalatoschisis.

Jika sempurna dan unilateral maka dari luar (muka) tampak suatu rongga hidung

yang pada satu sisi medial dibatasi oleh sekat (septum) hidung dan sisi lain oleh kerang

hidung.

Jika sempurna dan bilateral maka rongga hidung langsung menjadi satu dengan

rongga mulut, tidak terbentuk sekat hidung, sedangkan rongga dibatasi kanan dan kiri

oleh kerang hidung.

Pada sumbing sempurna, maka bagian langit-langit yang lunak juga turut terbelah.

Cheilognathopalatischisis merupakan lebih dari separuh (50%) daripada semua kelainan

Page 2: MAKALAH Bibir Sumbing

sumbing dan merupakan gangguan paling keras bagi bayi baru lahir, karena dapat

menyebabkan komplikasi pneumonia aspirasi akibat salah telan. Komplikasi lain-lain

ialah gangguan pertumbuhan gigi, gangguan bicara dan gangguan psikologik.

Kalau kelainan ini menjalar sampai sudut mata disebut “oblique facial cleft”.

Sumbing bawaan pada bibir bawah, selalu dibagian tengah akibat gagalnya perpadian

kedua tulang pembentuk dagu. Kadang- kadang pada wanita hanya ditemukan suatu celah

palatum mole (bagian langi-langit yang lunak), tanpa cheioloschisis pada bibirnya, dan

jika disertai tulang rahangbawah yang kecil dan lidah yang kecil pula, maka

keseluruhannya disebut sindrom piere robin.

Untuk lebih memudahkan klasifikasi bibir sumbing perhatikan klasifikasi

berikut:

1.SUMBING SEMPURNA (Pembelahan Sampai Langi-Langit):

A. Unilateral (satu sisi)

B. Bilateral (dua sis) : - Simetrik (Sumbing sempurna dan Sumbing sempurna)

- Asimetrik (Sumbing sempurna dan Tidak sempurna)

2.SUMBING TIDAK SEMPURNA (Pembelahan hanya sampai bibir)

A. Unilateral (satu sisi)

B. Bilateral (dua sisi) : - Simetrik (Sumbing sempurna dan Sumbing sempurna)

- Asimetrik (Sumbing sempurna dan Tidak sempurna)

(Harry, 1966)

Page 3: MAKALAH Bibir Sumbing

GAMBAR BERBAGAI MACAM BIBIR SUMBING.

Gambar 1. Sumbing sempurna, Unilateral.

Gambar 2. Sumbing tidak sempurna, Unilateral. Gambar 3. Bilateral simetris, Sumbing sempurna

PREVALENSI

Kasus bibir sumbing kini menjadi sorotan yang cukup serius. Meskipun sudah dapat

diatasi dengan operasi kecil, namun para ahli tetap berpendapat bahwa cacat bawaan

tersebut merupakan kasus yang cukup unik. Di Inggris saja, sebagai negara maju, tercatat

setidaknya satu dari 700 anak dilahirkan dengan bibir sumbing. Sedangkan di Indonesia,

berdasarkan catatan Perhimpunan Bedah Plastik Indonesia, setiap tahunnya penderita

bibir sumbing bertambah lebih dari 1.000 orang. (Studi Genetika Untuk Bibir Sumbing,

www.Infosehat.com)

Di Indonesia, jumlah tertinggi penderita kelainan ini terbanyak di Nusa Tenggara

Timur yaitu enam sampai sembilan orang per 1.000 penduduk. Jumlah ini sangat tinggi

bila dibanding kasus di internasional yang hanya satu sampai dua orang per 1.000

penduduk. (Bibir Sumbing, www.republikaonline.com)

Page 4: MAKALAH Bibir Sumbing

ETIOLOGI

Banyak faktor yang dapat mempengaruhi terjadinya bibir sumbing. Faktor

tersebut antara lain , yaitu :

1. Faktor Genetik atau Keturunan. Dimana material genetik dalam kromosom yang

ikut mempengaruhi. Dimana dapat terjadi karena adanya mutasi gen ataupun

kelainan kromosom. Pada setiap sel yang normal mempunyai 46 kromosom yang

terdiri dari 22 pasang kromosom non-sex ( kromosom 1 s/d 22 ) dan 1 pasang

kromosom sex ( kromosom X dan Y ) yang menentukan jenis kelamin. Pada

penderita bibir sumbing terjadi Trisomi 13 atau Sindroma Patau dimana ada 3

untai kromosom 13 pada setiap sel penderita, sehingga jumlah total kromosom

pada tiap selnya adalah 47. Jika terjadi hal seperti ini selain menyebabkan bibir

sumbing akan menyebabkan gangguan berat pada perkembangan otak, jantung,

dan ginjal. Namun kelainan ini sangat jarang terjadi dengan frekuensi 1 dari 8000-

10000 bayi yang lahir.

2. Kurang Nutrisi contohnya defisiensi Zn dan B6 pada waktu hamil, kekurangan

asam folat.

3. Pada ibu hamil terpajan obat – obatan yang dapat mempengaruhi perkembangan

janin.

4. Radiasi.

5. Terjadi trauma pada kehamilan trimester pertama.

6. Infeksi pada ibu yang dapat mempengaruhi janin contohnya seperti infeksi

Rubella dan Sifilis.

Deformitas celah bibir dan langit-langit umumnya kelainan congenital yang

memerlukan pengelolaan secara komprehensif dalam waktu yang lama yang meliputi

perawatan dari berbagai disiplin kedokteran dan kedokteran gigi. Pasien dengan celah

bibir dan langit-langit mempunyai sejumlah masalah yang saling berhubungan meliputi

deformitas anatomik dasar, defisiensi pertumbuhan wajah, masalah gigi geligi, masalah

bicara, masalah pendengaran, kelainan psikologis dan anomali kongenital (Cumings, dkk,

1993).

PATOGENESIS

Page 5: MAKALAH Bibir Sumbing

Sumbing bawaan terjadi akibat gagalnya perpaduan anatar tulang-tulang

pembentuk tengkorak ( processus nasalis lateralis dengan processus maxillaries) dengan

kulit secara sempurna pada minggu keenam perkembangan embrional bayi.

Bibir sumbing ini dapat diderita oleh pria maupun wanita, tetapi pada

kenyataannya walau tidak signifikan, pria lebih rawan menderita bibir sumbing daripada

wanita. Ternyata walau bibir sumbing merupakan pengaruh autososom tetapi jenis

kelamin rupanya turut berperan dalam menghalang-halangi daya tembus gen serta

pernyataan fenotipe.

Estrogen terbukti besar peranannya untuk menghalangi penembusan dan

pernyataan gen karakter abnormal. Dengan begitu pada jenis kelamin betina frekuensi

karakter abnormal itu lebih rendah. Termasuk juga pada kasus bibir sumbing ini.

Dengan begitu jenis kelamin berpengaruh terhadap pernyataan fenotipe, meski

gen itu bukan rangkai kelamin/ pautan sex.

Maka gennotip penderita bibir sumbing untuk pria dan wanita pun berbeda seperti

berikut :

Pada Wanita Pada Pria

Genotip Fenotip Genotip Fenotip

HLHL Normal HLHL Normal

HLhL Normal HLhL Sumbing

hlhl Sumbing hlhl Sumbing

Semua penderita bibir sumbing ternyata tidak semuanya murni karena pengaruh

hereditas, beberapa diantaranya terjadi karena kecelakaan pada saat kehamilan janin

ataupun kerena si ibu tidak cukup mendapat asupan makanan yang bergizi, Kecelakaan

pada saat mengandung bisa dikarenakan oleh terbentur ataupun karenan si ibu

mengkonsumsi minuman beralkohol, merokok yang berlebih atau hal lainnya yang

membahayakan nasib janin. Oleh karena itu bagi ibu hamil diharapkan untuk selalu

menjaga kesehatan kandungannya agar nantinya si janin lahir dengan sehat. (Sukarno,

1995)

Page 6: MAKALAH Bibir Sumbing

PENCEGAHAN DAN PENANGANAN

Pencegahan primer (Health promotion dan Spesific prevention) :

Penyuluhan terhadap para orang tua untuk meningkatkan kesadaran akan

kebersihan diri dan lingkungan.

Penyuluhan kepada orang tua dalam menangani dan merawat anak

penderita bibir sumbing.

Ketahui riwayat keturunan pasangan .

Penuhi asupan gizi saat kehamilan (Zn, B6, dan asam folat.

Hati-hati dalam penggunaan obat-obatan pada saat kehamilan.

Hindari Radiasi.

Hindari trauma pada kehamilan trimester pertama.

Hindari Infeksi pada ibu yang dapat mempengaruhi janin contohnya

seperti infeksi Rubella dan Sifilis.

Pencegahan sekunder (Early diagnosis dan prompt treament):

USG

Pemasangan Nasogastric tube

Pemasangan Obturator

Operasi

Melalui pemeriksaan USG maka dapat diketahui sejak dini kelainan yang terjadi

pada janin, terutama pada mereka yang beresiko menurunkan penyakit bibir sumbing.

Sehingga dapat dipersiapkan tindakan selanjutnya yang tepat untuk dilakukan. (Merawat

Bayi Sumbing, www.senyumitusehat.htm.)

Nasogastric tube, selang yang dimasukkan melalui hidung, dipasang pada saat

bayi baru lahir yang berfungsi untuk memasukkan susu langsung ke dalam lambung

untuk memenuhi intake makanan. (Merawat Bayi Sumbing, www.senyumitusehat.htm.)

Pemasangan Obturator yang terbuat dari bahan akrilik yang elastis, semacam gigi

tiruan tapi lebih lunak, pembuatannya khusus dan memerlukan pencetakan di mulut bayi.

Beberapa ahli beranggarapan obturator menghambat pertumbuhan wajah pasien, tapi

beberapa menganggap justru mengarahkan. Pembuatan obturator, karena pasien rajin

kontrol sehingga memungkinkan dilakukan penggerindaan oburator tiap satu atau dua

Page 7: MAKALAH Bibir Sumbing

minggu sekali kontrol dan tiap beberapa bulan dilakukan pencetakan ulang, dibuatkan yg

baru sesuai dengan pertumbuhan pasien. (Merawat Bayi Sumbing,

www.senyumitusehat.htm.)

Sebelum operasi yang dipersiapkan adalah ketahanan tubuh bayi menerima

tindakan operasi, asupan gizi yang cukup dilihat dari keseimbangan berat badan yang

dicapai dan usia yang memadai. Patokan yang biasa dipakai adalah rule of ten meliputi

berat badan lebih dari 10 pounds atau sekitar 4-5 kg , Hb lebih dari 10 gr % dan usia lebih

dari 10 minggu , jika bayi belum mencapai rule of ten ada beberapa nasehat yang harus

diberikan pada orang tua agar kelainan dan komplikasi yang terjadi tidak bertambah

parah. Misalnya memberi minum harus dengan dot khusus dimana ketika dot dibalik susu

dapat memancar keluar sendiri dengan jumlah yang optimal artinya tidak terlalu besar

sehingga membuat bayi tersedak atau terlalu kecil sehingga membuat asupan gizi

menjadi tidak cukup, jika dot dengan besar lubang khusus ini tidak tersedia bayi cukup

diberi minum dengan bantuan sendok secara perlahan dalam posisi setengah duduk atau

tegak untuk menghindari masuknya susu melewati langit-langit yang terbelah. Selain itu

celah pada bibir harus direkatkan dengan menggunakan plester khusus non alergenik

untuk menjaga agar celah pada bibir menjadi tidak terlalu jauh akibat proses tumbuh

kembang yang menyebabkan menonjolnya gusi kearah depan (protrusio pre maksila)

akibat dorongan lidah pada prolabium , karena jika hal ini terjadi tindakan koreksi pada

saat operasi akan menjadi sulit dan secara kosmetika hasil akhir yang didapat tidak

sempurna. Plester non alergenik tadi harus tetap direkatkan sampai waktu operasi tiba.

(Sumbing, Kapan Harus Dioperasi? . www.blogbedah.com)

Tahapan selanjutnya adalah tahapan operasi, pada saat ini yang diperhatikan

adalah soal kesiapan tubuh si bayi menerima perlakuan operasi, hal ini hanya bisa

diputuskan oleh seorang ahli bedah Usia optimal untuk operasi bibir sumbing

(labioplasty) adalah usia 3 bulan Usia ini dipilih mengingat pengucapan bahasa bibir

dimulai pada usia 5-6 bulan sehingga jika koreksi pada bibir lebih dari usia tersebut maka

pengucapan huruf bibir sudah terlanjur salah sehingga kalau dilakukan operasi

pengucapan huruf bibir tetap menjadi kurang sempurna. Operasi untuk langit-langit

(palatoplasty) optimal pada usia 18 – 20 bulan mengingat anak aktif bicara usia 2 tahun

Page 8: MAKALAH Bibir Sumbing

dan sebelum anak masuk sekolah. Operasi yang dilakukan sesudah usia 2 tahun harus

diikuti dengan tindakan speech teraphy karena jika tidak, setelah operasi suara sengau

pada saat bicara tetap terjadi karena anak sudah terbiasa melafalkan suara yang salah,

sudah ada mekanisme kompensasi memposisikan lidah pada posisi yang salah.. Bila gusi

juga terbelah (gnatoschizis) kelainannya menjadi labiognatopalatoschizis, koreksi untuk

gusi dilakukan pada saat usia 8 – 9 tahun bekerja sama dengan dokter gigi ahli ortodonsi.

(Sumbing, Kapan Harus Dioperasi? . www.blogbedah.com)

Pada setiap operasi hendaknya dicegah supaya tidak terjadi komplikasi.

Komplikasi yang mungkin terjadi( Bardach, 1990), yaitu :

1. Komplikasi yang segera timbul : perdarahan, terganggunya jalan napas, infeksi,

nekrosis flap, dan kerusakan pada luka.

2. Komplikasi yang lambat terjadi meliputi deformitas bibir, vermilion yang tidak

teratur, deformitas otot, scar ekternal yang berlebihan, deformitas hidung, dan

stenosis nostril

Pencegahan Tersier :

Rehabilitasi

Penatalaksanaan rehabilitasi tergantung dari tiap-tiap jenis operasi yang dilakukan,

biasanya dokter bedah yang menangani akan memberikan instruksi pada orang tua pasien

misalnya setelah operasi bibir sumbing luka bekas operasi dibiarkan terbuka dan tetap

menggunakan sendok atau dot khusus untuk memberikan minum bayi. Banyaknya

penderita bibir sumbing yang datang ketika usia sudah melebihi batas usia optimal untuk

operasi membuat operasi hanya untuk keperluan kosmetika saja sedangkan secara

fisiologis tidak tercapai, fungsi bicara tetap terganggu seperti sengau dan lafalisasi

beberapa huruf tetap tidak sempurna, tindakan speech teraphy pun tidak banyak

bermanfaat. (Sumbing, Kapan Harus Dioperasi? . www.blogbedah.com)

PEMBAHASAN

Page 9: MAKALAH Bibir Sumbing

1. Epidemiologi Deskriptif.

a. Masalah kesehatan apa ? Berapa Frekuensinya ?

Bibir sumbing/ cleft lip/ harelip/ labioschizis

Setidaknya satu dari 700 anak dilahirkan dengan bibir sumbing.

b. Apakah Masalah Kesehatan Masyarakat ? KLB / Wabah ?

Tidak , karena pada masalah bibir sumbing ini merupakan penyakit yang kongenital

c. Siapa saja yang terkena ? (Who=Person)

Karakteristik menetap. Bibir sumbing ini merupakan penyakit kongenital sehingga

nampak sejak pertumbuhan janin dalam kandungan. Bibir sumbing ini dapat

diderita oleh pria maupun wanita, tetapi pada kenyataannya walau tidak signifikan,

pria lebih rawan menderita bibir sumbing daripada wanita. Ternyata walau bibir

sumbing merupakan pengaruh autososom tetapi jenis kelamin rupanya turut

berperan dalam menghalang-halangi daya tembus gen serta pernyataan fenotipe.

Karakteristik yang didapat. Bayi dengan gen bibir sumbing disertai faktor – faktor

predisposisinya.

Aktivitas. Pengkonsumsian rokok dan obat – obatan memiliki peran tambahan

dalam memicu terjadinya fenomena bibir sumbing pada orang tua yamg memiliki

gen bibir sumbing.

Kondisi dimana mereka hidup. Mayoritas peyakit bibir sumbing diderita oleh

masyarakat dengan sosial ekonomi rendah.

d. Siapa yang termasuk kelompok beresiko penyakit tersebut ?

Faktor Genetik atau Keturunan. Dimana material genetik dalam kromosom yang

ikut mempengaruhi. Dimana dapat terjadi karena adanya mutasi gen ataupun

kelainan kromosom. Pada setiap sel yang normal mempunyai 46 kromosom

yang terdiri dari 22 pasang kromosom non-sex ( kromosom 1 s/d 22 ) dan 1

pasang kromosom sex ( kromosom X dan Y ) yang menentukan jenis kelamin.

Pada penderita bibir sumbing terjadi Trisomi 13 atau Sindroma Patau dimana

ada 3 untai kromosom 13 pada setiap sel penderita, sehingga jumlah total

kromosom pada tiap selnya adalah 47. Jika terjadi hal seperti ini selain

menyebabkan bibir sumbing akan menyebabkan gangguan berat pada

Page 10: MAKALAH Bibir Sumbing

perkembangan otak, jantung, dan ginjal. Namun kelainan ini sangat jarang

terjadi dengan frekuensi 1 dari 8000-10000 bayi yang lahir.

Kurang Nutrisi contohnya defisiensi Zn dan B6 pada waktu hamil, kekurangan

asam folat.

Pada ibu hamil terpajan obat – obatan yang dapat mempengaruhi perkembangan

janin.

Radiasi.

Terjadi trauma pada kehamilan trimester pertama.

Infeksi pada ibu yang dapat mempengaruhi janin contohnya seperti infeksi

Rubella dan Sifilis.

e. Kapan atau bagaimana proses penyakit itu terjadi (When=Time?)

Secular (long term) trends. Sebab terjadinya penyakit dalam kurung waktu tahunan.

Proses terjadi pada pertumbuhan dan perkembangan janin.

f. Mana saja yang terjangkit penyakit tsb ? (Where=Place)

Fenomena bibir sumbing ini tidak memiliki korelasi tempat baik dengan keadaan

geografisnya maupun batas administratif/politik.

2. Bagaimana Natural History of Disease Penyakit tsb setelah mengamati

informasi dari artikel tsb. Proses penyebaran dan atau penlarannya ?

Page 11: MAKALAH Bibir Sumbing

NATURAL HISTORY OF DISEASE (SPECTRUM OF DISEASE)

STAGE OF SUSCEPTIBILITY

STAGE OFSUBCLINICAL DISEASE

STAGE OF CLINICAL DISEASE

STAGE OFDISABILITY OR DEATH

EXPOSURE

PATHOLOGIC CHANGES

ONSET OF SYMPTOMS

USUAL TIME OF DIAGNOSIS

WITHOUT MEDICAL INTERVENTION • RECOVERY• DISABILITY• DEATH

SPECTRUM OF DISEASE

PRE PATHOGENESIS

PATHOGENESIS CON-VALESCENT

Prepatogenesis

Fase ini merupakan fase dimana kondisi kesehatan seseorang dipengaruhi oleh

faktor-faktor yang terdapat pada konsep bloom, yaitu:

- Ketahanan jasmani, mental, spiritual dan sosial

Adanya gen resesif bibir sumbing

- Lingkungan (fisik, biologis, sosial)

Terpapar radiasi

Terjadi trauma atau adanya infeksi pada masa

kehamilan

Sosial ekonomi rendah

- Pelayanan kesehatan

Penyuluhan tentang pengetahuan perawatan kehamilan

Pemeriksaan kandungan secara berkala

Penyuluhan tentang perawatan dan penangan bibir

sumbing

- Gaya hidup atau lifestyle

Page 12: MAKALAH Bibir Sumbing

Pola makan yang kekurangan asam folat, zat besi dan

vitamin B6 pada saat kehamilan

Merokok atau mengkonsumsi alkohol

Patogenesis

Exposure terjadi karena jika adanya sifat resersif pada janin, hal ini menyebabkan

perubahan patologis pada perkembangan embrio dimana terjadi kegagalan tonjolan

tulang maxilla dan tonjolan hidung media baik unilateral maupun billateral. Deformitas

ini dapat terdeksi melalui pemeriksaan USG.

Convalescent

- kelainan bibir sumbing tidak mendapatkan pengobatan yang

intensif maka dapat terjadi komplikasi-komplikasi yang

mengakibatkan kematian pada penderita.

- Kelainan bibir sumbing tidak mendapatkan pengobatan yang

intensif tetapi tidak sampai terjadi komplikasi-komplikasi akan

mengakibatkan kecacatan.

- Kelainan bibir sumbing yang mendapatkan pengobatan berupa

operasi kosmetik dapat sembuh tetapi tidak sempurna (sembuh

secara fisik saja).

- Kelainan bibir sumbing yang mendapatkan pengobatan berupa

operasi kosmetik dini dan mendapatkan terapi dapat sembuh

secara total.

3. Bagaimana Penerapan Epidemologi Pencegahan pada kontek penyakit

tersebut selaras dengan Natural History of Disease penyakit tersebut.

Prepatogenesis dilakukan Pencegahan primer (Health promotion dan Spesific

prevention) :

Penyuluhan terhadap para orang tua untuk meningkatkan kesadaran akan

kebersihan diri dan lingkungan.

Penyuluhan kepada orang tua dalam menangani dan merawat anak penderita

bibir sumbing.

Page 13: MAKALAH Bibir Sumbing

Ketahui riwayat keturunan pasangan .

Penuhi asupan gizi saat kehamilan (Zn, B6, dan asam folat.

Hati-hati dalam penggunaan obat-obatan pada saat kehamilan.

Hindari Radiasi.

Hindari trauma pada kehamilan trimester pertama.

Hindari Infeksi pada ibu yang dapat mempengaruhi janin contohnya seperti

infeksi Rubella dan Sifilis.

Patogenesis dilakukan pencegahan sekunder (early diagnosis dan prompt

treament):

USG

Pemasangan Nasogastric tube

Pemasangan Obturator

Operasi

Convalesence dilakukan Pencegahan Tersier :

Rehabilitasi (Fisik, mental, sosial)

4. Indikator apa saja yang digunakan untuk menilai keberhasilan dari

penerapan epidemologi penceghan terahadap penyakit tersebut.

Pencegahan Primer dan

Pencegahan primer dilakukan ketika seseorang masih sehat. Indikatornya antara

lain terlihat dengan adanya perbaikan pola hidup, lingkungan hidup, ketahan

psikobilogik adanya konsultasi kesehatan

Pencegahan Sekunder

Pencegahan sekunder dilakukan jika seseorang terlanjur sakit. Indikatornya antara

lain pemeriksaan kesehatan secara berkala, bila sakit segera kedokter dan mencegah

penularan kepada orang lain

Pencegahan Tersier

Pencegahan tersier dilakukan jika proses penyakit sudah selesai. Indikatornya

terlihat pada pemulihan fisik mental dan sosial

Page 14: MAKALAH Bibir Sumbing

5. Epidemologi Analitik:

a. Apa yang diperkirakan menjadi faktor penentu atau faktor resiko

terjangkitnya penyakit tsb.

- Faktor penentu: adanya gangguan pada masa perkembangan dan pertumbuhan

embrio janin

- Faktor resiko:

Gen ( Utama )

Kurang Nutrisi contohnya defisiensi Zn dan B6 pada waktu hamil, kekurangan

asam folat.

Pada ibu hamil terpajan obat – obatan yang dapat mempengaruhi perkembangan

janin.

Radiasi.

Terjadi trauma pada kehamilan trimester pertama.

Infeksi pada ibu yang dapat mempengaruhi janin contohnya seperti infeksi

Rubella dan Sifilis.

b. Bagaimana kamu bisa menerangkan secara garis besar mekanisme

terjadinya penyakit tersebut berdasarkan hubungan sebab-akibat penyakit ?

tidak termasuk necessary or sufficient cause

c. Mungkin ada suatu skrining yang sudah dimasyarakatkan atau sedang

dalam pencarian atau anda usulkan?

Salah satu upaya skrining yang dapat dilakukan adalah USG namun masih belum

terjangkau dan termanfaatkan oleh masyarakat sosial ekonomi rendah.

d. Penelitian epidemologi dengan rancang bangun / design yang mana, akan

anda usulkan untuk mencari faktor kausa / resiko yang secara pasti dan atau

paling utama menjadi penyebab penyakit tersebut ?

Case control

Page 15: MAKALAH Bibir Sumbing

e. Apa keuntungan dan kerugian dari design penelitian yang akan kamu

laksanakan tersebut ?

Keuntungan:

- efisien untuk mempelajari penyakit jarana terjadi

- efisien untuk mempelajari penyakit kronis

- jumlah sample yang dibutuhkan kecil

- biaya cukup ringan

- dapat ditemukan banyak faktor resiko sekaligus

Kerugian:

- estimasi resiko penyakit tidak dapat di lakukan secara langsung

- tidak efisien untuk eksposure yang jarang terjadi

- lebih mudah terjadi seleksi bias dan memory bias

- hanya untuk mempelajari satu penyakit

Page 16: MAKALAH Bibir Sumbing

SUMBER PUSTAKA

Archer Harrry, 1966. Oral And Maxillofacial Surgery. Philadelphia-London-Toronto :

W.B Sanders Company.

Evy. 2007. Merawat Bayi Sumbing. www.seyumitusehat.htm. Diakses tanggal 27 Juli

2008.

Ibayati Yayat,2004. Pintar Biologi Untuk Kelas 3 SMU Semester 1. Jakarta: Ganeca

Exact. H 82.

John Marquis Converse,1977. Reconstructive Plastic Surgery. Philadelphia-London-

Toronto : W.B Sanders Company.

Lakshmi, N. 2005. Sumbing, Kapan Harus dioperasi?. www.blogbedah.com. Diakses

tanggal 27 Juli 2008

Richard B. Stark,1962. Plastic Surgery.New York : Harper & Row Publishers.

Situs Kesehatan Keluarga. 2008. Studi Genetika Untuk Bibir Sumbing.

www.infosehat.com. Diakses tangal 27 Juli 2008.

Sukarno,1995.Biologi 3. Jawa Timur : Balai Pustaka. H.100-101.