13
PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS (P3N) KEPERAWATAN KESEHATAN KOMUNITAS, KELUARGA & GERONTIK MAHASISWA PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS AIRLANGGA DI RW VIII KEL. MOJO KECAMATAN GUBENG KOTA SURABAYA Tanggal 07 Juni – 24 Juli 2010 TAHUN AKADEMIK 2009/2010 SATUAN ACARA PENGAJARAN (SAP) PENYULUHAN KESEHATAN Hari, tanggal : Tempat : Balai RW VIII Kelurahan Mojo Kec. Gubeng Surabaya Waktu pertemuan : WIB Sasaran : Anak Usia Sekolah warga RW VIII Kelurahan Mojo Kec. Gubeng Surabaya. Materi : Penyuluhan Diare I. Tujuan 1) Tujuan Instruksional Umum (TIU) Setelah dilakukan penyuluhan tentang penyuluhan diare anak usia sekolah di RW 8 Kelurahan Mojo dapat mengerti dan memahami apa penyebab diare dan bagaimana pencegahannya. 2) Tujuan Instruksional Khusus (TIK) Setelah mendapat penyuluhan anak-anak dapat: 1. Anak mengerti pengertian diare 2. Anak mengerti tentang penyebab diare 3. Anak mengerti tentang gejala-gejala diare 4. Anak mengerti tentang bagaimana pencegahan diare

SAP Diare

Embed Size (px)

DESCRIPTION

sap DIARE

Citation preview

Page 1: SAP Diare

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS (P3N) KEPERAWATAN KESEHATAN KOMUNITAS, KELUARGA &

GERONTIKMAHASISWA PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS AIRLANGGA DI RW VIII KEL. MOJO KECAMATAN GUBENG KOTA SURABAYA

Tanggal 07 Juni – 24 Juli 2010TAHUN AKADEMIK 2009/2010

SATUAN ACARA PENGAJARAN (SAP)

PENYULUHAN KESEHATAN

Hari, tanggal :

Tempat : Balai RW VIII Kelurahan Mojo Kec. Gubeng

Surabaya

Waktu pertemuan : WIB

Sasaran : Anak Usia Sekolah warga RW VIII Kelurahan Mojo

Kec. Gubeng Surabaya.

Materi : Penyuluhan Diare

I. Tujuan

1) Tujuan Instruksional Umum (TIU)

Setelah dilakukan penyuluhan tentang penyuluhan diare anak usia

sekolah di RW 8 Kelurahan Mojo dapat mengerti dan memahami apa

penyebab diare dan bagaimana pencegahannya.

2) Tujuan Instruksional Khusus (TIK)

Setelah mendapat penyuluhan anak-anak dapat:

1. Anak mengerti pengertian diare

2. Anak mengerti tentang penyebab diare

3. Anak mengerti tentang gejala-gejala diare

4. Anak mengerti tentang bagaimana pencegahan diare

II. Sasaran : Anak Usia Sekolah warga RW VIII Kelurahan Mojo

Kec. Gubeng Surabaya.

III. Materi Pembelajaran

1. Pokok Bahasan : Penyuluhan Diare

2. Sub Pokok Bahasan :

a. Pengertian diare

b. Penyebab diare

Page 2: SAP Diare

c. Gejala-gejala diare

d. Pencegahan diare

IV. Metode Pembelajaran

1. Ceramah

2. Diskusi

V. Setting

1) Setting Waktu

Tahap Waktu Kegiatan Penyuluh Kegiatan Peserta

Pendahuluan

(50 menit)Mempersiapkan peserta, alat, tempat dan pemateri oleh tim.

-

Pelaksanaan

(20 menit) Pembukaan acara oleh moderator.

Mengikuti pembukaan dengan antusias

(40 menit) Penyampaian materi oleh penyaji:

a. Pengertian diareb. Penyebab diarec. Gejala-gejala diared. Pencegahan diare

Peserta mengikuti sesi penyampaian materi dengan antusias

(30 menit)Sesi diskusi oleh fasilitator

Peserta dapat mengajukan pertanyaan dan timbal balik dengan moderator

(10 menit) Penutup -

2) Setting Tempat

Keterangan :

= Anak usia sekolah = observer

= Pemateri = Moderator

= Fasilitator

Kemudian Diskusi

Page 3: SAP Diare

Keterangan :

= Anak sekolah

= Moderator = Fasilitator

= Observer

VI. Media

a. LCD

b. Laptop

c. Leaflet

VII. Pengorganisasian

PJ Kegiatan : Wardatur Rahmah, S. Kep

Penyaji : Khoirul Nisak, S.Kep

Moderator : Endah P, S.Kep

Observer : Dwi Budi H, S. Kep

Fasilitator : 1)Yevi D L, S. Kep

2) Laila Isna, S. Kep

3) Ratu Izza U, S.Kep

4) Cory Castela, S.Kep

5) Tria Anisa, S.Kep

6) Sholihatul M, S.Kep

7) Diana Rachmania, S.Kep

8) Windi Arie C, S.Kep

9) Reny Fitriyah Y, S.Kep

10) Joko I, S.Kep

11) Awalin A, S.Kep

12) Putri P, S.Kep

13)

Page 4: SAP Diare

Humas : Aang Kunaifi, S.Kep

VIII. Kriteria Evaluasi

1) Evaluasi struktur

1. Kesiapan POA

2. Kesiapan media dan tempat

3. Peserta yang hadir minimal 70% dari jumlah undangan

4. Pengorganisasian dilakukan 1 hari sebelumnya.

2) Evaluasi proses

1. Kegiatan dilaksanakan sesuai dengan waktunya

2. Peserta antusias terhadap penjelasan tentang materi diare

3. Peserta tidak meninggalkan tempat sebelum kegiatan selesai

3) Evaluasi hasil

Peserta mampu mengerti dan memahami :

1. Pengertian diare

2. Penyebab diare

3. Gejala-gejala diare

4. Pencegahan diare

Surabaya, 13 Juni 2010

Materi Penyuluhan

DIARE

MengetahuiPJMK Keperawatan Kesehatan Komunitas

Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Keperawatan Universitas Airlangga Surabaya

Mahfudli, S.Kep. NsNIK : 139 040 679

PJ Kelompok,

Ni Luh Putu Dewi P., S. KepNIM. 130931040

PJ Kegiatan,

Wardatur Rahmah., S. KepNIM. 130931005

Page 5: SAP Diare

KONSEP MEDIS

A. Pengertian

Beberapa pengertian diare:1. Diare adalah buang air besar (defekasi) dengan tinja berbentuk cairan atau

setengah cairan, dengan demikian kandungan air pada tinja lebih banyak

dari keadaan normal yakni 100-200 ml sekali defekasi (Hendarwanto,

1999).

2. Menurut WHO (1980) diare adalah buang air besar encer atau cair lebih dari

tiga kali sehari.

3. Diare ialah keadaan frekuensi buang air besar lebih dari 4 kali pada bayi dan

lebih dari 3 kali pada anak dengan konsistensi feses encer, dapat berwarna

hijau atau dapat bercampur lendir dan darah (Ngastiyah, 1997).

Anak usia TODDLER adalah anak usia antara 1 sampai 3 tahun (Donna L. Wong)

B. Penyebab

1. Faktor infeksi

b. Infeksi enteral; infeksi saluran pencernaan yang

merupakan penyebab utama diare pada anak, meliputi infeksi bakteri (Vibrio,

E. coli, Salmonella, Shigella, Campylobacter, Yersinia, Aeromonas, dsb),

infeksi virus (Enterovirus, Adenovirus, Rotavirus, Astrovirus, dll), infeksi

parasit (E. hystolytica, G.lamblia, T. hominis) dan jamur (C. albicans).

c. Infeksi parenteral; merupakan infeksi di luar

sistem pencernaan yang dapat menimbulkan diare seperti: otitis media akut,

tonsilitis, bronkopneumonia, ensefalitis dan sebagainya.

2. Faktor Malabsorbsi

Malabsorbsi karbohidrat: disakarida (intoleransi laktosa, maltosa dan

sukrosa), monosakarida (intoleransi glukosa, fruktosa dan galaktosa).

Intoleransi laktosa merupakan penyebab diare yang terpenting pada bayi dan

anak. Di samping itu dapat pula terjadi malabsorbsi lemak dan protein.

3. Faktor Makanan:

Diare dapat terjadi karena mengkonsumsi makanan basi, beracun dan alergi

terhadap jenis makanan tertentu.

4. Faktor Psikologis

Diare dapat terjadi karena faktor psikologis (rasa takut dan cemas), jarang

terjadi tetapi dapat ditemukan pada anak yang lebih besar.

C. Patofisiologi

Page 6: SAP Diare

Mekanisme dasar yang menyebabkan timbulnya diare ialah:

1. Gangguan osmotik

Adanya makanan atau zat yang tidak dapat diserap akan menyebabkan

tekanan osmotik dalam lumen usus meningkat sehingga terjadi pergeseran

air dan elektroloit ke dalam lumen usus. Isi rongga usus yang berlebihan

akan merangsang usus untuk mengeluarkannya sehingga timbul diare.

2. Gangguan sekresi

Akibat rangsangan tertentu (misalnya toksin) pada dinding usus akan terjadi

peningklatan sekresi, air dan elektrolit ke dalam lumen usus dan selanjutnya

timbul diare kerena peningkatan isi lumen usus.

3. Gangguan motilitas usus

Hiperperistaltik akan menyebabkan berkurangnya kesempatan usus untuk

menyerap makanan sehingga timbul diare. Sebaliknya bila peristaltik usus

menurun akan mengakibatkan bakteri tumbuh berlebihan, selanjutnya dapat

timbul diare pula.

D. Manifestasi Klinis

Mula-mula anak cengeng, gelisah, suhu tubuh meningkat, napsu makan

berkurang kemudian timbul diare. Tinja mungkin disertai lendir dan atau darah.

Warna tinja makin lama berubah kehijauan karena bercampur dengan empedu.

Daerah anus dan sekitarnya timbul luka lecet karena sering defekasi dan tinja yang

asam akibat laktosa yang tidak diabsorbsi usus selama diare.

Gejala muntah dapat timbul sebelum atau selama diare dan dapat disebabkan

karena lambung turut meradang atau akibat gangguan keseimbangan asam basa dan

elektrolit. Bila kehilangan cairan terus berlangsung tanpa penggantian yang memadai,

gejala dehidrasi mulai tampak yaitu: berat badan menurun, turgor kulit berkurang,

mata dan ubun-ubun besar cekung (pada bayi), selaput lendir bibir dan mulut serta

kulit kering.

Page 7: SAP Diare

Bila dehidrasi terus berlanjut dapat terjadi renjatan hipovolemik dengan gejala

denyut jantung menjadi cepat, denyut nadi cepat dan lemah bahkan tidak teraba,

tekanan darah menurun, klien tampak lemah dengan kesadaran menurun. Karena

kekurangan cairan, diuresis berkurang (oliguria sampai anuria). Bila terjadi asidosis

metabolik klien akan tampak pucat, pernapasan cepat dan dalam (pernapasan

Kussmaul).

E. Prinsip Penatalaksanaan

Penatalaksanaan diare akut pada anak:

1. Rehidrasi sebagai prioritas utama terapi.

Ada 4 hal yang penting diperhatikan agar dapat memberikan rehidrasi yang

cepat dan akurat, yaitu:

1) Jenis cairan yang hendak digunakan.

Pada saat ini cairan Ringer Laktat merupakan cairan pilihan karena

tersedia cukup banyak di pasaran meskipun jumlah kaliumnya rendah bila

dibandingkan dengan kadar kalium tinja. Bila RL tidak tersedia dapat

diberiakn NaCl isotonik (0,9%) yang sebaiknya ditambahkan dengan 1 ampul

Nabik 7,5% 50 ml pada setiap satu liter NaCl isotonik. Pada keadaan diare

akut awal yang ringan dapat diberikan cairan oralit untuk mencegah dehidrasi

dengan segala akibatnya.

2) Jumlah cairan yang hendak diberikan.

Pada prinsipnya jumlah cairan pengganti yang hendak diberikan harus

sesuai dengan jumlah cairan yang keluar dari badan. Jumlah kehilangan cairan

dari badan dapat dihitung dengan cara/rumus:

1) Mengukur BJ Plasma

Kebutuhan cairan dihitung dengan rumus:

BJ Plasma – 1,025

---------------------- x BB x 4 ml

0,001

Page 8: SAP Diare

2) Metode Pierce

Berdasarkan keadaan klinis, yakni:

a. diare ringan, kebutuhan cairan = 5% x kg BB

b. diare sedang, kebutuhan cairan = 8% x kg BB

c. diare ringan, kebutuhan cairan = 10% x kg BB

3) Metode Perbandingan BB dan Umur

BB (kg) Umur PWL NWL CWL

Total

Kehilangan

Cairan

< 3

3-10

10-15

15-25

< 1 bln

1 bln-2 thn

2-5 thn

5-10 thn

150

125

100

080

125

100

080

025

25

25

25

25

300

250

205

130

Sumber: Ngastiyah (1997)

Keterangan:

PWL : Previus Water Lose (ml/kgBB) = cairan muntah

NWL : Normal Water Lose (ml/kgBB) = cairan diuresis,

penguapan, pernapasan

CWL: Concomitant Water Lose (ml/KgBB) = cairan diare dan muntah

yang terus menerus

2. Dietetik

Untuk mencegah kekurangan nutrisi, diet pada anak diare harus tetap

dipertahankan yang meliputi:

1) Susu (ASI atau PASI rendah laktosa)

2) Makanan setengah padat atau makanan padat (nasi tim)

3. Obat-obatan

Obat-obatan yang diberikan pada anak diare adalah:

Page 9: SAP Diare

1) Obat anti sekresi (asetosal, klorpromazin)

2) Obat spasmolitik (papaverin, ekstrakbelladone)

3) Antibiotik (diberikan bila penyebab infeksi telah diidentifikasi)