21
REFLEKSI KASUS DESEMBER 2015 “VARICELLA PADA SEORANG ANAK” Nama : Amelia Angelin Ligianto No. Stambuk : N 111 15 002 Pembimbing : dr.Kartin Akune, Sp.A

Refka Varicella

Embed Size (px)

DESCRIPTION

a

Citation preview

Page 1: Refka Varicella

REFLEKSI KASUS DESEMBER 2015

“VARICELLA PADA SEORANG ANAK”

Nama : Amelia Angelin Ligianto

No. Stambuk : N 111 15 002

Pembimbing : dr.Kartin Akune, Sp.A

DEPARTEMEN ILMU KESEHATAN ANAK

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TADULAKO

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH UNDATA

PALU

2015

Page 2: Refka Varicella

PENDAHULUAN

Varisela adalah infeksi akut primer oleh virus Varisela Zoster (VVZ) yang

menyerang kulit dan mukosa, klinis terdapat gejala konstitusi, kelainan kulit

polimorf, terutama berlokasi dibagian sentral tubuh. Varisela juga dikenal sebagai

cacar air atau chicken pox. 1,2

Varisela merupakan penyakit yang tersebar luas diseluruh dunia

menyerang terutama anak-anak, namun dapat pula menyerang orang dewasa.

Epidemik varisela terjadi pada musim dingin dan musim semi, tercatat lebih dari 4

juta kasus, 11.000 rawat inap, dan 100 kematian tiap tahunnya. Di Indonesia,

insidennya cukup tinggi dan terjadi secara sproradis sepanjang tahun. Varisela

merupakan penyakit serius dengan persentasi komplikasi dan angka kematian

tinggi pada dewasa, serta orang imun yang terkompromi. Pada rumah tangga,

presentasi penularan dari virus ini berkisar 65%-86%. VVZ merupakan infeksi

yang sangat menular dan menyebar biasanya dari oral, udara atau sekresi respirasi

dan terkadang melalui transfer langsung dari lesi kulit melalui transmisi

fetomaternal.2,3

Virus Varisela Zoster (VVZ) merupakan anggota famili herpesviridae dan

sub famili alfa herpes. Penamaan virus ini memberi pengertian bahwa infeksi

primer virus ini menyebabkan varisela, sedangkan reaktivasi menyebabkan herpes

zoster.2 Berdasarkan gejala klinisnya, varisela memiliki tiga stadium yang terdiri

dari:

1

Page 3: Refka Varicella

1. Stadium Prodromal

Biasanya 2 – 3 hari dan bervariasi seperti demam yang tidak terlalu

tinggi, malase, dan nyeri kepala, batuk, sakit tenggorokan, gatal

bervariasi dari ringan hingga berat.

2. Stadium Erupsi

Pada mulanya timbul erupsi kulit berupa papul eritematosa yang dalam

waktu beberapa jam berubah menjadi vesikel. Bentuk vesikel ini

berupa tetesan embun (tear drops) dan kemudian menjadi pustul dan

krusta. Sementara proses ini berlangsung, timbul lagi vesikel-vesikel

yang baru sehingga menimbulkan gambaran polimorf. Penyebarannya

terutama didaerah badan, kemudian menyebar secara sentrifugal ke

wajah dan ekstremitas, serta dapat menyerang selaput lendir mata,

mulut, dan saluran napas bagian atas.

3. Stadium Penyembuhan

Masa penyembuhan sekitar 2 minggu dan pelepasan krusta bervariasi

dalam 2 hari sampai 2 minggu.

Pemeriksaan penunjang dapat dilakukan pemeriksaan Tzanck dengan

pewarnaan Giemsa. Bahan diambil dari kerokan dasar vesikel dan akan didapati

sel datia berinti banyak.2

Pengobatan biasanya bersifat simptomatik, dengan pemberian antipiretik

dan analgesik. Anti histamin oral dapat diberikan untuk menghilangkan rasa gatal,

sedangkan pemberian anti virus dapat memperpendek perjalanan penyakit.2

2

Page 4: Refka Varicella

Prognosis penyakit ini ditentukan oleh perawatan yang teliti dan

komplikasi yang mungkin timbul, namun pada umumnya prognosisnya baik.

Berikut ini dilaporkan kasus varisella pada seorang anak laki-laki berumur

2 tahun yang dirawat di Rumah Sakit Wirabuana Palu pada tanggal 23 November

2015.

STATUS PASIEN

Identitas pasien

Nama : An, MA

Umur : 2 tahun

Jenis Kelamin : Laki-laki

Tanggal/Jam Masuk : 23 November 2015/19:00

Keluhan utama : Demam

Riwayat Penyakit Sekarang : Pasien anak laki-laki usia 2 tahun masuk

rumah sakit dengan keluhan demam sejak pagi hari 22 November 2015, demam

terus menerus. Orang tua mengatakan di bagian dada dan perut anak muncul

bintik-bintik merah sejak siang hari 23 November 2015. Anak juga mengalami

batuk sejak semingu yang lalu lendir(-) sesak (-). Mual (-) muntah (-) BAB dan

BAK lancar.

Riwayat penyakit terdahulu : Anak belum pernah mengalami

keluhan seperti demam, kejang dan munculnya bintik-bintik merah di badan

sebelumnya.

3

Page 5: Refka Varicella

Riwayat penyakit keluarga : Kakak sepupu pasien menderita cacar

air seminggu yang lalu. Riwayat alergi keluarga (-)

Riwayat sosial-ekonomi : Menengah

Kebiasan dan lingkungan : Anak aktif. Di sekitar rumah ada yang

menderita cacar air seminggu lalu.

Riwayat kehamilan dan persalinan : Anak lahir normal di bantu bidan

dengan berat lahir 3,2 kg dan panjang 48 cm.

Kemampuan dan kepandaian : Anak tengkurap usia 3 bulan.

Jalan usia 1 tahun 1 bulan.

Anamnesis Makanan : Susu formula 0-8 bulan

Bubur dan susu formula

sun 3-12 bulan

1 tahun makanan keluarga

Riwayat imunisasi : Imunisasi dasar lengkap

PEMERIKSAAN FISIK

Keadaan umum : Sakit sedang

Berat badan : 9 kg

Panjang badan : 81 cm

Status gizi : Z-score (-1SD)-(-2SD) : Gizi baik

Tanda Vital

Kesadaran : Compos mentis

Denyut jantung : 135 kali/menit

4

Page 6: Refka Varicella

Pernapasan : 68 kali/menit

Suhu : 38,40C

Pemeriksaan Sistemik :

Kulit : Regio thorakalis et abdomen et regio brachii et antebrachii dextra

et sinistra : Vesikel (+).

Kepala : bentuk bulat, simetris, tidak ada deformitas, rambut lebat,

berwarna hitam, mata cekung (-), rhinorrhea (-), otorrhea (-),

konjungtiva hiperemis (-).

Leher : pembesaran getah bening (-), nyeri tekan kelenjar getah bening

(-), pembesaran kelenjar tiroid (-), T1/T1 tidak hiperemis

Paru

Inspeksi : pergerakan dinding dada simetris kanan dan kiri

Palpasi : vocal fremitus kanan dan kiri sama

Perkusi : sonor kanan dan kiri

Auskultasi : bronkovesikuler kanan dan kiri (+), Ronki (-), wheezing (-)

Jantung

Inspeksi : ictus cordis tidak terlihat

Palpasi : ictus cordis teraba di SIC V midclavicula sinistra

Perkusi : batas jantung normal

Auskultasi : bunyi jantung I dan II murni, reguler, murmur (-)

5

Page 7: Refka Varicella

Abdomen

Inspeksi : kesan normal

Auskultasi : peristaltik usus (+) kesan normal

Palpasi : nyeri tekan (-), hepar, renal dan lien tidak teraba

Perkusi : timpani (+) pekak hepar (+) batas normal

Genitalia : normal

Ekstremitas : akral hangat, edema (-)

Pemeriksaan Penunjang :

- Hematokrit : 32,8% (35-55 %)

- Trombosit : 456 × 103/mm3 (150-400 × 103/mm3)

- Leukosit : 22,7 × 103/mm3 (4-12 × 103/mm3)

Diagnosis kerja : Kejang demam sederhana e.c varicella

Diagnosis Banding : Variola

Terapi :

I.V.F.D Ringer Laktat 20 t.p.m

Paracetamol syrup 4 x ¾ c.t.h

Stesolid syrup 4 x ¾ c.t.h.

Acyclovir 4 x 100mg

Inj.Ceftriaxon 2 x 350

Follow up (24 November 2015)

S : Demam (+) Flu (-) Batuk (-) Susah tidur

O : tanda-tanda vital

1. Denyut jantung : 108 kali/menit

6

Page 8: Refka Varicella

2. Respirasi : 24 kali/menit

3. Suhu : 390C

Kulit : Regio thorakalis et abdomen et regio brachii et antebrachii

dextra et sinistra : Vesikel (+).

BAB/BAK lancar

A : Kejang demam sederhana + varicella

P: I.V.F.D Ringer Laktat 20 t.p.m

Paracetamol syrup 4 x ¾ c.t.h

Stesolid syrup 4 x ¾ c.t.h.

Acyclovir 4 x 100mg

Inj.Ceftriaxon 2 x 350

Follow up (25 November 2015)

S : Demam (-) Flu (-) Batuk -) BAB & BAK lancar (-)

O : tanda-tanda vital

1. Denyut jantung : 108 kali/menit

2. Respirasi : 24 kali/menit

3. Suhu : 37,30C

Kulit : Regio abdomen et regio brachii et antebrachii dextra et

sinistra : Vesikel (+).

BAB/BAK lancar

A : Kejang demam sederhana + varicella

P: I.V.F.D Ringer Laktat 20 t.p.m

Acyclovir 4 x 100mg

7

Page 9: Refka Varicella

Inj.Ceftriaxon 2 x 350

Follow up (26 November 2015)

S : Demam (-) Flu (-) Batuk -) BAB & BAK lancar (-)

O : tanda-tanda vital

1. Denyut jantung : 110 kali/menit

2. Respirasi : 24 kali/menit

3. Suhu : 37,10C

Kulit : Regio abdomen et regio brachii et antebrachii dextra et

sinistra : Vesikel (+).

BAB/BAK lancar

A : Kejang demam sederhana + varicella

P: I.V.F.D Ringer Laktat 20 t.p.m

Acyclovir 4 x 100mg

Inj.Ceftriaxon 2 x 350

(Pasien dipulangkan)

8

Page 10: Refka Varicella

DISKUSI

Diagnosis varisela pada kasus ini ditegakkan berdasarkan anamnesis,

pemeriksaan fisik.

Dari anamnesis didapatkan bahwa pasien adalah seorang laki - laki

berumur 2 tahun. Berdasarkan kepustakaan yang ada disebutkan bahwa varisela

menyarang anak-anak. Keluhan utama pada pasien ini adalah timbulnya bentol-

bentol kecil di badan, yang mula-mula timbul di dada dan kemudian menyebar ke

perut dan lengan. Bentol-bentol kemudian berubah menjadi lepuh-lepuh berisi

cairan. Dari anamnesis ini diketahui bahwa penyebaran dari lesi terjadi dari

sentral ke perifer, yaitu dari daerah badan menyebar lengan dan lesi berbentuk

khas seperti tetesan embun. Hal ini sesuai kepustakaan dimana disebutkan bahwa

penyebaran lesi kulit dari varisela pada umumnya pertama kali di daerah badan

kemudian menyebar secara sentrifugal ke wajah dan ekstremitas, serta lesinya

yang khas seperti tetesan embun (tear drops). Lesi kulit dari varisela dapat juga

menyerang mukosa, mulut, dan saluran napas bagian atas.2,4

Satu hari sebelum timbulnya lepuh-lepuh kecil tersebut, pasien demam,

lemah badan, dan flu. Berdasarkan kepustakaan disebutkan bahwa gejala

prodromal dari varisela biasanya berupa demam, nyeri kepala, dan malaise ringan,

yang umumnya muncul sebelum pasien timbul erupsi kulit. Masa prodromal ini

kemudian disusul oleh stadium erupsi.5

Dari anamnesis diketahui adanya riwayat kontak dengan pasien varisela

yang lain, yaitu keponakan pasien kurang lebih 2 minggu yang lalu. Hal ini sesuai

dengan kepustakaan dimana dikatakan bahwa jalur penularan VVZ bisa secara

9

Page 11: Refka Varicella

aerogen, kontak langsung, dan transplasental. Droplet lewat udara memegang

peranan penting dalam mekanisme transmisi, tapi infeksi bisa juga disebabkan

melalui kontak langsung. Krusta varisela tidak infeksius, dan lamanya infektifitas

dari droplet berisi virus cukup terbatas. Manusia merupakan satu-satunya

reservoir, dan tidak ada vektor lain yang berperan dalam jalur penularan.6

Pada pemeriksaan fisik didapati pada status generalis suhu badan aksiler

37,5°C yang menunjukkan bahwa pasien dalam keadaan sub febris kemudian dari

status dermatologis yang didapati pada wajah, leher, dada, perut, dan punggung

pasien tampak vesikel yang seperti tetesan embun dan papul dengan dasar

kemerahan, pustul, erosi dan krusta. Pada lengan kiri dan kanan pasien tampak

papul dengan dasar kemerahan. Jadi terdapat gambaran lesi kulit yang bermacam-

macam. Hal ini sesuai kepustakaan dikatakan bahwa varisela mempunyai bentuk

vesikel yang khas yaitu seperti tetesan embun (tear drops) dan memiliki

gambaran polimorf.7

Selain dari anamnesis dan pemeriksaan fisik, diagnosis varisela juga

ditegakkan berdasarkan pemeriksaan laboratorium. Berdasarkan kepustakaan

pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan adalah pemeriksaan tzanck, yaitu

dengan cara mengerok bagian dasar dari vesikel yang diwarnai dengan giemsa

kemudian dapat ditemukan sel datia berinti banyak, dan serologi, misalnya

flourescent antibody dan pemeriksaan antibodi dengan cara ELISA. 2.4,6 Pada kasus

ini tidak dilakukan pemeriksaan Tzanck, namun tidak ditemukan sel datia berinti

banyak, hal ini mungkin dikarenakan adanya kesalahan dalam pengambilan

10

Page 12: Refka Varicella

sampel atau karena kurang terampil dalam menggunakan mikroskop. Sedangkan

pemeriksaan serologi tidak dilakukan.

Pasien ini tidak mengalami komplikasi. Ini dilihat dari hasil pemeriksaan

fisik yang meliputi keadaan umum, tanda vital dan pemeriksaan fisik lainnya yang

masih dalam batas normal. Pada orang yang immunocompromised (leukemia,

pemberian kortikosteroid dengan dosis tinggi dan lama, atau pasien AIDS) bila

terinfeksi VVZ maka manifestasi varisela lebih berat (lesi lebih lebar, lebih dalam,

berlangsung lebih lama, dan sering terjadi komplikasi).8

Varisela dapat didiagnosis banding dengan herpes zoster namun karena

dari anamnesis pasien belum pernah mengalami sakit yang sama seperti ini

sebelumnya dan dari pemeriksaan fisik pada status dermatologis ditemukan

gambaran lesi kulit yang polimorf, tidak bergerombol, dan tidak terasa nyeri,

maka herpes zoster dapat dieliminasi sebagai diagnosis banding varisela. Pada

herpes zoster, pasien sebelumnya sudah pernah terpapar dengan VVZ dan

gambaran lesi kulit berupa vesikel yang bergerombol, unilateral sesuai dengan

daerah persarafan saraf yang bersangkutan dan biasanya timbul di daerah thorakal.

Pada herpes zoster lesi dalam satu gerombol sama, sedangkan usia lesi pada satu

gerombol dengan gerombol lain berbeda.9

Tujuan pengobatan pada pasien ini adalah untuk memperpendek

perjalanan penyakit dan mengurangi gejala klinis yang ada, yaitu dengan

pemberian anti virus yaitu Acyclovir 4 x 100mg selama 7 hari, hal ini

dimaksudkan untuk menekan atau menghambat replikasi dari virus varisela zoster,

analgetik dan antipiretik parasetamol 4 x ¾ c.t.h /hari jika demam dan pemberian

11

Page 13: Refka Varicella

stesolid syr. 3 x ¾ cth/hari jika demam, pemberian stesolid karena pasien

memiliki riwayat kejang sehari sebelum masuk rumah sakit.2,5,9

Pasien disarankan agar istirahat yang cukup, makan makanan yang bergizi,

menjaga kebersihan tubuh, dan tidak memecahan vesikel. Pasien kemudian

dianjurkan untuk kontrol dipoliklinik anak 7 hari kemudian. Hal-hal diatas

bertujuan untuk memperbaiki daya tahan tubuh pasien, mencegah terjadinya

infeksi sekunder, mencegah terjadinya komplikasi dan munculnya jaringan parut

serta untuk mengetahui perkembangan penyakitnya.2

Diagnosis banding pada kasus ini adalah variola. Variola (smallpox)

adalah penyakit menular pada manusia yang disebabkan oleh virus variola major

atau variola minor. Penyakit ini dikenal dengan nama Latinnya, variola atau

variola vera, yang berasal dari kata Latin varius, yang berarti “berbintik”, atau

varus yang artinya “jerawat”. Berikut perbedaan antara variola (smallpox) dan

varicella (chickenpox)6

SmallPox ChickenPoxDemam 2-4 hari sebelum

munculnya ruam di kulit

Demam dan ruam timbul bersamaan

Penampakan ruam Semua ruam berada pada stage yang sama

Ruam yang timbul berbeda-beda stage

Perkembangan lambat cepatPenyebaran ruam pocks Terutama di tangan

dan kaki (ekstremitas)Terutama di tubuh (trunk)

Pocks pada telapak tangan dan telapak kaki

Biasanya ada Biasanya tidak ada

Tingkat Kematian 1 dari 10 kasus Sangat jarang

Prognosis umumnya baik, bergantung pada kecepatan penanganan dan

kemungkinan komplikasi yang dapat terjadi. Pada pasien ini prognosis Quo ad

vitam adalah bonam karena penyakit ini tidak mengancam jiwa, sebab dari

12

Page 14: Refka Varicella

pemeriksaan fisik tidak ditemukan tanda-tanda komplikasi. Prognosis Quo ad

functionam adalah bonam karena fungsi bagian tubuh yang terkena tidak

terganggu. Prognosis Quo ad sanationam adalah bonam karena varisela

merupakan penyakit yang bersifat self-limiting disease dan tidak mengganggu

kehidupan sosial penderita, sebab penanganan yang cepat maka perjalanan

penyakit dapat diperpendek.4,6,7

DAFTAR PUSTAKA

13

Page 15: Refka Varicella

1. Straus SE, Oxman MN. Varicella and Herpes Zoster. In : Fredberg IM, et all, ed. Fitzpatrick’s Dermatology in General Medicine. 5th ed. Vol. 2, New York : Mc. Grawhill inc, 1999 : 2427-50

2. Handoko RP. Penyakit Virus. Dalam : Djuanda A, dkk, editor. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Edisi ke-6. Jakarta: Balai Penerbit FKUI, 2010; 107-15

3. Harahap M. Varisela. Dalam : Ilmu Penyakit Kulit. Jakarta : Gramedia, 1990 : 127-29

4. Sterling JC, Kurtz JB. Viral Infection (Varicella and Zoster). In : Text book of Dermatology, Rook/Wilkonsn/Ebing, 6th ed. Oxford : Blackwell Science, 2000 : 995-1095

5. Hassan Rusepno, Alatas Husein. Varisela (cacar air,”chicken pox”). Dalam:

Buku Ajar Ilmu Kesehatan Anak, jilid 2. Jakarta: INFOMEDIKA; 2007. P.637-

640.

6. Djuanda A. , Hamzah M. , Aisah S. , 2009. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Edisi ke-5. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.

14