Upload
hakhuong
View
232
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
Proceedings Seminar Reaktnr Nuklir dalam Penelitian Sainsdnn Tekrwlogi Menuju Era Tinggal Landns
Bandung, 8- 10 Oktnber 1991PPTN - BATAN
TRANSMISI NEUTRON OLEH PERAJANG DENGAN CELAHBERBENTUK PARABOLA
R.S. Lasijo, T. Siagian, S.L.M. WattimenaPusat Penelitian Teknik Nuklir - Badan Tenaga Atom Nasional
ABSTRAKTRANSMISI NEUTRON OLEH PERAJANG DENGAN CELAH BERBENTUK
PARABOLA.Suatu perajang berkas partikel untuk neutron dengan celah berbentuk cerutuatau parabola dibahas secara sederhana dengan anggapan bahwa bahan terbuat dari penyerap neutron total atau penyerap sempurna. Perajang dengan rotor yang mempunyaikecepatan sudut tetap menghasilkan lintasan neutron yang berbentuk parabola dalam sistemrotor ini. Dari lintasan yang berbentuk parabola ini dapat dihitung energi cut-off atau energiminimum neutron yang ditransmisikan oleh perajang, energi transmisi dan energi kritis yaituenergi di atas mana semua neutron dapat ditransmisikan. Selanjutnya didapatkan bahwatransmisi neutron oleh perajang tergantung pada ukuran celah, jari-jari rotor, kecepatanputar rotor, dan energi neutron.
ABSTRACTNEUTRON TRANSMISSION BYCHOPPER WITH PARABOLICSLIT. A particle beam
chopper for neutrons with cigar shape or parabolic slit is discussed by simply assuming thatit is made of materials with total or complete neutron absorption. Chopper with constantangular velocity results in parabolic trajectories for neutron with respect to the rotor system.From the parabolic trajectories it can be determined cut-offor minimum energy that neutronscan be transmitted by chopper, transmission energy, and critical energy a.bove which allneutrons can be transmitted. It can be further found out that transmission of neutrons bychopper depends on size of the slit, radius of rotor, rotation of rotor, and energies of neutrons.
PENDAHULUAN
Neutron yang ditemukan oleh Chadwickpada tahun 1932 [1]adalah merupakan partikelyang tidak bermuatan dan merupakan salahsatu komposit yang membentuk inti atom disamping proton. Segera setelah ditemukan,neutron telah menunjukkan sebagai partikelyangserba guna. Karena tidak bermuatan, neutron mudah menembus ke dalam bahan sampaikepada inti atomnya, sehingga neutron dapatdipakai untuk meneliti struktur inti atombahan. Karena neutronjuga mempunyai massayang sangat kecil, sifat gelombangnya mudahdiamati dan dapat dimanfaatkan, antara lainuntuk meneliti struktur kristal bahan, dan karena neutron mempunyai spin intrinsih yangbesarnya maka neutron juga dapat dipakai untuk meneliti struktur magnetik bahan.
Penemuan proses fisi pada tahun 1938 olehHahn dan Strassman [2] menempatkan neutron sebagai partikel yang sangat penting dalampE~mbangkitanenergi. Bahkan dalam proses fusiatau proses termonuklir yang dianggap sebagaisumber energi pada masa yang akan datangperanan neutron tidak dapat diabaikan.
Di sisi lain interaksi neutron dengan bahansulit untuk diramalkan ataupun dianalisis atasdasar teori yang murni. Misalkan tampang lintang suatu reaksi neutron dengan bahan, sangattergantung kepada energi neutron maupun bahannya, bahkan sering walaupun selisih energinya tidak begitu besar telah terjadi perubahanharga yang sangat menyolok. Karena data-dataneutron sangat dibutuhkan di dalam disain,analisis maupun keselamatanyangberhubungan dengan energi nuklir, maka perlu dilakukanpengumpulan data yang banyak dan teliti secara eksperimental. Dalam pengukuran secaraeksperimental yang paling kritis adalah pengukuran energi neutron. Karena neutron tidakbermuatan maka cara yang lazim dipergunakan untuk mengukur energi seperti yang dilakukan terhadap partikel bermuatan denganmenggunakan medan magnit dan nuclear magnetic resona1We (NMR) tidak dapat dilakukan.Salah satu cara yang cukup teliti untuk mengukur energi neutron adalah dengan mengukurwaktu terbang atau time of flight (TOF), yaitumengukur waktu yang diperlukan oleh neutronuntuk menempuh suatu jarak tertentu. Bila
350
Proceedings Seminar Reaktor Nuklir dalam Penelitian Sainsdan Teknologi MenuJu Era Tinggal Landas
Bandung, 8 -10 Oktober 19/J1PPTN - BAT)N
x
x'
y'
y
(2')
(1')x' = x + y' a
y' = - x e + y'
Transformasi inversi dari persamaan (1')dan (2'),yaitu hubungan xy sebagai fungsi darix'y', adalah
Gambar 2. Hubungan sistem koordinat xY'(lab) dan sistem koordinat
Karena celah pada umumnya dibuat berukuran kecil bila dibandingkan dengan ukuranjari-jari rotor R, maka sudut juga berukurankeci!. Untuk sudut yang kecil persamaan (1)dan (2) dapat ditulis
dengan a sudut antara sistem xY' dan sistemxy seperti tertera pada Gambar 2.
x' = x cos a + y sin a (1)
x' = - x sin a + y cos a (2)
dad suatu alat perajang partikel yang berbentuk cerutu seperti terlihat pada Gambar 1.
Rotor yang berjari-jari R berputar pada porosnya dengan kecepatan sudut tetap w. Diameter celah pada kedua tepinya besarnya 81dan padli pusatnya besarnya 82.
Bila sistem laboratorium (lab) dimana neutron bergerak disebut x'y' dan sistem rotor yangberputar disebut xy, dengan pusat kedua sistemkoordinat dipilih terletak pada pusat rotor, maka hubungan antara sistem lab dan sistem rotordapat ditulis
EN ERG I MINIMUM (CUT-OFF)Misalkan sebuah neutron dengan kece
patan v bergerak memasuki celah sebuah rotor
..peraJang saJa.
jarak yang ditempuh L dan waktu yang diperlukan untuk menempuhjarak tersebut t diketahuimaka kecepatannya v dapat ditentukan. Bilakecepatannya diketahui maka energinya dapatdihitung dengan rumus E = 1/2 mv2, dengan m= mass a neutron.
Pengukuran dengan cara TOF ini akanmenjadi lebih sederhana bilamana arus neutronyang diukur berbentuk pulsa. Neutron yang berasal dari reaktor nuklir pada umumnya berupaberkas yang kontinu. 8upaya sumber neutronini menjadi sumber yang berbentuk pulsa makaberkas neutron yang kontinu dilewatkan padasuatu alat yang disebut perajang berkas par-
- tikel (particle beam chopper). Perajang ini dapat bermacam-macam, yang paling banyak dipakai berbentuk silihder yang diberi lubang dandapat diputar pad~ sumbunya. Dengan diputarnya silinder yang berlubang tersebut makajalan partikel akan bergantia9- membuka danmenutup sehingga berkas yang kontinu setelahmelewati perajang akan berbentuk pulsa-pulsa.
Lubang atau celah tempat neutron lewatdapat bermacam-macam bentuknya. Yang paling sederhana adalah yang berbentuk lurus,membuatnya mudah, tetapi dianggap kurangefisien karena transmisinya keci!.Bentuk celahyang lain adalah bentuk parabola atau bentukcerutu. Bentuk parabola ini sesuai denganbentuk lintasan neutron di- dalam sistem rotorperajang yang berputar se- hingga mempunyaiefisiensi yang cukup baik.
Dalam bab-bab berikut akan dibahas perajang berkas neutron dengan celah yang berbentuk cerutu ini dengan anggapan-anggapanyang paling sederhana yaitu berkas neutronyang datang berbentuk berkas neutron yangsejajar, bahan perajang dibuat dari bahan penyerap neutron total, dan lintasan neutron yangdibahas berada di dalam dan di sekitar celah
n V x = x' - y' a (3)
y = x' e + y' (4)
Gambar 1. Gerak sebuah neutron terhadaprotor
Dalam sistem koordinat lab, lintasan neutron berbentuk garis lurus dan dapat dinyatakan sebagai
351
Pmc£edings Seminar Reaktor Nuklir dalwn Penelitian Sainsdan Tekrwlogi Menuju Era Tinggal Landas
Bandung, 8- 10 Oktober 1991PPTN - BATAN
Bila neutron pada waktu melewati ordinat y'
berada pada posisi sudut 80 ' maka pada sa atneutron berada pada posisi x' , posisi sudut 8dapat ditulis
Karena b juga berukuran kecil maka dari persamaan (14) didapat
w2 wb 2 + - > 0 (15)v v
y' = a x' + b
8 = 80 + w x'v
(5)
(6)
w w2-»v v2
(14)
Karena sudut 8 kecil serta sumbu x' dansumbu x dapat dianggap sejajar, maka secaraaproksimasi dapat pula ditulis
w8 = 80 + - xv
Dari persamaan (5) dan (3) diperoleh
x = x' - ( ax' + b ) 8
= x' ( 1 - a ) - b 8
(7)
(8)
Persamaan (15) menunjukkan bahwa lintasanneutron bila dipandang dari sistem celah rotorberupa parabola yang memiliki harga ekstrimberbentuk harga minimum. Jadi neutron yangdalam sistem lab berbentuk lurus (lihat Gambar 3a) maka dalam sistem rotor berbentukparabola dengan titik minimum di tengah rotor(lihat Gambar 3b).
Bila lintasan neutron diambil sejajar dengan sumbu x' maka harga a akan dapat diabaikan terhadap 1 sehingga persamaan (8)dapat ditulis
n
x = x' - b8 (8')Gambar 3a. Sistem lab (xY)
dan membandingkan persamaan (8') denganpersamaan (3) didapat
y' = b (9)
Bila harga-harga x' dan y' dari persamaan(8')dan (9')dimasukkan ke dalam persamaan (4)didapat
n
y = x8 + b02 + b (10)Gambar 3b. Sistem rotor (x y)
Masukkan harga 0 pada persamaan (7) ke dalam persamaan (10), dengan mengabaikanha.rga-harga yang relatif kecil didapat
( w2 W) ( W)
Y = b - + - x2 + 0 1 + 2b - x + b (11)v2 v a V
Persamaan (11) tidak lain adalah persamaansebuah parabola. Kecepatan tangensial rotorpada tepi celah adalah
(12)
vTPada umumnya - < 1 makav
Rw w- « 1 atau -« 1 (13)v v
Bila perputaran rotor dan kecepatan neutron diambil positif maka didapatkan
Gambar 3. Lintasan neutron dalam sistem lab(a) dan sistem rotor (b).
Persamaan parabola secara umum dalamsistem rotor dapat ditulis berbentuk
y =Ax2 +Bx + C (16)
Neutron-neutron yang ditransmisikan adalah neutron-neutron yang dapat melewati celahrotor. Supaya dapat melewati celah neutron harus memiliki kecepatan minimum sedemikianrupa sehingga bila pada waktu memasuki celahneutron berada pada pinggiran celah di A makawaktu keluar berada di pinggiran celah yanglain B (lihat Gambar 4), sedangkan pada waktuberada di tengah-tengah celah neutron beradadi titik terbawah C.
352
Proceedings Seminar Reaktor Nuklir datum Penelitian Sainsdan Tekrwlogi MenuJu Era Tinggal Landas
Gambar 4. Lintasan neutron dengan kecepatan minimum untuk transmisi.
Persamaan (16) dengan syarat-syarat batastersebut di atas akan diperoleh
82 + 81 82 + 81A = _~ ; B = - 2 R ; C = 112 81 (17)
Maka persamaan (16) dapat ditulis
82 + 81 82 + 81y = ~ ~'J x2 - 0 D X + :!,t281 (18)
Membandingkan persamaan (18) denganpersamaan (11)didapat kecepatan minimum
2 w R2
uM= 8 8 (19)2+ 1
sehingga didapat energi minimum atau seringdisebut energi cut-off:
2 m w2 R4Ec=V2mVAf!= 2 (20)
(82+ 81)
Bandung, 8 - 10 Oktober 1.991PPTN - BA7'AN
energi cut-offterhadap f denganjari-jari R 1ClanR2 (=2R1)·
Gambar 5. Plot energi Ec terhadap frekuensipangkat dua.
ENERGI KRITIS
Untuk neutron-neutron yang memilikienergi di atas suatu energi tertentu yang disebut energi kritis Ek ' semuanya akan dapatditran",misikan oleh perajang. Energi kritis initerjadi bila pada waktu memasuki celah neutrontepat berada pada titik A, maka pada waktuberada di tengah celah berada di titik C, danpada waktu meninggalkan celah berada di titikD (lihatGambar 6).
dengan m massa dari neutron.Karena kecepatan sudut dari rotor
w=2nf (21)
dengan f frekuensi atau besarnya putaran rotor, maka energi cut-offbila diplot terhadap (2akan berbentuk garis lurus dengan kemiringan
(22)
Persamaan (22) menunjukkan bahwa jarijari rotor dan lebar celah mempengaruhi kepekaan energi cut-off terhadap perubahan putaran rotor. Gambar 5 menunjukkan plot dari
Gambar 6. Lintasan neutron untuk energikritis.
Bila syarat-syarat batas ini dimasukkan kedalam persamaan (16) akan diperoleh ha-rgaharga:
(23)
353
(30)
(29)
Proceedings Seminar Reaktor Nuklir daJam Penelitian Sainsdan Tekrwlogi Menuju Era Tinggal Landas
Persamaan (16) menjadi
82 - 81 82 - 81y = 2 x2 - p X + ],..281 (24)2R
Membandingkan persamaan (22) dan persamaan (11)didapat keeepatan kritis
2wR2V K = <;: 8 (25). 2 - 1
dan energi kritis
ENERGI TRANSMISI
Di samping energi cut-off dan energi kritisdidefinisikan pula energi transmisi yaitu energiyang berada di antara kedua energi tersebut.8yarat-syarat batas energi transmisi ini adalahbila neutron pada waktu masuk eelah beradapada titik E maka pad a waktu sampai di tengaheelah berada pada titik C, dan pada waktum<:minggalkaneelah berada pada titik tengaheelah F (lihat gambar 7)
c
Bandung, 8 - 10 Oktober 1991PPTN - BATAN
Membandingkan persamaan (2b) denganpersamaan (11)didapat keeepatan transmisi
4wR2vT=
282 - 81
dan energi transmisi
8 m w2 R4E - ----
T - (282 _ 81) 2
TRANSMISI NEUTRON OLEH PERAJANG
Pada pembahasan dalam bab yang terdahulu telah diambil anggapan bahwa bahan rotor terdiri dari penyerap neutron total artinyasemua neutron yang mengenai bahan rotorakan diserap oleh bahan sehingga hanyaneutron-neutron yang tidak menumbuk bahansaja yang dapat ditransmisikan oleh perajang.Anggapan ini tetap dipakai dalam bab ini. Anggapan lain adalah bahwa berkas neutron terdiridari arus neutron yang mempunyai lintasanyang sejajar, jadi semua neutron dalam sistemlab bergerak dalam lintasan yang berupa garislurus dan sejajar satu sarna lain.
Transmisi T(E)yang merupakan fungsi dari energi neutron E oleh perajang yang mempunyai eelah berbentuk eerutu dengan diameter pinggir sebesar 81 dan diameter pusateelah sebesar 82 dapat dinyatakan sebagai berikut [3]:
E 8 2 T 16 _ffl1T ( ) = "3 T 1 - 8 1 + 3" v11untukEc<E<ET
8T (E) = 1 -"3 T1 2 untuk Er<E<EK
dengan
Gambar 7. Lintasan neutron untuk energitransmisi.
T _ - f7"fr wR2 82 - 81-V=--- 12E 81 - 28 1
(31)
c = - 1;281
(27)
Dari syarat-syarat batas ini didapatkan hargaharga A, B, dan C dari persamaan (16), yaitu
282-81 482-381A=----· B=-----4R2' 4R
sehingga persamaan (16)dapat ditulis menjadi
282 - 81 482 - 381Y = ----x2 ------x - 1;2814R2 4R
(28)
PERHITUNGAN DAN PEMBAHASAN
Perhitungan telah dilakukan denganmenggunakan harga-harga sebagai berikut
81 = 0,02 em82 = 0,10 em
R = 15,80 emdan f = 5000 emPlot dari T(E) terhadap energi neutron E tertera pada Gambar 8, dengan EC = 2.48 eV, ET= 4.41 eV dan EK = 5.59 eV.
354
Proceedings Seminar Reciktor Nuklir dalam Penelitian Sainsdan Tekrwlogi Menuju Era Tinggal Landas
T(E)
[
I
I
I
I ---/11,--------- //!./ '
.. - -- - - - _. -;- - : I
. I0.5j ! I
: I
j : :______J__L_L-E(ev)
Gambar 8. Plot transmisi T(E) terhadap energineutron E.
Kurva dengan bentukyang sama telah puladiperoleh untuk perputaran rotor yang berbedayaitu f = 6000,8000, dan 12000rpm, dengan EcET dan EKseperti ditunjukkan dalam Tabel 1. '
Tabel1. Harga-harga Ec ' ETdan EKuntukbeberapa harga f.
f 225050006000800012000
Ec(eV)
0,502,483,576,3514,28ET(eV)
1,104,416,3511,2925,40EK(eV)
1,135,588,0414,2932,15
Untuk celah yang bentuknya tidak tepatberbentuk parabola, misalnya berbentuk seperti pada Gambar 9, maka neutron yang datangnya dekat pada pinggiran celah sebelah bawah,tidak akan dapat ditransmisikan karena diserap oleh bahan, akibatnyajumlah transmisinyaakan lebih kecil.
Sebaliknya bila bahan bukari terbuat daripenyerap neutron total, yang sering disebut penyerap kelabu, maka sebagian neutron yang
DAFTAR PUSTAKA
Bandung, 8 - 10 Oktober W91PPTN - BATAN
Gambar 9. Lintasan neutron dengan celah tidak berbentuk parabola
mengenai bahan rotor masih dapat melewaticelah sehingga intensitas neutron yang ditransmisikan akan lebih besar.
Anggapan penyerap kelabu sebenarnyamendekati keadaan yang sebenarnya karena disini tampang lintang reaksi neutron terhadapbahan harganya berhingga. Tetapi perhitungannya menJadi sangat kompleks karena tampanglintang reaksi sangat tergantung pada energineutron, dan perlu pula diketahui geometri celah yang teliti, demikian juga susunan bahandari rotornya secara terperinci.
KESIMPULAN
Dari pembahasan pada bab yang terdahulutelah ditunjukkan bahwa analisis transmisineutron oleh perajang dengan celah yang berbentuk cerutu menjadi sangat sederhana biladipergunakan anggapan bahwa bahan rotor terbuat dari penyerap total dan lintasan berbentukparabola. Hasilnyapun cukup memadai untukperancangan dan pembuatan suatu perajanguntuk menghasilkan suatu sumber neutr'onyang berbentuk pulsa yang diambil dari reaktornuklir.
1. J. Chadwick, Proc. Roy. Soc. (London), A 136 (1932) 692.2. O. Hahn and F. Strassman, Naturwissenschaften 26(1938)755.
3. Asmussen and H.G. Priesmeyer, Nucl.Instr. and Meth. in Phys. Res. A249(1986)148.
355