54
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Menyusui sangat penting untuk tumbuh kembang bayi dan anak, baik untuk kesehatan ibu dan ekonomis bagi keluarga. Meskipun ASI sangat bermanfaat bagi tumbuh kembang bayi tetapi banyak sebagian ibu – ibu yang tidak memberikan ASI pada bayi mereka. ASI eksklusif adalah pemberian air susu ibu kepada bayi umur 0 – 6 bulan tanpa diberikan makanan atau minuman tambahan selain obat untuk terapi (pengobatan penyakit). ASI merupakan satu jenis makanan yang mencukupi seluruh unsur kebutuhan bayi baik fisik, psikologi sosial maupun spiritual. ASI mengandung nutrisi, hormon, unsur kekebalan pertumbuhan, anti alergi, serta anti inflamasi. Nutrisi dalam ASI mencakup hampir 200 unsur zat makanan. ASI adalah sebuah cairan tanpa tanding ciptaan Allah yang memenuhi kebutuhan gizi bayi dan melindunginya dalam melawan kemungkinan serangan penyakit. Keseimbangan zat – zat gizi dalam air susu ibu berada pada tingkat terbaik dan air susu memiliki bentuk paling baik bagi tubuh 1

MANAJEMEN CAKUPAN PEMBERIAN ASI EKSLUSIF SEBAGAI PRIORITAS KEGIATAN DI PUSKESMAS

Embed Size (px)

DESCRIPTION

manajemen pemberian asi ekslusif

Citation preview

Page 1: MANAJEMEN CAKUPAN PEMBERIAN ASI EKSLUSIF SEBAGAI PRIORITAS KEGIATAN DI PUSKESMAS

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Menyusui sangat penting untuk tumbuh kembang bayi dan anak,

baik untuk kesehatan ibu dan ekonomis bagi keluarga. Meskipun ASI sangat

bermanfaat bagi tumbuh kembang bayi tetapi banyak sebagian ibu – ibu

yang tidak memberikan ASI pada bayi mereka.

ASI eksklusif adalah pemberian air susu ibu kepada bayi umur 0 – 6

bulan tanpa diberikan makanan atau minuman tambahan selain obat untuk

terapi (pengobatan penyakit). ASI merupakan satu jenis makanan yang

mencukupi seluruh unsur kebutuhan bayi baik fisik, psikologi sosial

maupun spiritual. ASI mengandung nutrisi, hormon, unsur kekebalan

pertumbuhan, anti alergi, serta anti inflamasi. Nutrisi dalam ASI mencakup

hampir 200 unsur zat makanan. ASI adalah sebuah cairan tanpa tanding

ciptaan Allah yang memenuhi kebutuhan gizi bayi dan melindunginya

dalam melawan kemungkinan serangan penyakit. Keseimbangan zat – zat

gizi dalam air susu ibu berada pada tingkat terbaik dan air susu memiliki

bentuk paling baik bagi tubuh bayi yang masih muda. Pada saat yang sama

ASI juga sangat kaya akan sari – sari makanan yang mempercepat

pertumbuhan sel-sel otak dan perkembangan system saraf.

Adapun bagi ibu menyusui dapat menunda haid dan kehamilan

( berfungsi sebagai kontrasepsi ) serta mengurangi resiko kanker payudara.

Bayi yang tidak mendapatkan ASI memiliki risiko tumbuh kembang yang

tidak optimal diakibatkan asupan nutrisi yang kurang serta lebih mudah

terkena penyakit infeksi. Disamping itu pemberian susu formula secara dini

akan menyebabkan kerugian secara materi.

Adanya produk – produk susu formula yang begitu banyak

menyebabkan banyak masyarakat beralih dari ASI ke susu formula. Hal

ini menyebabkan banyak terjadi pemberian makanan pendamping ASI

1

Page 2: MANAJEMEN CAKUPAN PEMBERIAN ASI EKSLUSIF SEBAGAI PRIORITAS KEGIATAN DI PUSKESMAS

secara dini. Beberapa penyebab ibu tidak memberikan ASI kepada bayinya

disebabkan karena kurangnya pengetahuan ibu dan masyarakat pada

umumnya tentang pentingnya pemberian ASI kepada bayi. Selain itu

adanya produk susu formula yang beredar dimasyarakat menyebabkan

masyarakat memilih memberikan susu formula pada bayi. Serta merasa

tidak percaya diri untuk menyusui, ASI yang tidak keluar, ASI yang tidak

mencukupi, kesibukan ibu menyusui, serta faktor sosial budaya yang

terjadi di masyarakat sehingga bayi tidak mendapatkan ASI.

Semestinya dengan mengetahui manfaat ASI penggunaan susu

formula bisa dihindari pada saat bayi dalam masa eksklusif. Serta dengan

adanya Undang – Undang Kesehatan Republik Indonesia Nomor 36 Tahun

2009 tentang Kesehatan, hak bayi untuk mendapatkan ASI Eksklusif dapat

terpenuhi. Semoga segera dapat ditindaklanjuti dengan adanya Peraturan

Daerah di Kabupaten/Kota tentang ASI Eksklusif.

Puskesmas adalah suatu organisasi kesehatan fungsional yang

merupakan pusat pengembangan kesehatan masyarakat yang juga membina

peran serta masyarakat disamping memberikan pelayanan kesehatan secara

menyeluruh dan terpadu kepada masyarakat diwilayah kerjanya dalam

bentuk kegiatan pokok. Sebagai unit pelaksana teknis dinas kesehatan

kabupaten, puskesmas (pusat kesehatan masyarakat) dalam urutan hierarki

pelayanan kesehatan berkedudukan pada tingkat pelayanan kesehatan

pertama (Primary Health Care / PHC) dan merupakan perangkat

pemerintah kabupaten dan bertanggung jawab langsung, baik teknis maupun

administratif kepada kepala Dinas Kesehatan yang bersangkutan.

Berdasarkan data rekapitulasi Laporan Bulanan LB3 Gizi tentang

Cakupan Pemberian ASI Eksklusif (E6) Puskesmas Sugihwaras bulan

Desember 2014 menunjukan hasil 97,5%. Hal ini berarti Cakupan

Pemberian ASI Eksklusif (E6) sudah mencapai 80% sesuai target yang

diharapkan.

Angka tersebut sudah sesuai dari target yang diharapkan dari

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia pada tahun 2015 minimal ibu

2

Page 3: MANAJEMEN CAKUPAN PEMBERIAN ASI EKSLUSIF SEBAGAI PRIORITAS KEGIATAN DI PUSKESMAS

menyusui bayi secara eksklusif sebesar 80 %. Namun masih ada beberapa

desa yang belum sesuai target dan masih ada balita dengan status gizi sangat

kurang. Maka dari itu pada laporan ini, kami mencoba melakukan analisis

untuk mengetahui penyebab dan alternatif pemecahan masalah tersebut.

Hasil makalah ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi usaha

peningkatan kesehatan pada bidang Promosi Kesehatan dan Gizi di

Puskesmas Sugihwaras.

B. PERUMUSAN MASALAH

Bagaimana manajemen cakupan pemberian ASI ekslusif sebagai

prioritas kegiatan di Puskesmas Sugihwaras Kabupaten Bojonegoro?

C. TUJUAN

1. Tujuan Umum

Mengetahui manajemen cakupan pemberian ASI ekslusif sebagai

prioritas kegiatan di Puskesmas Sugihwaras.

2. Tujuan Khusus

a. Mengetahui puskesmas sebagai pelayanan kesehatan tingkat dasar

yang bersifat komprehensif dan holistik.

b. Mengetahui peran petugas kesehatan, kader, dan masyarakat dalam

upaya meningkatkan cakupan pemberian ASI eksklusif di Puskesmas

Sugihwaras.

D. MANFAAT

1. Membantu para dokter muda untuk lebih memahami manajerial dari

puskesmas dalam menangani suatu permasalahan.

2. Memberi masukan bagi Puskesmas Sugihwaras tentang masalah-

masalah yang terjadi, serta alternatif upaya pemecahannya.

3. Menambah pengetahuan mengenai program pemberian ASI eksklusif

secara komprehensif.

3

Page 4: MANAJEMEN CAKUPAN PEMBERIAN ASI EKSLUSIF SEBAGAI PRIORITAS KEGIATAN DI PUSKESMAS

4. Mengetahui faktor-faktor yang menjadi kendala dalam pelaksanaan

program tersebut.

5. Memberikan informasi kepada penyusun kebijakan mengenai faktor-

faktor yang menjadi kendala dalam pelaksanaan program pengelolaan

ASI eksklusif.

E. KHALAYAK SASARAN

1. Petugas kesehatan dan kader posyandu puskesmas Sugihwaras.

2. Ibu hamil dan ibu menyusui di kecamatan Sugihwaras.

4

Page 5: MANAJEMEN CAKUPAN PEMBERIAN ASI EKSLUSIF SEBAGAI PRIORITAS KEGIATAN DI PUSKESMAS

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. ASI EKSLUSIF

1. Pengertian ASI Eksklusif

ASI eksklusif adalah pemberian ASI selama 6 bulan tanpa

tambahan cairan lain, seperti susu formula, jeruk, madu, air teh, dan air

putih, serta tanpa tambahan makanan padat, seperti pisang, bubur susu,

biskuit, bubur nasi, dan nasi tim, kecuali vitamin dan mineral dan obat

(Roesli, 2000). Selain itu, pemberian ASI eksklusif juga berhubungan

dengan tindakan memberikan ASI kepada bayi hingga berusia 6 bulan tanpa

makanan dan minuman lain, kecuali sirup obat. Setelah usia bayi 6 bulan,

barulah bayi mulai diberikan makanan pendamping ASI, sedangkan ASI

dapat diberikan sampai 2 tahun atau lebih (Prasetyono, 2005).

ASI adalah satu jenis makanan yang mencukupi seluruh unsur

kebutuhan bayi baik fisik, psikologi, sosial maupun spiritual. ASI

mengandung nutrisi, hormon, unsur kekebalan pertumbuhan, anti alergi,

serta anti inflamasi. Nutrisi dalam ASI mencakup hampir 200 unsur zat

makanan (Hubertin, 2004).

ASI adalah sebuah cairan ciptaan Allah yang memenuhi kebutuhan

gizi bayi dan melindunginya dalam melawan kemungkinan serangan

penyakit. Keseimbangan zat-zat gizi dalam air susu ibu berada pada tingkat

terbaik dan air susunya memiliki bentuk paling baik bagi tubuh bayi yang

masih muda. Pada saat yang sama ASI juga sangat kaya akan sari-sari

makanan yang mempercepat pertumbuhan sel-sel otak dan perkembangan

sistem saraf (Yahya, 2007).

2. Manfaat ASI eksklusif

Komposisi ASI yang unik dan spesifik tidak dapat diimbangi oleh

susu formula. Pemberian ASI tidak hanya bermanfaat bagi bayi tetapi juga

bagi ibu yang menyusui. Manfaaat ASI bagi bayi antara lain; ASI sebagai

5

Page 6: MANAJEMEN CAKUPAN PEMBERIAN ASI EKSLUSIF SEBAGAI PRIORITAS KEGIATAN DI PUSKESMAS

nutrisi, ASI dapat meningkatkan daya tahan tubuh bayi, mengembangkan

kecerdasan, dan dapat meningkatkan jalinan kasih sayang (Roesli, 2000).

Manfaat ASI bagi bayi adalah sebagai nutrisi. ASI merupakan

sumber gizi yang sangat ideal dengan komposisi yang seimbang dan

disesuaikan dengan pertumbuhan bayi. ASI adalah makanan bayi yang

paling sempurna, baik kualitas dan kuantitasnya. Dengan tata laksana

menyusui yang benar, ASI sebagai makanan tunggal akan cukup memenuhi

kebutuhan tumbuh bayi normal sampai usia 6 bulan. Setelah usia 6 bulan,

bayi harus mulai diberikan makanan padat, tetapi ASI dapat diteruskan

sampai usia 2 tahun atau lebih. Negara-negara barat banyak melakukan

penelitian khusus guna memantau pertumbuhan bayi penerima ASI eklslusif

dan terbukti bayi penerima ASI eksklusif dapat tumbuh sesuai dengan

rekomendasi pertumbuhan standar WHO-NCHS (Danuatmaja, 2003).

Selain itu juga, ASI dapat meningkatkan daya tahan tubuh bayi.

Dengan diberikan ASI berarti bayi sudah mendapatkan immunoglobulin (zat

kekebalan atau daya tahan tubuh) dari ibunya melalui plasenta, tetapi kadar

zat tersebut dengan cepat akan menurun segera setelah kelahirannya. Badan

bayi baru lahir akan memproduksi sendiri immunoglobulin secara cukup

saat mencapai usia sekitar 4 bulan. Pada saat kadar immunoglobulin bawaan

dari ibu menurun yang dibentuk sendiri oleh tubuh bayi belum mencukupi,

terjadilah suatu periode kesenjangan immunoglobulin pada bayi. Selain itu,

ASI merangsang terbentuknya antibodi bayi lebih cepat. Jadi, ASI tidak saja

bersifat imunisasi pasif, tetapi juga aktif. Suatu kenyataan bahwa mortalitas

(angka kematian) dan mobiditas (angka terkena penyakit) pada bayi ASI

eksklusif jauh lebih rendah dibandingkan dengan bayi yang tidak

mendapatkan ASI (Budiasih, 2008).

Disamping itu, ASI juga dapat mengembangkan kecerdasan bayi.

Perkembangan kecerdasan anak sangat berkaitan erat dengan pertumbuhan

otak. Faktor utama yang mempengaruhi pertumbuhan otak anak adalah

nutrisi yang diterima saat pertumbuhan otak, terutama saat pertumbuhan

otak cepat. Lompatan pertumbuhan atau growt spourt sangat penting karena

6

Page 7: MANAJEMEN CAKUPAN PEMBERIAN ASI EKSLUSIF SEBAGAI PRIORITAS KEGIATAN DI PUSKESMAS

pada inilah pertumbuhan otak sangat pesat. Kesempatan tersebut hendaknya

dimanfaatkan oleh ibu agar pertumbuhan otak bayi sempurna dengan cara

memberikan nutrisi dengan kualitas dan kuantitas optimal karena

kesempatan itu bagi seorang anak tidak akan berulang lagi (Danuatmaja,

2003).

Air susu ibu selain merupakan nutrient ideal, dengan komposisi

tepat, dan sangat sesuai kebutuhan bayi, juga mengandung nutrient-nutrien

khusus yang sangat diperlukan pertumbuhan optimal otak bayi. Nutrient-

nutrient khusus tersebut adalah taurin, laktosa, asam lemak ikatan panjang

(Danuatmaja, 2003).

Mengingat hal-hal tersebut, dapat dimengerti kiranya bahwa

pertumbuhan otak bayi yang diberi ASI secara eksklusif selama 6 bulan

akan optimal dengan kualitas yang optimal pula. Hasil penelitian terhadap

1.000 bayi prematur membuktikan bayi prematur yang diberi ASI eksklusif

mempunyai IQ lebih tinggi 8,3 poin. Hasil penelitian Dr.Riva (1977)

menunjukan bayi ASI eksklusif pada usia 9 tahun mempunyai IQ 12,9 poin

lebih tinggi dibanding anak yang ketika bayi tidak diberi asi eksklusif

(Roesli, 2000).

Kemudian yang terakhir adalah ASI dapat menjalin kasih sayang.

Bayi yang sering berada dalam dekapan ibunya karena menyusui, dapat

merasakan kasih sayang ibu dan mendapatkan rasa aman, tenteram, dan

terlindung. Perasaan terlindung dan disayangi inilah yang menjadi dasar

perkembangan emosi bayi, yang kemudian membentuk kepribadian anak

menjadi baik dan penuh percaya diri (Ramaiah, 2006).

Bagi ibu, manfaat menyusui itu dapat mengurangi perdarahan

setelah melahirkan. Apabila bayi disusui segera setelah dilahirkan maka

kemungkinan terjadinya perdarahan setelah melahirkan (post partum) akan

berkurang (Siswono 2001). Karena pada ibu menyusui terjadi peningkatan

kadar oksitosin yang berguna juga untuk konstriksi/penutupan pembuluh

darah sehingga perdarahan akan lebih cepat berhenti. Hal ini akan

menurunkan angka kematian ibu yang melahirkan. Selain itu juga, dengan

7

Page 8: MANAJEMEN CAKUPAN PEMBERIAN ASI EKSLUSIF SEBAGAI PRIORITAS KEGIATAN DI PUSKESMAS

menyusui dapat menjarangkan kehamilan pada ibu karena menyusui

merupakan cara kontrasepsi yang aman, murah, dan cukup berhasil. Selama

ibu memberi ASI eksklusif 98% tidak akan hamil pada 6 bulan pertama

setelah melahirkan dan 96% tidak akan hamil sampai bayi merusia 12 bulan

(Glasier, 2005).

Disamping itu, manfaat ASI bagi ibu dapat mengurangi terjadinya

kanker. Beberapa penelitian menunjukan bahwa menyusui akan mengurangi

kemungkinan terjadinya kanker payudara. Pada umumnya bila semua

wanita dapat melanjutkan menyusui sampai bayi berumur 2 tahun atau

lebih, diduga angka kejadian kanker payudara akan berkurang sampai

sekitar 25%. Beberapa penelitian menemukan juga bahwa menyusui akan

melindungi ibu dari penyakit kanker indung telur. Salah satu dari penelitian

ini menunjukan bahwa risiko terkena kanker indung telur pada ibu yang

menyusui berkurang sampai 20-25%. Selain itu, pemberian ASI juga lebih

praktis, ekonomis, murah, menghemat waktu dan memberi kepuasan pada

ibu (Maulana, 2007).

3. Fisiologi Pengeluaran ASI

Pengeluaran ASI merupakan suatu interaksi yang sangat kompleks

antara rangsangan mekanik, saraf dan bermacam-macam hormon.

Kemampuan ibu dalam menyusui/laktasipun berbeda-beda. Sebagian

mempunyai kemampuan yang lebih besar dibandingkan yang lain. Laktasi

mempunyai dua pengertian yaitu pembentukan ASI (Refleks Prolaktin) dan

pengeluaran ASI (Refleks Let Down/Pelepasan ASI) (Maryunani, 2009).

Pembentukan ASI (Refleks Prolaktin) dimulai sejak kehamilan.

Selama kehamilan terjadi perubahan-perubahan payudara terutama besarnya

payudara, yang disebabkan oleh adanya proliferasi sel-sel duktus laktiferus

dan sel-sel kelenjar pembentukan ASI serta lancarnya peredaran darah pada

payudara. Proses proliferasi ini dipengaruhi oleh hormon-hormon yang

dihasilkan plasenta, yaitu laktogen, prolaktin, kariogona dotropin, estrogen,

dan progesteron. Pada akhir kehamilan, sekitar kehamilan 5 bulan atau

lebih, kadang dari ujung puting susu keluar cairan kolostrum. Cairan

8

Page 9: MANAJEMEN CAKUPAN PEMBERIAN ASI EKSLUSIF SEBAGAI PRIORITAS KEGIATAN DI PUSKESMAS

kolostrum tersebut keluar karena pengaruh hormon laktogen dari plasenta

dan hormon prolaktin dari hipofise. Namun, jumlah kolostrum tersebut

terbatas dan normal, dimana cairan yang dihasilkan tidak berlebihan karena

kadar prolaktin cukup tinggi, pengeluaran air susu dihambat oleh hormon

estrogen (Maryunani, 2009).

Setelah persalinan, kadar estrogen dan progesteron menurun

dengan lepasnya plasenta, sedangkan prolaktin tetap tinggi sehingga tidak

ada lagi hambatan terhadap prolaktin oleh estrogen. Hormon prolaktin ini

merangsang sel-sel alveoli yang berfungsi untuk membuat air susu ibu

(Maryunani, 2009).

Penurunan kadar estrogen memungkinan naiknya kadar prolaktin

dan produksi ASI pun mulai. Produksi prolaktin yang berkesinambungan

disebabkan oleh bayi menyusui pada payudara ibu. Pada ibu yang

menyusui, prolaktin akan meningkat pada keadaan : stress atau pengaruh

psikis,anestesi, operasi, rangsangan puting susu, hubungan kelamin,

pengaruh obat-obatan. Sedangkan yang menyebabkan prolaktin terhambat

pengeluarannya pada keadaan: ibu gizi buruk, dan pengaruh obat-obatan

(Badriul, 2008).

Pengeluaran ASI (Refleks Let Down/pelepasan ASI) merupakan

proses pelepasan ASI yang berada dibawah kendali neuroendokrin, dimana

bayi yang menghisap payudara ibu akan merangsang produksi oksitosin

yang menyebabkan kontraksi sel-sel mioepitel. Kontraksi dari sel-sel ini

akan memeras air susu yang telah terbuat keluar dari alveoli dan masuk ke

sistem duktus untuk selanjutnya mengalir melalui duktus laktiferus masuk

ke mulut bayi sehingga ASI tersedia bagi bayi (Maryunani, 2009).

Faktor-faktor yang memicu peningkatan refleks let down/pelepasan

ASI ini yaitu pada saat ibu : melihat bayinya, mendengarkan suara bayi,

mencium bayi, dan memikirkan untuk meyusui bayi. Sementara itu, faktor-

faktor yang menghambat refleks let down/pelepasan ASI yaitu stress

seperti : keadaan bingung/psikis kacau, takut, cemas, lelah, malu, merasa

tidak pasti/merasakan nyeri.

9

Page 10: MANAJEMEN CAKUPAN PEMBERIAN ASI EKSLUSIF SEBAGAI PRIORITAS KEGIATAN DI PUSKESMAS

Oksitosin juga mempengaruhi jaringan otot polos uterus

berkontraksi sehingga mempercepat lepasnya plasenta dari dinding uterus

dan membantu mengurangi terjadinya perdarahan. Oleh karena itu, setelah

bayi lahir maka bayi harus segera disusukan pada ibunya (Inisiasi Menyusui

Dini). Dengan seringnya menyusui, penciutan uterus akan terjadi makin

cepat dan makin baik. Tidak jarang perut ibu akan terus terasa mulas yang

sangat pada hari-hari pertama menyusui, hal ini merupakan mekanisme

alamiah yang baik untuk kembalinya uterus ke bentuk semula (Maryunani,

2009).

4. Komposisi ASI

ASI mengandung sebagian besar air sebanyak 87,5%, oleh karena

itu bayi yang mendapat cukup ASI tidak perlu mendapat tambahan air

walaupun berada ditempat yang suhu udara panas. Kekentalan ASI sesuai

dengan saluran cerna bayi, sedangkan susu formula lebih kental

dibandingkan ASI. Hal tersebut yang dapat menyebabkan terjadinya diare

pada bayi yang mendapat susu formula.Komposisi ASI yaitu : karbohidrat,

protein, lemak,mineral,vitamin (Hubertin, 2004 ).

Di dalam ASI terdapat laktosa, laktosa ini merupakan karbohidrat

utama dalam ASI yang berfungsi sebagai salah satu sumber untuk otak.

Kadar laktosa yang terdapat dalam ASI hampir dua kali lipat dibanding

laktosa yang ditemukan pada susu formula. Kadar karbohidrat dalam

kolostrum tidak terlalu tinggi, tetapi jumlahnya meningkat terutama laktosa

pada ASI transisi (7-14 hari setelah melahirkan). Setelah melewati masa ini

maka kadar karbohidrat ASI relatif stabil. (Badriul, 2008).

Selain karbohidrat, ASI juga mengandung protein. Kandungan

protein ASI cukup tinggi dan komposisinya berbeda dengan protein yang

terdapat dalam susu formula. Protein dalam ASI dan susu formula terdiri

dari protein whey dan casein. Protein dalam ASI lebih banyak terdiri dari

protein whey yang lebih mudah diserap oleh usus bayi, sedangkan susu

formula lebih banyak mengandung protein casein yang lebih sulit dicerna

10

Page 11: MANAJEMEN CAKUPAN PEMBERIAN ASI EKSLUSIF SEBAGAI PRIORITAS KEGIATAN DI PUSKESMAS

oleh usus bayi. Jumlah casein yang terdapat di dalam ASI hanya 30%,

dibanding susu formula yang mengandung protein dalam jumlah yang tinggi

(80%) (Badriul, 2008). Disamping itu juga, ASI mempunnyai asam amino

yang lengkap yaitu taurin. Taurin diperkirakan mempunyai peran pada

perkembangan otak karena asam amino ini ditemukan dalam jumlah cukup

tinggi pada jaringan otak yang sedang berkembang.

ASI juga mengandung lemak, kadar lemak dalam ASI pada mulanya

rendah kemudian meningkat jumlahnya (Husaini, 2001). Lemak ASI

berubah kadarnya setiap kali diisap oleh bayi yang terjadi secara otomatis.

Selain jumlahnya yang mencukupi, jenis lemak yang ada dalam ASI

mengandung lemak rantai panjang yang merupakan lemak kebutuhan sel

jaringan otak dan sangat mudah dicerna serta mempunyai jumlah yang

cukup tinggi. Dalam bentuk Omega 3, Omega 6, DHA (Docoso Hexsaconic

Acid) dan Acachidonid acid merupakan komponen penting untuk meilinasi

bayi (Hubertin, 2004).

Disamping karbohidrat, lemak, protein, ASI juga mengandung

mineral, vitamin K, vitamin A, vitamin D, vitamin E, dan vitamin yang larut

dalam air.

Hampir semua vitamin larut dalam air seperti vitamin B, asam folat,

vitamin C terdapat dalam ASI. Makanan yang dikonsumsi ibu berpengaruh

terhadap kadar vitamin ini dalam ASI. Kadar vitamin B1 dan B2 cukup

tinggi dalam ASI tetapi kadar vitamin B6, B12 dan asam folat mungkin

rendah pada ibu dengan gizi kurang (Badriul, 2008).

5. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Ketidakberhasilan ASI Eksklusif

Alasan ibu untuk tidak menyusui terutama yang secara eksklusif

sangat bervariasi. Namun yang sering diungkapkan sebagai berikut

(Danuatmaja, 2003).

5.1 Faktor Internal

5.1.1 Ketersediaan ASI

11

Page 12: MANAJEMEN CAKUPAN PEMBERIAN ASI EKSLUSIF SEBAGAI PRIORITAS KEGIATAN DI PUSKESMAS

Hal-hal yang dapat mengurangi produksi ASI adalah 1) tidak

melakukan inisiasi menyusui dini 2) menjadwal pemberian ASI 3)

memberikan minuman prelaktal (bayi diberi minum sebelum ASI

keluar ), apalagi memberikannya dengan botol/dot 4) kesalahan pada

posisi dan perlekatan bayi pada saat menyusui (Badriul, 2008 ).

Inisiasi menyusui dini adalah meletakkan bayi diatas dada atau

perut ibu segera setelah dilahirkan dan membiarkan bayi mencari

puting ibu kemudian menghisapnya setidaknya satu jam setelah

melahirkan. Cara bayi melakukan inisiasi menyusui dini disebut baby

crawl. Karena sentuhan atau emutan dan jilatan pada puting ibu akan

merangsang pengeluaran ASI dari payudara. Dan apabila tidak

melakukan inisiasi menyusui dini akan dapat mempengaruhi produksi

ASI (Maryunani, 2009).

Ibu sebaiknya tidak menjadwalkan pemberian ASI. Menyusui

paling baik dilakukan sesuai permintaan bayi (on demand ) termasuk

pada malam hari, minimal 8 kali sehari. Produksi ASI sangat

dipengaruhi oleh seringnya bayi menyusui. Makin jarang bayi disusui

biasanya produksi ASI akan berkurang. Produksi ASI juga dapat

berkurang bila menyusui terlalu sebentar. Pada minggu pertama

kelahiran sering kali bayi mudah tertidur saat menyusui. Ibu sebaiknya

merangsang bayi supaya tetap menyusui dengan cara menyentuh

telinga/telapak kaki bayi agar bayi tetap menghisap (Badriul, 2008).

Seringkali sebelum ASI keluar bayi sudah diberikan air putih,

air gula, air madu, atau susu formula dengan dot. Seharusnya hal ini

tidak boleh dilakukan karena selain menyebabkan bayi malas

menyusui, bahan tersebut mungkin menyebabkan reaksi intoleransi

atau alergi. Apabila bayi malas menyusui maka produksi ASI dapat

berkurang, karena semakin sering menyusui produksi ASI semakin

bertambah (Danuatmaja, 2003).

Meskipun menyusui adalah suatu proses yang alami, juga

merupakan keterampilan yang perlu dipelajari. Ibu seharusnya

12

Page 13: MANAJEMEN CAKUPAN PEMBERIAN ASI EKSLUSIF SEBAGAI PRIORITAS KEGIATAN DI PUSKESMAS

memahami tata laksana laktasi yang benar terutama bagaimana posisi

menyusui dan perlekatan yang baik sehingga bayi dapat menghisap

secara efektif dan ASI dapat keluar dengan optimal. Banyak

sedikitnya ASI berhubungan dengan posisi ibu saat menyusui. Posisi

yang tepat akan mendorong keluarnya ASI dan dapat mencegah

timbulnya berbagai masalah dikemudian hari (Cox, 2006).

5.1.2 Pekerjaan /aktivitas

Pekerjaan adalah suatu kegiatan atau aktivitas seseorang untuk

mendapatkan penghasilan guna memenuhi kebutuhan hidupnya.

Wanita yang bekerja seharusnya diperlakukan berbeda dengan pria

dalam hal pelayanan kesehatan terutuma karena wanita hamil,

melahirkan, dan menyusui. Padahal untuk meningkatkan sumber daya

manusia harus sudah sejak janin dalam kandungan sampai dewasa.

Karena itulah wanita yang bekerja mendapat perhatian agar tetap

memberikan ASI eksklusif sampai 6 bulan dan diteruskan sampai 2

tahun (pusat kesehatan kerja Depkes RI,2005). Beberapa alasan ibu

memberikan makanan tambahan yang berkaitan dengan pekerjaan

adalah tempat kerja yang terlalu jauh, tidak ada penitipan anak, dan

harus kembali kerja dengan cepat karena cuti melahirkan singkat

(Mardiati, 2006).

Cuti melahirkan di Indonesia rata-rata tiga bulan. Setelah itu,

banyak ibu khawatir terpaksa memberi bayinya susu formula karena

ASI perah tidak cukup. Bekerja bukan alasan untuk tidak memberikan

ASI eksklusif, karena waktu ibu bekerja bayi dapat diberi ASI perah

yang diperah minimum 2 kali selama 15 menit. Yang dianjurkan

adalah mulailah menabung ASI perah sebelum masuk kerja. Semakin

banyak tabungan ASI perah, seamakin besar peluang menyelesaikan

program ASI eklusif (Danuatmaja, 2003).

5.1.3 Pengetahuan

Menurut Notoadmojo (2007) pengetahuan merupakan hasil

dari tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan pengindraan

13

Page 14: MANAJEMEN CAKUPAN PEMBERIAN ASI EKSLUSIF SEBAGAI PRIORITAS KEGIATAN DI PUSKESMAS

terhadap suatu objek tertentu. Pengetahuan merupakan domain yang

sangat penting dalam membentuk tindakan seseorang. Pengetahuan

akan memberikan pengalaman kepada ibu tentang cara pemberian

ASI eksklusif yang baik dan benar yang juga terkait dengan masa

lalunya. Dalam hal ini perlu ditumbuhkan motivasi dalam dirinya

secara sukarela ddan penuh rasa percaya diri untuk mampu menyusui

bayinya. Pengalaman ini akan memberikan pengetahuan, pandangan

dan nilai yang akan menberi sikap positif terhadap masalah

menyusui (Erlina, 2008).

Akibat kurang pengetahuan atau informasi, banyak ibu

menganggap susu formula sama baiknya, bahkan lebih baik dari ASI.

Hal ini menyebabkan ibu lebih cepat memberikan susu formula jika

merasa ASI kurang atau terbentur kendala menyusui. Masih banyak

pula petugas kesehatan tidak memberikan informasi pada ibu saat

pemeriksaan kehamilan atau sesudah bersalin (Prasetyono, 2005).

Untuk dapat melaksanakan program ASI eksklusif, ibu dan

keluarganya perlu menguasai informasi tentang fisiologis laktasi,

keuntungan pemberian ASI, kerugian pemberian susu formula,

pentingnya rawat gabung,cara menyusui yang baik dan benar, dan

siapa harus dihubungi jika terdapat keluhan atau masalah seputar

menyusui.

5.1.4 Kelainan pada payudara

Tiga hari pasca persalinan payudara sering terasa penuh,

tegang, dan nyeri. Kondisi ini terjadi akibat adanya bendungan pada

pembuluh darah di payudara sebagai tanda ASI mulai banyak

diproduksi. Tetapi, apabila payudara merasa sakit pada saat

menyusui ibu pasti akan berhenti memberikan ASI padahal itu

menyebabkan payudara mengkilat dan bertambah parah bahkan ibu

bisa menjadi demam (Roesli, 2000). Jika terdapat lecet pada puting

itu terjadi karena beberapa faktor yang dominan adalah kesalahan

posisi menyusui saat bayi hanya menghisap pada putting. Padahal

14

Page 15: MANAJEMEN CAKUPAN PEMBERIAN ASI EKSLUSIF SEBAGAI PRIORITAS KEGIATAN DI PUSKESMAS

seharusnya sebagian besar areola masuk kedalam mulut bayi. Puting

lecet juga dapat terjadi pada akhir menyusui, karena bayi tidak

pernah melepaskan isapan. Disamping itu, pada saat ibu

membersihkan puting menggunakan alkohol dan sabun dapat

menyebabkan puting lecet sehingga ibu merasa tersiksa saat

menyusui karena sakit (Maulana, 2007).

5.1.5 Kondisi kesehatan ibu

Kondisi kesehatan ibu juga dapat mempengaruhi pemberian

ASI secara eksklusif. Pada keadaan tertentu, bayi tidak mendapat ASI

sama sekali, misalnya dokter melarang ibu untuk menyusui karena

sedang menderita penyakit yang dapat membahayakan ibu atau

bayinya, seperti penyakit Hepatitis B, HIV/AIDS, sakit jantung berat,

ibu sedang menderita infeksi virus berat, ibu sedang dirawat di Rumah

Sakit atau ibu meninggal dunia (Pudjiadi, 2001).

Faktor kesehatan ibu yang menyebabkan ibu memberikan

makanan tambahan pada bayi 0-6 bulan adalah kegagalan menyusui

dan penyakit pada ibu. Kegagalan ibu menyusui dapat disebakan

karena produksi ASI berkurang dan juga dapat disebabkan oleh

ketidakpuasan menyusui setelah lahir karena bayi langsung diberi

makanan tambahan.

5.2 Faktor Eksternal

5.2.1 Faktor petugas kesehatan

Program laktasi adalah suatu program multidepartemental yang

melibatkan bagian yang terkait, agar dihasilkan suatu pelayanan yang

komrehensif dan terpadu bagi ibu yang menyusui sehingga promosi

ASI secara aktif dapat dilakukan tenaga kesehatan. Dalam hal ini sikap

dan pengetahuan petugas kesehatan adalah faktor penentu kesiapan

petugas dalam mengelola ibu menyusui. Selain itu sistem pelayanan

kesehatan dan tenaga kesehatan juga mempengaruhi kegiatan

menyusui (Arifin, 2004).

15

Page 16: MANAJEMEN CAKUPAN PEMBERIAN ASI EKSLUSIF SEBAGAI PRIORITAS KEGIATAN DI PUSKESMAS

Perilaku tenaga kesehatan biasanya ditiru oleh masyarakat

dalam hal perilaku sehat. Promosi ASI eksklusif yang optimal dalam

setiap tumbuh kembangnya sangatlah penting untuk mendukung

keberhasilan ibu dalam menyusui bayinya (Elza, 2008). Selain itu

adanya sikap ibu dari petugas kesehatan baik yang berada di klinis

maupun di masyarakat dalam hal menganjurkan masyarakat agar

menyusui bayi secara eksklusif pada usia 0-6 bulan dan dilanjutkan

sampai 2 tahun dan juga meningkatkan kemampuan petugas kesehatan

dalam hal memberikan penyuluhan kepada masyarakat yang luas

(Erlina, 2008).

5.2.2 Kondisi kesehatan bayi

Kondisi kesehatan bayi juga dapat mempengaruhi pemberian

ASI secara eksklusif. Bayi diare tiap kali mendapat ASI, misalnya jika

ia menderita penyakit bawaan tidak dapat menerima laktosa, gula yang

terdapat dalam jumlah besar pada ASI (Pudjiadi, 2001).

Faktor kesehatan bayi adalah salah satu faktor yang dapat

menyebabkan ibu memberikan makanan tambahan pada bayinya antara

lain kelainan anatomik berupa sumbing pada bibir atau palatum yang

menyebakan bayi menciptakan tekanan negatif pada rongga mulut,

masalah organik, yaitu prematuritas, dan faktor psikologis dimana bayi

menjadi rewel atau sering menangis baik sebelum maupun sesudah

menyusui akibatnya produksi ASI ibu menjadi berkurang karena bayi

menjadi jarang disusui (Soetjiningsih, 1997).

5.2.3 Pengganti ASI (PASI) atau susu formula

Meskipun mendapat predikat The Gold Standard, makanan

paling baik, aman, dan satu dari sedikit bahan pangan yang memenuhi

kriteria pangan berkelanjutan (terjangkau, tersedia lokal dan sepanjang

masa, investasi rendah). Sejarah menunjukkan bahwa menyusui

merupakan hal tersulit yang selalu mendapat tantangan, terutama dari

kompetitor utama produk susu formula yang mendisain susu formula

menjadi pengganti ASI (YLKI, 2005).

16

Page 17: MANAJEMEN CAKUPAN PEMBERIAN ASI EKSLUSIF SEBAGAI PRIORITAS KEGIATAN DI PUSKESMAS

Seperti di Indonesia sekitar 86% yang tidak berhasil

memberikan ASI eksklusif karena para ibu lebih memilih memberikan

susu formula kepada bayinya. Hal ini dapat dilihat dari meningkatnya

penggunaan susu formula lebih dari 3x lipat selama 5 tahun dari 10,8%

pada tahun 1997 menjadi 32,5% tahun 2002 (Depkes, 2006).

5.2.4 Keyakinan

Kebiasaan memberi air putih dan cairan lain seperti teh, air

manis, dan jus kepada bayi menyusui dalam bulan-bulan pertama

umum dilakukan. Kebiasaan ini seringkali dimulai saat bayi berusia

sebulan. Riset yang dilakukan di pinggiran kota Lima, Peru

menunjukkan bahwa 83% bayi menerima air putih dan teh dalam bulan

pertama. Penelitian di masyarakat Gambia, Filipina, Mesir, dan

Guatemala melaporkan bahwa lebih dari 60% bayi baru lahir diberi air

manis dan/atau teh. Nilai budaya dan keyakinan agama juga ikut

mempengaruhi pemberian cairan sebagai minuman tambahan untuk

bayi. Dari generasi ke generasi diturunkan keyakinan bahwa bayi

sebaiknya diberi cairan. Air dipandang sebagai sumber kehidupan,

suatu kebutuhan batin maupun fisik sekaligus (LINKAGES, 2002).

5.3 Budaya

5.3.1 Definisi Budaya

Budaya atau kebudayaan adalah berasal dari bahasa sansekerta yatu

buddhayah, yang merupakan bentuk jamak dari buddhi ( budi dan akal )

diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan dengan budi dan akal manusia.

Dalam bahasa inggris, kebudayaan disebut culture, yang berasal dari kata

Latin Colere, yaitu mengolah atau mengerjakan. Bisa diartikan juga sebagai

mengolah tanah atau bertani. Kata culture juga kadang diterjemahkan

sebagai “ kultur” dalam bahasa Indonesia (Mubarak, 2009).

Manusia pada dasarnya adalah makhluk budaya yang harus

membudayakan dirinya. Manusia sebagai makhluk budaya mampu

melepaskan diri dari ikatan dorongan dan nalurinya serta mampu

menguasai alam sekitarnya dengan alat ilmu pengetahuan yang dimilikinya.

17

Page 18: MANAJEMEN CAKUPAN PEMBERIAN ASI EKSLUSIF SEBAGAI PRIORITAS KEGIATAN DI PUSKESMAS

Bangsa Indonesia yang mendiami kepulauan nusantara terdiri atas

bermacam-macam suku bangsa dan ras yang berbeda-beda asal-usul dan

keturunannya,salah satunya yaitu suku mandailing.

5.3.2 Wilayah Mandailing

Mandailing adalah suatu wilayah yang terletak di Kabupaten

Mandailing Natal di tengah Pulau Sumatera sepanjang jalan raya lintas

Sumatera ± 40 km dari Padangsidimpuan ke Selatan dan ± 150 km dari

Bukit Tinggi ke utara dengan wilayah: 1. Angkola disebelah utara 2. Pesisir

di sebelah Barat 3. Minangkabau di sebelah Selatan 4. Padanglawas di

sebelah Timur. Batas-batas yang disebut tidaklah sama dengan bats-batas

administrasi pemerintahan akan tetapi didasarkan kepada wilayah

masyarakat adat (Pandapotan, 2005).

Mandailing sebutan untuk kelompok sosial di beberapa Negara Asia

Tenggara, yang dalam beberpa aspek kebudayaannya, menunjukan cirri-ciri

persamaan. Etnik mandailing adalah orang-orang yang berasal dari

mandailing secara turun temurun dimanapun dia bertempat tinggal.etnik ini

menurut garis keturunan ayah (patrilineal) yang terdiri dari marga-marga

seperti : Nasution, Lubis, Pulungan, Rangkuti, Batubara, Daulay,

Matondang, Parinduri dan lain-lain. Marga-marga ini tidak serentak

mendiami wilayah mandailing.

Sebagian besar suku mandailing masih tinggal di daerah Mandailing

atau pinggiran Mandailing, tetapi sesuai perkembangan dan keadaan zaman

yang menuntut penyesuaian diri dengan situasi dan kondisi banyak suku

Mandailing tinggal diluar wilayah mandailing contohnya daerah Tembung.

Pada daerah ini masyarakatnya masih mempunyai budaya yang kuat dan

mempunyai kebiasaan-kebiasaan. Karena kebudayaan terwujud dan

tersalurkan melalui perilaku manusia, dan sudah ada terlebih dahulu

mendahului lahirnya suatu generasi tertentu, dan tidak akan mati dengan

habisnya usia generasi yang bersangkutan kebudayaan diperlukan oleh

manusia dan diwujudkan dalam tingkah lakunya.

18

Page 19: MANAJEMEN CAKUPAN PEMBERIAN ASI EKSLUSIF SEBAGAI PRIORITAS KEGIATAN DI PUSKESMAS

Apabila dikaitkan dengan ASI eksklusif, persepsi suku mandailing

itu masih banyak yang salah tentang ASI eksklusif. Masyarakat mandailing

berangapan bahwa pemberian ASI eksklusif tidak baik untuk bayi, karena

masyarakat lebih percaya dengan budanya dan kebiasaan-kebiasaan yang

didapatkan dari generasi sebelumnya.

Biasanya pada saat bayi berusia 0-6 bulan sudah diberikan makanan

pendamping seperti air tajin, teh manis dan nasi bubur. Oleh karena itu,

masyarakat mandailing jarang memberikan ASI eksklusif pada bayinya

dan bahkan tidak memberikan ASI (Pandapotan,2005).

B. Manajemen

1. Definisi Manajemen

Menurut Griffin (2000), manajemen diartikan ebagai sebuah proses

perencanaan, pengorganisasian, pengkoordinasian, dan pengontrolan

sumber daya untuk mencapai sasaran secara efektif dan efesien. Efektif

berarti bahwa tujuan dapat dicapai sesuai dengan perencanaan, sementara

efisien berarti bahwa tugas yang ada dilaksanakan secara benar,

terorganisir, dan sesuai dengan jadwal.

2. Manajemen Puskesmas

Untuk terselenggaranya berbagai upaya kesehatan yang sesuai

dengan azas penyelenggaraan puskesmas, perlu ditunjang oleh manajemen

puskesmas yang baik. Manajemen puskesmas adalah rangkaian kegiatan

yang bekerja secara sistematik untuk menghasilkan luaran puskesmas yang

efektif dan efisien. Rangkaian kegiatan sistematis yang dilaksanakan oleh

Puskesmas membentuk fungsi- fungsi manajemen.

Ada tiga fungsi manajemen Puskesmas yang dikenal yakni

Perencanaan, Pelaksanaan dan Pengendalian, serta Pengawasan dan

Pertanggungjawaban (pada masa sebelumnya fungsi manajemen ini lebih

dikenal dengan P1, P2, P3 yaitu P1 sebagai Perencanaan, P2 sebagai

Penggerakan Pelaksanaan dan P3 sebagai Pengawasan, Pengendalian dan

19

Page 20: MANAJEMEN CAKUPAN PEMBERIAN ASI EKSLUSIF SEBAGAI PRIORITAS KEGIATAN DI PUSKESMAS

Penilaian). Semua fungsi manajemen tersebut harus dilaksanakan secara

terkait dan berkesinambungan.

20

Page 21: MANAJEMEN CAKUPAN PEMBERIAN ASI EKSLUSIF SEBAGAI PRIORITAS KEGIATAN DI PUSKESMAS

BAB III

METODE PENERAPAN KEGIATAN

A. KEADAAN UMUM KECAMATAN SUGIHWARAS

1. Data Geografik

a. Luas wilayah : 35.472.517 km2

Dataran rendah : 82,9%

Dataran tinggi : 17,6%

b. Jumlah Desa/ Kelurahan : 17 Desa/ Kelurahan

Yang dapat dijangkau kendaraan roda 4 : 17 Desa/ Kelurahan

Yang dapat dijangkau kendaraan roda 2 : 17 Desa/ Kelurahan

Yang tidak dapat dijangkau kendaraan roda 4&2 : -

21

Page 22: MANAJEMEN CAKUPAN PEMBERIAN ASI EKSLUSIF SEBAGAI PRIORITAS KEGIATAN DI PUSKESMAS

PETA KECAMATAN SUGIHWARAS

22

Page 23: MANAJEMEN CAKUPAN PEMBERIAN ASI EKSLUSIF SEBAGAI PRIORITAS KEGIATAN DI PUSKESMAS

2. Data Demografik

1.1 Kependudukan

Tabel 1. Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin

Jenis Kelamin Jumlah Persentase (%)

Laki – lakiPerempuanTotal

23.16222.61445.776

50,149,9100

Tabel 2. Jumlah Prnduduk Menurut Jenis Pekerjaan

Kelompok Pekerjaan Jumlah Persentase (%)

PetaniBuruhPNS/TNI/POLRIPedagangPensiunanLain lain

19.19521.56846081982459

44,2349,671,051,90,21,06

1.2 Pendidikan

Tabel 3. Distribusi penduduk menurut tingkat pendidikan

Tingkat Pendidikan Jumlah Persentase (%)SDSMPSMAPerguruan Tinggi

8.0625.1702.554114

19,0712,236,040,26

1.3 Jumlah tempat ibadah

- Masjid : 39 buah

- Gereja : 1 buah

1.4 Jumlah fasilitas pendidikan

- TK : 32 buah

- SD/MI : 36 buah

- SMP/MTS : 7 buah

- SMA/MA : 5 buah

- Akademi : -

23

Page 24: MANAJEMEN CAKUPAN PEMBERIAN ASI EKSLUSIF SEBAGAI PRIORITAS KEGIATAN DI PUSKESMAS

- Perguruan Tinggi : -

- Pondok Pesantren : 3 buah

B. Analisis Masalah

Rekapitulasi program kerja gizi di Puskesmas Sugihwaras tahun

2014 didapatkan dari data sekunder Laporan Bulanan Pelayanan Gizi

Puskesmas Sugihwaras bulan Desember 2014.

Tabel 4. Data Laporan Bulanan LB3 Gizi Puskesmas

Sugihwaras bulan Desember 2014.

No. Desa Asi Eksklusif (%)

BB S. Kurang (BB/TB)

BB S. Kurang (BB/U)

1. Alasgung 100 0 0

2. Bareng 75 0 0

3. Balongrejo 100 1 3

4. Bulu 100 0 0

5. Drenges 100 0 0

6. Glagahwangi 87 1 3

7. Genjor 100 0 2

8. Glagahan 100 0 1

9. Jatitengah 100 0 1

10. Kedungdowo 100 0 0

11. Nglajang 100 0 0

12. Panemon 100 0 1

13. Panunggalan 100 0 0

14. Sugihwaras 100 0 4

15. Siwalan 100 0 2

16. Trate 100 0 2

17. Wedoro 100 0 0

Jumlah 97,5 2 19

24

Page 25: MANAJEMEN CAKUPAN PEMBERIAN ASI EKSLUSIF SEBAGAI PRIORITAS KEGIATAN DI PUSKESMAS

Tabel 5. Laporan Bulanan Cakupan Pemberian ASI Ekslusif (E6) Puskesmas Sugihwaras bulan Desember 2014.

No Desa Jumlah bayi 0-6

bln

E 0-6 bulan

Jml %

1. Alasgung 21 21 100

2. Bareng 12 9 75

3. Balongrejo 39 39 100

4. Bulu 28 28 100

5. Drenges 4 4 100

6. Glagahwangi 33 29 87

7. Genjor 10 10 100

8. Glagahan 14 14 100

9. Jatitengah 10 10 100

10. Kedungdowo 14 14 100

11. Nglajang 5 5 100

12. Panemon 13 13 100

13. Panunggalan 1 1 100

14. Sugihwaras 32 32 100

15. Siwalan 25 25 100

16. Trate 14 14 100

17. Wedoro 11 11 100

TOTAL 286 279 97,5

Di Puskesmas Sugihwaras, jumlah bayi usia 0-6 bulan dari bulan

Juli - Desember 2014 tercatat 286 bayi yang tersebar di 17 desa. Di

beberapa desa cakupan pemberian ASI ekslusif ada yang belum mencapai

target, dari 17 desa di Kecamatan Sugihwaras tercatat 2 desa yang cakupan

pemberian ASI ekslusifnya masih belum mencapai target, diantaranya di

desa Bareng yang cakupan ASI ekslusifnya sebesar 75%, desa

Glagahwangi sebesar 87 %.

Masalah gizi yang menjadi salah satu prioritas perhatian utama di

Puskesmas Sugihwaras yaitu cakupan pemberian ASI eksklusif. Sehingga

dalam kesepakatan ini kami menganalisis lebih lanjut tentang masalah

tersebut.

25

Page 26: MANAJEMEN CAKUPAN PEMBERIAN ASI EKSLUSIF SEBAGAI PRIORITAS KEGIATAN DI PUSKESMAS

Tabel 6. Hasil Kuesioner ASI Eksklusif

No Nama Umur Alamat Pend. PekerjaanAnak

keASI

eksklusifDukungan keluarga

%

1 Ny.E 23 Alasgung SD IRT 3 Tdk Tdk 80

2 Ny.S 26 Alasgung SD Swasta 2 Tdk Suami 30

3 Ny.R 27 Balongrejo SMP IRT 1 Ya Suami+ortu 100

4 Ny.ST 26 Wedoro SMA IRT 1 Ya Suami 100

5 Ny.G 24 Bareng SMP IRT 3 Ya Suami 100

6 Ny.N 22 Panemon SD IRT 3 Tdk Tdk 40

7 Ny.B 22 Siwalan SD IRT 3 Ya Suami 80

8 Ny.S 21 Bulu SD Swasta 2 Ya Suami 100

9 Ny.L 30 Trate SD IRT 1 Tdk Tdk 60

10 Ny.S 27 Genjor SMP Petani 2 Tdk Suami 80

11 Ny.T 19 Genjor SMP Swasta 1 Ya Ortu 90

12 Ny.M 22 Genjor SMP IRT 1 Tdk Tdk 60

13 Ny.P 26 Siwalan SMA IRT 1 Tdk Suami 50

14 Ny.S 22 Jatitengah SMP IRT 3 Tdk Tdk 80

15 Ny.N 26 Bulu SMP IRT 2 Tdk Tdk 60

16 Ny.P 23 Bulu D3 IRT 2 Ya Suami+ortu 100

17 Ny.S 22 Bulu D3 PNS 2 Ya Suami+ortu 100

18 Ny.R 25 Glagahan SMA IRT 1 Ya Ortu 100

19 Ny.Y 24 Jatitengah SD IRT 2 Ya Suami 100

20 Ny.S 20 Kedungdowo SMP IRT 1 Tdk Tdk 50

21 Ny.I 25 Balongrejo SMP IRT 2 Tdk Tdk 100

22 Ny.I 19 Panemon SMA Swasta 2 Tdk Suami 90

23 Ny.S 27 Sugihwaras SMA Swasta 3 Ya Suami 100

25 Ny.D 30 Sugihwaras SD Petani 2 Tdk orangtua 50

26 Ny.E 28 Glagahwangi SMP Petani 1 Tdk Tdk 80

27 Ny.S 27 Nglajang SMP Petani 2 Tdk Tdk 80

Total pemberian ASI eksklusif 11/27 x 100% = 40, 74%

26

Page 27: MANAJEMEN CAKUPAN PEMBERIAN ASI EKSLUSIF SEBAGAI PRIORITAS KEGIATAN DI PUSKESMAS

Penyebab masih kurangnya pemberian ASI eksklusif, antara lain

dikarenakan:

1. Kurangnya kesadaran petugas kesehatan tentang ASI eksklusif.

2. Kurang tepatnya pertanyaan yg diberikan oleh petugas kesehatan

saat pengambilan data ASI eksklusif.

3. Kurangnya keterbukaan ibu menyusui tentang pemberiaan ASI

eksklusif.

4. Rendahnya pengetahuan ibu tentang arti dan pentingnya ASI

eksklusif Rendahnya pengetahuan masyarakat tentang arti dari ASI

eksklusif.

5. Rendahnya partisipasi keluarga dalam mendukung ibu untuk

memberikan ASI eksklusif

6. Ibu yang bekerja sehingga waktu untuk memberikan ASI eksklusif

berkurang Ibu yang bekerja sehingga waktu untuk memberikan

ASI eksklusif berkurang.

7. Psikologis ibu yang mempengaruhi pengeluaran ASI.

Tabel 7.

Alternatif Pemecahan Masalah

Masalah (Penyebab) Alternatif Pemecahan Masalah

1. Kurangnya kesadaran

petugas kesehatan tentang

ASI eksklusif.

1. Pembinaan pada petugas kesehatan tentang ASI

eksklusif

2. Kurang tepatnya

pertanyaan yang diberikan

oleh petugas kesehatan saat

pengambilan data ASI

eksklusif.

2. Memberikan pertanyaan yang mudah dimengerti oleh

ibu menyusui

3. Kurangnya keterbukaan

ibu menyusui tentang

3. Menumbuhkan rasa percaya antara ibu menyusui dan

petugas

27

Page 28: MANAJEMEN CAKUPAN PEMBERIAN ASI EKSLUSIF SEBAGAI PRIORITAS KEGIATAN DI PUSKESMAS

pemberiaan ASI eksklusif.

4. Rendahnya pengetahuan

ibu tentang arti dan

pentingnya ASI eksklusif.

4. Kader, petugas puskesmas dan bidan desa aktif

melakukan penyuluhan ke semua ibu hamil dan menyusui

tentang arti dan pentingnya ASI eksklusif

5. Pemberian reward bagi kader yang aktif melakukan

penyuluhan

5. Rendahnya partisipasi

keluarga dalam mendukung

ibu untuk memberikan ASI

eksklusif

6. Penyuluhan terhadap keluarga untuk mendukung ibu

untuk memberikan ASI eksklusif

6. Ibu yang bekerja sehingga

waktu untuk memberikan ASI

eksklusif berkurang

7. Penyuluhan tentang ASI (cara penyimpanan, waktu

penyimpanan, tempat penyimpanan)

7. Psikologis ibu yang

mempengaruhi pengeluaran

ASI.

8. Motivasi ibu menghindari stress

Alternatif pemecahan masalah di atas apabila dilaksanakan diharapkan

dapat menyelesaikan permasalahan masih tercapainya target pemberian ASI

Ekslusif di Puskesmas Sugihwaras. Namun, untuk melaksanakan pemecahan

masalah tersebut secara bersamaan tidaklah mudah. Untuk itu perlu dipilih

prioritas pemecahan masalah yang paling sesuai untuk Puskesmas

Sugihwaras.

Tabel 8.

28

Page 29: MANAJEMEN CAKUPAN PEMBERIAN ASI EKSLUSIF SEBAGAI PRIORITAS KEGIATAN DI PUSKESMAS

Matrikulasi Alternatif Pemecahan Masalah

No. Daftar Pemecahan Masalah

Efektifitas Efisiensi

(C)

Jumlah

MxIxV

C

M I V

1.Pembinaan pada petugas kesehatan

tentang ASI eksklusif

5 4 43 26,67

2. Memberikan pertanyaan yang mudah

dimengerti oleh ibu menyusui

4 3 3 3 12

3. Menumbuhkan rasa percaya antara ibu

menyusui dan petugas

4 3 3 3 12

4. Kader, petugas puskesmas dan bidan

desa aktif melakukan penyuluhan ke

semua ibu hamil dan menyusui tentang

arti dan pentingnya ASI eksklusif

5 5 4 4 25

5. Pemberian reward bagi kader yang aktif

melakukan penyuluhan

3 4 1 4 3

6. Penyuluhan terhadap keluarga untuk

mendukung ibu untuk memberikan ASI

eksklusif

4 4 3 3 16

7. Penyuluhan tentang ASI (cara

penyimpanan, waktu penyimpanan,

tempat penyimpanan)

5 4 4 4 20

8. Motivasi ibu menghindari stress 4 3 3 3 12

Keterangan: M: magnitude, V: vunerability, I: importancy, C: cost

Skala:

1. Sangat Rendah

29

Page 30: MANAJEMEN CAKUPAN PEMBERIAN ASI EKSLUSIF SEBAGAI PRIORITAS KEGIATAN DI PUSKESMAS

2. Rendah

3. Sedang

4. Tinggi

5. Sangat Tinggi

(Azwar, 2003)

Berdasarkan kriteria matriks di atas maka urutan prioritas pemecahan

masalah adalah sebagai berikut:

1. Pembinaan pada petugas kesehatan tentang ASI eksklusif.

2. Kader, petugas puskesmas dan bidan desa aktif melakukan

penyuluhan ke semua ibu hamil dan menyusui tentang arti dan

pentingnya ASI eksklusif.

3. Penyuluhan tentang ASI (cara penyimpanan, waktu penyimpanan,

tempat penyimpanan).

4. Penyuluhan terhadap keluarga untuk mendukung ibu untuk

memberikan ASI eksklusif.

5. Memberikan pertanyaan yang mudah dimengerti oleh ibu

menyusui.

6. Menumbuhkan rasa percaya antara ibu menyusui dan petugas

7. Motivasi ibu menghindari stress.

8. Pemberian reward bagi kader yang aktif melakukan penyuluhan.

Tabel 9.

30

Page 31: MANAJEMEN CAKUPAN PEMBERIAN ASI EKSLUSIF SEBAGAI PRIORITAS KEGIATAN DI PUSKESMAS

Analisis SWOT prioritas jalan keluar

Pembinaan pada petugas kesehatan tentang ASI eksklusif

(MxIxV:C= 26,67)

S:

− Adanya tenaga kesehatan yang cukup

− Sarana pra sarana mendukung

− Wewenang puskesmas terhadap

seluruh masalah kesehatan di wilayah

kecamatan

W: Peran serta petugas kesehatan yang

masih kurang.

O:

− Adanya perda ASI.

− Dukungan pihak terkait

T:

− Peran RB swasta yang bekerja sama

dengan produk susu formula

− Kondisi sosial ekonomi yang kurang

Kader, petugas puskesmas dan bidan desa aktif melakukan penyuluhan ke semua

ibu hamil dan menyusui tentang arti dan pentingnya ASI eksklusif

(MxIxV:C = 25)

S : Adanya komitmen dari segenap petugas

puskesmas dan bidan desa untuk memberikan

penyuluhan.

W: Rendahnya tingkat pendidikan ibu

O : Adanya perda tentang ASI eksklusif T : Adanya sejumlah petugas yang tidak

menjalankan program dengan baik

Penyuluhan tentang ASI (cara penyimpanan, waktu penyimpanan, tempat

penyimpanan)

(Mx CxV:I= 20 )

S: Produksi ASI yang memadai W: Sulitnya menemukan sejumlah kader

yang dapat bekerja secara berkelanjutan

O: Adanya fasilitas yang memadai dalam

keluarga

T: Adanya sejumlah petugas yang tidak

menjalankan program dengan baik

BAB IV

31

Page 32: MANAJEMEN CAKUPAN PEMBERIAN ASI EKSLUSIF SEBAGAI PRIORITAS KEGIATAN DI PUSKESMAS

HASIL DAN PEMBAHASAN

Usulan kegiatan yang akan dilaksanakan untuk meningkatkan kesadaran

ibu untuk memberikan ASI eksklusif adalah Kader dan petugas puskesmas aktif

melakukan penyuluhan ke semua lapisan masyarakat tentang arti dan pentingnya

ASI ekslusif, Penyuluhan tentang ASI tampung, Penyuluhan terhadap keluarga

untuk mendukung ibu untuk menyusui dan pada akhirnya diharapkan ada

peningkatan pemberian ASI eksklusif sampai usia 6 bulan di wilayah kerja

Puskesmas Sugihwaras.

Berikut adalah rincian untuk pelaksanaan posyandu balita, perekrutan

kader baru dan peyuluhan terhadap masyarakat:

1. Tujuan umum

Meningkatkan kinerja petugas kesehatan tentang program ASI eksklusif di

wilayah Sugihwaras, Bojonegoro

2. Tujuan khusus

a. Melakukan pembekalan kepada bidan desa dan kader posyandu tentang ASI

eksklusif

b. Melakukan penyuluhan terhadap ibu hamil dan menyusui tentang ASI

3. Sasaran

a. Bidan desa

b. Ibu hamil, ibu menyusui, keluarga, dan kader-kader posyandu balita

4. Metode

a. Melakukan training of trainer kepada bidan desa dan kader posyandu balita.

b. Mengadakan penyuluhan mengenai arti pentingnya ASI eksklusif dan

penyuluhan tentang ASI.

5. Materi

a. Metode pengambilan data yang benar.

b. Materi untuk penyuluhan pentingnya ASI eksklusif (poster, leaflet, video).

6. Pelaksana

a. Kepala puskesmas dan Koordinator bidang Promosi Kesehatan dan Gizi

32

Page 33: MANAJEMEN CAKUPAN PEMBERIAN ASI EKSLUSIF SEBAGAI PRIORITAS KEGIATAN DI PUSKESMAS

b. Tenaga kesehatan

7. Waktu dan lokasi

a. Tanggal :

Disesuaikan agenda rapat puskesmas

Disesuaikan jadwal posyandu dan PKK

b. Lokasi :

Puskesmas

Rumah warga atau fasilitas umum yang tersedia

8. Biaya

Diperoleh dari dana puskesmas untuk program Promosi Kesehatan dan Gizi.

BAB V

33

Page 34: MANAJEMEN CAKUPAN PEMBERIAN ASI EKSLUSIF SEBAGAI PRIORITAS KEGIATAN DI PUSKESMAS

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Untuk meningkatkan kinerja para petugas kesehatan dalam program

ASI eksklusif di kecamatan Sugihwaras maka dilakukan pembinaan kepada

petugas kesehatan tentang ASI eksklusif dan cara pengambilan data ASI

eksklusif. Upaya peningkatan pemberian ASI eksklusif di Puskesmas

Sugihwaras dapat dilakukan melalui promotif. Upaya promotif dengan

melibatkan bidan desa dan kader posyandu dalam melakukan penyuluhan

kepada warga kecamatan Sugihwaras terutama ibu hamil dan ibu menyusui

beserta keluarganya, sehingga diharapkan dapat meningkatkan pemberian

ASI eksklusif di kecamatan Sugihwaras.

B. Saran

Dalam pelaksanaan pembinaan terhadap petugas kesehatan dan kader

dibutuhkan ketekunan dan komitmen tinggi dari tenaga kesehatan, serta

diperlukan adanya pembiayaan yang sesuai sehingga program-program

tersebut dapat berjalan dengan lancar.

DAFTAR PUSTAKA

34

Page 35: MANAJEMEN CAKUPAN PEMBERIAN ASI EKSLUSIF SEBAGAI PRIORITAS KEGIATAN DI PUSKESMAS

Arifin, M. (2004). Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Produksi ASI. Dikutip dari website: www.usudigitallibrary.ac.id.

Badriul, dkk. (2008). Bedah ASI. Jakarta: Balai Penerbit FKUI.

Budiasih, Sri. (2008). Hanbook Ibu Menyusui. Bandung: Karya Kita.

Cox, S. (2006). Breastfeeding with Confidence, Panduan untuk belajar menyusui

Danuatmaja, Bonny . (2003). 40 Hari Pasca Persalinan. Jakarta: Puspa Swara.

Depkes RI. (2005). Manajemen Laktasi: Buku Panduan Bagi Bidan dan Petugas Kesehatan di Puskesmas. Dit Gizi Masyarakat-Depkes RI, Jakarta.

Glasier Anna, dkk. (2005). Keluarga berencana & Kesehatan Reproduksi. Jakarta: EGC.

Griffin, Ricky W.2000. Manajemen Personalia. Jakarta : Erlangga

Hubertin, Sri Purwanti. (2004). Konsep Penerapan ASI Eksklusif. EGC : Jakarta.

Linkages. 2002. ”Pemberian ASI eksklusif Atau ASI saja:Satu-satunya Sumber Cairan Yang Dibutuhkan Bayi Usia Dini”. http://www.linkages.project.org

Mardiati, I. (2006). Wanita Karir dan Pemberian ASI. Diakses dari http://www.gizi- net .

Maryunani, Anik. (2009). Asuhan Pada Dalam Masa Nifas (Postpartum). Jakarta: Tim 2009.

Maulana, Mirza. (2007). What A Whoman Wants. Jogjakarta: Katalog Dalam Terbitan.

Mubarak. (2009) Ilmu Keperawatan Komunitas, Konsep dan Aplikasi, Salemba Medika

Nasution, Pandapotan, 2005. Adat Budaya Mandailing dalam Tantangan Zaman, Forkala, Sumatera Utara

Prasetyono, D.S. 2005. ASI Eksklusif Pengenalan,Praktik dan Kemanfaatan-kemanfaatannya. Diva Press. Yogyakarta

Pudjiadi, S. (2001). Bayiku Sayang: Petunjuk Bergambar Untuk Merawat Bayi dan Jawaban atas 62 Pertanyaan yang Mencemaskan. Fakultas Kedokteran UI, Jakarta.

35

Page 36: MANAJEMEN CAKUPAN PEMBERIAN ASI EKSLUSIF SEBAGAI PRIORITAS KEGIATAN DI PUSKESMAS

Ramaiah, S. 2006. ASI dan Menyusui. Jakarta. PT Bhuana Ilmu Populer Kelompok Gramedia.

Roesli, Utami . 2000. Mengenal ASI Eksklusif. Jakarta : Trubus Argriwidya.

Siswono. 2001. Pemberian ASI dalam Satu Jam Pertama Kurangi Risiko Kematian. http://www.gizi.net.

Yahya, H. (2007). Cairan Ajaib: ASI. Dikutip dari website: http://www.harunyahya.com/indo/artikel/082.htm.

36