57
I. SKENARIO A Atresia Ani, biasa dipanggil Ani, seorang mahasiswi FK Unsri berangkat ke Bandung tanggal 1 Agustus 2010. Dia tiba kembali ke Palembang tanggal 7 Agustus 2010. Tanggal 8 Agustus 2010 ia menemui Dr. Ana, Ketua Bagian Anatomi, meminta diberi kesempatan untuk mengikuti ujian susulan karena ia tidak dapat mengikuti ujian mata kuliah tersebut yang diselenggarakan pada tanggal 6 Agustus. Ia menunjukkan surat tugas dari dekan sebagai bukti bahwa ia ke Bandung secara resmi mewakili fakultas dalam sebuah lomba karya tulis. Si dosen menolak untuk memberikan ujian susulan karena menurutnya, permintaan izin untuk tidak mengikuti ujian tersebut seharusnya diajukan sebelum Ani berangkat ke Bandung. Ani menambahkan sebenarnya ia sudah minta tolong kepada temannya Sartorius Sinaga untuk menyampaikan permintaan izin tersebut sebelum ia berangkat, tetapi ternyata temannya itu lupa menyampaikannya kepada Dr.Ana. Si dosen tetap menolak memberikan ujian susulan karena, menurutnya, di abad ke-21 ini alasan seperti itu tidak dapat diterima. II. KLARISIFIKASI ISTILAH 1

Skenario A

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Skenario A

I. SKENARIO A

Atresia Ani, biasa dipanggil Ani, seorang mahasiswi FK Unsri berangkat ke

Bandung tanggal 1 Agustus 2010. Dia tiba kembali ke Palembang tanggal 7

Agustus 2010. Tanggal 8 Agustus 2010 ia menemui Dr. Ana, Ketua Bagian

Anatomi, meminta diberi kesempatan untuk mengikuti ujian susulan karena ia

tidak dapat mengikuti ujian mata kuliah tersebut yang diselenggarakan pada

tanggal 6 Agustus. Ia menunjukkan surat tugas dari dekan sebagai bukti bahwa ia

ke Bandung secara resmi mewakili fakultas dalam sebuah lomba karya tulis.

Si dosen menolak untuk memberikan ujian susulan karena menurutnya,

permintaan izin untuk tidak mengikuti ujian tersebut seharusnya diajukan sebelum

Ani berangkat ke Bandung. Ani menambahkan sebenarnya ia sudah minta tolong

kepada temannya Sartorius Sinaga untuk menyampaikan permintaan izin tersebut

sebelum ia berangkat, tetapi ternyata temannya itu lupa menyampaikannya kepada

Dr.Ana. Si dosen tetap menolak memberikan ujian susulan karena, menurutnya, di

abad ke-21 ini alasan seperti itu tidak dapat diterima.

II. KLARISIFIKASI ISTILAH

1. Ujian Susulan : evaluasi yang diadakan setelah waktu yang ditentukan

karena ketidakikutsertaan atau ketidakhadiran

2. Surat tugas : kertas yang berisikan perintah untuk melakukan sesuatu

3. Bagian Anatomi : bagian yang mempelajari tentang struktur organisme

hidup

4. Lomba karya tulis : kompetisi di dalam bidang tulis menulis

5. Ujian mata kuliah : evaluasi untuk mengetahui mutu dari satuan pelajaran

di perguruan Tinggi

6. Permintaan izin : Pengajuan untuk mengabulkan suatu permohonan

7. Abad ke-21 : rentang waktu dari tahun 2000 s.d. 2100 atau suatu abad

yang sudah banyak perkembangan dan modern

8. Resmi : Disahkan oleh pemerintah atau jabatan yang bersangkutan

1

Page 2: Skenario A

III. IDENTIFIKASI MASALAH

1. Ani tidak mendapatkan kesempatan untuk mengikuti ujian susulan

2. Sartorius, teman Ani, lupa menyampaikan permintaan izin Ani

3. Dosen menolak memberikan ujian susulan karena alasan Ani tidak dapat

diterima

Main Problem : Ani tidak mendapatkan kesempatan untuk mengikuti ujian

susulan

IV. ANALISIS MASALAH

1. a. Apa yang menyebabkan Ani tidak mendapatkan kesempatan mengikuti

ujian susulan?

Karena dosen menolak memberikan ujian susulan kepada Ani

dikarenaka adanya hambatan/ barrier dalam komunikasi. Adapun

macam-macam hambatan dapat muncul saat proses, hambatan fisik,

hambatan semantik, dan hambatan psikologi. Selanjutnya penjelasan

lebih mendetail terdapat di sintesis.

b. Mengapa Ani mengajukan diri untuk mengikuti ujian susulan?

Karena Ani dari tanggal 1 Agustus sampai dengan tanggal 7 Agustus

2010 Ani harus mengikuti lomba karya tulis di Bandung. Sedangkan

pada tanggal 6 Agustus 2010, ada ujian mata kuliah, ini menyebabkan

Ani tidak dapat mengikuti ujian tersebut pada waktu yang seharusnya.

c. Mengapa Ani tidak meminta izin sebelum mengikuti lomba secara

langsung?

Karena kemungkinan besar Ani disibukkan dengan persiapan lomba

karya tulisnya. Hal ini menyebabkan ia tidak bisa menemui dr. Anna

secara langsung (face to face). Namun yang sangat disayangakan,

disini Ani tidak memanfaatkan media komunikasi. Padahal bisa saja ia

menggunakan media komunikasi seperti telepon. Adapun media-media

komunikasi lainnya lebih lanjut dijelaskan pada sintesis.

d. Bagaimana usaha Ani untuk mendapatkan izin ujian susulan?

Yang telah dilakukan Ani:

2

Page 3: Skenario A

- Ani menunjukkan surat tugas dari dekan

- Ani menjelaskan bahwa Ia telah menyampaikan permintaan izin

melalui Sartorius

Yang seharusnya dilakukan Ani:

- Mengajukan izin ujian susulan sebelum Ani berangkat

- Menghubungi langsung Dr Ana ketika Ani berada di Bandung

melalui berbagai channel atau media komunikasi

- Mengingatkan Sartorius untuk menyampaikan izinkan kepada

Dr Ana dengan cara menghubungi Sartorius melalui media

komunikasi

e. Apa konsekuensi jika Ani tidak mengikuti ujian susulan?

Konsekuensinya, salah satu nilai Ani akan bernilai “nol”, sehingga

dapat menurunkan rata-rata keseluruhan. Dampak terburuk adalah Ani

bisa tidak lulus pada blok yang sedang ia ikuti. Jika sudah begitu,

kelulusan Ani pun ikut tertunda. Selain itu, hubungannya dengan dr.

Anna juga bisa ikut memburuk.

2. a. Apa yang menyebabkan teman Ani tidak menyampaikan permintaan

izin?

Sartosius lupa menyampaikan. Maka kesalahan memang ada pada

Sartosius selaku perantara antara Ani dan dr. Ana. Sartosius bisa

dibilang tidak mampu menjalankan amanahnya dengan baik. Namun

kembali lagi ke hambatan-hambatan yang dapat muncul dalam

berkomunikasi, maka Ani pun seharusnya dapat mencegah hal ini

dengan cara mengingatkan Sartosius.

b. Bagaimana dampak dari kelupaan Sartorius?

Ani tidak dapat mengikutin ujian susulan. Dampaknya beberapa sudah

dijelaskan di point 1.e. Ada lagi dampak lanjutan, dari faktor psikologis

Ani sendiri. Ani bisa menjadi malu, sedih, bahkan stress.

c. Bagaimana seharusnya sikap Ani untuk menghindari kecerobohan

temannya?

Ada dua langkah yang dapat dilakukan oleh Ani untuk menghindari

kecerobohan Sartorius :

3

Page 4: Skenario A

Mengajukan izin langsung kepada dosen

Dalam hal ini Ani dapat menerapkan komunikasi verbal, baik

dengan lisan maupun tulisan.

- Lisan :

1. Menghadap dosen dan meminta izin dengan menggunakan

etika berkomunikasi yang baik dan benar.

2. Menggunakan media elektronik yaitu telepon agar dapat

meminta izin secara langsung.

- Tulisan :

1. Menggunakan layanan media elektronik seperti Short

Message Service (SMS) atau electronic mail (e-mail)

dengan

2. Menggunakan etika berkomunikasi yang baik dan benar.

Mengingatkan temannya agar tidak lupa menyampaikan

permohonan izin kepada dosen secara intensif dengan

menggunakan media komunikasi yang tepat, contohnya

mengingatkan melalui SMS atau telepon

d. Apa yang seharusnya dilakukan teman Ani untuk membantu Ani

memecahkan masalahnya?

Sikap teman Ani seharusnya ikut bertanggung jawab atas masalah yang

sedang dihadapi Ani karena salah satu komponen etika berkomunikasi

yang baik yaitu responsibility dengan menghadap dosen dan

mengatakan yang sebenarnya.

3. a. Apa saja alasan Ani sehingga tidak dapat diterima oleh dosen?

Sikap teman Ani seharusnya ikut bertanggung jawab atas masalah yang

sedang dihadapi Ani karena salah satu komponen etika berkomunikasi yang

baik yaitu responsibility dengan menghadap dosen dan mengatakan yang

sebenarnya.

b. Mengapa alasan Ani tidak dapat diterima?

Karena menurut dosen Ani, alasannya tidak dapat diterima di abad ke-21.

Dr. Ana tentu berpikir di zaman teknologi seperti ini seharusnya banyak

4

Page 5: Skenario A

cara yang dapat Ani gunakan untuk menghubunginya. Banyak media

komunikasi yang seharusnya dapat ia gunakan. Media perantara melalui

orang adalah media yang sudah bukan pada zamannya.

V. HIPOTESIS

Ani tidak dapat mengikuti ujian susulan karena ia belum menerapkan komunikasi

yang baik.

VI. KERANGKA KONSEP

5

Ani mengikuti lomba karya tulis

Ani tidak mengikuti ujian

Ani tidak dapat mengikuti ujian

susulan

Dosen tidak menerima alasan

Ani

Ani terlambat menyerahkan surat

izin

Alasan Ani tidak sesuai dengan abad

ke-21

Sartorius, teman Ani, lupa

menyerahkan surat izin

Page 6: Skenario A

VII. LEARNING ISSUE

Pokok

Bahasan

What I know What I don’t

Know

What I have

to prove

How I Will

learn

Komunikasi - definisi

komunika

si

- Unsur-

unsur

komunika

si

- Komunikasi

Efektif

- Macam-

macam

Komunikasi

- Model

Proses

Komunikasi

- Macam-

macam

media

komunikasi

- Hambatan

komunikasi

- Etika

berkomunik

asi

- Fungsi

komunikasi

Pentingnya

penerapan

komunikasi

yang baik

Text Book,

Jurnal,

Internet.

6

Page 7: Skenario A

VIII. SINTESIS

8.1. Definisi Komunikasi

Komunikasi merupakan terjemahan kata communication yang berarti

perhubungan atau perkabaran. Communicate berarti memberitahukan atau

berhubungan. Secara etimologis, komunikasi berasal dari bahasa latin

communicatio dengan kata dasar communis yang berarti sama. Secara

terminologis, komunikasi diartikan sebagai pemberitahuan sesuatu (pesan) dari

satu pihak ke  pihak lain dengan menggunakan suatu media. Sebagai makhluk

sosial, manusia sering berkomunikasi satu sama lain. Namun, komunikasi

bukan hanya dilakukan oleh manusia saja, tetapi juga dilakukan oleh makhluk-

makhluk yang lainnya. Semut dan lebah dikenal mampu berkomunikasi dengan

baik. Bahkan tumbuh-tumbuhanpun sepertinya mampu berkomunikasi.

Komunikasi dilakukan oleh pihak yang memberitahukan (komunikator) kepada

pihak penerima (komunikan). Komunikasi efektif tejadi apabila sesuatu (pesan)

yang diberitahukan komunikator dapat diterima dengan baik atau sama oleh

komunikan, sehingga tidak terjadi salah persepsi.

Definisi komunikasi menurut beberapa pendapat ahli :

a) Menurut R.Wenburg dan William Wilmot, komunikasi adalah suatu usaha

memproleh makna

b) Menurut Donald Byker dan Loran J. Anderson, komunikasi adalah berbagi

informasi antara dua orang atau lebih.

c) Menurut William 1 Gorden, komunikasi secara ringkas dapat didefinisikan

sebagai suatu transaksi dinamis yang melibatkan gagasan dan perasaan

d) Menurut Judy C.Pearson dan Pul E.Nelson, komunikasi adalah proses

memahami dan berbagi makna.

7

Page 8: Skenario A

8.2 Unsur-unsur Komunikasi

1. Komunikator

Adalah pengirim(sender) yang mengirim pesan kepada komunikan

dengan menggunakan media tertentu. Unsur yang sangat berpengaruh

dalam komunikasi, karena merupakan awal(sumber) terjadinya suatu

komunikasi. Komunikator dapat dilihat dari jumlahnya terdiri dari:

a. Satu orang

b. Banyak orang (lebih dari satu orang)

c. Massa

Adapun bagan unsur komunikasi:

2. Komunikan

Adalah penerima (receiver) yang menerima pesan dari

komunikator, kemudian memahami, menerjemahkan dan akhirnya

memberi respon.

8

Page 9: Skenario A

Dilihat dari jumlah komunikator dan komunikan, maka proses

komunikasi dapat terjadi 9 kemungkinan:

3. Media

Adalah saluran(channel) yang digunakan untuk menyampaikan

pesan sebagai sarana berkomunikasi. Berupa bahasa verbal maupun

non verbal, wujudnya berupa ucapan, tulisan, gambar, bahasa tubuh,

bahasa mesin, sandi, dan lain sebagainya. Terdapat dua cara dalam

menyampaikan pesan kepada komunikan:

1. Non mediated communication (face to face), secara langsung

2. Dengan media

9

Page 10: Skenario A

Adapun bagan media komunikasi:

4. Pesan

Isi komunikasi berupa pesan(message) yang disampaikan oleh

komunikator kepada komunikan. Kejelasan pengiriman dan

penerimaan pesan sangat berpengaruh terhadap kesinambungan

komunikasi.

Pesan bersifat verbal (verbal communication) antara lain:

a. Oral ( komunikasi yang dijalin secara lisan)

b. Written (komunikasi yang dijalin secara tulisan)

Sedangkan pesan bersifat non verbal (non verbal communication)

yaitu Gestural communication (menggunakan sandi-sandi, khususnya

bidang kerahasiaan).

10

Page 11: Skenario A

5. Tanggapan(feed back)

Merupakan dampak(effect) komunikasi sebagai respon atas

penerimaan pesan. Diimplementasikan dalam bentuk umpan balik

(feed back) atau tindakan sesuai pesan yang diterima.

6. Enkoding-Dekoding

Dalam ilmu komunikasi kita menamai tindakan menghasilkan

pesan (misalnya, berbicara atau menulis) sebagai enkoding

(encoding). Dengan menuangkan gagasan-gagasan kita ke dalam

gelombang suara atau ke atas selembar kertas, kita menjelmakan

11

Page 12: Skenario A

gagasan-gagasan tadi ke dalam kode tertentu. Jadi, kita melakukan

enkoding.

Kita menamai tindakan menerima pesan (misalnya, mendengarkan

atau membaca) sebagai dekoding (decoding). Dengan

menerjemahkan gelombang suara atau kata-kata di atas kertas menjadi

gagasan, anda menguraikan kode tadi. Jadi, anda melakukan

dekoding.

7. Kompetensi Komunikasi

Kompetensi komunikasi mengacu pada kemampuan anda untuk

berkomunikasi secara efektif (Spitzberg dan Cupach, 1989).

Kompetensi ini mencakup hal-hal seperti pengetahuan tentang peran

lingkungan (konteks) dalam mempengaruhi kandungan (content) dan

bentuk pesan komunikasi (misalnya, pengetahuan bahwa suatu topik

mungkin layak dikomunikasikan kepada pendengar tertentu di

lingkungan tertentu, tetapi mungkin tidak layak bagi pendengar dan

lingkungan yang lain).

8. Lingkungan komunikasi

Lingkungan (konteks) komunikasi memiliki tiga dimensi:

1. Fisik, adalah ruang dimana komunikasi berlangsung yang nyata

atau berwujud.

2. Sosial-psikoilogis, meliputi, misalnya tata hubungan status di

antara mereka yang terlibat, peran yang dijalankan orang, serta

aturan budaya masyarakat di mana mereka berkomunikasi.

Lingkungan atau konteks ini juga mencakup rasa persahabatan

atau permusuhan, formalitas atau informalitas, serius atau senda

gurau.

3. Temporal (waktu), mencakup waktu dalam hitungan jam, hari,

atau sejarah dimana komunikasi berlangsung.

12

Page 13: Skenario A

Dalam skenario tampak jelas bahwa unsur komunikasi belum

semuanya terpenuhi. Belum ada unsur umpan balik, karena pesan

Ani yang disampaikan melalui Sartorius tidak sampai kepada

dosennya, sehingga dosen menolak permohonan Ani untuk

mendapatkan ujian susulan.

Ani juga belum meiliki kompetensi komunikasi yang baik. Ia tidak

mengupayakan untuk mengingatkan Sartorius agar pesannya

disampaikan. Ia juga tidak mengupayakan untuk memaksimalkan

unsur lingkungan fisik dengan menemui langsung dosennya

8.3. Fungsi Komunikasi

Adapun fungsi komunikasi adalah

1. Fungsi Informasi

Yaitu untuk memberitahukan sesuatu(pesan) kepada pihak tertentu,

dengan maksud agar komunikan memahaminya.

2. Fungsi ekspresi

Sebagai wujud ungkapan perasaan/pikiran komunikator atas apa

yang dia pahami terhadap sesuatu hal atau permasalahannya.

3. Fungsi kontrol

Menghindari terjadinya sesuatu yang tidak diinginkan,dengan

memberi pesan berupa peringatan, erintah, penilaian, dan lain

sebagainya

4. Fungsi sosial

Untuk keperluan rekreatif dan keakraban hubungan di antara

komunikator dan komunikan

5. Fungsi ekonomi

Untuk keperluan transaksi usaha(bisnis) yang berkaitan dengan

finansial, barang, dan jasa.

6. Fungsi Da’wah

Untuk menyampaikan pesan-pesan keagamaan dan perjuangan

bersama.

7. Fungsi motivasi

13

Page 14: Skenario A

Untuk memberikan motivasi kepada komunikan

Pada skenario, Ani belum memaksimalkan salah satu fungsi komunikasi,

yaitu fungsi informasi dan fungsi kontrol. Ani seharusnya bisa mengatur

waktunya agar sempat melakukan komunikasi langsung dengan dosennya

sehingga pesan permohonan izinnya bisa sampai. Jika Ani tetap menggunakan

jasa pihak ketiga, yang dalam hal ini adalah Sarto, seharusnya Ani

menggunakan fungsi kontrol, yaitu dengan mengingatkan Sarto untuk

menyampaikan pesannya.

8.4 Macam-macam Komunikasi

1. Komunikasi Menurut Cara Penyampaian

Komunikasi menurut cara penyampaiannya dapat dibedakan

menjadi 2, yaitu komunikasi yang disampaikan secara lisan dan tertulis.

Komunikasi yang dilakukan dengan cara seperti ini dapat dikenali dengan

mudah, karena pada dasaranya telah dilakukan dalam kehidupan sehari-

hari.

a. Komunikasi Lisan

Komunikasi lisan adalah komunikasi yang terjadi secara langsung

dan tidak langsung. Yang terjadi secara langsung tidak dibatasi oleh

jarak, dimana dua belah pihak dapat bertatap muka, sedangkan yang

terjadi secara tidak langsung karena dibatasi oleh jarak.

b. Komunikasi Tertulis

Dalam berkomunikasi secara tertulis, sebaiknya dipertimbangkan

maksud dan tujuan komunikasi itu dilaksanakan. Disamping itu perlu

juga resiko dari komunikasi tertulis tersebut, misalnya aman, mudah

dimengerti dan menimbulkan pengertian yang berbeda dari yang

dimaksud

14

Page 15: Skenario A

2. Komunikasi Menurut Perilaku

Komunikasi yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari dipengaruhi

oleh perilaku maupun posisi seseorang. Menurut perilaku, komunikasi

dapat dibedakan menjadi :

a. Komunikasi Formal

Komunikasi yang terjadi antara anggota organisasi/perusahaan yang

tata caranya telah diatur dalam struktur organisasinya, misalnya rapat

kerja dan seminar.

b. Komunikasi Informal

Komunikasi organisasi yang tidak mendapat pengakuan resmi yang

mungkin tidak berpengaruh terhadap kepentingan organisasi, misalnya

kabar burung.

c. Komunikasi Nonformal

Komunikasi nonformal yaitu komunikasi yang berhubungan dengan

kegiatan organisasi/perusahaaan, misalnya rapat tentang ulang tahun

perusahaan.

Komunikasi formal, informal dan nonformal saling berhubungan,

dimana komunikasi nonformal sebagai jembatan antara komunikasi formal

dan komunikasi informal yang dapat memperlancar penyelesaian tugas

resmi, serta dapat mengarahkan komunikasi informal kepada komunikasi

formal.

3. Komunikasi Menurut Maksud Komunikasi

Komunikasi dapat terlaksana bila terdapat inisiatif dari

komunikator. Maksud terlaksananya komunikasi lebih banyak ditentukan

oleh komunikator tersebut. Komunikator juga yang memegang peranan

keberhasilan proses komunikasinya. Menurut maksud dilakukan

komunikasi dapat dibedakan sebagai berikut:

15

Page 16: Skenario A

1. Berpidato

2. Memberi ceramah

3. Memberi prasaran

4. Wawancara

4. Komunikasi Menurut Ruang Lingkup

Ruang lingkup terjadinya komunikasi merupakan batasan jenis

komunikasi ini. Maka dalam komunikasi menurut ruang lingkup dapat

dibedakan sebagai berikut:

a. Komunikasi Internal

Komunikasi internal adalah komunikasi yang berlangsung

dalam ruang lingkup perusahaan tersebut saja. Komunikasi internal

ini dapat dibedakan menjadi 3 macam yaitu:

1. Komunikasi vertikal yang terjadi dalam bentuk

komunikasi dari atasan kepada bawahan

2. Komunikasi horizontal yang terjadi di dalam ruang

lingkup organisasi diantara orang-orang yang mempunyai

kedudukan sejajar.

3. Komunikasi diagonal yang terjadi di dalam ruang lingkup

organisasi diantara orang-orang yang mempunyai

kedudukan tidak sama.

b. Komunikasi Eksternal

Komunikasi eksternal adalah komunikasi yang berlangsung

antara organisasi atau perusahaan dengan pihak masyarakat yang ada

di luar organisasi atau perusahaan tersebut. Komunikasi eksternal

dimaksudkan untuk mendapatkan pengertian, kepercayaan, bantuan

dan kerjasama dengan masyarakat. Komunikasi dengan pihak luar

dapat berbentuk:

16

Page 17: Skenario A

1. Eksposisi, pameran, promosi, publikasi dan sebagainya

2. Komperensi pers (press release)

3. Siaran televisi, radio dan sebagainya

5. Komunikasi Menurut Aliran Informasi

Informasi dalam komunikasi merupakan bagian yang pokok, oleh

karena itu arah informasi tersebut akan menentukan macam komunikasi

yang terjadi. Komunikasi menurut aliran informasi dapat dibedakan

sebagai berikut:

a. Komunikasi Satu Arah (Simplex)

Komunikasi satu arah adalah komunikasi yang berlangsung dari

satu pihak saja (one way communication). Pada umumnya komunikasi

ini terjadi dalam keadaan mendesak atau darurat untuk menjaga

kerahasiaan.

b. Komunikasi Dua Arah

Komunikasi yang bersifat timbal balik (two ways

communication). Komunikasi ini dapat memberikan kepuasan kedua

belah pihak dan dapat menghindarkan terjadinya kesalahpahaman,

karena adanya respon yang diberikan kepada komunikatornya.

c. Komunikasi ke Atas

Komunikasi yang terjadi dari bawahan kepada atasan. Misalnya

komunikasi dari Sekretaris kepada Direktur.

d. Komunikasi ke Bawah

Komunikasi yang terjadi dari atasan kepada bawahan. Misalnya

komunikasi dari Direktur kepada Manajer

e. Komunikasi ke Samping

17

Page 18: Skenario A

Komunikasi yang terjadi diantara orang yang memiliki

kedudukan sejajar. Misalnya komunikasi antara sesama pemilik

perusahaan.

6. Komunikasi Menurut Jaringan Kerja

Didalam sebuah organisasi atau perusahaan komunikasi akan

terlaksana menurut sistem yang ditetapkannya dalam jaringan kerja.

Komunikasi menurut jaringan kerja ini dapat dibedakan menjadi:

a. Komunikasi jaringan kerja rantai

Komunikasi terjadi menurut saluran hirarchi organisasi dengan

jaringan komando sehingga mengikuti pola komunikasi formal.

b. Komunikasi jaringan kerja lingkaran

Komunikasi terjadi melalui saluran komunikasi yang berbentuk

seperti lingkaran. Saluran komunikasi lebih singkat dan merupakan

kebalikan dari komunikasi jaringan kerja rantai.

c. Komunikasi jaringan bintang

Komunikasi ini terjadi melalui satu sentral dan saluran yang

dilalui lebih pendek.

7. Komunikasi Menurut Peranan Individu

Komunikasi ini peranan individu sangat mempengaruhi proses

keberhasilan komunikasinya. Ada beberapa macam antara lain:

a. Komunikasi antar individu dengan individu yang lain

Komunikasi ini terlaksana baik secara nonformal maupun

informal, yang jelas individu yang bertindak sebagai komunikator

harus mampu mempengaruhi perilaku individu yang lain.

18

Page 19: Skenario A

b. Komunikasi antara individu dengan lingkungan yang lebih luas

Komunikasi ini terjadi karena individu yang dimaksud memiliki

kemampuan yang tinggi untuk mengadakan hubungan dengan

lingkungan yang lebih luas.

c. Komunikasi antara individu dengan dua kelompok atau lebih

Dalam komunikasi ini individu berperanan sebagai perantara

antara dua kelompok atau lebih, sehingga dituntut kemampuan yang

prima untuk menjadi penyelaras yang harmonis.

8. Komunikasi Menurut Jumlah yang Berkomunikasi

Komunikasi selalu terjadi diantara sesama manusia baik itu

perorangan maupun kelompok. Oleh karena itu jumlah yang

berkomunikasi akan mempengaruhi proses komunikasi itu sendiri,

disamping sifat dan tujuan komunikasi itu dilaksanakan. Untuk itu dapat

dibedakan sebagai berikut:

a. Komunikasi Perseorangan

Komunikasi yang terjadi secara perseorangan atau individual

antara pribadi dengan pribadi tentang permasalahan yang bersifat

pribadi juga. Dalam komunikasi ini dapat dilaksanakan secara

langsung maupun lewat telepon namun tetap terjadi secara

perseorangan.

b. Komunikasi kelompok

Komunikasi yang berlangsung dalam suatu kelompok atau

group tentang masalah-masalah yang menyangkut kepentingan banyak

orang dalam kelompok.

19

Page 20: Skenario A

9. Komunikasi menurut Kelangsungannya

Di dalam proses komunikasi dapat kita ketahui terjadinya interaksi dua

belah pihak tersebut sebagai berikut :

a. Komunikasi langsung

Proses komunikasinya dilaksanakan secara langsung tanpa bantuan

perantara orang ketiga ataupun media komunikasi yang ada dan tidak

sibatasi oleh jarak.

b. Komunikasi tidak langsung

Proses komunikasinya dilaksanakan dengan bantuan pihak ketiga atau

bantuan alat-alat atau media komunikasi.

10. Dilihat dari alat dan perangkat yang digunakan manusia dalam melakukan

komunikasi, maka komunikasi dapat dibedakan atas :

a. Komunikasi Akoptika

Yaitu komunikasi yang menggunakan akustika (bunyi) dengan sasaran

indera telinga dan sekaligus menggunakan optika (optik, dengan

sasaran indera mata.

Komunikasi jenis ini dilakukan dengan menggunakan alat-alat

yang sederhana dan bersifat konvensional, misalnya siulan, bunyi

kentongan, dan sebagainya yang dapat didengar oleh telinga manusia,

serta api,, asap, isyarat, yang dapat dilihat dengan indera mata

b. Komunikasi Grafika

Yaitu komunikasi yang menggunakan alat-alat cetak, sehingga

menghasilkan bahan tercetak/tertulis seperti surat kabar, majalah, buku

dan lain sebagainya. Komunikasi jenis ini sering disebut juga

komunikasi tertulis

20

Page 21: Skenario A

c. Komunikasi Elektronika

Yaitu komunikasi yang menggunakan alat-alat elektronika atau

perangkat telekomunikasi seperti radio, televisi, telepon, telex, fax dan

sebagainya

d. Komunikasi Cyber adalah komunikasi yang menggunakan media

internet sebagai alat komunikasi. Termasuk di dalamnya adalah

Eelektronik Mail, Mailing List, Online News, Chatting, VOIP dan lain

sebagainya

Pada skenario ini Ani menggunakan komunikasi tidak langsung, karena ia tidak

menemui langsung dosennya untuk menyampaikan izin, tetapi dengan bantuan

pihak ketiga, yaitu Sartorius.

8.5 Media Komunikasi

Media komunikasi adalah semua sarana yang dipergunakan untuk

memproduksi, mereproduksi mendistribusikan atau menyebarkan dan

menyampaikan informasi

Berdasarkan jangkauan penyebaran informasi

a. Media Komunikasi Eksternal

Ialah media komunikasi yang dipergunakan untuk menjalin hubungan dan

menyampaikan informasi dengan pihak-pihak yang berada di luar

perkantoran. Media komunikasi eksternal yang sering digunakan antara lain:

1.  Media cetak

ialah media komunikasi tercetak atau tertulis dimaksudkan untuk

menjangkau public eksternal seperti pemegang saham, konsumen,

pelanggan, mitra kerja, dan sebagainya. Contohnya adalah mahalah

perusahaan, bulletin, brosur dan leaflet. Media eksternal cetak ini

berfunghsi sebagai :

- Media Penghubung;

- Sarana menyampaikan keterangan-keterangan kepada kalayak

- Media Pendidikan

21

Page 22: Skenario A

- Sarana membentuk opini publik

- Sarana membangun citra

2.  Radio

merupakan media audio yang mampu mengirimkan pesan berupa

informasi lisan (suara) kepada khalayak. Beberapa perkatoran memilih

memanfaatkan radio untuk menyampaikan informasi secara luas kepada

khalayak sasaran. Penggunaan media radio oleh suatu perusahaan dapat

dilakukan dengan mendirikan pemancar, mengisi acara pada stasiun

radio.

3.  TV

Kepentingan perusahaan untuk menyampaikan pesan kepada public

melalui televise dapat ditempuh dengan memasang iklan, mengundang

wartawan atau reporter televise agar memuat berita tentang kegiatan

perusahaan atau dapat pula mengajukan permohonan untuk mengisi

acara.

4.  Telepon

Sebagai media komunikasi, telepon sangat penting untuk menyampaikan

dan menerima informasi lisan secara cepat dengan pihak public eksternal

5.  Surat

Merupakan media penyampaian informasi secara tertulis, dapat berupa

surat konvensional mauopun surat elektronik. Surat menyurat merupakan

salah satu kegiatan penting diperusahaan. Banyak informasi yang keluar

masuk perusahaan melalui media surat, karena surat merupakan media

komunikasi yang efektif apabila yang terkait tidak dapat berhubungan

secara langsung atau lisan

6.  Internet

Merupakan media komunikasi berbasis computer teknlogi informasi.

Internet banyak dipilih oleh perusahaan guna menjalin kemampulan

dalam menjangkau khalayak. Keunggulan media komunikasi internet

adalah

- Mudah, cepat dan murah dengan jangkauan dunia

- Tidak ada birokrasi baik secara teknis maupun non teknis

22

Page 23: Skenario A

- Tersebar di berbagai pelosok kota

Pada skenario dinyatakan bahwa dosen menolak alasan Ani karena

dianggapnya tidak dapat diterima di Abad 21 ini. Pada abad ke-21 ini

teknologi informasi dan komunikasi sudah berkembang pesat. Media untuk

berkomunikasi sudah banyak dan mudah digunakan. Seharusnya Ani

memanfaatkan media komunikasi tersebut, seperti telepon, sms, internet, dll,

sehingga permohonan izinnya kepada dosen bisa sampai tepat waktu tanpa

hambatan yang berarti.

8.6 Model Proses Komunikasi

Berikut ini adalah beberapa model proses komunikasi :

Model S-R

Model ini merupakan model yang paling sederhana dari model-

model komunikasi lainnya. Hakikatnya terdapat pada proses aksi- reaksi,

maksudnya apabila seseorangmemberikan aksi maka orang yang

merupakan sasaran komunikasi akan memberikan reaksi berupa respon

tertentu, dalam hal ini aksi yang dilakukan dapat berbentuk verbal(kata-

kata), isyarat, perbuatan atau hanya sekedar gambar.

Secara luas, model ini juga menjelaskan bahwa suatu reaksi yang

dilakukan dapat berhubungan dengan kegiatan komunikasi yang akan

terjadi setelahnya. Dapat diasumsikan bahwa perilaku komunikasi manusia

dapat diramalkan. Manusia pada model ini adalah makhluk yang statis,

yang melakukan segala sesutunya akibat adanya rangsangan dari luar

(stimulus) bukan berdasarkan inisiatif dan kehendak masing- masing

individu.

Model Aristoteles atau Model Retoris

Pada saat Yunani sangat mengagungkan kemampuan berpidato,

aristoteles muncul dengan teori retorisnya. Teori ini memaparkan bahwa

komunikasi terjadi apabila seseorang mulai menyampaikan

23

Page 24: Skenario A

pembicaraannya pada khalayak pendengar. Maka dapat dikatakan

Aristoteles menganggap ada setidaknya 3 unsur terpenting dalam

komunikasi yaitu pembicara (speaker), pesan atau isi pembicaraan

(messages) , pendengar (listener ). Fokus model ini adalah pada

kemampuan bicara atau pidato seseorang.

Kekurangan model ini terdapat pada asumsi bahwa komunikasi

adalah statu kegiatan terstruktur yang selalu disengaja, jadi pembicara

menyampaikan dan pendengar hanya mendengarkan tanpa dibahas

mengenai gangguan yang mungkin terjadi dalam proses penyampaian,

efek yang akan terjadi dan sebagainya. Kemudian, model ini tidak

mebahas mengenai aspek nonverbal dalam persuasi yang mungkin saja

terjadi dalamsuatu komunikasi.

Model Shannon dan Weaver

Model yang diciptakan oleh Shannon dan Weaver adalah model

yang paling mempengaruhi model komunikasi lain. Pada model ini

Shannon dan Weaver menjelaskan bahwa dalam berkomunikasi terjadi

pengubahan pesan oleh transmetter yang berasal dari sumber informasi

menjadi sinyal yang sesuai dengan saluran yang digunakan. Salurana dalah

medium pengirim pesan dari transmetter ke penerima. Bila di asumsikan

dalam percakapan maka sumber informasi adalah otak (transmetter),

menyampaikan sinyal berupa suara yang akan di salurkan oleh udara

(channel) menuju indera pendengaran(receiver) .

Selain itu yang paling penting adalah model ini mejelaskan adanya

gangguan (noise) yang terjadi dalam proses komunikasi, gangguan

kemdian dibagi menjadi dua bagian yaitu gangguan psikologis dan

gangguan fisik. Gangguan psikologis meliputi gangguan yang berkaitan

dengan pemikiran dan perasaan. Kelemahan dari model ini lagi-lagi

adalah, komunikasi masih dianggap sebagi sesuatu yang statis dan satu

arah.

Model Schramm

Schramm telah memaparkan tiga model. Model pertama mirip

dengan model yang dikemukakan oleh Shanonnon dan Weaver. Pada

24

Page 25: Skenario A

model kedua beliau memperkenalkan gagasan bahwa kesamaan dalam

bidang pengalaman sumber dan sasaranlah yang sebenarnya

dikomunikasikan karena bagian dari sinyal itulah yang dianut sama oleh

kedua belah pihak. Kemudian model ketiga yang diperkenalkan oleh

Schramm yaitu anggapan bahwa komunikasi adalah interaksi dengan

kedua pihak yang menyandi, menafsirkan, menyandi balik,

mentransmisikan, dan menerima sinyal.

Terjadi hubungan antara model kedua dan ketiga dimana suatu

umpan balik dapat terjadi bila antara sumber dan sasaran terdapat

kesamaan pengalaman mengenai hal yang sedang dikomunikasikan,

semakin luas ruang lingkup pengetahuan yang sama maka semakin mudah

pula komunikasi akan terjalin.

Model Westley dan Maclean

Westley dan Maclean merumuskan suatu model yang mengaitkan

komunikasi antarpribadi, komunikasi massa, dan memasukkan umpan

balik dalam proses komunikasi. Menurut kedua pakar ini umpan balik

merupakan pembeda yang mendasarantara komunikasi antar pribadi dan

komunikasi massa.

Dalam komunikasi antarpribadi seorang sumber dapat mengetahui

umpan balik dengan segera karena efek atau pesan yang akan disampaikan

langung akan terlihat sesaat setelah pesan tersebut sampai ke sasaran.

Akan tetapi berbeda dengan komunikasi massa, umpan balik dalam

komunikasi model seperti ini bersifat tertunda, karena efek yang terjadi

atau sampai tidaknya pesan kepada sasaran tidak dapat secara langsung

diketahui, umpan balik yang terjadi mungkin berupa respon yang akan

terlihat beberapa saat kemudian.

Model Interaksional

Berbeda dengan model S-R yang lebih bersifat linier, model yang

dikemukakanoleh George Herbert Mead lebih menganggap manusia

merupakan makhluk yang lebih aktif reflektif, kreatif, menafsirkan,

menampilkan perilaku yang lebih rumit, dan sulit diramalkan. Bukan

25

Page 26: Skenario A

hanya sekedar makhluk pasif yang melakukan sesutu berdasarkan stimulus

dari luar tubuhnya.

Ada tiga premis yang menjadi dasar model ini. Pertama, manusia

bertindak berdasarkan makna yang diberikan individu terhadap

lingkungannya. Kedua, makna itu berhubungan langsung dengan interaksi

sosial yang dilakukan individu terhadap lingkungan sosialnya. Ketiga,

makna yang diciptakan oleh sutu proses yang dilakukan individu dalam

berhubungan dengan lingkungan sosialnya. Jadi interaksi yang dapat

mengakibatkan terbentuknya struktur masyarakat , karena interaksi

dianggap sebagai faktor penting dalam penentuan perilaku manusia, hal ini

berkaitan dengan anggapan bahwa interaksi sosial merupakan wadah

untuk mengembangkan potensi manusiawi para manusia.

Model Newcomb

Model ini memiliki pendekatan pada psikologi sosial mengenai

interaksi antarmanusia. Interaksi manusia sederhana yang melibatkan dua

orang yang membicarakansatu topik, maka diantara ketiga unsur tersebut

akan membentuk suatu korelasi dan menbentuk empat orientasi (sikap)

yaitu:

1.orientasi A terhadap X

2.orientasi A terhadap B

3.orientasi B terhadap X

4.orientasi B terhadap A

Orientasi yang terjadi bisa berupa ketertarikan positif atau negatif

dan tentang sikap senang atau tidak senang. Newcomb menambahkan

bahwa semua sistem memiliki keseimbangan daya dan setiap adanya

perubahan orientasi terhadap suatu bagian akan menimbulkan

ketidakseimbangan dalm suatu sistem.

Bisa digambarkan bila A dan B memiliki ketertarikan satu sama

lain, dan begitu pula yang terjadi terhadap X maka sistem tersebut akan

seimbang (simetri). Sebaliknya, bila A dan B saling menyukai namun

mereka membenci X atau mereka saling membenci tapi memiliki pendapat

yang sama mengenai X maka hal ini disebut asimetri.

26

Page 27: Skenario A

Model Tubbs

Model ini menggambarkan komunikasi yang paling mendasar,

yaitu komunikasi antar dua orang. Komunikasi pada model ini

diasumsikan sebagai transaksi antara kedua pelaku komunikasi sebagai

sumber merangkup sebagai sasaran dari sebuah pesan, kedua proses ini

bersifat timbal balik. Tanpa kita sadari bila kita melakukan sebuah aktifitas

komunikasi maka sebenarnya dalam proses mengamati lawan bicara dan

memberikanrespon tertentu terhadap apa yang dilakukan oleh lawan

bicara.

Tubbs menerangkan bahwa komunikasi merupakan transaksi yang

berkesinambungan, komunikasi bisa saja dimulai dari satu orang yang bisa

sementara disebut sebagai sumber akan tetapi pada kenyataannya diantara

kedua pelaku komunikasi akan terjadi pengiriman dan penerimaan pesan

secara terus menerus.

Bisa disimpulkan bahwa komunikasi yang terjadi di kehidupan

nyaris tidak memiliki struktur utuh karena setiap komunikasi yang terjadi

merupakan sambungan dari komunikasi yang terjadi sebelumnya, dan

sesautu yang dianggap akhir dari komunikasi merupakan awal dari

terjalinnya komunikasi selanjutnya.

Selain itu Tubss juga menambahkan adanya dua macam gangguan

yang bisa saja terjadi dalam proses komunikasi baik verbal maupun

nonverbal,yang pertama adalah gangguan teknis dan yang kedua adalah

gangguan sematik. Gangguan teknis dalam proses ini berupa gangguan

yang menyebabkan sumber merasakan ada suatu perubahan dalam

informasi atau rangsangan yang tiba, misalnya kesulitan mengucapkan

atau kesalahan dalam mengucapkan suatu kata. Sedangkan gangguan

sematik adalah kekeliruan dalam memaknai pesan yang diberikan, bisa

dikatakan gangguan sematik berupa “salah persepsi”.

27

Page 28: Skenario A

8.7 Hambatan Komunikasi

Hambatan-hambatan komunikasi

Hambatan adalah gangguan dalam komunikasi yang mendistorsi pesan.

Hambatan menghalangi penerima dalam menerima pesan dan sumber dalam

mengirimkan pesan. Hambatan dikatakan ada dalam suatu sistem komunikasi

bila ini membuat pesan yang disampaikan berbeda dengan pesan yang

diterima. Terdapat empat hambatan dalam komunikasi, yaitu:

1. Hambatan dari Proses Komunikasi

Hambatan dari pengirim pesan, misalnya pesan yang akan

disampaikan belum jelas bagi dirinya atau pengirim pesan, hal ini

dipengaruhi oleh perasaan atau situasi emosional.

Hambatan dalam penyandian/simbol

Hal ini dapat terjadi karena bahasa yang dipergunakan tidak jelas

sehingga mempunyai arti lebih dari satu, simbol yang dipergunakan

antara si pengirim dan penerima tidak sama atau bahasa yang

dipergunakan terlalu sulit.

Hambatan media, adalah hambatan yang terjadi dalam penggunaan

media komunikasi, misalnya gangguan suara radio dan aliran listrik

sehingga tidak dapat mendengarkan pesan.

Hambatan dalam bahasa sandi. Hambatan terjadi dalam menafsirkan

sandi oleh si penerima

Hambatan dari penerima pesan, misalnya kurangnya perhatian pada

saat menerima /mendengarkan pesan, sikap prasangka tanggapan yang

keliru dan tidak mencari informasi lebih lanjut.

Hambatan dalam memberikan balikan. Balikan yang diberikan tidak

menggambarkan apa adanya akan tetapi memberikan interpretatif,

tidak tepat waktu atau tidak jelas dan sebagainya.

Hambatan dari budaya. Hambatan budaya ini menjadi hal yang sangat

penting. Satu pantangan bagi sang komunikator untuk beranggapan,

bahwa komunikan tumbuh dengan filosofi, gaya hidup, adat istiadat

yang sama. Makakita tidak boleh "menyamaratakan" penggunaan

28

Page 29: Skenario A

teknik berkomunikasi kepada setiap komunikan. Hindari anggapan

bahwa komunikan mempunyai pemikiran yang sama ketika

menghadapi suatu permasalahan.

Jika komunikator menemukan miskomunikasi dalam suatu hubungan,

ataubahkan komunikan merasa tersinggung, maka cepatlah lakukan

analisis mengapa komunikan punya anggapan lain terhadap pesan

yang disampaikan. Hal ini bisa saja terjadi karena budaya yang

berbeda yang dimiliki oleh sang komunikan

Kealahpahaman. Hambatan komunikasi yang paling utama pada

awalnya bersumber dari dari satu hal, yaitu kesalahpahaman.

Interpretasi, respon, asumsi seseorang dalam menghadapi suatu

permasalahan berbeda-beda, komunikan akan memahami yang

komunikator katakan. Jika komunikator menelisik lebih jauh jika ada

pertentangan dalam suatu proses komunikasi. Dalam hambatan ini

komunikator harus menjauhi sikap menyimpan permasalahan atau

kesalahpahaman yang terjadi.

Sisi historis atau pengalaman. Pada umumnya komunikator

menjadikan filosofis dan pengalaman hidup masalalu sebagai rujukan

komunikasi agar sang komunikan mengerti. Tidak ada salahnya

melakukan hal ini, terkecuali jika komunikator menjadikan

pengalaman sebagai rujukan tersebut tidak dengan sikap prasangka,

maksudnya memproyeksikan pengalaman hidup terdahulu untuk

menjadikan solusi untuk permasalahan komunikan, karena pengalaman

hidup yang dialami komunikator terdahulu tidak akan sama persis

dengan yang dialami komunikan.

2. Hambatan Fisik

Hambatan fisik dapat mengganggu komunikasi yang efektif, cuaca

gangguan alat komunikasi, dan lain lain, misalnya: gangguan kesehatan,

gangguan alat komunikasi dan sebagainya.

3. Hambatan Semantik.

29

Page 30: Skenario A

Kata-kata yang dipergunakan dalam komunikasi kadang-kadang

mempunyai arti mendua yang berbeda, tidak jelas atau berbelit-belit

antara pemberi pesan dan penerima

4. Hambatan Psikologis

Hambatan psikologis dan sosial kadang-kadang mengganggu komunikasi,

misalnya; perbedaan nilai-nilai serta harapan yang berbeda antara pengirim

dan penerima pesan.

Pada skenario, hambatan terjadi pada Sartorius sebagai penerima pesan. Ia lupa

untuk menyampaikan pesan Ani sehingga permohonan izin Ani tidak sampai

ke dosen tepat waktu.

8.8 Etika Berkomunikasi

Etika berasal dari bahasa yunani yaitu ethos yang berarti karakter, watak kesusilaan

atau adat kebiasaan di mana etika berhubungan erat dengan konsep individu atau

kelompok sebagai alat penilai kebenaran atau evaluasi terhadap sesuatu yang telah

dilakukan.

Berikut di bawah ini adalah beberapa etika dan etiket dalam berkomunikasi

antar manusia dalam kehidupan sehari-hari :

1. Mengutamakan kebenaran, keakuratan, dan kejujuran

2. Bersikap Dewasa tidak kekanak-kanakan

3. Lapang dada dalam berkomunikasi

4. Menggunakan panggilan / sebutan orang yang baik

5. Menggunakan pesan bahasa yang efektif dan efisien

6. Tidak mudah emosi / emosional

7. Berinisiatif sebagai pembuka dialog

8. Berbahasa yang baik, ramah dan sopan

30

Page 31: Skenario A

9. Menggunakan pakaian yang pantas sesuai keadaan

10. Bertingkahlaku yang baik

11. Kebenaran, keakuratan, kejujuran, dan kelogisan penting bagi

integritas komunikasi.

12. Kebebasan berekspresi, keragaman perspektif, dan toleransi

terhadap perbedaan pendapat untuk mencapai keputusan yang tepat

dan bertanggung jawab.

13. Memahami dan menghormati komunikator lain sebelum

mengevaluasi dan menanggapi pesan mereka.

14. Dapat memberikan kontribusi terhadap kesejahteraan masyarakat.

15. Menciptakan iklim komunikasi yang saling pengertian, peduli serta

menghormati perbedaan karakteristik setiap lawan bicara.

16. Menghindari komunikasi yang tidak berperikemanusiaan melalui

intimidasi, paksaan, kekerasan, dan melalui ekspresi intoleransi mau

pun kebencian.

17. Berani mengkspresikan keyakinan pribadi.

18. Saling berbagi informasi, pendapat, dan perasaan ketika

menghadapi pilihan signifikan sementara juga menghormati privasi

dan kerahasiaan.

19. Menerima secara bertanggung jawab atas konsekuensi jangka

pendek atau pun panjang atas komunikasi yang telah kita lakukan.

Pada skenario, Sartorius seharusnya mematuhi salah satu komponen etika

berkomunikasi, yaitu bertanggung jawab atas konsekuensi dari komunikasi

yang dilakukannya dengan Ani. Bentuk pertanggungjawabannya dapat

dengan membantu Ani memberi penjelasan kepada dosen agar Ani

diizinkan mengikuti ujian susulan. Penyampaian penjelasan itupun juga

harus tetap memperhatikan etika komunikasi yang benar.

31

Page 32: Skenario A

8.9 Komunikasi Efektif

Komunikasi dikatakan efektif apabila memenuhi lima sasaran pokok

dalam proses komunikasi, yaitu :

1. Membuat pendengar mendengarkan apa yang kita katakan (atau melihat

apa yang kita tunjukkankepada mereka

2. Membuat pendengar memahami apa yang mereka dengar atau lihat

3. Membuat pendengar menyetujui apa yang telah mereka dengar (atau tidak

menyetujui apa yang kita katakan, tetapi dengan pemahaman yang benar)

4. Membuat pendengar mengambil tindakan yang sesuai dengan maksud

kita dan yang kita maksud dapat diterima oleh mereka

5. Memperoleh umpan balik dari pendengar

Komunikasi Efektif Joseph de Vito, pakar komunikasi menyebut ada 5

kualitas umum yang dipertimbangkan untuk efektifitas sebuah komunikasi.

Kualitas ini antara lain: 

Kualitas Komunikasi Deskripsi

Openess Adanya keterbukaan

Supportiveness Saling mendukung

Positiviness Bersikap positif

Emphaty Memahami perasaan orang lain

Equality Kesetaraan

Namun demikian, yang paling mendasar dalam sebuah kegiatan

komunikasi adalah adanya rasa saling percaya. Kalau sudah percaya, biasanya

apapun yang dikatakan pastilah diterima. Satu hal lagi, yaitu efisiensi.

Komunikasi yang efisien adalah komunikasi yang tidak membutuhkan upaya

besar agar mencapai tujuannya.  

Kualitas komunikator efektif

Menilai Orang Tahu mana yang penting dan menghargai kontribusi orang

lain

Mendengarkan

secara Aktif

Berusaha keras memahami keinginan dan masalah orang

lain

32

Page 33: Skenario A

Bijaksana Memberikan kritik secara halus. konstruktif dan hormat

Memberikan

pujian

Menghargai orang lain dan kontribusi mereka di depan

umum

Konsisten Mengendalikan suasana riang; memperlakukan sama bagi

semuanya: tidak favorit

Mengakui

kesalahan

Kemauan untuk mengakui kesalahan

Memiliki rasa

humor

Mempertahankan posisi yang menyenangkan dan

pendekatan yang enak

Memberi contoh

yang baik

Melakukan apa yang diharapkan orang lain

Menggunakan

bahasa Jelas,

Lugas, dan Tepat

Kata-kata yang lazim, konkret, pemberian petunjuk, yang

menyentuh perasaan penyimak. Hindari kata-kata bercita

rasa buruk, kata-kata langsung

Ketika berkomunikasi, kita pasti memiliki persepsi tertentu pada

pendengar begitu pula sebaliknya. Kekeliruan yang sering terjadi dalam

berkomunikasi adalah ketika seseorang menyampaikan informasi dengan

ukurannya sendiri. Ini harus dihindarkan karena komunikasi senantiasa

melibatkan orang lain.

Ahli komunikasi berpesan jika akan berhasil, maka rumusan kunci yang

harus dipegang  adalah “Know your audience!” – ketahuilah siapa yang Anda ajak

bicara. ”Seorang komunikator yang dialogis harus mencoba mengenali dan

memperkecil kecenderungannya terhadap manipulasi, keegoisan, dan obyektivasi

orang lain”.Johannessen, R.L., Ethics in Human Communications, 1983 

Meningkatkan kemampuan menyimak secara efektif :

Memberikan perhatian

Memahami komunikasi verbal dan non verbal

Meningkatkan kemampuan dalam memahami symbol verbal dan non

verbal dengan menambah referensi  pemahaman

Menyimak untuk menganalisa dan mengevaluasi

33

Page 34: Skenario A

Meningkatkan keahlian menyimak antarpersonal 

5 Hukum Komunikasi Yang Efektif

5 Hukum Komunikasi Yang Efektif (The 5 Inevitable Laws of Efffective

Communication) yang kami kembangkan dan rangkum dalam satu kata yang

mencerminkan esensi dari komunikasi itu sendiri yaitu REACH, yang berarti

merengkuh atau meraih. Karena sesungguhnya komunikasi itu pada dasarnya

adalah upaya bagaimana kita meraih perhatian, cinta kasih, minat, kepedulian,

simpati, tanggapan, maupun respon positif dari orang lain.

Hukum # 1: Respect

Hukum pertama dalam mengembangkan komunikasi yang efektif

adalah sikap menghargai setiap individu yang menjadi sasaran pesan yang

kita sampaikan.

Rasa hormat dan saling menghargai merupakan hukum yang

pertama dalam kita berkomunikasi dengan orang lain. Ingatlah bahwa pada

prinsipnya manusia ingin dihargai dan dianggap penting. Jika kita bahkan

harus mengkritik atau memarahi seseorang, lakukan dengan penuh respek

terhadap harga diri dan kebanggaaan seseorang. Jika kita membangun

komunikasi dengan rasa dan sikap saling menghargai dan menghormati,

maka kita dapat membangun kerjasama yang menghasilkan sinergi yang

akan meningkatkan efektifitas kinerja kita baik sebagai individu maupun

secara keseluruhan sebagai sebuah tim.

Bahkan menurut mahaguru komunikasi Dale Carnegie dalam

bukunya How to Win Friends and Influence People, rahasia terbesar yang

merupakan salah satu prinsip dasar dalam berurusan dengan manusia adalah

dengan memberikan penghargaan yang jujur dan tulus. Seorang ahli

psikologi yang sangat terkenal William James juga mengatakan bahwa

"Prinsip paling dalam pada sifat dasar manusia adalah kebutuhan untuk

dihargai." Dia mengatakan ini sebagai suatu kebutuhan (bukan harapan

34

Page 35: Skenario A

ataupun keinginan yang bisa ditunda atau tidak harus dipenuhi), yang harus

dipenuhi. Ini adalah suatu rasa lapar manusia yang tak terperikan dan tak

tergoyahkan. Lebih jauh Carnegie mengatakan bahwa setiap individu yang

dapat memuaskan kelaparan hati ini akan menggenggam orang dalam

telapak tangannya.

Charles Schwabb, salah satu orang pertama dalam sejarah

perusahaan Amerika yang mendapat gaji lebih dari satu juta dolar setahun,

mengatakan bahwa aset paling besar yang dia miliki adalah kemampuannya

dalam membangkitkan antusiasme pada orang lain. Dan cara untuk

membangkitkan antusiasme dan mendorong orang lain melakukan hal-hal

terbaik adalah dengan memberi penghargaan yang tulus. Hal ini pula yang

menjadi satu dari tiga rahasia manajer satu menit dalam buku Ken

Blanchard dan Spencer Johnson, The One Minute Manager.

Hukum # 2: Empathy

Empati adalah kemampuan kita untuk menempatkan diri kita pada

situasi atau kondisi yang dihadapi oleh orang lain. Salah satu prasyarat

utama dalam memiliki sikap empati adalah kemampuan kita untuk

mendengarkan atau mengerti terlebih dulu sebelum didengarkan atau

dimengerti oleh orang lain.

Secara khusus Covey menaruh kemampuan untuk mendengarkan

sebagai salah satu dari 7 kebiasaan manusia yang sangat efektif, yaitu

kebiasaan untuk mengerti terlebih dahulu, baru dimengerti (Seek First to

Understand-understand then be understood to build the skills of empathetic

listening that inspires openness and trust). Inilah yang disebutnya dengan

Komunikasi Empatik. Dengan memahami dan mendengar orang lain

terlebih dahulu, kita dapat membangun keterbukaan dan kepercayaan yang

kita perlukan dalam membangun kerjasama atau sinergi dengan orang lain.

Rasa empati akan memampukan kita untuk dapat menyampaikan

pesan (message) dengan cara dan sikap yang akan memudahkan penerima

35

Page 36: Skenario A

pesan (receiver) menerimanya. Oleh karena itu dalam ilmu pemasaran

(marketing) memahami perilaku konsumen (consumer's behavior)

merupakan keharusan. Dengan memahami perilaku konsumen, maka kita

dapat empati dengan apa yang menjadi kebutuhan, keinginan, minat,

harapan dan kesenangan dari konsumen. Demikian halnya dengan bentuk

komunikasi lainnya, misalnya komunikasi dalam membangun kerjasama

tim. Kita perlu saling memahami dan mengerti keberadaan orang lain dalam

tim kita. Rasa empati akan menimbulkan respek atau penghargaan, dan rasa

respek akan membangun kepercayaan yang merupakan unsur utama dalam

membangun teamwork.

Jadi sebelum kita membangun komunikasi atau mengirimkan

pesan, kita perlu mengerti dan memahami dengan empati calon penerima

pesan kita. Sehingga nantinya pesan kita akan dapat tersampaikan tanpa ada

halangan psikologis atau penolakan dari penerima.

Empati bisa juga berarti kemampuan untuk mendengar dan

bersikap perseptif atau siap menerima masukan ataupun umpan balik

apapun dengan sikap yang positif. Banyak sekali dari kita yang tidak mau

mendengarkan saran, masukan apalagi kritik dari orang lain. Padahal esensi

dari komunikasi adalah aliran dua arah. Komunikasi satu arah tidak akan

efektif manakala tidak ada umpan balik (feedback) yang merupakan arus

balik dari penerima pesan.

Oleh karena itu dalam kegiatan komunikasi pemasaran above the

lines (mass media advertising) diperlukan kemampuan untuk mendengar

dan menangkap umpan balik dari audiensi atau penerima pesan.

Hukum # 3: Audible

Makna dari audible antara lain: dapat didengarkan atau dimengerti

dengan baik. Jika empati berarti kita harus mendengar terlebih dahulu

ataupun mampu menerima umpan balik dengan baik, maka audible berarti

pesan yang kita sampaikan dapat diterima oleh penerima pesan.

36

Page 37: Skenario A

Hukum ini mengatakan bahwa pesan harus disampaikan melalui

media atau delivery channel sedemikian hingga dapat diterima dengan baik

oleh penerima pesan. Hukum ini mengacu pada kemampuan kita untuk

menggunakan berbagai media maupun perlengkapan atau alat bantu audio

visual yang akan membantu kita agar pesan yang kita sampaikan dapat

diterima dengan baik. Dalam komunikasi personal hal ini berarti bahwa

pesan disampaikan dengan cara atau sikap yang dapat diterima oleh

penerima pesan.

Hukum # 4: Clarity

Selain bahwa pesan harus dapat dimengerti dengan baik, maka

hukum keempat yang terkait dengan itu adalah kejelasan dari pesan itu

sendiri sehingga tidak menimbulkan multi interpretasi atau berbagai

penafsiran yang berlainan. Ketika saya bekerja di Sekretariat Negara, hal ini

merupakan hukum yang paling utama dalam menyiapkan korespondensi

tingkat tinggi.

Karena kesalahan penafsiran atau pesan yang dapat menimbulkan

berbagai penafsiran akan menimbulkan dampak yang tidak sederhana.

Clarity dapat pula berarti keterbukaan dan transparansi. Dalam

berkomunikasi kita perlu mengembangkan sikap terbuka (tidak ada yang

ditutupi atau disembunyikan), sehingga dapat menimbulkan rasa percaya

(trust) dari penerima pesan atau anggota tim kita. Karena tanpa keterbukaan

akan timbul sikap saling curiga dan pada gilirannya akan menurunkan

semangat dan antusiasme kelompok atau tim kita.

Hukum # 5: Humble

Hukum kelima dalam membangun komunikasi yang efektif adalah

sikap rendah hati. Sikap ini merupakan unsur yang terkait dengan hukum

pertama untuk membangun rasa menghargai orang lain, biasanya didasari

oleh sikap rendah hati yang kita miliki. Sikap rendah hati pada intinya

mencakup pengertian:

37

Page 38: Skenario A

a. Sikap yang penuh melayani (dalam bahasa pemasaran Customer First

Attitude);

b. Sikap menghargai;

c. Mau mendengar dan menerima kritik;

d. Tidak sombong dan tidak memandang rendah orang lain;

e. Berani mengakui kesalahan;

f. Rela memaafkan;

g. Lemah lembut dan penuh pengendalian diri;

h. Mengutamakan kepentingan yang lebih besar.

Jika komunikasi yang kita bangun didasarkan pada lima hukum

pokok komunikasi yang efektif ini, maka kita dapat menjadi seorang

komunikator yang handal dan pada gilirannya dapat membangun jaringan

hubungan dengan orang lain yang penuh dengan penghargaan (respect),

karena inilah yang dapat membangun hubungan jangka panjang yang saling

menguntungkan dan saling menguatkan.

Komunikasi dikatakan efektif apabila dapat memenuhi 5 hal, yaitu :

1. Pengertian

Pengertian adalah penerimaan yang cermat dari isi yang dimaksudkan

oleh komunikator.

2. Kesenangan

Komunikasi dilakukan untuk mengupayakan agar mereka sama-sama

merasa senang. Sebagaimana disebut pada Analisis Transaksional (Eric

Berne, 1982) sebagai “saya oke – kamu oke”. Komunikasi ini lazim

disebut komunikasi Fatis (Phatic Communication) dimaksudkan untuk

menmbulkan kesenangan.

3. Mempengaruhi Sikap

Yang dimaksud mempengaruhi sikap di sini, misalnya seorang ibu yang

mempengaruhi anaknya untuk belajar. Apabila anak tersebut

terpengaruh untuk mau belajar maka komunikasi yang dilakukan oleh

ibu tersebut sudah efektif.

4. Hubungan Sosial yang Baik

38

Page 39: Skenario A

Komunikasi dikatakan efektif apabila setelah melakukan

komunikasitejalin hubungan sosial yang baik bukan sebaliknya.

Hubungan sosial yang baik di sini misalnya, hubungan pertemanan,

persahabatan bahkan persaudaraan. Manusia yang merupakan makhluk

individu yang juga makhluk sosial membutuhkan interaksi dengan

manusia lainnya. Di sinilah terbentuknyahubungan sosial yang positif.

5. Tindakan

Yang dimaksud dengan tindakan di sini, misalnya seorang guru yang

memenasihati anak didiknya yang sering tidak masuk sekolah tanpa

keterangan untuk tidak melakukannya lagi. Komunikasi ini akan

dikatakan efektif jika si anak tersebut berhenti untuk tidak masuk

sekolah tanpa keterangan. Hal ini berarti komunikasi yang dilakukan

guru tersebut efektif karena dapat menyebabkan anak melakukan

tindakan yang disarabkannya.

Sebagaimana skenario di atas, komunikasi yang dilakukan oleh Ani

belum dapat dikatakan sebagai komunikasi efektif. Hal ini dikarenakan

Sartosius sebagai komunikan tidak dapat menerima pesan dari Ani

dengan baik. Sartosius tidak menyampaikan permintaan izin Ani

sebagai feedback (umpan balik) dari komunikasi yang mereka lakukan.

39