14
Sasaran Belajar L.I Mengetahui dan menjelaskan oksigen dan hemoglobin I.I Oksigen I.I.I Definisi I.I.2 Peranan dan fungsi I.2 Hemoglobin I.2.1 Definisi I.2.2 Peranan dan fungsi I.2.3 Struktur I.2.4 Komponen L.II Mengetahui dan menjelaskan Hipoksia II.1 Definisi hipoksia II.2 Jenis hipoksia II.3 Gejala dan dampak hipoksia II.4 Tingkatan hipoksia II.5 Mekanisme hipoksia II.6 Penanganan hipoksia II.7 Penyebab hipoksia II.8 Faktor hipoksia

skenario hipoksia

Embed Size (px)

DESCRIPTION

skenario hipoksia

Citation preview

Page 1: skenario hipoksia

Sasaran Belajar

L.I Mengetahui dan menjelaskan oksigen dan hemoglobin

I.I Oksigen

I.I.I Definisi

I.I.2 Peranan dan fungsi

I.2 Hemoglobin

I.2.1 Definisi

I.2.2 Peranan dan fungsi

I.2.3 Struktur

I.2.4 Komponen

L.II Mengetahui dan menjelaskan Hipoksia

II.1 Definisi hipoksia

II.2 Jenis hipoksia

II.3 Gejala dan dampak hipoksia

II.4 Tingkatan hipoksia

II.5 Mekanisme hipoksia

II.6 Penanganan hipoksia

II.7 Penyebab hipoksia

II.8 Faktor hipoksia

Jawaban :

L.I Mengetahui dan menjelaskan oksigen dan hemoglobin

Page 2: skenario hipoksia

I.I Oksigen

I.I.I Definisi

Oksigen atau zat asam adalah salah satu bahan farmakologi,merupakan gas yang tidak berwarna, tidak berbau digunakan untuk prosespembakaran dan oksidasi. Oksigen merupakan unsur golongan kalkogendan dapat dengan mudah bereaksi dengan hampir semua unsur lainnya(utamanya menjadi oksida).

Oksigen secara independen ditemukan oleh Carl Wilhelm Scheele, di Uppsalatahun 1773, atau 1774 oleh Joseph Priestly di Inggris. Nama oksigen yangdiciptakan pada tahun 1777 oleh Antoine Lavoisier dengan bahasa Yunani oxys yang artinya asam dan gene yang artinya pembentuk.

I.I.2 Peranan dan fungsi

Kebutuhan tubuh terhadap oksigen merupakan kebutuhan yang sangat mendasar dan mendesak. Tanpa oksigen dalam waktu tertentu, sel tubuh akan mengalami kerusakan yang menetap dan menimbulkan kematian. Otak merupakan organ yang sangat sensitif terhadap kekurangan oksigen. Otak masih mampu menoleransi kekurangan oksigen antara tiga sampai lima menit. Apabila kekurangan oksigen berlangsung lebih dari lima menit, dapat terjadi kerusakan sel otak secara permanen (Kozier dan Erb 1998).

Meningkatkan daya ingat dan kecerdasan otak Menegah kanker, asthma dan berbagai penyakit Meningkatkan metabolisme Mengurangi racun dalam darah Menstabilkan tekanan darah Memperkuat jantung dan sistem kekebalan tubuh Mencegah stress dan gugup Mempercantik kulit dan mencegah penuaan dini.

I.2 Hemoglobin

I.2.1 Definisi

Hemoglobin adalah protein yang kaya akan zat besi. Memiliki afinitas (daya gabung) terhadap oksigen dan dengan oksigen itu membentuk oxihemoglobin di dalam sel darah

Page 3: skenario hipoksia

merah. Dengan melalui fungsi ini maka oksigen dibawa dari paru-paru ke jaringan-jaringan (Evelyn, 2009).

Hemoglobin merupakan senyawa pembawa oksigen pada sel darah merah. Hemoglobin dapat diukur secara kimia dan jumlah Hb/100 ml darah dapat digunakan sebagai indeks kapasitas pembawa oksigen pada darah.

Hemoglobin adalah kompleks protein pigmen yang mengandung zat besi. Kompleks tersebut berwarna merah dan terdapat didalam eritrosit. Sebuah molekul hemoglobin memiliki empat gugus haeme yang mengandung besi fero dan empat rantai globin (Brooker, 2001).

I.2.2 Peranan dan fungsi

Menurut Depkes RI adapun guna hemoglobin antara lain : 1.Mengatur pertukaran oksigen dengan karbondioksida di dalam jaringan-jaringan tubuh.

2.Mengambil oksigen dari paru-paru kemudian dibawa ke seluruh jaringan-jaringan tubuh untuk dipakai sebagai bahan bakar.

3.Membawa karbondioksida dari jaringan-jaringan tubuh sebagai hasil metabolisme ke paru-paru untuk di buang, untuk mengetahui apakah seseorang itu kekurangan darah atau tidak, dapat diketahui dengan pengukuran kadar hemoglobin. Penurunan kadar hemoglobin dari normal berarti kekurangan darah yang disebut anemia (Widayanti, 2008).

I.2.3 Struktur

Hemoglobin tersusun dari empat molekul protein (globulin chain) yang terhubung satu sama lain. Hemoglobin normal orang dewasa (HbA) terdiri dari 2 alpha-globulin chains dan 2 beta-globulin chains, sedangkan pada bayi yang masih dalam kandungan atau yang sudah lahir terdiri dari beberapa rantai beta dan molekul hemoglobinnya terbentuk dari 2 rantai alfa dan 2 rantai gama yang dinamakan sebagai HbF. Pada manusia dewasa, hemoglobin berupa tetramer (mengandung 4 subunit protein), yang terdiri dari masing-masing dua subunit alfa dan beta yang terikat secara nonkovalen. Subunit-subunitnya mirip secara struktural dan berukuran hampir sama. Tiap subunit memiliki berat molekul kurang lebih 16,000 Dalton, sehingga berat molekul total tetramernya menjadi sekitar 64,000 Dalton.

I.2.4 Komponen

hemoglobin menjadi dua komponen yaitu :

Page 4: skenario hipoksia

1).Komponen protein yaitu globin yang akan dikembalikan ke pool protein dan dapat digunakan kembali.2).Komponen heme akan dipecah menjadi dua yaitu :a.Besi yang akan dikembalikan ke pool besi dan digunakan ulang.b.Bilirubin yang akan diekskresikan melalui hati dan empedu.

L.II Mengetahui dan menjelaskan Hipoksia

II.1 Definisi hipoksia

Dorland: Penurunan suplai oksigen dalam jarinagn sampai di bawah tingkatfisiologis meskipun perfusi jaringan oleh darah memadai.

Webster: kekurangan kadar oksigen yang mencapai jaringan pada tubuh.

Stedman: Penurunan tingkat oksigen di bawah normal pada gas yang terinspirasi,darah di arteri, atau jaringan, kependekan dari anoxia.

Ganong: Kekurangan O2di tingkat jaringan.Intinya, hipoksia adalah penurunan suplai oksigen di bawah normal pada jaringantubuh. Istilah hipoksia lebih tepat dibandingkan dengan anoksia karena ketiadaan O2 di jaringan jarang dijumpai.

II.2 Jenis hipoksia

Secara umum, hipoksia terbagi menjadi 4 jenis:

Hipoksia Anemik Hipoksia diakibatkan kekurangan konsentrasi hemoglobin atau jumlah sel darahmerah untuk mengangkut oksigen. Contohnya pada anemia dan hemorrgia.Saat istirahat, hipoksia akibat anemia tidaklah berat karena adanyapeningkatan 2,3-BPG di dalam eritrosit, kecuali jika defisiensi hemoglobin sangatbesar. Meskipun begitu, penderita anemia dapat mengalami kesulitan cukup besarsewaktu melakukan aktivitas fisik karena keterbatasan kemampuan untuk meningkatkan pengangkutan O2ke jaringan yang aktif.

  Hipoksia Hipoksik Hipoksia akibat menurunnya mekanisme oksigenasi atau

pengangkutan oksigendi paru-paru. Seperti akibat dari tekanan oksigen yang rendah, fungsi abnormal pulmonaris, atau gangguan jalur pernafasan.Merupakan salah satu masalah pada individu normal di ketinggian danmemperparah pneumonia dan penyakit pernafasan lainnya. Adalah hipoksiaakibat tidak cukupnya oksigen yang mencapai darah, seperti pada penurunantekanan barometik di tempat yang tinggi.C.

  Hipoksia Iskemik/StagnanHipoksia jaringan ditandai oligemia jaringan atau aliran darah

ke jaringan sanga trendah, sehingga O2yang dihantarkan ke jaringan tidak cukup meskipun PO2 dan konsentrasi hemoglobin normal. Hal ini dapat mengakibatkan gangguan arteriolar dan vasokonstriksi.D.

Page 5: skenario hipoksia

  Hipoksia Histotoksik Hipoksia dimana jumlah O2yang dihantarkan memadai, namun adanya

kerjasuatu agen toksik sehingga sel jaringan tidak mampu menggunakan O2 yang tersedia. 

Hipoksia Afinitas OksigenHipoksia akibat berkurangnya kemampuan hemoglobin untuk melepas oksigen.

II.3 Gejala dan dampak hipoksia

Gejala dan tanda-tanda hipoksia (Tabel 1) bersifat nonspesifik dan miripdengan gagal jantung dan kondisi lainnya. Walau banyak pasien dengan hipoksiamengalami dyspneic(sulit bernafas), manifestasi klinik cenderung mengarah secaraneuorologis dan kardiovasukuler daripada pernafasan. Walau sianosis seharusnyamuncul saat hemoglobin ter-deoksigenasi lebih dari 5gr/dL, tanda-tandanya cukupberagam pada tiap pasien saat mendeteksi hipoksemia.

 Tabel 1. Gejala dan tanda hipoksia

Gejala Tanda

(Dyspnea) Respiratory distress

Kelelahan SianosisPalpitatasi TakipneaPusing Takikardia

Agitatasi Kardiakdisritmia Sakit kepala

HipertensiTremor HipotensiAsteriksis LetalergiDiaforesis Koma

10Berdasarkan apa yang digunakan saat inspirasi, gejala hipoksia terdiri dari 2:

1) Gejala hipoksia saat bernafas dengan udara biasaTerdapat berbagai mekanisme kompensasi untuk meningkatkan toleransi padaketinggian (aklimatisasi) yang bekerja untuk jangka waktu tertentu. Namun padasubjek yang tidak teraklimatisasi gejala mental seperti iritabilitas, muncul padaketinggian ± 3700m. Pada ketinggian 5500m gejala hipoksia menjadi berat, danpada ketinggian 6100m umumnya kesadaran mulai menghilang.

2) Gejala hipoksia saat bernafas dengan oksigen.Jika kita bernafas 100% O2, faktor pembatas pada toleransi terhadap ketinggianadalah tekanan atmosfer total. Diatas ketinggian 10.400m peningkatan ventilasiakibat rendahnya PO2 alveolus akan sedikit menurunkan PCO2 alveolus, tetapipada ketinggian 13.700m dengan barometer

Page 6: skenario hipoksia

lingkungan sebesar 100mmHg, PO2 alveolus maksimum yang dapat di pertahankan saat bernafas dengan 100% O2 adalah 40mmHg. Pada ketinggian 14.000m kesadaran akan hilang meski diberi100% O2.Berdasarkan kosensus Lake Louis, hipoksia pada ketinggian atau AcuteMountain Sickness (AMS) adalah sebuah spektrum penyakit dimana ada beberapatahap dan berbeda keparahannya.

1).Acute Mountain Sickness (AMS)Muncul ketika baru mencapai ketinggian yang baru. Gejala berupa sakit kepalaatau salah satu dari mual dan muntah, hilangnya nafsu makan, lemas, pusing, sulittidur.

2). High Altitude Cerebral Edema (HACE)Dianggap sebagai versi AMS yang lebih parah. Hal-hal yang dapat terjadi yaituperubahan status kesadaran atau ataksia(ketidakseimbangan koordinasi gerak)pada seseorang yang diduga AMS.

3).High Altitude Pulmonary Edema (HAPE)Dengan gejala sulit bernafas ketika istirahar, batuk-batuk, dada terasa tidak enak (rasa tertekan), lemah/kemampuan tubuh menurun.

Dampak

Saat pertama kali sampai di ketinggian, banyak individu yang mengalamimabuk pegunungan sementara. Sindrom ini muncul 8-24 jam setelah sampai danberlangsung selama 4-8 hari, ditandai dengan nyeri kepala, iritabilitas, insomnia,sesak nafas, mual dan muntah.penyebab diduga terkait dengan edema serebri.Penyakit akibat ketinggian tidak hanya mabuk pada ketinggian, tapi juga 2sindrom yang lebih serius dan menjadi penyulitnya, yaitu edema otak dan edemaparu akibat ketinggian. Pada edema otak, kebocoran kapiler pada mabuk pegunungan berlanjut dengan pembengkakan otak yang nyata. Edema paru adalahedema berbercak di paru yang terkait dengan hipertensi pulmonal berat yang terjadidi ketinggian.Selain itu, dampak yang terjadi dapat berupa kesulitan dalam koordinasi,bicara, dan konsentrasi, kesulitan bernafas, mengantuk, kelelahan, sianosis,penurunan pada penglihatan, pendengaran, dan fungsi sensorik, keringat dingin,serta ketidak sadaran dan kematian tergantung ketinggian dan kondisi pasien

II.4 Tingkatan hipoksia

Tingkatan hipoksia berkaitan dengan tekanan atmosfer, ketinggian, dan saturasi oksigen dalam darah:

1.Indifferent Stage

Muncul saat 5000 kaki

Memanjangnya daya adaptasi gelap

Bagi penerbang fighter, apabila sudah terkena kelainan di tahap ini diwajibkan

memakai masker oksigen

Page 7: skenario hipoksia

2.Compensatory stage

Adanya kompensasi faali terhadap hipoksia

Gejala hipoksia tidak terlalu terlihat

Gejala berupa:

Pernafasan yang cepat

Peningkatan dari nadi, sirkulasi, dan curah jantung

II.5 Mekanisme hipoksia

Pada keadaan dengan penurunan kesadaran misalnya pada tindakan anestesi,penderita trauma kepal/karena suatu penyakit, maka akan terjadi relaksasi otot-otottermasuk otot lidah dan sphincter cardia akibatnya bila posisi penderita terlentangmaka pangkal lidah akan jatuh ke posterior menutup orofaring, sehinggamenimbulkan sumbatan jalan napas. Sphincter cardia yang relaks, menyebabkan isilambung mengalir kembali ke orofaring (regurgitasi). Hal ini merupakan ancamanterjadinya sumbatan jalan napas oleh aspirat yang padat dan aspirasi pneumonia olehaspirasi cair, sebab pada keadaan ini pada umumnya reflek batuk sudah menurunatau hilang.Kegagalan respirasi mencakup kegagalan oksigenasi maupun kegagalan ventilasi.Kegagalan oksigenasi dapat disebabkan oleh:

(1) ketimpangan antara ventilasi danperfusi.(2) hubungan pendek darah intrapulmoner kanan-kiri.(3) tegangan oksigenvena paru rendah karena inspirasi yang kurang, atau karena tercampur darah yangmengandung oksigen rendah. (4) gangguan difusi pada membran kapiler alveoler.(5) hipoventilasi alveoler. Kegagalan ventilasi dapat terjadi bila PaCO2 meninggidan pH kurang dari 7,35.

Kegagalan ventilasi terjadi bila “minut ventilation”berkurang secara tidak wajar atau bila tidak dapat meningkat dalam usahamemberikan kompensasi bagi peningkatan produksi CO2 atau pembentukan ronggatidak berfungsi pada pertukaran gas (dead space). Kelelahan otot-otot respirasi /kelemahan otot-otot respirasi timbul bila otot-otot inspirasi terutama diafragmatidak mampu membangkitkan tekanan yang diperlukan untuk mempertahankanventilasi yang sudah cukup memadai. Tanda-tanda awal kelelahan otot-otot inspirasiseringkali mendahului penurunan yang cukup berarti pada ventilasi alveolar yangberakibat kenaikan PaCO2. Tahap awal berupa pernapasan yang dangkal dan cepatyang diikuti oleh aktivitas otot-otot inspirasi yang tidak terkoordinsiberupa alteransrespirasi (pernapasan dada dan perut bergantian), dan gerakan abdominal paradoxal(gerakan dinding perut ke dalam pada saat inspirasi) dapat menunjukan asidosisrespirasi yang sedang mengancam dan henti napas.9Jalan napas yang tersumbat akan menyebabkan gangguan ventilasi karena itulangkah yang pertama adalah membuka jalan napas dan menjaganya agar tetapbebas. Setelah jalan napas bebas tetapi tetap ada gangguan ventilasi maka harusdicari penyebab lain.penyebab lain yang terutama adalah gangguan pada

Page 8: skenario hipoksia

mekanik ventilasi dan depresi susunan syaraf pusat. Untuk inspirasi agar diperoleh volume udara yang cukup diperlukan jalan napas yang bebas, kekuatan otot inspirasi yang kuat, dinding thorak yang utuh, rongga pleura yang negatif dan susunan syaraf yang baik.Bila ada gangguan dari unsur-unsur mekanik diatas maka akan terjadihipoventilasi yang mengakibatkan hiperkarbia dan hipoksemia. Hiperkarbiamenyebabkan vasodilatasi pembuluh darah otak yang akan meningkatkan tekanan intrakranial, yang dapat menurunkan kesadaran dan menekan pusat napas bila disertai hipoksemia keadaan akan makin buruk. Penekanan pusat napas akan menurunkan ventilasi. Lingkaran ini harus dipatahkan dengan memberikan ventilasi danoksigensi. Gangguan ventilasi dan oksigensi juga dapat terjadi akibat kelainan diparu dan kegagalan fungsi jantung.

II.6 Penanganan hipoksia

Penanganan yang dapat dilakukan terhadap penderita hipoksia adalah:

1).Pemberian oksigenMerupakan tindakan memberikan oksigen ke dalam saluran pernafasan dengan alatbantu oksigen. Pemberian oksigen dapat dilakukan meallui tiga cara, yaitu melaluikanula, nasakm dan masker. Pemberian oksigen ini ditujukan untuk memenuhikebutuhan oksigen dan mencegah terjadinya hipoksia.Penanganan pada daerah tinggi yaitu:

2).Turun segeraDengan turun segera dari ketinggian dapat menyembuhkan gejala dalam beberapa jam, namun misi naik gunung dapat tertunda

3).Istirahat di ketinggian yang samaDiharapkan terjadinya proses aklimatisasi(penyesuaian ketersediaan O2 yangmenurun di dataran tinggi), namun gejala baru akan hilang dalam 24-48 jam.

4).Istirahat dan minum Acetazolamide, atau Deksametason, atau keduanya Dengan Acetazolamide, gejala dapat hilang dalam 12-24 jam, namun ada efek samping obat. Sedangkan pada Deksametason dapat menghilangkan gejala dalambeberapa jam, namun hanya menyembunyikan gejala dan tidak terjadi prosesaklimatisasi.

5).Terapi oksigen hiperbarik Gejala akan hilang dalam beberapa menit, namun hanya dapat meningkatkan jumlahO2 yang larut dalam darah arteri, sehingga memberikan arti yang terbatas padahipoksia stagnan, anemik, histotoksik, dan hipoksik.

II.7 Penyebab hipoksia

Sebuah serangan asma yang parah, atau suar, dapat menyebabkan hipoksia pada orang dewasa dan anak-anak.Dan saat serangan saluran udara Anda sempit, sehingga sulit untuk mendapatkan udara ke dalam paru-paru Anda.Batuk untuk membersihkan paru-paru Anda menggunakan bahkan lebih banyak oksigen dan dapat membuat gejala memburuk.

Page 9: skenario hipoksia

Hal-hal lain dapat menyebabkan hipoksia, terlalu: Penyakit paru-paru seperti penyakit paru obstruktif kronik (PPOK), emfisema,

bronkitis dan edema paru (cairan di paru-paru) Kuat obat sakit dan lain obat-obatan yang terus kembali pernapasan Masalah jantung Anemia (rendah jumlah sel darah merah, yang membawa oksigen) Keracunan Sianida (sianida adalah suatu bahan kimia yang digunakan untuk membuat

plastik dan produk lainnya).

II.8 Faktor hipoksia

Hipoksia dapat terjadi karena defisiensi oksigen pada tingkat jaringan sehingga sel-sel tidak memperoleh oksigen yang cukup akibatnya metabolisme sel terganggu.Hipoksia dapat terjadi karena:

1) O2 paru yang tidak memadai karena keadaan ekstrinsik.2) Penyakit paru, hipoventilasi karena peningkatan tahanan saluran nafas ataupemenuhan

paru menurun.3) Shunt vena ke arteri.4) Transpor dan pelepasan oksigen yang tidak memadai.5) Pemakaian oksigen yang tidak memadai pada jarinagn disebabkan keracunanenzim sel,

kekurangan enzim sel karena defisiensi vitamin B.6) Emosi seperti rasa takut, cemas, dan marah dapat meningkatkan kebutuhanterhadap

oksigen.7) Gaya hidup seperti kebiasaan merokok dapat memengaruhi status oksigenasi seseorang.

Daftar Pustaka

Murray, Robert K. Biokimia Harper. Ed.27. hal.51Ganong.

Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Ed.22

Dorland. Kamus Kedokteran. Ed.31Marks D, dkk.

Biokimia Kedokteran Dasar.Guyton, Hall.

Page 10: skenario hipoksia

Buku Ajar Fisiologi Kedokteran.Sloane E.

Anatomi dan Fisiologi untuk Pemula.Pierson David J. Pathophysiology and Clinical Effects of Chronic Hypoxia https://Docs.Google.Com/Usu

http://id.shvoong.com/exact-sciences/biology/2090620-pengertian- oksigen/#ixzz1gMwyCQhQ

http://id.shvoong.com/medicine-and-health/epidemiology-public-health/2026989-hipoksia-kekurangan-oksigen/#ixzz1gYANSPia

http://3rr0rists.net/medical/hipoksia.html

http://www.google-book.com/-Teknik Prosedural Konsep & Aplikasi Kebutuhan Dasar Klienhttp://www.makalah pendididkan.com

http:/   /www.newton.com

http://www.blogdokter.net/2008/06/13/hemoglobin/ 

http://www.madehow.com/Volume-4/Oxygen.html#ixzz1gMutQD2C

http://www.lenntech.com/periodic/elements/o.htm#ixzz1gMs9MVih

http://www.tpub.com/ase2/85.htm

http://www.caregiver.org/caregiver/jsp/content_node.jsp?nodeid=575  

http://www.steadyhealth.com/articles/Elevated_Hemoglobin__Risks___Symptoms_a194.htm