26
Satuan Acara Pembelajaran ( SAP ) Pokok Bahasan : Penyakit Sistem Pencernaan Sub Pokok Bahasan : Diare Sasaran : Keluarga Pasien Tempat : Ruang H, RSUD Dr. Soedarso Pontianak Tanggal : 08 Oktober 2015 Waktu : 1 x 30 menit A. Tujuan 1. Tujuan Instruksional Umum (TIU) Setelah mengikuti program penyuluhan selama 1 x 30 menit, keluarga klien di Ruang H dapat memahami tentang penyakit diare. 2. Tujuan Instruksional Khusus (TIK) 1

SAP Diare Pada Orang Dewasa

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Satuan Acara Pembelajaran Diare pada Pasien Dewasa

Citation preview

Page 1: SAP Diare Pada Orang Dewasa

Satuan Acara Pembelajaran

( SAP )

Pokok Bahasan : Penyakit Sistem Pencernaan

Sub Pokok Bahasan : Diare

Sasaran : Keluarga Pasien

Tempat : Ruang H, RSUD Dr. Soedarso Pontianak

Tanggal : 08 Oktober 2015

Waktu : 1 x 30 menit

A. Tujuan

1. Tujuan Instruksional Umum (TIU)

Setelah mengikuti program penyuluhan selama 1 x 30 menit, keluarga klien

di Ruang H dapat memahami tentang penyakit diare.

2. Tujuan Instruksional Khusus (TIK)

Setelah mengikuti program penyuluhan selama 1 x 30 menit keluarga klien

diharapkan dapat :

a. Menyebutkan pengertian diare dengan baik

b. Menyebutkan penyebab terjadinya diare

c. Menyebutkan tanda dan gejala penyakit diare dengan benar

d. Menyebutkan bahaya penyakit diare dan cara pencegahan diare

1

Page 2: SAP Diare Pada Orang Dewasa

B. Materi Penyuluhan

Adapun materi yang akan disampaikan pada penyuluhan ini yakni :

1. Pengertian Diare

2. Penyebab Diare

3. Tanda dan Gejala Diare

4. Bahaya Diare

5. Pencegahan Diare

6. Cara Membuat Larutan Oralit dan Gula Garam

C. Kegiatan Penyuluhan

1. Pra kegiatan

Pembukaan selama 5 menit

a) mengucapkan salam

b) memperkenalkan diri

c) mengkondisikan keluarga klien lebih berkonsentrasi

2. Kegiatan inti selama 15 menit

a) Perawat menyampaikan materi

b) Sasaran menyimak materi

c) Sasaran mengajukan pertanyaan

d) Perawat menjawab pertanyaan

2

Page 3: SAP Diare Pada Orang Dewasa

3. Kegiatan penutup selama 10 menit

a) Melakukan evaluasi dengan memberikan pertanyaan secara lisan

b) Menyimpulkan materi bersama dengan sasaran

c) Memberi salam penutup

D. Metode

1. Ceramah

2. Diskusi dan demonstrasi

E. Sarana Penyuluhan

1. Media

a) Penyuluhan secara lisan dengan alat peraga flipchart

b) Alat untuk demonstrasi pembuatan larutan untuk diare

c) Leaflet

F. Evaluasi

1. Prosedur : Post tes

2. Jenis Tes : Pertanyaan lisan

3. Butir soal :

a. Apa yang disebut dengan Diare ?

b. Sebutkan penyebab terjadinya diare ?

c. Sebutkan tanda dan gejala penyakit diare ?

3

Page 4: SAP Diare Pada Orang Dewasa

d. Sebutkan bahaya diare ?

e. Sebutkan cara pencegahan diare ?

f. Sebutkan cara menangani diare di rumah ?

g. Bagaimana cara membuat pembuatan larutan gula garam ?

4

Page 5: SAP Diare Pada Orang Dewasa

Lampiran 1

KONSEP DASAR DIARE

A. Pengertian

Gastroenteritis atau diare diartikan sebagai buang air besar yang tidak normal

atau bentuk tinja yang encer dengan frekwensi yang lebih banyak dari biasanya

(Mansjoer Arief dkk, 2000). Diare adalah buang air besar encer atau cair lebih dari

tiga kali sehari (WHO,1980). Menurut Suradi & Rita (2001), diare diartikan

sebagai suatu keadaan dimana terjadinya kehilangan cairan dan elektrolit secara

berlebihan yang terjadi karena frekuensi buang air besar satu kali atau lebih

dengan bentuk encer atau cair.

Jadi diare dapat diartikan suatu kondisi, buang air besar yang tidak normal

yaitu lebih dari 3 kali sehari dengan konsistensi tinja yang encer dapat disertai atau

tanpa disertai darah atau lendir sebagai akibat dari terjadinya proses inflamasi pada

lambung atau usus.

B. Klasifikasi

1. Diare Akut

Diare akut adalah buang air besar dengan frekuensi yang meningkat dari

biasannya atau lebih dari tiga kali sehari dengan konsistensi tinja yang lebih

lembek atau cair dan bersifat mendadak datangnnya serta belangsungnya dalam

waktu seminggu (Marcellus Simadibrata, 2009). Diare akut adalah diare yang

awalnya mendadak dan berlangsung singkat, dalam beberapa jam atau hari dan

berlangsung dalam waktu kurang dari 2 minggu , dan disebut diare persisten.

Diare akut adalah diare yang serangan nya tiba –tiba dan berlangsung dari 14

hari diare akut infeksi diklasifikasikan secara klinis menjadi ( lusiana, 2010 ) :

a. Diare non inflamasi,diare ini disebabkan oleh eteroktosin dan menyebabkan

diare cair dengan volume yang besar tanpa lendir dan darah.keluhan

5

Page 6: SAP Diare Pada Orang Dewasa

abdomen jarang terjadi atau bahkan tidak ada sama sekali. Dehidrasi cepat

terjadi apabila tidak mendapat kan cairan pengganti . Tidak di temukan

likosit pada pemeriksaan feses rutin.

b. Diare inflamasi di sebabkan bakteri pengeluaran sitotoksin di kolon,gejala

klinis mulas sampai nyeri seperti kolik,mual,muntah,demam,tenesmus,gejala

dan tanda dehidrasi.secara makroskopis terdapat lendir dan darah pada

pemeriksaan feses rutin.

2. Diare Kronik

Kondisi dimana terjadi peningkatan frekuensi BAB dan peningkatan

konsistensi cair dengan durasi 14 hari atau lebih ( Wholey & Wong's, 1994).

Diare kronik yaitu diare yang berlangsung lebih dari 14 hari. Mekanisme tarjadi

nya diare yang kronik dapat di bagi menjadi diare sekresi, diare osmotik, diare

aksudatif dan gangguan mutilitas ( Lusiana, 2010 ).

a. Diare sekreasi, diare dengan volume feses banyak biasanya di sebabkan oleh

gangguan transpot elektrolit akibat peningkatan produksi dan dan sekresi air

dan elektrolit namun kemampuan absorbsi mukosa usus kedalam lumen usus

menurun. penyebabnya dalah toksin bakteri (seperti toksin kolera),pengaruh

garam empedu,asam lemak rantai pendek,laksatif non osmotic dan hormon

intenstinal (gastrin vasoactive intestinal polypeptide)

b. Diare osmotic,terjadi bila terdapat partikel yang tidak dapat diapsorpasi

sehingga osmolitas lume meningkat dan air tertarik dari plasma ke usus

sehingga terjadi diare. Sebagai contoh malabsorpasi karbohidrat akibat

defisiensi laktase atau akibat garam magnesium.

c. Diare eksudatif inflamasi akan akan mengakibat kan mukosa baik usus halus

mau pun usus besar.

d. Kelompok lain adalah akibat gangguan motilitas yang mengakibat kan waktu

transit makan/minum di usus menjadi lebih cepat.pada kondisi

6

Page 7: SAP Diare Pada Orang Dewasa

tirotoksikosis,sindroma usus iri tabel atau diabetes melitus dapat muncul

diare ini.

C. Etiologi

Lebih dari 90% diare akut disebabkan karena infeksi, sedangkan sekitar 10%

karena sebeb-sebab lain (Marcellus Simadibrata, 2009).

1. Diare karena infeksi dapat ditimbulkan oleh:

a. Bakteri : Escherichia coli, salmonella tyhpi, salmonella tyhpi a/b/c,

salmonella spp, shigella dysentriae, shigella flexneri, vibriocholerae 01 dan

0139, vibrio cholerae non 01, vebrio parachemolyticus,

clostridiumperfringens, campylobacter (helicobacter) jejuni,

staphlyyococcus spp, stereptococcus spp, yersinia instestinalis, coccidosis.

b. Parasit, protozoa : Entamoeba hystolitica, giardia lamblia, trichomonas

homonis, isospora sp, cacing : A. lumbricoides, A. Duodenale, N.

Americanus, T. trichiura, O. vermicularis S. stercolaris, T. Saginata, T.

Sollium.

c. Virus: Rotavirus, Adenovirus, norwalk virus.

2. Faktor Malabsorpsi

a. Malabsorpsi karbohidrat: disakarida (intoleransi laktosa, maltosa dan

sukrosa): monosakarida (intoleransi glukosa, fruktosa dan galaktosa). Pada

bayi dan anak yang terpenting dan tersering adalah intoleransi laktosa.

b. Malabsorpsi lemak

c. Malabsorpsi protein

3. Faktor Makanan

Makanan basi, beracun, alergi terhadap makanan.

7

Page 8: SAP Diare Pada Orang Dewasa

4. Faktor Psikologis

Rasa takut dan cemas (jarang, tetapi dapat terjadi pada anak yang lebih besar)

D. Manifestasi Klinis

Penularan diare akut karena infeksi melalui transmisi fekaloral langsung dari

penderita diare atau melalui makanan / minuman yang terkontaminasi bakteri

patogen yang berasal dari tinja manusia / hewan atau bahan muntahan penderita.

Penularan dapat juga berupa transmisi dari manusia ke manusia melalui udara

(droples infection) misaalnya Rotavirus, atau melalui aktifitas seksual kontak oral-

genital atau oral-anal.

Diare akut karena infeksi bakteri yang mengandung / memproduksi toksin

akan menyababkan diare sekretorik (watery diarhhea) dengan gejala-gejala mual ,

muntah, dengan atau tanpa demam yang umumnya ringan, disertai atau tanpa nyeri

/ kejang perut, dengan feses lembek / cair. Umumnya gejala diare sekretorik

timbul dalam beberapa jam setelah makan . minuman yang terkontaminasi.

Diare sekretorik (watery diarhhea) yang berlangsung beberapa waktu tanpa

penanggulangan medis yang adekuat dapat menyebabkan kematian karena

kekurangan cairan yang mengakibatkan renjatan hipovolemik atau karena

gangguan biokimiawi berupa asidosis metabolic yang lanjut. Karena kehilangan

cairan seseorang akan merasa haus, berat badan berkurang, mata menjadi cekung,

lidah kering, tulang pipi menonjolm, turgor kulit menurun serta suara menjadi

serak. Keluhan dan gejala ini disebabkan deplesi air yang isotomik.

Sedangkan kehilangan bikarbonas dan asam karbonas berkurang yang

mengakibatkan penuruna pH darah. Penurunan ini akan merangsang pusat

pernapasan sehingga frekuensi nafas lebihb cepat dan lebih dalam (pernafasan

kussmaul). Reaksi ini adalah usaha badan untuk mengeluarkan asam karbonas agar

pH darah dapat kembali normal. Gangguan kardiovaskular pada tahap

hipovolemik yang berat dapat berupa renjatan dengan tanda-tanda denyut nadi

cepat (>120/menit), tekanan darah menurun sampai tidak terukur. Pasien mulai

8

Page 9: SAP Diare Pada Orang Dewasa

gelisah muka pucat ujung-ujung ektremitas dingin dan kadang sianosis karena

kehilangan kalium pada diare akut juga dapat timbul aritmia jantung.

Penurunan tekanan darah akan menyebabkan perfusi ginjal menurun dengan

sangat dan akan timbul anuria. Bila keadaaan ini tidak segera diatasi akan timbul

penyuit berupa nekrosis tubulus ginjal akut, yang dapat mengakibatkan gagal

ginjal akut.

Sedangkan keadaan asidosis metabolic menjadi lebih berat, akan terjadi

kepincangan pada pembagian darah dengan pemusatan darah yang lebih banyak

dalam sirkulasi paru-paru. Observasi ini penting sekali karena dapat menyebabkan

edema paru pada pasien yang menerima rehidrasi cairan intravena tanpa alkali.

Pada diare akut karena infeksi, dugaan terhadap bakteri penyebab dapat

diperkirakan berdasarkan anamesis makanan / minuman daalam beberapa jam /

hari terakhir dan anamesis observasi bentuk diare.

Yersinia dapat menginfasi mukosa ileum terminalis dan kolon bagian

proksimal, dengan nyeri abdomen disertai nyeri tekan di regio titik Mc. Burney

dengan gejala seperti Apendisitis akut.

Diare akut karena infeksi dapat disertai gejala-gejala sistemik lainnya, seperti

Reiter’s syndrome (arthritis, uretritis, konjungtivitis) yang dapat disebabkan oleh

Salmonella, Campylobacter, Shigella, dan Yersinia. Shigella dapat menyebabkan

hemolytic-uremic syndrome. Diare akut dapat juga sebagai gejala utama beberapa

infeki sistemik antara lain hepatitis virus akut, lesteriosis, legionellosis, dan toksik

renjatan sindrom (Marcellus Simadibrata, 2009).

Dapat disimpulkan manifestasi klinis diare adalah :

a. Mual

b. Muntah

c. Demam

d. Nyeri pada abdomen

e. Lemah

f. Kulit kering/ turgor kulit tidak elastis

9

Page 10: SAP Diare Pada Orang Dewasa

E. Patofisiologi

Diare yang diakibatkan oleh infeksi (virus, bakteri, parasit) akan

menyebabkan reaksi inflamasi. Dari reaksi inflamasi tersebut menyebabkan

peningkatan sekresi cairan dan elektrolit. Peningkatan sekresi cairan dan elektrolit

menyebabkan isi rongga usus meningkat dan terjadilah diare

Diare yang diakibatkan oleh malabsorbsi makanan di usus menyebabkan

tekanan osmotik meningkat yang mengakibatkan pergeseran cairan dan elektrolit

ke rongga usus. pergeseran cairan dan elektrolit ke rongga usus mengakibatkan isi

rongga usus meningkat dan terjadilah diare.

Diare yang diakibatkan oleh makanan beracun mengakibatkan terjadinya

gangguan mortilitas usus. Gangguan mortilitas usus terbagi menjadi 2 yaitu

hipermortilitas dan hipomortilitas. Hipermortilitas menyebabkan sekresi air dan

elektrolit. Dari peningkatan sekresi air dan elektrolit menyebabkan terjadinya

diare. Sedangkan hipomortilitas menyebabkan bakteri tumbuh secara signifikan

sehingga terjadi diare.

Diare dapat menyebabkan dehidrasi. Dehidrasi adalah suatu kondisi diamana

tubuh kehilangan cairan dan elektrolit. Akibat dari dehidrasi adalah penurunan

volume cairan yang menyebabkan turgor kulit tidak elastis sehingga diagnosa yang

dapat diangkat adalah defisit volume cairan dan elektrolit. Jika terus berlanjut

maka dapat menyebabkan syok hipovolemik. Selain penurunan volume cairan dan

elektrolit akibat dari kehilangan cairan dan elektrolit juga dapat menyebabkan

kehilangan Na,K,HCO2 dan terjadi asidosis metabolik. Proses asidosis metabolik

menyebabkan pernafasan kusmul. Akibat dari respon tersebut maka terjadi

pelepasan aldosteron. Fungsi dari aldosteron reabsorbsi Na dalam ginjal sehingga

produksi urine menurun yang menyebabkan terjadinya gagal ginjal.

10

Page 11: SAP Diare Pada Orang Dewasa

Infeksi (Virus, Bakteri, Parasit

Reaksi inflamasi

Malabsorbsi makanan di usus

Sekresi cairan dan elektrolit

Makanan beracun

Pergeseran cairan dan elektrolit ke rongga usus

Tekanan osmotik

Gangguan mortilitas usus

Faktor psikologis

Rangsang saraf parasimpatis

Isi rongga usus

hipermotilitas hipomortilitas

dehidrasi

Sekresi air dan elektrolit Bakteri tumbuh SS

DIARE Kurangnya pengetahuan

Kerusakan mukosa usus

Defekasi sering Output berlebih

Penururnan vol cairan ekstra sel

Tubuh kehilangan cairan dan elektrolit

Pelepasan aldosteron

Penururnan cairan intertitili

Kehilangan Na,K,HCO2

nyeri

Turgor kulit

Asidosis metabolik

Defisit vol cairan dan elektrolit

Pernafasan kusmul

Reabsorbsi Na dalam ginjal

Produksi urine

Resiko gangguan integritas kulit

Iritasi kulit

Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

Absorbsi berkurang

Hipoksia, sianosis akral dingin

Perfusi jaringan menurun

Gangguan sirkulasi

Pembagian darah tidak merata

Gelisah, TD turun

Shock hipovolemik

Gagal ginjal

11

Page 12: SAP Diare Pada Orang Dewasa

F. Komplikasi

Menurut ( Inayah, 2004 ) ada beberapa komplikasi dari diare yaitu :

1. Dehidrasi

Dehidrasi terjadi akibat banyaknya cairan yang dikeluarkan sehingga

menyebabkan feces menjadi encer. Cairan yang seharusnya dapat diserap oleh

usus untuk tubuh, tetapi pada kondisi diare tidak dapat diserap dengan baik oleh

usus karena beberapa faktor. Sehingga tubuh kehilangan cairan yang

menyebabkan dehidrasi.

2. Ketidakseimbangan eliktrolit

Ketidakseimbangan cairan dan elektrolit ini diakibatkan oleh dehidrasi

yang terjadi. Yang mana pada orang yang mengalami diare maka cairan yang

hilang tidak hanya cairan melainkan eletrolit juga. Kehilangan cairan dan

elektrolit di dalam tubuh menyebabkan ketidakseimbangan cairan dan elektrolit

di dalama tubuh.

3. Asidosis metabolik

Asidosis metabolik terjadi berawal dari dehidrasi yang mana dehidrasi

menyebabkan tubuh kehilangan cairan dan elektrolit. Kehilangan cairan dan

elektrolit menyebabkan ketidakseimbangan cairan dan elektrolit. Elektrolit yang

hilang termasuk salah satunya yaitu Na, K, HCO2 yang ikut keluar bersama

feces. Akibat hilangnya elektrolit tersebut maka terjadi asidosis metabolik

( ketidakseimbangan asam basa)

4. Perforasi

Apabila diare itu disebabkan oleh Shigella, demam tinggi dan kejang bisa

timbul. Abses pada saluran usus juga dapat timbul akibat infeksi shigella dan

salmonella terutama pada demam tifoid yang dapat menyebabkan perforasi

pada saluran usus. Hal ini sangat berbahaya dan mengancam nyawa. Muntah

yang berat dapat menyebabkan aspirasi dan robekan pada esofagus (Kliegman,

Marcdante, Jenson, Behrman, 2006).

12

Page 13: SAP Diare Pada Orang Dewasa

5. Syok

Diantara berbagai penyebab syok tersebut, penurunan hebat volume plasma

intravaskuler merupakan faktor penyebab utama. Terjadinya penurunan hebat

volume intravaskuler dapat terjadi akibat perdarahan atau dehidrasi berat,

sehingga menyebabkan yang balik ke jantung berkurang dan curah jantung pun

menurun. Penurunan hebat curah jantung menyebabkan hantaran oksigen dan

perfusi jaringan tidak optimal dan akhirnya menyebabkan syok.

G. Penatalaksanaan

1. Non farmakologi

Ada hal penting yang harus diperhatikan agar dapat memberikan rehidrasi yang

cepat dan akurat , yaitu : ( Inayah, 2004).

a. Jenis cairan yang hendak digunakan.

Pada saat ini cairan dan Ringer Laktat merupakan cairan pilihan karena

tersedia cukup banyak di pasaran, meksipun jumlah kaliumnya lebih rendah

bila dibandingkan dengan kadar Kalium cairan tinja. Apabila tidak tersedia

cairan ini.boleh diberikan cairan NaCI isotonic. sebaiknya ditambahkan 1

ampul nabikarbonat 7,5% ml pada setiap 1 liter infus NaCI isotonik asidosis

dapat diatasi dalam 1-4 jam. Pada keadaan diare akut awal yang ringan,

tersedia di pasaran cairan/bubuk oralit,yang dapat di minum sebagai usaha

awal agar tidak terjadi rehedrasi dengan sebagai akibat nya.

b. Jumlah cairan yang hendak di berikan.

Pada prinsipnya jumlah cairan yang hendak diberikan sesuai dengan

jumlah cairan yang dikeluarkan dari badan.

c. Jalan masuk atau cara pemberian cairan.

Rute pemberian cairan pada orang dewasa terbatas pada oral dan

intravena. Untuk pemberian per oral diberikan larutan oralit yang

komposisinya berkisar antara 29g Glukosa, 3,5 g NaCl, 2,5 g Na bikarbonat

13

Page 14: SAP Diare Pada Orang Dewasa

dan 1,5 g KCl setiap liternya. Cairan peroral juga digunakan untuk

mempertahankan hidrasi setelah rehidrasi inisial.

d. Jalan pemberian cairan.

Untuk jadwal rehidrasi inisial yang dihitung dengan rumus BD plasma

atau system skor Daldiyono diberikan dalam waktu 2 jam. Tujuannya jelas

agar tercapai rehidrasi optimal secepat mungkin. Jadwal pemberian cairan

tahap kedua yakni untuk jam ke-3 , didasarkan kepada kehilangan cairan

selama 2 jam pemberian cairan rehidrasi inisial sebelumnya, rehidrasi

diharapkan lengkap pada akhir jam ke-3.

2. Farmakologi

a. Melakukan terapi simtomatik

Pemberian terapi sistomatik haruslah berhati-hati dan setelah benar-

benar dipertimbangkan karena lebih banyak kerugian daripada

keuntungannya (Inayah, 2004). Anti motilitas seperti Leopiramid akan

memperburuk diare yang diakibatkan oleh bakteri yang entero invasive

karena potensial akan memperpanjang waktu kontak antara bacteria dengan

epitel usus. Kalau memang dibutuhkan karena pasien amat kesakitan

diberikan dalam jangka pendek (1-2 hari saja dan jumlah sedikit serta

memperhatikan ada tidaknya glaukoma atau hipertropi prosfat.

Hal yang sama harus sangtat diperhatikan pada pemberian antiemetic,

karena Metokloprpoamid misalnya dapat memberikan kejang pada anak dan

remaja akibat rangsangan ekstrapiramidal. Pada diare akut yang ringan

kecuali rehidrasi perotal, bila tak ada kontraindikasi dapat dipertimbangkan

pemberian Bismuth subsalisilat maupun leopiramid dalam waktu singkat.

Pada diare yang berat obat0obat tersebut dapat dipertimbang dalam waktu

pemberian yang singkat dikombinasi dengan pemberian obat antimicrobial.

Pada penderita diare mungkin dapat disertai dengan keadaan lactose

intolerance, oleh karena itu sementara hindari pemberian makanan/minuman

14

Page 15: SAP Diare Pada Orang Dewasa

yang mengandung susu sampai diarenya membaik. Makanan yang pedaas

atau banyak mengandung lemak dapat memperberat penyakitnya.

b. Melakukan terapi definitive

Pada infeksi saluran cerna pencegahan sangat penting. Hygiene

perorangan, sanitasi lingkungan dan imunitas melaui vaksinasi memgang

peran. Terapi kausal dapat diberikan pada infeksi :

1) Kolera eltor : Tetrasikilin 4x500 mg/hari, selama tiga hari atau

Kortimoksazol, dosis awal 2x3 tab, kemudian 2x2 tab selama 6 hari atau

Kloramfenikol, 4x500 mg/hari selama 7 hari atau golongan

Fluoroquinolon

2) E.coli : ETEC, enterohemorrhagic E.coli

3) S.aureus : kloramfenikol 4x500 mg/hari

4) Salmonellosis : ampisilin 4x1g/hari atau kotrikmoksazol 2x2 tab

masing-masing selama 10-1 hari atau golongan fluoroquinolon seperti

Siprofloksasin 2x500 mg selama 3-5 hari.

5) Shigellosis : Ampisilin 4x1g/hari selama 5 hari atau Kloramfenikol

4x500 mg/hari selama 5 hari. Telah dilaporkan adanya Shigella yang

resisten terhadap Ampisilin.

6) Infeksi helikobakter jejuni eritromisin 3x500 atau 4x500 mg/hari selama

7 hari.

7) Amubiasis : Metronidazol 4x500 mg/hari selama 3 hari atau

Tinidazoldosis tunggal 2g/hari selama 3 hari atau seknidazol dosis

tunggal 2g/hari selama 3 hari atau tentrasiklin 4x500 mg/hari selama 10

hari.

8) Giardiasis : quinakrin 3x100 mg/hari selama 1 minggu atau Kholoroquin

3x100 mg/hari selama 5 hari atau Metronidazol 3x250 mg/hari selama 7

hari.

9) Balantidiasis : Tetrasiklin 3x500 mg/hari selama 10 hari

10) Kandidosis : Nistatin 3x500.000 unit selama 10 hari

15

Page 16: SAP Diare Pada Orang Dewasa

H. Penatalaksanaan Diare di Rumah dengan Cara Membuat Larutan Oralit dan

Larutan Gula Garam (LGG)

1. Bahan dan alat yang diperlukan :

a. Satu bungkus oralit yang sudah dikemas didalam tempatnya 

b. Gula pasir 1 sendok teh penuh

c. Garam dapur yang halus sebanyak ¼ (seperempat) sendok teh

d. 1 gelas air (200 ml) yang telah dimasak

e. Gelas dan sendok teh

2. Cara membuatnya:

a. Pembuatan pada oralit

1) Satu bungkus oralit yang sudah dikemas didalam tempatnya

2) Sediakan 1 gelas air (200 ml) yang telah dimasak

3) Masukkan oralit ke dalam gelas kemudian aduk sampai larut

b. Pembuatan pada Larutan Gula Garam(LGG)

1) Gula 1 sendok teh penuh

2) Garam ¼ sendok teh

3) Air putih yang sudah dimasak 1 gelas (200 ml)

4) Campurkan bahan tersebut kemudian aduk sampai larut

 

16

Page 17: SAP Diare Pada Orang Dewasa

SUMBER PUSTAKA

Ahern R, Wilkinson M Judith. 2011. Buku Saku Diagnosa Keperawatan.

Jakarta: EGC

Arief, Mansjoer. 2000. Kapita Selekta Jilid II Edisi 3. Jakarta : Media Aesculapius

Marcellus Simadibrata dkk. 2009. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam.

Edisi V jilid I. Jakarta: Interna Publising

Marcellus Simadibrata dkk. 2009. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam.

Edisi V jilid II. Jakarta: Interna Publising

Inayah, Iin. 2004. Asuhan Keperawatan Pada Klien dengan Gangguan Sistem

Pencernaan. Edisi Pertama. Jakarta : Salemba Medika

Lusiana. 2010. Asuhan Keperawatan Klien Gangguan Gastrointestinal.

Jakarta : TIM

17