Upload
alfian-fahrosi
View
390
Download
15
Embed Size (px)
DESCRIPTION
tugas
TRANSISI KEPENDUDUKAN
Disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Demografi
Dosen pengampu: Ns. Tantut Susanto, M.Kep., Sp.Kep.Kom
Kelompok 3:
1. Septian Affan H. 072310101038
2. Eka Trisnawati 082310101021
3. Yuyun Ernawati 082310101058
4. Alfian Fahrosi 082310101069
5. Suyanti 092310101088
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATANUNIVERSITAS JEMBER
TAHUN 2012
1. Pertumbuhan Penduduk Dunia
Jumlah penduduk pada suatu wilayah atau negara pada dasarnya dapat
dikelaskan sebagai model atau beban pembangunan, hal tersebut didasarkan jumlah
penduduk yang banyak jika disertai dengan kualitas yang memadai baik tingkat
kesehatan, pendidikan maupun kemamuan beradaptasi dengan perkembangan tehnologi
yang sangat mendukung terhadap proses perkembangan negara (Utoyo, 2005)
Pertumbuhan penduduk selalu berubah dari waktu ke waktu, ada beragam faktor
yang menyebabkan perubahan jumlah penduduk, misalnya peperangan, wabah penyakit
atu epidemik, kelaparan, dan bencana alam. Hal lain seperti kestabilan negara,
peningkatan gizi dan kesehatan dapat meningkatkan jumlah penduduk cenderung naik.
Fenomena bertambah atau berkurangnya jumlah penduduk dari waktu ke waktu dalam
suatu wilayah tertentu dinamakan dinamika penduduk. Gejala dinamika penduduk
dipengaruhi 3 faktor yaitu kelahiran (fertilitas), kematian (mortalitas), dan perpindahan
penduduk (migrasi).
Pertumbuhan penduduk dapat dibedakan menjadi dua yaitu pertumbuhan
penduduk alami dan pertumbuhan penduduk total:
a. Pertumbuhan penduduk alami merupakan kenaikan atau penurunan jumlah
penduduk akibat pertumbuhan penduduk alami, di gunakan rumus:
Sedangkan persentase pertumbuhan penduduk alami dapat dihitung
menggunakan rumus sebagai berikut:
Keterangan:
Pt : Jumlah penduduk tahun akhir perhitungan
P0 : Jumlah penduduk tahun awal perhitungan
L : Jumlah kelahiran
M : Jumlah kematian
% : persentase pertumbuhan penduduk alami
Pt= Po + (L-M)
%= L-M x 100% Po
b. Pertumbuhan penduduk total merupakan kenaikan atau penurunan jumlah
penduduk yang diakibatkan oleh selisih jumlah kelahiran, kematian dan migrasi.
Rumus yang digunakan sebagai berikut:
Sedangkan persentase pertumbuhan penduduk total dapat dihitung dengan
menggunakan rumus sebagai berikut:
Pt : Jumlah penduduk tahun akhir perhitungan
P0 : Jumlah penduduk tahun awal perhitungan
L : Jumlah kelahiran
M : Jumlah kematian
I : Jumlah imigrasi
E : Jumlah emigrasi
% : persentase pertumbuhan penduduk total
Seperti pembahasan di atas bahwa pertumbuhan penduduk pada suatu wilayah
dipengaruhi oleh tiga faktor utama yaitu fertilitas, mortalitas dan imigrasi.
a. Fertilitas
Fertilitas merupakan gambaran mengenai jumlah kelahiran hidup dalam suatu
wilayah pada periode waktu tertentu. Fertilitas atau angka kelahiran disebut
natalitas. Secara umum fertilitas diklasifikasikan menjadi tiga yaitu angka
kelahiran kasar, angka kelahiran umum dan angka kelahiran menurut kelompok
usia.
1. Angka kelahiran kasar adalah angka yang menunjukkan banyaknya bayi
lahir hidup dari setiap seribu penduduk dalam periode tahun tertentu. Untuk
menghitung angka kelahiran kasar digunakan rumus sebagai berikut:
Pt= Po + (L-M)+ (I-E)
%= (L-M) + (I-E) x 100% Po
CBR= B/P X K
Keterangan:
CBR : angka kelahiran kasar
B : jumlah bayi yang lahir hidup
P : jumlah penduduk
K : konstanta (nilainya 1000)
2. Angka kelahiran umum yaitu angka yang menunjukkan jumlah komposisi
bayi lahir hidup dari setiap seribu penduduk wanita usia reproduksi dalam
periode tahun tertentu. Usia reproduksi adalah usia wanita sudah berpotensi
untuk melahirkan, yaitu antara umur 15-49 tahun. Untuk menghitung angka
kelahiran umum dapat digunakan rumus:
Keterangan:
GFR : angka kelahiran umum
B : jumlah bayi yang lahir hidup
Pf (15-49) : jumlah penduduk wanita usia reproduksi
K : konstanta (nilainya 1000)
3. Angka kelahiran menurut kelompok usia adalah angka yang menunjukkan
banyaknya bayi lahir hidup dari setiap seribu penduduk wanita perkelompok
umur pada usia reproduksi dalam periode tahun tertentu. Dalam demografi,
interval usia ang biasa digunakan adalah lima tahun 15-19, 20-24, 25-29, 30-
34, 35-39, 40-44, 45-49. Untuk menghitung angka kelahiran menurut
kelompok usia menggunakan rumus sebagai berikut:
ASFRx : angka kelahiran menurut kelompok usia
GFR= B X K Pf (15-59)
ASFRx= Bx x k Pf (15-49)
Bx : jumlah bayi yang lahir hidup dari penduduk wanita kelompok
usia tertentu
Pf : jumlah penduduk wanita usia subur pada kelompok umur
tertentu
k : konstanta (nilainya 1000)
Dari ketiga metode penghitungan diatas angka kelahiran yang akurasinya paling
tinggi adalah angka kelahiran menurut kelompok usia. Hal ini dikarenakan dalam
perhitungannya mempertimbangkan faktor jenis kelamin, usia reproduksi perkelompok
umur dan banyaknya bayi lahir dari tiap penduduk wanita kelompok umur dalam usia
reproduksi. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi tinggi rendahnya tingkat kelahiran
hidup pada suatu wilayah antara lain menikah di usia muda, anggapan bahwa banyak
anak banyak rejeki dan tingginya tingkat kesehatan masyarakat. Sedangakan faktor
yang menghambat angka kelahiran antara lain ketentuan batas minimal usia
perkawinan, penundaan usia perkawinan, dan adanya program KB.
b. Mortalitas
Faktor kedua yang mempengaruhi pertumbuhan penduduk adalah angka
kematian atau mortalitas. Mortalitas adalah angka yang memberikan gambaran
mengenai jumlah penduduk yang meninggal dunia dalam waktu tertentu dalam
tiap seribu penduduk. Banyak faktor yang menyebabkan kematian penduduk di
suatu wilayah, diantaranya sebagai berikut:
1) Faktor pendorong, meliputi tingkat kesehatan penduduk yang rendah,
fasilitas kesehatan yang kurang memaai, bencana alam, wabah penyakit, dan
konflik antar suku bangsa.
2) Faktor penghambat, meliput kualitas kesehatan penduduk yang baik, fasilitas
kesehatan yang memadai, kesadaran penduduk akan pentingnya kesehatan
tinggi, dan sanitasi yang baik
Seperti halnya fertilitas, angka kematian dibedakan dibedakan menjadi tiga yaitu
angka kematian kasar, angka kematian menurut usia, jenis kelamin dan angka
kematian bayi.
1. Angka kematian kasar menunjukkan banyaknya jumlah penduduk ang
meninggal dunia dari tiap-tiap seribu penduduk. Untuk menghitung angka
kematian kasar pada suatu wilayah digunakan rumus sebagai berikut:
Keterangan:
CDR : angka kematian kasar
D : jumlah penduduk yang meninggal dunia
P : jumlah penduduk
k : konstanta (1000)
2. Angka kematian menurut usia menunjukkan jumlah penduduk yang
meninggal dunia dari seribu penduduk pada kelompok usia tertentu. Angka
kematian menurut kelompok usiadihitung dengan menggunakan rumus:
Keterangan :
ASDR : angka kematian menurut kelompok usia
Dx : jumlah penduduk yang meninggal pada usia tertentu
Px : jumlah penduduk pada klompok usia tertentu
k : konstanta
3. Angka kematian bayi menunjukkan jumlah bayi meninggal dunia dari seribu
bayi yang lahir hidup pada periode tahun tertentu. infant mortality dihitung
menggunakan rumus berikut:
Keterangan:
IMR : angka kematian bayi
Do : jumlah kematian bayi
B : jumlah kelahiran hidup
CDR= D X K P
ASDR= Dx X K Px
IMR= Do X K B
2. Perkiraan Pertumbuhan Penduduk Dunia
Sejalan dengan semakin berkembangnya ilmu pengetahuan dan perkembangan
teknologi dalam mengolah sumber daya alam yang ada, tingkat kehidupan manusia
menjadi semakin baik. Hal ini sangat mempengaruhi penurunan tingkat mortalitas
penduduk. Seperti banyak yang dikemukakan ahli demografi, bahwa ledakan
pendudukyang terjadi pada abad-abad terakhir ini terutama karena menurunnya tingkat
kematian dengan cepat, sementara tingkat kelahiran belum dapat dikontrol dengan baik.
Dengan hanya membutuhkan waktu lebih dari tiga abad sejak tahun 1650, jumlah
penduduk dunia sudah menjadi sekitar 2.400 juta jiwa, dengan tingkat pertumbuhna
penduduk setiap tahun sekitar satu persen.
Bogue (1969), memperhitungkan tingkat pertumbuhan penduduk dunia setelah
tahun 1650 sebagai berikut. Pada periode tahun 1650-1750 tingkat pertumbuhan
penduduk dunia sekitar 0,34% pertahun, dan pada periode tahun 1900-1920 meningkat
menjadi 0,56% dan pada decade 1950-an meningkat menjadi 1,81%, dan pada periode
tahun 1995-2000 menurun menjadi 1,3% (United Nation, 1998).
Gambar 1: perkembangan pertumbuhan penduduk dunia sejak permulaan tahun masehi
Sumber: Bogue (1969)
3. Model Transisi Demografi
3.1 Boque (1969)
a. Pra tansisi (pre-transitional) A ke B
b. Transisi (transitional) B ke E
1) Early transitional B ke C
2) Mid transisional C ke D
3) Late transisional D ke E
c. Post transisional E ke F
3.2 Thompson dan Lewis (1978)
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
Dalam 1.000 juta
Perkiraan
Dalam ratusan tahun sesudah Masehi
Estimasi dari Carr-Saunders/Wilcox
7
6
5
4
3
2
1
0
Estimasi dari PBB
Proyeksi dari PBB
Lima periode perkembangan penduduk
a. Periode 1650-1800
b. Periode 1800-1850
c. Periode 1850-1900
d. Periode 1900-1930
e. Periode 1930 hingga sekarang
3.3 David Lucas (1982)
Modernisasi memberi kontribusi besar dari pada industrialisasi terhadap tingkat
kelahiran dan kematian.
4. Tahap-tahap Transisi Demografi
4.1 Bogue (1969)
Transisi demografi menunjukkan perubahan kondisi demografi suatu negara atau
wilayah dari keadaan dengan angka kematian dan angka kelahiran yang tinggi menuju
keadaan dengan angka kematian dan angka kelahiran yang rendah (Hatmadji dan
Anwar, 1993). Perubahan angka kematian dan kelahiran ini melahirkan teori pokok
dalam demografi yaitu transisi vital. Transisi vital adalah perubahan-perubahan tingkat
kelahiran dan tingkat kematian dimulai dari tingkat kelahiran dan kematian tinggi,
berangsur-angsur berubah menjadi tingkat kelahiran dan kematian rendah, dan tingkat
kematian menurun lebih cepat dibandingkan dengan tingkat kelahiran (Mantra, 2003).
Bogue (1969) seorang ahli demografi membuat pentahapan transisi vital menjadi
tiga tahap, yaitu:
I. Pra-Transisi (pre transitional), dari A hingga B, dengan ciri tingkat kelahiran
dan kematian yang sama-sama tinggi. angka pertumbuhan alami penduduk
sangat rendah (hampir mendekati nol). Pra-transisi di Eropa terjadi sebelum
tahun 1650, menyebabkan penduduk dunia stabil.
II. Transisi (Transitional), dari B ke E, dicirikan dengan penurunan tingkat
kelahiran dan tingkat kematian, tingkat kematian lebih rendah daripada tingkat
kelahiran, mengakibatkan tingkat pertumbuhan penduduk alami sedang atau
tinggi. fase transisi ini dibagi lagi menjadi tiga:
a. Permulaan transisi (early transitional), dari B ke C, dicirikan dengan tingkat
kematian menurun , tetapi tingkat kelahiran tetap tinggi, bahkan ada
kemungkinan meningkat karena perbaikkan kesehatan.
b. Pertengahan transisi (mid transitional), dari C ke D, tingkat kematian dan
tingkat kelahiran kedua-duanya menurun, tetapi tingkat kelahiran menurun
lebih cepat dari tingkat kelahiran.
c. Akhir transisi (late transitional), dari D ke E, tingkat kematian rendah dan
tidak berubah atau menurun hanya sedikit, dan angka kelahiran antara
sedang dan rendah, dan berfluktuasi atau menurun. Pengetahuan tentang
kontrasepsi meluas.
III. Pasca transisi (post transitional), dari E ke F, dicirikan oleh tingkat kematian
dan tingkat kelahiran kedua-duanya rendah, hampir semuanya mengetahui cara-
cara kontrasepsi dan dipraktekkan. Tingkat kelahiran dan tingkat kematian (vital
rate) mendekati keseimbangan. Pertumbuhan penduduk alami amat rendah
dalam jangka waktu yang panjang.
Gambar 2: Model Transisi Demografi
Ida bagoes Mantra (2003, halaman 42)
4.2 Thompson dan Lewis (1978)
Thompson dan Lewis (1978) merupakan ahli demografi yang meruskan teorinya
berkaitan dengan tahap perkembangan teknologi maupun peristiwa-peristiwa social
ekonomi penting yang dialami penduduk dunia sejak tahun 1650 dan membagi periode
perkembangan penduduk dunia ke dalam lima periode, yaitu:
1. Periode 1650-1800
Ditandai dengan pengembangan teknik-teknik pertanian baru, pendirian pabrik-
pabrik dalam tahap awal, serta pengembangan sarana transportasi dan perhubungan,
disertai dengan kestabilan politik yang relative terjadi di banyak Negara di dunia.
Factor-faktor tersebut memberikan pengaruh yang cukup besar terhadap pertumbuhan
penduduk, terutama di Negara-negara barat. Penduduk dunia pada akhir periode ini
diperkirakan sebanyak 900 juta jiwa dengan tingkat pertumbuhan penduduk 0,4% per
tahun.
2. Periode 1800-1850
Model Transisi Demografi
A F
TINGKAT
Pre Transisional EDB C
Tingkat Kelahiran
Tingkat Kematian
Sumber: Chester Bland & D.E. Lee, 1976
Transisional
Post Transisional
Early Mid Late
Pertumbuhan penduduk dunia sudah menunjukkan variasi antar Negara satu
dengan Negara yang lain. Negara-negara di Eropa pada umumnya menunjukkan laju
pertumbuhan penduduk yang cukup tinggi. dalam waktu hanya 50 tahun, penduduknya
bertambah sekitar 33,3%. Peningkatan penataan kehidupan politik dan ekonomi bangsa-
bangsa pada masa ini mendorong stabilnya penyediaan pangan yang cukup bagi
penduduk, disamping kesadaran akan kesehatan lingkungan. Salah satu hal penting yang
patut dicatat dalam periode ini adalah kesadaran untuk mengontrol laju pertumbuhan
penduduk, khususnya di Perancis.
3. Periode 1850-1900
Ditandai dengan sudah banyaknya Negara di dunia yang melaksanakan sensus
penduduk secara lengkap, sehingga data kependudukan dunia sudah semakin banyak
dan reabilitasnya semakin tinggi. kemajuan teknologi pada periode ini semakin
mendorong peningkatan produktivitas manusia. Pengorganisasian kehidupan social,
ekonomi,dan politik penduduk Negara-negara barat semakin Nampak, terutama di
daerah-daerah urban.
Perubahan yang paling penting pada periode ini adalah telah mulai menurunnya
tingkat fertilitas di beberapa Negara barat. Di Eropa, misalnya sudah timbul kesadaran
dan keyakinan bahwa pertumbuhan penduduk sepenuhnya dapat dikendalikan melalui
usaha penurunan tingkat kelahiran dan tingkat kematian.
4. Periode 1900-1930
Peristiwa dunia yang membawa pengaruh demografis yang besar ialah perang
dunia I. dalam peristiwa ini banyak penduduk yang meninggal di medan perang,
ataupun meninggal karena buruknya keadaan ekonomi. Banyak penyakit yang
menyebabkan kematian, terutama penyakit infeksi.
Dalam periode ini perkembangan penduduk dunia secara garis besar dapat
dipisahkan atas tiga wilayah. Wilayah pertama mencakup Negara-negara eropa barat
dan amerika serikat, kedua Negara ini sudah nampak dengan rapi dalam pengendalian
kelahiran dan kematian. Wilayah kedua mencakup Negara-negara Eropa timur, Afrika
utara, amerika latin dan Jepang. Di Negara ini usaha penurunan tinggakat kelahiran
belum banyak berhasil dibandingkan dengan penurunan tingkat kematian , sehingga
masih terjadi pertumbuhan penduduk yang relative besar. Wilayah ketiga, yang
merupakan sisa dari wilayah pertama dan kedua, masih mengalami tingkat kelahiran
dan kematian yang tinggi. variasi pertumbuhan penduduk antarnegara dalam wilayah ini
pada umumnya hanya disebabkan oleh perbedaan tingkat kematian, oleh karena itu
tingkat kelahiran cenderung masih statis.
5. Periode 1930 hingga sekarang
Merupakan periode peledakan penduduk dunia yang cukup besar, terutama
setelah perang dunia ke II. kecuali perang itu sendiri, hampir tidak ada lagi penyebab
pembunuh manusia yang berarti. Pelayanan kesehatan semakin jauh meningkat,
terutama dengan penemuan berbagai obat antibiotic. Penemuan-penemuan teknologi
modern semakin mendorong peningkatan kualitas hidup. Disatu pihak keadaan ini
semakin mensukseskan usaha pengendalian penduduk Negara-negara maju, namun
sebaliknya di Negara-negara belum maju terutama pada awal-awal periode ini, justru
mendorong pertambahan penduduk yang cukup besar. Dalam periode inilah angka 4
miliar dari jumlah penduduk dunia dicapai. Dalam periode ini pula, kesadaran akan
penurunan tingkat kelahiran sebagai usaha-usaha menekan laju pertumbuhan penduduk,
menjadi program internasionel yang mencakup hampir semua Negara di dunia.
4.3 David Lucas (1982)
Lucas (1982), menyatakan bahwa proses penurunan tingkat kematian dan
kelahiran di beberapa Negara tidaklah sederhana seperti yang dilukiskan dalam model
transisi vital Bogue (1969). Di Eropa, penurunan tingkat mortalitas lebih berkaitan
dengan perkembangan social ekonomi, di Negara-negara sedang berkembang, turunnya
tingkat mortalitas terutama disebabkan terutama oleh tingginya efektifitas penggunaan
obat-obatan modern dan anti biotika.
Suasana di Negara-negara yang sedang berkembang dewasa ini sangat berbeda.
Penggunaan alat-alat kontrasepsi oleh penduduk lebih mantap, dan pemerintah menaruh
perhatian yang serius terhadap masalah penduduk di negaranya, sehingga penurunan
tingkat fertilitas lebih cepat dari yang terjadi di Negara-negara Eropa pada abad ke 17.
Menurut Lucas (1982) di Negara-negara sedang berkembang sector pertanian
merupakan sector dominan, maka ia dan para penulis lainnya cenderung mengatakan
bahwa “modernisasi” daripada “industrialisasi” sebagai penyebab penurunan tingkat
fertilitas.
Table 1: tahap transisi Lucas
Tahap Tingkat
kelahiran
Tingkat
kematian
Pertumbuhan
alami
Contoh
1. Stasioner
tinggi
Tinggi Tinggi Nol/sangat
rendah
Eropa pada
abad 14
2. Awal
perkembangan
Lambat
menurun
Lambat India sebelum
PD II
3. Akhir
perkembangan
Menurun Menurun lebih
cepat daripada
tingkat
kelahiran
Cepat Eropa selatan
sebelum PD II,
India setelah
PD II
4. Stasioner
rendah
Rendah Rendah Nol/sangat
rendah
Australia,
Selandia Baru,
Amerika
serikat pada
tahun 1939-an
5. Menurun Rendah Lebih tinggi
daripada
tingkat
kelahiran
Negative Perancis
sebelum PD II,
Jerman timur
dan barat pada
tahun 1975.
Sumber: David Lucas (1982)
5. Perkiraan Komponen Perubahan Penduduk
Proyeksi penduduk adalah perhitungan yang menunjukkan angka fertilitas,
mortalitas dan migrasi dimasa yang akan datang. Perkiraan penduduk tidak hanya
beberapa tahun, tetapi bisa saja perkiraan beberapa puluh tahun yang akan datang.
Semua perencanaan pembangunan sangat membutuhkan data penduduk tidak saja pada
saat merencanakan pembangunan tetapi juga pada masa-masa mendatang yang disebut
dengan proyeksi penduduk. Proyeksi penduduk bukan merupakan ramalan jumlah
penduduk untuk masa mendatang, tetapi juga perhitungan ilmiah yang didasarkan
asumsi dari komponen laju pertumbuhan penduduk yaitu kelahiran, kematian, dan
migrasi penduduk. Ketiga komponon inilah yang menentukan besarnya jumlah
penduduk dan struktur penduduk yang akan datang.
Untuk menentukan asumsi tingkat kelahiran, kematian, dan perpindahan dimasa
yang akan datang, diperlukan data yang menggambarkan keadaan dimasa lampau
hingga kini, factor-faktor yang mempengaruhi masa komponen, dan hubungan antara
satu komponen dengan komponen yang lain serta target yang akan dicapai di masa yng
akan datang. Proyeksi penduduk ini secara periodik perlu direvisi, karena sering terjadi
bahwa asumsi tentang kecenderungan tingkat kelahiran, kematian, dan perpindahan
penduduk ( migrasi ) yang melandasi proyeksi lama tidak sesuai lagi dengan kenyataan.
Pertumbuhan jumlah penduduk dapat mempengaruhi kesejahteraan daerah atau
Negara yang bersangkutan. Perhitungan proyeksi penduduk penulis lakukan dengan
memproyeksikan penduduk berdasarkan tingkat pertumbuhan penduduk pada periode
1998-2008. Hal tersebut ditempuh karena informasi mengenai salah satu komponen
kependudukan yaitu migrasi tidak tersedia untuk tingkat Kabupaten / Kotamadya.
Adapun tahapan-tahapan yang dilakukan dalam perhitungan proyeksi ini adalah
sebagai berikut:
1. Menghitung tingkat pertumbuhan Kabupaten Simalungun menurut jenis kelamin
untuk periode 1998-2008, dengan metode Geometrik.
2. Memproyeksikan penduduk Kabupaten Simalungun menurut jenis kelamin
berdasarkan tingkat pertumbuhan 1998-2008 dengan meted Geometrik.
Adapun rumus Geometrik Rate Of Growth tersebut adalah:
Pt=Po (1+r )t
Keterangan:
Pt = Jumlah penduduk dalam tahun t
Po = Jumlah penduduk pada aawal tahun
r = Angka pertumbuhan penduduk
t = Jangka waktu dalam tahun
Metode yang digunakan
1. Angka Pertumbuhan Penduduk
Angka pertumbuhan penduduk menunjukkan angka rata-rata pertambahan
penduduk pertahun pada periode atau waktu tertentu, dan biasanya dinyatakan dengan
persen (%). Dalam menghitung proyeksi pertumbuhan digunakan beberapa asumsi-
asumsi, yaitu:
1) Pertumbuhan Aritmatika
Pertumbuhan penduduk secara aritmatika adalah pertumbuhan penduduk
dengan jumlah setiap tahun adalah sama. Dapat dihitung dengan menggunakan rumus
sebagai berikut:
Pn = Po (i + rn)
keterangan:
Pn = Jumlah penduduk pada n tahun
Po = Jumlah penduduk pada awal tahun
r = Tingkat pertumbuhan penduduk
n = Periode waktu dalam tahun
2) Pertumbuhan Geometri
Pertumbuhan geometri adalah pertumbuhan penduduk bertahap, yaitu dengan
memperhitungkan pertumbuhan penduduk hanya paada akhir tahun dari suatu periode.
Dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
Pn=Po ( i+r )❑n
keterangan:
Pn = Jumlah penduduk pada n tahun
Po = Jumlah penduduk pada awal tahun
r = Tingkat pertumbuhan penduduk
n = Periode waktu dalam tahun
3) Pertumbuhan Eksponensial
Pertumbuhan penduduk adalah pertumbuhan penduduk yang berlangsung
secara terus menerus (continous). Ukuran penduduk secara eksponensial ini lebih tepat,
mengingat dalam kenyataannya pertumbuhan penduduk juga berlangsung terus-
menerus. Dapat dihitung denngan menggunakan rumus sebagai berikut:
Pn=Poe❑rn
keterangan :
Pn = Jumlah penduduk pada n tahun
Po = Jumlah penduduk pada awal tahun
r = Tingkat pertumbuhan penduduk
n = Periode waktu dalam tahun
e = jumlah konstanta yang besarnya 2,71828183
2. Rasio Jenis Kelamin
Rasio adalah perbandingan dua perangkat, yang dinyatakan dalam satu satuan
tertentu. Dalam pengerjaannya, rasio (ratio) adalah perbandingan dikalikan 100.
Ukuran rasio ini sangat serinng dilakukan.
Rasio jenis kelamin (Sex Ratio)adalh perbandingan jumlah antara jenis kelamin
laki-laki dan perempuan. Hal ini biasanya dinyatakan dalam banyaknya penduduk laki-
laki per 100 perempuan. Secara umum dapat ditulis:
SRi = jumlah penduduk laki−laki
jumlah penduduk perempuan x 100%
Rasio jenis kelamin (Sex ratio) menurut kelompok umur maka dituliskan
sebagai berikut:
Sri = MiFi
x K
keterangan:
SRi= Rasio jenis kelamin pada golongan umur I tahun
Mi = Jumlah penduduk laki-laki pada golongan umur i tahun
Fi = Jumlah penduduk perempuan pada golongan umur i tahun
K = Konstanta, biasanya 100
Referensi:
1. Bagoes Mantra, Ida. 2010. Demografi Umum. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
2. Utoyo, Bambang. 2005. Geografi: Membuka Cakrawala Dunia. PT. Setia Purna