223
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user POLA KOMUNIKASI MASYARAKAT TRANSISI (Studi Deskriptif Kualitatif Tentang Pola Komunikasi Ibu-Ibu Rumah Tangga Masyarakat Transisi di Desa Gawanan Kecamatan Colomadu Kabupaten Karanganyar Jawa Tengah) Oleh Livia Ayu Kusuma D0204075 Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan memperoleh gelar Sarjana Sosial JURUSAN ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2009

POLA KOMUNIKASI MASYARAKAT TRANSISI (Studi Deskriptif .../Pola... · Karanganyar Jawa Tengah ini dikarenakan masyarakatnya memiliki ... setia menggunakan alat transportasi tradisional

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: POLA KOMUNIKASI MASYARAKAT TRANSISI (Studi Deskriptif .../Pola... · Karanganyar Jawa Tengah ini dikarenakan masyarakatnya memiliki ... setia menggunakan alat transportasi tradisional

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

POLA KOMUNIKASI MASYARAKAT TRANSISI

(Studi Deskriptif Kualitatif Tentang Pola Komunikasi Ibu-Ibu Rumah

Tangga Masyarakat Transisi di Desa Gawanan Kecamatan Colomadu

Kabupaten Karanganyar Jawa Tengah)

Oleh

Livia Ayu Kusuma

D0204075

Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan memperoleh gelar

Sarjana Sosial

JURUSAN ILMU KOMUNIKASI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2009

Page 2: POLA KOMUNIKASI MASYARAKAT TRANSISI (Studi Deskriptif .../Pola... · Karanganyar Jawa Tengah ini dikarenakan masyarakatnya memiliki ... setia menggunakan alat transportasi tradisional

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

PERSETUJUAN

Skripsi ini disetujui untuk dipertahankan di hadapan Panitia Penguji Skripsi

Jurusan Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Sebelas Maret

Surakarta

Surakarta, Juni 2009

Pembimbing,

Pawito, Ph. D

NIP 131 478 706

i

Page 3: POLA KOMUNIKASI MASYARAKAT TRANSISI (Studi Deskriptif .../Pola... · Karanganyar Jawa Tengah ini dikarenakan masyarakatnya memiliki ... setia menggunakan alat transportasi tradisional

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

LEMBAR PENGESAHAN

Telah disetujui dan disahkan oleh Panitia Ujian Skripsi

Jurusan Ilmu Komunikasi

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Sebelas Maret Surakarta

Hari : Rabu

Tanggal : 22 Juli 2009

Panitia Ujian Skripsi

Ketua

Sekretaris

Penguji 1

Drs. Nuryanto, M.Si

NIP. 19490831 197802 1 001

Dra. Indah Budi Rahayu., SE, M.Hum

NIP. 19580317 199010 2 001

Drs. Pawito, Ph.D

NIP. 19540805 198503 1 002

…………………………..

…………………………..

…………………………..

Mengetahui,

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Sebelas Maret Surakarta

Dekan,

Drs. H. Supriyadi, SN., SU

NIP. 19530128 198103 1 001

ii

Page 4: POLA KOMUNIKASI MASYARAKAT TRANSISI (Studi Deskriptif .../Pola... · Karanganyar Jawa Tengah ini dikarenakan masyarakatnya memiliki ... setia menggunakan alat transportasi tradisional

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

“COGITO ERGO SUM”Aku berpikir, jadi aku ada

(Descartes)

God answers prayers in three ways : He says “yes” and gives you what you want

He says “no” and gives you something better He says “wait” and gives you the best in his own time

(Anonim)

iii

Page 5: POLA KOMUNIKASI MASYARAKAT TRANSISI (Studi Deskriptif .../Pola... · Karanganyar Jawa Tengah ini dikarenakan masyarakatnya memiliki ... setia menggunakan alat transportasi tradisional

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

PERSEMBAHAN

Penulis persembahkan karya sederhana ini kepada :

Allah SWT

Papa dan Mama

Adikku … Ananda Jantayu

Obor Semangatku … Nur Seto Raharjo

Diriku sendiri

Seluruh insan yang senantiasa ikhlas dan bersabar menjalani hidup

iv

Page 6: POLA KOMUNIKASI MASYARAKAT TRANSISI (Studi Deskriptif .../Pola... · Karanganyar Jawa Tengah ini dikarenakan masyarakatnya memiliki ... setia menggunakan alat transportasi tradisional

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

KATA PENGANTAR

Rasa syukur dan kebahagiaan yang luar biasa kehadirat Allah SWT,

karena dengan segala keridhoan-Nya lah penulis dapat menyelesaikan karya

sederhana ini. Skripsi dengan judul POLA KOMUNIKASI MASYARAKAT

TRANSISI, disusun untuk menempuh strata satu di Universitas Sebelas Maret

Surakarta Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, jurusan Ilmu Komunikasi.

Tema yang penulis ambil ini berawal saat penulis menyadari adanya

fenomena mengenai masyarakat transisi, yaitu perubahan masyarakat dari

tradisional ke masyarakat industri atau yang lebih dikenal dengan masyarakat

modern. Masyarakat transisi merupakan masyarakat yang sedang beranjak dari

keadaan yang tradisional menuju pada kondisi yang lebih modern. Mungkin

fenomena tersebut merupakan hal yang lumrah yang terjadi pada masyarakat di

negara berkembang seperti Indonesia, karena kita juga menjadi bagian serta

menjalani kehidupan sebagai masyarakat transisi. Namun sebenarnya fenomena

mengenai masyarakat transisi ini sangatlah menarik untuk diteliti, dan juga masih

sangat minim penelitian mengenai masyarakat transisi.

Memilih lokasi di desa Gawanan, Kecamatan Colomadu, Kabupaten

Karanganyar Jawa Tengah ini dikarenakan masyarakatnya memiliki ciri

masyarakat transisi. Selain itu juga desa Gawanan yang merupakan wilayah

Kecamatan Colomadu ini merupakan Kecamatan paling barat yang memiliki letak

geografis yang jauh dari kota pemerintahan Kabupaten Karanganyar, karena harus

melewati Kotamadya Surakarta terlebih dahulu. Sehingga sebagian besar

v

Page 7: POLA KOMUNIKASI MASYARAKAT TRANSISI (Studi Deskriptif .../Pola... · Karanganyar Jawa Tengah ini dikarenakan masyarakatnya memiliki ... setia menggunakan alat transportasi tradisional

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

masyarakatnya banyak melakukan aktivitas di Kotamadya Surakarta daripada di

Kabupaten Karanganyar.

Dengan adanya pembangunan desa, telah memberikan banyak perubahan

di desa Gawanan baik secara fisik maupun pola kehidupan masyarakatnya. Seperti

misalnya perubahan parsial yang mulai tampak dari pakaian/penampilan yang

melambangkan identitas diri, perubahan pola pemukiman dan arsitektur rumah,

perubahan sistem mata pencaharian, alat transportasi yang semakin modern, jalan-

jalan penghubung desa yang telah beraspal dan juga bangunan gedung-gedung

serta perumahan modern yang kini telah mengubah wajah desa Gawanan.

Meskipun telah banyak pembangunan di desa Gawanan, namun tidak sepenuhnya

masyarakat desa Gawanan meninggalkan pola kehidupan tradisional mereka.

Karena disebagian besar masyarakatnya masih banyak terdapat bangunan-

bangunan yang masih tradisional, seperti bangunan rumah yang hanya

menggunakan kayu, rumah-rumah tradisional yang masih berlantaikan tanah,

rumah yang masih satu atap dengan kandang hewan, dan juga banyak yang masih

setia menggunakan alat transportasi tradisional seperti pedati, gerobak, becak dan

sepeda.

Demikian halnya dengan masyarakat desa Gawanan yang juga mengalami

banyak perubahan terutama para ibu rumah tangganya. Ibu rumah tangga juga

telah mengalami transisi dalam perannya sebagai wanita dalam keluarga. Ibu

rumah tangga tidak hanya sebagai konco wingking, namun kini wanita terutama

ibu rumah tangga menjadi konco samping yang di tandai dengan ibu rumah

tangga kini banyak berpendidikan tinggi dan bekerja di luar rumah. Para ibu

vi

Page 8: POLA KOMUNIKASI MASYARAKAT TRANSISI (Studi Deskriptif .../Pola... · Karanganyar Jawa Tengah ini dikarenakan masyarakatnya memiliki ... setia menggunakan alat transportasi tradisional

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

rumah tangga kini lebih terbuka menerima berbagai informasi yang berasal dari

luar. Hal ini juga berpengaruh terhadap berbagai pertimbangan untuk

pengambilan keputusan dalam kehidupan mereka.

Selama proses pembuatan skripsi ini banyak hal baru yang penulis pelajari

bukan hanya sebatas yang tertulis di sini, namun lebih dari itu penulis juga

mendapatkan pengalaman yang luar biasa dan sangat berharga. Pembelajaran

tentang keikhlasan dan kesabaran dalam menjalani sebuah proses. Hingga

akhirnya memang selalu terbukti bahwa dalam setiap kesulitan, selalu ada pintu

kemudahan yang dibukakan.

Akhirnya karya sederhana ini tidak akan terselesaikan tanpa dukungan dan

doa dari semua pihak. Untuk itu dengan sepenuh hati penulis haturkan rasa terima

kasih yang sebesar-besarnya kepada Drs. H. Supriyadi SN, SU, selaku Dekan

Fisip UNS beserta jajarannya, atas segala dedikasi yang tak pernah lelah untuk

selalu berjuang dalam rangka memajukan fakultas yang kita cintai ini.

Penulis juga sampaikan rasa terima kasih kepada Drs. Prahastiwi Utari, M.

Si, Ph. D selaku ketua Jurusan Ilmu Komunikasi, atas kerja kerasnya untuk selalu

berupaya meningkatkan kualitas akademik di jurusan yang pernah menjadi yang

terbaik di tingkat nasional. Terima kasih dan penghargaan yang sebesar-besarnya

untuk Drs. Pawito, Ph. D yang selama ini telah menjadi guru dan pembimbing

bagi penulis dalam menjalani proses pembuatan karya ini serta atas kesabaran dan

waktu yang selalu diluangkan untuk memberi masukan dan membesarkan hati

penulis dimasa-masa paling sulit.

vii

Page 9: POLA KOMUNIKASI MASYARAKAT TRANSISI (Studi Deskriptif .../Pola... · Karanganyar Jawa Tengah ini dikarenakan masyarakatnya memiliki ... setia menggunakan alat transportasi tradisional

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Tak lupa kepada Drs. Nuryanto, M. Si dan Dra. Indah Budi Rahayu, SE,

M.Hum terima kasih karena telah bersedia meluangkan waktu untuk memberikan

kritik dan saran demi kesempurnaan karya ini sehingga menjadi sesuatu yang

lebih layak untuk dibaca dan sebagai referensi. Tanpa kritik, mungkin penulis

merasa skripsi ini telah tuntas.

Pembuatan skripsi ini tidak mungkin terwujud tanpa bantuan dan kerja

sama dari semua masyarakat desa Gawanan. Terima kasih untuk Bapak Lurah

Murdiyanto, Ibu Anik Kepala Urusan Keuangan, beserta jajaran perangkat desa

Gawanan, Ibu Karsiyem, Ibu Sri Rejeki, Ibu Supartini Sesilia, Ibu Tri Hartini, Ibu

Sri Puji, Ibu Yeti Suhesti, Ibu Kadarwati, temanku Ully (setia menemani dan

membantuku dalam melakukan penelitian), Fajar, Maryanto, mas Manto dan

semua teman-teman Karang Taruna desa Gawanan, terima kasih atas semua

bantuan dan kerja samanya selama penulis melaksanakan riset.

Yang patut penulis muliakan adalah kedua orang tua tercinta, atas segala

dukungan, air mata, senyum, kerja keras, keikhlasan dan doa dengan tanpa syarat,

akhirnya penulis berhasil melewati satu jenjang lagi yang mungkin dulu tidak

terbayangkan karena penulis sempat mengalami proses yang sangat rumit. Terima

kasihku yang sebesar-besarnya untuk Papa, Mama dan untuk Ananda Jantayu

adikku, terima kasih untuk nasehat-nasehat kecilnya yang sangat membantu.

Kepada keluarga besar eyang Puspo Sudarwo, terima kasih atas doa dan semangat

untuk menyelesaikan skripsi ini. Juga kepada yang terkasih mas Nur Seto Raharjo

yang tak henti-hentinya memberikan semangat, dukungan dan kasih sayang

dengan selalu mengucapkan “Jangan menyerah dek!!”.

viii

Page 10: POLA KOMUNIKASI MASYARAKAT TRANSISI (Studi Deskriptif .../Pola... · Karanganyar Jawa Tengah ini dikarenakan masyarakatnya memiliki ... setia menggunakan alat transportasi tradisional

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Untuk para sahabatku, Poundra, Yuka, Adena, Nungky, Atiek dan Atta.

Girls, ingat kata-kata ini “Tidak ada kata perceraian dalam persahabatan”.

Penulis bersyukur bisa bertemu dan merasakan tangis, tawa, obrolan, inspirasi,

semangat dan kegilaan bersama kalian. Juga untuk sahabatku SINCRONE, terima

kasih telah menjadikanku bagian dari hidup kalian yang sangat menyenangkan.

Terakhir untuk Psikopat, teman-teman yang telah mendahului maupun yang akan

menyusul, tetap bersemangat meraih semua mimpimu. Terima kasih untuk semua

sahabatku yang telah menemani proses pendewasaanku, tanpa kalian semua akan

terasa sulit dan tak berarti. Semoga keberkahan Allah SWT selalu menaungi kita

semua.

Surakarta, 24 Juni 2009

Livia Ayu Kusuma

ix

Page 11: POLA KOMUNIKASI MASYARAKAT TRANSISI (Studi Deskriptif .../Pola... · Karanganyar Jawa Tengah ini dikarenakan masyarakatnya memiliki ... setia menggunakan alat transportasi tradisional

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

DAFTAR ISI

ISI HALAMAN

Persetujuan .......................................................................................................... i

Pengesahan .......................................................................................................... ii

Motto ................................................................................................................... iii

Persembahan ....................................................................................................... iv

Kata Pengantar .................................................................................................... v

Daftar Isi ............................................................................................................. x

Daftar Tabel ....................................................................................................... xiii

Daftar Gambar .................................................................................................... xiv

Daftar Bagan ....................................................................................................... xv

Daftar Lampiran ................................................................................................. xvi

Abstract ............................................................................................................. xvii

Abstrak ............................................................................................................. xviii

BAB I. PENDAHULUAN ............................................................................... 1

A. Latar Belakang ................................................................................. 1

B. Rumusan Masalah ............................................................................ 10

C. Tujuan Penelitian .............................................................................. 11

D. Manfaat Penelitian ............................................................................ 11

E. Telaah Pustaka .................................................................................. 12

E.1. Pola Komunikasi ....................................................................... 12

E.2. Masyarakat Transisi .................................................................. 20

E.3. Interaksionisme Simbolik .......................................................... 26

E.4. Pengambilan Keputusan ........................................................... 30

F. Metode Penelitian .............................................................................. 33

F.1. Pendekatan Penelitian ................................................................ 33

F.2. Metode Penelitian ....................................................................... 34

x

Page 12: POLA KOMUNIKASI MASYARAKAT TRANSISI (Studi Deskriptif .../Pola... · Karanganyar Jawa Tengah ini dikarenakan masyarakatnya memiliki ... setia menggunakan alat transportasi tradisional

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

F.3. Objek Penelitian ......................................................................... 38

F.4. Sumber Data .............................................................................. 39

F.5. Teknik Pengumpulan Data ........................................................ 42

a. Observasi Partisipan .............................................................. 42

b. Wawancara ............................................................................ 43

c. Dokumentasi .......................................................................... 45

F.6 Teknik Sampling ......................................................................... 45

F.7 Validitas Data ............................................................................. 47

F.8 Model Analisis ............................................................................ 49

F.9. Kerangka Pemikiran .................................................................. 54

BAB II. DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN ................................................. 70

A. Keadaan Umum Desa Gawanan .................................................. 70

B. Kondisi Fisik dan Geografis ........................................................ 72

B.1. Letak Wilayah ...................................................................... 72

B.2. Luas Wilayah ....................................................................... 76

C. Keadaan Penduduk ...................................................................... 77

C.1. Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin ........................... 77

C.2. Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan ............................... 81

C.3. Penduduk Menurut Matapencaharian .................................. 84

C.4. Komposisi Penduduk Menurut Agama ................................ 87

C.5. Mutasi Penduduk .................................................................. 87

D. Keadaan Sarana dan Prasarana .................................................... 89

D.1 Sarana Sosial Budaya ............................................................ 91

D.2 Sarana dan Prasarana Komunikasi dan Perhubungan ........... 93

D.3. Sarana dan Prasarana Kesehatan .......................................... 95

D.4. Prasarana Perekonomian ...................................................... 96

E. Sistem Peralatan Hidup ................................................................ 97

F. Sistem Teknologi ......................................................................... 102

G. Kondisi Sosial Budaya ................................................................ 103

xi

Page 13: POLA KOMUNIKASI MASYARAKAT TRANSISI (Studi Deskriptif .../Pola... · Karanganyar Jawa Tengah ini dikarenakan masyarakatnya memiliki ... setia menggunakan alat transportasi tradisional

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

BAB III. SAJIAN DAN ANALISIS DATA ..................................................... 108

A. Latar Belakang Kehidupan

Masyarakat Transisi Desa Gawanan ........................................... 108

A.1. Karakteristik Masyarakat Transisi Desa Gawanan ............. 112

A.2. Karakteristik Ibu Rumah Tangga

Masyarakat Transisi Desa Gawanan ................................... 120

B. Pola Komunikasi Ibu Rumah Tangga

Masyarakat Transisi Desa Gawanan ............................................ 129

B.1. Komunikasi Kelompok Primer ............................................ 131

B.2. Komunikasi Kelompok Sekunder ........................................ 147

C. Komunikasi Massa ....................................................................... 166

D. Pengaruh Pola Komunikasi Ibu-ibu Rumah Tangga

dalam Proses Pengambilan Keputusan ......................................... 172

E. Pelestarian Lingkungan, Kerukunan, dan Gotong Royong .......... 191

BAB IV. KESIMPULAN DAN SARAN ......................................................... 198

A. Kesimpulan .................................................................................. 198

B. Saran ............................................................................................ 203

Daftar Pustaka

Lampiran

xii

Page 14: POLA KOMUNIKASI MASYARAKAT TRANSISI (Studi Deskriptif .../Pola... · Karanganyar Jawa Tengah ini dikarenakan masyarakatnya memiliki ... setia menggunakan alat transportasi tradisional

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1. Penggunaan Lahan di Desa Gawanan

Tahun 2008 (ha) ....................................................................... 77

Tabel 2.2. Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin ............................... 78

Tabel 2.2.1. Komposisi Penduduk Menurut

Umur dan Jenis Kelamin .......................................................... 80

Tabel 2.3. Jumlah Penduduk Menurut

Tingkat Pendidikan ................................................................... 82

Tabel 2.4. Jumlah Penduduk Menurut

Jenis Matapencaharian .............................................................. 86

Tabel 2.5. Jumlah Penduduk Menurut Agama ........................................... 87

Tabel 2.6. Komposisi Mobilitas Penduduk

Di Desa Gawanan tahun 2008 ................................................... 88

Tabel 2.7. Prasarana Sosial Budaya ........................................................... 91

Tabel 2.8. Sarana dan Prasarana Komunikasi

dan Perhubungan ....................................................................... 93

Tabel 2.9. Sarana dan Prasarana Kesehatan ............................................... 95

Tabel 2.10. Prasarana Perekonomian ........................................................... 96

xiii

Page 15: POLA KOMUNIKASI MASYARAKAT TRANSISI (Studi Deskriptif .../Pola... · Karanganyar Jawa Tengah ini dikarenakan masyarakatnya memiliki ... setia menggunakan alat transportasi tradisional

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1. Peristiwa Dispersi Cahaya ...................................................... 23

Gambar 1.2. Pembelokan Cahaya pada Prisma ........................................... 24

Gambar 1.3. Prisma yang menggambarkan

Masyarakat Transisi ................................................................ 25

Gambar 1.4. Model Analisis Interaktif Miles dan Huberman ..................... 53

Gambar 1.5. Skema Kerangka Pikir Pola Komunikasi

Masyarakat Transisi ................................................................ 55

Gambar 2.1. Peta Desa Gawanan ................................................................. 75

Gambar 3.1. Diagram Pengambilan Keputusan

dengan 5 Komponen dan 6 Metode ........................................ 180

xiv

Page 16: POLA KOMUNIKASI MASYARAKAT TRANSISI (Studi Deskriptif .../Pola... · Karanganyar Jawa Tengah ini dikarenakan masyarakatnya memiliki ... setia menggunakan alat transportasi tradisional

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

DAFTAR BAGAN

Bagan 2.1. Struktur Organisasi Pemerintah Desa Gawanan ............................... 90

xv

Page 17: POLA KOMUNIKASI MASYARAKAT TRANSISI (Studi Deskriptif .../Pola... · Karanganyar Jawa Tengah ini dikarenakan masyarakatnya memiliki ... setia menggunakan alat transportasi tradisional

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Foto-Foto

Lampiran 2 : Perijinan

Profil Narasumber, Tempat dan Waktu Wawancara

Transkrip Wawancara 1

Transkrip Wawancara 2

Transkrip Wawancara 3

Transkrip Wawancara 4

Transkrip Wawancara 5

Transkrip Wawancara 6

Transkrip Wawancara 7

Transkrip Wawancara 8

xvi

Page 18: POLA KOMUNIKASI MASYARAKAT TRANSISI (Studi Deskriptif .../Pola... · Karanganyar Jawa Tengah ini dikarenakan masyarakatnya memiliki ... setia menggunakan alat transportasi tradisional

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ABSTRACT

Livia Ayu Kusuma. D 0204075. 2009. Communication Pattern of Transitional

Community (A Descriptive Qualitative Study on Communication Pattern of

Housewives of Transitional Community of Gawanan Village, Kecamatan

Colomadu of Karanganyar Regency, Central Java). Minithesis:

Communication Science Program of Social and Politic Sciences Faculty of

Sebelas Maret University.

As a developing country, Indonesian society is a transitional community in nature,

namely, a community that progresses from a traditional condition to a modern

one. Similarly, Gawanan village, Kecamatan Colomadu of Karanganyar Regency

is a village with a characteristic of transitional community in which the

community is experiencing changes in residential, making of a living, education

orientation and also other changes occurring within the community. It is the case

with housewives of Gawanan village who previously considered konco wingking,

namely, their position was only to make their husbands satisfy about meal and

sexual activity. However, with the development era, the women are not limited on

the tasks, but they become konco samping, namely, to be an equal partner for their

own husband and to strive together in order to maintain the survival of their

family economy. Therefore, many housewives of Gawanan village are now

making a living too in order to maintain economy of their family that has more

complex needs.

Purpose of the research is to describe a characteristic of communication pattern

developing within housewives circle of transitional community of Gawanan

village, Kecamatan Colomadu of Karanganyar Regency, Central Java. In addition,

the research wants to know effect of the housewives’ communication pattern on

their decision making in Gawanan village.

The research is descriptive-qualitative one. Data collection method uses

participant observation, in-depth interview and document analysis techniques.

Informants are selected by using a snowball sampling method. Data is analyzed

by using a Mile and Huberman’s data interaction, and data validity is tested by

using method and source triangulation.

Results of the research indicated that characteristic of housewives’

communication pattern of Gawanan village was an interpersonal communication

that informal, unpredicted, unplanned, and spontaneous in natures that was taking

place in a primary communication group. While, communication taking place in

secondary groups is formal, that was a regular communication and that was

planned in nature. The communication pattern was affecting the housewives of

Gawanan village in their decision making process on information acquired

through the existing communication pattern.

xvii

Page 19: POLA KOMUNIKASI MASYARAKAT TRANSISI (Studi Deskriptif .../Pola... · Karanganyar Jawa Tengah ini dikarenakan masyarakatnya memiliki ... setia menggunakan alat transportasi tradisional

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ABSTRAK

Livia Ayu Kusuma. D 0204075. 2009. Pola Komunikasi Masyarakat Transisi

(Studi Deskriptif Kualitatif Tentang Pola Komunikasi Ibu-Ibu Rumah

Tangga Masyarakat Transisi di Desa Gawanan Kecamatan Colomadu

Kabupaten Karanganyar Jawa Tengah). Skripsi: Jurusan Ilmu Komunikasi,

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Sebelas Maret.

Sebagai negara berkembang masyarakat Indonesia memiliki ciri masyarakat

transisi, yaitu masyarakat yang sedang beranjak dari keadaan yang tradisional

menuju pada kondisi yang lebih modern. Demikian halnya dengan desa Gawanan,

Kecamatan Colomadu, Kabupaten Karanganyar, merupakan salah satu desa yang

memiliki ciri masyarakat transisi, dimana masyarakatnya telah banyak mengalami

perubahan dari pola pemukiman, sistem matapencaharian, orientasi pendidikan

serta perubahan yang terjadi pada masyarakatnya. Demikian halnya yang terjadi

pada ibu rumah tangga di desa Gawanan yang dulu ibu-ibu rumah tangga hanya

dianggap sebagai konco wingking suaminya, yaitu sebagai teman dapur dan

kasur. Namun seiring dengan kemajuan jaman, perempuan tidak sebagai konco

wingking lagi namun sebagai konco samping yang bersama-sama dengan pria

berjuang untuk kelangsungan ekonomi keluarga. Seperti halnya para ibu rumah

tangga di desa Gawanan yang kini mulai banyak yang bekerja untuk membantu

ekonomi keluarga dengan semakin kompleksnya kebutuhan hidup.

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan karakter pola komunikasi yang

berkembang dikalangan ibu-ibu rumah tangga masyarakat transisi desa Gawanan

Kecamatan Colomadu, Kabupaten Karanganyar Jawa Tengah. Selain itu

penelitian ini juga ingin mengetahui pengaruh pola komunikasi para ibu rumah

tangga terhadap pertimbangan pengambilan keputusan para ibu rumah tangga di

desa Gawanan.

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif, yang pengumpulan

datanya menggunakan teknik observasi partisipan, wawancara mendalam dan

analisis dokumen. Informan dipilih dengan menggunakan metode snowball

sampling. Analisis data yang diperoleh menggunakan model interaksi Miles dan

Huberman, dan keabsahan data diuji menggunakan triangulasi sumber dan

metode.

Hasil yang diperoleh dalam penelitian ini mengetahui bahwa karakter pola

komunikasi ibu-ibu rumah tangga di desa Gawanan adalah komunikasi

antarpribadi yang bersifat informal lebih bersifat tak terduga, tanpa rencana, dan

spontan, yang terjadi pada kelompok komunikasi primer. Sedangkan komunikasi

yang terjadi pada kelompok sekunder bersifat formal, regular, dan terencana. Pola

Komunikasi ibu-ibu rumah tangga di desa Gawanan mempengaruhi pertimbangan

para ibu rumah tangga dalam proses pengambilan keputusan terhadap informasi

yang diperoleh melalui pola komunikasi yang terjadi.

xviii

Page 20: POLA KOMUNIKASI MASYARAKAT TRANSISI (Studi Deskriptif .../Pola... · Karanganyar Jawa Tengah ini dikarenakan masyarakatnya memiliki ... setia menggunakan alat transportasi tradisional

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Desa Gawanan termasuk salah satu wilayah desa yang terletak di

Kecamatan paling barat Kabupaten Karanganyar, yaitu Kecamatan Colomadu.

Secara geografis letak Kecamatan Colomadu tidak terdapat dalam satu kawasan

dengan kota pemerintahannya yaitu Kabupaten Karanganyar. Untuk mencapai

desa Gawanan dari kota pemerintahan Karanganyar harus melewati Kotamadya

Surakarta terlebih dahulu. Keadaan di sekitar Kecamatan Colomadu cukup ramai

dan padat karena berada di kawasan segitiga dan memiliki letak strategis yang

berbatasan dengan Kotamadya Surakarta serta Kabupaten Boyolali dan Kabupaten

Sukoharjo serta merupakan daerah transit yang cukup ramai dan padat.

Kehidupan masyarakat desa Gawanan seperti halnya masyarakat desa

lainnya memiliki hubungannya yang sangat erat antar individu satu dengan

individu yang lain. Desa Gawanan memiliki struktur pemerintahan desa seperti

desa-desa lainnya yaitu dipimpin oleh seorang kepala desa yang dipilih melalui

mekanisme pemilihan kepala desa secara langsung.

Pada umumnya dari tahun ke tahun keadaan desa Gawanan terus

mengalami perkembangan yang cukup pesat. Dengan perkembangan-

perkembangan yang ada pada desa Gawanan tersebut menjadikan terjadinya

beberapa perubahan dalam aspek kehidupan bermasyarakat seperti, tingkat

1

Page 21: POLA KOMUNIKASI MASYARAKAT TRANSISI (Studi Deskriptif .../Pola... · Karanganyar Jawa Tengah ini dikarenakan masyarakatnya memiliki ... setia menggunakan alat transportasi tradisional

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2

pendapatan, tingkat pendidikan, pola pekerjaan, sarana transportasi, kesenian,

sistem religi, hingga organisasi sosial masyarakat.

Keadaan masyarakat Desa Gawanan kini semakin maju dengan

kemudahan menerima masuknya arus informasi dari luar menyebabkan

meningkatnya pengetahuan masyarakat akan berbagai macam informasi.

Pengetahuan warga yang semakin meningkat ini menyebabkan seluruh sendi

kehidupan mereka pun turut mengalami peningkatan ke arah yang lebih baik. Bisa

dikatakan bahwa masyarakat desa Gawanan tengah mengalami masa transisi,

yaitu masyarakat yang sedang mengalami peralihan dari masyarakat tradisional

menuju masyarakat industri (modern).

Perubahan yang dialami masyarakat desa Gawanan terjadi di berbagai

aspek kehidupan, misalnya dari aspek ekonomi masyarakatnya yang semakin

meningkat, faktor utama yang menjadi penyebab pergeseran nilai tradisional

menuju nilai modern adalah peralihan masyarakat dari bidang pertanian ke

industri. Seperti contohnya perubahan dalam masalah pekerjaan, masyarakat yang

dulunya masih bersifat homogen (petani dan pedagang) kini mengalami pluralitas,

mereka banyak yang berpindah dari sektor pertanian ke pola pekerjaan yang

berada diluar pertanian, misalnya dengan menjadi pegawai, buruh, guru maupun

pekerjaan-pekerjaan lain yang masih terkait dengan sektor jasa.

Masyarakat memiliki alasan bahwa bidang pertanian yang tekuni selama

ini belum bisa memberikan kontribusi yang lebih baik bagi kesejahteraan

keluarga. Dilihat dari biaya produksi yang dikeluarkan pun tidak sebanding

dengan jumlah pendapatan yang diterima dari hasil panen.

Page 22: POLA KOMUNIKASI MASYARAKAT TRANSISI (Studi Deskriptif .../Pola... · Karanganyar Jawa Tengah ini dikarenakan masyarakatnya memiliki ... setia menggunakan alat transportasi tradisional

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3

Sedangkan dari aspek sosial kini peralatan hidup yang dimiliki oleh

masyarakat di desa Gawanan pun mulai meningkat ke arah modern seperti mobil,

truk, dan kendaraan bermotor. Dulunya banyak masyarakatnya yang hanya

menggunakan alat transportasi tradisional seperti gerobak, pedati, dan becak.

Namun sekarang telah banyak warga yang memiliki sepeda motor, selain itu

hampir 90% masyarakat desa Gawanan telah memiliki televisi, sehingga arus

informasi begitu cepat di terima. Sedangkan perkembangan teknologi komunikasi

kini telah memudahkan masyarakat Gawanan untuk berkomunikasi dengan teman

atau kerabat yang berada di luar desa Gawanan. Penggunaan handphone kini telah

menjadi tren dan kebutuhan dikalangan masyarakatnya, bahkan kini setiap

anggota keluarga masing-masing telah memiliki alat komunikasi handphone.

Kenyataan seperti ini terjadi karena kebutuhan hidup, seperti kebutuhan akan

informasi, kebutuhan transportasi, dan kebutuhan komunikasi masyarakat desa

Gawanan semakin meningkat seiring dengan perkembangan jaman.

Perubahan juga terjadi pada aspek pendidikan masyarakatnya yang

semakin meningkat. Keinginan yang besar untuk mewujudkan generasi

penerusnya agar dapat meningkatkan derajat mereka melalui jalan pendidikan,

terlihat dari mayoritas penduduknya kini adalah lulusan menengah atas.

Perubahan orientasi pendidikan pun kini telah membuka kesempatan bagi warga

desa untuk memperoleh kedudukan yang lebih tinggi. Adanya anggapan warga

Gawanan, khususnya para orang tua yang menyatakan bahwa pendidikan anak

harus lebih dari mereka. Hal ini dikarenakan para orang tua menginginkan anak-

anak mereka mampu bersaing dan mengikuti perkembangan jaman. Dengan

Page 23: POLA KOMUNIKASI MASYARAKAT TRANSISI (Studi Deskriptif .../Pola... · Karanganyar Jawa Tengah ini dikarenakan masyarakatnya memiliki ... setia menggunakan alat transportasi tradisional

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4

menyekolahkan anaknya menjadi sarjana, mereka berharap anaknya dapat

memiliki pekerjaan dan penghidupan yang layak.

Sepuluh tahun terakhir lahan sawah di desa Gawanan mengalami

pengalihan fungsi menjadi lahan hunian berupa perumahan. Hamparan sawah

yang terbentang hijau, juga penampilan sosok petani yang tiap pagi sering

dijumpai sedang menggarap sawah, kini mulai hilang. Berganti dengan kesibukan

orang-orang yang pergi bekerja ke kota, anak-anak pergi ke sekolah dan lalu lintas

kendaraan bermotor yang semakin padat menambah ramainya suasana desa

Gawanan. Banyaknya lahan pertanian yang kini telah beralih fungsi menjadi area

pemukiman, menyebabkan banyaknya warga pendatang yang menetap dan

berdomisili di desa Gawanan dan sebagian besar para pendatang bertempat tinggal

di perumahan.

Bahwasannya desa yang mengalami perubahan dari kondisi tradisional

ke dalam kondisi masyarakat modern atau yang biasa dikenal dengan masyarakat

transisi ini dapat dipahami dengan pengertian bahwa semua karakteristik

masyarakat tersebut berada antara masyarakat tradisional dan masyarakat modern.

Seperti masyarakat di Desa Gawaanan yang pada awalnya merupakan masyarakat

tradisional yang masih terikat oleh adat istiadat, masih bergantung pada alam,

serta hubungan kekerabatan antar masyarakat masih sangat erat, namun dengan

semakin pesatnya pembangunan di desa tersebut, seperti pengalihan fungsi lahan

pertanian menjadi arel perumahan, memungkinkan masyarakat desa Gawanan

mengalami proses transisi menuju masyarakat modern.

Page 24: POLA KOMUNIKASI MASYARAKAT TRANSISI (Studi Deskriptif .../Pola... · Karanganyar Jawa Tengah ini dikarenakan masyarakatnya memiliki ... setia menggunakan alat transportasi tradisional

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

5

Ciri modernisasi pada masyarakat pedesaan adalah pembangunan jalan-

jalan penghubung serta adanya alat transportasi yang memudahkan masyarakat

pedesaan untuk melakukan pergerakan ke luar daerahnya. Kehadiran peralatan

pertanian yang serba mesin, perubahan lahan untuk areal pemukiman baru,

industri dan pendirian pabrik, pergeseran kesempatan kerja dari sektor pertanian

ke sektor yang lain, serta sumbangan sektor non-pertanian yang semakin besar

terhadap pertumbuhan ekonomi pedesaan menjadikan desa Gawanan mengalami

perubahan dari desa tradisional menuju desa modern.

Desa Gawanan sendiri dapat disebut sebagai desa transisi karena baik

secara fisik maupun masyarakatnya desa Gawanan sedang menuju arah modern

selain itu letaknya juga berdekatan dengan kompleks perumahan yang mayoritas

masyarakatnya memiliki pola hidup modern. Dengan adanya pembangunan telah

memberikan banyak perubahan di desa Gawanan, baik secara fisik maupun pola

kehidupan masyarakatnya. Seperti misalnya perubahan parsial yang mulai tampak

dari pakaian/penampilan yang melambangkan identitas diri, kepemilikan

kendaraan merupakan representasi kelas sosial dan mobilitas hidup, arsitektur

rumah, jalan penghubung telah bersapal yang menghubungkan desa Gawanan

dengan perkotaan, selain itu desa ini juga telah memiliki bangunan modern berupa

gedung-gedung sekolahan maupun pemerintahan.

Meski telah banyak pembangunan di desa Gawanan namun di sebagian

masyarakatnya masih banyak terdapat bangunan-bangunan rumah yang masih

tradisional, seperti bangunan rumah yang hanya menggunakan kayu, rumah-

rumah tradisional yang masih berlantaikan tanah, dan juga masih banyak terdapat

Page 25: POLA KOMUNIKASI MASYARAKAT TRANSISI (Studi Deskriptif .../Pola... · Karanganyar Jawa Tengah ini dikarenakan masyarakatnya memiliki ... setia menggunakan alat transportasi tradisional

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

6

rumah yang masih satu atap dengan kandang hewan. Keadaan demikianlah yang

menjadikan desa Gawanan disebut sebagai desa transisi, dimana masyarakatnya

sedang mengalami peralihan yaitu masyarakat yang telah memiliki ciri

masyarakat modern namun masih mempertahankan nilai-nilai tradisional.

Perubahan hubungan masyarakat pedesaan dan lingkungan sosial,

dimulai ketika proses modernisasi yang dicirikan dengan komersialisasi (yang

serba uang) disegala bidang, telah mengubah perilaku masyarakat pedesaan.

Perubahan perilaku ini dapat dilihat dalam hal: orientasi pendidikan sebagai jalan

untuk memperoleh kedudukan (drajad), diferensiasi pekerjaan sebagai tuntutan

kebutuhan materi, serta perkembangan kelembagaan sosial desa sebagai tuntutan

kebutuhan dan rasa aman. Perubahan orientasi pendidikan telah membuka

kesempatan bagi warga desa untuk memperoleh kedudukan yang lebih tinggi.

Dengan menyekolahkan anaknya menjadi sarjana, mereka berharap anaknya

menjadi pegawai negeri (PNS). Keinginan yang besar untuk mewujudkan generasi

penerusnya agar dapat meningkatkan derajat mereka melalui jalan pendidikan,

terlihat dari mayoritas penduduknya kini adalah lulusan sekolah menengah atas.

Begitu pula dengan perilaku kesehatan penduduk, juga telah mengalami

pergeseran ke arah yang lebih modern. Mereka mulai meninggalkan cara-cara

pengobatan tradisional, seperti dukun, orang pintar dan sebagainya, serta beralih

ke pengobatan yang lebih logis seperti ke Puskesmas, dokter praktek atau ke

rumah sakit, baik untuk sakit yang ringan (seperti influensa, batuk dan

sebagainya) maupun sakit yang agak berat.

Page 26: POLA KOMUNIKASI MASYARAKAT TRANSISI (Studi Deskriptif .../Pola... · Karanganyar Jawa Tengah ini dikarenakan masyarakatnya memiliki ... setia menggunakan alat transportasi tradisional

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

7

Indikator-indikator tersebut diatas pada umumnya terdapat di desa

Gawanan, oleh sebab itu pengaruh dari modernisasi dengan sendirinya tidak dapat

dibendung lagi terhadap kehidupan masyarakatnya. Desa Gawanan telah

mengalami perubahan-perubahan di berbagai aspek kehidupan, misalnya aspek

ekonomi, telah terlihat pergeseran tenaga kerja dari sektor pertanian dan mulai

masuk ke sektor industri. Sedangkan dari aspek sosial kini masyarakat di desa

Gawanan mulai mempergunakan alat transportasi modern, seperti mobil, truk, dan

kendaraan bermotor. Namun demikian nampak di sini bahwa sebagian dari

masyarakatnya masih ada yang setia menggunakan alat transportasi tradisional

seperti gerobak, pedati, dan becak.

Kemajuan teknologi komunikasi dapat membawa dampak, baik positif

maupun negatif terhadap kehidupan sosial budaya terutama pada masyarakat

pedesaan yang sedang mengalami proses transisi dari masyarakat tradisional

menuju masyarakat modern. Secara positif akan memberikan kemungkinan

terjadinya komunikasi secara lebih baik dan luas jangkauannya. Sedangkan

dampak negatifnya adalah dapat menimbulkan masalah baru. Memberikan

kemudahan timbulnya pertentangan sosial dan perubahan sistem nilai, karena

adanya perbenturan sistem nilai pada masyarakat pedesaan dalam penerima

teknologi. Selain itu tidak mustahil derasnya arus nilai-nilai budaya melalui media

massa dapat menimbulkan perubahan berbagai sikap pada masyarakat pedesaan

yang mempunyai latar belakang kebudayaan yang berbeda.

Perubahan desa Gawanan juga diikuti perubahan masyarakatnya. Salah

satunya adalah perubahan yang terjadi pada para wanita di desa Gawanan

Page 27: POLA KOMUNIKASI MASYARAKAT TRANSISI (Studi Deskriptif .../Pola... · Karanganyar Jawa Tengah ini dikarenakan masyarakatnya memiliki ... setia menggunakan alat transportasi tradisional

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

8

terutama ibu-ibu rumah tangga, yaitu wanita yang telah menikah. Karakteristik

wanita pada masyarakat transisi terlihat pada partisipasi wanita menyangkut peran

tradisi dan peran transisi yaitu dalam peran tradisi mencakup peran wanita sebagai

istri, ibu dan pengelola rumah tangga. Sementara peran transisi meliputi

pengertian wanita sebagai tenaga kerja, anggota masyarakat dan manusia

pembangunan. Pada peran transisi wanita sebagai tenaga kerja turut aktif dalam

kegiatan ekonomis yaitu membantu suami mencukupi kebutuhan keluarga, di

berbagai kegiatan sesuai dengan ketrampilan dan pendidikan yang dimiliki serta

lapangan pekerjaan yang tersedia.

Pada jaman dulu ibu-ibu rumah tangga hanya dianggap suaminya

sebagai konco wingking atau teman kasur, dapur dan sumur. Ibu-ibu hanya

mengurus rumah tangga, bekerja di dapur dan mendidik serta merawat anak.

Namun seiring dengan kemajuan jaman, dan tingkat pendidikan yang semakin

tinggi wanita tidak sebagai konco wingking lagi namun sebagai konco samping

yang bersama-sama dengan pria berjuang untuk kelangsungan ekonomi keluarga.

Seperti halnya para ibu rumah tangga di desa Gawanan yang kini mulai banyak

yang bekerja di luar rumah untuk membantu ekonomi keluarga dan memenuhi

kebutuhan hidup yang semakin kompleks.

Fenomena yang terjadi dalam masyarakat transisi di desa Gawanan

adalah semakin banyaknya ibu rumah tangga yang membantu suami mencari

tambahan penghasilan, selain karena didorong oleh kebutuhan ekonomi keluarga,

juga dapat sebagai wadah mengekspresikan dirinya di tengah-tengah keluarga dan

masyarakat. Keadaan ekonomi keluarga mempengaruhi kecenderungan ibu rumah

Page 28: POLA KOMUNIKASI MASYARAKAT TRANSISI (Studi Deskriptif .../Pola... · Karanganyar Jawa Tengah ini dikarenakan masyarakatnya memiliki ... setia menggunakan alat transportasi tradisional

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

9

tangga untuk berpartisipasi di dunia kerja, agar dapat membantu meningkatkan

perekonomian keluarga.

Meskipun desa Gawanan sedang mengalami masa transisi, namun

beberapa bagian dari kondisi sosial budaya masyarakatnya tidak ikut berubah

seiring dengan perubahan dalam berbagai aspek kehidupan masyarakatnya

menuju ke arah yang lebih modern. Bertahannya beberapa aspek sosial di Desa

Gawanan lebih disebabkan oleh karakteristik Desa Gawanan yang masih memiliki

basic pedesaan yang cukup kental dalam kehidupan kesehariannya terutama bagi

warga asli desa Gawanan. Pertumbuhan ekonomi yang terjadi tidak terlalu

mempengaruhi atau bahkan merubah apa yang menjadi pegangan dari masyarakat

Desa Gawanan, seperti misalnya kegiatan gotong royong untuk membersihkan

lingkungan, arisan antar RT, pengurusan pesta perkawinan, ataupun masalah

pemakaman dari warganya sendiri.

Begitupula berbagai macam kegiatan sosial bagi para ibu rumah tangga

baik kegiatan formal maupun kegiatan non formal masih banyak diikuti, bahkan

tingkat partisipasi para ibu rumah tangga cukup tinggi, terlihat dari masih

berjalannya dengan baik kegiatan-kegiatan seperti PKK, Posyandu, pertemuan RT

dan RW, kegiatan keagamaan, kegiatan olahraga, termasuk juga kegiatan-kegiatan

non formal seperti kegiatan rewangan, besukan orang sakit, mengobrol di teras

pada sore hari dan juga kegiatan mengobrol saat berbelanja di tukang sayur

keliling. Hal ini memperlihatkan intensitas interaksi yang baik para ibu rumah

tangganya.

Page 29: POLA KOMUNIKASI MASYARAKAT TRANSISI (Studi Deskriptif .../Pola... · Karanganyar Jawa Tengah ini dikarenakan masyarakatnya memiliki ... setia menggunakan alat transportasi tradisional

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

10

Disamping mengalami perubahan-perubahan gaya hidup, masyarakat

desa Gawanan sendiri tidak lepas dari perubahan pola komunikasinya sejalan

dengan masuknya berbagai informasi dari luar karena pengaruh media massa yang

semakin maju dan modern. Hal-hal yang dibicarakan kini tidak hanya melulu

permasalahan yang ada di desa mereka, namun kini berbagai isu dan informasi

dari luar daerah mereka juga menjadi bahan perbincangan.

Pada penelitian ini fokus utama peneliti adalah mengenai karakter pola

komunikasi yang terjadi pada masyarakat transisi desa Gawanan, terutama pada

ibu-ibu rumah tangga serta pengaruh pola komunikasi tersebut terhadap

pertimbangan pengambilan keputusan para ibu rumah tangga dalam berbagai

permasalahan hidup.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka permasalahan yang

ingin diangkat oleh peneliti adalah :

1. Bagaimanakah karakter pola komunikasi yang berkembang dikalangan

para ibu-ibu rumah tangga masyarakat transisi khususnya yang bermukim

di Desa Gawanan, Kecamatan Colomadu?

2. Bagaimana pengaruh pola komunikasi ibu-ibu rumah tangga di Desa

Gawanan, Kecamatan Colomadu terhadap pengambilan keputusan ibu-ibu

rumah tangga di Desa Gawanan, Kecamatan Colomadu?

Page 30: POLA KOMUNIKASI MASYARAKAT TRANSISI (Studi Deskriptif .../Pola... · Karanganyar Jawa Tengah ini dikarenakan masyarakatnya memiliki ... setia menggunakan alat transportasi tradisional

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

11

C. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui karakter pola komunikasi yang berkembang dikalangan

para ibu-ibu rumah tangga masyarakat transisi khususnya yang bermukim

di Desa Gawanan, Kecamatan Colomadu

2. Untuk mengetahui pengaruh pola komunikasi ibu-ibu rumah tangga di

Desa Gawanan, Kecamatan Colomadu terhadap pengambilan keputusan

ibu-ibu rumah tangga di Desa Gawanan, Kecamatan Colomadu.

D. Manfaat Penelitian

1. Akademis

Penelitian ini diharapkan mampu menambah dan melengkapi kajian

mengenai komunikasi terkait dengan nilai-nilai budaya lokal, dan

bagaimana suatu masyarakat transisi mampu beradaptasi menuju

masyarakat modern tanpa harus meninggalkan budaya tradisional

mereka.

2. Praktis

Penelitian ini diharapkan untuk bisa dijadikan masukan bagi berbagai

kalangan termasuk pemerintah, aktivis LSM serta masyarakat setempat

mengenai hal-hal yang berkaitan dengan komunikasi budaya masyarakat

transisi di Desa Gawanan.

Page 31: POLA KOMUNIKASI MASYARAKAT TRANSISI (Studi Deskriptif .../Pola... · Karanganyar Jawa Tengah ini dikarenakan masyarakatnya memiliki ... setia menggunakan alat transportasi tradisional

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

12

E. Telaah Pustaka

E.1. Pola Komunikasi

Manusia sebagai makhluk sosial senantiasa tidak akan bisa lepas dari

proses komunikasi, baik secara verbal maupun non verbal, disadari maupun tidak

disadari. Komunikasi secara terminologis merujuk pada adanya proses

penyampaian suatu pernyataan oleh seseorang kepada orang lain. Jadi dalam

pengertian ini yang terlibat dalam komunikasi adalah manusia.

Memahami komunikasi manusia berarti memahami apa yang terjadi selama

komunikasi berlangsung, mengapa itu terjadi, apa yang dapat terjadi, akibat-akibat

dari apa yang terjadi dan akhirnya apa yang kita perbuat untuk mempengaruhi dan

memaksimalkan hasil-hasil dari kejadian tersebut. Mulai dari asumsi dasar bahwa

komunikasi berhubungan dengan perilaku manusia dan kepuasan terpenuhinya

kebutuhan berinteraksi dengan manusia-manusia lainnya. Hampir setiap individu

membutuhkan hubungan sosial, dan kebutuhan ini terpenuhi melalui pertukaran pesan,

yang berfungsi sebagai jembatan untuk mempersatukan manusia yang tanpanya akan

terjadi isolasi.

Istilah komunikasi berasal dari bahasa latin communicatio, dan bersumber dari

kata communis yang berarti sama. Sama di sini maksudnya adalah sama makna.

Definisi komunikasi menurut Carl I. Hovland,1 komunikasi adalah proses di mana

seseorang (komunikator) menyampaikan perangsang (biasanya lambang bahasa) untuk

mengubah perilaku orang lain (komunikan).

Komunikasi merupakan suatu proses yang terus menerus seperti sebuah

1 Onong Uchjana Effendy, Dimensi-Dimensi Komunikasi, Bandung: Alumni, hal. 12

Page 32: POLA KOMUNIKASI MASYARAKAT TRANSISI (Studi Deskriptif .../Pola... · Karanganyar Jawa Tengah ini dikarenakan masyarakatnya memiliki ... setia menggunakan alat transportasi tradisional

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

13

lingkaran. Wiryanto2 mengatakan ”Sebagai suatu proses, komunikasi merupakan

suatu bentuk kegiatan yang berkelanjutan tidak mempunyai titik awal dan titik

akhir.” Hal ini menunjukkan bahwa komunikasi bersifat dinamis dan

transaksional, dimana kemudian akan terjadi perubahan dalam setiap diri peserta

komunikasi tersebut. Karena dalam proses komunikasi, para peserta komunikasi

saling mempengaruhi, Hovland mengatakan bahwa komunikasi adalah proses

mengubah perilaku orang lain (communication is the process to modify the

behavior of other individuals)3.

Dalam berkomunikasi terdapat hal-hal yang dapat diamati dan terlihat

tampak dipengaruhi oleh beberapa faktor yang tidak terlihat, tapi dapat terasa

pengaruhnya, beberapa faktor tersebut adalah4:

1. Meaning (makna)

Ketika simbol ada, maka makna itu ada dan bagaimana cara

menaggapinya. Seperti intonasi suara, mimik muka, kata-kata, gambar,

dan sebagainya, merupakan simbol yang mewakili suatu makna.

Misalnya intonasi yang tinggi dimaknai dengan kemarahan, kata pohon

mewakili tumbuhan, dan sebagainya.

2. Learning

Mengintepretasikan makna dari suatu simbol muncul berdasarkan pola-

pola komuniaksi yang diperoleh dari pengalaman. Intepretasi muncul

dari pembelajaran yang diperoleh dari pengalaman. Intepretasi muncul

2 Wiryanto, 2002, Teori Komunikasi Massa, Jakarta: PT Grasindo, hal. 19 3 Onong Uchjana Effendy, 2003, Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek, Bandung: PT Remaja

Rosdakarya, hal. 10 4 Website : http://kuliah.dagdigdug.com/2008/04/22/pengertian-komunikasi-antar-pribadi-kap-

dan-faktor-faktor-yang-mempengaruhi-kap. Diunduh tanggal 11 Juli 2009 jam 11.56

Page 33: POLA KOMUNIKASI MASYARAKAT TRANSISI (Studi Deskriptif .../Pola... · Karanganyar Jawa Tengah ini dikarenakan masyarakatnya memiliki ... setia menggunakan alat transportasi tradisional

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

14

disegala tindakan mengikuti aturan yang diperoleh melalui pengalaman.

Pengalaman merupakan rangkaian proses memahami pesan berdasarkan

yang kita pelajari. Jadi makna yang kita berikan merupakan hasil belajar.

Pola-pola atau perilaku komunikasi kita tidak tergantung pada

turunan/genetik, tapi makna dan informasi merupakan hasil belajar

terhadap simbol-simbol yang ada di lingkungannya. Membaca, menulis,

menghitung adalah proses belajar dari lingkungan formal. Jadi

kemampuan kita berkomunikasi merupakan hasil belajar (learning) dari

lingkungan.

3. Subjectivity

Pengalaman dari setiap individu tidak akan pernah benar-benar sama,

sehingga individu dalam meng-encode (menyusun atau merancang) dan

men-decode (menerima dan mengartikan) pesan tidak ada yang benar-

benar sama. Interpretasi dari dua orang yang berbeda akan berbeda

terhadap objek yang sama.

4. Negotiation

Komunikasi merupakan pertukaran simbol. Pihak-pihak yang

berkomunikasi masing-masing mempunyai tujuan untuk mempengaruhi

orang lain. Dalam upaya ini terjadi negosiasi dalam pemilihan simbol

dan makna sehingga tercapai saling pengertian.

5. Culture

Setiap individu merupakan hasil belajar dari dan dengan orang lain.

Individu adalah partisipan dari kelompok, organisasi dan anggota

Page 34: POLA KOMUNIKASI MASYARAKAT TRANSISI (Studi Deskriptif .../Pola... · Karanganyar Jawa Tengah ini dikarenakan masyarakatnya memiliki ... setia menggunakan alat transportasi tradisional

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

15

masyarakat. Melalui partisipasinya, individu berbagi simbol dengan

orang lain, kelompok, organisasi dan masyarakat. Simbol dan makna

adalah bagian dari lingkungan budaya yang kita terima dan kita adaptasi.

Melalui komunikasi, budaya diciptakan, dipertahankan dan dirubah.

Budaya menciptakan cara pandang (point of view) seseorang atau

kelompok orang terhadap sesuatu hal.

6. Interacting levels and context

Komunikasi antar manusia berlangsung dalam bermacam konteks dan

tingkatan. Lingkup komunikasi setiap individu sangat beragam mulai

dari komunikasi antar pribadi, kelompok, organisasi, dan massa.

7. Self reference

Perilaku dan simbol-simbol yang digunakan individu mencerminkan

pengalaman yang dimilikinya, artinya sesuatu yang kita katakan dan

lakukan dan cara kita menginterpretasikan kata dan tindakan orang

adalah refleksi makna, pengalaman, kebutuhan dan harapan-harapan

kita.

8. Self reflexivity

Kesadaran diri (self-cosciousnes) merupakan keadaan dimana seseorang

memandang dirinya sendiri (cermin diri) sebagai bagian dari lingkungan.

Inti dari proses komunikasi adalah bagaimana pihak-pihak memandang

dirinya sebagai bagian dari lingkungannya dan itu berpengaruh pada

komunikasi.

9. Inevitability

Page 35: POLA KOMUNIKASI MASYARAKAT TRANSISI (Studi Deskriptif .../Pola... · Karanganyar Jawa Tengah ini dikarenakan masyarakatnya memiliki ... setia menggunakan alat transportasi tradisional

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

16

Kita tidak mungkin tidak berkomunikasi. Walaupun kita tidak

melakukan apapun tetapi diam kita akan tercermin dari nonverbal yang

terlihat, dan itu mengungkap suatu makna komunikasi.

Dalam proses komunikasi masing-masing individu, masing-masing

tempat tidak sama, setiap tempat mempunyai gaya yang berbeda. Karakter

tersebut akhirnya memunculkan suatu pola komunikasi yang berbeda antara

masyarakat sosial satu dengan masyarakat sosial lainnya. Pola adalah bentuk

(struktur) yang tetap; sistem; cara kerja. Sehingga dapat disimpulkan bahwa pola

komunikasi dapat dipandang sebagai bentuk (cara-cara) yang dipakai untuk

berkomunikasi. Pola komunikasi yang terjadi pada ibu-ibu rumah tangga

masyarakat transisi di desa Gawanan misalnya, dapat diartikan sebagai cara-cara

berkomunikasi yang dilakukan oleh individu maupun kelompok. Cara-cara

tersebut meliputi bagaimana masyarakat berinteraksi dengan menggunakan

simbol-simbol yang telah disepakati sebelumnya. Hal ini kemudian akan

mempengaruhi pola komunikasi yang terbangun dalam satu komunitas

masyarakat tertentu.

Pemolaan (patterning) terjadi pada semua tingkat komunikasi:

masyarakat, kelompok, dan individu.5 Pada tingkat masyarakat, komunikasi

biasanya berpola dalam bentuk-bentuk fungsi, kategori ujaran (categories of talk),

dan sikap konsepsi tentang bahasa dan penutur. Komunikasi juga berpola menurut

peran tertentu dan kelompok tertentu dalam suatu masyarakat, tingkat pendidikan,

5 Lihat Abd. Syukur Ibrahim, 1994, Panduan Penelitian Etnografi Komunikasi, Surabaya:

Usaha Nasional, hal. 12-13

Page 36: POLA KOMUNIKASI MASYARAKAT TRANSISI (Studi Deskriptif .../Pola... · Karanganyar Jawa Tengah ini dikarenakan masyarakatnya memiliki ... setia menggunakan alat transportasi tradisional

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

17

wilayah geografis, dan ciri-ciri organisasi sosial yang lain. Kemudian komunikasi

juga berpola pada tingkat individual, pada tingkat ekspresi dan interpretasi

kepribadian. Komunikasi yang terjadi pada tingkat kelompok juga melibatkan

komunikasi antarpribadi. Karena itu kebanyakan teori komunikasi antarpribadi

berlaku juga bagi komunikasi kelompok.

Komuniaksi antarpribadi adalah komunikasi antara komunikator dengan

seorang komunikan. Joseph A. Devito6 dalam bukunya ”The Interpersonal

Communication Book” (Devito, 1989 : 4) mendefinisikan komunikasi

antarpribadi sebagai :

”The process of sending and receiving messages between two

persons, or among a small group of persons, with some effect and

some immediate feedback” (Proses pengiriman dan penerimaan pesan-pesan antar dua orang

atau diantara sekelompok kecil orang-orang, dengan beberapa efek

dan beberapa umpan balik seketika).

Pentingnya situasi komunikasi antarpribadi ialah karena prosesnya

memungkinkan berlangsung secara dialogis. Komunikasi jenis ini dianggap paling

efektif dalam hal upaya mengubah sikap, pendapat, atau perilaku seseorang,

karena sifat dialogis, berupa percakapan. Arus balik bersifat langsung,

komunikator mengetahui tanggapan komunikan ketika itu juga, pada saat

komunikasi dilancarkan. Sehingga komunikator dapat mengetahui apakah

komunikasi yang telah dilakukan itu bersifat positif atau negatif, berhasil atau

tidak berhasil. Jika memang komunikasi yang diharapkan tidak tercapai maka ia

6 Onong Uchjana Effendy, 1993, Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi, Bandung: PT Citra

Aditya Bakti, hal. 59-60

Page 37: POLA KOMUNIKASI MASYARAKAT TRANSISI (Studi Deskriptif .../Pola... · Karanganyar Jawa Tengah ini dikarenakan masyarakatnya memiliki ... setia menggunakan alat transportasi tradisional

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

18

dapat meyakinkan komunikan ketika itu juga karena ia dapat memberi

kesempatan kepada komunikan untuk bertanya seluas-luasnya.

Keefektifan dari komunikasi antarpribadi terjadi apabila tujuan untuk

mengubah pendapat, sikap dan tingkah laku komunikan dapat tercapai. Dalam

komunikasi antarpribadi terdapat pengaruh dan mempengaruhi antara kedua belah

pihak. Situasi komunikasi antarpribadi bagi komunikator sangatlah penting,

karena komunikator dapat mengetahui diri komunikan selengkap-lengkapnya. Ia

dapat mengetahui namanya, pekerjaannya, pendidikannya, agamanya, dan

sebagainya. Yang terpenting adalah untuk mengubah sikap, pendapat, atau

perilakunya, dengan demikian komunikator dapat mengarahkan ke suatu tujuan

sebagaimana ia inginkan.

Komunikasi antarpribadi juga terjadi pada komunikasi kelompok,

karena kebanyakan teori komunikasi antarpribadi berlaku juga bagi komunikasi

kelompok. Menurut Charles Horton Cooley, yang dikutip oleh Jalaluddin

Rakhmat7, “By primary group I mean those characterized by intimate face-to-face

association and cooperation.” (Kelompok primer yang aku maksudkan adalah

yang memiliki kharakteristik seperti hubungan secara langsung.). Karakteristik

dari komunikasi kelompok primer dapat terlihat dari :

1. Kualitas komunikasi pada kelompok primer bersifat dalam dan

meluas. Dalam, artinya menembus kepribadian yang paling

tersembunyi, menyingkapkan unsur-unsur backstage (perilaku

7 Jalaluddin Rakhmat, 1996, Psikologi Komunikasi. Bandung: PT Remaja Rosdakarya, hal. 142

Page 38: POLA KOMUNIKASI MASYARAKAT TRANSISI (Studi Deskriptif .../Pola... · Karanganyar Jawa Tengah ini dikarenakan masyarakatnya memiliki ... setia menggunakan alat transportasi tradisional

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

19

yang hanya ditampakkan pada suasana privat saja). Meluas, artinya

sedikit sekali kendala yang menentukan rentangan dan cara

berkomunikasi. Pada kelompok primer, diungkapkan hal-hal yang

bersifat pribadi dengan menggunakan berbagai lambang, verbal

maupun nonverbal.

2. Komunikasi pada kelompok primer bersifat personal. Dalam

kelompok primer, yang penting adalah siapa dia, bukan apakah

dia. Hubungan dengan anggota kelompok primer bersifat unik dan

tidak daapt dipindahkan (nontransferable).

3. Pada kelompok primer, komunikasi lebih menekankan aspek

hubungan daripada aspek isi, demi memelihara hubungan baik.

4. Pesan yang disampaikan bersifat ekspresif dan informal. 8

Masyarakat desa Gawanan memiliki ciri-ciri masyarakat transisi, yaitu

masyarakat yang sistem hidupnya beralih dari tradisional menuju masyarakat

modern. Masyarakat Gawanan yang masih memegang adat budaya warisan nenek

moyang, namun tidak menutup diri untuk menerima segala bentuk kemajuan.

Masyarakat desa Gawanan berkomunikasi dalam bentuk komunikasi kelompok

(group communication) , berarti komunikasi yang berlangsung antara seorang

8 Dikutip dari tulisan Charles Horton Cooley dalam bukunya yang klasik Social Organization,

yang dicuplik oleh Djalaludin Rakhmat (2001) pada buku Psikologi Komunikasi. Bandung: PT

Remaja Rosdakarya, hal 142. Charles Cooley membagi kelompok komunikasi menjadi dua, yaitu

kelompok primer dan kelompok sekunder. Kelompok primer adalah kelompok komunikasi yang

berlangsung secara intim, seperti komunikasi keluarga (orangtua-anak), komunikasi dengan

tetangga dekat, atau komunikasi dengan teman dekat. Sedangkan kelompok sekunder adalah

kelompok komunikasi yang sifatnya dangkal, tidak ada keterkaitan hubungan yang intim, seperti

komunikasi yang terjadi pada kumpulan ibu-ibu arisan PKK, pengajian, atau posyandu.

Page 39: POLA KOMUNIKASI MASYARAKAT TRANSISI (Studi Deskriptif .../Pola... · Karanganyar Jawa Tengah ini dikarenakan masyarakatnya memiliki ... setia menggunakan alat transportasi tradisional

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

20

komunikator dengan sekelompok orang yang jumlahnya lebih dari dua orang.9

Pola komunikasi masyarakat desa Gawanan terutama ibu-ibu rumah tangganya

adalah pola komunikasi yang berlangsung antarpribadi yang terjadi di dalam

kelompok komunikasi, yaitu komunikasi kelompok primer dan komunikasi

kelompok sekunder.

Pola komunikasi kelompok primer berkaitan dengan komunikasi dalam

hubungan yang lebih akrab, dan lebih terikat secara personal, yaitu interaksi yang

terjadi dalam keluarga, teman sepermainan, dan tetangga akrab. Sedangkan pola

komunikasi kelompok sekunder terjadi dalam kelompok yang memiliki hubungan

tidak terlalu akrab dan tidak personal, yaitu interaksi yang terjadi dalam kelompok

arisan ibu-ibu PKK, kelompok pengajian dan kelompok Posyandu. Pola

komunikasi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah bagaimana ibu-ibu rumah

tangga masyarakat desa transisi untuk berinteraksi; bertukar informasi, pikiran,

dan pengetahuan.

E.2. Masyarakat Transisi

Salah satu ciri masyarakat Indonesia adalah masyarakat transisi yang

sedang beranjak dari keadaan yang tradisional menuju pada kondisi yang lebih

modern. J. Useem dan R.H Useem (1968:144) mengistilahkan masyarakat transisi

dengan modernizing society. Masyarakat seperti ini berbeda dari tradition

oriented society (masyarakat tradisional) dan modern society (masyarakat

modern). Dijelaskan bahwa masyarakat tradisional adalah masyarakat yang

9 Onong Uchjana Effendy, 1993, Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi, Bandung: PT Citra

Aditya Bakti, hal. 75

Page 40: POLA KOMUNIKASI MASYARAKAT TRANSISI (Studi Deskriptif .../Pola... · Karanganyar Jawa Tengah ini dikarenakan masyarakatnya memiliki ... setia menggunakan alat transportasi tradisional

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

21

mencoba mengekalkan nilai-nilai tradisi dari nenek moyang dengan cara

mempraktikkan terus adat istiadat, upacara-upacara dan kebiasaan-kebiasaan yang

telah berlaku sejak zaman dulu. Bahkan sesuatu yang belum terjadi coba

diramalkan, diatur dan dikendalikan dengan menggunakan tradisi lama.10

Seperti

misalnya saat musim kemarau panjang masyarakat tradisional mencoba

mendatangkan hujan dengan bantuan jampi-jampi dari dukun agar hujan segera

turun. Selain itu ada juga tradisi menjodohkan anak dengan bantuan primbon-

primbon kelahiran agar kedua mempelai berbahagia selamanya.

Masyarakat transisi, menurut J. Useem dan R.H Useem adalah

masyarakat yang sedang mencoba untuk membebaskan diri dari nilai-nilai masa

lalu dan menggapai masa depan dengan terus-menerus membuat nilai-nilai baru

atau hal-hal baru. Masa transisi di Eropa misalnya, ditandai dengan mulai

dikenalnya teknologi mesin uap, alat fotografi dan listrik, yang bersamaan dengan

terjadinya pergantian sistem monarki menjadi sistem demokrasi. Dalam

masyarakat Indonesia, teknologi juga merupakan hal yang baru, yang mulai

dikenal oleh masyarakat walaupun bukan langsung merupakan hasil ciptaan

sendiri. Teknologi mempunyai arti yang penting dalam kehidupan manusia.

Dengan teknologi manusia dibantu mencapai tujuan-tujuan dalam rangka

memenuhi tuntutan kebutuhan, baik kebutuhan jasmani maupun kebutuhan

rohani. Oleh karena itu untuk mewujudkan kesejahteraan yang lebih baik,

penguasaan dan penggunaan teknologi yang lebih maju adalah suatu keharusan.

Semakin tinggi tingkat kemakmuran suatu masyarakat, semakin tinggi dan

10 Sarwono Sarlito, 1989, Psikologi Remaja, Jakarta: Raja Grafindo Persada, hal. 103-104

Page 41: POLA KOMUNIKASI MASYARAKAT TRANSISI (Studi Deskriptif .../Pola... · Karanganyar Jawa Tengah ini dikarenakan masyarakatnya memiliki ... setia menggunakan alat transportasi tradisional

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

22

beraneka ragam pula teknologi yang harus dikuasai dan dipergunakan dalam

kehidupan sehari-hari.

Fred W. Riggs11

menggambarkan masyarakat transisi sebagai

masyarakat model prismatik. Masyarakat model prismatik adalah masyarakat

peralihan (transisi), dari masyarakat tradisional ke masyarakat industri. Teori

masyarakat model prismatik dikembangkan oleh Fred W. Riggs dalam bukunya

yang berjudul ‘Administration in Developing Countries, The Prismatic Society’,

tahun 1964, dengan landasan teorinya adalah positivisme, organisme, dan

fenomenologis.

Masyarakat prismatik dapat dikatakan sebagai masyarakat campuran

antara nilai tradisional dan proses modernisasi, dimana terjadi tumpang tindih

(overlaping) di antara kedua nilai tersebut. Paradigma masyarakat prismatik

diilhami oleh teori optik tentang defraksi (pembelokan cahaya). Teorinya

demikian : dalam setiap masyarakat, proses diferensiasi tidak secara tiba-tiba dan

pada tingkat kecepatan yang sama. Riggs mengumpamakan masyarakat dengan

menggunakan teori optik defraksi gelombang cahaya. Landasan dari teori optik

tersebut adalah : apabila seberkas cahaya putih datang pada permukaan sebuah

prisma, maka arah jalar cahaya akan di belokkan dengan sudut yang berlainan

(mengalami deviasi). Besar pembelokan (deviasi) ini tergantung pada sudut

puncak prisma dan indeks bias prisma. Hal ini terjadi karena kecepatan jalar

gelombang cahaya dalam kaca berbeda dengan kecepatan jalar cahaya di udara.

Demikian pula dengan harga indeks bias kaca bergantung pada warna, jadi juga

11 M. Munandar Soelaiman, 1998, Dinamika Masyarakat Transisi, Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Page 42: POLA KOMUNIKASI MASYARAKAT TRANSISI (Studi Deskriptif .../Pola... · Karanganyar Jawa Tengah ini dikarenakan masyarakatnya memiliki ... setia menggunakan alat transportasi tradisional

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

23

bergantung pada panjang gelombang datang miring pada permukaan prisma, maka

tiap warna akan dibelokkan dengan sudut yang berlainan, peristiwa ini disebut

dispersi (penyebaran).

Dispersi cahaya putih menjadi cahaya dengan berbagai warna yang mempunyai

harga panjang gelombang

Gambar 1.1. Peristiwa Dispersi Cahaya

Dijelaskan bahwa suatu gabungan sinar putih yang menembus prisma,

akan menghasilkan cahaya bias (terurai) pada sebuah layar, merupakan sebuah

spektrum pelangi dengan warna yang berbeda-beda. Riggs membayangkan yang

terjadi di dalam prisma, dimana proses pembiasan dimulai, sebenarnya di dalam

prisma itu sudah tercermin bayangan pelangi tersebut sejenak, tapi tidak lengkap.

Page 43: POLA KOMUNIKASI MASYARAKAT TRANSISI (Studi Deskriptif .../Pola... · Karanganyar Jawa Tengah ini dikarenakan masyarakatnya memiliki ... setia menggunakan alat transportasi tradisional

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

24

Berkas cahaya yang datang pada prisma akan mengalami pembelokan atau

deviasi ke bawah

Gambar 1.2. Pembelokan Cahaya pada Prisma

Pada saat cahaya di dalam prisma itulah, dikiaskan sebagai masyarakat

prismatik. Masyarakat prismatik yang di maksud oleh Riggs adalah masyarakat di

negara-negara dunia ketiga (negara-negara berkembang) termasuk Indonesia.

Cahaya memusat dikiaskan sebagai masyarakat tradisional, dan cahaya memencar

dikiaskan untuk masyarakat modern.

Page 44: POLA KOMUNIKASI MASYARAKAT TRANSISI (Studi Deskriptif .../Pola... · Karanganyar Jawa Tengah ini dikarenakan masyarakatnya memiliki ... setia menggunakan alat transportasi tradisional

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

25

Prisma yang menggambarkan masyarakat transisi

Memusat Prismatik Memencar

Gambar 1.3. Prisma yang menggambarkan masyarakat transisi

Sinar yang memusat terdiri dari semua frekuensi yang terdapat dalam

sinar berwarna putih, sedangkan sinar yang membias memisahkan komponen

frekuensi, seperti dalam spektrum. Oleh Riggs keadaan teori optik ini dikiaskan

pada masyarakat. Dalam teori-teori ilmu sosial, konsep masyarakat sering

dibedakan antara masyarakat tradisi atau masyarakat agraria, dan masyarakat

modern atau masyarakat industri. Konsep masyarakat yang ada si antara dua

konsep masyarakat tersebut disebut masyarakat transisi.

Perubahan pola kehidupan masyarakat pada dasarnya dapat dilihat

sebagai akibat dari pertemuan pola kebudayaan yang berbeda yaitu pola

kebudayaan masyarakat agraris dan pola perangkat industri. Pertemuan dari dua

pola kebudayaan tersebut melahirkan suatu proses perubahan, baik dilihat dari

segi masyarakat agraris maupun dari perangkat industri yang menuju kepada

terbentuknya masyarakat industri dengan masyarakat majemuk yang beraneka

Page 45: POLA KOMUNIKASI MASYARAKAT TRANSISI (Studi Deskriptif .../Pola... · Karanganyar Jawa Tengah ini dikarenakan masyarakatnya memiliki ... setia menggunakan alat transportasi tradisional

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

26

ragam suku bangsa, kebudayaan, agama, keahlian dan pendidikan. Perubahan

kehidupan itu dapat mempengaruhi struktur sosial masyarakat, proses

pengambilan keputusan, maupun pola komunikasi masyarakat setempat.

E.3. Interaksionisme Simbolik

Teori Interaksionisme simbolik adalah salah satu teori yang termasuk di

dalam paradigma definisi sosial (social definition paradigm). Definisi sosial

didasarkan pada proses pendefinisian realitas sosial, bagaimana orang

mendefinisikan situasi, serta asumsi bahwa manusia adalah makhluk yang kreatif.

Dalam bukunya “Symbolic Interactionism ; Perspektive and Metode”, Herbert

Blumer menegaskan, bahwa ada tiga asumsi yang mendasari tindakan manusia.

Tiga asumsi tersebut adalah sebagai berikut :

1. Human being act toward things on the basic of the meaning that

the things have for them.

2. The meanings of things arises laut of the social interaction one has

with one’s fellows.

3. The meanings of things are handled in and modified through an

interpretative process used bu the person in dealing with the things

he ecounters.12

(Premis pertama, “manusia melakukan berbagai hal atas dasar

makna yang diberikan oleh berbagai hal itu kepada mereka”.

Premis kedua, yang mendasari interaksionisme simbolik adalah

bahwa “makna berbagai hal itu berasal dari, atau muncul dari

interaksi sosial seseorang dengan orang lain”. Premis ketiga,

adalah “makna ditangani atau dimodifikasi melalui suatu proses

12 (Wallace, 1986; 204-206) dikutip oleh Drs. Sutaryo. M.Si, 2001, Sosiologi Komunikasi, Pusat

Penerbit Universitas Terbuka, hal. 9

Page 46: POLA KOMUNIKASI MASYARAKAT TRANSISI (Studi Deskriptif .../Pola... · Karanganyar Jawa Tengah ini dikarenakan masyarakatnya memiliki ... setia menggunakan alat transportasi tradisional

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

27

penafsiran yang digunakan oleh orang dalam kaitannya dengan

berbagai hal yang dihadapi.”)

Manusia itu bertindak terhadap sesuatu, baik itu benda, kejadian, atau

fenomena didasarkan atas makna yang dimiliki benda, kejadian atau fenomena itu

bagi mereka. Dapat dijelaskan bahwa makna suatu benda, suatu kejadian, atau

suatu fenomena, tidaklah terletak pada benda, kejadian, atau fenomena tersebut,

melainkan tergantung pada bagaimana seseorang ataupun masyarakat memberi

makna terhadap benda, kejadian ataupun fenomena tersebut. Makna yang

diperoleh merupakan produk dari interaksi sosial para anggota masyarakat. Makna

itu merupakan penafsiran dari anggota masyarakat dalam menanggapi kejadian-

kejadian atau fenomena-fenomena di dalam masyarakat.

Dalam pandangan interaksi simbolik, sebagaimana ditegaskan Blumer,

proses sosial dalam kehidupan kelompoklah yang menciptakan dan menegakkan

aturan-aturan, bukan aturan-aturan yang menciptakan dan menegakkan kehidupan

kelompok.

Weber mendefinisikan tindakan sosial sebagai semua perilaku manusia

ketika dan sejauh individu memberikan suatu makna subjektif terhadap perilaku

tersebut. 13

Alih-alih memfokuskan diri pada individu dan ciri-ciri kepribadiannya,

atau bagaimana struktur sosial membentuk atau menyebabkan perilaku individu

tertentu, interaksionisme simbolik mempelajari sifat interaksi yang merupakan

kegiatan sosial dinamis manusia.

13 Max Weber (1971:128) sebagaimana dikutip oleh Deddy Mulyana, 2008, Metodologi

Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, Cet. 6), hal. 60

Page 47: POLA KOMUNIKASI MASYARAKAT TRANSISI (Studi Deskriptif .../Pola... · Karanganyar Jawa Tengah ini dikarenakan masyarakatnya memiliki ... setia menggunakan alat transportasi tradisional

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

28

Esensi interaksionisme simbolik adalah suatu aktivitas yang merupakan

ciri khas manusia, yakni komunikasi atau pertukaran simbol yang diberi makna.

Perspektif ini berusaha memahami perilaku manusia dari sudut pandang subjek.

Selain itu juga menyarankan bahwa perilaku manusia harus dilihat sebagai proses

yang memungkinkan manusia membentuk dan mengatur perilaku mereka dengan

mempertimbangkan ekspektasi orang lain yang menjadi mitra interaksi mereka.

Sedangkan George Ritzer meringkaskan teori ini ke dalam prinsip-

prinsip sebagai berikut:

1. Manusia, tidak seperti hewan, dianugerahi kemampuan untuk

berpikir.

2. Kemampuan berpikir itu dibentuk oleh interaksi sosial.

3. Dalam interaksi sosial orang belajar makna dan simbol yang

memungkinkan mereka menerapkan kemampuan khas mereka

sebagai manusia, yaitu berpikir.

4. Makna dan simbol memungkinkan orang melanjutkan tindakan

(action) dan interaksi yang khas manusia.

5. Orang mampu memodifikasi atau mengubah makna dan simbol

yang mereka gunakan dalam tindakan dan interaksi berdasarkan

interpretasi mereka atas situasi.

6. Orang mampu melakukan modifikasi dan perubahan ini karena,

antara lain meeka mampu berinteraksi dengan diri sendiri, yang

memungkinkan mereka memeriksa tahapan-tahapan tindakan,

Page 48: POLA KOMUNIKASI MASYARAKAT TRANSISI (Studi Deskriptif .../Pola... · Karanganyar Jawa Tengah ini dikarenakan masyarakatnya memiliki ... setia menggunakan alat transportasi tradisional

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

29

menilai keuntungan dan kerugian relatif, dan kemudian memilih

salah satunya.

7. Pola-pola tindakan dan interaksi yang jalin-menjalin ini

membentuk kelompok dan masyarakat.14

Menurut Ritzer, kesimpulan utama yang perlu diambil dari substansi

teori interaksionisme simbolik adalah sebagai berikut:

Kehidupan masyarakat itu terbentuk melalui proses interaksi dan

komunikasi antarindividual dan antarkelompok dengan

menggunakan simbol-simbol yang dipahami maknanya melalui

proses belajar.15

Teori Interaksionisme simbolik ini sangat menekankan arti pentingnya

proses berpikir bagi manusia sebelum mereka bertindak. Tindakan itu berupa

Stimulus – Proses berpikir – Respons. Manusia itu bertindak dengan melalui

proses berpikir lebih dahulu. Tidak seperti binatang bertindak tanpa melalui

proses berpikir lebih dahulu.

Menurut perspektif Interaksionisme simbolik, media massa dengan

informasi yang dibawanya dapat mengilhami pikiran anggota masyarakat untuk

bersikap dan bertindak tertentu terhadap kejadian atau fenomena yang terjadi di

dalam masyarakat. Hal ini dikarenakan perspektif ini berpendapat bahwa manusia

itu merupakan makhluk yang kreatif dan dapat menerjemahkan simbol-simbol

yang diterimanya sesuai dengan penafsirannya.

14 Deddy Mulyana, Ibid, hal. 73 15 Drs. Sutaryo M,Si, 2001, Sosiologi Komunikasi, Pusat Penerbit Universitas Terbuka, hal. 9

Page 49: POLA KOMUNIKASI MASYARAKAT TRANSISI (Studi Deskriptif .../Pola... · Karanganyar Jawa Tengah ini dikarenakan masyarakatnya memiliki ... setia menggunakan alat transportasi tradisional

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

30

E.4. Pengambilan Keputusan

Hampir setiap hari, bahkan setiap saat selalu ada keputusan yang dibuat

misalnya di rumah tangga, di kantor, dalam organisasi atau di dalam masyarakat.

Keputusan dapat dibuat oleh individu (perseorangan) ataupun kelompok dengan

memiliki tujuan yang hendak dicapai. Seperti halnya para ibu rumah tangga di

desa Gawanan, setiap harinya selalu ada keputusan yang diambil, baik untuk

kepentingan keluarga, maupun kepentingan diri sendiri. Keputusan yang diambil

pasti memiliki tujuan yang jelas, seperti misalnya keputusan untuk

menyekolahkan anak mereka di Solo, tujuannya adalah agar anak lebih maju,

karena fasilitas sekolah di Solo dirasa lebih memadai dan lebih lengkap untuk

menunjang belajar anak.

Ibnu Syamsi16

menjelaskan bahwa pengambilan keputusan merupakan

proses pembatasan dan perumusan masalah, membuat beberapa alternatif

pemecahan beserta konsekuensinya masing-masing alternatif, kemudian memilih

satu alternatif pemecahan terbaik untuk selanjutnya melaksanakan keputusan

tersebut. Dengan demikian, maka pemecahan masalah yang timbul akan

dibuatkan beberapa alternatif, sebab apabila alternatif yang telah dipilih ternyata

tidak cocok, maka tinggal menggunakan alternatif yang lainnya. Sehingga dapat

segera diambil keputusan dalam proses pemecahan masalah.

Pada umumnya suatu keputusan dibuat dalam rangka untuk memecahkan

permasalahan atau persoalan (problem solving), karena dalam setiap keputusan

yang dibuat pasti ada tujuan yang akan dicapai. Pengambilan keputusan sebagai

16 Ibnu Syamsi, 1994, Pokok-Pokok Organisasi dan Manajemen, Jakarta: Rineka Cipta, hal. 129

Page 50: POLA KOMUNIKASI MASYARAKAT TRANSISI (Studi Deskriptif .../Pola... · Karanganyar Jawa Tengah ini dikarenakan masyarakatnya memiliki ... setia menggunakan alat transportasi tradisional

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

31

suatu kelanjutan dari cara pemecahan masalah mempunyai fungsi antara lain : (1)

pangkal permulaan dari semua aktivitas manusia yang sadar dan terarah baik

secara individual maupun secara kelompok, baik secara institusional maupun

secara organisasional, (2) sesuatu yang bersifat futuristik, artinya bersangkut paut

dengan hari depan, masa yang akan datang, dimana efeknya atau pengaruhnya

berlangsung cukup lama.17

Pembuat keputusan akan mengidentifikasi masalah, mengklarifikasi

tujuan-tujuan khusus yang diinginkan, memeriksa berbagai kemungkinan untuk

mencapai tujuan yang telah ditetapkan, dan mengakhiri proses itu dengan

menetapkan pilihan bertindak. Agar pengambilan keputusan dapat lebih terarah,

maka perlu diketahui unsur-unsur dari pengambilan keputusan, antara lain:

1. Tujuan dari pengambilan keputusan

2. Identifikasi alternatif-alternatif keputusan untuk memecahkan masalah

3. Perhitungan mengenai faktor-faktor yang tidak dapat diketahui

sebelumnya atau diluar jangkauan manusia

4. Sarana atau alat untuk mengevaluasi atau mengukur hasil dari suatu

pengambilan keputusan18

Dalam pengambilan keputusan dipilih suatu alternatif cara bertindak

dengan metode yang efisien sesuai dengan situasi. Oleh karena itu memerlukan

beberapa langkah dalam mengambil keputusan agar keputusan yang diambil

17 Nugroho J. Setiadi, 2008, Business Economics and Managerial Decision Making, Jakarta:

Kencana Prenada Media Group, hal.18 18 Nugroho J. Setiadi, Ibid, hal.19

Page 51: POLA KOMUNIKASI MASYARAKAT TRANSISI (Studi Deskriptif .../Pola... · Karanganyar Jawa Tengah ini dikarenakan masyarakatnya memiliki ... setia menggunakan alat transportasi tradisional

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

32

sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan. Tahapan-tahapan dalam pengambilan

keputusan menurut Nugroho19

adalah sebagai berikut:

Tahap 1 : pemahaman dan perumusan masalah melalui identifikasi dan diagnosis

masalah.

Tahap 2 : pengumpulan dan analisis data yang relevan

Tahap 3 : pengembangan alternatif-alternatif. Herbert Simon mengemukakan

konsep pemuasan (satisfying), yang berarti bahwa pembuat

keputusan memilih suatu alternatif yang cukup baik, walaupun bukan

yang sempurna atau ideal.

Tahap 4 : evaluasi alternatif-alternatif melalui penilaian berbagai alternatif

penyelesaian

Tahap 5 : pemilihan alternatif terbaik

Tahap 6 : implementasi keputusan. Setelah alternatif terbaik terpilih, dibuat

rencana-rencana tindakan untuk mengatasi berbagai persyaratan dan

masalah yang mungkin dijumpai dalam penerapan keputusan.

Tahap 7 : evaluasi hasil-hasil keputusan

Proses pengambilan keputusan melalui beberapa tahapan tersebut

biasanya dilakukan untuk mengambil keputusan yang sifatnya insidental atau

keputusan yang diambil apabila ada masalah yang muncul dan perlu dipecahkan.

Masyarakat desa Gawanan yang merupakan masyarakat transisi, keadaan

dimana masyarakatnya sedang mengalami peralihan dari masyarakat tradisional

menuju masyarakat modern. Hal inilah yang menyebabkan kebutuhan masyarakat

19 Nugroho J. Setiadi, Ibid, hal. 28

Page 52: POLA KOMUNIKASI MASYARAKAT TRANSISI (Studi Deskriptif .../Pola... · Karanganyar Jawa Tengah ini dikarenakan masyarakatnya memiliki ... setia menggunakan alat transportasi tradisional

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

33

menjadi meningkat dan semakin kompleks. Kini kebutuhan pokok masyarakat

tidak hanya seputar sandang, pangan, dan papan. Namun juga kebutuhan akan

informasi, transportasi dan komunikasi. Semakin kompleksnya kebutuhan yang

harus dipenuhi oleh masyarakat desa Gawanan membuat masyarakat harus

pandai-pandai memilih serta memutuskan kebutuhan mana yang harus dipenuhi

terlebih dahulu. Disinilah peran seorang ibu sebagai pengatur rumah tangga dalam

mengatur pemasukan untuk lebih selektif dalam memenuhi segala kebutuhan

keluarga. Para ibu-ibu rumah tangga setiap saat harus mampu mengambil

keputusan dalam berbagai hal baik menyangkut kepentingan keluarga maupun

kepentingan diri sendiri.

F. Metodologi Penelitian

F.1. Pendekatan Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif yang mana

mempunyai ciri di antaranya mempunyai latar alamiah, instrumennya adalah

manusia (peneliti atau orang lain yang membantu), menggunakan metode

kualitatif, analisis data secara induktif, teori dari dasar, deskriptif dan desain

bersifat sementara.20

Penelitian dengan pendekatan kualitatif lebih menekankan analisisnya

pada proses penyimpulan deduktif dan induktif serta pada analisis terhadap

dinamika hubungan antar fenomena yang diamati, dengan menggunakan logika

ilmiah. Hal ini bukan berarti bahwa pendekatan kualitatif sama sekali tidak

20 Lexy J. Moleong, 2001, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: PT Remaja Rosdakarya,

hal. 4 -7

Page 53: POLA KOMUNIKASI MASYARAKAT TRANSISI (Studi Deskriptif .../Pola... · Karanganyar Jawa Tengah ini dikarenakan masyarakatnya memiliki ... setia menggunakan alat transportasi tradisional

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

34

menggunakan dukungan data kuantitatif akan tetapi penekanannya tidak pada

pengujian hipotesis melainkan pada usaha menjawab pertanyaan penelitian

melalui cara-cara berpikir formal dan argumentatif.21

Seperti yang diungkapkan Pawito22

bahwa penelitian komunikasi

kualitatif biasanya tidak dimaksudkan untuk memberi penjelasan-penjelasan

(explanations), mengontrol gejala-gejala komunikasi, mengemukakan prediksi-

prediksi, atau untuk menguji teori apapun, tetapi lebih dimaksud untuk

mengemukakan gambaran dan/atau pemahaman (understanding) mengenai

bagaimana dan mengapa suatu gejala atau realitas komunikasi terjadi.

F.2. Metode Penelitian

Penelitian ini terarah pada penelitian kualitatif yang bersifat deskriptif,

dimana penelitian ini bertujuan menggambarkan secara sistematik dan akurat

fakta dan karakteristik mengenai populasi atau mengenai bidang tertentu.

Penelitian ini berusaha menggambarkan situasi atau kejadian. Data yang

dikumpulkan semata-mata bersifat deskriptif sehingga tidak bermaksud mencari

penjelasan, menguji hipotesis, membuat prediksi, maupun mempelajari

implikasi.23

Data yang dikumpulkan terutama berupa kata-kata, kalimat atau

gambar yang memiliki arti lebih daripada sekedar angka atau frekuensi24

.

Penelitian deskriptif menentukan dan melaporkan keadaan sekarang. Seperti

penelitian sejarah tidak memiliki kekuatan untuk mengontrol hal-hal yang telah

21 Azwar Safrudin, MA, 2003, Metode Penelitian, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, hal. 5 22 Pawito, 2007, Penelitian Komunikasi Kualitatif, Yogyakarta: PT. LKiS Pelangi Aksara, hal.

3523 Pawito, Ibid, hal. 7 24 H.B. Sutopo, 2002, Metodologi Penelitian Kualitatif, Dasar teori dan penerapannya dalam

penelitian, Surakarta: UNS Press, hal. 35

Page 54: POLA KOMUNIKASI MASYARAKAT TRANSISI (Studi Deskriptif .../Pola... · Karanganyar Jawa Tengah ini dikarenakan masyarakatnya memiliki ... setia menggunakan alat transportasi tradisional

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

35

terjadi, demikian pula penelitian deskriptif tidak memiliki kekuatan untuk

mengontrol hal-hal yang sementara terjadi, dan hanya dapat mengukur apa yang

ada (exist).25

Bentuk penelitian ini bersifat etnografi, yaitu usaha untuk menguraikan

kebudayaan atau aspek-aspek kebudayaan. Pada perkembangannya sekarang

dalam konteks penelitian komunikasi, etnografi sering kali dipahami serta

diaplikasikan secara bervariasi pula, meliputi antara lain:

a. Mendeskripsikan pendapat serta perasaan-perasaan khalayak, misalnya

mengenai materi siaran televisi dalam variasi gender, kelas ekonomi,

golongan sosial. Yang menjadi fokus ini adalah penilaian-penilaian dan

persepsi-persepsi khalayak dengan latar belakang sosial atau budaya

yang berbeda-beda.

b. Mendeskripsikan kecenderungan perilaku audien sebagai subyek

(discursive subjects), misalnya bagaimana pola-pola penggunaan media,

pola interaksi dan pengaruhnya terhadap fungsi-fungsi media atau

fungsi-fungsi pesan.

c. Mendokumentasikan pola aktivitas khalayak dalam kerangka konstruksi

sosial (social constructed), wilayah budaya (culturally located), dan

pengaruh politik (politically potent) dan pola komunikasi.26

25 Sevilla, Consuelo G, 1993, Pengantar Metode Penelitian, Jakarta: Universitas Indonesia, hal.

7126 Pawito, 2007, Penelitian Komunikasi Kualitatif, Yogyakarta: PT. LKiS Pelangi Aksara, hal.

153

Page 55: POLA KOMUNIKASI MASYARAKAT TRANSISI (Studi Deskriptif .../Pola... · Karanganyar Jawa Tengah ini dikarenakan masyarakatnya memiliki ... setia menggunakan alat transportasi tradisional

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

36

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan etnografi untuk

mendokumentasikan pola komunikasi masyarakat transisi di Desa Gawanan

dengan subyek utama ibu-ibu rumah tangga.

Pendekatan etnografis secara umum adalah pengamatan-berperan serta

sebagai bagian dari penelitian lapangan27

. Syarat utama dalam studi etnografi

adalah peneliti itu sendiri harus hidup di antara obyek dan subyek yang ditelitinya

untuk waktu yang relatif cukup bagi si peneliti untuk dapat hidup terintegrasi

dengan masyarakat yang ditelitinya. Keberadaan peneliti dibutuhkan agar dapat

mengembangkan kepekaannya dalam berpikir, merasakan dan mengintepretasikan

hasil-hasil pengamatannya dengan menggunakan konsep-konsep yang ada dalam

pemikiran, perasaan-perasaan dan nilai-nilai dari yang diteliti28

. Di kutip oleh

Pawito29

menurut Maanen istilah etnografi dalam arti metode adalah :

Fieldwork (alternatively, participant-observation) conducted by a

single investigator who ’lives with and lives like’ those who are studied, usually for a year or more. (Penelitian lapangan, kata lain

dari metode observasi-terlibat, yang dilakukan oleh seorang

peneliti yang untuk itu ia tinggal bersama dan hidup sebagaimana

layaknya orang-orang yang diteliti, untuk waktu satu tahun atau

lebih).

Berdasarkan pendapat tersebut, maka penelitian ini hanya bersifat

etnografi tetapi tidak menggunakannya sebagai suatu metode penelitian. Karena

penelitian ini hanya berlangsung beberapa bulan tidak mencapai waktu satu tahun

atau lebih sebagaimana mestinya penelitian dengan menggunakan metode

27 Lexy J. Moleong, 2007, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: PT Remaja Rosdakarya,

hal. 26 28 Lihat Agus Salim, 2001, Teori dan Paradigma Penelitian Sosial, Yogyakarta: PT. Tiara

Wacana, hal. 151 29 Pawito, 2007, Penelitian Komunikasi Kualitatif, Yogyakarta: PT. LKiS Pelangi Aksara, hal.

150

Page 56: POLA KOMUNIKASI MASYARAKAT TRANSISI (Studi Deskriptif .../Pola... · Karanganyar Jawa Tengah ini dikarenakan masyarakatnya memiliki ... setia menggunakan alat transportasi tradisional

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

37

etnografi. Dengan demikian metode yang dipergunakan dalam penelitian ini

adalah bersifat etnografi dengan menggunakan metode pengamatan berperan serta

(observasi partisipasi).

Diungkapkan oleh Agus Salim kegiatan penelitian dengan menggunakan

metode pengamatan terlibat, si peneliti bukan hanya mengamati gejala-gejala

yang ada dalam kehidupan sehari-hari masyarakat yang ditelitinya tetapi juga

melakukan wawancara, mendengarkan, merasakan dan dalam batas-batas tertentu

mengikuti kegiatan yang dilakukan oleh mereka yang ditelitinya30

.

Menurut Pawito, dalam praktik penggunaannya, metode observasi dapat

dibedakan menjadi beberapa jenis sesuai dengan tingkat keterlibatan peneliti

dalam atau terhadap aktivitas serta proses-proses yang ada pada masyarakat yang

diteliti. Metode pengamatan dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu (a)

observasi dengan ikut terlibat dalam kegiatan komunitas yang diteliti (participant

observation) dan (b) observasi tidak terlibat (nonparticipant observation). Metode

pengamatan ikut terlibat (participant observation) sering dibedakan menjadi dua

jenis berdasarkan tingkat keterlibatan (tingkat partisipasi), yakni berpartisipasi

secara aktif dan penuh (total participant observation), serta berpartisipasi aktif

(active participant observation) 31

.

Pada jenis pertama berpartisipasi secara aktif dan penuh (total

participant observation), peneliti melibatkan diri secara total dalam setiap proses

dan aktivitas masyarakat yang diteliti dan bukan hanya sekedar tinggal bersama

30 Agus Salim, 2001, Teori dan Paradigma Penelitian Sosial, Yogyakarta: PT. Tiara Wacana,

hal. 161 31 Pawito, Op.Cit, hal. 114-115

Page 57: POLA KOMUNIKASI MASYARAKAT TRANSISI (Studi Deskriptif .../Pola... · Karanganyar Jawa Tengah ini dikarenakan masyarakatnya memiliki ... setia menggunakan alat transportasi tradisional

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

38

dan melakukan pengamatan. Peneliti pada dasarnya mengambil bagian dan

mengambil peran-peran tertentu dalam aktivitas serta proses-proses yang ada.

Penggunaan metode observasi aktif dan penuh ini berlangsung relatif lama. Untuk

mengamati gejala yang kompleks dan rumit terkait dengan kebudayaan maka

metode demikian pada dasarnya adalah metode etnografi.

Jenis yang kedua berpartisipasi aktif (active participant observation),

peneliti ikut ambil bagian sampai tingkat tertentu dalam kegiatan atau proses-

proses penting di dalam masyarakat yang diteliti, disamping tinggal bersama dan

melakukan penelitian. Peneliti dalam hubungan ini tidak menjadi bagian dari

masyarakat yang diteliti.

Berdasarkan pada pendapat-pendapat tersebut di atas, penelitian ini

menggunakan metode active participant, tetapi hanya pada tingkat aktif tidak

sampai pada tingkatan total. Pemilihan metode tersebut berdasarkan alasan yaitu

karena penelitian ini mengenai pola komunikasi masyarakat transisi, dimana

pengumpulan data tidak bisa dilakukan hanya dengan menggunakan studi

dokumen dan wawancara saja, tapi memerlukan metode observasi active

participant untuk mengamati kehidupan sehari-hari mereka.

F.3. Objek Penelitian

Objek pada penelitian ini adalah karakter pola komunikasi yang

berkembang dikalangan para ibu-ibu rumah tangga masyarakat transisi khususnya

yang bermukim di Desa Gawanan, Kecamatan Colomadu. Lokasi desa Gawanan

Kecamatan Colomadu ini merupakan kawasan segitiga yang memiliki letak

Page 58: POLA KOMUNIKASI MASYARAKAT TRANSISI (Studi Deskriptif .../Pola... · Karanganyar Jawa Tengah ini dikarenakan masyarakatnya memiliki ... setia menggunakan alat transportasi tradisional

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

39

strategis dan berbatasan dengan Kotamadya Surakarta serta Kabupaten Boyolali

dan Sukoharjo dan merupakan daerah transit yang cukup ramai dan padat.

F.4. Sumber Data

Pemahaman mengenai berbagai macam sumber data merupakan bagian

yang sangat penting bagi peneliti, karena ketepatan memilih dan menentukan jenis

sumber data akan menentukan ketepatan dan kekayaan data atau informasi yang

diperoleh. Data penelitian dikumpulkan baik lewat instrumen pengumpulan data,

observasi maupun lewat data dokumentasi. Data yang dikumpulkan mungkin

berupa data primer, data sekunder, atau keduanya. Data primer diperoleh dari

sumber pertama melalui prosedur dan teknik pengambilan data yang diperoleh

langsung dari lapangan, melalui interview (wawancara), arsip lembaga,

dokumentasi, observasi maupun penggunaan instrumen pengukuran yang khusus

dirancang sesuai dengan tujuan yang akan diperoleh. Sumber utama dalam

penelitian ini adalah ibu-ibu rumah tangga di Desa Gawanan dan aktivitas yang

dilakukan dalam kegiatan sehari-hari.

Ibu-ibu rumah tangga yang menjadi informan dalam penelitian ini

memiliki beberapa kualifikasi, antara lain adalah para ibu rumah tangga yang

telah memiliki keturunan. Hal ini kaitannya dengan pertimbangan para informan

dalam mengambil keputusan mengenai sekolah yang tepat bagi anak-anak

mereka.

Selain itu penelitian ini juga memperhatikan kriteria yang menyangkut

profesi maupun aktivitas ibu-ibu rumah tangga dalam perkumpulan dan kegiatan

yang ada di lingkungan Desa Gawanan, seperti kegiatan arisan PKK, Posyandu,

Page 59: POLA KOMUNIKASI MASYARAKAT TRANSISI (Studi Deskriptif .../Pola... · Karanganyar Jawa Tengah ini dikarenakan masyarakatnya memiliki ... setia menggunakan alat transportasi tradisional

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

40

pengajian, rewangan, besukan, berbelanja, dan sebagainya. Kecenderungan yang

ada, di lihat dari tingkat keaktifan yang berbeda-beda bisa saja ditemui, misalnya

tingkat keaktifan ibu-ibu rumah tangga yang bekerja di luar rumah dan ibu-ibu

rumah tangga yang tidak bekerja. Di samping itu, tingkat keaktifan ini juga bisa

dilihat dari aktivitas ibu-ibu rumah tangga dalam kegiatan di lingkungan desa.

Dalam penelitian ini ibu-ibu rumah tangga yang dipilih sebagai informan adalah

berasal dari berbagai variasi profesi. Sedangkan dilihat dari tingkat keaktifan

dalam kegiatan perkumpulan, informan dalam penelitian ini adalah mereka yang

aktif dan ikut dalam kegiatan tersebut serta mereka yang pasif dalam berbagai

kegiatan perkumpulan di lingkungan mereka.

Hal tersebut penting untuk diketahui, karena berkaitan erat dengan pola

komunikasi para ibu rumah tangga yang terjadi di Desa Gawanan. Aktivitas

maupun profesi sedikit banyak akan mempengaruhi unsur-unsur dalam pola

komunikasi yang terjadi. Misalnya intensitas komunikasi, tema komunikasi, dan

lain sebagainya yang dilakukan oleh ibu-ibu rumah tangga di Desa Gawanan.

Selain kulifikasi yang telah disebutkan di atas, penelitian ini juga

memperhatikan variasi informan yang didasarkan pada asal-usul informan, yakni

warga asli Desa Gawanan ataukah warga pendatang. Ibu-ibu rumah tangga yang

merupakan warga asli biasanya terkonsentrasi di daerah yang masih bersifat

pedesaan, sedangkan ibu-ibu rumah tangga yang merupakan warga pendatang

banyak terkonsentrasi di daerah perumahan. Kaitannya dengan pola komunikasi,

ibu-ibu rumah tangga yang merupakan warga asli, diasumsikan masih banyak

memegang pola-pola yang bersifat tradisional. Di sisi lain, ibu-ibu rumah tangga

Page 60: POLA KOMUNIKASI MASYARAKAT TRANSISI (Studi Deskriptif .../Pola... · Karanganyar Jawa Tengah ini dikarenakan masyarakatnya memiliki ... setia menggunakan alat transportasi tradisional

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

41

yang merupakan warga pendatang diasumsikan membawa kebudayaan, maupun

nilai dan norma yang bersifat modern.

Para informan ini diwawancarai secara mendalam selama jangka waktu

penelitian, yakni dari bulan Februari - Juni 2009. Dalam penelitian ini terdapat

informan kunci yang sarat akan informasi yang dibutuhkan peneliti. Klasifikasi

yang dibutuhkan dalam penentuan informan kunci ini antara lain:

Ibu rumah tangga yang mengetahui seluk beluk Desa Gawanan dan

aktivitas para ibu rumah tangga baik yang sifatnya formal maupun

non formal

Ibu rumah tangga yang dapat memberikan kemudahan dan akses

bagi peneliti untuk dapat mengamati berlangsungnya berbagai

kegiatan tersebut.

Informan kunci terpilih itu adalah ibu Anik Widartiningsih, seorang

perangkat desa yang menjabat sebagai Kaur Keuangan dan mengurusi kegiatan

PKK ibu-ibu rumah tangga di desa Gawanan. Ibu Anik adalah ibu rumah tangga

yang bekerja sebagai perangkat desa dan merupakan pengurus dari berbagai

kegiatan ibu-ibu rumah tangga di desa Gawanan. Ia memiliki banyak informasi

mengenai kegiatan-kegiatan para ibu rumah tangga di desa Gawanan, seperti:

arisan PKK tingkat RT, RW, maupun Kelurahan, kegiatan posyandu balita dan

lansia, kegiatan pengajian, dan sebagainya, serta berbagai informasi yang

berhubungan dengan ibu rumah tangga di desa Gawanan. Dari ibu Anik, peneliti

mendapatkan informasi dan ijin untuk mengikuti berbagai kegiatan para ibu

rumah tangga di desa Gawanan.

Page 61: POLA KOMUNIKASI MASYARAKAT TRANSISI (Studi Deskriptif .../Pola... · Karanganyar Jawa Tengah ini dikarenakan masyarakatnya memiliki ... setia menggunakan alat transportasi tradisional

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

42

Sedangkan data sekunder diperoleh dari sumber tidak langsung yaitu

berupa data tertulis yang biasanya diperoleh dari studi kepustakaan, informasi

media massa maupun arsip-arsip resmi.

F.5. Teknik Pengumpulan Data

Secara garis besar data dalam penelitian komunikasi kualitatif dapat

dikelmpokkan menjadi tiga jenis: (a) data yang diperoleh dari interview (b) data

yang diperoleh dari observasi, dan (c) data yang berupa dokumen, teks, atau karya

seni yang kemudian dinarasikan (dikonversikan ke dalam bentuk narasi).32

Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan teknik antara lain observasi

partisipant, wawancara mendalam, dan dokumentasi.

a. Observasi Partisipant

Observasi diartikan sebagai kegiatan mengamati secara langsung –tanpa

mediator- sesuatu objek untuk melihat dengan dekat kegiatan yang

dilakukan objek tersebut.33

Kegiatan observasi merupakan salah satu

kegiatan yang digunakan untuk memahami lingkungan. Pada penelitian

kualitatif observasi difokuskan untuk mendeskripsikan dan menjelaskan

fenomena riset yang mencakup interaksi (perilaku) dan percakapan yang

terjadi diantara subyek yang diteliti. Metode Observasi Partisipatoris

lebih memungkinkan peneliti mengamati kehidupan individu atau

kelompok dalam situasi riil, di mana terdapat setting yang riil tanpa

dikontrol atau diatur secara sistematis, seperti riset eksperimental,

32 Pawito, Op.Cit, hal. 96 33 Rachmat Kriyantono, 2006, Teknik Praktis Riset Komunikasi, Jakarta: Kencana Prenada

Media Group, hal. 106

Page 62: POLA KOMUNIKASI MASYARAKAT TRANSISI (Studi Deskriptif .../Pola... · Karanganyar Jawa Tengah ini dikarenakan masyarakatnya memiliki ... setia menggunakan alat transportasi tradisional

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

43

misalnya.34

Peneliti yang menggunakan metode ini mengumpulkan data

dengan ikut ambil bagian dalam kehidupan sehari-hari dari kelompok

atau organisasi yang diteliti. Objek penelitian diamati untuk mengetahui

situasi-situasi yang sering muncul serta perilaku yang ada. Dari sana

peneliti dapat memahami dan menganalisa pola-pola dan interaksi yang

terjadi.

Dalam penelitian ini, peneliti yang berdomisili dekat dengan Desa

Gawanan ini berada di lokasi dan berbaur dengan masyarakat yang

diteliti serta mengikuti beberapa kegiatan yang lakukan ibu-ibu rumah

tangga di desa Gawanan seperti arisan PKK, Posyandu dan berbelanja.

b. Wawancara

Wawancara merupakan sebuah kegiatan komunikasi verbal antara

peneliti dengan narasumber yang dinilai kompeten, melalui percakapan

dengan tatap muka langsung, guna memperoleh informasi yang

dibutuhkan. Wawancara yang dilakukan bukanlah wawancara formal,

yang biasanya dilakukan dengan menggunakan kuesioner, tetapi sebuah

wawancara yang terwujud secara dialog yang spontan berkenaan dengan

suatu masalah atau topik yang kebetulan sedang dihadapi oleh pelaku.

Justru yang spontan inilah yang objektif dan sahih karena tidak

direkayasa terlebih dahulu oleh para pelaku.35

Teknik wawancara yang digunakan adalah wawancara dengan

menggunakan petunjuk umum wawancara atau sering disebut dengan

34 Rachmat Kriyantono, Ibid, hal. 108 35 Agus Salim, 2001, Teori dan Paradigma Penelitian Sosial, Yogyakarta: PT. Tiara Wacana,

hal. 161-162

Page 63: POLA KOMUNIKASI MASYARAKAT TRANSISI (Studi Deskriptif .../Pola... · Karanganyar Jawa Tengah ini dikarenakan masyarakatnya memiliki ... setia menggunakan alat transportasi tradisional

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

44

wawancara mendalam (in-depth interview). Di sebutkan oleh Mulyana

bahwa wawancara mendalam ini sama atau serupa dengan wawancara

tak terstruktur, wawancara intensif, wawancara kualitatif, wawancara

terbuka, dan wawancara etnografis.36

Wawancara tidak terstruktur mirip

dengan percakapan informal, dengan demikian wawancara dilakukan

secara longgar dalam suasana yang akrab dengan pertanyaan terbuka.

Peneliti hanya membuat kerangka serta garis besar tentang data atau

informasi apa yang ingin diperoleh dari informan, selebihnya

berkembang berdasarkan jawaban dari informan. Penciptaan suasana

yang akrab bertujuan memberikan keluasaan pada informasi sehingga

informan lebih jujur dan terbuka dalam memberikan informasi yang

terkait dengan permasalahan dalam penelitian.

Frey37

berpendapat, teknik wawancara mendalam adakalanya digunakan

periset untuk mengganti observasi partisipant, bila metode terakhir ini

dianggap terlalu menyita waktu atau tidak mungkin diamati karena

terlalu pribadi. Contoh, riset tentang pola kehidupan keluarga. Periset

tidak mungkin mengamati pasangan suami istri dengan menghabiskan

puluhan tahun.

Informan-informan dalam penelitian ini adalah ibu-ibu rumah tangga

yang bertempat tinggal di desa Gawanan.

36 Deddy Mulyana, 2004, Metode Penelitian Kualitatif, Paradigma Baru Ilmu Komunikasi dan

Ilmu Sosial Lainnya, Bandung: Rosda Karya, hal. 80 37 Rachmat Kriyantono, 2006, Teknik Praktis Riset Komunikasi, Jakarta: Kencana Prenada

Media Group, hal. 101

Page 64: POLA KOMUNIKASI MASYARAKAT TRANSISI (Studi Deskriptif .../Pola... · Karanganyar Jawa Tengah ini dikarenakan masyarakatnya memiliki ... setia menggunakan alat transportasi tradisional

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

45

c. Dokumentasi

Dokumen tertulis dan arsip merupakan sumber data yang sering

memiliki posisi penting dalam penelitian kualitatif. Terutama bila

sasaran dan kajian mengarah pada latar belakang atau berbagai peristiwa

yang terjadi dimasa lampau yang sangat berkaitan dengan kondisi atau

peristiwa masa kini yang sedang diteliti.38

Teknik dokumentasi disini

adalah peneliti mencari, mengumpulkan, dan mempelajari dokumen

yang mendukung penelitian seperti arsip, laporan atau literatur lain.

Tujuannya adalah untuk mendapatkan informasi yang mendukung

analisis dan interpretasi data.

Mencatat dokumen oleh Yin (1987)39

disebut sebagai content analysis

dan yang dimaksud bahwa peneliti bukan sekedar mencatat isi penting

yang tersurat dalam dokumen atau arsip, tetapi juga tentang maknanya

yang tersirat.

Dokumen yang membantu dalam penelitian ini adalah arsip yang di

miliki Kelurahan desa Gawanan, seperti monografi desa, laporan, peta

desa, serta beberapa literatur yang mendukung.

F.6. Teknik Sampling

Maksud sampling dalam penelitian kualitatif adalah untuk menjaring

sebanyak mungkin informasi dari berbagai sumber, dan bukan dimaksudkan untuk

mencapai generalisasi. Karena itu, dalam penelitian kualitatif tidak mengenal

konsep sampel acak (random sampling), dalam penelitian komunikasi kualitatif

38 H.B. Sutopo, 2002, Metodologi Penelitian Kualitatif, Dasar teori dan penerapannya dalam

penelitian, Surakarta: Sebelas Maret University Press, hal. 69 39 H.B. Sutopo, Ibid, hal. 69-70

Page 65: POLA KOMUNIKASI MASYARAKAT TRANSISI (Studi Deskriptif .../Pola... · Karanganyar Jawa Tengah ini dikarenakan masyarakatnya memiliki ... setia menggunakan alat transportasi tradisional

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

46

prinsip keterwakilan dengan mendasarkan diri pada random dan probabilitas tidak

dibutuhkan karena dinilai tidak efisien dan justru dapat menimbulkan kesesatan.

Berbeda dengan pendekatan kuantitatif, prinsip keterwakilan (representatif) dalam

penelitian komunikasi kualitatif adalah representativitas informasi atau data.

Lindolf sebagaimana dikutip oleh Pawito40

menyarankan beberapa

teknik pengambilan sample penelitian, meliputi: (a) maximum variation sampling,

(b) snowball sampling, (c) theoretical construct sampling, (d) typical case

sampling, (e) critical case sampling dan (f) convenience sampling.

Pada awal penelitian, peneliti menerapkan strategi snowball sampling

untuk mendapatkan informasi awal tentang siapa saja personel yang sekiranya

kompeten untuk dijadikan informan, sebelum menentukan siapa saja informan

yang akan dijadikan sebagai sampel. Sesuai dengan namanya snowball sampling

bagaikan bola salju yang turun menggelinding dari puncak gunung ke lembah,

semakin lama semakin membesar ukurannya.41

Peneliti berangkat dari seorang

informan untuk mengawali pengumpulan data. Kepada informan ini peneliti

menanyakan siapa lagi berikutnya (atau siapa saja) orang yang selayaknya

diwawancarai, kemudian peneliti beralih menemui informan berikutnya sesuai

disarankan oleh informan pertama, dan begini seterusnya hingga peneliti merasa

yakin bahwa data yang dibutuhkan sudah didapatkan secara memadai.42

Informan dalam penelitian ini adalah para ibu rumah tangga di desa

Gawanan yang memiliki kualifikasi yang dibutuhkan dalam penelitian ini, dalam

40 Pawito, 2007, Penelitian Komunikasi Kualitatif, Yogyakarta: PT. LKiS Pelangi Aksara, hal.90 41 Rachmat Kriyantono, 2006, Teknik Praktis Riset Komunikasi, Jakarta: Kencana Prenada

Media Group, hal. 156-157 42 Pawito, Op.Cit, hal. 92

Page 66: POLA KOMUNIKASI MASYARAKAT TRANSISI (Studi Deskriptif .../Pola... · Karanganyar Jawa Tengah ini dikarenakan masyarakatnya memiliki ... setia menggunakan alat transportasi tradisional

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

47

arti mereka adalah orang yang diwawancarai secara mendalam oleh peneliti

berkaitan dengan rumusan masalah dalam penelitian ini.

Informan kunci dalam penelitian ini adalah ibu Anik Widartiningsih, hal

ini dikarenakan ibu Anik memiliki kualifikasi sebagai informan kunci. Selain

mendapatkan informasi mengenai seluk beluk dan berbagai aktivitas para ibu

rumah tangga di desa Gawanan baik formal maupun non formal, peneliti juga

mendapat kemudahan dan akses untuk mengamati berlangsungnya berbagai

kegiatan para ibu rumah tangga tersebut.

F.7. Validitas Data

Dalam suatu penelitian data yang berhasil dikumpulkan hendaknya

bersifat valid dan reliable. Validitas (validity) data dalam penelitian komunikasi

kualitatif lebih menunjuk pada tingkat sejauh mana data yang diperoleh telah

secara akurat mewakili realitas atau gejala yang diteliti. Kemudian reliabilitas

berkenaan dengan tingkat konsistensi hasil dari penggunaan cara pengumpulan

data.

Pemeriksaan keabsahan data yaitu untuk meyakinkan bahwa data yang

diperoleh dapat dipertanggung jawabkan maka dalam penelitian ini digunakan

teknik trianggulasi. Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang

memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu untuk keperluan pengecekan atau

sebagai pembanding terhadap data itu. Triangulasi juga diperlukan pada tahap

analisis data, terutama ketika peneliti bermaksud hendak mengemukakan konsep

(construct) atau proposisi-proposisi ilmiah (thesis) yang mengarah pada

Page 67: POLA KOMUNIKASI MASYARAKAT TRANSISI (Studi Deskriptif .../Pola... · Karanganyar Jawa Tengah ini dikarenakan masyarakatnya memiliki ... setia menggunakan alat transportasi tradisional

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

48

kesimpulan. Dikutip oleh Sutopo43

, Patton menyatakan ada empat macam teknik

triangulasi, yaitu (1) triangulasi data (2) triangulasi peneliti (3) triangulasi

metodologis (4) triangulasi teoritis. Triangulasi didasari pola pikir fenomenologi

yang bersifat multiperspektif. Artinya untuk menarik simpulan yang mantap

diperlukan tidak hanya satu cara pandang.

Dalam penelitian ini teknik triangulasi yang digunakan adalah

triangulasi data (triangulasi sumber) dan triangulasi metodologis. Triangulasi data

menunjuk pada upaya peneliti untuk mengakses sumber-sumber yang lebih

bervariasi guna memperoleh data berkenaan dengan persoalan yang sama. Hal ini

peneliti bermaksud menguji data yang diperoleh dari satu sumber untuk

dibandingkan dengan sumber lain. Dari sini peneliti akan sampai pada salah satu

kemungkinan data yang diperoleh ternyata konsisten, tidak konsisten, atau

berlawanan.44

Peneliti memperoleh informasi dari informan yang berbeda-beda

dengan teknik yang sama (wawancara). Menurut Patton, triangulasi sumber dapat

dicapai dengan jalan :

1) membandingkan data hasil pengamatan dengan data hasil wawancara;

2) membandingkan apa yang dikatakan orang di depan umum dengan apa

yang dikatakannya secara pribadi;

3) membandingkan apa yang dikatakan orang-orang tentang situasi

penelitian dengan apa yang dikatakannya sepanjang waktu;

43 H.B. Sutopo, 2002, Metodologi Penelitian Kualitatif, Dasar teori dan penerapannya dalam

penelitian, Surakarta: Sebelas Maret University Press, hal. 78 44 Pawito, Op.Cit, hal. 99

Page 68: POLA KOMUNIKASI MASYARAKAT TRANSISI (Studi Deskriptif .../Pola... · Karanganyar Jawa Tengah ini dikarenakan masyarakatnya memiliki ... setia menggunakan alat transportasi tradisional

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

49

4) membandingkan keadaan dan perspektif seseorang dengan berbagai

pendapat dan pandangan orang seperti rakyat biasa, orang yang

berpendidikan menengah atau tinggi, orang berada, orang pemerintahan;

5) membandingkan hasil wawancara dengan isi suatu dokumen yang

berkaitan.45

Sedangkan triangulasi metode menunjuk pada upaya peneliti

membandingkan temuan data yang diperoleh dengan menggunakan suatu metode

tertentu, (misalnya catatan lapangan yang dibuat selama melakukan observasi)

dengan data yang diperoleh dengan menggunakan metode lain (misalnya transkrip

dari in-depth interview) mengenai suatu persoalan dan dari sumber yang sama.46

Peneliti sebenarnya berusaha menguji seberapa tingkat validitas dan reliabilitas

data dengan menggunakan metode yang berbeda. Proses triangulasi tersebut di

atas dilakukan terus menerus sepanjang proses mengumpulkan data dan analisis

data, sampai suatu saat peneliti yakin bahwa sudah tidak ada lagi perbedaan-

perbedaan, dan tidak ada lagi yang perlu dikonfirmasikan kepada informan47

F.8. Model Analisis

Analisis data dilakukan oleh peneliti untuk dapat menarik kesimpulan-

kesimpulan. Menurut Maleong48

mendefinisikan analisis data sebagai proses

mengorganisasikan dan mengurutkan data ke dalam pola, kategori dan satuan

uraian dasar sehingga dapat ditemukan tema dan dapat dirumuskan hipotesis kerja

45 Lexy J. Moleong, 2007, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: PT Remaja Rosdakarya,

hal. 331 46 Pawito, Op. Cit, hal. 99 47 Burhan Bungin, 2003, Analisis Data Penelitian Kualitatif, Jakarta: PT RajaGrafindo Persada,

hal. 192 48 Rachmat Kriyantono, 2006, Teknik Praktis Riset Komunikasi, Jakarta: Kencana Prenada

Media Group, hal. 163

Page 69: POLA KOMUNIKASI MASYARAKAT TRANSISI (Studi Deskriptif .../Pola... · Karanganyar Jawa Tengah ini dikarenakan masyarakatnya memiliki ... setia menggunakan alat transportasi tradisional

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

50

seperti yang disarankan oleh data. Hal senada diungkapkan oleh Bogdan dan

Biklen49

bahwa analisis data merupakan upaya yang dilakukan dengan jalan

bekerja dengan data, mengorganisasikan data, memilah-milahnya menjadi satuan

yang dapat dikelola, mensintesiskannya, mencari dan menemukan pola,

menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari, dan memutuskan apa yang

dapat diceritakan pada orang lain.

Analisis data dalam penelitian komunikasi kualitatif pada dasarnya

dikembangkan dengan maksud hendak memberi makna (making sense of)

terhadap data, menafsirkan (interpreting), atau mentransformasikan

(transforming) data kedalam bentuk-bentuk narasi yang kemudian mengarah pada

temuan yang bernuansakan proposisi-proposisi ilmiah (thesis) yang akhirnya

sampai pada kesimpulan-kesimpulan final.50

Teknik analisis data dalam penelitian ini akan berlangsung seperti

lingkaran dan bersifat tunggal. Karena, mulai dari pengumpulan data sampai

dengan memilah data yang akan digunakan terus berlangsung selama proses

penelitian ini. Selama penelitian masih berlangsung dan belum ada hasil jadinya

maka kemungkinan-kemungkinan seperti perubahan fokus penelitian bisa saja

terjadi. Hal demikian karena penelitian ini adalah penelitian kualitatif yang

memiliki sifat fleksibel.

49 Lexy J. Moleong, 2007, Metdologi Penelitian Kualitatif, Bandung: PT Remaja Rosdakarya,

hal. 248 50 Pawito, 2007, Penelitian Komunikasi Kualitatif, Yogyakarta: PT. LKiS Pelangi Aksara, hal.

101

Page 70: POLA KOMUNIKASI MASYARAKAT TRANSISI (Studi Deskriptif .../Pola... · Karanganyar Jawa Tengah ini dikarenakan masyarakatnya memiliki ... setia menggunakan alat transportasi tradisional

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

51

Miles dan Huberman (1994)51

menawarkan suatu teknik analisis yang

lazim disebut dengan interactive model. Teknik analisis ini pada dasarnya terdiri

dari tiga komponen: reduksi data (data reduction), penyajian data (data display),

dan penarikan serta pengujian kesimpulan (drawing and verifying conclusions)

(Punch, 1998: 202-204).

Reduksi data adalah bagian dari proses analisis yang mempertegas,

memperpendek, membuat fokus, membuang hal-hal yang tidak penting, dan

mengatur data sedemikian rupa sehingga simpulan penelitian dapat dilakukan.52

Reduksi data merupakan komponen pertama dalam analisis. Reduksi data sudah

berlangsung sejak peneliti mengambil keputusan tentang kerangka kerja

konseptual, melakukan pemilihan kasus, menyusun pertanyaan penelitian, dan

juga saat menentukan cara pengumpulan data yang digunakan.

Penyajian data merupakan suatu rakitan organisasi informasi, deskripsi

dalam bentuk narasi yang memungkinkan simpulan penelitian dapat dilakukan.

Sajian data ini harus mengacu pada rumusan masalah yang telah dirumuskan

sebagai pertanyaan penelitian, sehingga narasi yang tersaji merupakan deskripsi

mengenai kondisi yang rinci untuk menceriterakan dan menjawab setiap

permasalahan yang ada.53

Dalam penyajian data melibatkan langkah-langkah

mengorganisasi data, yakni menjalin (kelompok) data yang satu dengan

(kelompok) data yang lain sehingga seluruh data yang dianalisis benar-benar

51 Pawito, Ibid, hal. 104 52 H.B. Sutopo, 2002, Metodologi Penelitian Kualitatif, Dasar teori dan penerapannya dalam

penelitian, Surakarta: Sebelas Maret University Press, hal. 92 53 H.B. Sutopo, Ibid, hal. 92

Page 71: POLA KOMUNIKASI MASYARAKAT TRANSISI (Studi Deskriptif .../Pola... · Karanganyar Jawa Tengah ini dikarenakan masyarakatnya memiliki ... setia menggunakan alat transportasi tradisional

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

52

dilibatkan dalam satu kesatuan karena dalam penelitian kualitatif data biasanya

beraneka ragam perspektif dan terasa bertumpuk maka penyajian data (data

display) pada umumnya diyakini sangat membantu proses analisis.54

Dengan

melihat penyajian-penyajian kita dapat memahami apa yang sedang terjadi dan

apa yang harus dilakukan.

Penarikan simpulan dan verifikasi, pada proses ini peneliti masih harus

mengkonfirmasi, mempertajam, atau mungkin merevisi kesimpulan-kesimpulan

yang telah dibuat untuk sampai pada kesimpulan final berupa proposisi-proposisi

ilmiah mengenai gejala atau realitas yang diteliti.55

Simpulan perlu diverifikasi

agar cukup mantap dan benar-benar bisa dipertanggungjawabkan. Pada dasarnya

makna data harus diuji validitasnya supaya simpulan penelitian menjadi lebih

kokoh dan lebih bisa dipercaya.

Tahapan proses analisis data di atas merupakan model interaksi. Tiga

tahapan proses analisis ini merupakan proses siklus dan interaktif yang tidak

berhenti di satu titik selama penelitian berlangsung, tetapi terus berputar

sebagaimana yang dapat digambarkan dalam skema tahapan analisis data menurut

Miles dan Huberman berikut ini:

54 Pawito, 2007, Penelitian Komunikasi Kualitatif, Yogyakarta: PT. LKiS Pelangi Aksara, hal.

106 55 Pawito, Ibid, hal. 106

Page 72: POLA KOMUNIKASI MASYARAKAT TRANSISI (Studi Deskriptif .../Pola... · Karanganyar Jawa Tengah ini dikarenakan masyarakatnya memiliki ... setia menggunakan alat transportasi tradisional

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

53

Model Analisis Interaktif Miles dan Huberman

Gambar 1.4. Model Analisis Interaktif Miles dan Huberman56

Tiga tahapan analisis tersebut aktivitasnya dilakukan dengan cara

berinteraksi, baik antarkomponennya, maupun dengan proses pengumpulan data,

dalam proses yang berbentuk siklus. Dalam bentuk ini peneliti tetap bergerak

diantara tiga komponen analisis dengan proses pengumpulan data selama kegiatan

pengumpulan data berlangsung. Sesudah pengumpulan data berakhir, peneliti

bergerak di antara tiga komponen analisisnya dengan menggunakan waktu yang

masih tersisa bagi penelitiannya.57

56 H.B. Sutopo, 2002, Metodologi Penelitian Kualitatif, Dasar teori dan penerapannya dalam

penelitian, Surakarta: Sebelas Maret University Press, hal. 96 57 H.B. Sutopo, Ibid, hal. 95

Pengumpulan

data

Reduksi

data

Penarikan

simpulan/

verifikasi

Sajian

data

Page 73: POLA KOMUNIKASI MASYARAKAT TRANSISI (Studi Deskriptif .../Pola... · Karanganyar Jawa Tengah ini dikarenakan masyarakatnya memiliki ... setia menggunakan alat transportasi tradisional

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

54

Dari skema tahapan analisis data menurut Miles dan Huberman di atas

dapat dilihat bahwa terjadi perputaran yang tidak mengarah pada satu titik.

Misalnya dari pengumpulan data dapat melalui reduksi data terlebih dahulu

sebelum disajikan, atau langsung disajikan begitu saja, kemudian langsung ditarik

kesimpulan, dan dapat dilanjutkan dengan pengumpulan data lain ataupun data

yang serupa. Banyak cara yang dapat ditempuh dalam proses analisis data

berdasarkan model tersebut. Karena model ini adalah model interaktif, maka di

dalam siklus terdapat panah-panah yang saling berhubungan (timbal balik).

F.9. Kerangka Pemikiran

Dalam penelitian ini berusaha menggambarkan bagaimana pola

komunikasi ibu-ibu rumah tangga masyarakat transisi di desa Gawanan

Colomadu. Oleh karenanya diperlukan kerangka pikir yang akan memberikan

suatu gambaran pola komunikasi yang terbentuk serta akan membawa pada

simpulan. Berikut ini adalah skema dari kerangka pemikiran yang dipergunakan

dalam penelitian ini:

Page 74: POLA KOMUNIKASI MASYARAKAT TRANSISI (Studi Deskriptif .../Pola... · Karanganyar Jawa Tengah ini dikarenakan masyarakatnya memiliki ... setia menggunakan alat transportasi tradisional

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

55

Gambar 1.5. Skema Kerangka Pikir Pola Komunikasi Masyarakat Transisi

a) Latar Belakang Budaya Masyarakat

Budaya adalah suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama

oleh sebuah kelompok orang dan diwariskan dari generasi ke generasi.58

Budaya

juga dapat didefinisikan sebagai gaya hidup unik suatu kelompok masyarakat

tertentu.59

Terbentuk dari banyak unsur rumit seperti sistem agama, politik, adat

istiadat, dan lain-lain, budaya mempengaruhi banyak aspek kehidupan

masyarakat. Misalnya saja, bahasa yang digunakan, cara berpakaian, ritual

perkawinan, dan sebagainya.

Adapun dalam bertindak, masyarakat memiliki seperangkat aturan yang

dipakai sebagai pegangan untuk mengintepretasikan gejala yang ada di dalam

58 Stewart L. Tubbs & Sylvia Moss, 2001, Human Communicatin Konteks-Konteks Komunikasi,

terjemahan: Dedy Mulyana, Bandung: Remaja Rosdakarya, cetakan ke-2, hal. 237 59 Haris & Moran, dalam Deddy Mulyana & Jalaluddin Rakhmat, 1990, Komunikasi Antar

Budaya, Bandung: Remaja Rosdakarya, hal. 50

Latar Belakang

Budaya

Masyarakat

Simbol-simbol/

lambang

Norma dan

Nilai

Terekspresikan dalam

Komunikasi

Antarpribadi

Pranata-pranata/

Lembaga sosial

Komunikasi Kelompok

(Primer dan Sekunder)

Pola

Komunikasi

Page 75: POLA KOMUNIKASI MASYARAKAT TRANSISI (Studi Deskriptif .../Pola... · Karanganyar Jawa Tengah ini dikarenakan masyarakatnya memiliki ... setia menggunakan alat transportasi tradisional

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

56

lingkungannya.60

Ciri-ciri dari aturan tersebut menurut L. Dyson (1989) antara

lain:

1. Instruksi-instruksi untuk bertingkah laku atau berkelakuan

tertentu, merupakan pegangan bagi pelakunya untuk

berkelakuan tertentu pada situasi tertentu.

2. Karena berpusat di pemikiran sebagai elemen pengetahuan

manusia, maka letak aturan ini pada individu yang selanjutnya

diimplementasikan dalam kehidupan bermasyarakat.

3. Dipelajari melalui komunikasi simbolik dengan menyimpulkan

dari tindakan.

4. Dipelajari dari tingkat-tingkat yang berbeda, yang menentukan

pengaruh-pengaruh atau akibat-akibat yang berbeda pada

kelakuan. Misalnya tingkat yang berbeda pada tataran etos atau

pandangan hidup, falsafah, dan aturan yang berada pada tataran

pragmatis.

5. Disimpulkan dari tindakan seorang pelaku oleh seorang

pengamat tidak bebas atau berdiri sendiri terlepas dari yang

disimpulkan oleh pelaku, yaitu yang berupa interpretasi yang

sifatnya independen.

6. Merupakan instruksi-instruksi untuk mengkonstruksikan,

mengombinasikan, menginterpretasikan berbagai hal yang

berkaitan dengan simbol-simbol.

7. Dipakai oleh individu yang hanya berfungsi dalam kaitannya

dengan gejala-gejala yang ada.

8. Mempunyai sifat yang menyebabkan individu dapat mengerti

atau menginterpretasikan kegiatan maupun tindakan

kebudayaan yang tidak terbatas dan mewujudkan tindakan

yang tidak terbatas pula.

Dari paparan diatas dapat disimpulkan jika aturan-aturan atau norma

yang muncul dalam masyarakat desa Gawanan sangat penting artinya terhadap

bentuk pola komunikasi mereka yang diwujudkan lewat sikap dan pandangan

hidup orang banyak, maupun cara-cara yang digunakan dalam berinteraksi.

60 L. Dyson, ”Kebudayaan dalam Kajian Tingkah Laku”, dalam Masyarakat dan Kebudayaan

Politik, 1986, Surabaya: Laboratorium Antropologi FISIP Universitas Airlangga, Nomor 4/Tahun

III/Semester Genap, hal. 71

Page 76: POLA KOMUNIKASI MASYARAKAT TRANSISI (Studi Deskriptif .../Pola... · Karanganyar Jawa Tengah ini dikarenakan masyarakatnya memiliki ... setia menggunakan alat transportasi tradisional

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

57

Menurut C. Kluckhohn dalam karangannya yang berjudul Universal

Categories of Culture (1953), merumuskan sebanyak 7 unsur kebudayaan yang

universal61

, yakni:

1. Sistem teknologi

2. Sistem mata pencaharian hidup dan sistem ekonomi

3. Sistem kemasyarakatan

4. Bahasa

5. Kesenian

6. Sistem pengetahuan

7. Sistem kepercayaan / religi

Ketujuh unsur tersebut bersama-sama menyusun suatu pola interaksi

sosial dalam masyarakat. Dimana dalam masyarakat transisi unsur-unsur

kebudayaan tersebut telah banyak mengalami perubahan menuju ke arah yang

lebih modern.

Seperti yang telah dijelaskan pada bagian terdahulu, bahwa masyarakat

Gawanan termasuk masyarakat Transisi, yaitu masyarakat yang mengalami

perubahan dari tradisional menuju modern. Seperti yang diungkapkan oleh J.

Useem dan R.H Useem62

bahwa masyarakat transisi adalah masyarakat yang

sedang mencoba untuk membebaskan diri dari nilai-nilai masa lalu dan

menggapai masa depan dengan terus-menerus membuat nilai-nilai baru atau hal-

hal baru.

61 Burhan Bungin, 2008, Sosiologi Komunikasi: Teori, Paradigma, dan Diskursus Teknologi

Komunikasi di Masyarakat, Jakarta: Kencana Prenada Media Group, cetakan ke-3, hal. 53 62 Sarwono, Sarlito, 1989, Psikologi Remaja, Jakarta: Raja Grafindo Persada

Page 77: POLA KOMUNIKASI MASYARAKAT TRANSISI (Studi Deskriptif .../Pola... · Karanganyar Jawa Tengah ini dikarenakan masyarakatnya memiliki ... setia menggunakan alat transportasi tradisional

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

58

Sebagai masyarakat transisi desa Gawanan telah banyak mengalami

perubahan dari segala aspek kehidupan, misalnya dari aspek ekonomi

masyarakatnya yang semakin meningkat dengan ditandai pergeseran sistem mata

pencaharian dari bidang pertanian ke industri. Sedangkan dari aspek sosial, kini

peralatan hidup dan alat transportasi yang dimiliki oleh masyarakat di desa

Gawanan pun mulai meningkat ke arah modern seperti mobil, truk, dan kendaraan

bermotor. Dari segi perubahan orientasi pendidikan yang semakin meningkat, kini

telah membuka kesempatan bagi warga desa untuk memperoleh kedudukan yang

lebih tinggi serta kehidupan yang lebih baik.

b) Norma dan Nilai

Menurut W.J.S. Poerwadarminta63

dalam Kamus Umum Bahasa

Indonesia, bahwa nilai diartikan sebagai:

1. Harga (dalam arti taksiran harga)

2. Harga sesuatu (uang misalnya), jika diukur atau ditukarkan dengan

yang lain

3. Angka kepandaian; ponten

4. Kadar; mutu; banyak sedikitnya isi

5. Sifat-sifat (hal-hal) yang penting atau berguna bagi kemanusiaan.

Seseorang dalam melakukan sesuatu terlebih dahulu mempertimbangkan

nilai. Dengan kata lain, mempertimbangakan untuk melakukan penilaian tentang

nilai baik dan buruk adalah suatu keharusan. Tolak ukur nilai sosial ditentukan

dari kemanfaatan nilai itu bagi masyarakat. Bila masyarakat masih menganggap

nilai itu baik, maka nilai itu akan tetap dipertahankan. Sebagai contoh saat ini

63 Basrowi, 2005, Pengantar Sosiologi, Bogor: Ghalia Indonesia, hal. 79

Page 78: POLA KOMUNIKASI MASYARAKAT TRANSISI (Studi Deskriptif .../Pola... · Karanganyar Jawa Tengah ini dikarenakan masyarakatnya memiliki ... setia menggunakan alat transportasi tradisional

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

59

perempuan di desa Gawanan yang bekerja diluar rumah kini sudah semakin

banyak, hal ini dinilai sudah tidak diaggap sebagai sesuatu yang jelek dan

menyalahi kodrat. Salah satu alasannya karena desakan ekonomi keluarga,

sehingga banyak perempuan bekerja di luar rumah.

Menurut Huky64

, ada beberapa fungsi umum dari nilai-nilai sosial, yaitu

sebagai berikut:

1. Nilai-nilai menyumbangkan seperangkat alat yang siap dipakai untuk

menetapkan harga sosial dari pribadi dan grup. Nilai-nilai

memungkinkan sistem stratifikasi secara menyeluruh yang ada pada

setiap masyarakat. Mereka membantu orang perorang untuk

mengetahui di mana ia berdiri di depan sesamanya dalam lingkup

tertentu.

2. Cara berpikir dan bertingkah laku secara ideal dalam sejumlah

masyarakat diarahkan atau dibentuk oleh nilai-nilai. Hal ini terjadi

karena anggota masyarakat selalu dapat melihat cara bertindak dan

bertingkah laku yang terbaik, dan ini sangat mempengaruhi dirinya

sendiri.

3. Nilai-nilai merupakan penentu terakhir bagi manusia dalam

memenuhi peranan-peranan sosialnya. Mereka menciptakan minat

dan memberi semangat pada manusia untuk mewujudkan apa yang

diminta dan diharapkan oleh peranan-peranannya menuju

tercapainya sasaran-sasaran masyarakat.

4. Nilai-nilai dapat berfungsi sebagai alat pengawas dengan daya tekan

dan daya mengikat tertentu. Mereka mendorong, menuntun dan

kadang-kadang menekan manusia untuk berbuat yang baik. Nilai-

nilai menimbulkan perasaan bersalah yang cukup menyiksa bagi

orang-orang yang melanggarnya, yang dipandang baik dan berguna

oleh masyarakat.

5. Nilai dapat berfungsi sebagai alat solidaritas dikalangan anggota

kelompok dan masyarakat.

Nilai-nilai seseorang atau kelompok secara langsung dapat

mempengaruhi segala aktivitasnya, terutama dalam rangka menyesuaikan diri

dengan norma-norma yang ada dalam masyarakat sekelilingnya. Nilai dan norma

64 Basrowi, ibid, hal 83

Page 79: POLA KOMUNIKASI MASYARAKAT TRANSISI (Studi Deskriptif .../Pola... · Karanganyar Jawa Tengah ini dikarenakan masyarakatnya memiliki ... setia menggunakan alat transportasi tradisional

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

60

tidak dapat dipisahkan, karena nilai dan norma saling berkaitan satu sama lainnya.

Secara sosiologis dikenal ada empat bagian norma-norma sosial65

, yaitu:

a. Cara berbuat (usage)

Norma yang disebut ‘cara’ hanya dapat mempunyai kekuatan yang dapat

dikatakan sangat lemah dibanding norma yang lainnya. Jika terjadi

pelanggaran terhadapnya (norma) seseorang hanya mendapat sanksi-

sanksi yang ringan, seperti berupa cemoohan atau celaan dari individu

lain yang dihubunginya. Seperti misalnya makan berdecak, makan

sambil berdiri, merupakan perbuatan yang melanggar norma dan

dianggap tidak sopan.

b. Kebiasaan atau perbuatan yang berulang-ulang (folkways)

Kebiasaan mempunyai daya pengikat yang lebih kuat dibanding cara.

Kebiasaan merupakan indikator. Kalau orang-orang lain setuju atau

menyukai perbuatan tertentu yang dilakukan seseorang, maka bisa

menjadi ukuran, misalnya bertutur sapa lembut (sopan santun) terhadap

orang yang lebih tua, mengucapkan salam tiap bertemu dengan orang

lain, dan sebagainya.

c. Tata kelakukan (mores)

Tata kelakuan adalah suatu kebiasaan yang diakui oleh masyarakat

sebagai norma pengatur dalam setiap berperilaku.Tata kelakuan

mempunyai kekuatan pemaksa untuk berbuat dan tidak berbuat sesuatu;

jika terjadi pelanggaran, maka dapat mengakibatkan jatuhnya sanksi,

65 Basrowi, ibid, hal 89

Page 80: POLA KOMUNIKASI MASYARAKAT TRANSISI (Studi Deskriptif .../Pola... · Karanganyar Jawa Tengah ini dikarenakan masyarakatnya memiliki ... setia menggunakan alat transportasi tradisional

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

61

berupa pemaksaan terhadap pelanggarnya untuk kembali menyesuaikan

diridengan tata kelakuan umum sebagaimana yang telah ada. Bentuk

hukumannya biasanya dikucilkan oleh masyarakat dari pergaulan.

d. Adat istiadat (costum)

Adat istiadat adalah tata kelakuan yang berupa aturan-aturan yang

mempunyai sanksi lebih keras. Anggota masyarakat yang melanggar

adat istiadat akan mendapat saksi hukum, baik formal maupun informal.

Didalam masyarakat , norma sosial tidak tertulis dan hanya di ingat serta

diresapi dengan ikut serta dalam interksi yang terjadi antara anggota kelompok

masyarakat itu sendiri. Sebagai peraturan sosial yang berfungsi untuk

mengarahkan perilaku anggota masyarakat , norma sosial dibuat dan disepakati

bersama oleh seluruh warga masyarakat. Seperti misalnya kebiasaan sejak kecil

kita diajarkan untuk berpamitan pada kedua orang tua kita akan pergi keluar

rumah , hal ini merupakan salah satu kebiasaan , kebiasaan berpamitan ini

mencerminkan rasa hormat kita pada orang tua.

c) Simbol-simbol

Salah satu kebutuhan pokok manusia, seperti yang dikatakan Susanne K.

Langer66

, adalah kebutuhan simbolisasi atau penggunaan lambang. Pengertian dari

lambang atau simbol adalah sesuatu yang digunakan untuk menunjuk sesuatu

lainnya, berdasarkan kesepakatan sekelompok orang. Lambang meliputi kata-kata

(pesan verbal), perilaku nonverbal dan obyek yang maknanya disepakati bersama,

66 Dikutip oleh Deddy Mulyana, 2002, Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar, Bandung: PT Remaja

Rosdakarya, hal.83.

Page 81: POLA KOMUNIKASI MASYARAKAT TRANSISI (Studi Deskriptif .../Pola... · Karanganyar Jawa Tengah ini dikarenakan masyarakatnya memiliki ... setia menggunakan alat transportasi tradisional

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

62

misalnya memasang bendera di halaman rumah untuk menyatakan penghormatan

atau kecintaan terhadap negara.

Lambang komunikasi kita artikan sebagai kode atau simbol, atau tanda

yang digunakan komunikator untuk mengubah pesan yang absatrak menjadi

kongkrit. Salah satu lambang komuniksai : mimik, gerak-gerik, bahasa lisan dan

bahasa tulisan. Makna pesan muncul ketika sebuah lambang komuniksi yang

mengacu sebuah obyek dipakai secara konsisten oleh para penggunanya. Saat

itulah terjadi proses pembentukan makna di dalam akal budi para pemakainya.

Makna pada dasarnya terbentuk berdasarkan hubungan antara lambang

komuniaksi (simbol), akal budi manusia penggunanya (pikiran pemakainya), dan

apa yang dilambangkan (obyek).

Seperti misalnya gambaran umum desa Gawanan yang kini telah banyak

dipadati oleh alat transportasi modern seperti mobil, sepeda motor, truk, dan

sebagainya memberikan makna bahwa peralatan hidup dan alat transportasi yang

digunakan di desa Gawanan kini mulai beranjak modern, kepemilikan kendaraan

merupakan representasi kelas sosial dan mobilitas hidup, dan juga perubahan

pakaian/penampilan yang melambangkan identitas diri. Dari segi arsitektur rumah

juga mulai berubah, kini telah banyak rumah-rumah di desa Gawanan yang

memiliki konsep dalam pembangunan rumahnya, ini menyimbolkan bahwa

masyarakat kini telah terbuka dan menjadikan rumah sesuai dengan fungsinya,

karena rumah-rumah tradisional yang masih dapat juga dijumpai di desa Gawanan

ini memiliki ciri bangunan rumah dan kandang hewan masih dalam satu atap,

Page 82: POLA KOMUNIKASI MASYARAKAT TRANSISI (Studi Deskriptif .../Pola... · Karanganyar Jawa Tengah ini dikarenakan masyarakatnya memiliki ... setia menggunakan alat transportasi tradisional

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

63

selain itu juga halaman rumah dijadikan sebagai media untuk bekerja, seperti

menjemur batu bata, menjemur gabah, dan sebagainya.

d) Pranata-pranata / lembaga sosial

Menurut Koentjaraningrat67

, pranata sosial adalah suatu sistem tata

kelakuan dan hubungan yang berpusat kepada aktivitas-aktivitas untuk memenuhi

kompleks-kompleks kebutuhan khusus dalam kehidupan masyarakat. Pranata

Sosial adalah wadah yang memungkinkan masyarakat untuk berinteraksi menurut

pola perilaku yang sesuai dengan norma yang berlaku. Horton dan Hunt68

mengartikan pranata sosial sebagai suatu hubungan sosial yang terorganisir yang

memperlihatkan nilai-nilai dan prosedur-prosedur yang sama dan yang memenuhi

kebutuhan-kebutuhan dasar tertentu dalam masyarakat.

Lembaga kemasyarakatan yang bertujuan memenuhi kebutuhan-

kebutuhan pokok manusia pada dasarnya mempunyai beberapa fungsi, yaitu69

:

1. Memberikan pedoman kepada anggota masyarakat, bagaimana mereka

harus bertingkah laku atau bersikap di dalam menghadapi masalah-

masalah dalam masyarakat, terutama yang menyangkut kebutuhan-

kebutuhan.

2. Menjaga keutuhan masyarakat

3. Memberikan pegangan kepada masyarakat untuk mengadakan sistem

pengendalian sosial (social control). Artinya, sistem pengawasan

masyarakat terhadap tingkah laku anggota-anggotanya.

67 Dikutip oleh Soerjono Soekanto, 1990, Sosiologi Suatu Pengantar, Jakarta: PT Rajagrafindo

Persada, hal. 197 68 http://massofa.wordpress.com/2007/12/14/pert-9/. Diunduh tanggal 14 Juli 2009 jam 20.16

WIB 69 Soerjono Soekanto, Op.Cit, hal. 199

Page 83: POLA KOMUNIKASI MASYARAKAT TRANSISI (Studi Deskriptif .../Pola... · Karanganyar Jawa Tengah ini dikarenakan masyarakatnya memiliki ... setia menggunakan alat transportasi tradisional

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

64

Keberadaan lembaga sosial selalu melekat pada setiap masyarakat. Hal

ini disebabkan karena setiap masyarakat pasti memiliki kebutuhan-kebutuhan

pokok yang apabila dikelompokkan maka akan terbentuk menjadi lembaga sosial.

e) Komunikasi Antarpribadi

Komunikasi anatarpribadi (interpersonal communication) adalah

komunikasi antara orang-orang secara tatap muka, yang memungkinkan setiap

pesertanya menangkap reaksi orang lain secara langsung, baik secara verbal

maupun nonverbal70

. Keberhasilan komunikasi menjadi tanggung jawab para para

peserta komunikasi. Kedekatan hubungan pihak-pihak yang berkomunikasi akan

tercermin pada jenis-jenis pesan atau respon nonverbal mereka, seperti sentuhan,

tatapan mata yang ekspresif, dan jarak fisik yang sangat dekat. Seperti komunikasi

yang terjadi pada ibu rumah tangga di desa Gawanan dalam mengumpulkan

berbagai informasi, akan terasa lebih akrab apabila dilakukan dengan komunikasi

antarpribadi. Jelas sekali, bahwa komunikasi antarpribadi sangat potensial untuk

mempengaruhi atau membujuk orang lain, karena dalam pelaksanaannya kita

dapat menggunakan kelima alat indera kita untuk mempertinggi daya bujuk pesan

yang kita komunikasikan.

Keefektifan dari komunikasi antarpribadi terjadi apabila tujuan untuk

mengubah pendapat, sikap dan tingkah laku komunikan dapat tercapai. Dalam

komunikasi antarpribadi terdapat pengaruh dan mempengaruhi antara kedua belah

pihak. Situasi komunikasi antarpribadi bagi komunikator sangatlah penting,

70 Deddy Mulyana, 2002, Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar, Bandung: PT Remaja Rosdakarya,

hal.73.

Page 84: POLA KOMUNIKASI MASYARAKAT TRANSISI (Studi Deskriptif .../Pola... · Karanganyar Jawa Tengah ini dikarenakan masyarakatnya memiliki ... setia menggunakan alat transportasi tradisional

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

65

karena komunikator dapat mengetahui diri komunikan selengkap-lengkapnya. Ia

dapat mengetahui namanya, pekerjaannya, pendidikannya, agamanya, dan

sebagainya.

Sebagai komuniksi yang paling lengkap dan paling

sempurna,komunikasi antarpribadi berperan penting hingga kapanpun, selama

manusia masih mempunyai emosi. Kenyataannya komunikasi dengan model tata

muka ini membuat manusia terasa lebih akrab dengan sesamanya, berbeda dengan

komunikasi melalui media massa seperti surat kabar dan televisi yang

penyampaian pesannya dilakukan melalui media terlebih dahulu, dan feedback

yang terjadi tidak secara langsung.

f ) Komunikasi Kelompok

Kelompok adalah sekumpulan orang yang mempunyai tujuan bersama,

yang berinteraksi satu sama yang lainnya untuk mencapai tujuan bersama,

mengenal satu sama lainnya, dan memandang mereka sebagai bagian dari

kelompok tersebut71

. Komunikasi kelompok telah digunakan masyarakat desa

Gawanan untuk saling bertukar informasi, menambah pengetahuan, mengubah

sikap dan perilaku serta meningkatkan kesadaran para pelakunya. Komunikasi

kelompok yang berlangsung dapat diklasifikasikan dalam dua bentuk kelompok

yang terdapat pada masyarakat desa Gawanan yaitu kelompok primer dan

kelompok sekunder.

71 Deddy Mulyana, ibid, hal. 74

Page 85: POLA KOMUNIKASI MASYARAKAT TRANSISI (Studi Deskriptif .../Pola... · Karanganyar Jawa Tengah ini dikarenakan masyarakatnya memiliki ... setia menggunakan alat transportasi tradisional

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

66

Menurut Charles Horton Cooley (1930)72

, kelompok primer adalah

kelompok-kelompok yang ditandai ciri-ciri, kenal-mengenal antara anggota-

anggotanya serta kerja sama erat yang bersifat pribadi. Karakteristik dari

komunikasi kelompok primer dapat terlihat dari :

1. Kualitas komunikasi pada kelompok primer bersifat dalam dan

meluas. Dalam, artinya menembus kepribadian yang paling

tersembunyi, menyingkapkan unsur-unsur backstage (perilaku

yang hanya ditampakkan pada suasana privat saja). Meluas, artinya

sedikit sekali kendala yang menentukan rentangan dan cara

berkomunikasi. Pada kelompok primer, diungkapkan hal-hal yang

bersifat pribadi dengan menggunakan berbagai lambang, verbal

maupun nonverbal.

2. Komunikasi pada kelompok primer bersifat personal. Dalam

kelompok primer, yang penting adalah siapa dia, bukan apakah

dia. Hubungan dengan anggota kelompok primer bersifat unik dan

tidak daapt dipindahkan (nontransferable).

3. Pada kelompok primer, komunikasi lebih menekankan aspek

hubungan daripada aspek isi, demi memelihara hubungan baik.

4. Pesan yang disampaikan bersifat ekspresif dan informal. 73

72 Basrowi, 2005, Pengantar Sosiologi, Bogor: Ghalia Indonesia, hal. 52 73 Dikutip dari tulisan Charles Horton Cooley dalam bukunya yang klasik Social Organization,

yang dicuplik oleh Djalaludin Rakhmat (2001) pada buku Psikologi Komunikasi. Bandung: PT

Remaja Rosdakarya, hal 142. Charles Cooley membagi kelompok komunikasi menjadi dua, yaitu

kelompok primer dan kelompok sekunder. Kelompok primer adalah kelompok komunikasi yang

berlangsung secara intim, seperti komunikasi keluarga (orangtua-anak), komunikasi dengan

tetangga dekat, atau komunikasi dengan teman dekat. Sedangkan kelompok sekunder adalah

kelompok komunikasi yang sifatnya dangkal, tidak ada keterkaitan hubungan yang intim, seperti

komunikasi yang terjadi pada kumpulan ibu-ibu arisan PKK, pengajian, atau posyandu.

Page 86: POLA KOMUNIKASI MASYARAKAT TRANSISI (Studi Deskriptif .../Pola... · Karanganyar Jawa Tengah ini dikarenakan masyarakatnya memiliki ... setia menggunakan alat transportasi tradisional

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

67

Salah satu sifat utama hubungan-hubungan primer adalah kesamaan

tujuan dari individu-individu yang tergabung didalamnya. Hubungan itu bukan

merupakan alat untuk mencapai tujuan, tetapi bahkan merupakan salah satu tujuan

utama. Hal ini berarti bahwa hubungan tersebut terlepas dari unsur-unsur kontrak,

ekonomi, politik maupun hubungan kerja. Hubungan tersebut bersifat pribadi,

spontan, sentimental dan inklusif.

Kelompok sekunder merupakan kebalikan dari kelompok primer yaitu

lebih bersifat formal, regular, dan terencana. Hubungan yang terjalin pada

kelompok sekunder tidak begitu akrab, tidak personal, dan tidak terikat secara

emosional. Komunikasi kelompok sekunder dapat diamati dalam perkumpulan-

perkumpulan dalam masyarakat seperti arisan, Karang Taruna, Pengajian, dan

Posyandu.

g) Pola Komunikasi

Berdasarkan pengamatan para pakar komunikasi, Thomas M. Scheidel

mengemukakan bahwa ”manusia berkomunikasi terutama untuk menyatakan dan

mendukung identitas diri, untuk membangun kontak sosial dengan orang disekitar

kita, dan untuk mempengaruhi orang lain untuk merasa, berpikir, atau berprilaku

seperti yang kita inginkan.”74

Istilah komunikasi berasal dari bahasa latin communicatio, dan bersumber dari

kata communis yang berarti sama. Sama di sini maksudnya adalah sama makna.

Definisi komunikasi menurut Carl I. Hovland,75

komunikasi adalah proses di mana

seseorang (komunikator) menyampaikan perangsang (biasanya lambang bahasa) untuk

74 Thomas M.Scheidel. 1976, Speech Communication and Human Interaction. Edisi ke 2.

Glenville, III: Scott, Foresman & Co, hal. 27 75 Onong Uchjana Effendy, Dimensi-Dimensi Komunikasi, Bandung: Alumni, hal. 12

Page 87: POLA KOMUNIKASI MASYARAKAT TRANSISI (Studi Deskriptif .../Pola... · Karanganyar Jawa Tengah ini dikarenakan masyarakatnya memiliki ... setia menggunakan alat transportasi tradisional

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

68

mengubah perilaku orang lain (komunikan). Jika antara komunikator dan komunikan

terdapat persamaan dalam pengertian, sikap, dan bahasa, komunikasi antara

mereka akan lebih efektif. Kesamaan antara komunikator dan komunikan itu

menimbulkan kemungkinan bagi mereka untuk berkomunikasi. Lebih sering

berkomunikasi, lebih besar kemungkinan untuk berkomunikasi secara efektif.

Pengertian pola adalah model, sistem, cara kerja. Bila dikaitkan dengan

komunikasi maka pengertiannya merupakan penyampaian informasi yang

dilakukan oleh seseorang dengan memberikan tafsiran pada perilaku orang lain

(yang bewujud pembicaraan, gerak badaniyah atau sikap), perasaan-perasaan

tentang apa yang ingin disampaikan oleh orang tersebut.

Pola komunikasi yang terjadi pada ibu-ibu rumah tangga masyarakat

transisi di desa Gawanan ini dapat diartikan sebagai cara-cara berkomunikasi yang

dilakukan oleh individu maupun kelompok ibu-ibu rumah tangga. Cara-cara

tersebut meliputi bagaimana masyarakat berinteraksi dengan menggunakan

simbol-simbol yang telah disepakati sebelumnya. Hal ini kemudian akan

mempengaruhi pola komunikasi yang terbangun dalam satu komunitas

masyarakat tertentu.

Masyarakat desa Gawanan disebut sebagai masyarakat transisi karena

latar belakang budaya mereka yang berawal dari sistem tradisional menuju pada

arah yang lebih maju dan modern. Selain itu juga terdapat simbol-simbol yang

didalamnya dapat dimaknai dalam bentuk-bentuk bahasa verbal maupun

nonverbal yang ditandai dengan adanya komunikasi antarpribadi yang

terekspresikan dalam bahasa maupun gerak tubuh dalam berkomunikasi oleh para

Page 88: POLA KOMUNIKASI MASYARAKAT TRANSISI (Studi Deskriptif .../Pola... · Karanganyar Jawa Tengah ini dikarenakan masyarakatnya memiliki ... setia menggunakan alat transportasi tradisional

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

69

ibu rumah tangga masyarakat transisi yang memiliki karakter komunikasi bersifat

personal dan terbuka terhadap berbagai informasi.

Selain itu, nilai dan norma yang mereka anut melahirkan pranata-pranata

sosial yang mengatur kehidupan mereka dalam bermasyarakat yang tercermin

dalam komunikasi kelompok yang terjadi dalam masyarakat. Komunikasi

kelompok baik primer maupun sekunder yang terjadi pada masyarakat desa

Gawanan memberikan pengaruh terhadap pola perilaku maupun pola pengambilan

keputusan yang ada dalam masyarakat.

Page 89: POLA KOMUNIKASI MASYARAKAT TRANSISI (Studi Deskriptif .../Pola... · Karanganyar Jawa Tengah ini dikarenakan masyarakatnya memiliki ... setia menggunakan alat transportasi tradisional

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

70

BAB II

DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN

A. Keadaan Umum Desa Gawanan

Secara administratif desa Gawanan merupakan salah satu dari sekian

banyak desa yang termasuk dalam wilayah Kecamatan Colomadu, Kabupaten

Karanganyar. Desa Gawanan memiliki struktur pemerintahan desa seperti desa-

desa lainnya yang dipimpin oleh seorang kepala desa dan dipilih melalui

mekanisme pemilihan kepala desa secara langsung.

Pada umumnya dari tahun ke tahun keadaan desa Gawanan terus

mengalami perkembangan yang cukup pesat, maka apabila ditinjau dari beberapa

aspek kehidupan masyarakatnya, hingga kini desa Gawanan telah banyak

mengalami perubahan. Misalnya perubahan dalam masalah pekerjaan, masyarakat

yang dulunya masih bersifat homogen (petani dan pedagang) kini mengalami

pluralitas, mereka banyak yang berpindah dari sektor pertanian ke pola pekerjaan

yang berada diluar pertanian, misalnya dengan menjadi pegawai, buruh, guru

maupun pekerjaan-pekerjaan lain yang masih terkait dengan sektor jasa.

Fenomena tersebut juga didukung letak desa yang strategis untuk

pengembangan lahan-lahan perumahan, sarana transportasi serta pembangunan

lahan untuk usaha industri. Dengan letak yang berada di pusat perhubungan antar

kota dan kabupaten di sekitarnya sehingga menjadikan desa Gawanan sebagai

salah satu wilayah yang memiliki kepadatan penduduk yang cukup tinggi yang

diakibatkan karena jumlah penduduk dari tahun ke tahun selalu mengalami

70

Page 90: POLA KOMUNIKASI MASYARAKAT TRANSISI (Studi Deskriptif .../Pola... · Karanganyar Jawa Tengah ini dikarenakan masyarakatnya memiliki ... setia menggunakan alat transportasi tradisional

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

71

peningkatan yaitu sekitar 0,5%-1% tiap tahunnya, ditambah lagi Kecamatan

Colomadu yang letaknya berada di kawasan segitiga, yaitu berbatasan dengan

Kotamadya Surakarta, Kabupaten Boyolali dan Kabupaten Sukoharjo.

Dengan semakin bertambahnya jumlah penduduk yang terus meningkat

mau tidak mau Desa Gawanan harus menyediakan lahan pemukiman yang cukup

luas, diantaranya dengan cara mengalih fungsikan lahan-lahan pertanian (lahan

kritis76

) menjadi lokasi pemukiman.

Dalam kehidupan sosial budaya, masyarakat desa Gawanan masih

memiliki pegangan yang cukup kuat terhadap pengaruh-pengaruh dari luar, seperti

misalnya kehadiran para pendatang yang menetap di desa Gawanan. Hal ini

disebabkan karena pada umumnya mereka (pendatang) hanya membawa budaya-

budaya lokal atau pendatang tersebut hanya datang dari daerah di sekitar desa

Gawanan dengan keadaan budaya yang tidak jauh berbeda dari budaya yang ada

pada masyarakat desa Gawanan. Pada akhirnya dengan perkembangan-

perkembangan yang ada pada desa Gawanan menjadikan terjadinya beberapa

perubahan dalam kehidupan bermasyarakat seperti, tingkat pendapatan, tingkat

pendidikan, pola pekerjaan, sarana transportasi, kesenian, sistem religi, hingga

organisasi sosial masyarakat.

76 Lahan Kritis merupakan lahan yang keadaan fisiknya demikian rupa sehingga lahan tersebut

tidak dapat berfungsi secara baik sesuai dengan peruntukkannya sebagai media produksi maupun

sebagai media tata air. Demikian halnya lahan-lahan pertanian di desa Gawanan yang sudah tidak

produktif untuk ditanami kemudian dialih fungsikan menjadi lahan pemukiman.

Page 91: POLA KOMUNIKASI MASYARAKAT TRANSISI (Studi Deskriptif .../Pola... · Karanganyar Jawa Tengah ini dikarenakan masyarakatnya memiliki ... setia menggunakan alat transportasi tradisional

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

72

B. Kondisi Fisik dan Geografis

B.1. Letak Wilayah

Desa Gawanan terletak di Kecamatan Colomadu, Kabupaten

Karanganyar, dan Propinsi Jawa Tengah. Wilayah desa Gawanan seluas 131,

3330 Ha. Dilewati oleh jalan utama Adi Sumarmo yang menghubungkan antara

Kabupaten Boyolali dan Kotamadya Surakarta, sehingga membagi desa menjadi

dua wilayah yaitu sebelah selatan jalan Adi Sumarmo dan sebelah barat jalan Adi

Sumarmo. Jalan Adi Sumarmo merupakan jalur alternatif yang dilewati truk-truk

pengangkut barang yang kerap kali melintas di malam hari.

Wilayah desa Gawanan di sebelah utara jalan Adi Sumarmo masih

memiliki banyak lahan yang dimanfaatkan untuk pertanian dan tegalan. Tanah di

bagian utara ini rata-rata lebih subur dan lebih cocok untuk pengairan karena

dilewati Kali Pepe yang melintasi desa Gawanan dari timur ke barat dan

merupakan batas antara desa Gawanan dengan Kabupaten Boyolali.

Wilayah di sebelah selatan jalan Adi Sumarmo merupakan daerah

pemukiman baru berupa komplek perumahan. Tanah persawahan maupun tegalan

di wilayah desa Gawanan selatan kini sudah mulai jarang ditemui karena sebagian

besar lahan persawahan dan tegalan telah berubah menjadi komplek pemukiman

warga pendatang berupa bangunan model perumahan yang teratur dan tertata rapi.

Telah banyak komplek perumahan yang dibangun sejak tahun 1990 hingga

sekarang, seperti misalnya Perumahan Madu Asri, Perumahan Gawanan Indah,

Perumahan Puri Angkasa (1, 2, dan 3), Perumahan Harapan Indah, Habitat estate,

dan beberapa perumahan yang masih dalam tahap pembangunan. Tiap tahun

Page 92: POLA KOMUNIKASI MASYARAKAT TRANSISI (Studi Deskriptif .../Pola... · Karanganyar Jawa Tengah ini dikarenakan masyarakatnya memiliki ... setia menggunakan alat transportasi tradisional

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

73

selalu ada pembebasan lahan pertanian dan beralih fungsi menjadi komplek

perumahan, hal ini dikarenakan lokasi desa Gawanan yang terletak di Kecamatan

Colomadu yang merupakan kawasan segitiga ini memiliki letak strategis dan

berbatasan dengan Kotamadya Surakarta serta Kabupaten Boyolali dan Kabupaten

Sukoharjo dan merupakan daerah transit yang cukup ramai dan padat. Selain itu

keunggulan wilayah desa Gawanan dalam pembangunan komplek perumahan

sebagai tempat untuk bermukim adalah Desa Gawanan letaknya di pinggir kota,

sehingga memiliki suasana yang tenang, tidak bising, karena jauh dari pusat

industri dan pabrik-pabrik sehingga bebas dari polusi dan limbah pabrik, serta

memiliki kualitas air bersih yang baik, air bersih yang berasal dari sumber mata

air Cakratulung yang terletak di Kabupaten Boyolali. Adanya lokasi yang strategis

dan jalur transportasi yang baik membuat kawasan ini digemari para investor

untuk membangun kawasan pemukiman seperti perumahan.

Desa Gawanan yang di lintasi jalan Adi Sumarmo, menghubungkan

transportasi dari arah Barat ke Timur dan Selatan, ataupun sebaliknya dari arah

Timur ke Barat dan Utara. Desa Gawanan di lewati oleh aliran Kali Pepe dengan

ketinggian tanah di Desa Gawanan yaitu 144 meter dari permukaan laut, dan tipe

topografinya berupa dataran rendah. Sedangkan suhu udara rata-rata adalah

sebesar 24º- 32ºC.

Karena berfungsi sebagai jalur transportasi, desa Gawanan juga sebagai

daerah transit bagi masyarakat yang mau berpergian ke arah Selatan (Kartasura,

Klaten, Yogyakarta), arah Barat (Bandara Adi Sumarmo, Boyolali, Semarang),

arah Timur (Solo, Karanganyar, Tawangmangu). Sementara Solo dan Boyolali

Page 93: POLA KOMUNIKASI MASYARAKAT TRANSISI (Studi Deskriptif .../Pola... · Karanganyar Jawa Tengah ini dikarenakan masyarakatnya memiliki ... setia menggunakan alat transportasi tradisional

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

74

merupakan lokasi yang paling dekat dengan desa Gawanan dibandingkan dengan

Karanganyar yang dalam hal ini merupakan pusat pemerintahan desa Gawanan.

Keadaan di sekitar Kecamatan Colomadu cukup ramai dan padat karena

berada di kawasan segitiga, yaitu dekat dengan pusat pemerintahan kota Solo,

dekat dengan Bandara Adi Sumarmo yang letaknya di Kabupaten Boyolali serta

dekat dengan terminal Gunung Pare yang berada di Kabupaten Sukoharjo. Oleh

karena itu tidaklah mengherankan bila transportasi merupakan salah satu bagian

yang tidak terlepaskan dari desa Gawanan. Dengan tersedianya transportasi yang

memadai maka akses untuk mobilitas masyarakat Gawanan ke luar desa akan

lebih lancar.

Dengan adanya transportasi yang lancar maka jarak antara desa

Gawanan dengan daerah lainnya lebih mudah ditempuh seperti misalnya :

1. Jarak dengan pusat pemerintahan Kecamatan Colomadu 1 kilometer

ke arah Barat.

2. Jarak dengan pusat pemerintahan Kabupaten Karanganyar 25

kilometer ke arah Timur.

3. Jarak dengan pusat pemerintahan Propinsi Jawa Tengah 95 kilometer

ke arah Barat Daya.

Desa Gawanan dapat ditempuh dengan melalui dua jalur, yaitu melalui

jalan Adi Sumarmo dan jalan raya Adi Sucipto. Transportasi umum yang bisa

dipergunakan adalah bis kota dan angkuta berwarna kuning jalur I. Transportasi

umum yang menuju ke arah timur yaitu ke Kotamadya Surakarta dan Kabupaten

Karanganyar terdapat bis kota, seperti Surya Kencana jalur B, Nusa jalur B dan

Page 94: POLA KOMUNIKASI MASYARAKAT TRANSISI (Studi Deskriptif .../Pola... · Karanganyar Jawa Tengah ini dikarenakan masyarakatnya memiliki ... setia menggunakan alat transportasi tradisional

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

75

Karunia Mulya. Sedangkan bila hendak menuju arah Kabupaten Sukoharjo

terdapat bis kota Budhi Utomo.

Secara administratif batas wilayah Kalurahan Gawanan adalah di

sebelah utara berbatasan dengan Kabupaten Boyolali yang dipisahkan dengan

aliran Kali Pepe, di sebelah Timur berbatasan dengan Desa Tohudan Kecamatan

Colomadu, sebelah Selatan berbatasan dengan wilayah Desa Paulan Kecamatan

Colomadu, dan di sebelah barat berbatasan dengan wilayah Desa Malangjiwan

Kecamatan Colomadu.

Gambar 2.1. Peta Desa Gawanan (Lihat Lampiran)

Pola perkampungan Desa Gawanan terdiri atas 4 dusun yang letaknya

saling berdekatan, yaitu

1. Dusun Gawanan Barat

Terdiri dari 3 RW yaitu:

Page 95: POLA KOMUNIKASI MASYARAKAT TRANSISI (Studi Deskriptif .../Pola... · Karanganyar Jawa Tengah ini dikarenakan masyarakatnya memiliki ... setia menggunakan alat transportasi tradisional

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

76

RW I, terdapat 5 RT

RW II, terdapat 5 RT

RW IX, terdapat 4 RT

2. Dusun Ngerangan

Terdiri dari 3 RW yaitu:

RW III, terdapat 4 RT

RW IV, terdapat 3 RT

RW IX, terdapat 5 RT

3. Dusun Dalatan

Terdiri dari 1 RW yaitu:

RW X, terdapat 5 RT

4. Dusun Gawanan Timur

Terdiri dari 3 RW yaitu:

RW VI, terdapat 2 RT

RW VII, terdapat 4 RT

RW VIII, terdapat 3 RT

B.2. Luas Wilayah

Bila melihat dari luas keseluruhan Desa Gawanan adalah 135.9683 ha,

sebagian dari luas lahan pertanian telah dipakai untuk pembangunan fisik (gedung

sekolah, perkantoran, perumahan) dengan menghabiskan lahan sekitar 56.6895 ha.

Diantaranya lahan tersebut dipergunakan juga untuk pembangunan sarana

perdagangan, perumahan, serta pembangunan keperluan fasilitas umum.

Page 96: POLA KOMUNIKASI MASYARAKAT TRANSISI (Studi Deskriptif .../Pola... · Karanganyar Jawa Tengah ini dikarenakan masyarakatnya memiliki ... setia menggunakan alat transportasi tradisional

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

77

Tabel 2.1. Penggunaan Lahan di Desa Gawanan Tahun 2008 (ha)

Jenis Tanah Luas Tanah (ha)

Tanah Sawah 38.0260

Tanah Kering (bangunan) 56.6895

Tegalan 35.7205

Sungai, jalan, kuburan 3.3973

Fasilitas Umum 2135

Jumlah 135.9683

Sumber : Monografi Desa Gawanan, per Desember Tahun 2008

Dilihat dari tabel penggunaan lahan di desa Gawanan, yang paling luas

adalah untuk tanah kering (bangunan) yang berupa areal pemukiman warga asli

dan pendatang yang berupa perumahan yaitu sekitar 40% dari jumlah keseluruhan

lahan di desa Gawanan. Sedangkan untuk lahan pertanian kini hanya tinggal

38.0260 Ha atau sekitar 28% dan sekitar 35.7205 Ha atau 26% berupa tegalan dan

sisanya merupakan jalan, sungai, kuburan dan fasilitas umum sarana dan

prasarana penunjang kebutuhan masyarakat.

C. Keadaan Penduduk

C.1. Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin

Dengan kondisi lingkungan yang tenang dan tidak bising karena

letaknya jauh dari pusat industri dan pabrik-pabrik sehingga bebas dari polusi dan

limbah pabrik membuat keberadaan desa Gawanan menjadi salah satu lokasi yang

dipilih oleh masyarakat untuk dijadikan tempat berdomisili. Banyak alasan yang

Page 97: POLA KOMUNIKASI MASYARAKAT TRANSISI (Studi Deskriptif .../Pola... · Karanganyar Jawa Tengah ini dikarenakan masyarakatnya memiliki ... setia menggunakan alat transportasi tradisional

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

78

dapat dikemukakan untuk memilih desa Gawanan sebagai tempat tinggal, seperti

misalnya : letak yang strategis, kualitas air bersih yang baik, pembangunan

komplek perumahan yang semakin banyak sehingga memungkinkan semakin

banyak rumah yang siap untuk ditempati.

Hal tersebut menyebabkan pertambahan penduduk serta kepadatan tidak dapat

dihindari.

Perkembangan yang terus-menerus terjadi di Desa Gawanan menjadikan

pertambahan penduduk dari tahun ke tahun juga terus meningkat, terlihat dari

jumlah penduduk pada tahun 2008 sekitar 4.911 jiwa. Padahal pada tahun-tahun

sebelumnya jumlah penduduk masih berkisar 4.097 jiwa, hal ini dapat dilihat pada

tabel berikut ini :

Tabel 2.2. Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin

Tahun Laki-laki

(jiwa) (%)

Perempuan

(jiwa) (%)

Jumlah (%)

2004 2055 50,16 2042 49,84 4097 100

2005 2116 50,04 2113 49,96 4229 100

2006 2157 50,07 2151 49,93 4308 100

2007 2181 50,04 2177 49,96 4358 100

2008 2463 50,16 2448 49,84 4911 100

Sumber : Monografi Desa Gawanan, Tahun 2004 - 2008

Dari tabel di atas terlihat persentase jumlah penduduk yang selalu

mengalami peningkatan tiap tahunnya. Pada tahun 2007 hingga tahun 2008

terlihat peningkatan jumlah penduduk yang cukup drastis sekitar 12,6% dari

Page 98: POLA KOMUNIKASI MASYARAKAT TRANSISI (Studi Deskriptif .../Pola... · Karanganyar Jawa Tengah ini dikarenakan masyarakatnya memiliki ... setia menggunakan alat transportasi tradisional

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

79

jumlah penduduk desa Gawanan secara keseluruhan. Pada tahun tersebut

merupakan tahun dimana beberapa komplek perumahan baru yang telah dibangun

mulai dipasarkan, seperti : Habitat estate, Puri Angkasa (2 dan 3) dan perumahan

Harapan Indah. Jadi naiknya jumlah penduduk lebih disebabkan oleh datangnya

para penduduk dari luar desa Gawanan yang berdiam dan berdomisili di desa

tersebut.

Makin pesatnya pertumbuhan penduduk desa Gawanan selain karena

letaknya yang strategis juga disebabkan karena beralih fungsinya lahan-lahan

pertanian menjadi perumahan. Dengan tersedianya sarana transportasi yang

memadai serta lahan pemukiman seperti komplek perumahan, maka dengan

sendirinya dapat menarik penduduk di luar desa untuk tinggal dan menetap di

desa Gawanan. Pada saat itu penduduk asli desa Gawanan mulai berkurang

dimana jumlah mereka jauh lebih sedikit dibandingkan dengan pendatang.

Komposisi penduduk menurut umur dan dan jenis kelamin di desa

Gawanan pada tahun 2008. Pada tahun ini terjadi peningkatan jumlah penduduk

yang cukup tinggi, komposisinya dapat dilihat dari tabel berikut :

Page 99: POLA KOMUNIKASI MASYARAKAT TRANSISI (Studi Deskriptif .../Pola... · Karanganyar Jawa Tengah ini dikarenakan masyarakatnya memiliki ... setia menggunakan alat transportasi tradisional

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

80

Tabel 2.2.1 Komposisi Penduduk Menurut Umur dan Jenis Kelamin

Tahun 2008

No. Umur

(th)

Laki-laki

(jiwa)

Perempuan

(jiwa)

Jumlah

(jiwa)

Prosentase

(%)

1. 00 – 04 480 448 928 18,9

2. 05 – 09 314 311 625 12,7

3. 10 – 14 228 217 445 9,1

4. 15 – 19 267 268 535 10,9

5. 20 – 24 203 198 401 8,2

6. 25 – 29 224 198 422 8,6

7. 30 – 34 186 180 366 7,4

8. 35 – 39 150 219 369 7,5

9. 40 – 44 134 127 261 5,3

10. 45 – 49 86 91 177 3,6

11. 50 – 54 62 68 130 2,6

12. 55 – 59 72 68 140 2,9

13. 60 – 64 47 36 83 1,7

14. 65 keatas 10 19 29 0,6

Jumlah 2463 2448 4911 100,0

Sumber : Monografi Desa Gawanan, Tahun 2004 – 2008

Page 100: POLA KOMUNIKASI MASYARAKAT TRANSISI (Studi Deskriptif .../Pola... · Karanganyar Jawa Tengah ini dikarenakan masyarakatnya memiliki ... setia menggunakan alat transportasi tradisional

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

81

Dari tabel diatas, komposisi penduduk menurut umur dan jenis kelamin

dapat digolongkan dalam tiga kategori, yaitu :

1. Usia belum produktif yaitu usia 0 – 14 tahun

2. Usia kerja produktif yaitu usia 15 – 59 tahun

3. Usia tidak produktif yaitu usia 60 tahun – keatas

Untuk usia belum produktif yaitu usia 0 – 14 tahun sebesar 1.998 jiwa

atau 40,7%. Untuk usia kerja produktif yaitu usia 15 – 59 tahun sebesar 2.801

jiwa atau 57%. Dan untuk usia produktif yaitu usia 60 tahun keatas sebesar 112

jiwa atau 2,3%.

Apabila rentang usia 15 – 59 tahun disebut usia produktif, jumlah

penduduk produktif di Desa Gawanan adalah 2.801 jiwa, atau sekitar 57%.

Sementara itu penduduk tidak produktif (usia 0- 14 tahun dan 57 tahun ke atas)

adalah sebanyak 2.110 jiwa atau 43%. Berdasarkan data tersebut, maka angka

ketergantungan hidup antara usia produktif dan usia tidak produktif adalah sekitar

1 : 1, artinya seorang penduduk berusia produktif menanggung seorang penduduk

yang tidak produktif. Informasi yang bersifat perbandingan usia kerja adalah

bahwa tingkat kesejahteraan penduduk Desa Gawanan cukup baik, karena jumlah

penduduk usia produktif lebih banyak dibanding yang tidak produktif.

C.2. Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan

Dari jumlah penduduk yang semakin meningkat dan padat tersebut, desa

Gawanan juga harus di dukung dengan sumber daya manusianya yang berkualitas.

Ini terlihat dengan jumlah lulusan sekolah dasar, sekolah lanjutan tingkat pertama,

Page 101: POLA KOMUNIKASI MASYARAKAT TRANSISI (Studi Deskriptif .../Pola... · Karanganyar Jawa Tengah ini dikarenakan masyarakatnya memiliki ... setia menggunakan alat transportasi tradisional

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

82

hingga menengah umun dan perguruan tinggi dari tahun ke tahun terus meningkat.

Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dari tabel berikut ini:

Tabel 2.3. Jumlah Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan

Tahun SD SLTP SLTA Akademi

(D1–D3)

PT

(S1-S2)

Jumlah Jumlah

Penduduk

2004 616 671 1313 132 257 2989 4097

2005 628 682 1333 139 369 3151 4229

2006 631 690 1327 151 382 3181 4308

2007 604 681 1326 153 387 3151 4358

2008 601 694 1404 186 439 3324 4911

Sumber : Monografi Desa Gawanan, Tahun 2004 – 2008

Selain pendidikan formal, beberapa penduduk telah menamatkan

pendidikan khusus. Diantaranya adalah lulusan Pondok Pesantren sebanyak 2

orang, lulusan Pendidikan Keagamaan sebanyak 4 orang, tamatan Sekolah Dasar

Luar Biasa sebanyak 2 orang, dan masyarakat yang mengambil

Kursus/keterampilan sebanyak 12 orang.

Tingkat pendidikan terbagi dalam tiga kategori, yaitu :

1. Tingkat pendidikan rendah yaitu tidak sekolah sampai tamat SLTP

2. Tingkat pendidikan menengah yaitu tamat SLTA

3. Tingkat pendidikan tinggi yaitu tamat Akademik atau Perguruan Tinggi.

Dari data yang ditunjukkan diatas tampak jelas persentase penduduk

yang memiliki tingkat pendidikan yang cukup baik yaitu sekitar 72% dari

keseluruhan penduduk telah memiliki pendidikan. Tampak bahwa masyarakat

Page 102: POLA KOMUNIKASI MASYARAKAT TRANSISI (Studi Deskriptif .../Pola... · Karanganyar Jawa Tengah ini dikarenakan masyarakatnya memiliki ... setia menggunakan alat transportasi tradisional

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

83

desa Gawanan memiliki kesadaran yang cukup akan pentingnya pendidikan.

Tingkat pendidikan penduduk sangat memenuhi standar pendidikan yang

dicanangkan pemerintah yaitu pendidikan dasar 9 tahun.

Dari tahun ke tahun perkembangan tingkat pendidikan masyarakat desa

Gawanan menunjukkan hasil yang cukup menggembirakan, dimana dengan

jumlah penduduk sekitar 4.911 orang, 3.324 diantaranya telah mengenyam

pendidikan maka bila diamati kembali telah terjadi peningkatan yang lebih baik

dari tahun sebelumnya. Semua ini tidaklah lepas dari pengembangan-

pengembangan sarana dan prasarana pendidikan yang ada di desa Gawanan yaitu

dengan didirikannya gedung-gedung sekolahan. Desa Gawanan telah memiliki

sarana dan prasarana penunjang pendidikan yaitu:

2 buah Taman Kanak-kanak berstatus swasta (TK Darma Wanita

dan TK Bakti)

2 buah Sekolah Dasar Negeri (SD Negeri Gawanan 01 dan SD

Negeri Gawanan 02)

Sebuah Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP Negeri 1

Colomadu)

2 buah Sekolah Menengah Kejuruan (SMK Adi Sumarmo dan

SMK Penerbangan)

Sebagian dari masyarakat desa Gawanan menyekolahkan anak-anak

mereka di sekolahan yang terdapat di daerah mereka, karena jarak yang cukup

dekat dengan rumah mereka. Selain itu juga kualitas pendidikan sekolahan di desa

Gawanan tidak kalah jika dibandingkan dengan sekolahan yang berada di kota,

Page 103: POLA KOMUNIKASI MASYARAKAT TRANSISI (Studi Deskriptif .../Pola... · Karanganyar Jawa Tengah ini dikarenakan masyarakatnya memiliki ... setia menggunakan alat transportasi tradisional

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

84

dan juga biaya sekolah yang relatif lebih murah menjadikan sekolahan di desa

Gawanan diminati banyak orang tua untuk menyekolahkan anak-anak mereka di

desa Gawanan.

Meningkatnya jumlah penduduk yang telah mengenyam pendidikan

tidak terlepas dari kehadiran pendatang yang membawa orientasi baru dalam

masalah pendidikan serta didukung pula oleh beberapa faktor pendorong lainnya

seperti pengaruh informasi dari media massa, orbitasi77

, dan juga kondisi ekonomi

masyarakat yang semakin membaik dari waktu sebelumnya yang lebih

memungkinkan untuk mengakses masalah pendidikan ke jenjang yang lebih

tinggi.

Semakin tinggi tingkat pendidikan masyarakatnya, desa Gawanan akan

lebih mudah menerima pembaharuan-pembaharuan termasuk usaha-usaha

pembangunan. Karena semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang akan semakin

tampak kecenderungan untuk meningkatkan taraf kehidupan untuk mencari

pekerjaan lain di luar bidang usaha pertanian.

C.3. Penduduk Menurut Matapencaharian

Matapencaharian penduduk desa Gawanan cukup bervariasi. Walaupun

demikian kondisi lingkungan alam dan posisi wilayah desa, tampaknya, mewarnai

jenis kegiatan dan mata pencaharian penduduk. Seperti yang telah dijelaskan

sebelumnya bahwa pekerjaan sebagai petani sudah mulai sedikit, berbeda dengan

keadaan desa Gawanan 20 tahun sebelumnya yang mayoritas penduduknya adalah

77 Orbitasi adalah jarak pusat pemerintahan desa / kelurahan. Desa Gawanan sendiri memiliki

jarak dari pusat pemerintahan Kecamatan Colomadu 1 kilometer ke arah Barat, dari Kabupaten

Karanganyar 25 kilometer ke arah Timurdan dari Propinsi Jawa Tengah 95 kilometer ke arah Barat

Daya.

Page 104: POLA KOMUNIKASI MASYARAKAT TRANSISI (Studi Deskriptif .../Pola... · Karanganyar Jawa Tengah ini dikarenakan masyarakatnya memiliki ... setia menggunakan alat transportasi tradisional

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

85

sebagai petani dan pedagang. Kondisi seperti itu dikarenakan telah berkurangnya

lahan-lahan pertanian yang menjadi lahan matapencaharian masyarakat desa

Gawanan berubah menjadi lahan-lahan pemukiman baru.

Hal ini hanya merupakan bagian-bagian terkecil dari pergeseran

kebudayaan masyarakat tradisional menuju masyarakat modern, atau yang lebih

dikenal dengan masyarakat transisi.

Bila dilihat secara umum penduduk desa Gawanan sebagian besar

mempunyai mata pencaharian dalam sektor swasta, yaitu sebagai karyawan di

suatu perusahaan. Sebagian dari mereka bekerja sebagai buruh di pabrik-pabrik

yang berada di sekitar Kecamatan Colomadu dan juga industri yang berada di

Kotamadya Surakarta, seperti pabrik kayu Indo Jati, pabrik buku Kiky, pabrik

textile Triangga Dewi, pabrik rokok Djie Toe dan Menara dan pabrik-pabrik

berskala kecil seperti pabrik kerupuk, karak, dan roti. Adapun komposisi

penduduk menurut matapencaharian dalam data monografi desa adalah sebagai

berikut :

Page 105: POLA KOMUNIKASI MASYARAKAT TRANSISI (Studi Deskriptif .../Pola... · Karanganyar Jawa Tengah ini dikarenakan masyarakatnya memiliki ... setia menggunakan alat transportasi tradisional

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

86

Tabel 2.4. Jumlah Penduduk Menurut Jenis Matapencaharian

No. Jenis Matapencaharian Jumlah (orang) Prosentase (%)

1. Pegawai Negeri Sipil 217 9,57

2. TNI / POLRI 67 2,95

3. Swasta (karyawan) 793 34,96

4. Wiraswasta / pedagang 183 8,07

5. Tani 140 6,17

6. Pertukangan 381 16,8

7. Buruh Tani 373 16,45

8. Pensiunkan 63 2,78

9. Angkutan 41 1,81

10. Jasa 4 0,18

11. Lainnya 6 0,26

Jumlah 2268 100

Sumber : Monografi Desa Gawanan, per 31 Desember Tahun 2008

Page 106: POLA KOMUNIKASI MASYARAKAT TRANSISI (Studi Deskriptif .../Pola... · Karanganyar Jawa Tengah ini dikarenakan masyarakatnya memiliki ... setia menggunakan alat transportasi tradisional

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

87

C.4. Komposisi Penduduk Menurut Agama

Tabel 2.5. Jumlah Penduduk Menurut Agama

No. Agama Jumlah (jiwa) Prosentase(%)

1. Islam 4367 88,9

2. Kristen 425 8,68

3. Katolik 113 2,3

4. Hindu 1 0,02

5. Budha 5 0,1

Jumlah 4911 100

Sumber : Monografi Desa Gawanan, Tahun 2008

Penduduk desa Gawanan menganut lima agama yang tercantum dalam

tabel diatas. Mayoritas penduduknya memeluk agama Islam yaitu sebesar 4367

orang atau 88,9%. Penduduk yang menganut agama lain adalah agama Kristen

sebanyak 425 orang atau 8,68%, agama Katolik sebanyak 113 orang atau 2,3%,

dan jumlah dari penganut agama Hindu Budha adalah sebanyak 6orang atau

0,12%.

C.5. Mutasi penduduk

Pada kurun waktu setahun terakhir ini, mutasi penduduk antara yang

lahir dan yang mati serta yang datang dan pindah memperlihatkan pertambahan

penduduk yang meningkat. Data mutasi penduduk desa Gawanan tahun 2008

dapat dilihat pada tabel di bawah ini :

Page 107: POLA KOMUNIKASI MASYARAKAT TRANSISI (Studi Deskriptif .../Pola... · Karanganyar Jawa Tengah ini dikarenakan masyarakatnya memiliki ... setia menggunakan alat transportasi tradisional

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

88

Tabel 2.6. Komposisi Mobilitas Penduduk di Desa Gawanan Tahun 2008

No. Mutasi Jumlah (jiwa) Prosentase (%)

1. Lahir 35 6,6

2. Mati 14 2,6

3. Datang 446 82,9

4. Pindah 43 7,9

Jumlah 538 100

Sumber : Monografi Desa Gawanan, Tahun 2008

Data di kantor Kelurahan desa Gawanan mengungkapkan bahwa tingkat

mobilitas penduduknya sangat tinggi. Hal ini dapat dilihat dari tingginya angka

kedatangan penduduk yaitu sebesar 446 orang (230 laki-laki dan 216 perempuan)

atau 82,9%. Sedangkan angka penduduk yang pindah menduduki peringkat kedua

yaitu sebanyak 43 orang (21 laki-laki dan 22 perempuan) atau 7,9%. Selanjutnya

terdapatnya 35 orang (18 laki-laki dan 17 perempuan) atau 6,6% yang lahir,

sedang penduduk yang meninggal sebanyak 14 orang (9 laki-laki dan 5

perempuan) atau 2,6%.

Penduduk yang datang, mau tidak mau harus melakukan interaksi

dengan penduduk asli. Interaksi ini diperlukan agar para pendatang dapat

mengetahui bagaimana nilai-nilai sosial budaya masyarakat desa Gawanan. Dan

bila pendatang telah mengetahui nilai-nilai sosial budaya di desa Gawanan

diharapkan dapat melakukan penyesuaian terhadap nilai-nilai sosial budaya

tersebut.

Page 108: POLA KOMUNIKASI MASYARAKAT TRANSISI (Studi Deskriptif .../Pola... · Karanganyar Jawa Tengah ini dikarenakan masyarakatnya memiliki ... setia menggunakan alat transportasi tradisional

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

89

D. Keadaan Sarana dan Prasarana

Pemerintah desa merupakan unsur pemerintah yang paling rendah

dibawah camat selaku pimpinan kecamatan. Pemerintah desa Gawanan dipimpin

oleh Bapak Murdiyanto, SH selaku kepala desa atau Kades yang lazim disebut

dengan Lurah dan dibantu oleh satu orang sekretaris desa (Sekdes)/ sekretaris

lurah (Seklur) yang sering disebut carik, dua orang kepala urusan (Kaur) tiga

orang kepala seksi, serta empat orang kepala dusun (kadus). Dan terdapat sepuluh

orang ketua Rukun Warga (RW) dan 39 orang ketua Rukun Tetangga (RT).

Dengan demikian terlaksananya pemerintah desa dan instruksi atasan merupakan

tanggung jawab Lurah dan perangkat desa lainnya.

Page 109: POLA KOMUNIKASI MASYARAKAT TRANSISI (Studi Deskriptif .../Pola... · Karanganyar Jawa Tengah ini dikarenakan masyarakatnya memiliki ... setia menggunakan alat transportasi tradisional

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

90

BPD KEPALA DESA

KAUR UMUM

KASI PEREKONOMIAN

DAN PEMBANGUNAN

KASI

PEMERINTAHAN

KETENTRAMAN

DAN KETERTIBAN

KEPALA DUSUN

NGERANGAN

SEKDES

KASI

KESEJAHTERAAN

KEPALA DUSUN

GAWANAN BARAT

KEPALA DUSUN

DALATAN

KEPALA DUSUN

GAWANAN TIMUR

KAUR KEUANGAN

Bagan Organisasi Pemerintah Desa Gawanan

Bagan 2.1. Struktur Organisasi Pemerintahan Desa Gawanan

Keterangan :

: Koordinasi

: Komando

Page 110: POLA KOMUNIKASI MASYARAKAT TRANSISI (Studi Deskriptif .../Pola... · Karanganyar Jawa Tengah ini dikarenakan masyarakatnya memiliki ... setia menggunakan alat transportasi tradisional

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

91

D.1. Sarana Sosial Budaya

Data tentang sarana sosial budaya di desa Gawanan dapat dilihat pada

tabel berikut ini :

Tabel 2.7. PRASARANA SOSIAL BUDAYA

No. Jenis Prasarana Jumlah (buah)

1.

2.

3.

Keagamaan

a. Masjid

b. Mushola

c. Gereja

Pendidikan

a. Taman Kanak-kanak (TK)

b. Sekolah Dasar (SD)

c. SLTP

d. SLTA/SMK

Olahraga

a. Lapangan Sepak Bola

b. Lapangan Basket

c. Lapangan Volly

d. Lapangan Bulu Tangkis

e. Lapangan Tenis

8

7

2

2

2

1

2

1

1

5

4

1

Jumlah 36

Sumber : Monografi Desa Gawanan, per 31 Desember Tahun 2008

Page 111: POLA KOMUNIKASI MASYARAKAT TRANSISI (Studi Deskriptif .../Pola... · Karanganyar Jawa Tengah ini dikarenakan masyarakatnya memiliki ... setia menggunakan alat transportasi tradisional

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

92

Dari tabel di atas, tampak bahwa sarana keagamaan sudah cukup untuk

menampung penduduk desa Gawanan untuk menjalankan ibadahnya. Karena

sebagian besar penduduk desa Gawanan memeluk agama Islam dan sara prasarana

ibadah seperti Masjid dan Mushola dapat dimanfaatkan untuk menjalankan ibadah

dan melakukan kegiatan-kegiatan keagamaan, seperti TPA, pengajian, diskusi,

dan lain-lain. Selain itu terdapat dua buah Gereja yang cukup untuk melaksanakan

ibadah dan kegiatan-kegiatan keagamaan bagi pemeluk agama Kristen dan

Katolik di desa Gawanan. Namun, bagi umat Hindu dan Budha untuk sarana dan

prasarana ibadahnya seperti wihara dan pura tidak tersedia di desa Gawanan.

Sarana pendidikan yang ada di desa Gawanan dikategorikan masih

kurang untuk memenuhi jumlah anak-anak usia sekolah. Untuk mendapatkan

pendidikan yang lebih memadai biasanya para siswa SD, SMP, maupun SMA

mencari sekolah di Kecamatan Colomadu dan Kotamadya Surakarta yang

jaraknya relatif dekat dengan desa Gawanan. Untuk ketersediaan sarana

pendidikan hanya meliputi TK sampai SMA. Untuk jenjang pendidikan yang

lebih tinggi dan sederajatnya belum tersedia di desa Gawanan.

Sedangkan sarana Olahraga yang ada di desa Gawanan ini dapat

dikatakan telah memadai untuk memenuhi kebutuhan berolahraga bagi

masyarakatnya. Hal ini tampak pada adanya fasilitas keolahragaan yang

disediakan seperti lapangan sepak bola, lapangan voli, lapangan basket, lapangan

bulu tangkis dan lapangan tenis yang selalu dimanfaatkan oleh masyarakat desa

Gawanan untuk berolahraga.

Page 112: POLA KOMUNIKASI MASYARAKAT TRANSISI (Studi Deskriptif .../Pola... · Karanganyar Jawa Tengah ini dikarenakan masyarakatnya memiliki ... setia menggunakan alat transportasi tradisional

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

93

Sarana-saran sosial budaya yang ada di desa Gawanan ini juga

merupakan sarana untuk berinteraksi bagi masyarakat desa tersebut. Demikian

halnya dengan sarana keagamaan seperti masjid dan gereja, sarana pendidikan,

maupun sarana olahraga juga dapat sebagai sarana untuk melakukan interaksi

maupun kontak sosial bagi masyarakat desa Gawanan.

D.2. Sarana dan Prasarana Komunikasi dan Perhubungan

Tabel 2.8. SARANA DAN PRASARANA KOMUNIKASI DAN

PERHUBUNGAN

No. Jenis Sarana dan Prasarana Jumlah

1.

2.

3.

Sarana Perhubungan

a. Jalan Dusun

b. Jalan Desa

c. Jembatan

Sarana Transportasi

a. Mobil pribadi

b. Sepeda motor

c. Taksi

d. Becak

e. Sepeda

f. Gerobak

Sarana Komunikasi

a. Televisi

b. Pemancar Telepon Seluler / Tower

c. Wartel

23,4 Km

2 Km

2 buah

97 buah

873 buah

1 buah

26 buah

2750 buah

9 buah

1343 buah

2 buah

7 buah

Sumber : Monografi Desa Gawanan, per 31 Desember Tahun 2008

Page 113: POLA KOMUNIKASI MASYARAKAT TRANSISI (Studi Deskriptif .../Pola... · Karanganyar Jawa Tengah ini dikarenakan masyarakatnya memiliki ... setia menggunakan alat transportasi tradisional

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

94

Dari tabel diatas, menunjukkan bahwa sarana perhubungan dan

komunikasi dapat dipergunakan oleh penduduk untuk kelancaran kegiatannya.

Hal ini nampak pada jalan-jalan yang merupakan sarana perhubungan bagi

penduduk desa Gawanan dengan desa-desa tetangga. Jalan-jalan tersebut

mayoritas sudah diaspal guna kenyamanan masyarakat dalam pemanfaatannya.

Sarana transportasi yang dimiliki masyarakat Gawanan telah bervariasi

baik yang masih bersifat tradisional maupun modern yang digunakan masyarakat

Gawanan untuk memudahkan pekerjaan mereka. Selain itu Desa Gawanan telah

memiliki pemancar telepon seluler sebanyak dua buah, ini menandakan bahwa

mayoritas masyarakat Gawanan telah mengenal dan memiliki alat komunikasi

berupa telepon genggam atau handphone yang akan memudahkan mereka untuk

berkomunikasi dengan dunia luar.

Mayoritas masyarakat desa Gawanan telah memiliki televisi sebagai

sumber informasi dari luar. Selain itu ketersediaan media cetak seperti koran,

majalah, dan tabloid juga menambah referensi masyarakat Gawanan untuk

mencari berbagai macam informasi. Masyarakat desa Gawanan sebagian besar

juga telah mengenal internet. Biasanya para remaja yang lebih terbuka dengan

kemajuan teknologi, mereka memanfaatkan media cyber untuk berkomunikasi

dengan teman-teman mereka seperti chating, friendster dan facebook.

Page 114: POLA KOMUNIKASI MASYARAKAT TRANSISI (Studi Deskriptif .../Pola... · Karanganyar Jawa Tengah ini dikarenakan masyarakatnya memiliki ... setia menggunakan alat transportasi tradisional

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

95

D.3. Sarana dan Prasarana Kesehatan

Tabel 2.9. SARANA DAN PRASARANA KESEHATAN

No. Jenis Sarana dan Prasarana Jumlah

1.

2.

3.

4.

5.

Puskesmas Pembantu

Posyandu

Rumah Bersalin

Dokter Praktek

Bidan Desa

1

9

3

3

3

Sumber : Monografi Desa Gawanan, per 31 Desember Tahun 2008

Sarana dan prasarana kesehatan di Desa Gawanan cukup untuk

memberikan pelayanan kesehatan bagi penduduknya. Untuk memantau kesehatan

balita telah disediakan Posyandu di tiap-tiap RW untuk memberikan pelayanan

gizi dan penyuluhan kesehatan kepada para ibu. Untuk peningkatan kualitas hidup

ibu hamil dan bayinya, tersedia rumah bersalin dan bidan yang siap membantu

melayani ibu hamil dan calon bayinya. Selain itu untuk masyarakat yang sakit dan

hendak berobat terdapat tiga orang dokter praktek yang buka setiap hari di rumah

mereka masing-masing, sehingga hal ini memudahkan masyarakat yang sakit

untuk segera mendapatkan pertolongan dan penaganan atas penyakitnya.

Page 115: POLA KOMUNIKASI MASYARAKAT TRANSISI (Studi Deskriptif .../Pola... · Karanganyar Jawa Tengah ini dikarenakan masyarakatnya memiliki ... setia menggunakan alat transportasi tradisional

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

96

D.4. Prasarana Perekonomian

Tabel 2.10. PRASARANA PEREKONOMIAN

No. Jenis Prasarana Perekonomian Jumlah (buah)

Koperasi Simpan Pinjam

Pasar Desa

Toko

Kios

Warung

Kaki Lima

2

1

11

53

59

19

Sumber : Monografi Desa Gawanan, per 31 Desember Tahun 2008

Wilayah Gawanan yang tadinya sepi kini berubah menjadi lebih ramai

dan padat setelah masuknya para pendatang yang bermukim di sini. Banyaknya

pendatang yang berdomisili di Gawanan menyebabkan sistem perekonomian di

Gawanan pun meningkat. Untuk memenuhi kebutuhan masyarakatnya yang kian

beragam, banyak pihak yang melihatnya sebagai peluang usaha, maka kini banyak

bermunculan usaha-usaha kecil warga masyarakat dalam bidang perdagangan,

seperti warung makan, toko kelontong, salon, mini market, bengkel, toko besi,

tambal ban, las karbit, fotokopian, counter heandphone, wartel, dan beberapa

pedagang kaki lima yang biasanya dapat ditemui pada malam hari yang

mendirikan tenda-tenda di pinggir jalan. Terlihat bahwa sarana dan prasarana

perekonomian di Desa Gawanan telah cukup memadai guna memenuhi kebutuhan

masyarakatnya.

Page 116: POLA KOMUNIKASI MASYARAKAT TRANSISI (Studi Deskriptif .../Pola... · Karanganyar Jawa Tengah ini dikarenakan masyarakatnya memiliki ... setia menggunakan alat transportasi tradisional

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

97

E. Sistem peralatan hidup

Sebelum adanya pembangunan, tanah milik masyarakat yang berupa

sawah masih cukup luas, namun seiring berjalannya waktu lahan pertanian makin

berkurang karena dijual untuk areal perumahan. Oleh karena itu sawah yang dapat

diusahakan masyarakat makin menyempit.

Keadaan sarana transportasi di desa Gawanan pada umumnya sudah

cukup baik, jalan-jalan banyak yang sudah beraspal, walaupun belum sempurna.

Telah terdapat jalur penghubung antar desa berupa jalan setapak dan jembatan.

Alat-alat transportasi yang digunakan hingga sekarang telah mulai

berkembang seiring dengan semakin banyak tuntutan kebutuhan masyarakat yang

harus dipenuhi. Dulu masyarakat masih menggunakan alat transportasi tidak

bermotor dan memanfaatkan tenaga hewan untuk menariknya, seperti pedati,

andong, becak, dan sepeda. Alat-alat transportasi tradisional tersebut sempat

menjadi alat transportasi utama sebagai kendaraan untuk mobilitas masyarakat.

Namun sekarang semakin tinggi mobilitas masyarakat desa Gawanan, alat-alat

transportasi yang digunakan semakin maju dan bervariasi seperti mobil, sepeda

motor, truk, angkuta, dan bis kota. Walaupun sekarang alat transportasi tradisional

telah bergeser dengan alat transportasi yang lebih modern, namun dibeberapa

daerah di desa Gawanan masih ada masyarakat yang menggunakan alat

transportasi tradisional untuk membantu pekerjaan mereka.

Pada waktu belum banyak dibangun areal perumahan dan industri

perdagangan, keadaan jalan-jalan di desa Gawanan masih berbatu-batu dan juga

masih ada yang berupa jalan setapak. Namun sekarang setelah banyak dibangun

Page 117: POLA KOMUNIKASI MASYARAKAT TRANSISI (Studi Deskriptif .../Pola... · Karanganyar Jawa Tengah ini dikarenakan masyarakatnya memiliki ... setia menggunakan alat transportasi tradisional

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

98

areal perumahan dan industri maka lahan-lahan mulai diperbaiki, diperlebar dan

diaspal. Demikian juga jembatan-jembatan yang dahulunya hanya merupakan

jembatan yang dibuat dari kayu dan ukurannya sempit , karena hanya dapat dilalui

sepeda dan pejalan kaki. Sekarang telah dibuat jembatan yang terbuat dari beton

yang menghubungkan desa Gawanan dengan Kabupaten Boyolali yang dibatasi

dengan Kali Pepe. Jembatan dibangun lebih lebar sehingga dapat dilalui mobil

atau truk yang hendak melintas.

Jalanan yang tadinya sepi sekarang menjadi ramai, selain berfungsi

sebagai jalan umum juga berfungsi sebagai jalan industri dan jalan ekonomi.

Apalagi desa Gawanan merupakan desa utama sebagai kompleks pemukiman

baru. Hal ini disebabkan karena desa Gawanan letaknya strategis sebagai daerah

transit penghubung antar kota Solo dan Kabupaten Boyolali.

Keadaan flora di desa Gawanan tidaklah berbeda dengan flora yang

tumbuh di kawasan desa-desa di Jawa Tengah pada umumnya. Di Gawanan

banyak terdapat aneka ragam tanaman bambu juga tanaman perdu dan tanaman

basah. Jenis tanaman yang diusahakan dan dikonsumsi masyarakat seperti

sayuran, kacang-kacangan, ubi jalar, tebu dan buah-buahan masih banyak ditemui

di Desa Gawanan. Masih terdapat juga tegalan yang ditanami berbagai macam

tanaman seperti singkong, kacang tanah serta terdapat beberapa tanaman

palawija.78

Desa Gawanan sebelah barat yang berbatasan dengan desa

Malangjiwan merupakan sentra tanaman tebu.

78 Tanaman palawija adalah hasil panen kedua di samping padi. Dalam pengertian sekarang,

palawija berarti semua tanaman pertanian semusim yang ditanam pada lahan kering. Biasanya

palawija berupa tanaman kacang-kacangan, serealia selain padi (seperti jagung), dan umbi-umbian

semusim (ketela pohon dan ubi jalar).

Page 118: POLA KOMUNIKASI MASYARAKAT TRANSISI (Studi Deskriptif .../Pola... · Karanganyar Jawa Tengah ini dikarenakan masyarakatnya memiliki ... setia menggunakan alat transportasi tradisional

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

99

Usaha penduduk di desa Gawanan salah satunya adalah berternak.

Ternak yang dipelihara adalah kuda, kerbau, sapi, kambing, bebek, ayam ras,

ayam kampung dan kelinci. Binatang buas atau liar di desa Gawanan sudah tidak

ada, yang masih dapat dijumpai hanya musang dan binatang melata seperti kadal

dan ular. Untuk jenis burung yang masih ada adalah sejenis burung kecil seperti

burung Pipit yang banyak bersarang dipohon-pohon, burung Gereja yang sering

dijumpai di sawah-sawah, dan beberapa burung puyuh yang biasanya terlihat di

antara semak-semak.

Jalan Adi Sumarmo yang melintasi desa Gawanan ini merupakan jalur

alternatif yang padat dari arah barat yaitu Bandara Adi Sumarmo yang berada di

Kabupaten Boyolali dan dari arah timur adalah Banyuanyar, Kotamadya

Surakarta. Jalur ini menyebabkan pola pemukiman penduduknya tersebar

sepanjang jalan utama dan mengalami pemekaran keluar. Desa Gawanan memiliki

bentuk desa Dataran Rendah, seperti yang dijelaskan oleh Drs. N. Daldjoeni79

yaitu:

Bentuk desa Linier di dataran rendah pada umumnya pemukiman

penduduk memanjang sejajar dengan rentangan jalan raya yang

menembus desa yang bersangkutan.Jika kemudian secara wajar

artinya tanpa direncanakan desa mekar, tanah pertanian di luar desa

sepanjang jalan raya menjadi pemukiman baru. Memang ada kalanya

juga pemekaran ke arah pedalaman sebelah menyebelah jalan raya.

Maka kemudian harus dibuatkan jalan baru mengelilingi desa, jadi

semacam ringroad dengan maksud agar kawasan pemukiman baru

tak terpencil.

79 Daldjoeni, 1998, Geografi Kota Dan Desa, Bandung: Alumni, hal. 62

Page 119: POLA KOMUNIKASI MASYARAKAT TRANSISI (Studi Deskriptif .../Pola... · Karanganyar Jawa Tengah ini dikarenakan masyarakatnya memiliki ... setia menggunakan alat transportasi tradisional

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

100

Bentuk rumah di Desa Gawanan kini telah bervariasi, terdapat bentuk

bangunan rumah yang masih tradisional dan masih mempertahankan bentuk

bangunan asli rumah jaman dahulu, yaitu rumah dengan model limasan yang

masih sederhana dan disamping rumah masih terdapat kandang hewan ternak

biasanya berupa sapi, kambing, ayam dan bebek. Dan masih terdapat pekarangan

yang luas dibelakang rumah yang biasanya ditumbuhi tanaman bambu serta

pohon-pohon besar yang berfungsi sebagai peneduh. Biasanya warga asli Desa

Gawanan yang masih memiliki rumah model seperti ini karena merupakan

warisan dari leluhur mereka. Namun terdapat juga rumah-rumah yang bergaya

modern dan teratur dan biasanya rumah-rumah tersebut dimiliki oleh warga

pendatang yang bermukim di Desa Gawanan.

Rumah-rumah yang berada di pinggir jalan Adi Sumarmo biasanya

dimanfaatkan untuk membuka usaha perdagangan seperti toko kelontong, foto

kopian, salon, las karbit, bengkel, toko besi, tambal ban, tempat kursus, warung

makan, dan beberapa pedagang kaki lima yang menjual makanan.

Keadaan ini menyebabkan bentuk rumah-rumah dan karakteristik

penduduk yang bermukim di tepian jalan terlihat lebih maju dan memiliki

mobilitas yang tinggi dibandingkan dengan keadaan penduduk yang berada di

sekitar areal pertanian.

Pola perkampungan yang letaknya di tepi jalan dan sekitar fasilitas

umum lebih padat dan teratur daripada perkampungan di sekitar lahan pertanian.

Keadaan dan bentuk rumahnya sudah lebih modern dan bervariasi. Sebagian besar

rumahnya telah berlantai keramik. Dindingnya terbuat dari batu bata. Mereka

Page 120: POLA KOMUNIKASI MASYARAKAT TRANSISI (Studi Deskriptif .../Pola... · Karanganyar Jawa Tengah ini dikarenakan masyarakatnya memiliki ... setia menggunakan alat transportasi tradisional

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

101

telah memiliki tempat Mandi Cuci Kakus (MCK) yang layak. Untuk memperoleh

air bersih, sebagian besar telah menggunakan sumur bor atau sumur pompa,

walaupun masih ada beberapa penduduk yang memiliki sumur sebagai tempat

penampungan air.

Beberapa buah rumah sudah dilengkapi dengan garasi yang

dipergunakan untuk tempat parkir mobil atau sepeda motor yang biasanya

berjumlah lebih dari satu buah. Pekarangan rumah ditata dan ditanami tanaman

hias dan pohon buah-buahan seperti pohon mangga, belimbing, rambutan, pepaya

dan terdapat tanaman sayur, serta beberapa rumah memiliki kolam ikan sebagai

pemanis taman. Kemudian antara rumah yang satu dengan yang lainnya diberi

pembatas berupa pagar tembok atau pagar besi.

Fasilitas yang dimiliki oleh desa Gawanan adalah terdapatnya sarana

ibadah, seperti Masjid dan Mushola bagi umat Islam, dan Gereja bagi umat

Kristen. Di tiap-tiap Rukun Warga (RW) telah memiliki Masjid atau Mushola

sebagai sarana ibadah umat Islam karena hampir 89% penduduk desa Gawanan

memeluk agama Islam. Kelengkapan lain dari desa Gawanan adalah lahan

pekuburan yang terdapat ditiap-tiap dusun. Kuburan merupakan tempat

peristirahatan terakhir bagi perjalanan hidup manusia, sebagian orang

menganggap kuburan sebagai tempat yang keramat. Kuburan di desa Gawanan

terawat dengan baik, ditumbuhi pohon-pohon yang rindang seperti pohon

Beringin yang menjulang tinggi dan pohon Kamboja.

Page 121: POLA KOMUNIKASI MASYARAKAT TRANSISI (Studi Deskriptif .../Pola... · Karanganyar Jawa Tengah ini dikarenakan masyarakatnya memiliki ... setia menggunakan alat transportasi tradisional

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

102

F. Sistem Teknologi

Teknologi merupakan bagian dari kebudayaan manusia, yang pada

dasarnya untuk meringankan kerja manusia, misalnya cara berproduksi dan cara

mengatur masyarakat. Teknologi yang sederhana mencerminkan kebudayaan yang

masih sederhana.

Sistem teknologi yang terdapat di desa Gawanan berada dalam keadaan

transisi dari sistem teknologi tradisional menuju teknologi modern. Sistem

teknologi tradisional diwarnai oleh latar belakang kehidupan masyarakat petani,

seperti digunakannya peralatan kerja berupa cangkul, bajak, sabit, golok, parang,

lesung, dan lain-lain. Sedangkan dalam bidang pembuatan batu bata dan genting

masih menggunakan gerobak atau pedati yang ditarik dengan tenaga sapi untuk

mengangkut pasir dan tanah liat. Bahan-bahan pembuatan peralatan tersebut

biasanya terbuat dari kayu atau bambu, dan ada bagian-bagian yang terbuat dari

besi. Walaupun demikian cara pembuatan serta bentuk dari peralatan tersebut

tampak masih sederhana.

Cara pengolahan tanah masih mempergunakan tenaga manusia dan

binatang terutama kerbau dan sapi. Teknik penggunaan bajak dengan cara ditarik

oleh seekor atau dua ekor kerbau atau menggunakan cangkul, sehingga cangkul

masih dipandang sebagai alat pertanian yang utama dalam mengolah tanah

pertanian.

Page 122: POLA KOMUNIKASI MASYARAKAT TRANSISI (Studi Deskriptif .../Pola... · Karanganyar Jawa Tengah ini dikarenakan masyarakatnya memiliki ... setia menggunakan alat transportasi tradisional

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

103

G. Kondisi Sosial Budaya

Kehadiran pemukiman baru seperti perumahan di desa Gawanan

mengakibatkan terjadinya beberapa perubahan pada masyarakatnya, termasuk

sistem budayanya. Berubahnya sendi-sendi kehidupan masyarakat lebih

disebabkan oleh interaksi yang terjadi antara masyarakat desa Gawanan dengan

para pendatang yang juga membawa budaya dari tempat dimana mereka berasal.

Pada umumnya desa Gawanan terus mengalami kemajuan serta pertumbuhan

dalam berbagai bidang menjadikan setiap aspek yang ada di dalam masyarakat

ikut berkembang seiring dengan semakin beragamnya kebutuhan masyarakat di

Desa Gawanan.

Beberapa bagian dari kondisi sosial budaya masyarakat Desa Gawanan

memang tidak ikut berubah seiring dengan pertumbuhan ekonomi yang dialami

oleh penduduk di sekitarnya. Bertahannya beberapa aspek sosial di Desa

Gawanan lebih disebabkan oleh karakteristik Desa Gawanan yang masih memiliki

basic pedesaan yang cukup kental dalam kehidupan kesehariannya terutama bagi

warga asli desa Gawanan. Pertumbuhan ekonomi yang terjadi tidak terlalu

mempengaruhi atau bahkan merubah apa yang menjadi pegangan dari masyarakat

Desa Gawanan, seperti misalnya kegiatan gotong royong untuk membersihkan

lingkungan, arisan antar RT, pengurusan pesta perkawinan, ataupun masalah

pemakaman dari warganya sendiri. Disamping itu pula kita tidak dapat menutup

mata bahwa di Desa Gawanan-pun telah tumbuh banyak budaya-budaya baru

seperti misalnya kegiatan-kegiatan ritual dalam perkawinan yang mulai berkurang

intensitasnya, seperti yang diungkapkan Bapak Lurah Desa Gawanan:

Page 123: POLA KOMUNIKASI MASYARAKAT TRANSISI (Studi Deskriptif .../Pola... · Karanganyar Jawa Tengah ini dikarenakan masyarakatnya memiliki ... setia menggunakan alat transportasi tradisional

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

104

“ .....pernikahan sekarang itu lebih praktis lebih simpel, kalau

pernikahan dulu banyak tata cara Jawa-ne tu kan masih kuat

sekali pake acara setelah temu, terus kirab dan pake

manggoloyudha kalau sekarang kan enggak. Kalau dulu disini

nikah laki dan perempuan kan beda maksudnya kalau

diperempuan acaranya lebih padat.kalau misalkan warga

gawanan yang perempuan ini acaranya lebih padat Kalau

dipihak laki-laki kan biasanya ngunduh manten hanya sekali

itu ya udah, namun kalau sekarang itu antara laki-laki dan

perempuan kayaknya hampir sama jadi pengantin masuk yang

putri trus ada acara patah, trus dipertemukan duduk udah

selesai, masih ada acara sungkeman dan yang lainnya namun

ini tidak mengurangi acara yang lain karena kalau tamu mau

keluar hidangan dan lain sebaginya kan tidak mempengaruhi

acara ritualnya sendiri jadi hanya untuk pribadi...”80

Belum lagi berubahnya pola pikir masyarakat terhadap waktu serta hiburan.

Di Desa Gawanan sekarang sudah mulai jarang ditemui warga yang

duduk-duduk di depan rumah sambil mengobrol dengan tetangga (nonggo).

Meskipun masih ada juga beberapa warga yang melakukannya. Tetapi, kebiasaan

yang dilakukan warga Gawanan adalah menggunakan warung makan, warung

belanja, dan kegiatan-kegiatan organisasi, seperti arisan, pengajian, atau kegiatan

olahraga sebagai tempat untuk mengobrol dan bertukar informasi. Untuk bahasa

sehari-hari yang digunakan dalam berinteraksi adalah bahasa Jawa namun ada

juga beberapa warga yang menggunakan bahasa Indonesia hal ini dapat ditemui

pada warga pendatang yang bermukim di perumahan.

Terdapat beberapa organisasi sosial di desa Gawanan, baik formal atau

mon formal. Namun tidak semua warga memiliki kesadaran untuk mengikuti atau

berpartisipasi dalam kegiatan organisasi yang ada. Organisasi yang termasuk

formal adalah PKK, Posyandu, Karang Taruna. Sedangkan yang non formal

80 Lurah Murdiyanto, wawancara 26 Februari 2009

Page 124: POLA KOMUNIKASI MASYARAKAT TRANSISI (Studi Deskriptif .../Pola... · Karanganyar Jawa Tengah ini dikarenakan masyarakatnya memiliki ... setia menggunakan alat transportasi tradisional

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

105

adalah IRM (Ikatan Remaja Masjid), Majelis Taklim, Perkumpulan Umat

Kristiani, dan Arisan. Kegiatan formal merupakan kegiatan yang dikoordinir oleh

pemerintah, sedangkan kegiatan yang bersifat non formal adalah berdasar pada

kesepakatan warga tentang pengadaannya.

Pendidikan Kesejahteraan Keluarga (PKK), umumnya beranggotakan

ibu rumah tangga. Kegiatan ini dilakukan sebulan sekali, biasanya dilaksanakan

pada Minggu pertama, dengan tempat kegiatan bergilir di tiap-tiap rumah para

anggotanya. Jenis kegiatan yang diadakan oleh PKK adalah arisan, dan posyandu.

Kegiatan Posyandu merupakan program dari PKK yang dibantu

Polindes. Kegiatan Posyandu diadakan ditiap-tiap RW dan diselenggarakan

sebulan sekali dengan jenis kegiatan pemberian gizi pada balita dan penimbangan

berat badan. Selain itu Posyandu juga membantu Polindes dalam memberikan

penyuluhan, misalnya tentang imunisasi atau penyakit-penyakit menular yang

mewabah. Petugas-petugas posyandu juga melakukan kunjungan di rumah-rumah

penduduk untuk melihat kebersihan tempat tinggal, terutama kamar mandi

(jamban) dan kebersihan air, bahkan sekarang sudah dibentuk petugas yang

khusus memantau kondisi jamban dari perkembangan nyamuk demam berdarah di

tiap-tiap RW.Selain posyandu untuk balita juga terdapat posyandu lansia yang

biasanya diadakan di Polindes setiap sebulan sekali pada hari Jumat Minggu

ketiga. Posyandu khusus untuk orang tua lanjut usia ini tugasnya adalah

memantau kesehatan serta memberikan pengobatan gratis pada warga lanjut usia.

Untuk karang taruna di Desa Gawanan bisa dikatakan cukup aktif.

Biasanya karang taruna diadakan di tiap-tiap RW namun terdapat juga karang

Page 125: POLA KOMUNIKASI MASYARAKAT TRANSISI (Studi Deskriptif .../Pola... · Karanganyar Jawa Tengah ini dikarenakan masyarakatnya memiliki ... setia menggunakan alat transportasi tradisional

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

106

taruna Desa yang cakupannya lebih luas. Keaktifan karang taruna ini dapat

teramati dari kegiatan rutin tiap bulan yaitu pertemuan rutin untuk membahas

suatu kegiatan yang akan atau telah dilaksanakan dan juga sebagai ajang

silaturahmi dan saling mengenal. Karang Taruna biasanya beranggotakan para

remaja yang berusia mulai dari SMP hingga Perguruan Tinggi, namun ada juga

anggota yang telah bekerja dan belum menikah masih menjadi anggota karang

taruna, dan biasanya mereka hanya sebagai pembina atau orang yang dituakan.

Kegiatan karang taruna sangatlah beragam, mulai dari olahraga, seperti

pertandingan bola voli, sepeda santai, futsal, tenis meja dan bulutangkis, hingga

kegiatan sosial seperti basar, bakti sosial, sinoman, menjenguk warga yang sakit

dan juga membantu warga yang sedang mengalami musibah.

Untuk kegiatan non formal seperti Remaja Masjid di Desa Gawanan

untuk saat ini keaktifannya mulai berkurang jika dibandingkan beberapa tahun

sebelumnya. Hal ini dikarenakan keanggotaan dan antusias para remaja untuk

mengikuti kegiatan keagamaan mulai berkurang. Namun bila mendekati hari raya

kegiatan Remaja Masjid ini mulai bergeliat, seperti membantu mengasuh TPA

yang dilakukan pada saat bulan suci Romadhon yang dilakukan pada sore hari

menjelang berbuka puasa. Sedangkan untuk Majelis Taklim diselenggarakan di

tiap-tiap masjid yang terdapat di Desa Gawanan. Kegiatan yang diselenggarakan

adalah pengajian, baik yang rutin atau bersifat insidental atau memperingati hari

besar Islam. Untuk pengajian rutin yang berjalan dengan baik adalah khusus ibu-

ibu setiap seminggu sekali dan dilaksanakan setelah ba’da Isya’. Tempat

Page 126: POLA KOMUNIKASI MASYARAKAT TRANSISI (Studi Deskriptif .../Pola... · Karanganyar Jawa Tengah ini dikarenakan masyarakatnya memiliki ... setia menggunakan alat transportasi tradisional

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

107

penyelenggaraan pengajian tidak terpatok di masjid saja, terkadang menggunakan

rumah peserta pengajian secara bergilir.

Penduduk Desa Gawanan dapat dikatakan berada dalam kondisi ruang

sosial yang cukup baik, dengan berbagai fasilitas yang disediakan, sarana

komunikasi, transportasi juga kesehatan. Tingkat kesejahteraan di Gawanan telah

mulai meningkat, karena tingkat pendidikan warga yang cukup tinggi dengan

adanya kesadaran warga akan pentingnya pendidikan. Selain itu, sebagian warga

telah memiliki mata pencaharian yang layak untuk hidup mereka. Rumah-rumah

yang ada di Desa Gawanan hampir semua merupakan bangunan yang permanen

dengan kondisi yang baik.

Meskipun desa Gawanan sedang mengalami masa transisi, namun

kegiatan-kegiatan sosial yang ada masih banyak diikuti oleh warga, bahkan

tingkat partisipasi warga cukup tinggi, terlihat dari masih berjalannya dengan baik

kegiatan-kegiatan seperti PKK, Posyandu, pertemuan RT dan RW, termasuk juga

kegiatan-kegiatan non formal yang merupakan kesepakatan tiap warga dalam

pelaksanaannya. Hal ini memperlihatkan intensitas interaksi antar warga yang

baik. Hal ini yang membuktikan adalah masih banyak ditemui warga yang bergaul

dan saling bertukar informasi di depan teras rumah atau di ruang publik lainnya.

Tradisi jagongan juga masih terlihat dalam interaksi sosial masyarakat Gawanan.

Beberapa hal yang diungkapkan diatas merupakan suatu gejala dimana

Desa Gawanan walaupun sampai kini masih memegang identitas pedesaannya

yang masih tradisional namun tanpa disadari mereka pula sedang mengalami

proses transisi untuk menuju menjadi masyarakat modern.

Page 127: POLA KOMUNIKASI MASYARAKAT TRANSISI (Studi Deskriptif .../Pola... · Karanganyar Jawa Tengah ini dikarenakan masyarakatnya memiliki ... setia menggunakan alat transportasi tradisional

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

108

BAB III

SAJIAN DAN ANALISIS DATA

A. Latar Belakang Kehidupan Masyarakat Transisi Desa Gawanan

Masyarakat desa Gawanan seperti halnya masyarakat desa lainnya

memiliki kehidupan antar warga yang sangat erat hubungannya antar individu satu

dengan individu yang lain. Hal ini sudah terjadi sejak masa lampau dimana

hubungan sosial antar warga adalah yang paling utama dan tidak bisa dihindari.

Hal ini bisa diketahui dari penuturan warga asli desa Gawanan yang bernama Ibu

Sri Rejeki yang sekarang menjabat sebagai ibu Bayan di Gawanan Timur

.”...Ya rukun dari sejak saya kecil sudah tinggal disini orang-

orangnya uwis koyo sedulur dewe [sudah seperti saudara sendiri].

Dulu masyarakatnya masih sedikit, sekarang kan sudah banyak,

tapi ya warganya rukun-rukun saja ndak ada kerusuhan, wong

lingkungan disini tu baek kog mbak [karena lingkungan disini itu

baik-baik], sini kan lingkungan masjid...” 81

Prinsip rukun dan hormat menjadi sikap moral yang diwariskan oleh para

leluhur mereka yang mayoritas penduduknya memiliki latar belakang budaya

Jawa yang memandang nilai hormat dan rukun memiliki makna amat penting dan

berharga dalam hubungan interaksi dengan sesamanya. Nilai-nilai budaya yang

masih dipegang oleh masyarakat desa Gawanan dari dulu sampai sekarang adalah

kerukunan dan gotong royong.

Nilai kerukunan diwujudkan dalam sikap hormat dan rukun sesama

warganya. Sikap hormat adalah suatu tuntutan agar setiap orang dalam cara bicara

81 Sri Rejeki, wawancara 20 Maret 2009

108

Page 128: POLA KOMUNIKASI MASYARAKAT TRANSISI (Studi Deskriptif .../Pola... · Karanganyar Jawa Tengah ini dikarenakan masyarakatnya memiliki ... setia menggunakan alat transportasi tradisional

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

109

dan membawa diri selalu harus menunjukkan sikap hormat terhadap orang lain,

sesuai dengan derajat kedudukannya. Sedangkan rukun adalah tuntutan untuk

mencegah segala kelakuan yang bisa menimbulkan konflik terbuka. Suasana

damai, saling membantu dan bekerjasama yang diciptakan dan diharapkan dapat

dipertahankan dalam semua hubungan sosial seperti dalam keluarga, kelompok,

komunitas, dan desa. Tujuannya ialah keserasian hidup.

Sedangkan perwujudan dari nilai keserasian hidup dapat dilihat dalam

praktek kerja bersama yang disebut sebagai gotong royong. Sebagaimana

diungkapkan oleh Anik yang merupakan warga asli desa Gawanan dan sekarang

menjadi perangkat desa sebagai Kaur Keuangan, sebagai berikut :

“Kalo masyarakat Gawanan menurut saya njih [ya], itu masih

rukun sayuk dan gotong royongnya itu masih kental sekali njih,

kepedulian antar sesama itu masih terjaga dan terpelihara dengan

baik, dan rasa saling tolong menolong itu masih terjaga dengan

baik, nek [kalau]di kota kan udah acuh tak acuh, nek disini kan

semuanya saling mempedulikan, saling gotong royong, mau

menolong, istilahnya masih mau membantu dan memberi dengan

tetangga khususnya, terutama dengan masyarakat desa

Gawanan.”82

Dengan adanya nilai kerukunan dan gotong royong dalam masyarakat

desa Gawanan dapat menciptakan suasana desa yang nyaman, damai dan tenang.

Hubungan antar warga juga terjalin dengan baik. Hal inilah yang menyebabkan

warganya merasa betah untuk tinggal di desa Gawanan, seperti yang diungkapkan

oleh Tri Hartini warga pendatang yang bertempat tinggal di perumahan :

“Lingkungannya enak kog mbak, orangnya ramah-ramah, seperti

di kampung. Biasane kan kalo perumahan-perumahan kan nggak

82 Anik, wawancara 31 Maret 2009

Page 129: POLA KOMUNIKASI MASYARAKAT TRANSISI (Studi Deskriptif .../Pola... · Karanganyar Jawa Tengah ini dikarenakan masyarakatnya memiliki ... setia menggunakan alat transportasi tradisional

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

110

seperti sini, kalo disini tu perumahannya seperti kampung, sayuk,

gotong royongnya juga bagus.”83

Gotong royong merupakan rangkaian hidup tolong-menolong sesama

warga atau keluarga. Hal ini merupakan ciri kepribadian orang Jawa yang

merupakan latar belakang budaya warga asli desa Gawanan. Sifat hidup gotong

royong merupakan penerus dari hidup kekeluargaan dan biasanya secara naluriah

warisan nilai itu diteruskan dari generasi ke generasi berikutnya. Semangat

gotong-royong merupakan adat tradisional dalam masyarakat desa dan dipupuk

terus menerus secara dinamis.

Nilai kerukunan dan semangat gotong royong yang terus di pertahankan

hingga saat ini dengan berbagai macam cara salah satunya adalah dengan

melibatkan para generasi muda dalam setiap kegiatan gotong royong, seperti

misalnya kegiatan gotong royong membersihkan saluran air, kegiatan gotong

royong yang dilakukan saat ada salah satu warganya mengalami musibah,

kematian atau kecelakaan, dan juga gotong royong saat ada warganya yang

sedang menyelenggarakan pesta, perkawinan, atau kelahiran anak. Para pemuda

juga diberi peranan dalam kegiatan-kegitan tersebut agar tercipta suasana

kebersamaan dan kerukunan. Hal ini dilakukan agar generasi berikutnya tetap

memegang nilai kerukunan dan gotong royong guna untuk menghadapi segala

tantangan dan perubahan jaman. Walaupun perkembangan jaman serta arus

informasi semakin pesat namun diharapkan para generasi muda tidak lupa akan

asal budaya mereka dengan tetap memegang nilai-nilai budaya yang telah

ditanamkan.

83 Tri Hartini, wawancara 23 Maret 2009

Page 130: POLA KOMUNIKASI MASYARAKAT TRANSISI (Studi Deskriptif .../Pola... · Karanganyar Jawa Tengah ini dikarenakan masyarakatnya memiliki ... setia menggunakan alat transportasi tradisional

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

111

Perkembangan jaman menyebabkan kemudahan masuknya arus

informasi di desa Gawanan. Hal ini juga tidak lepas dari letak wilayah desa

Gawanan yang dianggap cukup strategis, yaitu secara administratif berada di

wilayah Kabupaten Karanganyar, tetapi secara geografis dilingkupi oleh kota

Solo, Kabupaten Sukoharjo dan Boyolali. Posisi strategis ini yang memberikan

kemudahan bagi warga desa Gawanan untuk mengakses informasi dari kota.

Kemajuan teknologi yang begitu pesat juga menyebabkan masyarakat

desa Gawanan menjadi lebih terbuka akan perkembangan informasi. Kemajuan

teknologi komunikasi jelas akan membawa dampak, baik positif maupun negatif

terhadap kehidupan sosial budaya terutama pada masyarakat pedesaan yang

sedang mengalami proses transisi dari masyarakat tradisional menuju masyarakat

modern. Secara positif akan memberikan kemungkinan terjadinya komunikasi

secara lebih baik dan luas jangkauannya.

Dampak negatif dari kemajuan teknologi, dapat menimbulkan masalah

baru. Memberikan kemudahan timbulnya pertentangan sosial dan perubahan

sistem nilai, karena adanya perbenturan sistem nilai pada masyarakat pedesaan

dalam penerima teknologi. Selain itu tidak mustahil derasnya arus nilai-nilai

budaya melalui media massa dapat menimbulkan perubahan berbagai sikap pada

masyarakat pedesaan yang mempunyai latar belakang kebudayaan yang berbeda.

Disamping mengalami perubahan-perubahan gaya hidup, desa Gawanan sendiri

tidak lepas dari perubahan pola komunikasi masyarakatnya sejalan dengan

masuknya berbagai informasi dari luar karena pengaruh media massa yang

semakin maju dan modern.

Page 131: POLA KOMUNIKASI MASYARAKAT TRANSISI (Studi Deskriptif .../Pola... · Karanganyar Jawa Tengah ini dikarenakan masyarakatnya memiliki ... setia menggunakan alat transportasi tradisional

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

112

A.1. Karakteristik Masyarakat Transisi Desa Gawanan

Keadaan masyarakat Desa Gawanan kini semakin maju dengan

kemudahan menerima masuknya arus informasi dari luar menyebabkan

meningkatnya pengetahuan masyarakat akan berbagai macam informasi.

Pengetahuan warga yang semakin meningkat ini menyebabkan seluruh sendi

kehidupan mereka pun turut mengalami peningkatan ke arah yang lebih baik. Bisa

dikatakan bahwa masyarakat desa Gawanan tengah mengalami masa transisi,

yaitu masyarakat yang sedang mengalami peralihan dari masyarakat tradisional

menuju masyarakat industri (modern).

Masyarakat desa Gawanan telah mengalami perubahan di berbagai aspek

kehidupan, misalnya dari aspek ekonomi masyarakatnya yang semakin

meningkat, faktor utama yang menjadi penyebab pergeseran nilai tradisional

menuju nilai modern adalah peralihan masyarakat dari bidang pertanian ke

industri. Masyarakat memiliki alasan bahwa bidang pertanian yang tekuni selama

ini belum bisa memberikan kontribusi yang lebih baik bagi kesejahteraan

keluarga. Dilihat dari biaya produksi yang dikeluarkan tidak sebanding dengan

jumlah pendapatan yang diterima dari hasil panen. Hal ini diungkapkan oleh Sri

Rejeki:

“Kalo sekarang sawahnya bapak itu dijual sebagian, lha kalo gak

bisa garap sendiri tu rugi, garap sendiri tu biayanya udah banyak,

nanam kacang aja biayanya banyak, rabuk [pupuk] juga ada, trus

matun [menanam padi] itu aja biayanya banyak.”84

84 Sri Rejeki, wawancara 20 Maret 2009

Page 132: POLA KOMUNIKASI MASYARAKAT TRANSISI (Studi Deskriptif .../Pola... · Karanganyar Jawa Tengah ini dikarenakan masyarakatnya memiliki ... setia menggunakan alat transportasi tradisional

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

113

Jarak masa tanam dengan masa panen juga relatif lama, selain itu petani

juga menggantungkan pengairan sawahnya pada air hujan, sedangkan biaya hidup

harus terus berjalan.

“Masih ditanami, ya setahun itu hanya sekali ditanami padi, nanti

kalo habis sekali itu ya ditanami kacang lagi, apa jagung, apa

singkong, nanti padinya kalo banyak air hujan itu, kalo enggak

hujan ya berubah jadi tegalan lagi.”85

Semakin banyaknya lahan pertanian yang beralih fungsi menjadi area

perumahan, dikarenakan banyak pemilik tanah pertanian yang menjual lahan

mereka untuk dijadikan area perumahan guna memenuhi kebutuhan hidup. Seperti

yang diungkapkan oleh Anik Widartiningsih mengenai berkurangnya lahan

pertanian sebagai lahan mata pencaharian :

“Berkurangnya lahan pertanian di desa Gawanan itu sendiri, karena

ya sudah beralih, karena butuh atau apa nggih, dijual untuk

perumahan, padahal kan sayang sekali, karena kebanyakan disini

kan dulu mayoritas penduduknya adalah petani, kalo sekarang

memang ada petani tapi tidak terlalu banyak, itu yang petani

sekarang malah yang menggarap tanah seseorang bukan tanahnya

sendiri, kalo yang tanahnya sendiri juga ada namun tidak terlalu

banyak.”86

Melihat kondisi seperti ini maka sebagian masyarakat desa Gawanan

berusaha mencari mata pencaharian lain selain bidang pertanian sehingga mereka

sekarang banyak yang bekerja di sektor industri dan jasa, seperti misalnya buruh

pabrik, pegawai negeri, pegawai swasta, guru atau berwiraswasta. Hal ini yang

menyebabkan terjadinya pergeseran terhadap nilai-nilai yang telah ada

sebelumnya yaitu nilai-nilai yang terdapat dalam masyarakat agararis dimana

85 Sri Rejeki, Ibid86 Anik Widartiningsih, wawancara 31 Maret 2009

Page 133: POLA KOMUNIKASI MASYARAKAT TRANSISI (Studi Deskriptif .../Pola... · Karanganyar Jawa Tengah ini dikarenakan masyarakatnya memiliki ... setia menggunakan alat transportasi tradisional

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

114

nilai-nilai yang berlaku bersifat tradisional. Nilai-nilai ini bergeser kearah modern

sebagai tanda suatu masyarakat industri yang berkiblat pada negara maju atau

negara modern.

Sedangkan dari aspek sosial kini peralatan hidup yang dimiliki oleh

masyarakat di desa Gawanan pun mulai meningkat ke arah modern seperti mobil,

truk, dan kendaraan bermotor. Dulunya banyak warga yang hanya menggunakan

alat transportasi tradisional seperti gerobak, pedati, dan becak. Namun sekarang

telah banyak warga yang memiliki sepeda motor, selain itu hampir 90% warga

Gawanan telah memiliki televisi, sehingga arus informasi begitu cepat di terima

oleh masyarakatnya. Sedangkan perkembangan teknologi komunikasi kini telah

memudahkan masyarakat Gawanan untuk berkomunikasi dengan teman atau

kerabat yang berada di luar desa Gawanan. Penggunaan handphone kini telah

menjadi tren dan kebutuhan dikalangan masyarakatnya, bahkan kini setiap

anggota keluarga masing-masing telah memiliki alat komunikasi handphone..

Kenyataan seperti ini terjadi karena kebutuhan hidup, seperti kebutuhan akan

informasi, kebutuhan transportasi, dan kebutuhan komunikasi warga Gawanan

semakin meningkat seiring dengan perkembangan jaman.

Perubahan orientasi pendidikan pun kini telah membuka kesempatan

bagi warga desa untuk memperoleh kedudukan yang lebih tinggi. Dengan

menyekolahkan anaknya menjadi sarjana, mereka berharap anaknya dapat

memiliki pekerjaan yang layak. Hal ini diungkapkan oleh Sri Rejeki yang

menyekolahkan anaknya sampai pada jenjang perguruan tinggi :

“Ya kalo orang tua tu cita-cita tu gimana ya, ya ibunya biar guru

SD atau gak kerja, umpamanya anaknya itu kerja kan lebih

Page 134: POLA KOMUNIKASI MASYARAKAT TRANSISI (Studi Deskriptif .../Pola... · Karanganyar Jawa Tengah ini dikarenakan masyarakatnya memiliki ... setia menggunakan alat transportasi tradisional

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

115

meningkat selangkah lebih maju kan senang, itu ya nanti Alloh

sendiri yang menentukan. Disini berusaha, coro carane ngarit itu

sudah punya gaman-ne[seperti halnya orang menyabit rumput itu

sudah ada peralatannya ]”87

Seperti halnya orang tua lainnya yang selalu menginginkan yang terbaik

bagi anak-anaknya. Para orang tua di Gawanan juga menginginkan agar kelak

anak-anak mereka dapat berjuang hidup ditengah perkembangan teknologi yang

semakin maju. Bagi para orang tua di desa Gaawanan pendidikan bagi anak-

anaknya merupakan bekal untuk menghadapi perkembangan jaman dan juga

untuk mendapatkan pekerjaan yang layak bagi kehidupan mereka kelak.

Keinginan yang besar untuk mewujudkan generasi penerusnya agar

dapat meningkatkan derajat mereka melalui jalan pendidikan, terlihat dari

mayoritas penduduknya adalah lulusan menengah atas. Adanya anggapan warga

Gawanan, khususnya para orang tua yang menyatakan bahwa pendidikan anak

harus lebih dari mereka. Hal ini dikarenakan para orang tua menginginkan anak-

anak mereka mampu bersaing dan mengikuti perkembangan jaman.

Banyaknya lahan pertanian yang kini telah beralih fungsi menjadi area

pemukiman, menyebabkan banyaknya warga pendatang yang menetap dan

berdomisili di desa Gawanan dan sebagian besar para pendatang bertempat tinggal

di perumahan. Banyak para pendatang yang memilih lokasi di desa Gawanan

sebagai tempat tinggaldan merasa betah tinggal di Gawanan, seperti yang

diungkapkan oleh Yeti Suhesti warga pendatang dari Bandung yang merantau ke

87 Sri Rejeki, wawancara 20 Maret 2009

Page 135: POLA KOMUNIKASI MASYARAKAT TRANSISI (Studi Deskriptif .../Pola... · Karanganyar Jawa Tengah ini dikarenakan masyarakatnya memiliki ... setia menggunakan alat transportasi tradisional

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

116

kota Solo untuk mengikuti kerja suaminya dan memilih lokasi Gawanan sebagai

tempat tinggal:

“Awalnya saya di bandung yah, saya mah asli Bandung gitu, yah

karena mengikuti kerja bapak dan pindah di Solo. Pertimbangan

memilih pindah di lingkungan sini, pertama itu kita lihat

lingkungan karena saya punya anak yang masih kecil mau remaja

gitu si Rendi itu ya saya lihat lingkungan sini itu bagus. Terus yang

kedua karena saya di sini nggak banyak sodara yah, terus ada salah

satu sodara tinggal di sini ya biar deket sama sodara yang lebih tua.

Selain itu kita juga lihat air, karena bagi saya air itu lebih penting,

dulu waktu di Bandung sudah pernah merasakan susah mencari air

gitu, kalau di Bandung itu air dari PDAM di bagi-bagi ya mungkin

karena padatnya penduduk dan perumnas-perumnas yang

dibangun, jadi air saja di bagi-bagi, di sana juga kalau air pompa

itu menggalinya harus lebih dalam soalnya jelek airnya,

mengandung zat besi. Sebelumnya kan saya tanya-tanya dulu,

gimana airnya, yah Alhamdullilah airnya lancar bisa dimasak,

diminum. Selain itu masalah harga juga yah, kebetulan di sini itu

lebih murah dibandingkan dengan yang di kota. Juga

lingkungannya masih bersih polusinya, gak banyak pabrik. Dulu

mah saya sama bapak itu seperti pisah ranjang karena pekerjaan,

jadi lebih baik ikut suami, karena saya itu mau kalau kita sama-

sama mendidik anak, jadi biar bapaknya tahu bagaimana karakter

si anak gitu”88

Pertimbangan para pendatang untuk memilih desa Gawanan sebagai

lokasi tempat tinggal di karenakah keunggulan yang dimiliki oleh desa Gawanan,

antara lain: wilayahnya yang di pinggir kota, sehingga memiliki suasana

lingkungan yang tenang dan tidak bising, karena jauh dari pusat industri dan

pabrik-pabrik serta bebas dari polusi dan limbah pabrik. Selain itu pertimbangan

air bersih di wilayah Gawanan ini juga merupakan suatu daya tarik para

pendatang untuk bertempat tinggal di sini.

Munculnya perumahan menyebabkan daerah Gawanan menjadi semakin

ramai dan padat. Jalanan yang tadinya sepi sekarang menjadi ramai, selain

88 Yeti Suhesti, wawancara 26 Maret 2009

Page 136: POLA KOMUNIKASI MASYARAKAT TRANSISI (Studi Deskriptif .../Pola... · Karanganyar Jawa Tengah ini dikarenakan masyarakatnya memiliki ... setia menggunakan alat transportasi tradisional

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

117

berfungsi sebagai jalan umum juga berfungsi sebagai jalan industri dan jalan

ekonomi. Rumah-rumah yang berada di pinggir jalan Adi Sumarmo kini banyak

dimanfaatkan untuk membuka usaha perdagangan seperti warung makan, toko

kelontong, salon, mini market, bengkel, toko besi, tambal ban, las karbit,

fotokopian, counter heandphone, wartel, dan beberapa pedagang kaki lima yang

biasanya dapat ditemui pada malam hari yang mendirikan tenda-tenda di pinggir

jalan. Hal ini terlihat bahwa sarana dan prasarana perekonomian di Desa Gawanan

telah cukup memadai guna memenuhi kebutuhan masyarakatnya. Seperti yang

diungkapkan oleh Anik Widartiningsih perihal dampak munculnya pemukiman

baru yang menggantikan lahan pertanian :

“...dulu memang disana itu sawah-sawah dengan penuh kehijauan,

dengan pemandangan dan udara segar sebelum itu dibanguni

perumahan. Ya memang setelah ada perumahan jadi ramai,

fasilitas-fasilitas juga jadi lebih memadai, paling tidak kan

transportasi juga jadi lebih banyak, ya ada perumahan ya istilahnya

ada untungnya, masyarakat jadi tambah banyak juga fasilitas

tambah memadai, tapi juga berkurangnya lahan pertanian di desa

Gawanan itu sendiri karena ya sudah beralih...”89

Selain itu manfaat lain yang dirasakan setelah dibangunnya perumahan

adalah membuka lapangan kerja baru bagi para ibu-ibu di desa Gawanan untuk

membantu suaminya mencari nafkah tambahan. Hal ini diakui oleh warga asli

desa Gawanan ibu Sri Rejeki:

“Ya ada mbak, bagi ibu-ibu yang kurang kerjaan, ini kan banyak

yang PHK.nan pabrik rambak. Sekarang kan produksinya pake

mesin, tapi dulu kan karyawannya putri-putri di daerah sini kan

banyak yang masuk situ, lha sekarang sudah di PHK semua.

Dengan adanya perumahan itu ya ada untungnya ibu-ibu ada yang

kerja disitu, di perumahan ya ada yang membutuhkan tenaganya

ibu-ibu, untuk momong [menjaga anak], untuk nyuci, banyak lho

89 Anik Widartiningsih, wawancara 31 Maret 2009

Page 137: POLA KOMUNIKASI MASYARAKAT TRANSISI (Studi Deskriptif .../Pola... · Karanganyar Jawa Tengah ini dikarenakan masyarakatnya memiliki ... setia menggunakan alat transportasi tradisional

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

118

itu yang di Tegalan itu banyak yang nyuci di Madu Asri C, ya

sebulan itu ada yang dapet 250 ribu, kalo momong tok sama apa di

rumah mau ngapain, wong anake pagi juga udah sekolah semua,

sekarang nek njagakke bapake tok ya nggak nyukupi [kalau hanya

menggantungkan pada suami saja ya tidak bisa mencukupi]. Itu

tujune gak malu kerja nyuci, nggosok [untung saja tidak malu

bekerja sebagai tukang cuci baju dan menyeterika pakaian]”.90

Dengan munculnya perumahan sebagai area pemukiman baru bagi para

pendatang memberi dampak positif bagi penduduk desa Gawanan. Selain

menjadikan desa Gawanan semakin ramai dengan pembangunan fasilitas umum

yang memadai juga dengan berdirinya perumahan dapat membuka lapangan kerja

baru bagi para warga Gawanan dan bermanfaat untuk meningkatkan kesejahteraan

keluarganya.

Kemudahan transportasi juga dirasakan di desa Gawanan sekarang,

dengan semakin padatnya penduduk, banyak fasilitas-fasilitas umum yang mulai

diperbaiki seperti pengaspalan jalan raya, tersedianya angkutan umum serta

adanya penerangan jalan guna menunjang kemudahan warga Gawanan untuk

melakukan aktivitas di luar desa. Sebagian besar penduduk Desa Gawanan setiap

harinya pergi menuju arah timur yaitu kota Solo untuk melakukan berbagai

macam kepentingan, seperti sekolah, bekerja, berbelanja, atau refreshing.

Pergerakan penduduk ke arah timur setiap harinya disebabkan oleh beberapa

faktor. Faktor utama adalah faktor ekonomis, alasan bepergian keluar karena

untuk bekerja, sebagai pegawai negeri, pegawai swasta, dagang, menjadi buruh

atau kuli. Faktor lainnya adalah yang berhubungan dengan peningkatan

pengetahuan dan pendidikan, yaitu untuk bersekolah. Selain itu banyak ibu-ibu

90 Sri Rejeki, wawancara 20 Maret 2009

Page 138: POLA KOMUNIKASI MASYARAKAT TRANSISI (Studi Deskriptif .../Pola... · Karanganyar Jawa Tengah ini dikarenakan masyarakatnya memiliki ... setia menggunakan alat transportasi tradisional

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

119

rumah tangga yang berbelanja ke kota Solo, untuk berbelanja keperluan bulanan,

seperti sabun cuci, sabun mandi dan beberapa kebutuhan rumah tangga lainnya.

Memilih belanja di kota Solo dikarenakan banyaknya pilihan barang yang hendak

dibeli serta sekaligus merupakan sarana untuk refreshing bersama keluarga.

Seperti yang diungkapkan oleh ibu-ibu rumah tangga memilih Solo sebagai

tempat tujuan belanja :

“Kalo bulanan ya paling di Solo, di Sami Luwes, ya biar jauh tar

sama refresing lah, kalo didaerah sini sebenere ya lengkap, tapi kog

kayaknya belanja kog cedak [sepertinya belanja hanya di dekat-

dekat saja], ya enaknya kan yang agak jauh sekalian refreshing.”91

Hal serupa juga diungkapkan oleh ibu dan ibu yang memilih berbelanja di Solo

untuk kebutuhan bulanan rumah tangganya

“Kalo belanja bulanan ya ke Sami Luwes di Solo pada awal-awal

bulan itu. Ya pertimbangan saya berbelanja ke Solo itu pertama

lebih komplit, harga juga lebih murah, kalo soal jaraknya ya

hitung-itung sambil refreshing aja, pulangnya nanti bisa mampir

makan bareng sama anak-anak...”92

“Ya biar bisa liat-liat lainya gitu mbak, sekalian cuci mata, trus

nanti kalo ada diskon-diskonan kan lebih murah mbak, kalo di

pasar kan ndadak anyang-anyang [harus tawar-menawar]itu saya

nggak bisa.”93

Memilih kota Solo sebagai alternatif tempat belanja bagi para ibu rumah

tangga adalah dikarenakan tempat belanja di Solo, seperti supermarket dan Mall

menyediakan segala macam kebutuhan rumah tangga yang lebih lengkap dan

merupakan tempat untuk refreshing bagi para ibu-ibu rumah tangga yang

kesehariannya hanya berada di rumah dan jarang keluar. Karena Solo merupakan

91 Supartini Sesilia, wawancara 24 Maret 2009 92 Sri Puji Mulyan, wawancara 25 Maret 2009 93 Tri Hartini, wawancara 23 Maret 2009

Page 139: POLA KOMUNIKASI MASYARAKAT TRANSISI (Studi Deskriptif .../Pola... · Karanganyar Jawa Tengah ini dikarenakan masyarakatnya memiliki ... setia menggunakan alat transportasi tradisional

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

120

kota yang memiliki banyak pilihan serta tempat-tempat tujuan yang menunjang

untuk pemenuhan berbagai kebutuhan.

A.2. Karakteristik Ibu Rumah Tangga Masyarakat Transisi Desa Gawanan

Perubahan desa Gawanan juga diikuti perubahan masyarakatnya. Salah

satunya adalah perubahan yang terjadi pada para wanita di desa Gawanan

terutama ibu-ibu rumah tangga. Pada jaman dulu ibu-ibu rumah tangga hanya

dianggap suaminya sebagai konco wingking atau teman kasur, dapur dan sumur.

Ibu-ibu hanya mengurus rumah tangga, bekerja di dapur dan mendidik serta

merawat anak. Namun seiring dengan kemajuan jaman, dan tingkat pendidikan

yang semakin tinggi perempuan tidak sebagai konco wingking lagi namun

sebagai konco samping yang bersama-sama dengan pria berjuang untuk

kelangsungan ekonomi keluarga.

Demikian halnya dengan karakteristik wanita pada masyarakat transisi,

seperti yang diungkapkan oleh Ria Puspa Yusuf (Sukesi, 1991)94

, bahwa

partisipasi wanita menyangkut peran tradisi dan peran transisi. Peran tradisi atau

domestik mencakup peran wanita sebagai istri, ibu dan pengelola rumah tangga.

Sementara peran transisi meliputi pengertian wanita sebagai tenaga kerja, anggota

masyarakat dan manusia pembangunan. Pada peran transisi wanita sebagai tenaga

kerja turut aktif dalam kegiatan ekonomis (mencari nafkah) di berbagai kegiatan

sesuai dengan ketrampilan dan pendidikan yang dimiliki serta lapangan pekerjaan

yang tersedia. Fenomena yang terjadi dalam masyarakat transisi adalah semakin

banyaknya ibu rumah tangga membantu suami mencari tambahan penghasilan,

94 http://ejournal.unud.ac.id/abstrak/mjlhsrikandiria.pdf. Diunduh pada tanggal 21 Juni 2009

pukul 07.55 WIB.

Page 140: POLA KOMUNIKASI MASYARAKAT TRANSISI (Studi Deskriptif .../Pola... · Karanganyar Jawa Tengah ini dikarenakan masyarakatnya memiliki ... setia menggunakan alat transportasi tradisional

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

121

selain karena didorong oleh kebutuhan ekonomi keluarga, juga dapat

mengekspresikan dirinya di tengah-tengah keluarga dan masyarakat. Keadaan

ekonomi keluarga mempengaruhi kecenderungan ibu rumah tangga untuk

berpartisipasi di pasar kerja, agar dapat membantu meningkatkan perekonomian

keluarga.

Seperti halnya para ibu rumah tangga di desa Gawanan yang kini mulai

banyak yang bekerja untuk membantu ekonomi keluarga dikarena semakin

kompleks dan meningkatnya kebutuhan hidup. Para ibu yang bekerja kini

memiliki peran ganda, yaitu sebagai ibu rumah tangga, sekaligus mencari nafkah

untuk menambah pemasukan bagi keluarganya. Namun itensitas para ibu rumah

tangga yang bekerja di luar rumah lebih sedikit dibandingkan dengan para suami.

Kebanyakan ibu rumah tangga di desa Gawanan yang bekerja memilih pekerjaan

yang membutuhkan waktu untuk meninggalkan rumah sekitar 6-8 jam per hari

atau setengah hari, mayoritas para ibu di Gawanan bekerja sebagai pegawai

negeri, perawat, dan guru. Sehingga waktu mereka untuk mengurus rumah tangga

masih bisa dilakukan setelah pulang dari bekerja.

Ibu yang tidak bekerja di luar rumah dapat dikatakan sebagai ibu yang

hanya menjalankan fungsinya sebagai ibu rumah tangga dan banyak

menghabiskan waktunya di rumah tanpa terikat pekerjaan di luar rumah. Para ibu

rumah tangga di desa Gawanan yang bekerja di luar rumah umumnya hanya

bekerja paruh waktu saja sehingga para ibu masih dapat menyelesaikan pekerjaan

rumah tangganya setelah pulang bekerja. Hal ini karena mengingat perannya

Page 141: POLA KOMUNIKASI MASYARAKAT TRANSISI (Studi Deskriptif .../Pola... · Karanganyar Jawa Tengah ini dikarenakan masyarakatnya memiliki ... setia menggunakan alat transportasi tradisional

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

122

sebagai seorang ibu dan istri yang harus mengasuh, merawat serta menjaga

keutuhan rumah tangganya.

Berikut profil informan dalam penelitian ini beserta tempat dan waktu

wawancara :

• Informan 1

Nama : Karsiyem Spd

Tempat wawancara : Kediaman Karsiyem, Perumahan Madu Asri,

Gawanan Colomadu

Waktu : 19 Maret 2009 (18.30-20.00 WIB)

Pekerjaan : Guru SLTP

Pendidikan : Sarjana Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Ibu Karsiyem merupakan seorang ibu rumah tangga yang juga

bekerja sebagai seorang guru bahasa Inggris di SMP Negeri 1 Colomadu.

Selain itu Ibu Karsiyem juga merupakan ibu ketua dari RW 9. Sebagai

ketua RW ibu Karsiyem aktif dalam berbagai kegiatan kumpulan yang ada

di lingkunganya, seperti arisan PKK baik di tingkat RT, RW dan

Kelurahan, karena ibu Karsiyem bertanggung jawab atas informasi dari

atas (pemerintah) yang ditujukan kepada para warga. Selain itu ibu

Karsiyem juga aktif sebagai anggota dalam kegiatan pengajian. Peneliti

mendapatkan banyak informasi mengenai berbagai kegiatan para ibu

rumah tangga yang diadakan di desa Gawanan.

• Informan 2

Nama : Sri Rejeki

Page 142: POLA KOMUNIKASI MASYARAKAT TRANSISI (Studi Deskriptif .../Pola... · Karanganyar Jawa Tengah ini dikarenakan masyarakatnya memiliki ... setia menggunakan alat transportasi tradisional

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

123

Tempat wawancara : Kediaman Sri Rejeki, desa Gawanan Timur

Waktu : 20 Maret 2009 (16.00-17.30 WIB)

Pekerjaan : Guru SD

Pendidikan : D2 PGSD

Sebagai seorang istri dari Kepala Kadus (Bayan) di Gawanan

Timur, ibu Sri Rejeki juga berprofesi sebagai guru di Sekolah Dasar

Negeri Tohudan. Sebagai seorang yang dituakan oleh warga di sekitarnya,

ibu Sri Rejeki selalu aktif dalam kegiatan PKK, baik di tingkat RT, RW,

maupun Kelurahan. Selain itu beliau juga aktif dalam kumpulan yang ada

di lingkungannya seperti pengajian, posyandu yang kegiatannya di

tempatkan di rumah beliau, serta aktif dalam berbagai kegiatan yang

dilaksanakan dil lingkungannya seperti rewangan, besukan orang sakit

atau apabila ada seorang warga yang mengalami musibah. Ibu Sri Rejeki

selalu hadir dalam berbagai kegiatan yang berhubungan dengan ibu rumah

tangga, hal ini di karenakan peran ibu Sri Rejeki sebagai seorang ibu

Bayan dan pembina dalam kegiatan-kegiatan tersebut.

• Informan 3

Nama : Supartini Sesilia

Tempat Wawancara : Kediaman Supartini, Perumahan Madu Asri,

Gawanan Colomadu

Waktu : 24 Maret 2009 (10.00-11.00 WIB)

Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga

Pendidikan : SMA

Page 143: POLA KOMUNIKASI MASYARAKAT TRANSISI (Studi Deskriptif .../Pola... · Karanganyar Jawa Tengah ini dikarenakan masyarakatnya memiliki ... setia menggunakan alat transportasi tradisional

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

124

Ibu Supartini merupakan warga pendatang yang kemudian

bertempat tinggal di salah satu perumahan di desa Gawanan. Sebagai

warga pendatang ibu Supartini aktif sebagai anggota dalam berbagai

kegiatan organisasi di lingkungannya, seperti: arisan PKK RT, pengajian

dan berbagai kegiatan kumpulan seperti rewangan dan besukan orang

sakit.

• Informan 4

Nama : Tri Hartini

Tempat Wawancara : Kediaman Tri Hartini, Madu Asri, Gawanan

Colomadu

Waktu : 23 Maret 2009 (09.00-10.30 WIB)

Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga

Pendidikan : SMA

Ibu Hartini merupakan seorang ibu rumah tangga yang aktif

sebagai bendahara dalam kegiatan arisan PKK tingkat RW dan sebagai

pengurus arisan tingkat RT. Selain itu juga ibu Hartini merupakan ketua

pengajian di lingkungannya. Sebagai seorang ibu rumah tangga berbagai

kegiatan yang diikutinya dapat menambah wawasannya tentang berbagai

macam hal dan informasi dari dunia luar.

• Informan 5

Nama : Sri Puji Mulyan

Tempat Wawancara : Kediaman Sri Puji, Madu Asri, Gawanan

Colomadu

Page 144: POLA KOMUNIKASI MASYARAKAT TRANSISI (Studi Deskriptif .../Pola... · Karanganyar Jawa Tengah ini dikarenakan masyarakatnya memiliki ... setia menggunakan alat transportasi tradisional

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

125

Waktu : 25 Maret 2009 (10.00-1130 WIB)

Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga

Pendidikan : SMA

Sebagai ibu rumah tangga ibu Sri Puji menghabiskan banyak

waktunya di rumah. Kegiatan sehari-hari ibu Sri Puji adalah mengurus

rumah tangga, berbelanja dan aktif sebagai anggota dalam berbagai

kegiatan di lingkungannya, seperti : arisan PKK RT, pengajian dan

Posyandu, karena ibu Sri Puji masih memiliki seorang putri dengan usia

balita. Dengan mengikuti berbagai kegiatan kumpulan ibu-ibu di

lingkungannya membuat ibu Sri Puji mendapat berbagai macam informasi

baik mengenai lingkungannya maupun di luar lingkungannya.

• Informan 6

Nama : Yeti Suhesti

Tempat Wawancara : Perumahan Madu Asri, Gawanan colomadu

Waktu : 26 Maret 2009 (09.30-11.30 WIB)

Pekerjaan : Guru TK

Pendidikan : KPG (Kursus Pendidikan Guru)

Ibu Yeti merupakan seorang ibu rumah tangga yang berprofesi

sebagai seorang guru TK. Ibu Yeti merupakan warga pendatang yang

berasal dari Bandung. Sebagai seorang warga pendatang ibu Yeti dapat

dengan mudah beradaptasi di lingkungannya. Ibu Yeti juga aktif sebagai

pengurus kegiatan arisan PKK RT di lingkungannya dan aktif sebagai

anggota dalam kegiatan pengajian dan ikut serta sebagai tenaga pengajar

Page 145: POLA KOMUNIKASI MASYARAKAT TRANSISI (Studi Deskriptif .../Pola... · Karanganyar Jawa Tengah ini dikarenakan masyarakatnya memiliki ... setia menggunakan alat transportasi tradisional

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

126

TPA baca tulis Al-Qur’an di lingkungannya serta selalu mengikuti

berbagai kegiatan di lingkungannya, seperti : rewangan, besukan dan

melayat warga yang meninggal dunia.

• Informan 7

Nama : Kadarwati Nurianingsih

Tempat Wawancara : Kediaman Kadarwati, Madu Asri Gawanan

Colomadu

Waktu : 29 Maret 2009 (10.00-11.00 WIB)

Pekerjaan : PNS (Pegawai Negeri)

Pendidikan : SMA

Ibu Kadarwati merupakan ibu rumah tangga yang bekerja

sebagai pegawai negeri di kota Solo. Kegiatan ibu Kadarwati dari pagi

hingga siang adalah bekerja, setelah itu baru mengurusi rumah tangga.

Namun disela kesibukannya, ibu Kadarwati juga aktif sebagai anggota

dalam kegiatan arisan PKK RT serta kegiatan pengajian di lingkungannya.

• Informan 8

Nama : Anik Widartiningsih

Tempat Wawancara : Kantor Kelurahan desa Gawanan

Waktu : 31 Maret 2009 (10.30-12.00 WIB)

Pekerjaan : Perangkat Desa (Kaur Keuangan)

Pendidikan : SMA

Ibu Anik merupakan seorang ibu rumah tangga yang bekerja

menjadi salah satu perangkat desa dan menjabat sebagai Kepala Urusan

Page 146: POLA KOMUNIKASI MASYARAKAT TRANSISI (Studi Deskriptif .../Pola... · Karanganyar Jawa Tengah ini dikarenakan masyarakatnya memiliki ... setia menggunakan alat transportasi tradisional

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

127

(Kaur) Keuangan. Selain itu ibu Anik yang mengurusi berbagai kegiatan

yang berhubungan dengan ibu rumah tangga di Kalurahan, seperti

Polindes, Kegiatan PKK, Posyandu Balita dan Lansia. Selain itu ibu Anik

aktif mengikuti kegiatan PKK tingkat Kecamatan dan Kelurahan karena

perannya sebagai penyampai pesan dari tingkat atas (pemerintah

Kabupaten).

Dengan semakin berkembangnya teknologi informasi dan komunikasi

menyebabkan para ibu rumah tangga di desa Gawanan kini lebih terbuka terhadap

masuknya berbagai informasi yang berasal dari luar daerah mereka. Sikap

keterbukaan itu juga ditunjukkan saat penulis melakukan wawancara terhadap

mereka. Mereka mengungkapkan hal-hal yang mereka ketahui secara lengkap,

namun apabila mereka tidak mengetahui hal-hal yang dipertanyakan biasanya

mereka akan menjawab pertanyaan dengan singkat. Seperti saat penulis

menanyakan mengenai permasalahan politik, banyak dari mereka yang kurang

tertarik dengan masalah politik, sehingga mereka menjawab hanya dengan singkat

saja, seperti kutipan wawancara berikut ini :

(T) : “Apakah ibu mengetahui informasi pelaksanaan pemilu tahap

pertama?”

(J) : “Ya, tanggal 9 April”.

(T) : “Darimana ibu mendapatkan informasinya?”

(J) : “Ya dari tivi”.

(T) : “Apakah ibu sudah mengetahui mengenai cara memilih yang

baru?”

Page 147: POLA KOMUNIKASI MASYARAKAT TRANSISI (Studi Deskriptif .../Pola... · Karanganyar Jawa Tengah ini dikarenakan masyarakatnya memiliki ... setia menggunakan alat transportasi tradisional

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

128

(J) : “Ya, di contreng kan, tahunya ya dari tivi mbak”

(T) : “Menurut ibu apakah informasi dari televisi itu sudah cukup

jelas?”

(J) : “Ya tahulah sedikit-sedikit, tapi nanti di RT kan mau ada

sosialisasi”.

(T) : “Bagaimana menurut ibu mengenai acara debat politik di tivi?”

(J) : “Ya saya suka, ya nonton sekedar isi waktu luang, tapi kan tahu

kadang kan orang ngomongnya gini, tapi nanti kenyataan lain”.

(T) : “Acara seperti itu apa mempengaruhi ibu dalam menentukan

pilihan?”

(J) : “Oh enggak”

(T) : “Kalo untuk mengenal sosok caleg biasanya mendapatkan

informasi darimana?”

(J) : “Ya ditivi, trus kan suka pas ada acara apa kadang ngobrol-

ngobrol ini mau nyaleg, trus dikasi selebaran itu kayak stiker.”

Para ibu rumah tangga di desa Gawanan umumnya kurang tertarik

dengan permasalahan politik. Mereka lebih menyukai mengenai berita-berita,

sinetron dan infotainment. Informasi dari media massa memberikan mereka

banyak pengaruh dalam berbagai hal. Secara parsial terlihat dari cara mereka

berpakaian yang pada umumnya kini lebih mengikuti tren mode di televisi, selain

itu juga kini alat komunikasi seperti handphone telah menjadi kebutuhan para ibu

rumah tangga di desa Gawanan. Seperti yang diungkapkan oleh para informan

berikut:

Page 148: POLA KOMUNIKASI MASYARAKAT TRANSISI (Studi Deskriptif .../Pola... · Karanganyar Jawa Tengah ini dikarenakan masyarakatnya memiliki ... setia menggunakan alat transportasi tradisional

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

129

“Iya sekarang ngabari apa-apa pake telepon, kalo dulu tu saya dari

rumah ke rumah, ngabari [memberi kabar] ada pasien gitu”95

“Disini masing-masing sudah mempunyai handphone, ya itu lebih

memudahkan kita memantau anak sewaktu-waktu dan untuk

berhubungan dengan teman-teman”.96

Meskipun para ibu rumah tangga di desa Gawanan kini lebih modern

yang di tandai dengan banyaknya para ibu yang berpendidikan tinggi dan bekerja

di luar rumah, namun mereka tidak meninggalkan perannya sebagai ibu dan istri

dalam rumah tangga. Masuknya berbagai macam informasi yang mereka peroleh

dari beragam media massa maupun dari lingkungan mereka tidak menjadikan

mereka meninggalkan sikap kerukunan dan gotong royong sesama warga dengan

masih berlakunya kebiasaan rewangan dan besukan di desa Gawanan.

B. Pola Komunikasi Ibu Rumah Tangga Masyarakat Transisi Desa Gawanan

Sebagaimana telah dikemukakan di bagian awal, fokus dari penelitian ini

adalah mengenai karakter pola komunikasi ibu-ibu rumah tangga pada masyarakat

transisi di desa Gawanan. Komunikasi di masyarakat desa Gawanan dapat diamati

berupa komunikasi verbal dan non verbal. Komunikasi verbal dalam masyarakat

desa Gawanan nampak dalam percakapan sehari-hari dalam berbagai kesempatan,

bahasa tubuh maupun tulisan-tulisan dalam berbagai kepentingan serta dokumen.

Sedangkan komunikasi non verbal dapat diamati dalam berbagai ekspresi

simbolik yang terdapat dalam adat istiadat, peralatan hidup, kebiasaan dan

budaya masyarakat desa Gawanan.

95 Sri Rejeki, wawancara 20 Maret 2009 96 Kadarwati Nurianingsih, wawancara 29 Maret 2009

Page 149: POLA KOMUNIKASI MASYARAKAT TRANSISI (Studi Deskriptif .../Pola... · Karanganyar Jawa Tengah ini dikarenakan masyarakatnya memiliki ... setia menggunakan alat transportasi tradisional

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

130

Peneliti mendapati kenyataan bahwa pada dasarnya karakter pola

komunikasi yang terdapat pada masyarakat transisi desa Gawanan adalah

komunikasi yang bersifat langsung dan terbuka, yaitu pola komunikasi

antarpribadi yang terjadi secara langsung dari komunikator kepada komunikan.

Komunikasi anatarpribadi para ibu rumah tangga ini terjadi dalam kelompok

komunikasi, yaitu kelompok primer dan kelompok sekunder. Kelompok adalah

sekumpulan orang yang mempunyai tujuan bersama yang berinteraksi satu sama

lain untuk mencapai tujuan bersama, mengenal satu sama lainnya, dan

memandang mereka sebagai bagian dari kelompok tersebut.97

Dalam kelompok,

komunikasi berlangsung antara seorang komunikator dengan sekelompok orang

yang jumlahnya lebih dari dua orang. Biasanya komunikasi di dalam kelompok

juga melibatkan komunikasi antarpribadi. Karena itu kebanyakan teori

komunikasi antarpribadi berlaku juga bagi komunikasi di dalam kelompok.

Komunikasi kelompok telah digunakan masyarakat desa Gawanan untuk

saling bertukar informasi, menambah pengetahuan, mengubah sikap dan perilaku

serta meningkatkan kesadaran para pelakunya. Komunikasi kelompok yang

berlangsung dapat diklasifikasikan dalam dua bentuk kelompok yang terdapat

pada masyarakat desa Gawanan yaitu kelompok primer dan kelompok sekunder.

Komunikasi kelompok primer biasanya memiliki hubungan yang lebih

akrab, lebih personal dan lebih menyentuh hati, seperti hubungan yang terjalin

dalam keluarga, kawan-kawan sepermainan, atau tetangga-tetangga yang dekat.

97 Deddy Mulyana, 2005, Ilmu Komunikasi: Suatu Pengantar, Bandung: PT Remaja

Rosdakarya.

Page 150: POLA KOMUNIKASI MASYARAKAT TRANSISI (Studi Deskriptif .../Pola... · Karanganyar Jawa Tengah ini dikarenakan masyarakatnya memiliki ... setia menggunakan alat transportasi tradisional

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

131

Kelompok komunikasi seperti ini disebut oleh Charles Horton Cooley (1909)

sebagai kelompok primer.

By primary group i mean those characterized by intimate face to

face association and cooperation 98

Cooley mengatakan bahwa kelompok primer memiliki karakteristik

hubungan yang mendalam. Dalam kelompok primer anggotanya saling terikat

secara emosional. Komuniaksi ibu rumah tangga yang berlangsung pada

kelompok primer bersifat informal lebih tak terduga, tanpa rencana, dan spontan,

seperti yang terjadi pada saat ibu-ibu berbelanja pada tukang sayur keliling, pada

saat mengobrol di sore hari atau pada saat ada kegiatan di lingkungan mereka,

seperti rewangan dan besukan orang sakit.

Sedangkan kelompok sekunder merupakan kebalikan dari kelompok

primer yaitu lebih bersifat formal, regular, dan terencana. Hubungan yang terjalin

pada kelompok sekunder tidak begitu akrab, tidak personal, dan tidak terikat

secara emosional. Komunikasi kelompok sekunder dapat diamati dalam

perkumpulan-perkumpulan dalam masyarakat seperti arisan, Karang Taruna,

Pengajian, dan Posyandu.

B.1. Komunikasi kelompok Primer

Salah seorang sosiolog Amerika terkemuka adalah Richard Horton

Cooley (1864-1924)99

menyatakan bahwa individu dan masyarakat saling

melengkapi, di mana individu hanya akan menemukan bentuknya di dalam

masyarakat. Di dalam karyanya yang berjudul Social Organization, Cooley

98 Jalaluddin Rakhmat, 2005, Psikologi Komunikasi, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, hal. 142 99 Soerjono Soekanto, 1990, Sosiologi Suatu Pengantar, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, hal.

40

Page 151: POLA KOMUNIKASI MASYARAKAT TRANSISI (Studi Deskriptif .../Pola... · Karanganyar Jawa Tengah ini dikarenakan masyarakatnya memiliki ... setia menggunakan alat transportasi tradisional

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

132

mengembangkan konsep kelompok utama (primary group), yang ditandai dengan

hubungan antar pribadi yang dekat sekali. Dalam kelompok-kelompok tadi

perasaan manusia akan dapat berkembang dengan leluasa.

Dalam sebuah masyarakat terdapat berbagai unsur kebudayaan seperti

bahasa, organisasi sosial dan lain-lain. Bahasa sehari-hari yang digunakan oleh

penduduk di desa Gawanan adalah Bahasa Jawa. Bahasa ini digunakan untuk

berinteraksi dan berkomunikasi diantara mereka. Bahasa sebagai alat komunikasi

verbal yang digunakan oleh masyarakat desa Gawanan mencerminkan adat

budaya Jawa yang menjadi latar belakang budaya mereka. Adat budaya Jawa yang

sangat memperhatikan pengucapan bahasanya yang disesuaikan dengan keadaan

orang yang diajak berbicara atau yang sedang dibicarakan berdasarkan usia

maupun status sosialnya.

Seperti yang diungkapkan Koetjaraningrat100

pada prinsipnya ada dua

macam bahasa Jawa apabila ditinjau dari kriteria tingkatannya, yaitu bahasa Jawa

Ngoko dan Jawa Krama. Bahasa Jawa Ngoko dipakai untuk orang yang sudah

dikenal akrab dan terhadap orang yang lebih muda usianya serta lebih rendah

derajat atau status sosialnya. Sebaliknya, bahasa Jawa Krama dipergunakan untuk

bicara dengan yang lebih dikenal akrab, tetapi yang sebaya dalam umur dan

derajat, dan juga terhadap orang yang lebih tinggi umur serta status sosialnya.

Pada masyarakat desa Gawanan yang sedang mengalami masa transisi telah

banyak terjadi pergeseran budaya termasuk dalam hal bahasa.

100 Koentjaraningrat, 1979, Manusia dan Kebudayaan di Indonesia cetakan ke 4, Jakarta:

Djambatan, hal. 322-323

Page 152: POLA KOMUNIKASI MASYARAKAT TRANSISI (Studi Deskriptif .../Pola... · Karanganyar Jawa Tengah ini dikarenakan masyarakatnya memiliki ... setia menggunakan alat transportasi tradisional

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

133

Bahasa Jawa yang digunakan di desa ini ada tiga macam yaitu Bahasa

Jawa Ngoko, Krama Alus (bahasa halus) dan Krama Inggil (bahasa sangat halus).

Ketiga jenis bahasa ini mempunyai kedudukan dan kegunaan yang berbeda-beda

didasarkan pada tempat, usia dan strata sosial. Dalam berinteraksi diantara sesama

penduduk yang mempunyai usia lebih tua dan mempunyai strata sosial yang lebih

tinggi digunakan bahasa krama alus. Hal ini menunjukkan adanya sikap

menghormati dan menghargai diantara sesama warga. Bahasa krama inggil

digunakan hanya pada acara-acara tertentu saja misalnya dalam acara arisan PKK

di desa, pengajian, upacara perkawinan dan lain-lain. Sedangkan untuk

percakapan diantara warga yang usianya sama dan memiliki strata sosial yang

sama pula biasanya digunakan bahasa Jawa ngoko untuk lebih menciptakan

suasana yang lebih akrab. Dalam pemakainnya, bahasa ngoko inilah yang biasa

dipakai dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini terjadi karena generasi muda pada

umumnya kurang bisa menggunakan bahasa Jawa krama. Ini disebabkan generasi

muda telah menerima unsur-unsur atau nilai-nilai baru seperti nilai-nilai

kebebasan, persamaan derajat dan modernisasi. Jadi, penggunaan bahasa Jawa

ngoko menunjukkan adanya perubahan tata hubungan sosial masyarakat. Bahasa

yang semula berfungsi sebagai bentuk penghormatan kemudian hanya berfungsi

sebagai alat komunikasi saja.

Untuk bahasa nasional yaitu bahasa Indonesia tidak digunakan oleh

masyarakat dalam kehidupan sehari-hari. Penggunaan bahasa Indonesia lebih

banyak ditemukan pada masyarakat pendatang di perumahan, bahasa Indonesia

digunakan oleh orang-orang yang berusia muda kepada orang yang berusia lebih

Page 153: POLA KOMUNIKASI MASYARAKAT TRANSISI (Studi Deskriptif .../Pola... · Karanganyar Jawa Tengah ini dikarenakan masyarakatnya memiliki ... setia menggunakan alat transportasi tradisional

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

134

tua, sebagai simbol penghormatan. Namun demikian, pemakaiannya tidak

seutuhnya menggunakan bahasa Indonesia asli, tetapi dicampur dengan

menggunakan bahasa Jawa. Hal ini biasanya dilakukan untuk lebih memudahkan

penerimaan oleh warga masyarakat terhadap isi pesan yang ingin disampaikan.

Selain itu, bahasa Indonesia campuran ini juga memiliki kesan akrab dan

komunikatif dibandingkan dengan pemakaian bahasa Indonesia yang sebenarnya.

Komunikasi kelompok primer terjadi pada hubungan kekerabatan dalam

keluarga, sifat komunikasi kelompok primer yang lebih informal pada ibu rumah

tangga dapat ditemui pada komunikasi keluarga. Pada suatu masyarakat keluarga

merupakan unit terkecil dalam masyarakat yang terdiri dari ayah, ibu dan anak.

Keluarga merupakan organisasi sosial paling penting dalam kelompok sosial

masyarakat. Komunikasi dalam sebuah keluarga dinamakan komunikasi keluarga,

dimana komunikasi antarpribadi menjadi salah satu cara berkomunikasi antara

sesama anggota keluarga. Secara umum, komunikasi dalam keluarga ini biasanya

berbentuk komunikasi antar persona (face to face communication) yang pada

intinya merupakan komunikasi langsung dimana masing-masing peserta

komunikasi dapat beralih fungsi, baik sebagai komunikator dan komunikan.

Selain itu, yang lebih penting lagi adalah bahwa reaksi yang diberikan masing-

masing peserta komunikasi dapat diperoleh langsung. Karena itulah, keluarga

dapat dikategorikan sebagai satuan sosial terkecil dalam kehidupan manusia

sebagai makhluk sosial.

Masyarakat desa Gawanan yang kini tengah mengalami masa transisi

dalam berbagai sendi kehidupannya juga mengalami transisi pada pola

Page 154: POLA KOMUNIKASI MASYARAKAT TRANSISI (Studi Deskriptif .../Pola... · Karanganyar Jawa Tengah ini dikarenakan masyarakatnya memiliki ... setia menggunakan alat transportasi tradisional

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

135

komunikasi dalam keluarganya. Berbeda dengan masyarakat Gawanan dulu yang

masih tradisional yang masih kental dengan budaya Jawa. Masyarakat tradisional

dengan budaya Jawa masih memegang sistem patrilineal, yaitu adanya hak

istimewa bagi para laki-laki. Peran seorang ayah dalam keluarga sangatlah

dominan, segala sesuatu ayahlah yang memutuskan. Berbeda dengan perempuan

dulu yang hanya dianggap sebagai konco wingking saja, yaitu sebagai teman di

dapur, kasur dan sumur. Namun seiring dengan kemajuan jaman, perempuan tidak

hanya sebagai konco wingking lagi namun sebagai konco samping yang bersama-

sama dengan pria berjuang untuk kelangsungan ekonomi keluarga. Seperti halnya

para ibu rumah tangga di desa Gawanan yang kini mulai banyak yang bekerja

untuk membantu ekonomi keluarga.

Sekarang ini masyarakat desa Gawanan telah banyak menerima

informasi dari luar, sehingga menyebabkan pola komunikasi dalam keluarga kini

lebih terbuka. Masyarakat desa Gawanan telah menerapkan sistem demokrasi dan

keterbukaan komunikasi dalam keluarga. Dalam hal pengambilan keputusan yang

menyangkut kepentingan para anggota keluarga akan melibatkan seluruh anggota

keluarga untuk mendiskusikannya serta mencari solusi untuk mengambil

keputusan yang tepat.

Mengeluarkan pendapat tidak hanya didominasi orang tua saja namun

sekarang suara anak juga menjadi pertimbangan dalam mengambil keputusan,

seperti misalnya keputusan untuk memilih sekolah bagi anak. Orang tua

mempunyai kewajiban yang harus dipenuhi dalam membentuk generasi yang

berpotensi, berkepribadian dan memiliki rasa yang bertanggung jawab terhadap

Page 155: POLA KOMUNIKASI MASYARAKAT TRANSISI (Studi Deskriptif .../Pola... · Karanganyar Jawa Tengah ini dikarenakan masyarakatnya memiliki ... setia menggunakan alat transportasi tradisional

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

136

masa depan bangsa dan negaranya. Salah satunya adalah kewajiban mendidik

anak dengan cara yang tepat dengan memilihkan sekolahan yang tepat bagi anak.

Seperti yang diungkapkan oleh beberapa informan mengenai pendidikan anak

mereka :

“Keputusan bersama, karena memang kami, untuk anak itu kami

tanya, tapi sebelum kami tanyakan orang tua ya menyarankan,

memberi pandangan...”101

“Kalau sebagai orang tua itu menyarankan yang terbaik untuk

anak. Kalau anak maunya sekolah apa, ya kita mengarahkannya

yang terbaik”.102

“...ya saya dorong, anaknya iya, ya saya juga mendorong, jadi ya

dorongan dari ibu keputusan dari anak...”103

“Pertama ya anaknya juga pengen tapi orang tua yang

mengarahkan kalau itu baik ya silahkan kalau enggak ya kita

arahkan...”104

Dalam menentukan pilihan mengenai sekolahan yang tepat bagi anak,

tidak hanya orang tua saja yang secara sepihak memutuskan, namun juga

mempertimbangkan pendapat anak, karena dalam hal ini anaklah yang akan

menjalani keputusan tersebut. Seperti ibu Sri Rejeki yang akan menyekolahkan

anaknya ke Perguruan Tinggi, walau di Desa Gawanan anak yang meneruskan

sekolah ke Perguruan Tinggi masih relatif belum banyak, namun Ibu Sri Rejeki

sebagai orang tua memberi dorongan kepada anak agar melanjutkan sekolah ke

tingkat yang lebih tinggi agar kelak anak dapat lebih mudah mendapatkan

pekerjaan. Dalam hal ini orang tua hanya memberi dorongan karena keputusan

101 Anik Widartiningsih, wawancara 31 Maret 2009 102 Kadarwati Nurianingsih, wawancara 29 Maret 2009 103 Sri Rejeki, wawancara 20 Maret 2009 104 Karsiyem, wawancara 19 Maret 2009

Page 156: POLA KOMUNIKASI MASYARAKAT TRANSISI (Studi Deskriptif .../Pola... · Karanganyar Jawa Tengah ini dikarenakan masyarakatnya memiliki ... setia menggunakan alat transportasi tradisional

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

137

untuk melanjutkan sekolah adalah keputusan anak, karena anak sudah dianggap

mampu mengambil keputusan yang terbaik bagi kelanjutan pendidikannya.

Sedangkan untuk anak yang hendak melanjutkan sekolah ke tingkat SMP atau

SMA, orang tua akan menyarankan sekolahan yang terbaik bagi anak serta

memberi masukan apabila anak memilih sekolah yang dianggap orang tua kurang

tepat bagi perkembangan anak.

Keputusan selain memilih sekolah bagi anak, keputusan yang sering

diambil dalam keluarga adalah keputusan menentukan menu hidangan untuk

makan sehari-hari. Ibu yang biasanya memasak untuk keperluan makan anggota

keluarga dalam menentukan pilihan menu masakan disesuaikan dengan selera

para anggota keluarga. Seperti yang diungkapkan oleh beberapa informan

mengenai menu makanan dalam keluarga :

“Ya saya sendiri yang putuskan, tapi juga melihat kesukaannya

anak dan suami itu apa, ya disesuaikan, nanti kalau mau beli itu

dilihat dulu kira-kira kesukaan anak itu apa ya beli”.105

“Ya saya sendiri mbak yang memutuskan mau masak apa, kadang

kok saya lihat nasinya nggak habis itu baru saya tawari, nanti

masak apa ya biar nasinya habis, kalau bapaknya biasanya nggak

mau saya tawari, yang penting anak-anak gitu”.106

“Saya kadang memutuskan sendiri yah, tapi saya juga memikirkan

apa yang biasanya dimakan, ya kira-kira apa kesenangan mereka.

Seperti bapaknya kan harus ada sayur, dan saya juga memikirkan

apa kesenangan anak saya, jadi ya biar di makan. Kalau saya sih

makan apa saja mah bisa, hahaha..(tertawa).”107

Ibu adalah yang memutuskan akan memasak apa hari ini, namun dengan

mempertimbangkan kepentingan-kepentingan para anggota keluarga lainnya

105 Kadarwati Nurianingsih, wawancara 29 Maret 2009 106 Tri Hartini, wawancara 23 Maret 2009 107 Yeti Suhesti, wawancara 26 Maret 2009

Page 157: POLA KOMUNIKASI MASYARAKAT TRANSISI (Studi Deskriptif .../Pola... · Karanganyar Jawa Tengah ini dikarenakan masyarakatnya memiliki ... setia menggunakan alat transportasi tradisional

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

138

terutama anak, agar masakan yang dihidangkan juga dapat dinikmati seluruh

anggota keluarga. Biasanya Ayah akan mengikuti kemauan anak dalam hal

hidangan makanan.

Untuk mendiskusikan suatu masalah yang menyangkut kepentingan

seluruh anggota keluarga biasanya dilakukan pada malam hari saat waktu makan

malam, karena pada saat itu biasanya seluruh anggota keluarga berkumpul semua

setelah seharian melakukan tugas dan aktivitas masing-masing. Hal ini juga

diungkapkan oleh Ibu Kadarwati mengenai kebiasaan berkumpul dengan

keluarganya di malam hari sambil melihat acara televisi:

“Ya paling pengalaman sekolah anak, atau tentang anak-anak, itu

biasanya kalau sore habis Maghrib sekalian lihat tivi atau sambil

makan ya ngobrol sama satu keluarga menceritakan apa saja yang

sudah dilakukan hari ini”.108

Waktu yang paling efektif dalam komunikasi keluarga selain dilakukan

pada saat waktu setelah makan malam, biasanya juga sangat efektif bila para

anggota keluarga sedang berkumpul pada saat hari Minggu dan hari libur. Hal-hal

yang biasanya di bicarakan adalah seputar kegiatan para anggota keluarga, seperti

misalnya kegiatan anak selama di sekolah, atau mengevaluasi hasil belajar anak

dengan prestasi anak di sekolah. Selain itu juga membahas permasalah-

permasalah yang menyangkut kepentingan para anggota keluarga untuk di cari

jalan penyelesaiannya bersama. Mengobrol dengan sesama anggota keluarga

setiap harinya biasa dilakukan pada saat makan malam atau pada saat berkumpul

bersama sambil menonton siaran televisi.

108 Kadarwati Nurianingsih, wawancara 29 Maret 2009

Page 158: POLA KOMUNIKASI MASYARAKAT TRANSISI (Studi Deskriptif .../Pola... · Karanganyar Jawa Tengah ini dikarenakan masyarakatnya memiliki ... setia menggunakan alat transportasi tradisional

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

139

Kehidupan manusia cenderung saling membutuhkan inilah yang disebut

dengan manusia sebagai makhluk sosial. Ada berbagai upaya mewujudkan

kerukunan dengan adanya komunikasi antar tetangga yang efektif, seperti

misalnya dengan kegiatan-kegiatan berkumpul bersama di waktu senggang untuk

saling mengenal dan saling bertukar informasi dengan tetangga. Tetangga

merupakan orang terdekat setelah keluarga. Untuk menjaga kerukunan antar

tetangga biasanya ibu-ibu saling berinteraksi di berbagai kesempatan untuk saling

berbagi informasi. Seperti misalnya berkumpul pada saat berbelanja, saat sore di

depan teras rumah, pada saat membantu tetangga yang punya hajat dengan

mengikuti rewangan, atau pada saat acara besukan orang sakit.

Kebiasaan berbelanja pada pedagang keliling kini mulai digemari oleh

ibu-ibu rumah tangga di desa Gawanan, karena sekarang pedagang keliling telah

banyak dan bervariasi macam dagangannya, yaitu : pedagang sayur, buah, lauk

pauk mentah, roti, jajanan anak-anak, makanan kecil, dan berbagai perabot

dengan harga sepuluh ribu tiga. Seperti yang diungkapkan oleh ibu Supartini

Sesilia mengenai kegiatan berbelanja pada pedagang keliling :

“Kalo belanja ya di yune [sebutan untuk pedagang wanita] sayur,

kalo ke pasar ya jarang-jarang kog mbak, paling kalo pas pingin

masak apa, di yune sayur dah lengkap, pesen juga bisa kan nanti

dibawain apa gitu. Tukang sayurnya banyak gak cuma satu, ini kan

tadi pagi jam setengah sembilan, nanti jam satu-nan yune yang

satunya itu dateng, itu kan komplit, kalo pagi cuma sayur, tapi

yang siang itu biasanya beli buah, pokoke belanja dua kali, kalo

yang pagi itu sayurnya kan masih seger-seger, tapi kalo yang siang

kan sayurnya udah pada layu, jadi paling cuma beli buah.”109

109 Supartini Sesilia, wawancara 24 Maret 2009

Page 159: POLA KOMUNIKASI MASYARAKAT TRANSISI (Studi Deskriptif .../Pola... · Karanganyar Jawa Tengah ini dikarenakan masyarakatnya memiliki ... setia menggunakan alat transportasi tradisional

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

140

Aktivitas berbelanja terutama belanja sayur biasanya dilakukan ibu-ibu

rumah tangga yang tidak bekerja pada setiap harinya. Namun bagi para ibu rumah

tangga yang bekerja di luar rumah biasanya akan membeli masakan matang untuk

makan siang dan makan malam keluarganya, sedangkan untuk makan pagi para

ibu yang bekerja telah mempersiapkannya sebelum berangkat bekerja. Sehingga

baik sebagai ibu rumah tangga yang bekerja maupun tidak bekerja di luar rumah,

untuk hidangan makanan di rumah tetap merupakan tanggung jawab seorang ibu.

Kebiasaan berbelanja ini dilakukan pada waktu menjelang siang, yaitu

pukul 09.00-11.00 WIB, setelah kegiatan rumah tangga sudah selesai dikerjakan.

Pedagang keliling tersebut berhenti di rumah salah satu warga atau berhenti di pos

ronda pada jam-jam tertentu. Selanjutnya pedagang tersebut berteriak menjajakan

dagangannya atau hanya sekedar memberi tahu bahwa ia telah datang, dan setelah

itu ibu-ibu mulai berdatangan dan aktivitas berbelanja mulai berlangsung.

Berbelanja pada tukang sayur keliling memang dirasa sangat efektif, selain tidak

perlu pergi jauh-jauh ke pasar, pedagang sayur keliling juga menyediakan seluruh

kebutuhan dapur dan sayuran segar. Hal ini juga di ungkapkan oleh ibu Sri Rejeki

yang memilih berbelanja di tukang sayur daripada di pasar :

“...kalo yang teles-teles [basah-basah] kayak wortel, loncang, gitu

pesen dari orang pasar Legi yang bronjongan [pedagang sayur

yang membawa keranjang besar] itu, kalo gak punya uang ya suruh

nyukupi dulu ya mau, ning [tapi] harganya ya lebih mahal tow, tapi

ya nggak terlalu, kan gak repot bawa-bawa dari sana ke sana, ning

seger. Orang punya kerja aja yang teles-teles itu beli di bronjongan

kalo males ke pasar sendiri tu, ada kapri, ada macem-macem, itu

sudah pepak [lengkap].”110

110 Sri Rejeki, wawancara 20 Maret 2009

Page 160: POLA KOMUNIKASI MASYARAKAT TRANSISI (Studi Deskriptif .../Pola... · Karanganyar Jawa Tengah ini dikarenakan masyarakatnya memiliki ... setia menggunakan alat transportasi tradisional

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

141

Ibu-ibu lebih memilih belanja pada pedagang keliling karena lebih

praktis, simpel karena lebih dekat dengan rumah, tidak repot tawar menawar,

walaupun harga di pedagang keliling sedikit lebih mahal dibanding dengan harga

di pasar, namun ibu-ibu bisa memesan barang dagangan apapun pada penjual,

bahkan ibu-ibu bisa ngebon pada penjual, serta aktivitas berbelanja merupakan

ajang ibu-ibu untuk saling berinteraksi dengan tetangga untuk saling berbagi

informasi mengenai bermacam-macam hal dalam rumah tangga, seperti : resep

masakan, perkembangan pendidikan anak, kesehatan (obat-obat tradisional),

kosmetik dan perkembangan model pakaian.

Selain aktivitas berbelanja, kegiatan ibu-ibu rumah tangga di desa

Gawanan apabila pekerjaan rumah sudah selesai dan memiliki waktu senggang

biasanya memanfaatkan waktu sore untuk saling mengobrol. Menghabiskan

waktu sore dengan duduk-duduk di teras rumah atau di kebun masih sering

terlihat di desa Gawanan. Bila pekerjaan rumah tangga telah selesai biasanya ibu-

ibu rumah tangga yang tidak bekerja atau yang bekerja di luar rumah yang

memiliki waktu luang menyempatkan saling mengobrol dan bertukar informasi di

teras rumah. Karena biasanya para ibu yang bekerja di luar rumah pada saat sore

hari telah pulang bekerja, sehingga para ibu yang bekerja juga dapat bersosialisasi

dengan tetangga sekitarnya. Namun hal ini tidak dilakukan pada tiap hari hanya

pada kesempatan-kesempatan tertentu saja, misalnya bila ada seorang ibu yang

sedang membersihkan halaman, lalu ada ibu-ibu yang sedang melintas biasanya

berhenti untuk saling menyapa dan berlanjut menjadi obrolan, dan biasanya akan

Page 161: POLA KOMUNIKASI MASYARAKAT TRANSISI (Studi Deskriptif .../Pola... · Karanganyar Jawa Tengah ini dikarenakan masyarakatnya memiliki ... setia menggunakan alat transportasi tradisional

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

142

diikuti ibu-ibu lainnya yang berada di sekitarnya untuk ikut bergabung. Seperti

yang dikatakan oleh ibu Supartini Sesilia:

“...pas sore-sore itu lagi nyapu [menyapu] trus ada yang manggil

ayo sini, ya trus gabung, ning ya nggak tiap hari, nek lagi longgar

[kalau lagi senggang] ato apa.”111

Obrolan yang biasa di bicarakan pada sore hari biasanya adalah seputar

kegiatan sehari-hari sebagai ibu rumah tangga, kejadian-kejadian yang mereka

alami selama sehari tadi atau seputar masalah rumah tangga, yaitu mengenai

masalah pendidikan anak, kesehatan, serta info kecantikan. Selama peneliti

mengamati obrolan mereka jarang sekali membicarakan kejelekan atau aib

tetangga (gosip), karena apabila ada yang memulai untuk membicarakan

kejelekan orang lain biasanya ada yang mengingatkan untuk tidak bergosip.

Jarang sekali mereka membicarakan hal-hal yang berat-berat, mengingat waktu

untuk mengobrol yang sangat singkat karena dibatasi waktu adzan Magrib. Dan

bila telah terdengar Adzan Magrib secara otomatis ibu-ibu pulang ke rumah

masing-masing. Kegiatan di sore hari ini dapat menambah keakraban para ibu

rumah tangga terutama ibu-ibu yang bekerja untuk saling bertukar kabar dan

informasi dengan tetangga sekitarnya.

Suasana keakraban yang diciptakan oleh ibu-ibu rumah tangga juga

masih terasa saat salah satu warga sedang mengadakan pesta, seperti pesta

pernikahan atau pesta kelahiran. Budaya rewang yang merupakan manifestasi dari

nilai gotong royong masih dapat ditemukan di desa Gawanan karena hal ini

merupakan budaya asli masyarakat Gawanan. Hal ini juga dikatakan oleh ibu Sri

111 Supartini Sesilia, wawancara 24 Maret 2009

Page 162: POLA KOMUNIKASI MASYARAKAT TRANSISI (Studi Deskriptif .../Pola... · Karanganyar Jawa Tengah ini dikarenakan masyarakatnya memiliki ... setia menggunakan alat transportasi tradisional

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

143

Rejeki bahwa budaya rewang di desa Gawanan masih ada dari jaman dulu sampai

sekarang. Istilahnya rewangan berasal dari kata rewang/ngrewangi yang berarti

membantu, nilai gotong royong, kebersamaan, dan saling bantu masih kental

dalam suasana seperti ini

Secara umum, budaya rewangan memang sudah lumrah terjadi sejak

dahulu kala pada masyarakat di desa Gawanan. Setiap ada salah satu anggota

masyarakat yang punya hajatan, maka tanpa dikomando akan terbentuk dengan

sendirinya semacam panitia yang terdiri dari para tetangga dan sanak saudara.

Tugas yang dilaksanakan pun biasanya sudah jelas, misalnya dalam lingkungan

tersebut siapa orang yang dikenal piawai memasak maka dia yang akan

mengerjakan tugas masak-memasak. Pesta pernikahan di desa Gawanan biasanya

diselenggarakan di rumah dan jarang sekali di gedung, serta hidangan

makanannya tidak menggunakan jasa catering namun meminta bantuan warga

sekitar untuk membantu memasak. Dan dalam rewangan tersebut, ada satu koki

yang dimintai tolong oleh tuan rumah untuk bertanggungjawab terhadap kuantitas

dan kualitas suguhan. Seperti yang di ungkapkan bu Sri Rejeki :

“Kalo pesta ya di rumah, gak pernah di gedung, makanannya

nggak ada yang catering, itu loh masak mbak yu Wiji, itu lho

manggil tukang masak, ya biasane 4 hari lah, itu yo dah buat jadah,

buat jenang...”.112

Kegiatan rewangan ini merupakan salah satu sarana interaksi antar

warga. Dengan adanya acara rewangan ini ibu-ibu yang bertempat tinggal di

sekitar yang mempunyai hajat meluangkan waktu untuk datang rewangan tanpa

112 Sri Rejeki, wawancara 20 Maret 2009

Page 163: POLA KOMUNIKASI MASYARAKAT TRANSISI (Studi Deskriptif .../Pola... · Karanganyar Jawa Tengah ini dikarenakan masyarakatnya memiliki ... setia menggunakan alat transportasi tradisional

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

144

disuruh, karena ini merupakan budaya dari warga asli desa Gawanan sejak jaman

dulu. Pada saat rewangan inilah biasanya ibu-ibu bertukar informasi atau sekedar

mengobrol mengenai berbagai macam hal.

“...ya kalo ngobrol itu ya pas rewangan itu, nek pas ada rewangan

kan kepethuk [ketemu]. Kalo gak ada rewangan ya gak

kepethuk”.113

Budaya rewangan ini sekarang hanya dapat ditemui di desa Gawanan,

sedangkan untuk warga pendatang yang bertempat tinggal di perumahan sudah

jarang sekali ditemui acara rewangan, karena bila ada yang punya hajat warga

perumahan biasanya bertempat di Gedung dengan menyewa jasa katering.

Sehingga untuk acara di rumah semua hidangan telah disediakan jasa katering.

Untuk keikutsertaan tetangga adalah dengan membantu sebagai panitia acara

pesta, seperti among tamu, tunggu kado atau sebagai pengiring pengantin.

Sehingga terlihatlah berbeda budaya warga asli Gawanan dengan warga

Perumahan yang merupakan warga pendatang. Warga Gawanan dengan warga

perumahan dalam kehidupan keseharian mereka memang jarang berinteraksi

secara langsung, karena faktor jarak antara perumahan dan desa Gawanan yang

dipisahkan oleh jalan Adi Sumarmo.

Aktivitas rewangan biasanya dilakukan oleh ibu-ibu rumah tangga yang

rumahnya berada di sekitar rumah si empunya hajat. Bila ada yang mau mantu,

rewangan bisa dilakukan selama 4 hari, untuk membuat jenang, jadah, dan

masakan untuk keperluan menyuguh pada tamu. Di desa Gawanan sendiri bila ada

yang punya hajat dilakukan di rumah dan makanan yang di sajikan adalah

113 Sri Rejeki, Ibid

Page 164: POLA KOMUNIKASI MASYARAKAT TRANSISI (Studi Deskriptif .../Pola... · Karanganyar Jawa Tengah ini dikarenakan masyarakatnya memiliki ... setia menggunakan alat transportasi tradisional

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

145

masakan dari ibu-ibu yang ikut rewang. Selain untuk membantu tetangga yang

sedang punya hajat kebiasaan rewang juga menjadi ajang ibu-ibu untuk saling

bertemu dan berinteraksi dengan tetangga. Suasana rewangan terasa begitu akrab

sehingga obrolan yang dihasilkan juga mengalir dengan sendirinya. Kegiatan

rewangan juga dijadikan sebagai ajang saling bertukar kabar atau bertukar

informasi mengenai kehidupan sehari-hari, kesehatan, kabar tetangga, atau

mengenai acara yang sedang mereka siapkan

Kebiasaan dalam bergotong royong juga tercermin pada masyarakat desa

Gawanan disaat ada salah satu warganya yang sedang mengalami musibah, seperti

bila ada salah satu warga yang sakit. Menjenguk orang sakit adalah kewajiban

setiap umat, dalam ajaran Islam, menjenguk orang sakit adalah di antara amal

shalih yang paling utama yang dapat mendekatkan diri kepada Allah SWT.

Kebiasaan yang telah ada dari sejak dahulu ini kini menjadi budaya bagi warga

Gawanan. Setiap ada warganya yang sakit biasanya para tetangga akan saling

memberi kabar untuk berkumpul dan berangkat bersama menjenguk tetangga

yang sakit. Seperti yang diungkapkan oleh ibu Sri Rejeki mengenai budaya

besukan di Gawanan :

“...kalo dulu tu saya dari rumah ke rumah, ngabari [memberi

kabar] ada pasien gitu. Kalo belum tilik kog hati ini rasanya belum

penak gitu lho[kalau belum menengok yang sakit hati ini rasanya

belum tenang begitu]. Kalo udah tilik kan tau keadaannya, rasanya

juga penak. Kalo tilik ya rombongan, kadang pake mobil sapa, tapi

kalo nggak ada mobil ya nyewa trans, itu lho angkuta itu, kan

kadang di Gawanan Barat biasanya nggak ada mobil.”114

114 Sri Rejeki, Ibid

Page 165: POLA KOMUNIKASI MASYARAKAT TRANSISI (Studi Deskriptif .../Pola... · Karanganyar Jawa Tengah ini dikarenakan masyarakatnya memiliki ... setia menggunakan alat transportasi tradisional

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

146

Biasanya sebelum menjenguk akan dikumpulkan uang iuran dari para

tetangga untuk dibelikan sesuatu pada yang sakit atau diserahkan berupa uang.

Besukan dilakukan bersama-sama dengan tetangga terdekat. Setelah salah seorang

warga menyebarkan kabar berita bahwa ada salah satu warganya yang sakit, lalu

berkoordinasi dengan tetangga yang lain untuk menentukan waktu yang tepat

untuk berkunjung. Bila warga yang sakit dirawat di rumah sakit, biasanya besukan

dilakukan setelah Magrib atau jam 19.00 WIB, karena pada jam tersebut

merupakan jam berkunjung di rumah sakit. Seperti yang dikatakan bu Sri Rejeki :

“Sibuk-sibuk ko kalo sini tu ada orang sakit, kencan-kencan gitu

langsung jadi kog, iya di luangkan waktu, ada mobil, trus diumumi,

ada pasien gitu biasanya ngebel [menelepon], bu ada pasien gitu,

kapan?ya sak selone panjenengan [ya kapan waktu senggang

anda], gitu..kalo misalnya dah pulang ya maen ke rumahe.”115

Walaupun sedang sibuk, namun para warga mengusahakan untuk

meluangkan waktu ikut menjenguk tetangga yang sakit. Hal ini karena sudah

merupakan tradisi dan kebiasaan warga Gawanan untuk tetap peduli dengan

sesamanya. Kegiatan besukan ini juga dimanfaatkan oleh ibu-ibu sebagai sarana

untuk saling berinteraksi dan saling bertukar informasi. Hal ini juga diungkapkan

ibu Karsiyem:

“pas acara besukan [sebutan untuk menjenguk orang sakit]itu bisa

ngobrol (...) biasanya yang diobroli tentang resep masakan, trus

berbagi informasi tempat belanjaan yang murah-murah yang ada

diskon besar-besaran.” 116

115 Sri Rejeki, Ibid116 Karsiyem, wawancara 19 Maret 2009

Page 166: POLA KOMUNIKASI MASYARAKAT TRANSISI (Studi Deskriptif .../Pola... · Karanganyar Jawa Tengah ini dikarenakan masyarakatnya memiliki ... setia menggunakan alat transportasi tradisional

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

147

Kegiatan ini merupakan ajang berkumpulnya para tetangga sehingga

dapat dimanfaatkan untuk saling mengobrol dan bertukar informasi pada saat

perjalanan menuju rumah sakit atau pada saat pulang di dalam mobil atau

kendaraan yang dipergunakan untuk mengantar mereka ke rumah sakit. Kegiatan

besukan biasanya dilakukan pada malam hari karena pada malam hari para ibu

rumah tangga dapat berkumpul dan meluangkan waktu sejenak untuk menjenguk

salah satu warga yang sakit, apalagi bagi para ibu rumah tangga yang bekerja di

luar rumah, waktu yang tersedia adalah saat malam hari setelah pulang kerja atau

setelah selesai mengerjakan pekerjaan rumah tangganya.

Bagi para ibu rumah tangga yang bekerja di luar rumah sebagian

waktunya dihabiskan untuk bekerja dan bersosialisasi dengan teman kerja. Oleh

karena itu banyak ibu-ibu rumah tangga yang bekerja di luar rumah saling berbagi

informasi dengan teman di tempat bekerja sewaktu jam istirahat atau disela-sela

kegiatan kerja. mayoritas para ibu di Gawanan bekerja sebagai pegawai negeri,

perawat, dan guru, mereka memilih pekerjaan yang membutuhkan waktu untuk

meninggalkan rumah sekitar 6-8 jam per hari atau setengah hari. Sehingga waktu

mereka untuk mengurus rumah tangga masih bisa dilakukan setelah pulang dari

bekerja. Para ibu rumah tangga yang bekerja akan saling berbagi informasi

(tentang kesehatan, perkembangan anak, pendidikan anak, kosmetik, model

pakaian, politik) dengan teman kerja di waktu senggang.

B.2. Komunikasi Kelompok Sekunder

Organisasi sosial masyarakat yang ada di desa Gawanan sedikit banyak

juga turut menjadi media interaksi yang utama bagi para warga desa. Melalui

Page 167: POLA KOMUNIKASI MASYARAKAT TRANSISI (Studi Deskriptif .../Pola... · Karanganyar Jawa Tengah ini dikarenakan masyarakatnya memiliki ... setia menggunakan alat transportasi tradisional

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

148

Karang Taruna maupun kelompok Pembinaan Kesejahteraan Keluarga (PKK)

warga desa Gawanan dapat melakukan interaksi meskipun waktunya tidak setiap

hari. Organisasi sosial masyarakat ini berfungsi sebagai pedoman segala perilaku

masyarakat untuk seluruh kegiatan yang dilakukan masyarakat sehari-hari.

Organisasi sosial masyarakat ini merupakan wujud dari norma-norma dalam

masyarakat yang mengatur pergaulan hidup dengan tujuan untuk mencapai tata

tertib. Komunikasi yang terjadi pada organisasi sosial merupakan komunikasi

kelompok sekunder yang bersifat formal, reguler dan terencana. Dalam penelitian

ini peneliti memfokuskan pada organisasi sosial masyarakat yang beranggotakan

ibu-ibu rumah tangga yaitu kelompok PKK.

Kelompok Pembinaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) yang terdapat di

desa Gawanan terbagi menjadi 3 tingkatan berdasarkan tingkatan organisasi

formal buatan pemerintah, yaitu kelompok PKK tingkat Kelurahan (desa),

kelompok PKK tingkat RW dan kelompok PKK tingkat RT. Seperti yang

diungkapkan oleh ibu Anik yang merupakan perangkat desa di Kelurahan

Gawanan yang mengurusi masalah kegiatan ibu-ibu rumah tangga di desa

Gawanan :

“Di sini itu ada PKK RT, kemudian kalo ada PKK RW atau

kelompok PKK dusun, kemudian baru tingkat desa, karena disini

kan masyarakatnya banyak tidak akan mungkin kita tiap bulan

mengundang seluruh warga masyarakat, apalagi disini kita akan

kesulitan untuk menyampaikan informasi ke bawah....”117

Pembagian kelompok-kelompok PKK ini juga didasarkan pada jumlah

penduduk di desa Gawanan yang semakin banyak, sehingga tidak memungkinkan

117 Anik Widartiningsih, wawancara 31 Maret 2009

Page 168: POLA KOMUNIKASI MASYARAKAT TRANSISI (Studi Deskriptif .../Pola... · Karanganyar Jawa Tengah ini dikarenakan masyarakatnya memiliki ... setia menggunakan alat transportasi tradisional

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

149

apabila mengumpulkan warga satu desa untuk berkumpul mengikuti pertemuan

PKK, oleh karena itu untuk memudahkan dalam penyampaian informasi dari

tingkat atas kepada warga, maka dibentuklah tingkatan-tingkatan kelompok PKK.

Menurut ibu Anik, pembentukan tingkatan PKK ini juga merupakan peraturan

dari pemerintah :

“...ini juga sudah petunjuk dari tingkat provinsi, memang sudah

ada tingkatannya, kalo di desa itu adalah tim penggerak PKK di

tingkat desa, tapi kalo di RT dan di dusun itu kelompok PKK. Jadi

kalo penggerak itu hanya tingkat desa, kecamatan, kabupaten,

propinsi itu namanya tim penggerak, kalo dibawahnya adalah suatu

kelompok...”118

Manfaat yang dirasakan oleh ibu Anik selaku kader PKK tingkat desa

mengenai pembagian kelompok PKK ini adalah disaat penyampaian informasi

yang berasal dari tingkat atas yaitu tingkat kabupaten kepada seluruh warga desa

Gawanan. Adanya pembagian tingkatan dalam kelompok PKK dirasa sangat

efektif saat menyampaikan informasi yang harus diterima oleh seluruh warga desa

Gawanan. Ibu Anik pun merasa bahwa dengan adanya pembagian tingkatan

kelompok PKK akan lebih memudahkan menyampaikan pesan dari tingkat atas

(kabupaten) untuk disamapaikan pada masyarakat, seperti yang diungkapkannya

berikut ini:

“Dengan adanya pembagian seperti itu dirasakan lebih mudah

untuk merekrut data, memberikan informasi. Dan semua ibu kader

khususnya ibu RT, ibu Kadus akan bisa menyalurkan semua

informasi ke bawah, akan sampai dan tidak akan putus di tingkat

desa saja, karena semua informasi itu kan harus sampai ditingkat

bawah, kalo sampai putus di tingkat desa saja mungkin masyarakat

tidak akan tahu apa-apa, informasi tingkat kabupaten khususnya,

kalo tidak disampaikan masyarakat tidak akan tahu , misalnya

118 Anik Widartiningsih, Ibid

Page 169: POLA KOMUNIKASI MASYARAKAT TRANSISI (Studi Deskriptif .../Pola... · Karanganyar Jawa Tengah ini dikarenakan masyarakatnya memiliki ... setia menggunakan alat transportasi tradisional

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

150

untuk masalah, Jamkesmas, raskin, atau apalah, kalo kita tidak

informasikan ke bawah mereka tidak akan tahu.”119

Meskipun kelompok PKK terbagi menjadi beberapa kelompok tingkatan

namun keseluruhan tingkatan tersebut saling berhubungan. Hal ini disebabkan

oleh anggota dari kelompok PKK tingkat Kelurahan adalah beberapa perwakilan

ibu-ibu PKK tingkat RW / Dusun yang biasanya diwakilkan oleh ibu-ibu yang

bertugas sebagai pengurus kelompok PKK, seperti ketua, sekretaris, dan

bendahara. Begitu pula untuk anggota PKK tingkat RW/dusun adalah beberapa

perwakilan dari ibu-ibu PKK tingkat RT.

Kegiatan kelompok PKK dilakukan setiap sebulan sekali, biasanya

dilaksanakan pada Minggu pertama. Untuk kelompok PKK tingkat Kelurahan

dilaksanakan setiap tanggal 3. Sedangkan untuk kelompok PKK tingkat

RW/dusun dilaksanakan tiap tanggal 4 dan selanjutnya untuk kelompok PKK

tingkat RT dilaksanakan setelah pertemuan kelompok PKK tingkat RW/dusun.

Biasanya untuk tanggal pertemuan menurut kebijakan masing-masing RT, namun

masih dalam Minggu pertama.

Pembagian waktu pertemuan kelompok PKK ini untuk memudahkan

penyampaian informasi yang berasal dari kabupaten sehingga informasi tersebut

dapat sampai pada tingkat keluarga. Arus informasi yang berasal dari pemerintah

biasanya disampaikan pada tingkat kabupaten lalu turun ke bawah pada tingkat

Kecamatan, setelah itu informasi akan di sampaikan pada tingkat Kelurahan yaitu

pada rapat rutin tanggal 3. Masing-masing anggota yang merupakan perwakilan

119 Anik Widartiningsih, Ibid

Page 170: POLA KOMUNIKASI MASYARAKAT TRANSISI (Studi Deskriptif .../Pola... · Karanganyar Jawa Tengah ini dikarenakan masyarakatnya memiliki ... setia menggunakan alat transportasi tradisional

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

151

dari tiap-tiap RW/dusun yang menjadi anggota PKK tingkat Kelurahan akan

meneruskan informasi tersebut pada tingkat RW/dusun dan selanjutnya akan

diteruskan kembali pada tingkat RT.

Kelompok PKK yang menampung ibu-ibu dapat melakukan kontak

sosial diantara mereka. Ajang pertemuan seperti ini dirasakan sangat bermanfaat

bagi para anggotanya, seperti yang disampaikan oleh beberapa informan yang

merupakan ibu-ibu rumah tangga anggota PKK.

“Ya itu kan bisa ketemu yang jauh-jauh, bisa berkomunikasi

dengan orang-orang RT lain, biasanya kan cuma tahu tetangga

yang dekat-dekat saja. Ya jelas ada manfaatnya, kalo misalnya kita

jarang silaturahmi kan yang tahu kan hanya tetangga dekat, paling

gak kan yo satu perumahan kita kenal, masak satu perumahan gak

kenal kan ya gimana, ya salah satu caranya dengan ikut arisan

PKK”.120

“...ya ketemu temen-temen, crita-crita opo kan nanti jadi tahu

kabare opo gitu.”121

Seperti yang diungkapkan beberapa informan di atas bahwa dengan

mengikuti kegiatan kelompok PKK dapat bersilaturahmi dengan tetangga yang

letak rumahnya jauh dari tempat tinggal mereka, namun masih satu RW/dusun.

Dapat saling mengenal dan berbagi informasi tentang kabar atau tentang apapun.

Selain sebagai ajang saling kenal dengan tetangga kelompok PKK juga

merupakan sumber informasi bagi para ibu rumah tangga tentang berbagai hal,

karena dalam pertemuan PKK biasanya ada informasi-informasi dari tingkat atas

120 Karsiyem, wawancara 19 Maret 2009 121 Supartini Sesilia, wawancara 24 Maret 2009

Page 171: POLA KOMUNIKASI MASYARAKAT TRANSISI (Studi Deskriptif .../Pola... · Karanganyar Jawa Tengah ini dikarenakan masyarakatnya memiliki ... setia menggunakan alat transportasi tradisional

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

152

(pemerintah) yang berguna bagi kehidupan para ibu rumah tangga. Seperti yang

disampaikan oleh Ibu Karsiyem 48 tahun yang merupakan ibu ketua RW 9 :

“Pertama informasinya yang jelas dari kelurahan itu

diinformasikan dari tingkat RT RW dan warga, bisa kesehatan

himbauan atau apapun informasi dari Kabupaten, tentang PKK

mungkin. Trus juga nanti ada pengisian berupa kesehatan,

pengetahuan atau tips-tips rumah tangga. Disampaing itu juga kita

bisa sharing “.122

Jenis kegiatan yang diadakan oleh PKK adalah arisan dan posyandu.

Arisan yang berjalan berbentuk arisan uang. Arisan ibu-ibu PKK tingkat RT

biasanya dilaksanakan pada waktu setelah ba’da Magrib, atau jam 18.30 WIB.

Namun untuk arisan tingkat RW dan Kelurahan diadakan pada sore hari yaitu

pukul 16.00 WIB di balai Desa, hal ini di karenakan pertemuan tingkat Kelurahan

anggota yang hadir merupakan perwakilan dari tiap-tiap RW yang letak rumahnya

berjauhan.

Untuk arisan PKK tingkat RT dilaksanakan bergilir di tiap-tiap rumah

anggotanya. Seperti misalnya pada saat peneliti mengamati secara langsung arisan

ibu-ibu RT 2 Dusun Gawanan Timur yang dilaksanakan pada hari kamis tanggal 5

Maret 2009 yang bertempat di rumah salah satu anggota arisan. Arisan di

laksanakan pada pukul 19.00 WIB, para anggota peserta arisan memiliki seragam

yang khusus dipakai pada saat menghadiri arisan, hal ini dimaksudkan agar tidak

terjadi kesenjangan dalam berpakaian pada ibu-ibu yang menjadi anggota arisan,

mengingat desa Gawanan memiliki struktur masyarakat dengan berbagai macam

kelas ekonomi sosial.

122 Karsiyem, wawancara 19 Maret 2009

Page 172: POLA KOMUNIKASI MASYARAKAT TRANSISI (Studi Deskriptif .../Pola... · Karanganyar Jawa Tengah ini dikarenakan masyarakatnya memiliki ... setia menggunakan alat transportasi tradisional

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

153

Suasana sebelum arisan dimulai sangatlah ramai dan akrab, beberapa

anggota ibu-ibu membawa serta anak-anak mereka yang masih berusia balita.

Menyebabkan suasana tambah ramai dengan adanya anak-anak tersebut. Tepat

pukul tujuh acara dimulai dengan pembacaan tata urutan acara yang dibacakan

oleh pembawa acara (MC), adapun susunan acaranya adalah :

1. Pra acara :

a. Menyanyikan mars PKK

“Marilah hai semua rakyat Indonesia membangun segra

Membangun keluarga yang sejahtera dengan PKK

Hayatilah dan amalkan Pancasila...Untuk negara

Hidup gotong royong makmur sandang dan pangan

Rumah sehat sentosa...

Tata laksana di dalam rumah tangga..Rapi dan indah

Didiklah putra berpribadi bangsa...Trampil dan sehat

Kembangkan koperasi

Jagalah lingkungan dan sekitarnya

Aman dan bahagia keluarga berencana

Hidup jaya PKK”

b. Pembacaan Doa

c. Pembacaan UUD’45

d. Pembacaan teks Pancasila

e. Pembacaan 10 program PKK

Page 173: POLA KOMUNIKASI MASYARAKAT TRANSISI (Studi Deskriptif .../Pola... · Karanganyar Jawa Tengah ini dikarenakan masyarakatnya memiliki ... setia menggunakan alat transportasi tradisional

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

154

10 Program Pokok PKK tersebut adalah sebagai berikut ;

1. Penghayatan dan pengamalan Pancasila

2. Gotong Royong

3. Pangan

4. Sandang

5. Perumahan dan tata laksana rumah tangga

6. Pendidikan Keterampilan

7. Kesehatan

8. Mengembangkan kehidupan berkoperasi

9. Kelestarian lingkungan hidup

10. Perencanaan sehat

2. Pembukaan oleh ibu ketua RT

3. Pembinaan oleh ibu Lurah

4. Arisan

5. Laporan

6. Lain-lain

7. Penutup

Mars PKK dan 10 Program Pokok PKK dalam setiap kegiatan selalu di

perdengarkan pada seluruh anggota arisan. Mars dan program pokok tersebut

merupakan lambang yang dapat dimaknai bahwa setidaknya para anggota yang

mengikuti arisan dapat menerapkan apa yang selalu di dengarnya setiap kegiatan

arisan. Seperti yang diungkapkan ibu Anik selaku kader PKK :

“Kalo memang seharusnya semua yang sudah kita baca, sudah kita

tahu ya hendaknya dilaksanakan, tapi untuk mengubah itu semua

Page 174: POLA KOMUNIKASI MASYARAKAT TRANSISI (Studi Deskriptif .../Pola... · Karanganyar Jawa Tengah ini dikarenakan masyarakatnya memiliki ... setia menggunakan alat transportasi tradisional

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

155

kan harus sedikit-sedikit, contohnya di PKK aja, kan ada 10

program pokok PKK, itu kalo kita sehari-hari untuk masalah

pangan, papan, sandang, contohnya juga perumahan, tata laksana,

kesehatan, perencanaan sehat itu memang adalah lingkungan kita

sehari-hari. Misalnya pangan, kita memang makan sehari-hari

dengan seimbang, harusnya kan seperti itu, tapi kan kita tidak bisa

menengok dan mengetahui satu persatu, kemudian harus kudu

ngene [harus begini], namun kita seharusnya seperti itu, pembinaan

kan kudu ngene. Tapi InsyaAlloh dengan kesadaran masyarakat

kan memang musti berjalan mengikuti apa yang setiap bulan sudah

dibaca dan mudah-mudahan dilaksanakan dengan baik”123

Seperti halnya dalam berkomunikasi pada saat pesan disampaikan secara

berulang-ulang akan tertanam di dalam benak komunikan dan diharapkan akan

dilaksanakan oleh komunikan dalam suattu tindakan sesuai pesan yang

disampaikan. Seperti halnya tujuan dari komunikasi adalah perubahan sikap,

perubahan opini, serta perubahan perilaku manusia baik secara diri sendiri dalam

bentuk kelompok atau dalam bentuk masyarakat.

Dalam suatu pertemuan biasanya membahas persoalan-persoalan atau

informasi yang berasal dari tingkat yang lebih atas (pemerintah) yang biasanya

disampaikan oleh perwakilan RT yang mengikuti pertemuan arisan tingkat

RW/dusun. Namun karena ibu Lurah Gawanan bertempat tinggal di RT 02, RW 6

maka informasi yang disampaikan langsung dari bu Lurah yang pada saat

pertemuan arisan berperan sebagai pembina arisan.

Pada kesempatan pertemuan kali ini ibu Lurah selaku pembina arisan

menyampaikan beberapa informasi mengenai belum terbentuknya petugas

pemantau jentik nyamuk Demam Berdarah, karena beberapa bulan terakhir desa

Gawanan sempat menjadi endemi penyakit demam berdarah, sehingga pemerintah

123 Anik Widartiningsih, wawancara 31 Maret 2009

Page 175: POLA KOMUNIKASI MASYARAKAT TRANSISI (Studi Deskriptif .../Pola... · Karanganyar Jawa Tengah ini dikarenakan masyarakatnya memiliki ... setia menggunakan alat transportasi tradisional

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

156

segera membentuk petugas untuk memantau pertumbuhan jentik-jentik nyamuk

yang ada dalam tempat penampuangan air di dalam rumah. Selain itu bu Lurah

juga menyampaikan mengenai adanya pengobatan gratis dari UNS dalam rangka

acara bakti sosial ulang tahun (dies natalis ) UNS. Yang akan dilaksanakan pada

tanggal 10 Maret 2009. informasi lainnya adalah tentang pelaksanaan pemilu dan

disampaikan informasi mengenai tanggal dan waktu dilaksanakannya pemilu

legislatif serta menambahkan informasi mengenai pemilih yang golput bahwa

pemerintah melarang adanya pemilih yang golput, sehingga disarankan agar

warga menggunakan hak pilihnya untuk memberikan suara.

Informasi dari bu Lurah tersebut disampaikan dengan menggunakan

pengeras suara agar dapat terdengar oleh ibu-ibu yang duduknya di luar. Beberapa

ibu-ibu sengaja duduk di luar karena mereka menyadari membawa anak usia

balita yang mungkin tidak dapat di tinggal di rumah sehingga harus di bawa saat

pertemuan arisan. Hal ini disadari bila mengajak anaknya untuk duduk di dalam

akan mengganggu jalannya acara arisan, karena mungkin anak-anak akan merasa

bosan atau kepanasan sehingga menjadi rewel.

Informasi yang disampaikan dengan menggunakan pengeras suara dapat

dengan jelas didengarkan oleh seluruh anggota arisan. Terlihat antusias dan

perhatian para anggota atas informasi yang di sampaikan. Namun pada saat

pengeras suara mati kontan saja menimbulkan kegaduhan ibu-ibu arisan yang

tengah memperhatikan informasi yang disampaikan. Dan setelah informasi

tersebut disampaikan kembali tanpa pengeras suara nampak terlihat beberapa

Page 176: POLA KOMUNIKASI MASYARAKAT TRANSISI (Studi Deskriptif .../Pola... · Karanganyar Jawa Tengah ini dikarenakan masyarakatnya memiliki ... setia menggunakan alat transportasi tradisional

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

157

anggota arisan mulai tidak memperhatikan informasi tersebut karena tidak

terdengar sampai di luar.

Selanjutnya pembawa acara (MC) mengulangi kembali informasi yang

di sampaikan ibu Lurah karena posisi duduk pembawa acara berada tepat

ditengah-tengah anggota arisan. Pada saat pembawa acara menyampaikan kembali

informasi dari bu Lurah, peneliti mengamati bahwa perhatian anggota rapat

tertuju pada pembawa acara, bahkan anggota yang berada di dalam pun kembali

memperhatikan pembaca acara menyampaikan informasi. Hal ini di karenakan

pembawa acara adalah orang yang dituakan dalam masyarakat dan di anggap

orang yang berpendidikan. Sehingga pada saat itu tidak saja menyampaikan

informasi saja namun juga pembawa acara segera membentuk petugas pemantau

nyamuk Demam Berdarah. Pembentukan petugas langsung ditunjuk mengenai

siapa saja yang menjadi petugas pemantau, dan keputusan segera di tawarkan

pada forum. Setelah forum setuju maka keputusan segera di ambil.

Komunikasi kelompok yang berlangsung pada saat acara arisan tersebut

dimana saat ibu Lurah berperan sebagai komunikator kurang efektif apabila pesan

yang disampaikan tidak menggunakan pengeras suara, hal ini dikarenakan ada

beberapa faktor, seperti keadaan lingkungan yang sekarang lebih ramai, walaupun

di malam hari, desa Gawanan pun masih terasa ramai dengan banyaknya para

pengguna jalan dengan menggunakan kendaraan bermotor yang melintasi jalan.

Selain itu juga semakin bertambahnya masyarakat desa Gawanan menyebabkan

anggota arisan PKK pun bertambah banyak. Berbeda dengan keadaan Gawanan

pada jaman dulu yang masih terasa sepi, dan masyarakatnya khususnya anggota

Page 177: POLA KOMUNIKASI MASYARAKAT TRANSISI (Studi Deskriptif .../Pola... · Karanganyar Jawa Tengah ini dikarenakan masyarakatnya memiliki ... setia menggunakan alat transportasi tradisional

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

158

arisan PKK masih sangat sedikit. Sehingga informasi dapat disampaikan secara

langsung dan jelas dan tidak memerlukan pengeras suara.

Dalam arisan PKK tingkat RT di RT 02 Dusun Gawanan Timur ini

peneliti mengamati bahwa sebenarnya bisa saja informasi langsung disampaikan

oleh pembawa acara kepada para anggota. Namun untuk menghormati kedudukan

Lurah maka informasi disampaikan oleh bu Lurah terlebih dahulu. Latar belakang

dari bu Lurah dan pembawa acara yang menurut pengamat menyebabkan kurang

mendapatkan perhatian saat ibu Lurah berbicara. Karena bu Lurah yang menjabat

saat ini usianya masih muda, baru 22 tahun, dan dulunya adalah murid dari ibu

yang membawakan acara. Latar belakang budaya Jawa tentang rasa ngajeni

terhadap orang yang lebih tua masih sangat berlaku di sini. Sehingga saat ibu

pembawa acara mengulangi kembali informasi yang disampaikan ibu Lurah,

seluruh anggota arisan memperhatikan kembali.

Selain sebagai wadah untuk menyalurkan informasi dari tingkat atas,

kegiatan arisan ini juga dimanfaatkan oleh beberapa produsen penjual peralatan

rumah tangga seperti kompor gas, blender, tikar, dan peralatan rumah tangga

lainnya untuk mempromosikan barang dagangan mereka. Seperti yang

diungkapkan ibu Supartini Sesilia :

“Setiap arisan pasti ada promosi, ya itu kosmetik ya pernah, dulu

itu peralatan seperti kompor ya pernah, kesehatan juga ada.”124

Kegiatan arisan ibu-ibu PKK ini dapat memberikan manfaat yang sangat

banyak bagi para ibu rumah tangga. Ajang untuk saling bertemu, berkenalan dan

124 Supartini Sesilia, wawancara 24 Maret 2009

Page 178: POLA KOMUNIKASI MASYARAKAT TRANSISI (Studi Deskriptif .../Pola... · Karanganyar Jawa Tengah ini dikarenakan masyarakatnya memiliki ... setia menggunakan alat transportasi tradisional

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

159

bertukan pikiran dan informasi ini merupakan cara pembelajaran yang baik bagi

para ibu rumah tangga untuk saling menjaga kerukunan antar tetangga.

Selain kegiatan arisan ibu-ibu, warga masyarakat desa Gawanan

khususnya yang beragama Islam, senantiasa menyelenggarakan satu aktivitas

keagamaan yang bersifat rutin, yakni pengajian. Kegiatan pengajian biasanya

dibagi dalam beberapa kelompok pengajian yang terdapat di setiap Rukun Warga

(RW). Kegiatan yang diadakan ini selain memiliki tujuan religius, yakni untuk

meningkatkan kualitas keimanan warganya, ternyata ada juga manfaat lain yang

dirasakan bila terlibat langsung didalamnya. Mempererat tali silaturahmi diantara

sesama umat Islam, hal ini dirasakan juga oleh ibu-ibu kelompok pengajian yang

berada di desa Gawanan.

Pengajian biasanya di selenggarakan setiap seminggu sekali pada malam

jumat atau kamis malam di Masjid yang berada di wilayah masing-masing RW.

Dengan adanya pengajian memberikan banyak manfaat bagi para ibu rumah

tangga terutama di bidang ilmu agama dalam pengaplikasiannya pada kehidupan

sehari-hari. Hal ini juga diungkapkan oleh ibu Sri Puji berikut:

“Di pengajian juga ada informasi seperti itu, terkadang dokter

Maryati atau dokter Soleh itu diberi waktu untuk melakukan

penyuluhan. Jadi di pengajian itu enggak cuma ngaji aja, ya ada

penyuluhan kesehatan juga, pengajian itui lebih komplit, bisa

saling silaturahmi, mendapatkan informasi, dan tambah ilmu,

enggak cuma ilmu agama saja, juga mendapatkan ilmu-ilmu yang

lain”.125

Pengajian memberikan banyak manfaat bagi para ibu rumah tangga,

selain sebagai wadah silaturahmi antar warga juga merupakan wadah untuk

125 Sri Puji Mulyan, wawancara 25 Maret 2009

Page 179: POLA KOMUNIKASI MASYARAKAT TRANSISI (Studi Deskriptif .../Pola... · Karanganyar Jawa Tengah ini dikarenakan masyarakatnya memiliki ... setia menggunakan alat transportasi tradisional

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

160

menambah ilmu yang tidak hanya ilmu agama namun juga berbagai ilmu dan

informasi lainnya yang bermanfaat bagi kehidupan sehari-hari. Seperti yang

diungkapkan oleh ibu Sri Puji bahwa dalam pengajian juga mendapatkan

penyuluhan tentang kesehatan oleh salah satu warga yang berprofesi sebagai

dokter. Selain itu dalam pengajian juga diberikan informasi-informasi politik,

terutama saat pemilu legislatif dengan cara pemilihan yang baru yaitu dengan

dicontreng. Seperti yang diungkapkan kembali oleh ibu Sri Puji:

“Informasi politik itu saya dapatkan dari pengajian. Ya di

pengajian itu misalnya ini waktunya pemilu ya di sosialisasikan,

caranya gini, jangan jadi golput, kalau golput nanti yang seneng

malah yang kurang berkualitas itu. Di beri tahu juga kita pinter-

pinter milih pemimpin, pokoknya dipesan jangan golput (...) iya,

kita dikasi sampelnya lembaran besar itu, dikasi tahunya juga di

pengajian”.126

Informasi mengenai cara pemilihan yang baru yaitu dengan cara

dicontreng pada pemilu tahun ini juga diinformasikan dalam pengajian. Tidak

hanya diberitahu caranya saja namun juga diberikan contoh langsung dengan

mempraktekkannya pada lembaran kertas pemilu. Selain itu dalam pengajian juga

memberikan informasi kepada para ibu-ibu untuk tidak golput dalam pemilu.

Dalam pengajian juga diberikan ilmu-ilmu agama terutama agama Islam. Setelah

mengetahui beberapa informasi dan ilmu agama, terdapat beberapa adat/kebiasaan

warga yang kini mulai ditinggalkan, seperti yang diungkapkan oleh beberapa ibu

rumah tangga di bawah ini:

“Untuk kebiasaan-kebiasaan adat spt bila ada keluarga yang

meninggal biasanya ada acara 7 hari atau gimana, itu juga

tergantung dari kebiasaan–kebiasaan masing-masing pribadinya ya,

karena sekarang itu sudah banyak yang ditinggalkan karena dalam

126 Sri Puji Mulyan, Ibid

Page 180: POLA KOMUNIKASI MASYARAKAT TRANSISI (Studi Deskriptif .../Pola... · Karanganyar Jawa Tengah ini dikarenakan masyarakatnya memiliki ... setia menggunakan alat transportasi tradisional

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

161

pengajian2 itu juga disampaikan bahwa hal-hal spt itu tidak ada

tuntunannya, jadi mulai banyak yang ditinggalkan”.127

“Kalo emang yang lainnya sudah agak luntur njih, khususnya kaya

dulu sama sekarang seperti bancakkan [syukuran], kondangan, atau

apa gitu. Itu dulu masih kental sekali, contohnya seperti orang tua

saya, itu mesti ada kondangan atau apa, nah tapi sekarang dengan

pengetahuan masalah agama, kan dulu itu orang tua karena adat,

dan mungkin karena pengetahuan agamanya belum terlalu tahu,

atau belum mendalam sekali, itu ya sudah biasa, itu tradisi, tapi

setelah lama-kelamaan banyak sekali ulama-ulama yang datang,

memberi penjelasan bahwa itu memang tidak ada dalam pedoman

Al Qur’an, lama-lama khususnya di RT 4 saya itu, untuk masalah

kondangan atau apa itu memang sudah tidak ada lagi (...) Misalnya

untuk nyambut [menyambut] tahun gitu, biasanya kalo puasa mau

lebaran, terus kupatan, kan itu ada kondangan, itu istilahnya itu

kayak kenduri, slametan, pake macem-mecem gitu (...) Memang

ada yang masih seperti itu tapi kalo ditempat saya khususnya

memang sudah tidak ada lagi yang seperti itu, karena memang yo

itu tadi, sudah masuk ilmu-ilmu agama, kalo dulu kan itu tradisi

orang tua, apalagi sekarang kan banyak ibu-ibu muda yang duduk

disitu, kan sudah lain lho nggih, orang tua kan sudah meninggal,

mungkin anak-anaknya yang menggantikan posisi di rumah

tangganya, jadi adat memang sudah mengalami perkembangan”.128

Setelah mendapatkan penjelasan ilmu agama yang diperoleh dalam

pengajian, kini banyak kebiasaan yang mulai ditinggalkan oleh warga masyarakat,

seperti: adat pitung dina (syukuran tujuh hari setelah hari kematian), kondangan

seperti kendurian atau bancakan (syukuran yang dilaksanakan setelah

memperingati hari besar atau setelah berpuasa pada bulan Ramadhan). Hal itu

merupakan adat kebiasaan dari para leluhur sebagai ungkapan rasa syukur mereka

atas anugerah yang telah diberikan. Kebiasan seperti itu mulai ditinggalkan oleh

para ibu rumah tangga yang mengikuti pengajian karena hal tersebut tidak

127 Karsiyem, wawancara 19 Maret 2009 128 Anik Widartiningsih, wawancara 31 Maret 2009

Page 181: POLA KOMUNIKASI MASYARAKAT TRANSISI (Studi Deskriptif .../Pola... · Karanganyar Jawa Tengah ini dikarenakan masyarakatnya memiliki ... setia menggunakan alat transportasi tradisional

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

162

diajarkan dalam ajaran agama dan juga hal tersebut merupakan tindakan yang

dianggap mubadzir.

Kegiatan pengajian memberikan banyak manfaat bagi para ibu rumah

tangga, selain merupakan ajang saling bertemu dengan para tetangga, dalam

pengajian juga diberikan berbagai macam informasi yang bermanfaat bagi

kehidupan sehari-hari para ibu rumah tangga. Hal inilah yang menjadikan para ibu

rumah tangga meluangkan waktu untuk mengikuti pengajian yang rutin

dilaksanakan setiap satu Minggu sekali. Hal lain yang dapat diperoleh para ibu

rumah tangga adalah dalam pengajian biasanya para ibu juga saling mengabarkan

tentang keadaan mereka, serta saling berbagi informasi mengenai berbagai macam

hal. Kegiatan seperti ini dirasa sangat bermanfaat sehingga kegiatan ini terus

dilakukan oleh para ibu rumah tangga.

Perkumpulan selain pengajian dan arisan dalam kegiatan PKK juga

diadakan kegiatan posyandu. Posyandu atau pos pelayanan terpadu adalah

akronim yang sudah sangat familiar, adalah sebuah organisasi pelayanan

pencegahan penyakit dan keluarga berencana bagi kalangan isteri berusia subur

dan balita. Posyandu di desa Gawanan lahir dan dikembangkan atas kesadaran dan

upaya masyarakat sendiri, dan partisipasi sosial dari kelurahan. Pengertian

Posyandu adalah suatu wadah komunikasi alih teknologi dalam pelayanan

kesehatan masyarakat dari Keluarga Berencana dari masyarakat, oleh masyarakat

Page 182: POLA KOMUNIKASI MASYARAKAT TRANSISI (Studi Deskriptif .../Pola... · Karanganyar Jawa Tengah ini dikarenakan masyarakatnya memiliki ... setia menggunakan alat transportasi tradisional

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

163

dan untuk masyarakat dengan dukungan pelayanan serta pembinaan teknis dari

petugas kesehatan dan keluarga berencana. 129

Posyandu merupakan salah satu bentuk kegiatan ibu-ibu PKK di desa

Gawanan. Posyandu di desa Gawanan diselenggarakan oleh tiap-tiap dusun.

Kegiatan Posyandu di desa Gawanan dulu belum berjalan seperti sekarang ini.

Dulu kegiatan Posyandu hanya terpusat di tingkat Kelurahan / Desa saja. Awalnya

tujuan dari diadakannya kegiatan Posyandu di desa Gawanan ini adalah untuk

memberi kesadaran bagi para ibu rumah tangga mengenai kesehatan dan

perkembangan anak usia balita dan kesehatan para ibu hamil. Namun dulu karena

belum adanya kesadaran dari para ibu-ibu rumah tangga mengenai pentingnya

pendidikan kesehatan anak, kegiatan posyandu pun belum berjalan secara

maksimal. Seperti yang diungkapkan oleh ibu Anik berikut ini:

“...seperti posyandu, itu dulu belum berjalan seperti ini, harus di

panggili ke rumah, didatangi, harus diajak, kemudian PMT

[Pemberian Makanan Tambahan] itu juga harus dibuat sendiri

dulu, belum ada kog dulu itu PMT itu urunan. Jadi memang tokoh-

tokoh masyarakat disini itu sangat berkorban sekali untuk

kemajuan dalam melaksanakan program-program dari

pemerintah.”130

Peran serta tokoh masyarakat untuk menjalankan program dari

pemerintah memberi andil yang cukup besar bagi kelangsungan kegiatan

Posyandu. Seperti pemberian makanan tambahan (PMT) yang dulunya hanya

diusahakan oleh beberapa orang saja yang menjadi kader Posyandu dengan biaya

129 Website: http://iinaza.wordpress.com/2008/04/19/serba-serbi-posyandu/. Diunduh tanggal 6

April 2009 jam 06.45 wib

130 Anik Widartiningsih, wawancara 31 Maret 2009

Page 183: POLA KOMUNIKASI MASYARAKAT TRANSISI (Studi Deskriptif .../Pola... · Karanganyar Jawa Tengah ini dikarenakan masyarakatnya memiliki ... setia menggunakan alat transportasi tradisional

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

164

sendiri. Namun sekarang kesadaran akan pentingnya pendidikan kesehatan pada

anak usia balita dan ibu hamil mulai meningkat sejalan dengan masuknya

berbagai macam informasi mengenai kesehatan anak. Hal ini memberi dampak

positif bagi para warga Gawanan terutama para ibu rumah tangga untuk ikut andil

menyukseskan kegiatan Posyandu, yang sebenarnya secara teoritis bertujuan :

1. Mempercapat penurunan angka kematian bayi, anak balita dan angka

kelahiran

2. Meningkatkan pelayanan kesehatan ibu untuk menurunkan IMR

3. Mempercepat penerimaan norma keluarga kecil sehat dan sejahtera.

4. Meningkatkan kemampuan masyarakat untuk mengembangkan

kegiatan kesehatan dan kegiatan-kegiatan lain yang menunjang

kemampuan hidup sehat.

5. Pendekatan dan pemerataan pelayanan kesehatan kepada masyarakat

dalam usaha meningkatkan cakupan penduduk dan geografi.

6. Peningkatan dan pembinaan peran serta masyarakat dalam rangka

alih teknologi untuk swakelola usaha-usaha kesehatan masyarakat.131

Apabila kegiatan posyandu dapat dilaksanakan secara maksimal maka

angka kematian bayi pun akan menurun serta terkontrolnya perkembangan

kesehatan dan gizi anak-anak balita di desa Gawanan. Kegiatan Posyandu di desa

Gawanan meliputi: kegiatan penimbangan bayi dan pengisian KMS serta

pemberian makanan tambahan serta pemberian vitamin A pada bulan Februari dan

Agustus.

131 Website: http://one.indoskripsi.com. Diunduh tanggal 6 April 2009 jam 06.55 wib

Page 184: POLA KOMUNIKASI MASYARAKAT TRANSISI (Studi Deskriptif .../Pola... · Karanganyar Jawa Tengah ini dikarenakan masyarakatnya memiliki ... setia menggunakan alat transportasi tradisional

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

165

Desa Gawanan kini telah memiliki beberapa Posyandu yang terbentuk di

tiap RW/Dusun. Kegiatan Posyandu biasanya dilaksanakan tiap bulan pada

minggu kedua. Posyandu di laksanakan di rumah salah satu warga yang

merupakan kader Posyandu, kegiatan Posyandu biasanya diadakan pada waktu

sore hari, disaat para ibu rumah tangga telah menyelesaikan pekerjaan rumah

mereka. Kegiatan Posyandu diawali dengan mendaftar dan menyerahkan Kartu

Menuju Sehat (KMS) kepada petugas Posyandu, lalu di lanjutkan penimbangan

berat badan anak, untuk anak usia 1-11 bulan menggunakan timbangan gantung

yang kaitkan dengan keranjang untuk tempat duduk anak, sedangkan anak usia 1-

4 tahun menggunakan timbangan injak. Selanjutnya adalah penyerahan KMS

yang telah diisi oleh petugas dan konsultasi kesehatan anak dan ibu hamil kepada

petugas perwakilan dari Puskesmas.

Pengisian Kartu Menuju Sehat (KMS) yaitu suatu alat untuk mencatat

berat badan anak dibawah 5 tahun (balita) setiap kali ditimbang setiap bulan

secara teratur. Berat badan ini dibubuhkan pada KMS dlm bentuk titik (.) yang

disebut titik berat badan. Pengisian KMS bertujuan : (1) sebagai alat pengontrol

pertumbuhan berat badan anak, (2) sebagai alat untuk mengetahui keadaan

kesehatan anak, (3) sebagai alat untuk mengetahui keadaan gizi anak. Anak balita

perlu ditimbang badannya setiap bulan agar pertumbuhan dapat diikuti secara

seksama melalui grafik berat badan yang merupakan rangkaian titik-titik berat

badan dari bulan ke bulan. Tahap terakhir adalah Pemberian Makanan Tambahan

(PMT), merupakan salah satu program dari kegiatan Posyandu yang bertujuan

untuk meningkatkan gizi anak yang masih kurang serta untuk memberi contoh

Page 185: POLA KOMUNIKASI MASYARAKAT TRANSISI (Studi Deskriptif .../Pola... · Karanganyar Jawa Tengah ini dikarenakan masyarakatnya memiliki ... setia menggunakan alat transportasi tradisional

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

166

pada ibu-ibu dalam memberikan makanan bergizi bagi balitanya, seperti : bubur

sum-sum, kacang ijo, setup makaroni, sup dan makanan-makanan yang bergizi

bagi Balita.

Kegiatan Posyandu yang dilaksanakan di tiap dusun ini memberikan

banyak manfaat bagi para ibu rumah tangga mengenai informasi kesehatan anak

dan ibu hamil. Selain itu kegiatan Posyandu juga merupakan wadah bagi para ibu-

ibu untuk saling bertemu dan bertukar informasi mengenai berbagai hal, terutama

mengenai perkembangan anak-anak mereka yang sedang tumbuh. Biasanya

setelah menimbang anak mereka dan mendapatkan makanan tambahan dari

Posyandu, para ibu-ibu berkumpul dan mengobrol sambil menyuapi anak dengan

makanan tambahan yang diberikan.

C. Komunikasi Massa

Masyarakat desa Gawanan telah mengenal berbagai macam media

massa. Mereka tidak buta akan informasi yang berasal dari luar daerah. Mayoritas

masyarakat desa Gawanan telah memiliki televisi sebagai sumber informasi dari

luar. Media televisi adalah media massa utama yang dimanfaatkan oleh ibu-ibu

rumah tangga sebagai sarana informasi, edukasi dan hiburan Seperti yang

disampaikan oleh ibu Sri Rejeki mengenai manfaat melihat tayangan televisi

baginya :

“ Televisi ya bermanfaat ya tau pengalaman dimana-mana, kalo

ada apa, ada apa kan tahunya dari tivi, sing penting saya itu

hiburan.”132

132 Sri Rejeki, wawancara 20 Maret 2009

Page 186: POLA KOMUNIKASI MASYARAKAT TRANSISI (Studi Deskriptif .../Pola... · Karanganyar Jawa Tengah ini dikarenakan masyarakatnya memiliki ... setia menggunakan alat transportasi tradisional

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

167

Hal yang sama juga disampaikan oleh ibu Tri Hartini :

“Ya biar tahu aja, kan kalo ibu rumah tangga itu di rumah terus tow

mbak, ya biar tahu dunia luar tu kayak apa.”133

Aktivitas menonton televisi terutama ibu-ibu rumah tangga dilakukan

pada siang hari apabila pekerjaan rumah telah selesai, sambil menunggu anak-

anak pulang sekolah. Namun bagi ibu-ibu rumah tangga yang bekerja biasanya

meluangkan waktu melihat televisi pada malam hari. Acara favorit para ibu rumah

tangga adalah acara berita, mereka mengaku dengan melihat berita di televisi

dapat menambah wawasan akan dunia luar. Selain berita mereka juga melihat

tayangan sinetron serta berita infotainment sebagai hiburan. Karena bagi ibu-ibu

rumah tangga, berita merupakan hal utama mereka menonton televisi.

Televisi sudah menjadi gaya hidup masyarakat desa Gawanan. Karena

dulunya kepemilikan televisi di Gawanan masih sangat jarang di temui. Namun

sekarang dengan semakin bertambahnya kebutuhan masyarakat akan informasi,

pesawat televisi pun kini telah banyak di temukan hampir di setiap rumah di

Gawanan. Televisi sudah menjadi kebutuhan masyarakat Gawanan sebagai

sumber informasi yang utama mengenai dunia luar. Adanya stasiun televisi lokal

seperti TATV yang menayangkan berita terkini seputar wilayah Solo dan

sekitarnya juga menjadi masukan bagi ibu-ibu rumah tangga yang tidak bekerja

untuk mengetahui perkembangan serta informasi berbagai macam peristiwa yang

terjadi di daerah mereka.

133 Tri Hartini, wawancara 23 Maret 2009

Page 187: POLA KOMUNIKASI MASYARAKAT TRANSISI (Studi Deskriptif .../Pola... · Karanganyar Jawa Tengah ini dikarenakan masyarakatnya memiliki ... setia menggunakan alat transportasi tradisional

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

168

Isu-isu yang berkembang di tengah-tengah masyarakat umumnya didapat

dari media televisi, lalu kemudian dari media cetak, seperti koran, majalah, atau

tabloid. Informasi yang ditayangkan lewat televisi cakupannya begitu luas, seperti

isu yang sedang berkembang di masyarakat mengenai isu politik dimana pada

tahun 2009 ini akan dilaksanakan pesta demokrasi pemilihan umum secara

langsung untuk menentukan calon Presiden baru untuk masa jabatan 2009-2014.

Stasiun-stasiun televisi berlomba-lomba menyajikan informasi pemilu

mengenai sosok calon presiden atau jumlah peserta pemilu yang semakin banyak

serta iklan-iklan kampanye politik setiap harinya. Isu politik yang menjadi agenda

di setiap stasiun televisi ini juga mempengaruhi pemirsa televisi di desa Gawanan

untuk mengikuti perkembangan berita politik di Indonesia. Namun antusias warga

desa Gawanan terutama ibu-ibu rumah tangganya terhadap isu-isu pemilu yang

ditayangkan di televisi kurang begitu terasa. Mereka melihat tayangan politik di

televisi untuk sekedar tahu saja siapa-siapa calon presiden yang dijagokan oleh

partai-partai politik. Jika peneliti amati ibu-ibu rumah tangga dalam setiap

kesempatan berkumpul dengan keluarga atau dengan tetangga jarang dan hampir

tidak pernah membicarakan isu-isu politik. Hal ini menandakan bahwa ibu-ibu

rumah tangga di desa Gawanan kurang tertarik dengan dunia politik.

Bagi para ibu rumah tangga televisi memberikan informasi politik

mengenai jumlah partai politik, profil calon-calon presiden serta cara pemilihan

yang baru, yaitu dengan cara mencontreng, namun untuk keputusan memilih

mereka tidak terpengaruh oleh tayangan di televisi. Justru dengan melihat

tayangan di televisi mengenai berbagai macam partai politik serta calon-calon

Page 188: POLA KOMUNIKASI MASYARAKAT TRANSISI (Studi Deskriptif .../Pola... · Karanganyar Jawa Tengah ini dikarenakan masyarakatnya memiliki ... setia menggunakan alat transportasi tradisional

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

169

baru presiden membuat ibu-ibu di desa Gawanan menjadi bingung dan kurang

tertarik.seperti yang diungkapkan Karsiyem (48 tahun) :

“Saya itu malah jadi bingung dengan banyak iklan di TV karena

dalam iklan itu bukan hanya wilayah kita Karanganyar. Ya beda-

beda dan lebih luas, karena kan tiap-tiap wilayah kan berbeda-

beda. kita informasi dari kabupaten lewat desa baru kebawah ke

RW, RT lalu warga, kalo lewat tivi itu malah mungkin bingung, ya

karena itu tadi kalo lewat tivi kan skupnya lebih luas satu

Indonesia”134

Diakui oleh seorang ibu bernama Kadarwati (46tahun) bahwa televisi

tidak mempengaruhinya dalam memilih calon presiden atau calon legislatif.

Karena baginya pilihan yang sejak dulu jadi keyakinannya tidak mudah

terpengaruh oleh tayangan iklan di televisi.

“Enggak tuh, kalau saya itu dari dulu sudah mantebnya ini ya ini

gitu, saya nggak terpengaruh iklan kampanye di televisi. Ya acara

di tivi itu cuma untuk tambahan informasi saja”.135

Iklan-iklan kampanye di televisi yang kian marak menjelang pemilu

calon presiden tidak terlalu diminati oleh para ibu rumah tangga dalam menikmati

acara di televisi. Bahkan iklan-iklan kampanye politik tersebut tidak mampu

mempengaruhi keputusan memilih para ibu dalam menentukan suaranya untuk

pemilu yang akan datang.

Tayangan mengenai dunia politik bagi ibu-ibu rumah tangga di desa

Gawanan kurang diminati. Biasanya ibu-ibu menonton televisi pada siang hari

setelah menyelesaikan pekerjaan rumah mereka. Tayangan televisi di siang hari

lebih banyak seputar informasi untuk ibu-ibu rumah tangga, seperti talk show,

134 Karsiyem, wawancara 19 Maret 2009 135 Kadarwati Nurianingsih, wawancara 29 Maret 2009

Page 189: POLA KOMUNIKASI MASYARAKAT TRANSISI (Studi Deskriptif .../Pola... · Karanganyar Jawa Tengah ini dikarenakan masyarakatnya memiliki ... setia menggunakan alat transportasi tradisional

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

170

acara kuliner, atau berita infotainment. Sedangkan untuk tayangan politik di

televisi yang biasanya di tayangankah pada jam-jam prime time , ibu-ibu di

Gawanan lebih memilih menonton sinetron atau bila sedang melihat acara politik

biasanya karena mengikuti suami atau keluarga yang sedang menyaksikan berita

politik.

Media massa yang juga sering dimanfaatkan untuk memperoleh

informasi dari dunia luar oleh para ibu rumah tangga selain televisi adalah radio.

Radio merupakan media massa alternatif pilihan kedua setelah televisi. Walaupun

perkembangan teknologi dan informasi semakin pesat lajunya, namun peranan

radio sebagai media informasi dan hiburan masih banyak dimanfaatkan oleh ibu-

ibu rumah tangga di desa Gawanan.

Dalam penggunaan radio pun kini telah mengalami perubahan yang

semakin canggih, yaitu mendengarkan siaran radio dengan menggunakan

handphone. Radio masih dimanfaatkan karena memiliki keunggulan diatas media

informasi lainnya dalam hal : biaya murah; daya jangkau layanan yang luas;

fleksibel, yaitu mampu dinikmati dimana saja karena sifatnya yang auditif

(didengarkan), radio tidak membutuhkan kemampuan (membaca pada surat kabar

dan melihat pada televisi) dan konsentrasi khusus bahkan radio bisa dinikmati

sambil melakukan aktivitas lainnya; radio mampu menyampaikan informasi

secara cepat karena prosesnya yang sangat sederhana; serta pesawat radio praktis,

kecil, fleksibel dan mudah dibawa kemana-mana. Ibu-ibu rumah tangga

mendengarkan radio setiap hari , biasanya mereka mendengarkan siraman rohani

di pagi hari.

Page 190: POLA KOMUNIKASI MASYARAKAT TRANSISI (Studi Deskriptif .../Pola... · Karanganyar Jawa Tengah ini dikarenakan masyarakatnya memiliki ... setia menggunakan alat transportasi tradisional

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

171

Dulu masyarakat Gawanan dapat mendengarkan ceramah kuliah subuh

saat selesai sholat Subuh di Masjid, namun sekarang dengan kesibukan para

warganya kebiasaan tersebut sudah tidak ada lagi, hanya terkadang masih sering

terdengar ceramah di hari-hari tertentu saja, misalnya saat bulan Ramadhan, atau

saat hari besar umat Islam. Dengan memanfaatkan radio di pagi hari dengan

mendengarkan siaran siraman rohani dirasa bermanfaat bagi ibu-ibu dan

keluarganya. Kesibukan ibu dipagi hari seperti menyiapkan sekolah bagi anak,

dan juga menyiapkan sarapan pagi untuk keluarga sangatlah menyita waktu,

namun dengan mendengarkan radio, selain mendapatkan ilmu juga rutinitas para

ibu di pagi hari tidaklah terganggu.

Selain dimanfaatkan sebagai media informasi, radio juga dimanfaatkan

sebagai sarana hiburan. Para ibu memanfaatkan radio sebagai pengantar tidur di

malam hari. Biasanya sebelum berangkat tidur ibu-ibu mendengarkan siaran radio

yang memutar lagu-lagu tempo dulu yang masih terasa enak didengarkan sampai

sekarang. Seperti yang diungkapkan oleh ibu Supartini :

“...radio ya masih, saya paling seneng tu, paling seneng radio, kalo

mau tidur tu mbak jam sebelasan ke atas tu mesti sama radio,

nyetel lagu-lagu lama itu lho...”.136

“kalau saya ya paling tivi dan radio kalau pas mau tidur itu, kalau

bapaknya seneng dengerin wayang kulit itu, kan dari wayangan itu

ada pesan yang diselip-selipkan, itu juga merupakan kebudayaan

kita. Kalau saya suka mengikuti lagu-lagu lama, lagu-lagu jaman-

jaman dulu. Itu radionya sekarang pakai hape, ya radio yang kotak

gede itu masih punya tapi sekarang sudah enggak dipakai, pakai

hape lebih mudah, simpel, tinggal dikelonin aja, hahaha...”137

136 Supartini Sesilia, wawancara 24 Maret 2009 137 Sri Puji Mulyan, wawancara 25 Maret 2009

Page 191: POLA KOMUNIKASI MASYARAKAT TRANSISI (Studi Deskriptif .../Pola... · Karanganyar Jawa Tengah ini dikarenakan masyarakatnya memiliki ... setia menggunakan alat transportasi tradisional

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

172

Acara-acara di radio yang masih sangat digemari oleh para ibu rumah

tangga adalah acara musik yang menyajikan musik-musik tempo dulu sebagai

pengantar tidur. Hal ini pun di akui oleh beberapa informan bahwa mereka

mempunyai kebiasaan mendengarkan radio sebelum tidur. Karena radio dianggap

sebagai media hiburan yang praktis dan simpel sehingga dapat dibawa kemana-

mana bahkan dibawa tidur.

Masyarakat desa Gawanan terutama para ibu rumah tangga juga tidak

ketinggalan pula mengonsumsi media massa cetak. Karena itu ketersediaan media

cetak seperti koran, majalah dan tabloid juga menambah referensi masyarakat

Gawanan untuk mencari berbagai macam informasi. Para ibu rumah tangga di

desa Gawanan jarang mengkonsumsi surat kabar. Berita yang disajikan dalam

surat kabar harian biasanya berupa politik dan berita-berita berat (hardnews). Hal

ini dikarenakan ibu-ibu rumah tangga jarang mengonsumsi koran atau majalah,

biasanya mereka membeli tabloid (tentang wanita) untuk memperoleh berbagai

informasi: kesehatan, perkembangan mode pakaian, kecantikan, obat-obat

tradisional, resep masakan. Membeli tabloid dirasakan lebih banyak informasi

yang didapat apabila dibandingkan dengan mengonsumsi koran yang beritanya

lebih berat seputar dunia politik. Serta tabloid dianggap lebih terjangkau bila

harganya dibandingkan dengan majalah wanita.

D. Pengaruh Pola Komunikasi ibu-ibu rumah tangga dalam Proses

Pengambilan Keputusan

Dalam setiap hari yang dijalani, manusia tidak terhindar dari kebutuhan

untuk menarik keputusan. Seperti halnya ibu-ibu rumah tangga di desa Gawanan

Page 192: POLA KOMUNIKASI MASYARAKAT TRANSISI (Studi Deskriptif .../Pola... · Karanganyar Jawa Tengah ini dikarenakan masyarakatnya memiliki ... setia menggunakan alat transportasi tradisional

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

173

yang setiap saat harus mampu mengambil keputusan dalam berbagai hal baik

menyangkut kepentingan keluarga maupun kepentingan diri sendiri. Semakin

maju keadaan suatu desa, semakin kompleks pula kebutuhan yang harus dipenuhi.

Sehingga pengambilan keputusan untuk memenuhi kebutuhan haruslah lebih

selektif. Oleh karena itu untuk mengambil keputusan diperlukan banyak informasi

dari berbagai sumber sebagai bahan referensi agar keputusan yang diambil sesuai

dengan apa yang dibutuhkan.

Masyarakat desa Gawanan sedang mengalami masa transisi, keadaan

dimana masyarakatnya sedang mengalami peralihan dari masyarakat tradisional

menuju masyarakat modern. Hal inilah yang menyebabkan kebutuhan masyarakat

menjadi meningkat dan semakin kompleks. Kini kebutuhan pokok masyarakat

tidak hanya seputar sandang, pangan, dan papan. Namun juga kebutuhan akan

informasi, transportasi dan komunikasi. Semakin kompleksnya kebutuhan yang

harus dipenuhi oleh masyarakat desa Gawanan membuat masyarakat harus

pandai-pandai memilih serta memutuskan kebutuhan mana yang harus dipenuhi

terlebih dahulu. Disinilah peran seorang ibu sebagai pengatur rumah tangga dalam

mengatur pemasukan untuk lebih selektif dalam memenuhi segala kebutuhan

keluarga.

Untuk memenuhi kebutuhan keluarga inilah seorang ibu harus pandai-

pandai memutuskan kebutuhan mana yang harus didahulukan untuk dipenuhi.

Sebelum membuat keputusan para ibu rumah tangga akan mencari berbagai

macam informasi mengenai hal-hal yang menyangkut dalam pemenuhan

kebutuhan tersebut. Seperti misalnya untuk memilih tempat belanja pada

Page 193: POLA KOMUNIKASI MASYARAKAT TRANSISI (Studi Deskriptif .../Pola... · Karanganyar Jawa Tengah ini dikarenakan masyarakatnya memiliki ... setia menggunakan alat transportasi tradisional

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

174

pedagang sayur keliling. para ibu akan mencari informasi tentang harga, kualitas,

kelengkapan dan waktu para pedagang sayur keliling tiba. Biasanya para ibu akan

bertukar informasi disaat-saat waktu senggang atau disaat ada acara kumpulan.

Pengambilan keputusan merupakan proses pemilihan alternatif terbaik

dari beberapa alternatif secara sistematis untuk ditindaklanjuti (digunakan)

sebagai suatu cara pemecahan masalah.138

Dengan demikian pemecahan masalah

perlu dibuatkan beberapa alternatif, sebab apabila alternatif yang telah dipilih

ternyata tidak cocok, dapat menggunakan alternatif lainnya.

Menurut Simon,139

ada dua macam keputusan, yaitu: (1) keputusan yang

terprogram (Programmed Decisions) dan, (2) keputusan tidak terprogram (Non-

Programmed Decisions). Keputusan yang terprogram yaitu keputusan yang

dilakukan secara rutin dan selalu berulang. Keputusan yang diambil untuk

mengatasi masalah sehari-hari, seperti: menentukan hidangan untuk makan sehari-

hari, memutuskan tempat berbelanja, membeli kosmetik, memberi uang jajan

anak, dan berbagai keputusan yang dilakukan secara rutin. Sebagai seorang ibu

rumah tangga, menyediakan hidangan untuk keperluan makan keluarga sehari-hari

adalah merupakan suatu kewajiban. Menentukan menu apa yang akan di sajikan

untuk hari ini merupakan keputusan dari seorang ibu yang dilakukan setiap hari

secara rutin. Menu yang akan di hidangkan adalah keputusan dari ibu, namun

keputusan yang di ambil tidak semata-mata sepenuhnya keinginan dari ibu,

namun ibu juga mempertimbangkan kepentingan-kepentingan seluruh anggota

138 Nugroho J. Setiadi, 2008, Business Economics and Managerial Decision Making, Jakarta:

Kencana Prenada Media Group, hal. 17 139 Ibnu Syamsi, 1994, Pokok-pokok Organisasi dan Manajemen, Jakarta: Rineka Cipta, hal. 129-

130.

Page 194: POLA KOMUNIKASI MASYARAKAT TRANSISI (Studi Deskriptif .../Pola... · Karanganyar Jawa Tengah ini dikarenakan masyarakatnya memiliki ... setia menggunakan alat transportasi tradisional

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

175

keluarga, terutama anak dalam memilih menu yang akan di sajikan agar menu

hidangannya dapat dinikmati oleh seluruh anggota keluarga.

Keputusan tidak terprogram (Non-Programmed Decisions), yaitu

keputusan insidental yang diambil apabila ada masalah yang muncul yang perlu

dipecahkan. Jadi keputusan ini tidak bersifat rutin dan tidak selalu berulang.

Seperti misalnya keputusan untuk memilih sekolahan yang tepat untuk anak,

keputusan berpolitik dalam menentukan suara, keputusan untuk membeli perabot

rumah tangga, serta berbagai macam keputusan yang diambil di saat-saat tertentu

saja.

Dalam kehidupan berumah tangga membeli perabot untuk keperluan

rumah tangga merupakan keputusan bersama para anggota keluarga terutama

orang tua yaitu Ayah dan Ibu. Seperti yang diungkapkan oleh beberapa informan

perihal kebiasaan mendiskusikan masalah bersama dengan para anggota keluarga

sebelum mengambil keputusan :

“Dan keputusan membeli perabot rumah tangga itu nanti tetap

kami putuskan berdua dengan suami. Untuk merek, warna atau

apapun masalah peralatan rumah tangga itu kami putuskan

berdua”.140

“Ya saya biasanya taren [saling berdiskusi] sama bapaknya,

kadang anak-anak juga, tapi kalo untuk peralatan dapur biasanya

saya beli sendiri”.141

“Ya sama bapaknya, kalau anak itu jarang, kecuali kalau yang

bersangkutan dengan anak baru melibatkan anak”.142

140 Anik Widartiningsih, wawancara 31 Maret 2009 141 Sri Rejeki, wawancara 20 Maret 2009 142 Kadarwati Nurianingsih, wawancara 29 Maret 2009

Page 195: POLA KOMUNIKASI MASYARAKAT TRANSISI (Studi Deskriptif .../Pola... · Karanganyar Jawa Tengah ini dikarenakan masyarakatnya memiliki ... setia menggunakan alat transportasi tradisional

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

176

Masyarakat desa Gawanan telah menerapkan sistem demokrasi dan

keterbukaan dalam keluarganya bila di hadapkan pada suatu masalah dan harus

mengambil suatu keputusan. Dalam pengambilan keputusan lebih banyak diambil

dari kesepakatan bersama antara ayah dan ibu, namun jika permasalahan

menyangkut masalah anak, maka anak pun akan dilibatkan dalam proses

pengambilan keputusan.

Permasalahan dalam keluarga yang sering muncul adalah keputusan

untuk membeli perabot rumah tangga, seperti misalnya membeli televisi, biasanya

ibu akan mendiskusikannya dengan ayah mengenai merek, harga serta kualitas

televisi yang akan di beli. Sebelum memutuskan untuk membeli suatu produk

tertentu. Para ibu rumah tangga akan mencari informasi mengenai produk yang

akan di beli dari berbagai macam sumber referensi, seperti media massa, tetangga

atau langsung melihat di toko yang menjual produk tersebut. Seperti yang

diungkapkan oleh ibu Anik dimana mendapatkan informasi tentang perabot rumah

tangga:

“Di toko langsung, atau dikasi tahu tentang toko yang menjual

peralatan rumah tangga itu dari tetangga atau temen yang lebih tau

lah...”143

Para ibu rumah tangga di desa Gawanan saling berbagi informasi di

berbagai kesempatan seperti pada saat arisan, saat berbelanja bersama atau pada

saat acara-acara tertentu. Biasanya mereka akan saling berbagi informasi

mengenai kehidupan sehari-hari, salah satunya adalah informasi mengenai perabot

rumah tangga baik dari harga dan kualitas hingga tempat toko yang menjual

143 Anik Widartiningsih, wawancara 31 Maret 2009

Page 196: POLA KOMUNIKASI MASYARAKAT TRANSISI (Studi Deskriptif .../Pola... · Karanganyar Jawa Tengah ini dikarenakan masyarakatnya memiliki ... setia menggunakan alat transportasi tradisional

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

177

perabot rumah tangga. Selain mendapatkan informasi dari teman, informasi juga

bisa didapatkan dengan datang langsung ke toko yang menjual perabot rumah

tangga tersebut. Karena dengan melihat langsung barang yang akan dibeli dapat

disesuaikan dengan kebutuhan. Hal ini juga diungkapkan oleh ibu Kadarwati dan

ibu Karsiyem:

“Kalau saya itu sesuai kebutuhan, jadi kalau misalnya saya sedang

butuh ini, ya saya sama suami langsung ke toko langsung milih,

tidak pernah lihat-lihat dari mana, tapi ya langsung ke tokonya

kalau kebetulan itu cocok ya sudah saya ambil.”144

“Ya kita ke toko mbak, masuk dari toko kan kita bisa melihat

barangnya lha berarti dengan melihat itu kan kita bisa memilih”.145

Cara yang paling efektif menurut para ibu rumah tangga untuk

memutuskan membeli perabot rumah tangga adalah dengan langsung melihat ke

toko yang menjual produk televisi tersebut, dikarenakan dengan mendatangi

langsung toko tersebut maka para ibu dapat melakukan komunikasi antarpribadi

dengan sales atau pedagangnya serta bisa mengetahui secara langsung produk,

kualitas, harga serta merk dari televisi yang hendak dibeli dan juga dapat

menyesuaikan budget yang dimiliki dengan kebutuhan yang akan dibeli.

Media massa juga merupakan sumber informasi bagi para ibu rumah

tangga, namun media massa hanya menjadi tambahan referensi untuk

mendapatkan informasi tambahan mengenai perkembangan produk-produk baru.

Iklan-iklan yang sering muncul di media massa hanya sebatas memberi informasi

tentang berbagai produk baru yang dijual di pasaran, namun informasi yang

144 Kadarwati Nurianingsih, wawancara 29 Maret 2009 145 Karsiyem, wawancara 19 Maret 2009

Page 197: POLA KOMUNIKASI MASYARAKAT TRANSISI (Studi Deskriptif .../Pola... · Karanganyar Jawa Tengah ini dikarenakan masyarakatnya memiliki ... setia menggunakan alat transportasi tradisional

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

178

berasal dari media massa tersebut tidak sampai mempengaruhi para ibu rumah

tangga dalam mengambil keputusan untuk membeli produk yang ditawarkan.

Seperti yang diungkapkan oleh ibu Anik mengenai informasi yang diperolehnya

dari media massa terutama televisi:

“Iklan di tivi ya itu sebagai tambahan informasi saja, ya seperti di

koran itu, kami melihat iklannya untuk menambah referensi saja,

tapi nanti kalau sudah di toko kan kadang berbeda dengan di iklan,

jadi untuk ini itu nanti langsung kami tanyakan di tokonya”146

Saat berangkat dari rumah memang sudah menentukan satu produk yang

akan dibeli, namun biasanya setelah melihat langsung ke toko yang menjual

produk tersebut dan dihadapkan pada banyaknya pilihan dan setelah disesuaikan

dengan kebutuhan dan budget yang dimiliki biasanya keputusan dapat berubah,

karena belum tentu toko yang menjual produk tersebut menyediakan produk yang

diinginkan. Sehingga keputusan final untuk membeli adalah saat sudah berada di

toko tersebut.

Menurut pendapat William N. Dunn147

pengambilan keputusan meliputi

5 komponen dan 6 metode (cara). Kelima komponen tersebut adalah :

1. permasalahan yang jelas

2. alternatif-alternatif pemecahannya

3. tindakan pelaksanaan keputusan

4. hasil keputusan

5. pola keputusan

146 Anik Widartiningsih, wawancara 31 Maret 2009 147 Ibnu Syamsi, 1994, Pokok-pokok Organisasi dan Manajemen, Jakarta: Rineka Cipta, hal. 131

Page 198: POLA KOMUNIKASI MASYARAKAT TRANSISI (Studi Deskriptif .../Pola... · Karanganyar Jawa Tengah ini dikarenakan masyarakatnya memiliki ... setia menggunakan alat transportasi tradisional

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

179

Sedangkan metode yang digunakan untuk menghasilkan komponen

tersebut adalah : (a) perumusan masalah, sehingga akan menghasilkan masalah

yang jelas batas-batasnya, (b) mengadakan prakirakan (forecasting) sehingga

menghasilkan alternatif-alternatif pemecahan masalah, (c) rekomendasi atau

memberikan saran untuk memilih alternatif terbaik. Kalau saran itu diterima,

maka ditetapkan sebagai keputusan kemudian dilaksanakannya, sehingga

menghasilkan pelaksanaan keputusan, (d) pemantauan (monitoring) sehingga

samapai diketahui hasil pelaksanaan keputusan, (e) evaluasi terhadap hasil

pelaksanaan, sehingga mendapatkan apakah sukses atau gagal. Kalau gagal ya

pilih alternatif lainnya: sedangkan kalau sukses ya mengarah pada pola keputusan,

(f) kesimpulan praktis digunakan kalau menghadapi masalah yang sama

sedangkan situasi dan kondisinya tidak jauh berbeda, alternatif semacam itu dapat

diterapkan kembali.

Page 199: POLA KOMUNIKASI MASYARAKAT TRANSISI (Studi Deskriptif .../Pola... · Karanganyar Jawa Tengah ini dikarenakan masyarakatnya memiliki ... setia menggunakan alat transportasi tradisional

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

180

Diagram pengambilan keputusan dengan 5 komponen dan 6 metode

Keterangan :

= Komponen

= metode

Gambar 3.1. Diagram pengambilan keputusan dengan 5 komponen

dan 6 metode

masalah

pelaksanaan

Alternatif-

alternatif

Pola

pelaksanaan hasil

perumusan

saran evaluasi monitoring

prakiraan kesimpulan

Page 200: POLA KOMUNIKASI MASYARAKAT TRANSISI (Studi Deskriptif .../Pola... · Karanganyar Jawa Tengah ini dikarenakan masyarakatnya memiliki ... setia menggunakan alat transportasi tradisional

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

181

Proses pengambilan keputusan melalui beberapa tahapan tersebut

biasanya dilakukan untuk mengambil keputusan yang sifatnya insidental atau

keputusan yang diambil apabila ada masalah yang muncul dan perlu dipecahkan,

seperti misalnya memilih sekolahan yang tepat untuk anak.

Orang tua mempunyai kewajiban yang harus dipenuhi dalam

membentuk generasi yang berpotensi, berkepribadian, dan memiliki rasa tanggung

jawab terhadap masa depan bangsa dan negaranya, salah satunya adalah

kewajiban mendidik anak dengan cara yang tepat, yaitu dengan memilihkan

sekolahan yang tepat bagi anak. Sebelum menentukan pilihan yang tepat dimana

anak akan bersekolah, orang tua akan mengumpulkan berbagai macam informasi

untuk mendukung keputusan yang akan diambil. Seperti yang dilakukan oleh

salah seorang warga desa Gawanan yaitu ibu Hartini yang akan menyekolahkan

anak keduanya di perguruan tinggi. Sebelum mengambil keputusan untuk

menyekolahkan anaknya yang bernama Nita ke perguruan tinggi, ibu Hartini

mengalami proses sebelum pengambilan keputusan.

Tahap pertama yaitu perumusan masalah, ibu Hartini berniat

menyekolahkan anaknya ke perguruan tinggi setelah lulus SMA, namun si anak

merasa tidak mampu secara akademik untuk bersekolah lagi ke jenjang yang lebih

tinggi.

“Awalnya itu memang karena anaknya merasa enggak mampu, tapi

saya kasi tahu kalu enggak kuliah nanti mau nyari kerja apa, lalu

saya sarankan untuk masuk akper, dia kan suka gambar-

gambar...”148

148 Tri Hartini, wawancara 23 Maret 2009

Page 201: POLA KOMUNIKASI MASYARAKAT TRANSISI (Studi Deskriptif .../Pola... · Karanganyar Jawa Tengah ini dikarenakan masyarakatnya memiliki ... setia menggunakan alat transportasi tradisional

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

182

Ibu Hartini merasa khawatir apabila anaknya hanya bersekolah sampai

tingkat SMA saja nantinya akan kesulitan untuk mencari pekerjaan. Oleh karena

itu ibu Hartini tetap akan menyekolahkan anaknya namun disesuaikan dengan

kemampuan sang anak. Ibu Hartini mengamati kemampuan dan bakat anak,

bahwa sang anak memiliki sifat feminin, ringan tangan dan peduli dengan orang

lain, sehingga disarankan oleh ibu Hartini untuk bersekolah di jurusan

keperawatan saja.

“Seperti anak saya Nita setelah lulus SMA awalnya kan nggak mau

kuliah gitu, karena kalau kuliah kan harus belajar terus, kan dia

nggak bisa, jadi saya sarankan masuk ke kuliah kejuruan, ke Akper

(...) saya sesuaikan dengan anak, kira-kira anak itu mampu apa

enggak”.149

Dengan melihat kemampuan anaknya serta sifat-sifat yang dimiliki

anaknya ibu Hartini memberikan masukan kepada Nita untuk melanjutkan

sekolah ke Akademik Keperawatan. Karena menurut ibu Hartini bersekolah di

Akper lebih banyak praktek daripada teori, karena menurutnya sang anak sudah

merasa tidak mampu untuk melanjutkan sekolah yang berbasis akademisi.

Tahap selanjutnya bu Hartini mencari informasi mengenai berbagai

macam perguruan tinggi yang ada di Solo, karena ibu Hartini ingin agar anaknya

bersekolah di Solo saja, agar ibu Hartini selalu dekat dengan anaknya dan agar

bisa menjaga dan mengawasi pergaulan anaknya. Ibu Hartini memperoleh

informasi mengenai sekolah keperawatan yang berada di Solo dari media massa,

dari tetangga saat saling mengobrol sewaktu berbelanja, juga dari saudaranya.

Pada tahap proses pengambilan keputusan selanjutnya adalah pemberian saran

149 Tri Hartini, Ibid

Page 202: POLA KOMUNIKASI MASYARAKAT TRANSISI (Studi Deskriptif .../Pola... · Karanganyar Jawa Tengah ini dikarenakan masyarakatnya memiliki ... setia menggunakan alat transportasi tradisional

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

183

untuk memilih alternatif terbaik. Ibu Hartini memberikan pandangan-pandangan

kepada sang anak tentang sekolah keperawatan, selain bisa mendapatkan ilmu

untuk masa depan, menjadi perawat juga dirasa dapat menjadikan anak menjadi

lebih peduli dengan sesama, dan juga bisa menambah teman. Pada tahapan ini

sang anak menerima saran dari ibunya dan memutuskan untuk melanjutkan

sekolah di jurusan keperawatan.

Tahap selanjutnya adalah pemantauan dari hasil keputusan tersebut. Ibu

Hartini melihat bahwa sang anak ternyata sangat tertarik dengan dunia

keperawatan setelah menjalani satu semester bersekolah di bidang keperawatan.

Bakat menggambar sang anak juga tersalurkan, karena memang selalu ada tugas

menggambar organ-organ tubuh manusia. Selain itu setelah mengalami praktek di

Rumah Sakit sang anak merasa lebih tertantang dan lebih tertarik dengan dunia

keperawatan dan juga sang anak kini memiliki lebih banyak teman untuk

bersosialisasi.

“Trus kok ya mau gitu dan sekarang dia malah suka, seneng,

karena kumpul sama temen-temen, praktek di Rumah sakit gitu

malah seneng. Jadi waktu itu saya sekolahkan anak ini di

sekolahan ini cocok gitu”.150

Setelah beberapa semester sang anak bersekolah di Akper, ibu Hartini

mengamati bahwa Nita sangatlah menikmati pendidikannya di jurusan

keperawatan itu, sehingga ibu Hartini merasa bahwa saran yang dia berikan untuk

anaknya agar melanjutkan sekolah di kejuruan itu sudah tepat. Dengan melihat

perkembangan anak, ibu Hartini merasa yakin bahwa pola pengambilan keputusan

150 Tri Hartini, Ibid

Page 203: POLA KOMUNIKASI MASYARAKAT TRANSISI (Studi Deskriptif .../Pola... · Karanganyar Jawa Tengah ini dikarenakan masyarakatnya memiliki ... setia menggunakan alat transportasi tradisional

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

184

yang dilakukan secara demokrasi dan terbuka akan membawa dampak yang lebih

baik bagi yang menjalaninya yaitu sang anak.

Proses pengambilan keputusan yang dilakukan ibu Hartini selanjutnya

akan menjadi pola pengambilan keputusan dalam keluarganya, dimana setiap ada

permasalahan yang insidental dan harus dipecahkan, maka akan dilakukan

pengambilan keputusan dengan proses yang sama.

Pola komunikasi Ibu-ibu rumah tangga masyarakat transisi di desa

Gawanan memberi pengaruh terhadap proses pengambilan keputusan dalam

berbagai macam permasalahan dalam kehidupan. Pola komunikasi tersebut

berpengaruh terhadap bagaimana para ibu rumah tangga mendapatkan informasi

tentang berbagai macam hal untuk menyelesaikan permasalahan yang dihadapi

baik permasalahan keluarga maupun permasalahan pribadi. Keputusan yang

diambil dalam penyelesaian masalah yang sedang dihadapi sangat dipengaruhi

oleh berbagai informasi yang didapatkan baik melalui media massa maupun

melalui komunikasi antarpribadi, misalnya berkomunikasi dengan keluarga,

tetangga, teman, atau dengan orang lain.

Di desa Gawanan sendiri pola komunikasi ibu-ibu rumah tangga yang

terbentuk adalah pola komunikasi antarpribadi yang terjadi dalam kelompok

komunikasi, yaitu kelompok primer dan kelompok sekunder. Komunikasi

antarpribadi berfungsi untuk memberikan banyak informasi tentang berbagai

macam hal dan persoalan, baik persoalan keluarga maupun persoalan pribadi para

ibu rumah tangga seperti misalnya tentang kesehatan keluarga, perkembangan

anak, pendidikan anak, serta urusan pribadi, seperti kosmetik, pakaian, tata rias,

Page 204: POLA KOMUNIKASI MASYARAKAT TRANSISI (Studi Deskriptif .../Pola... · Karanganyar Jawa Tengah ini dikarenakan masyarakatnya memiliki ... setia menggunakan alat transportasi tradisional

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

185

dan berbagai macam persoalan yang menyangkut permasalahan wanita. Pola

komunikasi yang terjadi pada ibu rumah tangga di masyarakat transisi di desa

Gawanan mempengaruhi pengambilan keputusan dalam penyelesaian suatu

masalah. Komunikasi antarpribadi yang terjadi pada ibu rumah tangga adalah

untuk mengumpulkan informasi mengenai berbagai macam masalah yang tengah

dihadapi seperti misalnya permasalahan yang sering dialami oleh para wanita

yaitu masalah kecantikan, yaitu permasalahan seputar kulit seperti: keriput karena

usia, jerawat, atau flek hitam.

Kecantikan merupakan kebutuhan pokok bagi seorang wanita. Karena

wanita selalu ingin tampil cantik di segala situasi. Demikian halnya dengan ibu-

ibu rumah tangga, informasi mengenai produk kecantikan, seperti kosmetik dan

perkembangan dunia fashion merupakan topik yang sangat digemari dalam setiap

pembicaraan antar wanita. Untuk mendapatkan informasi mengenai produk

kecantikan yang tepat dan sesuai dengan kebutuhan, mereka dapat

memperolehnya dari berbagai macam cara, yaitu dari media massa atau informasi

yang diperoleh dari kelompok referensi151

. Sebelum memutuskan untuk membeli

suatu produk biasanya para ibu rumah tangga akan mencari berbagai informasi

mengenai produk tersebut baik mengenai kualitas, harga serta merek dari suatu

produk kosmetik.

Terdapat lima tahapan pengambilan keputusan dalam membeli, seperti

yang diungkapkan oleh Bilson Simamora152

, yaitu (1) pengenalan masalah, (2)

151 Kelompok referensi adalah kelompok yang dianggap sebagai kerangka acuan bagi para

individu dalam pengambilan keputusan. 152 Bilson Simamora, 2001, Memenangkan Pasar dengan Pemasaran Efektif dan Profitable,

Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. hal. 94-98

Page 205: POLA KOMUNIKASI MASYARAKAT TRANSISI (Studi Deskriptif .../Pola... · Karanganyar Jawa Tengah ini dikarenakan masyarakatnya memiliki ... setia menggunakan alat transportasi tradisional

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

186

pencarian informasi, (3) evaluasi alternatif, (4) keputusan membeli, dan (5)

perilaku sesudah membeli. Seperti misalnya dalam pembelian produk kosmetik,

para wanita terutama ibu-ibu merupakan konsumen utama dalam penjualan

produk kosmetik. Banyak permasalahan seputar kulit yang mengganggu wanita

dalam kehidupan sehari-hari terutama bagi wanita yang sudah menikah, seperti

jerawat, keriput atau flek hitam. Para ibu rumah tangga di desa Gawanan kini

telah banyak mendapatkan informasi mengenai berbagai macam produk kosmetik

baik dari media massa atau dari teman. Semakin banyak produk kecantikan yang

ditawarkan semakin kompleks pula kebutuhan kosmetik para ibu rumah tangga.

Yang dulunya mereka hanya menggunakan satu produk kecantikan dan digunakan

untuk berbagai macam permasalahan kulit, kini kebanyakan para ibu rumah

tangga menggunakan minimal dua macam produk kecantikan untuk mengatasi

permasalahan kulit mereka. Sebelum mengambil keputusan untuk membeli suatu

produk kecantikan para ibu rumah tangga melalui lima tahapan seperti yang di

ungkapkan oleh Bilson Simamora.

Tahap pertama adalah pengenalan masalah, yaitu bahwa konsumen

dalam hal ini adalah para ibu rumah tangga menyadari adanya permasalahan serta

kebutuhan seputar kulit mereka. Kebutuhan tersebut disebabkan karena adanya

rangsangan internal maupun eksternal. Rangsangan internal berasal dari dalam

diri sendiri yang merasa bahwa usia mereka sudah lebih tua sehingga banyak

masalah kulit baru yang muncul seperti keriput atau flek hitam yang sering

muncul pada wanita dengan usia diatas 30 tahun. Seperti yang diungkapkan oleh

ibu Supartini Sesilia mengenai permasalah kulit yang dihadapinya:

Page 206: POLA KOMUNIKASI MASYARAKAT TRANSISI (Studi Deskriptif .../Pola... · Karanganyar Jawa Tengah ini dikarenakan masyarakatnya memiliki ... setia menggunakan alat transportasi tradisional

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

187

“...saya kan ini ada item-itemnya diwajah saya, seperti flek

hitam...”153

Sedangkan rangsangan eksternal yang muncul adalah berasal dari

lingkungan sekitar serta dari media massa yang sering kali mencitrakan wanita

cantik dengan kehalusan dan kecerahan kulit. Hal inilah yang menyebabkan para

ibu rumah tangga menginginkan kulit yang halus, cerah dan sehat.

Selanjutnya adalah tahapan pencarian informasi, dimana para ibu rumah

tangga yang terdorong oleh kebutuhannya akan mencari berbagai macam

informasi lebih lanjut. Pencarian informasi secara aktif dilakukan dengan cara

mencari informasi dari berbagai sumber, baik dari tetangga, teman, atau dari

media massa. Sama halnya yang diungkapkan oleh ibu Sri Puji berikut:

”Kalau saya ya dapat informasi dari televisi lalu dibuktikan ke

counternya kira-kira cocok enggak, kalau memang cocok ya kita

coba. Ya dipikir-pikir, saya enggak mau coba-coba. Saya itu kalau

ada iklan enggak begitu tergiur, soalnya kalau eksperimen

kosmetik kan yang resiko kita juga, udah capek bereksperimen soal

kosmetik, biayanya juga gak sedikit dan belum tentu kulitnya

cocok, nanti malah rusak”.154

Informasi mengenai perkembangan kosmetik biasanya didapatkan dari

media massa seperti televisi. Setelah mendapatkan informasi dari televisi biasanya

para ibu akan mencari informasi lebih lengkap dengan mendatangi counter

kosmetik yang ada di supermarket atau bertanya kepada tetangga yang pernah

memakai produk kosmetik yang dimaksud. Karena dengan bertanya langsung para

153 Supartini Sesilia, wawancara 24 Maret 2009 154 Sri Puji Mulyan, wawancara 25 Maret 2009

Page 207: POLA KOMUNIKASI MASYARAKAT TRANSISI (Studi Deskriptif .../Pola... · Karanganyar Jawa Tengah ini dikarenakan masyarakatnya memiliki ... setia menggunakan alat transportasi tradisional

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

188

ibu rumah tangga dapat mengumpulkan informasi sebanyak-banyaknya sesuai

dengan kebutuhan mereka.

Tahapan ketiga adalah evaluasi alternatif dari beragam informasi yang

diperoleh. Para ibu rumah tangga yang bertugas mengatur keuangan keluarga

harus lebih selektif dalam membelanjakan keuangan mereka agar segala

kebutuhan keluarga dapat dipenuhi. Oleh karena itu dalam keputusan membeli

produk kosmetik banyak hal yang perlu dipertimbangkan sebelum memutuskan

untuk membeli, seperti : fungsi, merek, kualitas, dan harga. Hal ini juga

diungkapkan oleh ibu Kadarwati mengenai pertimbangannya dalam membeli

kosmetik:

“Ya yang pertama itu cocok dulu, trus yang kedua harganya ya

yang tidak terlalu mahal, ya yang menengahlah”.155

Setelah mempertimbangkan berbagai macam informasi mengenai suatu

produk tahapan selanjutnya adalah keputusan untuk membeli. Pada tahapan ini

para konsumen akan mengumpulkan merek-merek produk kecantikan serta akan

membentuk niat untuk membeli. Untuk memutuskan membeli satu produk

kecantikan banyak faktor yang mempengaruhi seperti lingkungan sekitar, serta

faktor-faktor keadaan yang tidak terduga. Lingkungan merupakan salah satu

faktor yang mempengaruhi seseorang dalam pengambilan keputusan. Lingkungan

menyediakan informasi yang dibutuhkan dalam pengambilan keputusan agar

keputusan yang diambil dapat memecahkan masalah yang dihadapi. Faktor dari

lingkungan sekitar seperti misalnya pengaruh dari teman yang telah memakai

155 Kadarwati Nurianingsih, wawancara 29 Maret 2009

Page 208: POLA KOMUNIKASI MASYARAKAT TRANSISI (Studi Deskriptif .../Pola... · Karanganyar Jawa Tengah ini dikarenakan masyarakatnya memiliki ... setia menggunakan alat transportasi tradisional

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

189

suatu produk baru dan hasilnya memuaskan, hal ini akan sangat mempengaruhi

para ibu rumah tangga dalam memutuskan membeli suatu produk. Biasanya para

ibu rumah tangga akan terpengaruh oleh informasi yang diberikan teman dan

secara langsung dapat melihat hasil dari pemakaian produk tersebut.

“Iya mbak paling itu liat dulu dia pake itu bagus nggak, saya kan

ini ada item-itemnya diwajah saya, seperti flek, nanti kalo dia pake

tak liat dulu perkembanganya, kalo ada perubahan aku yo rada-

rada pengen, nek enggak yo enggak, alami aja”.156

Para ibu rumah tangga biasanya akan lebih percaya dengan apa yang di

promosikan teman atau tetangga, seperti ibu Supartini yang awalnya hanya

mengamati tetangganya menggunakan suatu produk kosmetik keluaran terbaru,

setelah beberapa Minggu, ibu Supartini mengamati apakah ada perubahan setelah

tetangganya menggunakan produk kosmetik tersebut. Apabila memang ada

perubahan maka ibu Supartini akan mengikuti menggunakan produk kosmetik

yang sama.

Lain halnya dengan informasi yang diperoleh dari media massa, karena

para ibu rumah tangga meyakini bahwa iklan di media massa hanya memberikan

informasi mengenai hal-hal yang diunggulkan dari suatu produk, namun belum

tentu cocok bagi kulit mereka. Seperti yang diungkapkan oleh beberapa ibu rumah

tangga berikut ini mengenai iklan kosmetik di televisi:

“Kalau menurut saya kita harus pintar memilih-milih jangan

mudah tergiur dengan iklan karena belum tentu juga seperti yang

ditawarkan pada iklan itu”.157

156 Supartini Sesilia, wawancara 24 Maret 2009 157 Sri Puji Mulyan, wawancara 25 Maret 2009

Page 209: POLA KOMUNIKASI MASYARAKAT TRANSISI (Studi Deskriptif .../Pola... · Karanganyar Jawa Tengah ini dikarenakan masyarakatnya memiliki ... setia menggunakan alat transportasi tradisional

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

190

“Iklan kosmetik di TV nggak begitu terpengaruh, soalnya kan

kulit saya itu termasuk kulit sensitif ya, jadi kalau sudah cocok ini

ya ini, kalau ganti-ganti tar takut nggak cocok, jadi mau iklan

banyak di televisi saya tidak terpengaruh, pokoknya saya itu kalau

sudah cocok satu ini ya sudah terus. Kecuali ada yang lebih baik

saya coba sekali kalau cocok ya saya teruskan kalau enggak ya

kembali ke yang lama dulu”.158

Banyak ibu rumah tangga yang tidak langsung percaya dengan iklan di

televisi hal ini dikarenakan iklan melalui media massa memiliki sifat terbuka dan

umpan baliknya berlangsung satu arah. Media massa bersifat terbuka untuk semua

publik, sehingga seluruh isi pesan yang disampaikan terbuka untuk semua orang.

Sehingga untuk iklan kosmetik yang sifatnya di tunjukkan untuk semua orang

belum tentu sesuai dengan kebutuhan masing-masing orang. Dan juga media

massa umpan baliknya berlangsung satu arah, sehingga hanya pesan yang dapat

disampaikan kepada khalayak namun tidak ada feedback dari khalayak. Hal inilah

yang menyebabkan para ibu rumah tangga tidak mudah terpengaruh oleh iklan

kosmetik di televisi karena jika ada banyak pertanyaan yang ingin di tanyakan

tidak dapat diungkapkan secara langsung.

Faktor lain adalah keadaan yang tidak terduga pengeluaran yang

dipergunakan untuk membeli produk kosmetik lebih dibutuhkan untuk keperluan

yang tidak terduga, seperti misalnya salah satu anggota keluarga yang sakit dan

memerlukan banyak biaya untuk berobat, atau untuk keperluan sekolah anak.

Demikian halnya yang di ungkapkan oleh ibu Anik :

“...yang jelas ya hitungan lah kalau membeli yang mahal-mahal.

Kami juga pernah pakai dari satu produk tapi malah selanjutnya

kami putuskan, lha itu dari enam puluh lima samapai sekarang

seratus berapa itu kan lama-lama kami tidak bisa menjangkau, ya

158 Kadarwati Nurianingsih, wawancara 29 Maret 2009

Page 210: POLA KOMUNIKASI MASYARAKAT TRANSISI (Studi Deskriptif .../Pola... · Karanganyar Jawa Tengah ini dikarenakan masyarakatnya memiliki ... setia menggunakan alat transportasi tradisional

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

191

kami lama-lama harus bisa memilah lah mana yang musti

dipikirkan mana yang musti dijalankan. Kalau kami mengambil

sedikit sisa uang belanja ya tidak apa-apa tapi kalau mengambil

berlebih ya kami pikir-pikir dulu. Apalagi untuk anak kan sekarang

mau masuk itu kan ya butuh biaya banyak”.159

Mengingat ada kebutuhan lain yang lebih mendesak, maka ibu Anik

memutuskan untuk menghentikan pemakaian sauatu produk kosmetik, karena

juga produk tersebut harganya semakin lama semakin meningkat, sehingga di rasa

oleh ibu Anik sudah tidak dapat di jangkau lagi dan lebih memilih mengganti

produk kosmetik daripada melanjutkan namun kebutuhan lainnya tidak dapat

dipenuhi. Sehingga apabila keadaan tidak terduga ini terjadi maka keputusan

membeli akan dibatalkan dan digantikan untuk memenuhi kebutuhan yang tidak

terduga.

Tahapan terakhir adalah perilaku sesudah membeli, yaitu para konsumen

akan mengalami tingkat kepuasan atau ketidakpuasan terhadap suatu produk. Para

konsumen seperti ibu rumah tangga mendasarkan harapannya pada informasi

yang mereka terima mengenai produk tersebut. Jika kenyataan yang mereka

dapatkan tidak sesuai dengan yang diharapkan maka mereka merasa tidak puas.

Namun sebaliknya bila sesuai dengan harapan, maka mereka akan merasa puas

dan akan membeli produk yang sama kembali.

E. Pelestarian Lingkungan, Kerukunan, dan Gotong Royong

Warga suatu masyarakat pedesaan mempunyai hubungan yang lebih erat

dan lebih mendalam daripada hubungan mereka dengan warga masyarakat

pedesaan lainnya. terdapat aturan atau norma-norma yang berfungsi mengatur

159 Anik Widartiningsih, wawancara 31 Maret 2009

Page 211: POLA KOMUNIKASI MASYARAKAT TRANSISI (Studi Deskriptif .../Pola... · Karanganyar Jawa Tengah ini dikarenakan masyarakatnya memiliki ... setia menggunakan alat transportasi tradisional

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

192

seluruh perilaku seseorang di dalam masyarakat, dimana hal itu sangat dipatuhi

oleh penduduk desa. Aturan-aturan itu biasanya berupa hukum-hukum yang tidak

tertulis yang sudah ada sejak dulu dan secara turun temurun dipatuhi oleh warga

masyarakat. Agar hubungan antara manusia di dalam suatu masyarakat terlaksana

sebagaimana yang diharapkan maka dirumuskan suatu norma-norma masyarakat.

Mula-mula norma tersebut terbentuk secara tidak sengaja. Namun lama kelamaan

norma-norma tersebut telah melembaga dan dilaksanakan secara sadar oleh

masyarakat.

Norma-norma yang ada di desa Gawanan adalah kebiasaan. Bentuk

kebiasaan yang ada di desa Gawanan ini adalah nilai yang diwariskan oleh leluhur

mereka sebagai pedoman dalam hidup bermasyarakat. Mayoritas masyarakat desa

Gawanan memiliki latar belakang budaya Jawa yang merupakan budaya warisan

dari leluhur mereka. Sikap-sikap yang banyak dimiliki oleh masyarakat Jawa

dalam berhubungan dengan sesamanya adalah didasarkan oleh prinsip hubungan

vertikal yaitu hubungan dengan sang Pencipta. Hidup rukun dan gotong royong

antar sesama merupakan prinsip masyarakat Jawa dalam berinteraksi dengan

sesama.

Demikian halnya dengan masyarakat desa Gawanan yang senantiasa

masih menjunjung tinggi nilai-nilai budaya yang diwariskan kepada mereka.

Hidup rukun berarti terjadi bilamana semua pihak berada dalam keadaan damai

satu sama lain, suka bekerja sama, saling menerima, dalam suasana dan sepakat.

Rukun adalah keadaan ideal yang diharapkan dapat dipertahankan dalam semua

Page 212: POLA KOMUNIKASI MASYARAKAT TRANSISI (Studi Deskriptif .../Pola... · Karanganyar Jawa Tengah ini dikarenakan masyarakatnya memiliki ... setia menggunakan alat transportasi tradisional

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

193

hubungan sosial. Kerukunan dalam hidup bermasyarakat hendaklah selalu dijaga,

karena kerukunan merupakan kunci untuk menuju masyarakat yang damai.

Pada umumnya masyarakat Jawa juga mempunyai sifat tolong menolong

antar sesama. Cara untuk mempererat hubungan kekerabatan antar anggota

masyarakat dalam komunitas pedesaan adalah sistem bantu-membantu atau yang

lebih dikenal di Indonesia dengan istilah “gotong-royong”. Aktivitas gotong-

royong masih bisa ditemui pada masyarakat di desa Gawanan dalam kehidupan

sosial mereka, seperti misalnya: (1) bila terjadi suatu musibah, seperti kematian,

sakit, atau kecelakaan, dimana keluarga yang menderita musibah tersebut

mendapat pertolongan berupa tenaga dan benda dari tetangga-tetangga di

sekitarnya dan dari orang-orang lain yang masih satu desa. (2) dalam hal pesta-

pesta, misalnya pada waktu mengawinkan anaknya, bantuan tidak hanya dapat

diminta dari para kerabatnya, tetapi juga dari tetangga-tetangganya untuk

mempersiapkan penyelenggaraan pesta pesta tersebut. (3) sedangkan dalam

pengerjaan pekerjaan yang berguna untuk kepentingan bersama dalam masyarakat

desa, seperti perbaikan jalan, membangun pos Ronda, membersihkan lingkungan

desa, memperbaiki saluran air dan sebagainya, para warga desa bergotong-royong

mengerjakannya bersama-sama.

Dalam kaitan ini, gotong royong dapat digolongkan dalam nilai budaya

mengenai masalah yang menyangkut hakekat hubungan manusia dengan

Page 213: POLA KOMUNIKASI MASYARAKAT TRANSISI (Studi Deskriptif .../Pola... · Karanganyar Jawa Tengah ini dikarenakan masyarakatnya memiliki ... setia menggunakan alat transportasi tradisional

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

194

sesamanya. Nilai gotong royong dalam sistem nilai budaya Indonesia menurut

Koentjaraningrat160

mengandung empat konsep yaitu :

1. Manusia itu tidak hidup sendiri di dunia ini tetapi dilingkupi oleh

komunitasnya, masyarakat dan alam semesta sekitarnya.

2. Manusia pada hakekatnya tergantung pada segala aspek kehidupan

kepada sesamanya

3. Manusia harus selalu berusaha untuk memelihara hubungan baik

dengan sesamanya, terdorong oleh jiwa sama rasa sama rata.

4. Manusia harus sedapat mungkin bersifat konform, berbuat sama dan

bersama dengan sesamanya di dalam komuniti, terdorong oleh jiwa

Masyarakat pada umumnya mempunyai kearifan lokal yang layak

dicontoh oleh masyarakat umum lainnya, misalnya dalam hal pelestarian

lingkungan. Setiap masyarakat adat mempunyai nilai-nilai yang mereka junjung

tinggi tidak hanya kaitannya dengan pelestarian lingkungan, namun juga dalam

hal hubungan sesama manusia. Nilai yang dimiliki masyarakat desa Gawanan

yang masih tetap terjaga sampai sekarang adalah kerukunan dan gotong royong.

Dengan adanya kerukunan masyarakat terhindar dari konflik antar warga,

walaupun telah banyak warga pendatang yang bermukim di Gawanan, namun

mereka juga berusaha beradaptasi dengan lingkungan di desa Gawanan, sehingga

kehadiran mereka juga dapat diterima baik oleh masyarakat desa Gawanan.

160 Koentjaraningrat, 1974, Kebudayaan, Mentalitas dan Pembangunan, Jakarta: Gramedia, hal.

64

Page 214: POLA KOMUNIKASI MASYARAKAT TRANSISI (Studi Deskriptif .../Pola... · Karanganyar Jawa Tengah ini dikarenakan masyarakatnya memiliki ... setia menggunakan alat transportasi tradisional

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

195

Sikap kebersamaan dan saling tolong menolong yang terkandung dalam

nilai gotong royong terlihat sangat jelas dalam berbagai kegiatan adat yang masih

dilaksanakan sampai sekarang, seperti rewangan dan besukan orang sakit.

Sebagai masyarakat yang dikatakan sedang mengalami masa transisi,

yaitu peralihan dari masyarakat tradisional menuju masyarakat modern,

masyarakat desa Gawanan sangatlah terbuka dengan kemajuan di berbagai bidang

kehidupan. Misalnya di bidang transportasi, kini masyarakat Gawanan telah

memanfaatkan transportasi modern, seperti sepeda motor dan mobil sebagai alat

transportasi sehari-hari, meskipun masih juga terdapat alat transportasi tradisional

yang dimanfaatkan masyarakat Gawanan, seperti becak, andong dan gerobak.

Selain itu keterbukaan masyarakat Gawanan akan kebutuhan informasi dari dunia

luar kini dapat terpenuhi dengan hadirnya media informasi yang mudah

didapatkan, seperti televisi, radio, surat kabar, dan internet.

Derasnya arus nilai-nilai budaya melalui media massa dapat

menimbulkan perubahan berbagai sikap pada masyarakat di Gawanan yang

mempunyai latar belakang kebudayaan yang berbeda. Disamping mengalami

perubahan-perubahan gaya hidup, desa Gawanan sendiri tidak lepas dari

perubahan pola komunikasi masyarakatnya terutama perubahan dalam hal bahasa.

Masyarakat desa Gawanan yang berlatar belakang adat budaya Jawa dimana

sangat memperhatikan pengucapan bahasanya yang disesuaikan dengan keadaan

orang yang diajak berbicara atau yang sedang dibicarakan berdasarkan usia

maupun status sosialnya. Namun kini para generasi muda telah banyak yang

meninggalkan penggunaan bahasa Jawa terutama praktik penggunaan bahasa

Page 215: POLA KOMUNIKASI MASYARAKAT TRANSISI (Studi Deskriptif .../Pola... · Karanganyar Jawa Tengah ini dikarenakan masyarakatnya memiliki ... setia menggunakan alat transportasi tradisional

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

196

Jawa krama halus, bahkan tidak sedikit pula diantara mereka yang sama sekali

tidak dapat menggunakan bahasa Jawan krama halus. Hal ini sangatlah

memprihatinkan, oleh karena itu melestarikan budaya bahas Jawa krama halus,

pemerintah daerah Kabupaten Karanganyar mengadakan Rabu Jawa, yaitu praktik

penggunaan bahasa Jawa krama halus setiap hari rabu. Para guru dan siswa mulai

dari tingkat TK hingga SLTA, serta segenap karyawan instansi pemerintah, setiap

hari Rabu diharuskan menggunakan bahasa Jawa krama halus. Penggunaan

bahasa Jawa krama halus ini kami laksanakan tanpa pandang bulu. Sehingga

apabila pada hari Rabu Pemerintah Kabupaten kedatangan tamu dari luar daerah

atau malah luar negeri, pelayanannya dengan menggunakan bahasa Jawa.161

Hal

ini telah di terapkan oleh Bupati Karanganyar sejak tahun 2005.

Meskipun kini masyarakat desa Gawanan tengah mengalami masa

transisi dan menuju masyarakat modern, banyak sekali nilai-nilai tradisional yang

mulai luntur dan tergantikan dengan budaya modern. Namun masyarakat desa

Gawanan terutama warga asli Gawanan masih menjunjung tinggi nilai-nilai adat

yang menjadi identitas mereka yaitu nilai kerukunan dan gotong royong, yang

hingga saat ini masih tercermin dalam kegiatan masyarakat seperti gotong royong

dalam berbagai aktivitas, misalnya : membersihkan lingkungan, rewangan dan

besukan orang sakit. Secara umum masyarakat desa Gawanan terbuka terhadap

kemajuan di segala bidang kehidupan, namun masyarakat desa Gawanan masih

tetap memegang nilai-nilai adat dan mereka meyakini bahwa dalam kehidupan

161 Website: http://njowo.multiply.com/reviews/item/10 Diunduh tanggal 7 April 2009 jam 09.25

wib

Page 216: POLA KOMUNIKASI MASYARAKAT TRANSISI (Studi Deskriptif .../Pola... · Karanganyar Jawa Tengah ini dikarenakan masyarakatnya memiliki ... setia menggunakan alat transportasi tradisional

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

197

bermasyarakat adat budaya dan nilai-nilai yang diwariskan para leluhur berfungsi

sebagai tata kelakuan untuk mengatur tata tertib kehidupan bermasyarakat dan

sebagai pedoman dalam bertingkah laku dengan tujuan agar masyarakat bertindak

secara tertib.

Page 217: POLA KOMUNIKASI MASYARAKAT TRANSISI (Studi Deskriptif .../Pola... · Karanganyar Jawa Tengah ini dikarenakan masyarakatnya memiliki ... setia menggunakan alat transportasi tradisional

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

198

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Pada bab ini akan dikemukakan mengenai kesimpulan dari penelitian ini

secara menyeluruh untuk menjawab pertanyaan yang telah dirumuskan pada bab

terdahulu. Berdasarkan hal tersebut ada beberapa kesimpulan yang dapat diambil

dalam penelitian ini.

Pertama, nampak kecenderungan bahwa karakter pola komunikasi yang

terjadi pada ibu rumah tangga di desa Gawanan memiliki ciri komunikasi

antarpribadi yang bersifat informal yaitu lebih tak terduga, tanpa rencana, dan

spontan yang terjadi pada kelompok komunikasi primer. Sedangkan komunikasi

yang terjadi pada kelompok sekunder bersifat formal, regular, dan terencana.

Kedua, pola komunikasi ibu-ibu rumah tangga di desa Gawanan pada kelompok

komunikasi primer cenderung lebih mempengaruhi pertimbangan para ibu rumah

tangga dalam proses pengambilan keputusan, seperti keputusan membeli perabot

rumah tangga, memilih sekolah yang tepat bagi anak, menggunakan produk

kosmetik, dan sebagainya. Ketiga, media massa dan budaya masyarakat

pendatang adalah salah satu faktor yang mendorong masyarakat desa Gawanan

mengalami masa transisi dari tradisional menuju modern.

Sebagai negara berkembang, masyarakat Indonesia memiliki

kecenderungan bersifat transisi, yaitu keadaan masyarakat tradisional yang sedang

beranjak menuju pada kondisi yang lebih modern. Begitu pula yang sedang

198

Page 218: POLA KOMUNIKASI MASYARAKAT TRANSISI (Studi Deskriptif .../Pola... · Karanganyar Jawa Tengah ini dikarenakan masyarakatnya memiliki ... setia menggunakan alat transportasi tradisional

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

199

dialami oleh masyarakat desa Gawanan, keadaan di mana desa mengalami masa

transisi dari tradisional menuju modern. Masa transisi ini ditandai dengan adanya

perubahan-perubahan yang tampak seperti perubahan pakaian/penampilan yang

melambangkan identitas diri, perubahan pola pemukiman dan arsitektur rumah,

perubahan sistem mata pencaharian, alat transportasi yang semakin modern, jalan-

jalan penghubung desa yang telah beraspal dan juga bangunan gedung-gedung

serta perumahan modern.

Namun tidak sepenuhnya masyarakat desa Gawanan meninggalkan pola

kehidupan tradisional mereka. Karena disebagian besar masyarakatnya masih

banyak menggunakan sistem tradisional dalam kelangsungan hidup mereka.

Masih terdapat bangunan-bangunan yang tradisional, seperti bangunan rumah

yang hanya menggunakan kayu, rumah-rumah tradisional yang masih

berlantaikan tanah, rumah yang masih satu atap dengan kandang hewan, dan juga

banyak yang masih setia menggunakan alat transportasi tradisional seperti pedati,

gerobak, becak dan sepeda.

Demikian halnya dengan perubahan masyarakatnya terutama para ibu

rumah tangga di desa Gawanan juga nampak mengalami transisi dalam perannya

sebagai wanita dalam keluarga, yaitu peran tradisi atau domestik mencakup peran

mereka sebagai istri, ibu dan pengelola rumah tangga. Sementara peran transisi

meliputi pengertian mereka sebagai tenaga kerja, anggota masyarakat dan

manusia pembangunan. Pada masyarakat transisi ibu rumah tangga tidak hanya

sebagai konco wingking atau teman kasur, dapur dan sumur, namun wanita

Page 219: POLA KOMUNIKASI MASYARAKAT TRANSISI (Studi Deskriptif .../Pola... · Karanganyar Jawa Tengah ini dikarenakan masyarakatnya memiliki ... setia menggunakan alat transportasi tradisional

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

200

terutama ibu rumah tangga telah menjadi konco samping yang di tandai dengan

ibu rumah tangga kini banyak berpendidikan tinggi dan bekerja di luar rumah.

Para ibu rumah tangga di desa Gawanan terbiasa berkumpul dalam

berbagai kesempatan untuk saling berkomunikasi dan berbagi informasi mengenai

berbagai macam hal dalam kehidupan. Karakter pola komunikasi yang terdapat

pada masyarakat transisi desa Gawanan adalah komunikasi yang bersifat langsung

dan terbuka, yaitu pola komunikasi antarpribadi yang terjadi dalam kelompok

komunikasi, yaitu kelompok primer yang bersifat informal lebih tak terduga,

tanpa rencana, dan spontan serta kelompok sekunder yang lebih bersifat formal,

reguler, dan terencana.

Komunikasi yang terjadi pada kelompok komunikasi primer yang terjadi

pada ibu rumah tangga di desa Gawanan terkesan sifatnya lebih informal, lebih

tak terduga, tanpa rencana, dan spontan seperti misalnya komunikasi yang

dilakukan ibu-ibu rumah tangga pada saat berbelanja sayuran, saat berkumpul

pada sore hari di teras rumah, atau pada saat sedang ada kegiatan gotong royong

seperti rewangan dan besukan orang sakit. Pada kesempatan tersebut para ibu

rumah tangga akan saling berbagi informasi tentang banyak hal, baik yang

menyangkut kehidupan mereka, maupun informasi yang mereka dapatkan dari

media massa. Sedangkan komunikasi yang terjadi pada kelompok sekunder

cenderung lebih bersifat formal, regular, dan terencana, seperti pada saat kegiatan

arisan, pengajian, atau posyandu. Hal-hal yang dibicarakan lebih pada hal-hal

yang bersifat teratur, serta apa yang disampaikan telah direncanakan terlebih

Page 220: POLA KOMUNIKASI MASYARAKAT TRANSISI (Studi Deskriptif .../Pola... · Karanganyar Jawa Tengah ini dikarenakan masyarakatnya memiliki ... setia menggunakan alat transportasi tradisional

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

201

dahulu sebagai informasi yang diperuntukan kepada seluruh anggota

perkumpulan.

Dalam hal pengambilan keputusan terdapat kesan bahwa pola

komunikasi yang berlangsung dalam kelompok primer lebih mempengaruhi

pertimbangan-pertimbangan para ibu rumah tangga dalam mengambil suatu

keputusan dibandingkan dengan pola komunikasi yang berlangsung dalam

kelompok sekunder.

Komunikasi antarpribadi yang terjadi dalam kelompok primer lebih

memberi pengaruh pada pengambilan keputusan oleh para ibu rumah tangga

dalam menghadapi berbagai macam masalah, baik masalah keluarga ataupun

masalah pribadi. Masalah yang sering dihadapi para ibu rumah tangga adalah

masalah kecantikan, seperti misalnya membeli obat jerawat, awalnya para ibu

rumah tangga mendapatkan informasi dari media massa mengenai produk

tersebut. Namun informasi yang didapatkan dari media massa ini cenderung tidak

langsung mempengaruhi para ibu untuk membeli produk tersebut. Akan tetapi

setelah para ibu mendapatkan informasi tambahan mengenai keunggulan produk

tersebut dari para tetangga atau teman serta menyaksikan sendiri hasil yang

ditawarkan dari produk tersebut apabila ada yang memakainya, maka para ibu

akan lebih percaya untuk memakai dan membeli produk tersebut.

Untuk mengambil keputusan membeli dan menggunakan produk

kosmetik tersebut para ibu rumah tangga cenderung lebih mempercayai informasi

yang di berikan oleh teman atau tetangga pada saat berbagi informasi secara

personal, daripada informasi yang diperoleh dari media massa. Hal ini di

Page 221: POLA KOMUNIKASI MASYARAKAT TRANSISI (Studi Deskriptif .../Pola... · Karanganyar Jawa Tengah ini dikarenakan masyarakatnya memiliki ... setia menggunakan alat transportasi tradisional

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

202

karenakan komunikasi antarpribadi lebih efektif untuk mempengaruhi dalam

mengambil keputusan dibandingkan dengan komunikasi melalui media massa.

Komunikasi antarpribadi bersifat langsung tanpa media, ditujukan pada

orang-orang tertentu dan terjadi interaksi dua arah antara komunikan dan

komunikator sehingga akan ada feedback secara langsung untuk menanggapi

pesan yang disampaikan. Sedangkan komunikasi melalui media massa, bersifat

tidak langsung karena harus melewati media terlebih dahulu, pesan yang

disampaikan bersifat terbuka kepada publik yang tidak terbatas, serta umpan balik

berlangsung satu arah dan tidak ada interaksi antara peserta komunikasi, kalaupun

ada sifatnya tidak langsung.

Masyarakat desa Gawanan merupakan masyarakat transisi yaitu

masyarakat yang sedang mengalami peralihan dari tradisional menuju modern.

Hal ini dikarenakan masuknya budaya baru yang di bawa para pendatang, serta

adanya kemudahan dalam mendapatkan informasi melalui berbagai macam media

massa. Terdapat kesan yang kuat bahwa media massa menjadi sumber utama dari

perubahan masyarakat tradisional menjadi masyarakat modern dengan mengalami

proses transisi terlebih dahulu. Kini masyarakat desa Gawanan lebih terbuka

terhadap berbagai perubahan, serta menerima segala informasi sebagai

pengetahuan yang dapat menunjang kelangsungan hidup mereka. Dari media

massa segala informasi bisa didapatkan sehingga sekarang ini media massa

merupakan sumber utama para masyarakat untuk mendapatkan informasi tentang

dunia luar.

Page 222: POLA KOMUNIKASI MASYARAKAT TRANSISI (Studi Deskriptif .../Pola... · Karanganyar Jawa Tengah ini dikarenakan masyarakatnya memiliki ... setia menggunakan alat transportasi tradisional

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

203

Menjadi lebih maju dalam berbagai sendi kehidupan tidak menjadikan

masyarakat desa Gawanan meninggalkan nilai-nilai yang di wariskan para leluhur

mereka. Meskipun masyarakat desa Gawanan sedang mengalami masa transisi

namun masyarakat desa Gawanan masih memegang nilai gotong royong dan

kerukunan. Hal ini masih tercermin dengan adanya rewangan atau besukan orang

sakit. Dengan adanya nilai gotong royong dan kerukunan dapat menciptakan

suasana desa yang nyaman, damai dan tenang, serta terjalinnya hubungan yang

baik antar warga.

B. Saran

Temuan pada penelitian ini adalah bahwa pola komunikasi ibu-ibu

rumah tangga masyarakat transisi, yaitu masyarakat yang pola kehidupannya

mengalami peralihan dari tradisional menuju modern, sangat dipengaruhi oleh

komunikasi antarpribadi yang terjadi pada kelompok komunikasi baik kelompok

primer maupun kelompok sekunder. Penelitian ini tentunya jauh dari sempurna,

banyak keterbatasan didalamnya, banyak hal yang harus dilihat dan dikaji didalam

penelitian tentang suatu masyarakat salah satunya adalah luasnya kajian dalam

pola komunikasi suatu masyarakat sedangkan peneliti sendirian terbatas pada

pengalaman, jumlah personil dan lama waktu penelitian. Dalam melakukan

penelitian dengan menggunakan metode observasi partisipan lebih baik dilakukan

oleh sekelompok orang atau sebuah tim daripada hanya dilakukan oleh

perorangan. Hal ini berkaitan dengan banyaknya hal yang perlu dilihat

(diobservasi). Penelitian yang dilakukan lebih dari satu orang bisa saling

Page 223: POLA KOMUNIKASI MASYARAKAT TRANSISI (Studi Deskriptif .../Pola... · Karanganyar Jawa Tengah ini dikarenakan masyarakatnya memiliki ... setia menggunakan alat transportasi tradisional

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

204

melengkapi baik dalam bentuk data gambar maupun informasi. Mungkin akan

lebih tepat penelitian ini dikaji dengan menggunakan metode etnografi.

Untuk penelitian di masa yang akan datang, khususnya yang ingin

mengembangkan penelitian yang peneliti lakukan ini, maka perlu diadakan

penelitian dengan menggunakan variabel yang berbeda, mengingat ada faktor lain

yang masih sangat kuat, seperti misalnya dalam hal bahasa atau penggunaan

media massa oleh masyarakat transisi di desa Gawanan.