53
LO 1 Memahami dan Menjelaskan Anatomi Meningens, Ventrikel dan LCS Meninges 1. Duramater ( Lapisan Luar ) Selaput keras pembungkus otak merupakan jaringan ikat tebal dan kuat, dibagian tengkorak dan duramater propia di bagian dalam.Dalam kanalis vertebralis kedua lapisan ini terpisah. Duramater terdapat rongga yang mengalirkan darah vena dari otak, dinamakan sinus longitudinalis superior terletak diantara kedua hemisfer otak. 2. Arachnoid Selaput halus yang memisahkan duramater dengan piamater yang membentuk sebuah kantung atau balon berisi cairan otak meliputi seluruh sumsum saraf sentral.Meedula spinalis terhenti di bawah lumbal I – II terdapat kantung berisi cairan, berisi saraf perifer yang keluar dari medula spimalis dapat dimanfaatkan untuk mengambil cairan otak yang disebut fungsi lumbal. 3. Piameter Selaput tipis pada permukaan jaringan otak yang berhubungan dengan arakhnoid melalui struktur jaringan ikat yang disebut turbekel, Tepi Falks serebri membentuk sinus longitudinalis inferior yang mengeluarkan darah dari falks serebri .Tentorium memisahkan serebri dengan serebelum. Muhammad Badar (1102009181) Page 1

PBL SK 1 Neuro-Kejang-Demam.docx

Embed Size (px)

Citation preview

LO 1 Memahami dan Menjelaskan Anatomi Meningens, Ventrikel dan LCSMeninges1. Duramater ( Lapisan Luar )Selaput keras pembungkus otak merupakan jaringan ikat tebal dan kuat, dibagian tengkorak dan duramater propia di bagian dalam.Dalam kanalis vertebralis kedua lapisan ini terpisah. Duramater terdapat rongga yang mengalirkan darah vena dari otak, dinamakan sinus longitudinalis superior terletak diantara kedua hemisfer otak.2. ArachnoidSelaput halus yang memisahkan duramater dengan piamater yang membentuk sebuah kantung atau balon berisi cairan otak meliputi seluruh sumsum saraf sentral.Meedula spinalis terhenti di bawah lumbal I II terdapat kantung berisi cairan, berisi saraf perifer yang keluar dari medula spimalis dapat dimanfaatkan untuk mengambil cairan otak yang disebut fungsi lumbal.3. PiameterSelaput tipis pada permukaan jaringan otak yang berhubungan dengan arakhnoid melalui struktur jaringan ikat yang disebut turbekel, Tepi Falks serebri membentuk sinus longitudinalis inferior yang mengeluarkan darah dari falks serebri .Tentorium memisahkan serebri dengan serebelum.Fungsi,melindungi otak dari benturan atau pengaruh gravitasi yang diperkuat oleh cairan serebrospinal.

Ventrikulusa. Dalam hemisphere cerebrib. Antara kedua thalamusc. Depan cerebrumd. Belakang ponse. Dibagian atau medulla oblongataVentrikulus lateralis (dalam hemisphere cerebri), berbentuk huruf C menempati kedua hemisphere cerebri berhubungan dengan ventrikulus tertius.Ventrikulus Tertius, antara kedua thalamus kanan kiri berhubungan ventrikulus quartus.Ventrikulus quartus,terletak antara pons,medulla oblongata bagian atas dengan cerebellum dan ke medulla spinalis.Sistem ventrikel terdiri dari 2 buah ventrikel lateral, ventrikel III dan ventrikelIV. Ventrikel lateral terdapat di bagian dalam serebrum, masing-masingventrikel terdiri dari 5 bagian yaitu kornu anterior, kornu posterior, kornuinferior, badan dan atrium.Ventrikel III adalah suatu rongga sempit di garis tengah yang berbentukcorong unilokuler, letaknya di tengah kepala, ditengah korpus kalosum danbagian korpus unilokuler ventrikel lateral, diatas sela tursica, kelenjar hipofisadan otak tengah dan diantara hemisfer serebri, thalamus dan dindinghipothalanus. Disebelah anteropeoterior berhubungan dengan ventrikel IVmelalui aquaductus sylvii.Ventrikel IV merupakan suatu rongga berbentuk kompleks, terletak di sebelahventral serebrum dan dorsal dari pons dan medula oblongata

LO 2 Memahami dan Menjelaskan Cairan SerebrospinalCairan serebrospinal (CSS) dibentuk terutama oleh pleksus khoroideus,dimana sejumlah pembuluh darah kapiler dikelilingi oleh epitel kuboid/kolumneryang menutupi stroma di bagian tengah dan merupakan modifikasi dari selependim, yang menonjol ke ventrikel. Pleksus khoroideus membentuk lobul-lobuldanmembentuk seperti daun pakis yang ditutupi oleh mikrovili dan silia. Tapi selepitel kuboid berhubungan satu sama lain dengan tigth junction pada sisi aspeks,dasar sel epitel kuboid terdapat membran basalis dengan ruang stromadiantaranya. Ditengah villus terdapat endotel yang menjorok ke dalam (kapilerfenestrata). Inilah yang disebut sawar darah LCS. Gambaran histologis khusus inimempunyai karakteristik yaitu epitel untuk transport bahan dengan beratmolekul besar dan kapiler fenestrata untuk transport cairan aktif.Pembentukan LCSPertama terbentuknya ultrafiltratplasma di luar kapiler oleh karena tekanan hidrostatik dan kemudian ultrafiltrasidiubah menjadi sekresi pada epitel khoroid melalui proses metabolik aktif.Mekanisme sekresi LCS oleh pleksus khoroideus adalah sebagai berikut: 1. Natriumdipompa/disekresikan secara aktif oleh epitel kuboid pleksus khoroideus sehinggamenimbulkan muatan positif di dalam LCS.Hal ini akan menarik ion-ionbermuatan negatif, terutama clorida ke dalam LCS. 2. Akibatnya terjadi kelebihanion di dalam cairan neuron sehingga meningkatkan tekanan osmotik cairanventrikel sekitar 160 mmHg lebih tinggi dari pada dalam plasma. Kekuatanosmotik ini menyebabkan sejumlah air dan zat terlarut lain bergerak melaluimembran khoroideus ke dalam CSS. 3. Bikarbonat terbentuk oleh karbonikabhidrase dan ion hidrogen yang dihasilkan akan mengembalikan pompa Nadengan ion penggantinya yaitu Kalium. Proses ini disebut Na-K Pump yang terjadi Dgnbantuan Na-K-ATP ase, yang berlangsung dalam keseimbangan. Natrium memasuki LCS dengan dua cara, transport aktif dan difusi pasif.Kalium disekresi ke LCS dgnmekanisme transport aktif, demikian juga keluarnyadari CSS ke jaringan otak. Perpindahan Cairan, Mg dan Phosfor ke CSS danjaringan otak juga terjadi terutama dengan mekanisme transport aktif, dankonsentrasinya dalam CSS tidak tergantung pada konsentrasinya dalam serum.Perbedaan difusi menentukan masuknya protein serum ke dalam CSS dan jugapengeluaran CO2. Air dan Na berdifusi secara mudah dari darah ke CSS dan jugapengeluaran CO2. Air dan Na berdifusi secara mudah dari darah ke CSS danruang interseluler, demikian juga sebaliknya. Hal ini dapat menjelaskan efekcepat penyuntikan intervena cairan hipotonik dan hipertonik.Ada 2 kelompok pleksus yang utama menghasilkan CSS, yaitu : 1. Terbanyak terletak di dasar tiap ventrikel lateral.2. Terdapat di atap ventrikel III dan IV. Diperkirakan CSS yang dihasilkan olehventrikel lateral sekitar 95%. Rata-rata pembentukan CSS 20 ml/jam. CSS bukanhanya ultrafiltrat dari serum saja tapi pembentukannya dikontrol oleh prosesenzimatik.Sirkulasi Cairan SerebrospinalCSS dari ventrikel lateral melalui foramen interventrikular monroe masuk kedalam ventrikel III, selanjutnya melalui aquaductus sylvii masuk ke dalamventrikel IV. Tiga buah lubang dalam ventrikel IV yang terdiri dari 2 foramenventrikel lateral (foramen luschka) yang berlokasi pada atap resesus lateralventrikel IV dan foramen ventrikuler medial (foramen magendi) yang berada dibagian tengah atap ventrikel III memungkinkan CSS keluar dari sistem ventrikelmasuk ke dalam rongga subarakhnoid. CSS mengisi rongga subarakhnoidsekeliling medula spinalis sampai batas sekitar S2, juga mengisi keliling jaringanotak. Dari daerah medula spinalis dan dasar otak, CSS mengalir perlahan menujusisterna basalis, sisterna ambiens, melalui apertura tentorial dan berakhirdipermukaan atas dan samping serebri dimana sebagian besar CSS akandiabsorpsi melalui villi arakhnoid (granula Pacchioni) pada dinding sinus sagitalissuperior. Yang mempengaruhi alirannya adalah: metabolisme otak, kekuatanhidrodinamik aliran darah dan perubahan dalam tekanan osmotik darah.CSS akan melewati villi masuk ke dalam aliran adrah vena dalam sinus. Villiarakhnoid berfungsi sebagai katup yang dapat dilalui CSS dari satu arah, dimanasemua unsur pokok dari cairan CSS akan tetap berada di dalam CSS, suatuproses yang dikenal sebagai bulk flow. CSS juga diserap di rongga subrakhnoidyang mengelilingi batang otak dan medula spinalis oleh pembuluh darah yangterdapat pada sarung/selaput saraf kranial dan spinal. Vena-vena dan kapilerpada piameter mampu memindahkan CSS dengan cara difusi melalui dindingnya.Perluasan rongga subarakhnoid ke dalam jaringan sistem saraf melaluiperluasaan sekeliling pembuluh darah membawa juga selaput piametr disampingselaput arakhnoid. Sejumlah kecil cairan berdifusi secara bebas antara cairanekstraselluler dan css dalam rongga perivaskuler dan juga sepanjang permukaanependim dari ventrikel sehingga metabolit dapat berpindah dari jaringan otak kedalam rongga subrakhnoid. Pada kedalaman sistem saraf pusat, lapisan pia danarakhnoid bergabung sehingga rongga perivaskuler tidak melanjutkan diri padatingkatan kapiler.

Fungsi Cairan SerebrospinalCairan serebrospinal yang berada di ruang subarakhnoid merupakan salah satu proteksi untuk melindungi jaringan otak dan medula spinalis terhadap trauma atau gangguan dari luar. Pada orang dewasa volume intrakranial kurang lebih 1700 ml, volume otak sekitar 1400 ml, volume cairan serebrospinal 52-162 ml (rata-rata 104 ml) dan darah sekitar 150 ml. 80% dari jaringan otak terdiri dari cairan, baik ekstra sel maupun intra sel. Rata-rata cairan serebrospinal dibentuk sebanyak 0,35 ml/menit atau 500ml/hari, sedangkan total volume cairan serebrospinal berkisar 75-150 ml dalam sewaktu. Ini merupakan suatu kegiatan dinamis, berupa pembentukan, sirkulasi dan absorpsi. Untuk mempertahankan jumlah cairan serebrospinal tetap dalam sewaktu, maka cairan serebrospinal diganti 4-5 kali dalam sehari. Fungsi cairan serebrospinal antara lain :1. Sebagai bumper antara ssp dengan tulang disekelilingnya, 2. Sebagai pengatur volume tengkorak,3. Member makan pada ssp,4. membuang sisa metabolism pada sspPerubahan dalam cairan serebrospinal dapat merupakan proses dasar patologi suatu kelainan klinik. Pemeriksaan cairan serebrospinal sanga membantu dalam mendiagnosa penyakit-penyakit neurologi. Selain itu juga untuk evaluasi pengobatan dan perjalanan penyakit, serta menentukan prognosa penyakit. LO 3 Memahami dan Menjelaskan Kejang DemamLO 3.1 Memahami dan Menjelaskan Definisi Kejang DemamKejang demam adalah bangkitan kejang yang terjadi pada kenaikan suhu tubuh tinggi (suhu rektal > 38oC) disebabkan oleh suatu proses kelainan ekstrakranial.

LO 3.2 Memahami dan Menjelaskan Epidemiologi Kejang DemamKejang demam terjadi pada 2% -4 % populasi anak usia 6 bulan -5 tahun. Kejang demam sederhana (80-90%), kejang demam kompleks (20%).3 Di AS antara 2% dan 5% anak mengalami kejang demam saat usia 5 tahun. Hal serupa ditemukan di Eropa Barat, namun di dunia bervariasi antara 5% dan 10% India, 8,8% Jepang, 14 % Guam, 0,35% Hong Kong dan 0,5% - 1,5 % Cina.

LO 3.3 Memahami dan Menjelaskan Etiologi Kejang DemamFaktor-faktor yang berperan dalam risiko kejang demam yaitu, faktor demam, usia dan riwayat keluarga (faktor risiko utama), dan riwayat prenatal (usia saat ibu hamil), riwayat perinatal (asfiksia, usia kehamilan, dan bayi berat lahir rendah).1. UmurBatas umur yang umum adalah 6 bulan 5 tahun. Kejang yang terjadi sebelum usia 5 bulan lebih dikenal sebagai akibat dari infeksi pada sistem saraf pusat.2. DemamInfeksi pernapasan atas, otitis media, gastroenteritis dan infeksi saluran kemih adalah penyebab utama kejang demam. Penyebab lainnya adalah imunisasi pertusis dan campak. Kejang biasanya terjadi selama 24 jam pertama demam.3. Faktor KeturunanKejang demam dengan riwayat pada keluarga memegang peranan penting untuk terjadinya kejang demamAda beberapa faktor lain yang berperan terhadap terjadinya kejang, antara lain yaitu :a. Efek produk toksik daripada mikroorganisme (kuman, virus) terhadap otakb. Respons alergik atau keadaan imun yang abnormal oleh karena infeksic. Perubahan keseimbangan cairan atau elektrolitd. Ensefalitis viral ( radang otak akibat virus) yang ringan yang tidak diketahui atau ensefalopati toksisk sepintas

LO 3.4Memahami dan Menjelaskan Patofisiologi Kejang DemamUntuk mempertahankan hidupnya, sel otak membutuhkan energi yaitu senyawa glukosa yang didapat dari proses metabolisme sel. Sel-sel otak dikelilingi oleh membran yang dalam keadaan normal membran sel neuron dapat dilalui dengan mudah oleh ion Kalium (K+) dan sangat sulit dilalui oleh ion Natrium (Na+) dan elektrolit lain kecuali Clorida (Cl-). Akibatnya konsentrasi ion K+ di dalam sel neuron tinggi dan konsentrasi ion Na+ rendah. Keadaan sebaliknya terjadi di luar sel neuron. Karena perbedaan jenis dan konsentrasi ion di dalam dan di luar sel tersebut maka terjadi beda potensial yang disebut Potensial Membran Sel NeuronUntuk menjaga keseimbangan potensial membran sel diperlukan energi dan enzim Na-K-ATP ase yang terdapat di permukaan sel.Keseimbangan potensial membran ini dapat diubah oleh :a. Perubahan konsentrasi ion di ruang ekstraselularb. Rangsangan yang datang mendadak misalnya mekanisme, kimiawi atau aliran listrik dari sekitarnyac. Perubahan patofisiologi dari membran sendiri karena penyakit atau keturunan

Sebuah potensial aksi akan terjadi akibat adanya perubahan potensial membran sel yang didahului dengan stimulus membrane sel neuron. Saat depolarisasi, channel ion Na+ terbuka dan channel ion K+ tertutup. Hal ini menyebabkan influx dari ion Na+, sehingga menyebabkan potensial membran sel lebih positif, sehingga terbentuklah suatu potensial aksi. Dan sebaliknya, untuk membuat keadaan sel neuron repolarisasi, channel ion K+ harus terbuka dan channel ion Na+ harus tertutup, agar dapat terjadi efluks ion K+ sehingga mengembalikan potensial membran lebih negatif atau ke potensial membrane istirahat. Renjatan listrik akan diteruskan sepanjang sel neuron. Dan diantara 2 sel neuron, terdapat celah yang disebut sinaps, yang menghubungkan akson neuron pre-sinaps dan dendrite neuron post sinaps. Untuk menghantarkan arus listrik pada sinaps ini, dibutuhkan peran dari suatu neurotransmitter.

Ada dua tipe neurotransmitter, yaitu :1. Eksitatorik, neurotransmiter yang membuat potensial membran lebih positif dan mengeksitasi neuron post sinaps2. Inhibitorik, neuritransmiter yang membuat potensial membrane lebih negatif sehingga menghambat transmisi sebuah impuls. Sebagai contoh : GABA (Gamma Aminobutyric Acid). Dalam medis sering digunakan untuk pengobatan epilepsi dan hipertensi.Kejang terjadi akibat lepas muatan paroksismal yang berlebihan dari sebuah fokus kejang atau dari jaringan normal yang terganggu akibat suatu keadaan patologik. Aktivitas kejang sebagian bergantung kepada lokasi lepas muatan yang berlebihan tersebut. Lesi di otak tengah, talamus, dan korteks serebri kemungkinan besar bersifat epileptogenik sedangkan lesi di serebelum dan batang otak umumnya tidak memicu kejang. Ditingkat membran sel, fokus kejang memperlihatkan beberapa fenomena biokimiawi, termasuk yang berikut : a. Instabilitas membran sel saraf, sehingga sel lebih mudah mengalami pengaktifan.b. Neuron-neuron hipersensitif dengan ambang untuk melepaskan muatan menurun dan apabila terpicu akan melepaskan muatan secara berlebihan. c. Kelainan polarisasi (polarisasi berlebih, hipopolarisasi, atau selang waktu dalam repolarisasi) yang disebabkan oleh kelebihan asetilkolin atau defisiensi GABA. Pada keadaan demam, kenaikan suhu 1o C akan mengakibatkan kenaikan metabolisme basal 10-15% dan peningkatan kebutuhan oksigen sampai 20%. Jadi pada kenaikan suhu tertentu dapat terjadi perubahan keseimbangan dari membran dan dalam waktu yang singkat terjadi difusi ion Kalium dan Natrium melalui membran sel, dengan akibat lepasnya muatan listrik yang demikian besar sehingga dapat meluas ke seluruh sel maupun ke membran sel tetangga dengan bantuan neurotransmitter dan terjadilah kejang.Pada anak dengan ambang kejang yang rendah kenaikan suhu sampai 38o C sudah terjadi kejang, Namun pada anak dengan ambang kejang yang tinggi, kejang baru terjadi pada suhu diatas 40o C. Terulangnya kejang demam lebih sering terjadi pada anak dengan ambang kejang rendah. Awal (< 15 menit)Lanjut (15-30 menit)Berkepanjangan (>1jam)

Meningkatnya kecepatan denyut jantungMenurunnya tekanan darahHipotensi disertai berkurangnya aliran darah serebrum sehingga terjadi hipotensi serebrum

Meningkatnya tekanan darahMenurunnya gula darah

Meningkatnya kadar glukosaDisritmiaGangguan sawar darah otak yang menyebabkan edema serebrum

Meningkatnya suhu pusat tubuhEdema paru nonjantung

Meningkatnya sel darah putih

Kejang demam yang berlangsung singkat umumnya tidak berbahaya dan tidak meninggalkan gejala sisa. Tetapi kejang demam yang berlangsung lama (>15 menit) biasanya disertai dengan apneu, meningkatnya kebutuhan oksigen dan energi untuk kontraksi otot skeletal yang mengakibatkan hipoksemia, hiperkapneu, dan asidosis laktat. Hipotensi arterial disertai dengan aritmia jantung dan kenaikan suhu tubuh disebabkan meningkatnya aktivitas berakibat meningkatnya metabolisme otak.

Rangkaian kejadian di atas adalah faktor penyebab terjadinya kerusakan neuron otak pada kejang yang lama. Faktor yang terpenting adalah gangguan peredaran darah yang mengakibatkan hipoksia sehingga berakibat meningkatnya permeabilitas vaskular dan udem otak serta kerusakan sel neuron. Kerusakan anatomi dan fisiologi yang bersifat menetap bisa terjadi di daerah medial lobus temporalis setelah ada serangan kejang yang berlangsung lama. Hal ini diduga kuat sebagai faktor yang bertanggung jawab terhadap terjadinya epilepsi.

LO 3.5 Memahami dan Menjelaskan Klasifikasi Kejang DemamUmumnya kejang demam dibagi menjadi 2 bagian. Kriteria untuk penggolongan tersebut dikemukakan oleh berbagai pakar. Dalam hal ini terdapat beberapa perbedaan kecil dalam penggolongan tersebut menyangkut jenis kejang, tinggi demam, usia penderita, lamanya kejang berlangsung, gambaran rekaman otak dan lainnya.Klasifikasi menurut Prichard dan Mc Greal1. Kejang demam sederhana2. Kejang demam tidak khasCiri ciri kejang demam sederhana :a. Kejang bersifat simetris yaitu tangan dan tungkai kiri kejang sama seperti pada bagian sebelah kanan.b. Usia penderita antara 6 bulan 4 tahunc. Suhu 100 oF (37,78 oC) atau lebihd. Lamanya kejang berlangsung kurang dari 30 menite. Keadaan neurologis (fungsi saraf) normal dan setelah kejang juga tetap normalf. EEG (Electro Encephalography) setelah tidak demam hasilnya normalKejang demam yang tidak memenuhi kriteria diatas digolongkan sebagai kejang demam tidak khas.Klasifikasi menurut Livingston1. Kejang demam sederhanaa. Kejang bersifat umumb. Lamanya kejang berlangsung singkat ( < 15 menit) c. Usia waktu kejang demam pertama < 6 tahund. Frekuensi seranag 1- 4 kali dalam 1 tahune. EEG normal2. Epilepsi yang dicetuskan oleh demama. Kejang bersifat fokal dan berlangsung lamab. Usia saat kejang demam pertama > 6 tahunc. Frekuensi serangan > 4 kali dalam 1 tahud. EEG yang dibuat saat anak tidak demam hasilnya normalKlasifikasi menurut Fukuyama1. Kejang Demam Sederhana2. Kejang Demam KompleksKejang demam sederhana harus memenuhi semua kriteria berikut :a. Dikeluarga penderita tidak ada riwayat epilepsyb. Sebelumnnya tidak ada riwayat cedera otak oleh sebab apapunc. Serangan yang pertama terjadi antara usia 6 bulan 6 tahund. Lamanya kejang berlangsung tidak lebih dari 20 menite. Kejang bersifat umumf. Tidak didapatkan gangguan atau abnormalitas pasca kejang g. Sebelumnya tidak terdapat kelainan neurologis atau abnormalitas perkembangan.h. Kejang tidak berulang dalam waktu singkatBila tidak memenuhi kriteria diatas tersebut, maka digolongkan sebagai kejang demam jenis kompleks.Klasifikasi yang dibuat oleh Prichard dan Mc Greal, Livingston dan Fukuyama antara lain mengacu kepada kemungkinan anak menjadi epilepsi dikemudian hari.Menurut sub bagian syaraf anak FK-UI membagi tiga jenis kejang demam, yaitu :1. Kejang demam kompleksDiagnosisnya :a. Umur kurang dari 6 bulan atau lebih dari 5 tahunb. Kejang berlangsung lebih dari 15 menitc. Kejang bersifat fokal/multipeld. Didapatkan kelainan neurologise. EEG abnormalf. Frekuensi kejang lebih dari 3 kali / tahung. Temperatur kurang dari 39 derajat celcius2. Kejang demam sederhanaDiagnosisnya :a. Kejadiannya antara umur 6 bulan sampai dengan 5 tahunb. Serangan kejang kurang dari 15 menit atau singkatc. Kejang bersifat umum (tonik/klonik)d. Tidak didapatkan kelainan neurologis sebelum dan sesudah kejange. Frekuensi kejang kurang dari 3 kali / tahunf. Temperatur lebih dari 39 derajat celcius3. Kejang demam berulangDiagnosisnya : Kejang demam timbul pada lebih dari satu episode demam

LO 3.6 Memahami dan Menjelaskan Manifestasi Klinik Kejang DemamTerjadinya bangkitan kejang pada bayi dan anak kebanyakan bersamaan dengan kenaikan suhu badan yang tinggi dan cepat yang disebabkan oleh infeksi di luar susunan saraf pusat, otitis media akuta, bronkitis, furunkulosis dan lain-lain. Serangan kejang biasanya terjadi dalam 24 jam pertama sewaktu demam, berlangsung singkat dengan sifat bangkitan dapat berbentuk tonik-klonik, tonik, klonik, fokal atau akinetik. Umumnya kejang berhenti sendiri. Namun anak akan terbangun dan sadar kembali setelah beberapa detik atau menit tanpa adanya kelainan neurologik.Gejala yang timbul saat anak mengalami kejang demam antara lain : anak mengalami demam (terutama demam tinggi atau kenaikan suhu tubuh yang terjadi secara tiba-tiba), kejang tonik-klonik atau grand mal, pingsan yang berlangsung selama 30 detik-5 menit (hampir selalu terjadi pada anak-anak yang mengalami kejang demam). Kejang dapat dimulai dengan kontraksi yang tiba-tiba pada otot kedua sisi tubuh anak. Kontraksi pada umumnya terjadi pada otot wajah, badan, tangan dan kaki. Anak dapat menangis atau merintih akibat kekuatan kontaksi otot. Anak akan jatuh apabila dalam keadaan berdiri.Postur tonik (kontraksi dan kekakuan otot menyeluruh yang biasanya berlangsung selama 10-20 detik), gerakan klonik (kontraksi dan relaksasi otot yang kuat dan berirama, biasanya berlangsung selama 1-2 menit), lidah atau pipinya tergigit, gigi atau rahangnya terkatup rapat, inkontinensia (mengeluarkan air kemih atau tinja diluar kesadarannya), gangguan pernafasan, apneu (henti nafas), dan kulitnya kebiruan. Saat kejang, anak akan mengalami berbagai macam gejala seperti :1. Anak hilang kesadaran2. Tangan dan kaki kaku atau tersentak-sentak3. Sulit bernapas4. Busa di mulut5. Wajah dan kulit menjadi pucat atau kebiruan6. Mata berputar-putar, sehingga hanya putih mata yang terlihat.

LO 3.6 Memahami dan Menjelaskan Diagnosis Kejang Demam1. Anamnesisa. Adanya kejang, jenis kejang, kesadaran sebelum dan sesudah kejang , lama kejangb. Suhu sebelum / saat kejang, frekuensi dalam 24 jam, interval kejang, keadaan anak pasca kejang, penyebab demam di luar infeksi susunan saraf pusat ( gejala infeksi saluran napas akut / ISPA, infeksi saluran kemih (ISK), otitis media akut (OMA) dll,c. Riwayat perkembangan, riwayat kejang demam dan epilepsi dalam keluarga,d. Kesadaran sebelum dan sesudah kejang (menyingkirkan diagnosis meningoensefalitis)e. Singkirkan penyebab kejang yang lain ( misalkan diare, muntah yang mengakibatkan gangguan elektrolit, sesak yang mengakibatkan hipoksemia, asupan kurang yang dapat menyebabkan hipoglikemik.2. Pemeriksaan Fisika. Tanda vital terutama suhu b. Manifestasi kejang yang terjadi, misal : pada kejang multifokal yang berpindah-pindah atau kejang tonik, yang biasanya menunjukkan adanya kelainan struktur otak.c. Kesadaran tiba-tiba menurun sampai koma dan berlanjut dengan hipoventilasi, henti nafas, kejang tonik, posisi deserebrasi, reaksi pupil terhadap cahaya negatif, dan terdapatnya kuadriparesis flasid mencurigakan terjadinya perdarahan intraventikular.d. Pada kepala apakah terdapat fraktur, depresi atau mulase kepala berlebihan yang disebabkan oleh trauma. Ubun ubun besar yang tegang dan membenjol menunjukkan adanya peninggian tekanan intrakranial yang dapat disebabkan oleh pendarahan sebarakhnoid atau subdural. Pada bayi yang lahir dengan kesadaran menurun, perlu dicari luka atau bekas tusukan janin dikepala atau fontanel enterior yang disebabkan karena kesalahan penyuntikan obat anestesi pada ibu.e. Terdapatnya stigma berupa jarak mata yang lebar atau kelainan kraniofasial yang mungkin disertai gangguan perkembangan kortex serebri.f. Ditemukannya korioretnitis dapat terjadi pada toxoplasmosis, infeksi sitomegalovirus dan rubella. Tanda stasis vaskuler dengan pelebaran vena yang berkelok kelok di retina terlihat pada sindom hiperviskositas.g. Transluminasi kepala yang positif dapat disebabkan oleh penimbunan cairan subdural atau kelainan bawaan seperti parensefali atau hidrosefalus.h. Pemeriksaan umum penting dilakukan misalnya mencari adanya sianosis dan bising jantung, yang dapat membantu diagnosis iskemia otak.i. Pemeriksaan untuk menentukan penyakit yang mendasari terjadinya demam (ISPA, OMA, GE)j. Pemeriksaan refleks patologis k. Pemeriksaan tanda rangsang meningeal (menyingkirkan diagnosis meningoensefalitis) 3. Pemeriksaan Penunjang a. Pemeriksaan laboratoriumPemeriksaan laboratorium tidak dikerjakan secara rutin pada kejang demam, tetapi dapat dikerjakan untuk mengevaluasi sumber infeksi penyebab demam, atau keadaan lain misalnya gastroenteritis dehidrasi disertai demam. Pemeriksaa laboratorium yang dapat dikerjakan misalnya darah perifer, elektrolit dan gula darah.b. Pungsi lumbal Pungsi lumbal adalah pemeriksaan cairan serebrospinal yang dilakukan untuk menyingkirkan menigitis terutama pada pasien kejang demam pertama. Sangat dianjurkan pada anak berusia di bawah 12 bulan, dianjurkan pada anak usia 12-18 bulan, dan dipertimbangkan pada anak di atas 18 bulan yang dicurigai menderita meningitisc. CT Scan atau MRI Jarang sekali dikerjakan, tidak rutin dan hanya diindikasikan pada keadaan:i. Adanya riwayat dan tanda klinis trauma kepala.ii. Kemungkinan adanya lesi struktural diotak (mikrosefali, spastik).iii. Adanya tanda peningkatan tekanan intrakranial (kesadaran menurun, muntah berulang, fontanel anterior menonjol, paresis saraf otak VI, edema papil)d. EEG (Electro Encephalography)EEG adalah pemeriksaan gelombang otak untuk meneliti ketidaknormalan gelombangdan dipertimbangkan pada kejang demam kompleks. Pemeriksaan ini tidak dianjurkan untuk dilakukan pada kejang demam yang baru terjadi sekali tanpa adanya defisit neurologis, EEG ini tidak dapat memprediksi berulangnya kejang tau memperkirakan kemungkinan kejadian epilepsi pasien kejang demam.

LO 3.7 Memahami dan Menjelaskan Diagnosis Banding Kejang DemamMenghadapi seorang yang menderita demam dengan kejang, harus dipikirkan apakah penyebab kejang itu di dalam atau diluar susunan saraf pusat. Kelainan di dalam otak biasanya karena infeksi, misalnya meningitis, ensefalitis, abses otak, dan lain-lain.Oleh sebab itu perlu waspada untuk menyingkirkan dahulu apakah ada kelainan organis di otak.NoKriteri BandingKejang DemamEpilepsiMeningitis Ensefalitis

1.DemamPencetusnya demamTidak berkaitan dengan demamSalah satu gejalanya demam

2.Kelainan Otak(-)(+)(+)

3.Kejang berulang(+)(+)(+)

4.Penurunan kesadaran(+)(-)(+)

LO 3.8 Memahami dan Menjelaskan Penatalaksanaan Kejang DemamPemberian obat saat kejang Biasanya kejang demam berlangsung singkat dan pada waktu pasien datang kejang sudah berhenti. Apabila datang dalam keadaaan kejang, obat paling cepat unutuk menghentikan kejang adalah diazepam yang diberikan secara intravena. Dosis diazepam intravena adalah 0,3 0,5 mg/kgBB perlahan lahan dengan kecepatan 1-2 mg / menit atau dalam waktu 3-5 menit, dengan dosis maksimal 20 mg.Obat yang praktis dan dapat diberikan oleh orang tua atau di rumah adalah diazepam rektal. Dosis diazepam rekatal adalah 0,5 0,75 mg/kg atau diazepam rektal 5 mg untuk anak dengan berat badan kurang dari 10 kg dan 10 mg untuk berat badan lebih dari 10 kg. atau diazepam rektal dosis 5 mg untuk anak dibawah usia 3 tahun atau dosis 7,5 mg untuk anak diatas usia 3 tahun.Bila setelah pemberian diazepam rektal kejang belum berhenti, dapat diulang lagi dengan cara dan dosis yang sama dengan interval waktu 5 menit.Bila setelah 2 kali pemberian diazepam rektal masih tetap kejang, dianjurkan ke Rumah Sakit. Di Rumah Sakit dapat diberikan diazepam intravena dengan dosis 0,3 0,5 mg/kgBB.Bila kejang tetap belum berhenti dapat diberikan fenitoin secara intravena dengan dosis awal 10 20 mg/kgBB/menit atau kurang dari 50 mg/menit. Bila kejang berhenti dosis selanjutnya adalah 4-8 mg/kg/hari, dimulai 12 jam setelah dosis awal.Bila dengan fenitoin kejang masih belum berhenti maka pasien harus dirawat diruangan intensif. Bila kejang telah berhenti maka pemberian obat selanjutnya tergantung dari jenis demam.

Pemberian obat pada saat demam1. Antipiretik Tidak ditemukan bukti bahwa penggunaan antipiretik mengurangi risiko terjadinya kejang demam, namun para ahli di Indonesia sepakat bahwa antipiretik tetap diberikan. Dosisi parasetamol yang digunakan adalah 10 15 mg /kgBB/kali diberikan 3 kali sehari dan tidak lebih dari 5 kali. Dosis ibuprofen 5 10 mg/kgBB/kali diberikan 3 - 4 kali sehari.2. AntikonvulsanPemakaian diazepam oral dosis 0,3 mg/kgBB setiap 8 jam pada saat demam menurunkan risiko berulangnya kejang pada 30% - 60% kasus, begitu pula dengan diazepam rektal dosisi 0,5 mg/kgBB setiap 8 jam pada suhu > 38,5 oC. Dosis tersebut cukup tinggi dan menyebabkan ataksia, iritabel dan sedasi yang cukup berat pada 25 39 % kasus.Pemberian obat rumatanIndikasi pemberian obat rumatanPengobatan rumatan hanya diberikan bila kejang demam menunjukan ciri sebagai berikut : (salah-satu)1. Kejang demam lama > 15 menit2. Adanya kelainan neurologis yang nyata sebelum atau sesudah kejang, misalnya hemiparesis, paresisi todd, cerebral palsy, retradasi mental dan hidrosefalus3. Kejang fokal4. Pengobatan rumatan dipertimbangkan bila : Kejang berulang dua kali atau lebih dalam 2 jam Kejang demam terjadi pada bayi kurang dari 12 bulan Kejang demam 4 kali per tahunJenis antikonvulsan untuk pengobatan rumatanPemberian obat fenobarbital atau asam valproat setiap hari efektif dalam menurunkan risiko berulangnya kejang.Berdasarkan bukti ilmiah bahwa kejang demam tidak berbahaya dan penggunaan obat dapat menyebabkan efek samping, maka pengobatan hanya diberikan terhadap kasus selektif dan dalam jangka pendek.Pemakaian fenobarbital setiap hari dapat menimbulkan gangguan perilaku dan kesulitan belajar pada 40-50% kasus.Obat pilihan saat ini adalah asam valproat. Pada sebagian kecil kasus, terutama yang berumur kurang dari 2 tahun asam valproat dapat menyebabkan gangguan hati. Dosis asam valproat 15 40 mg/kgBB/hari dalam 2 -3 dosis, dan fenobarbital 3 4 mh/kgBB/hari dalam 1 2 dosis.Lama pengobatan rumatanPengobatan diberikan selama 1 tahun bebas kejang, kemudian dihentikan secara ertahap selama 1 2 bualn.

LO 3.9 Memahami dan Menjelaskan Komplikasi Kejang DemamPada penderita kejang demam yang mengalami kejang lama biasanya terjadi hemiparesis. Kelumpuhannya sesuai dengan kejang fokal yang terjadi. Mula mula kelumpuhan bersifat flasid, tetapi setelah 2 minggu timbul spastisitas.Kejang demam yang berlangsung lama dapat menyebabkan kelainan anatomis di otak sehingga terjadi epilepsy.Ada beberapa komplikasi yang mungkin terjadi pada klien dengan kejang demam :a. Pneumonia aspirasib. Asfiksiac. Retardasi mentalLO 3.10 Memahami dan Menjelaskan Prognosis Kejang DemamKemungkinan mengalami kecacatan atau kelainan neurologisKejadian kecacatan sebagai komplikasi kejang demam tidak pernah dilaporkan. Perkembangan mental dan neurologis umumnya tetap normal pada pasien yang sebelumnya normal. Penelitian lain secara retrospektif melaporkan kelainan neurologis pada sebagian kecil kasus, dan kelainan ini biasanya terjadi pada kasus dengan kejang demam lama atau kejang berulang baik umum atau fokal.

Kemungkianan mengalami kematian Kematian karena demam kejang tidak pernah dilaporkan

Kemugkianan berulangnya kejang demamKejang demam akan berulang kembali pada sebagian kasus. Factor risiko berulangnya kejang demama adalah :1. Riwayat kejang demam dalam keluarga2. Usia kurang dari 12 bulan3. Temperature yang rendah saat kejang4. Cepatnya kejang setelah demamBila seluruh faktor di atas ada, kemungkinan berulangnya kejang demam adalah 80%, sedangkan bila tidak terdapat faktor tersebut kemungkinan berulangnya kejang demam hanya 10 15 %. Kemungkinan berulangnya kejang demam paling besar pada tahun pertama.

Faktor risiko terjadi epilepsiKejang demam dapat menjadi epilepsy dikemudian hari dengan syarat ada faktor risiko sebagai berikut :1. Kelainan neurologis atau perkembangan yang jelas sebelum kejang demam pertama,2. Kejang demam kompleks,3. Riwayat epilepsy pada orang tua atau sudara kandung.Masing masing faktor risiko meningkatkan kemungkinan kejadian epilepsy sampai 4 % - 6%. Kombinasi dari faktor risiko tersebut meningkatkan kemungkinan epilepsi menjadi 10%. Kemungkinan menjadi epilepsi tidak dapat dicegah dengan pemberian obat rumatan pada kejang demam.

LO 4 Memahami dan Menjelaskan MeningitisLO 4.1 Memahami dan Menjelaskan Definisi MeningitisMeningitis adalah radang pada meningen (membran yang mengelilingi otak dan medula spinalis) dan disebabkan oleh virus, bakteri atau organ-organ jamur. Meningitis merupakan infeksi akut dari meninges, biasanya ditimbulkan oleh salah satu dari mikroorganisme pneumokok, Meningokok, Stafilokok, Streptokok, Hemophilus influenza dan bahan aseptis (virus). Meningitis adalah peradangan pada selaput meningen, cairan serebrospinal dan spinal column yang menyebabkan proses infeksi pada sistem saraf pusat.

LO 4.2 Memahami dan Menjelaskan Etiologi Meningitis1. Bakteri; Mycobacterium tuberculosa, Diplococcus pneumoniae (pneumokok),Neisseria meningitis (meningokok), Streptococus haemolyticuss, Staphylococcus aureus,Haemophilus influenzae, Escherichia coli, Klebsiella pneumoniae, Peudomonasaeruginosa2. Penyebab lainnya lain, Virus, Toxoplasma gondhii dan Ricketsia3. Virus :a. Enterovirusb. Mumpsc. Herpes virusd. Arboviruse. Kasus yang sangat jarang: LMCV (lymphocytic choriomeningitis virus)4. Jamur :a. Cryptococcus neoformansb. Coccidioides immitrisc. Candida (jarang)d. Histoplasma (terutama pada kasus immunocompromise) 5. Faktor predisposisi : jenis kelamin laki-laki lebih sering dibandingkan dengan wanita6. Faktor maternal : ruptur membran fetal, infeksi maternal pada minggu terakhirkehamilan7. Faktor imunologi : defisiensi mekanisme imun, defisiensi imunoglobulin.8. Kelainan sistem saraf pusat, pembedahan atau injury yang berhubungan dengan sistempersarafanMeningitis juga bisa berlaku pada kasus non infeksi terutama pada kasus seperti AIDS, kanker, diabetes, trauma fisik atau oleh kerna obat obatan yang bisa menurunkan sistem imunitas tubuh.

Age GroupCauses

neonatusGroup B Streptococci,Escherichia coli, Listeria monocytogenes

Bayi Neisseria meningitidis, Haemophilus influenzae, Streptococcus pneumoniae

Anak anak N. meningitidis, S. pneumoniae

Dewasa S. pneumoniae, N. meningitidis, Mycobacteria

LO 4.3 Memahami dan Menjelaskan Klasifikasi MeningitisMeningitis dibagi menjadi 2 golongan berdasarkan perubahan yang terjadi pada cairan otak, yaitu :1. Meningitis serosaAdalah radang selaput otak araknoid dan piameter yang disertai cairan otak yang jernih. Penyebab terseringnya adalah Mycobacterium tuberculosa. Penyebab lainnya lues, Virus, Toxoplasma gondhii dan Ricketsia.2. Meningitis purulentaAdalah radang bernanah arakhnoid dan piameter yang meliputi otak dan medula spinalis. Penyebabnya antara lain : Diplococcus pneumoniae (pneumokok), Neisseria meningitis (meningokok), Streptococus haemolyticuss, Staphylococcus aureus, Haemophilus influenzae, Escherichia coli, Klebsiella pneumoniae, Peudomonas aeruginosa.

LO 4.4 Memahami dan Menjelaskan Patofisiologis MeningitisAgen penyebabInvasi ke susunan saraf pusat melalui aliran darahBermigrasi ke lapisan subarachnoidRespon inflamasi di piamater, arachnoid, cairan cerebrospinal, dan ventrikulerEksudat menyebar di seluruh saraf cranial dan saraf spinalKerusakan neurologistMeningitis bakteri dimulai sebagai infeksi dari oroaring dan diikuti dengan septikemia, yang menyebar ke meningen otak dan medula spinalis bagian atas.Faktor predisposisi mencakup infeksi jalan nafas bagian atas, otitis media, mastoiditis, anemia sel sabit dan hemoglobinopatis lain, prosedur bedah saraf baru, trauma kepala dan pengaruh imunologis.Saluran vena yang melalui nasofaring posterior, telinga bagian tengah dan saluran mastoid menuju otak dan dekat saluran vena-vena meningen; semuanya ini penghubung yang menyokong perkembangan bakteri.Organisme masuk ke dalam aliran darah dan menyebabkan reaksi radang di dalam meningen dan di bawah korteks, yang dapat menyebabkan trombus dan penurunan aliran darah serebral.Jaringan serebral mengalami gangguan metabolisme akibat eksudat meningen, vaskulitis dan hipoperfusi.Eksudat purulen dapat menyebar sampai dasar otak dan medula spinalis.Radang juga menyebar ke dinding membran ventrikel serebral.Meningitis bakteri dihubungkan dengan perubahan fisiologis intrakranial, yang terdiri dari peningkatan permeabilitas pada darah, daerah pertahanan otak (barier oak), edema serebral dan peningkatan TIK.Pada infeksi akut pasien meninggal akibat toksin bakteri sebelum terjadi meningitis.Infeksi terbanyak dari pasien ini dengan kerusakan adrenal, kolaps sirkulasi dan dihubungkan dengan meluasnya hemoragi (pada sindromWaterhouse-Friderichssen) sebagai akibat terjadinya kerusakan endotel dan nekrosis pembuluh darah yang disebabkan oleh meningokokus.

LO 4.5 Memahami dan Menjelaskan Manifestasi Klinik MeningitisKeluhan pertama biasanya nyeri kepala. Rasa ini dapat menjalar ke tengkuk dan punggung. Tengkuk menjadi kaku. Kaku kuduk disebabkan oleh mengejangnya otot-otot ekstensor tengkuk. Bila hebat, terjadi opistotonus, yaitu tengkuk kaku dalam sikap kepala tertengadah dan punggung dalam sikap hiperekstensi. Kesadaran menurun.tanda Kernigs dan Brudzinsky positif.

Gejala meningitis tidak selalu sama, tergantung dari usia si penderita serta virus apa yang menyebabkannya. Gejala yang paling umum adalah demam yang tinggi, sakit kepala, pilek, mual, muntah, kejang. Setelah itu biasanya penderita merasa sangat lelah, leher terasa pegal dan kaku, gangguan kesadaran serta penglihatan menjadi kurang jelas. Gejala pada bayi yang terkena meningitis, biasanya menjadi sangat rewel, muncul bercak pada kulit, tangisan lebih keras dan nadanya tinggi, demam ringan, badan terasa kaku, dan terjadi gangguan kesadaran seperti tangannya membuat gerakan tidak beraturan.Gejala meningitis meliputi :Gejala infeksi akut1. Panas2. Nafsu makan tidak ada3. Anak lesuGejala kenaikan tekanan intracranial1. Kesadaran menurun2. Kejang-kejang3. Ubun-ubun besar menonjolGejala rangsangan meningeal1. kaku kuduk2. Kernig3. Brudzinky I dan II positifGejala meningitis diakibatkan dari infeksi dan peningkatan TIK :1. Sakit kepala dan demam (gejala awal yang sering)2. Perubahan pada tingkat kesadaran dapat terjadi letargik, tidak responsif, dan koma.3. Iritasi meningen mengakibatkan sejumlah tanda sbb:a. Rigiditas nukal (kaku leher). Upaya untuk fleksi kepala mengalami kesukaran karena adanya spasme otot-otot leher.b. Tanda kernik positip: ketika pasien dibaringkan dengan paha dalam keadan fleksikearah abdomen, kaki tidak dapat di ekstensikan sempurna.c. Tanda brudzinki : bila leher pasien di fleksikan maka dihasilkan fleksi lutut danpinggul. Bila dilakukan fleksi pasif pada ekstremitas bawah pada salah satu sisi makagerakan yang sama terlihat peda sisi ektremita yang berlawanan.4. Mengalami foto fobia, atau sensitif yang berlebihan pada cahaya.5. Kejang akibat area fokal kortikal yang peka dan peningkatan TIK akibat eksudatpurulen dan edema serebral dengan tanda-tanda perubahan karakteristik tanda-tandavital(melebarnya tekanan pulsa dan bradikardi), pernafasan tidak teratur, sakit kepala,muntah dan penurunan tingkat kesadaran.6. Adanya ruam merupakan ciri menyolok pada meningitis meningokokal.7. Infeksi fulminating dengan tanda-tanda septikimia: demam tinggi tiba-tiba muncul,lesi purpura yang menyebar, syok dan tanda koagulopati intravaskuler diseminata

LO 4.6 Memahami dan Menjelaskan Diagnosis dan Pemeriksaan MeningitisDiagnosis kerja ke arah meningitis dapat dipikirkan apabila menemukan gejala dan tanda-tanda klinis meningitis. Gejala dan tanda dari infeksi akut, peningkatan tekanan intrakranial dan rangsang meningeal perlu diperhatikan. Untuk mengkonfirmasi diagnosis meningitis dilakukan tes laboratorium berupa tes darah dan cairan sumsum tulang belakang.Pemeriksaan Rangsangan Meningeal 1. Pemeriksaan Kaku KudukPasien berbaring terlentang dan dilakukan pergerakan pasif berupa fleksi dan rotasi kepala. Tanda kaku kuduk positif (+) bila didapatkan kekakuan dan tahananpada pergerakan fleksi kepala disertai rasa nyeri dan spasme otot. Dagu tidak dapat disentuhkan ke dada dan juga didapatkan tahanan pada hiperekstensi dan rotasi kepala.2. Pemeriksaan Tanda KernigPasien berbaring terlentang, tangan diangkat dan dilakukan fleksi pada sendi panggul kemudian ekstensi tungkai bawah pada sendi lutut sejauh mengkin tanpa rasa nyeri.Tanda Kernig positif (+) bila ekstensi sendi lutut tidak mencapai sudut 135 (kaki tidak dapat di ekstensikan sempurna) disertai spasme otot paha biasanya diikuti rasa nyeri.3. Pemeriksaan Tanda Brudzinski I ( Brudzinski Leher)Pasien berbaring terlentang dan pemeriksa meletakkan tangan kirinya dibawah kepala dan tangan kanan diatas dada pasien kemudian dilakukan fleksi kepala dengan cepat kearah dada sejauh mungkin.Tanda Brudzinski I positif (+) bilapada pemeriksaan terjadi fleksi involunter pada leher.4. Pemeriksaan Tanda Brudzinski II ( Brudzinski Kontra Lateral Tungkai)Pasien berbaring terlentang dan dilakukan fleksi pasif paha pada sendi panggul (seperti pada pemeriksaan Kernig). Tanda Brudzinski II positif (+) bila pada pemeriksaan terjadi fleksi involunter pada sendi panggul dan lutut kontralateral.(7)Pemeriksaan Penunjang Meningitis 1. Pemeriksaan Pungsi LumbalLumbal pungsi biasanya dilakukan untuk menganalisa jumlah sel dan proteincairan cerebrospinal, dengan syarat tidak ditemukan adanya peningkatan tekananintrakranial.a. Pada Meningitis Serosa terdapat tekanan yang bervariasi, cairan jernih, sel darah putih meningkat, glukosa dan protein normal, kultur (-).b. Pada Meningitis Purulenta terdapat tekanan meningkat, cairan keruh, jumlah sel darah putih dan protein meningkat, glukosa menurun, kultur (+) beberapa jenis bakteri.2. Pemeriksaan darahDilakukan pemeriksaan kadar hemoglobin, jumlah leukosit, Laju EndapDarah (LED), kadar glukosa, kadar ureum, elektrolit dan kultur.a. Pada Meningitis Serosa didapatkan peningkatan leukosit saja. Disamping itu, pada Meningitis Tuberkulosa didapatkan juga peningkatan LED.b. Pada Meningitis Purulenta didapatkan peningkatan leukosit.3. Pemeriksaan Radiologisa. Pada Meningitis Serosa dilakukan foto dada, foto kepala, bila mungkindilakukan CT.b. Pada Meningitis Purulenta dilakukan foto kepala (periksa mastoid, sinusparanasal, gigi geligi) dan foto dada.Pemeriksaan Diagnostik1. Analisis CSS dari fungsi lumbal :a) Meningitis bakterial : tekanan meningkat, cairan keruh/berkabut, jumlah sel darah putih dan protein meningkat glukosa meningkat, kultur positip terhadap beberapa jenis bakteri.b) Meningitis virus : tekanan bervariasi, cairan CSS biasanya jernih, sel darah putihmeningkat, glukosa dan protein biasanya normal, kultur biasanya negatif, kultur virusbiasanya dengan prosedur khusus.2. Glukosa serum : meningkat ( meningitis )3. LDH serum : meningkat ( meningitis bakteri )4. Sel darah putih : sedikit meningkat dengan peningkatan neutrofil (infeksi bakteri)5. Elektrolit darah : Abnormal .6. ESR/LED : meningkat pada meningitis7. Kultur darah/ hidung/ tenggorokan/ urine : dapat mengindikasikan daerah pusat infeksiatau mengindikasikan tipe penyebab infeksi8. MRI/ skan CT : dapat membantu dalam melokalisasi lesi, melihat ukuran/letakventrikel; hematom daerah serebral, hemoragik atau tumor9. Ronsen dada/kepala/ sinus ; mungkin ada indikasi sumber infeksi intra kranial.LO 4.7 Memahami dan Menjelaskan Diagnosis Banding MeningitisViral meningitisTermasuk penyakit ringan. Gejalanya mirip dengan sakit flu biasa, dan umumnya si penderita dapat sembuh sendiri. Frekuensi viral meningitis biasanya meningkat di musim panas karena pada saat itu orang lebih sering terpapar agen pengantar virus. Banyak virus yang bisa menyebabkan viral meningitis. Antara lain virus herpes dan virus penyebab flu perut. Bacterial meningitisDisebabkan oleh bakteri tertentu dan merupakan penyakit yang serius. Salah satu bakterinya adalah meningococcal bacteria. Gejalanya seperti timbul bercak kemerahan dan kecoklatan pada kulit. Bercak ini akan berkembang menjadi memar yang mengurangi suplai darah ke organ-organ lain dalam tubuh dapat berakibat fatal dan menyebabkan kematian.Meningitis Tuberkulosis GeneralisataGejala : demam, mudah kesal, obstipasi, muntah- muntah, ditemukan tanda-tanda perangsangan meningen seperti kaku kuduk, suhu badan naik turun, nadi sangat labil/lambat, hipertensi umum, abdomen tampak mencekung, gangguan saraf otak. Penyebab : kuman mikobakterium tuberkulosa varian hominis.Diagnosis : Meningitis Tuberkulosis dapat ditegakkan dengan pemeriksaan cairan otak, darah, radiologi, test tuberkulin.Selain dari tipe-tpe meningitis yang dibahas di atas, terdapat juga tipe meningitis yang disebabkan oleh jamur seperti meningitis Kriptikokus.

PURULENTA TUBERKULOSA VIRUS JAMUR

Tekanan >180 mm H20Bila didiamkan terbentuk pelikulaMikroskopis : kuman TBCPemeriksaan mikroskopikBiakan cairan otakPemeriksaan serologik serum dancairan otakKultur bakteri negatif

Warna Keruh sampai purulenJernih atau xantokromJernihJernih

Sel Leukosit meningkat95 % PMNMeningkat, 75 mg%meningkatNormal / sedikit meningkatMeningkat

Klorida Menurun,