24
SMF/BAGIAN ILMU TELINGA HIDUNG DAN TENGGOROKAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS NUSA CENDANA LAPORAN KASUS PRESBIKUSIS Oleh: Lewis Richart Adson Nggeolima, S.Ked 1008012038 PEMBIMBING: dr. Ni Wayan Rini, Sp.THT-KL BAGIAN/ SMF TELINGA HIDUNG DAN TENGGOROKAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS NUSA CENDANA RSUD PROF. DR. W. Z. JOHANNES KUPANG 2016 LAPORAN KASUS JANUARI 2016

LAPSUS Presbikusis Ichad

Embed Size (px)

DESCRIPTION

laporan kasus presbikusis

Citation preview

Page 1: LAPSUS Presbikusis Ichad

SMF/BAGIAN ILMU TELINGA HIDUNG DAN TENGGOROKAN

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS NUSA CENDANA

LAPORAN KASUS

PRESBIKUSIS

Oleh:

Lewis Richart Adson Nggeolima, S.Ked

1008012038

PEMBIMBING:

dr. Ni Wayan Rini, Sp.THT-KL

BAGIAN/ SMF TELINGA HIDUNG DAN TENGGOROKAN

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS NUSA CENDANA

RSUD PROF. DR. W. Z. JOHANNES KUPANG

2016

LAPORAN KASUS

JANUARI 2016

Page 2: LAPSUS Presbikusis Ichad

HALAMAN PENGESAHAN

Laporan kasus ini diajukan oleh :

N a m a : Lewis Richart Adson Nggeolima

NIM : 1008012038

telah berhasil dibacakan dan dipertahankan di hadapan pembimbing klinik

sebagai bagian persyaratan yang diperlukan untuk mengikuti ujian komprehensif

di bagian Ilmu Penyakit THT-KL, RSUD. Prof. Dr. W. Z. Johannes Kupang.

Pembimbing Klinik

1. dr. Ni Wayan Rini, Sp.THT-KL

Pembimbing Klinik . ……………………………..

Ditetapkan di : Kupang

Tanggal : Januari 2016

Page 3: LAPSUS Presbikusis Ichad

BAB 1

PENDAHULUAN

Presbikusis adalah tuli sensorineural frekuensi tinggi, umumnya terjadi

mulai usia 65 tahun, simetris pada telinga kiri dan telinga kanan. Presbikusis dapat

mulai pada frekuensi 1000 Hz atau lebih.(1)

Istilah presbikusis pertama kali

disampaikan oleh Zwaardemaker pada tahun 1891, dimana dikatakan bahwa usia

memiliki pengaruh terhadap terjadinya penurunan pendengaran. Namun sejak

dahulu belum diketahui secara pasti apakah usia memiliki kaitan dengan

penurunan pendengaran. (2)

Angka insidensi dari gangguan pendengaran akibat prebikusis pada lansia

di Amerika Serikat dilaporkan sebesar 25-30% untuk kelompok umur 65-70

tahun, sedangkan angka insidensi untuk umur lebih dari 75 tahun sebesar 50%.

Menurut hasil survei, jumlah pemakai alat bantu dengar sampai saat ini di

Amerika mencapai 20 juta orang.(3)

Umumnya diketahui bahwa presbikusis merupakan akibat dari proses

degenerasi. Diduga kejadian presbikusis mempunyai hubungan dengan faktor-

faktor herediter, pola makan, metabolisme, arteriosklerosis, infeksi, bising, gaya

hidup atau bersifat multifaktor. Biasanya terjadi pada usia lebih dari 60 tahun.

Progresifitas penurunan pendengaran dipengaruhi oleh usia dan jenis kelamin,

pada laki-laki lebih cepat dibandingkan dengan perempuan.(1)

Page 4: LAPSUS Presbikusis Ichad

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Anatomi Telinga

Telinga terdiri atas telinga luar, telinga tengah atau kavum timpani, dan

telinga dalam atau labirin. Telinga luar terdiri atas aurikula dan meatus akustikus

eksternus (MAE)/ liang telinga. Telinga tengah adalah ruang berisi udara di dalam

os temporal pars petrosa yang dilapisi membran mukosa, berisi tulang-tulang

pendengaran. Telinga dalam berisi labirin tulang (vestibulum, kanalis

semisirkularis, dan koklea) dan labirin membranasea (utrikulus dan sakulus di

dalam vestibulum, tiga duktus semisirkularis di dalam kanalis semisirkularis, dan

duktus koklearis di dalam koklea). (4)

Gambar 1. Anatomi Telinga

2.2 Fisiologi Pendengaran

Proses mendengar dimulai dengan ditangkapnya getaran suara oleh daun

telinga kemudian diteruskan melalui udara atau tulang ke koklea. Gelombang suara

mencapai telinga dalam melalui tiga kemungkinan yaitu 1) Membran timpani-rantai

osikula foramen ovale, 2) Lewat tulang atau hantaran tulang, 3) Bila membran

Page 5: LAPSUS Presbikusis Ichad

timpani dan osikula tidak ada, getaran suara bisa lewat foramen rotundum.

Selanjutnya dari koklea getaran diteruskan melalui membran Reissner yang

mendorong endolimfe menyebabkan gerak relatif antara membran basilaris dan

membran tektoria serta menimbulkan defleksi stereosilia sel-sel rambut sehingga

kanal ion terbuka dan terjadi pemasukan ion bermuatan listrik. Selanjutnya timbul

proses depolarisasi sel rambut yang melepaskan neurotransmiter ke dalam sinapsis

dan akhirnya menimbulkan potensial aksi pada saraf auditorius yang dilanjutkan ke

nukleus auditorius sampai kortek pendengaran di lobus temporalis yaitu di area 39-

40. (5,6)

Proses mendengar meliputi 3 tahap yaitu: 1) Pemindahan energi fisik berupa

stimulus bunyi ke organ pendengaran; 2) Konversi atau transduksi yaitu pengubahan

energi fisik stimulasi ke organ penerima; 3) Penghantaran impuls saraf ke kortek

pendengaran. Proses pemindahan energi atau transmisi terdiri dari transmisi

aerodinamis dimana stimulus bunyi berpindah dari kanalis auditorius eksternus ke

membran timpani dan dari membran timpani ke tulang pendengaran. Sedangkan

transmisi hidrodinamis dimana stimulus bunyi berpindah dari foramen ovale ke auris

interna melalui cairan perilimfe dan endolimfe. (5,7)

Bagan 2.1 Proses Pendengaran

Page 6: LAPSUS Presbikusis Ichad

2.3 Definisi Presbikusis

Menurut kamus kedokteran Dorland. Presbikusis adalah penurunan

kemampuan pendengaran sensori neural yang simetris, bilateral, progresif, dan

terjadi bersamaan dengan pertambahan usia.(8)

2.4 Epidemiologi

Berdasarkan definisinya, prevalensi presbikusis meningkat seiring

bertambahnya usia. Secara global prevalensi presbikusis bervariasi, Presbikusis

dialami sekitar 30-35% pada populasi berusia 65-75 tahun dan 40-50% pada

populasi diatas 75 tahun. Prevalensi pada laki-laki sedikit lebih tinggi daripada

wanita. Perbedaan prevalensi presbikusis antar ras belum diketahui secara pasti.(9)

2.5 Klasifikasi dan Patogenesis Presbikusis

Berdasarkan perubahan patologik yang terjadi, Schuknect dkk

menggolongkan presbikusis menjadi empat jenis, yaitu sensorik, neural,

metabolik (strial presbycusis) dan mekanik (cochlear presbycusis). Menurut

penelitian, prevalensi terbanyak adalah jenis metabolik (34,6%). Sedangkan

prevalensi jenis lainnya adalah neural (30,7%), mekanik (22,8%) dan sensorik

(11,9%).(1)

A. Presbikusis tipe sensorik

Lesi pada tipe sensorik terbatas pada koklea, terdapat atrofi organ

korti dan jumlah sel-sel rambut berkurang. Pada gambaran histologi,

terdapat atrofi yang terbatas hanya beberapa milimeter pada membrana

basalis dan terdapat akumulasi pigmen lipofuscin yang merupakan pigmen

penuaan. Proses ini berjalan perlahan tapi progresif dari waktu ke waktu.

Pemeriksaan audiometri memperlihatkan gambaran penurunan curam di

batas frekuensi tinggi yang dimulai setelah usia menengah. (1,10)

Page 7: LAPSUS Presbikusis Ichad

B. Presbikusis tipe neural

Presbikusis tipe neural ditandai dengan berkurangnya sel-sel neuron dan

jaras auditorik pada koklea. Menurut Schuknecht, 2100 neuron hilang setiap

dekade (dari total 35.000). Hal ini dimulai sejal awal kehidupan dan

mungkin peran genetik yang berpengaruh. Pengaruh tidak terlihat sampai

usia tua karena rata-rata nada murni tidak terpengaruh sampai 90% dari

neuron hilang. Atrofi terjadi sepanjang koklea, dengan hanya sedikit

wilayah basilar yang terpengaruhi dari seluruh membrana basilaris di

koklea. Oleh karena itu, tidak terdapat penurunan terjal di batas frekuensi

tinggi seperti presbikusis tipe sensorik dan hanya terdapat penurunan sedang

di frekuensi tinggi. Pada presbikusis neural, terjadi pula kehilangan neuron

secara umum yang berupa perubahan SSP yang difus dan berhubungan

dengan defisit lain seperti kelemahan, penurunan perhatian dan penurunan

konsentrasi. (1,10)

C. Presbikusis tipe metabolik (strial presbycusis)

Presbikusis tipe metabolik merupakan tipe presbikusis yang paling

sering dijumpai. Kerusakan yang terjadi pada tipe ini berupa atrofi stria

vaskularis, potensial mikrofonik menurun, fungsi sel dan keseimbangan

biokimia/bioelektrik koklea berkurang. Secara histologis pada koklea,

terlihat stria vaskularis yang tipis tersebar sepanjang kelokan koklea yang

dengan mikroskop stria tampak berupa lapisan seluler selapis. Juga tampak

adanya degenerasi kistik dari elemen stria dan atrofi ligamen spiralis.

Seperti diketahui stria vaskularis adalah tempat produksi endolimfa dan

berfungsi dalam sistem enzim yang diperlukan untuk mempertahankan

potasium, sodium dan metabolisme oksidatif. Daerah ini juga sebagai

tempat pembangkitan dari endokoklear potensial sebesar 80 miliVolt antara

duktus koklea dan ruang perilimfe yang diperlukan untuk transduksi signal

di dalam koklea. Atrofi stria vaskularis mengakibatkan hilangnya

pendengaran diwakili oleh kurva mendengar datar karena seluruh koklea

Page 8: LAPSUS Presbikusis Ichad

terpengaruh. Proses ini cenderung terjadi pada orang berusia 30-60 tahun

dan berjalan secara perlahan. (1,10)

D. Presbikusis tipe mekanik (cochlear presbycusis)

Pada presbikusis tipe mekanik terjadi perubahan gerakan mekanik

duktus koklearis, atrofi ligamentum koklearis, dan membran basilaris

menjadi lebih kaku. Secara histologis tampak hialinisasi dan kalsifikasi

membrana basalis, degenerasi kistik elemen stria, atrofi ligamen spiralis,

pengurangan selularitas ligamen secara progesif serta kadang-kadang

ligamen ruptur. (1,10)

2.6 Gejala Klinis

Keluhan utama presbikusis berupa berkurangnya pendengaran secara

perlahan-lahan dan progresif, simetris pada kedua telinga. Kapan berkurangnya

pendengaran tidak diketahui pasti. Keluhan lainnya adalah telinga berdenging

(tinitus nada tinggi). Pasien dapat mendengar suara percakapan, tetapi sulit untuk

memahaminya, terutama bila diucapkan dengan cepat di tempat dengan latar

belakang yang bising (cocktail party deafness). Bila intensitas suara ditinggikan

akan timbul suara nyeri di telinga, hal ini disebabakan oleh faktor kelemahan saraf

(recruitment). (1)

2.7 Penegakkan Diagnosis

1. Anamnesis

Pada anamnesis Penurunan ketajaman pendengaran pada usia lanjut,

bersifat sensorineural, simetris bilateral dan progresif lambat. Umumnya terutama

terhadap suara atau nada yang tinggi. Tidak terdapat kelainan pada pemeriksaan

telinga hidung tenggorok, seringkali merupakan kelainan yang tidak disadari.

Penderita menjadi depresi dan lebih sensitif. Kadang-kadang disertai dengan

tinitus yaitu persepsi munculnya suara baik di telinga atau di kepala. Faktor risiko

presbikusis adalah: 1) Paparan bising, 2) merokok, 3) obat-obatan, 4) hipertensi,

dan 5) riwayat keluarga. Orang dengan riwayat bekerja di tempat bising, tempat

rekreasi yang bising, dan penembak (tentara) akan mengalami kehilangan

Page 9: LAPSUS Presbikusis Ichad

pendengaran pada frekuensi tinggi. Penggunaan obat-obatan antibiotik golongan

aminoglikosid, cisplatin, diuretik, atau anti inflamasi dapat berpengaruh terhadap

terjadinya presbikusis. (11)

2. Pemeriksaan Fisik & Penunjang

Pemeriksaan fisik pada penderita biasanya normal setelah pengambilan

serumen yang merupakan problem pada penderita usia lanjut dan penyebab

kurang pendengaran terbanyak. Pada pemeriksaan otoskopi, tampak membran

timpani normal atau bisa juga suram, dengan mobilitas yang berkurang.

Pemeriksaan tambahan tes penala Uji rinne positif Hantaran Udara ≥ Hantaran

Tulang, Uji Weber, Uji Schwabach memendek. Audiometri murni pemeriksaan

penunjang yang biasanya dilakukan. Pemeriksaan audiometri nada murni

menunjukkan suatu tuli sensorineural nada tinggi bilateral dan simetris.

Pemeriksaan audiometri nada murni ditemukan perurunan ambang dengar nada

murni yang menunjukkan gambaran tuli sensorineural. Pada tahap awal terdapat

penurunan yang tajam (sloping) setelah frekuensi 1000 Hz. Gambaran ini khas

pada gangguan pendengaran jenis sensorik dan neural. Kedua jenis ini paling

sering ditemukan.(1,12)

Garis ambang dengar pada audiogram jenis metabolik dan mekanik lebih

mendatar, kemudian pada tahap berikutnya berangsur-angsur terjadi penurunan.

Semua jenis presbikusis tahap lanjut juga terjadi penurunan pada frekuensi yang

lebih rendah.(1)

Audiometri tutur menunjukkan adanya gangguan diskriminasi wicara

(speech discriminatin) dan biasanya keadaan ini jelas terlihat pada presbikusis

jenis neural dan koklear. Pada pemeriksaan audiometri tutur pasien diminta untuk

mengulang kata yang didengar melalui kaset tape recorder. Pada tuli koklea,

pasien sulit untuk membedakan bunyi R, S, C, H, CH, N. Sedangkan pada tuli

retrokoklea lebih sulit lagi untuk membedakan kata tersebut. Guna pemeriksaan

ini adalah untuk menilai kemampuan pasien dalam pembicaraan sehari-hari, dan

untuk menilai pemberian alat bantu dengar.(1,12)

Page 10: LAPSUS Presbikusis Ichad

Tabel 2.1 Audiogram Pada Presbikusis (13)

Tipe Audiometri nada murni Audiometri tutur

1 Sensori Penurunan ambang dengar yang

curam pada frekuensi tinggi

(sharply slooping)

Bergantung pada

frekuensi yang terkena

2 Neural Penurunan pendengaran sedang

pada semua frekuensi (gently

slooping)

Gangguan diskriminasi

tutur berat

3 Metabolik (strial) Penurunan pendengaran dengan

gambaran flat dan berjalan

progresif pelan

Gangguan diskriminasi

tutur ringan

4 Mekanik Penurunan pendengaran dengan

kurva menurun pada frekuensi

tinggi secara lurus berjalan

progresif pelan

Bergantung pada

kecuraman penurunan

2.8 Tatalaksana

Penatalaksanaan pada pasien ini bertujuan untuk memperbaiki efektifitas

pasien dalam berkomunikasi dan memaksimalkan pendengaran pasien, atau yang

biasa disebut dengan rehabilitasi. (1,12)

Alat Bantu Dengar

Alat bantu dengar merupakan suatu alat elektronik yang dioperasikan

dengan batere, yang berfungsi memperkuat dan merubah suara sehingga

komunikasi bisa berjalan dengan lancar. Alat bantu dengar terdiri dari : (1)

Page 11: LAPSUS Presbikusis Ichad

Tabel 2.2 Komponen Alat Bantu Dengar (1)

Komponen Fungsi

Microphone bagian yang berperan menerima suara dari luar dan

mengubah sinyal suara menjadi energi listrik,

kemudian meneruskannya ke amplifier.

Amplifier berfungsi memperkeras suara dengan cara memperbesar

energi listrik yang selanjutnya mengirimkannya ke

receiver.

Receiver atau

loudspeaker

mengubah energi listrik yang telah diperbesar amplifier

menjadi energi bunyi kembali dan meneruskannya ke

liang telinga

Batere sebagai sumber tenaga.

Gambar 2.2 Alat Bantu Dengar

Implan Koklea

Implan koklea merupakan perangkat elektronik yang mempunyai

kemampuan menggantikan fungsi koklea untuk meningkatkan kemampuan

mendengar dan berkomunikasi pada pasien tuli saraf berat dan total bilateral.

Implan koklea sudah mulai dimanfaatkan semenjak 25 tahun yang lalu dan

berkembang pesat di negara maju. Implantasi koklea pertama kali dikerjakan di

Page 12: LAPSUS Presbikusis Ichad

Indonesia pada bulan Juli 2002. Selama 4 tahun terakhir telah dilakukan

implantasi koklea pada 27 anak dan 1 orang dewasa.(11)

Indikasi Kontra Indikasi

- keadaan tuli saraf berat bilateral

atau tuli total bilateral (anak

maupun dewasa) yang tidak /

sedikit mendapat manfaat

dengan alat bantu dengar

konvensional,

- usia 12 bulan sampai 17 tahun,

tidak ada kontraindikasi medis

- calon pengguna mempunyai

perkembangan kognitif yang

baik.

- tuli akibat kelainan pada jalur

saraf pusat (tuli sentral),

- proses penulangan koklea

- koklea tidak berkembang

Tabel 2.3 : Indikasi dan Kontra indikasi implant Koklea

Gambar 2.3 Implan Koklea

Page 13: LAPSUS Presbikusis Ichad

BAB 3

LAPORAN KASUS

2.1 Identitas Pasien

Nama :Tn. Y.I

Umur : 61 tahun

Jenis kelamin : Laki-laki

Agama : Kristen

2.2 Anamnesis

a. Keluhan utama:

Pendengaran berkurang sejak + 1 tahun yang lalu.

b. Riwayat Penyakit Sekarang:

Pasien laki-laki berumur 61 tahun datang ke poli THT RSUD S.K Lerik

dengan keluhan pendengaran pada kedua telinga yang berkurang sejak + 1

tahun yang lalu. Pasien mengaku hal ini baru pertama kali dirasakan, tidak ada

riwayat keluar cairan dari telinga sebelumnya, tidak ada riwayat trauma, tidak

ada batuk pilek, pasien juga mengaku tidak mendengar bunyi yang berdenging.

c. Riwayat Pengobatan

Sehari sebelum datang rumah sakit, pasien pergi ke tempat praktek dokter THT

dan dokter menyarankan untuk ke RSUD S.K Lerik untuk pemeriksaan lebih

lanjut.

Page 14: LAPSUS Presbikusis Ichad

2.3 Pemeriksaan Fisik

TELINGA KIRI KANAN

Auriculum Edema (-)

Hiperemi (-)

Sikatrik (-)

Nyeri tarik (-)

Nyeri tekan tragus (-)

Edema (-)

Hiperemi (-)

Sikatrik (-)

Nyeri tarik (-)

Nyeri tekan tragus (-)

Meatus Akustikus

Eksternus

Edema (-)

Sekret (-)

Serumen (-)

Darah (-)

Edema (-)

Sekret (-)

Serumen (-)

Darah (-)

Membran timpani Refleks cahaya (+)

Warna keabu-abuan

Tanda perforasi (-)

Refleks cahaya (+)

Warna keabu-abuan

Tanda perforasi (-)

Retro aurikula Edema (-)

Hiperemis (-)

Nyeri tekan (-)

Edema (-)

Hiperemis (-)

Nyeri tekan (-)

TES GARPU TALA

Telinga Kiri Telinga Kanan

Tes Rinne Rinne (+) Rinne (+)

Tes Weber Tidak ada lateralisasi Tidak ada lateralisasi

Tes Schwabach Memendek Memendek

HIDUNG KIRI KANAN

Eksternal Kelainan bentuk (-)

Hiperemi (-)

Nyeri tekan (-)

Kelainan bentuk (-)

Hiperemi (-)

Nyeri tekan (-)

Page 15: LAPSUS Presbikusis Ichad

Cavum Nasi Edema (-)

Sekret (-)

Darah (-)

Hiperemis (-)

Edema (-)

Sekret (-)

Darah (-)

Hiperemis (-)

Concha Edema (-)

Hiperemis (-)

Edema (-)

Hiperemis (-)

Septum Nasi Deviasi (-) Deviasi (-)

TENGGOROK HASIL PEMERIKSAAN

Tonsil T1/T1 , tidak hiperemis

Uvula Edema (-)

Hiperemis (-)

Dinding dorsal

faring

Edema (-)

Hiperemis (-)

Palatum Molle Mukosa merah muda

2.4 Diagnosis

- Presbikusis

2.5 Tatalaksana

- Tes audiometri di RSUD Prof. DR. W.Z. Johannes

- Alat bantu dengar

Page 16: LAPSUS Presbikusis Ichad

BAB 4

PEMBAHASAN

Adapun hal-hal yang perlu dibahas bersama pada pasien ini adalah sebagai

berikut :

1. Definisi presbikusis menurut kamus Dorland adalah penurunan kemampuan

pendengaran sensori neural yang simetris, bilateral, progresif, dan terjadi

bersamaan dengan pertambahan usia.(8)

Sedangkan menurut buku ajar ilmu

kesehatan THT milik FK UI, presbikusis adalah tuli sensorineural frekuensi

tinggi, umumnya terjadi mulai usia 65 tahun, simetris pada telinga kiri dan

telinga kanan. Presbikusis dapat mulai pada frekuensi 1000 Hz atau lebih.

Keluhan lainnya adalah telinga berdenging (tinitus nada tinggi). Pasien dapat

mendengar suara percakapan, tetapi sulit untuk memahaminya, terutama bila

diucapkan dengan cepat di tempat dengan latar belakang yang bising (cocktail

party deafness). Bila intensitas suara ditinggikan akan timbul suara nyeri di

telinga, hal ini disebabakan oleh faktor kelemahan saraf (recruitment) (1)

Dari anamnesis dan hasil pemeriksaan fisik yang dilakukan terhadap pasien

ini, didapatkan pasien mengalami penurunan pendengaran sejak ± 1 tahun

belakangan pada kedua telinga (simetris dan bilateral). Sedangkan untuk

keluhan lain seperti telinga berdenging (tinitus nada tinggi) tidak didapatkan

pada pasien ini. Menurut teori, pasien dapat mendengar suara percakapan,

tetapi sulit untuk memahaminya, terutama bila diucapkan dengan cepat di

tempat dengan latar belakang yang bising (cocktail party deafness).(1)

Pada

pasien ini, pemeriksa tidak menanyakan hal tersebut sehingga untuk gejala

cocktail party deafness belum dapat disingkirkan. Selain itu, bila intensitas

suara ditinggikan akan timbul suara nyeri di telinga, hal ini disebabakan oleh

faktor kelemahan saraf (recruitment).(1)

Pada pasien ini juga tidak ditanyakan

hal tersebut.

Pada pasien presbikusis, tidak terdapat kelainan pada pemeriksaan telinga

hidung tenggorok, seringkali merupakan kelainan yang tidak disadari.

Page 17: LAPSUS Presbikusis Ichad

Penderita menjadi depresi dan lebih sensitif. Faktor risiko presbikusis adalah:

1) Paparan bising, 2) merokok, 3) obat-obatan, 4) hipertensi, dan 5) riwayat

keluarga. Orang dengan riwayat bekerja di tempat bising, tempat rekreasi

yang bising, dan penembak (tentara) akan mengalami kehilangan

pendengaran pada frekuensi tinggi. Penggunaan obat-obatan antibiotik

golongan aminoglikosid, cisplatin, diuretik, atau anti inflamasi dapat

berpengaruh terhadap terjadinya presbikusis. (11)

Dari hasil pemeriksaan fisik, pada pasien ini tidak didapatkan kelainan pada

telinga, hidung dan tenggorok. Untuk depresi dan lebih sensitif, pemeriksa

tidak menanyakan pada pasien jadi hal ini belum dapat disingkirkan. Untuk

faktor-faktor resiko presbikusis juga tidak dapat disingkirkan, mengingat

pemeriksa tidak menanyakan hal tersebut pada pasien.

Dari hasil pemeriksaan dengan garpu tala, didapatkan pasien mengalami tuli

jenis sensori neural (tes Schwabach : memendek pada kedua telinga). Untuk

progresifitasnya belum dapat dipastikan oleh karena anamnesis yang masih

belum lengkap. Untuk umur pasien yang menginjak 61 tahun, presbikusis

biasanya terjadi bersamaan dengan pertambahan usia (proses degenerasi).(1)

Perubahan patologik pada organ auditori akibat proses degenerasi pada usia

lanjut dapat menyebabkan gangguan pendengaran. Secara alamiah, organ-

organ pendengaran akan mengalami proses degenerasi mulai dari telinga luar

hingga telinga dalam. Komponen telinga dalam baik berupa bagian sensorik,

saraf, pembuluh darah, jaringan penunjang maupun sinaps saraf sangat rentan

terhadap perubahan akibat proses degenerasi. Proses degenerasi yang terjadi

pada sel-sel rambut luar di bagian basal koklea sangat besar pengaruhnya

dalam penurunan ambang pendengaran pada usia lanjut.(1)

2. Secara global prevalensi presbikusis bervariasi masing-masing negara,

Presbikusis dialami sekitar 30-35% pada populasi berusia 65-75 tahun dan

40-50% pada populasi diatas 75 tahun. Prevalensi pada laki-laki sedikit lebih

tinggi daripada wanita. Perbedaan prevalensi presbikusis antar ras belum

diketahui secara pasti.(9)

Page 18: LAPSUS Presbikusis Ichad

Pasien pada kasus ini berjenis kelamin laki-laki dan berusia 61 tahun. Ini

hampir sesuai dengan penelitian di South Carolina USA, didapatkan usia

presbikusis terbanyak pada dekade 6 tahun keatas. Berbeda dengan penelitian

di Qatar yang menemukan prevalensi usia presbikusis terbanyak pada

kelompok middle age yaitu 50-59 tahun.(13)

Pasien pada kasus ini berjenis kelamin laki-laki. Prevalensi presbikusis

menurut jenis kelamin didapatkan bahwa laki-laki lebih banyak menderita

dibandingkan perempuan. Penelitian di Qatar mengatakan frekuensi laki-laki

lebih banyak (52,6%) dibanding perempuan (49,5%). Berdasarkan penelitian

di South Carolina USA, ditemukan frekuensi laki-laki (52,1%) lebih banyak

dari perempuan (48,4%). Hasil ini sesuai dengan penelitian yang telah

dilakukan, laki-laki mempunyai frekuensi lebih banyak daripada perempuan

mengingat bahwa riwayat bising dapat mempengaruhi terjadinya presbikusis

yang dihubungkan bahwa laki-laki lebih banyak bekerja dan mendapat

paparan suara bising baik didalam maupun diluar lingkungan kerja.(14,15,16)

3. Berdasarkan perubahan histopatologik yang terjadi, Schuknect dkk

menggolongkan presbikusis menjadi empat jenis, yaitu sensorik, neural,

metabolik (strial presbycusis) dan mekanik (cochlear presbycusis). Menurut

penelitian, prevalensi terbanyak adalah jenis metabolik (34,6%). Sedangkan

prevalensi jenis lainnya adalah neural (30,7%), mekanik (22,8%) dan sensorik

(11,9%). Untuk membedakan tipe presbikusis ini, maka dapat digunakan

audiometri. Berikut perbedaan yang dapat dilihat melalui audiometri.

(1)

Tipe Audiometri nada murni Audiometri tutur

1 Sensori Penurunan ambang dengar yang

curam pada frekuensi tinggi

(sharply slooping)

Bergantung pada

frekuensi yang terkena

2 Neural Penurunan pendengaran sedang

pada semua frekuensi (gently

Gangguan diskriminasi

tutur berat

Page 19: LAPSUS Presbikusis Ichad

slooping)

3 Metabolik (strial) Penurunan pendengaran dengan

gambaran flat dan berjalan

progresif pelan

Gangguan diskriminasi

tutur ringan

4 Mekanik Penurunan pendengaran dengan

kurva menurun pada frekuensi

tinggi secara lurus berjalan

progresif pelan

Bergantung pada

kecuraman penurunan

Berikut ditampilkan hasil audiometri pasien dalam kasus ini.

Hasil audiometri pada pasien ini didapatkan pasien mengalami tuli sensori

neural dan tuli konduktif pada kedua telinga. Pasien mengalami tuli sensori

neural derajat sedang berat (62,5 DB) pada kedua telinganya. Sedangkan tuli

konduktif yang terdapat pada telinga kanan pasien masuk dalam derajat berat

(90 DB) sedangkan pada telinga kiri masuk dalam derajat sangat berat (97,5

DB).

Page 20: LAPSUS Presbikusis Ichad

Tuli konduktif pada pasien geriatri juga bisa ditemukan oleh karena pada

telinga luar dan tengah mengalami proses degenerasi yang dapat

menyebabkan perubahan atau kelainan berupa (1) berkurangnya elastisitas

dan bertambah besarnya ukuran pinna daun telinga, (2) atrofi dan bertambah

kakunya liang telinga, (3) penumpukan serumen, (4) membran timpani

bertambah tebal dan kaku, (5) kekakuan sendi tulang-tulang pendengaran.

Pada usia lanjut kelenjar-kelenjar serumen berkurang dan menyebabkan

serumen menjadi lebih kering, sehingga sering terjadi serumen prop yang

akan mengakibatkan tuli konduktif. Membran timpani yang bertambah kaku

dan tebal juga akan menyebabkan gangguan konduksi, demikian pula halnya

dengan kekakuan yang terjadi pada persendian tulang-tulang pendengaran.(1)

Pada pasien ini, elastisitas daun telinganya berkurang seperti pada pasien

geriatri umumnya, sedangkan untuk ukuran pinna daun telinganya tidak bisa

dievaluasi dikarenakan pemeriksa tidak mengetahui ukuran pinna daun

telinga sebelumnya. Untuk liang telinga pada pasien ini tidak didapatkan

kelainan, liang telinga masih lapang, tidak ada edema, sekret maupun

serumen. Tidak adanya serumen prop pada pasien ini bisa dikaitkan dengan

sehari sebelumnya pasien pergi ke dokter THT untuk memeriksakan dirinya

dan tidak menutup kemungkinan serumen pada telinga pasien telah

dibersihkan. Untuk membran timpani juga tidak didapatkan kelainan melalui

otoskop, namun untuk kekakuan dan ketebalan membran timpani serta

kekakuan sendi-sendi tulang pendengaran tidak bisa dievaluasi melalui

pemeriksaan dengan otoskop sehingga tidak menutup kemungkinan penyebab

tuli konduksi pada pasien ini adalah hal tersebut.

Berdasarkan hasil audiometri, tipe presbikusis pada pasien ini adalah tipe

metabolik (strial presbycusis), dimana terdapat penurunan pendengaran

dengan gambaran flat dan berjalan progresif pelan. Menurut prevalensinya,

terbanyak adalah jenis metabolik (34,6%). Sedangkan prevalensi jenis lainnya

adalah neural (30,7%), mekanik (22,8%) dan sensorik (11,9%).(1)

Presbikusis tipe metabolik merupakan tipe presbikusis yang paling sering

dijumpai. Kerusakan yang terjadi pada tipe ini berupa atrofi stria vaskularis,

Page 21: LAPSUS Presbikusis Ichad

potensial mikrofonik menurun, fungsi sel dan keseimbangan

biokimia/bioelektrik koklea berkurang. Secara histologis pada koklea, terlihat

stria vaskularis yang tipis tersebar sepanjang kelokan koklea yang dengan

mikroskop stria tampak berupa lapisan seluler selapis. Juga tampak adanya

degenerasi kistik dari elemen stria dan atrofi ligamen spiralis. Seperti

diketahui stria vaskularis adalah tempat produksi endolimfa dan berfungsi

dalam sistem enzim yang diperlukan untuk mempertahankan potasium,

sodium dan metabolisme oksidatif. Daerah ini juga sebagai tempat

pembangkitan dari endokoklear potensial sebesar 80 miliVolt antara duktus

koklea dan ruang perilimfe yang diperlukan untuk transduksi signal di dalam

koklea. Atrofi stria vaskularis mengakibatkan hilangnya pendengaran

diwakili oleh kurva mendengar datar karena seluruh koklea terpengaruh.

Proses ini cenderung terjadi pada orang berusia 30-60 tahun dan berjalan

secara perlahan. (1,10)

4. Penatalaksanaan pada pasien presbikusis bertujuan untuk memperbaiki

efektifitas pasien dalam berkomunikasi dan memaksimalkan pendengaran

pasien, atau yang biasa disebut dengan rehabilitasi. (1,12)

Ada dua pilihan yang

dapat diberikan pada pasien presbikusis, yaitu alat bantu dengar dan implan

koklea. Alat bantu dengar merupakan suatu alat elektronik yang dioperasikan

dengan presbikusis, yang berfungsi memperkuat dan merubah suara sehingga

komunikasi bisa berjalan dengan lancar, sedangkan implan koklea merupakan

perangkat elektronik yang mempunyai kemampuan menggantikan fungsi

koklea untuk meningkatkan kemampuan mendengar dan berkomunikasi pada

pasien tuli saraf berat dan total bilateral. Indikasi implan koklea adalah pada

keadaan tuli saraf berat bilateral atau tuli total bilateral yang tidak atau sediit

mendapat manfaat dengan alat bantu dengar, sehingga pada pasien ini tidak

disarankan untuk menggunakan implan koklea, melainkan alat bantu

dengar.(1,11)

Page 22: LAPSUS Presbikusis Ichad

BAB 5

PENUTUP

Seorang laki-laki usia 61 tahun datang ke poliklinik THT RSUD S.K Lerik

dengan keluhan pendengaran pada kedua telinga yang berkurang sejak + 1 tahun

yang lalu. Berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik, pasien didiagnosa

presbikusis. Pasien dirujuk ke RSUD. Prof. DR. W.Z. Johannes untuk dilakukan

tes audiometri dan direncanakan untuk menggunakan alat bantu dengar.

Presbikusis merupakan tuli sensorineural pada usia lanjut yang pada

umumnya terjadi mulai usia 65 tahun akibat proses degenerasi organ pendengaran

yang terjadi secara berangsur-angsur dan simetris di kedua sisi telinga.

Penatalaksanaan dari presbikusis itu sendiri adalah dengan menggunakan alat

bantu dengar / Hearing AID, tetapi tujuan di gunakanya ABD bukan untuk

mengobati tetapi untuk memaksimalkan sisa pendengaran pasien agar pasien bisa

tetap berkomunikasi dengan baik.

Page 23: LAPSUS Presbikusis Ichad

DAFTAR PUSTAKA

1. Soepardi, E.A., Nurbaiti, dkk. 2007. Buku ajar ilmu kesehatan telinga

hidung tenggorok kepala & leher. 6th

ed. Jakarta: Balai penerbit FK UI.

43-45

2. Murphy, M.P., Gates, G.A. 1997. Hearing Loss: Does Gender Play a Role?.

Diunduh dari URL: http://www.medscape.com/viewarticle/719262.

3. Adams, Boies, Higler. 2007. Buku ajar penyakit THT BOIES. Jakarta:

EGC. 132-133

4. Snell RS. Anatomi Klinik untuk Mahasiswa Kedokteran. 6th ed. Jakarta:

EGC; 2000. P: 230-240.

5. Mills, J.H., Khariwala, S.S., Weber, PC. 2006. Anatomy and Physiology of

Hearing. Dalam: Bailey BJ, penyunting. Head & Neck Surgery-

Otolaryngology. Edisi ke-4. Philadelphia: W&W Lippincott. h. 1883-1903.

6. Lonsbury-Martin, B,L., Martin, G.K., Luebke, A.E. 2003. Physiology of the

auditory and vestibular systems. Dalam: Ballenger JJ, penyunting.

Otorhinolaryngology Head and Neck Surgery. Edisi ke-16. Hamilton: BC

Decker Inc. h. 68-107.

7. Austin, D.F. 1985. Anatomy and embryology. Dalam: Ballenger JJ,

penyunting. Diseases of the nose, throat, ear, head and neck. Edisi ke-13.

Philadelphia : Lea and Febiger Company. h. 877-923.

8. Dorland, W.A.N. 2010. Kamus Kedokteran Dorland. Edisi 31. Jakarta :

EGC. h. 1758

9. Muyassaroh, M. 2013. Faktor Risiko Presbikusis - Health Science

Journals. Diunduh dari: indon sia.di ita ourna s.or ind .p p ... .

10. Peter, S.L. 2008. Inner Ear, Presbycusis.

http://emedicine.medscape.com/article/855989-overview.

11. Inner ear, Presbycusis, Available from www.emedicine.com, Last update

on July 27, 2013

12. Dewi, Afriani. 2011. Presbikusis. Diunduh dari:

http://pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2009/05/presbikusis.pdf.

Page 24: LAPSUS Presbikusis Ichad

13. Bener A, Salahudin A, Darwish S, Al-Hamaq A, Gansan L. Association

between hearing loss and type 2 diabetes mellitus in elderly people in a

newly developed society. Biomedical research 2008;19(3):187-

14. Lee FS, Matthew LJ, Dubno JR, Mills JH. Longitudinal study of puretone

thresholds in older persons. Ear Hear 2005; 26(1) : 1-11.

15. Cruickshanks KJ, Theodore TL, Klein B, Klein R, Perlman JA, Nondahl

DM. Prevalence of hearing loss in older adults in beaver dam, wisconsin.

The epidemiology of hearing loss study. American Journal of

Epidemiology 1998;vol 148:9.

16. Kim SH, Lim EJ, Kim HS, Park JH, Jarng SS, Lee SH. Sex differences in

a cross sectional study of age related hearing loss in korean. Clin Exp Otol

2010; 3(1): 27-31.