Upload
keko-arantasari
View
141
Download
16
Embed Size (px)
DESCRIPTION
penerapan privatisasi di indonesia
Citation preview
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Indonesia menganut konsep negara kesejahteraan, pemerintah bertanggungjawab atas
kesejahteraan rakyatnya. Wujud dari pelaksanaannya diamanatkan oleh UUD 1945,
dimana cabang-cabang penting bagi kemakmuran rakyat dikelola oleh BUMN
Dua tujuan utama, yaitu tujuan yang bersifat ekonomi dan sosial. Tujuan yang
bersifat ekonomi untuk mengelola sektor-sektor bisnis strategis seperti perusahaan
listrik, minyak dan gas bumi, agar terjadi peningkatan kesejahteraan masyarakat.
Tujuan BUMN yang bersifat sosial antara lain dapat dicapai melalui penciptaan
lapangan kerja serta upaya untuk membangkitkan perekonomian lokal.
BUMN secara umum belum menunjukkan kinerja yang baik. Perolehan laba yang
dihasilkan masih sangat rendah. Sementara itu, saat ini Pemerintah Indonesia masih
harus melunasi pinjaman luar negeri akibat krisis ekonomi tahun 1998
BUMN perlu dibantu dalam bentuk penyertaan modal, sehingga mengurangi beban
pembiayaan APBN. privatisasi dianggap sebagai cara yang efektif untuk
meningkatkan kinerja
Kebijakan privatisasi BUMN pada dasarnya merupakan bagian dari kebijakan
penyehatan BUMN, secara khusus kebijakan privatisasi diawali dengan
dikeluarkannya Peraturan pemerintah tentang kebebasan Perusahaan Persero untuk
menjual sahamnya kepada masyarakat melalui pasar modal
B. Identifikasi Masalah
1. Bagaimanakah praktik atau implementasi Privatisasi BUMN di Indonesia?
2. Bagaimana dampak Privatisasi BUMN di Indonesia?
TINJAUAN PUSTAKA
1
A. Privatisasi
1. Pengertian Privatisasi
privatisasi sering diartikan sebagai pemindahan kepemilikan industri dari pemerintah
ke sektor swasta yang berimplikasi kepada dominasi kepemilikan saham akan
berpindah ke pemegang saham swasta.
privatisasi adalah pengalihan aset yang sebelumnya dikuasai oleh negara menjadi
milik swasta. Pengertian ini sesuai UU BUMN yaitu penjualan saham persero, baik
sebagian maupun seluruhnya, kepada pihak lain dalam rangka meningkatkan kinerja
dan nilai perusahaan, memperbesar manfaat bagi negara dan masyarakat, serta
memperluas pemilikan saham oleh masyarakat.
2. Tujuan Privatisasi
Tujuan privatisasi dari sisi pembenahan internal manajemen (jasa dan organisasi)
yaitu:
a. Meningkatkan efisiensi dan produktivitas;
b. Mengurangi peran negara dalam pembuatan keputusan;
c. Mendorong penetapan harga komersial, organisasi yang berorientasi pada
keuntungan dan perilaku bisnis yang menguntungkan;
Dari sisi ekonomi, tujuan privatisasi yaitu1 :
1. Memperluas kekuatan pasar dan meningkatkan persaingan;
2. Membuka pasar baru untuk modal swasta.
Tujuan berdasarkan Pasal 74 UU BUMN adalah meningkatkan kinerja dan nilai
tambah perusahaan serta meningkatkan peran serta masyarakat dalam pemilikan
saham Persero. Kebijakan privatisasi dianggap dapat membantu pemerintah dalam
menopang penerimaan negara dan menutupi defisit APBN sekaligus menjadikan
BUMN lebih efisien dan profitable dengan melibatkan pihak swasta di dalam
pengelolaannya sehingga membuka pintu bagi persaingan yang sehat dalam
perekonomian.
3. Macam-macam Privatisasi
a. The Sale of an Existing State Owned Enterprise;
1 Ibid
2
privatisasi dilakukan terhadap perusahaan negara skala besar, seperti, utilitas
publik, transportasi, dan industri berat.
b. Use of Private Financing and Management rather than Public for New
Infrastructure Development;
Bentuk privatisasi dimana kondisi perusahaan swasta di suatu negara lebih
baik dari perusahaan sektor publik tradisional dalam pengembangan
infrastruktur.
c. Outsourcing (Contracting Out to Privat Vendor).
Bentuk privatisasi dimana terjadi pelepasan fungsi sektor publik konvensional
seluruhnya dikontrakkan ke vendor swasta
4. Metode Privatisasi
a. Penawaran saham BUMN kepada umum (public offering of shares).
Penawaran ini dapat dilakukan secara parsial maupun secara penuh. Di dalam
transaksi ini, pemerintah menjual sebagian atau seluruh saham
kepemilikannya atas BUMN yang diasumsikan akan tetap beroperasi dan
menjadi perusahaan publik.
b. Penjualan saham BUMN kepada pihak swasta tertentu (private sale of
share).
Di dalam transaksi ini, pemerintah menjual seluruh ataupun sebagian saham
kepemilikannya di BUMN kepada pembeli tunggal yang telah
diidentifikasikan atau kepada pembeli dalam bentuk kelompok tertentu.
c. Penjualan aktiva BUMN kepada swasta (sale of government organization
state-owned enterprise assets).
Pada metode ini, pada dasarnya transaksi adalah penjualan aktiva, bukan
penjualan perusahaan dalam keadaan tetap beroperasi..
d. Penambahan investasi baru dari sektor swasta ke dalam BUMN (new
private investment in an state-owned enterprise assets).
Pada metode ini, pemerintah dapat menambah modal pada BUMN untuk
keperluan rehabilitasi atau ekspansi dengan memberikan kesempatan kepada
sektor swasta untuk menambah modal.
e. Pembelian BUMN oleh manajemen atau karyawan
(management/employee buy out).
3
Metode ini dilakukan dengan memberikan hak kepada manajemen atau
karyawan perusahaan untuk mengambil alih kekuasaan atau pengendalian
perusahaan.
Dari beberapa cara tersebut, UU Nomor 19 Tahun 2003 Tentang BUMN di
dalam pasal 78 hanya membolehkan tiga cara dalam privatisasi yakni :
1. Penjualan saham berdasarkan ketentuan pasar modal.
2. Penjualan saham langsung kepada investor.
3. Penjualan saham kepada manajemen dan/atau karyawan yang bersangkutan
Namun dalam Pasal 77 juga disebutkan bahwa terdapat Persero yang tidak dapat
diprivatisasi adalah:
a. Persero yang bidang usahanya berdasarkan ketentuan peraturan perundang-
undangan hanya boleh dikelola oleh BUMN;
b. Persero yang bergerak di sektor usaha yang berkaitan dengan pertahanan dan
keamanan negara;
c. Persero yang bergerak di sektor tertentu yang oleh pemerintah diberikan tugas
khusus untuk melaksanakan kegiatan tertentu yang berkaitan dengan
kepentingan masyarakat;
d. Persero yang bergerak di bidang usaha sumber daya alam yang secara tegas
berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan dilarang untuk
diprivatisasi.
ANALISIS
4
A. Praktik Kebijakan Privatisasi BUMN di Indonesia
1. Kondisi Ideal Untuk Melakukan Privatisasi di Indonesia
sistem ekonomi yang dianut Indonesia adalah konsep Demokrasi Ekonomi.
Demokrasi ekonomi mengutamakan terwujudnya kemakmuran masyarakat
bersama bukan kemakmuran individu-individu.
BUMN harus dapat beroperasi dengan efektif dan efisien, sehingga dapat
menyediakan produk-produk vital yang berkualitas dengan harga yang
terjangkau bagi rakyat. Selain itu, BUMN juga harus berupaya memperbaiki
profitabilitasnya, sehingga dapat diandalkan sebagai sumber pendanaan utama
bagi pemerintah, terutama untuk mendanai defisit anggarannya.
Praktik privatisasi BUMN dilakukan oleh pemerintah Indonesia karena
dianggap sebagai jalan keluar yang paling baik untuk melaksanakan amanat
demokrasi ekonomi. Hal ini dikarenakan, BUMN adalah pihak yang
diberikan wewenang khusus untuk mengelola sumber daya vital yang
memegang hajat hidup orang banyak berdasarkan Pasal 33 UUD 1945
privatisasi BUMN kepada pihak asing agak kontradiktif dengan jiwa pasal ini.
Pihak asing yang bersangkutan jelas bertindak atas nama swasta yang tentu
saja bertindak dengan didorong oleh maksud dan motif hanya untuk mencari
keuntungan yang maksimal.
Visi yang mengacu pada PP No. 12 Tahun 1998 strategi dan kebijakan dasar
pengelolaan BUMN, yaitu :
a. pembinaan sistem manajemen BUMN yang mengedepankan unsur-
unsur keterbukaan, kemandirian, kewajaran dan akuntabilitas (good
corporate governence);
b. upaya restrukturisasi dan privatisasi perlu terus dilanjutkan untuk
mendorong efisiensi dan penciptaan nilai BUMN;
c. pembinaan SDM BUMN yang jujur, profesional, mampu bersaing
secara global dan memiliki orientasi pengabdian dan pelayanan umum
(public service).
Pilihan model privatisasi mana yang sesuai dengan iklim perekonomian,
politik dan sosial budaya Indonesia haruslah mempertimbangkan faktor-faktor
seperti2 :
a. Ukuran nilai privatisasi ;
2 Dewi Hanggraeni, Loc.cit.
5
b. Kondisi kesehatan keuangan tiga tahun terakhir ;
c. Waktu yang tersedia bagi BUMN untuk melakukan privatisasi ;
d. Kondisi pasar ;
e. Status perusahaan, apakah telah go public atau belum ; dan
f. Rencana jangka panjang masing-masing BUMN.
metode privatisasi BUMN yang dianggap relatif sesuai dengan kondisi
BUMN adalah penawaran saham BUMN kepada umum dan pembelian
BUMN oleh manajemen atau karyawan. metode penjualan saham BUMN
kepada pihak swasta tertentu berarti akan ada pemusatan kepemilikan pada
satu atau sekelompok pihak swasta saja, kurang sesuai dengan jiwa
demokrasi ekonomi. Akan sangat berbahaya jika pihak yang bersangkutan
mengeksploitisir BUMN untuk kepentingan keuntungan semata.
Jika program ini dilaksanakan dengan baik, akan mampu membawa dampak
positif bagi semua pihak. Bagi BUMN, akan tercapai efisiensi dan perbaikan
kinerja manejemen. Bagi pemerintah, privatisasi BUMN yang optimal akan
sangat membantu dalam mendanai defisit anggaran negara, sehingga
pemerintah dapat meminimalkan pinjaman luar negeri. Pada akhirnya bagi
rakyat Indonesia, keberhasilan privatisasi BUMN akan memperbaiki dan
meningkatkan kesejahteraan rakyat karena BUMN sebagai pengelola bidang-
bidang usaha vital dapat lebih memanfaatkan sumber daya vital tersebut untuk
sebaik-baik kemakmuran rakyat seperti yang tercantum dalam Pasal 33 UUD
1945.
2. Pro-Kontra Mengenai Privatisasi
a. Alasan-Alasan Yang Mendukung Privatisasi
1) Peningkatan efisiensi, kinerja dan produktivitas perusahaan yang
diprivatisasi
proteksi pemerintah atau hak monopoli yang dimiliki oleh BUMN
mengakibatkan rendahnya efisiensi BUMN. Pembebasan kendali dari
pemerintah memungkinkan perusahaan tersebut lebih kompetitif untuk
menghasilkan produk dan jasa bahkan dengan kualitas yang lebih baik
dan sesuai dengan konsumen.
2) Mendorong perkembangan pasar modal
Privatisasi juga dapat mendorong perusahaan baru yang masuk ke
pasar modal dan reksadana.Selain itu, privatisasi BUMN dan
6
infrastruktur ekonomi dapat mengurangi defisit dan tekanan inflasi
yang selanjutnya mendukung perkembangan pasar modal.3
3) Meningkatkan pendapatan baru bagi pemerintah
privatisasi dapat mengurangi subsidi pemerintah yang ditujukan
kepada BUMN juga dapat meningkatkan penerimaan pajak dari
perusahaan yang beroperasi lebih produktif dengan laba yang lebih
tinggi.
b. Alasan-Alasan Yang Menolak Program Privatisasi
Alasan bahwa privatisasi bertujuan untuk meningkatkan efisiensi dan
kinerja perusahaan yang diprivatisasi dianggap tidak sesuai dengan
fakta. pada kenyatannya yang diprivatisasi adalah perusahaan yang
sehat dan efisien. Jika ada perusahaan negara yang merugi dan tidak
efisien, biasanya disehatkan terlebih dahulu sehingga menjadi sehat
dan mencapai profit, dan setelah itu baru kemudian dijual.
Alasan untuk meningkatkan pendapatan negara juga tidak bisa
diterima. penerimaan pendapatan itu diiringi dengan kehilangan
pemilikan aset-aset tersebut, yang berarti negara akan kehilangan salah
satu sumber pendapatannya.
B. Dampak Privatisasi BUMN di Indonesia
Dampak kebijakan privatisasi BUMN terlihat pada perubahan kebijakan
pemerintah dan kontrol regulasi. Kebijakan privatisasi dikaitkan dengan kebijakan
eksternal seperti tarif, tingkat nilai tukar, dan regulasi bagi investor asing.
kebijakan domestik, antara lain keadaan pasar keuangan, termasuk didalamnya
akses modal, penerapan pajak serta regulasi yang adil, dan kepastian hukum serta
arbitrase untuk mengantisipasi kemungkinan munculnya kasus perselisihan bisnis.
3Rahmat S. Labib, Op.cit., hlm. 46.
7
Dampak lain yang sering dirasakan dari kebijakan privatisasi yaitu menyebarnya
kepemilikan pemerintah kepada swasta, mengurangi sentralisasi kepemilikan pada
suatu kelompok tertentu.
Dampak yang akan ditimbulkan akibat perubahan struktur tersebut bisa
memberikan dampak positif bagi persero tersebut, yaitu:4
1. Struktur kepemilikan akan berubah. Setelah privatisasi ada pemegang saham
baru di BUMN.
2. Perusahaan akan memperoleh dana segar untuk pengembangan bisnisnya ke
depan.
3. Perusahaan akan lebih dikenal masyarakat luas, karena dengan statusnya
sebagai perusahaan publik
4. Dengan status sebagai perusahaan publik, BUMN yang bersangkutan akan
semakin transparan
5. Corporate value BUMN lebih terukur dan nilai wajar perusahaan akan
tercemin dari harga saham yang diperdagangkan di pasar.
6. Keberhasilan manajemen juga lebih terukur yang tercemin dari pertumbuhan
harga saham di pasar serta antusias masyarakat terhadap saham tersebut.
BUMN-BUMN yang telah diprivatisasi mampu memberikan kontribusi yang
signifikan terhadap likuiditas dan pergerakan pasar modal.5 Kondisi ini membuat
semakin kuatnya dorongan untuk melakukan privatisasi secara lebih luas kepada
BUMN-BUMN lainnya.
Hal ini menyebabkan uang yang diperoleh dari hasil penjualan saham-saham
BUMN tersebut masuk ke tangan pemerintah, bukannya masuk ke dalam BUMN untuk
digunakan sebagai tambahan pendanaan dalam rangka mengembangkan usahanya.
PENUTUP
A. Simpulan :
1. Diantara tiga metode privatisasi BUMN yang sering digunakan, praktik privatisasi
yang dianggap relatif sesuai dengan kondisi BUMN dewasa ini adalah penawaran
saham BUMN kepada umum dan pembelian BUMN oleh manajemen atau karyawan.
Pasalnya, dengan metode penjualan saham BUMN kepada pihak swasta tertentu
berarti akan ada pemusatan kepemilikan pada satu atau sekelompok pihak swasta
4 I Nyoman Tjager, “Dampak Privatisasi BUMN”, PPH Newsletter, 20075 Dewi Hanggraeni, Loc.cit, hlm. 33
8
saja. Hal ini kurang sesuai dengan jiwa demokrasi ekonomi yang menghendaki
pemerataan kesejahteraaan.
2. Dampak kebijakan privatisasi BUMN terlihat pada perubahan kebijakan pemerintah
dan kontrol regulasi. Terjadi penyebarnya kepemilikan BUMN kepada swasta,
mengurangi sentralisasi kepemilikan pada suatu kelompok tertentu. Namun penjualan
saham menguntungkan pemerintah tetapi BUMN dirugikan atas kehilangan aset
karena tidak masuknya dana untuk pengembangan agar lebih efektif
B. Saran
Seharusnya pemerintah dapat melakukan peningkatan kualitas SDM, profesionalisme dan
mampu berperilaku entrepreunership (kewirausahaan), serta adanya otoritas dan otonomi
yang cukup dalam perubahan sikap aparat yang memperlakukan BUMN sebagai
layaknya "korporasi" dengan melepaskan BUMN dari beban pemerintah.
9