30
Tutorial Klinik ILMU PENYAKIT MATA TRIKIASIS Disusun Oleh : Eko Dewi Ratna Utami G99141022 Wida Pratiwi Oktavia G99141023 Pristiawan Navy E G99141024 Nurul Wahda Aulia G99141025 Shinta Andi Sarasati G99141026 Pembimbing 1

preskas trikiasis.docx

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Ilmu Penyakit Mata

Citation preview

Page 1: preskas trikiasis.docx

Tutorial Klinik

ILMU PENYAKIT MATA

TRIKIASIS

Disusun Oleh :

Eko Dewi Ratna Utami G99141022

Wida Pratiwi Oktavia G99141023

Pristiawan Navy E G99141024

Nurul Wahda Aulia G99141025

Shinta Andi Sarasati G99141026

Pembimbing

KEPANITERAAN KLINIK ILMU PENYAKIT MATA

FAKULTAS KEDOKTERAN UNS/RSUD DR. MOEWARDI

SURAKARTA

2014

1

Page 2: preskas trikiasis.docx

2

Page 3: preskas trikiasis.docx

BAB I

PENDAHULUAN

Kelopak mata mempunyai beberapa fungsi. Salah satunya adalah sebagai

proteksi mekanik terhadap bola mata. Kelopak mata juga menyediakan elemen kimia

penting pada lapisan air mata prekorneal, dan membantu mendistribusikan lapisan ini

ke seluruh permukaan bola mata. Selama fase mengedip, kelopak mata mendorong air

mata ke kantus medial dan masuk ke dalam sistem drainase pungtum lakrimal. Bulu

mata yang ada di sepanjang tepi kelopak mata membersihkan partikel-partikel dari

depan mata, dan pergerakan gerakan konstan serta reflex kelopak mata mencegah

kornea dari trauma ataupun cahaya yang menyilaukan.

Trikiasis merupakan kondisi dimana silia bulu mata melengkung ke arah

bola mata. Trikiasis biasanya akibat inflamasi atau parut pada palpebra setelah

operasi palpebra, trauma, kalazion, atau blefaritis berat. Trikiasis sering dikaitkan

dengan penyakit sikatriks kronik seperti pemphigoid ocular, trakoma, dan sindrom

Steven Johnson.

Trikiasis dapat terjadi pada semua usia, namun lebih sering ditemukan pada

orang dewasa. Belum ditemukan bukti adanya predileksi pada ras-ras tertentu.

3

Page 4: preskas trikiasis.docx

BAB II

STATUS PASIEN

I. IDENTITAS

Nama : Tn. S

Umur : 56 tahun

Jenis Kelamin : Laki-laki

Agama : Islam

Pekerjaan : Wiraswasta

Alamat : Jaten, Karanganyar

Tanggal periksa : 11 September 2014

No. RM : 01-09-32-54

Cara Pembayaran : Umum

II. ANAMNESIS

A. Keluhan utama : Mata kanan terasa seperti ada yang mengganjal

B. Riwayat Penyakit Sekarang :

Pasien mengeluh mata kanan pasien terasa seperti ada yang mengganjal.

Pasien juga megeluhkan mata kanan nrocos dan gatal. Keluhan pasien muncul

sekitar 1 hari sebelum masuk rumah sakit. Pasien mengeluhkan setiap

mengedipkan mata makin terasa mengganjal dan gata seperti ada benda asing

didalam matanya. Namun, pasien tidak merasa sebelumnya ada benda asing

yang masuk ke dalam mata pasien. Pasien tidak mengeluhkan pandangan kabur

dan silau. Pasien juga tidak mengeluhkan adanya kotoran yang keluar dari

matanya. Menurut pasien, saat ini matanya menjadi lebih memerah. Pasien

tidak mengeluhkan nyeri cekot-cekot maupun pusing. Keluhan tidak dirasakan

pada mata kiri. Pasien sebelumnya hanya mengucek mata ketika matanya

terasa gatal, namun tidak di periksakan. Pasien juga tidak memberikan obat-

4

Page 5: preskas trikiasis.docx

obatan pada matanya. Sampai saat diperiksakan pasien tidak mengetahui benda

asing yang terasa mengganjal di matanya. Menurut pasien, sebelumnya pasien

pernah memeriksakan keluhan serupa ke dokter mata karena adanya bulu mata

yang tumbuh masuk ke dalam kelopak matanya. Keluhan tersebut sekitar 1

tahun yang lalu dan dilakukan pengambilan bulu mata yang masuk tersebut.

C. Riwayat Penyakit Dahulu

Riwayat kencing manis : disangkal

Riwayat hipertensi : disangkal

Riwayat trauma : disangkal

Riwayat operasi mata : disangkal

Riwayat benjolan di mata : disangkal

Riwayat infeksi / iritasi mata : disangkal

D. Riwayat Penyakit Keluarga

R. Hipertensi : disangkal

R. Kencing manis : disangkal

Riwayat benjolan di mata : disangkal

Riwayat infeksi / iritasi mata : disangkal

E. Kesimpulan

Anamnesis

OD OS

Proses Pertumbuhan abnormal

bulu mata

-

Lokalisasi Margo palpebra

superior

-

Sebab Belum diketahui -

Perjalanan Kronis -

5

Page 6: preskas trikiasis.docx

Komplikasi Tidak ditemukan -

III. PEMERIKSAAN FISIK

A. Kesan umum

Keadaan umum baik

Kesadaran compos mentis (E4V5M6)

Gizi kesan cukup

T = 120/80 mmHg N = 82x/menit Rr = 18x/menit S= 36,5

B. Pemeriksaan subyektif OD OS

Visus sentralis jauh 6/6 6/6

Pinhole - -

Refraksi dalam batas normal dalam batas normal

Visus Perifer

Konfrontasi test dalam batas normal dalam batas normal

Proyeksi sinar baik baik

Persepsi warna dalam batas normal dalam batas normal

C. Pemeriksaan Obyektif

1. Sekitar mata

Tanda radang tidak ada tidak ada

Luka tidak ada tidak ada

Parut tidak ada tidak ada

Kelainan warna tidak ada tidak ada

Kelainan bentuk tidak ada tidak ada

2. Bulu Mata

Warna hitam hitam

Tumbuhnya ke arah dalam dalam batas normal

6

Page 7: preskas trikiasis.docx

Geraknya dalam batas normal dalam batas normal

3. Pasangan Bola Mata dalam Orbita

Heteroforia tidak ada tidak ada

Strabismus tidak ada tidak ada

Pseudostrabismus tidak ada tidak ada

Exophtalmus tidak ada tidak ada

Enophtalmus tidak ada tidak ada

Anopthalmus tidak ada tidak ada

4.Ukuran bola mata

Mikrophtalmus tidak ada tidak ada

Makrophtalmus tidak ada tidak ada

Ptisis bulbi tidak ada tidak ada

Atrofi bulbi tidak ada tidak ada

Buftalmus tidak ada tidak ada

Megalokornea tidak ada tidak ada

5.Gerakan Bola Mata

Temporal superior dalam batas normal dalam batas normal

Temporal inferior dalam batas normal dalam batas normal

Temporal dalam batas normal dalam batas normal

Nasal dalam batas normal dalam batas normal

Nasal superior dalam batas normal dalam batas normal

Nasal inferior dalam batas normal dalam batas normal

6. Kelopak Mata

Gerakannya dalam batas normal dalam batas normal

Lebar rima 10 mm 10 mm

Blefarokalasis tidak ada tidak ada

Tepi kelopak mata

7

Page 8: preskas trikiasis.docx

Oedem tidak ada tidak ada

Hiperemis tidak ada tidak ada

Entropion tidak ada tidak ada

Ekstropion tidak ada tidak ada

7. Sekitar saccus lakrimalis

Oedem tidak ada tidak ada

Hiperemis tidak ada tidak ada

8.Sekitar Glandula lakrimalis

Odem tidak ada tidak ada

Hiperemis tidak ada tidak ada

9.Tekanan Intra Okuler

Palpasi kesan normal kesan normal

Tonometer Schiotz tidak dilakukan tidak dilakukan

NCT tidak dilakukan tidak dilakukan

10.Konjungtiva

Konjungtiva palpebra

Oedem tidak ada tidak ada

Hiperemis tidak ada tidak ada

Sikatrik tidak ada tidak ada

Coble stone tidak ada tidak ada

Konjungtiva Fornix

Oedem tidak ada tidak ada

Hiperemis tidak ada tidak ada

Sikatrik tidak ada tidak ada

Konjungtiva Bulbi

Pterigium tidak ada tidak ada

Oedem tidak ada tidak ada

Hiperemis tidak ada tidak ada

Sikatrik tidak ada tidak ada

8

Page 9: preskas trikiasis.docx

Injeksi konjungtiva tidak ada tidak ada

Caruncula dan Plika Semilunaris

Oedem tidak ada tidak ada

Hiperemis tidak ada tidak ada

Sikatrik tidak ada tidak ada

11.Sklera

Warna putih putih

Penonjolan tidak ada tidak ada

12.Kornea

Ukuran 12 mm 12 mm

Limbus jernih jernih

Permukaan rata, mengkilat rata, mengkilat

Sensibilitas normal normal

Keratoskop (Placido) tidak dilakukan tidak dilakukan

Fluoresin Test tidak dilakukan tidak dilakukan

Arcus senilis (-) (-)

13.Kamera Okuli Anterior

Isi jernih jernih

Kedalaman dalam dalam

14.Iris

Warna coklat coklat

Gambaran spongious spongious

Bentuk bulat bulat

Sinekia Anterior tidak ada tidak ada

15.Pupil

Ukuran 3 mm 3 mm

Bentuk bulat bulat

Tempat sentral sentral

Reflek direk (+) (+)

9

Page 10: preskas trikiasis.docx

Reflek indirek (+) (+)

Reflek konvergensi baik baik

16.Lensa

Ada/tidak ada ada

Kejernihan jernih jernih

Letak sentral sentral

Shadow test - -

17.Corpus vitreum

Kejernihan tidak dilakukan tidak dilakukan

IV. KESIMPULAN PEMERIKSAAN

OD OS

Visus Sentralis Jauh 6/6 6/6

Pinhole - -

Sekitar mata dalam batas normal dalam batas normal

Bulu Mata Tumbuh kearah bola mata Tumbuh kearah bola mata

Pasangan bola mata

dalam orbita

dalam batas normal dalam batas normal

Ukuran bola mata dalam batas normal dalam batas normal

Gerakan bola mata dalam batas normal dalam batas normal

Kelopak mata dalam batas normal dalam batas normal

Sekitar saccus

lakrimalis

dalam batas normal dalam batas normal

Sekitar glandula

lakrimalis

dalam batas normal dalam batas normal

Tekanan Intra Okuler kesan normal kesan normal

Konjunctiva bulbi dalam batas normal dalam batas normal

Sklera dalam batas normal dalam batas normal

10

Page 11: preskas trikiasis.docx

Kornea dalam batas normal dalam batas normal

Camera oculi anterior dalam batas normal dalam batas normal

Iris dalam batas normal dalam batas normal

Pupil dalam batas normal dalam batas normal

Lensa dalam batas normal dalam batas normal

Corpus vitreum tidak dilakukan tidak dilakukan

VII. GAMBAR

Gambar 1. Okuler Dextra

VIII. DIAGNOSIS BANDING

1. Corpus Allienum Cornea

2. Entropion

IX. DIAGNOSIS

OD trikiasis

X. TERAPI

Epilasi

Cendo Lyteers

XI. PLANNING

11

Page 12: preskas trikiasis.docx

Dilakukan eksisi atau radiosurgery agar bulu mata tidak tumbuh ke arah bola

mata lagi.

XII. PROGNOSIS

OD OS

Ad vitam bonam bonam

Ad sanam bonam bonam

Ad kosmetikum bonam bonam

Ad fungsionam bonam bonam

12

Page 13: preskas trikiasis.docx

BAB III

TINJAUAN PUSTAKA

1. Definisi

Trikiasis merupakan kondisi dimana silia bulu mata melengkung ke arah

bola mata. Trikiasis biasanya merupakan akibat adanya inflamasi atau sikatrik

pada palpebra setelah operasi palpebra, trauma, kalazion atau blefaritis berat.

Trikiasis dapat terjadi pada semua usia, namun lebih sering terjadi pada orang

dewasa.

Gambar 3.1. Trikiasis

Gambaran klinik pada trikiasis adalah:

a. posisi palpebra dapat normal namun dapat pula berkaitan dengan adanya

entropion (melipatnya margo palpebra kearah dalam sehingga bulu mata

menggesek bola mata).

b. bulu mata tumbuh melengkung kedalam.

c. pasien akan mengeluhkan adanya sensasi benda asing (rasa

mengganjal).

d. terjadi iritasi konjungtiva yang terjadi secara kronis karena gesekan bulu

mata dengan permukaan konjungtiva.

e. Gambaran yang sering ditemukan adalah injeksi konjungtiva, refleks

epifora (nrocos), keluarnya cairan mukus, bila parah dapat terjadi abrasi

kornea.

13

Page 14: preskas trikiasis.docx

2. Anatomi

Palpebra adalah lipatan tipis kulit, otot, dan jaringan fibrosa yang

berfungsi melindungi struktur-struktur mata yang rentan. Palpebra superior dan

inferior adalah modifikasi lipatan kulit yang dapat menutup dan melindungi

bola mata bagian inferior.

Palpebra terdiri atas lima bidang jaringan utama. Dari superficial ke

dalam terdapat lapisan kulit, lapisan otot orbikularis okuli, jaringan areolar,

jaringan fibrosa (tarsus), dan lapisan membrane mukosa (konjungtiva

palpebrae).

Gambar 3.2 Penampang sagital palpebral

Gambar lapisan superficial palpebra yang terdiri dari kulit, glandula

Moll dan Zeis, dan m. orbicularis oculi dan levator palpebra. Lapisan dalam

terdiri dari lempeng tarsal, m.tarsal, konjungtiva palpebra dan glandula

meibom.

14

Page 15: preskas trikiasis.docx

1. Kulit

Kulit palpebra berbeda dari kulit lain tubuh karena tipis, longgar dan

elastic, dengan sedikit folikel rambut, tanpa lemak subkutan.

2. M. orbikularis okuli

Fungsi m. orbicularis oculi adalah menutup palpebra. Serat-serat

ototnya mengelilingi fissure palpebrae secara konsentris dan meluas

sedikit melewati tepian orbita. Sebagian serat berjalan ke pipi dan

dahi. Bagian otot yang terdapat di dalam palpebra dikenal sebagai

bagian pratarsal, bagian di atas septum orbital adalah bagian

praseptal. Segmen di luar palpebra disebut bagian orbita. M.

orbicularis oculi dipersarafi oleh nervus facialis (N. VII).

3. Jaringan areolar

Jaringan areolar submuskular yang terdapat di bawah m. orbicularis

oculi berhubungan dengan lapisan supaponeurotik dari kulit kepala

4. Tarsus

Struktur penyokong utama dari palpebra adalah lapisan jaringan

fibrosa padat yang bersama sedikit jaringan elastic disebut tarsus

superior dan inferior. Sudut lateral dan medial dan juluran tarsus

tertambat pada tepian orbita oleh ligament palpebra lateralis dan

medialis. Tarsus superior dan inferior juga tertambat oleh fascia tipis

dan padat pada tepiam atas dan bawah orbita. Fascia tipis ini

membentuk septum orbita.

5. Konjungtiva palpebral

Bagian posterior palpebrae dilapisis selapis membrane mukosa yang

disebut konjunctiva palpebra, yang melekat erat di tarsus.

6. Margo palpebr

Panjang tepian bebas palpebra adalah 25-30 mm, dan lebar 2 mm. ia

dipisahkan oleh garis kelabu menjadi tepian anterior dan posterior.

a. Tepian anterior

15

Page 16: preskas trikiasis.docx

1) Bulu mata

Bulu mata muncul dari tepian palpebra dan tersusun tidak

teratur. Bulu mata atas lebih banyak dan lebih panjang dari

yang di bawah dan melengkung ke atas, bulu mata yang di

bawah melengkung ke bawah.

2) Glandula Zeis

Merupakan modifikasi dari kelenjar sebasea kecil yang

bermuara pada folikel rambut pada dasar bulu mata.

3) Glandula Moll

Merupakan modifikasi kelenjar keringat yang bermuara ke

dalam satu baris dekat bulu mata.

b. Tepian posterior

Tepian palpebra superior berhubungan dengan bola mata dan

sepanjang tepian ini terpapat muara-muara kecil dari kelenjar

sebasea yang telah dimodifikasi (glandula Meibom)

c. Punctum lacrimalis

Pada ujung medial dari tepian posterior palpebra terdapat

elevasi kecil dengan lubang kecil di pusat yang terlihat pada

palpebra superior dan inferior. Punctum ini berfungsi

menghantar air mata kebawah melalui kanalikulus terkait ke

sakkus lakrimalis.

d. Fissura palpebral

Fissura palpebra adalah ruang elips di antar kedua palpebra

yang dibuka.fissura ini berakhir pada kantus medialis dan

lateralis. Kantus lateralis kira-kira 0,5 cm dari tepian lateral

orbita dan membentuk sudut tajam. Kantus medialis lebih

elliptic dari kantus lateralis dan mengelilingi lacuna lakrimalis.

e. Septum orbitale

16

Page 17: preskas trikiasis.docx

Septum orbital adalah fascia di belakang bagian muskulus

orbicularis yang terletak di antara tepian orbita dan tarsus dan

berfungsi sebagai sawar antara palpebra dan orbita. Septum

orbitale superior menyatu dengan tendon dari levator palpebra

superior dan tarsus superior, septum orbitale inferior menyatu

dengan tarsus inferior.

3. Etiologi

a. Idiopatik

b. Blefaritis kronik

Margo palpebra meradang, menebal, berkrusta, erythem dengan secret ringan

dan telangiektasis pembuluh darah.

c. Sikatriks

Dapat diakibatkan oleh luka palpebra oleh trauma, pembedahan, penyakit

ocular cicatricial pemphigoid dan trakoma.

4. Gejala Klinis

Posisi tepi palpebra dapat normal.. Bulu mata yang melengkung ke dalam.

Pasien mengeluhkan sensasi benda asing dan iritasi permukaan bola mata kronik.

Abrasi kornea, injeksi konjungtiva, keluarnya cairan mucus, dan reflex epifora

merupakan gambaran yang sering ditemukan.

Gambar 3.3 Trikiasis pada silia superior

17

Page 18: preskas trikiasis.docx

Gambar 3.4 Trikiasis pada silia inferior

5. Diagnosis Banding

Trikiasis dapat didiagnosis banding dengan entropion. Entropion adalah

pelipatan kelopak mata ke arah dalam yang dapat disebabkan oleh involusi

(spastic, ketuaan), sikatrik, atau congenital. Gangguan ini selalu mengenai kelopak

mata bawah dan merupakan akibat gabungan kelumpuhan otot-otot retractor

kelopak mata , mikrasi ke atas muskulus orbikularis preseptal, dan melipatnya

tarsus ke atas.

6. Penatalaksanaan

Jika hanya sedikit bulu mata yang terlibat, epilasi mekanik dapat menangani

sementara. Pertumbuhan baru biasanya dalam tiga hingga empat minggu.

Penanganan permanen merusak folikel bulu mata yang terlibat. Hal ini dilakukan

dengan eksisi langsung, elektrolisis, atau radiosurgery. Jika melibatkan area tepi

palpebra yang lebih luas, cryosurgery lebih efektif dan kurang merusak palpebra.

Ablasi laser dari folikel bulu mata juga dilaporkan bermanfaat. Pada kebanyakan

kasus, penatalaksanan ulang penting selama beberapa sesi untuk mengeliminasi

seluruh bulu mata yang terlibat. Jika entropion ditemukan, tepi palpebra sebaiknya

dikoreksi sebagai tambahan untuk menghilangkan bulu mata yang terlibat.

18

Page 19: preskas trikiasis.docx

BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan oftalmologi, pasien didiagnosa

dengan Trikiasis. Pada kasus ini dilakukan penatalaksanaan non medikamentosa

yaitu dengan epilasi.

B. Saran

19

Page 20: preskas trikiasis.docx

1. Hendaknya pasien melakukan kontrol rutin agar tidak mengganggu mata.

2. Menghindari memegang bulu mata dengan tangan atau bahan non steril.

20

Page 21: preskas trikiasis.docx

DAFTAR PUSTAKA

Ilyas S. Entropion. Dalam: Ilmu Penyakit Mata edisi ketiga. Jakarta, FKUI: 2005

Altieri A, Lester M, Harman F et al. Comparison of three techniques for repair of involutional lower lid entropion: a three year follow up study. Ophthalmologica 2003; 217: 265-272

Sullivan JH. Palpebra dan apparatus lakrimalis. Dalam: Vaughan D, Asbury T. Oftalmologi Umum (General Opthalmology). Alih bahasa: Ilyas S. Edisi 14. Jakarta, Widya Medika: 2000

Camara JG, Nguyen LT, Sangalang-Chuidian M et al. Involutional lateral entropion of the upper eyelids. Arch. Ophthalmol 2002; 120: 1682-4 Sodhi PK, Yadava U, Pandey RM, Mehta DK. Modified grey line split with anterior lamellar repositioning for treatment of cicatricial lid entropion. Ophthalmic surgery lasers 2002; 33: 169-74

Mandal AK, Honavar SG, Gothwal VK. The association of unilateral congenital glaucoma and congenital lower lid entropion: causal or casual. Ophthalmic surg lasers 2001; 32: 149-51

Arnias A, Gittos A, Collin JRO. Report of a family with dominantly inherited upper lid entropion. Br. J. ophthalmol 2000; 84: 1303-5

Khan SJ, Meyer DR. Transconjungtival repair reduces entropion recurrence rate. Ophthalmology times 2007; 27 (20): 76

Wijana N. Palpebra dalam Ilmu penyakit Mata. Jakarta, Binarupaaksara: 1996

Vaughan, D.G. Oftalmologi Umum, Edisi 14, Cetakan I, Widya Medika, Jakarta, 2000: Hal 17-21

21