Upload
selmabalafif
View
241
Download
4
Embed Size (px)
DAFTAR ISI
Halaman
Halaman judul........................................................................................................i
Daftar isi.................................................................................................................1
BAB 1. PENDAHULUAN.....................................................................................2
1.1 Pendahuluan..........................................................................................2
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA............................................................................5
2.1 Definisi...................................................................................................5
2.2 Histologi.................................................................................................6
2.3 Genetik, Familial, Environment..........................................................7
2.4 Klinis.....................................................................................................7
2.5 Stadium.................................................................................................7
2.6 Kelompok Resiko.................................................................................8
2.7 Pemeriksaan.........................................................................................8
2.7.1 Biokimia...................................................................................8
2.7.2 Radiologi..................................................................................8
2.8 Terapi...................................................................................................10
2.8.1 Radioterapi.............................................................................11
2.8.2 Kemoterapi.............................................................................12
2.8.3 Surgery....................................................................................12
2.9 Prognosis..............................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................14
1
BAB 1. PENDAHULUAN
1.1 Pendahuluan
Neoplasma merupakan setiap pertumbuhan sel-sel baru yang abnormal; secara
khusus dapat diartikan sebagai suatu pertumbuhan yang tidak terkontrol dan progresif.
Neoplasma ganas dibedakan dengan neoplasma jinak; neoplasma ganas menunjukan
derajat anaplasia yang lebih besar dan mempunyai sifat invasi serta metastasis.
Disebut juga tumor. Brain tumor merupakan neoplasma, baik yang jinak maupun
ganas, dan lesi-lesi desak ruang yang lain, yang berasal dari inflamasi kronik yang
tumbuh dalam otak, meningen atau tengkorak. ( David Ovedoff, (2002)).
Gambaran diagnosis etiologis dapat ditegakkan dari petunjuk epidemiologi,
pemeriksaan fisik, pemeriksaan khusus, manifestasi klinik maupun pengetahuan
tentang patology. Neoplasma intracranial dapat timbul dari berbagai struktur atau tipe
sel di dalam kubah cranial, meliputi cerebrum, selaput otak, kelenjar pituitary,
tengkorak dan bahkan residual jaringan embrionik. Brain tumor memiliki rentang usia
yang dapat diibaratkan seperti sebuah piramida dengan puncaknya yang kecil pada
populasi anak dan jumlahnya meningkat dimulai pada rentang usia 20 tahun dan
mencapai jumlah maximum 20 kasus per 100.000 populasi antara usia 75 hingga 84
tahun. Pengobatan yang dapat dilakukan untuk penderita dapat berupa Supportive
Therapy maupun Definitive Theraphy.
Tumor yang mengenai sistem saraf pusat bisa terjadi di otak, medulla spinalis
maupun di saraf tepi. Secara patologi dapat dibedakan menjadi tumor yang bersifat
benign maupun malignant. Penggolongan tersebut tentunya berhubungan dengan
prognosis pasien jika diterapi. Modalitas terapi yang ada lebih mudah untuk
menangani suatu tumor yang benign (jinak) daripada tumr yang ganas apalagi umor
metastasis. Contohnya seperti yang dituturkan oleh Dr. Joni Wahyuhadi, seorang ahli
bedah saraf RSU DR Soetomo, seorang penderita dengan kasus benign meningioma
mampu kembali ke kehidupan normalnya lagi setelah dilakukan pembedahan total
eksisi tumornya. Lain halnya jika kasus tersebut termasuk jenis tumor ganas,
malignant astrocytoma. Modalitas terapi tak cukup hanya eksisi saja. Perlu kombinasi
pembedahan, radiasi maupun kemoterapi. Survival rate yang diharapkan dengan terapi
pun tak cukup lama, mungkin hanya sekitar 3,5 tahun. Pada jenis glioblastoma
multiforme dengan modalitas yang sama dengan malignant astrocytoma namun
menghasilkan prognosis yang lebih buruk dengan survival rate lebih pendek, yakni 2
2
tahun. Untuk jenis ini terdapat insiden kejadian ± 6 per 100.000 per tahun, paling
banyak terjadi pada umur 1 – 15 tahun dan decade ke 6.
Joni menegaskan bahwa penting sekali untuk mengetahui umur dari penderita
karena antara penderita dewasa dan anak memiliki insiden jenis tumor dan lokasi
yang berbeda. Ahli bedah saraf yang telah menyelesaikan pendidikan Microsurgery
dan skull base surgery di Singapore tersebut menjelaskan lebih lanjut bahwa tumor
otak letaknya dibagi menjadi supratentorial dan infratentorial. Pada dewasa 80-85%
terletak di supratentorial, dan sisanya di infratentorial. Sedangkan pada anak 40% di
supratentorial dan 60% di infratentorial. Pada dewasa, jenis tumor yang paling banyak
adalah glioma, metastase dan meningioma. Pada anak, jenis yang paling sering adalah
medulloblastoma dan predominasi cerebellar astrocytoma. Tumor otak secara posisi
dibagi menjadi intra axial dan extra axial. Tumor yang extra axial (di luar hemisfer)
biasanya adalah jenis meningioma dan cysta. Sedangkan di dalam hemisfer (intra
axial) adalah astrocytoma, glioblastoma, oligodendroglioma, ganglioglioma,
lymphoma dan tumor metastasis. Tumor yang terletak di area hipotalamus adalah
jenis astrocytoma. Tumor yang terletak di atas sella tursica adalah adenoma hipofisis,
craniopharyngioma, meningioma, glioma nervus optikus dan kista
dermoid/epidermoid. Tumor yang terletak di basis cranii dan sinus adalah karsinoma
nasofaring dan chordoma. Tumor di sistem ventrikel dan glandula pineal hampir sama
jenisnya yaitu cysta colloid, papilloma plexus choroideus ependymoma, germinoma,
pinealcytoma dan astrocytoma.
Selain di otak, saraf pusat juga terdapat di dalam canalis spinalis yaitu medulla
spinalis. Menurut Joni yang juga telah belajar endoskopic surgery di Perancis dan
Jerman ini tumor yang terdapat di medulla spinalis pun ada pembagiannya, yaitu,
extra dura, intra dura extra medullar dan intra medullar. Sedangkan tumor yang
terletak di saraf perifer bisa dibagi menjadi saraf intra cranial dan extra cranial.
Pemetaan penting bagi seorang ahli bedah sebelum melakukan pembedahan.
Untuk melakukan total konvensional eksisi harus diketahui pemetaan kepala (brain
mapping) dan awake surgery dimana pasien tetap sadar sehingga jika pembedahan
mengenai bagian otak yang memiliki fungsi penting akan mudah dimonitor.
Menurut pengalaman Joni, masalah yang paling sering dijumpai dalam bedah
tumor saraf umumnya dan tumor otak khususnya adalah letak tumor, konsistensi,
vascularitas, peralatan, skill ahli bedah, dan masalah yang berkaitan dengan medis.
Dengan perbaikan pengetahuan dan skill, penambahan peralatan yang dibutuhkan
3
serta manajemen yang komprehensif masalah-masalah tersebut diharapkan dapat
diatasi. Saat ini peralatan yang digunakan bedah saraf dan tim neuroonkologi
setidaknya sudah mencakup mikroskop, endoskop, neuronavigasi dan peralatan lain
yang mendukung.
4
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi
Adalah suatu tumor ganas yang ditemukan di daerah serebellum ( fossa
posterior), termasuk salah satu dari PNET (primitive neuroectodermal tumour).
Merupakan 7-8% tumor intracranial dari keseluruhan 30% tumor otak pada
anak.Berkembang dari sel neuroepitel yang berasal dari atap ventrikel IV. Sel ini
kemudian bermigrasi ke lapisan granular serebellum. Tumor kemudian sering
ditemukan di daerah vermis serebelli dan atap ventrikel IV untuk anak-anak berusia
lebih muda. Sedangkan anak yang lebih tua sering terdapat di hemisfer serebelli.
Medulolastoma sering terjadipada anak-anak dengan usia di bawah 15 tahun
dan jarang sekali menyerang orang dewasa. Dr. jonathan finley, seorang pelopor
penelitian meduloblastoma dibantu oleh dr. jason fangusaro, seorang asisten profesor
di children hospital, cicago, AS, mengatakan 1 dari 5 anak pasien tumor otak adalah
jenis meduloblastoma. Meduloblastoma menduduki peringkat kedua setelah leukimia.
Meduloblastoma merupakan tumor otak yang sering terjadi bila dibandingkan dengan
tumor otak yang lain.
5
2.2 Histologi
Pemeriksaan ini dikerjakan dengan melakukan biopsi terhadap tumor saat
operasi. Biopsi ini dikerjakan dengan cara mengangkat bagian dari tulang tengkorak
dengan menggunakan jarum untuk mengambil sebagian dari jaringn tumor. Ahli
patologi anatomi akan mengamati jaringan dengan mikroskop untuk menemukan
adanya sel kanker. Jika sel kanker telah ditemukan, maka dokter akan mengangkat
tumor pada saat operasi. Tujuan dari tindakan ini adalah untuk menentukan stadium
tumor, tipe tumor dan perencanaan terapi tumor.
Merupakan tumor padat dengan sel yang kecil, inti basofilik, berbagai macam
ukuran dan bentuk, sering dengan multiple miosis. Sebenarnya secara histologik tidak
terlalu penting, sebab beberapa tumor embrional lainnya dapat menunjukkan tampilan
yang sama.
Subtipe secara histologis :
a. Medullomyoblastoma; berupa sel sel otot polos dan lurik. Terdiri atas sel-selk
dengan differensiasi neuronal maupun glial.
b. Melanotic Medulloblastoma; Sel kecil, tidak berdiferensiasi dan mengandung
melanin.
c. Large-Cell Medulloblastoma; Medulloblastoma dengan nucleus dan nucleoli yang
besar. Sangat reaktif secara imunulogis terhadap synaptophysin.
6
2.3 Genetik, Familial, Environment
Tampak adanya delesi dari lengan pendek kromosom 17 (17p) yakni segmen
kromosom yang mengandung tumor suppressor gen.Secara familial diduga berkaitan
dengan Carcinoma Sel Basal Nevoid yang diwariskan secara Autosomal-
dominant.Lingkungan seperti, latar belakang pekerjaan orang tua, keterpaparan
dengan karsinogen, kebiasaaan nutrisi ibu, dan lain-lain, tidak cukup bukti sebagai
precursor prevalensi tumor ini. Etiologi yang lebih pasti darimeduloblastoma belum
diketahui sampai saat ini.
2.4 Klinis
70-90% mengalami keluhan sakit kepala, emesis, letargi dalam 3 bulan sebelum
diagnosis berhasil ditegakkan.Peningkatan tekanan intracranial dengan gejala:
morning headaches, vomit, letargi. Sakit kepala biasanya hilang bila pasien muntah.
Anak sering menjadi irritable , anorexia, pertumbuhannya terlambat, lingkar kepala
yang bertambah dan dengan sutura kranial yang terbuka.Disfungsi Serebellar: Ataxia
ekstremitas bawah dan atas, yang bertambah berat bila tumor makin bertambah besar
dan menginvasi jaringan sekitar.
Ganguan batang otak dan infiltrasi tumor ke batang otak ataupun oleh
peningkatan tekanan intra cranial menyebabkan diplopia, tinnitus, pendengaran hilang
dan kaku kuduk.Pada metastases akan menyebabkan gejala local. Seperti metatase ke
tulang akan menyebabkan nyeri pinggang; metastase ke Korda Spinalis menyebabkan
kelemahan otot tungkai, dan lain-lain.
2.5 Stadium
Penderajatan kelompok resiko tumor ini ditentukan oleh 3 faktor yakni
umur,metastase dan pel;uasan penykit pasca operasi. Untuk metastasenya sendiri
dibagi lagi dalam beberapa klasifikasi menurut Chang:
Mo : tidak ada metastase
M1 : tumor mikroskopik ditemukan di cairan serebro spinal
M2 : sel tumor nodular di serebellum, subarachnoid serebral, ventrikel III dan
Ventrikel IV.
M3 : sel tumor nodular di subarachnoid medulla spinalis
M4 : metastase ekstra neural.
7
2.6 Kelompok resiko
Terdapat tiga kriteria kelompok resiko:
1.Average Risk : Berusia lebih dari 3 tahun, Mo, tumor residu pasca operasi < 1,5 cm
2.Poor Risk : Berusia lebih dari 3 tahun, M1–M4, tumor residu pasca operasi > 1,5 cm
3.Infants : Berusia kurang dari 3 tahun, M1-M4, tumor tetap berkestensi pasca operasi
2.7 Pemeriksaan
2.7.1 Biokimia
Tidak spesifik. Tapi, beberapa studi molekuler dapat menentukan prognosis
Medulloblastoma. Adanya ekspresi protein ErbB2 memiliki prognosis yang lebih baik
dibandingkan dengan bila ada ekspresi protein TrkC (suatu reseptor neutropin-3) yang
memiliki prognosis lebih jelek.
2.7.2 Radiologi
1.CT Scan
CT Scan merupakan sarana pengambilan gambar dengan x-ray yang
dihubungkan dengan komputer. Suatu zat pewarna bisa digunakan dengan cara injeksi
pada vena eutuk memperjelas gambaran organ yang diinginkan.
a. Pada CT Scan non kontras, tumor nampak di garis tengah (midline) dari serebelli
dan meluas mengisi ventrikel IV.
b. Dengan kontras, tumor nampak hiperdens dibandingkan jaringan otak normal oleh
karena padat akan sel. Tampakan hiperdens ini amat membantu dalam
8
membedakannya dengan Astrocytoma Serebellar. Bila area Hiperdense ini tampak
dikelilingi oleh area yang hipodense, berarti telah ada vasogenic oedem.
Akibat adanya kompresi pada ventrikel IV dan saluran dari CSS (cairan
serebrospinal ), akan tampak tanda-tanda hydrocephalus.
c. Medulloblastoma juga dapat dibedakan dari Ependymoma yang juga hiperdens,
berdasarkan foto CT.
Demikian juga dengan Plexus Coroideus Papilloma yang juga hiperdens, akan terlihat
adanya kalsifikasi pada pencitraan dengan CT. Tumor jenis ini terdapat di ventrikel
lateral.
2. MRI
Pada MRI, dengan gadolinium yang diinjeksikan melalui vena, maka
diharapkan gambar organ yang diperiksa akan lebih jelas sehingga membantu
membuat suatu diagnosa tentang jenis tumor otak. Pemeriksaan ini menggunakan
magnet, gelombang radio, komputer untuk membuat suatu gambar tumor otak.
- MRI dengan Gadolinium DTPA adalah pilihan utama untuk diagnostic MB.
- MEsti berhati-hati dilakukan pada anak-anak yang mendapatkan sedative. Sebab,
dengan peninggian tekanan intracranial dan tnpa monitoring yang baik, sering kali
level CO2 akan sangat meningkat dan makin memp[erburuk hipertensi.
- Pada T1 weight sebelum pemberian Gadolonium, tumor akan tampak hipo
intesnsity. Bentuk berbatas mulai dari ventrikel IV hingga primernya di vermis
serebelli. Batang otak tertekan dan terdorong ke depan.
- Dengan Gadolinium, akan tampak penguatan bayangan yang lebih homogen bila
9
pada anak-anak. Sedangkan pada pasien dewasa, penguatan bayangannya tampak
lebih heterogen.
- Pada T2 weight dan densitas proton, gambar tampak hiperintensity dan dikelilingi
oleh area oedem yang lebih hipointernsity.
- Bila tumor meluas ke rostral, akan terjadi hidrosefali pada ventrikel.
- MRI juga dapat memebedakan MB dengan ependimoma. Pada Glioma batang otak
exophytic, akan tampak memiliki area perlekatan yang lebih luas pada lantaiu
ventrikel IV dibandingkan MB.
3. Mielographi
- Dahulu pemeriksaan ini adalah tes diagnostic standar untuk MB.
4. Bone Scan
Karena MB dapat bermetastase di luar CSS dimana sebagian besar ke tulang,
maka bone scan penting untuk mendeteksinya.
5. Scintigraphy (Nuclear Medicine)
Tidak spseifik. SPECT ( single proton emission CT ) dan PET ( proton
emission tomography ) dapat melengkapi MRI dan CT. 80 % tumor MB pada anak
akan meng-up take thalium-201 chloride ( 201 TI ) dimana sifat ini sangat berguna
dalam membedakan tumor yang high grade dengan low grade dan untuk mendeteksi
tumor residual pasca operasi. Mekanisme uptake belum jelas.
2.8 Terapi
Terapi merupakan kombinasi antara: - ahli bedah saraf
- ahli anak
- psikolog
- ahli tumor anak
- dan lain lain
Terapi standar meliputi pembdehan yang agresif diikuti oleh radiasi ke seluruh
sumbo kraniospinal dengan penguatan radiasi pada tempat tumor primer maupun
focal metastasenya. Pemberian kemoterapi juga sangat bermanfaat.
10
Terapi pada pasien meduloblastoma diusahakanseefektif mungkin karena
banyaknya faktor yang mempengaruhi perbedaan terapi pada tiappasien. Terapi ini
dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu:
1. umur anak ketika tumor ditemukan
2. lokasi tumor
3. sisa tumor setelah operasi
4. letak penyebaran tumor (sesuai stadium tumor)
5. jenis tumor (tumor baru atau ulangan)
6. sub tipe secara histologis
7. keadaan umum pasien
2.8.1 Radioterapi
Menggunakan sinar x- energi tinggi untuk membunuh sel kanker. Ada tiga tipe
radiasi yaitu:
a. eksternal radiasi
b. internal radiasi
c. hiperfraction radiasi terapi
terapi radiasi ini berpengaruh pada pertumbuhan dan perkembangan otak anak
sehingga para ahli radiasi memilih untuk menurunkan dosis radiasi pada anak-anak.
Berikut ini adalah pedoman praktis penggunaan radiasi terapi pada pasienberdasar
usia, metastase tumor, sisa tumor pasca operasi:
1. Average risk group :
dosis radio terapi sebesar 23,4 Gy pada sumbu kranio spinal dengan boost pada
tumor primer sebesar 32,4 Gy,hingga total radiasi maksimum adalah 55,8 Gy. Hal ini
juga berlaku untuk Poor risk group.
2. Poor Risk Group
Direkomendasikan 36 Gy pada sumbu kranio spinal dengan boost sebesar 19,8
Gy pada tumor primer dan fokal metastasenya. Metastase spinal yang berada di rostral
corda spinalis terminal, di boost hingga total 45 Gy. Sedangkan bila berda di kaudal
dari corda spinalis terminal, boleh di boost hingga 50,4 Gy.
11
3. Infants
Pada kelompok ini, radioterapi masih controversial sebab efek samping
radioterapi terhadap perkembangan intelektual, lebih berat pada kelompok ini.
Strategi yang dilakukan adalah menunda pemberian ( dengan sementara memberi
kemoterapi saja ) atau sama sekali menghilangkannya.
.
2.8.2 Kemoterapi
Menggunakan obat-obatan untuk membunuh sel kanker. Kemoterapi ini dapat
berupa: pil, IV, IM. Merupakan terapi sistemik karena obat obatan kemoterapi masuk
ke aliran darah sehingga dapat membunuh sel kanker. Kemoterapi dikembangkan
untuk mengurangi penggunaan radioterapi terutama pada pasien anak anak. Pedoman
praktis penggunaan kemoterapi pada pasien meduloblastom berdasar usia, metastase
tumor, sisa tumor etelah operasi adalah sebagai berikut:
1. Average risk group
Diberikan Vincristine + Lomustin + Cisplastin. 1 tahun setelah radioterapi
Kombinasi radioterapid an kemoterapi meningkatkan SR hingga 80% untuk kelompok
resiko ini.
2. Poor risk group
Setalah terapi induksi seperti pada Average risk group, diikuti pemberian
kemoterapi dosis tinggi (biasanya menggunakan Carboplastin dan Thiolepa) ditambah
cangkok sumsum tulang.
3. Infants
Setelah induksi seperti pada Average risk group, diikuti kemoterapi dosis
tinggi seperti pada Poor risk group.
2.8.3 Surgery
Meliputi Craniotomi suboccipital.dan dilakukan ventrikuloperitoneal shunt
untuk mengatasi hydrocephalus. 40 % pasien pasca operasi mengalami disfungsi
neurologik sperti disfungsi serebellar, hemiparese dalam 12-48 jam pasca operasi, dan
lain-lain
12
2.9 Prognosis.
Prognosisnya dipengaruhi oleh beberapa faktor:
1. umur anak ketika tumor ditemukan
2. lokasi tumor
3. sisa tumor setelah operasi
4. letak penyebaran tumor (sesuai stadium tumor)
5. jenis tumor (tumor baru atau ulangan)
6. sub tipe secara histologis
7. keadaan umum pasien
Sebagai tambahan, survival rate untuk tiga tahun dengan hanya kemoterapi saja
adalah 29% (tanpa metastase). Dan 11% jika telah ada metastase. Bila terapi yang
digunakan berupa kemoterapi dan radioterapi yang ditunda atau tidak diberikan terapi
samasekali , survival rate untuk 2 tahunnya sebanyak 34 %.
13
DAFTAR PUSTAKA
1. Kunscher, kutteshc, hess, yung way. 1998. survival and recerrences factors in
adult medulloblastoma: the m.d anderson cancer center experience.
available online at. http://www.pubmedcentral.nih.gov/articlerender.fcgi?artid
2. Karent ritchi. 2003. medulloblastoma.:patient and caregiver support resources.
Available online at http://medulloblastoma.org.
3. George jallo. 2007. medulloblastoma : wikipedia the free enciclopedia.
Available online at http:// an. Wikipedia.org/wiki/medulloblastoma.
4. cancer mail from the ntional cancer institut. 2008. childhoodmedulloblastoma.
Available online at http://www. pubmed central.org/artilender.?article.
5. National cancer institut.2008. childhood medulloblastoma tretment-national
cancer institut. Availablae online at http://w ww.
cancer,gov./cancertopics/pdq.
6. neha vapiwala.md john p plaster, abamsan cancer center. 2007. cancer
information research and treatmentfor aal tipe of cancer. Available online
at http://www.oncolink.upenn.edu/tipe/article/cfm/14s,78.
7. raghafan. 2007. medulloblastoma, cancer back up. available online at
http://www.cancer back up.org.uk/cancer tipe/medulloblastoma.
8. Souhami et all. 2007. medulloblastoma cancer backuo. Available at online
http://www.cancerbackup.org.uk/cancertipe/medulloblastoma/tipeofbrain.
9. Tobey mac donald. 2006. emedcine-medulloblastoma:article by tobey
macdonald.Availab,leonlineathttp://www.emedcine.com/pedic/topic/1996.ht
m.1396.
10.American for cancer research.2007.emedcinespecialite>pediatric>general
medicine>oncologi.Availableonlineathttp:/www.emedcine.com/ped/topic/
1396.htm
14