22
Ima Damayanti I11106024 Presbikusis

Presbikusis

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Presbikusis

Ima Damayanti I11106024

Presbikusis

Page 2: Presbikusis

PENDAHULUAN

Berkurangnya fungsi sistem pendengaran pada usia lanjut merupakan proses penuaan yang juga terjadi pada sistem-sistem lain di tubuh kita. Proses degenerasi yang terjadi pada sistem pendengaran kita mengakibatkan fungsinya berkurang sampai hilang disebut presbikusis.

Mulainya proses degenerasi tidak sama untuk setiap orang, tapi tergantung pada faktor keturunan dan lingkungan tempat tinggalnya.

Kelainan yang terjadi tidak hanya pada koklea, tapi juga telinga tengah, saraf pendengaran, di nukleus koklea dan di pusat pendengaran di susunan saraf pusat.

Page 3: Presbikusis

ANATOMI SISTEM PENDENGARAN

Page 4: Presbikusis

ANATOMI SISTEM PENDENGARAN

Telinga tengah berbentuk kubus dengan: Batas luar : membran timpani Batas depan : tuba eustachius Batas bawah : vena jugularis (bulbus

jugularis) Batas belakang : aditus ad antrum, kanalis

fasialis pars vertikalis. Batas atas : tegmen timpani (meningean/otak) Batas dalam : berturut-turut dari atas ke

bawah kanalis semi sirkularis horizontal, kanalis fasialis, tingkap lonjong (oval window), tingkap bundar (round window) dan promotorium.

Page 5: Presbikusis

ANATOMI SISTEM PENDENGARAN

Page 6: Presbikusis

ANATOMI SISTEM PENDENGARAN

Page 7: Presbikusis

FISIOLOGI SISTEM PENDENGARAN

Page 8: Presbikusis

DEFINISI

Presbikusis adalah ketulian setelah beberapa waktu akibat mekanisme penuaan dalam telinga dalam yaitu berupa tuli sensorineural frekuensi tinggi, umumnya terjadi mulai usia 65 tahun, simetris pada telinga kanan dan kiri.

Presbikusis dapat mulai pada frekuensi 1000 Hz atau lebih.

Page 9: Presbikusis

EPIDEMIOLOGI

Di Amerika Serikat tidak ada data insidens presbikusis yang akurat. Kira-kira 25-30% pada usia 65-74 tahun terlihat adanya gangguan pendengaran.

Pada usia lebih dari 75 tahun, insidens meningkat sampai 40-50 %.

Sesuai dengan definisi, prevalensi presbikusis meningkat sejalan dengan peningkatan usia.

Tidak diketahui adanya pengaruh perbedaan ras terhadap prevalensi terjadinya presbikusis.

Page 10: Presbikusis

ETIOLOGI

presbikusis merupakan akibat dari proses degenerasi.

Diduga kejadian presbikusis mempunyai hubungan dengan faktor-faktor herediter, pola makan, metabolisme, arteriosklerosis, infeksi, bising, gaya hidup atau bersifat multifaktor.

Menurunnya fungsi pendengaran secara berangsur merupakan efek kumulatif dari faktor-faktor tersebut di atas.

Progresifitas penurunan pendengaran dipengaruhi oleh usia dan jenis kelamin, pada laki-laki lebih cepat terjadi dibandingkan pada perempuan.

Page 11: Presbikusis

PATOLOGI

Proses degenerasi menyebabkan perubahan struktur pada koklea dan nervus VIII.

Pada koklea perubahan yang mencolok adalah atrofi dan degenerasi sel-sel rambut penunjang pada organ korti.

Proses atrofi disertai perubahan pada struktur vaskular juga terjadi pada stria vaskularis.

Selain itu terdapat pula perubahan berupa kurangnya jumlah dan ukuran sel-sel ganglion dan saraf.

Hal yang sama juga terjadi pada mielin akson saraf.

Page 12: Presbikusis

KLASIFIKASI

1. Sensorik2. Neural3. Metabolik (strial presbycusis)4. Mekanik (cochlear presbycusis)

Menurut penelitian prevalensi terbanyak adalah jenis metabolik (34,6%). Sedangkan prevalensi jenis lainnya adalah neural (30,7%), mekanik (22,8%) dan sensorik (11,9%).

Page 13: Presbikusis

No. Jenis Patologi

1 Sensorik lesi terbatas pada koklea. Atrofi organ korti, jumlah sel-sel rambut dan sel-sel penunjang berkurang. Biasanya pendengaran untuk frekuensi tinggi turun secara tiba-tiba. Speech discrimination-nya masih cukup baik.

2 Neural sel-sel neuron pada koklea dan jaras auditorik berkurang, atrofi yang luas dari ganglion spiralis. Diskriminasi kata relatif lebih terganggu dengan hanya sedikit gangguan sel rambut

3 Metabolik atrofi stria vaskularis. Potensial mikrofonik menurun. Fungsi sel dan keseimbangan bio-kimia/bioelektrik koklea berkurang. Speech discrimination bagus sampai batas minimum pendengarannya melebihi 50 dB.

4 Mekanik terjadi perubahan gerakan mekanik duktus koklearis. Atrofi ligamentum spiralis. Membran basilaris lebih kaku sehingga pergerakannya terbatas

Page 14: Presbikusis

GEJALA KLINIK Keluhan utama presbikusis berupa berkurangnya

pendengaran secara perlahan-lahan dan progresif, Simetris pada kedua telinga. Keluhan lainnya ialah telinga berdenging (tinitus nada tinggi).

Pasien dapat mendengar suara percakapan, tetapi sulit untuk memahaminya, terutama bila diucapkan dengan cepat di tempat di tempat dengan latar belakang yang bising (cocktail party deafness).

Bila intensitas suara ditinggikan akan timbul rasa nyeri di telinga, hal ini disebabkan oleh faktor kelelahan saraf (recruitment).

Umumnya penderita presbikusis lebih suka bila kita berbicara lambat-lambat, jelas, kata-kata yang pendek dan bicara agak ke dekat kuping, daripada suara yang keras.

Page 15: Presbikusis

DIAGNOSIS

Dengan pemeriksaan otoskopik, tampak membran timpani suram, mobilitasnya berkurang.

Pada tes penala didapatkan tuli sensorineural.

Pemeriksaan audiometri nada murni menunjukkan suatu tuli saraf nada tinggi, bilateral, simetris.

Pada tahap awal terdapat penurunan yang tajam (sloping) setelah frekuensi 2000 Hz. Gambaran ini khas pada presbikusis jenis sensorik dan neural.

Page 16: Presbikusis

DIAGNOSIS

Garis ambang dengar pada audiogram jenis metabolik dan mekanik lebih mendatar, kemudian pada tahap berikutnya berangsur-angsur terjadi penurunan.

Pada semua jenis presbikusis tahap lanjut juga terjadi penurunan pada frekuensi yang lebih rendah.

Audiometri bicara dilakukan untuk mengetahui Speech discrimination score, yaitu kemampuan pendengaran penderita dalam membeda-bedakan macam-macam kata yang didengar. Pemeriksaan audiometri bicara pada presbikusis menunjukkan adanya gangguan diskriminasi bicara di mana keadaan ini jelas terlihat pada presbikusis jenis neural dan koklear

Page 17: Presbikusis

PENATALAKSANAAN

Rehabilitasi Pendengaran Tujuan rehabilitasi pendengaran ialah

memperbaiki efektivitas pasien dalam komunikasi sehari-hari.

Membaca gerak bibir dan latihan pendengaran merupakan komponen tradisional dari rehabilitasi pendengaran.

Pasien dibantu untuk memanfaatkan secara maksimal isyarat-isyarat visual sambil mengenali beberapa keterbatasan dalam membaca gerak bibir.

Page 18: Presbikusis

PENATALAKSANAAN

Alat Bantu Dengar Peraturan dari Food and Drug Administration

mengharuskan masa uji coba selama 30 hari untuk alat bantu dengar yang baru, suatu masa untuk mengetahui apakah alat tersebut cocok dan efektif bagi pemakai.

Alat bantu dengar merupakan miniatur dari sistem pengeras suara untuk umum.

Alat ini memiliki mikrofon, suatu amplifier, pengeras suara dan baterai sebagai sumber tenaga. Selanjutnya dilengkapi dengan kontrol penerimaan, kontrol nada dan tenaga maksimum.

Komponen-komponen ini dikemas agar dapat dipakai dalam telinga (ITE : In The Ear) atau di belakang telinga (BTE : Behind The Ear) atau pada tubuh.

Page 19: Presbikusis

PENATALAKSANAAN

Page 20: Presbikusis

PENATALAKSANAAN

Page 21: Presbikusis

PENATALAKSANAAN

Terapi Farmakologi Vasodilator

Seperti asam nikotinat dan derivatnya menyebabkan vasodilatasi perifer, Efek terapeutik pada presbiakusis disebabkan oleh dilatasi koklear dan pembuluh darah di otak akibat aksi lipoproteinolitik dari obat tersebut.

  lipoproteinolitik

Heparin i.v. 250 mg setiap hari selama 8 hari. Kemajuan audiometrik didapat pada 25% penderita. Vertigo dan tinitus menghilang pada 45% penderita.

VitaminVitamin B kompleks memberikan 43,5% kemajuan dalam pendengaran. Vitamin A banyak dicoba dengan hasil yang lebih memuaskan.

Page 22: Presbikusis

TERIMA KASIH