Preskesmata Glaukoma Absolut

Embed Size (px)

Citation preview

  • 7/30/2019 Preskesmata Glaukoma Absolut

    1/31

    Presentasi Kasus

    ILMU KESEHATAN MATA

    Oleh:

    Salamah Ary W. G0002136

    Pantun S. Sagala G0003150

    Elfa A. Ersyanti G0006193

    Febrian Andhika G0006195

    Marisa Rizqiana D. G0006202

    Nunung Perwitasari G0006130

    Syarif Afif G0006160

    Pembimbing :

    dr. Rahardjo, Sp. M

    KEPANITERAAN KLINIK ILMU KESEHATAN MATA

    FAKULTAS KEDOKTERAN UNS/RSUD DR. MOEWARDI

    SURAKARTA

    2012

  • 7/30/2019 Preskesmata Glaukoma Absolut

    2/31

    2

    STATUS PASIEN

    I. IDENTITAS

    NAMA : Ny. Sri SumarniUMUR : 57 tahun

    JENIS KELAMIN : Perempuan

    AGAMA : Islam

    PEKERJAAN : Ibu rumah tangga

    ALAMAT : Purbayan rt 02/01 Singopuran Kartasura Sukoharjo

    TGL. MRS : 2 Februari 2012

    TGL. PEMERIKSAAN : 2 Februari 2012

    NO. RM : 01108668

    II. ANAMNESIS

    A. Keluhan utama : Nyeri pada mata kiri

    B. Riwayat Penyakit Sekarang :

    Pasien merasakan nyeri pada mata kiri, nyeri dirasakan sudah sejak 1 bulan yang

    lalu. Nyeri dirasakan terus menerus. Nyeri semakin bertambah sejak 2 minggu terakhir.

    Pasien juga merasakan cekot-cekot di kepala. Namun pasien tidak terlalu memperhatikan

    sehingga pasien tidak pergi berobat. Pasien datang dengan keluhan mata sebelah kiri

    merah, sudah sejak 1 bulan yang lalu dan pandangan mata kiri gelap. Keluhan mulai

    dirasakan sejak kurang lebih satu bulan yang lalu. Pasien merasakan mata perih, nrocos,

    keluar kotoran berlebihan, dan silau saat melihat cahaya. Selain itu pasien juga

    mengeluhkan mual(+) , kadang juga muntah.

    C. Riwayat Penyakit Dahulu

    - Riwayat kencing manis : disangkal- Riwayat hipertensi : disangkal- Riwayat pakai kacamata : disangkal

  • 7/30/2019 Preskesmata Glaukoma Absolut

    3/31

    3

    - Riwayat operasi : disangkal- Riwayat trauma : disangkal- Riwayat alergi : disangkal- Riwayat pemakaian obat-obatan : disangkalD. Riwayat Penyakit Keluarga

    - Riwayat hipertensi : disangkal- Riwayat kencing manis : disangkal- Riwayat sakit serupa : disangkal

    E. Kesimpulan AnamnesisOD OS

    Proses Normal peningkatan tekanan bola mata

    Lokalisasi - bilik mata depan

    Sebab - gangguan outflow humor akuos

    Perjalanan Akut menjadi absolut

    Komplikasi Belum ditemukan -

    III. PEMERIKSAAN FISIK

    A. Kesan umumKeadaan umum sakit berat, compos mentis, gizi kesan cukup

    Tanda Vital :T = 130/90 mmHg Rr = 22x/menit

    N = 80x/menit S = 36,4oC

    B. Pemeriksaan subyektif OD OSVisus sentralis jauh 6/9 0

    Pinhole tidak dilakukan tidak dilakukan

    Visus sentralis dekat

    Koreksi tidak dilakukan tidak dilakukan

  • 7/30/2019 Preskesmata Glaukoma Absolut

    4/31

    4

    Visus Perifer

    Konfrontasi test sama dengan pemeriksa menyempit

    Proyeksi sinar tidak dilakukan tidak dilakukan

    Persepsi warna tidak dilakukan tidak dilakukan

    C. Pemeriksaan Obyektif1. Sekitar Mata

    Tanda radang tidak ada tidak ada

    Luka tidak ada tidak ada

    Parut tidak ada tidak ada

    Kelainan warna tidak ada tidak ada

    Kelainan bentuk tidak ada tidak ada

    2. Supercilium

    Warna hitam hitam

    Tumbuhnya normal normal

    Kulit sawo matang sawo matang

    Geraknya dalam batas normal dalam batas normal

    3. Pasangan Bola Mata dalam Orbita

    Strabismus tidak ada tidak ada

    Exophthalmus tidak ada tidak ada

    Enophthalmus tidak ada tidak ada

    Anophthalmus tidak ada tidak ada

    4. Ukuran Bola Mata

    Mikrophthalmus tidak ada tidak ada

    Makrophthalmus tidak ada tidak ada

    Ptisis bulbi tidak ada tidak ada

    Atrofi bulbi tidak ada tidak ada

    Buftalmus tidak ada tidak ada

    Megalokornea tidak ada tidak ada

    Mikrokornea tidak ada tidak ada

    5. Gerakan Bola Mata

  • 7/30/2019 Preskesmata Glaukoma Absolut

    5/31

    5

    Temporal superior normal normal

    Temporal inferior normal normal

    Temporal normal normal

    Nasal normal normal

    Nasal superior normal normal

    Nasal inferior normal normal

    6. Kelopak Mata

    Gerakannya dalam batas normal dalam batas normal

    Lebar rima 10 mm 10 mm

    Blefarokalasis ada ada

    Tepi Kelopak Mata

    Oedem tidak ada tidak ada

    Hiperemis tidak ada tidak ada

    Entropion tidak ada tidak ada

    Ekstropion tidak ada tidak ada

    7. Sekitar Saccus Lakrimalis

    Oedem tidak ada tidak ada

    Hiperemis tidak ada tidak ada

    Tes regurgitasi tidak dilakukan tidak dilakukan

    8. Sekitar Glandula lakrimalis

    Oedem tidak ada tidak ada

    Hiperemis tidak ada tidak ada

    9. Tekanan Intra Okuler

    Palpasi kesan normal kesan meningkat

    NCT 16,5 mmHg OVER

    10. Konjungtiva

    Konjungtiva Palpebra Superior

    Oedem tidak ada tidak ada

    Hiperemis tidak ada tidak ada

    Sikatrik tidak ada tidak ada

  • 7/30/2019 Preskesmata Glaukoma Absolut

    6/31

  • 7/30/2019 Preskesmata Glaukoma Absolut

    7/31

    7

    Kedalaman kesan dangkal kesan dalam

    14. Iris

    Warna coklat coklat

    Gambaran spongious spongious

    Bentuk reguler reguler

    15. Pupil

    Ukuran 3 mm 6 mm

    Bentuk bulat lonjong vertikal

    Tempat sentral sentral

    Reflek direct (+) (-)

    Reflek indirect (+) (-)

    16. Lensa

    Ada/tidak ada ada

    Kejernihan jernih jernih

    Letak sentral sentral

    Shadow test (-) (-)

    17. Corpus vitreum

    Kejernihan tidak dilakukan tidak dilakukan

    pemeriksaan pemeriksaan

    18.Mata bagian dalamFundus reflek tidak dilakukan tidak dilakukan

    Skiaskopi tidak dilakukan tidak dilakukan

    19.Gambar penderita

  • 7/30/2019 Preskesmata Glaukoma Absolut

    8/31

    8

    Mata kanan , tampak pupil normal, sklera berwarna putih

    Mata kanan tampak mata merah , pupil midriasis maksimal

    IV. KESIMPULAN PEMERIKSAAN

    OD OS

  • 7/30/2019 Preskesmata Glaukoma Absolut

    9/31

    9

    Visus sentralis jauh 6/9 0

    Pinhole tidak dilakukan tidak dilakukan

    Sekitar mata dalam batas normal dalam batas normal

    Supercilium dalam batas normal dalam batas normal

    Pasangan bola mata dalam batas normal dalam batas normal

    dalam orbita

    Ukuran bola mata dalam batas normal dalam batas normal

    Gerakan bola mata dalam batas normal dalam batas normal

    Kelopak mata dalam batas normal dalam batas normal

    Sekitar saccus lakrimalis dalam batas normal dalam batas normal

    Sekitar glandula lakrimalis dalam batas normal dalam batas normal

    Tekanan intraokuler dalam batas normal meningkat

    Konjungtiva bulbi dalam batas normal hiperemis

    Konjungtiva palpebra dalam batas normal dalam batas normal

    Konjungtiva forniks dalam batas normal dalam batas normal

    Sklera dalam batas normal hiperemi

    Kornea sensibilitas turun,

    arcus senilis (+) arcus senilis (+)

    Camera oculi anterior kesan dalam kesan dangkal

    Iris dalam batas normal kelabu

    Pupil , 3 mm, reguler 6 mm, reguler

    sentral sentral

    reflek direct (-) reflek indirect (-)

    Lensa jernih jernih

    Corpus vitreum tidak dilakukan tidak dilakukan

    pemeriksaan pemeriksaan

    V. DIAGNOSIS BANDING

    - OD glaukoma kongestif akut

  • 7/30/2019 Preskesmata Glaukoma Absolut

    10/31

    10

    - OD uveitis anterior akut- OD keratitis

    VI. DIAGNOSIS

    - OD glaukoma absolut

    VII. TERAPI

    Timolol 0,5% ed 2 dd gtt 1 (OS)

    Acetazolamide 250 mg tab 3x1

    IX. PLANING

    - Pengangkatan bola mata (enukleasi )

    IX. PROGNOSIS OD OS

    Ad vitam baik baik

    Ad fungsionam baik dubia

    Ad sanam baik dubia

    Ad kosmetikum baik baik

  • 7/30/2019 Preskesmata Glaukoma Absolut

    11/31

    11

    TINJAUAN PUSTAKA

    GLAUKOMA ABSOLUT

    1. DEFINISI

    Glaukoma absolut merupakan stadium akhir glaukoma (terbuka/tertutup) dimana sudah

    terjadi kebutaan total, akibat tekanan bola mata memberikan gangguan fungsi lanjut. Pada

    glaukoma absolut kornea terlihat keruh, bilik mata dangkal, papil atrofi dengan ekskavasi

    glaukomatosa, mata keras seperti batu dan dengan rasa sakit. Sering dengan mata buta ini

    mengakibatkan penyumbatan pembuluh darah sehingga menimbulkan penyulit berupa

    neovaskularisasi pada iris, keadaan ini memberikan rasa sakit sekali akibat timbulnya glaukoma

    hemoragik. Glaukoma absolut ini bisa berasal dari glaukoma akut yang tidak mendapatkan

    penanganan yang benar.

    Glaukoma akut merupakan salah satu glaukoma sudut tertutup primer. Glaukoma sudut

    tertutup terjadi bila terdapat kenaikan mendadak dari tekanan intraokular, yang disebabkan

    penutupan sudut bilik mata depan yang mendadak oleh akar iris, sehingga menghalangi sama

    sekali keluarnya humor akueus melalui trabekula, menyebabkan meningginya tekanan

    intraokular, maka gejala yang ditimbulkan sangat berat seperti: nyeri pada mata, sakit kepala,

    pandangan kabur, haloe, mual dan muntah serta disertai tanda kongesti, maka disebut pula

    glaukoma akut kongestif atau glaukoma akut. Glaukoma akut hanya timbul pada orang-orang

    yang mempunyai sudut bilik mata yang sempit.Jadi hanya pada orang-orang dengan predisposisi

    anatomis.

  • 7/30/2019 Preskesmata Glaukoma Absolut

    12/31

    12

    Gambar 1. Bilik mata depan normal (atas), dan sudut tertutup (bawah)

    Glaukoma akut merupakan suatu kedaruratan mata yang memerlukan penanganan segera

    untuk mencegah kerusakan nervus optikus yang dapat menyebabkan kebutaan.Pengobatan

    medika mentosa harus dimulai secepat mungkin untuk menurunkan tekanan intra okuler sebelum

    terapi definitive iridektomi laser atau bedah dilakukan.

    Diagnosa pasti ditegakkan berdasarkan gejala klinik dan hasil pemeriksaan gonioskopi

    yang dapat memberikan bukti bahwa sudut bilik mata tertutup.

    2. KLASIFIKASI

    Klasifikasi Vaughen untuk glaukoma adalah sebagai berikut :

    1. Glaukoma primer, tidak diketahui penyebabnya, didapatkan bentuk :

    - Glaukoma sudut sempit/ tertutup (close angle glaucoma, acut congestive glaucoma).

    - Glaukoma sudut terbuka (glaucoma simpleks, open angle glaucoma, chronic simple

    glaucoma).

    2. Glaukoma sekunder, timbul sebagai akibat penyakit lain dalam bola mata, disebabkan :

    - Perubahan lensa.

    - Kelainan uvea.

    - Trauma.

    - Bedah.

    - Rubeosis.

    - Steroid dan lainnya.

    3. Glaukoma kongenital

    - Primer atau infantile.

  • 7/30/2019 Preskesmata Glaukoma Absolut

    13/31

    13

    - Menyertai kelainan kongenital lainnya.

    4. Glaukoma absolute, keadaan terakhir suatu glaucoma, yaitu dengan kebutaan total dan bola

    mata nyeri.

    Glaukoma sudut tertutup primer sendiri dapat dibagi dalam 5 tingkatan dengan perjalan

    penyakitnya yang overlapping dan tidak selalu dimulai dari progresifitas tingkat awal ke tingkat

    selanjutnya. Kombinasi ini dibagi sesuai dengan tingkatan klinis, yaitu:

    1. Glaukoma sudut tertutup suspek

    2. Glaukoma sudut tertutup intermitten (subakut): episode serangan singkat dan rekuren

    3. Glaukoma sudut tertutup akut: kongesti dan post-kongesti

    4. Glaukoma sudut tertutup kronik: tanpa atau dengan glaucomatous damage

    5. Glaukoma sudut tertutup absolut: merupakan tingkat terakhir dari glaukoma akut, padatingkatan ini mata sudah mengalami kebutaan total.

    3. ANATOMI DAN FISIOLOGI.

    Sudut bilik mata depan dibentuk oleh tautan antara kornea dan iris perifer, yang

    diantaranya terdapat jalinan trabekular. Jalinan trabekular (trabecular meshwork) sendiri terdiri

    dari 3 bagian yaitu:

    1. Jalinan uveal (uveal meshwork)2. Jalinan korneosklera (corneoscleral meshwork)3. Jalinan endothelial (juxtacanalicularatau endothelial meshwork)

    Ketiga bagian ini terlibat dalam proses outflow akuos humor.

    Struktur lain yang terlibat adalah kanalis sklem. Kanalis berbentuk sirkumfensial dan

    dihubungkan oleh septa-septa.Bagian dalam kanalis dilapisi oleh sel-sel endotel berbentuk

    kumparan yang mengandung vakuol-vakuol besar, dan di bagian luar dilapisi oleh sel-sel datar

    halus yang mengandung ujung dari kanalis-kanalis kolektor.Bagian selanjutnya yang berperan

    adalah kanalis kolektor.Kanalis ini meninggalkan kanalis sklem dan berhubungan dengan vena

    episklera.

    Humor akuos adalah suatu cairan jernih yang mengisi kamera anterior dan posterior

    mata. Diproduksi oleh korpus siliare dan bervariasi diurnal. Setelah memasuki bilik mata

    belakang, humor akuos melalui pupil dan masuk ke bilik mata depan dan kemudian ke perifer

  • 7/30/2019 Preskesmata Glaukoma Absolut

    14/31

    14

    menuju ke sudut bilik mata depan dan nantinya akan dikeluarkan melalui dua jalur outflow

    berbeda yaitu:

    1. Outflow melalui jalur trabekulum (jalur konvensional). Yang merupakan jalur utama,dimana sekitar 90% outflow akuos humor melalui jalinan trabekular menuju kanalis

    sklem dan berlanjut ke system vena kolektor.

    2. Outflow melalui jalur uveoscleral(jalur unkonvensional). Dimana sekitar 10%outflow akuos humor melalui jalur ini. (gambar 2).

    4. FAKTOR PREDISPOSISI

    Faktor anatomis yang menyebabkan sudut sempit adalah :

    1.Bulbus okuli yang pendek, biasanya pada mata yang hipermetrop. Makin berat hipermetropnya

    makin dangkal bilik mata depannya.

    2.Tumbuhnya lensa, menyebabkan bilik mata depan menjadi lebih dangkal. Pada umur 25 tahun,

    dalamnya bilik mata depan rata-rata 3,6 mm, sedangkan pada umur 70 tahun 3,15 mm.

    3.Kornea yang kecil, dengan sendirinya bilik mata depannya dangkal.

  • 7/30/2019 Preskesmata Glaukoma Absolut

    15/31

    15

    4.Tebalnya iris. Makin tebal iris, makin dangkal bilik mata depan.

    Pada sudut bilik mata yang sempit, letak lensa jadi lebih dekat ke iris, sehingga aliran cairan

    bilik mata dari bilik mata belakang ke bilik mata depan tehambat, inilah yang disebut dengan

    hambatan pupil. Hal ini dapat menyebabkan meningkatnya tekanan di dalam bilik mata

    belakang dan medorong iris ke depan. Pada sudut bilik mata depan yang memang sudah

    sempit, adanya dorongan ini menyebabkan iris menutupi jaringan trabekula, sehingga cairan

    bilik mata tidak dapat atau sukar untuk keluar dan terjadilah glaukoma sudut tertutup.

    5. INSIDENSI

    Glaukoma akut (sudut tertutup) merupakan 15-15% kasus pada orang

    Kaukasus.Persentase ini lebih tinggi pada orang Asia, terutama diantara orang Burma dan

    Vietnam di Asia Tenggara.

    Glaukoma akut yang penderitanya berkulit putih 3 kali lebih banyak ditemukan pada

    wanita dibanding pria, namun pada penderita yang berkulit hitam wanita sama banyak dengan

    pria.

    6. PATOGENESIS

    Sudut bilik mata dibentuk dari jaringan korneosklera dengan pangkal iris.Pada keadaan

    fisiologis bagian ini terjadi pengaliran keluar cairan bilik mata.Berdekatan dengan sudut ini

    didapatkan jaringan trabekulum, kanal Schlemm, baji sklera, garis Schwalbe dan jonjot iris.Pada

    sudut filtrasi terdapat garis Schwalbe yang merupakan akhir perifer endotel dan membran

    desemet, kanal schlemm yang menampung cairan mata kesalurannya.

    Sudut filtrasi berbatas dengan akar iris berhubungan dengan sklera kornea dan disini

    ditemukan sklera spur yang membuat cincin melingkar 360 derajat dan merupakan batas

    belakang sudut filtrasi serta tempat insersi otot siliar longitudinal. Anyaman trabekula mengisi

    kelengkungan sudut filtrasi yang mempunyai dua komponen yaitu badan siliar dan uvea.

    Tekanan intraokular ditentukan oleh kecepatan terbentuknya cairan mata (akueus humor)

    bola mata oleh badan siliar dan hambatan yang terjadi pada jaringan trabekular meshwork.

    Akueus humor yang dihasilkan badan siliar masuk ke bilik mata belakang, kemudian melalui

    pupil menuju ke bilik mata depan dan terus ke sudut bilik mata depan, tepatnya ke jaringan

    trabekulum, mencapai kanal Schlemm dan melalui saluran ini keluar dari bola mata.

  • 7/30/2019 Preskesmata Glaukoma Absolut

    16/31

    16

    Pada glaukoma sudut terbuka, kelainan terjadi pada jalinan trabekular, sedangkan sudut

    bilik mata terbuka lebar.Jadi tekanan intraokuler meningkat karena adanya hambatan outflow

    humor akuos akibat kelainan mikroskopis pada jalinan trabekular.

    Pada glaukoma sudut tertutup, jalinan trabekular normal, sedangkan tekanan intraokuler

    meningkat karena obstruksi mekanik akibat penyempitan sudut bilik mata, sehingga outflow

    humor akuos terhambat saat menjangkau jalinan trabekular.Keadaan seperti ini sering terjadi

    pada sudut bilik mata yang sempit (kadang-kadang disebut dengan dangerous angle).

    Penting untuk diketahui, jika sudut bilik mata tidak sempit atau sudut terbuka luas,

    perifer iris tidak kontak dengan perifer kornea, sehingga sudut bilik mata depan tidak tertutup

    dan glaukoma sudut tertutup tidak akan terjadi. Ini merupakan perbedaan dasar antara glaukoma

    sudut terbuka dengan glaukoma sudut tertutup.

    Ketika dislokasi lensa sebagai penyebab tertutupnya sudut bilik mata maka keadaan ini

    dikenal denganglaukoma sudut tertutup sekunder.Jika glaukoma sudut tertutup tidak diketahui

    penyebabnya, kondisi ini dikenal denganglaukoma sudut tertutup primer.

    Apabila sudut bilik mata depan tertutup secara cepat dan berat, ini dikenal dengan

    glaukoma akut yang disertai dengan banyak gejala dan tanda. Apabila penutupan sudut bilik

    mata depan tidak sempurna dan kadang-kadang saja terjadi, ini dikenal dengan glaukoma sudut

    tertutup intermitten atau glaukoma sudut tertutup kronik, dan disertai dengan sedikit gejala.

    Apabila glaukoma sudut tertutup intermitten yang tidak mempunyai gejala, ini dikenal dengan

    glaukoma sudut tertutup kreeping.

    Satu hal penting untuk diketahui bahwa tidak semua sudut bilik mata sempit akan

    berkembang menjadi glaukoma akut, dapat terjadi hanya sebagian kecil saja, terutama pada mata

    yang pupilnya berdilatasi sedang (3,0 - 4,5mm) yang dapat memungkinkan terjadinya blok pupil

    sehingga dapat berlanjut menjadi sudut tertutup.

    Akibat terjadinya blok pupil, maka tekanan intraocular lebih tinggi di bilik mata belakang

    daripada bilik mata depan. Jika blok pupil semakin berat tekanan intraokuler di bilik mata

    belakang semakin bertambah, sehingga konveksivitas iris semakin bertambah juga, ini dikenal

    dg iris bombe, yang membuat perifer iris kontak dengan jalinan trabekuler, dan menyebabkan

    sudut bilik mata depan tertutup. Jika tekanan intraokuler meningkat secara drastic akibat sudut

    tertutup komplit maka akan terjadi glaukoma akut.

  • 7/30/2019 Preskesmata Glaukoma Absolut

    17/31

    17

    Mekanisme lain yang dapat menyebabkan glaukoma akut adalah: plateau iris dan letak

    lensa lebih ke anterior. Pada keadaan seperti ini juga sering terjadi blok pupil.

    7. GAMBARAN KLINIS

    Sebelum penderita mendapat serangan akut, ia mengalami serangan prodormal, meskipun

    tidak selalu demikian.

    a. Fase Prodormal ( Fase Nonkongestif).

    Pada stadium ini terdapat penglihatan kabur, melihat halo (gambar pelangi) sekitar lampu

    atau lilin, disertai sakit kepala, sakit pada mata dan kelemahan akomodasi. Keadaan ini

    berlangsung 0,5-2 jam. Bila serangannya reda, mata menjadi normal kembali.

    b. Fase Glaukoma Akut ( Fase Kongestif).

    Pada stadium ini penderita tampak sangat payah, memegangi kepalanya karena sakit hebat.

    Jalannya dipapah, karena tajam penglihatannya sangat turun, muntah-muntah, mata

    hiperemis dan fotofobia. Karenanya sering disangka bukan menderita sakit mata, melainkan

    suatu penyakit sistemik.

    Glaukoma akut menyebabkan visus cepat menurun, disertai sakit hebat di dalam mata yang

    menjalar sepanjang Nervus cranial V, sakit kepala, mual muntah, tampak warna pelangi di

    sekitar lampu.

    8. PEMERIKSAAN

    a. Slit-lamp Biomikroskopi

    Konjungtiva bulbi: hiperemia kongestif, kemotis dengan injeksi silier, injeksikonjungtiva, injeksi epislera.

    Kornea : edema dengan vesikel epithelial dan penebalan struma, keruh, insensitif karenatekanan pada saraf kornea.

    Bilik mata depan: dangkal dengan kontak iridokorneal perifer. Flare dan sel akuos dapatdilihat setelah edem kornea dapat dikurangi.

    Iris: gambaran corak bergaris tak nyata karena edema, berwarna kelabu, dilatasipembuluh darah iris.

    Pupil: oval vertikal, tetap pada posisi semi-dilatasi, kadang-kadang didapat midriasisyang total, warna kehijauan, tidak ada reaksi terhadap cahaya dan akomodasi

  • 7/30/2019 Preskesmata Glaukoma Absolut

    18/31

    18

    b. Tonometri Schiotz: ( Normal TIO : 10-21 mmHg) pada glaukoma akut dapat mencapai 50-

    100 mmHg.

    c. Funduskopi: papil saraf optik menunjukan penggaungan dan atrofi, seperti pada glaukoma

    simpleks. Sehingga cup disk ratio membesar (N =

  • 7/30/2019 Preskesmata Glaukoma Absolut

    19/31

    19

    Pemeriksaan gonioskopi ditunda sampai edem kornea berkurang, salah satunya dengan obat

    yang dapat menurunkan tekanan intraocular, misalnya dengan gliserin topical atau saline

    hipertonik salap mata. (gambar 5)

    Gambar 5: Gonioskopi

    e. Pemeriksaan lapang pandang

    Penting, baik untuk menegakkan diagnosa maupun untuk meneliti perjalanan

    penyakitnya, juga bagi menetukan sikap pengobatan selanjutnya.Harus selalu diteliti keadaan

    lapang pandangan perifer dan juga sentral. Pada glaukoma yang masih dini, lapang

    pandangan perifer belum menunjukkan kelainan, tetapi lapang pandangan sentral sudah

    menunjukkan adanya bermacam-macam skotoma. Jika glaukomanya sudah lanjut, lapang

    pandangan perifer juga memberikan kelainan berupa penyempitan yang dimulai dari bagian

    nasal atas. Yang kemudian akan bersatu dengan kelainan yang ada ditengah yang dapat

    menimbulkan tunnel vision, seolah-olah melihat melalui teropong untuk kemudian menjadi

    buta.

    f. Tes provokasi, dilakukan pada keadaan yang meragukan.

    Tes yang dilakukan : tes kamar gelap, tes midriasis, tes membaca, tes bersujud (prone test).

    Untuk glaucoma sudut tertutup, yang umum dilakukan adalah tes kamar gelap (karena pupil

    akan midriasis dan pada sudut bilik mata yang sempit, ini akan menyebabkan tertutupnya

    sudut bilik mata). Caranya adalah ukur TIO awal, kemudian pasien masuk kamar gelap

    selama 60-90 menit. Ukur segera TIO nya. Kenaikan 8 mmHg, tes provokasi (+)

  • 7/30/2019 Preskesmata Glaukoma Absolut

    20/31

    20

    9. DIAGNOSIS BANDING

    Beberapa penyakit yang mirip dengan glaucoma akut adalah :

    1. Iridosiklitis akut.

    2. Konjungtivitis akut.

    3. Keratitis.

    4. Skleritis.

    5. Katarak senilis

    6. Glaukoma sudut tertutup kronik

    7. Cluster headache

    8. Migraine

    10.PENCEGAHAN

    1. Deteksi dini

    Salah satu satu cara pencegahan glaukoma adalah dengan deteksi sedini mungkin. Tidak

    ada tindakan yang dapat mencegah terjadinya glaukoma sudut terbuka.Jika penyakit ini

    ditemukan secara dini, maka hilangnya fungsi penglihatan dan kebutaan bisa dicegah dengan

    pengobatan.Orang-orang yang memiliki resiko menderita glaukoma sudut tertutup sebaiknya

    menjalani pemeriksaan mata yang rutin dan jika resikonya tinggi sebaiknya menjalani

    iridotomi untuk mencegah serangan akut.

    - Mengingat hilangnya penglihatan secara permanen yang disebabkan oleh glaukoma,

    sebaiknya setiap orang memperhatikan kesehatan matanya dengan cara melakukan

    pengukuran tekanan bola mata secara rutin setiap 3 tahun, terutama bagi orang yang

    usianya di atas 40 tahun.

    - Faktor risiko lain yang perlu diwaspadai adalah mereka yang memiliki riwayat keluarga

    penderita glaukoma, mata minus tinggi atau plus tinggi (miopia), serta penderita penyakit

    sistemik seperti diabetes atau kelainan vaskular (jantung).

    - Pemeriksaan mata rutin yang disarankan adalah setiap enam bulan sekali, khususnya bagi

    orang dengan risiko tinggi. Untuk mengukur tekanan bola mata kerusakan mata yang

    diderita dilakukan tes lapang pandang mata.

    - Sebaiknya diperiksakan tekanan bola mata bila mata kemerahan dan sakit kepala berat.

  • 7/30/2019 Preskesmata Glaukoma Absolut

    21/31

    21

    2. Nutrisi yang adekuat (banyak mengandung vitamin A dan Beta Karoten) Faktor risiko pada

    seseorang yang bisa menderita glaukoma adalah seperti diabetes mellitus dan hipertensi,

    untuk itu bagi yang menderita diabetes mellitus dianjurkan untuk mengurangi mengkonsumsi

    gula agar tidak terjadi komplikasi glaukoma, sedangkan untuk penderita hipertensi

    dianjurkan untuk diet rendah garam karena jika tekanan darah naik cepat akan menaikkan

    tekanan bola mata.

    3. Gaya Hidup (Life style) yang sehat seperti menghindari merokok dan olahraga teratur.

    Olahraga dapat merendahkan tekanan bola mata sedikit.

    4. Pencegahan lanjutan bagi yang sudah menderita glaukoma agar tidak bertambah parah/untuk

    mencegah tingginya tekanan intraokuler yaitu :

    - Mengurangi stress

    - Hindari membaca dekat karena pupil akan menjadi kecil sehingga glaucoma akan

    memblok pupil

    - Hindari pemakaian obat simpatomimetik karena pupil akan melebar (dilatasi)

    - Diet rendah natrium

    - Pembatasan kafein

    - Mencegah konstipasi

    - Mencegah manuver valsava seperti batuk, bersin, dan mengejan karena akan

    meningkatkan TIO

    - Menempatkan pasien dalam posisi supinasi dapat membantu pasien merasa nyaman dan

    mengurangi tekanan intra okular. Diyakini juga bahwa dengan posisi supinasi, lensa jatuh

    menjauh dari iris yang mengurangi blok pupil.

    11. PENATALAKSANAAN

    1. Terapi medikamentosa

    1.1. Agen osmotik

    1.2. Karbonik anhidrase inhibitor

    1.3. Miotik kuat (Parasimpatomimetik)

    1.4. Beta-blocker

    1.5. Alpha adrenergic agonist

    1.6. Analog Prostaglandin

  • 7/30/2019 Preskesmata Glaukoma Absolut

    22/31

    22

    1.7. Kortikosteroid Topikal

    2. Observasi respon terapi

    2.1. Monitor ketajaman visus, edema kornea, dan ukuran pupil

    2.2. Ukur tekanan intraocular setiap 15 menit

    2.3. Gonioskopi

    3. Parasintesis

    4. Bedah Laser:

    4.1. Laser iridektomi

    4.2. Laser iridoplasti

    5. Bedah insisi

    5.1. Iridektomi bedah insisi

    5.2. Trabekuloktomi

    6. Ekstraksi lensa

    7. Tindakan profilaksis

    Ad.1. Terapi medikamentosa

    Penatalaksanaan Glaukoma sudut tertutup terdiri dari mengurangi tekanan intra okular,

    menekan inflamasi, dan pemulihan sudut tertutup.

    1.1.Agen osmoticAgen ini lebih efektif untuk menurunkan tekan intra okuler dan efeknya menjernihkan

    kornea, pemberiannya dianjurkan kepada pasien yang tidak mengalami emesis.Agen-agen

    hiperosmotik berguna untuk mengurangi volume vitreus, yang, kebalikannya, menurunkan

    tekanan intraokular.Penurunan tekanan intra okular memulihkan iskemia iris dan memperbaiki

    kepekaan terhadap pilokarpin dan obat-obat lainnya.Agen-agen osmotic menyebabkan diuresis

    osmotic dan mengurangi cairan tubuh total.Agen-agen tersebut tidak boleh digunakan pada

    pasien penyakit jantung dan penyakit ginjal.

    GliserinDosis efektif 1-1,5 gr/kgBB dalam 50% cairan. Selama penggunaanya gliserin dapat

    menyebabkan hiperglikemia dan dehidrasi. Hati-hati terhadap pasien diabetes dan lansia

    dengan gagal ginjal serta penyakit kardiovaskular karena agen ini sendiri dapat menyebabkan

    mual muntah. Menurunkan tekanan intraokular dalam waktu 30-90 menit setelah pemberian.

    Manitol

  • 7/30/2019 Preskesmata Glaukoma Absolut

    23/31

    23

    Dosis 1-2 gram/kgBB dalam 50% cairan. Aman digunakan pada pasien diabetes karena tidak

    dimetabolisme. Puncak efek hipotensif okular terlihat dalam 1-3 jam. Bila tidak dapat

    diberikan oral (mis : mual muntah) dapat diberikan secara intravena dalam 20% cairan

    dengan dosis 2 gr/kgBB selama 30 menit. Maksimal penurunan tekanan dijumpai dalam 1

    jam setelah pemberian iv. Pada penderita payah jantung pemberian manitol berbahaya,

    karena volume darah yang beredar meningkat sehingga memperberat kerja jantung yang

    telah gagal. Pemberian manitol juga dikontraindikasikan pada penyakit ginjal dengan anuria,

    kongesti atau udem paru yang berat, dehidrasi hebat, dan perdarahan intra kranial, kecuali

    bila akan dilakukan kraniotomi, serta pada pasien yang hipersensitivitas terhadap manitol.

    Ureum intravenaDosis 1-1,5 g/kg i.v. Tidak seefektif manitol karena berat molekulnya lebih rendah sehingga

    lebih cepat dipenetrasi pada mata. Penggunaannya harus dengan pengawasan ketat untuk

    menghindari komplikasi kardiovaskuler.

    1.2.Karbonik Anhidrase InhibitorMengurangi produksi akuos humor dengan menghambat karbonik anhidrase di badan

    siliar sehingga mengurangi TIO secara cepat

    AsetazolamideMerupakan pilihan yang sanagat tepat untuk pengobatan darurat pada glaukoma

    akut.Acetazolamide sebaiknya diberikan dengan dosis awal 500 mg IV yang diikuti dengan500 mg per oral.sekarang diketahui bahwa karbonik anhidrase inhibitor oral sedikit atau tidak

    ada sama sekali efek samping sistemik.

    MethazolamideDosis 50-100 mg p.o. 2 atau 3 kali sehari ( total tidak lebih dari 600mg/hari)

    DorzolamideBerbeda dengan obat-obat yang lebih tua, Dorzolamide sanggup menerobos ke dalam mata

    dengan aplikasi topical.

    DichlorphenamideDosis awal 100-200mg per oral, diikuti 100 mg setiap 12 jam sampai tercapai respons yang

    diinginkan. Dosis pemeliharaan (maintenance) yang biasa untuk glaukoma adalah 25-50 mg

    3 atau 4 x/hari. Dosis harian total tidak melebihi 300 mg.

    Brinzolamide

  • 7/30/2019 Preskesmata Glaukoma Absolut

    24/31

    24

    Brinzolamide adalah penghambat karbonik anhidrasi yang digunakan pada mata dengan

    kadar 1 %. Brinzolamide digunakan untuk mengobati tekanan yang meningkat pada mata

    karena glaukoma sudut terbuka.Brinzolamide juga digunakan untuk mengatasi kondisi yang

    disebut hipertensi pada mata.

    1.3.Miotik kuat (Parasimpatomimetik)Pilokarpin 2% atau 4% setiap 15 menit sampai 4 kali pemberian sebagai inisial terapi.

    Tidak efektif pada serangan yang sudah lebih dari 1-2 jam. Hal ini karena muskulus sphingter

    pupil sudah iskemik sehingga tidak dapat merespon pilokarpin

    1.4.Beta blockerBekerja dengan cara mengurangi produksi akuos humor.

    Levobunolol 0,25%, 0,5% Betaxolol HCl

    Betaxolol HCl adalah penghambat reseptor beta1 selektif yang digunakan untuk pengobatan

    glaukoma dalam bentuk sediaan gel untuk mata dengan kadar 0,1% dan tetes mata dengan

    kadar 0,5%.

    Timolol maleatMerupakan beta bloker tetes mata nonselektif.Sebagai inisial terapi dapat diberikan 2 kali

    dengan interval setiap 20 menit dan dapat diulang dalam 4, 8 dan 12 jam kemudian.Tersedia

    dalam bentuk tetes mata dengan kadar 0,25%, 0,5% dan 0,68%.1.5.Alpha adrenergic agonist

    Dapat ditambahkan untuk lebih mengurangi produksi akuos humor dan mengurangi

    hambatan outflow akuos.

    Brimonidine Apraclonidine 0,5%, 1%1.6.Analog Prostaglandin

    Latanoprost 0,005% merupakan senyawa analog prostaglandin yang dapat menurunkan

    tekanan intraokuler dengan cara meningkatkan outflow akuos humor. Dosis 1 tetes/ hari.

    Tersedia dalam bentuk tetes mata dengan kadar 0,005%, dan juga dikombinasi dengan Timolol

    maleate.

    1.7.Kortikosteroid Topikal

  • 7/30/2019 Preskesmata Glaukoma Absolut

    25/31

    25

    Inflamasi merupakan bagian penting dari patofisiologi dan timbulnya gejala.Steroid

    topical mengurangi reaksi inflamasi dan kerusakan nervus optikus.Prednisolon asetat 1%

    digunakan selama 1 minggu pasca operasi iridektomi.Diberikan sebagai pengganti obat-obat

    antiglaukoma yang digunakan saat serangan akut sebelumnya.

    Ad. 2. Observasi respon Terapi

    Merupakan periode penting untuk melihat respon terapi yang dapat menyelamatkan visus

    penderita, sehingga keputusan harus segera dibuat (paling kurang dalam 2 jam setelah mendapat

    terapi medikamentosa intensif), untuk tindakan selanjutnya, observasinya meliputi:

    1. Monitor ketajaman visus, edem kornea dan ukuran pupil2. Ukur tekanan intraokuler setiap 15 menit (terbaik dengan tonometer aplanasi)3. Periksa sudut dengan gonioskopi, terutama apabila tekanan intraokulernya sudah

    turun dan kornea sudah mulai jernih.

    Pada masa observasi ini yang dilihat adalah respon terapi. Respon terapi bisa baik, jelek,

    ataupun sedang. Bila respon terapi baik maka akan terjadi perbaikan visus, kornea menjadi

    jernih, pupil kontriksi, tekanan intraokuler menurun, dan sudutnya terbuka kembali. Pada

    keadaan ini dapat dilakukan penatalaksaan lebih lanjut.

    Ad. 3. Parasintesis

    Jika pemakaian terapi medikamentosa secara intensif masih dianggap lambat dalam

    menurunkan tekanan intraokuler ke tingat yang aman dan kadang-kadang justru setelah

    pemberian 2 atau 4 jam masih tetap tinggi. Sekarang ini mulai diperkenalkan can menurunkan

    tekanan intraokuler yang cepat dengan tekhnik parasintesis. Pada prosedur ini, mata dilakukan

    anestesi lokal sebelumnya, lalu jarum dimasukkan ke dalam bilik mata depan untuk

    mengeluarkan cairan akuos. Cairan disedot sebanyak 0,05 ml, sehingga secara cepat dapat

    mengurangi tekanan di mata. Cara ini jg dapat menghilangkan rasa nyeri dengan segera pada

    pasien

    Ad. 4. Bedah Laser

    4.1. Laser Iridektomi

  • 7/30/2019 Preskesmata Glaukoma Absolut

    26/31

  • 7/30/2019 Preskesmata Glaukoma Absolut

    27/31

    27

    Perawatan setelah operasi

    Perdarahan dapat terjadi ditempat iridektomi.Pada perdarahan ringan dapat diatasi dengan terapi

    anti-koagulasi. Namun pada pasien yang mengalami kelainan pembekuan darah dapat diatasi

    dengan argon laser karena argon laser dapat membantu proses koagulasi pembuluh darah.

    Peningkatan tekanan intaokular dapat terjadi setelah operasi.Apabila terjadi inflamasi maka

    dapat disembuhkan dengan menggunakan kortikosteroid topikal.

    Komplikasi

    Komplikasi dari argon laser adalah sinekia posterior, katarak lokal, meningkatnya tekanan

    intraokular, iritis, lubang iridektomi lebih cepat tertutup kembali dan terbakarnya kornea dan

    retina. Pada umumnya komplikasi yang sering terjadi meliputi kerusakan lokal pada lensa dan

    kornea, ablasio retina, pendarahan, gangguan visus dan tekanan intraokular meningkat.8

    Gambar 6: Sedang melakukan iridektomi laser

    Gambar 7: Setelah dilakukan iridektomi laser

    4.2. Laser iridoplasti

    Merupakan tindakan alternatif jika tekanan intraokular gagal diturunkan secara intensif

    dengan terapi medika mentosa bila tekanan intraokularnya tetap sekitar 40 mmHg, visus jelek,

    kornea edema, dan pupil tetap dilatasi.Pada laser iridoplasti ini pengaturannya berbeda dengan

    pengaturan pada laser iridektomi.Di sini pengaturannya dibuat sesuai untuk membakar iris agar

    otot sfingter iris berkonraksi sehingga iris bergeser kemudian sudut pun terbuka.Agar laser

    iridoplasti berhasil maka titik tembakan harus besar, powernya rendah, dan waktunya lama.

    Ad. 5. Bedah insisi

  • 7/30/2019 Preskesmata Glaukoma Absolut

    28/31

    28

    Iridektomi insisi dilakukan pada pasien yang tidak berhasil dengan tindakan laser

    iridektomi seperti:

    Pada situasi iris tidak tidak dapat dilihat dengan jelas karena edema kornea, hal ini seringterjadi pada pasien glaukoma akut berat yang berlangsung 4-8 minggu.

    Sudut bilik mata depan dangkal, dengan kontak irido-korneal yang luas Pasien yang tidak kooperatif Tidak tersedianya peralatan besar.

    5.1 Iridektomi Bedah Insisi

    Dikerjakan pada kasus glaukoma sudut tertutup sebagai tindakan pencegahan.Dilakukan

    untuk mengangkat sebagian iris untuk memungkinkan aliran humor aqueus dari kamera posterior

    ke kamera anterior.Diindikasikan pada penanganan glaukoma dengan penyumbatan pupil bila

    pembedahan laser tidak berhasil atau tidak tersedia.Pupil dibuat semiosis mungkin dengan

    menggunakan miotik tetes atau asetilkolin intra kamera.Kemudian dilakukan insisi 3mm pada

    korneosklera 1 mm dibelakang limbus.Insisi dilakukan agar iris prolaps.Bibir insisi bagian

    posterior ditekan sehingga iris perifer hampir selalu prolaps lewat insisi dan kemudian dilakukan

    iridektomi.Bibir insisi posterior ditekan lagi diikuti dengan reposisi pinggir iridektomi. Luka

    insisi kornea ditutup dengan satu jahitan atau lebih, dan bilik mata depan dibentuk kembali.

    Setelah operasi selesai, fluoresen sering digunakan untuk menentukan ada tidaknya kebocoranpada bekas insisi. Oleh karena kebocoran dapat meningkatkan komplikasi seperti bilik mata

    depan dangkal.

    5.2. Trabekulektomi

    Dilakukan untuk menciptakan saluran pengaliran baru melalui sklera. Dilakukan dengan

    melakukan diseksi flap ketebalan setengah (half-tickness) sklera dengan engsel di limbus. Satu

    segmen jaringan trabekula diangkat, flap sklera ditutup kembali dan konjungtiva dijahit rapat

    untuk mencegah kebocoran cairan aqueus.Trabekulektomi meningkatkan aliran keluar humor

    aqueus dengan memintas struktur pengaliran yang alamiah.Ketika cairan mengalir melalui

    saluran baru ini, akan terbentuk bleb (gelembung). Dapat diobservasi pada pemeriksaan

    konjungtiva. Persiapan sebelum operasiyaitu pembahasan ditujukan untuk memperbaiki

    penglihatan dan biasanya dikerjakan secara berencana, kecuali pada kasus-kasus yang tidak

  • 7/30/2019 Preskesmata Glaukoma Absolut

    29/31

    29

    biasa, misalnya lensa hipermature yang sejak awal telah memberikan ancaman terjadinya

    ruptura. (Gambar 8).

    Indikasi

    Tindakan trabekulektomi dilakukan pada keadaan glaukoma akut yang berat atau setelah

    kegagalan tindakan iridektomi perifer.

    Komplikasi

    Setelah prosedur filtrasi meliputi hipotoni (TIO rendah yang tidak normal), hifema (darah di

    kamera anterior mata), infeksi dan kegagalan filtrasi.

    Gambar 8: Trabekulektomi

    Ad. 6. Ekstraksi lensa

    Apabila blok pupil jelas terlihat berhubungan dengan katarak, ekstraksi lensa dapatdipertimbangkan sebagai prosedur utama. Walaupun iridektomi laser dapat menghentikan

    serangan akut akibat blok pupil, namun operasi katarak baik dilakukan agar lebih aman untuk

    waktu yang akan dating.

    Ad. 7. Tindakan profilaksis

    Tindakan profilaksis terhadap mata normal kontralateral dilakukan laser iridektomi

    profilaksis, ini lebih disukai daripada perifer iridektomi bedah, yang dilakukan pada mata

    kontralateral yang tidak mempunyai symptom.

    12. PROGNOSIS

    Prognosa baik apabila glaukoma akut cepat terdeteksi dan mendapat terapi yang sesegera

    mungkin. Sering diagnose dibuat pada stadium lanjut, dimana lapang pandang telah hilang secara

  • 7/30/2019 Preskesmata Glaukoma Absolut

    30/31

  • 7/30/2019 Preskesmata Glaukoma Absolut

    31/31

    1. Ilyas, Sidartha, dkk. Glaukoma. dalam: Ilmu Penyakit Mata, edisi 3, Jakarta,Balai Penerbit

    FKUI, 2002, hal 212-217.

    2. Vaughan, D.G. Asbury, T. Riodan-Eva, P. Glaukoma. dalam : Oftalmologi Umum, ed.

    Suyono Joko, edisi 14, Jakarta, Widya Medika, 2000, hal : 220-232

    3. Obrien, Chock, Opere. An Overview of Glaucoma Management for

    Pharmacists.http://www.uspharmacist.com/continuing_education/ceviewtest/lessonid/106698

    /

    4. Noecker, R. J. Glaucoma, Angle Closure, Acute. Available at

    http://emedicine.medscape.com/article/1206956-diagnosis.