Upload
lamliem
View
229
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
Proceedings Seminar Reaktor Nuklir dalum Penelitian Sainsdan Teknologi Menuju Era Tinggal Landas
Bandung, 8 -10 Oktober 1991PPTN - BATAN
SIMULASI REAKTOR SUR-tOOBERDAYANOLDENGANMENGGUNAKAN PROGRAM TUTSIM DAN FANSIM
Sudjatmi K.A, Dudung A.R.Pusat Penelitian Teknik Nuklir - Badan Tenaga Atom Nasional
ABSTRAKSIMULASI REAKTOR SUR-IOOBERDAYANOL DENGAN MENGGUNAKAN PRO
GRAMTUTSIM DAN FANSIM. Karakteristik dinamis dari reaktor SUR-IOOyang beroperasipada daya rendah telah disimulasikan. Pada kondisi ini, pengaruh temperatur dan xenonterhada p reaktivitas dapat diabaikan. Model matematis sistem reaktor dimasukkan ke dalamprogram TUTSIM, kemudian data dalam daerah frekuensi dianalisis dengan program FANSIM.
ABSTRACTTHE SIMULATION OF ZERO-POWERED-SUR-IOOREACTOR WITH TUTSIM AND
FANSIM PROGRAM.The dynamic characteristics ofSUR-lOO reactor operating in low powerhas been simulated. In this condition, the temperature and xenon effect of reactivity isnegligible. The mathematical model of reactor system fed in the TUTSIM program. Then thedata is analyzed in frequency domain with the FANSIM program.
PENDAHULUAN
Simulasi adalah sarana untuk penelitianhubungan besaran fIsissuatu sistem dalam suatu waktu tertentu. Bila model sistem telah tersusun dalam persamaan matematis maka komputer dapat dipergunakan untuk mengamatitingkah laku sistem tersebut tanpa harus membuat lebih dulu sistemnya. Keuntungan simulasi dengan mempergunakan komputer adalah :- Penampilan sistem dapat diamati padasemua
keadaan.- Hasil penampilan sistem lapangan dapat di
ekstrapolasikan dengan membuat peniruandengan model untuk keperluan peramalan.
- Keputusan - keputusan yang berkaitan dengan masa depan pada tingkat konseptualdapat pula ditinjau dan diamati.
- Uji coba sistem dapat dilakukan dengan lebihcepat.
- Biaya lebih murah dibandingkan denganmembuat sistem itu sendiri.
- Penelaahan sistem secara hipotetis dapat dilakukan, yang pada keadaan sesungguhnyatidak dapat dilakukan.
- Simulasi dengan komputer adalah cara yangaman dan dapat diterima untuk menganalisis sistem.
Dalam mempelajari fungsi pindah suatureaktor, di sini dibatasi oleh suatu diagram blokyang cukup sederhana, dimana reaktor hanya
22
sebagai media pengali yang berhubungan dengan besaran p, ~, 1, dan n. Pembatasan masalah dalam studi awal simulasi reaktor inidigunakan data-data dari reaktor berdaya sangat rendah yaitu reaktor SUR- 100 (SiemensUnterrichts-:Reactor) yang dapat menghasilkandaya 100 m\v, sehingga pengaruh temperaturdan xenon terhadap reaktivitas dapat diabaikan. Besaran-besaran yang disebutkan diatas dapat diukur lebih dulu dan selanjutnyadengan perhitungan yang berhubungan denganreaktor dapat ditentukan. yang lain dianggapno!.
Persamaan diferensial dari reaktor kemudian diselesaikan dengan paket programTUTSIM, sedangkan sinyal data hasilnya diproses dengan paket program FANSIM.Hasil simulasi reaktor SUR 100dengan program TUTSIMdan FANSIM memberikan gambaran respowaktu dan rapat neutron dengan reaktivitassebagai parameter, dan daerah kestabilan reaktor dapat diketahui dari respon frekuensi.
BAHAN DAN TATA KERJA
Reaktor SUR -100 (Siemens-U nterrichts-Reactor)
SUR-100 adalah reaktor termis denganinti yang homogen dan padat, serta menghasilkan daya 100 mW.
Proceedings Seminar Reaktor Nuklir dalam Penelitian Sainsdan Tekrwlogi MenuJu Era Tinggal Landas
Data-data reaktor SUR-100 adalah sbb :Tipe reaktor : termis, padat-homogenBahan bakar : U30S' pengayaan 20% U-235Moderator : polyethylen (homogen de-ngan U30S)Inti reaktor : sHinder (Dia. 24 em, tinggi
26 em)Batang kendali : cadmium 2 buahSumber neutron : 10 mCi-Radium-BerillyumDaya : 100 mWKerapatan fluks : 6.106 Neutron /em2 detikneutron termis maks.Reaktivitas : 0,6 $ / buahbatang kendaliKoeff. temperatur: - 0,034/ °CUmur prompt. : 4.10-5detikneutron
Kinetika reaktor
Seeara pendekatan distribusi ruangkerapatan neutron dalam inti reaktor dapatdigambarkan melalui persamaan titik kinetikareaktor :
6
dn/dt = n(p -~) / I+ I AiCi (1)L-1
(2)
~ = I ~in = kerapatan neutron (em-3)p = reaktifitasCi = konsentrasi isotop induk neutron kasipgrup i (em-3)~i = bagian neutron kasip grup iAi = konstanta paruh neutron kasip grup(detik-I)Persamaan (1) dapat diartikan sebagai berikut:dn/dt = perubahan kerapatan neutron/waktu(p/l)n = neutron yang dihasilkan melalui pembelahan- (~/l)n = neutronyangdipertahankan (neutronlambat)6
I AiCi= neutron kasip yang timbuli-I
Semua neutron, yang timbul karena proses pembelahan, dilepaskan spontan dan berumur 1.Umur neutron I adalah waktu rata-rataantara dua generasi neutron yang berurutan.Tetapi kenyataannya, sebagian keeil dari neutron yang dihasilkan karena proses pembelahan, tidak langsung dihasilkan pada saat proses
23
Bandung, 8 - 10 Oktober U,'91PPTN - BATi\N
pembelahan terjadi yaitu sebagai neutron fierempak, melainkan dilahirkan setelah mengalami proses peluruhan beberapa isotop hasilpembelahan tertentu, yaitu sebagai neutronkasip.Bagian dari neutron kasip ini tergantung dELribahan yang terbelah.Sebagai eontoh : U-235 menghasilkan % 0,7'%neutron kasip dari seluruh neutron yang diha-
Tabell. Sifat-sifat neutron kasip yang ditimbulkan akibat terbelahnya U-235
Umur neutron Konstanta pa-Bagiandarirata-rata
ruhseluruh jum-ti (detik)
\ (detik -1)lah neutron r1i
0,332
3,01000,000270,880
1,14000,000743,320
0,30100,002538,940
0,11100,0012532,800
0,03050,0014080,400
0,01240,00021
silkan( Tabel1).Kondisi suatu reaktor didefinisikan olf~h
faktor pengali k, k=l dapat disebut sebagai reaktor kritis, k <1di bawah kritis dan k>l di at:lSkritis. Faktor pengali dapat juga didefinisikansebagai hubunganjumlah neutron generasi tertentu dibagi jumlah neutron generasi sebelumnya.Besaran k diberikan sebagai faktor pengaliuntuk reaktor yang tak terhingga besarnya.Untuk reaktor terhingga atau untuk reaktornormal digunakan faktor pengali keff (k effektif),
p = (keff- 1) / keff
Teknik pengaturan.Teknik pengaturan dilaksanakan berda
sarkan pada teknik umpan balik dan analisissistem seeara linier serta memadukan kOnSepkonsep teorijaringan. Suatu sistem pengaturanadalah suatu hubungan timbal balik antarakomponen - komponen yang membentuk suatukonfigurasi sistem yang memberikan hasil yangdikehendaki. Hasil ini dinamakan respon sistim. Sedangkan dasar untuk menganalisissuatu sistem adalah landasan yang diberilumoleh teori sistem linier, yang menganggap ada-
Proceedings Seminar Reakwr Nuklir dalmn Penelitian Sainsdun Teknologi MenuJu Era Tinggal Landas
Bandung, 8 - 10 Okwber 1991PPTN - BATAN
nya hubungan linier antara sebab dan akibatsuatu sistem.
Untuk memahami sistem pengaturanyang rumit, maka lebih dulu harus didapatkanmodel matematisnya yang bersifat kuantitatif.I<~rena itu adalah perlu untuk menggunakanhubungan antara variabel sistem dan modelmatematisnya. Karena sistem yang ditinjauberada dalam keadaan dinamis, berubah-ubah,persamaan yang melukiskannya adalah persamaan differensial. Untuk menangani persoalanpersoalan tersebut, secara ringkas dapat diikuti cara-cara tersebut di bawah ini:'rentukan sistem dan bagian-bagiannya.
-Rumuskan model matematisnya dan susun-lah asumsi-asumsi yang perlu.
-'l'uliskan persamaan differensial yang menggambarkan cara kerja sistem.
-Selesaikanlah persamaan untuk variabel keluaran yang dikehendaki.
-Periksa hasil penyelesaian - penyelesaian itudan pengandaian yang dipakai, lalu
-Analisa kembali.Suatu pendekatan yang sangat praktis
llntuk menganalisis suatu sistem ialah dengancara respon frekuensi. Tanggapan frekuensisuatu sistem didefinisikan sebagai respon keadaan mantap sistem tersebut terhadap sinyalrnasukan sinusoidal. Sinausoidal adalah masukan yang unik, dan sinyal keluaran yangdihasilkannya untuk sistem linier adalah jugasinusoidal dalam keadaan mantap yang berlainan bentuknya dari gelombang yang pertamahanya pada amplituda dan sudut fasenya. Salah satu keuntungan dari cara respon frekuensiini ialah tersedianya sinyal penguji dalam praktek untuk berbagai frekuensi dan amplituda.ICarena itu penentuan eksperimentasi untukrespon frekuensi dapat dengan mudah diperoleh, dan merupakan cara yang paling dapatdiandalkan dan tidak rumit untuk menganalisiss,istem secara eksperimental.
Pada percobaan ini sebagai keluaran mula- mula ditentukan bahwa reaktor beroperasipada daya tertentu dengan reaktivitas awal sarna dengan no!. Dengan menggerakkan batangpengendali maka reaktivitas dirubah sesuai dengan fungsi sinus yang merupakan fungsiwaktu.
;0-310-210-1 1 10 102 103 10' 105 lOb
fr~kUVllbi Jctlk-1
Gambar 1. Perubahan amplituda dan fasepada reaktor tanpa pengaruh umpan balik dengan 1= 10 -5 detik
Setelah terjadi perubahan reaktivitas makakerapatan neutron dalam reaktor juga berbentuk sinus dengan harga dasar nO.
n = nO+ b sin (wt + cj» (7)
Dari hubungan b/a dan pergeseran fase cj> yangmerupakan fungsi frekuensi, dapat diketahuibesarnya amplitudo dan sistem fase tersebut,sehingga dapat diketahui kestabilan dari sistern.
//,
,""- ,,,
" I"I
-30°
w-2
Dalam teknik kontrol, garis - garis lurusyang digambarkan dalam diagram Bode (Gambar 1) dapat diartikan sbb:Penurunan penguatan terhadap frekuensi pada frekuensi rendah merupakan hubungan integral. Perubahan amplitudo suatu pengaturintegral dalam diagram Bode dapat dilihat sebagai garis lurus dengan kenaikkan-1.Pengatur diferensial orde satu dalam diagramBode digambarkan sebagai garis horisontaldengan gradien +1. Garis patah-patah padaGambar1 mula-mula turun dengan naiknyafrekuensi. Mula mula besarnya amplitudokonstan dari frekuensi w1 sampai w2, dan disini garis mulai turun lagi. Untuk menampilkan proses ini dalam diagram Bode, makagaris yang dibentuk oleh pengatur integral di-
(6)p = a sin wt
24
Proceedings Seminar Reaktor Nuklir dalum Penelitian Sainsdan Tekrwlogi Menuju Era Tinggal Landas
jumlahkan dengan garis lurus yang dibentukoleh pengatur differensial, dimulai dari frekuensi wl.
Untuk menggambarkan penurunan penguatan pada frekuensi tinggi , harus ditambahkankembali penguatan yang dihasilkan oleh pengatur diferensial. Oleh sebab itu timbul kembaligaris patah-patah dengan sudut tertentu padafrekuensi w2.
Ditinjau dari segi teori kontrol dapat dilihat bahwa reaktor merupakan sistem yangtidak linier. Bila orang akan melihat denganbantuan teori kontrol yang linier maka harusdibuat pendekatan sehingga sistem tersebut dapat dianggap sebagai sistem yang linier. Denganmenganggap bahwa perubahan kerapatanneutron dalam bentuk sinus dengan amplitudoyang kecil dibandingkan dengan nilai dasar,maka masalah ini dapat dianggap sebagailinierisasi.Untuk mengetahui besarnya penguatan makamasukan yang berbentuk reaktivitas p diubah menjadi gelombang yang harmonis. Perhitungan akan menjadi lebih mudah bila gelombang ditulis dalam bentuk bilangan komplekssebagai berikut:
p = ~p eiwt (8)
Karena biasanya reaktor dianggap sebagaifungsi pindah maka oleh gelombang yang harmonis dari suatu gangguan akan mengakibatkan bergelombangnya semua variabellainnya,misalnya kerapatan neutron n atau konsentrasiCiisotop penghasil neutron kasip dengan frekuensi yang sarna seperti pada gangguan.Untuk kedua besaran itu dapat dituliskan :
n = nO+ ~n ejwt (9)
C. = Go + ~C. eiwt (10)1 1 1
Dalam rumus ini pergeseran fase ditulistidak eksplisit.Secara linier, persamaan diatas dapat ditulis :
6
jw~n = (no/l)~p- jw ~ ~Ci (11)i-I
(12)
Dari persamaan ini dapat dituliskan persamaan penguatan hubungan sebab akibat reaktortanpa pengaruh umpan balik.
25
Bandung, 8 -10 Oktober lS'91PPTN - BATAN
6
Fr(w) = ~n/~p = (no/ jw).l/ (1+~ (~i / (Ai + jw)))i-I(13)
~n= amplitudo gelombang harmon is disekitarharga dasar nO~p= perubahan reaktivitas yang kecil, dimanabesarnya amplitudo gelombang harmonis sekitar harga dasar nol.I = umur serentak neutron rata-rata~i = bagian dari neutron kasipAi =konstanta pembelahan isotop penghafiilneutron kasip
..fr~I:i."'.t\'it del.ik-1
Gambar 2. Perubahan amplitudo dan fase pada reaktor tanpa pengaruh umpan balik untuk bermacam-macam umur serentak neutronbahan belah U-235.
~ =jumlah ~i dari ~1 sampai ~6Gambar 2 menunjukkan harga dan pe
nguatan fase (~n/~p)(~/no)bahan belah U-285dalam grafik logaritmis bermacam-maeam harga umur serentak neutron rata-rata.Dalam hal ini dapat dilihat, bahwa reaktor
yang dilinierkan pada frekuensi yang sangatkeeil menunjukkan hubungan integrasi. Hargapada kurva pengatur integral digambarkan sebagai garis lurus dalam grafik logaritmis, yangberjalan dari kiri atas ke kanan bawah. Sedangkan penguatan didasarkan pada kestabilan.
Diagram per!>'amaandasar (kinetika reaktor).
Dengan mempergunakan bahasa yang diperlukan program TUTSIM dan FANSIM makapersamaan di atas dapat diubah menjadi diagram sebagai berikut:
Proceedings Seminar Reaktor Nuklir cktlam Penelitian Sainsdan Teknologi Menuju Era Tinggal Landas
26
Bandung, 8- 10 Oktober 1991PPTN - BATAN
Proceeding8 Seminar Reakwr Nuklir dalwn Penelitian Sainsdan Tekrwlogi Menuju Era Tinggal Landas
Program dengan perangkat /unak TUTSIM dan FANSIM.
Bandung, 8- 10 Okwber 1991PPTN - BA1'AN
Model:40,000E-06
ICON : Umur neutron (detik)0,0000
2 CON : Reaktivitas3DIV
3214MUL
375 DIV
5116MUL
-750,0376710
7INT4611: Neutron (nfcm3)15
192327
31508MUL
752539DIV
8110 MUL
11-520,1973850
11 INT91012 MUL
7545513 DIV
12114 MUL
15-541,7754
15 INT131416 MUL
7565717 DIV
16118 MUL
19-561,5663
19 INT171820 MUL
7585921 DIV
20122 MUL
23-583,1300
23INT212224 MUL
7606125 DIV
24126 MUL
27-600,9100550
27INT252628 MUL
7626329 DIV
28130 MUL
31-620,3315480
31 INT293032 MUL
100510,0000
50 CON : Sumber neutron (nfcm3)0,0084000
51 CON : Neutron lambat0,0124000
52 CON : Konstanta peluruhan277,000E-06
53 CON : Neutron lambat0,0305000
54 CON : Konstanta 'peluruhan0,0018990
55 CON : Neutron lambat0,1110000
56 CON : Konstanta peluruhan0,0016460
57 CON : Neutron lambat0,3010000
58 CON : Konstanta peluruhan0,0033180
59 CON : Neutron lambat1,1400
60 CON : Konstanta peluruhan966,000E-06
61 CON : Neutron lambat3,0100
62 CON : Konstanta peluruhan352,000E-06
63 CON : Neutron lambat
27
Proceedings Seminar Reaktor Nuklir dalcun Penelitian Sainsclan Teknolcgi Menuju Era Tinggal Landas
Bandung, 8- 10 Oktober 1991PPTN-BATAN
0,037671075 CON
76 SUM7-75
77 DIV767
0,0000
79 REL81120120:relay0,0000
80 REL12012082: relay93-0,0500000
81 CON :0,0500000
82 CON Batang pengendali1,0000
90 GAl77 : Batang pengendali0,0000
91 GAl77 :Kp0,0000
92 EUL91 :Ki93 SUM
9092100SUM
27980102 101 TIM0,0500000
102 GAl1040,0000
102 GAl101104 SIN
1030,0000
120CON
HASILDAN DISKUSI
Dari kurva rapat neutron terhadap waktudengan reaktivitas sebagai parameter, terlihatbahwa bilamana reaktivitas diperbesar makakonstanta waktunya makin besar. Hal ini menunjukkan program komputer sebagai simulator beJjalan lebih baik untuk reaktivitas yanglebih besar karena waktu resolusi (sampling)lebih memadai.
Dari kurva tanggapan frekuensi terlihatbllhwa untuk frekuensi di bawah 0,5 Hz terdapat perbedaan penguatan antara sistem reaktor loop terbuka dan sistem reaktor loop tertutup. Ini disebabkan karena pada sistem looptertutup terdapat faktor umpan balik yangmempunyai pengaruh dominan ketika masukanfrekuensi di bawah 0,5 Hz.
Untuk frekuensi di atas 0,5 Hz kedua kurvahnmpir berimpit.
KESIMPULANPada studi awal dari simulasi reaktor de
ngan daya rendah, perangkat lunak TUTSIMdan FANSIM dapat menyelesaikan persamaan
kinetika reaktor titik dengan baik. Hal inidapat dilihat dari diagram respon waktu danrespon frekuensi yang dihasilkan.
28
rI ;lIlIlronIR (a/culnnlll
i.1~11'
I,I I ,~
1.11 iWi\J r I
1- 1i.i!~~ r I
•. u,5.--------
i.iJm:;Ii I .'
..'
,.U~
i
" 1/
!.~~i r . V.I
U4~ .::: n
i.i1~ ( .• -0.1
\ -••__ • _0 c,i,i1i'?m ....• -Iiiil~~ ~U~
~--1-.L..L-L-L-.-..l-L· ,i i%!'i £'Jektu i,l~I
Untuk daya yang lebih tinggi dimana terdapat pengaruh suhu dan racun xenon akanditeliti lebih lanjut pada penelitian yang akandatang.
Proceedings Seminar Reaktor Nuklir dalam Penelitian Sainsdon Tekrwlogi Menuju Era Tinggal Lan-das
Ban-dung, 8 - 10 Oktober 1991PPTN - BA1'AN
DAFfAR PUSTAKA
1. Geoffrey Gordon, Systemsimulation, R.OldenbourgVerlag Munchen & Wien (1972).2. M.A.Schultz, Control of Nuclear Reactors and Power Plans, Mc. Graw-Hill Book Company
Inc. (1961).3. Werner Jentsch, Digitale Simulation Kontinuerlicher Systeme, R. Oldenbourg Verlag
Munchen & Wien (1969).
DISKUSI
Setyadi :Dart presentasi yang anda sampaikan, bahwa daya reaktor 100 mWatt dan dilakukan di Jerman.Apakah andajuga bisa melakukan hal tersebut di PPTN, dan apakah hambatannya.Sudjatmi :Hulah yang kami harapkan. Motor penggerak batang kendali harus dibuat lebih dulu sehinggabatang kendali dapat diperintah oleh komputer.
Budiono :
1. Gambar orang yang ditayangkan - sistem manual, tetapi yang konvensional adalah sistemkontrol otomatis yang menggerakkan P.I, P.LD. dan lain-lain dengan cara analog.2. Bagaimana cara menghubungkan komputer dengan batang kendali ? Apakah sistem kontrolyang menggunakan 2 relai tidak on-off? Bagaimana hubungan P.LD. dengan relai ?3. Respons yang menggunakan kontroler tersebut selalu ada offset, apa benar hasil yangditayangkan? Saudara menggunakan paket program, kemudian buat percobaan, apakah tidaklebih baik dibuktikan dengan perhitungan secara teori respons tersebut ?Sujatmi :2. Dengan melalui interface (AID dan D/A), batang kendali dihubungkan dengan komputer. Padadasarnya P.I.D. berjalan terus tanpa memerlukan ani off atau relai. Tapi disini onl off atau relaidigunakan untuk membatasi kerja P.LD. Untuk gangguan yang sangat kecil (pada batas yangdiberikan untuk on) relai tidak on, sehingga P.LD. tidak berfungsi.3. Benar. Kalau anda berminat untuk membuktikan dengan perhitungan, silahkan !
29