Upload
vothuan
View
221
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
Proceedings Seminar Reaktor Nllk/ir do/am Peltditinn Sainsclan Tekrwlogi MenuJu Era 1Ynggal Landas
Bandllng, 8 - 10 Oktober 1991PPTN -BATAN
ADAPTASI PENGUKURAN DOSIS NEUTRON DENGAN CR-39
Sri Widaya tiPusat Teknologi Pengolahan Limbah Radioaktif-Badan Tenaga Atom Nasional
AJBSTRAK
ADAPTASI PENGUKURAN DOSIS NEUTRON DENGAN CR-39. Adaptasi pengukurandosis neutron dengan CR-39 (Allyl diglicol carbonate) telah dilakukan di laboratorium. Tujuanpercobaan ini adalah untuk mendapatkan kepekaan CR-39 terhadap neutron cepat danneutron lambat. Metode etsa yang digunakan adalah etsa elektrokimia. Diperoleh hasil yangmenyatakan bahwa kepekaan CR-39 terhadap neutron cepat sebesar 7 jejak!cm2/mrem,sedangkan kepekaan CR-39 terhadap neutron lambat sebesar 445 jejak/cm2/mrem. Hasilpercobaan ini dapat dipakai se,bagai acuan untuk menghitung dosis setara neutron padaCR-39 yang akan dipakai sebagai dosimeter personil di PPTA Serpong.
ABSTRACT
ADAPTATION OF NEUTRON DOSE MEASUREMENTS USING CR-39. The adpativemethode to measure neutron dose was carried out in this laboratory. This experiment wasrequired to get sensitivity of CR-39 to detect fast and thermal neutron. Electrochemicalecthing methode was used in this experiment. The CR-39 sensitivities obtained were 7tracks/cm2/mrem for thermal neutron. The result shown that the above sensitivity can be usedas a reference for calculation of neutron dose equivalent using Cr-39 and will be used forpersonnel dosimeter at PPTA Serpong.
PENDAHULUANCR-37 (Allyldiglicol carbonate) yang kaya
akan atom C, ° dan H dengan perbandingan1,57 : 1 : 2,57 merupakan dosimeter neutronp.;!rsonilyang saat ini banyak digunakan. CR-39mempunyai keunggulan dibandingkan dosimeter neutron lainnya terutama hal kepekaan danfading (3).
CR-39 jika dikenai neutron cepat akanmenghasilkan proton terpental melalui reaksi(n,p). Proton terpental ini akan membentuk jejak di sepanjang lintasannya. Selain mampumendeteksi neutron cepat, Cr-39 mampu pulamendeteksi neutron lambat melalui radiator.
Li2B407 merupakan radiator yang sering digunakan, jika radiator ini dikenai neutron lambatakan menghasilkan partikel a (alpha) melaluir.;!aksi (n,a), partikel a ini akan membentukjejak di sepanjang lintasannya (4).
Jejak neutron pada CR-39 dapat dilihatsetelah dilakukan etsa (etching). Etsa dapat dilakukansecara kimia maupunelektrokimia. Pada prosedur etsa, temperatur memegang peranan penting. Perubahan temperatur sebesar1°C dapat menyebabkan perubahan kerapatanj4~jaksebesar 3,5% (3).Jika menggunakan beberapa sel elektrolisa secara bersamaan, diperlukan oven yang dilengkapi dengan sirkulasi udara agar temperatur yang melaluinya sarna.Kerapatan jejak dapat dipengaruhi pula oleh
pa--ameter etsa lainnya atau dengan kata laindipengaruhi oleh prosedur etsa yang digunakan.
Dari hasil penelitian menunjukkan bahwauntuk larutan KOH 6 N dan 7N, mempunyaiperbedaan kerapatan jejak yang dapat diabaikan dan diperoleh hasil bahwa ulangan pemakaian larutan KOH untuk etsa menyebabkanpenurunan kerapatan jejak sebesar 1% untuksetiap ulangan. Untuk itu disarankan agar larutan KOH digunakan maksimal5 kali ulangan(3).
Penggunaan kuat medan listrik sebesar 25kVjcm menghasilkan respon CR-39 (jejak/cm2jmrem) relatif datar(±30%) pada energi neutron70 KeV sampai 6 MeV dan lataI' belakangsekitar 10 mrem. Batas energi lebih rendahdapat diperoleh dengan mempertinggi medanlistrik, tetapi hal ini akan memperbesar latarbelakang (2).
Etsa elektrokimia merupakan cara yangtepat untuk mempermudah pengukuran kerapatan jejak pada CR-39 yang luasnya hanyabeberapa cm2. Etsa elektrokimia biasanya didahului dengan pra etsa (etsa kimia) yang terbuktiuntuk mempertinggi efisiensi pengukuranjejakdari proton terpental Griffith dkk, (1980). Etsaelektrokimia tanpa pra etsa akan menghasilkanlatar belakang sekitar 500-1000jejak/cm2• Jikapra etsa diterapkan, lataI' belakang dapat diperkecil sampai 10-100 jejak/cm2. Etsa elektroki-
425
Proceedings Seminar Reaktor Nuklir dalam Penelitian So1nsdan Tekrwlogi Menuju Era Tinggal Landas
mia dapat dilakukan pada temperatur ruang(20°-30°C),kuat medan listrik 15-40KV/cm danfrekuensi 2 - 10 KHz (1,4).
Etsa elektrokimia seperti yang dilakukanoleh CRNL (Chalk River Nuclear Laboratory)pada temperatur 60°C, pra etsa selama 1jam,kuat medan listrik 20 KV/cm, etsa tahap I padafrekuensi rendah (60Hz) selama 5 jam, dilanjutkan dengan etsa tahap II pada frekuensitinggi (2kHz) selama 45 menit menghasilkankepekaan untuk neutron cepat sebesar 6jejak/cm2/mrem, sedangkan kepekaan untukneutron lambat sebesar 400jejak/cm2/mrem (9).Dari penelitian yang dilakukan Hankins dkk(1986), Cr-39 yang disimpan selama 7 bulanpada tempat bertemperatur 40°C mempunyaifading sebesar 18%. Namun jika CR-39 dilindungi terhadap cahaya dan temperatur tinggi,Cr-39 akan stabil dan tidak rusak, sehinggadapat digunakan sebagai dosimeter neutronpersonil dalam periode yang lama (6 bulan)(1,3).
BAHAN DAN TATA KERJA
BahanCR-39 berukuran ; 25 mm x 25 mm x
500~m, larutan KOH 6 N, Teflon Li2B407 berdiameter 9 mm, plastik transparan, sumberneutron (AmBe)Peralatan
Sel elektrolisa, High Voltage EtchingSupply, oven, gelas piala, pipet, microfichereader/mikroskop
Tata kerja1. CR-39 diiradiasi terhadap sumber neutron
cepat pada dosis 10, 18, 25, 50, 100, dan 500mrem.
2. CR-39 diiradiasi terhadap sumber neutronlambat pada dosis 5, 10,25 dan 50 mrem.
3. CR-39 yang telah diiradiasi, dietsa denganetsa elektrokimia yang didahului denganpra etsa sebagai berikut ;
a. Tahap pra etsa :
- CR-39 dimasukkan ke dalam gelas piala kemudian diisi dengan larutan KOH 6 N hingga CR-39 terendam.
- Gelas piala yang telah berisi rendaman Cr-39dimasukkan ke dalam oven bersuhu 60°Cselama 1jam "
- CR-39 dicuci dengan air mengalir hingga bebas dari larutan KOH.
- CR-39 dikeringkan untuk dilanjutkan ke etsatahap I.
Bandung, 8- 10 Oktober 19mPPTN - BATAN
b. Etsa talwp I
- Masukkan Cr-39 ke dalam sel elektrolisa,sertakan CR-39 yang tidak diiradiasi sebagai blanko.
- Sel elektrolisa ditutup rapat, masukkan Inrutan KOH 6 N ke dalamnya hingga CR-39terendam.
- Sel elektrolisa dimasukkan ke dalam ovenbersuhu 60°C
- Sel elektrolisa yang berada di dalam ovendihubungkan ke high voltage etching supply.
- High voltage etching supply dipasang padafrekuensi rendah (low line), diberi kuat mHdan 20 kV/cm (1000 Volt)
- Biarkan selama 5jam, kemudian dilanjutkanke etsa taha p II.
c. Etsa tahap II
- High voltage etching supply dipasang pad aposisi frekuensi tinggi (2kHz)
- Kuat medan sarna seperti etsa tahap I- Biarkan selama 45 menit- Cuci CR-39 dengan air mengalir hingga bebas
dari larutan KOH.- CR-39 dikeringkan4. Jejak neutron yang terdapat pada CR-39
dihi~ung dengan menggunakan microfichereader (perbesaran 41 kali) dan mikroskop(perbesaran 40 kali).
5. kepekaan CR-39 diperoleh dengan menghitungjumlahjejak (jejakyangtelah dikoreID;idengan jejak CR-39 blanko) persatuan luaspersatuan dosis.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil percobaan untuk mengetahuikepekaan CR-39 terhadap neutron cepat danneutron lambat disajikan pada Tabel1 dan 2.
Kepekaan menyatakan jumlah jejak yangtelah dikoreksi terhadap blanko dibagi denganluas CR-39 yang dihitung jejaknya dibagi lagidengan besarnya dosis yang diberikan. dari Tubell dapat dilihat bahwa kepekaan CR-39 terhadap neutron cepat sebesar 7jejak/cm2/mrem,rentang kepekaan 5 sid 8 dan besarnya simpangan 1. Sedangkan dari Tabel 2 diperolehbahwa kepekaan CR-39 terhadap neutronlambat sebesar 445 jejak/cm2/mrem, rentangkepekaan 400 sid 507 dan besarnya simpangan22. Hasil tersebut di atas sedikit berbeda jikadibandingkan dengan hasil yang diperolehCRNL yaitu kepekaan untuk neutron cepat sebesar 6 jejak/cm2/mrem dan kepekaan untukneutron lambat sebesar 400 jejak/cm2/mrem.Hal ini wajar terjadi karena peralatan yangdipakai pada percobaan ini lebih sederhanajika
426
Proceedings Seminar Reaktor Nuklir dalam Penelitian Sa-insdan Tekrwlagi MenuJu Era Tinggal Land.as
Ba~ldllng, 8 - 10 Oktober 1991PPl'N - BAT AN
Gambar 1. Hubungan dosis neutron cepat terhadap jumlah jejakfcm2
Gambar 2. Hubungan dosis neutron lambatterhadap jumlah jejak/cm2
dibandingkan dengan peralatan yang dipakaiGRNLterutama dalam hal perhitunganjumlahjejak.
Hubungan dosis terhadapjumlahjejak persatuan luas yang terjadi disajikan pada Gambar1 dan 2.
~'"Eu
••••·£
,.,5!!"·i•..,
:5-8:7:1
RentangRata-rataSimpangan
DosisLuasJumlahKepekaanNo.
(mremGR-39jejak(jfcm2f(cm2)
(iejak)mrem)45
646
644
646
653
745
6
DosisLuasJumlahKepekaan
No.(mremGR-39jejak(jfcm2f
(cm2)(ieiak)mrem)
1
100,060355
85
84
75
84
75
84
74
72
180,10310511
611
611
612
710
511
612
711
63
250,060968
59
612
810
710
79
69
69
64
500,06020723
824
820
718
623
820
723
819
65
1000,06041743
739
737
642
738
643
737
641
76
5000,01558849
745
6
'J'abel 1. Kepekaan GR-39 terhadap neutroncepat.
427
Proceedings Seminar Reaktor Nuklir dalam Penelitian Sainsdan Tekrwlogi MenuJu Era Tinggal Landas
Tabel2. Kepekaan CR-39terhadap neutronlambat.
No.DosisLuasJumlahKepekaan
(mremCR-39jejakG/cm2/
(cm2)(ieiak)mrem)
1
50,0153141331
41332
42734
45338
50634
45330
40036
48032
4272
100,015. 6442760
40064
42771
47369
46086
50768
45370
46764
4273
250,015170453171
456160
426162
432171
456168
448170
453165
440166
4434
500,0049045088
44089
44585
42592
46091
45596
48083
41587
435
Ba~tdung, 8- 10 Oktober 1991PPTN - BATAN
Dari gambar tersebut terlihat bahwa hubungan dosis terhadap jumlah jejak persatuanluas yang terjadi adalah linier, karena dosisyang diberikan pada percobaan ini bukan merupakan dosis yang tinggi. berdasarkan hafiilpenelitian Griffith (1984) dengan metode etsaelektrokimia, daerah linieritas mencapai 20.000jejak/cm2 dan menurut Chambaudet dkk. (1984)pengukuran dosis akan mulai tidak linier padadosis 20 mSv (2 rem) (1).
Ada beberapa keuntungan dan kerugianjika menggunakan CR-39 sebagai dosimeterpersonil.Keuntungan yang diperoleh antara lain:1. CR-39 peka terhadap neutron cepat maupun
lambat dan tidak peka terhadap ~ dan 1:•
2. Mempunyai respon yang relatif datar padarentang energi yang luas.
3. Fading CR-39 dapat diabaikan sehingga dapat digunakan dalam peri ode pemakaia.nyang cukup lama.
4. Dapat merupakan dokumen dosis yang permanen.
5. Ukuran CR-39 dapat dibuat sesuai keperluan.
6. Dapat dietsa secara elektrokimia maupunkimla.
Kerugiannya antara lain;1. Etsa CR-39 memerlukan waktu cukup lama.2. Latar belakang Cr-39 antara sisi yang satu
dengan sisi yang lain tidak selalu sarna.3. Mudah retak sehingga memerlukan perla
kuan yang hati-hati.
KESIMPULAN
Dari hasH pecobaan diperoleh bahwakepekaan CR-39 terhadap neutron cepatsebesar 7jejak/cm2/mrem, sedangkan kepekaa.nCR-39 terhadap neutron lambat sebesar 445jejak/cm2/mrem. Hasil percobaan ini dapatdipakai sebagai acuan untuk menghitung dosissetara neutron pada CR-39 yang akan dipakaisebagai dosimeter personil di PPTA Serpong.
RentangRata-rataSimpangan
: 400 - 507: 445: 22
DAFTAR PUSTAKA
1. Cross, W.G., Characteristics of track detectors for personnel neutron dosimetry, Chalk RiverNuclear Laboratory, Canada (1985).
2. Cross, W.G., Arneja, A. and lng, H., The response of electrochemically-etched CR-39 to protonof 10 KeV to 3 MeV, Chalk River Nuclear Laboratory, Canada (1985).
428
l'roreedings Seminar Reakwr Nuklir dalam Penelitian SainsdaJ~Tekrwlogi Menuju Era Tinggal Landas
Bandung, 8 - 10 Okwber 1991PPTN - BATAN
8. Hankins Dale, E. et. aI, Personnel neutron dosimetry using electrochemically, California(1986).
4. Harisson, K.G. and Tommasino, L., Damage track detectors for neutron dosimetry II Characteristics of different detection systems, Nuclear Technology Publishing, Italy (1985).
15. Alnajjar, S.AR. et. aI, Electrochemical etching of CR-39 plastic: Applications to radiationdosimetry, Department of physics University of Birmingham, England (1979).
13. Harvey, J.R. et. aI, Thermal neutron detection with a system which utilizes the chemical etchofCR-39, Berkelley Nuclear Laboratories, Berkelley (1987).
7. Durrani, S.A et. aI, Electrochemical etching studies of the CR- 39 plastic, North-HollandPublishing Company (1980).
B. lng, H. and Piesh, Neutron dosimetry in protection radiation, Nuclear Technology Publishing(1985).
9. Cross, W.G. dan Arneja, A, CRNL-Canada (1986), Diskusi pribadi.
DISKUSI
Sudarto:1. Sumber nth dan nr untuk menyinari CR-39 digunakan Am-Be. Angka 5 •••50 mrem untuksumber nth tersebut diperoleh dari hasil pengukuran atau kalkulasi ?2. Hasil data kepekaan : nth = 450 j/cm2/mrem; nr 7 j/cm2/mrem. Bisakan CR-39 ini dikatakanlebih peka terhadap nth? atau nr? mengapa ?Sri Widayati :1. Angka tersebut diperoleh dari hasil kalkulasi. Namun jika dibandingkan dengan hasilpengukuran tidakjauh berbeda.2. CR-39 sebetulnya tidak peka terhadap neutron termal namun jika kita gunakan radiator(Li2B407), ternyata CR-39 mampu mendeteksi neutron lambat dan bahkan lebih peka jikadibandingkan dengan nuetron cepat.Li2B407 jika dikenai neutron lambat akan menghasilkanpart a melalui (n,a). a inilah yang akan membentuk jejak di CR-39. Dari hasil percobaaanternyata CR-39 lebih peka terhadap neutron'lambat dengan catatan dengan menggunakanradia tor.
Wisnu Susetyo :1. Berapa limit deteksi detektor jejak ini ?2. Apakah detektor ini dapat digunakan untuk mendeteksi ada atau tidaknya produksi neutrondalam percobaan fusi dingin ( Pons-F leischmann ). Mohon tanggapan/ saran.Sri Widayati:1. Untuk CR-39 terhadap neutron cepat, batas deteksi = 9 mrem, dan untuk neutron lambat,batas deteksi = 0,5 mrem.2. Secara teori bisa, dan sebaiknya dicoba.
429