Upload
shiaoshi-rain
View
239
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
8/2/2019 Manajemen Koperasi Jadi Repaired)
1/36
MANAJEMEN KOPERASI
OLEH :
1. Alid Nur Apriyanti (098554201)
2. Fitri Fatmawati (098554203)
3. Lailatul Chotimah (098554205)
4. Devi Lestyasari (098554207)
5. Dhany Nirmala P (098554211)
6. Wildan Arifianto (098554216)
7. Keny Widyaningsih (098554220)
8. Lina Dwi M (098554223)
9. Adecitya Dwi A (098554227)
10.Rengganis Ganda M (098554228)
UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
FAKULTAS EKONOMI
S1 PENDIDIKAN EKONOMI
2011
8/2/2019 Manajemen Koperasi Jadi Repaired)
2/36
STRUTUR ORGANISASI KOPERASI
1. Struktur Organisasi Koperasi
Koperasi merupakan suatu badan usaha yang memiliki sifat, karakteristik,
metode kerja, dan tujuan yang berbeda dengan pelaku ekonomi lainnya. Koperasi
bukanlah perusahaan yang dibentuk atas sekumpulan modal, tetapi dibentuk atas
keinginan sekumpulan orang atau badan hukum koperasi dalam rangka melindungi
dan menolong diri sendiri dengan cara bersama-sama dengan orang lain yang memiliki
persamaan kepentingan, kerjasama tersebut dilandasi oleh rasa kekeluargaan.
Organisaisi koperasi yang telah terbentuk memerlukan pelaksanaan
manajemen koperasi diantaranya mengenai Bagan Struktur Organisais yang relevan,
perangkat dan fungsi organisasai koeperasi.Bagan Struktur Organisasi Koeprasi
menggambarkan sususnan, isi dan luas cakupan organisasi koperasi, serta menjelaskan
posisi daripada fungsi beserta tugas maupun kewajiban setiap fungsi, hubungan kerja
dan tanggung jawab yang jelas.
Landasan pembuatan struktur organisasi adalah :
1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 1992 tentang
Perkoperasian.
2. Anggaran Dana dan Anggaran Rumah Tangga Koperasi.
3. Keputusan Rapat.
8/2/2019 Manajemen Koperasi Jadi Repaired)
3/36
Bagan Struktur Organisasi koperasi
Keterangan:
Bagan Struktur Organisasi Koperasi ini tidak bersifat baku dan masih dapat
dimodifikasi sesuai dengan kebutuhan/kecukupan/cirri khas organisasinya. Perangkat
organisasinya pasti harus tercantum sebagaimana UU Nomor 25 Tahun 1992 pasal 21,adalah Rapat Anggota, Pengurus dan Pengawas, yang selanjutnya dapat dilengkapi
adanaya pengelola (manager dan karyawan).
2. Rapat Anggota (RA)
Rapat anggota di dalam suatu organisasi koperasi merupakan sarana dan cara
berkomunikasi diantara semua pihak yang berkepentingan di dalam tata kehidupan
koperasi. Kedudukan rapat anggota secara hukum ditegaskan dalam pasal 22 Undang-
undang Nomor 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian. Rapat Anggota memiliki
kekuasaan tertinggi dalam koperasi, yang tercermin dalam forum Rapat Anggota,
sering kali secara teknis disebut RAT (Rapat Anggota Tahunan). Fungsi Rapat
Anggota adalah :
1. Menetapkan Anggaran Dasar/ART.
2. Menetapkan Kebijaksanaan Umum di bidang organisasi,
RAPAT ANGGOTA
UNIT USAHA
PENGURUS PENGAWAS
MANAGER
ANGGOTA
UNIT USAHAUNIT USAHAUNIT USAHA UNIT USAHA
8/2/2019 Manajemen Koperasi Jadi Repaired)
4/36
manajemen dan usaha koperasi.
3. Menyelenggarakan pemilihan, pengangkatan, pemberhentian,
pengurus dan atau pengawas.
4. Menetapkan Rencana Kerja, Rencana Anggaran Pendapatan dan
Belanja Koperasi
serta pengesahan Laporan Keuangan.
5. Mengesahkan Laporan Pertanggung-jawaban Pengurus dan
Pengawas dalam
melaksanakan tugasnya.
6. Menentukan pembagian Sisa Hasil Usaha.
7. Menetapkan keputusan penggabungan, peleburan, dana pembubaran
Koperasi.
Yang bertanggung jawab dalam menyelenggarakan rapat anggota adalah pengurus
koperasi. Rapat anggota pada umumnya diadakan sekali setahun yang disebut Rapat
Anggota Tahunan (RAT), dimana pengurus memberi pertanggungjawaban atas
kebijaksanaan yang telah dilakukannya selama tahun buku yang lampau. Ada juga yang
mengadakan rapat dua kali dalam satu tahun yaitu satu kali untuk menyusun anggaran
biaya dan pendapatan (rencana usaha) untuk tahun yang akan datang dan yang kedua kali
rapat anggota tahunan untuk membicarakan kebijaksanaan pengurus selama tahun yang
lampau. Yang pertama diadakan menjelang akhir tahun buku (September-Desember),
sedangkan yang kadua diadakan beberapa bulan sesudah akhir tahun buku.
Rapat anggota tahunan koperasi membicarakan antara lain hal-hal sebagai berikut:
1. Penilaian kebijaksanaan pengurus dalam memimpin koperasi selama tahun buku
yang lampau.
2. Neraca tahunan dan perhitungan laba rugi.
3. Penilaian laporan badan pemeriksa.
4. Menetapkan pembagian sisa hasil usaha koperasi.
5. Rencana kerja dan rencana anggaran belanja tahun berikutnya.
6. Pemilihan pengurus dan badan pemeriksa (jika masing-masing sudah berakhir masa
jabatannya).
7. Masalah-masalah yang timbul dalam rapat.
Jika pengurus lalai atau tidak sanggup mengadakan rapat anggota, maka
pejabat koperasi berhak mengadakan rapat anggota dengan memanggil semua
anggota-anggota koperasi. Pejabat koperasi memanggil rapat anggota tersebut, jika:
8/2/2019 Manajemen Koperasi Jadi Repaired)
5/36
1. Pengurus koperasi sendiri tidak mampu atau tidak bersedia mengadakan rapat
anggota.
2. Pengurus koperasi sudah tidak diketahui lagi dimana berada.
3. Keadaan darurat, seperti keadaan perang atau keadaan bahaya.
3. Pengurus
Pengurus dipilih dari dan oleh Anggota Koperasi, dan berperan mewakili
anggota dalam menjalankan kegiatan organisasi maupun usaha koperasi. Pengurus
dapat menunjuk manajaer dan karyawan sebagai pengelola untuk menjalankan fungsi
usaha sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang ada, sebagaimana jelas tercantum
dalam pasal 32 UU Nomor 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian.
Pengurus memperoleh wewenang dan kekuasaan dari hasil keputusan RAT
Pengurus berkewajiban melaksanakan seluruh keputusan RAT guna memberikan
manfaat kepada anggota koperasi. Pengurus merumuskan berbagai kebijaksanaan yang
harus dilakukan pengelola (Tim Manajemen) dan menjalankan tugas-tugasnya sebagai
berikut:
1. Mengelola organisasi koperasi dan usahanya.
2. Membuat dan mengajukan Rancangan Program Kerja Serta
Rancangan RAPBK (Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja
Koperasi)
3. Menyelenggarakan Rapat Anggota
4. Mengajukan Laporan Keuangan dan Pertanggung jawaban
Pelaksanaan Tugas
5. Menyelenggarakan pembukaan keuangan dan invetaris secara tertib.
6. Memelihara daftar buku Anggota, buku Pengurus dan Pengawas.
7. Memberikan Pelayanan kepada Anggota Koperasi dan Masyarakat.
8. Mendelegasikan tugas kepada manajer
9. Meningkatkan pengetahuan perangkat pelaksanaan dan anggota.
10.Meningkatkan penyuluhan dan pendidikan kepada anggota
11.Mencatat mulai sampai dengan berakhirnya masa kepengurusan
pengawas dan pengurus.
12.Mencatat masuk dan keluarnya anggota.
Hak-hak pengurus adalah sebagai berikut:
8/2/2019 Manajemen Koperasi Jadi Repaired)
6/36
1.Memanggil rapat biasa maupun rapat khusus baik diperintahkan oleh rapat
anggota maupun tidak.
2. Mengangkat atau memecat manajer.
3. Di dalam koperasi primer seorang anggota pengurus hanya mempunyai hak
satu suara. Akan tetapi pada koperasi sekunder hak suaranya dapat lebih dari
satu.
Syarat-syarat bagi seorang pengurus adalah sebagai berikut:
1. Turut mengambil bagian dalam usaha koperasi, serta juga telah memenuhi
kewajiban dalam koperasi, seperti membayar simpanan pokok dan telah
berpengalaman dalam usaha koperasi.
2. Dapat menyediakan waktu untuk menghadiri rapat pengurus serta turut
mengeluarkan pendapat dan buah pikiran yang berguna demi kemajuan para
anggota.
3. Mengerti dan mempunyai pengalaman tentang organisasi koperasi serta aktif
memperhatikan kerapian organisasi koperasi.
4. Bersedia mendengar usul-usul atau keberatan dari pihak anggota guna kebaikan
bersama serta membicarakan hal itu ke dalam rapat pengurus.
5. Para anggota pengurus harus menghargai pendapat sesama anggota yang
walupun tidak selalu sama, akan tetapi perlu juga diperhatikan sebelum
mengambil keputusan.
6. Anggota Pengurus harus mematuhi keputusan rapat pengurus dan tidak
dibenarkan menjalankan kepercayaan sendiri-sendiri.
7. Para pengurus adalah pemegang kepercayaan dari rapat anggota dan karenanya
merupakan suatu jabatan kehormatan sehingga jangan sampai mengecewakan
para anggota.
8. Pengurus harus bersikap bersedia menerima kemajuan-kemajuan teknik baru
dan penemuan-penemuan ke arah pembaharuan.
4. Fungsi dan Peranan Pengurus
Pengurus koperasi mempunyai fungsi, di antaranya adalah :
1) Pengurus sebagai pusat pengambilan keputusan yang tertinggi
Fungsi pengurus sebagai pusat pengambilan keputusan tertinggi diwujudkan
dalam menentukan tujuan organisasi, merumuskan kebijakan organisasi, menentukan
rencana sasaran serta program kerja organisasi koperasi, memilih dan mengawasi
8/2/2019 Manajemen Koperasi Jadi Repaired)
7/36
tindakan-tindakan manajer-manajer dan karyawan dalam mengelola usaha koperasi.
Pengurus merupakan perangkat organisasi koperasi yang diharapkan dapat
membawa perubahan dan pertumbuhan organisasi dan sekaligus menjadi sumber
inisiatif dan inspirasi bagi pengembangan usaha koperasi. Pada menilai semua hasil
kerja kegiatan-kegiatan pengelolaan koperasi secara operasional yang menjadi
tanggung jawab manajer.
2) Fungsi sebagai penasihat
Fungsi sebagai penasihat ini berlaku baik bagi para manajer maupun bagi para
anggota. Bagi para manajer maminta nasihat kepada pengurus adalah penting sekali
artinya, terutama dalam rangka penjabaran dan penerapan kebijaksanaan operasional
dari kebijaksanaan-kebijaksanaan yang telah dirumuskan pengurus.
3) Pengurus sebagai pengawas
Pengurus merupakan orang yang mendapat kepercayaan dari anggota untuk
melindungi semua kekayaan organisasi.
4) Pengurus sebagai penjaga kelangsungan hidup organisasi
Demi keberlangsngan usaha dan keberlanjutan organisasi koperasi, maka pengurus
harus :
a. Mampu menyediakan adanya manajer yang cakap dalam organisasi
b. Menyeleksi dan memilih eksekutif atau manajer secara efektif
c. Memberikan pengarahan kepada para manajer agar koperasi berjalan secara
efektif professional, dan
d. Menetapkan orang-orang yang mampu mengarahkan kegiatan dari organisasi
e. Mengikuti perkembangan pasar, dengan tepat mengarahkan berbagai jenis
layanan barang-barang atau jasa-jasa yang dihasilkan oleh koperasi sesuai
dengan dinamika pasar dan tingkat kelayakan maupun profitabilitas usaha.
5). Pengurus sebagai symbol
Langkah-langkah yang diambil pengurus terhadap anggota maupun karyawan
bersifat persuasive yang menempatkan pengurus menjadi pemimpin yang memiliki
kekuatan dan motivator bagi pencapaian tujuan; strategis perusahaan dan
kebijaksanaan umum dari organisasi koperasi dirumuskan secara sistematis oleh
8/2/2019 Manajemen Koperasi Jadi Repaired)
8/36
pengurus. Pengurus memperoleh dan menyajikan informasi koperasi secara cermat
dalam menunjang kinerja usaha.
Pemilihan kesehatan koperasi merupakan ukuran penilaian kinerja koperasi
merupakan ukuran penilaian kinerja koperasi yang memperhatikan faktor-faktor yang
mempengaruhi kelancaran, keberhasilan pertumbuhan, perkembangan dan
keberlangsungan usaha koperasi dalam jangka pendek maupun jangka panjang.
Pengurus mempersiapkan dan membuat laporan kesehatan kopearsi secara tertulis
yang dikoordinasikan dengan pengawas, serta dilaporkan pada Rapat
Anggota. Aspek-aspek yang tercakup dalam laporan kesehatan
kopearsi paling tidak berisi:
1. Permodalan;
2. Kulaitas aktiva produktif,
3. Pengelolaan
4. Efisiensi
5. Likuiditas,
6. Jati diri Koperasi,
7. Pertumbuhan dan kemandirian, and
8. Kepagtuhan terhadap prinsip-prinsip usaha yang digunakan
Untuk mengefektifkan usaha dan berjalannya fungsi pengendalian manajemen
koperasi, maka pengurus melakukan pemeriksaan rutin secara berkala minimal 3 (tiga)
bulan sekali terhadap seluruh transaksi yang terjadi. Hasil kegiatan ini menjadi
masukkan/bahan untuk perbaikan atau penyempurnaan pelaksanaan kinerja usah
koperasi kepada pihak pengelola koperasi, serta pengendalian atas kemugkinan
terjadinya penyimpangan dan kesalahan pembukuan. Hasil pemeriksaan pengurus
dapat disampaikan dan menjadi bahan pertimbangan dan perhatian pula bagi
pengawas koperasi.
Pengurus juga melaporkan kinerja pelaksanaan kebijakan, program kerja, dan
realisasi rencan Anggaran Pendapatan dan Belanja Koperasi (RAPBK) yang sudah
disetujui oleh Rapat Angota untuk tahun buku berjalan (1 Januari 31 Desember).
Adapun kinerja kebijakan, program dan RAPBK meliputi :
1. Organisasi dan kelembagaan (membandingkan rencana dengan realisasi)
2. Pelayanan dan Usaha Koperasi (membandingkan rencan dengan realisasi)
3. Neraca Pelayanan Koperasi kepada anggota dan non anggota (membandingkan
rencana dengan realisasi)
8/2/2019 Manajemen Koperasi Jadi Repaired)
9/36
4. Kinerja keuangan (analisa perkembangan dan analisa laporan keuangan);
5. Pembagian SHU
6. Keajaiban - keajaiban lain yang muncul yang tidak ada dalam rencana.
5. Pengawas
Pengawas sebagai salah satu perangkat organisasi koperasi diangkat dari dan
oleh Anggota dalam Rapat Anggota Tahunan, sesuai pasal 38 UU No. 25 Tahun 1992.
Berdasarkan ketentuan Pasal 39 UU No.25 Tahun 1992, fungsi tugas dan wewenng
pengawas antara lain :
1. Melaksanakan pengawasan terhadap pelaksanaan kebijaksanaan Pengurus dan
Pengelola Koperasi.
2. Membuat laporan tertulis tentang hasil pengawasannya.
3. Meneliti catatan yang ada pada koperasi.
4. Mendapatkan segala keterangan yang diperlukan.
5. Merahasiakan hasil pengawasannya terhadap pihak ketiga.
6. Memeriksa sewaktu-waktu tentang keuangan dengan membuat berita acara
pemeriksaannya.
7. Memberikan saran dan pendapat serta usul kepada pengurus atau Rapat
Anggota mengenai hal yang menyangkut kehidupan koperasi.
8. Memperolah biaya-biaya dalam rangka menjalankan tugas sesuai dengan
keputusan Rapat Anggota.
9. Mempertanggungjawabkan hasil pemeriksaannya pada RAT.
Keterkaitan antara peran pengawas dan pengurus adalah dalam hal pelaporan
adalah dalam
hal pelaporan hasil audit. Pengawas melaporkan hasil audit dan rekomendasi
pelaksanaan
kebijakan dan Keputusan Rapat Anggota yang telah di laksanakan oleh pengurus
koperasi baik
auditr berkala maupun audit akhir tahun buku. Hasil audit yang dilaporkan dari
pengawas
adalah mengenai kesesuaian dan kebenaran data dan informasi yang dilaporkan dari
pengawas adalah mengenai kesesuaian dan kebenaran data dan informasi yang
dilaporkan
8/2/2019 Manajemen Koperasi Jadi Repaired)
10/36
Pengurus koperasi dengan bukti bukti pendukungnya. Adapun beberapa hasil audit
yang
dilaporkan pengawas adalah :
1. Pelaksanaan Anggaran Dasar di Koperasi;
2. Pelaksanaan Kepeutusan RAT;
3. Audit manajemen (pelaksanaan Standar Operasional Produser, deskripsi
jabatan, dan disiplin kerja);
4. Audit keuangan (ada tidaknya penyimpangan keuangan oleh Pengurus);
5. Audit fisik (inventaris, dan kas)
6. Pengelolah ( Manajer)
Manager dipilih dan diangkat oleh pengurus untuk melakukan fungsi
pengelolaan operasional
usah koperasi.
Kewajiban manager antara lain :
1. Melaksanakan kebijakan operasional yang telah ditetapkan Pengurus.
2. Memimpin dan mengkoordinir pelaksanaan kegiatan kegiatan di unit unit
usaha
3. Membimbing dan mengarahkan tugas tugas karyawan yang dibawahnya
seefisien
mungkin menuju karyawan yang berkualitas.
4. Mengusulkan kepada pengurus tentang pengangkatan dan atau pemberhentian
karyawan dalam lingkungan tugasnya.
5. Menyusun Program Kerja dan RAPBK tahunan untuk disampaikan kepada
pengurus
sebelum dimulainya rencana dan anggaran yang baru, dan selanjutnya evaluasi
sekaligus perencanaan bagi pengurus untuk disampaikan dalam Rapat Anggota.
6. Membuat laporan pertanggungjawaban kerja secara tertulis setiap akhir bulan
and tahun.
7. Melaksanakan dokumen-dokumen usaha atau organisasi koperasi.
8/2/2019 Manajemen Koperasi Jadi Repaired)
11/36
Fungsi utama Manager :
1) Melaksanakan tugas segari hari di bidang usaha.
2) Bertanggungjawab atas administrasi kegiatan usaha dan organisasi koperasi.
3) Mengembangkan dan mengelola usaha untuk mencapai tujuan secara efektif
dan
efisien.
Perlunya Manager dalam Koperasi
Keberadaan manajer dalam koperasi diharapkan usaha koperasi akan dapat
berkembang lebih maju.
Manajer diperlukan bagi koperasi :
1) Untuk mengelola usaha koperasi memerlukan keahlian sesuai dengan
bidang usaha koperasi, selain untuk menunjang fungsi pengurus yang
umumnya dipilih oleh anggota berdasarkan atas kepercayaan.
2) Pengelolaan usaha koperasi memerlukan tindakan yang berkeseimbangan
sepanjang tindakan yangberkesinambungan sepanjang waktun sejalan
dengan keberadaan koperasi itu, sementara pengurus di[ilih untuk jangka
waktu tertentu (ada batasan waktu kepengurusan)
3) Pengurus umumnya tidak dapat mencurahkan tenaga atau pikirannya
secara penuh dalam koperasi, karena biasanya pengurus memiliki tugas
pokoknya, sehingga manajer diperlukan untuk mengoperasionalisasikan
usaha koperasi lebih efektif dan mencapai tujuannya.
7. Hubungan Kerja Antara Pengurus dabn Manajer
Antara pengurus dengan manajer harus memiliki kesatuan pendangan dan
kesatuan gerak untuk mengenai usaha koperasi dan tercapainya tujuan koperasi.
Untuk menjaga keseimbangan dan keselarasan usaha koperasi dilakukan tugas
dan tanggung jawab sejelas-jelasnya, antara lain :
a) Pertanggung jawaban teknis operasional oleh pengurus diserahkan
kepada manajer, sekalipun pertanggungjawaban terakhir kepada
anggota dilakukan pengurus.
b) Pengurus hanya memutuskan hal-hal yang sifatnya kebijaksanaan,
sedangkan manajer dalam bidang operasionalnya.
8/2/2019 Manajemen Koperasi Jadi Repaired)
12/36
c) Pengurus mempunyai wewenang penuh untuk melakukan pengawsan,
pemantauan, penerbitan, penelitian, dan pemeriksaan tentang apa yang
dilakukan manajer.
d) Pengurus tidak perlu mengerjakan hal-hal yang sifatnya operasional
sehari hari.
Hal-hal yang Harus Diperhatikan dalam Unsur-unsur Organisasi Koperasi
Mekanisme untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan dilakukan dengan
membagi pekerjaan sesuai fungsinya dan menganut suatu aturan yang cocok. Dalam
pelaksanaannya, hubungan kerja antar fungsi yang mencakup kekuasaan, wewenang,
serta tanggung jawab masing-masing harus jelas dan dilaksanakan secara konsekuen.
Unsur-unsur yang terdapat pada organisasi koperasi harus memperhatikan hal-hal
berikut:
1. Tujuan yang jelas harus dirumuskan sebagai landasan dan pedoman dalam
menentukan tata kerja yang efektif. Tujuan ini dapat dibedakan menjadi tujuan
umum dan tujuan khusus. Tujuan umum koperasi adalah menyejahterakan para
anggotanya, sedangkan tujuan khusus adalah meningkatkan mutu atau kualitas
produksi maupun usahanya.
2. Dalam mencapai tujuan diperlukan berbagai fungsi, dan penjelasan mengenai
bagaimana masing-masing fungsi tersebut dilaksanakan.
3. Dalam masing-masing fungsi harus diadakan pembagian tugas yang jelas dan tegas
dengan batas-batas kekuasaan dan wewenang tertentu.
4. Orang-orang yang dipilih untuk masing-masing fungsi harus yang mempunyai
keahlian sesuai dengan yang dibutuhkan.
5. Pemimpin dalam menjalankan fungsinya harus mempunyai tim kerja yang kompak
dengan yang lainnya, sehingga dapat bekerja-sama dengan baik dan tertib selaras
dengan tujuan.
8/2/2019 Manajemen Koperasi Jadi Repaired)
13/36
STRUKTUR INTERN DAN EKSTERN ORGANISASI KOPERASI
Struktur Organisasi Koperasi dapat dilihat dari dua segi, yaitu :
1. Segi intern Organisasi Koperasi
2. Segi ekstern Organisasi Koperasi
Intern Organisasi Koperasi ialah organisasi yang ada di dalam setiap tubuh Koperasi, baik
di dalam Koperasi Primer, Koperasi Primer, Koperasi Pusat, Koperasi Gabungan maupun
Koperasi Induk.
Ekstern Organisasi Koperasi ialah organisasi yang berhubungan dengan tingkat-tingkat
Koperasi itu, yaitu hubungan antara Koperasi Primer, Koperasi Pusat, Koperasi Gabungan
dan Koperasi Induk. Dalam ekstern organisasi ini juga termasuk hubungan tingkat-tingkat
Koperasi itu dengan Dewan Koperasi Indonesia, yaitu dewan yang mempersatukan berbagai
jenis Koperasi dari berbagai tingkat itu kedalam satu organisasi tunggal yang meliputi seluruh
Indonesia. Meningat pentingnya kedudukan, peranan dan fungsinya, maka tentang Dewan
Koperasi iniakan diuraikan dalam bab tersendiri.
1. Struktur Intern Organisasi Koperasi.
Intern organisasi Koperasi terdiri dari 3 unsur, yaitu :
(1) Unsur alat-alat perlengkapan organisasi :
a. Rapat Anggota
b. Pengurus
c. Badan Pemeriksa.
(2) Unsur dewan penasehat atau penasehat
(3) Unsur pelaksana-pelaksanaan, yaitu manajer dan aryawan-karyawan Koperasi
lainnya.
8/2/2019 Manajemen Koperasi Jadi Repaired)
14/36
Tentang alat-alat perlengkapan organisasi telah cukup banyak dibahas dalam bab
terdahulu, sehingga di dalam bab ini tidak akan dibahas lagi. Demikian juga tentang
hubungan kerja antara tiga unsur alat perlengkapan organisasi tersebut. Tentang dewan
penasehat dapat dikemukakan, bahwa dewan tersebut pada umumnya diadakan apabila
sebuah Koperasi telah demikian luas dan banyak kegiatannya sehingga telah banyak timbul
masalah-masalah yang perlu dipertimbangkan secara khusus. Dalam hal demikian, sebelum
Pengurus mengambil keputusan tentang suatu masalah, maka masalah tersebut dibahas lebih
dahulu oleh sebuah dewan penasehat yang memikirkan untuk pengurus bagaimana sebaiknya
masalah tersebut dipecahkan. Rekomendasi atau usul dewan penasehat dengan sendirinya
terbatas sebagai nasehat atau bahan pertimbangan yang dapat diterima atau ditolak oleh
Pengurus sebagaian atau seluruhnya.
Pada Koperasi yang belum banyak menghadapi masalah, dapat ditunjuk seorang
penasehat saja. Mengingat betapa pentingnya nasehat para penasehat bagi pengurus, maka
dewan penasehat tersebut dibentuk dari orang-orang yang ahli atau berpengalaman dalam
bidangbidang tertentu yang diperlukan itu, tentu saja menurut tingkat-tingkat kegiatan dari
Koperasi yang bersangkutan.
Tentang para pelaksana, terutama pelaksana-utama atau manajer dan para pelaksanapelaksana
lainnya yang umumnya disebut karyawan, mengingat pentingnya kedudukan dan perananmereka, akan dibahas secara khusus pada bab tersendiri.
2. Struktur Ekstern Organisasi Koperasi
Di dalam Undang-Undang No. 12 tahun 1967 tentang Pokok-Pokok Perkoperasian
dikenal adanya Koperasi Primer, Koperasi Pusat, Koperasi Gabungan dan Koperasi Induk
seperti yang dikemukakan dalam struktur intern organisasi Koperasi diatas. Dilihat dari segi
pemusatan, maka Koperasi Pusat, Koperasi Gabungan dan Koperasi Induk juga disebut
Koperasi Sekunder (artinya yang kedua) sebagi Koperasi yang tingkatnya lebih atas dari
Koperasi Primer (yang artinya pertama), dan dilihat dari segi fungsinya maka Koperasi-
Koperasi Sekunder tersebut juga disebut organisasi pembantu (auxiliary organizations)
yang fungsinya membantu Koperasi Primer mencapai tujuannya. Oleh sebab itu
8/2/2019 Manajemen Koperasi Jadi Repaired)
15/36
maka Koperasi Sekunder pada dasarnya menjalankan usaha-usaha yang tidak dapat dilakukan
oleh Koperasi Primer secara sendiri-sendiri, seperti juga Koperasi Primer menjalankan
usahausaha yang tidak dapat dilakukan dengan baik oleh anggota-anggota perorangan secara
sendirisendiri.
Maka dipandang dari segi fungsinya itu, perlu tidaknya salah satu tingkat organisasi
tergantung pada keperluan dan effisiensi, yang artinya, kalau tidak diperlukan atau tidak
efisien karena dibandingkan dengan manfaatnya tidak memadai, tingkat organisasi tersebut
dapat ditiadakan. Dengan demikian jumlah tingkat organisasi dapat kurang dari 4, (lihat
bagan 2b dan 2c). Tentang tingkat-tingkat organisasi tersebut dapat lebih dijelaskansebagi
berikut :
a. Koperasi Primer
Koperasi yang anggotanya terdiri dari orang-perorangan disebut Koperasi Primer.
Koperasi serupa itu baru dapat dibentuk, apabila dapat dihimpun paling sedikit 20
orang sebagai pendirinya. (lihat bab tentang cara-cara untuk mendirikan Koperasi).
Dalam seluruh struktur gerakan Koperasi, maka Koperasi Primer, yang dimiliki dan
diawasi secar demokratis oleh para anggotanya, merupakan dasar dari gerakan iti
sendiri. Karena dalam Koperasi Primer inilah anggota menanam modalnya serta
dalam Rapat Anggota Koperasi Primer inilah mereka sendiri menjalankan haknya
untuk menentukan usaha-usaha apa yang akan diselenggarakan oleh Koperasi gunakepentingannya. Dan melalui Koperasi Primer inilah pula setiap anggota guna
kepentingan usahanya atau keperluan hidupnya.
b. Koperasi Pusat
Kalau pada Koperasi Primer sejumlah paling sedikit 20 orang menggabungkan diri
agar dapat mempersatukan kekuatan-kekuatan yang kecil menjadi suatu kekuatan
yang besar dlam mengejar cita-citanya, maka untuk tujuan dan maksud yang sama,
sekurangkurangnya 5 (lima) Koperasi Primer dapat pula menggabungkan diri dalam
suatu tingkatan organisasi yang lebih tinggi, yaitu Koperasi Pusat.
c. Koperasi Gabungan
8/2/2019 Manajemen Koperasi Jadi Repaired)
16/36
Dengan maksud yang sama seperti tersebut diatas, maka 3 (tiga) Koperasi Pusat yang
telah diakui sebagai badan hukum juga dapat membentuk tingkat organisasi lebih atas
lagi, yang disebut KOPERSI GABUNGAN.
d. Koperasi Induk
Seterusnya 3 (tiga) Koperasi Gabungan yang telah berbadan hukum dapat pula
membentuk Koperasi INDUK
Oleh karena pemusatan-pemusatan sebagai diutarakan diatas tiada lain maksudnya untuk
menyusun kekuatan yang lebih besar, maka suatu jenis Koperasi yang organisasinya tersusun
dari Koperasi Primer hingga Koperasi Induk itu, pada hakekatnya merupakan satu kesatuan
organisasi ekonomi yang tidak dapat dipisahkan satu dari yang lain.
Menurut perangkaan statistic jumlah Koperasi dikumpulkan oleh Direktorat Jenderal
Koperasi, pada tanggal 31 Desember 1977 terdapat di Indonesia :
y Koperasi primer
y Koperasi Pusat
y Koperasi Gabungan
y Koperasi Induk
Perlu diperhatikan bahwa walaupun oleh Undang-Undang No. 12/1967 dibenarkan
adanya 4 tingkat organisasi, hal ini bukan berarti bahwa untuk semua jenis Koperasi tanpa
mengingat taraf perkembangannya dan jumlah anggota-anggotanya, sekaligus harus dibentuk
tingkat primer sampai tingkat induk. Pengalaman, baik di Indonesia maupun di negeri-negeri
lain, telah membuktikan bahwa tingkat-tingkat organisasi yang berkelebihan akhirnya
merupakan beban yang terlalu berat yang tiap tahunnya digambarkan dengan beaya
kepengurusan (management cost) yang terlalu tinggi, sehingga dimana-mana telah dimulai
mengurangi tingkat-tingkat organisasi yang ternyata tidak diperlukan. Juga di Indonesia, telah
dialami adanya ketentuan bahwa tingkat-tingkat organisasi diatas Koperasi Primer
disejajarkan dengan tingkat administrasi Pemerintah, seperti :
Koperasi Pusat di tingkat Kabupaten atau Kotamadya, Koperasi Gabungan di tingkat
Propinsi atau daerah istimewa dan Koperasi Induk yangmeliputi daerah Nasional seluruh
Indonesia. Kebutuhan management Koperasi sebagai badan ekonomi tidak mungkin selalu
sama denganketentuan batas-batas administrasi pemerintahan. Dimasa lampau hampir hampir
8/2/2019 Manajemen Koperasi Jadi Repaired)
17/36
semua jenis operasi mengikuti ke empat tingkat organisasi itu tanpa memperhitungkan
apakah hal ini tidak engakibatkan tingginya beaya operasional, kelambatan komunikasi atau
ekaburan enyelenggaraan dasar-dasar demokrasi. Seperti ditentukanoleh ndang-Undang No.
12/1967 pasal 15 ayat (2), Koperasi tingkat terbawah sampai engan tingkat teratas dalam
hubungan emusatan sebagai tersebut di atas tadi itu, merupakan satu kesatuan
ketatalaksanaan, dimana operasi Pusat, Koperasi Gabungan dan Koperasi Induk pada
dasarnya tidak lain dari pada saha-usaha yang menunjang tercapainya maksud-maksud tujuan
dari Koperasi Primer, yaitu emajukan kepentingan dari orang-orang (anggota Koperasi) yang
bersatu dalam Koperasi rbawah ini. Makin jelaslah bahwa organisasi-organisasi tingkat atas
itu berfungsi sebagai oanisasi pembantu. Hal ini akan lebih tampak pada pembagian tugas
antara tingkat organisasi.
FUNGSI MANAJEMEN KOPERASI
Manajemen merupakan kebutuhan mutlak bagi setiap organisasi. Sebagaimana
diketahui, hakekat manajemen adalah mencapai tujuan melalui tangan orang lain. Pencapaian
tujuan melalui tangan orang lain itu dilakukan oleh manajemen dengan melaksanakan fungsi-
fungsi manajemen, yaitu fungsi perencanaan, fungsi pengorganisasian, fungsi pelaksanaan,dan fungsi pengawasan. Hanya dengan melaksanakan fungsi-fungsi manajemen itulah sebuah
koperasi akan dapat mencapai tujuan-tujuan mulianya secara efektif. Fungsi-fungsi
manajemen menurut George R. Terry (1964) adalah sebagai :
1. Perencanaan (planning)
2. Pengorganisasian (organizing)
3. Pelaksanaan (actuating)
4. Pengawasan (controlling).
y Fungsi Perencanaan (planning)
Perencanaan adalah suatu proses perumusan program beserta anggarannya,
yang harus dilakukan oleh sebuah koperasi sebagai tindak lanjut dari pelaksanaan strategi
yang hendak dilaksanakannya. Sebagai tindak lanjut dari strategi, maka pelaksanaan
fungsi perencanaan dalam sebuah koperasi harus secara konsisten mengacu pada tujuan
8/2/2019 Manajemen Koperasi Jadi Repaired)
18/36
dan misi koperasi tersebut. Dengan kata lain, perencanaan bukanlah sekadar
pengungkapan keinginan, melainkan merupakan pengejawantahan dari strategi yang telah
dipertimbangkan secara cermat. Selain itu, perlu diketahui pula, perencanaan juga
memiliki fungsi koordinasi antara bagian dalam koperasi, serta fungsi pengendalian
terhadap pelaksanaan berbagai kegiatan koperasi. Penentuan strategi harus
mempertimbangkan secara cermat hal-hal sebagai berikut:
1. Kekuatan-kekuatan internal koperasi;
2. Kelemahan-kelemahan internal yang dimilikinya;
3. Kesempatan atau peluang bisis yang yang tersedia;
4. Hambatan atau kendala bisnis koperasi yang harus dihadapi.
Fungsi ini juga mengidentifikasikan bahwa dalam pengelolaan perlu ada
perencanaan yang cermat untuk dapat mencapai target yang ditentukan, baik untuk jangka
panjang maupun pendek yang pembuatan program-program kegiatan-kegiatan serta
sarana-sarana yang diperlukan untuk keterkaitannya dengan pihak ketiga. Langkah-
langkah membuat perencanaan adalah sebagai berikut :
1. Menetapkan tujuan akhir.
2. Mencari dan meneliti berbagai alternatif untuk mencapai tujuan akhir tersebut.
3. Menilai masing-masing alternatif.
4. Memilih alternatif yang terbaik.
5. Menunjuk orang-orang yang diperlukan.
6. Merinci tanggung jawab dan kekuasaan masing-masing orang yang telah ditunjuk.
7. Menguji hasil akhir operasi dengan perencanaan sebelumnya.
y Fungsi Pengorganisasian (organizing)
Pengorganisasian adalah pembagian tugas dan wewenang dalam koperasi
diantara para pelaku yang bertanggung jawab atas pelaksanaan rencana-rencana koperasi
itu. Walaupun secara umum perangkat organisasi koperasi telah terbagi dengan jelas,
yaitu yang meliputi kelengkapan organisasi koperasi, pengelola teknis koperasi, dan
dewan penasehat, namun dalam melaksanakan fungsi kepengurusannya pengurus
koperasi memiliki kewajiban untuk menyusun organisasi kepengurusan koperasi secara
lebih rinci.
Fungsi ini mengfokuskan pada cara agar target-target yang dicanangkan dapat
dilaksanakan, yaitu dengan menggunakan wadah/perangkat organisasi, yang intinya
adalah:
8/2/2019 Manajemen Koperasi Jadi Repaired)
19/36
Membentuk suatu sistem kerja terpadu yang terdiri atas berbagai lapisan atau
kelompok dan jenis tugas/pekerjaan yang diperlukan.
Memperhatikan rentang kendali (span of control),
Terjaminnya sinkronisasi dari tiap bagian atau kelompok lapisan kerja guna mencapai
sasaran yang ditetapkan.
Khusus bagi koperasi perlu pemikiran status dan batas-batas kewenangan dan
hak para anggota koperasi, yaitu adanya lembaga-lembaga rapat anggota, pengurus, dan
pengawas. Ketiga lembaga tersebut merupakan tripartite dalam organisasi koperasi,
dimana satu dengan yang lain pelaksanaannya terpisah, namun ketiga-tiganya perlu
dibina sebagai satu keutuhan.
Pengelolaan menjadi faktor penting karena alasan sebagai berikut :
1. Ada batas-batas kemampuan manusia untuk berurusan dengan manusia lain.
2. Adanya waktu yang terbatas.
3. Adanya batas-batas perhatian pada semua peristiwa dalam kegiatan usaha.
4. Pengetahuan manusia yang terbatas.
Semua batas-batas di atas mengharuskan seorang Pengurus untuk
mengarahkan pembantu pembantunya. Hakikatnya, semua pegawai dalam suatu
perusahaan dimanapun posisinya bertugas membantu pimpinan. Ada beberapa hal yang
harus diperhatikan dalam mendelegasikan kekuasaan, yaitu :1. Pengurus harus memberi kesempatan kepada orang yang diserahi tugas untuk
mengeluarkan ide sendiri.
2. Pengurus harus membiarkan pegawainya membuat putusan sendiri dalam bidangnya
masing-masing.
3. Pengurus harus mempunyai toleransi yang cukup bila pegawainya melakukan
kesalahan.
4. Pengurus harus mempunyai kesediaan untuk mempercayai pegawainya.
5. Kesediaan pengurus untuk melakukan pengawasan secara luas.
y Fungsi Pelaksanaan (actuating)
Fungsi ketiga manajemen koperasi adalah fungsi pelaksanaan. Pelaksanaan
adalah proses penerapan rencana-rencana koperasi oleh masing-masing fungsi atau
unsure dalam organisasi koperasi. Suatu gagasan atau konsep, meskipun telah tersedia
8/2/2019 Manajemen Koperasi Jadi Repaired)
20/36
wadah yang berupa organisasi dengan uraian-uraian tugas dan hirarkinya belum akan
berjalan aktif tanpa dicetuskan pelaksanaan dari tugas-tugas dalam organisasi tersebut,
Terry (1964) menyebutkan actuating means move to action.
Rapat anggota sebagai lapisan teratas akan mengeluarkan kebijakan-kebijakan
koperasi yang harus dilaksanakan pengurus dan pada gilirannya pengurus selaku
pelaksana tertinggi akan mengeluarakan pedoman-pedoman, instruksi-instruksi kepada
lapisan-lapisan kebawahnya, dan seterusnya. Demikian pula rapat anggota menerbitkan
kewenangan bagi pengawas untuk mengadakan pantauan (monitoring) seberapa jauh
kebijakan-kebijakan dilaksanakan pengurus.
Bagaimanapun baiknya penugasan kepada lapisan bawahan, jika tanpa
koordinasi antar kelompok/jenis tugas, maka hasilnya tidak akan memenuhi harapan.
Lengkapnya pelaksanaan tugas-tugas harus ada koordinasi yang rapi, sehingga tidak
terjadi kesimpangsiuran tugas atau tumpang-tindih pekerjaan. Ini semua harus dijabarkan
dalam pelaksanaan berorganisasi, karena itu pada tingkat pelaksana atau kelompok
pelaksana harus ada seorang atau perangkat tertentu yang mengadakan koordinasi. Hal
tersebut akan terlihat dalam bagan organisasi, dimana ditentukan lapisan-lapisan
koordinasi dari pelaksana. Secara bertingkat koordinasi diperlukan dari level/lapisan
pelaksana paling bawah sampai yang tertinggi.
y Fungsi Pengawasan (controlling)
Pengawasan adalah upaya yang dilakukan oleh kewenangan yang lebih tinggi,
untuk mengukur tingkat kesesuaian antara rencana yang telah ditetapkan dengan hasil
yang telah dicapai, atau upaya untuk memastikan bahwa kebijakkan yang telah
dirumuskan telah dilaksanakan dengan semestinya oleh bawahan. Sesuai dengan
ketentuan yang terdapat dalam UU No.25/1992, pengawasan atas pelaksanaan kegiatan
usaha koperasi dilaksanakan oleh pengawas, sedangkan kegiatan pengawasan terutama
sekali dilakukan terhadap pelaksanaan kebijakan dan pengelolaan usaha koperasi. Dengan
demikian pengawas diharapkan dapat mencegah atau mengurangi kemungkinan
terjadinya penyalahgunaan wewenang serta penggunaan sumber-sumber ekonomi yang
dimiliki oleh koperasi secara tidak bertanggung jawab.
Dalam melaksanakan fungsi kepengawasannya, pengawas koperasi bisa
meminta bantuan tenaga ahli untuk megungkapkan terjadinya penyalagunaan wewenang
dan atau penyelewengan yang dilakukan oleh pengurus koperasi. Tenaga ahli yang
dimaksud disini adalah misalnya akuntan publik. Sebagaimana diketahui, akuntan publik
8/2/2019 Manajemen Koperasi Jadi Repaired)
21/36
memiliki kecakapan profesional untuk memeriksa kewajaran laporan keuangan yang
disampaikan oleh pengurus.
Selain controling tersebut dilakukan oleh pengawas, pengurus wajib
mencipkatan suatu sistem pengendali atau biasa disebut build in control. Sistem kerja
yang mengandung build in control perlu dijabarkan dalam organisasi, yang intinya
adalah mengadakan pemisahan tiga fungsi yaitu :
y Fungsi otoritas atas suatu aset,
y Fungsi penyimpanan aset,
y Fungsi administrasi aset.
Dengan kata lain ketiga fungsi tersebut terpisah satu sama lain, tidak dalam satu tangan,
tapi ketiga-tiganya merupakan suatu rangkaian yang saling terkait. Contoh: dalam
pengelolaan keuangan, kasir harus terpisah dengan petugas adminitrasi/pembukuan, dan
petugas yang memberikan otoritas pengeluaran/penerimaan uang; demikian pula dalam
pengurusan pergudangan dan inventaris lainnya. Ini semua guna menjamin agar
pelaksanaan dalam organisasi bisa tertib dan teratur.
Langkah-langkah yang harus diperhatikan dalam menjalankan pengawasan adalah :
1. Pembuatan ukuran atau standar, penilaian tindakan yang diharapkan berdasarkan
ukuran standar, kemudian menanggulangi bila ada penyimpangan.
2. Menguji semua aktivitas orang-orang, menyimpang atau tidak berdasarkan standar.
3. Memperbaiki atau meluruskan tindakan-tindakan yang sekiranya akan berlainan
dengan rencana.
PERANAN MANAJEMEN
Adapun peranan managemen dalam suatu organisasi koperasi adalah :
1. membangun dan meningkatkan peran dan partisipasi anggota.
Anggota Koperasi sebagai modal utama dari koperasi, maju atau mundurnya kinerja
koperasi akan ditentukan oleh peran aktif anggota baik sebagai pemodal (pemilik),
nasabah (konsumen) serta sebagai penerima manfaat atau dengan kata lain Anggota
adalah Raja. Ini adalah realita dalam perkoperasian karena anggota sebagai pemilik
koperasi memberikan makna bahwa anggota memiliki hak penuh menentukan diterima
atau disetujuinya perencanaan usaha yang diajukan oleh Pengurus dan Pengawas dalam
forum Rapat Anggota. Sikap loyal anggota karena memiliki koperasi dapat ditumbuhkan
8/2/2019 Manajemen Koperasi Jadi Repaired)
22/36
melalui kegiatan perencanaan usaha koperasi sejak awal, program kegiatan pendidikan
dan pelatihan untuk anggota yang terpola dan berkesinambungan. Hal ini selain membuka
cakrawala wawasan bagi anggota koperasi juga membangun watak koperasi.
2. membangun kemampuan Pengelola dan kaderisasi.
Pengelola atau pengurus koperasi (termasuk juga jajaran struktural dibawahnya) harus
memiliki kemampuan kepemimpinan, kewirausahaan, professional serta terutama
memiliki kejujuran. Pengurus dalam melaksanakan tugas dan tanggungjawabnya mampu
menghasilkan pelayanan yang dapat memberikan manfaat kepada anggotanya (baik aspek
manfaat fisik, ekonomi maupun manfaat psikologis). Manajemen koperasi difokuskan
menjadi manajemen yang efisien dan efektif, dan memiliki nilai-nilai manajemen sesuai
jati diri koperasi, serta memiliki Pedoman Pengelolaan Organisasi dan Bisnis Koperasi
atau System Operating & Prosedure.
3. Memiliki kesehatan keuangan
Keberhasilan dan kegagalan koperasi dapat dilihat sehat atau tidaknya keuangan koperasi,
tingkat kesehatan keuangan koperasi mencerminkan juga kesehatan usaha, organisasi,
manajemen serta sehatnya kualitas pelayanannya kepada anggota. Keadaan keuangan
dilaporkan secara berkala sesuai kaidah-kaidah akuntansi, terbuka dan bertanggung
jawab. Untuk itu peran aktif Pengurus membangun koordinasi pengawasan (internal)
dengan Badan Pengawas Koperasi harus menganut system pengawasan atau
pendeteksian dini (early warning system), mengkoreksi dan memperbaiki sedini mungkin
masalah keuangan koperasi sebelum kerugian menjadi beban yang harus dipikul oleh
anggota karena kesalahan prosedural (mismanagement) olehpengelola.
4. membangun kemitraan antar koperasi dan kemitraan koperasi dengan pihakBadan
Usaha lain.
Menghadapi trend bisnis (era pasar bebas) dan kemajuan teknologi yang semakin pesat,
koperasi sejak dini sudah harus melakukan penyesuaian dan antisipasi pengembangan
usahanya dengan melakukan kerjasama antar koperasi (membangun sinergi) untuk
memiliki bargening position dengan mengutamakan kekuatan pasar (captive market)
anggotanya; karena Keberhasilan hanya dapat diraih secara bersama untuk
Kepentingan yang sama, saat ini momentum untuk mewujudnyatakan kekuatan yang
dimiliki koperasi melalui kerjasama kemitraan.
8/2/2019 Manajemen Koperasi Jadi Repaired)
23/36
Mendorong koperasi juga menjalin kerjasama kemitraan dengan pihak lain, seperti Badan
Usaha milik Negara/Daerah, swasta dalam negeri maupun swasta asing, perlu
dilaksanakan secara sungguh-sungguh, agar koperasi dapat dan mampu memasuki
perdagangan international, maupun dapat secara bersama-sama membangun jejaring
usaha.
5. Peran Interpersonal
Yaitu hubungan antara manajer dengan orang yang ada di sekelilingnya, meliputi ;
Figurehead / Pemimpin Simbol :
Sebagai simbol dalam acara-acara perusahaan.
Leader / Pemimpin :
Menjadi pemimpin yag memberi motivasi para karyawan / bawahan serta mengatasi
permasalahan yang muncul.
Liaison / Penghubung :
Menjadi penghubung dengan pihak internal maupun eksternal.
6. Peran Informasi
Adalah peran dalam mengatur informasi yang dimiliki baik yang berasal dari dalam
maupun luar organisasi, meliputi ;
Monitor / Pemantau :
Mengawasi, memantau, mengikuti, mengumpulkan dan merekam kejadian atau
peristiwa yang terjadi baik didapat secara langsung maupun tidak langsung.
Disseminator / Penyebar :
Menyebar informasi yang didapat kepada para orang-orang dalam organisasi.
Spokeperson / Juru Bicara :
Mewakili unit yang dipimpinnya kepada pihak luar.
7. Peran Pengambil Keputusan
Adalah peran dalam membuat keputusan baik yang ditentukan sendiri maupun yang
dihasilkan bersama pihak lain, meliputi ;
Entrepreneur / Kewirausahaan : Membuat ide dan kreasi yang kreatif dan inovatif
untuk meningkatkan kinerja unit kerja.
Disturbance Handler / Penyelesai Permasalahan :
Mencari jalan keluar dan solusi terbaik dari setiap persoalan yang timbul.
8/2/2019 Manajemen Koperasi Jadi Repaired)
24/36
Resource Allicator / Pengalokasi Sumber Daya :
Menentukan siapa yang menerima sumber daya serta besar sumber dayanya.
Negotiator / Negosiator
:
Melakukan negosiasi dengan pihak dalam dan luar untuk kepentingan unit kerja atau
perusahaan.
Fungsi-Fungsi dan peran Manajemen
Fungsi manajemen adalah elemen-elemen dasar yang akan selalu ada dan melekat di
dalam proses manajemen yang akan dijadikan acuan oleh manajer dalam melaksanakan
kegiatan untuk mencapai tujuan. Fungsi manajemen pertama kali diperkenalkan oleh seorang
industrialis Perancis bernama Henry Fayol pada awal abad ke-20. Ketika itu, ia menyebutkan
lima fungsi manajemen, yaitu merancang, mengorganisir, memerintah, mengordinasi, dan
mengendalikan. Namun saat ini, kelima fungsi tersebut telah diringkas menjadi empat, yaitu:
Sampai saat ini, masih belum ada konsensus baik di antara praktisi maupun di antara
teoritis mengenai apa yang menjadi fungsi-fungsi manajemen, sering pula disebut unsur-
unsur manajemen.
1. Perencanaan (planning) adalah memikirkan apa yang akan dikerjakan dengan sumber
yang dimiliki. Perencanaan dilakukan untuk menentukan tujuan perusahaan secara
keseluruhan dan cara terbaik untuk memenuhi tujuan itu. Manajer mengevaluasi berbagai
rencana alternatif sebelum mengambil tindakan dan kemudian melihat apakah rencana
yang dipilih cocok dan dapat digunakan untuk memenuhi tujuan perusahaan. Perencanaan
merupakan proses terpenting dari semua fungsi manajemen karena tanpa perencanaan,
fungsi-fungsi lainnya tak dapat berjalan.
2. Pengorganisasian (organizing) dilakukan dengan tujuan membagi suatu kegiatan besar
menjadi kegiatan-kegiatan yang lebih kecil. Pengorganisasian mempermudah manajer
dalam melakukan pengawasan dan menentukan orang yang dibutuhkan untuk
melaksanakan tugas-tugas yang telah dibagi-bagi tersebut. Pengorganisasian dapat
dilakukan dengan cara menentukan tugas apa yang harus dikerjakan, siapa yang harus
8/2/2019 Manajemen Koperasi Jadi Repaired)
25/36
mengerjakannya, bagaimana tugas-tugas tersebut dikelompokkan, siapa yang
bertanggung jawab atas tugas tersebut, pada tingkatan mana keputusan harus diambil.
3. Pengarahan (directing) adalah suatu tindakan untuk mengusahakan agar semua anggota
kelompok berusaha untuk mencapai sasaran sesuai dengan perencanaan manajerial dan
usaha
Fungsi-fungsi manajemen adalah sebagai berikut:
Planning
Berbagai batasan tentang planning dari yang sangat sederhana sampai dengan yang sangat
rumit. Misalnya yang sederhana saja merumuskan bahwa perencanaan adalah penentuan
serangkaian tindakan untuk mencapai suatu hasil yang diinginkan. Pembatasan yang terakhir
merumuskan perencaan merupakan penetapan jawaban kepada enam pertanyaan berikut :
1. Tindakan apa yang harus dikerjakan ?
2. Apakah sebabnya tindakan itu harus dikerjakan ?
3. Di manakah tindakan itu harus dikerjakan ?
4. kapankah tindakan itu harus dikerjakan ?
5. Siapakah yang akan mengerjakan tindakan itu ?
6. Bagaimanakah caranya melaksanakan tindakan itu ?
Menurut Stoner Planning adalah proses menetapkan sasaran dan tindakan yang perlu untuk
mencapai sasaran tadi.
1. Bentuk-bentuk Perencanaan
a. Tujuan (objective)
Tujuan merupakan suatu sasran di mana kegiatan itu diarahkan dan diusahakan utuk
dicapai dalam jangka waktu tertentu.
b.Kebijakan (policy)
Kebijakan adalah suatu pernyataan atau pengertian untuk menyalurkan pikiran dalam
mengambil keputusan terhadap tindakan untuk mencpai tujuan.
c. StrategiStrategi merupakan tindakan penyesuaian dari rencana yang telah dibuat. Membuat
strategi haruslah memperhatikan beberapa factor seperti ketepatan waktu, ketepatan
tindakan yang akan dilakukan dan sebagainya.
d.Prosedur
8/2/2019 Manajemen Koperasi Jadi Repaired)
26/36
Prosedur merupakan rangkaian tindakan yang akan dilaksanakan untuk waktu
mendatang
e. Aturan (Rule)
Aturan adalah suatu tindakan yang spesifik dan merupakan bagian dari prosedur.aturan
yang saling berkaitan dapat dikelompokkan menjadi satu golongan, disebut prosedur.
f. Program
Program merupakan campuran antara kebijakan prosedur, aturan dan pemberian tugas
yang disertai dengan suatu anggaran (budget); semuanya ini akan menciptakan adanya
adanya tindakan. Biasanya program dibuat dua macam, yakni program umum dan
program khusus.
2. Kegunaan Perencanaan
Adapun kegunaan daripada perencanaan adalah :
a. Mengurangi ketidakpastian serta perubahan pada waktu mendatang
b. Mengarahkan perhatian pada tujuan
c. Memperingan biaya
d. Merupakan sarana untuk mengadakan pengawasan
3. Langkah-langkah penyusunan perencanaan
Langkah-langkah yang yang harus diambil untuk menyusun suatu perencanaan adalah
a. Menetapkan tujuan
b. Menyusun anggapan-anggapan (premising)
c. Menentukan berbagai alternatif tindakan
d. Mengadakan penilaian terhadap alternative tindakan yang sudah dipilih
e. Mengambil keputusan
f. Menyusun rencana pendukung
Organizing
Organizing (organisasi) adalah dua orang atau lebih yang bekerja sama dalam cara yang
terstruktur untuk mencapai sasaran spesifik atau sejumlah sasaran.
Leading
Pekerjaan leading meliputi lima kegiatan yaitu :
Mengambil keputusan
Mengadakan komunikasi agar ada saling pengertian antara manajer dan bawahan.
8/2/2019 Manajemen Koperasi Jadi Repaired)
27/36
Memberi semangat, inspirasi, dan dorongan kepada bawahan supaya mereka bertindak.
Memeilih orang-orang yang menjadi anggota kelompoknya, serta memperbaiki pengetahuan
dan sikap-sikap bawahan agar mereka terampil dalam usaha mencapai tujuan yang
ditetapkan.
Directing/Commanding
Directing atau Commanding adalah fungsi manajemen yang berhubungan dengan usaha
memberi bimbingan, saran, perintah-perintah atau instruksi kepada bawahan dalam
melaksanakan tugas masing-masing, agar tugas dapat dilaksanakan dengan baik dan benar-
benar tertuju pada tujuan yang telah ditetapkan semula.
Motivating
Motivating atau pemotivasian kegiatan merupakan salah satu fungsi manajemen berupa
pemberian inspirasi, semangat dan dorongan kepada bawahan, agar bawahan melakukan
kegiatan secara suka rela sesuai apa yang diinginkan oleh atasan.
Motivasi mempunyai dua macam bentuk, yaitu motivasi positif dan motivasi negatif.
a. Motivasi positif
Motivasi positif merupakan proses untuk mempengaruhi orang lain dengan cara
menambahkan penambahan tingkat keputusan tertentu, missal : dengan memberikan
promosi, memberikan insentif atau tambahan penghasilan, mencitakan kondisi tempat
kerja yang baik agar mereka merasa aman tenteram dan jenak bekerja, dan
sebagainya.
b. Motivasi negatif
Motivasi negatif merupakan proses untuk mempengaruhi orang lain dengan
caramenakut-nakuti atau mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu secara
terpaksa. Motivasi diharapkan dapat mebjadi perangsang untuk meningkatkan
kreativitas seseorang. Dalm halini, perlu diperhatikan masalah-masalah seperti berikut
ini :
1) Kreativitas dipandang sebgai dasar penentuan kualitas seseorang.
2) Masalah kretivitas ini muncul bilamana seseorang menghadapi problema yang
memerlukan pemecahan.
8/2/2019 Manajemen Koperasi Jadi Repaired)
28/36
Coordinating
Coordinating atau pengkoordinasian merupakan salah satu fungsi manajemen untuk
melakukan berbagai kegiatan agar tidak terjadi kekacauan, percekcokan, kekosongan
kegiatan, dengan jalan menghubungkan, menyatukan dan menyelaraskan pekerjaan bawahan
sehingga terdapat kerja sama yang terarahdalam upaya mencapai tujuan organisasi.
Controlling
Controlling atau pengawasan, sering juga disebut pengendalian adalah salah satu fungsi
manajemen yang berupa mengadakan penilaian, bila perlu mengadakan koreksi sehingga apa
yang dilakukan bawahan dapat diarahkan ke jalan yang benar dengan maksud dengan tujuan
yang telah digariskan semula.
1. Langkah-langkah pengawasan
a. Menciptakan standard
Standard merupakan suatu kriteria untuk mengukur hasil pekerjaan yang sudah
dilakukan. Bentuk standard dapat dibedakan kedalam dua macam bentuk, yaitu
standard kuantitatif dan standard kualitatif. Standard kuantitatif merupakan suatu
standard yang dinyatakan di dalam satuan-satuan tertentu. Standard kualitatif dapat
berupa pendapat umum, langganan, buruh, dan sebagainya.
b. Membandingkan kegiatan yang dilakukan dengan standard Langkah ini dilakukan
untuk mengetahui sampai seberapa jauh adanya penyimpangan yang telah terjadi.
c. Melakukan tindakan koreksi
Urutan-urutan kegiatan yang harus dilaksanakn dalam pengambilan tindakan koreksi
ini adalah :
1) Menghayati masalah-masalah yang dihadapi.
2) Mencari kemungkinan untuk mengatasi atau memperbaiki adanya kesalahan.
3) Mengadakan penilaian terhadap berbagai kemungkinan tersebut.
4) Menentukan cara untuk mengadakan koreksi yang paling tepat. Dalam
mengadakan pengawasan dengan melakukan langkah-langkah di atas, perluterlabih dulu mencari informasi yang dibutuhkan.
2. Syarat-syarat pengawasan yang baik
Untuk menjalankan pengawasi dengan baik, diperlukan beberapa syarat yakni:
a. Pengawasan harus mendukung sifat dan kebutuhan kegiatan (aktivitas).
b. Pengawasan harus melaporkan setiap penyimpangan yang terjadi dengan segera.
8/2/2019 Manajemen Koperasi Jadi Repaired)
29/36
c. Pengawasan harus mempunyai pandangan ke depan.
d. Pengawasan harus obyektif, teliti dan sesuia dengan standard yang digunakan.
e. Pengawasan harus luwes atau fleksibel.
f. Pengawasan harus serasi dengan pola organisasi.
g. Pengawasan harus ekonomis.
h. Pengawasan harus mudah dimengerti.
i. Pengawasan harus diikuti dengan perbaikan/koreksi
Reporting
Adalah salah satu fungsi manajemen berupa penyampaian perkembangan atau hasil kegiatan
atau pemberian keterangan mengenai segala hal yang bertalian dengan tugas dan fungsi-
fungsi kepada pejabat yang lebih tinggi.
Staffing
Staffing merupakan salah satu fungsi manajemen berupa penyusunan personalia pada suatu
organisasi sejak dari merekrut tenaga kerja, pengembangannya sampai dengan usaha agar
setiap tenaga memberi daya guna maksimal kepada organisasi.
Forecasting
Forecasting adalah meramalkan, memproyrksikan, atau mengadakan taksiran terhadap
berbagai kemungkinan yang akan terjadi sebelum suatu rancana yang lebih pasti dapat
dilakukan.
Activating
Activating atau pelaksanaan adalah suatu fungsi manajemen berupa bentuk kegiatan kerja
nyata dalam suatu kegiatan manajemen.
Innovating
Innovating merupakan fungsi manajemen berupa penelitian, pengembangan, dan / atau
perekayasaan yang bertujuan mengembangkan penerapan praktis nilai dan konteks ilmu
pengetahuan yang baru, atau cara baru untuk menerapkan ilmu pengetahuan dan teknologi
yang telah ada ke dalam produk atau proses produksi.
Representing
8/2/2019 Manajemen Koperasi Jadi Repaired)
30/36
Representing adalah fungsi manajemen berupa adanya kesamaan dalam hal pengerjaan tugas.
Budgeting
Budgeting merupakan fungsi manajemen berupa pengikhtisaran sistem anggaran keuangan.
Baik itu sistem keuangan untuk jangka pendek, menengah, dan panjang.
Assembling
Assembling merupakan fungsi manajemen dimana terjadi pengurutan-pengurtan dalam hal
kegiatan yang berhubungan dengan manajemen itu sendiri.
Resources
Resources merupakan fungsi manajemen berupa pemanfaat sumber daya yang ada, baik itu
SDA atau SDM sehingga terjadi ketepatgunaan.
Actuating
Actuating adalah suatu tindakan untuk mengusahakan agar semua anggota kelompok
berusaha untuk mencapai sasaran sesuai dengan perencanaan manajerial dan usaha-usaha
organisasi. Jadi actuatingartinya adalah menggerakkan orang-orang agar mau bekerja
dengan sendirinya atau penuh kesadaran secara bersama-sama untuk mencapai tujuan yang
dikehendaki secara efektif. Dalam hal ini yang dibutuhkan adalah kepemimpinan
(leadership).
Communication
Communication merupakan suatu proses penyampaian informasi (pesan, ide, gagasan) dari
satu pihak kepada pihak lain agar terjadi saling mempengaruhi diantara keduanya. Pada
umumnya, komunikasi dilakukan dengan menggunakan kata-kata (lisan) yang dapat
dimengerti oleh kedua belah pihak. Dalam hal ini komunikasi yag terjadi diantara hierarki
kepemimpinan.
Decision Making
Dicision Making merupakan fungsi manajemen yang dapat dianggap sebagai suatu hasil atau
keluaran dari proses mental atau kognitif yang membawa pada pemilihan suatu jalur tindakan
di antara beberapa alternatif yang tersedia. Setiap proses pengambilan keputusan selalu
8/2/2019 Manajemen Koperasi Jadi Repaired)
31/36
menghasilkan satu pilihan final . Keluarannya bisa berupa suatu tindakan (aksi) atau suatu
opini terhadap pilihan.
Improving
Improving adalah salah satu fungsi manajemen dalam hal peningkatan mutu kegiatan,
kepemimpinan, kerjasma, dan lain-lain.
y Fungsi-fungsi Manajemen
Henry Fayol, menyatakan bahwa manajer melakukan lima fungsi-fungsi manajemen yang
utama. Pertama, majer merencanakan (Plan) apa yang akan mereka lakukan. Kemudian
mengorganisasikan (Organize) untuk mencapai rencana tersebut. Selanjutnya mereka
menyusun staff (Staffing) organisasi mereka dengan sumber daya yang diperlukan.
Dengan sumber daya yang ada, mereka mengarahkan (direct) untuk melaksanakan
rencana. Akhirnya mereka mengendalikan (control) sumber daya, menjaganya agar tetap
beroperasional secara optimal.
Tingkat Manajer mempengaruhi fungsi
manajemen
Plan
Control
Organize
Direct
Staff
Organize
Staff
Direct
Plan
Control
Direct
Staff
Plan
Control
Organize
Strategic
Planning Level
Management
Control Level
Operational
Control Level
8/2/2019 Manajemen Koperasi Jadi Repaired)
32/36
PERAN MANAJEMEN, menurut Henry Mintzberg
1. Peran Interpersonal : peran hubungan personal dapat terdiri dari : = figur kepala (figur
head) : manajer mewakili organisasi untuk kegiatan diluar organisasi. =pemimpin(leader)
: manajer mengkoordinasi, mengendalikan, memotivasi, dan mendukung bawahan-
bawahannya.= penghubung (liaison) : manajer menghubungkan personal2 di semua
tingkatan manajemen.
2. Peran Informational : peran dari manajer sebagai pusat syaraf (nerve center) organisasi
untuk menerima informasi yg paling mutakhir dan sebagai penyebar ( disseminator)
informasi keseluruh personal di organisasi. Peran informasi lainnya adalah manajer
sebagai juru bicara (spokesman) untuk menjawab pertanyaan2 tentang informasi yg
dimilikinya.
3. Peran decisional : yang dilakukan oleh manajer adalah sebagai entreprenuer, sebagai
orang yg menangani gangguan, sebagai orang yg mengalokasikan sumber2
dayaorganisasi, dan sebagai negosiator jika terjadi konflik di dalam organisasi.
Falsafah Manajemen Terpadu
Jumat, 27 Agustus 2010 09:19 Administrator
Dr. W. Edward Demings meletakkan kerangka pemikiran dalam perbaikan mutu secara
berkelanjutan yang terdiri dari hal-hal berikut:
1. Reaksi berantai untuk perbaikan kualitas2. Transformasi Organisasi
3. Peran Esensial Pimpinan
4. Hindari praktik-orakti Manajemen yang Merugikan
5. Penerapan System of profound knowledge
1. Reaksi Berantai untuk Perbaikan Kualitas
Reaksi berantai tersebut menyatakan bahwa perbaikan kualitas akan meningkatkan
kepuasan pelanggan dalam hal produk dan jasa yang sekaligus akan mengurangi biaya
produksi sehingga meningkatkan produktivitas organisasi.
2. Transformasi Organisasi
Di sini kemampuan untuk mencapai perbaikan yang penting dan berkelanjutan menuntut
perubahan dalam nilai-nilai yang dianut, Selain itu, proses kerj dan struktur kewenangan
dalam organisasi perlu dibenahi.
3. Peran Esensial Pemimpin
8/2/2019 Manajemen Koperasi Jadi Repaired)
33/36
Kepemimpinan mempunyai peran strategis dalam upaya perbaikan kualitas. Setiap
anggota organisasi harus memberikan konstribusi penting dalam upaya tersebut. Namun,
setiap upaya perbaikan yang tidak didukung secara aktif oleh pimpinan, komitment,
kreatifitas, maka lama-kelamaan akan hilang.
4. Hindari Praktik-Praktik Manajemen yan Merugikan
Setiap keputusan yang didasarkan pada pandangan jangka pendek, sempit dan terkotak-
kotak, akhirnya akan merugikan organisasi. Beberapa contoh pandangan tersebut adalah:
a. tidak terdapat tujuan yang tetap (constancy of purpose) yaitu tujuan menuju perbaikan
kualitas demi kelangsungan hidup dan perkembangan organisasi.
b. Hanya memikirkan keuntungan jangka pendek, dan
c. Sering berganti-ganti kegiatan.
5. Penerapan System of profound Knowledge
Penerapan system tersebut meliputi empat disiplin berikut:
a. Orientasi pada System ( System Oriented)
Pada setiap upaya menuju perbaikan kualitas itu, hendaknya kita mengembangkan
kecakapan untuk mengindra dan mengelola interaksi antara berbagai komponen
organisasi. Orientasi ini meliputi focus pada kinerja (performance) total organisasi. Bukan
hanya memusatkan perhatian pada usaha memaksimalkan hasil komponen organisasi
tertentu secara parsial, akan tetapi harus keseluruhan organisasi.
b. Teori Variasi
Perlu dikembangkan kecakapan untuk menggunakan data dalam proses pengambilan
keputusan. Pengertian atas variasi data akan dapat membantu pengambil keputusan untuk
mengetahui kapan harus melakukan perubahan-perubahan dalam suatu system guna
memperbaiki kinerja, dan mengetahui kapan perubahan-perubahan yang dibuat dapat
memperburuk kinerja.
c. Teori Pengetahuan
Penguasaan teori pengetahuan akan membantu kita untuk mengembangkan dan menguji
hipotesis (praduga) guna memperbaiki kinerja organisasi. Jadi, teori pengetahuan akan
membantu kita untuk mengetahui:
1) Apa yang dikehendaki oleh pelanggan (customer),
2) Seberapa jauh oerganissasi dapat memenuhi kebutuhan dan harapan pelanggan,
3) Faktor-faktor penting apa yang mempengaruhi kualitas.
4) Apa yang perlu dilakukan untuk memperbaiki kualitas,
5) Apakah pelanggan mengetahui perubahan yang terjadi mengenai kinerja organisasi dan
8/2/2019 Manajemen Koperasi Jadi Repaired)
34/36
6) Apa kebutuhan dan harapan baru bagi pelanggan.
d. Psikologi
Perlu dikembangkan kecalkapan untuk mengerti dan menerapkan konsep-konsep yang
berkaitan dengan perbedaan individu dalam organisasi, dinamika kelompok, proses belajar
dan proses perubahan guna mencapai perbaikan kualitas.
Konsep sekolah bermutu (unggul) perlu ada dalam konsep setiap kepala sekolah. Kepala
Sekolah perlu memahami TQM sebagai suatu falsafah, metode, teknik dan strategi
manajemen untuk perbaikan mutu sekolah, karena kinerja organisasi sekolah senantiasa
dinilai masyarakat dalam situasi yang makin maju. Kepala Sekolah dan para guru perlu
memahami harapan masyarakat terhadap sekolahnya. Apa hakikat keberadaansekolah
yang diharapkan masyarakat? Bagaimana membuat sekolah menjadi efektif agar harapan
pelanggan pendidikan tercapai?
TUGAS DAN PERANAN MANAJER KOPERASI
Tugas manager antara lain :
1. Melaksanakan kebijakan operasional yang telah ditetapkan Pengurus.
2. Memimpin dan mengkoordinir pelaksanaan kegiatan kegiatan di unit unit usaha.
3. Membimbing dan mengarahkan tugas tugas karyawan yang dibawahnya seefisien
mungkin menuju karyawan yang berkualitas.
4. Mengusulkan kepada pengurus tentang pengangkatan dan atau pemberhentian karyawandalam lingkungan tugasnya.
5. Menyusun Program Kerja dan RAPBK tahunan untuk disampaikan kepada pengurus
sebelum dimulainya rencana dan anggaran yang baru, dan selanjutnya evaluasi sekaligus
perencanaan bagi pengurus untuk disampaikan dalam Rapat Anggota.
6. Membuat laporan pertanggungjawaban kerja secara tertulis setiap akhir bulan and tahun.
7. Melaksanakan dokumen-dokumen usaha atau organisasi koperasi.
8/2/2019 Manajemen Koperasi Jadi Repaired)
35/36
Peranan Manager dalam Koperasi
Peranan manajer dalam koperasi adalah sesuatu yang penting dimana
sistematika kerja yang baik dapat terbentuk apabila peranan manajer dijalankan
dengan baik dan penuh tanggung jawab terhadap pencapaian tujuan organisasi.
Peranan manajer koperasi:
1. membuat rencana ke depan sesuai dengan ruang lingkup dan wewenangnya;
2. mengelola sumberdaya secara efisien (meliputi SDA, SDM , Sdmodal)
3. bertindak sebagai pemimpin dan mampu melaksanakan kerjasama dengan orang lain
untuk mencapai tujuan organisasi (to get things done by working with and through
people).
4. memberikan perintah karyawan yang dibawahnya.
5. Sebagai saluran komukasi antara individu-individu yang didalam organisasi maupun
luar organisasi.
6. Sebagai penanggung jawab atas pengelolaan suatu koperasi (penyimpangan yang
terjadi, atau tindakaan-tindakan yang dilakukan oleh invidu yang dibawahnya).
Keberadaan manajer dalam koperasi diharapkan usaha koperasi akan dapat berkembang lebih
maju. Manajer diperlukan bagi koperasi :
1. Untuk mengelola usaha koperasi memerlukan keahlian sesuai dengan bidang usaha
koperasi, selain untuk menunjang fungsi pengurus yang umumnya dipilih oleh anggota
berdasarkan atas kepercayaan.
2. Keterampilan dalam mengelola sangat dibutuhkan untuk melakukan
penyesuaian dengan cara mengantisipasi perubahan-perubahan, oleh
karena i tu seorang manajer harus memil ik i k rea t i f i tas yang t inggi ,
inovas i - inovas i , f leks ib i l i tas seh ingga akan membantu da lam
memudahkan pemecahan masalah
3. Manajer dalam koperasi diharuskan mampu merumuskan petunjuk kerja dengan baik
dan memberikan pengarahan yang sistematis mengenai cara kerja yang ha rus
dilakukan oleh karyawan maka akan terciptanya suatu
ke sa maa n perilaku tugas dalam menyelesaikan pekerjaan-pekerjaan pada
koperasi
4. Manajer juga harus mampu menerapkan manajemen yang baik berkaitan dengan segala
bentuk tugas, wewenang, dan tanggung jawabnya agar tidak terjadi kesimpang siuran
dalam pelaksanaan pekerjaan.
8/2/2019 Manajemen Koperasi Jadi Repaired)
36/36
5. Pengurus umumnya tidak dapat mencurahkan tenaga atau pikirannya secara penuh dalam
koperasi, karena biasanya pengurus memiliki tugas pokoknya, sehingga manajer
diperlukan untuk mengoperasionalisasikan usaha koperasi lebih efektif dan mencapai
tujuannya.
6. Mengembangkan kepercayaan atas kekuatan dan kemampuan koperasi sendiri dalam
kegiatan-kegiatannya.