Upload
veryne-ayu-permata
View
154
Download
3
Embed Size (px)
DESCRIPTION
presbikusis
Citation preview
SEORANG LAKI-LAKI 87 TAHUN DENGAN DENGAN SENSORY NEURAL
HEARING LOSS CURIGA PRESBIAKUSIS
Penguji kasus : dr. Anna Mailasari, SpTHT-KL, Msi.MedPembimbing : dr. Christin Rony Nayoan
dr. Ayu Citra ResmiDibacakan oleh : Normarida Soraya (220 101 142 10 096) Veryne Ayu Permata (220 101 142 10 097)
Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Telinga, Hidung, Tenggorok - Bedah Kepala dan LeherFakultas Kedokteran Universitas DiponegoroRSUP Dr Kariadi Semarang
LAPORAN KASUS BESAR
Identitas Penderita
• Nama : Tn. N.• Umur : 87 tahun• Agama : Islam• Alamat: Tosari, Brangsong, Kendal, Jawa Tengah• Pekerjaan : Pensiunan TNI• No. CM : C368414
Daftar MasalahNo Masalah Aktif No Masalah Pasif
1 Kurang pendengaran (++/++) → 5 1 Riwayat hipertensi (+) 45 tahun, terkontrol
2 Tinnitus +/+ → 5 2 Riwayat CHF NYHA II
3 Tes Garputala : ADS tuli sensorineural → 5
4 Audiometri : AD : SNHL (45 dB), AS : SNHL (38,75 dB)→ 5
5 SNHLDD: 1. Presbiakusis 2. Ototoksik
Anamnesis• Autoanamnesis pada tanggal 4 Januari 2016 pukul 10.15 WIB
di Poliklinik THT RSUP dr. Kariadi Semarang.
Keluhan Utama : Kurang Pendengaran
Perjalanan Penyakit Sekarang•Sejak ±1 tahun sebelum masuk masuk BKIM, pasien mengeluh pendengaran berkurang. Kurang pendengaran dirasakan lebih berat pada telinga kanan daripada telinga kiri dan pada suasana bising pasien juga sulit mendengar. Pasien mengeluh sulit mengerti saat berkomunikasi dan sering meminta pengulangan kata. Kurang pendengaran dirasakan semakin memberat pada 3 bulan terakhir. Telinga berdenging (+/+), nyeri pada belakang telinga disangkal (-/-), telinga keluar cairan (-/-), telinga gembrebeg disangkal (-/-), batuk (-), pilek (-), pusing berputar (-), nyeri tenggorok (-), sulit menelan (-). Pasien kemudian memeriksakan diri ke BKIM Semarang.
• Sejak ±1 minggu yang lalu pasien mengeluh kurang pendengaran semakin bertambah berat dan mengganggu aktifitas sehari-hari pasien. Kurang pendengaran mengakibatkan pasien menjadi sulit berkomunikasi dan sering meminta pengulangan kata. Pasien hanya bisa mendengar suara dengan jarak kurang dari 1 meter dengan yang suara yang keras. Penderita juga mengeluh telinga kanan dan berbunyi seperti suara nging. Nyeri pada belakang telinga (-/-), telinga keluar cairan (-/-), telinga gembrebeg disangkal (-/-), batuk (-), pilek (-), pusing berputar (-), nyeri tenggorok (-), sulit menelan (-), benjolan di leher (-/-). Pasien kemudian memeriksakan diri ke Poliklinik THT RSUP dr. Kariadi Semarang.
• Riwayat sakit seperti ini sebelumnya (-)• Riwayat kencing manis (-)• Riwayat hipertensi (-)• Riwayat alergi (-)• Riwayat trauma pada telinga (-)
Riwayat Penyakit Lain/Sebelumnya:
• Riwayat sakit seperti ini pada anggota keluarga (-)
Riwayat Penyakit Keluarga
• Pasien adalah seorang ibu rumah tangga. Suami bekerja sebagai pegawai swasta. Pasien memiliki dua orang anak yang belum mandiri. Biaya pengobatan menggunakan BPJS non PBI
• Kesan sosial ekonomi cukup
Keadaan Sosial Ekonomi
• Riwayat pasien mengkonsumsi obat-obatan sebelumnya (-)
• Riwayat pasien terpapar bising (-)• Riwayat pasien merokok (-)
Lain-Lain
Pemeriksaan Fisik
Keadaan Umum : BaikKesadaran : Compos MentisTekanan darah : 130/90mmHgFrekuensi Nadi : 80 kali/menitFrekuensi Napas : 21 kali/menitSuhu : Afebris
Status Generalis
Pemeriksaan Fisik
Aktivitas : NormoaktifStatus gizi : NormoweightKepala : MesosefalKulit : Turgor (+) NormalKonjungtiva : Anemis (-/-)Thoraks : Jantung : tidak diperiksa Paru : tidak diperiksaAbdomen : tidak diperiksaEkstremitas : tidak diperiksa
Status Generalis
Pemeriksaan Fisik : Status Lokalis Telinga
Telinga Kanan Kiri
Daerah preaurikula
Hiperemis (-), edema (-), fistula (-), abses (-), nyeri tekan tragus (-)
Hiperemis (-), edema (-), fistula (-), abses (-), nyeri tekan tragus (-)
Aurikula Normotia, Hiperemis (-), edema (-),
nyeri tarik (-)
Normotia, hiperemis (-), edema (-),
nyeri tarik (-)Retro-Aurikula
Hiperemis (-), edema (-), fistula (-),
abses (-), nyeri tekan (-)
Hiperemis (-), edema (-), fistula (-),
abses (-), nyeri tekan (-)Mastoid Hiperemis (-), nyeri tekan (-), nyeri
ketok (-), fistel (-)
Hiperemis (-), nyeri tekan (-), nyeri
ketok (-), fistel (-)CAE/MAE Serumen (+) warna coklat lunak
tidak menutupi CAE, edema (-),
hiperemis (-), furunkel (-), discharge
(-)
Serumen (+) warna coklat lunak tidak
menutupi CAE, edema (-), hiperemis
(-), furunkel (-), discharge (-)
M. Timpani Warna putih, perforasi(-),,reflek cahaya (+) jam 5, granulasi (-)
Warna putih, perforasi(-), reflek cahaya (+) jam 7, granulasi (-)
a. Pemeriksaan LuarHidung : Bentuk (N), Simetris, deformitas (-), benjolan (-),
warna kulit sama dengan sekitar, krepitasi (-/-), Nyeri tekan (-/-)
Sinus : Nyeri tekan (-/-), Nyeri ketok (-/-)
b. Rinoskopi Anterior
Telinga Kanan Kiri
Disjac (-) (-)
Mukosa Hiperemis (-) livid (-) Hiperemis (-) livid (-)
Konka Edema (-), hipertropi (-) Edema (-), hipertropi (-)
Tumor Massa (-) Massa (-)
Septum nasi Deviasi (-), perdarahan (-) Deviasi (-), perdarahan (-)
Pemeriksaan Fisik : Status Lokalis Hidung dan Sinus Paranasal
OrofaringPalatum : Bombans (-), hiperemis (-)Arkus faring : Simetris, uvula di tengahMukosa : Hiperemis (-), Granulasi (-), Post nasal drip (-)
Tonsil Kanan Kiri
Ukuran T1 T1
Warna Hiperemis (-) Hiperemis (-)
Permukaan Rata Rata
Kripte Melebar (-) Melebar (-)
Detritus (-) (-)
Membran (-) (-)
Peritonsil Abses (-) Abses (-)
Pemeriksaan Fisik : Status Lokalis Tenggorok
Kepala : MesosefalWajah : Perot (-), simetris,
deformitas Leher
Anterior : Pembesaran nnll (-)Lateral : Pembesaran nnll (-)
Lain-lain : (-)
Pemeriksaan Fisik : Status Lokalis Kepala dan Leher
Gigi Geligi : Edentulous ridgeLidah : Simetris, deviasi (-)Palatum : Bombans (-)Pipi : Mukosa buccal : hiperemis (-),
stomatitis (-)
Pemeriksaan Fisik : Status Lokalis Gigi dan Mulut
1. Tes pendengaran :• Pemeriksaan Garpu Tala • Weber : Kanan : lateralisasi (-)
Kiri : lateralisasi (-)• Rinne : Kanan : Rinne (+)
Kiri : Rinne (+)• Schwabach : Kanan : memendek
Kiri : memendek• Kesan : ADS Tuli sensorineural
Pemeriksaan Penunjang/Khusus
• Audiometri Nada Murni- Kanan : SNHL (45 dB PTA) berat- Kiri : SNHL (38,75 dB PTA) sedang
•Audiometri Tutur - Kanan : SDS : 60 % , SRT : 90 dB - Kiri : SDS : 60 % , SRT : 90 dB
• Timpanometri- Kanan : Tipe A (normal)- Kiri : Tipe A (normal)
Pemeriksaan Penunjang/Khusus
Ringkasan
Sejak ± 2 tahun yang lalu pasien mengeluh pendengarannya berkurang pada telinga kanan dan kiri. Keluhan dirasakan menetap dan semakin memberat secara perlahan-lahan. Kurang pendengaran tidak mempengaruhi aktifitas sehari-hari.
Sejak ±1 minggu yang lalu pasien mengeluh kurang pendengaran semakin bertambah berat dan mengganggu aktifitas sehari-hari pasien. Kurang pendengaran mengakibatkan pasien menjadi sulit berkomunikasi dan sering meminta pengulangan kata. Pasien hanya bisa mendengar suara dengan jarak kurang dari 1 meter dengan yang suara yang keras. Pasien juga mengeluhkan tinnitus (+/+).
• Pada pemeriksaan fisik tidak didapatkan kelainan pada telinga, hidung maupun tenggorok. Pada pemeriksaan penunjang didapatkan tes pendengaran : tes garpu tala : ADS tuli sensorineural. Pada pemeriksaan audiometri didapatkan telinga kanan SNHL sedang (PTA 45 dB) dan telinga kiri SNHL ringan (PTA 38,75 dB). Pada audiometri tutur ADS: SDS 60 %, SRT 90 dB. Pada timpanometri didapatkan telinga kanan tipe A, telinga kiri tipe A.
Diagnosis Banding
• Sensory Neural Hearing Loss (SNHL) DD : 1. Presbiakusis
2. Gangguan pendengaran akibat Ototoksik
Diagnosis Sementara
oSensory Neural Hearingg Loss curiga Presbiakusis
Rencana Pengelolaan
Pemeriksaan Diagnostik : (-)Terapi : (-)Pemantauan :
-Keadaan Umum-Tanda vital -Fungsi pendengaran
Rencana Pengelolaan
Edukasi:• Menjelaskan kepada pasien mengenai
penyakit yang diderita pasien merupakan presbiakusis yaitu gangguan pendengaran pada usia lanjut.• Menjelaskan kepada pasien agar
menggunakan alat bantu dengar untuk membantu fungsi pendengaran pasien.
Prognosis
• Quo ad vitam : ad bonam• Quo ad sanam : dubia ad malam• Quo ad fungsionam : dubia ad bonam
PEMBAHASAN
NO TINJAUAN PUSTAKA KASUSANAMNESIS Riwayat penyakit yang dapat
menyebabkan SNHL, kesulitan untuk mengerti pembicaraan yang dikatakan secara cepat, penurunan ketajaman pendengaran seiring dengan bertambah usia, bersifat sensori neural, simetris, lambat dan progresif lambat, terhadap suara atau nada yang tinggi dan kadang disertai tinitus
Sejak ± 2 tahun yang lalu pasien mengeluh pendengarannya berkurang pada telinga kanan dan kiri, menetap dan semakin memberat secara perlahan-lahan, sulit berkomunikasi dan sering meminta pengulangan kata. Hanya bisa mendengar suara dengan jarak kurang dari 1 meter dengan yang suara yang keras. Riwayat hipertensi
PEMERIKSAAN FISIK
CAE dan membrana timpani tidak ditemukan adanya kelainan
CAE dan membrana timpani tidak ditemukan adanya kelainan
TES GARPU TALA - Weber AD/AS : lateralisasi (-)- Rinne AD/AS : +/+- Scwabach AD/AS : memendek
- Weber AD/AS : lateralisasi (-)- Rinne AD/AS : +/+- Scwabach AD/AS : memendek
NO TINJAUAN PUSTAKA KASUS
AUDIOMETRI NADA MURNI
ADS = AC dan BC > 25 dB,AC dan BC berimpit (tidak ada gap)
AD = SNHL (PTA 45 dB)AS = SNHL (PTA 38,75 dB)
TIMPANOMETRI ADS = Tipe A ADS = Tipe A