40
BAB I PENDAHULUAN Presentasi bokong adalah keadaan bayi dengan letak dari bokong atau kaki paling hampir dengan serviks. Keadaan ini menyertai 3-4 % dari semua kehamilan. Presentase dari persalinan dengan presentasi bokong menurun seiring dengan peningkatan usia kehamilan dimana 22 % terjadi pada usia kehamilan 28 minggu, 7 % terjadi pada usia kehamilan 32 minggu dan 1-3% pada usia kehamilan aterm. Faktor predisposisi terjadinya presentasi bokong adalah prematuritas, malformasi dari uterus atau fibroid, polyhidramnion, plasenta previa, abnormalitas dari fetus (malformasi dari sistem saraf pusat, aneuploidy) dan kehamilan multipel. Abnormalitas dari fetus didapatkan pada 17 % dari persalinan preterm dengan presentasi bokong dan 9% dari persalinan aterm dengan presentasi bokong. Kematian bayi meningkat 2 sampai 4 kali lipat pada presentasi bokong tergantung dari metode persalinan yang dipilih. Kematian biasanya disertai dengan malformasi, prematuritas dan kematian janin intrauterin. (4) 1

Presentasi Bokong II

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Obgyn

Citation preview

Page 1: Presentasi Bokong II

BAB I

PENDAHULUAN

Presentasi bokong adalah keadaan bayi dengan letak dari bokong atau kaki paling

hampir dengan serviks. Keadaan ini menyertai 3-4 % dari semua kehamilan. Presentase dari

persalinan dengan presentasi bokong menurun seiring dengan peningkatan usia kehamilan

dimana 22 % terjadi pada usia kehamilan 28 minggu, 7 % terjadi pada usia kehamilan 32

minggu dan 1-3% pada usia kehamilan aterm. Faktor predisposisi terjadinya presentasi

bokong adalah prematuritas, malformasi dari uterus atau fibroid, polyhidramnion, plasenta

previa, abnormalitas dari fetus (malformasi dari sistem saraf pusat, aneuploidy) dan

kehamilan multipel. Abnormalitas dari fetus didapatkan pada 17 % dari persalinan preterm

dengan presentasi bokong dan 9% dari persalinan aterm dengan presentasi bokong. Kematian

bayi meningkat 2 sampai 4 kali lipat pada presentasi bokong tergantung dari metode

persalinan yang dipilih. Kematian biasanya disertai dengan malformasi, prematuritas dan

kematian janin intrauterin.(4)

1

Page 2: Presentasi Bokong II

BAB II

PRESENTASI BOKONG

2.1 Definisi

Presentasi bokong merupakan keadaan dimana janin terletak memanjang dengan kepala

di fundus uteri dan bokong atau kaki berada di bagian bawah kavum uteri.(1)

Gambar 1: Presentasi Bokong (6)

2.2 Epidemiologi

Menurut literatur, tingkat insidensi terjadinya presentasi bokong pada kehamilan berbeda

mengikut usia kehamilan. 14% insidensi terjadi pada usia kehamilan 29 – 30 minggu

manakala 2,2 – 3,7 % tingkat insidensi pada usia kehamilan aterm. (5)

2.3 Etiologi

Pada presentasi bokong terdapat etiologi yang boleh menyebabkan keadaan dari

presentasi bokong ini yaitu persalinan prematur, abnormalitas janin dan abnormalitas dari

maternal.

2

Page 3: Presentasi Bokong II

a) Persalinan prematur

Penyebab tersering dari janin dengan presentasi bokong adalah persalinan prematur.

Hal ini mungkin karena keadaan dari janin yang masih bebas bergerak dalam cairan

amnion untuk menentukan posisi. (2)

b) Abnormalitas janin

Lamont dkk menemukan cacat kongenital pada 18 % janin pada kehamilan preterm

dengan presentasi bokong. Kelainan sistem saraf pusat merupakan kelainan yang

paling sering ditemukan dan 50% dari janin yang menderita hidrosefalus dan

myelomeningocele lahir dengan presentasi bokong. Janin dengan presentasi bokong

juga sering disertai dengan pertumbuhan janin terhambat (PJT) dan kelainan dari

cairan amnion (sama ada oligohidrominion atau polyhidramnion). (2)

c) Abnormalitas maternitas

Bentuk dan ukuran dari uterus ibu memainkan peran dalam menentukan presentasi

janin. Pada keadaan normal ukuran kepala janin lebih kecil dari ukuran bokong

menyebabkan kepala lebih cenderung untuk menempati bagian tersempit yaitu bagian

terbawah uterus sedangkan bagian bokong dan kaki menempati bagian terluas yaitu

bagian atas dari uterus. Namun, sekiranya bagian lutut dalam keadaan extensi,bagian

bokong dalam keadaan fleksi dan ruang uterus terbatas,ukuran dari bagian kepala

akan menjadi lebih besar dari bokong sehingga menyebabkan bokong akan

menempati bagian terbawah uterus. Adanya tumor pada uterus juga bisa mengubah

kapasitas dari uterus dan bisa juga mengubah bentuk intrauterine. Anomali dari uterus

seperti uterus bikornu juga sering menyebabkan kehamilan dengan presentasi bokong.

3

Page 4: Presentasi Bokong II

Plasenta previa juga sering menyertai presentasi bokong karena meyebabkan

perubahan dari bentuk intrauterine dan menghalang engagement bagian dari kepala

janin. (2)

2.4 Klasifikasi Presentasi Bokong

a) Frank Breech ( Extended Breech)(1)

Bagian kaki dari janin mengalami fleksi total di bagian bokong dan extensi

total di bagian lutut. Keadaan ini merupakan 60 – 70 % dari semua janin

dengan presentasi bokong. Resiko dari disporsosi fetal-pelvic dan prolaps dari

palsenta merupakan paling rendah pada presentasi bokong tipe ini.

Telapak kaki berada paling dekat dengan kepala manakala bagian bokong

menempati segmen bawah uterus.

Gambar 2: Presentasi Bokong tipe Frank Breech (7)

b) Complete Breech (Flexed Breech)(1)

Pada keadaan ini, bagian bokong dan lutut dalam keadaan fleksi total sehingga

bagian kaki yang menempati pelvik.

4

Page 5: Presentasi Bokong II

Presentasi bokong tipe ini sering pada wanita dengan multi para atau pada

kehamilan preterm.

Gambar 3: Presentasi Bokong Tipe Complete Breech (8)

c) Incomplete Breech ( Footling Breech) (1)

Pada tipe ini, satu atau kedua-dua bokong tidak mengalami fleksi dan satu atau

kedua-dua kaki berada di bawah.

Pada keadaan ini sering didapatkan prolaps dari tali pusat dan tingkat

morbiditas dan mortalitas janin paling tinggi pada presentasi bokong tipe ini.

Gambar 4: Presentasi Bokong Tipe Footling (9)

2.5 Diagnosis

5

Page 6: Presentasi Bokong II

Pada kehamilan dengan presentasi bokong, diagnosis dapat ditegakkan saat pemeriksa

melakukan pemeriksaan luar atau pemeriksaan abdomen dan juga dengan melakukan

pemeriksaan dalam.

Pada pemeriksaan abdomen,saat melakukan pemeriksaan Leopold bagian keras atau kepala

dapat dirasakan pada bagian fundus dari uterus sedangkan bagian yang lebih lembut atau

bokong dapat dirasakan pada bagian segmen bawah uterus di atas simpisis pubis. Pada saat

dilakukan auskultasi,akan ditemukan denyut jantung janin yang terdengar lebih keras

dibandingkan dengan janin dengan presentasi kepala.

Pada pemeriksaan dalam saat dilakukan vaginal toucher sekiranya didapatkan

sakrum,anus,tuberositas ischiadica atau bagian reproduksi janin maka presentasi bokong tipe

frank breech dapat ditegakkan. Pada presentasi bokong tipe komplit, kadang pada saat

dilakukan vaginal toucher pemeriksa dapat meraba satu atau kedua kaki yang berada

disamping bokong bayi. Pada presentasi bokong tipe footling,pada saat melakukan vaginal

toucher dapat dirasakan satu atau kedua kaki menjadi tempat yang menempati bagian

terendah dari uterus.Secara umum,saat dilakukan pemeriksaan dalam hasil yang akan

didapatkan adalah teraba bagian lunak dan irregular, tidak teraba sutura, dapat teraba anus

dan sakrum dan sekiranya kaki dalam keadaan ekstensi bagian genitalia eksterna janin dapat

diraba. Pada ibu hamil dengan janin presentasi bokong, pelvimetri harus dilakukan untuk

menilai kapasitas panggul ibu.(1) Rekomendasi kriteria pelvimetri yang sering dipakai

termasuklah diameter inlet transversal > 11,5 cm, diameter inlet anteriorposterior > 10,5 cm,

diameter midpelvik tranversal > 10 cm dan diameter midpelvik anteroposterior > 11,5 cm.

Selain dari pemeriksaan abdomen dan pemeriksaan dalam, fasilitas radiography dan

sonography dapat juga digunakan buat membantu mengidentifikasi tipe presentasi bokong

dengan lebih mudah. (4)

6

Page 7: Presentasi Bokong II

2.6 Tatalaksana Presentasi Bokong

Janin dengan presentasi bokong sering terpapar dengan resiko untuk terjadinya

kemungkinan ketuban pecah dini. Perawatan antenatal yang ketat perlu dilakukan untuk

menentukan metode kelahiran bagi janin dengan presentasi bokong. Pada semua kasus bayi

dengan presentasi bokong,persalinan haruslah dilakukan di rumah sakit.

Kehamilan dengan presentasi bokong menjadi lebih signifikan dan menjadi perhatian pada

saat usia kehamilan memasuki 36 minggu. Pada usia kehamilan sebelum 36 minggu tidak

banyak tindakan yang dapat dilakukan kecuali sekiranya didapatkan abnormalitas dari fetus

atau plasenta previa. Orang tua harus diberikan edukasi sekiranya pada kehamilan <28

minggu orang tua tidak perlu khawatir karena pada saat ini bayi masih kecil dan ruang

didalam rongga amnion masih luas dan masih memungkinkan bayi untuk berubah posisi.

Pada usia kehamilan 30 -32 minggu, seorang dokter harus memberitahukan kepada pasien

tentang posisi terbaru dari bayi dan kemungkinan untuk bertahan dalam presentasi bokong

sekiranya masih tidak didapatkan perubahan.Namun masih terdapat alternatif yang masih

bisa dicoba oleh si ibu yaitu melakukan metode knee-chest position. Metode ini boleh

dilakukan oleh ibu hamil dengan presentasi bokong sebagai alternatif untuk mencoba

mengubah presentasi bayi. Metode ini dilakukan dengan cara ibu mengarahkan kaki ke arah

depan dan kepala di letakkan di atas lantai. Kemudian lutut di buka kemudian siku diletakkan

sehingga satu pipi dan kedua lengan berada di atas lantai. Bagian tangan diletakkan

bersebelahan dengan kepala dan siku diletakkan sejajar dengan bahu untuk membolehkan

bahu lebih lebar. Ibu mempertahankan posisi ini selama beberapa menit ( dianjurkan 15-20

menit),namun kepala yang berada dekat dengan lantai boleh ditukar kiri dan kanan.

7

Page 8: Presentasi Bokong II

Gambar 5: Knee-chest position

Pada usia kehamilan 36 minggu didapatkan 2 pilihan untuk menangangi kasus presentasi

bokong.

Pilihan pertama adalah kehamilan dengan presentasi bokong dibiarkan sahaja dengan

berharap masih ada kemungkinan untuk janin mengalami versi dan mengalami perubahan

posisi sehingga presentasi bayi berubah menjadi presentasi kepala.

Pilihan kedua adalah melakukan external cephalic version. External cephalic version (ECV)

merupakan satu prosedur yang dilakukan untuk melakukan rotasi janin secara eksternal

supaya presentasi berubah dari presentasi bokong menjadi presentasi kepala. Indikasi untuk

melakukan ECV ini termasuklah pada semua kehamilan dengan presentasi bokong dengan

usia kehamilan lebih dari 36 minggu bagi nullipara dan lebih 37 minggu bagi

multipara,suspek disporposi fetopelvik dan presentasi bokong yang tidak terjadinya

engagement. Namun prosedur ini hanya dapat dilakukan setelah memperkirakan resiko

terhadap janin dan ibu. Berikut merupakan kontraindikasi dari prosedur ini;

(i) Kontraindikasi Absolut(2)

Perdarahan antepartum dalam 7 hari sebelumnya

Kehamilan multipel

8

Page 9: Presentasi Bokong II

Plasenta previa

Ruptur membran

Abnormalitas fetus yang signifikan

Keperluan untuk seksio-sesaria dengan indikasi yang lain

Abnormalitas dari denyut jantung janin

Anomali major dari uterus

(ii) Kontraindikasi Relatif (2)

Bekas seksio sesaria atau cacat pada uterus

Pertumbuhan janin terhambat

Oligohydramnions

Hipertensi dengan proteinuria hebat

Obesitas

Kelainan rhesus

Makrosomia yang telah dibuktikan

Prosedur ECV ini harus dilakukan pada saat waktu yang sesuai karena kemungkinan untuk

terjadinya reversi adalah sangat tinggi. Sekiranya prosedur ini terlambat dilakukan,proses

akan menjadi lebih sulit dan tahap keberhasilan akan lebih rendah karena ukuran janin yang

semakin membesar dan menurunnya volume dari cairan amnion. Perkiraan waktu yang paling

tepat untuk melakukan prosedur ini adalah diantara usia kehamilan 36 minggu sehingga 38

minggu.

Sebelum memulai prosedur, pemeriksa haruslah memastikan benar letak dan posisi dari janin.

Pada saat ini, ibu hamil haruslah dalam keadaan tenang dan boleh dibantu dengan

menekukkan sedikit lutut pasien. Penggunaan tokolitik pada saat melakukan prosedur ini juga

dapat membantu dalam relaksasi dari uterus.(1) Proses melakukan ECV harus dilakukan

dengan konsep satu episode satu operator dimana tekanan berterusan terhadap uterus

9

Page 10: Presentasi Bokong II

sebaiknya terbatas sehingga 5 menit sahaja Langkah pertama yang harus diambil adalah

melepaskan punggung dari pelvik brim. Setelah itu kepala dan bokong dipegang secara

berasingan dan janin difleksikan. Gunakan tekanan yang sama pada saat melakukan prosedur

sehingga prosedur ECV selesai dilaksanakan. Setelah versi berhasil dilakukan bayi harus

dipertahankan secara manual untuk beberapa menit. (2)

.

Gambar 6: External Cephalic Version (10)

Pemeriksaan denyut jantung janin boleh dilakukan sepanjang prosedur dilakukan atau setiap

2 menit untuk mengetahui adakah prosedur ini berhasil atau tidak dilakukan. Pemeriksa juga

harus memerhatikan apakah terdapat sebarang kontraksi dari uterus saat melakukan dan

setelah melakukan prosedur ini.(2).Meskipun prosedur ini membantu dalam menurunkan

mortalitas dan morbiditas persalinan dengan presentasi bokong,prosedur ini tetap mempunyai

komplikasi yang harus diperhatikan dengan teliti oleh tenaga medis. Komplikasi dari

prosedur ECV adalah:

10

Page 11: Presentasi Bokong II

Terlepasnya plasenta dari tempat asal

Terlilitnya tali pusat

Resiko persalinan prematur

Ketuban pecah dini

Sensitisasi rhesus

Ruptur uteri ada pasien dengan bekas operasi

Sekiranya setelah menunggu versi spontan dari janin atau prosedur ECV tetap tidak

berhasil,pasien akan tetap dipantau sehingga usia kehamilan mencapai 38 minggu. Setelah

usia kehamilan mencapai 38 minggu,keputusan untuk memilih tehnik terminasi kehamilan

harus dibuat. Pilihan yang harus dibuat adalah untuk memilih sama ada untuk mengakhiri

kehamilan melalui persalinan normal atau melalui operasi seksio sesaria. Perkara utama yang

harus diperhatikan dalam memilih metode persalinan adalah agar dapat mencapai tujuan

untuk menghadirkan persalinan yang aman buat ibu dan janin.

Pada masa kini,untuk meminimalisir angka mortalitas bayi da morbiditas,seksio sesaria lebih

sering menjadi metode pilihan. Terdapat beberapa keadaan pada kehamilan dengan presentasi

bokong yang direkomendasi untuk memilih seksio sesaria sebagai metode persalinan yaitu: (1)

Bayi besar ( > 3,5 kg)

Adanya kontraksi dari pelvik

Hiperektensi kepala dimana sekiranya dilahirkan secara persalinan normal dikhawatiri

terjadinya kerusakan pada tulang belakang

Presentasi bokong tipe footling karena tingginya insidensi dari kompresi dan prolaps

dari tali pusat.

11

Page 12: Presentasi Bokong II

Komplikasi dari kehamilan seperti hipertensi gestasional, intrauterine growth

retardation(IUGR) atau riwayat obstetrik yang buruk.

Riwayat kematian perinatal atau riwayat trauma persalinan

Kehamilan preterm

Walau bagaimanapun sekiranya seksio sesaria tidak menjadi pilihan pasien harus dipantau

setiap minggu sementara menunggu untuk persalinan normal. Terdapat beberapa kondisi

yang dapat membantu ibu hamil dengan presentasi bokong dalam persalinan normal yaitu:

Ukuran pelvik normal pada pengukuran dengan pelvimetri

Taksiran berat janin kurang dari 3,5 kg

Kemajuan persalinan bagus

Tenaga medis yang terlatih dalam melahirkan janin dengan presentasi bokong

Resiko yang mungkin terjadi pada bayi pada saat persalinan normal adalah: (2)

Keadaan buruk pada saat bayi dilahirkan

Perdarahan intracranial

Medullary coning

Injuri pada plexus brachialis

Diastasis occipitalis

Fraktur pada tulang-tulang panjang

Terpisahnya epifisis

Ruptur dari organ-organ dalaman

Kerusakan saraf

Kerusakan alat genitalia (laki-laki)

Hypopitutarism

Kerusakan pada mulut dan pharnyx

12

Page 13: Presentasi Bokong II

Pada saat pasien yang hamil dengan keadaan presentasi bokong mulai menunjukkan tanda-

tanda persalinan, pasien harus terus dirawat inap. Pemeriksaan dalam yang dilakukan bukan

hanya untuk memantau kemajuan persalinan namun juga untuk menyingkirkan kemungkinan

presentasi tali pusat sekiranya ketuban belum pecah dan prolaps dari tali pusat sekiranya

ketuban sudah pecah. Kemajuan persalinan harus diamati dengan cermat dan teliti dengan

membuat partograf. Sekiranya terdapat sebarang ketrlambatan terhadap kemajuan persalinan,

pasien harus segera dijadwalkan untuk operasi emergensi seksio-sesaria. Namun sekiranya

kemajuan persalinan sesuai yang diharapkan,janin bisa dilahirkan pervaginam dengan

memerhatikan penjagaan khusus untuk mengelakkan berlakunya sebarang komplikasi setelah

persalinan. Persalinan per vaginam maupun seksio sesaria masing-masing mempunyai

kekurangan tersendiri terhadap ibu yang hamil dengan presentasi bokong ini dimana

sekiranya ibu memilih untuk lahir secara persalinan normal resiko yang mungkin harus

dihadapi adalah ketidaknyamanan pada perineum dan kemungkinan terjadinya proses

persalinan yang sulit. Namun sekiranya seksio sesaria menjadi pilihan, resiko yang harus

dihadapi oleh ibu adalah meningkatnya pireksia pos partum, meningkatkan kematian

maternal, kemungkinan persalinan yang sulit , menyebabkan cacat pada uterus dan

meningkatkan resiko untuk terjadinya plasenta previa/accreta pada kehamilan berikutnya

Manajemen Kala I (3)

Pada kala I bagi janin dengan presentasi bokong, beberapa perkara harus di perhatikan

termasuklah:

Pemantauan dari dilatasi serviks dan station bayi. Ini penting bagi menentukan

metode kelahiran yang akan digunakan.

Sekiranya ketuban sudah pecah harus dilakukan pemeriksaan dalam segera untuk

melihat sekiranya didapatkan prolaps dari tali pusat.

13

Page 14: Presentasi Bokong II

Pada saat ini, harus di sediakan analgetik untuk menghilangkan atau mengurangkan

nyeri yang dirasakan ibu. Hal ini perlu dilakuakn untuk mengelakkan pasien dari

mengedan saat pembukaan serviks masih belum lengkap. Analgetik paling ideal untuk

kondisi ini adalah anastesi secara epidural. Apabila fasilitas ini tidak tersedia boleh

diberikan kombinasi anastesi pudendal dan inhalasi.

Oleh karena masih terdapat kemungkinan untuk dilakukan operasi dan anastesi

umum, asupan ibu haruslah dalam batas minimal dan harus juga dilakukan

pemeriksaan golongan darah dan cross-match.

Observasi yang sangat diperlukan pada saat ini adalah observasi dari denyut jantung

janin( boleh menggunakan doppler atau cardiotocoghraphy) setiap 15 menit dan

kontraksi uterus.

Bidan atau dokter yang memimpin persalinan harus memastikan serviks pasien sudah

membuka lengkap sebelum mulai memimpin persalinan.

PROSES PERSALINAN PER VAGINAM PRESENTASI BOKONG

Persalinan per vaginam bagi janin dengan presentasi bokong hanya boleh dilakukan di rumah

sakit dengan fasilitas memadai termasuk lengkap fasilitas untuk dilakukan seksio sesaria

emergensi. Terdapat tiga metode persalinan per vaginam yang biasanya digunakan untuk bayi

dengan presentasi bokong yaitu:

Persalinan bokong spontan : Pada keadaan ini bayi keluar secara spontan tanpa di

bantu oleh sebarang traksi maupun manipulasi melainkan hanya menggunakan tenaga

dari bayi dan ibu sendiri.

Ekstraksi bokong parsial : Bagian bayi keluar secara spontan sampai ke bagian

umbilikus, namun bagian yang lain di ekstraksi atau dilahirkan oleh pemimpin

14

Page 15: Presentasi Bokong II

persalinan dengan traksi ataupun manuver lainnya dengan ataupun tanpa tenaga

ekspulsif dari ibu.

Ekstraksi bokong total: Keseluruhan dari bayi dikeluarkan secara ekstraksi.

Namun,seiring perkembangan medis ekstraksi sudah sangat jarang dilakukan karena

memikirkan resiko yang boleh terjadi terhadap ibu dan bayi dan karena efek dari traksi

hebat terhadap tubuh bayi. Indikasi utama pada masa kini untuk dilakukan traksi adalah

pada persalinan melibatkan kembar bayi kedua atau sekiranya terdapat prolaps tali pusat

yang menyebabkan komplikasi kala 2 memanjang. Ekstraksi juga biasanya dilakukan

sekiranya bayi nya sudah meninggal.

Manajemen Kala II

Ekstraksi Bokong Parsial (14)

Persalinan lebih mudah dan morbiditas serta mortalitas lebih rendah apabila bokong

dapat dilahirkan spontan sehingga tali pusat. Setelah bokong dilahirkan tali pusat yang ikut

keluar akan mengalami kompresi akibat tertahan di pelvik. Oleh karena itu setelah bokong

bayi keluar dari introitus vagina,bagian abdomen,thorax,lengan dan kepala harus segera

dikeluarkan. Sekiranya didapatkan denyut jantung janin yang abnormal sebelum bagian-

bagian lain ini dikeluarkan, tindakan selanjutnya harus dipikirkan sama ada harus dilakukan

ekstraksi manual atau seksio sesaria.Pada awalnya bagian panggul posterior akan dilahirkan

biasanya dari arah jam 6. Setelah itu bagian panggul anterior akan dilahirkan diikuti dengan

rotasi eksternal. Bayi akan terus turun dan bagian kaki bayi akan dilahirkan dengan cara

memegang bagian medial dari kedua femur kemudian menggerakkan femur ke arah lateral.

Setelah bagian kaki dilahirkan,bagian panggul bayi dipegang dengan kedua tangan

menggunakan handuk hangat. Jari-jari operator diletakkan di spina iliaka anterior superior

bayi dan ibu jari pada bagian sakrum untuk meminimalisir jaringan dari abdomen.

15

Page 16: Presentasi Bokong II

Gambar 7: Ekstraksi Bokong Parsial (I)(14)

Persalinan diteruskan dengan menggabungkan tenaga mengedan ibu dan bagian yang

dipegang tadi diarahkan ke bawah dan dilakukan traksi rotasi. Traksi kearah bawah dilakukan

dengan hati-hati dan dikombinasi dengan rotasi 90 derajat pada satu sisi kemudian rotasi 180

derajat ke satu sisi yang lain untuk melahirkan skapula dan bagian lengan.

Gambar 7: Ekstraksi Bokong Parsial (II)(14)

16

Page 17: Presentasi Bokong II

Manuver ini biasanya dilakukan dengan posisi operator satu level dengan pelvik ibu dan

dengan satu lutut di atas lantai. Setelah skapula bayi terlihat proses dari manuver ini

dinyatakan selesai.

Ekstraksi Bokong Total (14)

(a) Presentasi Frank Breech

Pada saat dilakukan ekstraksi presentasi frank breech, manuver dilakukan dengan cara

memasukkan jari operator dan dibantu dengan episiotomy. Sekiranya traksi sederhana

tidak berhasil, persalinan per vaginam dapat diteruskan dengan dekomposisi bokong.

Prosedur ini meliputi manipulasi dari jalan lahir untuk mengubah presentasi frank

breech menjadi presentasi footling.

Gambar 9 : Ekstraksi Bokong Total; Frank Breech (14)

Dekomposisi bokong dilakukan sesuai dengam manuver Pinard. Proses ini dibantu

dengan membawa bagian kaki bayi sehingga dapat dicapai oleh operator. Setelah itu,

2 jari operator menyusuri ekstremitas sampai ke lutut kemudian bagian kaki

dilepaskan dari garis tengah. Fleksi spontan biasanya mengikuti prosedur ini dan

telapak kaki dari bayi dapat dirasakan. Telapak kaki ini kemudian dipegang dan

dibawa ke bawah.

(b) Presentasi Complete atau Incomplete Breech

Pada saat dilakukan ekstraksi total pada presentasi bokong tipe komplit atau

inkomplit, tangan dari operator memasuki ke dalam vagina dan kedua kaki bayi di

17

Page 18: Presentasi Bokong II

pegang. Setelah itu, pergelangan kaki di pegang dengan jari kedua di letakkan

diantara kedua kaki dan dengan traksi lembut,bagian ini dibawa ke arah vulva.

Sekiranya sulit untuk memegang kedua kaki pada saat yang sama, kaki pertama boleh

dibawa ke vagina namun tidak dilepaskan dari introitus dan setelah itu satu kaki lagi

dilepaskan dengan cara yang sama. Setelah itu kedua kaki di tarik ke arah vulva.

Setelah kaki berjaya ditarik ke arah vulva, traksi lembut diteruskan. Setelah bagian

bokong bayi terlihat di lubang vagina,traksi dilakukan sehingga bagian panggul

dilahirkan. Setelah panggul lahir, bagian punggung bayi biasanya mengalami rotasi ke

arah anterior. Ibu jari kemudian diletakkan di atas sakrum dan jari-jari lain pada

pangggul bayi dan proses melahirkan bokong dinyatakan selesai.

Gambar 9: Ekstraksi Bokong Total; Complete/ Incomplete Breech(14)

Apabila bagian aksila dari bayi sudah terlihat, ini menandakan saat untuk melahirkan bahu

bayi. Terdapat 2 cara untuk melahirkan bahu bayi :

Pada metode pertama,pada saat skapula bayi sudah terlihat bagian badan bayi

melakukan rotasi sehingga bagian bahu anterior dan lengan muncul di daerah vulva

dan mudah untuk dilepaskan dan dilahirkan. Badan bayi seterusnya melakukan rotasi

ke arah berlawanan untuk melahirkan bahu dan lengan yang satu lagi.

Metode kedua dilakukan sekiranya rotasi dari badan tidak berhasil untuk dilakukan.

Dengan manuver ini, bagian bahu posterior harus dilahirkan terlebih dahulu. Kaki

18

Page 19: Presentasi Bokong II

bayi kemudian dipegang dengan satu tangan dan kemudian ditarik ke atas. Setelah

bahu posterior di lahirkan biasanya lengan dan tangan akan ikut lahir. Kemudian

dengan melakukan penekanan pada badan bayi, bagian bahu anterior di keluarkan

melewati arkus pubis dan tangan dan lengan mengikuti kelahiran ini. Setelah

prosedur ini selesai, bagian punggung bayi cenderung untuk melakukan rotasi

spontan. Sekiranya rotasi gagal, rotasi manual boleh dilakukan. Setelah itu bagian

kepala sudah boleh dilahirkan.

Gambar 11: Proses Mengeluarkan Bahu Bayi(14)

Terkadang didapatkan satu atau kedua lengan bayi berada di belakang leher ( nuchal arm) dan

terjadinya impaksi pada pelvik inlet. Pada situasi ini proses persalinan menjadi lebih sulit.

Sekiranya posisi ini tidak boleh dilepaskan ekstraksi harus dilakukan dengan melakukan

rotasi bayi setengah bulatan sehingga bagian siku mengarah ke muka bayi.Sekiranya rotasi

ini tidak berhasil,bayi didorong sedikit ke atas untuk melepaskan lengan bayi. Sekiranya

masih tetap tidak berhasil lengan nuchal ini di ekstraksi dengan mengaitkan jari ke arah

lengan bayi dan dipaksa untuk melepasi bahu dan kearah bawah untuk dilahirkan. Pada

prosedur ini, fraktur humerus sering didapatkan. (14)

19

Page 20: Presentasi Bokong II

Gambar 12: Nuchal Arm(14)

Proses melahirkan kepala (3)

Setelah lengan bayi dilahirkan, bayi dibiarkan menggantung dengan menggunakan beban

berat badan bayi sendiri dan sedikir traksi boleh diletakkan di bagian kaki sehingga regio

occipital terlihat pada bagian pelvik ibu. Setelah hairline dari bayi terlihat,bayi sudah siap

untuk dilahirkan.Untuk proses melahirkan kepala bayi terdapat beberapa cara :

1. Metode Forceps to the after coming head

2. Metode Mauriceau-Smellie-Veit

3. Manuver Prague

Forceps after coming head (1)

20

Page 21: Presentasi Bokong II

Gambar 13: Forceps after coming head (11)

Metode ini merupakan metode pilihan Forceps diletakkan pada bagian kepala bayi dan

melindungi bagian otak dari kemungkinan terjadinya sebarang kompresi dari perineum dan

decompresi mendadak pada saat melahirkan. Pemimpin persalinan pertama akan memegang

bagian badan bayi secara horizontal. Kemudian forceps diletakkan pada kedua pipi bayi.

Setelah forceps dielevasi untuk fleksi dan bagian kepala dilahirkan,bagian kaki dan badan

dinaikkan secara unison. Setelah itu bagian muka dilahirkan melewati perineum ibu dan

setelah itu bagian hidung dan mulut bagi dibersihkan dari cairan dan mukous untuk

membolehkan bayi bernapas. Bagian kepala yang masih tersisa dilahirkan secara perlahan-

lahan untuk mengelakkan terjadinya dekompresi.

Mauriceau-Smellie-Veit (1)

Metode ini mungkin tidak sebaik metode menggunakan forceps namun metode ini menjadi

pilihan pada saat proses persalinan yang berlangsung cepat, fasilitas forceps tidak tersedia

dan tenaga medis yang membantu melahirkan bayi tidak terlatih untuk menggunakan forceps

21

Page 22: Presentasi Bokong II

Gambar 14: Mauriceau-Smellie-Veit (12)

. Bagian badan dari bayi diletakkan di antara lengan bawah pembantu persalinan. Jari tengah

diletakkan didalam mulut bayi dan kemudian kepala bayi dikeluarkan secara fleksi perlahan-

lahan sementara itu jari yang lain diletakkan diatas bahu bayi. Sementara itu tangan yang lain

diletakkan pada punggung bayi dengan jari tengah menekan bagian occipital keatas supaya

terjadinya fleksi dari kepala. Traksi halus secara inferior dan superior mungkin diperlukan

saat mengeluarkan dagu bayi. Setelah itu bagian mulut dan dahi dipimpin untuk melepasi

perineum ibu. (1)

Manuver Prague (14)

Pada beberapa keadaan, bagian punggung dari bayi gagal untuk melakukan rotasi ke arah

anterior. Apabila keadaan ini terjadi, rotasi dari punggung ke anterior dapat dilakukan dengan

melakukan traksi yang lebih kuat terhadap kaki bayi atau bagian tulang pelvik. Sekiranya hal

ini tidak mungkin diperbaiki dengan manuver Muriceau,bayi masih boleh dilahirkan dengan

menggunakan alternatif manuver Prague.

22

Page 23: Presentasi Bokong II

Gambar 15: Manuver Prague(14)

Manuver ini dilakukan dengan 2 jari operator memegang bahu bayi ke arah bawah sedangkan

tangan yang lain mengarahkan kaki bayi ke arah atas yaitu ke arah abdomen ibu.(14)

2.7 Komplikasi

Pada saat persalinan dari bayi bayi dengan presentasi bokong sering didapatkan

beberapa komplikasi. Komplikasi yang sering terjadi adalah tertahannya kepala bayi

saat persalinan sedang berlangsung. Keadaan ini boleh terjadi akibat dari serviks yang

tidak sepenuhnya mengalami pembukaan atau kembar yang lebih besar dari kembar

pertama. Hal ini lebih sering terjadi pada persalinan dengan bayi prematur. Sekiranya

hal ini berlaku, insisi Duhrssen menjadi pilihan untuk melepaskan kepala bayi yang

tertahan ini.

23

Page 24: Presentasi Bokong II

Gambar 16: Insisi Duhrssen(14)

Insisi Duhrssen ini dilakukan dengan cara meletakkan jari pada serviks dan

dilakukan insisi pada arah jam no 2 diikuti dengan insisi kedua pada jam 10 dan

insisi ketiga pada arah jam no 6. Bagi mengelakkan robeknya dari pembuluh darah

uterus, insisi harus dielakkan untuk dilakukan pada arah jam 3, 4, 8 atau 9.(14)

Simfisiotomy juga boleh dilakukan sebagai alternatif namun prosedur ini hanya

boleh dilakukan oleh spesialis obgyn yang benar-benar terlatih karena proses ini

akan mengakibatkan resiko injuri pada traktus urinarius dari ibu. Komplikasi

kedua yang mungkin terjadi adalah prolaps dari tali pusat namun keadaan ini tidak

akan serta merta menyebabkan tidak terdeteksinya denyut jantung janin. Namun,

sekiranya hal ini berlaku bayi harus segera dilahirkan sama ada di ekstraksi atau

diputuskan untuk dilakukan operasi seksio sesaria sekiranya ekstraksi tidak

berhasil untuk dilakukan. Cedera dari tulang belakang bayi juga sangat mungkin

terjadi pada saat persalinan akibat dari kepala bayi yang mengalami hiperekstensi.

Hal ini dapat menyebabkan timbulnya sequele gangguan saraf yang bersifat jangka

panjang. Komplikasi lain yang mungkin terjadi adalah trauma jalan lahir,

perdarahan post-partum dan abrupsio plasenta.

24

Page 25: Presentasi Bokong II

2.8 Prognosis (5)

Pada setiap kehamilan dengan presentasi bokong, morbiditas dan mortalitas dari ibu dan

bayi selalu harus diperkirakan. Meningkatnya insidensi seksio sesaria pada kehamilan dengan

presentasi bokong menyebabkan meningkatnya morbiditas dan mortalitas. Mortalitas pada

fetus dan bayi menigkat 9 % pada presentasi bokong dibandingkan 3% dengan presentasi

kepala. Kelainan kongenital juga meningkat 6 % pada presentasi bokong dibandingkan 2,4 %

pada presentasi kepala. Faktor yang bisa meningkatkan kemungkinan buruk pada bayi

dengan presentasi bokong adalah:

Usia ibu saat hamil yang sudah lanjut

Presentasi bokong tipe footling

Hiperekstensi dari kepala bayi

Berat badan lahir kurang dari 2500 gr atau berat badan lahir lebih dari 4000 gr

Proses persalinan yang memanjang

Tenaga medis yang tidak terlatih

25

Page 26: Presentasi Bokong II

BAB III

KESIMPULAN

Persalinan pervaginam pada bayi dengan presentasi bokong memerlukan spesialis

obstetri dan ginekologi yang berpengalaman serta memerlukan konseling secara behati- hati

kepada orang tua. Walaupun penilitian tentang persalinan pada prsentasi bokong sangat

terbatas, Term Breech Trial menemukan peningkatan dari mortalitas pada perinatal dan

morbiditas. Orang tua harus diberikan informasi tentang resiko dan keuntungan terhadap ibu

dan neonatus untuk persalinan per vaginam maupun persalinan secara seksio sesaria. Diskusi

tentang resiko seharusnya tidak hanya terbatas pada kehamilan sekarang. Resiko untuk

kehamilan yang seterusnya seperti ruptur uteri dan abnormalitas dari penempelan plasenta

harus difikirkan juga. External cephalic version (ECV) merupakan alternatif paling aman

sebelum dilakukan pemilihan metode persalinan sama ada persalinan pervaginam maupun

seksio sesaria menurukan angka insidensi seksio sesaria sebanyak 50 %. ACOG (2000)

menyarankan ECV terhadap semua wanita dengan kehamilan presentasi bokong. Penggunaan

obat-obatan seperti tokolisis, anestesi regional dan stimulasi secara akustik bila diperlukan

dapat meningkatkan angka keberhasilan ECV.(5)

26

Page 27: Presentasi Bokong II

BAB IV

DAFTAR PUSTAKA

1. Azhar M. Obstetric Companion For The Undergraduates. Malaysia: Royal College of

Medicine;2010:hal 383-97

2. Zoe P. Breech Presentation. High Risk Pregnancy Management Options. 4th Edition.

United States of America : Saunders and Elsvier;2011.hal 1101-21

3. Philip N. B. Breech Delivery. International Student’s Edition Obstetric by Ten

Teachers. 18th Edition. London: Edward Arnold;2006: hal 262-65

4. Breech presentation. Diunduh pada 20 September 2012 . Tersedia dari

http://emedicine.medscape.com/article/262159-overview#a1 . Diperbaharui pada 9

Juli 2012

5. Breech Delivery. Diunduh pada 20 September 2012. Tersedia dari

http://emedicine.medscape.com/article/797690-overview . Diperbaharui pada 4 April

2012.

6. Fig 1. Diunduh pada 20 September 2012

http://www.umm.edu/graphics/images/en/19158.jpg

7. Fig 2 . Diunduh pada 20 September 2012 http://birthsen.tmdhosting930.com/wp-

content/uploads/2011/09/frank-breech.jpg

8. Fig4. Diunduh pada 20 September 2012

http://www.natural-pregnancy-mentor.com/images/footling.jpg

9. Fig 3. Diunduh pada 21 September 2012

http://familydoctor.org/content/familydoctor/en/pregnancy-newborns/labor-

childbirth/breech-babies-what-can-i-do-if-my-baby-is-breech/_jcr_content/par/

image.img.png

10. Fig 5. Diunduh pada 21 September 2012

http://0.tqn.com/d/pregnancy/1/G/B/e/3/Fotosearch_COG12031.jpg

11. Fig 6. Diunduh pada 21 September 2012

http://emedicine.medscape.com/article/1848353-overview#showall

27

Page 28: Presentasi Bokong II

12. Fig 7. Diunduh pada 21 September 2012

http://www.glowm.com/resources/glowm/graphics/figures/v2/0760/010f.gif

13. Fig 8. Diunduh pada 21 September 2012 http://hetv.org/resources/reproductive-

health/impac/Images_P/3.11.5mauriceau.gif

14. Gary C., Kenneth J., Steven L, John C., Dwright J. dkk. Breech Presentation.William

Obstetrics. 23rd Edition. United States of America. Mc Graw Hill;2010

28