23
TRANSISI KEPENDUDUKAN Disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Demografi Dosen pengampu: Ns. Tantut Susanto, M.Kep., Sp.Kep.Kom Kelompok 3: 1. Septian Affan H. 072310101038 2. Eka Trisnawati 082310101021 3. Yuyun Ernawati 082310101058 4. Alfian Fahrosi 082310101069 5. Suyanti 092310101088

transisi demografi.docx

Embed Size (px)

DESCRIPTION

tugas

Citation preview

Page 1: transisi demografi.docx

TRANSISI KEPENDUDUKAN

Disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Demografi

Dosen pengampu: Ns. Tantut Susanto, M.Kep., Sp.Kep.Kom

Kelompok 3:

1. Septian Affan H. 072310101038

2. Eka Trisnawati 082310101021

3. Yuyun Ernawati 082310101058

4. Alfian Fahrosi 082310101069

5. Suyanti 092310101088

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATANUNIVERSITAS JEMBER

TAHUN 2012

Page 2: transisi demografi.docx

1. Pertumbuhan Penduduk Dunia

Jumlah penduduk pada suatu wilayah atau negara pada dasarnya dapat

dikelaskan sebagai model atau beban pembangunan, hal tersebut didasarkan jumlah

penduduk yang banyak jika disertai dengan kualitas yang memadai baik tingkat

kesehatan, pendidikan maupun kemamuan beradaptasi dengan perkembangan tehnologi

yang sangat mendukung terhadap proses perkembangan negara (Utoyo, 2005)

Pertumbuhan penduduk selalu berubah dari waktu ke waktu, ada beragam faktor

yang menyebabkan perubahan jumlah penduduk, misalnya peperangan, wabah penyakit

atu epidemik, kelaparan, dan bencana alam. Hal lain seperti kestabilan negara,

peningkatan gizi dan kesehatan dapat meningkatkan jumlah penduduk cenderung naik.

Fenomena bertambah atau berkurangnya jumlah penduduk dari waktu ke waktu dalam

suatu wilayah tertentu dinamakan dinamika penduduk. Gejala dinamika penduduk

dipengaruhi 3 faktor yaitu kelahiran (fertilitas), kematian (mortalitas), dan perpindahan

penduduk (migrasi).

Pertumbuhan penduduk dapat dibedakan menjadi dua yaitu pertumbuhan

penduduk alami dan pertumbuhan penduduk total:

a. Pertumbuhan penduduk alami merupakan kenaikan atau penurunan jumlah

penduduk akibat pertumbuhan penduduk alami, di gunakan rumus:

Sedangkan persentase pertumbuhan penduduk alami dapat dihitung

menggunakan rumus sebagai berikut:

Keterangan:

Pt : Jumlah penduduk tahun akhir perhitungan

P0 : Jumlah penduduk tahun awal perhitungan

L : Jumlah kelahiran

M : Jumlah kematian

% : persentase pertumbuhan penduduk alami

Pt= Po + (L-M)

%= L-M x 100% Po

Page 3: transisi demografi.docx

b. Pertumbuhan penduduk total merupakan kenaikan atau penurunan jumlah

penduduk yang diakibatkan oleh selisih jumlah kelahiran, kematian dan migrasi.

Rumus yang digunakan sebagai berikut:

Sedangkan persentase pertumbuhan penduduk total dapat dihitung dengan

menggunakan rumus sebagai berikut:

Pt : Jumlah penduduk tahun akhir perhitungan

P0 : Jumlah penduduk tahun awal perhitungan

L : Jumlah kelahiran

M : Jumlah kematian

I : Jumlah imigrasi

E : Jumlah emigrasi

% : persentase pertumbuhan penduduk total

Seperti pembahasan di atas bahwa pertumbuhan penduduk pada suatu wilayah

dipengaruhi oleh tiga faktor utama yaitu fertilitas, mortalitas dan imigrasi.

a. Fertilitas

Fertilitas merupakan gambaran mengenai jumlah kelahiran hidup dalam suatu

wilayah pada periode waktu tertentu. Fertilitas atau angka kelahiran disebut

natalitas. Secara umum fertilitas diklasifikasikan menjadi tiga yaitu angka

kelahiran kasar, angka kelahiran umum dan angka kelahiran menurut kelompok

usia.

1. Angka kelahiran kasar adalah angka yang menunjukkan banyaknya bayi

lahir hidup dari setiap seribu penduduk dalam periode tahun tertentu. Untuk

menghitung angka kelahiran kasar digunakan rumus sebagai berikut:

Pt= Po + (L-M)+ (I-E)

%= (L-M) + (I-E) x 100% Po

CBR= B/P X K

Page 4: transisi demografi.docx

Keterangan:

CBR : angka kelahiran kasar

B : jumlah bayi yang lahir hidup

P : jumlah penduduk

K : konstanta (nilainya 1000)

2. Angka kelahiran umum yaitu angka yang menunjukkan jumlah komposisi

bayi lahir hidup dari setiap seribu penduduk wanita usia reproduksi dalam

periode tahun tertentu. Usia reproduksi adalah usia wanita sudah berpotensi

untuk melahirkan, yaitu antara umur 15-49 tahun. Untuk menghitung angka

kelahiran umum dapat digunakan rumus:

Keterangan:

GFR : angka kelahiran umum

B : jumlah bayi yang lahir hidup

Pf (15-49) : jumlah penduduk wanita usia reproduksi

K : konstanta (nilainya 1000)

3. Angka kelahiran menurut kelompok usia adalah angka yang menunjukkan

banyaknya bayi lahir hidup dari setiap seribu penduduk wanita perkelompok

umur pada usia reproduksi dalam periode tahun tertentu. Dalam demografi,

interval usia ang biasa digunakan adalah lima tahun 15-19, 20-24, 25-29, 30-

34, 35-39, 40-44, 45-49. Untuk menghitung angka kelahiran menurut

kelompok usia menggunakan rumus sebagai berikut:

ASFRx : angka kelahiran menurut kelompok usia

GFR= B X K Pf (15-59)

ASFRx= Bx x k Pf (15-49)

Page 5: transisi demografi.docx

Bx : jumlah bayi yang lahir hidup dari penduduk wanita kelompok

usia tertentu

Pf : jumlah penduduk wanita usia subur pada kelompok umur

tertentu

k : konstanta (nilainya 1000)

Dari ketiga metode penghitungan diatas angka kelahiran yang akurasinya paling

tinggi adalah angka kelahiran menurut kelompok usia. Hal ini dikarenakan dalam

perhitungannya mempertimbangkan faktor jenis kelamin, usia reproduksi perkelompok

umur dan banyaknya bayi lahir dari tiap penduduk wanita kelompok umur dalam usia

reproduksi. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi tinggi rendahnya tingkat kelahiran

hidup pada suatu wilayah antara lain menikah di usia muda, anggapan bahwa banyak

anak banyak rejeki dan tingginya tingkat kesehatan masyarakat. Sedangakan faktor

yang menghambat angka kelahiran antara lain ketentuan batas minimal usia

perkawinan, penundaan usia perkawinan, dan adanya program KB.

b. Mortalitas

Faktor kedua yang mempengaruhi pertumbuhan penduduk adalah angka

kematian atau mortalitas. Mortalitas adalah angka yang memberikan gambaran

mengenai jumlah penduduk yang meninggal dunia dalam waktu tertentu dalam

tiap seribu penduduk. Banyak faktor yang menyebabkan kematian penduduk di

suatu wilayah, diantaranya sebagai berikut:

1) Faktor pendorong, meliputi tingkat kesehatan penduduk yang rendah,

fasilitas kesehatan yang kurang memaai, bencana alam, wabah penyakit, dan

konflik antar suku bangsa.

2) Faktor penghambat, meliput kualitas kesehatan penduduk yang baik, fasilitas

kesehatan yang memadai, kesadaran penduduk akan pentingnya kesehatan

tinggi, dan sanitasi yang baik

Seperti halnya fertilitas, angka kematian dibedakan dibedakan menjadi tiga yaitu

angka kematian kasar, angka kematian menurut usia, jenis kelamin dan angka

kematian bayi.

Page 6: transisi demografi.docx

1. Angka kematian kasar menunjukkan banyaknya jumlah penduduk ang

meninggal dunia dari tiap-tiap seribu penduduk. Untuk menghitung angka

kematian kasar pada suatu wilayah digunakan rumus sebagai berikut:

Keterangan:

CDR : angka kematian kasar

D : jumlah penduduk yang meninggal dunia

P : jumlah penduduk

k : konstanta (1000)

2. Angka kematian menurut usia menunjukkan jumlah penduduk yang

meninggal dunia dari seribu penduduk pada kelompok usia tertentu. Angka

kematian menurut kelompok usiadihitung dengan menggunakan rumus:

Keterangan :

ASDR : angka kematian menurut kelompok usia

Dx : jumlah penduduk yang meninggal pada usia tertentu

Px : jumlah penduduk pada klompok usia tertentu

k : konstanta

3. Angka kematian bayi menunjukkan jumlah bayi meninggal dunia dari seribu

bayi yang lahir hidup pada periode tahun tertentu. infant mortality dihitung

menggunakan rumus berikut:

Keterangan:

IMR : angka kematian bayi

Do : jumlah kematian bayi

B : jumlah kelahiran hidup

CDR= D X K P

ASDR= Dx X K Px

IMR= Do X K B

Page 7: transisi demografi.docx

2. Perkiraan Pertumbuhan Penduduk Dunia

Sejalan dengan semakin berkembangnya ilmu pengetahuan dan perkembangan

teknologi dalam mengolah sumber daya alam yang ada, tingkat kehidupan manusia

menjadi semakin baik. Hal ini sangat mempengaruhi penurunan tingkat mortalitas

penduduk. Seperti banyak yang dikemukakan ahli demografi, bahwa ledakan

pendudukyang terjadi pada abad-abad terakhir ini terutama karena menurunnya tingkat

kematian dengan cepat, sementara tingkat kelahiran belum dapat dikontrol dengan baik.

Dengan hanya membutuhkan waktu lebih dari tiga abad sejak tahun 1650, jumlah

penduduk dunia sudah menjadi sekitar 2.400 juta jiwa, dengan tingkat pertumbuhna

penduduk setiap tahun sekitar satu persen.

Bogue (1969), memperhitungkan tingkat pertumbuhan penduduk dunia setelah

tahun 1650 sebagai berikut. Pada periode tahun 1650-1750 tingkat pertumbuhan

penduduk dunia sekitar 0,34% pertahun, dan pada periode tahun 1900-1920 meningkat

menjadi 0,56% dan pada decade 1950-an meningkat menjadi 1,81%, dan pada periode

tahun 1995-2000 menurun menjadi 1,3% (United Nation, 1998).

Gambar 1: perkembangan pertumbuhan penduduk dunia sejak permulaan tahun masehi

Page 8: transisi demografi.docx

Sumber: Bogue (1969)

3. Model Transisi Demografi

3.1 Boque (1969)

a. Pra tansisi (pre-transitional) A ke B

b. Transisi (transitional) B ke E

1) Early transitional B ke C

2) Mid transisional C ke D

3) Late transisional D ke E

c. Post transisional E ke F

3.2 Thompson dan Lewis (1978)

0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20

Dalam 1.000 juta

Perkiraan

Dalam ratusan tahun sesudah Masehi

Estimasi dari Carr-Saunders/Wilcox

7

6

5

4

3

2

1

0

Estimasi dari PBB

Proyeksi dari PBB

Page 9: transisi demografi.docx

Lima periode perkembangan penduduk

a. Periode 1650-1800

b. Periode 1800-1850

c. Periode 1850-1900

d. Periode 1900-1930

e. Periode 1930 hingga sekarang

3.3 David Lucas (1982)

Modernisasi memberi kontribusi besar dari pada industrialisasi terhadap tingkat

kelahiran dan kematian.

4. Tahap-tahap Transisi Demografi

4.1 Bogue (1969)

Transisi demografi menunjukkan perubahan kondisi demografi suatu negara atau

wilayah dari keadaan dengan angka kematian dan angka kelahiran yang tinggi menuju

keadaan dengan angka kematian dan angka kelahiran yang rendah (Hatmadji dan

Anwar, 1993). Perubahan angka kematian dan kelahiran ini melahirkan teori pokok

dalam demografi yaitu transisi vital. Transisi vital adalah perubahan-perubahan tingkat

kelahiran dan tingkat kematian dimulai dari tingkat kelahiran dan kematian tinggi,

berangsur-angsur berubah menjadi tingkat kelahiran dan kematian rendah, dan tingkat

kematian menurun lebih cepat dibandingkan dengan tingkat kelahiran (Mantra, 2003).

Bogue (1969) seorang ahli demografi membuat pentahapan transisi vital menjadi

tiga tahap, yaitu:

I. Pra-Transisi (pre transitional), dari A hingga B, dengan ciri tingkat kelahiran

dan kematian yang sama-sama tinggi. angka pertumbuhan alami penduduk

sangat rendah (hampir mendekati nol). Pra-transisi di Eropa terjadi sebelum

tahun 1650, menyebabkan penduduk dunia stabil.

II. Transisi (Transitional), dari B ke E, dicirikan dengan penurunan tingkat

kelahiran dan tingkat kematian, tingkat kematian lebih rendah daripada tingkat

kelahiran, mengakibatkan tingkat pertumbuhan penduduk alami sedang atau

tinggi. fase transisi ini dibagi lagi menjadi tiga:

Page 10: transisi demografi.docx

a. Permulaan transisi (early transitional), dari B ke C, dicirikan dengan tingkat

kematian menurun , tetapi tingkat kelahiran tetap tinggi, bahkan ada

kemungkinan meningkat karena perbaikkan kesehatan.

b. Pertengahan transisi (mid transitional), dari C ke D, tingkat kematian dan

tingkat kelahiran kedua-duanya menurun, tetapi tingkat kelahiran menurun

lebih cepat dari tingkat kelahiran.

c. Akhir transisi (late transitional), dari D ke E, tingkat kematian rendah dan

tidak berubah atau menurun hanya sedikit, dan angka kelahiran antara

sedang dan rendah, dan berfluktuasi atau menurun. Pengetahuan tentang

kontrasepsi meluas.

III. Pasca transisi (post transitional), dari E ke F, dicirikan oleh tingkat kematian

dan tingkat kelahiran kedua-duanya rendah, hampir semuanya mengetahui cara-

cara kontrasepsi dan dipraktekkan. Tingkat kelahiran dan tingkat kematian (vital

rate) mendekati keseimbangan. Pertumbuhan penduduk alami amat rendah

dalam jangka waktu yang panjang.

Gambar 2: Model Transisi Demografi

Page 11: transisi demografi.docx

Ida bagoes Mantra (2003, halaman 42)

4.2 Thompson dan Lewis (1978)

Thompson dan Lewis (1978) merupakan ahli demografi yang meruskan teorinya

berkaitan dengan tahap perkembangan teknologi maupun peristiwa-peristiwa social

ekonomi penting yang dialami penduduk dunia sejak tahun 1650 dan membagi periode

perkembangan penduduk dunia ke dalam lima periode, yaitu:

1. Periode 1650-1800

Ditandai dengan pengembangan teknik-teknik pertanian baru, pendirian pabrik-

pabrik dalam tahap awal, serta pengembangan sarana transportasi dan perhubungan,

disertai dengan kestabilan politik yang relative terjadi di banyak Negara di dunia.

Factor-faktor tersebut memberikan pengaruh yang cukup besar terhadap pertumbuhan

penduduk, terutama di Negara-negara barat. Penduduk dunia pada akhir periode ini

diperkirakan sebanyak 900 juta jiwa dengan tingkat pertumbuhan penduduk 0,4% per

tahun.

2. Periode 1800-1850

Model Transisi Demografi

A F

TINGKAT

Pre Transisional EDB C

Tingkat Kelahiran

Tingkat Kematian

Sumber: Chester Bland & D.E. Lee, 1976

Transisional

Post Transisional

Early Mid Late

Page 12: transisi demografi.docx

Pertumbuhan penduduk dunia sudah menunjukkan variasi antar Negara satu

dengan Negara yang lain. Negara-negara di Eropa pada umumnya menunjukkan laju

pertumbuhan penduduk yang cukup tinggi. dalam waktu hanya 50 tahun, penduduknya

bertambah sekitar 33,3%. Peningkatan penataan kehidupan politik dan ekonomi bangsa-

bangsa pada masa ini mendorong stabilnya penyediaan pangan yang cukup bagi

penduduk, disamping kesadaran akan kesehatan lingkungan. Salah satu hal penting yang

patut dicatat dalam periode ini adalah kesadaran untuk mengontrol laju pertumbuhan

penduduk, khususnya di Perancis.

3. Periode 1850-1900

Ditandai dengan sudah banyaknya Negara di dunia yang melaksanakan sensus

penduduk secara lengkap, sehingga data kependudukan dunia sudah semakin banyak

dan reabilitasnya semakin tinggi. kemajuan teknologi pada periode ini semakin

mendorong peningkatan produktivitas manusia. Pengorganisasian kehidupan social,

ekonomi,dan politik penduduk Negara-negara barat semakin Nampak, terutama di

daerah-daerah urban.

Perubahan yang paling penting pada periode ini adalah telah mulai menurunnya

tingkat fertilitas di beberapa Negara barat. Di Eropa, misalnya sudah timbul kesadaran

dan keyakinan bahwa pertumbuhan penduduk sepenuhnya dapat dikendalikan melalui

usaha penurunan tingkat kelahiran dan tingkat kematian.

4. Periode 1900-1930

Peristiwa dunia yang membawa pengaruh demografis yang besar ialah perang

dunia I. dalam peristiwa ini banyak penduduk yang meninggal di medan perang,

ataupun meninggal karena buruknya keadaan ekonomi. Banyak penyakit yang

menyebabkan kematian, terutama penyakit infeksi.

Dalam periode ini perkembangan penduduk dunia secara garis besar dapat

dipisahkan atas tiga wilayah. Wilayah pertama mencakup Negara-negara eropa barat

dan amerika serikat, kedua Negara ini sudah nampak dengan rapi dalam pengendalian

kelahiran dan kematian. Wilayah kedua mencakup Negara-negara Eropa timur, Afrika

utara, amerika latin dan Jepang. Di Negara ini usaha penurunan tinggakat kelahiran

belum banyak berhasil dibandingkan dengan penurunan tingkat kematian , sehingga

masih terjadi pertumbuhan penduduk yang relative besar. Wilayah ketiga, yang

merupakan sisa dari wilayah pertama dan kedua, masih mengalami tingkat kelahiran

Page 13: transisi demografi.docx

dan kematian yang tinggi. variasi pertumbuhan penduduk antarnegara dalam wilayah ini

pada umumnya hanya disebabkan oleh perbedaan tingkat kematian, oleh karena itu

tingkat kelahiran cenderung masih statis.

5. Periode 1930 hingga sekarang

Merupakan periode peledakan penduduk dunia yang cukup besar, terutama

setelah perang dunia ke II. kecuali perang itu sendiri, hampir tidak ada lagi penyebab

pembunuh manusia yang berarti. Pelayanan kesehatan semakin jauh meningkat,

terutama dengan penemuan berbagai obat antibiotic. Penemuan-penemuan teknologi

modern semakin mendorong peningkatan kualitas hidup. Disatu pihak keadaan ini

semakin mensukseskan usaha pengendalian penduduk Negara-negara maju, namun

sebaliknya di Negara-negara belum maju terutama pada awal-awal periode ini, justru

mendorong pertambahan penduduk yang cukup besar. Dalam periode inilah angka 4

miliar dari jumlah penduduk dunia dicapai. Dalam periode ini pula, kesadaran akan

penurunan tingkat kelahiran sebagai usaha-usaha menekan laju pertumbuhan penduduk,

menjadi program internasionel yang mencakup hampir semua Negara di dunia.

4.3 David Lucas (1982)

Lucas (1982), menyatakan bahwa proses penurunan tingkat kematian dan

kelahiran di beberapa Negara tidaklah sederhana seperti yang dilukiskan dalam model

transisi vital Bogue (1969). Di Eropa, penurunan tingkat mortalitas lebih berkaitan

dengan perkembangan social ekonomi, di Negara-negara sedang berkembang, turunnya

tingkat mortalitas terutama disebabkan terutama oleh tingginya efektifitas penggunaan

obat-obatan modern dan anti biotika.

Suasana di Negara-negara yang sedang berkembang dewasa ini sangat berbeda.

Penggunaan alat-alat kontrasepsi oleh penduduk lebih mantap, dan pemerintah menaruh

perhatian yang serius terhadap masalah penduduk di negaranya, sehingga penurunan

tingkat fertilitas lebih cepat dari yang terjadi di Negara-negara Eropa pada abad ke 17.

Menurut Lucas (1982) di Negara-negara sedang berkembang sector pertanian

merupakan sector dominan, maka ia dan para penulis lainnya cenderung mengatakan

bahwa “modernisasi” daripada “industrialisasi” sebagai penyebab penurunan tingkat

fertilitas.

Page 14: transisi demografi.docx

Table 1: tahap transisi Lucas

Tahap Tingkat

kelahiran

Tingkat

kematian

Pertumbuhan

alami

Contoh

1. Stasioner

tinggi

Tinggi Tinggi Nol/sangat

rendah

Eropa pada

abad 14

2. Awal

perkembangan

Lambat

menurun

Lambat India sebelum

PD II

3. Akhir

perkembangan

Menurun Menurun lebih

cepat daripada

tingkat

kelahiran

Cepat Eropa selatan

sebelum PD II,

India setelah

PD II

4. Stasioner

rendah

Rendah Rendah Nol/sangat

rendah

Australia,

Selandia Baru,

Amerika

serikat pada

tahun 1939-an

5. Menurun Rendah Lebih tinggi

daripada

tingkat

kelahiran

Negative Perancis

sebelum PD II,

Jerman timur

dan barat pada

tahun 1975.

Sumber: David Lucas (1982)

5. Perkiraan Komponen Perubahan Penduduk

Proyeksi penduduk adalah perhitungan yang menunjukkan angka fertilitas,

mortalitas dan migrasi dimasa yang akan datang. Perkiraan penduduk tidak hanya

beberapa tahun, tetapi bisa saja perkiraan beberapa puluh tahun yang akan datang.

Semua perencanaan pembangunan sangat membutuhkan data penduduk tidak saja pada

saat merencanakan pembangunan tetapi juga pada masa-masa mendatang yang disebut

Page 15: transisi demografi.docx

dengan proyeksi penduduk. Proyeksi penduduk bukan merupakan ramalan jumlah

penduduk untuk masa mendatang, tetapi juga perhitungan ilmiah yang didasarkan

asumsi dari komponen laju pertumbuhan penduduk yaitu kelahiran, kematian, dan

migrasi penduduk. Ketiga komponon inilah yang menentukan besarnya jumlah

penduduk dan struktur penduduk yang akan datang.

Untuk menentukan asumsi tingkat kelahiran, kematian, dan perpindahan dimasa

yang akan datang, diperlukan data yang menggambarkan keadaan dimasa lampau

hingga kini, factor-faktor yang mempengaruhi masa komponen, dan hubungan antara

satu komponen dengan komponen yang lain serta target yang akan dicapai di masa yng

akan datang. Proyeksi penduduk ini secara periodik perlu direvisi, karena sering terjadi

bahwa asumsi tentang kecenderungan tingkat kelahiran, kematian, dan perpindahan

penduduk ( migrasi ) yang melandasi proyeksi lama tidak sesuai lagi dengan kenyataan.

Pertumbuhan jumlah penduduk dapat mempengaruhi kesejahteraan daerah atau

Negara yang bersangkutan. Perhitungan proyeksi penduduk penulis lakukan dengan

memproyeksikan penduduk berdasarkan tingkat pertumbuhan penduduk pada periode

1998-2008. Hal tersebut ditempuh karena informasi mengenai salah satu komponen

kependudukan yaitu migrasi tidak tersedia untuk tingkat Kabupaten / Kotamadya.

Adapun tahapan-tahapan yang dilakukan dalam perhitungan proyeksi ini adalah

sebagai berikut:

1. Menghitung tingkat pertumbuhan Kabupaten Simalungun menurut jenis kelamin

untuk periode 1998-2008, dengan metode Geometrik.

2. Memproyeksikan penduduk Kabupaten Simalungun menurut jenis kelamin

berdasarkan tingkat pertumbuhan 1998-2008 dengan meted Geometrik.

Adapun rumus Geometrik Rate Of Growth tersebut adalah:

Pt=Po (1+r )t

Keterangan:

Pt = Jumlah penduduk dalam tahun t

Po = Jumlah penduduk pada aawal tahun

r = Angka pertumbuhan penduduk

t = Jangka waktu dalam tahun

Page 16: transisi demografi.docx

Metode yang digunakan

1. Angka Pertumbuhan Penduduk

Angka pertumbuhan penduduk menunjukkan angka rata-rata pertambahan

penduduk pertahun pada periode atau waktu tertentu, dan biasanya dinyatakan dengan

persen (%). Dalam menghitung proyeksi pertumbuhan digunakan beberapa asumsi-

asumsi, yaitu:

1) Pertumbuhan Aritmatika

Pertumbuhan penduduk secara aritmatika adalah pertumbuhan penduduk

dengan jumlah setiap tahun adalah sama. Dapat dihitung dengan menggunakan rumus

sebagai berikut:

Pn = Po (i + rn)

keterangan:

Pn = Jumlah penduduk pada n tahun

Po = Jumlah penduduk pada awal tahun

r = Tingkat pertumbuhan penduduk

n = Periode waktu dalam tahun

2) Pertumbuhan Geometri

Pertumbuhan geometri adalah pertumbuhan penduduk bertahap, yaitu dengan

memperhitungkan pertumbuhan penduduk hanya paada akhir tahun dari suatu periode.

Dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

Pn=Po ( i+r )❑n

keterangan:

Pn = Jumlah penduduk pada n tahun

Po = Jumlah penduduk pada awal tahun

r = Tingkat pertumbuhan penduduk

n = Periode waktu dalam tahun

3) Pertumbuhan Eksponensial

Pertumbuhan penduduk adalah pertumbuhan penduduk yang berlangsung

secara terus menerus (continous). Ukuran penduduk secara eksponensial ini lebih tepat,

mengingat dalam kenyataannya pertumbuhan penduduk juga berlangsung terus-

menerus. Dapat dihitung denngan menggunakan rumus sebagai berikut:

Page 17: transisi demografi.docx

Pn=Poe❑rn

keterangan :

Pn = Jumlah penduduk pada n tahun

Po = Jumlah penduduk pada awal tahun

r = Tingkat pertumbuhan penduduk

n = Periode waktu dalam tahun

e = jumlah konstanta yang besarnya 2,71828183

2. Rasio Jenis Kelamin

Rasio adalah perbandingan dua perangkat, yang dinyatakan dalam satu satuan

tertentu. Dalam pengerjaannya, rasio (ratio) adalah perbandingan dikalikan 100.

Ukuran rasio ini sangat serinng dilakukan.

Rasio jenis kelamin (Sex Ratio)adalh perbandingan jumlah antara jenis kelamin

laki-laki dan perempuan. Hal ini biasanya dinyatakan dalam banyaknya penduduk laki-

laki per 100 perempuan. Secara umum dapat ditulis:

SRi = jumlah penduduk laki−laki

jumlah penduduk perempuan x 100%

Rasio jenis kelamin (Sex ratio) menurut kelompok umur maka dituliskan

sebagai berikut:

Sri = MiFi

x K

keterangan:

SRi= Rasio jenis kelamin pada golongan umur I tahun

Mi = Jumlah penduduk laki-laki pada golongan umur i tahun

Fi = Jumlah penduduk perempuan pada golongan umur i tahun

K = Konstanta, biasanya 100

Page 18: transisi demografi.docx

Referensi:

1. Bagoes Mantra, Ida. 2010. Demografi Umum. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

2. Utoyo, Bambang. 2005. Geografi: Membuka Cakrawala Dunia. PT. Setia Purna