2
.. ~~~p~ Daerah yang _1"10 ,••••••• ,."'.~.••"""., '~-"''''''''~''-'''--~---''--''-"1-~~- Peduli Lingkungan Pikiran Rakyat Oleh UANG FAISAL T IDAK semua negara di dunia ini bisa seberun- tung Indonesia. Dengan , posisi geografisyang ter- letak di daerah khatulis- tiwa, alamnya subur dan kaya, menyebabkan In- donesia memiliki hutan yang sangat luas dengan keanekaragaman dan kekayaan ekosistemnya. Kekayaan alamnya sa- ngat melimpah dari ujung barat sampai ti- mur. Hanya, potensi alam yang amat melimpah itu baru disadari ketika posisinya sudah ber- ada di ambang kepunahan. Dalam pe- laksanaan di lapangan, komitmen para pemimpin terhadap lingkungan teramat kurang -- kalau tidak dikatakan hanya retorika. Rancangan dan revisi berbagai undang-undang seperti RUU Perkebun- an, RUU Air, dan RUU yang terkait de- ngan masa depan ekologi Indonesia be- lum memperlihatkan upaya yang sangat radikal untuk menempatkan sumber da- ya alam secara egaliter yang posisinya berdiri sebagai subjek penunjang kehi- dupan. Para pakar lingkungan menengarai, persoalan kita bukan pada ketersediaan lahan (sumber daya alam) tetapi pada pola pengelolaan. Termasuk di dalam- nya apakah ada good will dari para pe- mimpinnya untuk memperlakukan dan mengolah alam sebagai sumber kehi- dupan yang melimpah ini dengan baik dan benar. Di tengah hiruk pikuk pemilihan umum kepala daerah (pemilukada) di berba- gai daerah khususnya di Jawa Barat, kita bisa menyaksikan betapa lingkungan tidak memi- likitempat strategis. Hal itu paling tidak terlihat dalam konteks konten kampanye kandidat ke- pala daerah, baik yang sudah terpilih maupun yang masih dalam pro- ses. Jabar merupakan wilayah yang sangat su- bur, kekayaan alamnya melimpah. Namun, sela- ma ini hampir di berba- gai daerah di Jabar justru sering terjadi bencana alam, baik longsor, banjir, lim- bah, polusi, maupun bencana lainnya. Olehkarena itu, sangat beralasanjika muncul kecemasan publik atas kondisi alam kita. Pada sisi yang lain, tidak ada kehendak yang lebih konkret untuk me- nanggulanginya. Beberapa bulan lalu, badan dunia FAO melansir hasil riset yang menempatkan Indonesia sebagai perusak hutan tercepat di dunia. Lajuke- rusakan hutan kita, menurut data FAO, adalah dua persen atau 1,87juta hektare per tahun. Dengan kata lain, 51kilome- ter persegi hutan kita rusak setiap hari atau tiga ratus kali lapangan sepak bola setiap jamnya! Sayangnya kondisi ini tidak membuat kita tersadar akan ancaman kerusakan lingkungan beserta akibatnya. Para poli- tisibaru membicarakannya saat bencana itu datang, dan biasanya tidak lebih dari wacana atau pernyataan yang melintas di telinga rakyat, bagaikan janji manis Kliping Humas Unpad 2010

PikiranRakyat - pustaka.unpad.ac.idpustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2010/08/pikiranrakyat-20100806...sumber daya alam, membersihkan ling-kungan kota, menyegarkan udara, hing-ga

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PikiranRakyat - pustaka.unpad.ac.idpustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2010/08/pikiranrakyat-20100806...sumber daya alam, membersihkan ling-kungan kota, menyegarkan udara, hing-ga

..

~~~p~ Daerah yang_1"10 ,•••••••,."'.~.••"""., '~-"''''''''~''-'''--~---''--''-"1-~~-

Peduli Lingkungan

Pikiran Rakyat

Oleh UANG FAISAL

T IDAK semuanegara di duniaini bisa seberun-

tung Indonesia. Dengan, posisi geografisyang ter-letak di daerah khatulis-tiwa, alamnya subur dankaya, menyebabkan In-donesia memiliki hutanyang sangat luas dengankeanekaragaman dankekayaan ekosistemnya.Kekayaan alamnya sa-ngat melimpah dariujung barat sampai ti-mur.Hanya, potensi alam

yang amat melimpah itubaru disadari ketika posisinya sudah ber-ada di ambang kepunahan. Dalam pe-laksanaan di lapangan, komitmen parapemimpin terhadap lingkungan teramatkurang -- kalau tidak dikatakan hanyaretorika. Rancangan dan revisi berbagaiundang-undang seperti RUU Perkebun-an, RUU Air, dan RUU yang terkait de-ngan masa depan ekologi Indonesia be-lum memperlihatkan upaya yang sangatradikal untuk menempatkan sumber da-ya alam secara egaliter yang posisinyaberdiri sebagai subjek penunjang kehi-dupan.Para pakar lingkungan menengarai,

persoalan kita bukan pada ketersediaanlahan (sumber daya alam) tetapi padapola pengelolaan. Termasuk di dalam-nya apakah ada good will dari para pe-mimpinnya untuk memperlakukan danmengolah alam sebagai sumber kehi-dupan yang melimpah ini dengan baikdan benar.Di tengah hiruk pikuk pemilihan

umum kepala daerah(pemilukada) di berba-gai daerah khususnya diJ awa Barat, kita bisamenyaksikan betapalingkungan tidak memi-liki tempat strategis. Halitu paling tidak terlihatdalam konteks kontenkampanye kandidat ke-pala daerah, baik yangsudah terpilih maupunyang masih dalam pro-ses. Jabar merupakanwilayah yang sangat su-bur, kekayaan alamnyamelimpah. Namun, sela-ma ini hampir di berba-

gai daerah di Jabar justru sering terjadibencana alam, baik longsor, banjir, lim-bah, polusi, maupun bencana lainnya.Olehkarena itu, sangat beralasanjika

muncul kecemasan publik atas kondisialam kita. Pada sisi yang lain, tidak adakehendak yang lebih konkret untuk me-nanggulanginya. Beberapa bulan lalu,badan dunia FAO melansir hasil risetyang menempatkan Indonesia sebagaiperusak hutan tercepat di dunia. Laju ke-rusakan hutan kita, menurut data FAO,adalah dua persen atau 1,87juta hektareper tahun. Dengan kata lain, 51kilome-ter persegi hutan kita rusak setiap hariatau tiga ratus kali lapangan sepak bolasetiap jamnya!Sayangnya kondisi ini tidak membuat

kita tersadar akan ancaman kerusakanlingkungan beserta akibatnya. Para poli-tisi baru membicarakannya saat bencanaitu datang, dan biasanya tidak lebih dariwacana atau pernyataan yang melintasdi telinga rakyat, bagaikan janji manis

Kliping Humas Unpad 2010

Page 2: PikiranRakyat - pustaka.unpad.ac.idpustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2010/08/pikiranrakyat-20100806...sumber daya alam, membersihkan ling-kungan kota, menyegarkan udara, hing-ga

Pikiran Rakyato Selasa o Rabu o Kamis \8 Jumat o Sabtu o Minggu

2 3 4 5 r;J 7 8 9 10 11 12 13 14 1517 18 19 22 23 24 25 26 27 28 29 3020 2

OJan OPeb oMar OApr OMei OJun OJul eAgs OSep OOkt ONov ODes

yang tidak pemah dapat dicicipi,Di tengah ketidakpedulian terhadap

lingkungan, hal yang terpenting dalampenyelesaian dan pemulihan lingkungankita adalah dengan membangun situasipolitik yang kondusif terhadap keberim-bangan lingkungan kita. Melalui cara inidiharapkan dapat dilakukan percepatanyang tidak mereduksi proses penyelesai-an degradasi lingkungan dengan pende-katan yang konservasionis. Pemulihanekologi tidak semata-mata dilihat seba-gai bencana alam yang harus diselesai-kan melalui program reboisasi, tetapimelihat persoalannya ke dalam konteksyang lebih struktural. Proses pemulihanlingkungan harus didekati melalui bebe-rapa langkah konkret seperti, pertama,kemauan politik. Ini adalah kata kunciyang harus ditanamkan sejak kepemim-pinan itu dimulai,

Kedua, ketegasan dan penegakan hu-kum. Ini persoalan kernudian yang hamsdiperhatikan, sebab terkadang regulasisaja tidak cukup jika tidak dibarengi de-ngan keberanian dan konsistensi untukmenegakkannya.

Ketiga, perubahan dasar paradigmapolitik lingkungan. Kondisi alam yangsangat rusak ini memang sudah saatnyamendapat porsi dalam proses hiruk pi-kuk politik. Artinya kita berharap, di te-ngah gegap gempitanya pemilukada diberbagai daerah, akan memiliki imbasyang positif terhadap lingkungan kita.

Keempat, mengakui posisi komunitaslokal sebagai subjek yang memiliki ke-arifan dalam proses pengelolaan sumberdaya alam. Oleh karena itu, politik tidaksemata milik elite pusat tetapi juga ka-der-kader di daerah. Dengan pemiluka-da, diharapkan para politisi di tingkatdaerah dapat lebih jeli melihat fenomenalingkungan ini sekaligus merumuskanpola penyelesaiannya.

TemabesarDengan demikian, tegasnya memang

persoalan lingkungan membutuhkan ke-teladanan. Kita dapat melihat proses itupertama kali dalam prosesnya, mulai da-ri track record, perumusan visi dan mi-si, penyusunan program, hingga aksi dilapangan. Kepedulian terhadap ling-kungan dan alam saat ini memang harusmenjadi tema besar bagi setiap kandidatkepala daerah. Jawa Barat sebagai dae-rah rawan bencana, sangat ironis jika pa-ra kandidatnya tidak memiliki kepeduli-an terhadap lingkungan. Jadi, isu kam-panye saya kira tidak selalu berkutat dipendidikan dan ekonomi tetapi jugalingkungan. Dengan mengambil isu-isulingkungan sebagai komitmen kepe-mimpian di daerah, mereka telah mem-beri rasa aman dan melindungi rakyat-nya dari berbagai persoalan lingkungan.

Keteladanan juga dapat kita saksikandari proses kampanye yang dilakukan,Kita akan ragu jika kandidat kepala dae-rah berbicara lingkungan tetapi dia me-masang media kampanye tanpa mengin-dahkan lingkungan dan alam. Paduanantara komitmen dan keteladanan iniharus dipegang sebagai jaminan keber-pihakan calon kepala daerah ke depanji-ka dia kemudian terpilih. Dengan caraini diharapkan para pemimpin daerah kedepan dapat lebih peduli dengan menyi-apkan serangkaian agenda konkret ter-kait dengan isu-isu lingkungan ini. Ba-gaimana pemimpin daerah mengelolasumber daya alam, membersihkan ling-kungan kota, menyegarkan udara, hing-ga menjaga sumber daya air, agar ma-syarakat dapat hidup dengan nyamandantenang.Semoga. ***

Penulis, Magister Ilmu KomunikasiUniversitas Padjadjaran Bandung danpemerhati lingkungan.

Kliping Humas Unpad 2010