149
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE PETA PIKIRAN (MIND MAPPING) TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS TEKS ANEKDOT SISWA KELAS X SMA BINA INSANI, TANGERANG TAHUN PELAJARAN 2018/2019 Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S. Pd.) Oleh Nurul Hikmah 11140130000024 JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2019

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE PETA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46625/1/NURUL HIKMAH...pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe peta pikiran

  • Upload
    others

  • View
    19

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE PETA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46625/1/NURUL HIKMAH...pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe peta pikiran

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE PETA

PIKIRAN (MIND MAPPING) TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS

TEKS ANEKDOT SISWA KELAS X SMA BINA INSANI, TANGERANG

TAHUN PELAJARAN 2018/2019

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S. Pd.)

Oleh

Nurul Hikmah

11140130000024

JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UIN SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2019

Page 2: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE PETA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46625/1/NURUL HIKMAH...pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe peta pikiran

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE PETA

PIKIRAN (MIND MAPPING) TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS

TEKS ANEKDOT SISWA KELAS X SMA BINA INSANI, TANGERANG

TAHUN PELAJARAN 2018/2019

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi

Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S. Pd.)

Oleh:

Nurul Hikmah

11140130000024

Menyetujui:

Pembimbing

Dr. Elvi Susanti, M. Pd.

19680801 200801 2016

JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UIN SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2019

Page 3: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE PETA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46625/1/NURUL HIKMAH...pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe peta pikiran
Page 4: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE PETA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46625/1/NURUL HIKMAH...pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe peta pikiran

KEMENTERIAN AGAMA

FORM (FR)

No. Dokumen : FITK-FR-AKD-081

UIN JAKARTA Tgl. Terbit : 1 Maret 2010

FITK No. Revisi: : 01 Jl. Ir. H. Juanda No 95 Ciputat 15412 Indonesia Hal : 1/1

SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI

Yang bertanda tangan di bawah ini,

Nama : Nurul Hikmah

Tempat/Tgl.Lahir : Tangerang, 08 Januari 1997

NIM : 11140130000024

Jurusan/ Prodi : Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Judul Skripsi : Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Peta

Pikiran (Mind Mapping) terhadap Kemampuan

Menulis Teks Anekdot Siswa Kelas X SMA Bina

Insani, Tangerang, Tahun Pelajaran 2018/2019.”

Dosen Pembimbing I : Dr. Elvi Susanti, M. Pd.

Dosen Pembimbing II : ..................................

Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang saya buat benar-benar hasil karya

sendiri dan saya bertanggung jawab secara akademis atas apa yang saya tulis.

Pernyataan ini dibuat sebagai salah satu syarat menempuh Ujian Munaqasah.

Page 5: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE PETA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46625/1/NURUL HIKMAH...pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe peta pikiran

i

ABSTRAK

Nurul Hikmah (NIM: 11140130000024). Pengaruh Model Pembelajaran

Kooperatif Tipe Peta Pikiran (Mind Mapping) terhadap Kemampuan

Menulis Teks Anekdot Siswa Kelas X SMA Bina Insani, Tangerang, Tahun

Pelajaran 2018/2019. Skripsi Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia,

Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta, 2019. Dosen Pembimbing: Dr. Elvi Susanti, M. Pd.

Penelitian ini tentang pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe peta

pikiran (mind mapping) terhadap kemampuan menulis teks anekdot siswa kelas x

SMA Bina Insani, Tangerang, tahun pelajaran 2018/2019. Penelitian ini bertujuan

untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe peta pikiran

(mind mapping) terhadap kemampuan menulis teks anekdot. Penelitian ini

dilaksanakan di SMA Bina Insani, Tangerang pada kelas X semester I tahun

pelajaran 2018/2019. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah pre-

eksperimen dengan teknik one group pretest posttest design. Penelitian ini

mengambil sampel sebanyak 27 siswa pada kelas X-A sebagai kelas eksperimen.

Instrumen penelitian ini berupa tertulis berbentuk esai (tes subjektif) menulis teks

anekdot. Teknik analisis data menggunakan bantuan program IBM SPSS Statistics

20.

Berdasarkan hasil penelitian diperoleh bahwa rata-rata kemampuan

menulis teks anekdot dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe

peta pikiran (mind mapping) lebih tinggi dibandingkan rata-rata kemampuan

menulis teks anekdot dengan tidak menggunakan model pembelajaran kooperatif

tipe peta pikiran (mind mapping). Rata-rata nilai pretest yang diperoleh yaitu

sebesar 65,33. Setelah diberikan perlakuan dengan menerapkan model

pembelajaran kooperatif tipe peta pikiran (mind mapping), maka diperoleh rata-

rata posttest sebesar 80,74. Hal ini menunjukkan bahwa nilai rata-rata posttest

lebih besar dibandingkan nilai pretest siswa yaitu 80,74 > 65,33.

Uji Hipotesis dilakukan dengan cara menghitung uji t dengan bantuan

program IBM SPSS Statistics 20. Hasil uji t pretest dan posttest sebesar 0,000 <

0,05 sehingga H0 ditolak dan H1 diterima. Artinya, terdapat pengaruh model

pembelajaran kooperatif tipe peta pikiran (mind mapping) terhadap kemampuan

menulis teks anekdot pada siswa kelas X SMA Bina Insani, Tangerang, tahun

pelajaran 2018/2019.

Kata Kunci: Model peta pikiran, kemampuan menulis, teks anekdot

Page 6: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE PETA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46625/1/NURUL HIKMAH...pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe peta pikiran

ii

ABSTRACT

Nurul Hikmah (NIM: 11140130000024). The Influence of Cooperative

Learning Model Mind Map Type (Mind Mapping) on the Ability of Writing

Anecdotal Text at The Tenth Grade of Bina Insani High School, Tangerang,

in Academic Year 2018/2019. A skripsi of Indonesian Language and Literature

Education, Faculty of Tarbiyah and Teacher Training, State Islamic University of

Syarif Hidayatullah Jakarta, 2018. Advisor: Dr. Elvi Susanti, M. Pd.

This study about the influence of cooperative learning model mind map

type (mind mapping) on the ability of writing anecdotal text at the tenth grade of

Bina Insani High School, Tangerang, in academic year 2018/2019. This research

aims to show the influence of cooperative learning model mind map type (mind

mapping) on the ability of writing anecdotal text. The study was conducted in

Bina Insani High School, Tangerang, on 2018/2019. The method used is pre-

experiment by applying a technique one group posttest design. Sample of this

research are 27 of students on X-A class as experimental class. The instrument

were used in this research are essay test (subjective test) to writing a anecdotal

text. Data analysis techniques use the IBM SPSS Statistics 20 program assistance.

Based on posttest result obtained that ability of writing anecdotal text

using the cooperative learning model mind map type (mind mappimg) was higher

than the average ability of writing anecdotal text without using the mind mapping

type of cooperative learning model. The average value of the pretest obtained is

equal to 65.33. After being given treatment by applying the cooperative learning

model of mind map type, then the posttest average was obtained at 80.74. This

shows that the average posttest value is greater than the value of the pretest of

students which is 80.74> 65.33.

Hypothesis test done by trial t and program of IBM SPSS Statistics 20.

The result of trial t on pretest and posttest are 0,000 <0,05 so rejected and

achieved. Its mean have influence of cooperative learning models of mind

mapping on the ability to write anecdotal texts in class X of Bina Insani High

School, Tangerang, on 2018/2019.

Keywords: Model mind mapping, writing ability, anecdotal text

Page 7: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE PETA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46625/1/NURUL HIKMAH...pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe peta pikiran

iii

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmaanirrahiim

Segala puji dan syukur kepada Allah SWT, yang telah memberikan segala

nikmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang

berjudul “Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Peta Pikiran (Mind

Mapping) terhadap Kemampuan Menulis Teks Anekdot Siswa Kelas X SMA

Bina Insani, Tangerang, Tahun Pelajaran 2018/2019”. Shalawat dan salam

semoga selalu tercurahkan kepada Nabi Muhammad Saw, kepada keluarga dan

para sahabatnya, serta kita sekalian selaku umatnya.

Ucapan terimakasih penulis sampaikan kepada semua pihak yang telah

berpartisipasi dalam penelitian ini. Secara khusus, terimakasih tersebut

disampaikan kepada:

1. Allah SWT, Tuhan semesta alam tempat mengadu dan berlindung.

2. Teristimewa keluarga tercinta, Asroh dan Mu’min selaku orang tua,

Rengga Asdi Monap selaku kakak, Mazhab Habi, Stepano Ardian, dan

Aditya Rifqi Hamizan selaku adik-adik penulis yang selalu memberikan

do’a, cinta, dukungan, materi, semangat, dan motivasi yang luar biasa

kepada penulis setiap waktunya.

3. Dr. Sururin, M.Ag selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

4. Dr. Makyun Subuki, M. Hum selaku Ketua Jurusan Pendidikan Bahasa

dan Sastra Indonesia, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

5. Toto Edidarmo, M.A selaku Sekretaris Jurusan Pendidikan Bahasa dan

Sastra Indonesia, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

6. Dr. Elvi Susanti, M. Pd selaku dosen pembimbing skripsi yang telah

memberikan bimbingan, saran, dan pengarahan kepada penulis selama

proses pembuatan skripsi ini.

Page 8: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE PETA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46625/1/NURUL HIKMAH...pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe peta pikiran

iv

7. Dosen penguji, Dra. Mahmudah Fitriyah Z.A, M.Pd dan Nursyamsiyah,

M.Pd yang telah membantu menyempurnakan penulisan tugas akhir ini.

8. Seluruh Dosen Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan ilmu pengetahuan,

mendidik, dan memotivasi selama perkuliahan.

9. Kepala sekolah SMA Bina Insani, Tangerang, Ir. Ady Kahar dan guru

Bahasa Indonesia M. Syarifudin Us, S. Pd., yang telah memudakan penulis

saat mengambil data penelitian serta siswa kelas X-A SMA Bina Insani,

Tangerang, tahun pelajaran 2018/2019 yang telah berpartisipasi dalam

penelitian ini.

10. Mia Rahmania, selaku sahabat penulis yang selalu bersedia menemani

penulis dalam mencari referensi dalam penelitian ini.

11. Shindy Octavia, Meta Ajeng, Nurul Ardiyani, Intan Delima, dan Annisa

Hasanah, selaku teman-teman sepembimbingan yang senantiasa saling

bertukar informasi dan tidak pernah bosan saling memberi motivasi setiap

waktunya.

12. Fadilla Insani, Yusrita Rahmi, Helza Rosa Nuraini, Lia Mulya Asih dan

Yuddiyah Liza, selaku sahabat yang sama-sama sedang berjuang untuk

lulus Sarjana dan bersedia berbagi cinta, kasih, sayang kepada penulis.

13. Teman-teman seperjuangan Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra

Indonesia angkatan 2014 khususnya PBSI A dan teman-teman lainnya

yang tidak bisa disebutkan satu persatu. Pahit manis yang saya rasakan

selama perkuliahan bersama kalian, sangatlah indah. Terima kasih selalu

mengingatkan saya untuk menyelesaikan tugas akhir ini.

14. Semua pihak yang berjasa dalam pembuatan skripsi ini yang tidak dapat

disebutkan satu persatu. Semoga semua bentuk kebaikan dan dukungan

yang telah diberikan kepada penulis mendapatkan balasan dan keberkahan

dari Allah.

Page 9: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE PETA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46625/1/NURUL HIKMAH...pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe peta pikiran

v

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kata sempurna, oleh

karena itu kritik dan saran yang sifatnya membangun sangat penulis harapkan

untuk perbaikan. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak. Aamiin.

Jakarta, 30 April 2019

Nurul Hikmah

Page 10: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE PETA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46625/1/NURUL HIKMAH...pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe peta pikiran

vi

DAFTAR ISI

ABSTRAK .............................................................................................................. i

ABSTRACT ........................................................................................................... ii

KATA PENGANTAR .......................................................................................... iii

DAFTAR ISI ......................................................................................................... vi

DAFTAR TABEL ............................................................................................... viii

DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ ix

DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................................... x

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ................................................................................ 1

B. Identifikasi Masalah ...................................................................................... 4

C. Pembatasan Masalah ..................................................................................... 5

D. Perumusan Masalah ...................................................................................... 5

E. Tujuan Penelitian .......................................................................................... 5

F. Kegunaan Penelitian...................................................................................... 5

BAB II KAJIAN TEORETIS

A. Hakikat Belajar dan Pembelajaran ................................................................ 7

1. Pengertian Belajar dan Pembelajaran ..................................................... 7

2. Ciri Belajar dan Pembelajaran ................................................................ 8

3. Prinsip-Prinsip Belajar dan Pembelajaran .............................................. 9

B. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Peta Pikiran (Mind Mapping) ......... 11

1. Pengertian Model Pembelajaran Kooperatif......................................... 11

2. Unsur-Unsur Model Pembelajaran Kooperatf ...................................... 12

3. Manfaat Model Pembelajaran Kooperatif ............................................ 13

4. Langkah-Langkah Model Pembelajaran Kooperatif ........................... 15

5. Peta Pikiran (Mind Mapping) ............................................................... 15

a. Pengertian Peta Pikiran ................................................................... 15

b. Manfaat Peta Pikiran ...................................................................... 17

Page 11: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE PETA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46625/1/NURUL HIKMAH...pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe peta pikiran

vii

c. Langkah-Langkah melakukan Peta Pikiran .................................... 18

d. Contoh Peta Pikiran ....................................................................... 19

C. Kemampuan Menulis .................................................................................. 21

D. Teks Anekdot .............................................................................................. 24

1. Pengertian Teks Anekdot...................................................................... 24

2. Ciri Teks Anekdot ................................................................................ 26

3. Struktur Teks Anekdot ......................................................................... 27

4. Kebahasaan Teks Anekdot ................................................................... 27

5. Langkah-Langkah Menulis Teks Anekdot ........................................... 28

6. Kriteria Menulis Teks Anekdot ............................................................ 28

E. Penelitian Relevan ....................................................................................... 29

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian ..................................................................... 31

B. Metode dan Desain Penelitian ..................................................................... 31

C. Populasi dan Sampel Penelitian .................................................................. 32

D. Variabel Penelitian ...................................................................................... 33

E. Teknik Pengumpulan Data .......................................................................... 34

F. Teknik Analisis Data ................................................................................... 36

G. Hipotesis Penelitian ..................................................................................... 41

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum SMA Bina Insani ........................................................... 42

B. Deskripsi Penelitian .................................................................................... 45

C. Hasil Analisis .............................................................................................. 48

D. Pembahasan Hasil Penelitian ...................................................................... 66

BAB V PENUTUP

A. Simpulan ..................................................................................................... 70

B. Saran ............................................................................................................ 71

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN

RIWAYAT PENULIS

Page 12: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE PETA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46625/1/NURUL HIKMAH...pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe peta pikiran

viii

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Desain penelitian one group pretest posttest design .................... 32

Tabel 3.2 Populasi target penelitian di SMA Bina Insani, Tangerang, tahun

pelajaran 2018/2019 ..................................................................... 33

Tabel 3.3 Kriteria penilaian kemampuan menulis teks anekdot .................. 36

Tabel 3.4 Penilaian kemampuan menulis .................................................... 37

Tabel 3.5 Kategori nilai kemampuan menulis teks anekdot ........................ 38

Tabel 4.1 Jumlah siswa SMA Bina Insani, Tangerang, tahun pelajaran

2018/2019 ..................................................................................... 45

Tabel 4.2 Daftar nilai pretest siswa ............................................................. 48

Tabel 4.3 Urutan nilai terendah sampai tertinggi pretest kemampuan menulis

teks anekdot siswa ........................................................................ 51

Tabel 4.4 Rangkuman data statistik skor pretest kemampuan menulis teks

anekdot ......................................................................................... 53

Tabel 4.5 Daftar hasil posttest siswa ........................................................... 54

Tabel 4.6 Urutan nilai terendah sampai tertinggi posttest kemampuan menulis

teks anekdot siswa ....................................................................... 56

Tabel 4.7 Rangkuman data statistik skor posttest kemampuan menulis teks

anekdot ......................................................................................... 58

Tabel 4.8 Perbandingan data statistik pretest dan posttest kemampuan

menulis teks anekdot .................................................................... 60

Tabel 4.9 Pembagian skor masing-masing kriteria ...................................... 60

Tabel 4.10 Hasil uji normalitas pretest dan posttest ...................................... 62

Tabel 4.11 Hasil uji hipotesis pretest dan posttest ......................................... 63

Tabel 4.12 Data hasil angket respon siswa dalam pembelajaran menulis teks

anekdot dengan menggunakan model peta pikiran (mind mapping)

....................................................................................................... 68

Page 13: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE PETA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46625/1/NURUL HIKMAH...pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe peta pikiran

ix

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Contoh peta pikiran (mind mapping) ........................................... 19

Gambar 2.2 Contoh peta pikiran (mind mapping) ........................................... 20

Gambar 4.1 Grafik frekuensi nilai pretest kemampuan menulis teks anekdot

.............................................................................................................................. 52

Gambar 4.2 Grafik frekuensi nilai posttest kemampuan menulis teks anekdot

.............................................................................................................................. 57

Gambar 4.3 Grafik nilai rata-rata pretest dan posttest kemampuan menulis teks

anekdot ........................................................................................ 59

Page 14: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE PETA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46625/1/NURUL HIKMAH...pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe peta pikiran

x

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran)

Lampiran 2 : Deskripsi penilaian pretest siswa

Lampiran 3 : Deskripsi penilaian posttest siswa

Lampiran 4 : Kegiatan awal pertemuan pembelajaran

Lampiran 5 : Proses pembelajaran posttest

Lampiran 6 : Angket responden siswa

Lampiran 7 : Surat bimbingan skripsi

Lampiran 8 : Surat izin penelitian

Lampiran 9 : Surat pernyataan penelitian dari sekolah

Lampiran 10 : Uji Referensi

Lampiran 11 : Biodata Penulis

Page 15: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE PETA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46625/1/NURUL HIKMAH...pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe peta pikiran

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Menulis dalam pengertian umum adalah kegiatan menuangkan ide,

gagasan, atau pendapat yang ada dalam pikiran untuk kemudian diolah

menjadi suatu kalimat yang mengandung arti. Menulis merupakan

kegiatan penting dalam pembelajaran bahasa dan sastra di sekolah.

Menulis bukan sekadar menuangkan ide melainkan suatu keterampilan.

Menulis sebagai keterampilan sifatnya berkelanjutan, sehingga

pembelajarannya perlu dilakukan secara berkesinambungan sejak di

bangku sekolah dasar hingga menuju jenjang selanjutnya.

Menulis merupakan kegiatan yang sangat familiar, meskipun begitu

kegiatan menulis membutuhkan pemikiran dan pelatihan yang harus

dilakukan secara berulang dan terus-menerus. Menulis oleh sebagian orang

seringkali dianggap remeh karena kegiatannya yang membosankan,

padahal menulis merupakan kegiatan yang sukar untuk dilakukan.

Berdasarkan hasil survei dari Programme for Internasional Student

assesesment (PISA) 2015 yang dikeluarkan oleh organization for

Economic Cooperation and Development (OECD) dalam Republika,

menunjukkan Indonesia masih berada di urutan 60 dari 72 negara dalam

hal menulis. Hal tersebut membuktikan bahwa kemampuan menulis siswa

pada kenyataannya masih sangat rendah.

Kurangnya minat siswa untuk menulis dapat dipengaruhi oleh

berbagai macam faktor. Faktor utama yang mempengaruhi adalah siswa

kesulitan dalam mengembangkan ide yang mereka miliki untuk dituangkan

ke dalam bentuk tulisan. Faktor lain adalah penentuan model pembelajaran

yang dilakukan guru dalam menyampaikan materi pembelajaran menulis

kurang tepat sehingga siswa menjadi tidak tertarik untuk menghasilkan

sebuah tulisan.

Page 16: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE PETA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46625/1/NURUL HIKMAH...pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe peta pikiran

2

Pembelajaran menulis dalam hal ini perlu mendapatkan perhatian

lebih dan dicari solusinya agar siswa mampu menulis dengan baik. Guru

dalam hal ini, memiliki peran sangat penting. Guru harus bisa mengemas

kegiatan menulis menjadi kegiatan yang terlihat menarik agar

pembelajaran dapat tercapai sesuai dengan yang diinginkan.

Faktor pendukung yang dapat dilakukan untuk menunjang tercapainya

proses pembelajaran menulis adalah digunakannya model pembelajaran

tertentu. Kurikulum hanya sebagai pedoman dalam proses pengajaran,

sedangkan pembelajaran yang dilakukan di dalam kelas dikembangkan

sendiri oleh guru sesuai dengan kebutuhan siswa menggunakan model

pembelajaran yang bervariasi. Model pembelajaran merupakan bentuk

pembelajaran yang tergambar dari awal hingga akhir yang disajikan secara

khas oleh guru.

Ada berbagai macam masalah yang muncul dalam proses pengajaran.

Pertama, kurangnya sarana dan prasarana yang mendukung proses

pengajaran, seperti halnya ruang kelas yang panas, bangku sekolah yang

rusak, tidak adanya media pembelajaran yang lengkap seperti proyektor

dan lain sebagainya. Kedua, cara mengajar guru yang kurang tepat seperti

penggunaan metode ceramah yang hanya berpusat pada guru. Akibatnya

siswa merasa bosan dan jenuh untuk belajar dan berpikir sehingga

menyebabkan tidak tercapainya tujuan pembelajaran.

Faktor lain yang dapat memperburuk tercapainya tujuan pembelajaran

adalah mayoritas guru yang hanya memberikan instruksi untuk membuat

tulisan khususnya dalam membuat teks anekdot. Siswa langsung diminta

untuk membuat teks anekdot dengan tema tertentu yang telah ditentukan

oleh guru. Padahal jangankan untuk menulis teks anekdot, terkadang siswa

masih kebingungan dengan tema yang diberikan guru, sehingga

mengakibatkan pembelajaran menulis teks anekdot dianggap sulit untuk

dikerjakan.

Page 17: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE PETA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46625/1/NURUL HIKMAH...pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe peta pikiran

3

Anekdot adalah jenis tulisan pribadi yang mengisahkan peristiwa-

peristiwa menjengkelkan atau hal-hal konyol berdasarkan kejadian

sebenarnya. Teks anekdot bukan hanya mengandung lelucon yang dapat

membuat orang tertawa, tetapi juga memahami pesan yang disampaikan.

Anekdot dapat digunakan untuk berbagai keperluan yang bersifat

positif seperti mengkritik persoalan-persoalan publik dan lain sebagainya.

Humor dalam anekdot biasanya terjadi karena keberadaan penyimpangan-

penyimpangan yang ada dalam anekdot. Penyimpangan tersebut dapat

berupa penyimpangan makna tertentu, jika makna sesuatu seharusnya A

dalam anekdot ternyata sesuatu tersebut bermakna B, selain itu

penyimpangan anekdot dapat pula terjadi dalam penyimpangan bunyi-

bunyian.

Peneliti memilih teks anekdot dalam penelitian karena anekdot

merupakan cerita singkat yang sifatnya menghibur dan menyenangkan

karena di dalamnya berisi kejadian lucu yang diperkirakan dapat membuat

siswa lebih semangat dan tertarik dalam membuat tulisan. Teks anekdot

yang dipilih adalah teks anekdot yang mengambil ide dari lingkungan

sekitarnya, dengan tema seputar kejadian yang ada di sekeliling siswa

seperti lingkungan, teknologi, dan masyarakat.

Siswa dalam pembelajaran, pada dasarnya sudah mengerti dan

memahami pengertian dan langkah-langkah menulis teks anekdot, hanya

saja siswa masih bingung dalam mengembangkan ide yang ada dalam

pikirannya untuk dapat dituangkan ke dalam bentuk tulisan. Kurangnya

pemahaman siswa dalam menulis merupakan pertanda kurang baiknya

proses pengajaran yang dilakukan oleh guru, terlebih dalam pembelajaran

bahasa Indonesia meteri teks anekdot.

Terdapat beberapa model pembelajaran yang dapat digunakan guru

dalam meningkatkan kemampuan menulis siswa, khususnya menulis teks

anekdot. Model pembelajaran yang dipilih harus dapat merangsang

imajinasi sehingga dapat menjadi stimulus bagi siswa untuk mengeluarkan

ide-ide cemerlangnya.

Page 18: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE PETA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46625/1/NURUL HIKMAH...pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe peta pikiran

4

Model pembelajaran peta pikiran dapat dijadikan salah satu alternatif

dalam pembelajaran menulis teks anekdot. Model pembelajaran peta

pikiran berarti metode yang berusaha mengembangkan pikiran peserta

didik dengan cara membentuk konsep-konsep.

Pembelajaran menulis teks anekdot menggunakan model pembelajaran

peta pikiran dianggap dapat merangsang siswa dalam menuangkan dan

menyusun ide yang ada dalam kepalanya ke dalam tulisan secara

sistematis, dengan adanya peta pikiran yang menjadi rambu-rambu atau

acuan pola pikir siswa. Keunggulan model pembelajaran peta pikiran salah

satunya adalah dapat meningkatkan kreativitas siswa. Siswa dapat

membuat teks anekdot dengan permainan gambar, warna, dan kata-kata

melalui peta pikiran. Model pembelajaran peta pikiran dibuat dalam

bentuk konsep-konsep atau peta pikiran yang nantinya dapat membuat

kegiatan awal menulis menjadi terarah sesuai dengan peta pikiran yang

telah dibuat.

Model pembelajaran peta pikiran memiliki banyak manfaat dalam

pembelajaran antara lain, memudahkan siswa dalam mengungkapkan ide

yang ada dalam pikirannya, meningkatkan kreativitas siswa, membantu

siswa berpikir secara kreatif, serta dapat membantu siswa mempersiapkan

presentasi dengan cara mengembangkan ide-ide pemikirannya.

Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti tertarik untuk melakukan

penelitian dengan judul “Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe

Peta Pikiran (Mind Mapping) Terhadap Kemampuan Menulis Teks

Anekdot Siswa kelas X SMA Bina Insani, Tangerang, Tahun Pelajaran

2018/2019.”

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, ada beberapa

permasalahan yang dapat dikaji. Permasalahan tersebut dapat diidentifikasi

sebagai berikut:

1. Kemampuan menulis teks anekdot siswa masih kurang memuaskan.

Page 19: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE PETA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46625/1/NURUL HIKMAH...pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe peta pikiran

5

2. Mayoritas guru hanya memberi instruksi kepada siswa untuk membuat

teks anekdot.

3. Model pembelajaran kooperatif tipe peta pikiran (mind mapping)

dianggap dapat meningkatkan kemampuan menulis teks anekdot

siswa.

C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah yang terpapar di atas, penelitian ini

akan memfokuskan permasalahan pada pengaruh model pembelajaran

kooperatif tipe peta pikiran (mind mapping) terhadap kemampuan menulis

teks anekdot siswa kelas X di SMA Bina Insani, Tangerang, tahun

pelajaran 2018/2019.

D. Perumusan Masalah

Setelah melihat uraian di atas, maka penulis dapat merumuskan

permasalahan yang akan diangkat dalam penelitian ini. Adapun masalah

yang diajukan dalam penelitian ini adalah: Bagaimanakah pengaruh model

pembelajaran kooperatif tipe peta pikiran (mind mapping) terhadap

kemampuan menulis teks anekdot siswa kelas X SMA Bina Insani,

Tangerang, tahun pelajaran 2018/2019?

E. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian merupakan hal yang penting dalam kegiatan

penelitian ini. Sesuai dengan rumusan masalah yang diteliti, penelitian ini

bertujuan untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe

peta pikiran (mind mapping) terhadap kemampuan menulis teks anekdot

siswa kelas X SMA Bina Insani, Tangerang, tahun pelajaran 2018/2019.

F. Kegunaan Penelitian

1. Manfaat Teoretis

a. Hasil penelitian diharapkan bisa menjadi wawasan dalam

meningkatkan mutu pendidikan dan pengalaman bagi guru dan

proses belajar mengajar.

Page 20: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE PETA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46625/1/NURUL HIKMAH...pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe peta pikiran

6

b. Menjadi bahan tambahan ilmu bagi siswa dalam meningkatkan

prestasi belajar.

c. Menjadi bahan pengalaman dan ilmu pengetahuan bagi mahasiswa

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi peneliti dapat mengetahui seberapa besar pengaruh model

pembelajaran kooperatif tipe peta pikiran (mind mapping) terhadap

kemampuan menulis siswa terutama dalam materi menulis teks

anekdot.

b. Guru dapat memanfaatkan hasil penelitian sebagai salah satu cara

untuk dapat meningkatkan kemampuan menulis teks anekdot dan

membantu dalam mengembangkan pembelajaran yang lebih kreatif

dalam menunjang keberhasilan tujuan pembelajaran bahasa

Indonesia khususnya materi ajar menulis teks anekdot.

c. Bagi peneliti lain dapat memanfaatkan hasil penelitian sebagai

bahan referensi dan informasi jika ingin melakukan penelitian lebih

lanjut.

Page 21: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE PETA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46625/1/NURUL HIKMAH...pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe peta pikiran

7

BAB II

KAJIAN TEORETIS

A. Hakikat Belajar dan Pembelajaran

1. Pengertian Belajar dan Pembelajaran

Belajar pada hakikatnya adalah proses interaksi terhadap semua

situasi yang ada disekitar individu siswa, belajar dapat dipandang

sebagai proses yang diarahkan kepada tujuan dan proses berbuat

melalui berbagai pengalaman.1 Piaget memandang belajar sebagai

perilaku berinteraksi antara individu dengan lingkungan sehingga

terjadi perkembangan intelek.2

Menurut Burton belajar diartikan sebagai perubahan tingkah laku

pada diri individu berkat adanya interaksi antara individu dengan

individu lain dan individu dengan lingkungannya sehingga mereka

lebih mampu berinteraksi dengan lingkungannya.3 Berdasarkan

definisi belajar menurut para ahli, dapat penulis simpulkan bahwa

belajar merupakan proses usaha yang dilakukan oleh diri individu

untuk memperoleh perubahan tingkah laku melalui latihan,

pengalaman atau pembiasaan yang dilakukan secara berulang.

Pembelajaran pada hakekatnya adalah proses komunikasi

transaksional antara guru dan siswa yang bersifat timbal balik, proses

transaksional juga terjadi antara siswa dengan siswa.4 Pembelajaran

menurut Dimyati adalah kegiatan guru secara terprogram dalam

desain instruksional, untuk membuat siswa belajar secara aktif, yang

menekankan pada penyediaan sumber belajar.

1 Rusman, Belajar dan Pembelajaran: Berorientasi Standar Proses Pendidikan, (Jakarta:

2 Dimyati, Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta: Rineka Cipta, 2013), h. 13.

3 Ahmad Susanto, Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar, (Jakarta: Prenadamedia

Group, 2013), h. 3.

4 Asep Herry Hernawan, dkk, Belajar dan Pembelajaran Sekolah Dasar, (Bandung: UPI

Press, 2007), h. 3.

Page 22: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE PETA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46625/1/NURUL HIKMAH...pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe peta pikiran

8

Menurut Gangne dan Briggs, pembelajaran adalah suatu sistem

yang bertujuan untuk membantu proses belajar siswa yang berisi

serangkaian peristiwa yang dirancang dan disusun sedemikian rupa

untuk mempengaruhi dan mendukung terjadinya proses belajar siswa

yang bersifat internal.5 Berdasarkan pendapat tersebut dapat penulis

simpulkan bahwa pembelajaran adalah proses pengajaran yang

dirancang dan disusun sedemikian rupa oleh seorang pendidik untuk

menciptakan proses belajar yang dapat mendukung dan

mempengaruhi peserta didik.

Menurut The Addociation of Education and Communication

Technology (AECT), sumber belajar dapat diklasifikasikan menjadi:

a. Orang (pakar, penulis, dan lain-lain),

b. Isi pesan (informasi yang tersaji dalam buku atau makalah),

c. Bahan dan perangkat lunak (software),

d. Peralatan (hardware),

e. Metode dan teknik, dan

f. Lingkungan (tempat berlangsungnya peristiwa belajar).6

2. Ciri Belajar dan Pembelajaran

Belajar adalah proses perubahan perilaku, di mana perubahan

perilaku tersebut dilakukan secara sadar dan bersifat menetap. Berikut

dirumuskan ciri-ciri belajar:

a. Adanya perubahan perilaku dalam diri individu.

b. Perubahan perilaku relatif menetap.

c. Perubahan perilaku merupakan hasil interaksi aktif individu

dengan lingkungannya.7

5 Lefudin, Belajar dan Pembelajaran dilengkapi dengan Model Pembelajaran, Strategi

Pembelajaran, Pendekatan Pembelajaran dan Metode Pembelajaran, (Yogyakarta: Deepublish,

2017), h. 13.

6 Benny A. Pribadi, Model Desain Sistem Pembelajaran, (Jakarta: PT Dian Rakyat, 2009), h.

7.

7 Asep Henry Hernawan, dkk, Op.Cit., h. 2.

Page 23: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE PETA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46625/1/NURUL HIKMAH...pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe peta pikiran

9

Pembelajaran yang efektif munurut Eggen dan Kauchak dalam

Lefudin memiliki enam ciri, yaitu:

a. Siswa yang menjadi pengkaji aktif dalam proses pembelajaran.

b. Guru yang menyediakan materi ajar sebagai fokus berpikir dan

berinteraksi dalam pelajaran.

c. Aktivitas guru dan siswa dalam proses pembelajaran.

d. Interaksi guru dan siswa, guru secara aktif terlibat dalam

pemberian arahan kepada siswa dalam proses pembelajaran.

e. Orientasi pembelajaran bertujuan ke arah proses perubahan

tingkah laku, seperti penguasaan isi pelajaran, dan

pengembangan keterampilan berpikir.

f. Guru menggunakan teknik mengajar yang bervariasi sesuai

dengan tujuan dan gaya mengajar guru.8

3. Prinsip-Prinsip Belajar dan Pembelajaran

Guru memiliki tugas mengajar, tugas mengajar tidak dapat

dilakukan secara sembarangan, tetapi harus menggunakan teori dan

prinsip-prinsip belajar tertentu. Prinsip-prinsip tersebut yaitu:

a. Perhatian dan Motivasi

Perhatian mempunyai peranan penting dalam kegiatan belajar,

perhatian akan timbul ketika siswa merasa bahan pelajaran dirasa

sesuai dengan kebutuhannya. Motivasi mempunyai peran yang

tidak kalah penting dalam kegiatan belajar. Motivasi adalah tenaga

yang menggerakkan dan mengarahkan aktivitas seseorang.

b. Keaktifan

John Dewey mengemukakan bahwa belajar adalah menyangkut

apa yang harus dikerjakan siswa untuk dirinya sendiri, maka

inisiatif harus datang dari siswa sendiri. Guru sekadar pembimbing

dan pengarah.

8 Lefudin, Op.Cit., h. 13.

Page 24: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE PETA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46625/1/NURUL HIKMAH...pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe peta pikiran

10

c. Keterlibatan Langsung atau Pengalaman

Belajar merupakan proses keterlibatan langsung individu

dengan lingkungannya sehingga mengalami perubahan tingkah

laku. Pengalaman langsung yang dimaksudkan tidak hanya sekadar

mengamati secara langsung tetapi menghayati, terlibat dalam

perbuatan, dan bertanggung jawab terhadap hasilnya.

d. Pengulangan

Belajar bukan sesuatu yang terjadi secara kebetulan dan

sekaligus tetapi berlangsung secara berulang, pengulangan akan

melatih daya-daya yang ada pada manusia. Daya-daya yang ada

pada manusia terdiri atas daya mengamat, menanggap, mengingat,

mengkhayal, merasakan, berpikir, dan sebagainya.

e. Tantangan

Belajar menjadi lebih menarik apabila bahan belajar memiliki

tantangan. Tantangan yang dihadapi dalam bahan belajar membuat

siswa bergairah untuk mengatasinya.

f. Balikan dan Penguatan

Siswa akan lebih bersemangat belajar apabila mendapat hasil,

apalagi hasil yang baik. Hasil merupakan balikan yang berpengaruh

bagi pembelajaran selanjutnya. Sedangkan penguatan adalah

respon terhadap suatu perilaku yang dapat meningkatkan

kemungkinan berulangnya kembali perilaku tersebut.

g. Perbedaan Individual

Siswa memiliki karakteristik yang berbeda-beda, setiap guru

dituntut untuk memberikan perhatian kepada semua keunikan yang

melekat pada tiap siswa. Guru dengan kata lain, perlu

memperhatikan program pembelajaran yang sesuai dengan rata-rata

kemampuan, kebiasaan, dan pengetahuan siswa.9

9 Dimyati, Mudjiono, Op.Cit., h. 41-54.

Page 25: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE PETA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46625/1/NURUL HIKMAH...pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe peta pikiran

11

B. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Peta Pikiran (Mind Mapping)

1. Pengertian Model Pembelajaran Kooperatif

Pembelajaran kooperatif merupakan kelompok strategi

pembelajaran yang melibatkan siswa bekerja secara berkolaborasi

untuk mencapai tujuan bersama.10

Pembelajaran kooperatif

memungkinkan untuk siswa yang lebih pandai mengajar siswa yang

kurang pandai. Siswa yang kurang pandai dapat belajar dalam suasana

yang menyenangkan karena banyak teman yang membantu dan

memotivasinya. Siswa yang sebelumnya terbiasa bersikap pasif

setelah menggunakan pembelajaran kooperatif akan terpaksa

berpartisipasi secara aktif.11

Istilah cooperative learning (pembelajaran kooperatif) berasal dari

kata cooperative yang artinya mengerjakan sesuatu secara bersama-

sama dengan saling membantu satu sama lainnya sebagai satu

kelompok.12

Menurut Solihatin, pada dasarnya cooperative learning

adalah suatu sikap atau perilaku bersama dalam bekerja atau dalam

kelompok, di mana keberhasilan kerja sangat dipengaruhi oleh

keterlibatan dari setiap anggota kelompok itu sendiri.13

Cooperation means working together to achievve shared goals,

so cooperative learning is an intructional strategy in which learnes

work together in small groups to help one another achieve a

common learning goal. It is based on the belief that learners (of

any ege or ability) can achieve more by working collaboratively

than by working alone or by passively receiving information from a

teacher.14

10 Trianto, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif: Konsep, Landasan, dan

Implementasinya pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), (Jakarta: Prenadamedia

Group, 2009), h. 57-58.

11

Made Wena, Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer Suatu Tinjauan Konseptual

Operasional, (Jakarta: Bumi Aksara, 2011), h. 189. 12

Ahmad Susanto, Pengembangan Pembelajaran IPS di Sekolah Dasar, (Jakarta: Prenada

Media, 2014), h. 201.

13

Tukiran Taniredja, dkk, Model-model Pembelajaran Inovatif dan Efektif, (Bandung:

Alfabetis, 2013), h. 56.

14

Roy killen, Effective Teaching Strategies (Lessons from Research and Practice), (Australia:

National Library of Australia Cataloguing in Publication Data, 2009), h.12.

Page 26: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE PETA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46625/1/NURUL HIKMAH...pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe peta pikiran

12

Menurut Roy Killen, kooperatif berarti bekerja sama untuk

mencapai tujuan bersama, sehingga model pembelajaran kooperatif

dalam strategi pembelajaran berarti belajar bekerja sama dalam

mencapai tujuan pembelajaran. Berdasarkan beberapa pengertian

model pembelajaran kooperatif menurut para ahli, dapat penulis

simpulkan bahwa model pembelajaran kooperatif adalah model

pembelajaran yang dilakukan secara berkelompok, terdiri dari dua

orang atau lebih dengan cara bekerjasama untuk memecahkan suatu

masalah hingga tercapainya tujuan pembelajaran.

Pembelajaran kooperatif dikembangkan untuk mencapai

setidaknya tiga tujuan pembelajaran penting. Tujuan pertama yaitu

untuk meningkatkan hasil akademik dengan meningkatkan kinerja

siswa dalam tugas-tugas akademiknya. Tujuan kedua ialah memberi

peluang agar siswa dapat menerima teman-temannya yang

mempunyai berbagai perbedaan latar belajar. Perbedaan tersebut

antara lain perbedaan suku, agama, kemampuan akademik, dan tingkat

sosial. Tujuan ketiga adalah untuk mengembangkan keterampilan

sosial siswa. keterampilan yang dimaksud antara lain, berbagi tugas,

aktif bertanya, menghargai pendapat orang lain, bekerja dalam

kelompok dan sebagainya.15

2. Unsur-Unsur Model Pembelajaran Kooperatif

Pembelajaran kooperatif adalah sistem yang di dalamnya terdapat

elemen-elemen yang saling terkait. Menurut Nurhadi dan Lie, ada

berbagai elemen yang merupakan ketentuan pokok dalam

pembelajaran kooperatif, yaitu (a) saling ketergantungan positif, (b)

interaksi tatap muka, (c) akuntabilitas individual, dan (d) keterampilan

untuk menjalin hubungan antarpribadi atau keterampilan sosial yang

secara sengaja diajarkan.

15 Tukiran Taniredja, Op.Cit., dkk, h. 60.

Page 27: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE PETA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46625/1/NURUL HIKMAH...pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe peta pikiran

13

a. Saling ketergantungan Positif

Guru dalam sistem pembelajaran kooperatif, dituntut untuk

mampu menciptakan susasana belajar yang mendorong siswa

merasa saling membutuhkan. Artinya, hubungan saling

membutuhkan antara siswa satu dengan siswa yang lain. Siswa

dalam hal ini, perlu bekerja sama dalam mencapai tujuan.

b. Interaksi tatap muka

Interaksi tatap muka menuntut setiap anggota kelompok untuk

saling bertatap muka sehingga mereka dapat melakukan dialog.

Semua anggota kelompok dalam hal ini saling berhadapan untuk

berinteraksi dengan menerapkan keterampilan bekerjasama.

c. Akuntabilitas individual

Pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran dalam bentuk

kelompok, maka setiap anggota kelompok harus belajar dan

menyumbangkan pikiran dalam keberhasilan kelompok. Kondisi

belajar yang demikian akan menumbuhkan tanggung jawab

(akuntabilitas) pada masing-masing individu siswa.

d. Keterampilan menjalin hubungan antarpribadi

Pembelajaran kooperatif menuntut siswa mampu berkolaborasi,

bekerja sama dan bersosialisasi antar anggota kelompok.16

3. Manfaat Model Pembelajaran Kooperatif

Menurut Spencer Kagan terdapat 17 manfaat dari implementasi

pembelajaran kooperatif yang dinyatakan sebagai berikut.

a. Meningkatkan prestasi akademis.

b. Meningkatkan saling pengertian antar ras dan antar etnik untuk

saling meningkatkan rasa pengertian dan persahabatan.

c. Meningkatkan kepercayaan diri.

d. Meningkatkan tumbuhnya empati.

16 Made Wena, Op.Cit., h. 190-192.

Page 28: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE PETA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46625/1/NURUL HIKMAH...pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe peta pikiran

14

e. Meningkatkan berbagai keterampilan sosial seperti mau

mendengar, sabar untuk menunggu, keterampilan kepemimpinan,

serta keterampilan bekerjasama dengan tim kerja.

f. Mempererat hubungan sosial yakni dapat saling menyukai dan

peduli dengan sesama rekannya.

g. Iklim kelas menjadi baik dalam meningkatkan kesukaan

bersekolah, kesukaan asik dalam kelas, kesukan belajar dan

kesukaan terhadap guru.

h. Meningkatkan inisiatif siswa dan tanggung jawab untuk

memperoleh pencapaian yang baik dalam belajar, meningkatkan

kontrol diri para siswa untuk tidak mengabaikan pembelajaran.

i. Meningkatkan keterampilan untuk menerima perbedaan.

j. Salah satu jalan menuju tahap pemikiran tingkat tinggi adalah

berinteraksi dengan sudut pandang yang berbeda dengan sudut

pandang orang lain. Kita dalam tataran ini, didorong untuk saling

menerima dan menukarkan pendapat yang dimiliki hingga

tercapainya suatu kesepakatan.

k. Meningkatkan tanggung jawab pribadi.

l. Meningkatkan partisipan secara setara dan adil. Misal dalam

menyampaikan gagasannya setiap anggota memiliki kesempatan

yang sama untuk mengutarakannya.

m. Meningkatkan durasi partisipasi. Terbukti bahwa dalam

pembelajaran kooperatif presentase waktu yang digunakan untuk

benar-benar belajar oleh setiap siswa meningkat.

n. Memperbaiki orientasi sosial, para siswa tidak lagi melihat siswa

yang lainnya sebagai mitra untuk mencapai keberhasilan.

o. Memperbaiki orientasi pembelajaran, sasaran pembelajaran siswa

tidak lagi hanya untuk memperoleh nilai, tetapi demi kesenangan

karena bekerjasama dalam tim, kepuasan menyelesaikan tugas

bersama, dan merasa dihargai sebagai anggota kelompok.

Page 29: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE PETA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46625/1/NURUL HIKMAH...pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe peta pikiran

15

p. Meningkatkan pengetahuan pribadi dan keterampilan perwujudan

pribadi. Para siswa akan menyadari dirinya apakah mereka terlalu

dominan, pemalu, atau bersikap kasar atau bersifat terlalu

membantu siswa yang lain pada saat mereka berinteraksi dengan

siswa yang lain dan mendapat umpan balik sebagai hasil interaksi

tersebut.

q. Meningkatkan kecakapan sebagai pekerja. Siswa banyak belajar

bagaimana saling bergantung secara positif dalam suatu tim.17

4. Langkah-Langkah Model Pembelajaran Kooperatif

Langkah-langkah umum pembelajaran kooperatif:

a. Berikan informasi, sampaikan tujuan serta skenario pembelajaran.

b. Organisasikan siswa/peserta didik dalam kelompok koopertaif.

c. Bimbing siswa/peserta didik untuk melakukan kegiatan.

d. Evaluasi.

e. Berikan penghargaan.18

5. Peta Pikiran (Mind Mapping)

a. Pengertian Peta Pikiran

Peta pikiran adalah menuliskan tema utama sebagai titik sentral

dan memikirkan cabang-cabang atau tema turunan.19

Menurut

Tony Buzan, mind mapping adalah sebagai berikut.

A mind map is the easiest way to put information into your

brain and to take information out of your brain it’s a creative

and effective means of note taking that literally maps out your

thoughts and its so simple.

17 Warsono, dan Hariyanto, Pembelajaran Aktif Teori dan Asesmen, (Bandung: PT Remaja

Rosdakarya, 2016), h. 243-245.

18

H. Yatim Riyanto, Paradigma Baru Pembelajaran sebagai Referensi bagi Pendidik dalam

Implementasi Pembelajaran yang Efektif dan Berkualitas, (Jakarta: Pranadamedia Group, 2009),

h. 267.

19

La Iru, dan La Ode Safiun Arihi, Analisis Penerapan Pendekatan, Metode, Strategi, dan

Model-model Pembelajaran, (Bantul: Multi Presindo, 2012), h. 65.

Page 30: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE PETA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46625/1/NURUL HIKMAH...pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe peta pikiran

16

Mind map adalah cara termudah untuk menempatkan informasi

ke dalam otak dan mengambil informasi ke luar dari otak. Mind

map adalah cara mencatat yang kreatif, efektif, dan secara harfiah

akan “memetakan” pikiran-pikiran kita secara sederhana.20

Menurut Scott Green, mind mapping adalah sebagai berikut.

A mind map is a web-like structure composed of words,

picture or images, and lines created with the sole intention of

visual organization of information.21

Peta pikiran menurut Green adalah struktur seperti web yang

terdiri atas kata-kata, gambar, dan garis yang dibuat dengan tujuan

untuk menggambarkan informasi secara terorganisasi. Berdasarkan

definisi peta pikiran menurut para ahli, penulis dapat simpulkan

bahwa peta pikiran (mind mapping) adalah proses memetakan

informasi yang ada di dalam otak ke dalam sebuah tulisan

menggunakan kata, gambar, garis, atau warna dengan menuliskan

tema utama di tengah sebagai titik sentral, kemudian menuliskan

cabang-cabangnya di samping sebagai turunannya.

Mind mapping pertama kali dikembangkan oleh Tony Buzan,

seorang Psikolog dari Inggris. Mind mapping bisa disebut sebagai

peta rute yang digunakan ingatan, membuat kita bisa menyusun

fakta dan pikiran sedemikian rupa sehingga cara kerja otak kita

yang alami akan dilibatkan sejak awal sehingga mengingat

informasi akan lebih mudah.

Terdapat beberapa kelebihan mind mapping, yaitu cara ini

cepat, teknik dapat digunakan untuk mengorganisasikan ide-ide

yang muncul di kepala, proses menggambar diagram bisa

memunculkan ide-ide yang lain, dan diagram yang sudah terbentuk

bisa menjadi panduan untuk menulis.22

20 Tony Buzan, The Ultimate Book of Mind Maps, (London: Thorons, 2005), h. 6.

21

Scott Green, The Blokhead Series Mind Mapping Step by Step Beginners Guide in Creating

Mind Maps, (America: Booktango, 2015), h. 1.

22

Daryanto, dan Syaiful Karim, Pembelajaran Abad 21, (Yogyakarta: Gava Media, 2017), h.

181-183.

Page 31: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE PETA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46625/1/NURUL HIKMAH...pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe peta pikiran

17

Mind mapping merupakan strategi ideal untuk melancarkan

pemikiran siswa. Mind mapping dapat digunakan untuk

membentuk, memvisualisasi, mendesain, mencatat, dan

mengklarifikasi topik utama, sehingga siswa bisa mengerjakan

tugas-tugas yang banyak sekalipun.23

Peta pikiran dalam kegiatan

menulis membantu siswa menyusun informasi dan melancarkan

aliran pikiran.24

b. Manfaat Peta Pikiran

Peta pikiran selain dapat merangsang siswa untuk mengingat

kembali ingatan-ingatan tentang informasi yang diterima juga

mempunyai beberapa manfaat, diantaranya:

1) Fleksibel, jika seseorang pembicara tiba-tiba teringat untuk

menjelaskan suatu hal tentang pemikiran, ia dapat dengan

mudah menambahkannya di tempat yang sesuai dalam peta

pikirannya tanpa harus kebingungan.

2) Dapat memusatkan perhatian, seseorang tidak perlu berpikir

untuk menangkap setiap kata yang dibicarakan. Sebaliknya, ia

dapat berkonsentrasi pada gagasan-gagasannya.

3) Meningkatkan pemahaman, ketika membaca suatu tulisan atau

laporan teknik, peta pikiran akan meningkatkan pemahaman dan

memberikan catatan tinjauan ulang yang sangat berarti nantinya.

4) Menyenangkan. imajinasi dan kreativitas seseorang tidak

terbatas yang menjadikan proses pembuatan lebih

menyenangkan25

23 Miftahul Huda, Model-model Pengajaran dan Pembelajaran, ( Yogyakarta: Pustaka

Pelajar, 2013), h. 307.

24

Bobbi DePorter, dkk., Quantum Teaching, (Memperaktikkan Quantum Learning di Ruang-

ruang Kelas), (Bandung: Mizan Media Utama, 2004), h. 177-178.

25 Bobbi DePoerter, dan Mike Hernacki, Quantum Learning Membiasakan Belajar Nyaman

dan Menyenangkan, (Bandung, Kaifa Bandung, 2003), Cet XVII, h. 172.

Page 32: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE PETA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46625/1/NURUL HIKMAH...pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe peta pikiran

18

c. Langkah-Langkah melakukan Peta Pikiran

Pembuatan mind mapping sangat mudah dan alami, bahan-

bahan yang diperlukan untuk membuat mind map juga sangat

sedikit, di antaranya yaitu:

1) Kertas kosong tak bergaris.

2) Pena dan pensil warna.

3) Otak dan imajinasi.26

Menurut Buzan, terdapat tujuh langkah dalam pembuatan mind

mapping. Ketujuh langkah itu adalah sebagai berikut.

1) Mulailah dari bagian tengah kertas kosong yang sama

panjangnya diletakkan mendatar.

2) Gunakan gambar atau foto untuk ide sentral.

3) Gunakan warna karena bagi otak, warna sama menariknya

dengan gambar.

4) Hubungkan cabang-cabang utama ke gambar pusat dan

hubungkan cabang-cabang tingkat dua dan tingkat tiga ke

tingkat satu dan dua, dan seterusnya.

5) Buatlah garis hubung yang melengkung, bukan garis lurus.

Cabang-cabang yang melengkung seperti cabang-cabang

pohon, jauh lebih menarik bagi mata.

6) Gunakan satu kata kunci untuk setiap garis.

7) Gunakan gambar.27

Menurut Mel Silberman, prosedur membuat peta pikiran

adalah sebagai berikut:

1) Pilihlah topik untuk pemetaan pikiran.

2) Buatlah sebuah peta pikiran sederhana dengan menggunakan

warna, gambar, atau simbol.

26 Daryanto, dan Syaiful Karim, Op.Cit., h. 194.

27

Tony Buzan, Buku Pintar Mind Map, (Jakarta: PT Gramedia, 2006), Terjemahan Susi

Purwoko, h. 15-16.

Page 33: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE PETA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46625/1/NURUL HIKMAH...pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe peta pikiran

19

3) Bagikan kertas, spidol, dan alat tulis lainnya. Berikan tugas

pemetaan pikiran kepada para murid.

4) Berikan waktu yang longgar kepada murid-murid untuk

menyusun peta pikiran.

5) Mintalah murid-murid saling berbagi peta pikiran.28

Berikut contoh-contoh peta pikiran (mind mapping):

Gambar 2.1. Contoh Peta Pikiran (Mind Mapping).29

28 Mel Silberman, Pembelajaran Aktif 101 Strategi untuk Mengajar Secara Aktif, (Jakarta:

Indeks, 2013), h. 156-157.

29

Femi Olivia, 5-7 Menit Asyik Mind Mapping Pelajaran Sekolah, (Jakarta: Pt Elex Media

Komputindo, 2014), h. 77.

Page 34: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE PETA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46625/1/NURUL HIKMAH...pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe peta pikiran

20

Gambar 2.2. Contoh Peta Pikiran (Mind Mapping)30

30 Bobbi DePoerter, dan Mike Hernacki, Op.Cit., h. 159.

Beasi

swa

Page 35: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE PETA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46625/1/NURUL HIKMAH...pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe peta pikiran

21

C. Kemampuan Menulis

Menulis pada awalnya dilakukan dengan menggunakan gambar,

contohnya tulisan hieroglif (hieroglyph) pada zaman Mesir kuno. Kegiatan

menulis kemudian semakin berkembang pesat sejak diciptakannya teknik

percetakan yang menyebabkan orang semakin giat menulis karena karya

mereka mudah diterbitkan.31

Menurut Suparno dan Yunus, menulis merupakan suatu kegiatan

penyampaian pesan (komunikasi) dengan menggunakan bahasa tulis

sebagai medianya. Menurut Tarigan, menulis adalah menurunkan atau

melukiskan lambang-lambang grafis yang menghasilkan suatu bahasa

yang dipahami oleh seseorang sehingga orang lain dapat membaca

lambang-lambang grafis tersebut dan dapat memahaminya.

Sejalan dengan pendapat di atas, Marwoto menjelaskan bahwa menulis

adalah mengungkapkan ide atau gagasan dalam bentuk karangan secara

leluasa.32

Berdasarkan beberapa pendapat ahli, dapat penulis simpulkan

bahwa menulis adalah proses penyampaian ide, gagasan, pendapat yang

dilakukan penulis melalui bahasa tulis sebagai medianya, berdasarkan

pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki penulis hingga memperoleh

tulisan yang dapat dimengerti dan dipahami oleh pembacanya.

Kemampuan menulis merupakan kebutuhan utama dalam

perkembangan teknologi. Weigle menjelaskan serupa bahwa di era dunia

teknologi ini, menulis menjadi kecakapan utama yang harus dikuasai

dalam pendidikan, bisnis, dan perkembangan ilmu pengetahuan, sehingga

menjadi objek studi. Kruse menjelaskan bahwa belajar menulis yang

efektif sama dengan menciptakan aktivitas yang berhubungan dengan

penciptaan pengetahuan dan teknologi, sehingga disebut sebagai kunci

mendapat kualifikasi pada semua profesi akademik.33

31 Achmad H.P. dan Alek, Bahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi Substansi Kajian dan

Penerapannya, (Jakarta: Erlangga, 2016), h. 62.

32 H. Dalman, Keterampilan Menulis, (Jakarta: Rajawali Pers, 2016), h. 3-4.

33

La Abo, Model Pembelajaran Menulis yang Efektif (Strategi Baru Membentuk Peserta

Didik Menjadi Penulis), (Bandung: Mujahid Press, 2016), h. 47.

Page 36: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE PETA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46625/1/NURUL HIKMAH...pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe peta pikiran

22

Menurut David, aktivitas menulis sebenarnya adalah “pemikiran yang

dituliskan”.34

Berdasarkan definisi menulis yang telah diuraikan, penulis

dapat simpulkan bahwa kegiatan menulis adalah kegiatan menciptakan

sebuah tulisan yang berasal dari pemikiran yang dituliskan.

Menulis memiliki empat unsur yang terlibat, yaitu:

1. Penulis sebagai penyampai pesan,

2. Pesan atau isi tulisan,

3. Saluran atau media berupa tulisan, dan

4. Pembaca sebagai penerima pesan.35

Menulis dapat memberikan banyak manfaat. Manfaat menulis bagi

penulisnya adalah gagasan-gagasan yang semula masih bercabang-cabang

dan tidak runtut di dalam pikiran dapat dituangkan secara sistematis

melalui kegiatan menulis. Menulis pada prinsipnya memiliki fungsi utama

sebagai alat komunikasi secara tidak langsung. Bagi seorang siswa,

kegiatan menulis mempunyai fungsi utama sebagai sarana untuk berpikir

dan belajar.

Tujuan menulis selain digunakan sebagai sarana menyakinkan,

melaporkan, mencatat, dan mempengaruhi, kegiatan menulis juga dapat

memberikan keuntungan dalam mengenali dan mengembangkan potensi

diri, mengembangkan beberapa gagasan, memperluas wawasan,

mengorganisasikan gagasan secara sistematik dan mengungkapkan secara

tersurat, dapat meninjau dan menilai gagasan sendiri secara lebih objektif,

memudahkan dalam memecahkan permasalahan, mendorong diri belajar

secara aktif, dan membiasakan diri berpikir serta berbahasa secara tertib.36

34 David N. Hyerle, dan Larry Alper, Peta Pemikiran (Penelitian Berbasis Sekolah, Hasil, dan

Model untuk Prestasi dengan Menggunakan Peralatan Visual) Edisi Kedua, (Jakarta: Indeks,

2012), h. 92-100.

35

H. Dalman, Op.Cit., h. 6.

36 Andri Wicaksono, Menulis Kreatif Sastra dan Beberapa Model Pembelajarannya, (Jakarta:

Garudhawaca, 2014), h. 10-12.

Page 37: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE PETA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46625/1/NURUL HIKMAH...pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe peta pikiran

23

Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa kemampuan

menulis adalah kemampuan yang sangat dibutuhkan dalam kegiatan studi

maupun dalam kehidupan, sehingga harus dimiliki oleh semua orang dari

berbagai disiplin ilmu.

Syafi’ie menungkapkan kemampuan yang harus dimiliki penulis

adalah sebagai berikut:

a. Kemampuan menemukan masalah yang akan ditulis. Seseorang

tidak akan mampu menulis apabila ia tidak mengetahui apa yang

akan ditulisnya.

b. Kepekaan terhadap pembaca yakni penulis harus mengetahui apa

yang telah diketahui oleh pembacanya, apa yang belum diketahui

dan apa yang perlu diketahui sekaitan dengan masalah yang

dituliskan.

c. Penyusunan perencanaan penulisan. Menulis memerlukan

perencanaan, perencanaan dapat dirumuskan secara rinci di atas

kertas atau ada dalam pikiran saja. perencanaan penulisan itu sering

dipersepsikan dengan “outline”.

d. Kemampuan menggunakan bahasa yakni kemampuan penulis

menggunakan kaidah bahasa Indonesia dalam tulisannya.

e. Kemampuan memeriksa tulisan. Menulis bukan merupakan

kegiatan sekali jadi, menulis merupakan serangkaian kegiatan yang

bertahap dan berlanjut ulang.37

Menulis adalah proses mengaitkan kata, kalimat, paragraf secara logis

agar dapat dipahami. Menulis tidak dapat dilakukan seperti membalikkan

kedua telapak tangan. Meskipun demikian, masih banyak masyarakat

yang mempercayai mitos tentang menulis. Mitor-mitos tersebut di

antaranya adalah:

37 Isah Cahyani, dan Hodijah, Kemampuan Berbahasa Indonesia di Sekolah Dasar, (Bandung:

UPI Press, 2007), h. 132-134.

Page 38: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE PETA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46625/1/NURUL HIKMAH...pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe peta pikiran

24

a. Menulis itu mudah, teori menulis atau mengarang memang

mudah, dan gampang dihafal. Tetapi, menulis bukanlah sekadar

teori, melainkan keterampilan. Seseorang yang tidak pernah

melibatkan diri secara langsung dalam kegiatan dan latihan

menulis, tidak akan mampu menulis dengan baik.

b. Kemampuan menggunakan unsur-unsur mekanik tulisan inti dari

menulis. Seseorang perlu memiliki keterampilan mekanik seperti

penggunaan ejaan, pemilihan kata, pengkalimatan, pengalineaan,

dan perwacanaan, tapi kemampuan mekanik saja tidak cukup,

karangan harus mengandung ide, gagasan, perasaan, atau

informasi yang akan diungkapkan penulis.

c. Menulis itu harus sekali jadi. Menulis merupakan sebuah proses,

proses yang melibatkan tahap prapenulisan, penulisan,

penyuntingan, perbaikan, dan penyempurnaan.

d. Orang yang tidak menyukai dan tidak pernah menulis dapat

mengajarkan menulis. Seseorang yang tidak menyukai dan tidak

pernah menulis tidak akan mungkin dapat mengajarkan seseorang

menulis. Seseorang yang akan mengajarkan menulis harus dapat

menunjukkan kepada muridnya manfaat dan nikmatnya menulis.

Pengajar harus mampu mendemonstrasikan apa dan bagaimana

mengarang.38

D. Teks Anekdot

1. Pengertian Teks Anekdot

Teks sama seperti halnya dengan kata dan kalimat, teks juga

memiliki makna tertentu. Teks dapat dilihat sebagai tanda (bahasa)

atau sekumpulan tanda yang mencakup berbagai hubungan, antar

tanda satu sama lain, antar tanda dan pemakai tanda, antar tanda dan

makna tanda atau isi teks.39

38 H. Dalman, Op.Cit., h. 5-7.

39 Jan Van Luxemburg, dkk., Tentang Sastra, (Jakarta: Intermasa, 1989), h. 51.

Page 39: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE PETA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46625/1/NURUL HIKMAH...pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe peta pikiran

25

Berdasarkan pengertian tersebut, dapat penulis artikan bahwa teks

adalah suatu kesatuan bahasa yang memiliki isi, baik secara lisan

maupun tulisan yang disampaikan oleh seorang kepada penerima

untuk menyampaikan maksud/pesan tertentu.

Anekdot berasal dari kata bahasa Yunani anekdota, yang berarti

“kisah rahasia”. Kisah ini merupakan koleksi kejadian-kejadian

singkat dari kehidupan pribadi dari Istana Bizantine. Lama-kelamaan,

makna anekdot dipakai untuk setiap kisah singkat yang digunakan

untuk menekankan dan mengilustrasikan ide si penulis. Pada

perkembangan terakhir, anekdot diartikan sebagai sebuah cerita

singkat mengenai suatu kejadian yang tidak biasa, baik fakta maupun

imajinasi.40

Anekdot adalah cerita singkat dan lucu atau menarik, yang

mungkin menggambarkan kejadian atau orang sebenarnya. Tujuan

utama anekdot adalah menyampaikan kritik dengan melibatkan unsur

kelucuan.41

Anekdot juga dapat diartikan sebagai sebuah teks yang

berisi pengalaman seseorang yang tidak biasa, yang disampaikan

dengan tujuan untuk menghibur pembaca maupun pendengar.42

Menurut Kosasi, anekdot merupakan cerita lucu atau menggelitik

yang bertujuan memberikan pelajaran tertentu. Kisah dalam anekdot

biasanya melibatkan tokoh tertentu yang bersifat faktual ataupun

terkenal. Anekdot tidak hanya menyajikan hal-hal yang lucu,

guyonan, ataupun humor. Akan tetapi, terdapat pula pesan yang

diharapkan bisa memberikan pelajaran kepada khalayak.43

40

Tim Bahasa Indonesia, Pendalaman Bahasa Indonesia 1A Kelas X SMA Semester I,

(Jakarta: Yudhistira, 2017), h. 33.

41

Yadi Mulyadi, dkk, Intisari Tata Bahasa Indonesia untuk SMP dan SMA, (Bandung: Yrama

Widya, 2016), h. 233.

42

Tim Guru Eduka, Mega Book Pelajaran SMA/MA IPA Kelas X, XI dan XII, (Jakarta:

Cmedia, 2015), h. 10.

43

Andi Agus, Peningkatan Kompetensi Menulis Teks Anekdot dengan Model Pembelajaran

Problem Based Learning pada Peserta Didik Kelas X II SMA Negeri 1 Bontomatene Kabupaten

Kepulauan Selayar, Jurnal Pepatuzdu, Volume 9 No 1, 2015, h. 32.

Page 40: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE PETA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46625/1/NURUL HIKMAH...pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe peta pikiran

26

Berdasarkan definisi yang telah diuraikan, dapat penulis simpulkan

bahwa anekdot adalah cerita singkat yang lucu dan mengesankan yang

di dalamnya terdapat pesan yang ingin disampaikan penulis kepada

pembaca/pendengarnya, dan biasanya menceritakan tokoh

penting/terkenal berdasarkan kejadian sebenarnya.

Teks anekdot juga dapat berisi peristiwa yang membuat jengkel

atau konyol partisipan yang mengalaminya. Perasaan jengkel dan

konyol seperti itu merupakan krisis yang ditanggapi dengan reaksi

dari pertentangan antara nyaman dan tidak nyaman, puas dan frustasi,

serta tercapai dan gagal.44

Anekdot selalu disajikan berdasarkan kejadian nyata yang

melibatkan orang-orang sebenarnya. Namun, seiring perkembangan

waktu, anekdot berubah arti menjadi cerita fiksi, sesuatu yang

diceritakan kembali tetapi sudah dimodifikasi oleh penulisnya.

2. Ciri Teks Anekdot

Terdapat beberapa ciri teks anekdot, yaitu:

1) Teks anekdot bersifat humor atau lelucon.

2) Bersifat menggelitik.

3) Bersifat menyindir.

4) Bisa jadi mengenai orang penting.

5) Memiliki tujuan tertentu.

6) Kisah cerita yang disajikan hampir menyerupai dongeng.

7) Menceritakan tentang karakter hewan dan manusia sering

terhubung secara umum dan realistis.45

44 Kemendikbud, Bahasa Indonesia Ekspresi Diri dan Akademik/Kemendikbud Edisi Revisi,

(Jakarta: Kemendikbud, 2014), h. 99.

45 Ni Putu Vina Novita Sari, dkk., Analisis Struktur dan Kaidah Kebahasaan Teks Anekdot

dalam Buku Mati Ketawa Cara daripada Soeharto sebagai Alternatif Pemilihan Bahan Ajar Bahasa

Indonesia di SMA, e-Joernal Jurusan PBSI, Volume 7 No 2, 2017, h. 3.

Page 41: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE PETA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46625/1/NURUL HIKMAH...pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe peta pikiran

27

3. Struktur Teks Anekdot

Teks anekdot pada umumnya terdiri atas lima bagian, yaitu:

1) Abstrak, bagian di awal paragraf yang berfungsi memberi

gambaran umum tentang isi teks. Bagian ini biasanya

menunjukkan hal unik yang ada di dalam teks.

2) Orientasi, bagian yang menunjukkan awal kejadian cerita atau

latar belakang bagaimana peristiwa tersebut terjadi. Biasanya

penulis bercerita dengan detail di bagian ini.

3) Krisis, bagian ketika terjadi hal atau masalah yang unik atau tidak

biasa pada penulis atau orang yang diceritakan.

4) Reaksi, bagian tentang bagaimana cara penulis atau orang yang

ditulis menyelesaikan masalah yang timbul di bagian krisis

sebelumnya.

5) Koda, bagian akhir dari cerita unik yang terjadi atau dapat juga

berupa kesimpulan tentang kejadian yang dialami penulis atau

orang yang dituju.46

4. Kebahasaan Teks Anekdot

Kaidah kebahasaan teks anekdot di antaranya sebagai berikut:

1) Adanya penggunaan kalimat yang menyatakan peristiwa masa

lalu.

2) Konjungsi yang menyatakan hubungan waktu. Kaidah

kebahasaan lainnya yang terdapat dalam teks anekdot yaitu

adanya konjungsi yang menyatakan hubungan waktu. Misalnya,

ketika, lalu, dan kemudian.

3) Kata kerja aksi. Kata kerja aksi merupakan kata kerja untuk

menyatakan bahwa subjek sedang melakukan suatu aksi atau

pekerjaan. Misalnya, memeriksa, mengambil, dan mengelak.

4) Penggunaan kalimat perintah. Misalnya, “Sus, tolong ambilkan

peralatannya!”.47

46 Tim Guru Eduka, Op.Cit., h. 10.

Page 42: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE PETA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46625/1/NURUL HIKMAH...pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe peta pikiran

28

5. Langkah-Langkah Menulis Teks Anekdot

Kosasi mengemukakan langkah-langkah dalam menulis teks

anekdot, yakni sebagai berikut.

1) Menentukan topik yang menggelitik (lucu) dan mengandung

hikmah serta pelajaran tertentu.

2) Mengumpulkan semua bahan, dengan observasi lapangan,

imajinasi, membaca buku.

3) Menentukan subtopik.

4) Meyusun kerangka anekdot.

5) Mengembangkan kerangka menjadi teks anekdot yang lengkap.48

6. Kriteria Menulis Teks Anekdot yang Baik

1) Tema

Tema adalah hal yang mendasari karangan/tulisan, untuk

membuat karangan yang baik diperlukan tema atau topik.

Keberhasilan mengarang ditentukan oleh tepat atau tidaknya

tema/topik yang dipilih.

2) Kelengkapan isi

Kelengkapan isi mencakup struktur dalam menulis teks anekdot,

yakni abstraksi, orientasi, krisis, reaksi, dan koda.

3) Kesesuaian isi

Karangan yang baik harus memiliki kesesuaian antara isi dengan

judul. Judul sebuah karangan akan menggambarkan isi secara

keseluruhan.

4) Ketepatan susuna kalimat

Struktur sebuah kalimat sangat penting, ketepatan hubungan

antara kalimat yang satu dengan kalimat yang lain akan

menentukan kejelasan kalimat.

47 Yadi Mulyadi, Op.Cit., h. 234-235.

48

Andi Agus, Op.Cit., h. 32.

Page 43: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE PETA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46625/1/NURUL HIKMAH...pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe peta pikiran

29

5) Ketepatan penggunaan ejaan

Penggunaan ejaan dalam karangan hendaknya berpedoman pada

buku Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang

disempurnakan (EYD). Tercakup dalam penggunaan ejaan adalah

penulisan huruf kapital, penulisan kata, dan pemakaian tanda

baca.49

E. Penelitian Relevan

Penelitian tentang pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe mind

mapping (peta pikiran) terhadap kemampuan menulis teks anekdot sudah

ada yang melakukan, terdapat beberapa judul yang dilakukan peneliti

sebelumnya antara lain:

1. Ahmad (2017)

Judul skripsi “Keefektifan Model Mind Mapping terhadap

Kemampuan Menulis Teks Anekdot Peserta Didik Kelas X SMK

Negeri 2 Pinrang”. Persamaan penelitian tersebut dengan penelitian

yang peneliti lakukan adalah sama-sama meneliti tentang model

pembelajaran mind mapping terhadap kemampuan menulis teks

anekdot. Perbedaannya terletak pada subjek penelitian. Ahmad

meneliti siswa kelas X SMK Negeri 2 Pinrang. Sementara skripsi ini

meneliti siswa kelas X SMA Bina Insani Tangerang. Selanjutnya,

Ahmad meneliti pada tahun 2017, sedangkan penelitian ini

berlangsung pada tahun 2018.50

2. Sultan Taufik (2017)

Judul skripsi “Pembelajaran Menulis Teks Anekdot dengan

Menggunakan Metode Mind Mapping di Kelas X SMK Pasundan 3

Bandung”. Persamaan penelitian tersebut dengan penelitian yang

peneliti lakukan adalah sama-sama meneliti tentang model

pembelajaran mind mapping terhadap teks anekdot. Perbedaannya

49 H. Dalman, Op.Cit., h. 100-103.

50

Ahmad, “Keefektifan Model Mind Mapping terhadap Kemampuan Menulis Teks Anekdot

Peserta Didik Kelas X SMK Negeri 2 Pinrang”, Skripsi, (Universitas Negeri Makassar, 2017).

Page 44: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE PETA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46625/1/NURUL HIKMAH...pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe peta pikiran

30

terletak pada subjek penelitian. Sultan Taufik meneliti siswa kelas X

SMK Pasundan 3 Bandung. Sementara skripsi ini meneliti siswa kelas

X SMA Bina Insani Tangerang. Selanjutnya, Sultan Taufik meneliti

pada tahun 2017, sedangkan penelitian ini berlangsung pada tahun

2018.51

3. Shaleha Siregar (2017)

Judul skripsi “Meningkatkan Keterampilan Siswa dalam Menulis

Karangan Narasi Menggunakan Model Mind Mapping pada Mata

Pelajaran Bahasa Indonesia di Kelas V SD Negeri 107828 Aras

Panjang Tahun Ajaran 2015/2016”. Persamaan penelitian tersebut

dengan penelitian yang peneliti lakukan adalah sama-sama meneliti

tentang model pembelajaran peta pikiran (mind mapping).

Perbedaannya terletak pada tujuan penelitiannya. Shaleha meneliti

dengan tujuan untuk mengetahui penggunaan model mind mapping

dapat meningkatkan keterampilan menulis karangan narasi pada mata

pelajaran bahasa Indonesia siswa kelas V SD Negeri 107828 Aras

Panjang. Sementara tujuan skripsi ini yaitu fokus pada pengaruh model

pembelajaran kooperatif tipe mind mappping (peta pikiran) terhadap

kemampuan menulis teks anekdot. Selanjutnya, Shaleha meneliti pada

tahun 2017, sedangkan penelitian ini berlangsung pada tahun 2018.52

51 Sultan Taufik, “Pembelajaran Menulis Teks Anekdot dengan Menggunakan Metode Mind

Mapping di Kelas X SMK Pasundan 3 Bandung”, Skripsi, (Universitas Pasundan, Bandung,

2017).

52 Shaleha Siregar, Meningkatkan Keterampilan Siswa dalam Menulis Karangan Narasi

Menggunakan Model Mind Mapping pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia di Kelas V SD Negeri

107828 Aras Panjang Tahun Ajaran 2015/2016, Thesis, (Universitas Negeri Medan, 2017).

Page 45: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE PETA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46625/1/NURUL HIKMAH...pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe peta pikiran

31

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SMA Bina Insani. Sekolah ini terletak

di Jl. H. Mansur No. 3 Gang Masjid II, Gondrong, Kelurahan Neroktog,

Kecamatan Pinang, Kota Tangerang Banten, pada siswa kelas X semester

ganjil tahun pelajaran 2018/2019. Waktu penelitian dilaksanakan selama

10 bulan sejak bulan Juli 2018-Mei 2019.

B. Metode dan Desain Penelitian

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan

kuantitatif. Metode yang digunakan adalah metode pre-experiment (pra-

eksperimen). Sukardi menjelaskan bahwa penelitian eksperimen

merupakan penelitian yang paling produktif, karena jika penelitian tersebut

dilakukan dengan baik dapat menjawab hipotesis yang utamanya berkaitan

dengan hubungan sebab akibat.53

Desain penelitian yang digunakan adalah

one group pretest-posttest design yaitu, rancangan ini terdiri dari satu

kelompok eksperimen dan tidak menyertakan kelompok kontrol sebagai

perbandingannya.54

Alasan mengapa peneliti menggunakan desain one group pretest

posttest karena peneliti mengalami hambatan dan keterbatasan, seperti

dalam hal lokasi penelitian dan keterbatasan waktu yang peneliti miliki.

Alasan lainnya adalah karena peneliti hanya ingin mengetahui bagaimana

pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe peta pikiran (mind mapping)

terhadap kemampuan menulis teks anekdot siswa, dan tidak untuk

membandingkan.

53 Sukardi, Metodologi Penelitian Pendidikan: Kompetensi dan Praktiknya, (Jakarta: Bumi

Aksara, 2010), h. 179.

54

A. Muri Yusuf, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan Penelitian Gabungan,

(Jakarta: Prenadamedia, 2014), h. 181.

Page 46: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE PETA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46625/1/NURUL HIKMAH...pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe peta pikiran

32

Penelitian ini melakukan pengamatan terhadap satu kelompok yaitu

pada kelas X A SMA Bina Insani, Tangerang. Peneliti melakukan tes awal

dan tes akhir pada kelas tersebut. Tes awal dilakukan pada saat

pembelajaran tanpa menggunakan model pembelajaran mind mapping.

Setelah tes awal dilakukan maka tahap selanjutnya melakukan tes akhir

pada hari yang berbeda. Tes akhir dilakukan dengan terlebih dahulu

memberikan perlakuan kepada siswa dengan menggunakan model

pembelajaran mind mapping.

Tabel 3.1

Desain Penelitian one group pretest posttest design55

C. Populasi dan Sampel Penelitian

1. Populasi

Populasi dalam penelitian digunakan untuk menyebutkan seluruh

elemen/anggota dari suatu wilayah yang menjadi sasaran penelitian atau

merupakan keseluruhan dari objek penelitian.56

Populasi dalam

penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X SMA Bina Insani,

Tangerang, tahun pelajaran 2018/2019 yang meliputi dua kelas X, yaitu

X A dan X B dengan jumlah 55 siswa. Penetapan populasi ini

ditetapkan karena materi tentang menulis teks anekdot ada dalam materi

pembelajaran bahasa Indonesia kelas X. Berikut ini merupakan

gambaran populasi target penelitian.

Tabel 3.2

55 Ibid.

56

Juliansyah Noor, Metodologi Penelitian Skripsi, Tesis, Disertasi, dan Karya Ilmiah,

(Jakarta: Kencana Pranada Media Group, 2011), h. 147.

O1

Pretest

X

Perlakuan

O2

Postest

Page 47: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE PETA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46625/1/NURUL HIKMAH...pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe peta pikiran

33

Populasi Target Penelitian di SMA Bina Insani, Tangerang

Tahun Pelajaran 2018/2019

No Kelas Jumlah Siswa

1 X-A 27 Siswa

2 X-B 28 Siswa

Jumlah 55 Siswa

2. Sampel

Sampel adalah sejumlah anggota yang dipilih dari populasi. Sebelum

menentukan sampel, peneliti harus menetapkan populasi terlebih

dahulu.57

Sampel pada penelitian ini adalah siswa kelas X-A SMA Bina

Insani, Tangerang yang berjumlah 27 siswa. Sampel penelitian ini

diambil dengan teknik purpossive sampe, yaitu pengambilan sampel

menggunakan teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu.

Pertimbangan peneliti berdasarkan saran atau rekomendasi dari guru

bidang studi bahasa Indonesia kelas X di SMA Bina Insani, Tangerang,

tahun pelajaran 2018/2019.

D. Variabel Penelitian

Penelitian ini terdapat dua variabel, yaitu variabel bebas dan variabel

terikat. Variabel bebas merupakan variabel yang memengaruhi atau yang

menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel terikat. Variabel

terikat adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena

adanya variabel bebas.58

57Ibid., h. 148.

58

Ibid., h. 48-49.

Page 48: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE PETA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46625/1/NURUL HIKMAH...pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe peta pikiran

34

Pada penelitian ini penggunaan model pembelajaran mind mapping

sebagai variabel bebas (X) dan kemampuan siswa dalam menulis teks

anekdot sebagai variabel terikat (Y). Teks anekdot yang dipilih adalah teks

anekdot yang mengambil ide dari lingkungan sekitarnya, dengan tema

seputar kejadian yang ada di sekeliling siswa seperti, lingkungan,

teknologi, dan masyarakat.

E. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling utama dalam

penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data.

Teknik pengumpulan data yang dilakukan penulis, sebagai berikut:

1. Observasi

Observasi adalah kegiatan pemusatan perhatian terhadap sesuatu

objek dengan menggunakan seluruh alat indra.59

Observasi dalam

penelitian ini dimaksudkan untuk memperoleh informasi yang

diperlukan terkait keadaan dan kondisi sekolah di SMA Bina Insani,

Tangerang. Observasi dilakukan di SMA Bina Insani, Tangerang,

dengan cara melihat dan mengamati keadaan sekolah, ruang kelas, dan

lain-lain. Selain itu, peneliti juga meminta data terkait profil sekolah,

keadaan pendidik, dan data-data lain yang dibutuhkan dalam penelitian

kepada pihak sekolah.

2. Dokumentasi

Dokumentasi merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu.

Dokumen biasanya bisa berupa tulisan, gambar, atau karya-karya

monumental dari seseorang. Dokumentasi yang berbentuk tulisan

misalnya catatan harian, sejarah kehidupan, dan lain-lain. Sedang

dokumen yang berbentuk gambar biasanya foto, sketsa, dan lain-lain.60

59 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: Rineka

Cipta, 2006), h. 329

60

Ibid., h. 199

Page 49: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE PETA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46625/1/NURUL HIKMAH...pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe peta pikiran

35

Dokumentasi dalam penelitian ini adalah dokumentasi berbentuk

gambar, yaitu foto-foto ketika proses pengajaran. Teknik pengumpulan

data dokumentasi ini dimaksudkan untuk memberi kelengkapan dalam

penelitian yang dilakukan di SMA Bina Insani, Tangerang.

3. Pemberian Tes

Pemberian tes terdiri atas pretest dan posttest. Tes adalah

serangkaian pertanyaan atau latihan yang digunakan untuk mengukur

keterampilan, pengetahuan, kemampuan, atau bakat yang dimiliki

individu atau kelompok.61

Jenis tes yang diterapkan oleh peneliti adalah

tes kemampuan menulis teks anekdot yang berbentuk esai. Tes bentuk

esai diberikan sebelum pembelajaran (pretest) dan sesudah

pembelajaran (posttest).

Pada saat pretest siswa diminta untuk menulis teks anekdot

berdasarkan kejadian yang terjadi di sekitar siswa, sedangkan pada saat

posttest siswa diminta untuk menulis teks anekdot berdasarkan kejadian

yang terjadi di sekitar siswa dengan menggunakan model peta pikiran

(mind mapping) sesuai dengan model pembelajaran yang telah

diberikan yaitu model pembelajaran kooperatif tipe peta pikiran (mind

mapping).

Pretest atau tes awal dilakukan untuk mengetahui kemampuan

menulis teks anekdot sebelum diberikan perlakuan, sedangkan posttest

atau tes akhir dilakukan untuk mengetahui kemampuan menulis teks

anekdot setelah menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe peta

pikiran (mind mapping). Tes ini digunakan untuk melihat perbedaan

sebelum dan sesudah diberikan perlakuan pada sampel penelitian.

61 Subana, dkk., Statistika Pendidikan, (Bandung: Pustaka Setia, 2015), h. 28-29

Page 50: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE PETA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46625/1/NURUL HIKMAH...pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe peta pikiran

36

4. Angket

Angket atau kuesioner adalah instrumen pengumpulan data yang

digunakan secara tidak langsung, artinya responden secara tidak

langsung menjawab daftar pertanyaan tertulis yang dikirim melalui

media tertentu.62

Dalam penelitian ini, angket digunakan untuk

mengetahui respon siswa terhadap kegiatan pembelajaran yang telah

dilakukan peneliti. Penyebaran angket dilakukan diakhir pertemuan.

F. Teknik Analisis Data

Data yang dianalisis dalam penelitian ini yaitu dengan melakukan:

1. Menentukan kriteria kemampuan menulis teks anekdot meliputi aspek-

aspek yang akan dinilai sebagai berikut:

Tabel 3.3

Kriteria Penilaian Kemampuan Menulis63

No Aspek yang Dinilai Tingkat Capaian

Kinerja

1 2 3 4 5

1 Tema

2 Kelengkapan isi

3 Kesesuaian isi

4 Ketepatan susunan kalimat

5 Ketepatan penggunaan ejaan

Jumlah Skor Maksimal 25

Tabel 3.4

62 Ibid., h. 30

63

H. Dalman, Op.Cit., h. 100-103.

Page 51: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE PETA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46625/1/NURUL HIKMAH...pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe peta pikiran

37

Penilaian Kemampuan Menulis64

No Aspek Kriteria Skor

1 Tema Sangat Kurang

Kurang

Cukup

Baik

Sangat Baik

1

2

3

4

5

2 Kelengkapan Isi Sangat Kurang

Kurang

Cukup

Baik

Sangat Baik

1

2

3

4

5

3 Kesesuaian Isi Sangat Kurang

Kurang

Cukup

Baik

Sangat Baik

1

2

3

4

5

4 Ketepatan Susunan Kalimat Sangat Kurang

Kurang

Cukup

1

2

3

64 Junaidi, Modul Pegembangan Evaluasi Pembelajaran PAI, (Direktorat PAI Direktorat

Jendral Pendidikan Islam, Kementerian Agama RI, 2011), h. 105.

Page 52: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE PETA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46625/1/NURUL HIKMAH...pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe peta pikiran

38

Baik

Sangat Baik

4

5

5 Ketepatan Penggunaan Ejaan Sangat Kurang

Kurang

Cukup

Baik

Sangat Baik

1

2

3

4

5

2. Menentukan nilai siswa dengan menganalisis data hasil tes

menggunakan rumus 65

3. Menentukan nilai standar dan menginterpretasikan data menggunakan

kriteria:

Tabel 3.5

Kategori Nilai Kemampuan Menulis Teks Anekdot

Kategori Rentang Nilai

Sangat Baik

Baik

Cukup

Kurang

Sangat Kurang

85-100

75-84

65-74

55-64

45-54

65 Ibid., h. 103.

Page 53: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE PETA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46625/1/NURUL HIKMAH...pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe peta pikiran

39

( Sumber: SMA Bina Insani Tahun Pelajaran 2018/2019)

Berdasarkan pedoman penilaian di atas, guru dapat mengetahui

kemampuan menulis teks anekdot siswa berhasil mencapai kategori

sangat baik apabila mendapatkan nilai 85-100, kategori baik dengan

nilai 72-84, kategori cukup mendapat nilai 65-74, kategori kurang

dengan nilai 55-64, dan kategori sangat kurang dengan nilai 45-54.

Acuan kategori berdasarkan nilai kriteria ketuntasan miniman (KKM)

studi bahasa Indonesia SMA Bina Insani, Tangerang.

4. Menentukan nilai rata-rata skor pretest dan posttest dengan

menggunakan rumus:

Keterangan:

Rata-rata

Jumlah seluruh skor

Banyaknya subjek66

5. Uji Normalitas

Uji normalitas digunakan untuk menetapkan besar atau kecilnya

pengelompokkan data, masing-masing kelompok data dalam tabel

distribusi frekuensi, secara singkat dapat dirumuskan dengan cara

sebagai berikut:

a. Menentukan range (rentang/jangkauan), yaitu selisih data terbesar

(maxsimum) dengan data terkecil (minimal).

R = Xmax – Xmin

b. Menentukan banyaknya kelas

K = 1 + 3,3 log n

Keterangan:

K = banyaknya kelas

n = banyaknya data (frekuensi)

66 Subana, dkk., Op.Cit., h. 63.

Page 54: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE PETA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46625/1/NURUL HIKMAH...pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe peta pikiran

40

3,3 = bilangan konstan

c. Menentukan interval kelas atau panjang kelas yaitu selisih data

terbesar dengan data terkecil dibagi dengan banyaknya kelas.

Keterangan:

P = panjang kelas (interval kelas)

R = rentang (jangkauan)

K = banyaknya kelas

d. Menentukan median yaitu nilai tengah dari kumpulan data yang

telah diurutkan (disusun) dari data terkecil sampai data terbesar.

e. Menentukan modus yaitu nilai data yang paling sering muncul atau

nilai data yang frekuensinya paling besar.

f. Membuat distribusi frekuensi, yaitu suatu susunan data mulai dari

data terkecil sampai data terbesar yang membagi banyaknya data

ke dalam beberapa kelas.67

Uji normalitas dilakukan dengan menggunakan metode

Kolmogrov-Smirnov. Proses perhitungan normalitas menggunakan

bantuan SPSS versi 20 untuk mengetahui sebaran data berdistribusi

normal atau tidak. Syarat data berdistribusi normal jika nilai sig. lebih

dari 0,05 maka H0 diterima, jika nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05

maka data tidak berdistribusi normal atau H0 ditolak.

G. Hipotesis Penelitian

Uji hipotesis digunakan untuk membuktikan tingkat keberhasilan

pembelajaran dalam menulis teks anekdot dengan menggunakan model

peta pikiran (mind mapping). Uji analisis data pada penelitian ini

menggunakan uji-t sebagai uji hipotesis penelitian parametik. Uji ini

67Ibid., h. 37-75.

Page 55: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE PETA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46625/1/NURUL HIKMAH...pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe peta pikiran

41

digunakan untuk mengetahui perbedaan kondisi sebelum dan setelah

perlakuan dengan IBM SPSS.68

Uji hipotesis yang dilakukan oleh peneliti adalah menghitung t-test

dengan bantuan SPSS versi 20. Kriteria pengujian uji t sebagai berikut:

1. Jika nilai Asymp. Sig. (2-tailed) < 0,05, maka HO ditolak dan H1

diterima.

2. Jika nilai Asymp. Sig. (2-tailed) > 0,05, maka HO ditolak dan H1

diterima.

Adapun hipotesis yang dilakukan pada peneilitian ini adalah sebagai

berikut:

H0 : Tidak terdapat pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe peta

pikiran (mind mapping) terhadap kemampuan menulis teks anekdot

siswa kelas X SMA Bina Insani, Tangerang, tahun pelajaran

2018/2019.

H1 : Terdapat pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe peta

pikiran (mind mapping) terhadap kemampuan menulis teks anekdot

siswa kelas X SMA Bina Insani, Tangerang, tahun pelajaran

2018/2019.

68Edi Riadi, Statistika Penelitian (Analisis Manual dan IBM SPSS), (Yogyakarta: CV Andi,

2016), h. 246.

Page 56: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE PETA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46625/1/NURUL HIKMAH...pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe peta pikiran

42

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum SMA Bina Insani

1. Sejarah Singkat Sekolah

SMA Bina Insani berlokasi di Jalan H. Mansur No.3 Gang Masjid

II, Gondrong, Kelurahan Neroktog, Kecamatan Pinang, Kota

Tangerang Banten, kode pos 15145. Sekolah ini pertama kali

dikomandani oleh kepala sekolah yang bernama Dr. H. Sukar yang

kemudian berganti kepemimpinan oleh Bapak Ady Kahar sekarang.

Yayasan Pendidikan Bina Insani yang didirikan sejak tahun 2000,

terus mendapat respon positif dari masyarakat hingga saat ini, oleh

karena itu pengurus sekolah melalui bidang pendidikan terus

mengembangkan mutu pendidikan dari berbagai aspek, seperti

pengembangan metode dan materi pembelajaran, pengembangan fisik

bangunan serta penyediaan sarana dan prasarana yang memadai

merupakan suatu upaya yang dilakukan dalam mengembangkan mutu

pendidikan.

Yayasan Pendidikan Bina Insani telah mengalami perubahan dari

tahun ke tahun dan telah meluluskan siswa dengan kualitas yang cukup

baik, sebagian dari mereka juga dapat melanjutkan sekolah ke jenjang

pendidikan yang lebih tinggi. Kepengurusan Yayasan Pendidikan Bina

Insani dipimpin oleh orang yang telah berpengalaman di dunia

pendidikan, yaitu Bapak Burhan.

Yayasan Pendidikan Bina Insani menyelenggarakan program

pendidikan mulai dari jenjang TK, SD, SMP, SMA, dan SMK. Hal ini

menunjukkan bahwa yayasan ini tidak ingin tertinggal dengan sekolah-

sekolah lain yang lebih dulu menunjukkan kualitasnya. Ini terlihat dari

usaha-usaha yang terus-menerus dilakukan dalam memperbaiki mutu

layanan pendidikan bagi penggunaan jasa pendidikan.

Page 57: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE PETA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46625/1/NURUL HIKMAH...pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe peta pikiran

43

2. Visi, Misi, dan Tujuan

a. Visi

Mewujudkan insan unggul dalam iman dan takwa, ilmu

pengetahuan, dan teknologi yang dilandasi akhlakul karimah.

b. Misi

1. Mewujudkan keimanan dan ketakwaan sebagai bekal untuk giat

beribadah kepada allah swt.

2. Memaksimalkan penggunaan ilmu pengetahuan dan teknologi

sebagai bekal untuk melanjutkan ke sekolah yang lebih tinggi

dan dunia bekerja.

3. Mewujudkan nilai-nilai agama, pendidikan budaya dan karakter

bangsa serta lingkungan hidup dalam kehidupan sehari-hari dari

terwujudnya masyarakat berakhlakul karimah

4. Menjadikan bahasa inggris, bahasa arab dan teknologi

informasi sebagai wawasan unggulan, agar dapat berkompetitif

di era globalisasi .

5. Membangun budaya mutu dengan mewujudkan kerjasama yang

baik dengan orang tua, stakeholder dan instansi terkait dari

terwujudnya sekolah pilihan pertama masyarakat.

3. Keadaan Guru

Tenaga pendidik dan kependidikan SMA Bina Insani, Tangerang,

Tahun Pelajaran 2018/2019, untuk mata pelajaran PAI (Pendidikan

Agama Islam) dengan guru pengampu H. Syamsul B, S. Ag., yang

sekaligus menjabat sebagai wakil kepala sekolah, untuk mata pelajaran

Bahasa Indonesia dengan guru pengampu M. Syarifudin Us, S. Pd.,

yang sekaligus menjabat sebagai wakil bidang kesiswaan, untuk mata

pelajaran Matematika dengan guru pengampu Siti Romla, S. Pd., yang

sekaligus menjabat sebagai wakil bidang humas, untuk mata pelajaran

biologi dengan guru pengampu Herawati, S. Pd., yang sekaligus

menjabat sebagai wakil bidang bidang sarana dan prasarana.

Page 58: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE PETA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46625/1/NURUL HIKMAH...pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe peta pikiran

44

Mata pelajaran PKN dengan guru pengampu Abdul Hasan, S. Pd.i.,

pada mata pelajaran Al-Qur’an dengan guru pengampu A. Baihaqi, S.

Pd.i. yang sekaligus menjabat sebagai guru BK, untuk mata pelajaran

ekonomi dengan guru pengampu Umar, Mm., mata pelajaran Bahasa

Inggris dengan guru pengampu Aan Andriani, S. Pd..

Mata pelajaran Geografi dengan guru pengampu Budimansyah, S.

Pd., mata pelajaran Bahasa Arab dengan guru pengampu Abdul Rouf,

S. Pd., mata pelajaran Prakarya dengan guru pengampu Haryanto,

M.Kom., mata pelajaran PJOK dengan guru pengampu Oktarijal

Abdul Razik Korami, S. Pd., mata pelajaran Kimia dengan guru

pengampu Siti Aliyah, S. Pd., mata pelajaran Sejarah Indonesia dengan

guru pengampu Drs. Yumansyah, S. Hum., mata pelajaran Sosiologi

dengan guru pengampu Drs. Rusli, mata pelajaran Bahasa Inggris

dengan guru pengampu Yeny Widiastuti, S. Pd., mata pelajaran Fisika

dengan guru pengampu Nurul Hikmah, S. Pd., mata pelajaran Seni

Budaya dengan guru pengampu Okta Liviani, mata pelajaran

Komputer dengan guru pengampu M, Rizki Zaelani, St., mata

pelajaran hadits dengan guru pengampu Ahmad Zainal Abidin.

4. Keadaan Siswa

Guru dalam proses belajar mengajar disekolah merupakan objek

pemberi ilmu, sedangkan siswa merupakan subjek penerima ilmu.

Keduanya memiliki peranan sangat penting. Hal ini dikarenakan tanpa

ada keduanya, maka proses belajar mengajar tidak akan berjalan

dengan lancar. SMA Bina Insani, Tangerang memiliki jumlah siswa

sebanyak 175 siswa. Kelas X terdapat 2 rombongan belajar yaitu, kelas

X-A terdiri dari 27 siswa, kelas X-B terdiri dari 28 siswa. Kelas XI

terdapat 2 rombongan belajar yaitu, XI-A terdiri dari 31 siswa, XI-B

terdiri dari 29 siswa. Kelas XII terdapat 2 rombongan belajar yaitu,

XII-A terdiri dari 31 siswa, XII-A terdiri dari 29 siswa. Berikut ini

jumlah siswa jika disajikan dalam bentuk tabel.

Page 59: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE PETA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46625/1/NURUL HIKMAH...pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe peta pikiran

45

Tabel 4.1

Jumlah Siswa SMA Bina Insani, Tangerang

Tahun Pelajaran 2018/2019

Tahun

Pelajaran

2018/2019

Kelas X Kelas XI Kelas XII Jumlah

Siswa

Siswa Rombel Siswa Rombel Siswa Rombel

55 2 60 2 60 2 175

( Sumber: SMA Bina Insani, Tangerang, Tahun Pelajaran 2018/2019)

B. Deskripsi Penelitian

Penelitian yang berjudul pengaruh model pembelajaran koopertaif tipe

peta pikiran (mind mapping) terhadap kemampuan menulis teks anekdot

siswa kelas X SMA Bina Insani, Tangerang, dilaksanakan selama lebih

kurang dua minggu terhitung sejak 3 September 2018 sampai 15

September 2018.

Pada tahap awal, peneliti melakukan observasi ke sekolah SMA Bina

Insani, Tangerang. Sebelum penelitian berlangsung, peneliti terlebih

dahulu menemui kepala sekolah SMA Bina Insani, tangerang yang

bernama Ady Kahar untuk meminta izin penelitian serta melihat keadaan

dan ruang lingkup sekolah. Setelah bertemu kepala sekolah, peneliti

langsung bertemu dengan guru bidang studi Bahasa Indonesia untuk

meminta jadwal kegiatan belajar-mengajar Bahasa Indonesia dan

berkonsultasi mengenai keadaan siswa kelas X guna mengetahui kendala

yang biasa terjadi pada kelas tersebut. Konsultasi ini bertujuan untuk

mempermudah proses pembelajaran yang nantinya akan peneliti lakukan

di kelas X.

Page 60: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE PETA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46625/1/NURUL HIKMAH...pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe peta pikiran

46

Pada kelas X terdapat dua rombongan belajar yaitu kelas X-A dan

kelas X-B. Guru bidang studi Bahasa Indonesia menyarankan peneliti

untuk melakukan penelitian di kelas X-A yang berjumlah 27 siswa.

Alasannya karena jadwal pelajaran di kelas tersebut lebih efisien

dibandingkan kelas X-B yang terpotong jam istirahat.

Kegiatan selanjutnya, peneliti berdiskusi dengan guru Bahasa

Indonesia untuk menyesuaikan jadwal pelajaran dengan rancangan jadwal

penelitian. Sesuai dengan kesepakatan, pihak sekolah memberi izin

peneliti untuk meneliti siswanya selama dua minggu terhitung sejak

tanggal 3 September sampai dengan 15 September. Setelah berdiskusi,

jadwal peneltian dilaksanakan hari Selasa dan Kamis tiap minggunya.

Pada Selasa 4 September 2018 di minggu pertama, peneliti memulai

tahapan penelitian. Peneliti mulai memasuki ruang kelas X-A. Awal mula

peneliti masuk dengan memperkenalkan diri dan mengabsensi siswa di

kelas. Pada pertemuan ini, peneliti menanyakan kepada siswa mengenai

apa yang mereka ketahui tentang teks anekdot. Secara umum, pengetahuan

mereka tentang teks anekdot masih sangat kurang, bahkan terdapat

beberapa dari mereka yang tidak mengetahui apa itu teks anekdot.

Setelah mereka memberikan gambarannya mengenai teks anekdot,

peneliti baru memulai penjelasan dengan mulai menjelaskan pengertian

dan ciri-ciri teks anekdot. Setelah peneliti memberikan penjelasan, baru

mereka mulai mengetahui dan memahami apa itu teks ankedot. Peneliti

selain itu juga memberikan selembaran kertas berisi contoh teks anekdot

yang dibagikan ke semua siswa untuk dibahas bersama.

Pretest (tes awal) dilaksanakan hari Kamis 6 September 2018 pada

minggu pertama penelitian. Pada pertemuan ini peneliti terlebih dahulu

mengulas materi yang sudah diajarkan pada pertemuan sebelumnya

tentang apa itu teks anekdot. Peneliti kemudian mulai menjelaskan tentang

struktur/unsur-unsur yang ada dalam teks anekdot serta memberikan

contoh teks anekdot.

Page 61: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE PETA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46625/1/NURUL HIKMAH...pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe peta pikiran

47

Peneliti setelah itu, memberikan lembaran soal pretest/tes awal kepada

siswa dengan perintah soal siswa diminta untuk menulis teks anekdot

berdasarkan fenomena/kejadian yang terjadi di sekitar siswa.

Setelah melakukan tes awal, selanjutnya peneliti mengolah data nilai

hasil tes awal siswa dan menganalisis hasil tes awal siswa. Berdasarkan

hasil tes awal siswa, masih banyak siswa yang kemampuan menulisnya

kurang dari nilai rata-rata.

Peneliti kemudian mulai merancang model pembelajaran sesuai

dengan rencana pelaksanaan pembelajaran yang sudah disiapkan untuk

melakukan pembelajaran pada minggu selanjutnya.

Pada minggu kedua penelitian, hari Kamis 13 September 2018 peneliti

menyampaikan review hasil tes awal kepada siswa. Peneliti juga bertanya

mengenai kendala apa saja yang dihadapi siswa dalam pembelajaran

sebelumnya. Peneliti kemudian menjelaskan kembali materi anekdot

menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe peta pikiran (mind

mapping). Peneliti memberi arahan bagaimana cara membuat teks anekdot

menggunakan peta pikiran dengan cara mendemonstrasikan contoh teks

anekdot menggunakan peta pikiran di papan tulis. Contoh teks anekdot

yang diberikan adalah teks anekdot yang menceritakan tentang

kejadian/peristiwa yang terjadi di sekitar kita yaitu tentang tukang roti.

Setelah dilakukan perlakuan, selanjutnya peneliti melaksanakan

posttest (tes akhir). Pada tes akhir, siswa diberikan lembaran soal posttest

(tes akhir) dengan perintah soal siswa diminta menuliskan teks anekdot

menggunakan peta pikiran (mind mapping) serta menuliskan narasinya.

Tema yang diminta masih sama dengan tema pada saat pretest, yaitu

berdasarkan kejadian yang terjadi di sekitar siswa.

Page 62: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE PETA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46625/1/NURUL HIKMAH...pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe peta pikiran

48

C. Hasil Analisis

1. Pretest Kemampuan Menulis Teks Anekdot Siswa

Sebelum menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe peta

pikiran (mind mapping) yang akan diteliti, langkah awal yang peneliti

lakukan adalah mengajarkan materi teks anekdot dengan

menggunakan metode ceramah yaitu peneliti menjelaskan tentang

pengertian teks anekdot, struktur teks anekdot, kebahasaan teks

anekdot, serta contoh teks anekdot di depan kelas tanpa menggunakan

model pembelajaran.

Langkah selanjutnya siswa baru diberikan pretest (tes awal).

Peneliti menugaskan siswa untuk membuat teks anekdot dengan tema

kejadian yang terjadi di sekitar siswa. Setelah itu, peneliti mengolah

data nilai hasil tes awal siswa dan menganalisis hasil tes awal siswa

untuk mengetahui kemampuan menulis teks anekdot siswa. Adapun

hasil perhitungan tes awal kemampuan menulis teks anekdot siswa

kelas X.A SMA Bina Insani, Tangerang, tahun pelajaran 2018/2019

dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 4.2

Daftar Nilai Pretest Siswa

No Nama Nilai Pretest (X-A)

Nilai

1 2 3 4 5

1. Abdul Aziz 2 3 3 3 2

52

2. Alissa Racma O. 2 4 2 4 3

60

3. Amar Sandy 3 2 3 4 3

60

4. Angga Kurniawan 3 3 3 3 2

56

5. Azrul Ramadhan 4 5 4 3 3

76

Page 63: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE PETA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46625/1/NURUL HIKMAH...pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe peta pikiran

49

6. Chairun Nisa 2 5 2 5 3

68

7. Chilsa Zafira 2 5 2 4 4

68

8. Dea Maharani S. 4 5 4 5 3

84

9. Della Wulandari 3 5 3 5 4

80

10. Dini 1 4 1 4 4

56

11. Eben Dwi Harto 4 5 4 3 3

76

12. Ezer Martino 2 2 2 3 2

44

13. Fatimah 4 5 4 4 3

80

14. Hamidah Safitri 3 4 3 4 3

68

15. Hendrik Tanasale 1 4 1 2 3

44

16. Johanes Adinata 2 4 2 2 3

52

17. Leyta Leyany 2 5 2 4 4

68

18. M. Rafi Al-Fatah 3 5 3 4 3

72

19. M. Syamsul 3 3 2 4 2

56

20. Natasya Zeniah A. 3 4 3 4 4

72

21. Nidia Zahwatunisa 3 4 3 3 3

64

22. Panca Aditya Putra 1 4 1 4 3

52

23. Raihan Zuchrie A. 3 4 3 3 3

64

24. Ranaa Aulia 3 5 3 4 4

76

Page 64: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE PETA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46625/1/NURUL HIKMAH...pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe peta pikiran

50

25. Satria Ananda S. 3 5 3 3 3

68

26. Simeon Wilfred N. 3 4 3 3 3

64

27. Yanuar Dwi B. 4 5 4 5 3

84

Jumlah nilai 72 115 74 103 92 1764

Rata-rata 65,33

Keterangan Penilaian:

1 = Tema (ketepatan tema yang dipilih)

2 = Kelengkapan isi (mencakup kelengkapan struktur dalam anekdot,

yakni abstraksi, orientasi, krisis, reaksi, dan koda)

3 = Kesesuaian isi (kesesuaian isi dengan judul yang ditulis)

4 = Ketepatan susunan kalimat (keselarasan antar kalimat yang satu

dengan yang lainnya)

5 = Ketepatan Penggunaan ejaan (menggunakan EYD, mencakup

penggunaan huruf kapital, penggunaan kata, dan tanda baca)

Berdasarkan tabel hasil pretest (tes awal) kemampuan menulis teks

anekdot siswa kelas X SMA Bina Insani, Tangerang, tahun pelajaran

2018/2019. Diketahui bahwa hasil data pretest menulis teks anekdot

dengan jumlah siswa sebanyak 27 siswa, diperoleh skor nilai siswa

dengan jumlah 1764 dengan nilai rata-rata sebesar 65,33. Terdapat

nilai tertinggi adalah 84 dan nilai terendah adalah 44. Berikut ini

adalah tabel urutan data nilai siswa dari yang terendah sampai yang

tertinggi.

Page 65: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE PETA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46625/1/NURUL HIKMAH...pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe peta pikiran

51

Tabel 4.3

Urutan Nilai Terendah Sampai Tertinggi Pretest Kemampuan

Menulis Teks Anekdot Siswa

44 44 52 52 52 56 56 56 60

60 64 64 64 68 68 68 68 68

72 72 76 76 76 80 80 84 84

Berdasarkan tabel urutan nilai siswa di atas, dapat diketahui bahwa

dari 27 siswa kelas X.A SMA Bina Insani, Tangerang, tahun pelajaran

2018/2019, diperoleh nilai pretest (tes awal) dengan skor terendah

adalah 44 sebanyak 2 siswa dan skor nilai tertinggi adalah 84

sebanyak 2 siswa.

Nilai jangkauannya adalah 40 diperoleh dari hasil selisih antara

nilai terbesar 84 dengan nilai terkecil 44, nilai banyaknya kelas

interval adalah 6 diperoleh dengan rumus 1+3,3 log (n atau banyaknya

data). Sedangkan panjang kelas intervalnya adalah 7 diperoleh dari

pembagian jumlah jangkauan dengan jumlah kelas interval, nilai

mediannya adalah 68 dan nilai yang paling banyak muncul atau

modusnya adalah 68.

Berikut ini adalah tabel distribusi frekuensi nilai pretest (tes awal)

kemampuan menulis teks anekdot siswa kelas X.A SMA Bina Insani,

Tangerang, tahun pelajaran 2018/2019, yang disajikan dalam bentuk

grafik histogram berikut.

Page 66: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE PETA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46625/1/NURUL HIKMAH...pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe peta pikiran

52

Gambar 4.1

Grafik Frekuensi nilai pretest siswa

Berdasarkan tabel dan grafik di atas, dapat diketahui siswa kelas

X.A yang mendapat skor 44-50 adalah sebanyak 2 siswa, yang

memperoleh skor 51-57 adalah sebanyak 6 siswa, yang mendapat skor

58-64 adalah sebanyak 5 siswa, yang memperoleh skor 65-71 adalah

sebanyak 5 siswa, yang mendapat skor 72-78 adalah sebanyak 5

siswa, dan yang mendapat skor 79-85 adalah sebanyak 4 siswa.

Berikut ini disajikan rangkuman hasil pengolahan data pretest (tes

awal) siswa kelas X.A SMA Bina Insani, Tangerang, tahun pelajaran

2018/2019.

0

1

2

3

4

5

6

7

44-50 51-57 58-64 65-71 72-78 79-85

Frekuensi Nilai Pretest Siswa

Page 67: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE PETA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46625/1/NURUL HIKMAH...pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe peta pikiran

53

Tebel 4.4

Rangkuman Data Statistik Skor Pretest

Kemampuan Menulis Teks Anekdot

Data N Skor

Tertinggi

Skor

Terendah

Mean

(X)

Median Modus

Pretest 27 84 44 65,33 68 68

Keterangan

N : Jumlah data

Mean : Nilai rata-rata

Median : Nilai tengah data

Modus : Nilai yang sering muncul pada deret data

Berdasarkan uraian di atas, dapat terlihat sebagian siswa mampu

menulis teks anekdot dengan baik, dan sebagiannya lagi kurang

mampu menulis teks anekdot dengan baik. Hasilnya terlihat melalui

rata-rata nilai pretest siswa yang hanya memperoleh hasil sebesar

65,33.

2. Posttest Kemampuan Menulis Teks Anekdot Siswa

Data posttest (tes akhir) diperoleh peneliti dari hasil belajar

menulis teks anekdot setelah melakukan pembelajaran menggunakan

model pembelajaran kooperatif tipe peta pikiran (mind mapping)

dalam proses pengajaran. Posttest dilakukan pada 13 September 2018.

Sebelum melakukan posttest, peneliti melakukan demonstrasi dengan

memberikan contoh cara menulis teks anekdot menggunakan model

peta pikiran (mind mapping) di depan kelas. Kemudian siswa diminta

untuk menyimak dan memperhatikan cara menulis teks anekdot

dengan menggunakan peta pikiran.

Page 68: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE PETA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46625/1/NURUL HIKMAH...pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe peta pikiran

54

Hal tersebut dilakukan guna untuk memudahkan siswa dalam

menulis teks anekdot. Peta pikiran yang dibuat nantinya akan menjadi

rambu-rambu/acuan pola pikir siswa untuk membuat teks anekdot.

Setelah pembelajaran selesai, selanjutnya peneliti melakukan

postest (tes akhir). Peneliti meminta siswa untuk membuat teks

anekdot menggunakan model peta pikiran dengan tema yang sama

seperti ketika melakukan pretest (tes awal) yaitu kejadian yang terjadi

di sekitar siswa. Setelah selesai mengerjakan teks anekdot, kemudian

peneliti mengelola hasil data. Adapun hasil yang diperoleh dari data

posttest menulis teks anekdot siswa kelas X SMA Bina Insani,

Tangerang, tahun pelajaran 2018/2019 dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 4.5

Daftar Hasil Posttest Siswa

No Nama Nilai Posttest (X-A)

Nilai

1 2 3 4 5

1. Abdul Aziz 3 4 3 4 3

68

2. Alissa Racma O. 3 4 3 4 3

68

3. Amar Sandy 4 4 4 3 3

72

4. Angga Kurniawan 3 4 5 4 3

76

5. Azrul Ramadhan 5 5 5 4 3

88

6. Chairun Nisa 4 5 5 5 3

88

7. Chilsa Zafira 3 5 3 4 3

72

8. Dea Maharani S. 4 4 4 4 3

76

9. Della Wulandari 3 5 4 5 3

80

Page 69: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE PETA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46625/1/NURUL HIKMAH...pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe peta pikiran

55

10. Dini 5 5 5 4 3

88

11. Eben Dwi Harto 4 5 4 4 3

80

12. Ezer Martino 3 5 3 5 3

76

13. Fatimah 5 5 5 5 3

92

14. Hamidah Safitri 3 5 3 4 3

72

15. Hendrik Tanasale 4 5 4 4 3

80

16. Johanes Adinata 4 5 4 5 3

84

17. Leyta Leyany 3 5 5 5 3

84

18. M. Rafi Al-Fatah 4 4 5 4 3

80

19. M. Syamsul 4 5 4 4 3

80

20. Natasya Zeniah A. 5 5 5 5 3

92

21. Nidia Zahwatunisa 4 4 5 4 3

80

22. Panca Aditya Putra 4 5 5 4 3

84

23. Raihan Zuchrie A. 3 5 5 5 3

84

24. Ranaa Aulia 4 5 5 5 3

88

25. Satria Ananda S. 5 5 5 5 3

92

26. Simeon Wilfred N. 3 5 3 4 3

72

27. Yanuar Dwi B. 3 5 5 5 3

84

Page 70: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE PETA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46625/1/NURUL HIKMAH...pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe peta pikiran

56

Jumlah nilai 103 130 119 122 86 2180

Rata-rata 80,74

Keterangan Penilaian:

1 = Tema (ketepatan tema yang dipilih)

2 = Kelengkapan isi (mencakup kelengkapan struktur dalam anekdot,

yakni abstraksi, orientasi, krisis, reaksi, dan koda)

3 = Kesesuaian isi (kesesuaian isi dengan judul yang ditulis)

4 = Ketepatan susunan kalimat (keselarasan antar kalimat yang satu

dengan yang lainnya)

5 = Ketepatan Penggunaan ejaan (menggunakan EYD, mencakup

penggunaan huruf kapital, penggunaan kata, dan tanda baca)

Berdasarkan tabel di atas, data posttest menulis teks anekdot

dengan jumlah siswa sebanyak 27 orang, diperoleh skor nilai siswa

dengan jumlah 2180 dengan nilai rata-rata 80,74. Terdapat nilai

tertinggi 92 dan nilai terendah 68. Berikut ini adalah tabel urutan data

nilai siswa dari yang terendah sampai yang tertinggi.

Tabel 4.6

Urutan Nilai Terendah Sampai Tertinggi Posttest Kemampuan

Menulis Teks Anekdot Siswa

68 68 72 72 72 72 76 76 76

80 80 80 80 80 80 84 84 84

84 84 88 88 88 88 92 92 92

Page 71: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE PETA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46625/1/NURUL HIKMAH...pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe peta pikiran

57

Berdasarkan tabel di samong, maka dapat diketahui bahwa urutan

nilai kemampuan menulis teks anekdot dari 27 siswa kelas X.A SMA

Bina Insani, Tangerang, tahun pelajaran 2018/2019. Diketahui bahwa

nilai postest (tes akhir) terendah adalah 68 sebanyak 2 siswa dan nilai

tertinggi adalah 92 sebanyak 3 siswa.

Nilai jangkauannya adalah 24 diperoleh dari hasil selisih antara

nilai terbesar 92 dengan nilai terkecil 68, nilai banyaknya kelas

interval adalah 6 diperoleh dengan rumus 1+3,3 log (n atau banyaknya

data). Sedangkan panjang kelas intervalnya adalah 4 diperoleh dari

pembagian jumlah jangkauan dengan jumlah kelas interval, nilai

mediannya adalah 80 dan nilai yang paling banyak muncul adalah 80

sehingga nilai modusnya adalah 80.

Distribusi frekuansi nilai posttest kemampuan menulis teks anekdot

siswa dapat disajikan dalam bentuk grafik histogram berikut ini:

Gambar 4.2

Grafik Frekuensi nilai posttest siswa

0

1

2

3

4

5

6

7

68-71 72-75 76-79 80-83 84-87 88-91 92-95

Frekuensi Nilai Posttest Siswa

Page 72: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE PETA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46625/1/NURUL HIKMAH...pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe peta pikiran

58

Berdasarkan tabel dan grafik di samping, dapat diketahui siswa

yang memperoleh skor 68-71 sebanyak 2 siswa, siswa yang

mendapatkan skor 72-75 sebanyak 4 siswa, siswa yang memperoleh

skor 76-79 sebanyak 3 siswa, siswa yang memperoleh skor 80-83

sebanyak 6 siswa, dan sisiwa yang mendapatkan skor 84-87 sebanyak

5 siswa, siswa yang memperoleh skor 88-91 sebanyak 4 siswa, dan

siswa yang mendapatkan skor 92-95 sebanyak 3 siswa. Berikut

rangkuman hasil pengolahan data pretest siswa.

Tebel 4.7

Rangkuman Data Statistik Skor Posttest Kemampuan Menulis

Teks Anekdot

Data N Skor

Tertinggi

Skor

Terendah

Mean

(X)

Median Modus

Posttest 27 92 68 80,74 80 80

Keterangan:

N : Jumlah data

Mean : Nilai rata-rata

Median : Nilai tengah data

Modus : Nilai yang sering muncul pada deret data

Berdasarkan uraian di atas, dapat diketahui bahwa terdapat

peningkatan kemampuan menulis teks anekdot siswa kelas X SMA

Bina Insani, Tangerang, tahun pelajaran 2018/2019 setelah

menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe peta pikiran (mind

mapping). Terlihat melalui nilai rata-rata siswa yang sebelumnya

hanya memperoleh hasil sebesar 65,33 kemudian meningkat menjadi

sebesar 80,74.

Page 73: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE PETA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46625/1/NURUL HIKMAH...pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe peta pikiran

59

3. Perbandingan Grafik Frekuensi dan Data Statistik Nilai Rata-

rata Siswa

Gambar 4.3

Grafik Frekuensi Nilai Rata-rata Siswa

Keterangan:

O1 : Nilai Pretest siwa

O2 : Nilai Posttest siswa

Perbandingan skor tertinggi, skor terendah dan rata-rata pada saat

pretest dan posttest kemampuan menulis teks anekdot siswa, disajikan

dalam bentuk tabel sebagai berikut.

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

65,33

80,74

O1 (Pretest) O2 (Posttest)

Grafik Nilai Rata-rata Siswa

Page 74: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE PETA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46625/1/NURUL HIKMAH...pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe peta pikiran

60

Tabel 4.8

Perbandingan Data Statistik Pretest dan Posttest

Kemampuan Menulis Teks Anekdot

Data N Skor

Tertinggi

Skor

Terendah

Mean

(X)

Median Modus

Pretest 27 84 44 65,33 68 68

Posttes 27 92 68 80,74 80 80

Keterangan:

N : Jumlah data

Mean : Nilai rata-rata

Median : Nilai tengah deret data

Modus : Nilai yang sering muncul pada deret data

Tabel di atas memperlihatkan perbandingan skor pretest dan

posttest kemampuan menulis teks anekdot siswa. Pada saat pretest

kemampuan menulis teks anekdot siswa, skor terendah adalah 44 dan

skor tertingginya adalah 84 dengan nilai rata-rata 65,33, median

sebesar 68 dan modus sebesar 68. Pada saat posttest kemampuan

menulis teks anekdot siswa, skor terendah adalah 68 dan skor

tertingginya adalah 92 dengan nilai rata-rata 80,74, median sebesar 80

dan modus sebesar 80. Tabel di atas juga menunjukkan bahwa nilai

rata-rata siswa pada saat pretest adalah 65,33 lebih kecil dibandingkan

dengan nilai rata-rata posttest yang sebesar 80,74. Artinya terjadi

peningkatan dalam menulis teks anekdot siswa setelah dilakukannya

perlakuan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe peta

pikiran (mind mapping).

Page 75: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE PETA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46625/1/NURUL HIKMAH...pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe peta pikiran

61

Adapun tabel kriteria penilaian yang peneliti jadikan sebagai acuan

penilaian hasil tulisan siswa sebagai berikut.

Tabel 4.9

Pembagian Skor Masing-Masing Kriteria Kemampuan

Menulis Teks Anekdot

No Aspek yang

dinilai

Skor Kriteria

1. Tema 5 Sangat Baik : Tema/topik yang dipilih

menarik karena menceritakan tentang

kejadian terkini yang sedang kontroversial.

4 Baik : Tema/topik yang dipilih sederhana

karena hanya menceritakan persoalan biasa

yang dapat ditebak jalan ceritanya.

3 Cukup : Tema/topik yang dipilih ruang

lingkupnya sempit dan terbatas karena tidak

banyak yang mengetahui maksudnya.

2 Kurang : Tema/topik yang dipilih rancu

sehingga kurang dipahami.

1 Sangat Kurang : Tema/topik yang dipilih

tidak jelas maksudnya.

2. Kelengkapan

isi

5 Sangat Baik : Semua bagian tulisan ditulis

lengkap sesuai struktur yang ada dalam teks

anekdot.

4 Baik : Terdapat satu struktur teks anekdot

yang tidak digunakan dalam tulisan.

Page 76: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE PETA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46625/1/NURUL HIKMAH...pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe peta pikiran

62

3 Cukup : Terdapat dua struktur teks anekdot

yang tidak digunakan dalam tulisan.

2 Kurang : Terdapat tiga struktur teks anekdot

yang tidak digunakan dalam tulisan.

1 Sangat Kurang : Terdapat empat struktur teks

anekdot yang tidak digunakan dalam tulisan.

3. Kesesuaian

isi

5 Sangat Baik : Gagasan dikemukakan sesuai

dengan tema, logis, dan teratur.

4 Baik : Gagasan dikemukakan sesuai dengan

tema, logis, tapi kurang teratur.

3 Cukup : Gagasan dikemukakan sesuai dengan

tema, logis, tetapi tidak teratur.

2 Kurang : Gagasan dikemukakan sesuai

dengan tema, tidak logis, dan tidak teratur.

1 Sangat Kurang : Gagasan dikemukakan tidak

sesuai dengan tema, tidak logis, dan tidak

teratur.

4. Ketepatan

susunan

kalimat

5 Sangat Baik : Hubungan kalimat satu dengan

kalimat yang lain bersangkutan dan berurutan

dengan tepat.

4 Baik : Hubungan kalimat satu dengan kalimat

yang lain bersangkutan dan berurutan dengan

cukup tepat.

Page 77: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE PETA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46625/1/NURUL HIKMAH...pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe peta pikiran

63

3 Cukup : Ada konjungsi antar kalimat yang

kurang tepat.

2 Kurang : Ada kalimat yang tidak beraturan.

1 Sangat Kurang : Kalimat satu dengan yang

lain tidak bertautan dan berurutan.

5. Ketepatan

penggunaan

ejaan

5 Sangat Baik : Semua bagian tulisan ditulis

dengan Ejaan yang disempurnakan.

4 Baik : Seperempat bagian tulisan ditulis

dengan Ejaan yang disempurnakan.

3 Cukup : Setengah bagian tulisan ditulis

dengan Ejaan yang disempurnakan.

2 Kurang : Sepertiga bagian tulisan ditulis

dengan Ejaan yang disempurnakan.

1 Sangat Kurang : Semua bagian tulisan tidak

ditulis dengan Ejaan yang disempurnakan.

1. Pengujian Prasyarat Data

a. Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan dengan menggunakan rumus

Kolmogrof Smirnov dan Shapiro Wilk. Pada penelitian ini, uji

normalitas dilakukan terhadap skor pretest dan posttest. Proses

perhitungan normalitas ini menggunakan bantuan sofware SPSS

versi 20 untuk mengetahui hasil data berdistribusi normal atau

tidak.

Page 78: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE PETA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46625/1/NURUL HIKMAH...pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe peta pikiran

64

Syarat data berdistribusi normal apabila nilai signifikansi yang

diperoleh lebih besar dari (sig.)> 0,05. Jika nilai signifikansi yang

diperoleh lebih kecil dari (sig.)< 0,05, maka data tersebut

berdistribusi dikatakan tidak normal.

Uji normalitas adalah salah satu bagian dari uji prasyarat data.

Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah data tersebut

berdistribusi normal atau tidak.69

Jika asumsi ini dilanggar, maka

uji statistik menjadi tidak valid atau bias terutama untuk sampel

kecil.

Pengertian normal dapat dianalogikan sebuah kelas, dalam kelas

siswa yang bodoh dan pandai hanya sedikit dan sebagian besar

berada pada kategori sedang. Jika kelas tersebut bodoh semua maka

dikatakan tidak normal atau sekolah luar biasa, dan sebaliknya jika

suatu kelas banyak yang pandai maka kelas tersebut juga dikatakan

tidak normal atau merupakan kelas unggulan. Sedangkan

pengamatan data yang normal akan memberikan nilai rendah dan

tinggi yang seimbang dan rata-rata yang tidak jauh berbeda.

Hasil uji normalitas data pretest dan posttest kemampuan

menulis teks anekdot dapat disajikan dalam tabel berikut:

Tabel 4.10

Hasil Uji Normalitas Pretest dan Posttest70

Kolmogrov Smirnova Shapiro Wilk

Statistik Df Sig. Statistik df Sig.

Pretest 0,111 27 0,200 0,965 27 0,467

Posttest 0,126 27 0,200 0,946 27 0,167

69 Juliansyah Noor, Op.Cit., h. 174.

70

Ibid., h. 178.

Page 79: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE PETA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46625/1/NURUL HIKMAH...pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe peta pikiran

65

Tabel di atas menunjukkan df = 27 yang berarti jumlah

sampel yang diambil sebanyak 27. Berdasarkan tabel di atas,

dapat diketahui bahwa hasil uji normalitas Shapiro Wilk data

pretest memperoleh sig. sebesar 0,467 dan hasil uji normalitas

data posttest memperoleh hasil sig. sebesar 0,167. Hal tersebut

menunjukkan bahwa data-data tersebut telah memenuhi syarat

karena hasil perhitungan lebih besar dari 0,05, sehingga data-data

tersebut dikatakan terdistribusi normal.

2. Pengujian Hipotesis

Berdasarkan uji prasyarat analisis statistik, maka diperoleh seluruh

data terdistribusi normal. Tahap selanjutnaya adalah melakukan uji

hipotesis dilakukan dengan menggunakan uji t (t-test), uji t (t-test)

dilakukan untuk mengetahui perbedaan rata-rata kemampuan menulis

teks anekdot siswa. Hasil perhitungan uji-t dengan menggunakan

SPSS versi 20 dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Ketentuan dari uji t (t-test) adalah jika signifikansi atau sig. (2-

tailed) > 0,05, maka H0 diterima dan H1 ditolak. Sebaliknya, jika nilai

signifikansi atau sig. (2-tailed) < 0,05, maka H0 ditolak dan H1

diterima.

Tabel 4.11

Hasil Uji Hipotesisi Pretest dan Posttest

Paired Differences

T Df

Sig. (2-

tailed) Mean

Std

Deviation

Std.

Error

Mean

95%

Confidence

Interval of the

Difference

Lower Upper

Pair 1

Pretest-

Poosttest -

15.407 11,406 2,195

-

19,919

-

10,895 -7,019 26

,000

Page 80: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE PETA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46625/1/NURUL HIKMAH...pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe peta pikiran

66

Berdasarkan tabel di atas, perhitungan pada uji beda rata-rata

kemampuan menulis teks anekdot siswa antara data tes awal/pretest

dan tes akhir/posttest, dapat terlihat bahwa nilai t hitung adalah -7,019

dengan nilai signifikansi (2-tailed) adalah 0,000 lebih kecil

dibandingkan nilai taraf signifikansi sebesar 0,05. Dengan demikian

H1 diterima dan H0 ditolak, sehingga dapat disimpulkan bahwa

terdapat perbedaan yang signifikan antara nilai hasil kemampuan

menulis teks anekdot siswa kelas X-A pada hasil tes awal yaitu

sebelum diberi perlakuan dan hasil tes akhir setelah diberi perlakuan

yaitu model pembelajaran kooperatif tipe peta pikiran (mind mapping)

dengan teks anekdot. Artinya, terdapat pengaruh model pembelajaran

kooperatif tipe peta pikiran (mind mapping) terhadap kemampuan

menulis teks anekdot siswa kelas X Bina Insani, Tangerang, tahun

pelajaran 2018/2019.

D. Pembahasan Hasil Penelitian

Penelitian ini dilakukan untuk membuktikan ada atau tidaknya

pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe peta pikiran (mind mapping)

dalam kemampuan menulis teks anekdot siswa. Sampel penelitian

menggunakan satu kelas, yaitu kelas X-A sebagai kelas eksperimen.

Setelah melakukan penelitian, peneliti memperoleh hasil nilai pretest dan

posttest. Hasil uji normalitas pretest dan posttest membuktikan bahwa data

terdistribusi normal karena hasil perhitungan lebih besar dari 0,05.

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, diperoleh hasil

sebagai berikut: kemampuan menulis teks anekdot siswa kelas X SMA

Bina Insani tahun pelajaran 2018/2019 sebelum diterapkannya model

pembelajaran peta pikiran (mind mapping) berada pada nilai rata-rata

65,33. Kemampuan menulis teks anekdot siswa sesudah diterapkannya

model pembelajaran peta pikiran (mind mapping) berada pada nilai rata-

rata 80,74. Sehingga nilai rata-rata posttest lebih tinggi dibanding nilai

rata-rata pretest yaitu 80,74 > 65,33.

Page 81: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE PETA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46625/1/NURUL HIKMAH...pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe peta pikiran

67

Pengujian hipotesis menunjukkan bahwa, setelah melakukan uji t (t-

test) menggunakan SPSS versi 20, diketahui nilai sig. (2-tailed) hasil

pretest dan posttest sebesar 0,000 lebih kecil dibandingkan nilai taraf

signifikansi sebesar 0,05, sehingga hipotesis nol (H0) ditolak dan hipotesis

alternatif (H1) diterima. Artinya, terdapat pengaruh model pembelajaran

kooperatif tipe peta pikiran (mind mapping) terhadap kemampuan menulis

teks anekdot pada siswa kelas X SMA Bina Insani, Tangerang, tahun

pelajaran 2018/2019. Hal ini menunjukkan penggunaan model

pembelajaran peta pikiran (mind mapping) dalam meningkatkan

kemampuan menulis teks anekdot memiliki dampak yang positif yaitu

berupa perubahan yang signifikan. Terlihat pada peningkatan nilai rata-

rata siswa sebelum (pretest) dan sesudah (posttest) model peta pikiran

(mind mapping) diterapkan yaitu dari 65,33 menjadi 80,74.

Peneliti mengamati suasana kelas saat pelaksanaan penelitian. Suasana

kelas pada saat pembelajaran ketika diberikan perlakuan berupa

demontrasi teks anekdot menggunakan peta pikiran (mind mapping)

terlihat cukup tenang dan kondusif. Siswa fokus memperhatikan dan

menyimak contoh teks anekdot yang didemonstrasikan. Bahkan, beberapa

dari mereka langsung mendapat ide dan bertanya mengenai ide yang akan

mereka tulis. Terlihat sebagian besar dari mereka lebih percaya diri dalam

menuangkan idenya menjadi sebuah tulisan. Hasilnya pun terlihat dari

nilai rata-rata yang lebih tinggi dibanding sebelum perlakuan

menggunakan model peta pikiran (mind mapping).

Selain menilai kemampuan menulis teks anekdot siswa. Peneliti juga

ingin mengetahui bagaimanakah respon siswa dalam pembelajaran

menulis teks anekdot dengan menggunakan model pembelajaran peta

pikiran (mind mapping) yang telah dilaksanakan. Oleh karena itu, peneliti

memberikan angket respon kepada masing-masing siswa.

Page 82: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE PETA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46625/1/NURUL HIKMAH...pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe peta pikiran

68

Tabel 4.12

Data Hasil Angket Respon Siswa dalam Pembelajaran Menulis

Teks Anekdot dengan Menggunakan Model Peta Pikiran

No Respon Siswa

Hasil

Ya Tidak

% %

1. Saya senang menulis teks anekdot

dengan menggunakan model

pembelajaran peta pikiran (mind

mapping).

27 100 - -

2. Saya bisa membuat teks anekdot yang

baik dengan menggunakan model

pembelajaran peta pikiran (mind

mapping).

27 100 - -

3. Model pembelajaran peta pikiran

(mind mapping) dapat membuat saya

tidak merasa kesulitan untuk menulis

teks anekdot.

22 81,5 5 18,5

4. Model pembelajaran peta pikiran

(mind mapping) membantu saya lebih

mudah dalam menemukan topik teks

anekdot yang akan saya tulis.

25 92,6 2 7,4

5. Penggunaan model pembelajaran peta

pikiran (mind mapping) dalam

pembelajaran menulis teks anekdot

membuat suasana kelas menjadi lebih

menyenangkan dan tidak

membosankan.

27 100 - -

Page 83: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE PETA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46625/1/NURUL HIKMAH...pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe peta pikiran

69

Berdasarkan hasil data analisis respon siswa di atas, dapat dikatakan

positif terhadap pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran

peta pikiran (mind mapping), karena persentase jawaban siswa pada

setiap aspek berada ≥ 90% sehingga pembelajaran dengan menggunakan

model pembelajaran peta pikiran (mind mapping) dapat dikategorikan

membantu siswa untuk melatih kemampuan menulis teks anekdot. Model

pembelajaran peta pikiran (mind mapping) membuat siswa mampu

menulis teks anekdot dengan baik.

Model pembelajaran peta pikiran (mind mapping) meskipun telah

membantu siswa untuk lebih bersemangat dan mampu dalam menulis

teks anekdot, siswa tetap masih membutuhkan seorang guru pada saat

pembelajaran berlangsung. Peran guru sangatlah penting dalam proses

pembelajaran. Selain dapat memberikan arahan dan membimbing siswa,

guru juga bisa membantu siswa untuk memecahkan permasalahan atau

hal-hal yang kiranya sulit diselesaikan siswa.

Page 84: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE PETA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46625/1/NURUL HIKMAH...pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe peta pikiran

70

BAB V

PENUTUP

Berdasarkan kajian teoretis dari hasil penelitian mengenai kemampuan

menulis teks anekdot dengan model pembelajaran kooperatif tipe peta

pikiran (mind mapping), maka peneliti dapat mengemukakan kesimpulan

dan saran.

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa model

pembelajaran peta pikiran pada teks anekdot memiliki pengaruh terhadap

kemampuan menulis siswa kelas X SMA Bina Insani, Tangerang, tahun

pelajaran 2018/2019. Buktinya adalah melalui pengolahan, diketahui

bahwa hasil posttest kemampuan menulis siswa lebih baik dibandingkan

nilai pretest. Hasil menunjukkan rata-rata pretest siswa sebesar 65,33.

Setelah diberikan perlakuan dengan model peta pikiran nilai rata-rata

posttest mengalami kenaikan menjadi 80,74. Berdasarkan uji t antara data

pretest dan posttest, dapat dilihat bahwa nilai probabilitas pada

signifikansi (2-tailed) sebesar 0,000 lebih kecil dibandingkan nilai taraf

signifikansi sebesar 0,05, sehingga nilai hipotesis alternatif (H1) diterima

dan hipotesis nol (H0) ditolak. Maka kesimpulannya adalah “terdapat

pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe peta pikiran (mind

mapping) terhadap kemampuan menulis teks anekdot pada siswa kelas X

SMA Bina Insani, Tangerang, tahun pelajaran 2018/2019”.

Page 85: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE PETA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46625/1/NURUL HIKMAH...pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe peta pikiran

71

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang menunjukkan adanya pengaruh

model pembelajaran kooperatif tipe peta pikiran (mind mapping)

terhadap kemampuan menulis teks anekdot siswa, kelas X SMA Bina

Insani, Tangerang, tahun pelajaran 2018/2019 dapat dikemukakan saran

yaitu, sebaiknya guru bahasa dan sastra Indonesia dalam pembelajaran

menulis khususnya teks anekdot, menggunakan model pembelajaran

kooperatif tipe peta pikiran (mind mapping) karena terbukti dapat

berpengaruh, serta dapat meningkatkan hasil pembelajaran menulis teks

anekdot siswa kelas X SMA Bina Insani, Tangerang, tahun pelajaran

2018/2019.

Page 86: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE PETA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46625/1/NURUL HIKMAH...pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe peta pikiran

DAFTAR PUSTAKA

Abo, La. Model Pembelajaran Menulis yang Efektif (Strategi Baru Membentuk

Peserta Didik Menjadi Penulis). Bandung: Mujahid Press, 2016.

Agus, Andi. Peningkatan Kompetensi Menulis Teks Anekdot dengan Model

Pembelajaran Problem Based Learning pada Peserta Didik Kelas X II SMA

Negeri 1 Bontomatene Kabupaten Kepulauan Selayar. Universitas Al

Asyariah Mandar: Jurnal Pepatuzdu Volume 9 No 1, 2015.

Ahmad. Keefektifan Model Mind Mapping terhadap Kemampuan Menulis Teks

Anekdot Peserta Didik Kelas X SMK Negeri 2 Pinrang. Skripsi. Universitas

Negeri Makassar. 2017.

Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:

Rineka Cipta, 2006.

Buzan, Tony. Buku Pintar Mind Map (Terjemahan Susi Purwoko). Jakarta: PT

Gramedia, 2006.

. The Ultimate Book of Mind Maps. London: Thorons, 2005.

Cahyani, Isah dan Hodijah. Kemampuan Berbahasa Indonesia di Sekolah Dasar.

Bandung: UPI Press, 2007.

Daryanto dan Syaiful Karim. Pembelajaran Abad 21. Yogyakarta: Gava Media,

2017.

DePoerter, Bobbi dan Mike Hernacki. Quantum Learning Membiasakan Belajar

Nyaman dan Menyenangkan. Bandung: Kaifa Bandung, 2003.

DePoerter, Bobbi. dkk. Quantum Teaching, (Mempraktikkan Quantum Learning

di Ruang-ruang Kelas). Bandung: Mizan Media Utama, 2004.

Green, Scott. The Blokhead Series Mind Mapping Step by Step Beginners Guide

in Creating Mind Maps. America: Booktango, 2015.

H. Dalman, Keterampilan Menulis. Jakarta: Rajawali Pers, 2016.

Hernawan, Asep Herry. dkk. Belajar dan Pembelajaran Sekolah Dasar. Bandung:

UPI Press, 2007.

H.P, Achmad dan Alek. Bahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi Substansi

Kajian dan Penerapannya. Jakarta: Erlangga, 2016.

Huda, Miftahul. Model-model Pengajaran dan Pembelajaran. Yogyakarta:

Pustaka Pelajar, 2013.

Hyerle, David N dan Larry Alper. Peta Pemikiran (Penelitian Berbasis Sekolah,

Hasil, dan Model untuk Prestasi dengan Menggunakan Peralatan Visual)

Edisi Kedua. Jakarta: Indeks, 2012.

Page 87: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE PETA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46625/1/NURUL HIKMAH...pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe peta pikiran

Iru, La dan La Ode Safiun Arihi. Analisis Penerapan Pendekatan, Metode,

Strategi, dan Model-model Pembelajaran. Bantul: Multi Presindo, 2012.

Junaidi. Modul Pegembangan Evaluasi Pembelajaran PAI. Direktorat PAI

Direktorat Jendral Pendidikan Islam, Kementerian Agama RI, 2011.

Kemendikbud. Bahasa Indonesia Ekspresi Diri dan Akademik/Kemendikbud Edisi

Revisi. Jakarta: Kemendikbud, 2014.

Killen, Roy. Effective Teaching Strategies (Lessons from Research and Practice).

Australia: National Library of Australia Cataloguing in Publication Data,

2009.

Lefudin. Belajar dan Pembelajaran Dilengkapi dengan Model Pembelajaran,

Strategi Pembelajaran, Pendekatan Pembelajaran dan Metode

Pembelajaran. Yogyakarta: Deepublish, 2017.

Luxemburg, Jan Van. dkk. Tentang Sastra. Jakarta: Intermasa. 1989.

Mudjiono. Dimyati. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta, 2013.

Mulyadi, Yadi. dkk. Intisari Tata Bahasa Indonesia untuk SMP dan SMA.

Bandung: Yrama Widya, 2016.

Noor, Juliansyah. Metodologi Penelitian Skripsi, Tesis, Disertasi, dan Karya

Ilmiah. Jakarta: Kencana Pranada Media Group, 2011.

Olivia, Femi. 5-7 Menit Asyik Mind Mapping Pelajaran Sekolah. Jakarta: Pt Elex

Media Komputindo, 2014.

Pribadi, Benny A. Model Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta: PT Dian Rakyat,

2009.

Riadi, Edi. Statistika Penelitian (Analisis Manual dan IBM SPSS). Yogyakarta:

CV Andi, 2016.

Riyanto, H. Yatim. Paradigma Baru Pembelajaran sebagai Referensi bagi

Pendidik dalam Implementasi Pembelajaran yang Efektif dan Berkualitas.

Jakarta: Pranadamedia Group, 2009.

Rusman. Belajar dan Pembelajaran: Berorientasi Standar Proses Pendidikan.

Jakarta: Prenadamedia Group, 2017.

Sari, Ni Putu Vina Novita. dkk. Analisis Struktur dan Kaidah Kebahasaan Teks

Anekdot dalam Buku Mati Ketawa Cara daripada Soeharto sebagai

Alternatif Pemilihan Bahan Ajar Bahasa Indonesia di SMA. Universitas

Pendidikan Ganesha: e-Joernal Jurusan PBSI Volume 7 No 2, 2017.

Silberman, Mel. Pembelajaran Aktif 101 Strategi untuk Mengajar Secara Aktif.

Jakarta: Indeks, 2013.

Siregar, Shaleha. Meningkatkan Keterampilan Siswa dalam Menulis Karangan

Narasi Menggunakan Model Mind Mapping pada Mata Pelajaran Bahasa

Page 88: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE PETA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46625/1/NURUL HIKMAH...pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe peta pikiran

Indonesia di Kelas V SD Negeri 107828 Aras Panjang Tahun Ajaran

2015/2016. Thesis. Universitas Negeri Medan. 2017.

Subana. dkk. Statistika Pendidikan. Bandung: Pustaka Setia, 2015.

Sukardi. Metodologi Penelitian Pendidikan: Kompetensi dan Praktiknya. Jakarta:

Bumi Aksara, 2010.

Susanto, Ahmad. Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar. Jakarta,

Prenadamedia Group, 2013.

. Pengembangan Pembelajaran IPS di Sekolah Dasar. Jakarta:

Prenada Media, 2014.

Taniredja, Tukiran. dkk. Model-model Pembelajaran Inovatif dan Efektif.

Bandung: Alfabetis, 2013.

Taufik, Sultan. Pembelajaran Menulis Teks Anekdot dengan Menggunakan

Metode Mind Mapping di Kelas X SMK Pasundan 3 Bandung. Skripsi.

Universitas Pasundan. Bandung. 2017.

Tim Bahasa Indonesia. Pendalaman Bahasa Indonesia 1A Kelas X SMA Semester

I. Jakarta: Yudhistira, 2017.

Tim Guru Eduka. Mega Book Pelajaran SMA/MA IPA Kelas X, XI dan XII.

Jakarta: Cmedia, 2015.

Trianto. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif: Konsep, Landasan,

dan Implementasinya pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).

Jakarta: Prenadamedia Group, 2009.

Warsono dan Hariyanto. Pembelajaran Aktif Teori dan Asesmen. Bandung: PT

Remaja Rosdakarya, 2016.

Wena, Made. Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer Suatu Tinjauan

Konseptual Operasional. Jakarta: Bumi Aksara, 2011.

Wicaksono, Andri. Menulis Kreatif Sastra dan Beberapa Model

Pembelajarannya. Jakarta: Garudhawaca, 2014.

Yusuf, A. Muri. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan Penelitian

Gabungan. Jakarta: Prenadamedia, 2014.

Page 89: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE PETA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46625/1/NURUL HIKMAH...pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe peta pikiran

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Nama Sekolah : SMA Bina Insani

Mata pelajaran : Bahasa Indonesia

Kelas/Semester : X/I

Materi : Struktur dan Kebahasaan Teks Anekdot

Alokasi Waktu : 2 x 40 menit (pertemuan ke-1)

A. Kompetensi Inti

KI-3

Pengetahuan

Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual,

konseptual, prosedural, berdasarkan rasa ingin tahunya tentang

ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan

wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban

terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan

pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai

dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.

KI-4

Keterampilan

Mengolah, menalar, menyaji, dalam ranah konkret dan ranah

abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di

sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metode sesuai

kaidah keilmuan.

B. Kompetensi Dasar (KD) dan Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK)

Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian Kompetensi

3.6. Menganalisis struktur dan

kebahasaan teks anekdot.

3.6.1. Mengidentifikasi struktur (bagian-

bagian teks anekdot) dan kebahasaan.

4.6. Menciptakan kembali teks

anekdot dengan

memerhatikan struktur, dan

kebahasaan.

4.6.1. Menyusun kembali teks anekdot dengan

memerhatikan struktur dan kebahasaan.

4.6.2. Mempresentasikan, menanggapi, dan

merevisi teks anekdot yang telah

disusun.

Page 90: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE PETA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46625/1/NURUL HIKMAH...pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe peta pikiran

C. Tujuan Pembelajaran

Selama dan setelah mengikuti proses pembelajaran ini peserta didik

diharapkan dapat:

1. Siswa mampu mengetahui struktur (bagian-bagian) teks anekdot dan

kebahasaan.

2. Siswa mampu menyusun teks anekdot dengan memerhatikan struktur

dan kebahasaan.

3. Siswa mampu menciptakan teks anekdot.

D. Materi Pembelajaran

1. Pengertian teks anekdot.

2. Struktur teks anekdot.

3. Kebahasaan teks anekdot.

E. Pendekatan, Metode dan Model

1. Pendekatan : Saintific Learning.

2. Model : Konvensional

3. Metode : Ceramah, Tanya Jawab, dan Penugasan.

F. Media Alat dan Bahan

1. Papan tulis dan spidol.

2. Kertas HVS.

G. Sumber Belajar

1. Tim bahasa Indonesia, Pendalaman Buku Teks Bahasa Indonesia 1A

Kelas X SMA Semester I, Yudhistira, 2017.

2. Yadi Mulyadi, Buku Teks Pendamping Bahasa Indonesia untuk SMA-

MA SMK/MAK Kelas X, Kurikulum 2013 Edisi Revisi, Bandung, Yrama

Widya, 2016.

Page 91: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE PETA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46625/1/NURUL HIKMAH...pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe peta pikiran

H. Kegiatan Pembelajaran

Pertemuan ke-1 (2 x 40 menit)

Tahap

Pembelajaran Deskripsi Kegiatan

Alokasi

Waktu

Kegiatan

Pendahuluan

Kegiatan Rutin

Orientasi

1. Pendidik melakukan pembukaan dengan salam

dan sapa dilanjutkan berdoa untuk memulai

pelajaran.

2. Pendidik memeriksa kehadiran peserta didik.

Motivasi

3. Pendidik memotivasi peserta didik untuk

mempersiapkan fisik dan psikis dalam

mengawali pembelajaran.

Apersepsi

4. Pendidik menyampaikan tujuan serta manfaat

pembelajaran yang akan dilakukan.

5. Pendidik mengingatkan kembali materi

pertemuan sebelumnya dengan bertanya.

10 menit

Kegiatan

Inti

Fase 1: Mengamati

6. Pendidik menjelaskan pengertian teks anekdot.

7. Pendidik menjelaskan struktur yang ada dalam

teks anekdot dan kebahasaannya.

8. Peserta didik diminta mencermati struktur dan

kebahasaan teks anekdot. (LITERASI)

Fase 2: Menanya

9. Pendidik memberi kesempatan peserta didik

untuk mengajukan pertanyaan terkait materi

teks anekdot yang telah dijelaskan.

10. Peserta didik menjawab pertanyaan peserta

didik lain dengan dipilih secara acak.

60 menit

Page 92: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE PETA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46625/1/NURUL HIKMAH...pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe peta pikiran

11. Pendidik memberi penguatan.

12. Peserta didik diminta bertanya tentang materi

yang telah disampaikan.

13. Pendidik menjawab pertanyaan peserta didik.

14. Pendidik mengajukan pertanyaan secara

mendalam mengenai materi yang telah

disampaikan. (HOTS)

15. Peserta didik diminta berpikir secara kritis

untuk menjawab pertanyaan.

Fase 3: Mengeksplorasi/Mengeksperimen

16. Pendidik memberikan contoh teks anekdot.

17. Peserta didik diminta memperhatikan untuk

kemudian membuat teks anekdot dengan

memperhatikan struktur dan kebahasaan yang

telah dijelaskan sebelumnya.

Fase 4 : Mengasosiasi

18. Peserta didik berdiskusi cara membuat teks

anekdot.

19. Peserta didik menginterpretasikan hasil diskusi

ke dalam teks anekdot yang hendak dibuat

dalam lembar tugasnya masing-masing.

Fase 5 : Mengomunikasikan

20. Peserta didik menyampaikan hasil pemahaman

tentang struktur dan kebahasaan teks anekdot

Kegiatan

Penutup

21. Pendidik dan peserta didik mereview dan

menyimpulkan pembelajaran yang telah

dilakukan.

22. Pendidik memberikan informasi tentang materi

yang akan dipelajari pada pertemuan

selanjutnya.

23. Do’a.

10 menit

Page 93: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE PETA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46625/1/NURUL HIKMAH...pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe peta pikiran

I. Penilaian

a. Penilaian Proses

Nama Siswa

Aspek Prilaku yang

Dinilai Jumlah

Skor

Skor

Sikap

Kode

Nilai

BS JJ TJ DS

1 75 75 50 75 275 68,75 C

2 - - - - - - -

Keterangan:

BS : Bekerja Sama

JJ : Jujur

TJ : Tanggung Jawab

DS : Disiplin

Catatan:

1. Aspek perilaku dinilai dengan kriteria

100 : Sangat Baik

75 : Baik

50 : Cukup

25 : Kurang

2. Skor maksimal = jumlah sikap yang dinilai dikalikan jumlah kriteria

= 100 x 4 = 400

3. Skor sikap = jumlah skor dibagi jumlah sikap yang dinilai = 275 : 4

= 68,75

4. Kode nilai/predikat:

75,01-100,00 = Sangat Baik (SB)

50,01-75,00 = Baik (B)

25,01-50,00 = Cukup (C)

00,00-25,00 = Kurang (K)

5. Format di atas dapat diubah sesuai dengan aspek perilaku yang ingin

dinilai.

Page 94: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE PETA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46625/1/NURUL HIKMAH...pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe peta pikiran

b. Penilaian Kemampuan Menulis

Teknik dan Bentuk Instrumen

No Indikator Teknik Bentuk Instrumen

Penilaian

1. Membuat teks anekdot

Tes Tertulis Terlampir

2. Menulis teks anekdot

Instrumen Penilaian Kemampuan Menulis Teks Anekdot

No Aspek yang Dinilai Tingkat Capaian Kinerja

1 2 3 4 5

1 Tema

2 Kelengkapan isi

3 Kesesuaian isi

4 Ketepatan susunan kalimat

5 Ketepatan penggunaan ejaan

Jumlah Skor Maksimal 25

Kisi-kisi Instrumen Penilaian Kemampuan Menulis Teks Anekdot

No Aspek yang

dinilai

Skor Kriteria

1. Tema 5 Sangat Baik : Tema/topik yang dipilih menarik

karena menceritakan tentang kejadian terkini

yang sedang kontroversial.

4 Baik : Tema/topik yang dipilih sederhana

karena hanya menceritakan persoalan disekitar

siswa.

3 Cukup : Tema/topik yang dipilih sederhana

karena hanya menceritakan persoalan biasa

yang dapat ditebak jalan ceritanya.

Page 95: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE PETA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46625/1/NURUL HIKMAH...pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe peta pikiran

2 Kurang : Tema/topik yang dipilih rancu

sehingga kurang dipahami.

1 Sangat Kurang : Tema/topik yang dipilih tidak

jelas maksudnya.

2. Kelengkapan

isi

5 Sangat Baik : Semua bagian tulisan ditulis

lengkap sesuai struktur yang ada dalam teks

anekdot.

4 Baik : Terdapat satu struktur teks anekdot yang

tidak digunakan dalam tulisan.

3 Cukup : Terdapat dua struktur teks anekdot

yang tidak digunakan dalam tulisan.

2 Kurang : Terdapat tiga struktur teks anekdot

yang tidak digunakan dalam tulisan.

1 Sangat Kurang : Terdapat empat teks struktur

anekdot yang tidak digunakan dalam tulisan.

3. Kesesuaian

isi

5 Sangat Baik : Gagasan dikemukakan sesuai

dengan tema, logis, dan teratur.

4 Baik : Gagasan dikemukakan sesuai dengan

tema, logis, tapi kurang teratur.

3 Cukup : Gagasan dikemukakan sesuai dengan

tema, logis, tetapi tidak teratur.

2 Kurang : Gagasan dikemukakan sesuai dengan

tema, tidak logis, dan tidak teratur.

1 Sangat Kurang : Gagasan dikemukakan tidak

sesuai dengan tema, tidak logis, dan tidak

teratur.

4. Ketepatan

susunan

kalimat

5 Sangat Baik : Hubungan kalimat satu dengan

kalimat yang lain bersangkutan dan berurutan

dengan tepat.

Page 96: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE PETA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46625/1/NURUL HIKMAH...pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe peta pikiran

4 Baik : Hubungan kalimat satu dengan kalimat

yang lain bersangkutan dan berurutan dengan

cukup tepat.

3 Cukup : Ada konjungsi antar kalimat yang

kurang tepat.

2 Kurang : Ada kalimat yang tidak beraturan.

1 Sangat Kurang : Kalimat satu dengan yang lain

tidak bertautan dan berurutan.

5. Ketepatan

penggunaan

ejaan

5 Sangat Baik : Semua bagian tulisan ditulis

dengan Ejaan yang disempurnakan.

4 Baik : Seperempat bagian tulisan ditulis dengan

Ejaan yang disempurnakan.

3 Cukup : Setengah bagian tulisan ditulis dengan

Ejaan yang disempurnakan.

2 Kurang : Sepertiga bagian tulisan ditulis

dengan Ejaan yang disempurnakan.

1 Sangat Kurang : Semua bagian tulisan tidak

ditulis dengan Ejaan yang disempurnakan.

Tangerang, 03 September 2018

Guru Mata Pelajaran Peneliti

M. Syarifudin US, S.Pd. Nurul Hikmah

Page 97: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE PETA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46625/1/NURUL HIKMAH...pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe peta pikiran

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Nama Sekolah : SMA Bina Insani

Mata pelajaran : Bahasa Indonesia

Kelas/Semester : X/I

Materi : Struktur dan Kebahasaan Teks Anekdot

Alokasi Waktu : 2 x 40 menit (pertemuan ke-2)

A. Kompetensi Inti

KI-3

Pengetahuan

Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual,

konseptual, prosedural, berdasarkan rasa ingin tahunya tentang

ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora

dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan

peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta

menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang

spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan

masalah.

KI-4

Keterampilan

Mengolah, menalar, menyaji, dalam ranah konkret dan ranah

abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di

sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metode

sesuai kaidah keilmuan.

B. Kompetensi Dasar (KD) dan Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK)

Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian Kompetensi

3.6. Menganalisis struktur dan

kebahasaan teks anekdot.

3.6.1. Mengidentifikasi struktur (bagian-bagian

teks anekdot) dan kebahasaan.

4.6. Menciptakan kembali teks

anekdot dengan

memerhatikan struktur,

dan kebahasaan.

4.6.1. Menyusun kembali teks anekdot dengan

memerhatikan struktur dan kebahasaan.

4.6.2. Mempresentasikan, menanggapi, dan

merevisi teks anekdot yang telah disusun.

Page 98: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE PETA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46625/1/NURUL HIKMAH...pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe peta pikiran

C. Tujuan Pembelajaran

Selama dan setelah mengikuti proses pembelajaran ini peserta didik

diharapkan dapat:

1. Siswa mampu mengetahui struktur (bagian-bagian) teks anekdot dan

kebahasaan.

2. Siswa mampu menyusun teks anekdot dengan memerhatikan struktur

dan kebahasaan.

3. Siswa mampu menciptakan teks anekdot.

D. Materi Pembelajaran

1. Pengertian teks anekdot.

2. Struktur teks anekdot.

3. Kebahasaan teks anekdot.

E. Pendekatan, Metode dan sModel

1. Pendekatan : Cooperatif Learning.

2. Model : Mind Mapping.

3. Metode : Peta Pikiran.

F. Media Alat dan Bahan

1. Papan tulis dan spidol.

2. Kertas HVS dan pensil warna/spidol warna.

G. Sumber Belajar

1. Tim bahasa Indonesia, Pendalaman Buku Teks Bahasa Indonesia 1A

Kelas X SMA Semester I, Yudhistira, 2017.

2. Yadi Mulyadi, Buku Teks Pendamping Bahasa Indonesia untuk SMA-

MA SMK/MAK Kelas X, Kurikulum 2013 Edisi Revisi, Bandung,

Yrama Widya, 2016.

Page 99: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE PETA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46625/1/NURUL HIKMAH...pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe peta pikiran

H. Kegiatan Pembelajaran

Pertemuan ke-2 (2 x 40 menit)

Tahap

Pembelajaran Deskripsi Kegiatan

Alokasi

Waktu

Kegiatan

Pendahuluan

Kegiatan Rutin

Orientasi

1. Pendidik melakukan pembukaan dengan salam

dan sapa dilanjutkan berdoa untuk memulai

pelajaran.

2. Pendidik memeriksa kehadiran peserta didik.

Motivasi

3. Pendidik memotivasi peserta didik untuk

mempersiapkan fisik dan psikis dalam

mengawali pembelajaran.

Apersepsi

4. Pendidik menyampaikan tujuan serta manfaat

pembelajaran yang akan dilakukan.

5. Pendidik mengingatkan kembali materi

pertemuan sebelumnya dengan bertanya.

10

menit

Kegiatan

Inti

Fase 1: Mengamati

6. Pendidik mengulas kembali materi teks anekdot

yang telah dijelaskan sebelumnya.

7. Pendidik mendemonstrasikan contoh teks

anekdot menggunakan model peta pikiran.

8. Peserta didik diminta memperhatikan pembuatan

teks anekdot menggunakan peta pikiran, untuk

kemudian diminta membuat teks anekdot

dengan memperhatikan struktur dan kebahasaan

yang telah dijelaskan sebelumnya menggunakan

model peta pikiran.

60

menit

Page 100: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE PETA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46625/1/NURUL HIKMAH...pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe peta pikiran

Fase 2: Menanya

9. Pendidik memberi kesempatan peserta didik

untuk mengajukan pertanyaan terkait materi

yang diajarkan.

10. Pendidik menjawab pertanyaan peserta didik.

Fase 3: Mengeksplorasi/Mengeksperimen

11. Peserta didik diminta membuat teks anekdot

menggunakan peta pikiran.

12. Pendidik membimbing peserta didik dalam

pembuatan teks anekdot menggunakan peta

pikiran.

Fase 4 : Mengasosiasi

13. Peserta didik dan pendidik berdiskusi tentang

kesulitan yang dihadapi siswa, kemudian

pendidik meluruskan kekeliruan yang dilakukan

peserta didik.

14. Peserta didik menginterpretasikan hasil diskusi

ke dalam teks anekdot yang hendak dibuat

dalam lembar tugasnya masing-masing.

Fase 5 : Mengomunikasikan

15. Peserta didik menyampaikan hasil pemahaman

tentang struktur dan kebahasaan teks anekdot

Kegiatan

Penutup

16. Pendidik dan peserta didik mereview dan

menyimpulkan pembelajaran yang telah

dilakukan.

17. Do’a.

10

menit

Page 101: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE PETA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46625/1/NURUL HIKMAH...pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe peta pikiran

I. Penilaian

a. Penilaian Proses

Nama Siswa

Aspek Prilaku yang

Dinilai Jumlah

Skor

Skor

Sikap

Kode

Nilai

BS JJ TJ DS

1 75 75 50 75 275 68,75 C

2 - - - - - - -

Keterangan:

BS : Bekerja Sama

JJ : Jujur

TJ : Tanggung Jawab

DS : Disiplin

Catatan:

1. Aspek perilaku dinilai dengan kriteria

100 : Sangat Baik

75 : Baik

50 : Cukup

25 : Kurang

2. Skor maksimal = jumlah sikap yang dinilai dikalikan jumlah

kriteria

= 100 x 4 = 400

3. Skor sikap = jumlah skor dibagi jumlah sikap yang dinilai = 275 : 4

= 68,75

4. Kode nilai/predikat:

75,01-100,00 = Sangat Baik (SB)

50,01-75,00 = Baik (B)

25,01-50,00 = Cukup (C)

00,00-25,00 = Kurang (K)

5. Format di atas dapat diubah sesuai dengan aspek perilaku yang

ingin dinilai.

Page 102: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE PETA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46625/1/NURUL HIKMAH...pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe peta pikiran

b. Penilaian Kemampuan Menulis

Teknik dan Bentuk Instrumen

No Indikator Teknik Bentuk Instrumen

Penilaian

1. Membuat teks anekdot

menggunakan model peta

pikiran/mind mapping

Tes

Tertulis

Terlampir

2. Menulis teks anekdot

menggunakan model peta

pikiran/mind mapping

Instrumen Penilaian Kemampuan Menulis Teks Anekdot

No Aspek yang Dinilai Tingkat Capaian Kinerja

1 2 3 4 5

1 Tema

2 Kelengkapan isi

3 Kesesuaian isi

4 Ketepatan susunan kalimat

5 Ketepatan penggunaan ejaan

Jumlah Skor Maksimal 25

Kisi-kisi Instrumen Penilaian Kemampuan Menulis Teks Anekdot

No Aspek yang

dinilai

Skor Kriteria

1. Tema 5 Sangat Baik : Tema/topik yang dipilih

menarik karena menceritakan tentang

kejadian terkini yang sedang kontroversial.

4 Baik : Tema/topik yang dipilih sederhana

karena hanya menceritakan persoalan biasa

yang dapat ditebak jalan ceritanya.

Page 103: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE PETA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46625/1/NURUL HIKMAH...pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe peta pikiran

3 Cukup : Tema/topik yang dipilih ruang

lingkupnya sempit dan terbatas karena

tidak banyak yang mengetahui maksudnya.

2 Kurang : Tema/topik yang dipilih rancu

sehingga kurang dipahami.

1 Sangat Kurang : Tema/topik yang dipilih

tidak jelas maksudnya.

2. Kelengkapan

isi

5 Sangat Baik : Semua bagian tulisan ditulis

lengkap sesuai struktur yang ada dalam

teks anekdot.

4 Baik : Terdapat satu struktur teks anekdot

yang tidak digunakan dalam tulisan.

3 Cukup : Terdapat dua struktur teks anekdot

yang tidak digunakan dalam tulisan.

2 Kurang : Terdapat tiga struktur teks

anekdot yang tidak digunakan dalam

tulisan.

1 Sangat Kurang : Terdapat empat struktur

teks anekdot yang tidak digunakan dalam

tulisan.

3. Kesesuaian

isi

5 Sangat Baik : Gagasan dikemukakan

sesuai dengan tema, logis, dan teratur.

4 Baik : Gagasan dikemukakan sesuai

dengan tema, logis, tapi kurang teratur.

3 Cukup : Gagasan dikemukakan sesuai

dengan tema, logis, tetapi tidak teratur.

2 Kurang : Gagasan dikemukakan sesuai

dengan tema, tidak logis, dan tidak teratur.

Page 104: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE PETA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46625/1/NURUL HIKMAH...pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe peta pikiran

1 Sangat Kurang : Gagasan dikemukakan

tidak sesuai dengan tema, tidak logis, dan

tidak teratur.

4. Ketepatan

susunan

kalimat

5 Sangat Baik : Hubungan kalimat satu

dengan kalimat yang lain bersangkutan dan

berurutan dengan tepat.

4 Baik : Hubungan kalimat satu dengan

kalimat yang lain bersangkutan dan

berurutan dengan cukup tepat.

3 Cukup : Ada konjungsi antar kalimat yang

kurang tepat.

2 Kurang : Ada kalimat yang tidak

beraturan.

1 Sangat Kurang : Kalimat satu dengan yang

lain tidak bertautan dan berurutan.

5. Ketepatan

penggunaan

ejaan

5 Sangat Baik : Semua bagian tulisan ditulis

dengan Ejaan yang disempurnakan.

4 Baik : Seperempat bagian tulisan ditulis

dengan Ejaan yang disempurnakan.

3 Cukup : Setengah bagian tulisan ditulis

dengan Ejaan yang disempurnakan.

2 Kurang : Sepertiga bagian tulisan ditulis

dengan Ejaan yang disempurnakan.

1 Sangat Kurang : Semua bagian tulisan

tidak ditulis dengan Ejaan yang

disempurnakan.

Page 105: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE PETA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46625/1/NURUL HIKMAH...pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe peta pikiran

Tangerang, 03 September 2018

Guru Mata Pelajaran Peneliti

M. Syarifudin US, S.Pd. Nurul Hikmah

Page 106: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE PETA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46625/1/NURUL HIKMAH...pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe peta pikiran
Page 107: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE PETA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46625/1/NURUL HIKMAH...pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe peta pikiran
Page 108: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE PETA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46625/1/NURUL HIKMAH...pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe peta pikiran
Page 109: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE PETA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46625/1/NURUL HIKMAH...pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe peta pikiran
Page 110: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE PETA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46625/1/NURUL HIKMAH...pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe peta pikiran
Page 111: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE PETA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46625/1/NURUL HIKMAH...pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe peta pikiran
Page 112: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE PETA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46625/1/NURUL HIKMAH...pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe peta pikiran
Page 113: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE PETA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46625/1/NURUL HIKMAH...pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe peta pikiran
Page 114: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE PETA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46625/1/NURUL HIKMAH...pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe peta pikiran
Page 115: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE PETA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46625/1/NURUL HIKMAH...pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe peta pikiran
Page 116: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE PETA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46625/1/NURUL HIKMAH...pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe peta pikiran
Page 117: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE PETA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46625/1/NURUL HIKMAH...pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe peta pikiran
Page 118: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE PETA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46625/1/NURUL HIKMAH...pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe peta pikiran
Page 119: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE PETA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46625/1/NURUL HIKMAH...pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe peta pikiran
Page 120: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE PETA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46625/1/NURUL HIKMAH...pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe peta pikiran
Page 121: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE PETA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46625/1/NURUL HIKMAH...pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe peta pikiran
Page 122: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE PETA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46625/1/NURUL HIKMAH...pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe peta pikiran
Page 123: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE PETA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46625/1/NURUL HIKMAH...pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe peta pikiran

Lampiran

A. Deskripsi Penilaian Pretest Kemampuan Menulis Teks Anekdot Siswa

Teks Anekdot 1 (terlampir) : Ezer Martino

1. Tema : tema/topik yang dipilih kurang menarik untuk dibaca.

2. Kelengkapan isi : kelengkapan isi kurang sesuai dengan struktur yang

ada dalam teks anekdot yakni abstraksi, orientasi, krisis, reaksi dan

koda. Isi hanya selesai pada orientasi/tahap pengenalan cerita, tidak

ada krisis/tahap pemunculan masalah hingga penyelesaian dalam

cerita.

3. Kesesuaian isi : isi cerita kurang sesuai dengan judul yang dituliskan.

Judul yang ditulis tidak menggambarkan keseluruhan isi cerita yang

ditulis.

4. Ketepatan susunan kalimat : ketepatan hubungan antara kalimat yang

satu dengan kalimat yang lain dalam cerita sudah cukup tepat karena

sudah memberikan kejelasan terhadap cerita yang ditulis.

5. Ketepatan penggunaan ejaan : ketepatan penggunaan ejaan dalam

tulisan kurang sesuai. Terdapat kesalahan penulisan seperti dalam

penggunaan huruf kapital dan pemakaian tanda baca.

=

= 44

Teks Anekdot 2 (terlampir) : Abdul Azis

1. Tema : tema/topik yang dipilih kurang menarik untuk dibaca karena

terlalu umum.

2. Kelengkapan isi : kelengkapan isi cukup sesuai dengan struktur yang

ada dalam teks anekdot yakni abstraksi, orientasi, krisis, reaksi dan

koda. Isi hanya selesai pada krisis/tahap pemunculan masalah, tidak

ada tahap penyelesaian masalah dalam cerita.

3. Kesesuaian isi : sebagian besar isi sudah cukup sesuai dengan judul

yang dituliskan.

Page 124: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE PETA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46625/1/NURUL HIKMAH...pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe peta pikiran

4. Ketepatan susunan kalimat : ketepatan hubungan antara kalimat yang

satu dengan kalimat yang lain dalam cerita sudah cukup tepat karena

sudah memberikan kejelasan terhadap cerita yang ditulis.

5. Ketepatan penggunaan ejaan : ketepatan penggunaan ejaan dalam

tulisan kurang sesuai. Terdapat kesalahan penulisan seperti dalam

penggunaan huruf kapital dan pemakaian tanda baca.

=

= 52

Teks Anekdot 3 (terlampir) : Muhammad Syamsul

1. Tema : tema/topik yang dipilih sudah cukup menarik untuk dibaca.

2. Kelengkapan isi : kelengkapan isi cukup sesuai dengan struktur yang

ada dalam teks anekdot yakni abstraksi, orientasi, krisis, reaksi dan

koda. Isi hanya selesai pada krisis/tahap pemunculan masalah, tidak

ada tahap penyelesaian masalah dalam cerita.

3. Kesesuaian isi : isi cerita kurang sesuai dengan judul yang dituliskan.

Judul tidak menggambarkan keseluruhan isi cerita yang ditulis.

4. Ketepatan susunan kalimat : ketepatan hubungan antara kalimat yang

satu dengan kalimat yang lain dalam cerita sudah tepat karena sudah

memberikan kejelasan terhadap cerita yang ditulis.

5. Ketepatan penggunaan ejaan : ketepatan penggunaan ejaan dalam

tulisan kurang sesuai. Terdapat kesalahan penulisan seperti dalam

penggunaan huruf kapital, penulisan kata, dan pemakaian tanda baca.

=

= 56

Page 125: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE PETA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46625/1/NURUL HIKMAH...pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe peta pikiran

Teks Anekdot 4 (terlampir) : Azrul Ramadhan

1. Tema : tema/topik yang dipilih sudah cukup menarik untuk dibaca.

2. Kelengkapan isi : kelengkapan isi sangat sesuai karena sudah

mencakup keseluruhan isi yang ada dalam struktur teks anekdot yakni

abstraksi, orientasi, krisis, reaksi dan koda.

3. Kesesuaian isi : sebagian besar isi cerita sudah cukup sesuai dengan

judul yang dituliskan.

4. Ketepatan susunan kalimat : ketepatan hubungan antara kalimat yang

satu dengan kalimat yang lain dalam cerita sudah tepat karena sudah

memberikan kejelasan terhadap cerita yang ditulis.

5. Ketepatan penggunaan ejaan : ketepatan penggunaan ejaan dalam

tulisan sudah sesuai.

=

= 76

Teks Anekdot 5 (terlampir) : Dela Wulandari

1. Tema : tema/topik yang dipilih sudah cukup menarik untuk dibaca.

2. Kelengkapan isi : kelengkapan isi sangat sesuai karena sudah

mencakup keseluruhan isi dalam struktur teks anekdot yakni abstraksi,

orientasi, krisis, reaksi dan koda.

3. Kesesuaian isi : sebagian besar isi cerita sudah cukup sesuai dengan

judul yang dituliskan.

4. Ketepatan susunan kalimat : ketepatan hubungan antara kalimat yang

satu dengan kalimat yang lain dalam cerita sudah sangat tepat karena

sudah memberikan kejelasan terhadap cerita yang ditulis.

5. Ketepatan penggunaan ejaan : penggunaan ejaan dalam tulisan sudah

tepat.

=

= 80

Page 126: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE PETA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46625/1/NURUL HIKMAH...pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe peta pikiran

Teks Anekdot 6 (terlampir) : Yanuar Dwi Bachtiar

1. Tema : tema/topik yang dipilih menarik untuk dibaca.

2. Kelengkapan isi : kelengkapan isi sangat sesuai karena sudah

mencakup keseluruhan isi dalam struktur teks anekdot yakni abstraksi,

orientasi, krisis, reaksi dan koda.

3. Kesesuaian isi : keseluruhan isi cerita sesuai dengan judul yang

dituliskan.

4. Ketepatan susunan kalimat : ketepatan hubungan antara kalimat yang

satu dengan kalimat yang lain dalam cerita sudah sangat tepat karena

sudah memberikan kejelasan terhadap cerita yang ditulis.

5. Ketepatan penggunaan ejaan : ketepatan penggunaan ejaan dalam

tulisan sudah cukup sesuai.

=

= 84

B. Deskripsi Penilaian Posttest Kemampuan Menulis Teks Anekdot

Siswa

Teks Anekdot 1 (terlampir) : Simeon Luifred Novaldi

1. Tema : tema/topik yang dipilih sudah cukup menarik untuk dibaca.

2. Kelengkapan isi : kelengkapan isi sudah sangat sesuai karena sudah

mencakup keseluruhan isi yang ada dalam struktur teks anekdot yakni

abstraksi, orientasi, krisis, reaksi dan koda.

3. Kesesuaian isi : sebagian besar isi cerita sudah cukup sesuai dengan

judul yang dituliskan.

4. Ketepatan susunan kalimat : ketepatan hubungan antara kalimat yang

satu dengan kalimat yang lain dalam cerita sudah tepat karena sudah

memberikan kejelasan terhadap cerita yang ditulis.

5. Ketepatan penggunaan ejaan : penggunaan ejaan dalam tulisan sudah

cukup tepat.

=

= 72

Page 127: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE PETA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46625/1/NURUL HIKMAH...pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe peta pikiran

Teks Anekdot 2 (terlampir) : Dea Maharani S.

1. Tema : tema/topik yang dipilih menarik untuk dibaca.

2. Kelengkapan isi : kelengkapan isi sangat sesuai karena sudah

mencakup keseluruhan isi dalam struktur teks anekdot yakni abstraksi,

orientasi, krisis, reaksi dan koda.

3. Kesesuaian isi : keseluruhan isi cerita sesuai dengan judul yang

dituliskan.

4. Ketepatan susunan kalimat : ketepatan hubungan antara kalimat yang

satu dengan kalimat yang lain dalam cerita sudah cukup tepat karena

sudah memberikan kejelasan terhadap cerita yang ditulis.

5. Ketepatan penggunaan ejaan : ketepatan penggunaan ejaan dalam

tulisan sudah cukup sesuai.

=

= 76

Teks Anekdot 3 (terlampir) : Dela Wulandari

1. Tema : tema/topik yang dipilih sudah cukup menarik untuk dibaca.

2. Kelengkapan isi : kelengkapan isi sangat sesuai karena sudah

mencakup keseluruhan isi yang ada dalam struktur teks anekdot yakni

abstraksi, orientasi, krisis, reaksi dan koda.

3. Kesesuaian isi : isi cerita sesuai dengan judul yang dituliskan.

4. Ketepatan susunan kalimat : ketepatan hubungan antara kalimat yang

satu dengan kalimat yang lain dalam cerita sudah sangat tepat karena

sudah memberikan kejelasan terhadap cerita yang ditulis.

5. Ketepatan penggunaan ejaan : penggunaan ejaan dalam tulisan sudah

cukup tepat.

=

= 80

Page 128: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE PETA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46625/1/NURUL HIKMAH...pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe peta pikiran

Teks Anekdot 4 (terlampir) : Ranaa Aulia

1. Tema : tema/topik yang dipilih menarik untuk dibaca.

2. Kelengkapan isi : kelengkapan isi sangat sesuai karena sudah

mencakup keseluruhan isi dalam struktur teks anekdot yakni abstraksi,

orientasi, krisis, reaksi dan koda.

3. Kesesuaian isi : isi cerita sangat sesuai dengan judul yang dituliskan

karena sudah menggambarkan keseluruhan yang ada dalam cerita.

4. Ketepatan susunan kalimat : ketepatan hubungan antara kalimat yang

satu dengan kalimat yang lain dalam cerita sudah sangat tepat karena

sudah memberikan kejelasan terhadap cerita yang ditulis.

5. Ketepatan penggunaan ejaan : ketepatan penggunaan ejaan dalam

tulisan sudah cukup sesuai.

=

= 88

Teks Anekdot 5 (terlampir) : Natasya Zeniah Adini

1. Tema : tema/topik yang dipilih sangat menarik untuk dibaca.

2. Kelengkapan isi : kelengkapan isi sangat sesuai karena sudah

mencakup keseluruhan isi dalam struktur teks anekdot yakni abstraksi,

orientasi, krisis, reaksi dan koda.

3. Kesesuaian isi : isi cerita sangat sesuai dengan judul yang dituliskan

karena sudah menggambarkan keseluruhan yang ada dalam cerita.

4. Ketepatan susunan kalimat : ketepatan hubungan antara kalimat yang

satu dengan kalimat yang lain dalam cerita sudah sangat tepat karena

sudah memberikan kejelasan terhadap cerita yang ditulis.

5. Ketepatan penggunaan ejaan : ketepatan penggunaan ejaan dalam

tulisan sudah cukup sesuai.

=

= 92

Page 129: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE PETA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46625/1/NURUL HIKMAH...pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe peta pikiran

Teks Anekdot 6 (terlampir) : Fatimah

1. Tema : tema/topik yang dipilih menarik untuk dibaca.

2. Kelengkapan isi : kelengkapan isi sangat sesuai karena sudah

mencakup keseluruhan isi dalam struktur teks anekdot yakni abstraksi,

orientasi, krisis, reaksi dan koda.

3. Kesesuaian isi : isi cerita sangat sesuai dengan judul yang dituliskan

karena sudah menggambarkan keseluruhan yang ada dalam cerita.

4. Ketepatan susunan kalimat : ketepatan hubungan antara kalimat yang

satu dengan kalimat yang lain dalam cerita sudah sangat tepat karena

sudah memberikan kejelasan terhadap cerita yang ditulis.

5. Ketepatan penggunaan ejaan : penggunaan ejaan dalam tulisan sudah

tepat.

=

= 92

Page 130: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE PETA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46625/1/NURUL HIKMAH...pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe peta pikiran

Lampiran

Awal pertemuan pembelajaran

Pelaksanaan pretest menulis teks anekdot

Lampiran

Page 131: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE PETA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46625/1/NURUL HIKMAH...pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe peta pikiran

Demonstrasi contoh teks anekdot menggunakan model pembelajaran peta

pikiran (mind mapping)

Pelaksanaan posttest menulis teks anekdot menggunakan model

pembelajaran peta pikiran (mind mapping)

Page 132: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE PETA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46625/1/NURUL HIKMAH...pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe peta pikiran

ANGKET RESPONDEN SISWA

1. Identitas Responden

Nama : Abdul Aziz

Kelas : X-A

2. Petunjuk

a. Jawablah pertanyaan dengan memberikan tanda ceklis () pada kolom

yang telah disediakan.

b. Jawaban yang kamu berikan tidak mempengaruhi nilai rapot atau nilai

pelajaran kamu di sekolah.

No Pertanyaan Ya Tidak

1 Saya senang menulis teks anekdot dengan

menggunakan model pembelajaran peta pikiran

(mind mapping).

2 Saya bisa membuat teks anekdot yang baik dengan

menggunakan model pembelajaran peta pikiran

(mind mapping).

3 Model pembelajaran peta pikiran (mind mapping)

dapat membuat saya tidak merasa kesulitan untuk

menulis teks anekdot.

4 Model pembelajaran peta pikiran (mind mapping)

membantu saya lebih mudah dalam menemukan

topik teks anekdot yang akan saya tulis.

5 Penggunaan model pembelajaran peta pikiran (mind

mapping) dalam pembelajaran menulis teks anekdot

membuat suasana kelas menjadi lebih menyenangkan

dan tidak membosankan.

Page 133: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE PETA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46625/1/NURUL HIKMAH...pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe peta pikiran

ANGKET RESPONDEN SISWA

1. Identitas Responden

Nama : Fatimah

Kelas : X-A

2. Petunjuk

a. Jawablah pertanyaan dengan memberikan tanda ceklis () pada kolom

yang telah disediakan.

b. Jawaban yang kamu berikan tidak mempengaruhi nilai rapot atau nilai

pelajaran kamu di sekolah.

No Pertanyaan Ya Tidak

1 Saya senang menulis teks anekdot dengan

menggunakan model pembelajaran peta pikiran

(mind mapping).

2 Saya bisa membuat teks anekdot yang baik dengan

menggunakan model pembelajaran peta pikiran

(mind mapping).

3 Model pembelajaran peta pikiran (mind mapping)

dapat membuat saya tidak merasa kesulitan untuk

menulis teks anekdot.

4 Model pembelajaran peta pikiran (mind mapping)

membantu saya lebih mudah dalam menemukan

topik teks anekdot yang akan saya tulis.

5 Penggunaan model pembelajaran peta pikiran (mind

mapping) dalam pembelajaran menulis teks anekdot

membuat suasana kelas menjadi lebih menyenangkan

dan tidak membosankan.

Page 134: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE PETA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46625/1/NURUL HIKMAH...pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe peta pikiran

ANGKET RESPONDEN SISWA

1. Identitas Responden

Nama : Hamidah Safitri

Kelas : X-A

2. Petunjuk

a. Jawablah pertanyaan dengan memberikan tanda ceklis () pada kolom

yang telah disediakan.

b. Jawaban yang kamu berikan tidak mempengaruhi nilai rapot atau nilai

pelajaran kamu di sekolah.

No Pertanyaan Ya Tidak

1 Saya senang menulis teks anekdot dengan

menggunakan model pembelajaran peta pikiran

(mind mapping).

2 Saya bisa membuat teks anekdot yang baik dengan

menggunakan model pembelajaran peta pikiran

(mind mapping).

3 Model pembelajaran peta pikiran (mind mapping)

dapat membuat saya tidak merasa kesulitan untuk

menulis teks anekdot.

4 Model pembelajaran peta pikiran (mind mapping)

membantu saya lebih mudah dalam menemukan

topik teks anekdot yang akan saya tulis.

5 Penggunaan model pembelajaran peta pikiran (mind

mapping) dalam pembelajaran menulis teks anekdot

membuat suasana kelas menjadi lebih menyenangkan

dan tidak membosankan.

Page 135: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE PETA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46625/1/NURUL HIKMAH...pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe peta pikiran

ANGKET RESPONDEN SISWA

1. Identitas Responden

Nama : Natasya Zeniah

Kelas : X-A

2. Petunjuk

a. Jawablah pertanyaan dengan memberikan tanda ceklis () pada kolom

yang telah disediakan.

b. Jawaban yang kamu berikan tidak mempengaruhi nilai rapot atau nilai

pelajaran kamu di sekolah.

No Pertanyaan Ya Tidak

1 Saya senang menulis teks anekdot dengan

menggunakan model pembelajaran peta pikiran

(mind mapping).

2 Saya bisa membuat teks anekdot yang baik dengan

menggunakan model pembelajaran peta pikiran

(mind mapping).

3 Model pembelajaran peta pikiran (mind mapping)

dapat membuat saya tidak merasa kesulitan untuk

menulis teks anekdot.

4 Model pembelajaran peta pikiran (mind mapping)

membantu saya lebih mudah dalam menemukan

topik teks anekdot yang akan saya tulis.

5 Penggunaan model pembelajaran peta pikiran (mind

mapping) dalam pembelajaran menulis teks anekdot

membuat suasana kelas menjadi lebih menyenangkan

dan tidak membosankan.

Page 136: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE PETA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46625/1/NURUL HIKMAH...pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe peta pikiran

ANGKET RESPONDEN SISWA

1. Identitas Responden

Nama : Satria Ananda

Kelas : X-A

2. Petunjuk

a. Jawablah pertanyaan dengan memberikan tanda ceklis () pada kolom

yang telah disediakan.

b. Jawaban yang kamu berikan tidak mempengaruhi nilai rapot atau nilai

pelajaran kamu di sekolah.

No Pertanyaan Ya Tidak

1 Saya senang menulis teks anekdot dengan

menggunakan model pembelajaran peta pikiran

(mind mapping).

2 Saya bisa membuat teks anekdot yang baik dengan

menggunakan model pembelajaran peta pikiran

(mind mapping).

3 Model pembelajaran peta pikiran (mind mapping)

dapat membuat saya tidak merasa kesulitan untuk

menulis teks anekdot.

4 Model pembelajaran peta pikiran (mind mapping)

membantu saya lebih mudah dalam menemukan

topik teks anekdot yang akan saya tulis.

5 Penggunaan model pembelajaran peta pikiran (mind

mapping) dalam pembelajaran menulis teks anekdot

membuat suasana kelas menjadi lebih menyenangkan

dan tidak membosankan.

Page 137: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE PETA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46625/1/NURUL HIKMAH...pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe peta pikiran

ANGKET RESPONDEN SISWA

1. Identitas Responden

Nama : Simeon Wifred

Kelas : X-A

2. Petunjuk

a. Jawablah pertanyaan dengan memberikan tanda ceklis () pada kolom

yang telah disediakan.

b. Jawaban yang kamu berikan tidak mempengaruhi nilai rapot atau nilai

pelajaran kamu di sekolah.

No Pertanyaan Ya Tidak

1 Saya senang menulis teks anekdot dengan

menggunakan model pembelajaran peta pikiran

(mind mapping).

2 Saya bisa membuat teks anekdot yang baik dengan

menggunakan model pembelajaran peta pikiran

(mind mapping).

3 Model pembelajaran peta pikiran (mind mapping)

dapat membuat saya tidak merasa kesulitan untuk

menulis teks anekdot.

4 Model pembelajaran peta pikiran (mind mapping)

membantu saya lebih mudah dalam menemukan

topik teks anekdot yang akan saya tulis.

5 Penggunaan model pembelajaran peta pikiran (mind

mapping) dalam pembelajaran menulis teks anekdot

membuat suasana kelas menjadi lebih menyenangkan

dan tidak membosankan.

Page 138: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE PETA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46625/1/NURUL HIKMAH...pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe peta pikiran
Page 139: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE PETA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46625/1/NURUL HIKMAH...pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe peta pikiran
Page 140: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE PETA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46625/1/NURUL HIKMAH...pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe peta pikiran

LEMBAR UJI REFERENSI

Page 141: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE PETA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46625/1/NURUL HIKMAH...pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe peta pikiran

Nama : Nurul Hikmah

NIM : 11140130000024

Jurusan : Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Fakultas : Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

Judul : Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Peta Pikiran (Mind

Mapping) Terhadap Kemampuan Menulis Teks Anekdot Siswa

Kelas X SMA Bina Insani Tahun Pelajaran 2018/2019.

No. Identitas Buku No.

Footnote

Halaman

Buku Bab Paraf

1. Abo, La. Model Pembelajaran

Menulis yang Efektif (Strategi Baru

Membentuk Peserta Didik Menjadi

Penulis). Bandung: Mujahid Press,

2016.

33 21 2

2. Agus, Andi. Peningkatan

Kompetensi Menulis Teks Anekdot

dengan Model Pembelajaran

Problem Based Learning pada

Peserta Didik Kelas X II SMA Negeri

1 Bontomatene Kabupaten

Kepulauan Selayar. Universitas Al

Asyariah Mandar: Jurnal Pepatuzdu

Volume 9 No 1, 2015.

43, 48 25, 28 2

3. Ahmad. Keefektifan Model Mind

Mapping terhadap Kemampuan

Menulis Teks Anekdot Peserta Didik

Kelas X SMK Negeri 2 Pinrang.

Skripsi. Universitas Negeri

Makassar. 2017.

50 29 3

Page 142: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE PETA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46625/1/NURUL HIKMAH...pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe peta pikiran

4. Arikunto, Suharsimi. Prosedur

Penelitian: Suatu Pendekatan

Praktik. Jakarta: Rineka Cipta, 2006.

7, 8

34

3

5. Buzan, Tony. Buku Pintar Mind

Map. Jakarta: Gramedia Pustaka

Utama, 2006.

27 18 2

6. Buzan, Tony. The Ultimate Book of

Mind Maps. London: Thorsons,

2005.

20 16 2

7. Cahyani, Isah dan Hodijah.

Kemampuan Berbahasa Indonesia di

Sekolah Dasar. Bandung: UPI Press,

2007.

37 23 2

8. Daryanto dan Syaiful Karim.

Pembelajaran Abad 21. Yogyakarta:

Gava Media, 2017.

26, 27 18, 23 2

9. DePorter, Bobbi dan Mike Hernacki.

Quantum Learning: Membiasakan

Belajar Nyaman dan Menyenangkan.

Bandung: Kaifa, 1999.

23, 30 17, 20 2

10. DePorter, Bobbi. dkk. Quantum

Teaching: Mempraktikkan Quantum

Learning di Ruang-ruang Kelas.

Bandung: Kaifa, 2004.

23 17 2

11. Green, Scott. Mind Mapping Step by

Step Beginners Guide in Creating

Mind Maps. America: Booktango,

2015.

21 16 2

Page 143: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE PETA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46625/1/NURUL HIKMAH...pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe peta pikiran

12. H. Dalman, Keterampilan Menulis.

Jakarta: Rajawali Pers, 2016.

32, 35, 38,

49, 11

21, 22, 24,

29, 36

2, 3

13. Hernawan, Asep Herry. dkk. Belajar

dan Pembelajaran Sekolah Dasar.

Bandung: UPI Press, 2007.

4, 7 7, 8 2

14. H.P., Achmad dan Alek. Bahasa

Indonesia untuk Perguruan Tinggi:

Substansi Kajian dan Penerapannya.

Jakarta: Erlangga, 2016.

31 21 2

15. Huda, Miftahul. Model-model

Pengajaran dan Pembelajaran: Isu-

isu Metodis dan Paradigmatis.

Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2014.

23 17 2

16. Hyerle, David N. dan Larry Alper.

Peta Pemikiran Edisi Kedua:

Penelitian Berbasis Sekolah, Hasil,

dan Model untuk Prestasi dengan

Menggunakan Peralatan Visual.

Jakarta: Indeks, 2012.

34 22 2

17. Iru, La dan La Ode Safiun Arihi.

Analisis Penerapan Pendekatan,

Metode, Strategi, dan Model-model

Pembelajaran. Bantul: Multi

Presindo, 2012.

19 15 2

18. Junaidi. Pengembangan Evaluasi

Pembelajaran PAI. Direktorat PAI

Direktorat Jendral Pendidikan Islam,

Kementerian Agama RI, 2011.

12, 13 37, 38 3

Page 144: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE PETA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46625/1/NURUL HIKMAH...pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe peta pikiran

19. Kemendikbud. Bahasa Indonesia

Ekspresi Diri dan

Akademik/Kemendikbud Edisi Revisi.

Jakarta: Kemendikbud, 2014.

44 26 2

20. Killen, Roy. Effective Teaching

Strategies: Lessons from Research

and Practice. Australia: National

Library of Australia Cataloguing in

Publication Data, 2009.

14 11 2

21. Lefudin. Belajar dan Pembelajaran

Dilengkapi dengan Model

Pembelajaran, Strategi

Pembelajaran, Pendekatan

Pembelajaran dan Metode

Pembelajaran. Yogyakarta:

Deepublish, 2017.

5, 8 8, 9 2

22. Luxemburg, Jan Van. dkk. Tentang

Sastra. Jakarta: Intermasa. 1989.

39 24 2

23. Mudjiono. Dimyati. Belajar dan

Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta,

2013.

2, 9 7, 10 2

24. Mulyadi, Yadi. dkk. Intisari Tata

Bahasa Indonesia untuk SMP dan

SMA. Bandung: Yrama Widya, 2016.

41, 47 25, 28 2

25. Noor, Juliansyah. Metodologi

Penelitian: Skripsi, Tesis, Disertasi,

dan Karya Ilmiah. Jakarta: Kencana

Prenadamedia Group, 2011.

4, 5, 6, 1,

2

32, 33, 64 3, 4

Page 145: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE PETA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46625/1/NURUL HIKMAH...pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe peta pikiran

26. Olivia, Femi. 5-7 Menit Asyik Mind

Mapping Pelajaran Sekolah. Jakarta:

Elex Media Komputindo, 2014.

29 19 2

27. Pribadi, Benny A. Model Desain

Sistem Pembelajaran. Jakarta: PT

Dian Rakyat, 2009.

6 8 2

28. Riadi, Edi. Statistika Penelitian

(Analisis Manual dan IBM SPSS).

Yogyakarta: CV. Andi, 2016.

16 40 3

29. Riyanto, H. Yatim. Paradigma Baru

Pembelajaran sebagai Referensi

bagi Pendidik dalam Implementasi

Pembelajaran yang Efektif dan

Berkualitas. Jakarta: Kencana

Prenadamedia Group, 2009.

18 15 2

30. Rusman. Belajar dan Pembelajaran:

Berorientasi Standar Proses

Pendidikan. Jakarta: Prenadamedia

Group, 2017.

1 7 2

31. Sari, Ni Putu Vina Novita. dkk.

Analisis Struktur dan Kaidah

Kebahasaan Teks Anekdot dalam

Buku Mati Ketawa Cara daripada

Soeharto sebagai Alternatif

Pemilihan Bahan Ajar Bahasa

Indonesia di SMA. Universitas

Pendidikan Ganesha: e-Journal

Jurusan PBSI Volume 7 No 2, 2017.

45 26 2

Page 146: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE PETA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46625/1/NURUL HIKMAH...pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe peta pikiran

32. Silberman, Mel. Pembelajaran Aktif

101 Strategi untuk Mengajar Secara

Aktif. Jakarta: Indeks, 2013.

28 19 2

33. Siregar, Shaleha. Meningkatkan

Keterampilan Siswa dalam Menulis

Karangan Narasi Menggunakan

Model Mind Mapping pada Mata

Pelajaran Bahasa Indonesia di Kelas

V SD Negeri 107828 Aras Panjang

Tahun Ajaran 2015/2016. Thesis.

Universitas Negeri Medan. 2017.

53 38 2

34. Subana. dkk. Statistika Pendidikan.

Bandung: Pustaka Setia, 2015.

9, 10, 14,

15

35, 36, 39,

40

3

35. Sukardi. Metodologi Penelitian

Pendidikan: Kompetensi dan

Praktiknya. Jakarta: Bumi Aksara,

2010.

1 31 3

36. Susanto, Ahmad. Pengembangan

Pembelajaran IPS di Sekolah Dasar.

Jakarta: Prenadamedia, 2014.

12 11 2

37. Susanto, Ahmad. Teori Belajar dan

Pembelajaran di Sekolah Dasar.

Jakarta, Prenadamedia Group, 2013.

3, 5 7, 8 2

38. Taniredja, Tukiran. dkk. Model-

model Pembelajaran Inovatif dan

Efektif. Bandung: Alfabetis, 2013.

13, 12 12, 15 2

Page 147: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE PETA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46625/1/NURUL HIKMAH...pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe peta pikiran

39. Taufik, Sultan. Pembelajaran

Menulis Teks Anekdot dengan

Menggunakan Metode Mind

Mapping di Kelas X SMK Pasundan

3 Bandung. Skripsi. Universitas

Pasundan. Bandung. 2017.

51 30

40. Tim Guru Eduka. Mega Book

Pelajaran SMA/MA IPA Kelas X, XI

dan XII. Jakarta: Cmedia, 2015.

42, 46 25, 27 2

41. Tim Bahasa Indonesia. Pendalaman

Buku Teks Bahasa Indonesia 1A

Kelas X SMA Semester I. Jakarta:

Yudhistira, 2017.

40 25 2

42. Trianto. Mendesain Model

Pembelajaran Inovatif-Progresif:

Konsep, Landasan, dan

Implementasinya pada Kurikulum

Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).

Jakarta: Prenadamedia Group, 2009.

10 11 2

43. Warsono dan Hariyanto.

Pembelajaran Aktif Teori dan

Asesmen. Bandung: PT Remaja

Rosdakarya, 2016.

17 15 2

44. Wena, Made. Strategi Pembelajaran

Inovatif Kontemporer: Suatu

Tinjauan Konseptual Operasional.

Jakarta: Bumi Aksara, 2011.

11, 16 11, 13 2

Page 148: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE PETA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46625/1/NURUL HIKMAH...pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe peta pikiran

45. Wicaksono, Andri. Menulis Kreatif

Sastra dan Beberapa Model

Pembelajarannya. Jakarta:

Garudhawaca, 2014.

36 22 2

46. Yusuf, A. Muri. Metode Penelitian

Kuantitatif, Kualitatif, dan Penelitian

Gabungan. Jakarta: Prenadamedia,

2014.

2, 3 31, 32 3

Dosen Pembimbing,

Dr. Elvi Susanti, M. Pd.

NIP. 19680801 200801 2016

Page 149: PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE PETA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46625/1/NURUL HIKMAH...pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe peta pikiran

RIWAYAT PENULIS

Nurul Hikmah lahir di Tangerang, 08 Januari

1997 ialah putri kedua dari lima bersaudara

pasangan Bapak Mu’min dan Ibu Asroh. Penulis

bertempat tinggal di Jl. Thamrin Ketapang RT

002/003, Kel. Ketapang, Kec. Cipondoh, Kota

Tangerang.

Penulis mengawali pendidikan di MI Miftahul

Amin pada tahun 2002 s.d. 2008, kemudian

melanjutkan pendidikan di MTs Negeri 40 Jakarta

Barat pada tahun 2008 s.d. 2011, dan melanjutkan

pendidikan di MA Negeri 12 Jakarta Barat pada

tahun 2011 s.d. 2014, lalu dilanjutkan dengan

menempuh pendidikan jenjang S1 di Universitas

Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta,

Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Program

Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. Penulis telah menyelesaikan

skripsinya yang berjudul “Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe

Peta Pikiran (Mind Mapping) Terhadap Kemampuan Menulis Teks Anekdot

Siswa Kelas X SMA Bina Insani Tahun Pelajaran 2018/2019”.