Upload
doandat
View
226
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF
DENGAN JURNAL BELAJAR
TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA
PADA KONSEP SISTEM PERTAHANAN TUBUH
Di SMA Muhammadiyah 25 Setiabudi Pamulang
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Untuk Memenuhi Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh
Nuraini
NIM 108016100045
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2014
ABSTRAK
Nuraini, 108016100045. Pengaruh Pembelajaran Kooperatif dengan Jurnal
Belajar Terhadap Hasil Belajar Siswa pada Konsep Sistem Pertahanan
Tubuh. (Kuasi Eksperimen di SMA Muhammadiyah 25 Setiabudi
Pamulang). Skripsi, Program Studi Pendidikan Biologi, Jurusan Pendidikan Ilmu
Pengetahuan Alam, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh dari penggunaan
pembelajaran kooperatif dengan jurnal belajar terhadap hasil belajar siswa pada
konsep sistem pertahanan tubuh. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei 2013
di SMA Muhammadiyah 25 Setiabudi Pamulang. Metode penelitian yang
digunakan adalah kuasi eksperimen dengan desain control group pretest-posttest
design. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik random sampling. Sampel
penelitian berjumlah 30 siswa untuk kelas eksperimen yang menggunakan
pembelajaran kooperatif dengan jurnal belajar dan 30 siswa untuk kelas kontrol
yang menggunakan pembelajaran kooperatif. Instrumen penelitian yang
digunakan berupa tes tertulis objektif dan wawancara. Teknik analisis data
menggunakan uji-t, diperoleh hasil thitung sebesar 5,14 dan ttabel pada taraf signifikan
α = 0,05 sebesar 2,00, maka thitung > ttabel . Hal ini menunjukkan bahwa terdapat
pengaruh penggunaan pembelajaran kooperatif dengan jurnal belajar dalam
pembelajaran sistem pertahanan tubuh terhadap hasil belajar siswa.
Kata kunci : Pembelajaran Kooperatif, Jurnal Belajar, Hasil Belajar Siswa
ABSTRACT
Nuraini, 108016100045. The Influence of Cooperative Learning with Learning
Journal for Students Learning Outcome in Body Defense System Concept. (A
Quasi Experiment in Muhammadiyah 25 Setiabudi Senior High School,
Pamulang). BA Thesis, Biology Education Study Program, Department of
Natural Sciences Education, Faculty of Tarbiya and Teaching Sciences, Syarif
Hidayatullah State Islamic University Jakarta.
The aim of this research is to know the influence of using cooperative learning
with learning journal for students learning outcome in body defense system
concept. This research was conducted at Muhammadiyah 25 Setiabudi Senior
High School Pamulang. The research method was used quasi experiment and
used control group pretest-posttest design for research design. Sampling was
taken with random sampling. The research sample were 30 students for
experiment class by using cooperative learning with learning journal and 30
students for control class by using cooperative journal. The instruments in taking
the data; they were objective test and interview. The data analysis used a t-test,
obtained tarithmetic 5,14 and using ttable on a significant level α = 0,05 amounted
2.00, then tarithmetic > ttable. This indicated that there is influence of cooperative
learning with learning journal for students learning outcome in body defense
system concept
Key Words: Cooperative Learning, Learning Journal, Study Result of Students.
i
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang
telah melimpahkan berbagai nikmat, karunia dan hidayah-Nya, sehingga penulis bisa
menyelesaikan skripsi ini. Sholawat serta salam senantiasa tercurah kepada nabi
Muhammad SAW, keluarga, sahabat, dan orang-orang yang mengikutinya di dalam
kebaikan dan ketakwaan.
Skripsi ini ditulis untuk memenuhi syarat mencapai gelar Sarjana Pendidikan
(S.Pd). Banyak pihak yang telah memberikan berbagai dukungan dan bantuan dengan
caranya masing-masing dalam penyusunan skripsi ini dari awal hingga akhir. Oleh
karena itu, dengan setulus hati penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-
besarnya kepada :
1. Dra. Nurlena Rifa’i, MA., Ph.D, Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Baiq Hana Susanti, M.Sc, Ketua Jurusan Pendidikan IPA Fakultas Ilmu Tarbiyah
dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Dr. Zulfiani, M.Pd, Ketua Program Studi Biologi Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta dan Dosen
Pembimbing I yang telah memberikan bimbingan, nasehat, motivasi, dan arahan
kepada penulis sehingga skripsi ini dapat diselesaikan.
4. Eny S. Rosyidatun, S.Si, M.A, Dosen Pembimbing II yang telah memberikan
bimbingan, nasehat, motivasi, dan arahan kepada penulis sehingga skripsi ini
dapat diselesaikan.
5. Nengsih Juanengsih, M.Pd, Dosen Pembimbing Akademik Program Studi
Biologi Kelas B Angkatan 2008 Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
6. Hj. Zesmita Umar, SH. dan Bpk. M. Puji S., S.Pd, kepala sekolah dan wakil
kepala sekolah bidang kurikulum SMA Muhammadiyah 25 Setiabudi Pamulang
yang telah memberikan izin penelitian.
ii
7. Khusnul Khotimah, S.Pd., Guru bidang studi Biologi kelas XI SMA
Muhammadiyah 25 Setiabudi Pamulang yang telah membimbing dalam
melakukan penelitian.
8. Teruntuk kedua orang tua tercinta Ayahanda Hasanuddin dan Ibunda Mustikah,
kedua adikku tersayang Husnul Khotimah dan Ihsan Wildan serta keluarga besar
Aba Mawih dan Umi Hindun yang tiada hentinya mencurahkan kasih sayang,
do’a, motivasi dan dukungan baik moril maupun materil sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini.
9. Teruntuk Sahabat-sahabat terbaikku Ana Gustinawati, Nurma Apriyanti, dan
Lu’luil Maknuun atas dukungannya dan persahabatan yang luar biasa.
10. Teruntuk Teman-teman terbaik Siti Bayinah, Abdul Hadi, Yuliana Widianti dan
Hadi Dzikru Rohman atas bantuan yang telah diberikan sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini.
11. Teruntuk Teman-teman Biolicious Jurusan Pendidikan IPA Biologi B angkatan
2008 yang selalu memberikan semangat dan doa.
Karya ini dibuat sebaik-baiknya, tetapi penulis menyadari di dalamnya masih
terdapat banyak kekurangan. Untuk itu, kritik dan saran sangat diharapkan demi
kesempurnaan. Akhir kata, penulis berharap karya ini dapat bermanfaat dan dicatat
sebagai amal shalih di sisi-Nya. Aamiin.
Jakarta, Oktober 2013
Penulis
Nuraini
iii
DAFTAR ISI
Halaman
LEMBAR PENGESAHAN
ABSTRAK
KATA PENGANTAR .......................................................................... i
DAFTAR ISI ......................................................................................... iii
DAFTAR TABEL ............................................................................... v
DAFTAR GAMBAR ............................................................................ vi
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................ vii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ............................................. 1
B. Identifikasi Masalah ................................................... 4
C. Pembatasan Masalah .................................................. 5
D. Perumusan Masalah ................................................... 5
E. Tujuan Penelitian ....................................................... 5
F. Kegunaan Penelitian ................................................... 6
BAB II KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS
A. Deskripsi Teoritik ...................................................... 7
1. Pembelajaran Kooperatif ....................................... 7
2. Model Pembelajaran Tipe Jigsaw .......................... 13
3. Jurnal Belajar ......................................................... 14
4. Hakikat Belajar ...................................................... 28
B. Hasil Penelitian yang Relevan ................................... 30
C. Kerangka Berpikir ...................................................... 31
iv
D. Hipotesis Penelitian ................................................... 32
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian .................................... 33
B. Metode dan Desain Penelitian ................................... 33
C. Populasi dan Sampel Penelitian ................................. 34
D. Teknik Pengumpulan Data ........................................ 34
E. Instrumen Penelitian .................................................. 34
F. Kalibrasi Instrumen ..................................................... 37
G. Teknik Analisis Data ................................................. 41
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian .......................................................... 47
B. Hasil Pengujian Prasyarat Analisis dan Pengujian
Hipotesis .................................................................... 52
C. Pembahasan ............................................................... 56
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ................................................................ 64
B. Saran .......................................................................... 64
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................... 65
LAMPIRAN – LAMPIRAN ................................................................ 68
v
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1 Langkah-Langkah Model Pembelajaran Kooperatif ............... 10
Tabel 2.2 Perbandingan Pendekatan dalam Pembelajaran Kooperatif .... 11
Tabel 3.1 Desain Penelitian : control group pretest-post test desaign .... 32
Tabel 3.2 Kisi-kisi Instrumen Test .......................................................... 34
Tabel 3.3 Daftar Pertanyaan Wawancara ................................................ 35
Tabel 3.4 Rubrik Jurnal Belajar .............................................................. 44
Tabel 4.1 Hasil Pretest Kelompok Eksperimen dan Kontrol .................. 47
Tabel 4.2 Hasil Postest Kelompok Eksperimen dan Kontrol .................. 48
Tabel 4.3 Presentase Peningkatan Hasil Belajar ..................................... 49
Tabel 4.4 Rekapitulasi Analisis Jurnal Belajar dan Pencapaian Hasil
Belajar Per Indikator ............................................................... 49
Tabel 4.5 Hasil Uji Normalitas Pretest ................................................... 52
Tabel 4.6 Hasil Uji Normalitas Postest ................................................... 52
Tabel 4.7 Hasil Uji Homogenitas Pretest ................................................ 53
Tabel 4.8 Hasil Uji Homogenitas Postest ............................................... 54
Tabel 4.9 Hasil Uji-t Pretest .................................................................... 54
Tabel 4.10 Hasil Uji-t Postest ................................................................... 55
vi
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Piramida Belajar Siswa ..................................................... 8
Gambar 2.2 Tiga Tahap Model dari Pembelajaran Reflektif ............... 16
vii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran
Lampiran 1 Rencana Pelaksnaan Pembelajaran (RPP) ...................... 68
Lampiran 2 Materi Kelompok dan Lembar Kerja Siswa (LKS) ........ 88
Lampiran 3 Kisi-Kisi Instrumen Tes Konsep Pertahanan Tubuh ....... 105
Lampiran 4 Rekapitulasi Analisis Butir Soal ..................................... 120
Lampiran 5 Jurnal Belajar .................................................................. 121
Lampiran 6 Rubrik Penilaian Jurnal Belajar ...................................... 123
Lampiran 7 Hasil Rubrik Penilaian Jurnal Belajar ............................ 124
Lampiran 8 Grafik Hasil Rubrik Penilaian Jurnal Belajar ................. 126
Lampiran 9 Daftar Pertanyaan Wawancara ....................................... 127
Lampiran 10 Kutipan Hasil Wawancara dengan Siswa ....................... 128
Lampiran 11 Penghitungan Mean, Median, Modus dan Standar Deviasi
Data Pretest Kelas Eksperimen ....................................... 134
Lampiran 12 Penghitungan Mean, Median, Modus dan Standar Deviasi
Data Pretest Kelas Kontrol ............................................ 138
Lampiran 13 Penghitungan Mean, Median, Modus dan Standar Deviasi
Data Postest Kelas Eksperimen ...................................... 142
Lampiran 14 Penghitungan Mean, Median, Modus dan Standar Deviasi
Data Postest Kelas Kontrol ............................................. 146
Lampiran 15 Perhitungan Uji Normalitas Data Pretest Kelas
Eksperimen Dan Kelas Kontrol ..................................... 150
Lampiran 16 Perhitungan Uji Normalitas Data Postest Kelas
Eksperimen Dan Kelas Kontrol ..................................... 154
Lampiran 17 Perhitungan Uji Homogenitas Data Pretest Kelas
Eksperimen Dan Kelas Kontrol ..................................... 158
Lampiran 18 Perhitungan Uji Homogenitas Data Postest Kelas
Eksperimen Dan Kelas Kontrol ..................................... 159
viii
Lampiran 19 Perhitungan Uji Hipotesis ............................................... 160
Lampiran 20 Persentase pencapaian hasil belajar siswa per indikator
Dan Analisis Hasil Jurnal Belajar .................................. 164
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Menjadi sebuah bangsa yang maju merupakan keinginan yang ingin
dicapai oleh setiap negara di dunia. Salah satu kunci dari majunya sebuah
negara adalah pendidikan. Kondisi pendidikan dapat menentukan tertinggal
atau majunya sebuah negara. Semakin berkembang pendidikan suatu negara,
maka semakin besar dan majulah negara tersebut. Sebagai kunci
pembangunan, pendidikan yang menjadi skala prioritas akan menjadikan
sebuah negara maju dan berkembang.1 Pada dasarnya keberhasilan
pendidikan pada suatu negara, sebenarnya sudah menjadi cita-cita dan fungsi
dari pendidikan nasional. Setelah terlaksananya suatu proses pembelajaran
dalam sebuah pendidikan diharapkan dapat menjadikan siswa-siswa yang
cerdas dan berkualitas, serta dapat berpikir kritis yang nantinya akan
menimbulkan ide-ide cemerlang dan kreativitas yang tinggi.
Belajar adalah perubahan proses pembentukan pengetahuan
berdasarkan pengalaman yang dialami siswa sebagai hasil interaksi dengan
lingkungan sekitar.2 Pada saat proses pembelajaran, seorang siswa bukanlah
sebuah gelas kosong yang akan diisi pengetahuan-pengetahuan baru oleh
sang guru. Siswa sebenarnya telah memiliki bekal pengetahuan sebelum
proses pembelajaran dan mengkontruksi atau membangun pengetahuan
tersebut dengan lingkungan sekitar serta mengembangkannya.
Pembelajaran kooperatif merupakan salah satu bentuk pembelajaran
yang sesuai dengan falsafah dari pendekatan konstruktivis. Pembelajaran
kooperatif menggalakkan siswa berinteraksi secara aktif dan positif dalam
1 Isjoni, Pendidikan Sebagai Investasi Masa Depan, (Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 2006),
h. 21. 2 Lukmanul Hakiim , Perencanaan Pembelajaran, (Bandung: CV. Wacana Prima, 2009), h. 46
2
sebuah kelompok.3 Keaktifan siswa dapat terlihat dari berbagai kegiatan yang
dilakukan serta diarahkan untuk mencapai tujuan yang diinginkan dalam
suatu pembelajaran. Dengan demikian, guru harus menciptakan suasana yang
sedemikian rupa sehingga siswa aktif baik dalam bekerjasama dalam sebuah
kelompok, bertanya maupun mengemukakan pendapatnya.
Kegiatan belajar bersama dapat membantu memacu belajar aktif.
Metode belajar bersama yang terbaik, semisal pelajaran menyusun potongan
gambar (jigsaw), memenuhi persyaratan ini. Dalam sebuah kelompok,
pemberian tugas yang berbeda kepada setiap siswa akan mendorong mereka
untuk tidak hanya belajar bersama namun juga mengajarkan satu sama lain.4
Interaksi yang didapatkan antar satu siswa dengan siswa lain dalam sebuah
kelompok, dapat menjadikan siswa aktif dan partisipatif.
Pembelajaran kooperatif merupakan sebuah kelompok strategi yang
disusun dalam sebuah usaha untuk meningkatkan partisipasi siswa,
memfasilitasi siswa dengan pengalaman sikap kepemimpinan dan membuat
keputusan dalam kelompok, serta memberikan kesempatan pada siswa untuk
berinteraksi dan belajar bersama-sama siswa yang berbeda latar
belakangnya.5 Interaksi antar siswa dalam sebuah kelompok serta interaksi
dengan lingkungan dapat membentuk sebuah pengetahuan. Sedangkan guru
nantinya akan membantu siswa mengkontruksi pengetahuan tersebut
berdasarkan pengalaman masing-masing.
Pada sebuah proses pembelajaran, bila siswa diminta untuk
menggambarkan secara tertulis pengalaman belajar yang telah didapatkan,
siswa akan terdorong untuk menyadari apa yang mereka alami dan mampu
mengungkapkannya secara tertulis. Teknik yang banyak digunakan dalam hal
ini adalah jurnal belajar, yakni sebuah catatan reflektif yang dibuat dari hari
ke hari.6 Dengan siswa dapat menyadari apa yang telah dialami atau apa yang
3 Ibid., h. 53.
4 Melvin L. Silberman, Active Learning: 101 Cara Belajar Siswa Aktif, (Bandung: Nusamedia,
2011), Cet.4, h.31. 5 Trianto, Model-model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik: Konsep,
Landasan Teoritis – Praktis dan Implementasinya, (Jakarta: Prestasi Pustaka, 2007), h.42. 6 Melvin L. Silberman, op. cit., h.205.
3
telah dipelajarinya selama proses pembelajaran, siswa dapat menelusuri
kemajuan belajar yang telah dicapainya serta mengidentifikasi hal-hal yang
dirasa belum dimengerti.
Teknik pembelajaran dengan jurnal harian memiliki manfaat yang
sangat luas. Namun sayang sekali teknik pembelajaran jurnal harian ini tidak
terbiasa digunakan baik di perguruan tinggi atau pun di sekolah-sekolah di
Indonesia. Tidak heran jika sampai hari ini banyak para guru yang asing
dengan teknik pembelajaran ini. Apalagi ketika konsep penilaian portofolio
cuma sekedar numpang lewat. Teknik ini sempat dibahas dalam Kurikulum
Berbasis Kompetensi (KBK) tetapi hilang menguap tidak berbekas pada
implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Di Indonesia,
yang umum tersedia adalah jurnal harian kelas yang harus diisi oleh setiap
guru yang mengajar pada jam-jam tertentu, sesuai dengan jadwal mengajar
hariannya tentang bahan ajar yang disampaikannya pada hari itu. Sebenarnya
yang lebih penting adalah jurnal harian atau jurnal mingguan yang harus
ditulis atau dikerjakan oleh para siswa.
Pembelajaran dengan jurnal adalah suatu praktik penulisan atau
pencatatan pada sebuah kertas (atau halaman dari suatu buku jurnal) tentang
kumpulan pemikiran, pemahaman, dan penjelasan tentang sebuah gagasan
atau konsep. Guru meminta para siswa untuk menyimpan jurnal tersebut
dengan sebuah kesepakatan dan pemahaman bahwa siswa tersebut akan
bertukar pikiran dengan guru tentang isi jurnal yang disusunnya. Guru dapat
menggunakan jurnal tersebut menjadi semacam jendela untuk mengukur
seberapa jauh para siswa tersebut berpikir tentang bahan-bahan ajar yang
telah dipelajarinya. Jurnal siswa dapat merupakan sumber yang penting,
terkait informasi tentang kesulitan pembelajaran, adanya miskonsepsi,
kekuatan dan kelemahan pembelajaran, serta metakognisi (pemikiran tentang
berpikir) dari para siswa.
Dalam kaitannya dengan metakognisi atau berpikir tingkat tinggi
(pemikiran tentang berpikir), kegiatan berupa memindahkan pemikiran,
gagasan, dan perasaan para siswa baik selama ataupun setelah proses
4
pembelajaran untuk dijadikan sebuah dokumen tertulis semacam ini akan
mendorong para siswa untuk merefleksikan proses belajarnya sendiri. Hal-hal
tersebut juga memberikan kesempatan bagi para guru untuk lebih mendalami
wawasannya sendiri terkait pemikiran atau konsep yang diperbincangkan
bersama para siswa. Tidak berlebihan kiranya, jika Fulwiler menyatakan
bahwa jurnal siswa semacam ini merupakan jantung bagi program kemelekan
siswa terhadap berbagai hal terkait tugas pembelajarannya di sekolah.7
Dalam sebuah pembelajaran diperlukan adanya refleksi. Kenyataan
yang terjadi di sekolah-sekolah pada saat ini, proses refleksi hanya dilakukan
sekilas sebelum proses pembelajaran berakhir dengan pertanyaan-pertanyaan
yang diajukan oleh guru untuk mengetahui konsep apa saja yang telah
dimengerti serta yang belum dimengerti oleh siswa. Penggunaan jurnal
belajar belum banyak diterapkan sebagai sarana refleksi pembelajaran
maupun alat pengembangan kemampuan metakognisi siswa. Padahal banyak
sekali keuntungan yang dapat diperoleh dari penggunaan jurnal belajar.
Berdasarkan hal yang telah dikemukakan, penulis bermaksud
melakukan penelitian tentang pengaruh pembelajaraan kooperatif dengan
jurnal belajar terhadap hasil belajar. Adapun materi yang digunakan dalam
penelitian ini adalah konsep sistem pertahanan tubuh manusia, konsep sistem
pertahanan tubuh manusia merupakan salah satu materi yang memiliki kaitan
erat dengan kehidupan sehari-hari (daily life). Sistem pertahanan tubuh
merupakan materi yang bersifat abstrak dan sulit dipahami.
B. Identifikasi Masalah
1. Jarangnya penggunaan pembelajaran kooperatif (Jigsaw)
2. Belum banyaknya pemanfaatan jurnal belajar
3. Terlalu singkatnya proses refleksi yang dilakukan oleh guru yakni hanya
dengan mengajukan beberapa pertanyaan diakhir pertemuan
7 Warsono dan Hariyanto, Pembelajaran Aktif: Teori dan Asesmen, (Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya, 2012), h.38
5
C. Pembatasan Masalah
Untuk menjaga agar masalah tidak terlalu meluas dan melebar, maka
penulis membatasi masalah sebagai berikut :
1. Subjek penelitiannya adalah siswa SMA Muhammadiyah 25 Setiabudi
Pamulang Kelas XI IPA.
2. Pembelajaran kooperatif yang digunakan tipe jigsaw
3. Jurnal belajar adalah sebuah tulisan yang memungkinkan siswa untuk
mencatat pikiran, wawasan tentang pengalaman belajar dan berisi materi
yang telah dipahami siswa. Pada penelitian ini jurnal belajar terdiri atas
beberapa pertanyaan reflektif yang harus dijawab siswa. Pertanyaan yang
digunakan merupakan gabungan antara pengembangan jurnal belajar yang
dilakukan oleh Melvin Silberman, Jennifer Moon dan Sudrajat.
4. Hasil belajar yang akan diukur meliputi ranah kognitif berdasarkan
taksonomi bloom. Ranah kognitif diukur melalui tes objektif berupa
pilihan ganda dengan lima options yang berjumlah 20 soal meliputi
jenjang C1, C2, C3 dan C4.
D. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan diatas maka
rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :
“Apakah pembelajaran kooperatif dengan jurnal belajar berpengaruh terhadap
hasil belajar siswa pada konsep sistem pertahanan tubuh?”
E. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah pembelajaran
kooperatif dengan penggunaan jurnal belajar berpengaruh terhadap hasil
belajar siswa pada konsep sistem pertahanan tubuh di Kelas XI (Sebelas) IPA
SMA Muhammadiyah 25 Setiabudi Pamulang.
6
F. Kegunaan Penelitian
Adapun manfaat penelitian ini adalah:
1. Bagi peneliti, dapat bertambahnya wawasan tentang penggunaan media
pembelajaran dalam proses belajar mengajar.
2. Bagi sekolah, diharapkan akan menjadi bahan masukan untuk guru-guru,
khususnya guru biologi agar dapat menerapkan jurnal belajar sebagai
sarana refleksi.
3. Bagi dunia pendidikan, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan
sumbangan pemikiran untuk pengembangan jurnal belajar selanjutnya.
7
BAB II
KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS
A. Deskripsi Teoritik
1. Pembelajaran Kooperatif
a. Konsep Pembelajaran Kooperatif
Pembelajaran kooperatif dilandasi oleh teori konstruktivisme.
Pendekatan teori konstruktivisme dalam belajar adalah suatu
pendekatan di mana siswa harus secara individual menemukan dan
mengubah informasi yang kompleks, memeriksa informasi dengan
aturan yang ada dan memperbaikinya bila perlu (Soejadi dalam Teti
Sobari, 2006:15). Menurut Slavin (2007), pembelajaran kooperatif
menjadikan siswa berinteraksi secara aktif dan positif dalam kelompok.
Selama terjadi interaksi antar siswa dibolehkan adanya pertukaran ide
dan pemahaman ide sendiri dalam suasana nyaman yang tidak
terancam, sesuai dengan falsafah konstruktivisme.1 Adanya pertukaran
ide antara satu siswa dengan siswa lainnya dalam satu kelompok,
nantinya akan terbentuklah suatu pengetahuan. Siswa akan memeriksa
ide mereka masing-masing serta menafsirkannya. Keaktifan dan rasa
ingin tahu serta proses interaksi dengan lingkungan yang terjadi secara
terus-menerus akan menjadikan pengetahuan yang semakin
berkembang.
Pembelajaran kooperatif merupakan pembelajaran yang
melibatkan siswa dengan beragam kemampuan, untuk bekerja sama
dalam sebuah kelompok kecil untuk mencapai tujuan yang sama.
Tujuan utamanya adalah tahap pembelajaran yang maksimum bukan
saja untuk diri sendiri, tetapi juga untuk teman-teman lain dalam
1 Rusman, Model-Model Pembelajaran: Mengembangkan Profesionalisme Guru, (Jakarta:
Raja Grafindo Persada, 2013), h.201.
8
kelompok. Pembelajaran kooperatif merupakan pembelajaran aktif yang
menekankan aktivitas siswa bersama-sama secara kelompok dan tidak
individual. Siswa secara berkelompok mengembangkan kecakapan
hidupnya, seperti menemukan dan memecahkan masalah, pengambilan
keputusan, berpikir dengan tepat dan benar, berkomunikasi secara
efektif dan bekerja sama.2 Siswa dikondisikan agar selalu melakukan
pembelajaran aktif yang bermakna serta dapat berpikir tentang apa yang
akan dilakukan dan apa yang telah dilakukan selama pembelajaran.
Hasil riset dari National Training Laboratories di Bethel, Maine
(1954), Amerika Serikat menunjukkan dalam kelompok pembelajaran
berbasis guru (teacher centred learning) mulai dari ceramah, tugas
membaca, presentasi guru dengan audovisual dan bahkan demonstrasi
oleh guru, maksimal siswa dapat mengingat materi pembelajaran
sebanyak 30%. Pembelajaran dengan diskusi yang tidak di dominasi
guru, siswa dapat mengingat 50%. Jika para siswa diberi kesempatan
melakukan sesuatu (doing something) mereka dapat mengingat 75%.
Praktik pembelajaran belajar dengan caramengajar (learning by
teaching) menyebabkan mereka mempu mengingat sebanyak 90%
materi. Hai ini tergambar dari kerucut pengalaman Edgar Dale di bawah
ini. 3
Gambar 2.1 Piramida Belajar Siswa Edgar Dale
2 Warsono dan Hariyanto , Pembelajaran Aktif, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2012), h.12
3 Lukmanul Hakiim , Perencanaan Pembelajaran, (Bandung: CV. Wahana Prima, 2009), h.54
9
Menurut Eggen dan Kauchak, pembelajaran kooperatif
merupakan sebuah kelompok strategi pengajaran yang melibatkan siswa
bekerjasama dengan siswa lainnya untuk mencapai tujuan bersama.
Pembelajaran kooperatif disusun dalam sebuah usaha untuk
meningkatkan keikutsertaan siswa dalam pembelajaran, memfasilitasi
siswa dengan pengalaman sikap kepemimpinan dan membuat
keputusan dalam kelompok, serta memberi kesempatan pada siswa
untuk berinteraksi dan belajar bersama-sama dengan perbedaan latar
belakang.4 Dengan perbedaan latar belakang yang ada, siswa
diharapkan untuk dapat saling menghargai perbedaan itu sendiri.
Terlebih pada perbedaan yang akan timbul karena adanya perbedaan
pendapat dari masing-masing siswa.
Di dalam kelompok kooperatif siswa belajar bersama dalam
kelompok-kelompok kecil yang terdiri dari 4-6 orang siswa sederajat
tetapi dengan beraneka ragam kemampuan, jenis kelamin, suku/ras, dan
satu sama lain saling membantu. Tujuan dibentuknya kelompok
tersebut adalah untuk memberikan kesempatan kepada semua siswa
untuk dapat terlibat secara aktif dalam proses berpikir dan kegiatan
belajar. Selama bekerja dalam kelompok, tugas anggota kelompok
adalah mencapai ketuntasan materi yang disajikan oleh guru dan saling
membantu teman sekelompoknya untuk mencapai ketuntasan belajar.5
Pembelajaran kooperatif mendorong siswa agar dapat saling
menghargai dan menjalin persahabatan antara siswa yang satu dengan
lainnya khususnya dalam sebuah kelompok belajar, mendorong siswa
agar dapat secara aktif bertukar pikiran dan saling bertukar informasi.
Pembelajaran kooperatif bertitik tolak dari pandangan John
Dewey dan Herbert Thelan yang menyatakan pendidikan dalam
masyarakat yang demokratis seyogyanya mengajarkan proses
demokratis secara langsung. Tingkah laku kooperatif dipandang oleh
4 Trianto, Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik: Konsep,
Landasan Teoritis – Praktis dan Implementasinya, (Jakarta: Prestasi Pustaka, 2007), h.42 5 Ibid., h. 41
10
Dewey dan Thelan sebagai dasar demokrasi, dan sekolah dipandang
sebagai laboratorium untuk mengembangkan tingkah laku demokrasi.6
Demokrasi adalah setiap siswa memiliki hak yang sama dan setiap
siswa berkewajiban untuk menghargai siswa lain dengan perbedaan
yang ditimbulkan. Demokrasi dalam pembelajaran kooperatif dapat
tercermin dari kebebasan siswa untuk mengajukan pendapatnya dalam
sebuah kelompok, serta siswa lain yang menghargai perbedaan
pendapat yang ada.
Pada pembelajaran kooperatif siswa perlu diajarkan keterampilan-
keterampilan kooperatif, agar pembelajaran kooperatif dapat berjalan
sesuai harapan dan siswa dapat bekerja secara produktif dalam
kelompok. Keterampilan kooperatif tersebut berfungsi untuk
melancarkan peranan hubungan kerja dan tugas. Peranan hubungan
kerja dapat dibangun dengan mengembangkan komunikasi antar
anggota kelompok, sedangkan peranan tugas dapat dilakukan dengan
membagi tugas antar anggota kelompok.7 Disinilah fungsi guru dalam
pembelajaran kooperatif, guru berfungsi memfasilitasi dengan berbagai
cara agar dapat membangun pengetahuan dari berbagai interaksi yang
terjalin antar siswa. Keterampilan-keterampilan kooperatif yang
diajarkan akan membawa sebuah pelajaran kooperatif sejalan dengan
tujuan yang diinginkan.
b. Tahapan Pembelajaran Kooperatif
Terdapat enam langkah utama atau tahapan di dalam pelajaran
yang menggunakan pembelajaran kooperatif. Langkah tersebut di
tunjukan pada tabel berikut : 8
6 Ibid., h. 45
7 Ibid.
8 Ibid., hal 48.
11
Tabel 2.1 Langkah-langkah model pembelajaran kooperatif
Fase Tingkah Laku Guru
Fase-1
Menyampaikan tujuan dan
memotivasi siswa
Guru menyampaikan semua tujuan
pelajaran yang ingin dicapai pada
pelajaran tersebut dan memotivasi
siswa belajar
Fase-2
Menyajikan informasi
Guru menyampaikan informasi
kepada siswa dengan jalan
demonstrasi atau lewat bahan bacaan
Fase-3
Mengorganisasikan siswa
ke dalam kelompok
kooperatif
Guru menjelaskan kepada siswa
bagaimana caranya membentuk
kelompok belajar dan membantu
setiap kelompok agar melakukan
transisi secara efisien
Fase-4
Membimbing kelompok
bekerja dan belajar
Guru membimbing kelompok-
kelompok belajar pada saat mereka
mengerjakan tugas mereka
Fase-5
Evaluasi
Guru mengevaluasi hasil belajar tiap
kelompok mempresentasikan hasil
kerjanya
Fase-6
Memberikan penghargaan
Guru mencari cara-cara untuk
menghargai baik upaya maupun hasil
belajar individu dan kelompoknya.
c. Jenis-jenis Pembelajaran Kooperatif
Pembelajaran kooperatif memiliki beberapa jenis dengan prinsip
dasar pembelajaran kooperatif yang tidak berubah. Setidaknya terdapat
empat pendekatan yang seharusnya merupakan bagian dari kumpulan
strategi guru dalam menerapkan model pembelajaran kooperatif. Yaitu
12
STAD, JIGSAW, Investigasi Kelompok (Teams Games Tournaments
atau TGT) dan Pendekatan Struktural yang meliputi Think Pair Share
(TPS) dan Number Head Together (NHT). 9
Tabel 2.2 Perbandingan pendekatan dalam pembelajaran kooperatif
STAD Jigsaw
Investigasi
Kelompok
Pendekatan
Struktural
Tujuan
Kognitif
Informasi
akademik
sederhana
Informasi
akademik
sederhana
Informasi
akademik
tingkat tinggi
&
keterampilan
inkuiri
Informasi
akademik
sederhana
Tujuan
Sosial
Kerja
kelompok dan
kerjasama
Kerja
kelompok dan
kerjasama
Kerjasama
dalam
kelompok
kompleks
Keterampilan
kelompok
dan
keterampilan
sosial
Struktur
Tim
Kelompok
belajar
heterogen
dengan 4-5
orang anggota
Kelompok
belajar
heterogen
dengan 5-6
orang anggota
menggunakan
pola kelompok
„asal‟ dan
kelompok
„ahli‟
Kelompok
belajar
heterogen
dengan 5-6
anggota
heterogen
Bervariasi,
berdua,
bertiga,
kelompok
dengan 4-5
orang
anggota
Pemilihan
Topik Biasanya guru Biasanya guru Biasanya siswa
Biasanya
guru
Tugas
Utama
Siswa dapat
menggunakan
lembar
kegiatan &
saling
membantu
untuk
menuntaskan
Siswa
mempelajari
materi dalam
kelompok
„ahli‟
kemudian
membantu
anggota
Siswa
menyelesaikan
inkuiri
kompleks
Siswa
mengerjakan
tugas-tugas
yang
diberikan
secara sosial
dan kognitif
9 Ibid., h. 49.
13
materi
belajarnya
kelompok asal
mempelajari
materi
Penilaian Tes mingguan
Bervariasi
dapat berupa
test mingguan
Menyelesaikan
proyek dan
menulis
laporan, dapat
menggunakan
test essay
Bervariasi
Pengakuan
Lembar
pengetahuan
dan publikasi
lain
Publikasi lain
Lembar
pengakuan dan
publikasi lain
Bervariasi
2. Model Pembelajaran Tipe Jigsaw
Jigsaw telah dikembangkan dan diuji coba oleh Elliot Aroson beserta
teman-temannya dari Universitas Texas, dan diadopsi oleh Slavin dan
teman-teman di Universitas John Hopkins.
Adapun langkah pada pembelajaran Jigsaw adalah sebagai berikut :
a. Siswa dibagi atas beberapa kelompok kecil
b. Materi pembelajaran diberikan kepada siswa dalam bentuk teks yang
telah dibagi-bagi menjadi beberapa sub bab
c. Setiap anggota kelompok membaca sub bab yang ditugaskan dan
bertanggung jawab untuk mempelajarinya.
d. Anggota dari kelompok lain yang telah mempelajari sub bab yang sama
bertemu dalam kelompok-kelompok ahli untuk mendiskusikannya.
e. Setiap anggota kelompok ahli setelah kembali ke kelompoknya bertugas
mengajar teman-temannya.
f. Pada pertemuan dan diskusi kelompok asal, siswa-siswa dikenali tagihan
berupa kuis individu. 10
10
Ibid., h. 56.
14
3. Jurnal Belajar
Pada suatu waktu seorang mungkin akan diminta untuk
merefleksikan belajar dengan menuliskan sebuah jurnal reflektif
(terkadang disebut log belajar).11
Dalam kamus besar bahasa Indonesia,
salah satu pengertian dari jurnal adalah catatan (buku) harian. Jurnal
reflektif atau jurnal belajar merupakan sebuah dokumen yang terus
berkembang yang ditulis oleh seseorang pelajar untuk merekam
kemajuan belajar.12
Sebuah dokumen jurnal belajar sering ditemukan
dalam bentuk tulisan, namun tidak jarang dokumen jurnal belajar
berbentuk rekaman ataupun lainya yang berisi berbagai refleksi
pembelajaran dari hari ke hari.
Jurnal belajar adalah kumpulan catatan, observasi, pikiran dan
lainnya yang relevan yang dibangun dalam satu periode dan mungkin
hasil dari periode studi, pembelajaran dan atau pengalaman kerja.
Dengan tujuan untuk meningkatkan pembelajaran melalui proses menulis
dan berpikir tentang proses pengalaman belajar.13
Hasil dari pemikiran-
pemikiran reflektif yang tertuang dalam sebuah dokumen jurnal belajar
memunginkan siswa untuk dapat mencapai kemajuan dikarenakan siswa
telah memahami dirinya sendiri, memahami letak kelemahan yang
nantinya akan diperbaiki dengan strategi tertentu dan memahami
kelebihan yang dimiliki dan memaksimalkannya.
Belajar merupakan proses yang aktif dan bukan proses yang pasif.
Berpartisipasi dalam jurnal membutuhkan seorang pembelajar aktif yang
mengambil kontrol atas pengalaman belajarnya, sebagian dengan jurnal
11
Anon, Writing a Journal or Learning Log, 2012 , p.1, (http://rmit.edu.au/studyandlearn-
ing centre) 12
Anon, What is Reflective Journal?, 2012, (http://www.audiencedialogue.net/journal.html) 13
Anon, Learning Journals, 2012, (http://www.worc.ac.uk/studyskills/documents/Learning
_Journals _2011.pdf)
15
pembelajaran reflektif, menetapkan tujuan, mengambil tindakan tertentu
untuk memperbaiki efektifitas belajar dan kinerja tim.14
Les Pang dari University of Maryland University College,
menyatakan bahwa jurnal refleksi belajar merupakan sebuah tulisan yang
memungkinkan siswa untuk mencatat pikiran dan wawasan tentang
pengalaman mereka belajar sendiri. Mendorong siswa untuk meninjau
dan mengkonsolidasikan belajar, untuk mengevaluasi kinerja serta untuk
merencanakan masa depan belajar berdasarkan pengalaman masa lalu
belajar.15
Michael Phaton dari University of Sydney Australia dalam
Symposium Presentation yang berjudul Reflective Journals and Critical
Thinking menyatakan bahwa dalam jurnal siswa diminta untuk
mengidentifikasi nilai-nilai, sikap dan keyakinan yang mendasari reaksi
mereka terhadap berbagai situasi belajar mereka sendiri untuk
merefleksikan bagaimana nilai-nilai, keyakinan dan sikap sehingga dapat
mempengaruhi studi mereka dan dunia pada umumnya. Dengan
demikian, para siswa disarankan bahwa jurnal tidak boleh hanya
ringkasan informasi yang di kumpulkan dari kelas. Siswa juga diberitahu
untuk tidak menggunakan gaya akademik untuk jurnal seperti itu dan
dengan demikian harus ditulis seperti refleksi pribadi. 16
Sebuah jurnal belajar dapat disebut dalam beberapa hal yang
berbeda contohnya, log belajar, buku harian kerja lapangan, atau rencana
pengembangan pribadi. Bidang studi yang berbeda mungkin akan
meminta fokus pada aspek yang berbeda dari pengalaman dan juga
mungkin memiliki format yang berbeda. Sebuah jurnal dapat menjadi
14
Robert Loo and Karran Thorpe, Using Reflective Learning Journals to Improve Individual
and Team Performance, vol.8, 2012, p.139, (http://www.emeraldinsight.com/journals.htm?artic
leid=88286) 15
Les Pang, Application of Web 2.0 Technologies to Support Reflective Learning Journals, ,
2012, p.3, (http://deoracle.org/online-pedagogy/teaching-strategies/application-of-blogs.html) 16
Michael Paton, “Reflective Journals and Critical Thinking”, Uniserve Science Assessment
Symposium Proceedings, 2012, p. 98 (http://www.science.uniserve.edu.au/pubs/procs/2006 /paton
.pdf)
16
catatan, dokumen elektronik, atau terkadang dapat direkam dengan
menggunakan tape. 17
Jurnal belajar datang dalam berbagai bentuk dan ukuran, termasuk
kaset, video dan dalam bentuk elektronik. Secara umum apa yang
membedakan jurnal belajar dengan tulisan lain adalah bahwa jurnal
belajar berfokus pada isu-isu yang sedang berlangsung dari waktu ke
waktu akan ada beberapa niat untuk belajar dari salah satu proses baik
melakukannya atau dari hasil itu.18
Hal ini menunjukkan bahwa jurnal
belajar bukan hanya suatu buku harian peristiwa, catatan atau log.
Perbedaan antara jurnal pembelajaran dan buku harian kegiatan
belajar adalah jurnal merekam renungan dan refleksi dari pikiran
seseorang sedangkan buku harian merekam peristiwa dan kegiatan
belajar dari waktu ke waktu.19
Jurnal bukan hanya sebuah buku harian
atau log tetapi sebuah narasi yang diartikulasikan mengikuti dari
cerminan dan berpikir kritis tentang suatu pengalaman belajar atau
peristiwa belajar tertentu.
PROSES REFLEKTIF
KESADARAN ANALISIS KRITIS PEMBELAJARAN
Sekarang Menghubungkan sekarang dengan Masa depan
Masa lalu dan masa depan
Gambar 2.2 Tiga Tahap Model dari Pembelajaran Reflektif
17
Anon, Learning Journals, op. cit. 18
Jennifer Moon, Assessment: Learning Journal and Logs, 2012, (http://www.ucd.ie/t4cms
/ucdtla0035. pdf) 19
Anon, Pengajaran Profesional dan Pembelajaran Bermakna, 2012, h.61 (http://mbscenter
.or.id/sources/372007%20DBE3%20Integrasi%20Kecakapan%20Hidup%20dalam%20Pembelajar
an.pdf)
17
Jurnal, log, buku harian, portofolio merupakan wadah untuk
menulis yang dicatat selama periode tertentu. Penulisan mungkin
menyertai program pembelajaran, pekerjaan, lapangan kerja, atau
penempatan pengalaman atau sebuah proyek penelitian. Jurnal atau log
dan buku harian dapat datang dalam bentuk yang berbeda dan digunakan
untuk memenuhi tujuan yang berbeda.
Jurnal belajar atau buku harian dan portofolio semakin digunakan
dalam pendidikan tinggi sebagai sarana memfasilitasi atau menilai
pembelajaran. Jurnal belajar atau buku harian dan portofolio memiliki
berbagai tujuan dan struktur yang diperkenalkan dengan kebutuhan-
kebutuhan yang sesuai untuk tujuan-tujuan mereka dan untuk gaya
belajar mereka. Secara umum, jurnal belajar atau buku harian dan
portofolio tampaknya untuk membantu dalam personalisasi dan
memperdalam kualitas pembelajaran dan dalam membantu peserta didik
untuk mengintegrasikan materi pembelajaran, seperti dari modul yang
berbeda atau belajar teoritis dan praktis. Jurnal belajar atau buku harian
dan portofolio mungkin sangat terstruktur atau “bebas” dan mereka telah
digunakan untuk meningkatkan pembelajaran di hampir setiap area
subyek termasuk matematika dan sains, dan khususnya di pengembangan
profesi.20
Log belajar merupakan dasar dari sebuah log atau rekaman atau
jurnal dari belajar. Hal ini tidak selalu formal „akademis‟ bagian dari
pekerjaan. Hal ini merupakan catatan pribadi dari belajar. Karena itu
merupakan dokumen unik yang tidak bisa menjadi „benar‟ atau „salah‟.
Log belajar membantu untuk mencatat menyusun, berpikir dan refleksi,
merencanakan, mengembangkan dan bukti belajar seseorang.
Sebuah log belajar merupakan sebuah jurnal sebagai bukti belajar
dan pengembang keterampilan. Ini bukan hanya sebuah buku harian yang
20
Jennifer Moon, op. cit.
18
mencatat „apa yang telah anda lakukan‟ tapi mencatat apa yang telah
dipelajari, di coba dan refleksi kritis. 21
Jurnal belajar, log dan buku harian reflektif adalah istilah yang
sering digunakan secara bergantian. Namun tujuan dari ketiganya
mungkin sedikit berbeda. Ketika membuat jurnal belajar, penekanannya
adalah pada membuat eksplisit dan merekam pembelajaran yang terjadi.
Buku harian reflektif, seperti namanya lebih fokus dengan menunjukan
refleksi dari pengalaman, sedangkan log adalah catatan peristiwa yang
telah terjadi. Mereka semua memiliki aspek refleksi di dalamnya.22
Pada dasarnya sebuah jurnal belajar, membantu merefleksikan
pembelajaran. Ini berarti bahwa jurnal belajar tidak harus menjadi catatan
yang murni deskriptif dari apa yang dilakukan, melainkan kesempatan
untuk mengkomunikasikan proses berpikir yakni bagaimana dan
mengapa melakukan apa yang dilakukan serta apa yang dipikirkan
tentang apa yang dilakukan.23
Jurnal diterima dan secara luas digunakan mata pelajaran dasar
kemanusiaan. Hal ini terutama berlaku dalam kasus profesi yang
memerlukan beberapa pengalaman kerja praktik seperti pendidikan,
perawatan, kerja sosial dan kementrian agama. Refleksi ini memberikan
kesempatan untuk belajar dari kasus-kasus sebelumnya dan untuk
memaksimalkan manfaat dari pengalaman melalui refleksi.24
Pembelajaran reflektif adalah proses belajar yang membutuhkan
waktu dan latihan. Hal ini merupakan proses aktif yang melibatkan
pemikiran melalui masalah diri sendiri, mengajukan pertanyaan, dan
mencari informasi yang relevan untuk membantu pemahaman.
Pembelajaran reflektif bekerja paling baik apabila seorang berpikir
21
Anon, Learning Log or Learning Journals, 2012, (www.hull.ac.uk/php/cesagh/documents/
LEARNINGLOG.doc) 22
Jennifer Moon, op. cit. 23
Anon, Learning Journals, op. cit. 24
Susan E. George, Learning and the Reflective Journal in Computer Science, 2012,
(http://crpit. com/confpapers/CRPITV4George.pdf)
19
tentang apa yang ia lakukan sebelum, selama dan yang akan dilakukan
setelah belajar. 25
Menulis reflektif adalah sumber daya serbaguna. Menulis tidak
hanya mendukung refleksi dan pembelajaran profesional dalam banyak
peraturan mengajar, itu juga bisa menjadi aktivitas yang menyenangkan
dan sociable. Banyak guru yang tidak yakin dengan apa yang mereka
pikirkan sebelum mereka menulis, tetapi menemukan bahwa praktik
menulis membawa wawasan baru dan pemahaman, selera pribadi dan
pencapaian profesional, dan kesiapan untuk berbagi wawasan dengan
orang lain.26
Refleksi sangat penting untuk mengembangkan kemampuan yang
mengharuskan seseorang untuk berpikir bagaimana seorang secara
pribadi berkaitan dengan proses pembelajaran.27
Refleksi yang dilakukan
pada saat belajar, dapat membantu seorang meningkatkan pemahaman
dan membantu untuk merenungkan apa yang telah dipelajari dan apa
yang seseorang coba untuk mencapai sesuatu. Selain itu dapat
mendorong seseorang untuk berpikir tentang topik yang dibahas dalam
kelas serta mengambil posisi pada masalah dan berpikir kritis. 28
Jurnal refleksi adalah rekaman pribadi dari pengalaman-
pengalaman pembelajaran. Para siswa biasanya ditanya oleh instruktur
mereka untuk merekam pembelajaran mereka antara lain kejadian-
kejadian yang berhubungan, biasanya selama proses pembelajaran tetapi
lebih sering ketika kejadian tersebut baru saja berlangsung.29
Dalam pengajaran profesional dan pengajaran bermakna disebutkan
bahwa jurnal refleksi pembelajaran merupakan sebuah dokumen yang
hidup dan tumbuh yang selalu ditulis untuk merekam pembelajaran.
25
Anon, Learning Journals, op. cit. 26
Jill Burton, “Reflective Writing – Getting to The Heart of Teaching and Learning”, dalam
Jill Burton., et al., (ed.), Reflective writing ‘A way to lifelong teacher learning’, 2012, p. 1, (http://
tesl-ej.org/books/reflective_writing.pdf). 27
Anon, Learning Journals, op. cit. 28
Anon, Writing a Journal or Learning Log, op. cit., p.1. 29
Anon, Reflective Journals and Learning Logs, 2012 (http:/www.niu.edu/facdev/resour
ces/guide/assessment/reflective_journals%20and_learning_logs.pdf).
20
Jurnal refleksi pembelajaran bukan merupakan rangkuman bahan ajar,
melainkan biasanya difokuskan pada tanggapan atau penilaian tentang
apa yang sudah dipelajari dari pada hanya menjelaskan apa yang sudah
dibaca dan juga bukan sebuah buku harian kegiatan belajar.30
Penggunaan jurnal belajar reflektif merupakan pendekatan umum
dan bernilai. Saat membuat jurnal belajar reflektif dapat mengadopsi
struktur untuk setiap jurnal, yakni mencakup pengaturan dan tanggal, apa
yang dilakukan, kunci catatan kritis pada refleksi kegiatan, apa yang
dipikirkan telah dipelajari. 31
Dalam jurnal dan pembelajaran atas dasar pengalaman (learning
log) dapat didorong oleh pertanyaan-pertanyaan mengenai konten
pelajaran, tugas-tugas, ulangan-ulangan, ide-ide milik para siswa, dan
proses pemikiran siswa-siswa tentang apa yang telah terjadi di kelas
dalam periode waktu tertentu. Jurnal dan pembelajaran atas dasar
pengalaman (learning log) kemudian dikumpulkan kepada instruktur
untuk dijadikan feedback (umpan balik). Paper-based dan jurnal atau log
online dapat dikembalikan sebelum atau sesudah periode kelas atau pada
waktu lain yang telah ditentukan.32
Kegiatan untuk menyusun jurnal belajar (learning journal),
menurut Sudrajat dapat berupa hal-hal sebagai berikut:
a. Mencatat hal-hal yang menarik dan ingin ditindaklanjuti secara lebih
dalam dari suatu buku atau artikel yang dibaca.
b. Mencatat pertanyaan-pertanyaan yang muncul dalam benak seputar
topik materi yang dibaca atau dipelajari.
c. Mencatat tentang hal-hal utama yang baru saja diketahui dari bahan
yang telah dipelajari.
d. Mencatat bahan yang relevan dari sumber lain yang telah dibaca,
seperti artikel dalam surat kabar.
30
Anon, Pengajaran Profesional dan Pembelajaran Bermakna, op, cit., h.61. 31
Anon, Keeping a Reflective Journal, 2012, (http://www.open.ac.uk/skillsfor study/be-aware
-of-your-habits.php) 32
Anon, Reflective Journal and Learning Logs, op. cit.
21
e. Mencatat tentang refleksi atas apa yang telah dipelajari, hingga sejauh
mana telah dapat memenuhi kebutuhan belajarnya. 33
Dalam sebuah jurnal belajar, yang harus ditulis adalah beberapa hal
yang dianggap menarik dalam kegiatan pembelajaran dan direncanakan
untuk menikdaklanjutinya secara mendalam pada masa mendatang,
beberapa pertanyaan yang muncul dalam pikiran sebagai dampak dari
apa yang dibaca, sesuatu yang sudah dipelajari, komentar tentang suatu
program dan seberapa jauh program itu dapat memenuhi kebutuhan
proses pembelajaran, serta seberapa jauh pelajaran dalam suatu program
berkaitan dengan pelajaran lain yang dipelajari dengan pendekatan lain.
Dalam pengajaran profesional bermakna, disebutkan bahwa jurnal
pembelajaran dapat memiliki format dengan berbagai pertanyaan,
diantaranya:
a. Apa yang saya pelajari hari ini?
b. Apa yang saya rasakan menarik?
c. Apa yang masih membingungkan?
d. Apakah saya menemukan masalah dan issu yang tidak diharapkan?
e. Apa jenis pembelajaran tingkat tinggi yang saya alami?
f. Apa jenis pembelajaran tingkat rendah yang saya alami?
g. Apa yang saya rasakan dengan pendekatan yang digunakan untuk
membahas issu, topik pelajaran?
h. Bagaimana saya memperbaiki teknik pembelajaran?
i. Apa yang ingin dan perlu ku ketahui lebih banyak lagi?
j. Apa sumber belajar yang memberi ilham dan menyenangkan saya?
(photo, websites, dll)34
33
Kartono dan Ali Imron, Penerapan Teknik Penilaian Learning Journal pada Model
Pembelajaran Berbasis Masalah untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Materi Pokok
Segiempat, 2012, h. 60-61 (http://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/kreano/article/download/ 1246
/1298) 34
Anon, Pengajaran Profesional dan Pembelajaran Bermakna, op. cit., h.62
22
Selain berbagai pertanyaan yang telah disebutkan di atas, pada
jurnal belajar juga mungkin mengandung unsur-unsur seperti :
a. Informasi, yaitu sebuah jurnal harus menunjukkan bahwa seorang
telah menghadiri kelas, telah membaca, memahami masalah dan teori
yang ada, dan harus mencakup interpretasi pribadi dari program kerja
b. Observasi, berupa deskripsi dari apa yang dibaca atau aktivitas yang
telah dilakukan
c. Spekulasi, yaitu siswa bertanya-tanya tentang makna dan implikasi
dari peristiwa, bacaan, masalah, diskusi yang terkait
d. Memahami, yakni membuat pengertian sendiri dari masalah dan
konsep
e. Pertanyaan, yakni mencakup pertanyaan akademik, keraguan diri
sendiri, hal-hal yang ingin seorang cari tahu
f. Sintesis, yakni siswa secara bersama-sama menarik ide untuk
menemukan keterkaitan dan hubungan.
g. Kritik, yakni identifikasi kekuatan dan kelemahan teori, bacaan dan
aktivitas
h. Revisi, berupa perwujudan ide-ide yang telah berubah serta
memperluasnya dalam beberapa cara. 35
Penulisan reflektif tidak memerlukan gaya tulisan resmi. Karena
tulisan reflektif merupakan pengembangan pemahaman seseorang. Jurnal
belajar berisi tentang catatan pengalaman belajar siswa, apa yang telah
dimengerti, apa yang belum dimengerti oleh siswa beserta alasan maupun
kendala yang tengah dihadapi. Serta apa yang akan dilakukan selanjutnya
oleh siswa terutama berkaitan dengan apa yang belum dimengerti oleh
siswa. Tulisan resmi akan membuat siswa menjadi lebih kaku dan tidak
merasa leluasa mengungkapkan apa yang ada dipikirannya.
35
Anon, Writing a Journal or Learning Log, op. cit., p.1.
23
Berikut ini merupakan contoh prosedur penggunaan jurnal belajar
seperti tertulis pada buku yang ditulis oleh Silberman (2006) yaitu :
a. Menjelaskan kepada siswa bahwa pengalaman tidak mesti menjadi
guru terbaik dan bahwa sangatlah penting untuk merenungkan
kembali pengalaman guna menyadari apa yang kita dapatkan dari
pengalaman itu.
b. Memerintahkan siswa untuk membuat jurnal tentang bagaimana
belajar mereka
c. Menyarankan agar mereka menulis dua kali seminggu, sebagian dari
apa yang mereka pikirkan dan rasakan tentang hal-hal yang mereka
pelajari.
d. Memerintahkan siswa untuk berfokus pada beberapa atau semua
kategori dibawah ini :
1) Apa yang belum jelas bagi mereka atau apa yang mereka tidak
setujui.
2) Bagaimana kaitan antara pengalaman belajar dengan kehidupan
pribadi mereka.
3) Bagaimana pengalaman belajar terefleksikan dalam hal-hal lain
yang mereka baca, lihat dan kerjakan.
4) Apa yang mereka amati tentang diri mereka dan orang lain
semenjak merasakan pengalaman belajar.
5) Apa yang mereka petik dari pengalaman belajar.
6) Apa yang hendak mereka kerjakan sebagai hasil dari pengalaman
belajar.
e. Mengumpulkan, membaca, dan mengomentari jurnal tersebut secara
berkala agar siswa menjadi merasa bertanggung jawab untuk
24
menyimpannya dan agar guru dapat menerima umpan balik dari hasil
belajar mereka.36
Mount Mercy Colage (MMC) memiliki klasifikasi dari jenis jurnal
yang meliputi:
a. Jurnal pribadi – buku harian dari pikiran, aktifitas, respon emosional,
catatan kehidupan sehari-hari.
b. Jurnal respon – menanggapi sebuah literatur; peristiwa, rangkaian
perstiwa atau pengalaman.
c. Log belajar – ringkasan tidak resmi dari apa yang telah dipelajari;
terkadang mendetil dengan pengetahuan dan pendapat yang
ditentukan.
d. Jurnal dialog – ruang untuk dua orang (dua orang murid, guru atau
lainnya) berkomentar tentang tugas, peristiwa, dan lainnya sebagai
tanggapan terhadap satu sama lain.
e. Catatan ganda jurnal – ruang untuk komentar awal dengan ruang yang
berdekatan untuk komentar selanjutnya setelah refleksi atau waktu
selanjutnya yang ditentukan.
f. Jurnal membaca – tempat untuk meringkas dan mengomentari untuk
bacaan di kelas, pribadi dan minat akademik, paper atau persiapan
tugas.
g. Jurnal menulis – sebuah ringkasan dari pengamatan, pemikiran,
wawasan dan lain-lain mencatat dari waktu ke waktu dalam persiapan
tugas.
Mount Mercy College (MMC) mengklasifikasi beberapa hasil
belajar yang dapat diamati siswa mereka. Termasuk peningkatan berikut
ini :
a. Deskripsi situasi, peristiwa dan hubungan
b. Meningkatkan kesadaran diri dan kemampuan untuk menganalisis
kemampuan diri sendiri
36
Melvin L. Silberman, Active learning : 101 cara belajar siswa aktif, (Bandung: Nusamedia,
2011), h. 205-206.
25
c. Mengidentifikasi dan „verbalisasi‟ salah satunya adalah pengetahuan
yang telah ada dan baru diperoleh
d. Mensintesis dan mengintegrasi informasi lebih ringkas
e. Menilai, membuat pertimbangan, mengevaluasi peristiwa pada satu
kehidupan dan aktivitas pendidikan
f. Perkembangan baru, tambahan atau alternatif perspektif pada satu
hubungan, interaksi dan peristiwa
g. Personalisasi pengalaman pendidikan (lab, percobaan klinis,
praktikum, grup diskusi) dan lebih mengetahui apa yang sedang
dipelajari
h. Mendorong pembentukan hubungan antar teori, penelitian, observasi,
dan percobaan
i. Mengkomunikasikan apa yang sedang dipelajari dan untuk menilai
suatu pengalaman, dan
j. Menghargai pembelajaran mereka sendiri, berkembang, menghargai
diri sendiri37
Menulis sebuah jurnal belajar ada beberapa hal yang disarankan,
diantaranya:
a. Menulis jurnal secara teratur, bahkan dengan catatan pendek.
b. Fokus pada peristiwa tertentu atau masalah yakni berpikir bagaimana
bisa mengatasi atau menyelesaikan masalah tersebut, atau bagaimana
cara meningkatkannya.
c. Gunakan pertanyaan atau petunjuk untuk fokus pada tugas.
d. Hindari penulisan deskriptif – mengambil pendekatan analisis.
e. Gunakan teknik seperti peta pikiran, diagram, sketsa atau kartun.
Gunakan warna untuk membuat lebih menarik dan mengesankan.
f. Ulaslah catatan yang telah ditulis, apakah dapat menemukan tema dan
dapat mengenali tindakan yang mungkin diambil untuk jangka
37
Susan E. George, op. cit.
26
panjang. (misalnya untuk meningkatkan keterampilan pelajaran
tertentu).
g. ingatlah bahwa menulis dapat digunakan sebagai alat belajar, menulis
dapat digunakan untuk mengeksplorasi ide-ide sebagai cara untuk
memahaminya.
Dalam Keeping a reflection journal ditulis bahwa „Apapun yang
anda pilih untuk ditulis, jangan lepaskan penilaian – ingat bahwa tidak
ada jawaban benar atau salah, bersikap jujur, terbuka, dan langsung.
Refleksi yang efektif adalah apabila anda bisa menjadi diri sendiri‟.38
Menurut Jennifer Moon dalam sumber pengajaran dan
pembelajaran UCD yang berjudul Learning Journals and Logs, jurnal
belajar memiliki beberapa tujuan, yakni:
a. Merekam pengalaman
b. Mengembangkan pembelajaran yakni dengan cara yang meningkatkan
pembelajaran lainnya
c. Memperdalam kualitas pembelajaran, dalam bentuk pemikiran kritis
atau mengembangkan sikap mempertanyakan
d. Mengaktifkan peserta didik untuk memahami proses belajar mereka
e. Memfasilitasi belajar dari pengalaman
f. Meningkatkan keterlibatan aktif dalam pembelajaran dan kepemilikan
pribadi belajar
g. Meningkatkan kemampuan untuk merefleksikan dan meningkatkan
kualitas pembelajaran
h. Meningkatkan kemampuan memecahkan masalah
i. Sebagai sarana penilaian dalam pendidikan formal
j. Meningkatkan praktik profesional atau profesional diri dalam praktek
k. Mengeksplorasi diri, membangun makna pribadi dan salah satunya
memandang dunia. Untuk meningkatkan penilaian pribadi menuju
pemberdayaan diri
38
Anon, Keeping a Reflective Journal, op. cit.
27
l. Sebagai sarana memperlambat pembelajaran, mempertimbangkan
situasi yang lebih menyeluruh
m. Meningkatkan kreativitas dengan membuat lebih baik penggunaan
pemahaman intuitif
n. Menyediakan 'suara' alternatif bagi mereka yang tidak pandai
mengekspresikan diri mereka sendiri
o. Membina interaksi reflektif dan kreatif dalam kelompok39
Universty of Worcester dalam Learning Journals mengungkapkan
beberapa hal yang menjadi alasan kenapa seorang menggunakan jurnal
belajar, yakni :
a. Untuk memberikan „gambaran hidup‟ dari perkembangan pemahaman
dari mata pelajaran atau pengalaman
b. Untuk menunjukkan bagaimana mengembangkan belajar
c. Untuk menyimpan catatan pikiran dan ide-ide dari pengalaman belajar
d. Untuk membantu mengidentifikansi kekuatan, kelemahan, dan
keinginan dalam belajar40
Dengan membuat sebuah jurnal belajar atau pembelajaran reflektif
serta mengembangkannya ada keuntungan yang didapat, yakni :
a. Menjadi termotivasi, mengetahui apa yang coba mereka capai dan
kenapa
b. Menjadi lebih aktif dalam memperluas pemahaman mereka tentang
topik dan subjek
c. Menggunakan kemampuan yang telah ada untuk membantu mereka
mengembangkan pemahaman tentang ide-ide baru
d. Memahami konsep baru dengan mengaitkannya dengan pengalaman
mereka sebelumnya
e. Memahami bahwa penelitian tambahan dan membaca secara luas
dapat meningkatkan pemahaman mereka
39
Jennifer Moon, op. cit. 40
Anon, Learning Journals, op. cit.
28
f. Mengembangkan pembelajaran dan berpikir mereka dengan
membangun penilaian kritis dari pengalaman belajar sebelumnya
g. Menjadi lebih sadar diri, mampu mengidentifikasi, menjelaskan, dan
mengatasi kelebihan serta kelemahan mereka sendiri.41
4. Hakikat Belajar
Belajar selalu berkenaan dengan perubahan-perubahan pada diri
orang yang belajar, apakah itu mengarah pada yang lebih baik atau pun
yang kurang baik, direncanakan atau tidak. Hal lain yang juga selalu
terkait dalam belajar adalah pengalaman, pengalaman yang berbentuk
interaksi dengan orang lain atau lingkungannya.
Unsur perubahan dan pengalaman hampir selalu ditekankan dalam
rumusan atau definisi tentang belajar, yang dikemukakan para ahli.
Menurut Witherington “belajar merupakan perubahan dalam kepribadian,
yang dimanifestasikan sebagai pola-pola respons yang baru yang
berbentuk keterampilan, sikap, kebiasaan, pengetahuan dan kecakapan”.
Pendapat yang hampir sama dikemukakan oleh Crow dan Hilgard.
Menurut Crow “belajar adalah diperolehnya kebiasaan-kebiasaan,
pengetahuan dan sikap baru”, sedang menurut Hilgard “belajar adalah
suatu proses di mana suatu perilaku muncul atau berubah karena adanya
respons.42
Beberapa elemen penting yang mencirikan pengertian tentang
belajar, yaitu :
a. Belajar merupakan suatu perubahan dalam tingkah laku, di mana
perubahan itu dapat mengarah kepada tingkah laku yang lebih baik,
tetapi juga ada kemungkinan mengarah pada tingkah laku yang lebih
buruk.
41
Anon, Learning Journals, op. cit. 42
Nana Syaodih Sukmadinata, Landasan Psikologi Proses Pendidikan, (Bandung: Remaja
Rosda Karya, 2011), cet. 24, h. 155-156
29
b. Belajar merupakan suatu perubahan yang terjadi melalui pengalaman;
dalam arti perubahan-perubahan yang disebabkan oleh pertumbuhan
atau kematangan tidak dianggap sebagai hasil belajar, seperti
perubahan-perubahan yang terjadi pada diri seorang bayi.
c. Untuk dapat disebut belajar, maka perubahan itu harus relatif mantap
merupakan akhir daripada suatu periode waktu yang cukup panjang.
Berapa lama periode waktu itu berlangsung sulit ditentukan dengan
pasti, tetapi perubahan itu hendaknya berakhir dari satu periode yang
mungkin berlangsung berhari-hari, berbulan-bulan ataupun bertahun-
tahun. Ini berarti kita harus mengenyampingkan perubahan-perubahan
tingkah laku yang disebabkan oleh motivasi, kelelahan, adaptasi,
ketajaman perhatian atau kepekaan seseorang, yang biasanya hanya
berlangsung sementara.
d. Tingkah laku yang mengalami perubahan karena belajar menyangkut
berbagai aspek kepribadian, baik fisik maupun psikis, seperti;
perubahan dalam pengertian, pemecahan suatu masalah berpikir,
keterampilan, kecakapan, kebiasaan, ataupun sikap. 43
Menurut Oemar Hamalik, hasil belajar menunjuk pada prestasi
belajar, sedangkan prestasi belajar itu merupakan indikator adanya dan
derajat perubahan tingkah laku siswa.44
Sedangkan menurut Nana
Syaodih Sukmadinata hasil belajar atau achievement merupakan realisasi
atau pemekaran dari kecakapan-kecakapan potensial atau kapasitas yang
dimiliki seseorang. Penguasaan hasil belajar oleh seseorang dapat dilihat
dari perilakunya, baik perilaku dalam bentuk penguasaan pengetahuan,
keterampilan berpikir maupun keterampilan motorik. Hampir sebagian
terbesar kegiatan atau perilaku yang diperlihatkan seseorang merupakan
hasil belajar.45
43
Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2011), Cet. 24,
h. 85 44
Oemar Hamalik, Kurikulum dan Pembelajaran, (Jakarta: Bumi Aksara, 2009). h.159 45
Nana Syaodih Sukmadinata, op. cit., h.102-103
30
Evaluasi hasil belajar sebagai keseluruhan kegiatan pengukuran,
pengolahan, penafsiran dan pertimbangan untuk membuat keputusan
tentang tingkat hasil belajar yang telah dicapai siswa memiliki beberapa
tujuan tertentu, yaitu:
1) Memberikan informasi tentang kemajuan siswa dalam upaya
mencapai tujuan-tujuan belajar melalui berbagai kegiatan belajar.
2) Memberikan informasi yang dapat digunakan untuk membina
kegiatan-kegiatan belajar siswa lebih lanjut
3) Memberikan informasi yang dapat digunakan untuk mengetahui
kemampuan siswa, menetapkan kesulitannya dan menyarankan
kegiatan remedial
4) Memberikan informasi yang dapat digunakan sebagai dasar untuk
mendorong motivasi belajar siswa dengan mengenal kemajuannya
sendiri dan merangsangnya untuk melakukan perbaikan
5) Memberikan informasi tentang semua aspek tingkah laku siswa,
sehingga guru dapat membantu perkembangannya menjadi warga
masyarakat dan pribadi yang berkualitas.
6) Memberikan informasi yang tepat untuk membimbing siswa memilih
sekolah atau jabatan yang sesuai dengan kecakapan, minat dan
bakatnya46
B. Hasil Penelitian yang Relevan
Penelitian jurnal belajar sebelumnya dilakukan oleh Kartono dan Ali
Imron dengan judul “Penerapan Teknik Penilaian Learning Journal Pada
Model Pembelajaran Berbasis Masalah untuk Meningkatkan Hasil Belajar
Siswa Materi Pokok Segiempat”.
Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIIC SMPN 3
Karanglewas. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah metode tes
dan metode observasi yang kemudian dilakukan analisis untuk merumuskan
46
Oemar Hamalik, op. cit., h 160
31
hasil penelitian. Hasil penelitian tersebut bahwa penerapan teknik penilaian
learning journal pada model pembelajaran berbasis masalah untuk
meningkatkan hasil belajar siswa kelas VII C SMPN 3 Karanglewas pada
materi segiempat efektif.
Selain itu ada penelitian Yenny anjar jayadi dengan judul “Penggunaan
Jurnal Belajar Dengan Macromedia Flash Dalam Pembelajaran Biologi Untuk
Meningkatkan Penguasaan Konsep Siswa Kelas X-6 SMA Negeri 2 Surakarta
Tahun Ajaran 2007/2008 (Penelitian tindakan Kelas)”.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa: Penerapan penggunaan jurnal
belajar pada pembelajaran biologi dengan media macromedia flash dapat
meningkatkan kualitas pembelajaran yang dapat dilihat dari peningkatan
motivasi belajar dan partisipasi siswa yang berdampak pada peningkatan
penguasaan konsep.
C. Kerangka Berpikir
Pada dasarnya pembelajaran biologi menuntut peserta didik berpikir
kritis dengan segala fenomena yang dibahas dalam mata pelajaran biologi.
Seringkali pembelajaran biologi dalam kegiatan belajar mengajar di sekolah
belum sepenuhnya mengembangkan proses berpikir tingkat tinggi siswa yang
mampu mengkonstruksi aspek kognitifnya.
Jurnal belajar adalah wadah yang memuat hasil refleksi dalam bidang
pembelajaran yang diperuntukan bagi peserta didik. Peserta didik mengisinya
dengan hasil bacaan, hasil diskusi, refleksi terhadap temuan dalam
pembelajaran, hasil pengamatan, hasil abstraksi atau apa saja yang berkaitan
dengan pembelajaran di sekolah. Bila perlu bukan hanya peserta didik yang
mempunyai karya yang berkualitas dapat mengisinya. Akan tetapi
kesempatan diberikan kepada semua peserta didik, walaupun menurut guru
apa yang dituliskan peserta didik itu pada awalnya hanya cerita yang
kelihatannya kurang bermakna bagi guru. Jurnal belajar tidak hanya
berorientasi pada pengembangan kemampuan akademis semata akan tetapi
32
diharapkan melalui kebiasaan menuliskan pengalaman belajar, peserta didik
tersebut terbiasa mengekspresikan perasaan, pemikiran ataupun harapannya
tentang pembelajaran yang diberikan guru. Jadi lebih dekat sebagai alat untuk
komunikasi dan diseminasi informasi, temuan, pemikiran, hasil pengamatan
tentang pembelajaran. Setiap peserta didik dapat mengisi jurnal belajar,
meskipun belum mampu menulis dengan kriteria ilmiah.
Dengan jurnal belajar, siswa dapat menilai apa yang ia mengerti dari
proses pembelajaran yang telah berlangsung, begitu pula dengan hal yang
belum dimengerti. Setelah itu siswa diharapkan dapat menentukan cara untuk
memahami apa yang belum dimengerti. Siswa belajar memikirkan strategi
yang tepat untuk mengatasi kesulitan belajar. Siswa yang menilai proses
belajarnya sendiri diharapkan akan lebih efektif dalam usaha untuk
memahami hal-hal yang belum ia pahami dibandingkan jika penilaian
dilakukan oleh guru.
D. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan permasalahan dan kerangka berpikir yang telah diuraikan
sebelumnya serta didukung oleh kajian empirik yang relevan, hipotesis
penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:
“Pembelajaran kooperatif dengan jurnal belajar berpengaruh terhadap
hasil belajar siswa pada konsep sistem pertahanan tubuh di Kelas XI
(Sebelas) IPA SMA Muhammadiyah 25 Setiabudi Pamulang”.
33
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SMA Muhammadiyah 25 Setiabudi Jl.
Surya Kencana No.29 Pamulang Barat – Pamulang – Kota Tangerang Selatan.
Penelitian dilaksanakan pada semester genap tahun pelajaran 2012-2013.
B. Metode dan Desain Penelitian
Penelitian yang ini akan dilaksanakan dengan menggunakan metode
quasi eksperimen (eksperimen semu), yaitu metode penelitian yang
mempunyai kelompok kontrol, tetapi tidak dapat berfungsi sepenuhnya untuk
mengontrol variabel-variabel luar yang mempengaruhi pelaksanaan
eksperimen.1 Dalam pelaksanaan penelitian ini, sampel terdiri atas kelompok
eksperimen dan kelompok kontrol. Adapun desain penelitian disajikan dalam
tabel sebagai berikut:
Tabel 3.1 Desain Penelitian : control group pretest-post test desaign.
Kelompok Pretest Perlakuan Postest
Eksperimen Q1 X1 Q2
Kontrol Q1 X2 Q2
Keterangan:
X1 : Perlakuan pembelajaran kooperatif dengan menggunakan jurnal belajar
X2 : Perlakuan pembelajaran kooperatif tanpa menggunakan jurnal belajar
Q1 : Pemberian pretest
Q2 : Pemberian postest
1 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D,
(Bandung: Alfabeta, 2013), Cet. 18, h. 114.
34
C. Populasi dan Sampel Penelitian
1. Populasi
Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian.2 Populasi dalam
penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI IPA SMA Muhammadiyah 25
Setiabudi Pamulang tahun pelajaran 2012-2013.
2. Sampel
Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti.3 Dari dua
kelas XI IPA SMA Muhammadiyah 25 Setiabudi Pamulang, dilakukan
pengundian untuk menentukan kelas eksperimen dan kelas kontrol. Setelah
pengundian, didapatkan kelas XI IPA 1 sebagai kelompok eksperimen
(kelas yang menggunakan pembelajaran kooperatif dengan jurnal belajar)
sebanyak 30 siswa dan kelas XI IPA 2 sebagai kelompok kontrol (kelas
yang menggunakan pembelajaran kooperatif tanpa menggunakan jurnal
belajar) sebanyak 30 siswa.
D. Teknik Pengumpulan Data
Data yang diperoleh dari penelitan berupa skor hasil belajar biologi
siswa yang diperoleh melalui tes hasil belajar biologi bentuk PG serta Non
tes melalui wawancara berupa respon siswa.
E. Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes objektif dan
wawancara. Tes hasil belajar biologi ialah tes yang digunakan untuk
mengukur tingkat ranah kognitif siswa, sejauh mana siswa menguasai materi
yang telah diberikan. Adapun bentuk instrumen yang digunakan untuk
mengukur hasil belajar adalah tes tertulis objektif yakni berupa pilihan ganda
sebanyak 20 soal dengan 5 option. Soal-soal mengacu pada memperhatikan
ranah kognitif yang meliputi C1, C2, C3, dan C4. Sebelum tes ini digunakan
sebagai alat pengumpul data, terlebih dahulu dilakukan uji coba untuk
2 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: Rineka Cipta,
2010), h. 173. 3 Ibid., h. 174.
35
mengetahui apakah soal tersebut memenuhi persyaratan validitas dan
reabilitas.
Tabel 3.2 Kisi-kisi Instrumen Tes
No Konsep Jenjang Kognitif Jumlah
Soal C1 C2 C3 C4
1. Sistem pertahanan tubuh 2 1, 3* 1
2.
Sistem kekebalan tubuh
non-spesifik dan spesifik 5,6* 4* 2
3. Antigen dan antibodi 8*, 9 7* 2
4. Struktur dan fungsi antibodi 11*, 12* 10 2
5.
Pembentukan antigen dan
antibodi 13*, 15*
16 14* 3
6. Kekebalan aktif 19 18* 17, 20* 21* 3
7. Kekebalan pasif 22*, 23*,
24 2
8.
Kegagalan mekanisme
pertahanan tubuh 25, 26* 27, 28*,
29* 3
9. Alergi 30, 31* 32* 2
Jumlah 20
*adalah soal yang valid (digunakan) setelah uji validitas
Selain menggunakan instrumen berupa tes, wawancara juga dijadikan
sebagai instrumen dalam penelitian ini. Wawancara adalah sebuah dialog
yang dilakukan oleh pewawancara untuk memperoleh informasi dari
terwawancara. Wawancara digunakan oleh peneliti untuk menilai keadaan
seseorang, misalnya sikap terhadap sesuatu.4 Pada penelitian ini pertanyaan
yang disajikan dalam bentuk semi terstruktur, yakni perpaduan antara
terstruktur dan tidak terstruktur. 5
4 Ibid., h. 198.
5 Ibnu Hadjar, Dasar-dasar Metodologi Penelitian Kwantitatif dalam Pendidikan, (Jakarta:
Raja Grafindo Persada, 1999), h. 191-192.
36
Tabel 3.3 Daftar pertanyaan wawancara
No. Kategori Pertanyaan
1. Konten
Apakah kamu menyukai pelajaran biologi? Jika ya, apa
yang membuat menarik!
Apakah kamu merasa kesulitan dalam belajar biologi?
Apakah kamu merasa bersemangat selama ini saat belajar
biologi?
2.
Pembelajaran
Kooperatif
(Jigsaw)
Apakah sebelumnya saat belajar di kelas, kamu sudah
pernah menggunakan pembelajaran kooperatif (Jigsaw)?
Apa kelebihan pembelajaran kooperatif (Jigsaw) menurut
kamu?
Apa kelemahan pembelajaran kooperatif (Jigsaw)
menurut kamu?
Apakah kamu merasa kesulitan saat belajar di kelas
dengan menggunakan pembelajaran kooperatif (Jigsaw)?
3. Jurnal Belajar
Apakah sebelumnya saat belajar di kelas kamu sudah
pernah menggunakan jurnal belajar?
Apakah dengan mengisi jurnal belajar kamu mengetahui
materi pelajaran yang belum dimengerti?
Apakah jurnal belajar membuat kamu lebih bersemangat
belajar?
Apakah menurut kamu perlu atau tidak menggunakan
jurnal belajar?
Apakah kamu merasa kesulitan dalam mengisi jurnal
belajar?
Apakah setelah ini kamu ingin menulis jurnal belajar?
37
F. Kalibrasi Instrumen
1. Analisis Instrumen
Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data harus
dimantapkan kualitasnya melalui suatu langkah yang disebut uji coba. Dari
data hasil uji coba perangkat tes dipilih butir soal yang memenuhi validitas,
reliabilitas, tingkat kesukaran dan daya pembeda.
a. Uji Validitas
Validitas berasal dari kata validity, dapat diartikan tepat atau sahih,
yakni sejauh mana ketepatan dari kecermatan suatu alat ukur dalam
melakukan fungsi ukurnya. 6
Untuk mengukur validitas soal pilihan ganda dalam penelitian ini
menggunakan rumus Koefisien Point Biserial. Rumus yang digunakan
adalah : 7
rpbis = q
p
SD
MM
t
tp
Keterangan :
rpbi : Koefisien korelasi
Mp : Mean responden yang menjawab benar
Mt : Mean secara keseluruhan
SDt : Standar deviasi
p : Proporsi responden yang menjawab benar
q : Proporsi responden yang menjawab salah
6 Ahmad Sofyan, Tonih Feronika, dan Burhanudin Milama, Evaluasi Pembelajaran IPA
Berbasis Kompetensi, (Jakarta: UIN Jakarta Press, 2006), h. 105. 7 Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2013), h. 93.
38
Berdasarkan hasil uji coba yang telah dilakukan, dari 30 soal yang
telah digunakan pada uji validitas dengan menggunakan program Anates
menunjukkan 20 butir soal valid dan 10 butir soal tidak valid. Hasil uji
validitas instrumen dapat dilihat pada lampiran 4. 8
b. Uji Reliabilitas
Reabilitas bermakna keterpercayaan, keterandalan, kestabilan atau
konsistensi; dapat diartikan sejauh mana hasil suatu pengukuran dapat
dipercaya dan konsisten.9 Uji reliabilitas untuk butir soal objektif pilihan
dilakukan dengan menggunakan rumus Kuder Richardson atau yang
dikenal dengan K-R 20, yaitu: 10
r11 =
2
2
1 S
pqS
n
n
Keterangan:
r11 = reliabilitas tes secara keseluruhan
p = proporsi subjek yang menjawab item dengan benar
q = proporsi subjek yang menjawab item dengan salah
(q = 1 - p)
∑pq = jumlah hasil perkalian antar p dan q
n = banyaknya item
S = standar deviasi dari tes (standar deviasi adalah akar varians)
8 Lampiran hal. 117
9 Ahmad Sofyan, dkk., op. cit., h.105
10 Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan...... h. 115
39
Kriteria validitas dan reliabilitas adalah sebagai berikut:
(a) Antara 0,80 sampai dengan 1,00 : sangat tinggi
(b) Antara 0,60 sampai dengan 0,80 : tinggi
(c) Antara 0,40 sampai dengan 0,60 : cukup
(d) Antara 0,20 sampai dengan 0,40 : rendah
(e) Antara 0,00 sampai dengan 0,20 : sangat rendah
Perhitungan uji reabilitas dalam penelitian ini menggunakan
bantuan program Anates dan didapatkan hasil 0,89. Hasil uji reabilitas
instrumen tes dapat dilihat pada lampiran 4. 11
c. Uji Tingkat Kesukaran
Tingkat kesukaran merupakan salah satu analisis kuantitatif
konvensional paling sederhana dan mudah. Hasil hitungnya merupakan
proporsi atau perbandingan antara siswa yang menjawab benar dengan
keseluruhan siswa yang mengikuti tes. Untuk dapat mengukur tingkat
kesukaran suatu soal digunakan rumus : 12
Keterangan:
P = Indeks kesukaran
B = Banyaknya siswa yang menjawab soal dengan benar
N = Jumlah seluruh siswa peserta tes
11
Lampiran hal. 117 12
Ahmad Sofyan, dkk., op. cit., h.103
40
Klasifikasi indeks kesukaran: 13
0.00 – 0.30 = soal termasuk kategori sukar
0.30 – 0.70 = soal termasuk kategori sedang
0.70 – 1.00 = soal termasuk kategori mudah.
Perhitungan pengujian taraf kesukaran dalam penelitian ini
menggunakan bantuan program Anates. Hasil penguji taraf kesukaran
instrumen tes dapat dilihat pada lampiran 4. 14
d. Daya Pembeda Soal
daya pembeda soal, adalah kemampuan suatu soal untuk
membedakan antara siswa yang berkemampuan tinggi dengan siswa yang
berkemampuan rendah. 15
Rumus untuk menentukan indeks diskriminasi
adalah: 16
Keterangan :
D = Daya pembeda soal
JA = Banyaknya peserta kelompok atas
JB = Banyaknya peserta kelompok bawah
BA = Banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab soal benar
BB = Banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab soal benar
PA = Proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar
PB = Proporsi peserta kelomok bawah yang menjawab benar
13
Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan...... h. 225 14
Lampiran hal. 117 15
Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan...... h. 226 16
Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan...... h. 228
41
Klasifikasi Daya Pembeda:
D : 0,00 – 0,20 : jelek
D : 0,21 – 0,40 : cukup
D : 0,41 – 0,70 : baik
D : 0,71 – 1,00 : baik sekali17
Pengujian daya pembeda dalam penelitian ini menggunakan
bantuan program Anates. Hasil penguji taraf kesukaran instrumen tes
dapat dilihat pada lampiran 4. 18
G. Teknik Analisis Data
1. Analisis Data Kuantitatif
Sebelum melakukan uji hipotesis, terlebih dahulu dilakukan uji
prasyarat analisis, yaitu uji normalitas menggunakan Uji Liliefors dan uji
homogenitas varians menggunakan Uji Fisher. Sedangkan untuk pengujian
hipotesis menggunakan Uji-t.
Teknik analisis data yang digunakan oleh peneliti adalah teknik
analisis dengan uji kesamaan dua rata-rata populasi dengan menggunakan
Uji-t. Sebelum melakukan Uji-t, terlebih dahulu harus dilakukan uji
pemenuhan asumsi Uji-t (Uji persyaratan analisis untuk Uji-t). Uji
persyaratan analisis untuk Uji-t ada dua yaitu, kedua populasi berdistribusi
normal (uji normalitas) dan kedua populasi memiliki varians yang sama (uji
homogenitas).
Sebelum data dianalisis, terlebih dahulu disusun ke dalam bentuk tabel
distribusi frekuensi, yaitu penyusunan sistematis dari pengukuran individual
dari nilai yang tinggi ke rendah. Tabel distribusi frekuensi ini dapat dilihat
17
Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan...... h. 232 18
Lampiran hal. 117
42
bentuk distribusinya, yakni apakah nilai yang diperoleh terbagi secara
merata ataukah cendrung berkelompok.
a. Uji Normalitas
Uji normalitas data dilakukan untuk mengetahui apakah sampel
yang diteliti berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas yang
digunakan dalam penelitian ini adalah uji Liliefors.19
Zi = xi – x
S
Zi = Simpangan baku untuk kurva normal standar
Xi = Data
X = Rata-rata data tunggal
S = Simpangan baku
b. Uji Homogenitas
Uji Homogenitas dilakukan untuk mengetahui perbedaan antara
dua keadaan atau populasi. Uji homogenitas ini mengenai sama
tidaknya variansi-variansi dua buah distribusi atau lebih. Uji
homogenitas yang digunakan adalah uji Fisher, yaitu: 20
2
2
1
2S
SF
F : Homogenitas
S12 : Varian terbesar
S22 : Varian terkecil
19
Sudjana. Metoda Statiska, (Bandung: Tarsito, 2005), h.466 20
Ibid.h.249
43
c. Uji Hipotesis
Teknis analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
dengan menggunakan Uji t (parametrik), yaitu:21
21
21
11
nn
XXt
Sg
hitung
Dengan Sg = 2
)1()1(
21
2
22
2
11
nn
SnSn
Keterangan:
1X : Rata-rata hasil belajar siswa dengan menggunakan jurnal belajar
2X : Rata-rata hasil belajar siswa dengan tanpa jurnal belajar
S12 :
Variansi kelompok eksperimen
S22 :
Variansi kelompok kontrol
n1 : Jumlah siswa kelompok eksperimen
n2 : Jumlah siswa kelompok kontrol
d. Uji Normal Gain
Gain adalah selisish antara nilai posttest dengan nilai pretest, gain
menunjukkan peningkatan pemahaman atau penguasaan konsep siswa
setelah pembelajaran dilakukan guru. Untuk menghindari hasil kesimpulan
21
Ibid., h.239
44
yang akan menimbulkan bias penelitian, karena pada nilai pretest kedua
kelompok penelitian sudah berbeda, digunakan uji normal gain.22
N- Gain = skor postest – skor pretest
skor ideal – skor pretest
dengan kategori:
g tinggi : nilai (g) ≥ 0,70
g sedang : 0,70 > nilai (g) > 0,30
g rendah : nilai (g) ≤ 0.30
2. Analisis Data Kualitatif
a. Analisis Rubrik Jurnal Belajar
Untuk mengetahui adanya peningkatan pada jurnal belajar bagi tiap
siswa digunakan rubrik. Rubrik adalah perangkat pemberian skor yang
secara eksplisit menyatakan kinerja yang diharapkan bagi tugas-tugas
yang diberikan atau bagi suatu hasil karya para siswa. Suatu rubrik
memberikan deskripsi yang jelas dari karakteristik hasil karya yang
terkait dengan masing-masing komponen tugas pembelajaran pada
berbagai tingkatan penguasaan siswa terhadap tugas yang diberikan. 23
Dalam rubrik ada pemberian nilai atau skor, tidak ada ketentuan
baku tentang pemberian skor atau nilai dalam rubrik. Ketantuan umum
yang disepakati para ahli adalah makin besar skornya makin sempurna
hasil karya seorang siswa.
Ada rentang skor atau nilai dalam rubrik yang mulai dari 0 (nol),
1, 2 dan 3. Ada juga yang memberikan rentang nilai mulai dari 1, 2, 3
dan 4 (ini yang paling umum) adapula yang memulai dari 1, 2, 3, 4
sampai 5. Sementara itu Diane Elbert-May membuat rentang nilai
22
Richard R. Hake, Analyzing Change/Gain Scores, 2013, (http://physics.indiana.edu/sdi/
Analyzing ChangeGain.pdf) 23
Warsono dan Hariyanto, Pembelajaran Aktif Teori dan Asesmen, (Bandung: Remaja Rosda
Karya 2012), hal. 279.
45
rubrik mulai dari 0 (tidak ada jawaban) langsung ke 3 (perlu perbaikan),
kemudian 4 (sepadan) dan 5 (patut dicontoh). 24
Pada penelitian ini rubrik jurnal belajar digunakan tidak untuk
menilai benar atau salahnya jurnal belajar yang telah diisi oleh siswa.
Melainkan untuk mengetahui sisi positif dari pembelajaran serta apakah
jurnal belajar yang telah diisi siswa mengalami peningkatan jika
dibandingkan dengan jurnal belajar pada pertemuan selanjutnya.
Tabel 3.4 Rubrik Jurnal Belajar
No. Kriteria Penilaian Tingkatan / Rating Skor Skor
Maksimal
1. Apa yang saya pelajari
hari ini?
Mengetahui apa yang
dipelajari
Tidak mengetahui apa
yang dipelajari / Tidak
diisi 1
1 0
2.
Apa yang saya rasakan
tentang yang saya
pelajari?
Dapat mengungkapkan
perasaannya secara positif
Tidak dapat
mengungkapkan
perasaannya secara positif
/ tidak diisi 1
1 0
3.
Apa hal-hal menarik
dari pelajaran ini?
Merasa menarik & dapat
mengungkapkannya
Merasa tidak menarik /
Tidak diisi 1
1 0
4.
Apa yang masih
membingungkan bagi
saya?
Tidak merasa bingung Mengungkapkan perasaan
bingungnya / Tidak diisi 1
1 0
5.
Apa hal-hal yang baru
saya ketahui setelah
belajar hari ini?
Ada hal-hal baru yang
didapat setelah belajar
Tidak ada hal baru yang
didapat / Tidak diisi 1
1 0
6.
Apa yang saya ingin
ketahui lebih banyak
lagi pada materi ini?
Ingin mengetahui lebih
lanjut
Tidak ingin mengetahui
lebih lanjut / Tidak diisi 1
1 0
7.
Apakah saya telah
belajar dengan baik,
apa yang harus saya
lakukan agar lebih baik
lagi?
Ada keinginan agar dapat
belajar lebih baik lagi
Tidak ada keinginan
untuk belajar lebih baik
lagi / Tidak diisi 1
1 0
JUMLAH 7
24
Ibid., hal. 279-280.
46
b. Analisis Jurnal Belajar dan Pencapaian Hasil Belajar Per Indikator
Analisis untuk tiap indikator dilakukan pada hasil jurnal belajar
yang telah diisi oleh siswa pada pertemuan pertama dan kedua serta
dilakukan pada hasil belajar postest.
Indikator
Analisis
Jurnal Belajar
Pencapaian
Hasil Belajar
Menjelaskan
materi sesuai
konsep
Tidak
menjelaskan
Menjawab
benar pada
soal postest
Menjawab
salah pada
soal postest
Menjelaskan pengertian sistem
pertahanan tubuh 1 0 1 0
Mengidentifikasi sistem kekebalan
tubuh nonspesifik dan spesifik 1 0 1 0
Membedakan antigen dan antibodi pada
sistem pertahanan tubuh 1 0 1 0
Menjelaskan struktur dan fungsi
antibodi 1 0 1 0
Menjelaskan pembentukan antigen dan
antibodi 1 0 1 0
Menentukan kekebalan aktif 1 0 1 0
Menentukan kekebalan pasif 1 0 1 0
Menjelaskan kegagalan mekanisme
pertahanan tubuh 1 0 1 0
Menjelaskan alergi terkait dengan
sistem kekebalan tubuh 1 0 1 0
c. Teknik Analisis Wawancara
Wawancara ini bertujuan untuk mengetahui tanggapan siswa
terhadap penggunaan pembelajaran kooperatif dengan jurnal belajar.
Wawancara dilakukan dengan perwakilan dari kelas eksperimen
sebanyak 9 siswa berdasarkan nilai yang didapat saat posttest, yaitu 3
siswa dengan nilai teratas, 3 siswa dengan nilai rata-rata dan 3 siswa
dengan nilai terendah. Hasil wawancara tersebut disajikan dalam
bentuk deskripsi dan dilampirkan dalam bentuk kutipan wawancara.
47
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
1. Rubrik Jurnal Belajar
Untuk mengetahui adanya peningkatan pada jurnal belajar bagi tiap
siswa digunakan rubrik. Penggunaan rubrik diterapkan untuk pertemuan
pertama dan pertemuan kedua, diperoleh data sebagai berikut:
Tabel 4.1 Hasil Rubrik Pertemuan Pertama
Subjek Kriteria*)
Jumlah 1 2 3 4 5 6 7
1 1 0 0 0 1 1 1 5
2 1 1 1 0 0 1 1 5
3 1 1 1 0 1 1 1 6
4 1 1 0 0 1 1 1 5
5 1 1 1 0 1 1 1 6
6 0 0 0 0 1 0 1 2
7 1 1 1 0 1 1 1 6
8 1 0 1 0 1 1 0 4
9 0 1 1 0 1 1 0 4
10 1 1 1 0 1 1 1 6
11 1 1 1 0 1 1 1 6
12 1 1 1 1 1 0 1 6
13 0 0 1 1 1 1 1 5
14 1 0 1 0 1 1 0 4
15 1 1 1 0 1 1 1 6
16 1 0 1 0 1 1 1 5
17 1 1 1 0 1 1 1 6
18 1 1 1 0 1 1 1 6
19 1 0 0 1 1 1 1 5
20 1 1 1 0 1 1 1 6
21 1 1 0 1 1 1 0 5
22 1 0 0 0 1 1 0 3
23 0 1 1 1 1 1 1 6
24 1 1 1 0 1 1 0 5
25 1 0 1 1 0 1 1 5
26 0 1 1 0 0 1 0 3
27 1 0 0 1 1 1 0 4
48
28 1 1 0 1 1 1 1 6
29 1 1 1 0 1 1 0 5
30 1 1 1 1 0 0 0 4
JUMLAH 150
RATA-RATA 5
PERSENTASE 71%
Tabel 4.2 Hasil Rubrik Pertemuan Kedua
Subjek Kriteria
Jumlah 1 2 3 4 5 6 7
1 1 1 1 1 1 1 0 6
2 1 1 1 1 1 1 0 6
3 1 1 1 1 1 1 1 7
4 1 1 1 0 1 1 1 6
5 1 1 1 0 1 1 1 6
6 1 1 1 0 1 0 1 5
7 1 1 1 0 1 1 1 6
8 1 1 1 1 1 0 1 6
9 1 1 1 1 1 1 1 7
10 1 1 1 0 1 1 1 6
11 1 1 1 0 1 1 1 6
12 1 1 1 0 1 1 1 6
13 1 0 0 1 1 1 1 5
14 1 1 1 1 1 1 1 7
15 1 1 1 1 1 1 1 7
16 1 1 1 0 1 1 1 6
17 1 1 1 1 1 1 1 7
18 1 1 1 1 1 1 1 7
19 1 1 1 0 1 1 1 6
20 1 1 1 1 1 1 0 6
21 1 1 1 1 1 1 1 7
22 1 1 1 1 1 1 1 7
23 1 1 1 1 1 1 1 7
24 1 1 1 0 1 1 1 6
25 1 0 1 1 1 1 1 6
26 0 1 1 1 1 1 1 6
27 1 1 1 1 1 1 1 7
28 1 1 1 1 1 1 1 7
29 0 1 1 1 1 1 1 6
30 1 0 1 1 1 1 1 6
JUMLAH 189
RATA-RATA 6,3
PERSENTASE 90%
*) Kriteria berdasarkan pertanyaan yang dikembangkan Melvin Silberman dan Jennifer Moon,
hal 45
49
Berdasarkan tabel 4.1 dan tabel 4.2 dapat dilihat bahwa untuk rubrik
jurnal belajar pada pertemuan pertama dan kedua baik secara keseluruhan
pada persentase maupun tiap siswa mengalami peningkatan pada jumlah
kriteria untuk pertanyaan yang ada pada jurnal belajar.
2. Rekapitulasi Analisis Jurnal Belajar dan Pencapaian Hasil Belajar
Tabel 4.3 Rekapitulasi Analisis Jurnal Belajar dan
Pencapaian Hasil Belajar Per Indikator
Indikator
Persentase (%)
Analisis
Jurnal Belajar
Pencapaian
Hasil Belajar
Menjelaskan pengertian sistem
pertahanan tubuh - 100
Mengidentifikasi sistem kekebalan tubuh
nonspesifik dan spesifik 20.8 70
Membedakan antigen dan antibodi pada
sistem pertahanan tubuh 50 85
Menjelaskan struktur dan fungsi antibodi 63.3 96.7
Menjelaskan pembentukan antigen dan
antibodi 21.7 82.2
Menentukan kekebalan aktif 76.7 90
Menentukan kekebalan pasif 78.3 93.3
Menjelaskan kegagalan mekanisme
pertahanan tubuh 35 90
Menjelaskan alergi terkait dengan sistem
kekebalan tubuh 50 86.7
Rata-rata 49.5 88.2
*Data selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 20 (hal. 164)
50
Berdasarkan tabel 4.3, diketahui bahwa rata-rata persentase hasil
belajar siswa per indikator lebih besar dibandingkan dengan analisis jurnal
belajar per indikator.
3. Pretest dan Postest
Berdasarkan hasil pretest pada kelompok eksperimen dan kontrol
sebelum diberikan perlakuan yang berbeda dan hasil postest pada kelompok
eksperimen dan kontrol setelah diberikan perlakuan yang berbeda diperoleh
data sebagai berikut:
Tabel 4.4 Hasil Pretest dan Postest Kelompok Eksperimen dan Kontrol
Data
Pretest Postest
Eksperimen Kontrol Eksperimen Kontrol
Nilai Terendah 25 20 65 60
Nilai Tertinggi 75 70 100 95
Rata-rata 51,9 46,9 87,3 76,1
Median 59,5 55,1 89,3 82
Modus 53,3 47,5 91,3 81
Simpangan Baku 12,4 13,9 8,15 8,68
Jumlah Siswa 30 30 30 30
Berdasarkan tabel 4.4 dapat dilihat bahwa nilai terendah pretest pada
kelompok ekperimen 25 dan pada kelompok kontrol 20, sedangkan nilai
terendah postest pada kelompok eksperimen 65 dan pada kelompok kontrol
60. Nilai tertinggi pretest pada kelompok eksperimen adalah 75 dan pada
kelompok kontrol adalah 70 sedangkan nilai tertinggi postest pada
kelompok eksperimen adalah 100 dan pada kelompok kontrol adalah 95.
Hasil rata-rata pretest pada kelompok eksperimen adalah 51,9 dan
kelompok kontrol adalah 46,9 sedangkan hasil rata-rata postest pada
51
kelompok eksperimen adalah 87,3 dan kelompok kontrol adalah 76,1. Hal
ini menunjukkan bahwa hasil pretest kedua kelompok tidak jauh berbeda
karena kedua kelompok tersebut belum diberikan perlakuan yang berbeda,
sedangkan untuk hasil postest kedua kelompok berbeda, dimana rata-rata
hasil belajar kelompok eksperimen lebih tinggi dari pada kelompok kontrol.
3. Data Peningkatan Hasil Belajar
Perhitungan N-gain dilakukan untuk mengetahui seberapa besar
peningkatan pemahaman konsep siswa. Hasil perhitungan N-gain pada
kelompok eksperimen didapatkan rata-rata 0,74 menunjukan bahwa nilai
rata-rata N-Gain kelompok eksperimen adalah tinggi. Sedangkan pada
kelompok kontrol didapatkan nilai rata-rata 0,53 menunjukkan bahwa nilai
rata-rata N-Gain kelompok kontrol adalah sedang.
Tabel 4.5 Presentas e Peningkatan Hasil Belajar
Kategori Frekuensi Presentase (%)
Eksperimen Kontrol
Tinggi 60 16,7
Sedang 40 73,3
Rendah 0 10
5. Hasil Wawancara
Hasil wawancara dengan siswa setelah proses pembelajaran pada
pertemuan satu dan dua hasilnya adalah sebagai berikut: Banyak siswa
menyukai pelajaran biologi dengan berbagai alasan yang membuat biologi
menarik, dikarenakan pada mata pelajaran biologi lebih membahas secara
mendalam tentang kehidupan terlebih makhluk hidup khususnya manusia,
yang nantinya dapat diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari dan dapat
mengenal diri sendiri lebih dalam. Namun pada kenyataannya siswa banyak
52
mengalami kesulitan dalam belajar biologi, banyaknya materi yang harus
dihafal terlebih banyaknya nama ilmiah dalam bahasa latin serta materi-
materi tertentu yang memiliki pokok bahasan yang banyak dan rumit seperti
sistem saraf. Meski merasa kesulitan ada beberapa hal yang membuat siswa
bersemangat belajar biologi yakni guru dengan metode pembelajaran yang
tepat sehingga membuat materi yang rumit menjadi lebih menyenangkan.
Siswa sebelumnya belum pernah menggunakan pembelajaran
kooperatif Jigsaw, pembelajaran yang sudah pernah mereka dapatkan adalah
pembelajaran dengan pembentukan kelompok biasa yang terdiri dari 4
sampai 6 orang. Menurut siswa pembelajaran kooperatif Jigsaw memiliki
kelebihan, yakni dengan mendapat penjelasan dari teman sebaya bahasa
yang digunakan lebih mudah dimengerti, lebih bersemangat dalam proses
pembelajaran, dapat memupuk kepercayaan diri dengan memberikan
penjelasan materi kepada teman serta lebih memiliki tanggung jawab untuk
menguasai materi. Namun menurut siswa pembelajaran kooperatif juga
memiliki kelemahan, yakni jika ada teman yang tidak serius dalam belajar
sehingga memberikan penjelasan yang sulit untuk dimengerti.
Siswa sebelumnya belum pernah menggunakan jurnal belajar, jurnal
yang mereka ketahui sebelumnya hanya jurnal kelas yang harus diisi oleh
guru. Dengan mengisi jurnal belajar siswa lebih memahami materi apa yang
belum dimengerti serta dapat mengevaluasi diri sendiri. Beberapa siswa
merasa lebih bersemangat belajar dengan menggunakan jurnal belajar
namun beberapa lagi merasa biasa saja. Beberapa siswa merasa perlu
menggunakan jurnal belajar agar dapat mengetahui lebih jauh kemampuan
diri mereka, namun beberapa siswa juga merasa tidak perlu menggunakan
jurnal belajar dikarenakan mereka sudah meiliki cara belajar sendiri. Dalam
pengisian jurnal belajar, siswa tidak mengalami kesulitan. Beberapa siswa
kedepannya ingin menulis jurnal belajar mereka sendiri bahkan untuk mata
pelajaran lain.
53
B. Hasil Pengujian Prasyarat Analisis dan Pengujian Hipotesis
1. Uji Normalitas
Setelah data nilai tes terkumpul pada saat pretest dan Postest, maka
dapat dilakukan uji prasyarat analisis data yaitu uji normalitas menggunakan
rumus liliefors dan diperoleh hasil sebagai berikut:
Tabel 4.6 Hasil Uji Normalitas Pretest dan Postest
Data a
Eksperimen Kontrol
Keterangan Lhitung
(L0)
Ltabel
(Lt)
Lhitung
(L0)
Ltabel
(Lt)
Pretest 0,05 0,11 0,16 0,11 0,16
Sampel
berdistribusi
normal
Postest 0,05 0,14 0,16 0,14 0,16
Sampel
berdistribusi
normal
Dari hasil perhitungan uji normalitas data (lampiran 15)1, untuk
normalitas pretest kelas eksperimen diperoleh nilai Lhitung (L0) lebih kecil
dari Ltabel (Lt). Karena L0 < Lt (0,11 < 0,16) maka sampel pada kelas
eksperimen berdistribusi normal. Untuk uji normalitas pretest kelas kontrol
diperoleh nilai Lhitung (L0) lebih kecil dari Ltabel (Lt). Karena L0 < Lt (0,11 <
0,16) maka sampel pada kelas eksperimen berdistribusi normal.
Dari hasil perhitungan uji normalitas data (lampiran 16)2, untuk
normalitas postest kelas eksperimen diperoleh nilai Lhitung (L0) lebih kecil
dari Ltabel (Lt). Karena L0 < Lt (0,14 < 0,16) maka sampel pada kelas
1 Lampiran hal. 147
2 Lampiran hal. 151
54
eksperimen berdistribusi normal. Untuk uji normalitas postest kelas kontrol
diperoleh nilai Lhitung (L0) lebih kecil dari Ltabel (Lt). Karena L0 < Lt (0,14 <
0,16) maka sampel pada kelas eksperimen berdistribusi normal.
2. Uji Homogenitas
Uji homogenitas digunakan untuk mengetahui apakah kedua
kelompok sampel berasal dari populasi yang homogen atau tidak. Uji
homogenitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji fisher, dengan
kriteria pengujian yaitu apabila Fhitung < Ftabel diukur pada taraf signifikansi
dan tingkat kepercayaan tertentu maka kedua kelompok dikatakan homogen
dan jika Fhitung > Ftabel maka kedua kelompok tidak homogen.
Berdasarkan pengujian homogenitas hasil belajar pretest yakni
sebelum diberi perlakuan yang berbeda dan postest setelah diberi perlakuan
yang berbeda pada kelas eksperimen dan kelas kontrol diperoleh hasil
sebagai berikut:
Tabel 4.7 Hasil Uji Homogenitas Pretest dan Postest
Data Varians
Taraf
Signifikansi Fhitung Ftabel Keterangan
Eksperimen Kontrol
Pretest 153,7 192,4 0,05 1,25 1,84 Data
Homogen
Postest 66,4 75,3 0,05 1,13 1,84 Data
Homogen
Dari hasil perhitungan (lampiran 17)3 Fhitung < Ftabel (1,25 < 1,84) maka
H0 diterima, sehingga dapat disimpulkan bahwa pada saat dilakukan pretest
kedua kelompok berasal dari populasi yang homogen.
3 Lampiran hal.151
55
Dari hasil perhitungan (lampiran 18)4 Fhitung < Ftabel (1,13 < 1,84) maka
H0 diterima, sehingga dapat disimpulkan bahwa pada saat dilakukan pretest
kedua kelompok berasal dari populasi yang homogen.
3. Uji Hipotesis Penelitian
Uji-t pretest dilakukan untuk mengetahui kemampuan awal yang sama
antara kelas eksperimen dan kelas kontrol. Selanjutnya, untuk menguji H0
yang menyatakan bahwa tidak ada perbedaan rata-rata hasil belajar biologi
siswa yang diberi model pembelajaran kooperatif dengan jurnal belajar
dengan rata-rata hasil belajar biologi siswa yang diberi model pembelajaran
kooperatif digunakan uji-t posttest. Dengan kriteria pengujian yaitu, jika
thitung < ttabel maka H0 diterima dan Ha ditolak, sedangkan jika thitung > ttabel
maka Ha diterima dan H0 ditolak.
Hasil pengujian uji-t pretest dan postest kelompok eksperimen dan
kontrol dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.8 Hasil Uji-t pretest dan postest
Data thitung ttabel Kesimpulan
Pretest 1,46 2,00 H0 diterima dan Ha ditolak
Postest 5,14 2,00 H0 ditolak dan Ha diterima
Berdasarkan perhitungan (lampiran 19)5, diperoleh thitung < ttabel.
Sehingga thitung berada di dalam daerah penerimaan H0 atau dengan kata lain
H0 diterima dan Ha ditolak. artinya, nilai rata-rata pretest kedua kelas sama.
Dengan mengasumsikan niali pretest konsep sistem kekebalan tubuh
4 Lampiran hal.156
5 Lampiran hal. 157
56
manusia sebagai kemampuan awal, maka kedua kelas mempunyai
kemampuan awal yang sama.
Berdasarkan perhitungan (lampiran 19)6, diperoleh thitung > ttabel.
Sehingga thitung berada di luar daerah penerimaan H0 atau dengan kata lain
H0 ditolak. Artinya, pembelajaran kooperatif dengan jurnal belajar
berpengaruh terhadap hasil belajar siswa pada konsep sistem pertahanan
tubuh.
C. Pembahasan
Berdasarkan hasil rubrik jurnal belajar dari jumlah 210 dengan persentase
100%, pada pertemuan pertama diperoleh hasil 150 dengan persentase 71%
dan pada pertemuan kedua diperoleh hasil 189 dengan persentse 90%. Data
tersebut menunjukan bahwa telah terjadi peningkatan sebesar 19%, hal ini
terjadi dikarenakan pada pertemuan sebelumnya sebagian besar siswa telah
merefleksikan belajarnya.
Hasil rekapitulasi analisis jurnal belajar dan pencapaian hasil belajar per
indikator pada tabel 4.4 didapatkan hasil rata-rata untuk hasil analisis jurnal
belajar sebesar 49,5% sedangkan untuk pencapaian hasil belajar sebesar 88,2%.
Dengan kata lain hasil rata-rata pencapaian hasil belajar lebih besar
dibandingkan dengan rata-rata analisis jurnal belajar, begitupula jika dilihat
dari rata-rata per indikator menunjukkan hasil pencapaian hasil belajar lebih
besar dari analisis jurnal belajar. Hasil ini dapat terjadi karena beberapa faktor,
pertama dengan siswa mengisi jurnal belajar, siswa menuliskan kembali materi
yang telah dipelajarinya, siswa merefleksikan kembali pembelajaran serta
mendapatkan feed back dengan mengusahakan secara optimal dan maksimal
pembelajaran, dan siswa memperoleh kembali materi yang belum dimengerti
pada pertemuan selanjutnya.
6 Lampiran hal. 157
57
Rekapitulasi analisis jurnal belajar dan pencapaian hasil belajar per
indikator memperlihatkan bahwa pada indikator pertama pada analisis jurnal
belajar, siswa tidak ada satupun yang menuliskan pengertian sistem pertahanan
tubuh, sedangkan pada analisis hasil belajar siswa pada indikator pertama
diperoleh hasil 100%, hasil ini dikarenakan pada soal indikator pertama
memiliki kategori tingkat kesukaran yang sangat mudah.
Selain itu juga, adanya 3 indikator yang memiliki kenaikan nilai yang
signifikan yakni mengidentifikasi sistem kekebalan tubuh non spesifik dan
spesifik, menjelaskan pembentukan antigen dan antibodi, serta menjelaskan
kegagalan mekanisme pertahanan tubuh. Kenaikan nilai yang signifikan ini
dikarenakan selain pada soal tersebut memiliki katergori tingkat kesukaran soal
mulai dari sangat mudah, mudah dan sedang, siswa sangat tertarik untuk
mengetahui lebih lanjut pada ketiga indikator ini, dengan rasa ketertarikan
yang lebih, siswa akan lebih mencari tahu materi ini, selain itu peneliti
menjelaskan kembali materi ini dengan mengaitkannya pada kehidupan sehari-
hari.
Hasil rubrik jurnal belajar memperlihatkan adanya peningkatan dari
kriteria jurnal belajar pada pertemuan pertama dan kedua. Selain itu pada
rekapitulasi hasil analisis jurnal belajar per indikator dan pencapaian hasil
belajar siswa per indikator menunjukan bahwa pencapaian belajar siswa lebih
besar jika dibandingkan dengan konsep yang terlihat pada jurnal belajar. Dari
hasil yang didapatkan ada keterkaitan antara rubrik jurnal belajar serta hasil
analisis jurnal belajar per indikator dan pencapaian hasil belajar siswa per
indikator.
Peningkatan pemenuhan kriteria pada rubrik jurnal belajar serta
penulisan kembali konsep yang telah dipelajari per indikator pada jurnal belajar
menyebabkan peningkatan pada pencapaian hasil belajar siswa per indikator.
Hasil ini menunjukan bahwa penggunaan jurnal belajar berpengaruh terhadap
hasil belajar siswa.
58
Berdasarkan pengujian hipotesis pretest yang telah dilakukan diperoleh
thit berada di dalam daerah penerimaan H0 atau dengan kata lain H0 diterima.
Dengan demikian, mengindikasikan bahwa kedua kelas memiliki kemampuan
awal yang sama sebelum diberikan perlakuan yang berbeda.
Hasil perhitungan pengujian hipotesis postest yang telah dilakukan
diperoleh thit berada di luar daerah penerimaan H0 atau dengan kata lain H0
ditolak. Dengan demikian, hipotesis alternatif (Ha) yang menyatakan bahwa
pembelajaran kooperatif dengan jurnal belajar berpengaruh terhadap hasil
belajar siswa pada konsep sistem pertahanan tubuh diterima pada taraf
signifikan 5%.
Pada pembelajaran kooperatif (Jigsaw) dengan jurnal belajar ada
beberapa langkah yang dilakukan siswa. Sebelumnya siswa harus diberi
pengetahuan tentang kooperatif jigsaw, apa saja yang menjadi peran serta tugas
yang akan mereka lakukan. Karena model pembelajaran yang baru diterapkan
tidak dipungkiri membuat siswa merasa bingung dan jika tidak benar-benar
diberi pengetahuan awal jigsaw membuat siswa pada proses belajar dari awal
sampai akhir sulit untuk diatur dan menjadi tidak maksimal. Sedangkan
pemahaman awal tentang jurnal belajar juga harus ditanamkan, terutama
manfaat dari jurnal belajar itu sendiri, agar hasil dari jurnal belajar dapat sesuai
dengan yang diinginkan.
Langkah pertama, siswa dibagi menjadi 8 kelompok asal. Pembagian
kelompok dalam pembelajaran kooperatif (Jigsaw) dilakukan secara heterogen,
sehingga cukup seimbang dalam setiap kelompok yang dikelompokkan
berdasarkan tingkat kemampuan dan gender. Pembagian kelompok merupakan
langkah yang cukup memakan banyak waktu, oleh karenanya peneliti sudah
menyiapkan segala sesuatunya yang berkaitan dengan pembagian kelompok,
untuk memaksimalkan waktu. Sebelumnya peneliti telah meminta dafar nama
siswa dan data yang diperlukan, baik untuk kelas kontrol maupun kelas
eksperimen. Baik daftar nama ataupun data lain yang menunjang diperlukan
59
untuk pembagian kelompok yang heterogen. Pemilihan anggota kelompok oleh
peneliti lebih diterima oleh sebagian besar siswa dibanding jika
menyerahkannya pada siswa.
Langkah kedua, siswa dibagi menjadi 8 kelompok ahli yang juga
dikelompokkan secara heterogen. Setelah setiap siswa mengetahui anggota
kelompoknya dalam kelompok asal, setiap kelompok diberikan beberapa
gulungan kertas sesuai dengan jumlah anggota yang ada dalam satu kelompok
asal. Setiap gulungan kertas berisi angka yang mewakili kelompok ahli yang
nantinya setiap siswa akan menggambil gulungan kertas tersebut. Setelah
pembagian kelompok untuk kelompok asal dan kelompok ahli selesai, maka
selanjutnya adalah tahap diskusi.
Langkah ketiga, siswa yang memiliki angka yang sama setelah
mengambil gulungan kertas maka akan berkumpul pada sebuah kelompok ahli
untuk berdiskusi membahas sebuah bahan ajar serta lks dengan waktu yang
telah ditentukan sebelumnya. Pada tahap ini siswa dilatih untuk berpikir serta
bertanggung jawab terhadap tugas yang telah diberikan. Pada tahap ini pula
guru mengawasi, memberikan bantuan pada kelompok yang mengalami
kesulitan serta memberi peringatan pada siswa yang tidak menjalankan
kewajibannya. Pada tahap ini ada beberapa siswa yang tidak fokus dan serius
berdiskusi, peneliti mencoba memberi arahan dan menyadarkannya untuk
dapat memahami bahwa setelah diskusi pada kelompok ahli ada tanggung
jawab besar yang diemban oleh setiap siswa. Tanggung jawab yang besar
dikarenakan nantinya pada kelompok asal setiap siswa berkewajiban
menyampaikan apa yang telah didiskusikan pada kelompok ahli serta berusaha
sekuat tenaga menjadikan teman yang ada pada kelompok asal memahami
materi yang telah disampaikan.
Langkah keempat, setelah diskusi selesai dilakukan pada kelompok ahli,
tiap siswa kembali pada kelompok asal untuk menjelaskan pemahaman yang
telah didapatkan setelah berdiskusi di kelompok ahli dengan waktu yang telah
60
ditentukan. Pada tahap diskusi, kondisi kelas agak riuh, namun menurut
peneliti ini bukanlah sebuah hal yang perlu dipermasalahkan dikarenakan
keriuhan ini terjadi karena setiap siswa dari setiap kelompok berusaha
memberikan penjelasan yang terbaik. Namun ada beberapa siswa yang merasa
kurang puas dengan penjelasan yang telah didapatkan dari temannya, di sini
diskusi berjalan dengan baik yakni bahkan siswa yang tidak seharusnya
memberi penjelasan (contoh materi A) justru mencoba untuk saling membantu,
saling berbagi untuk mencapai satu pemahaman yang sama. Peneliti mencoba
untuk berkeliling kelas, dari kelompok satu ke kelompok lainnya. Peneliti
menyimak penjelasan yang diberikan oleh siswa untuk memberikan
persetujuan jika materi yang disampaikan siswa kepada temannya benar dan
memberi penjelasan secara singkat apabila materi yang disampaikan siswa
kepada temannya keliru.
Langkah kelima, siswa bersiap menerima instruksi guru untuk maju ke
depan kelas untuk mempresentasikan hasil pemahaman yang didapat secara
singkat. siswa yang maju berdasarkan hasil pengocokan, ada 4 orang yang
maju pada setiap pertemuan untuk tiap konsep. Di sini siswa dilatih untuk
percaya diri serta berani mengemukakan pendapatnya, guru juga memberikan
apresiasi pada siswa yang presentasi di depan kelas.
Untuk setiap kocokan terdiri dari 4 gulungan kertas, tiap gulungan kertas
terdiri dari satu kalimat, yaitu 3 gulungan kertas bertuliskan “Bukan aku ”
dan satu gulungan kertas bertuliskan “yes, I’m ”. Gulungan kertas yang
bertuliskan “Bukan aku ” memiliki makna bahwa siswa yang mendapatkan
gulungan kertas ini kurang beruntung karena tidak dapat maju ke depan kelas
untuk menjelaskan materi yang telah didiskusikan di kelompok asal.
Sedangkan gulungan kertas yang bertuliskan “yes, I’m ” memiliki makna
bahwa siswa yang mendapat gulungan kertas ini menjadi siswa yang beruntung
pada hari ini karena dapat maju ke depan kelas untuk dapat menjelaskan materi
yang telah didiskusikan di kelompok asal. Dengan cara ini, pada saat
pengocokan selain siswa merasakan harap-harap cemas setelah membuka
61
gulungan kertas ada sensasi yang berbeda setelah membaca kalimat yang ada,
ini terlihat dari ekspresi para siswa yang sangat senang jika dilihat dari mimik
wajah mereka.
Langkah enam, siswa diberi waktu untuk mengisi jurnal belajar yang
telah disediakan sebelumnya. Saat pengisian jurnal berlangsung tidak ada siswa
yang bertanya tentang pertanyaan yang ada pada jurnal belajar, ini dikarenakan
sebelumnya peneliti mencoba untuk menjelaskan apa sebenarnya dari hakikat
jurnal belajar. Namun masih ada siswa yang tidak percaya diri dengan jawaban
yang telah ditulisnya pada jurnal belajarnya sendiri dan mencoba untuk
mencontek jawaban temannya. Peneliti menjelaskan kembali bahwa tidak ada
jabawan yang benar ataupun salah untuk menjawab pertanyaan reflektif yang
ada pada jurnal belajar dan jurnal belajar merupakan cerminan diri dari
berbagai perasaan dan pikiran yang ada dan bersifat pribadi.
Setelah jurnal belajar selesai diisi, jurnal belajar dikumpulkan untuk
dibaca oleh peneliti dan diberikan komentar. Komentar-komentar yang
dituliskan bersifat lebih memotivasi para siswa serta dalam rangka untuk
mendapatkan ikatan batin dengan para siswa. Komentar yang dituliskan
mendapat respon dan feedback yang baik dari para siswa, ada beberapa siswa
yang mengomentari kembali komentar yang telah dituliskan peneliti.
Setelah jurnal belajar selesai dibaca dan diberikan komentar, maka jurnal
belajar dikembalikan pada hari itu juga untuk disimpan siswa dan dikumpulkan
kembali saat ulangan harian, ini dimaksudkan agar siswa merasa bertanggung
jawab terhadap jurnal belajar mereka.
Pembelajaran kooperatif yang digunakan dalam sebuah pembelajaran
membuat siswa lebih apresiatif terhadap pembelajaran. Siswa merasa lebih
bersemangat dan tidak bosan. Pembelajaran kooperatif jigsaw juga membuat
siswa memiliki tanggung jawab tersendiri dalam belajar karena wajib untuk
memberikan penjelasan kepada teman yang ada di kelompok asal dengan kata
lain siswa wajib untuk memahami materi yang didapatkan pada kelompok ahli.
62
Pembelajaran kooperatif jigsaw juga secara tidak langsung memberikan
motivasi bagi siswa, motivasi merupakan kekuatan maha dahsyat yang ada
dalam diri manusia. Pupuh Fathurrohman dan Sobry Sutikno mengutip
pernyataan Bobbi de Potter, bahwa terdapat beberapa cara menumbuhkan
budaya berprestasi, dalam rumus TANDUR, yakni salah satunya adalah
“demonstrasikan”. Demontrasikan yang dimaksud di sini adalah menyediakan
kesempatan bagi anak didik untuk menunjukkan bahwa mereka tahu, jangan
biarkan anak menjadi pendengar pasif.7 Saat siswa menjelaskan bahan ajar
pada kelompok asal, mereka menunjukkan kemampuan mereka.
Pembelajaran kooperatif jigsaw mengharuskan setiap siswa untuk dapat
mengajarkan teman sebaya mereka dalam satu kelompok. Dengan mengajarkan
teman sebaya yang lain, siswa diharuskan mengerti terlebih dahulu apa yang
akan mereka bagi dengan teman yang lain. Selain itu dengan mengajarkan,
baik audio, visual ataupun kinestetik siswa bekerja. Dalam piramida belajar
siswa Edgar Dale, praktik pembelajaran belajar dengan cara mengajar, siswa
dapat mengingat 90 % materi yang dipelajari.
Dengan menggunakan pembelajaran kooperatif Jigsaw, pembelajaran
menggunakan komunikasi banyak arah. Komunikasi banyak arah tidak hanya
melibatkan interaksi dinamis antara guru dan siswa tetapi juga melibatkan
interaksi yang dinamis antara siswa yang satu dengan siswa yang lain. Proses
komunikasi banyak arah mengarah kepada proses pengajaran yang
mengembangkan kegiatan siswa secara optimal, sehingga menumbuhkan siswa
belajar aktif. 8
Pemberian jurnal belajar yang harus diisi oleh setiap siswa merupakan
tahap yang membedakan antara kelompok eksperimen dengan kelompok
kontrol. Pada kelompok eksperimen yang melakukan pengisian jurnal belajar,
siswa merasa lebih memahami dirinya sendiri. Dengan mengisi jurnal belajar
7 Pupuh Fathurrohman dan Sobry Sutikno, Strategi Belajar Mengajar Melalui Penanaman
Konsep Umum dan Konsep Islami, (Bandung: Refika Aditama, 2007), h.100 8 Ibid., h.40
63
siswa mengetahui pada bahasan apa sekiranya yang masih lemah atau
membingungkan. Sehingga siswa merasa lebih tertantang untuk memperbaiki
cara belajar mereka dan belajar lebih baik lagi. Dengan mengisi jurnal belajar,
siswa juga dapat mengekspresikan bagaimana perasaannya saat belajar dalam
bentuk tulisan, ini membuat mereka lebih bersemangat lagi untuk mengikuti
rangkaian pelajaran selanjutnya.
Tidak hanya bagi siswa, guru juga merasa terbantu dengan pengisian
jurnal belajar ini. Dengan siswa dapat mengungkapkan secara nyatadan jelas
poin-poin di mana mereka merasa lemah atau bingung pada materi pelajaran
tersebut, guru dapat membahas poin-poin tersebut tanpa menghabiskan waktu
lebih banyak untuk membahas poin-poin lain yang telah dipahami oleh siswa.
Pada jurnal belajar, guru juga dapat menuliskan komentar-komentar yang
dapat membangun siswa. Dengan komentar tersebut siswa merasa tulisan
mereka diapresiasi tulisan dari apa yang mereka rasakan, dibangkitkan lagi
semangat mereka serta merasa lebih diperhatikan.
Penggunaan jurnal belajar pada pembelajaran kooperatif mempengaruhi
hasil belajar siswa, ini sejalan dengan penelitian Kartono dan Ali Imron yang
berpendapat bahwa jurnal belajar disatu pihak berfungsi sebagai sarana untuk
mencapai tujuan pembelajaran dan sebagai instrumen penilaian untuk
mencapai tujuan tersebut. 9
Pembelajaran kooperatif dengan jurnal belajar, jika dilihat dari teori-
teori yang ada sudah ada memberikan pengaruh yang baik bagi siswa jika
dijalankan sesuai dengan aturan yang ada. Penggunaan jurnal belajar pada
pembelajaran kooperatif dengan jurnal belajar menjadikan pengaruh yang baik
menjadi lebih baik lagi.
9 Kartono dan Ali Imron, Penerapan Teknik Penilaian Learning Journal Pada Model
Pembelajaran Berbasis Masalah untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Materi Pokok
Segiempat, 2012, h. 60-61, (http://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/kreano/article/download/
1246/1298)
64
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan analisis data penelitian, dapat disimpulkan bahwa
pembelajaran kooperatif dengan jurnal belajar pada konsep sistem pertahanan
tubuh berpengaruh positif terhadap hasil belajar dengan α = 0,05 dan thitung >
ttabel (5,14 > 2,00). Hasil belajar siswa yang diajar dengan pembelajaran
kooperatif menggunakan jurnal belajar lebih tinggi dari hasil belajar siswa
yang diajar dengan pembelajaran kooperatif tanpa menggunakan jurnal
belajar.
B. Saran
Adapun saran yang diajukan untuk pencapaian penggunaan jurnal
belajar pada pembelajaran kooperatif yang lebih baik dapat dilakukan dengan
memanage waktu dengan sebaik-baiknya, menjelaskan kepada siswa sebelum
proses pembelajaran tahapan-tahapan pembelajaran kooperatif jigsaw serta
menjelaskan manfaat jurnal belajar yang akan didapat siswa jika benar-benar
diterapkan.
65
DAFTAR PUSTAKA
Anon Keeping a Reflective Journal. http://www.open.ac.uk/skillsforstudy/be-
aware-of-your-habits.php, 19 Februari 2012.
Anon Learning Journals. http://www.worc.ac.uk/studyskills/documents/Learning_
Journals_2011.pdf, 25 Februari 2012.
Anon Learning log or learning journals. www.hull.ac.uk/php/cesagh/documents/
LEARNINGLOG.doc, 20 Februari 2012.
Anon Reflective journals and learning logs. http:// www.niu.edu/facdev /resources
/guide/assessment/reflective_journals%20and_learning_logs.pdf, 20
Februari 2012
Anon What is reflective journal?. http://www.audiencedialogue.net/journal, 20
Februari 2012.
Anon Writing a Journal or Learning Log. http://www.rmit.edu.au/studyand
learningcentre, 19 Februari 2012.
Arikunto, Suharsimi. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara,
2013.
Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:
Rineka Cipta, 2010.
Burton, Jill. Reflective writing ‘A way to lifelong teacher learning’. USA: TESOL
Publications, 2009.
Fathurrohman, Pupuh & Sutikno, Sobry. Strategi Belajar Mengajar Melalui
Penanaman Konsep Umum dan Konsep Islami. Bandung: Refika Aditama,
2010.
George, Susan E. “Learning and reflective journal in computer science”.
http://crpit.com/confpapers/CRPITV4George.pdf, 19 Februari 2012.
Hadjar, Ibnu. Dasar-dasar Metodologi Penelitian Kwantitatif dalam Pendidikan.
Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1999.
66
Hake, Richard R. Analyzing Change / Gain Scores. http://physics.indiana.edu
/~sdi/Analyzing Change-Gain.pdf, 10 Agustus 2013
Hakiim, Lukmanul. Perencanaan Pembelajaran. Bandung: Wacana Prima, 2009.
Hamalik, Oemar. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara, 2009.
Isjoni. Pendidikan Sebagai Investasi Masa Depan. Jakarta: YOI, 2006.
Kartono dan Imron, Ali. Penerapan Teknik Penilaian Learning Journal pada
Model Pembelajaran Berbasis Masalah untuk Meningkatkan Hasil Belajar
Siswa Materi Pokok Segiempat. Semarang: UNNES, 2010.
Loo, Robert and Thorpe, Karran. Using Reflective Learning Journals to Improve
Individual and Team Performance. Team Performance Management An
International Journal, 8, 2002, http://www.emeraldinsight.com/journals.
htm?articleid=882861, 19 Februari 2012.
Moon, Jennifer. “Learning Journals and Logs”. http://www.ucd.ie/t4cms/ucdtla
0035.pdf, 19 Februari 2012.
Pang, Les. Application of Web 2.0 Technologies to Support Reflective Learning
Journal. Maryland: UMUC, 2008.
Paton, Michael. “Reflective Journals and critical thinking”. http://science.
uniserve.edu.au/pubs/procs/2006/paton.pdf, 20 Februari 2012.
Pengajaran Profesional dan Pembelajaran Bermakna. Jakarta: DBE3 USAID-
Indonesia, 2006.
Purwanto, Ngalim. Psikologi Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya, 2003.
Rusman. Model-Model Pembelajaran. Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2013.
Silberman, Melvin L. Active learning : 101 cara belajar siswa aktif. Bandung:
Nusamedia, 2011.
Sofyan, Ahmad. dkk. Evaluasi Pembelajaran IPA Berbasis Kompetensi. Jakarta:
UIN Jakarta Press, 2006.
Sudjana. Metoda Statiska. Bandung: Tarsito, 2005.
67
Sugiyono. Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan
R&D. Bandung: Alfabeta, 2007.
Sukmadinata, Nana Syaodih. Landasan Psikologi Proses Pendidikan. Bandung:
Remaja Rosda Karya, 2009.
Trianto. Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik.
Jakarta: Prestasi Pustaka, 2007.
Warsono dan Hariyanto. Pembelajaran Aktif Teori dan Asesmen. Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya, 2012.
68
Lampiran 1
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
Kelas Eksperimen
Sekolah : SMA Muhammadiyah 25 Pamulang
Mata Pelajaran : Biologi
Kelas / Semester : XI (Sebelas) / 2
Mata Pelajaran : IPA / Biologi
Alokasi Waktu : 2 X 45’ (1 x Pertemuan)
Standar Kompetensi 3.
Menjelaskan struktur dan fungsi organ manusia dan hewan tertentu, kelainan dan /
atau penyakit yang mungkin terjadi serta implikasinya pada Salingtemas
Kompetensi Dasar 3.8
Menjelaskan mekanisme pertahanan tubuh terhadap benda asing berupa antigen
dan bibit penyakit
Indikator
Menjelaskan pengertian sistem pertahanan tubuh
Mengidentifikasi sistem kekebalan tubuh nonspesifik dengan sistem
pertahanan tubuh spesifik
Membedakan antigen dan antibodi pada sistem pertahanan tubuh
Menjelaskan struktur dan fungsi antibodi
Menjelaskan pembentukan antigen dan antibodi
69
Tujuan
Siswa dapat menjelaskan pengertian sistem pertahanan tubuh
Siswa dapat mengidentifikasi sistem kekebalan tubuh nonspesifik dengan
sistem pertahanan tubuh spesifik
Siswa dapat membedakan antigen dan antibodi pada sistem pertahanan tubuh
Siswa dapat menjelaskan struktur dan fungsi antibodi
Siswa dapat menjelaskan pembentukan antigen dan antibodi
Karakter siswa yang diharapkan : Kerja Sama dan Tanggung jawab
Model Pembelajaran : Pembelajaran Kooperatif – Jigsaw
Metode Pembelajaran : Diskusi informasi
Langkah-langkah Pembelajaran
Pertemuan I
A. Kegiatan Awal (10 menit)
- Motivasi dan Apersepsi
Guru Siswa Waktu
Pada musim pancaroba, seseorang
ada yang mudah sekali terserang
penyakit flu sedang seorang yang lain
ada yang jarang sekali terserang
penyakit flu, mengapa bisa demikian?
Menjawab dengan
menaruh sikap
hormat dan
memberikan
perhatian
5 menit
- Menyampaikan tujuan atau kompetensi yang akan dicapai
- Persepakatan kegiatan : menginformasikan kegiatan yang akan dilakukan
Siswa dibagi kedalam kelompok ahli dan kelompok asal
Kelompok ahli :
- Kelompok A1 - Kelompok A2
- Kelompok B1 - Kelompok B2
- Kelompok C1 - Kelompok C2
- Kelompok D1 - Kelompok D2
70
Kelompok asal :
- Kelompok 1 (Anggota A1, B1, C1, D1)
- Kelompok 2 (Anggota A1, B1, C1, D1)
- Kelompok 3 (Anggota A1, B1, C1, D1)
- Kelompok 4 (Anggota A1, B1, C1, D1)
- Kelompok 5 (Anggota A2, B2, C2, D2)
- Kelompok 6 (Anggota A2, B2, C2, D2)
- Kelompok 7 (Anggota A2, B2, C2, D2)
- Kelompok 8 (Anggota A2, B2, C2, D2)
Keterangan bahasan kelompok :
- Kelompok A: kekebalan spesifik dan nonspesifik
- Kelompok B: pengertian antigen dan antibodi
- Kelompok C: struktur dan fungsi antibodi
- Kelompok D: pembentukan antigen dan antibodi
Diskusi yang akan dilakukan saat berada di kelompok ahli dan
kelompok asal dilakukan dengan kerjasama dan tanggung jawab
Setelah diskusi kelompok asal selesai, beberapa siswa diminta untuk
mempresentasikan hasil diskusi
B. Kegiatan Inti ( 70 menit )
1. Eksplorasi (10 menit)
Guru Siswa
1) Menjelaskan pengertian dari sistem
pertahanan tubuh
2) Membahas tentang lapisan
pertahanan tubuh yang dimiliki oleh
manusia “apakah kalian mengetahui
pertahanan pertama yang dimiliki
oleh tubuh?”
3) Meluruskan jawaban siswa
1) Mendengarkan
2) Menjawab dengan menaruh
sikap hormat dan memberikan
perhatian.
3) Mendengarkan.
71
2. Elaborasi (50 menit)
Guru Siswa
1) Memfasilitasi siswa untuk melakukan
pembelajaran kooperatif – jigsaw
a) Memberi instruksi singkat
b) Memberikan Lembar Kerja Siswa
untuk tiap kelompok ahli yang
telah dipersiapkan sebelumnya
2) Menginstruksikan kepada siswa
untuk melakukan kegiatan diskusi
pada kelompok ahli
3) Memberikan motivasi kepada peserta
didik yang kurang atau belum
berpartisipasi aktif dalam kelompok
serta membantu menyelesaikan
masalah yang timbul
4) Memberikan instruksi untuk kembali
kepada kelompok asal
5) Menginstruksikan kepada siswa
untuk melakukan diskusi pada
kelompok asal
6) Memberikan motivasi kepada peserta
didik yang kurang atau belum
berpartisipasi aktif dalam kelompok
serta membantu menyelesaikan
masalah yang timbul
7) Meminta beberapa siswa untuk
mempresentasikan hasil diskusi
mereka
1) Ikut berpartisipasi pada
pembelajaran kooperatif -
jigsaw
a) Memperhatikan
b) Bersiap untuk menerima
2) Saling bekerja sama untuk
melakukan diskusi dan dengan
penuh tanggung jawab
3) Mengapresiasi petunjuk yang
diberikan guru
4) Mempersiapkan kelompok
5) Saling bekerja sama untuk
melakukan diskusi dan dengan
penuh tanggung jawab
6) Mengapresiasi petunjuk yang
diberikan guru
7) Mempresentasikan hasil diskusi
mereka di depan kelas
3. Konfirmasi (10 menit)
Guru Siswa
1) Meluruskan jawaban siswa jika ada
jawaban siswa yang keliru serta
memberikan penguatan
1) Memperhatikan
72
C. Kegiatan Penutup (10 menit)
Guru Siswa
1) Meminta siswa untuk memberikan
kesimpulan
2) Memberikan penguatan pada
kesimpulan sebelumnya
3) Menginstruksikan untuk mengisi
jurnal belajar
1) Memberikan kesimpulan
2) Memperhatikan
3) Mengisi jurnal belajar
Media dan Sumber Belajar
1. Saktiyono. 2007. Seribu Pena BIOLOGI Untuk SMA/MA Kelas XI. Jakarta:
Erlangga
2. Faidah rachmawati. 2009. Biologi SMA/MA Kelas XI Program IPA. Jakarta:
BSE Departemen Pendidikan Nasional
3. Siti Nur Rochmah. 2009. IPA Biologi SMA/MA Kelas XI. Jakarta: BSE
Departemen Pendidikan Nasional
3. Lembar Kerja Siswa
Penilaian
Teknik Penilaian Bentuk Instrumen Contoh Instrumen
Lisan Uraian
1. Bagaimanakah pembentukan
antibodi dalam tubuh?
Jakarta , 25 Maret 2013
Guru Biologi, Peneliti,
Khusnul K, S.Pd Nuraini
73
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
Kelas Eksperimen
Sekolah : SMA Muhammadiyah 25 Pamulang
Mata Pelajaran : Biologi
Kelas / Semester : XI (Sebelas) / 2
Mata Pelajaran : IPA / Biologi
Alokasi Waktu : 2 X 45’ (1 x Pertemuan)
Standar Kompetensi 3.
Menjelaskan struktur dan fungsi organ manusia dan hewan tertentu, kelainan dan /
atau penyakit yang mungkin terjadi serta implikasinya pada Salingtemas
Kompetensi Dasar 3.8
Menjelaskan mekanisme pertahanan tubuh terhadap benda asing berupa antigen
dan bibit penyakit
Indikator
Menentukan kekebalan aktif
Menentukan kekbalan pasif
Menjelaskan kegagalan mekanisme pertahanan tubuh
Menjelaskan alergi terkait dengan sistem kekebalan tubuh
Tujuan
Siswa dapat menentukan kekebalan aktif
Siswa dapat menentukan kekbalan pasif
Siswa dapat menjelaskan kegagalan mekanisme pertahanan tubuh
Siswa dapat menjelaskan alergi terkait dengan sistem kekebalan tubuh
74
Karakter siswa yang diharapkan : Kerja Sama dan Tanggung jawab
Model Pembelajaran : Pembelajaran Kooperatif – Jigsaw
Metode Pembelajaran : Diskusi informasi
Langkah-langkah Pembelajaran
Pertemuan 2
A. Kegiatan Awal (10 menit)
- Motivasi dan Apersepsi
Guru Siswa Waktu
1) Mengajak siswa untuk mengingat
kemabali materi pada pertemuan
sebelumnya sesuai dengan jurnal
belajar yang telah dibuat siswa.
2) Mengajukan pertanyaan “Apakah
diantara kalian ada yang saat
kecil tidak diimunisasi?” “Untuk
apa sebenarnya saat kecil kita
diimunisasi?”
3) Memberikan penjelasan penting-
nya imunisasi saat masih kecil
1) Memperhatikan
dengan
seksama
..............
2) Menjawab
dengan
menaruh sikap
hormat dan
memberikan
perhatian
.......
3) Memperhatikan
dengan sesama
5 menit
2 menit
3 menit
- Menyampaikan tujuan atau kompetensi yang akan dicapai
- Persepakatan kegiatan : menginformasikan kegiatan yang akan dilakukan
Siswa dibagi kedalam kelompok ahli dan kelompok asal
Kelompok ahli :
- Kelompok A1 - Kelompok A2
- Kelompok B1 - Kelompok B2
- Kelompok C1 - Kelompok C2
- Kelompok D1 - Kelompok D2
Kelompok asal :
- Kelompok 1 (Anggota A1, B1, C1, D1)
- Kelompok 2 (Anggota A1, B1, C1, D1)
75
- Kelompok 3 (Anggota A1, B1, C1, D1)
- Kelompok 4 (Anggota A1, B1, C1, D1)
- Kelompok 5 (Anggota A2, B2, C2, D2)
- Kelompok 6 (Anggota A2, B2, C2, D2)
- Kelompok 7 (Anggota A2, B2, C2, D2)
- Kelompok 8 (Anggota A2, B2, C2, D2)
-
Keterangan bahasan kelompok :
- Kelompok A: kekebalan aktif
- Kelompok B: kekebalan pasif
- Kelompok C: kegagalan mekanisme pertahanan tubuh
- Kelompok D: alergi
Diskusi yang akan dilakukan saat berada di kelompok ahli dan
kelompok asal dilakukan dengan kerjasama dan tanggung jawab
Setelah diskusi kelompok asal selesai, beberapa siswa diminta untuk
mempresentasikan hasil diskusi
B. Kegiatan Inti ( 70 menit )
1. Eksplorasi (10 menit)
Guru Siswa
1) Mengajukan pertanyaan “sistem
pertahanan tubuh kita aman dari
penyakit diibaratkan sebuah senjata,
bagaimana mekanisme pertahanan
tubuh kita?”
2) Meluruskan jawaban dari siswa
1) Menjawab
2) Memperhatikan dengan seksama
2. Elaborasi (50 menit)
Guru Siswa
1) Memfasilitasi siswa untuk melakukan
pembelajaran kooperatif – jigsaw
a) Memberi instruksi singkat
b) Memberikan Lembar Kerja Siswa
untuk tiap kelompok ahli yang
1) Ikut berpartisipasi pada
pembelajaran kooperatif -
jigsaw
a) Memperhatikan
b) Bersiap untuk menerima
76
telah dipersiapkan sebelumnya
2) Menginstruksikan kepada siswa
untuk melakukan kegiatan diskusi
pada kelompok ahli
3) Memberikan motivasi kepada peserta
didik yang kurang atau belum
berpartisipasi aktif dalam kelompok
serta membantu menyelesaikan
masalah yang timbul
4) Memberikan instruksi untuk kembali
kepada kelompok asal
5) Menginstruksikan kepada siswa
untuk melakukan diskusi pada
kelompok asal
6) Memberikan motivasi kepada peserta
didik yang kurang atau belum
berpartisipasi aktif dalam kelompok
serta membantu menyelesaikan
masalah yang timbul
7) Meminta beberapa siswa untuk
mempresentasikan hasil diskusi
mereka
2) Saling bekerja sama untuk
melakukan diskusi dan dengan
penuh tanggung jawab
3) Mengapresiasi petunjuk yang
diberikan guru
4) Mempersiapkan kelompok
5) Saling bekerja sama untuk
melakukan diskusi dan dengan
penuh tanggung jawab
6) Mengapresiasi petunjuk yang
diberikan guru
7) Mempresentasikan hasil diskusi
mereka di depan kelas
3. Konfirmasi (10 menit)
Guru Siswa
1) Meluruskan jawaban siswa jika ada
jawaban siswa yang keliru serta
memberikan penguatan
1) Memperhatikan dengan seksama
C. Kegiatan Penutup (10 menit)
Guru Siswa
1) Meminta siswa untuk memberikan
kesimpulan
2) Memberikan penguatan pada
kesimpulan sebelumnya
3) Menginstruksikan untuk mengisi
jurnal belajar
1) Memberikan kesimpulan
2) Memperhatikan
3) Mengisi jurnal belajar
77
Media dan Sumber Belajar
1. Saktiyono. 2007. Seribu Pena BIOLOGI Untuk SMA/MA Kelas XI. Jakarta:
Erlangga
2. Faidah rachmawati. 2009. Biologi SMA/MA Kelas XI Program IPA. Jakarta:
BSE Departemen Pendidikan Nasional
3. Siti Nur Rochmah. 2009. IPA Biologi SMA/MA Kelas XI. Jakarta: BSE
Departemen Pendidikan Nasional
3. Lembar Kerja Siswa
Penilaian
Teknik Penilaian Bentuk Instrumen Contoh Instrumen
Lisan Uraian 1. Apakah perbedaan kekebalan
aktif dengan kekebalan pasif ?
Jakarta , 25 Maret 2013
Guru Biologi, Peneliti,
Khusnul K. S.Pd Nuraini
78
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
Kelas Kontrol
Sekolah : SMA Muhammadiyah 25 Pamulang
Mata Pelajaran : Biologi
Kelas / Semester : XI (Sebelas) / 2
Mata Pelajaran : IPA / Biologi
Alokasi Waktu : 2 X 45’ (1 x Pertemuan)
Standar Kompetensi 3.
Menjelaskan struktur dan fungsi organ manusia dan hewan tertentu, kelainan dan /
atau penyakit yang mungkin terjadi serta implikasinya pada Salingtemas
Kompetensi Dasar 3.8
Menjelaskan mekanisme pertahanan tubuh terhadap benda asing berupa antigen
dan bibit penyakit
Indikator
Menjelaskan pengertian sistem pertahanan tubuh
Mengidentifikasi sistem kekebalan tubuh nonspesifik dengan sistem
pertahanan tubuh spesifik
Membedakan antigen dan antibodi pada sistem pertahanan tubuh
Menjelaskan struktur dan fungsi antibodi
Menjelaskan pembentukan antigen dan antibodi
Tujuan
Siswa dapat menjelaskan pengertian sistem pertahanan tubuh
Siswa dapat mengidentifikasi sistem kekebalan tubuh nonspesifik dengan
sistem pertahanan tubuh spesifik
Siswa dapat membedakan antigen dan antibodi pada sistem pertahanan tubuh
79
Siswa dapat menjelaskan struktur dan fungsi antibodi
Siswa dapat menjelaskan pembentukan antigen dan antibodi
Karakter siswa yang diharapkan : Kerja Sama dan Tanggung jawab
Model Pembelajaran : Pembelajaran Kooperatif – Jigsaw
Metode Pembelajaran : Diskusi informasi
Langkah-langkah Pembelajaran
Pertemuan I
A. Kegiatan Awal (10 menit)
- Motivasi dan Apersepsi
Guru Siswa Waktu
Pada musim pancaroba, seseorang
ada yang mudah sekali terserang
penyakit flu sedang seorang yang lain
ada yang jarang sekali terserang
penyakit flu, mengapa bisa demikian?
Menjawab dengan
menaruh sikap
hormat dan
memberikan
perhatian
5 menit
- Menyampaikan tujuan atau kompetensi yang akan dicapai
- Persepakatan kegiatan : menginformasikan kegiatan yang akan dilakukan
Siswa dibagi kedalam kelompok ahli dan kelompok asal
Kelompok ahli :
- Kelompok A1 - Kelompok A2
- Kelompok B1 - Kelompok B2
- Kelompok C1 - Kelompok C2
- Kelompok D1 - Kelompok D2
80
Kelompok asal :
- Kelompok 1 (Anggota A1, B1, C1, D1)
- Kelompok 2 (Anggota A1, B1, C1, D1)
- Kelompok 3 (Anggota A1, B1, C1, D1)
- Kelompok 4 (Anggota A1, B1, C1, D1)
- Kelompok 5 (Anggota A2, B2, C2, D2)
- Kelompok 6 (Anggota A2, B2, C2, D2)
- Kelompok 7 (Anggota A2, B2, C2, D2)
- Kelompok 8 (Anggota A2, B2, C2, D2)
Keterangan bahasan kelompok :
- Kelompok A: kekebalan spesifik dan nonspesifik
- Kelompok B: pengertian antigen dan antibodi
- Kelompok C: struktur dan fungsi antibodi
- Kelompok D: pembentukan antigen dan antibodi
Diskusi yang akan dilakukan saat berada di kelompok ahli dan
kelompok asal dilakukan dengan kerjasama dan tanggung jawab
Setelah diskusi kelompok asal selesai, beberapa siswa diminta untuk
mempresentasikan hasil diskusi
B. Kegiatan Inti ( 70 menit )
1. Eksplorasi (10 menit)
Guru Siswa
1) Menjelaskan pengertian dari sistem
pertahanan tubuh
2) Membahas tentang lapisan
pertahanan tubuh yang dimiliki oleh
manusia “apakah kalian mengetahui
pertahanan pertama yang dimiliki
oleh tubuh?”
3) Meluruskan jawaban siswa
1) Mendengarkan
2) Menjawab dengan menaruh
sikap hormat dan memberikan
perhatian.
3) Mendengarkan.
81
2. Elaborasi (50 menit)
Guru Siswa
1) Memfasilitasi siswa untuk melakukan
pembelajaran kooperatif – jigsaw
a) Memberi instruksi singkat
b) Memberikan Lembar Kerja Siswa
untuk tiap kelompok ahli yang
telah dipersiapkan sebelumnya
2) Menginstruksikan kepada siswa
untuk melakukan kegiatan diskusi
pada kelompok ahli
3) Memberikan motivasi kepada peserta
didik yang kurang atau belum
berpartisipasi aktif dalam kelompok
serta membantu menyelesaikan
masalah yang timbul
4) Memberikan instruksi untuk kembali
kepada kelompok asal
5) Menginstruksikan kepada siswa
untuk melakukan diskusi pada
kelompok asal
6) Memberikan motivasi kepada peserta
didik yang kurang atau belum
berpartisipasi aktif dalam kelompok
serta membantu menyelesaikan
masalah yang timbul
7) Meminta beberapa siswa untuk
mempresentasikan hasil diskusi
mereka
1) Ikut berpartisipasi pada
pembelajaran kooperatif -
jigsaw
a) Memperhatikan
b) Bersiap untuk menerima
2) Saling bekerja sama untuk
melakukan diskusi dan dengan
penuh tanggung jawab
3) Mengapresiasi petunjuk yang
diberikan guru
4) Mempersiapkan kelompok
5) Saling bekerja sama untuk
melakukan diskusi dan dengan
penuh tanggung jawab
6) Mengapresiasi petunjuk yang
diberikan guru
7) Mempresentasikan hasil diskusi
mereka di depan kelas
3. Konfirmasi (10 menit)
Guru Siswa
1) Meluruskan jawaban siswa jika ada
jawaban siswa yang keliru serta
memberikan penguatan
1) Memperhatikan
82
C. Kegiatan Penutup (10 menit)
Guru Siswa
1) Meminta siswa untuk memberikan
kesimpulan
2) Memberikan penguatan pada
kesimpulan sebelumnya
1) Memberikan kesimpulan
2) Memperhatikan
Media dan Sumber Belajar
1. Saktiyono. 2007. Seribu Pena BIOLOGI Untuk SMA/MA Kelas XI. Jakarta:
Erlangga
2. Faidah rachmawati. 2009. Biologi SMA/MA Kelas XI Program IPA. Jakarta:
BSE Departemen Pendidikan Nasional
3. Siti Nur Rochmah. 2009. IPA Biologi SMA/MA Kelas XI. Jakarta: BSE
Departemen Pendidikan Nasional
3. Lembar Kerja Siswa
Penilaian
Teknik Penilaian Bentuk Instrumen Contoh Instrumen
Lisan Uraian
1. Bagaimanakah pembentukan
antibodi dalam tubuh?
Jakarta , 25 Maret 2013
Guru Biologi, Peneliti,
Khusnul K, S.Pd Nuraini
83
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
Kelas Kontrol
Sekolah : SMA Muhammadiyah 25 Pamulang
Mata Pelajaran : Biologi
Kelas / Semester : XI (Sebelas) / 2
Mata Pelajaran : IPA / Biologi
Alokasi Waktu : 2 X 45’ (1 x Pertemuan)
Standar Kompetensi 3.
Menjelaskan struktur dan fungsi organ manusia dan hewan tertentu, kelainan dan /
atau penyakit yang mungkin terjadi serta implikasinya pada Salingtemas
Kompetensi Dasar 3.8
Menjelaskan mekanisme pertahanan tubuh terhadap benda asing berupa antigen
dan bibit penyakit
Indikator
Menentukan kekebalan aktif
Menentukan kekbalan pasif
Menjelaskan kegagalan mekanisme pertahanan tubuh
Menjelaskan alergi terkait dengan sistem kekebalan tubuh
Tujuan
Siswa dapat menentukan kekebalan aktif
Siswa dapat menentukan kekbalan pasif
Siswa dapat menjelaskan kegagalan mekanisme pertahanan tubuh
Siswa dapat menjelaskan alergi terkait dengan sistem kekebalan tubuh
84
Karakter siswa yang diharapkan : Kerja Sama dan Tanggung jawab
Model Pembelajaran : Pembelajaran Kooperatif – Jigsaw
Metode Pembelajaran : Diskusi informasi
Langkah-langkah Pembelajaran
Pertemuan 2
A. Kegiatan Awal (10 menit)
- Motivasi dan Apersepsi
Guru Siswa Waktu
1) Mengajak siswa untuk mengingat
kemabali materi pada pertemuan
sebelumnya
2) Mengajukan pertanyaan “Apakah
diantara kalian ada yang saat
kecil tidak diimunisasi?” “Untuk
apa sebenarnya saat kecil kita
diimunisasi?”
3) Memberikan penjelasan penting-
nya imunisasi saat masih kecil
1) Memperhatikan
dengan
seksama...........
2) Menjawab
dengan
menaruh sikap
hormat dan
memberikan
perhatian
.......
3) Memperhatikan
dengan sesama
5 menit
2 menit
3 menit
- Menyampaikan tujuan atau kompetensi yang akan dicapai
- Persepakatan kegiatan : menginformasikan kegiatan yang akan dilakukan
Siswa dibagi kedalam kelompok ahli dan kelompok asal
Kelompok ahli :
- Kelompok A1 - Kelompok A2
- Kelompok B1 - Kelompok B2
- Kelompok C1 - Kelompok C2
- Kelompok D1 - Kelompok D2
Kelompok asal :
- Kelompok 1 (Anggota A1, B1, C1, D1)
- Kelompok 2 (Anggota A1, B1, C1, D1)
- Kelompok 3 (Anggota A1, B1, C1, D1)
85
- Kelompok 4 (Anggota A1, B1, C1, D1)
- Kelompok 5 (Anggota A2, B2, C2, D2)
- Kelompok 6 (Anggota A2, B2, C2, D2)
- Kelompok 7 (Anggota A2, B2, C2, D2)
- Kelompok 8 (Anggota A2, B2, C2, D2)
-
Keterangan bahasan kelompok :
- Kelompok A: kekebalan aktif
- Kelompok B: kekebalan pasif
- Kelompok C: kegagalan mekanisme pertahanan tubuh
- Kelompok D: alergi
Diskusi yang akan dilakukan saat berada di kelompok ahli dan
kelompok asal dilakukan dengan kerjasama dan tanggung jawab
Setelah diskusi kelompok asal selesai, beberapa siswa diminta untuk
mempresentasikan hasil diskusi
B. Kegiatan Inti ( 70 menit )
1. Eksplorasi (10 menit)
Guru Siswa
1) Mengajukan pertanyaan “sistem
pertahanan tubuh kita aman dari
penyakit diibaratkan sebuah senjata,
bagaimana mekanisme pertahanan
tubuh kita?”
2) Meluruskan jawaban dari siswa
1) Menjawab
2) Memperhatikan dengan seksama
2. Elaborasi (50 menit)
Guru Siswa
1) Memfasilitasi siswa untuk melakukan
pembelajaran kooperatif – jigsaw
a) Memberi instruksi singkat
b) Memberikan Lembar Kerja Siswa
untuk tiap kelompok ahli yang
telah dipersiapkan sebelumnya
1) Ikut berpartisipasi pada
pembelajaran kooperatif -
jigsaw
a) Memperhatikan
b) Bersiap untuk menerima
86
2) Menginstruksikan kepada siswa
untuk melakukan kegiatan diskusi
pada kelompok ahli
3) Memberikan motivasi kepada peserta
didik yang kurang atau belum
berpartisipasi aktif dalam kelompok
serta membantu menyelesaikan
masalah yang timbul
4) Memberikan instruksi untuk kembali
kepada kelompok asal
5) Menginstruksikan kepada siswa
untuk melakukan diskusi pada
kelompok asal
6) Memberikan motivasi kepada peserta
didik yang kurang atau belum
berpartisipasi aktif dalam kelompok
serta membantu menyelesaikan
masalah yang timbul
7) Meminta beberapa siswa untuk
mempresentasikan hasil diskusi
mereka
2) Saling bekerja sama untuk
melakukan diskusi dan dengan
penuh tanggung jawab
3) Mengapresiasi petunjuk yang
diberikan guru
4) Mempersiapkan kelompok
5) Saling bekerja sama untuk
melakukan diskusi dan dengan
penuh tanggung jawab
6) Mengapresiasi petunjuk yang
diberikan guru
7) Mempresentasikan hasil diskusi
mereka di depan kelas
3. Konfirmasi (10 menit)
Guru Siswa
1) Meluruskan jawaban siswa jika ada
jawaban siswa yang keliru serta
memberikan penguatan
1) Memperhatikan dengan seksama
C. Kegiatan Penutup (10 menit)
Guru Siswa
1) Meminta siswa untuk memberikan
kesimpulan
2) Memberikan penguatan pada
kesimpulan sebelumnya
1) Memberikan kesimpulan
2) Memperhatikan
87
Media dan Sumber Belajar
1. Saktiyono. 2007. Seribu Pena BIOLOGI Untuk SMA/MA Kelas XI. Jakarta:
Erlangga
2. Faidah rachmawati. 2009. Biologi SMA/MA Kelas XI Program IPA. Jakarta:
BSE Departemen Pendidikan Nasional
3. Siti Nur Rochmah. 2009. IPA Biologi SMA/MA Kelas XI. Jakarta: BSE
Departemen Pendidikan Nasional
3. Lembar Kerja Siswa
Penilaian
Teknik Penilaian Bentuk Instrumen Contoh Instrumen
Lisan Uraian 1. Apakah perbedaan kekebalan
aktif dengan kekebalan pasif ?
Jakarta , 25 Maret 2013
Guru Biologi, Peneliti,
Khusnul K. S.Pd Nuraini
88
Lampiran 2
Materi Kelompok Ahli I
ANTIGEN dan ANTIBODI
Berbagai organisme dan substansi asing yang masuk ke dalam tubuh
dinamakan antigen.
Antigen merupakan protein dan permukaan polisakarida berbagai
mikroba meliputi molekul yang dimiliki virus, bakteri, fungi, protozoa
dan cacing parasit. Selain itu, antigen dapat pula berwujud protein
asing seperti racun lebah atau serbuk sari yang dapat menyebabkan
alergi atau hipersensitivitas.
Apabila antigen masuk ke dalam tubuh, secara otomatis tubuh
meningkatkan sistem petahanannya. Peningkatan sistem pertahanan
dilakukan untuk melawan serangan-serangan dari organisme dan
substansi asing tersebut. Caranya yakni dengan memproduksi suatu zat
sejenis protein atau polisakarida yang dihasilkan oleh limfosit. Zat yang
demikian dinamakan antibodi.
Sebuah antigen mempunyai bagian pada permukaan suatu organisme
atau substansi tertentu yang dapat berikatan dengan antibodi. Bagian
89
tersebut dinamakan epitop atau determinan antigenik. Semua epitop
tentu akan berikatan dengan antibodi yang sesuai. Sehingga permukaan
bakteri, misalnya, yang berperan sebagai antigen seluruhnya dapat
ditutupi oleh banyak jenis antibodi.
Antibodi merupakan protein yang terdiri atas satu atau lebih molekul
yang berbentuk huruf Y . empat rantai proteinnya disusun oleh ikatan
sulfida. Dua rantai berat yang identik merupakan batang dan sebagian
lengan Y. Sedangkan dua rantai ringan yang identik berada pada bagian
lainnya. Pada kedua molekul berbentuk Y terdapat daerah variabel (V)
rantai berat dan rantai ringan. Dinamakan seperti itu karena pada
bagian V memiliki urutan asam amino yang bervariasi dari satu antibodi
ke antibodi lainnya.
90
Materi Kelompok Ahli II
Manusia memiliki beberapa tipe imunoglobulin dengan berbagai struktur.
Adapun tipe-tipe imunoglobulin tersebut meliputi imunoglobulin D (IgD),
imunoglobulin E (IgE), imunoglobulin M (IgM), imunoglobulin A (IgA) dan
imunoglobulin G (IgG). Yang disingkat menjadi D-E-M-A-G.
Imunoglobulin D (IgD) diduga berfungsi untuk merangsang pembentukan
antibodi oleh sel plasma, kemungkinan bertindak sebagai reseptor pada
membran sel.
Imunoglobulin E (IgE) masih belum jelas. IgE penting dalam pertahanan tubuh
terhadap parasit dan infeksi-infeksi lainnya. Kadar IgE meningkat pada
penyakit-penyakit alergi. IgE disekresi oleh sel plasma dikulit, mukosa dan
tonsil dan mengakibatkan sel melepaskan histamin.
D E M A G
91
Imunoglobulin M (IgM) memiliki berat molekul yang besar terutama terdapat
dalam darah. Merupakan antibodi yang pertama muncul setelah masuknya
antigen yang pertama kali ke dalam tubuh (respon primer), sebagai antibodi
utama terhadap bakteri gram negatif, sebagai aglutinator dan pembentuk
opsonin.
Imunoglobulin A (IgA) banyak terdapat pada cairan-cairan sekresi membran
mukosa dan serosa (colostrum air susu ibu, air mata, sekret usus dan
bronchus, air ludah) dengan demikian dapat melindungi membran seromukosa
dari serangan bakteri dan virus. IgA juga terdapat dalam darah dan
merupakan antibodi utama pada air susu ibu.
Imunoglobulin G (IgG) dapat menembus plasenta sehingga dapat melindungi
janin dan bayi terhadap penakit-penyakit tertentu, merupakan antibodi yang
paling banyak terdapat pada serum darah.
92
Materi Kelompok Ahli III
Kekebalan Non Spesifik dan Spesifik
Kekebalan tubuh dapat dibagi menjadi dua tipe, yaitu kekebalan bawaan
(Non Spesifik) dan kekebalan adaptasi (Spesifik).
Kekebalan bawaan (Non Spesifik)
Kekebalan non spesifik yakni daya tahan terhadap berbagai bibit
penyakit Yang tidak selektif, artinya “tubuh tidak harus mengenal
dahulu jenis bibit penyakitnya dan tidak harus memilih hanya satu bibit
penyakit tertentu saja untuk dihancurkan”.
Kekebalan ini merupakan garis utama tubuh yang pertama melawan
semua agen asing yang masuk ke dalam tubuh.
93
- Kulit menyekresi zat-zat yang bersifat asam dan minyak yang
dapat menghambat dan membunuh bakteri.
- Ludah dan Air Mata mengandung lisozim yang dapat mencerna
bakteri.
- Mukosa Lambung mengandung HCl dan enzim pencerna protein
yang dapat membunuh mikroba patogen
- Saluran pencernaan dan saluran pernapasan menghasilkan
lendir yang dapat menangkap mikroba patogen
Jika agen asing berhasil menembus pertahanan pertama tubuh, maka
pertahanan tubuh berikutnya akan menghadapinya,
- Fagosit merupakan sel darah putih pemakan mikroba, seperti
bakteri, protozoa dan virus. Fagosit misalnya neutrofil, eosinofil
dan makrofag.
- Sel Natural killer merupakan suatu jenis sel darah putih yang
mampu mengenali perubahan pada permukaan sel yang terinfeksi
oleh virus atau sel kanker, mampu mengikatnya dan kemudian
membunuhnya melalui senyawa kimia yang dilepaskannya. Sel ini
diaktifkan oleh interferon.
- Protein Anti Mikroba contohnya adalah interferon, yang
dihasilkan oleh sel tubuh dan beberapa limfosit yang terinfeksi
virus. Interferon bekerja dengan cara menghambat replikasi
virus di mana antibodi tidak dapat masuk, beberapa dapat
mengaktifkan sel natural killer dan dapat menginduksi ketahanan
terhadap virus di dalam sel yang tidak terinfeksi.
Kekebalan Adaptasi (Spesifik)
Jika garis pertama kekebalan tubuh mendapat serbuan maka sel,
molekul dan organ dari sistem imun menghasilkan suatu imun yang
spesifik untuk melawan agen yang disesuaikan dengan agen penyerang
tersebut. Sehingga sistem imun ini akan bekerja untuk melawan bila
agen asing menyerang lagi. Contohnya sel B yang menghasilkan antibodi.
94
Materi Kelompok Ahli IV
PEMBENTUKAN ANTIGEN DAN ANTIBODI
Di dalam tubuh manusia, antibodi dihasilkan oleh organ limfoid sentral
yang terdiri atas sumsum tulang dan kelenjar timus, terutama oleh sel-
sel limfosit. Ada dua macam sel limfosit, yaitu sel limfosit B dan sel
limfosit T. Kedua sel ini bekerja sama untuk menghasilkan antibodi
dalam tubuh.
Baik antibodi maupun antigen keduanya mempunyai hubungan spesifik
yang sangat khas. Keadaan ini terlihat sewaktu antigen masuk ke dalam
tubuh. Saat itu, dengan seketika sel limfosit T mendeteksi
karakteristik dan jenis antigen. Kemudian sel limfosit T bereaksi cepat
dengan cara mengikat antigen tersebut melalui permukaan reseptornya.
Setelah itu, sel limfosit T membelah dan membentuk klon. Sementara
pada permukaannya menghasilkan immunoglobulin monomerik.
Berikutnya, molekul antigen dan molekul antibodi saling berikatan dan
ikatan kedua molekul ini ditempatkan pada makrofaga. Secara
berurutan, makrofaga menghadirkan antigen pada sel limfosit B. lantas,
sel limfosit B berpoliferasi dan menjadi dewasa, sehingga mampu
membentuk antibodi untuk masing-masing antigen.
Sementara itu, pembuangan antigen setelah diikat antibodi dapat
menggunakan berbagai cara, yakni:
1) Netralisasi yakni cara yang digunakan antibodi untuk berikatan
dengan antigen supaya aktivitasnya terhambat. Contoh, antibodi
melekat pada molekul yang akan digunakan virus untuk menginfeksi
inangnya. Pada proses ini, antibodi dan antigen dapat mengalami proses
opsonisasi yakni proses pelenyapan bakteri yang diikat antibodi oleh
95
makrofaga melalui fagositosis. 2) Aglutinasi atau penggumpalan yakni
proses pengikatan antibodi terhadap bakteri atau virus sehingga
mudah dinetralkan dan diopsonisasi. 3) Presipitasi atau pengendapan
merupakan pengikatan silang molekul-molekul antigen yang terlarut
dalam cairan tubuh. Setelah diendapkan, antigen tersebut dikeluarkan
dan dibuang melalui fagositosis. 4) Fiksasi komplemen yakni
pengaktifan rentetan molekul protein komplemen karena adanya
infeksi. Prosesnya menyebabkan virus dan sel-sel patogen yang
menginfeksi bagian tubuh menjadi lisis.
96
Lampiran 2
Materi Kelompok Ahli I
Kekebalan Aktif
Kekebalan aktif merupakan kekebalan tubuh yang diperoleh dari dalam
tubuh, karena tubuh membuat antibodi sendiri. Jenis kekebalan ini dapat
terbentuk baik secara alami ataupun buatan.
Kekebalan aktif alami (natural immunity) adalah kekebalan tubuh yang
diperoleh tubuh setelah seseorang sembuh dari serangan suatu penyakit.
Sebagai contoh, orang yang pernah terserang penyakit seperi cacar air,
campak, dan gondongan tidak akan terserang penyakit yang sama untuk kedua
kalinya. Sebab, tubuh yang terserang sudah begitu kenal atau tidak asing
dengan antigen yang menyerang. Akibatnya, darah membentuk kembali
antibodi untuk melawan antigen tersebut.
Selain secara alami, kekebalan aktif dapat
diperoleh secara buatan. Kekebalan aktif
buatan (induced immunity) diperoleh dari
luar tubuh, yakni setelah tubuh mendapatkan
vaksinasi. Vaksinasi merupakan proses
memasukan vaksin ke dalam tubuh supaya
tubuh membentuk antibodi sehingga kebal
terhadap suatu penyakit. Sementara vaksin
ialah kuman penyakit yang sudah dilemahkan
atau diijinkan sehingga tidak berbahaya bagi
tubuh.
97
Tindakan membentuk kekebalan dalam tubuh seseorang dengan memberikan
vaksin disebut imunisasi. Orang yang mengembangkan imunisasi pertama kali
adalah dr. Edward Jenner, seorang dokter berkebangsaan Inggris. Teknik ini
seringkali diberikan kepada semua umur supaya kebal terhadap antigen
tertentu. Ada beberapa penyakit yang dapat dilawan dengan vaksin, misalnya
vaksin BCG yang melawan antigen penyakit TBC.
Imunisasi mempunyai beberapa tipe, imunisasi yang diberikan kepada individu
dari spesies yang sama disebut isoimun. Sedangkan imunisasi yang diberikan
pada individu yang berbeda dan dari spesies yang berbeda pula disebut
heteroimun.
98
Materi Kelompok Ahli II
Kekebalan Pasif
Kekebalan pasif merupakan kekebalan yang diperoleh bukan dari
antibodi yang disintesis dalam tubuh, melainkan tinggal memakainya
saja. Seperti halnya kekebalan aktif, kekebalan pasif juga terjadi
secara alami dan buatan.
Kekebalan pasif alami adalah kekebalan yang diperoleh bukan dari
tubuhnya sendiri, melainkan dari tubuh orang lain. Misalnya kekebalan
bayi yang diperoleh dari ibunya. Ketikan masih dalam kandungan, bayi
mendapatkan antibodi dari ibunya melalui plasenta dan tali pusat.
Kemudian setelah lahir, bayi mendapatkan antibodi dari ASI ekslusif
melalui proses menyusui.
Kekebalan pasif buatan adalah kekebalan yang diperoleh dari
antibodi yang sudah jadi dan terlarut dalam serum. Sepintas antibodi
ini mirip dengan vaksin. Perbedaannya yakni vaksin bersifat sementara,
sedangkan serum dapat digunakan dlaam jangka waktu yang relatif
lebih lama. Bahkan dapat digunakan seumur hidup, sebagai contoh
adalah suntikan ATS (Anti Tetanus Serum) dan suntikan IG (Globulin
Imun).
99
Materi Kelompok Ahli III
Kegagalan Mekanisme Pertahanan Tubuh
Sistem pertahanan tubuh ibarat benteng yang melindungi tubuh dari
serangan berbagai macam antigen. Akan tetapi, adakalanya sistem
pertahanan tubuh justru menyerang dan merusak tubuh itu sendiri.
Keadaan semacam ini disebut dengan autoimun.
Penyakit ini tidak menular, namun
memiliki kecendrungan bersifat
menurun. Seseorang dikatakan
menderita autoimun apabila sistem
pertahanan tubuhnya mengalami
kesalahan. Kesalahan ini ditandai
dengan penyerangan antibodi hasil
sintesis tubuh terhadap sel, jaringan
dan organ di dalam tubuh yang sama.
Akibatnya, sistem kekebalan tubuh
mengalami peradangan.
Autoimun pada manusia kebanyakan menyebabkan timbulnya penyakit.
Hasil publikasi dari Lembaga Penyakit Infeksi dan Alergi Nasional
(NIAID) Amerika Serikat, menyatakan bahwa penyakit yang
disebabkan oleh autoimun menyerang tubuh dengan cara berlainan.
Misalnya, apabila autoimun terjadi di otak, maka akan menyebabkan
penyakit multiple sclerosis. Kemudian, apabila autoimun terjadi dalam
usus dapat menyebabkan penyakit crohn. Beberapa jenis penyakit
autoimun semakin parah apabila mengalami infeksi oleh virus, paparan
sinar matahari, faktor usia, stres kronis, gangguan hormon, dan
kehamilan.
100
Materi Kelompok Ahli IV
ALERGI (Hypersensitif)
Ialah suatu reaksi antigen (disebut
juga allergen) dengan antibodi
ataupun dengan sel-T yang berlebihan
sehingga menimbulkan gejala-gejala
sakit dan kerusakan pada sel-sel
tubuh.
Apabila seorang terkena alergen,
antibodi IgE akan merangsang sel
mast mengeluarkan histamin. Karena
pengaruh histamin ini, maka orang
akan merasa gatal-gatal, kulit
melepuh, kulit merah-merah, bersin-
bersin, dan mata bengkak.
Untuk meringankan penderitaan ini, biasanya akan diberi antihistamin untuk
menghalangi efek histamin.
AIDS
Acquire Immuno Deficiency Syndrome hingga saai ini masih menjadi penyakit paling
mematikan nomor satu di dunia. Penyakit yang belum juga ditemukan obatnya ini
merupakan gabungan berbagai penyakit yang diidap seseorang akibat menurunnya
fungsi kekebalan tubuh.
AIDS disebabkan oleh virus HIV (Human immunodeficiency Virus), menginfeksi
beberapa jenis sel kekebalan pada tubuh manusia, terutama sel darah putih jenis
limfosit T. Berkurangnya sel limfosit T dalam tubuh inilah yang menyebabkan
berkurangnya fungsi kekebalan tubuh seseorang terhadap serangan berbagai
penyakit.
101
Lampiran 2
Carilah 12 kata yang berkaitan dengan materi pertahanan tubuh
berikut ini, kemudian jelaskan!
A B A L E R G I P W I A G J O L S I
D R N A T U R A L I M M U N I T Y N
T U T W R B Y P W C U X Y Z R Q P D
H H I S T A M I N E N R T I H O D U
Y W H O A X V A K S I N A S I H F C
V A I D F X E T Y Q S Q U I S M R E
H E S E R U M M A G A W T A T A O D
R I T E M O F L T O S V E J A I P I
P U A U T O I M U N I E R P M G R M
U O M P L K N C X Z O Z X D I O B M
F K I G T O X I I S O I M U N D M U
I P N Y U I V C Z K L R Y S R F M N
W I L L P A S I F B U A T A N I N I
M L O V E T O G J R U V C I D M Z T
P A S I F A L A M I G D B O F L S Y
Lembar Kerja Siswa (LKS)
102
1. _______________________
___________________________________________________
2. _______________________
___________________________________________________
3. _______________________
___________________________________________________
4. _______________________
___________________________________________________
5. _______________________
___________________________________________________
6. _______________________
___________________________________________________
7. _______________________
___________________________________________________
8. _______________________
___________________________________________________
9. _______________________
___________________________________________________
10. _______________________
___________________________________________________
11. _______________________
___________________________________________________
12. _______________________
___________________________________________________
103
Lampiran 2
Carilah 12 kata yang berkaitan dengan materi pertahanan
tubuh berikut ini, kemudian jelaskan!
A A N T I B O D I P F C X S L
S N P L I S O Z I M P A S I I
D T O H C L T Y U I Z R S M M
F I I L K J H G L F S O I U F
E G U M V Z E P I T O P N N O
Y E Y N C A F G M O X S G O I
E N T B X S D H F P C O S G D
I N T E R F E R O N V N D L P
P Q R A S D F G S H J I V O L
W W E N E T R A I S A S I B Z
R F A G O S I T A S D A H U X
B H J K L O V C X I R S X L C
A G L U T I N A S I P I Z I V
J K L M N O Q W E R T Y U N B
Lembar Kerja Siswa (LKS)
104
1. _______________________
___________________________________________________
2. _______________________
___________________________________________________
3. _______________________
___________________________________________________
4. _______________________
___________________________________________________
5. _______________________
___________________________________________________
6. _______________________
___________________________________________________
7. _______________________
___________________________________________________
8. _______________________
___________________________________________________
9. _______________________
___________________________________________________
10. _______________________
___________________________________________________
11. _______________________
___________________________________________________
12. _______________________
___________________________________________________
105
Lampiran 3
Kisi-kisi Instrumen Tes
Konsep Sistem Pertahanan Tubuh
No. Indikator Indikator Soal Soal Jawaban Jenjang
1. Menjelaskan pengertian
sistem pertahanan tubuh
Menjelaskan pengertian
sistem kekebalan tubuh
1. Sistem kekebalan tubuh yakni ....
a. kemampuan mempertahankan
tubuh dari penyakit
b. keberhasilan tubuh memproduksi
sel kekebalan
c. kemampuan memakan antigen
yang masuk
d. berhasil menjalani persaingan
dalam kehidupan
e. keberhasilan menghasilkan
limfosit dewasa
A C2
106
Menyebutkan ilmu yang
mempelajari sistem
kekebalan tubuh
2. Ilmu yang mempelajari sistem
kekebalan tubuh dinamakan ....
a. vaksinasi d. immunologi
b. embriologi e. infeksi
c. virologi
D C1
Menjelaskan pengertian
imunitas
3. Kemampuan tubuh untuk melawan
semua jenis benda asing yang
masuk ke dalam tubuh yakni ….
a. alergi d. imunisasi
b. imunitas e. infeksi
c. vaksinasi
B C2
2.
Menjelaskan sistem
kekebalan tubuh non-
spesifik dengan sistem
pertahanan tubuh
spesifik
Menganalisis sistem
kekebalan tubuh non-
spesifik
4. Tubuh kita tidak mudah terkena
infeksi berbagai patogen yang
masuk bersama makanan karena ....
a. adanya tonsil di pangkal mulut
b. lambung menghasilkan HCL dan
enzim pencerna protein
c. air ludah mengandung ptialin
d. patogen hancur melalui pencerna-
B C4
107
an mekanis
e. patogen dalam makanan akan
diserang oleh limfosit
Mejelaskan sistem
pertahanan tubuh pertama
5. Mikroba patogen yang akan masuk
ke dalam tubuh akan menghadapi
sistem pertahanan tubuh yang
pertama, yaitu ....
a. sel darah putih
b. sel-sel fagosit
c. kulit dan membran mukosa
d. sel natural killer
e. protein anti mikroba
C C2
Menjelaskan peran kelenjar
ludah dan kelenjar air mata
dalam sistem pertahanan
tubuh
6. Kelenjar ludah dan kelenjar air mata
turut berperan dalam sistem
pertahanan tubuh karena ....
a. menyekresi cairan yang mengan-
dung enzim lisozim yang dapat
mencerna bakteri
b. menyekresi lendir yang kental
A
C2
108
dan lengket untuk memerangkap
mikroba
c. menghasilkan larutan HCL yang
dapat membunuh mikroba
d. menghasilkan larutan garam yang
dapat membunuh mikroba
e. tersusum dari epitelium yang
berlapis keratin
3.
Membedakan antigen
dan antibodi pada sistem
pertahanan tubuh
Menjelaskan pengertian
antibodi
7. Yang dimaksud dengan antibodi
adalah ....
a. asam amino yang dihasilkan
monosit bila ada antigen yang
masuk ke dalam tubuh
b. asam amino yang dihasilkan
limfosit bila ada antigen yang
masuk ke dalam tubuh
c. protein yang mampu memakan
antigen
d. protein yang dihasilkan monosit
E C2
109
bila ada antigen yang masuk ke
dalam tubuh
e. protein yang dihasilkan limfosit
bila ada antigen yang masuk ke
dalam tubuh
Menyebutkan nama lain
zat asing
8. Zat asing seperti virus, protein asing,
mikroorganisme dan bakteri disebut
....
a. leukosit c. antibodi e. vaksin
b. imunitas d. antigen
D C1
Menyebutkan faktor
pembentukan antibodi
9. Sebagai sistem pertahanan, sel-sel
tubuh yang terinveksi virus mampu
menghasilkan ....
a. antibodi d. limfosit
b.interferon e. sel natural killer
c. makrofag
A C1
4.
Menjelaskan struktur dan
fungsi antibodi
Menjelaskan fungsi epitop 10. Epitop merupakan bagian antigen
yang berfungsi sebagai ....
a. penyebar penyakit
B C2
110
b. pengikat antibodi yang sesuai
c. penyerang antibodi
d. melemahkan sistem pertahanan
tubuh
e. penyebab penyakit
Menyebutkan tipe
immunoglobin
11. Berikut yang bukan merupakan
tipe-tipe immunoglobulin pada
manusia adalah ....
a. IgX d. IgD
b. IgA e. IgE
c. IgG
A
C1
Menyebutkan nama lain
protein antibodi
12. Protein antibodi disebut dengan ....
a. immunoglobulin d. limfa
b. antigen e. plasma
c. histamine
A C1
5.
Menjelaskan
pembentukan antigen
dan antibodi
Menyebutkan sel penghasil
antibodi
13. Sel penghasil antibodi ialah ....
a. leukosit d. basofil
b. monosit e. isograf
c. limfosit
C C1
111
Menentukan proses
aglutinasi
14. Pada tahap pelenyapan antigen
terdapat proses penggumpalan
yakni pengikatan bakteri atau
virus sehingga mudah dinetralkan.
Proses ini dinamakan ....
a. presipiasi
b. filtrasi komplemen
c. opsonisasi
d. aglutinasi
e. makrofaga
D C3
Menyebutkan organ
penghasil antibodi
15. Organ penghasil antibodi di dalam
tubuh ialah ....
a. hipotalamus & sumsum tulang
b. tulang selangka
c. kelenjar timus & sumsum tulang
d. kelenjar pankreas
e. kelenjar tiroid & paratiroid
C C1
Menjelaskan pengertian
opsonisasi
16. Proses pelenyapan bakteri yang
diikat antibodi oleh makrofaga
E
C2
112
melalui fagositosis dinamakan ....
a. netralisasi d. aglutinasi
b. makrofaga e. opsonisasi
c. presipitasi
6.
Menentukan kekebalan
aktif
Menentukan kekebalan
aktif alami
17. Salah satu faktor seseorang dapat
mengalami kekebalan aktif alami,
yaitu ....
a. tubuh diberi vaksin
b. tubuh sudah mengenali antigen
penyebab penyakit
c. antibodi yang dimiliki sangat
kuat
d. sistem pertahanan tubuh sangat
baik
e. Limfosit dan monosit yang
berkembang lebih matang
B C3
Menjelaskan pengertian
vaksinasi
18. Tindakan membentuk kekebalan
dalam tubuh seseorang dengan
memberikan antigen yang telah
A C2
113
dilemahkan dinamakan ....
a. vaksinisasi
b. imunisasi
c. isoimun
d. heteroimun
e. autoimun
Menyebutkan nama
pengembang imunisasi
19. Pengembang imunisasi pertama
kali ialah ....
a. Aristoteles
b. Charles Darwin
c. Edward Jenner
d. Rudolph Virchow
e. Gregor Johann Mendel
C C1
Menentukan kekebalan
aktif buatan
20. Tubuh akan memperoleh kekebalan
aktif buatan setelah ....
a. disuntik serum antitetanus
b. divaksinasi
c. sembuh dari penyakit cacar
B C3
114
d. disuntik globulin imun
e. minum ASI
Menganalisis pemberian
vaksin
21. Pemberian vaksin polio menyebab-
kan seorang anak ....
a. sembuh dari penyakit polio
b. memperoleh zat antivirus polio
c. menularkan penyakit polio
d. membentuk antibodi pencegah
polio
e. terkena polio
D
C4
7.
Menentukan kekebalan
pasif
Menentukan kekebalan
pasif alami
22. ASI dapat menjadikan tubuh bayi
memiliki kekebalan ....
a. adaptif
b. aktif alami
c. aktif buatan
d. pasif alami
e. pasif buatan
D C3
115
Menentukan kekebalan
pasif alami
23. Kekebalan pasif alami dapat
diperoleh dari ....
a. plasenta dan vaksin
b. vaksin dan serum
c. plasenta dan ASI
d. ASI dan vaksin
e. imunisasi dan serum
C C3
Menentukan kekebalan
pasif buatan
24. Penerimaan serum pada tubuh dapat
menimbulkan kekebalan ....
a. aktif alami
b. aktif buatan
c. pasif alami
d. pasif buatan
e. adaptif
D C3
8.
Menjelaskan kegagalan
mekanisme pertahanan
tubuh
Mencontohkan penyakit
autoimun
25. Contoh penyakit yang disebabkan
antibodi menyerang organnya
sendiri adalah ....
a. lupus d. TBC
b. tiroiditas e. leukimia
A C2
116
c. cacar
Menjelaskan penyebab
terjadinya autoimun
26. Penyakit autoimun adalah penyakit
yang disebabkan ....
a. transplantasi organ
b. antibodi yang menyerang
jaringannya sendiri
c. transfusi darah
d. antigen yang berhasil masuk ke
dalam tubuh
e. kerusakan limfosit
B C2
Menentukan penyebab
penyakit AIDS
27. Penyakit AIDS disebabkan oleh
human immunodeficiency virus
(HIV) yang menyerang ....
a. eritrosit d. plasma darah
b. hemoglobin e. antibodi
c. trombosit
E C3
Menganalisis penyebab
terjadinya autoimunitas
28. Autoimunitas dapat terjadi apabila
....
a. antigen dari luar tubuh diserang
C C4
117
oleh antibodi
b. antibodi tidak mengenali antigen
di luar sehingga tubuh terserang
penyakit
c. molekul dalam tubuh dianggap
sebagai antigen oleh antibodi
d. terbentuk kompleks antibodi-
antigen di dalam tubuh
e. antibodi tidak bereaksi terhadap
antigen dari luar
Menganalisis akibat
penyakit AIDS
29. Penyakit AIDS dapat menyebabkan
kematian karena ....
a. terjadi kerusakan pada jaringan
darah
b. menyerang sistem pernapasan
c. menyebabkan kanker paru-paru
d. sistem kekebalan tubuh tidak
berfungsi
D C4
118
e. kerja otot jantung terganggu
9.
Menjelaskan alergi
terkait dengan sistem
kekebalan tubuh
Menentukan fungsi
antibodi
30. Antibodi yang terlibat dalam reaksi
alergi adalah ....
a. Imunoglobulin A
b. Imunoglobulin D
c. Imunoglobulin E
d. Imunoglobulin G
e. Imunoglobulin M
E C3
31. Dalam peristiwa alergi, zat yang
dikeluarkan sel mast adalah ....
a. autoimun d. imunoglobulin
b. antihistamin e. antibodi
c. histamin
C C3
Menganalisis alergi terkait
dengan sistem kekebalan
tubuh
32. Apabila seorang terkena suatu
alergen, maka ia akan merasa gatal-
gatal, kulit melepuh, kulit merah-
merah, bersin-bersin, dan mata
B
C4
119
bengkak. Untuk meringankannya
maka diberi ....
a. autoimun d. imunoglobulin
b. antihistamin e. antibodi
c. histamin
120
Lampiran 4
Rekapitulasi Analisis Butir Soal
Reabilitas Tes : 0,89
No
Soal
Tingkat Kesukaran Daya Beda Korelasi Sign. Korelasi
Presentase Kategori Presentase
1 93,33 Sangat Mudah 12,50 0,295 -
2 96,67 Sangat Mudah 12,50 0,270 -
3 93,33 Sangat Mudah 25,00 0,365 Signifikan
4 50,00 Sedang 50,00 0,473 Sangat Signifikan
5 83,33 Mudah 25,00 0,086 -
6 63,33 Sedang 37,50 0,464 Sangat Signifikan
7 56,67 Sedang 62,50 0,612 Sangat Signifikan
8 86,67 Sangat Mudah 37,50 0,553 Sangat Signifikan
9 36,67 Sedang -12,50 0,021 -
10 50,00 Sedang 12,50 -0,041 -
11 73,33 Mudah 62,50 0,600 Sangat Signifikan
12 70,00 Sedang 75,00 0,634 Sangat Signifikan
13 66,67 Sedang 62,50 0,595 Sangat Signifikan
14 76,67 Mudah 87,50 0,899 Sangat Signifikan
15 66,67 Sedang 50,00 0,496 Sangat Signifikan
16 0,00 Sangat Sukar 0,00 NAN NAN
17 26,67 Sukar 25,00 0,272 -
18 53,33 Sedang 37,50 0,377 Signifikan
19 33,33 Sedang -12,50 -0,273 -
20 63,33 Sedang 87,50 0,719 Sangat Signifikan
21 83,33 Mudah 62,50 0,745 Sangat Signifikan
22 73,33 Mudah 87,50 0,851 Sangat Signifikan
23 73,33 Mudah 87,50 0,877 Sangat Signifikan
24 36,67 Sedang 12,50 -1,49 -
25 33,33 Sedang 37,50 0,223 -
26 80,00 Mudah 75,00 0,888 Sangat Signifikan
27 70,00 Sedang 0,00 -0,055 -
28 66,67 Sedang 87,50 0,793 Sangat Signifikan
29 80,00 Mudah 62,50 0,757 Sangat Signifikan
30 6,67 Sangat Sukar -12,50 -0,225 -
31 50,00 Sedang 87,50 0,637 Sangat Signifikan
32 36,67 Sedang 75,00 0,409 Sangat Signifikan
122
Nama : _______________ Tanggal : _______________
Kelas : _______________ Materi : _______________
Apa yang saya pelajari hari ini ?
Apa yang saya rasakan tentang yang saya pelajari ?
Apa hal-hal menarik dari pelajaran ini ?
Apa yang masih membingungkan bagi saya?
Apa hal-hal yang baru saya ketahui setelah belajar hari ini?
Apa yang saya ingin ketahui lebih banyak lagi pada materi ini?
Apakah saya telah belajar dengan baik, apa yang harus saya lakukan agar lebih baik lagi?
123
Lampiran 6
RUBRIK PENIALAIAN JURNAL BELAJAR
Kriteria yang dinilai Tingkatan / Rating skor Skor
Maksimal
Apa yang saya pelajari
hari ini ?
Mengetahui apa
yang dipelajari
Tidak mengetahui
apa yang dipelajari /
Tidak diisi 1
1 0
Apa yang saya rasakan
tentang yang saya
pelajari ?
Dapat
mengungkapkan
perasaannya secara
positif
Tidak dapat
mengungkapkan
perasaannya secara
positif / Tidak diisi
1
1 0
Apa hal-hal menarik
dari pelajaran ini ?
Merasa menarik
serta dapat
mengungkapkannya
Merasa tidak
menarik /
Tidak diisi
1
1 0
Apa yang masih
membingungkan bagi
saya ?
Tidak merasa
bingung
Mengungkapkan
perasaan bingungnya
/ Tidak diisi
1
1 0
Apa hal-hal yang baru
saya ketahui setelah
belajar hari ini?
Ada hal-hal baru
yang didapat setelah
belajar
Tidak ada hal baru
yang didapat / tidak
diisi
1
1 0
Apa yang saya ingin
ketahui lebih banyak
lagi pada materi ini?
Ingin mengetahui
lebih lanjut
Tidak ingin
mengetahui lebih
lanjut / tidak diisi 1
1 0
Apakah saya telah
belajar dengan baik,
apa yang harus saya
lakukan agar lebih baik
lagi?
Ada keinginan agar
dapat belajar lebih
baik lagi
Tidak ada keinginan
agar belajar lebih
baik lagi / tidak diisi 1
1 0
JUMLAH 7
124
Lampiran 7
Rubrik Jurnal Belajar
Pertemuan I
Subjek Kriteria
Jumlah 1 2 3 4 5 6 7
1 1 0 0 0 1 1 1 5
2 1 1 1 0 0 1 1 5
3 1 1 1 0 1 1 1 6
4 1 1 0 0 1 1 1 5
5 1 1 1 0 1 1 1 6
6 0 0 0 0 1 0 1 2
7 1 1 1 0 1 1 1 6
8 1 0 1 0 1 1 0 4
9 0 1 1 0 1 1 0 4
10 1 1 1 0 1 1 1 6
11 1 1 1 0 1 1 1 6
12 1 1 1 1 1 0 1 6
13 0 0 1 1 1 1 1 5
14 1 0 1 0 1 1 0 4
15 1 1 1 0 1 1 1 6
16 1 0 1 0 1 1 1 5
17 1 1 1 0 1 1 1 6
18 1 1 1 0 1 1 1 6
19 1 0 0 1 1 1 1 5
20 1 1 1 0 1 1 1 6
21 1 1 0 1 1 1 0 5
22 1 0 0 0 1 1 0 3
23 0 1 1 1 1 1 1 6
24 1 1 1 0 1 1 0 5
25 1 0 1 1 0 1 1 5
26 0 1 1 0 0 1 0 3
27 1 0 0 1 1 1 0 4
28 1 1 0 1 1 1 1 6
29 1 1 1 0 1 1 0 5
30 1 1 1 1 0 0 0 4
125
Rubrik Jurnal Belajar
Pertemuan II
Subjek Kriteria
Jumlah 1 2 3 4 5 6 7
1 1 1 1 1 1 1 0 6
2 1 1 1 1 1 1 0 6
3 1 1 1 1 1 1 1 7
4 1 1 1 0 1 1 1 6
5 1 1 1 0 1 1 1 6
6 1 1 1 0 1 0 1 5
7 1 1 1 0 1 1 1 6
8 1 1 1 1 1 0 1 6
9 1 1 1 1 1 1 1 7
10 1 1 1 0 1 1 1 6
11 1 1 1 0 1 1 1 6
12 1 1 1 0 1 1 1 6
13 1 0 0 1 1 1 1 5
14 1 1 1 1 1 1 1 7
15 1 1 1 1 1 1 1 7
16 1 1 1 0 1 1 1 6
17 1 1 1 1 1 1 1 7
18 1 1 1 1 1 1 1 7
19 1 1 1 0 1 1 1 6
20 1 1 1 1 1 1 0 6
21 1 1 1 1 1 1 1 7
22 1 1 1 1 1 1 1 7
23 1 1 1 1 1 1 1 7
24 1 1 1 0 1 1 1 6
25 1 0 1 1 1 1 1 6
26 0 1 1 1 1 1 1 6
27 1 1 1 1 1 1 1 7
28 1 1 1 1 1 1 1 7
29 0 1 1 1 1 1 1 6
30 1 0 1 1 1 1 1 6
126
0
1
2
3
4
5
6
7
8
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
Ju
mla
h K
rite
ria
Te
rpe
nu
hi
Subjek
Grafik Rubrik Jurnal Belajar
Series1
Series2
Lampiran 8
127
Lampiran 9
Daftar Pertanyaan Wawancara
No. Kategori Pertanyaan
1. Konten
Apakah kamu menyukai pelajaran biologi? Jika ya, apa
yang membuat menarik!
Apakah kamu merasa kesulitan dalam belajar biologi?
Apakah kamu merasa bersemangat selama ini saat belajar
biologi?
2.
Pembelajaran
Kooperatif
(Jigsaw)
Apakah sebelumnya saat belajar di kelas, kamu sudah
pernah menggunakan pembelajaran kooperatif (Jigsaw)?
Apa kelebihan pembelajaran kooperatif (Jigsaw) menurut
kamu?
Apa kelemahan pembelajaran kooperatif (Jigsaw)
menurut kamu?
Apakah kamu merasa kesulitan saat belajar di kelas
dengan menggunakan pembelajaran kooperatif (Jigsaw)?
3. Jurnal Belajar
Apakah sebelumnya saat belajar di kelas kamu sudah
pernah menggunakan jurnal belajar?
Apakah dengan mengisi jurnal belajar kamu mengetahui
materi pelajaran yang belum dimengerti?
Apakah jurnal belajar membuat kamu lebih bersemangat
belajar?
Apakah menurut kamu perlu atau tidak menggunakan
jurnal belajar?
Apakah kamu merasa kesulitan dalam mengisi jurnal
belajar?
Apakah setelah ini kamu ingin menulis jurnal belajar?
128
Lampiran 10
Kutipan Hasil Wawancara dengan Siswa
1. Apakah kamu menyukai pelajaran biologi? Jika ya, apa yang membuat
menarik!
A : ya, karena materinya mempelajari makhluk hidup
B : ya, karena saya ingin menjadi dokter jadi bisa menjadi bekal
C : ya, karena mempelajari manusia jadi bisa diaplikasikan di kehidupan
D : biasa saja
E : ya, karena ada yang membahas penyakit jadi dapat menjaga kesehatan
F : ya, karena saya suka animalia
G : ya, karena dapat belajar di labolatorium seperti para ahli
H : ya, karena materinya mempelajari seluk beluk kehidupan
I : tergantung guru yang mengajarkan
2. Apakah kamu merasa kesulitan dalam belajar biologi?
A : sulit jika harus menghafal nama ilmiah dengan bahasa latin
B : sulit jika harus menghafal nama ilmiah dengan bahasa latin
C : sulit jika harus menghafal istilah-istilah kedokteran
D : sulit pas materi sist. Saraf karena materinya banyak
E : sulit pada materi yang terlalu banyak sehingga ulangannya sulit
F : tidak
G : biasa saja tergantung suasana hati
H : sulit untuk istilah-istilah yang tidak biasa
I : tergantung mood, guru yang mengajar dan materinya
129
3. Apakah kamu merasa bersemangat selama ini saat belajar biologi?
A : ya, semangat
B : tergantung siapa gurunya
C : tergantung bagaimana suasana hati dan suasana kelas
D : tergantung cara guru mengajar (yang gak bikin bosan)
E : ya, semangat
F : ya, semangat
G : ya, semangat
H : tergantung materinya
I : tergantung bagaimana guru mengajarkannya
4. Apakah sebelumnya saat belajar di kelas, kamu sudah pernah menggunakan
pembelajaran kooperatif (Jigsaw)?
A : belum pernah, kalaupun pernah buat kelompok ya biasa saja
B : belum pernah yang memakai kelompok ahli sama asal
C : belum pernah
D : belum pernah
E : belum pernah
F : belum pernah
G : belum pernah
H : belum pernah
I : belum pernah
5. Apa kelebihan pembelajaran kooperatif (Jigsaw) menurut kamu?
A : mendapat penjelasan dari teman jadi lebih mudah dipahami
B : belajar jadi lebih semangat
C : jadi punya tanggung jawab untuk mengajarkan teman
130
D : jadi harus mengerti materinya dan jadi lebih paham
E : karena berkelompok jadi gak bikin bosan
F : karena harus maju menjelaskan jadi harus lebih percaya diri
G : belajarnya jadi lebih semangat karena seru
H : saat pengundian untuk maju itu bikin nervous jadinya seru
I : jadi lebih mengerti karena dijelaskan teman sendiri
6. Apa kelemahan pembelajaran kooperatif (Jigsaw) menurut kamu?
A : tidak ada
B : tidak ada
C : tidak ada
D : tidak ada
E : jika ada teman yang tidak serius imbasnya satu kelompok tidak mengerti
F : tidak ada
G : tidak ada
H : tidak ada
I : jika tidak mengerti akan merugikan orang lain (terutama kelompok asal)
7. Apakah kamu merasa kesulitan saat belajar di kelas dengan menggunakan
pembelajaran kooperatif (Jigsaw)?
A : tidak
B : tidak
C : tidak
D : tidak
E : tidak
F : tidak
G : tidak
131
H : tidak
I : tidak
8. Apakah sebelumnya saat belajar di kelas kamu sudah pernah menggunakan
jurnal belajar?
A : belum pernah, yang saya tahu jurnal kelas bukan jurnal belajar
B : belum pernah
C : belum pernah
D : belum pernah
E : belum pernah
F : belum pernah
G : belum pernah
H : belum pernah
I : belum pernah
9. Apakah dengan mengisi jurnal belajar kamu mengetahui materi pelajaran yang
belum dimengerti?
A : ya, jadi bahan introspeksi
B : ya, jadi lebih sadar mana yang sudah paham dan belum paham
C : ya
D : ya, jadi bisa review
E : ya lebih tau poin-poin mana yang belum mengerti
F : ya
G : ya
H : ya
I : tanpa jurnal belajar juga sudah tau
10. Apakah jurnal belajar membuat kamu lebih bersemangat belajar?
A : ya, jadi seperti janji pada diri sendiri untuk belajar lebih baik lagi
132
B : lebih bersemangat pastinya
C : ya semangat, kalau mau belajar lihat komentar dari ibu
D : ya semangat, kalau belajar jurnal belajarnya dibaca-baca lagi
E : ya lebih semangat
F : biasa saja
G : biasa saja
H : ya lebih semangat
I : biasa saja
11. Apakah menurut kamu perlu atau tidak menggunakan jurnal belajar?\
A : perlu untuk bahan evaluasi
B : perlu, supaya jadi pembangkit semangat
C : perlu
D : perlu
E : perlu
F : perlu
G : tidak tahu
H : perlu
I : tidak, karena dengan cara belajar sendiri sudah merasa baik
12. Apakah kamu merasa kesulitan dalam mengisi jurnal belajar?
A : tidak
B : tidak
C : tidak
D : tidak
E : tidak
F : tidak
133
G : tidak
H : tidak
I : tidak
13. Apakah setelah ini kamu ingin menulis jurnal belajar?
A : ya sangat ingin
B : ya
C : ya
D : ya
E : ya
F : ya
G : ya
H : ya
I : tidak
134
Lampiran 11
PENGHITUNGAN MEAN, MEDIAN, MODUS DAN STANDAR DEVIASI
DATA PRETEST KELAS EKSPERIMEN
1. Banyaknya data (n) = 30
2. Data pretest siswa kelas eksperimen
25 35 35 35 35 35
45 45 45 45 45 45
50 50 50 55 55 55
55 55 60 60 60 60
65 65 65 70 70 75
3. Nilai terbesar = 75
4. Nilai terkecil = 25
5. Rentang data (R) = nilai terbesar – nilai terkecil
= 75 – 25
= 50
6. Jumlah interval kelas (k) = 1 + 3,3 log n
= 1 + 3,3 log 30
= 1 + 3,3 (1,477)
= 1 + 4,8741
= 5, 8741
= 6
7. Panjang interval kelas (i) = k
R
= 45 = 8,33 = 8
6
135
8. Tabel distribusi frekuensi
Interval
kelas F X Fx x
2 Batas nyata
fkb fka Frekuensi
relatif Bawah Atas
25 – 32 1 28,5 28,5 812,25 24.5 32.5 30 1 3,33
33 – 40 5 36,5 182,5 1332,25 32.5 40.5 29 6 16,67
41 – 48 6 44,5 267 1980,25 40.5 48.5 24 12 20
49 – 56 8 52,5 420 2756,25 48.5 56.5 18 20 26,67
57 – 64 4 60,5 242 3660,25 56.5 64.5 10 24 13,33
65 – 72 5 68,5 342,5 4692,25 64.5 72.5 6 29 16,67
73 – 80 1 76,5 76,5 5852,25 72.5 80.5 1 30 3,33
Total 30
(N)
1559
(∑fx)
Keterangan:
f : Frekuensi yang mengandung median
x : Titik tengah
fx : Hasil perkalian antara frekuensi dari masing-masing interval
dengan titik tengah
x2 : Hasil dari pengkuadratan titik tengah
fkb : Frekuensi kumulatif yang terletak di bawah skor yang mengandung
median
fka : Frekuensi kumulatif yang terletak di atas skor yang mengandung
median
9. Perhitungan nilai mean
Rumus mean metode panjang
Mx = N
fx
136
Keterangan:
Mx : Mean
∑fx : Jumlah dari hasil perkalian antara frekuensi dari masing-masing
interval dengan titik tengah
N : Number of cases
Mx = N
fx
= 1559
30
= 51,97
10. Perhitungan nilai median
Keterangan:
Mdn : Median
: Batas bawah nyata dari interval yang mengandung median
N : Number of Cases
fxb : Frekuensi kumulatif yang terletak di bawah skor yang mengandung median
fi : Frekuensi dari interval yang mengandung median
i : Panjang interval kelas
Mdn = if
fx-½N
i
b
= 48,5 + 15- 4 x 8
8
= 48,5 + 9
= 59,5
Mdn = if
fx-½N
i
b
137
11. Perhitungan nilai modus
Keterangan:
M0 : Modus
: Batas bawah nyata dari interval yang mengandung modus
fa : frekuensi yang terletak di atas interval yang mengandung modus
fb : frekuensi yang terletak di bawah interval yang mengandung modus
i : Panjang interval kelas
M0 = iff
f
ba
a
= 48,5 + 6 x 8
6 + 4
= 48,5 + 4,8
= 48,5 + 4,8
= 53,3
12. Standar deviasi dengan Microsoft Excel
SD = 12,4
13. Varians (S2)
S2
= SD2
= 153,71
M0 = iff
f
ba
a
SD = STDEV ( . . . : . . . )
138
Lampiran 12
PENGHITUNGAN MEAN, MEDIAN, MODUS DAN STANDAR DEVIASI
DATA PRETEST KELAS KONTROL
1. Banyaknya data (n) = 30
2. Data pretest siswa kelas kontrol
20 25 25 30 35 35
35 35 35 40 40 45
45 45 45 50 50 50
50 50 55 55 60 60
60 60 65 70 70 70
3. Nilai terbesar = 70
4. Nilai terkecil = 20
5. Rentang data (R) = nilai terbesar – nilai terkecil
= 70 – 20
= 50
6. Jumlah interval kelas (k) = 1 + 3,3 log n
= 1 + 3,3 log 30
= 1 + 3,3 (1,477)
= 1 + 4,8741
= 5, 8741
= 6
7. Panjang interval kelas (i) = k
R
= 50 = 8,3 = 8
6
139
8. Tabel distribusi frekuensi
Interval
kelas F X Fx x
2 Batas nyata
fkb fka Frekuensi
relatif Bawah Atas
20 – 27 3 23,5 70,5 552,25 19,5 27,5 30 3 10
28 – 35 6 31,5 189 992,25 27,5 35,5 27 9 20
36 – 43 2 39,5 79 1560,25 35,5 43,5 21 11 6,67
44 – 51 9 47,5 427,5 2256,25 43,5 51,5 19 20 30
52 – 59 2 55,5 111 3080,25 51,5 59,5 10 22 6,67
60 – 67 5 63,5 317,5 4032,25 59,5 67,5 8 27 16,67
68 – 75 3 71,5 214,5 5112,25 67,5 75,5 3 30 10
Total 30
(N) 1409
Keterangan:
f : Frekuensi yang mengandung median
x : Titik tengah
fx : Hasil perkalian antara frekuensi dari masing-masing interval
dengan titik tengah
x2 : Hasil dari pengkuadratan titik tengah
fkb : Frekuensi kumulatif yang terletak di bawah skor yang mengandung
median
fka : Frekuensi kumulatif yang terletak di atas skor yang mengandung
median
9. Perhitungan nilai mean
Rumus mean metode panjang
Mx = N
fx
140
Keterangan:
Mx : Mean
∑fx : Jumlah dari hasil perkalian antara frekuensi dari masing-masing
interval dengan titik tengah
N : Number of cases
Mx = N
fx
= 1409
30
= 46,97
10. Perhitungan nilai median
Keterangan:
Mdn : Median
: Batas bawah nyata dari interval yang mengandung median
N : Number of Cases
fxb : Frekuensi kumulatif yang terletak di bawah skor yang mengandung median
fi : Frekuensi dari interval yang mengandung median
i : Panjang interval kelas
Mdn = if
fx-½N
i
b
= 43,5 + 15- 2 x 8
9
= 43,5 + 11,56
= 55,06
Mdn = if
fx-½N
i
b
141
11. Perhitungan nilai modus
Keterangan:
M0 : Modus
: Batas bawah nyata dari interval yang mengandung modus
fa : frekuensi yang terletak di atas interval yang mengandung modus
fb : frekuensi yang terletak di bawah interval yang mengandung modus
i : Panjang interval kelas
M0 = iff
f
ba
a
= 43,5 + 2 x 8
2 + 2
= 43,5 + 4
= 47,5
12. Standar deviasi dengan Microsoft Excel
SD = 13,87
13. Varians (S2)
S2
= SD2
= 192,41
M0 = iff
f
ba
a
SD = STDEV ( . . . : . . . )
142
Lampiran 13
PENGHITUNGAN MEAN, MEDIAN, MODUS DAN STANDAR DEVIASI
DATA POST-TEST KELAS EKSPERIMEN
1. Banyaknya data (n) = 30
2. Data postest siswa kelas eksperimen
65 75 75 80 80 80
80 80 85 85 85 85
85 85 85 90 90 90
90 90 90 90 90 95
95 95 95 100 100 100
3. Nilai terbesar = 100
4. Nilai terkecil = 65
5. Rentang data (R) = nilai terbesar – nilai terkecil
= 100 – 65
= 35
6. Jumlah interval kelas (k) = 1 + 3,3 log n
= 1 + 3,3 log 30
= 1 + 3,3 (1,477)
= 1 + 4,8741
= 5, 8741
= 6
7. Panjang interval kelas (i) = k
R
= 35
6
143
= 5,83
= 6
8. Tabel distribusi frekuensi
Interval
kelas F X Fx x
2 Batas nyata
fkb fka Frekuensi
relatif Bawah Atas
65 – 70 1 67,5 67,5 4556,25 64,5 70,5 30 1 3,33
71 – 76 2 73,5 147 5402,25 70,5 76,5 29 3 6,67
77 – 82 6 79,5 477 6320,25 76,5 82,5 27 9 20
83 – 88 6 85,5 513 7310,25 82,5 88,5 21 15 20
89 – 94 8 91,5 732 8372,25 88,5 94,5 15 23 26,67
95 – 100 7 97,5 682,5 9506,25 94,5 100,5 7 30 23,33
Total 30
(N)
2619
(∑fx)
Keterangan:
f : Frekuensi yang mengandung median
x : Titik tengah
fx : Hasil perkalian antara frekuensi dari masing-masing interval
dengan titik tengah
x2 : Hasil dari pengkuadratan titik tengah
fkb : Frekuensi kumulatif yang terletak di bawah skor yang mengandung
median
fka : Frekuensi kumulatif yang terletak di atas skor yang mengandung
median
9. Perhitungan nilai mean
Rumus mean metode panjang
Keterangan:
Mx = N
fx
144
Mx : Mean
∑fx : Jumlah dari hasil perkalian antara frekuensi dari masing-masing
interval dengan titik tengah
N : Number of cases
Mx = N
fx
= 2619
30
= 87,3
10. Perhitungan nilai median
Keterangan:
Mdn : Median
: Batas bawah nyata dari interval yang mengandung median
N : Number of Cases
fxb : Frekuensi kumulatif yang terletak di bawah skor yang mengandung median
fi : Frekuensi dari interval yang mengandung median
i : Panjang interval kelas
Mdn = if
fx-½N
i
b
= 82,5 + 15 – 6 x 6
8
= 82,5 + 6,75
= 89,25
11. Perhitungan nilai modus
Mdn = if
fx-½N
i
b
M0 = iff
f
ba
a
145
Keterangan:
M0 : Modus
: Batas bawah nyata dari interval yang mengandung modus
fa : frekuensi yang terletak di atas interval yang mengandung modus
fb : frekuensi yang terletak di bawah interval yang mengandung modus
i : Panjang interval kelas
M0 = iff
f
ba
a
= 88,5 + 6 x 6
6 + 7
= 88,5 + 2,77
= 91,27
12. Standar deviasi dengan Microsoft Excel
SD = 8,15
13. Varians (S2)
S2
= SD2
= 66,4
SD = STDEV ( . . . : . . . )
146
Lampiran 14
PENGHITUNGAN MEAN, MEDIAN, MODUS DAN STANDAR DEVIASI
DATA POST-TEST KELAS KONTROL
1. Banyaknya data (n) = 30
2. Data postest siswa kelas kontrol
60 60 60 60 65 65
65 70 70 70 70 70
70 75 75 75 75 80
80 80 80 80 80 85
85 85 85 85 90 95
3. Nilai terbesar = 95
4. Nilai terkecil = 60
5. Rentang data (R) = nilai terbesar – nilai terkecil
= 95 – 60
= 35
6. Jumlah interval kelas (k) = 1 + 3,3 log n
= 1 + 3,3 log 30
= 1 + 3,3 (1,477)
= 1 + 4,8741
= 5, 8741
= 6
7. Panjang interval kelas (i) = k
R
= 35
6
147
= 5,83
= 6
8. Tabel distribusi frekuensi
Interval
kelas F X Fx x
2 Batas nyata
fkb fka Frekuensi
relatif Bawah Atas
60 – 65 5 62,5 312,5 3906,25 59,5 65,5 30 5 16,67
66 – 71 6 68,5 411 4692,25 65,5 71,5 25 11 20
72 – 77 4 74,5 298 5550,25 71,5 77,5 19 15 13,33
78 – 83 8 80,5 644 6480,25 77,5 83,5 15 23 26,67
84 – 89 5 86,5 432,5 7482,25 83,5 89,5 7 28 16,67
90 – 95 2 92,5 185 8556,25 89,5 95,5 2 30 6,67
Total 30
(N)
2283
(∑fx)
Keterangan:
f : Frekuensi yang mengandung median
x : Titik tengah
fx : Hasil perkalian antara frekuensi dari masing-masing interval
dengan titik tengah
x2 : Hasil dari pengkuadratan titik tengah
fkb : Frekuensi kumulatif yang terletak di bawah skor yang mengandung
median
fka : Frekuensi kumulatif yang terletak di atas skor yang mengandung
median
9. Perhitungan nilai mean
Rumus mean metode panjang
Mx = N
fx
148
Keterangan:
Mx : Mean
∑fx : Jumlah dari hasil perkalian antara frekuensi dari masing-masing
interval dengan titik tengah
N : Number of cases
Mx = N
fx
= 2283
30
= 76,1
10. Perhitungan nilai median
Keterangan:
Mdn : Median
: Batas bawah nyata dari interval yang mengandung median
N : Number of Cases
fxb : Frekuensi kumulatif yang terletak di bawah skor yang mengandung median
fi : Frekuensi dari interval yang mengandung median
i : Panjang interval kelas
Mdn = if
fx-½N
i
b
= 71,5 + 15- 8 x 6
4
= 71,5 + 10,5
= 82
11. Perhitungan nilai modus
Mdn = if
fx-½N
i
b
M0 = iff
f
ba
a
149
Keterangan:
M0 : Modus
: Batas bawah nyata dari interval yang mengandung modus
fa : frekuensi yang terletak di atas interval yang mengandung modus
fb : frekuensi yang terletak di bawah interval yang mengandung modus
i : Panjang interval kelas
M0 = iff
f
ba
a
= 77,5 + 4 x 8
4 + 5
= 77,5 + 3,6
= 77,5 + 3,6
= 81,1
12. Standar deviasi dengan Microsoft Excel
SD = 8,68
13. Varians (S2)
S2
= SD2
= 75,32
SD = STDEV ( . . . : . . . )
150
Lampiran 15
PERHITUNGAN UJI NORMALITAS DATA PRETEST
KELAS EKSPERIMEN DAN KELAS KONTROL
Data Pretest Kelas Eksperimen
No xi xi-mean zi luas zi fzi szi │fzi- szi│
1 25 -26,97 -2,18 0,4854 0,01 0,03 0,02
2 35 -16,97 -1,37 0,4147 0,09 0,07 0,02
3 35 -16,97 -1,37 0,4147 0,09 0,10 0,01
4 35 -16,97 -1,37 0,4147 0,09 0,13 0,05
5 35 -16,97 -1,37 0,4147 0,09 0,17 0,08
6 35 -16,97 -1,37 0,4147 0,09 0,20 0,11
7 45 -6,97 -0,56 0,2123 0,29 0,23 0,05
8 45 -6,97 -0,56 0,2123 0,29 0,27 0,02
9 45 -6,97 -0,56 0,2123 0,29 0,30 0,01
10 45 -6,97 -0,56 0,2123 0,29 0,33 0,05
11 45 -6,97 -0,56 0,2123 0,29 0,37 0,08
12 45 -6,97 -0,56 0,2123 0,29 0,40 0,11
13 50 -1,97 -0,16 0,0636 0,44 0,43 0,00
14 50 -1,97 -0,16 0,0636 0,44 0,47 0,03
15 50 -1,97 -0,16 0,0636 0,44 0,50 0,06
16 55 3,03 0,24 0,0948 0,59 0,53 0,06
17 55 3,03 0,24 0,0948 0,59 0,57 0,03
18 55 3,03 0,24 0,0948 0,59 0,60 0,01
19 55 3,03 0,24 0,0948 0,59 0,63 0,04
20 55 3,03 0,24 0,0948 0,59 0,67 0,07
21 60 8,03 0,65 0,2422 0,74 0,70 0,04
22 60 8,03 0,65 0,2422 0,74 0,73 0,01
23 60 8,03 0,65 0,2422 0,74 0,77 0,02
24 60 8,03 0,65 0,2422 0,74 0,80 0,06
151
25 65 13,03 1,05 0,3531 0,85 0,83 0,02
26 65 13,03 1,05 0,3531 0,85 0,87 0,01
27 65 13,03 1,05 0,3531 0,85 0,90 0,05
28 70 18,03 1,45 0,4265 0,93 0,93 0,01
29 70 18,03 1,45 0,4265 0,93 0,97 0,04
30 75 23,03 1,86 0,4686 0,97 1,00 0,03
1. Lo/Lhitung diambil dari nilai l Fzi-Szi l terbesar.
Lhitung = 0,11
2. Menentukan Ltabel dari nilai kritis uji Liliefors.
Ltabel = 0,086 = 0,086 = 0,162
√30 5,48
Lhitung < Ltabel (0,11 < 0,162), sehingga dapat disimpulkan bahwa data pretest
kelas eksperimen berdistribusi normal.
152
Data Pretest Kelas Kontrol
No xi xi-mean zi luas zi fzi szi │fzi- szi│
1 20 -26,97 -1,94 0,4738 0,0262 0,03 0,01
2 25 -21,97 -1,58 0,4429 0,0571 0,07 0,01
3 25 -21,97 -1,58 0,4429 0,0571 0,10 0,04
4 30 -16,97 -1,22 0,3888 0,1112 0,13 0,02
5 35 -11,97 -0,86 0,3051 0,1949 0,17 0,03
6 35 -11,97 -0,86 0,3051 0,1949 0,20 0,01
7 35 -11,97 -0,86 0,3051 0,1949 0,23 0,04
8 35 -11,97 -0,86 0,3051 0,1949 0,27 0,07
9 35 -11,97 -0,86 0,3051 0,1949 0,30 0,11
10 40 -6,97 -0,50 0,1915 0,3085 0,33 0,02
11 40 -6,97 -0,50 0,1915 0,3085 0,37 0,06
12 45 -1,97 -0,14 0,0557 0,4443 0,40 0,04
13 45 -1,97 -0,14 0,0557 0,4443 0,43 0,01
14 45 -1,97 -0,14 0,0557 0,4443 0,47 0,02
15 45 -1,97 -0,14 0,0557 0,4443 0,50 0,06
16 50 3,03 0,22 0,0871 0,5871 0,53 0,05
17 50 3,03 0,22 0,0871 0,5871 0,57 0,02
18 50 3,03 0,22 0,0871 0,5871 0,60 0,01
19 50 3,03 0,22 0,0871 0,5871 0,63 0,05
20 50 3,03 0,22 0,0871 0,5871 0,67 0,08
21 55 8,03 0,58 0,2190 0,7190 0,70 0,02
22 55 8,03 0,58 0,2190 0,7190 0,73 0,01
23 60 13,03 0,94 0,3264 0,8264 0,77 0,06
24 60 13,03 0,94 0,3264 0,8264 0,80 0,03
25 60 13,03 0,94 0,3264 0,8264 0,83 0,01
26 60 13,03 0,94 0,3264 0,8264 0,87 0,04
27 65 18,03 1,30 0,4032 0,9032 0,90 0,00
153
28 70 23,03 1,66 0,4515 0,9515 0,93 0,02
29 70 23,03 1,66 0,4515 0,9515 0,97 0,02
30 70 23,03 1,66 0,4515 0,9515 1,00 0,05
1. Lo/Lhitung diambil dari nilai l Fzi-Szi l terbesar.
Lhitung = 0,11
2. Menentukan Ltabel dari nilai kritis uji Liliefors.
Ltabel = 0,086 = 0,086 = 0,162
√30 5,48
Lhitung < Ltabel (0,11 < 0,162), sehingga dapat disimpulkan bahwa data pretest
kelas kontrol berdistribusi normal.
154
Lampiran 16
PERHITUNGAN UJI NORMALITAS DATA POSTEST
KELAS EKSPERIMEN DAN KELAS KONTROL
Data Postest Kelas Eksperimen
No xi xi-mean zi luas zi fzi szi │fzi- szi│
1 65 -22,3 -2,74 0,4969 0,0031 0,03 0,03
2 75 -12,3 -1,51 0,4345 0,0655 0,07 0,00
3 75 -12,3 -1,51 0,4345 0,0655 0,10 0,03
4 80 -7,3 -0,90 0,3159 0,1841 0,13 0,05
5 80 -7,3 -0,90 0,3159 0,1841 0,17 0,02
6 80 -7,3 -0,90 0,3159 0,1841 0,20 0,02
7 80 -7,3 -0,90 0,3159 0,1841 0,23 0,05
8 80 -7,3 -0,90 0,3159 0,1841 0,27 0,08
9 80 -7,3 -0,90 0,3159 0,1841 0,30 0,12
10 85 -2,3 -0,28 0,1103 0,3897 0,33 0,06
11 85 -2,3 -0,28 0,1103 0,3897 0,37 0,02
12 85 -2,3 -0,28 0,1103 0,3897 0,40 0,01
13 85 -2,3 -0,28 0,1103 0,3897 0,43 0,04
14 85 -2,3 -0,28 0,1103 0,6103 0,47 0,14
15 85 -2,3 -0,28 0,1103 0,6103 0,50 0,11
16 90 2,7 0,33 0,1293 0,6293 0,53 0,10
17 90 2,7 0,33 0,1293 0,6293 0,57 0,06
18 90 2,7 0,33 0,1293 0,6293 0,60 0,03
19 90 2,7 0,33 0,1293 0,6293 0,63 0,00
20 90 2,7 0,33 0,1293 0,6293 0,67 0,04
21 90 2,7 0,33 0,1293 0,6293 0,70 0,07
22 90 2,7 0,33 0,1293 0,6293 0,73 0,10
23 90 2,7 0,33 0,1293 0,6293 0,77 0,14
24 95 7,7 0,94 0,3264 0,8264 0,80 0,03
155
25 95 7,7 0,94 0,3264 0,8264 0,83 0,01
26 95 7,7 0,94 0,3264 0,8264 0,87 0,04
27 95 7,7 0,94 0,3264 0,8264 0,90 0,07
28 100 12,7 1,56 0,4406 0,9406 0,93 0,01
29 100 12,7 1,56 0,4406 0,9406 0,97 0,03
30 100 12,7 1,56 0,4406 0,9406 1,00 0,06
1. Lo/Lhitung diambil dari nilai l Fzi-Szi l terbesar.
Lhitung = 0,14
2. Menentukan Ltabel dari nilai kritis uji Liliefors.
Ltabel = 0,086 = 0,086 = 0,162
√30 5,48
Lhitung < Ltabel ( 0,14 < 0,162), sehingga dapat disimpulkan bahwa data postest
kelas eksperimen berdistribusi normal.
156
Data Postest Kelas Kontrol
No xi xi-mean zi luas zi fzi szi │fzi- szi│
1 60 -16,1 -1,85 0,4678 0,0322 0,03 0,00
2 60 -16,1 -1,85 0,4678 0,0322 0,07 0,03
3 65 -11,1 -1,28 0,3997 0,1003 0,10 0,00
4 65 -11,1 -1,28 0,3997 0,1003 0,13 0,03
5 65 -11,1 -1,28 0,3997 0,1003 0,17 0,07
6 70 -6,1 -0,70 0,2580 0,242 0,20 0,04
7 70 -6,1 -0,70 0,2580 0,242 0,23 0,01
8 70 -6,1 -0,70 0,2580 0,242 0,27 0,02
9 70 -6,1 -0,70 0,2580 0,242 0,30 0,06
10 70 -6,1 -0,70 0,2580 0,242 0,33 0,09
11 70 -6,1 -0,70 0,2580 0,242 0,37 0,12
12 75 -1,1 -0,13 0,0517 0,4483 0,40 0,05
13 75 -1,1 -0,13 0,0517 0,4483 0,43 0,01
14 75 -1,1 -0,13 0,0517 0,4483 0,47 0,02
15 75 -1,1 -0,13 0,0517 0,4483 0,50 0,05
16 80 3,9 0,45 0,1736 0,6736 0,53 0,14
17 80 3,9 0,45 0,1736 0,6736 0,57 0,11
18 80 3,9 0,45 0,1736 0,6736 0,60 0,07
19 80 3,9 0,45 0,1736 0,6736 0,63 0,04
20 80 3,9 0,45 0,1736 0,6736 0,67 0,01
21 80 3,9 0,45 0,1736 0,6736 0,70 0,03
22 80 3,9 0,45 0,1736 0,6736 0,73 0,06
157
23 80 3,9 0,45 0,1736 0,6736 0,77 0,09
24 85 8,9 1,03 0,3485 0,8485 0,80 0,05
25 85 8,9 1,03 0,3485 0,8485 0,83 0,02
26 85 8,9 1,03 0,3485 0,8485 0,87 0,02
27 85 8,9 1,03 0,3485 0,8485 0,90 0,05
28 85 8,9 1,03 0,3485 0,8485 0,93 0,08
29 90 13,9 1,60 0,4452 0,9452 0,97 0,02
30 95 18,9 2,18 0,4854 0,9854 1,00 0,01
1. Lo/Lhitung diambil dari nilai l Fzi-Szi l terbesar.
Lhitung = 0,14
2. Menentukan Ltabel dari nilai kritis uji Liliefors.
Ltabel = 0,886 = 0,886 = 0,162
√30 5,48
Lhitung < Ltabel (0,14 < 0,162), sehingga dapat disimpulkan bahwa data postest
kelas kontrol berdistribusi normal.
158
Lampiran 17
PERHITUNGAN UJI HOMOGENITAS DATA PRETEST
KELAS EKSPERIMEN DAN KELAS KONTROL
Kelas Eksperimen Kelas Kontrol
N 30 30
x 51,97 46,97
SD 12,4 13,9
Varians 153,7 192,4
1. F hitung = 2
2
2
1
S
S =
terkecilvarians
terbesarvarians
= 192,4
153,7
= 1,25
2. Menentukkan Ftabel dari db (derajat bebas).
db pembilang = n-1
= 30-1
= 29
db penyebut = n-1
= 30-1
= 29
Ftabel adalah 1,84
Fhitung < Ftabel (1,25 < 1,84), sehingga dapat disimpulkan bahwa data pretest kedua
kelas memiliki varians yang homogen.
159
Lampiran 18
PERHITUNGAN UJI HOMOGENITAS DATA POSTEST
KELAS EKSPERIMEN DAN KELAS KONTROL
Kelas Eksperimen Kelas Kontrol
N 30 30
x 87,3 76,1
SD 8,15 8,68
Varians 66,4 75,3
1. F hitung = 2
2
2
1
S
S =
terkecilvarians
terbesarvarians
= 75,3
66,4
= 1,13
2. Menentukkan Ftabel dari db (derajat bebas).
db pembilang = n-1
= 30-1
= 29
db penyebut = n-1
= 30-1
= 29
Ftabel adalah 1,84
Fhitung < Ftabel (1,13 < 1,84), sehingga dapat disimpulkan bahwa data postest kedua
kelas memiliki varians yang homogen.
160
Lampiran 19
PERHITUNGAN UJI HIPOTESIS
Rumus uji t
Keterangan:
1X : Rata-rata data kelompok 1
2X : Rata-rata data kelompok 2
dsg : Nilai standar deviasi gabungan kelompok 1 dan 2
n1 : Banyaknya data kelompok 1
n2 : Banyaknya data kelompok 2
Data Pretest
1. Menentukkan thitung
dsg = 2-nn
1)V-(n1)V-n(
21
2211
= (30-1) 153,7 + (30-1) 192,4
30+30-2
= (29) 153,7 + (29) 192,4
58
= 4457,3 +5579,6
58
= 10036,9
58
= 173,05
= 13,15
t =
21
21
n
1
n
1 dsg
X-X
, dimana dsg = 2-nn
1)V-(n1)V-n(
21
2211
161
t =
21
21
n
1
n
1 dsg
X-X
= 51,97 – 46,97 13,15 1 + 1
30 30
= 5
13,15 2
30
= 5 13,15 (0,26)
= 5
3,42
= 1,46
2. Menentukkan ttabel
dk = n1 + n2 – 2
= 30 + 30 – 2
= 58
ttabel pada taraf signifikan α = 0.05 adalah 2,00.
thitung < ttabel (1,46 < 2,00), sehingga Ho diterima. Dengan demikian, dapat
disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan pengetahuan awal siswa sebelum
menggunakan pembelajaran kooperatif dengan jurnal belajar pada konsep sistem
imun pada kelas eksperimen.
162
Data Postest
1. Menentukkan thitung
dsg = 2-nn
1)V-(n1)V-n(
21
2211
= (30-1) 66,4 + (30-1) 75,32
30+30-2
= (29) 66,4 + (29) 75,32
58
= 1925 + 2184
58
= 4109
58
= 70,8
= 8,4
t =
21
21
n
1
n
1 dsg
X-X
= 87,3 – 76,1
8,4 1 + 1
30 30
= 11,2
8,4 2
30
= 11,2
8,4 (0,26)
= 11,2
2,18
= 5,14
163
2. Menentukkan ttabel
dk = n1 + n2 – 2
= 30 + 30 – 2
= 58
ttabel pada taraf signifikan α = 0.05 adalah 2,00.
thitung > ttabel (5,14 > 2,00), sehingga Ho ditolak. Dengan demikian, dapat
disimpulkan bahwa terdapat pengaruh penggunaan pembelajaran kooperatif
dengan jurnal belajar pada konsep sistem pertahanan tubuh terhadap hasil belajar
biologi.
Lampiran 20
164
Persentase Pencapaian Hasil Belajar Siswa Per Indikator
Subjek
Indikator
1 2 3 4 5
No. 1 No. 2 No. 3 No. 4 No. 5 No. 6 No. 7 No. 8 No. 9 No. 10
1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1
2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
3 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1
4 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1
5 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1
6 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1
7 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1
8 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0
9 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
10 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0
11 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
12 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1
13 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1
14 1 0 1 0 1 1 1 0 1 0
15 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1
16 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1
17 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
18 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0
19 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
20 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0
21 1 0 1 0 1 1 1 1 0 0
22 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1
23 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
24 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1
25 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1
26 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1
27 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1
28 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1
29 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1
30 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1
Jumlah 30 42 51 58 74
Persentase (%) 100 70 85 96.7 82.2
Indikator
1. Menjelaskan pengertian sistem pertahanan tubuh
2. Mengidentifikasi sistem kekebalan tubuh nonspesifik dan spesifik
3. Membedakan antigen dan antibodi pada sistem pertahanan tubuh
4. Menjelaskan struktur dan fungsi antibodi
5. Menjelaskan pembentukan antigen dan antibodi
Lampiran 20
165
Persentase Pencapaian Hasil Belajar Siswa Per Indikator
Subjek
Indikator
6 7 8 9
No. 11 No. 12 No. 13 No. 14 No. 15 No. 16 No. 17 No. 18 No. 19 No. 20
1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1
2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
3 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1
4 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
5 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1
6 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1
7 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
8 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1
9 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
10 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
11 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1
12 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1
13 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1
14 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0
15 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1
16 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0
17 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
18 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
19 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0
20 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
21 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1
22 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1
23 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1
24 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
25 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1
26 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0
27 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1
28 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1
29 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
30 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1
Jumlah 81 56 54 78
Persentase (%) 90 93.3 90 86.7
Indikator
6. Menentukan kekebalan aktif
7. Menentukan kekebalan pasif
8. Menjelaskan kegagalan mekanisme pertahanan tubuh
9. Menjelaskan alergi terkait dengan sistem kekebalan tubuh
Lampiran 20
166
Analisi Hasil Jurnal Belajar
Subjek
Indikator 1 Indikator 2 Indikator 3 Indikator 4 Indikator 5
Pen
ger
tia
n S
iste
m
Per
tah
an
an
Tu
bu
h Kekebalan Non
Spesifik
Kekebalan
Spesifik Antigen
Antibodi
Imm
un
og
lob
uli
n
Pem
ben
tuk
an
an
tib
od
i
Pel
eny
ap
an
an
tig
en
Pen
ger
tia
n
Co
nto
h
Pen
ger
tia
n
Co
nto
h
Pen
ger
tia
n
Co
nto
h
1 - 0 0 0 0 1 0 1 1 0 0
2 - 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1
3 - 1 1 1 1 0 0 0 1 0 0
4 - 0 0 0 0 0 0 1 1 0 1
5 - 0 0 0 0 1 1 1 0 1 0
6 - 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
7 - 0 0 0 0 1 0 1 0 0 1
8 - 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0
9 - 0 0 0 0 1 0 1 1 0 0
10 - 1 1 1 1 0 0 1 0 0 0
11 - 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0
12 - 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1
13 - 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0
14 - 1 1 0 0 1 0 1 0 0 0
15 - 0 0 1 1 1 0 1 1 0 0
16 - 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0
17 - 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1
18 - 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0
19 - 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0
20 - 0 1 0 1 1 1 1 1 0 0
21 - 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
22 - 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0
23 - 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0
24 - 0 0 0 0 1 0 1 1 1 1
25 - 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1
26 - 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
27 - 0 0 0 0 1 1 1 1 1 0
28 - 0 0 0 0 1 1 1 1 0 0
29 - 0 0 0 0 1 1 1 1 0 0
30 - 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0
Jml - 6 6 6 7 14 11 20
19 6 7
- 25 45 13
Persentase
(%) -
20.8 50 63.3 21.7
Lampiran 20
167
Analisis Hasil Jurnal Belajar
Subjek
Indikator 6 Indikator 7 Indikator 8 Indikator 9
Kekebalan Aktif Kekebalan Pasif Kegagalan Mekanisme
Pertahanan Tubuh Alergi
Alami Buatan Alami Buatan Autoimun AIDS
1 1 1 1 1 1 0 0
2 0 0 1 0 0 0 1
3 1 1 1 1 0 0 0
4 1 1 1 1 0 0 1
5 1 1 1 1 1 0 0
6 1 1 1 1 1 0 1
7 1 1 1 1 1 0 1
8 1 1 1 1 0 1 0
9 1 1 1 1 0 0 0
10 1 1 1 1 1 0 1
11 1 1 1 1 1 0 1
12 1 1 1 1 1 0 1
13 1 1 1 1 1 0 0
14 1 1 1 1 1 0 1
15 1 1 1 1 1 0 1
16 1 1 1 1 1 1 0
17 1 1 1 1 1 0 0
18 0 0 0 0 0 0 1
19 0 0 0 0 0 0 0
20 1 1 1 1 0 0 1
21 0 0 0 0 0 1 0
22 1 1 1 1 0 0 0
23 1 1 1 1 1 0 1
24 1 1 1 1 1 0 1
25 1 1 1 1 1 1 1
26 0 0 0 0 0 0 0
27 1 1 1 1 0 1 1
28 1 1 1 1 0 0 0
29 0 0 0 0 1 0 0
30 0 0 0 0 0 0 0
Jumlah 23 23 24 23 16 5
15 46 47 21
Persentase (%) 76.7 78.3 35 50