41
REFLEKSI KASUS Maret 2015 GIZI BURUK KONDISI III PADA ANAK DENGAN MONILIASIS Nama : Nur Faridah, S.Ked No. Stambuk : N 111 14 045 Pembimbing : dr. Effendy Salim, Sp.A DEPARTEMEN ILMU KESEHATAN ANAK FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TADULAKO RUMAH SAKIT UMUM DAERAH UNDATA PALU 1

Refka Gizbur Kondisi 3

Embed Size (px)

DESCRIPTION

dsda

Citation preview

REFLEKSI KASUSMaret 2015

GIZI BURUK KONDISI IIIPADA ANAK DENGAN MONILIASIS

Nama:Nur Faridah, S.KedNo. Stambuk:N 111 14 045Pembimbing:dr. Effendy Salim, Sp.A

DEPARTEMEN ILMU KESEHATAN ANAKFAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TADULAKORUMAH SAKIT UMUM DAERAH UNDATAPALU2015

PENDAHULUANGizi buruk adalah Keadaan kurang zat gizi tingkat berat yang disebabkan oleh rendahnya konsumsi energi dan protein dalam waktu cukup lama yang ditandai dengan berat badan menurut umur (BB/U) yang berada pada < -3SD tabel baku WHO-NCHS dan < - 3 SD juga pada tabel Z-score. Gizi buruk secara klinis terdiri atas marasmus, kwasiorkor, dan marasmus-kwasiorkor (Depkes RI, 2006; WHO, 2009)Status gizi adalah keadaan tubuh sebagai akibat konsumsi makanan dan penggunaan zat-zat gizi. Status gizi ini menjadi penting karena merupakan salah satu faktor risiko untuk terjadinya kesakitan dan kematian. Status gizi yang baik bagi seseorang akan berkontribusi terhadap kesehatannya dan juga terhadap kemampuan dalam proses pemulihan. Status gizi masyarakat dapat diketahui melalui penilaian konsumsi pangannya berdasarkan data kuantitatif maupun kualitatif (WHO, 2009).Menurut Depkes RI (2006), status gizi merupakan tanda-tanda penampilan seseorang akibat keseimbangan antara pemasukan dan pengeluaran zat gizi yang berasal dari pangan yang dikonsumsi pada suatu saat berdasarkan pada kategori dan indikator yang digunakan dalam menetukan klasifikasi status gizi harus ada ukuran baku yang sering disebut reference. Baku antropometri yang sering digunakan di Indonesia adalah World Health Organization National Centre for Health Statistic (WHO-NCHS). Berdasarkan baku WHO - NCHS status gizi dibagi menjadi empat : Pertama, gizi lebih untuk over weight, termasuk kegemukan dan obesitas. Kedua, Gizi baik untuk well nourished. Ketiga, Gizi kurang untuk under weight yang mencakup mild dan moderat, PCM (Protein Calori Malnutrition). Keempat, Gizi buruk untuk severe PCM, termasuk marasmus, marasmik-kwasiorkor dan kwashiorkor.Kurang Energi Protein (KEP) diberi nama internasional Calori Protein Malnutrition (CPM) dan kemudian diganti dengan Protein Energy Malnutrition (PEM). Kurang Energi Protein adalah seseorang yang kurang gizi yang disebabkan oleh rendahnya konsumsi energi dan protein dalam makanan sehari-hari dan atau gangguan penyakit tertentu. Manifestasi KEP dari diri penderitanya ditentukan dengan mengukur status gizi anak atau orang yang menderita KEP (WHO, 2009).KEP pada balita sangat berbeda sifatnya dengan KEP orang dewasa. Pada balita, KEP dapat menghambat pertumbuhan, rentan terhadap penyakit terutama penyakit infeksi, kematian anak dan mengakibatkan rendahnya tingkat kecerdasan. Pada orang dewasa, KEP menurunkan produktivitas kerja dan derajat kesehatan sehingga menyebabkan rentan terhadap penyakit. Diperkirakan bahwa Indonesia kehilangan 220 juta IQ poin akibat kekurangan gizi dan penurunan produktivitas diperkirakan antara 20% - 30% (WHO, 2009)Dalam pandangan ahli gizi KEP dibedakan gambaran penyakit kwashiorkor, marasmus dan marasmus kwashiorkor. Kwashiorkor adalah penyakit KEP dengan kekurangan protein sebagai penyebab dominan, marasmus adalah gambaran KEP dengan defisiensi energi yang kronis dan marasmus kwashiorkor adalah kombinasi defisiensi kalori dan protein pada berbagai variasi (WHO, 2009)Berikut akan dibahas refleksi kasus mengenai gizi buruk pada anak berusia 1 tahun 6 bulan.

LAPORAN KASUSIDENTITAS PASIENNama: An. KUmur: 1 tahun 6 bulanJenis kelamin: PerempuanAlamat: Kawatuna Tanggal masuk:15 Februari 2015ANAMNESISKeluhan utama : Penurunan nafsu makan dan berat badanRiwayat penyakit sekarangPasien masuk dengan keluhan penurunan berat badan setelah 3 minggu yang lalu pasien tidak mau makan seperti biasanya. Ibu pasien mengeluhkan anaknya mengalami penurunan nafsu makan sejak timbul bercak putih pada bagian dalam mulut anak, keluhan ini dialami sejak 3 minggu yang lalu. Pasien menjadi malas makan & minum, rewel dan gelisah saat tidur. Sebelum anak sakit, berat badan anak adalah 10 kg tetapi setelah pasien sakit serta mengalami kondisi di mana anak tidak ingin makan ataupun minum, berat badannya turun menjadi 6,5 kg.Selain itu pasien juga masuk dengan keluhan panas yang dialami sejak kemarin, panas naik secara terus menerus dan turun saat diberi obat penurun panas, menggigil (-), kejang (-), sakit kepala (-), mimisan (-), perdarahan pada gusi (-). Batuk dan flu (-), sesak napas (-).Muntah 2x dialami sejak kemarin. Keluhan lainnya yaitu buang air besar yang cair dengan frekuensi > 4x/hari sejak 3 hari yang lalu. Selain BAB cair, juga berbau dan berlendir tetapi tidak ada darah. BAK normal seperti biasanya.Riwayat penyakit dahulu : tidak terdapat riwayat penyakit sebelumnyaRiwayat penyakit keluarga : Ibu pasien sedang batuk dan fluRiwayat sosial-ekonomi :Tergolong ekonomi MenengahRiwayat kehamilan dan persalinan: anak ke-2 dari 2 bersaudara, tidak ada riwayat sakit saat kehamilan, ANC rutin. Anak lahir secara normal di rumah dibantu oleh bidan, BBL 2,700 gram dan PBL ?

Kemampuan dan kepandaian anak : Berjalan umur 1 tahun 2 bulanRiwayat kebiasaan dan lingkungan : Pasien tinggal bersama kedua orangtua dan pasien sering di rumah bersama orang tuanya. Anamnesis Makanan :Pasien mendapatkan ASI sampai umur 3 bulan. Usia > 3bulan tahun pasien mendapatkan susu formula dan bubur saring hingga saat ini. Saat usia 6 bulan, pasien mendapatkan makanan tambahan berupa bubur sun.Riwayat Imunisasi: Imunisasi dasar tidak lengkap.PEMERIKSAAN FISIKKeadaan Umum : Sakit SedangKesadaran : Compos MentisBerat badan : 6,5 kgTinggi badan : 75 cmStatus Gizi: Gizi buruk ( Z score < (-3) SD )Tanda vital : Nadi = 120 kali/menitRespirasi = 38 kali/menit Suhu badan = 37,7CKulit: ruam (-), peteki (-) Kepala:Bentuk :NormocephalRambut : Warna kuning, tipis dan tampak seperti rambut jagung dan mudah dicabut.Mata : CekungKonjungtiva: tidak ada anemis Sklera: tidak ada ikterik Reflek cahaya :(+/+)Refleks kornea:(+/+)Telinga : Sekret: tidak adaSerumen: minimalNyeri: tidak adaHidung : Pernafasan cuping hidung : ada Epistaksis: tidak ada Rhinorea:tidak adaMulut : Bibir:mukosa bibir kering, tidak hiperemis Mukosa mulut: banyak bercak putih Gigi: Tidak ada karies Gusi: tidak berdarah Lidah : Tremor/tidak:tidak tremor Kotor/tidak:tidak kotor Warna:kemerahan Tonsil :T1-T1 tidak hiperemisLeher :Pembesaran kelenjar leher: tidak adaToraks :Dinding dada/paru : Inspeksi:Ekspansi paru simetris bilateral Palpasi : Vokal fremitus simetris Perkusi : Sonor kedua lapang paru Auskultasi : bronkovaskular (+), ronki (-), whezing (-)Jantung : Inspeksi : Ictus cordis tidak terlihat Palpasi :Ictus cordis teraba pada SIC V linea midclavicula sinistra Perkusi : Batas jantung normal Auskultasi : S1 dan S2 murni, regular.Abdomen : Inspeksi : Bentuk: Kesan datar Auskultasi : bising usus (+) : Kesan normal Perkusi: Timpani Palpasi: Nyeri tekan: (-)Hati: tidak terabaLien: tidak terabaGinjal: tidak terabaEkstremitas : Akral hangat, edema (+).

RESUMEPasien masuk dengan keluhan penurunan berat badan setelah 3 minggu yang lalu pasien tidak mau makan seperti biasanya. Ibu pasien mengeluhkan anaknya mengalami penurunan nafsu makan sejak timbul bercak putih pada bagian dalam mulut anak, keluhan ini dialami sejak 3 minggu yang lalu. Pasien menjadi malas makan & minum, rewel dan gelisah saat tidur. Sebelum anak sakit, berat badan anak adalah 10 kg tetapi setelah pasien sakit serta mengalami kondisi di mana anak tidak ingin makan ataupun minum, berat badannya turun menjadi 6,5 kg.Selain itu pasien juga masuk dengan keluhan panas yang dialami sejak kemarin, panas naik secara terus menerus dan turun saat diberi obat penurun panas. Muntah 2x dialami sejak kemarin. Keluhan lainnya yaitu buang air besar yang cair dengan frekuensi > 4x/hari sejak 3 hari yang lalu. Selain BAB cair, juga berbau dan berlendir tetapi tidak ada darah. Hasil pengukuran berat badan : 6,5 kg, tinggi badan 75 cm dan status gizi yaitu gizi buruk ( Z score < (-3) SD ). Hasil pemeriksaan tanda vital yaitu nadi 120 kali/menit, respirasi 38x.menit dan suhu badan 37,7C. Hasil pemeriksaan fisik ditemukan pada kepala dengan rambut berwarna kuning seperti rambut pada jagung dan pada mukosa mulut ditemukan DIAGNOSIS MONILIASIS + GIZI BURUK KONDISI III TERAPIIVFD Dextrose 5% 6 tpmInjeksi ceftriaxone 175 gr/12 jam/ivNistatin sirup 4x1 ml cthParacetamol 4x cthTatalaksana diareVitamin A 100.000 UIVitamin C 1x50 grZink 20 gr

Tatalaksana gizi buruk kondisi III (Muntah dan atau Diare atau Dehidrasi) Diberikan 50 ml glukosa 10% 2 jam I : ReSoMal 35 cc setiap 30 menit Catat nadi, frekuensi nafas dan pemberian ReSoMal setiap 30 menit Membaik dilanjutkan : 10 jam berikutnya : ReSoMal 35 cc-75 cc F-75 75 cc setiap 2 jam Catat nadi dan frekuensi nafas ANJURAN PEMERIKSAAN Ultrasonografi

FOLLOW UP16 Februari 2015S:Muntah 3x (+) pada malam hari

O:Kondisi umum: sakit sedangN = 100 kali/menit P = 24 kali/menit R = 380CMata cekung -/-, anemis -/-, pernapasan cuping hidung (-), bibir sianosis (-), retraksi intercosta (-), Rh -/-, Wh -/-.Edema tungkai (-)

A: MONILIASIS + GIZI BURUK KONDISI III

P:Lanjutkan pemberian ReSoMal berselang seling dengan F75 setiap 1 jam, jadi pada pasien diberikan 35 ml ReSoMal dan 75 ml F75. IFVD RL 10 tetes per menit Injeksi ceftriaxone 175 gr/12 jam/iv Paracetamol 4x cth Nistatin sirup 4x1 ml cthObservasi TTV

17 februari 2015S:Sesak napas

O:Kondisi umum: sakit sedangN = 120 kali/menit P = 63 kali/menit R = 37 0C Perhitungan kenaikan BB setelah 2 hari:BB saat ini = 6 kgBB 2 hari yang lalu = 6,5 kgKenaikkan BB 6,5-6 kg = 0,5 kg

A:MONILIASIS + GIZI BURUK KONDISI III

P:Puasakan IFVD RL 10 tetes per menit Injeksi ceftriaxone 175 gr/12 jam/iv Diberikan O2 1-2 literObservasi TTV

18 februari 2014S:-

O:Kondisi umum: sakit sedangN = 120 kali/menit R = 30 kali/menit S = 37 0C Perhitungan kenaikan BB setelah 2 hari:BB saat ini = 6 kgBB 2 hari yang lalu = 6,5 kgKenaikkan BB 6,5-6 kg = 0,5 kg

A:MONILIASIS + GIZI BURUK KONDISI III

P:Lanjutkan F100 diberikan 75 ml diberikan setiap 4 jam selama 2 hari pada fase transisi.Observasi TTVPULANG PAKSA

DISKUSIGizi buruk merupakan keadaan kurang gizi yang disebabkan karena kekurangan asupan energi dan protein juga mikronutrien dalam jangka waktu yang lama. Anak disebut gizi buruk apabila berat badan dibanding umur tidak sesuai. Pasien ini didiagnosis sebagai gizi buruk karena berdasarkan tabel z-score BB/U didapatkan hasilnya di bawah -3SD. Hal ini sesuai dengan kriteria untuk menentukan gizi buruk, yaitu ditandai dengan berat badan menurut umur (BB/U) yang berada pada 7 KgBila BB < 7 Kg

Berikan F-100 ditambah dengan makanan anak/lumat serta buahBerikan F-100 ditambah dengan makanan bayi/ lumat dan sari buah

Terus berikan makanan tahap rehabilitasi sampai tercapai BB/TB-PB > -2SD standar WHO 2005 (kriteria sembuh)

Pada kasus ini pasien diberikan formula F75 untuk penanganan gizi buruknya. Pemberian F75 yang mengandung mineral mix dan tambahan komponen lainnya berfungsi untuk mencegah terjadinya dehidrasi berat dan untuk memenuhi kekurangan zat gizi mikro. Sehingga diharapkan dengan pemberian formula F75 pasien memperoleh perbaikan klinis dan penambahan BB.Prognosis pasien ini adalah dubia, berkaitan dengan gizi buruknya maupun moniliasis yang dialami. Kedua penyakit ini saling berkaitan. Oleh karena itu, diperlukan tatalaksana yang baik untuk penanganan gizi buruk dan moniliasis yang dialami demi mencapai kesembuhan dan perbaikan kondisi tubuh anak.

DAFTAR PUSTAKADepkes RI, 2011. Bagan tatalaksana anak gizi buruk buku 1. Jakarta. Departemen Kesehatan.Depkes RI, 2008. Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS). Jakarta. Depkes RI.Depkes RI, 2006. Glosarium data & informasi kesehatan. Available from: URL:http://www.depkes.go.id/downloads/publikasi/Glosarium%202006.pdf.Food and Agriculture Organization of TheUnited Nation (FAO), 2009. Disorders of Malnutrition. Disitasi dari http://www.fao.org/docrep/w0073e /w0073e05.htm#P3167_359330.htm pada tanggal 29 November 2013. Pembaharuan terakhir : Januari 2009. IDAI, 2011. Buku Ajar Nutrisi Pediatrik dan Penyakit Metabolik Jilid I. Jakarta. Badan Penerbit IDAI.Ikatan Dokter Anak Indonesia, 2004. Standar Pelayanan Medis Kesehatan Anak. Edisi I. Jakarta. IDAI Lubis NU, Marsida AY, 2002. Penatalaksanaan Busung Lapar Pada Balita. Langsa. Bagian Ilmu Kesehatan Anak RSU Langsa. Markum, AH dkk, 1991. Buku Ajar Ilmu Kesehatan Anak Jilid 2. Jakarta. Balai Penerbit FKUI.Matondang CS, Wahidayat I, Sastroasmoro S, 2003. Diagnosis Fisis Pada Anak. Edisi ke 2. Jakarta. Sagung Seto.Staf Pengajar Ilmu Kesehatan Anak FKUI, 2007. Buku Kuliah Ilmu Kesehatan Anak. Jakarta. Penerbit Infomedika.WHO, 2009. Severe Acute Malnutrition: http://www.who.int/nutrition/topics/malnutrition/en/

29