Author
dedeh-asliah
View
57
Download
11
Embed Size (px)
DESCRIPTION
minpro
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
World Health Organization menempatkan Indonesia pada posisi
dengan kasus gizi buruk tinggi, yaitu tertinggi kelima di dunia. Pada tahun
2005, sebanyak lima juta balita Indonesia menderita gizi buruk. Jumlah itu
sama dengan 27.5% dari total populasi balita.
Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar tahun 2010, sebanyak 13% balita
berstatus gizi kurang, 4,9% diantaranya berstatus gizi buruk. Data yang
sama juga menunjukkan 13,3% anak kurus, 6% diantaranya anak sangat
kurus dan 17% anak tergolong sangat pendek.
Keadaan ini berpengaruh pada masih tingginya angka kematian bayi.
Menurut WHO, 50% kematian bayi dan anak terkait dengan gizi kurang
dan gizi buruk. Oleh karena itu masalah gizi perlu ditangani secara cepat
dan tepat.
Masalah gizi buruk paling tinggi menyerang usia bayi. Hal ini
disebabkan dalam siklus kehidupan manusia, bayi berada dalam masa
pertumbuhan dan perkembangan yang paling pesat. Bayi yang dilahirkan
dengan sehat, pada umur 6 bulan akan mencapai pertumbuhan atau berat
badan dua kali lipat daripada saat dilahirkan.
Mini Project Dokter Internship Puskesmas Sungai Kupang 1
Untuk pertumbuhan bayi dengan baik, diperlukan zat-zat gizi seperti
protein, kalsim, vitamin D, Vitamin A dan K, zat besi, dan sebagainya.
Secara alamiah zat-zat tersebut sebenarnya sudah terkandung di dalam air
susu ibu (ASI). Oleh karena itu, jika bayi diberikan ASI secara eksklusif,
sudah bisa mencukupi kebutuhan gizinya.
Air Susu Ibu yang selanjutnya disingkat ASI adalah cairan putih yang
dihasilkan oleh kelenjar payudara wanita melalui proses laktasi (Suharyono,
1990).
ASI eksklusif adalah memberikan hanya ASI pada bayi dan tidak
memberi bayi makanan atau minuman lain, termasuk air putih, kecuali obat-
obatan dan vitamin atau mineral tetes; ASI perah juga diperbolehkan, yang
dilakukan sampai bayi berumur 6 bulan.
Menurut WHO/ UNICEF, cara pemberian makanan pada bayi dan
anak yang baik dan benar adalah menyusui bayi secara eksklusif sejak lahir
sampai usia 6 bulan dan meneruskan menyusui anak sampai usia 2 tahun.
Mulai 6 bulan, bayi mendapat makanan pendamping ASI yang bergizi sesuai
dengan kebutuhan tumbuh kembangnya.
ASI merupakan makanan bayi yang terbaik dan setiap bayi berhak
mendapatkan ASI, maka Departemen Kesehatan telah menerbitkan Peraturan
Pemerintah Republik Indonesia Nomor 33 tahun 2012 tentang pemberian Air
Susu Ibu (ASI) secara eksklusif pada bayi di Indonesia.
Mini Project Dokter Internship Puskesmas Sungai Kupang 2
ASI sudah diketahui keunggulannya, namun kecenderungan para ibu
untuk tidak menyusui bayinya secara eksklusif semakin besar. Hal ini dapat
dilihat dengan semakin besarnya jumlah ibu menyusui yang memberikan
makanan tambahan lebih awal sebagai pengganti ASI. Pola asuh anak ini
dipengaruhi oleh pengetahuan mengenai gizi.
Di Indonesia, penelitian dan pengamatan yang dilakukan diberbagai
daerah menunjukan dengan jelas adanya kecenderungan semakin
meningkatnya jumlah ibu yang tidak menyusui bayinya. Berdasarkan Survey
Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) 2002, hanya 3,7% bayi yang
memperoleh ASI pada hari pertama. Sedangkan pemberian ASI pada bayi
berusia kurang dari 2 bulan sebesar 64% , antara 2-3 bulan 45,5%, antara 4-5
bulan 13,9% dan antara 6-7 bulan 7,8%. Bayi yang berusia di bawah 2 bulan,
13% diantaranya telah diberikan susu dan satu dari tiga bayi usia 2-3 bulan
telah diberikan makanan tambahan. Bayi berusia dibawah 6 bukan yang
menggunakan susu formula sejumlah 76,6% pada bayi yang tidak disusui dan
18,1% pada bayi yang disusui.
Sedangkan data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2010 bayi
dan anak bawah usia lima tahun (Balita) yang pernah disusui hanya 90,3%.
Riskesdas 2010 menunjukkan bahwa praktik pemberian ASIdi perdesaan
relatif lebih tinggi daripada di perkotaan. Bayi dan anak balita yang pernah
diberi ASIdi perdesaan 91,8%, sedangkan di perkotaan 88,8%. Praktik
pemberian ASImenurut status ekonomi rumah tangga terdapat kecenderungan
semakin tinggi status ekonomi rumah tangga semakin rendah praktik
Mini Project Dokter Internship Puskesmas Sungai Kupang 3
pemberian ASIpada bayi dan balita. Pada kelompok status ekonomi terendah
praktik pemberian ASImencapai 92,3%, sedangkan pada kelompok status
ekonomi tertinggi hanya 85,7%. Sumber data cakupan pemberian ASI
Eksklusif di Indonesia antara lain dari SDKI, laporan program dan Riskesdas
2010. Metode yang digunakan dalam pengumpulan data cakupan pemberian
ASI Eksklusif SDKI 2002 dan 2007 adalah metode recall 24 jam dengan
batasan umur 0-5 bulan. Menurut SDKI 2002 cakupan pemberian ASI
Eksklusif pada bayi umur 0-5 bulan adalah 40,0 persen dan pada tahun 2007
turun menjadi 32,0 persen. Angka tersebut adalah angka rata rata cakupan
pemberian ASI Eksklusif pada bayi umur 0-5 bulan.
Probabilitas kumulatif ketahanan hidup bayi menurut durasi pemberian
ASIadalah sebagai berikut: pemberian ASI0 bulan ketahanan hidupnya adalah
71%, pemberian ASI1-2 bulan ketahanan hidupnya adalah 91%, 3 bulan
adalah 95%, 4 bulan adalah 94%, 5 bulan adalah 96%, dan 6 bulan atau lebih
adalah 99%. Artinya jika bayi yang lahir kemudian diberi ASIminimal sampai
6 bulan maka bayi tersebut akan memiliki kesempatan 99% untuk merayakan
ulang tahun pertamanya.
Data dari Prof Rulina Suradi, SpA (K) IBCLC, konsultan neonatologi
RSCM menunjukkan bahwa jumlah ibu yang memberikan ASI Eksklusif
tidak lebih dari dua persen dari jumlah total ibu melahirkan. Kondisi ini lebih
rendah dari prediksi Unicef yang sekitar 3,7%. Rata-rata ibu menyusui
anaknya hanya selama 1,7 bulan. Tentu saja hal ini dapat mereduksi potensi
anak baik dari segi fisik, intelektual juga psikis.
Mini Project Dokter Internship Puskesmas Sungai Kupang 4
Menurut data Depkes tahun 2001, hampir semua balita pernah diberi
ASI(97%), namun proporsi bayi umur 0-3 bulan yang hanya mendapatkan
ASI Eksklusif hanya 47,5 %, masih jauh dari target (80%) dan pada umur 45
bulan turun menjadi 14%. Bila dibandingkan dengan data SKRT 1992 dimana
ASIEsklusif untuk anak umur 0-3 bulan mencapai 63,7% terlihat adanya
penurunan.
Berdasarkan data laporan tahunan tahun 2013 mengenai bayi yang
mendaoat ASI Eksklusif di Sungai Kupang, terdapat 108 bayi dari 349 bayi
yang tidak mendapatkan ASI Eksklusif, atau sekitar 31 %. Dengan Desa
Sungai Kupang menempati urutan tertinggi, yaitu 45 dari 108 bayi, atau
sekitar 42%.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan pada latar belakang diatas, terlihat bahwa gizi buruk
merupakan suatu masalah yang serius. Apabila tidak dilakukan usaha
eliminasi maka akan terjadi peningkatan jumlah angka kematian bayi. Salah
satu penyebab utama dari gizi buruk yang terjadi pada bayi adalah kurangnya
asupan nutrisi. Nutrisi yang lengkap untuk bayi berusia 0- 6 bulan dapat
diperoleh dari ASI. Sehingga bayi sebaiknya diberikan ASI Eksklusif. Namun,
dari berbagai penelitian yang dilakukan terlihat penurunan jumlah ASI
eksklusif. Hal ini berkaitan erat dengan pola asuh ibu. Perilaku atau pola asuh
ibu dipengaruhi tingkat pengetahuan ibu, tingkat sosioekonomi. dan warisan
budayasetempat.
Mini Project Dokter Internship Puskesmas Sungai Kupang 5
Hal yang paling mungkin dilakukan intervensi adalah dari segi
pengetahuan ibu. Oleh karena itu penderita tertarik untuk mengetahui
Bagaimanakah Pengetahuan Ibu Tentang Pemberian ASI Eksklusif di
Kecamatan Kelumpang Hulu Kabupaten Kotabaru?
C. Tujuan
1. Umum
Tujuan penelitian adalah untuk meningkatkan pengetahuan ibu
tentang pemberian ASI Eksklusif di Puskesmas Perawatan Sungai
Kupang Kecamatan Kelumpang Hulu Kabupaten Kotabaru.
2. Khusus
a. Diketahuinya gambaran pengetahuan ibu tentang pentingnya
pemberian ASI Eksklusif di Kecamatan Kelumpang Hulu.
b. Menigkatkan pengetahuan kepada ibu-ibu tentang pemberian ASI
Eksklusif di Kecamatan Kelumpang Hulu.
B. Manfaat
1. Bagi Puskesmas
Sebagai informasi dan masukan dalam rangka peningkatan
program pemberian ASI Eksklusif di Puskesmas Perawatan Sungai
Kupang Kecamatan Kelumpang Hulu
2. Bagi Masyarakat
Mini Project Dokter Internship Puskesmas Sungai Kupang 6
a. Terciptanya masyarakat yang sadar akan pentingnya pemberian
ASI Eksklusif untuk bayi.
b. Memberikan pengetahuan bagi para ibu tentang pemberian ASI
Eksklusif yang benar.
c. Memberikan informasi serta solusi bagi ibu-ibu yang bekerja dalam
masa menyusui.
Mini Project Dokter Internship Puskesmas Sungai Kupang 7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Pengetahuan
Pengertian Pengetahuan
Pengertian pengetahuan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia
adalah segala sesuatu yang diketahui; kepandaian (KBBI, 2003).
Pengetahuan adalah sejumlah informasi yang dikumpulkan yang
dipahami dan pengenalan terhadap sesuatu hal atau benda-benda secara
obyektif. Pengetahuan juga berasal dari pengalaman tertentu yang pernah
dialami dan yang diperoleh dari hasil belajar secara formal, informal dan
non formal (Mangindaan, 1996).
Pengetahuan adalah informasi atau maklumat yang diketahui atau
disadari oleh seseorang. dalam pengertian lain, pengetahuan adalah
berbagai gejala yang ditemui dan diperoleh manusia melalui pengamatan
inderawi. Pengetahuan muncul ketika seseorang menggunakan indera atau
akal budinya untuk mengenali benda atau kejadian tertentu yang belum
pernah dilihat atau dirasakan sebelumnya.
Pengetahuan atau kognitif seseorang tentang ASI adalah hasil tahu
yang terjadi setelah seorang melakukan penginderaan terhadap suatu objek
tertentu yang sebagian besar diperoleh melalui indera mata dan telinga.
Mini Project Dokter Internship Puskesmas Sungai Kupang 8
Pengetahuan ini merupakan bagian yang penting dalam membentuk
perilaku seseorang. Oleh karena itu dapat dikatakan bahwa pengetahuan
seseorang tentang ASI adalah merupakan hasil tahu seseorang setelah
melakukan berbagai penginderaan terhadap sejumlah objek yang berkaitan
dengan pola pemberian ASI.
Tingkat pengetahuan
Pengetahuan yang dicakupkan di dalam domain kognitif menurut
Notoatmodjo (2003) mempunyai 6 tingkat, yakni:
a) Tahu (know)
Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang dipelajari
sebelumnya. Termasuk ke dalam pengetahuan tingkat ini
adalah mengingat kembali (recall) terhadap suatu yang spesifik
dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah
diterima.
b) Memahami (comprehension)
Memahami diartikan sebagai sesuatu kemampuan menjelaskan
secara benar tentang objek yang diketahui, dan dapat
menginterpretasi materi tersebut secara benar.
c) Aplikasi (application)
Aplikasi diartikan sebagai kemampuan menggunakan materi
yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi sebenarnya.
d) Analisis (Analysis)
Mini Project Dokter Internship Puskesmas Sungai Kupang 9
Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi
atau suatu obyek ke dalam komponen-komponen, tetapi masih
di dalam suatu struktur organisasi tersebut, dan masih ada
kaitannya satu sama lain.
e) Sintesis (synthesis)
Sintesis menujuk kepada suatu kemampuan untuk meletakkan
atau menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk
keseluruhan yang baru.
f) Evaluasi (Evaluation)
Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan
justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek.
Faktor yang mempengaruhi Pengetahuan
a) Faktor Intrinsik
Faktor intrinsik mencakup: Sifat Kepribadian, Bakat
Pembawaan, Intelegensi, Motivasi, Usia dan Pengalaman,
Pendidikan, Pekerjaan dan Informasi
b) Faktor ekstrinsik
Faktor ekstrinsik mencakup: Lingkungan, Agama dan
Kebudayaan.
Mini Project Dokter Internship Puskesmas Sungai Kupang 10
B. Definisi
ASI adalah singkatan dari Air Susu Ibu yaitu cairan putih yang
dihasilkan oleh kelenjar payudara wanita melalui proses laktasi (Suharyono,
1990).
ASI eksklusif atau menyusui eksklusif adalah memberikan hanya
ASIpada bayi dan tidak memberi bayi makanan atau minuman lain, termasuk
air putih, kecuali obat-obatan dan vitamin atau mineral tetes; ASIperah juga
diperbolehkan, yang dilakukan sampai bayi berumur 6 bulan.
Pemberian ASI Eksklusif atau menyusui predominan adalah menyusui
bayi, tetapi pernah memberikan sedikit air atau minuman berbasis air,
misalnya teh (biasanya sebagai makanan/minuman prelakteal sebelum
ASIkeluar). Pemberian ASI Eksklusif atau menyusui parsial adalah menyusui
bayi serta memberikan makanan buatan selain ASI, baik susu formula, bubur
atau makanan lainnya, (baik diberikan secara kontinyu maupun diberikan
sebagai makanan prelakteal).
C. Komposisi
Kolostrum adalah ASIkhusus berwarna kekuningan, agak kental
dan diproduksi sampai beberapa hari setelah persalinan. Setelah beberapa
hari, kolostrum berubah menjadi ASImatang/matur.
Kolostrum mempunyai kandungan:
1. Zat kekebalan, terutama IgA
Mini Project Dokter Internship Puskesmas Sungai Kupang 11
2. Sel darah putih
3. Faktor-faktor pertumbuhan
4. Vitamin A
5. Pencahar
6. Faktor pematangan epidermal
Kegunaan kolostrum:
1. Melindungi terhadap alergi
2. Mengandung factor pematangan epidermal yang berguna untuk
melapisi saluran pernafasan dan mencegah kuman penyakit memasuki
saluran pernafasan
3. Membersihkan mekonium, membantu mencegah bayi ikterus/ kuning
4. Membantu usus berkembang lebih matang, mencegah alergi dan
keadaan tidak tahan laktosa (intoleransi laktosa).
5. Mengurangi keparahan infeksi, mencegah penyakit mata.
Susu awal (foremilk) adalah ASIyang lebih bening, diproduksi
pada awal proses menyusui. Susu akhir (hindmilk) adalah ASIyang lebih
putih, diproduksi pada akhir proses menyusui. Susu akhir kelihatan lebih
putih dari pada susu awal, sebab banyak mengandung lebih banyak lemak.
Lemak tersebut memberi banyak energi. Inilah alasan penting untuk tidak
melepas bayi dari satu payudara terlalu cepat, bayi sebaiknya dibiarkan
terus meyusui sampai ia mendapatkan semua yang diperlukan.
Mini Project Dokter Internship Puskesmas Sungai Kupang 12
D. Manfaat ASI
Manfaat ASI untuk bayi :
1. ASI mengandung protein, lemak, vitamin, mineral,air, dan enzim
yang dibutuhkan oleh bayi sehingga dapat mengurangi risiko
terjadinya kekurangan nutrisi.
2. ASI mengandung asam lemak penting yang dibutuhkan bagi
pertumbuhan otak, mata, dan pembuluh darah yang sehat.
3. ASI kaya akan antibodi dan substansi anti infeksi lainnya yang
melindungi bayi dari infeksi
4. ASI selalu berada pada suhu yang tepat
5. Mudah dicerna dan mengandung nutrisi yang lengkap untuk
memenuhi kebutuhan bayi dampai berusia enam bulan
6. Tidak terkontaminasi oleh bakteri atau kuman penyakit lainnya
7. Mencegah terjadinya anemia pada bayi karena ASI mengandung
zat besi yang mudah diserap
8. ASI mengandung faktor pematangan serebrosida yang membuat
bayi lebih cerdas di kemudian hari.
9. ASI kaya akan vitamin A yang mencegah infeksi dan Vitamin K
yang mencegah pendarahan pada bayi baru lahir.
10. ASI membantu pertumbuhan bakteri sehat dalam usus, yaitu
Lactobacillus bifidus yang mencegah bakteri penyebab penyakit
lainnya sehingga bisa mencegah diare.
Mini Project Dokter Internship Puskesmas Sungai Kupang 13
Manfaat ASI Eksklusif untuk Ibu:
Menurut DEPKES RI (2002):
1. Sebagai kontrasepsi sementara karena pemberian ASI Eksklusif
dapat menunda haid dan kehamilan, yang disebut dengan Metode
Amenorea Laktasi (MAL)
2. Dengan menyusui secara eksklusif, ibu tidak perlu mengeluarkan
biaya untuk makanan bayi. Dengan demikian akan menghemat
pengeluaran rumah tangga untuk membeli susu formula dan
peralatannya.
Menurut Ramaiah (2007):
1. Menyusui mengurangi risiko kanker payudara dan indung
telur
2. Menyusui menolong menurunkan kenaikkan berat badan
berlebihan yang terjadi selama kehamilan sehingga menurunkan
risiko terjadinya obesitas.
Menurut STIKES Bhamada Slawi Tegal (2008):
1. Aktivitas mengisap sang bayi dapat mengatasi rasa tidak enak di
payudara yang dipenuhi air susu ibu.
2. Menyusui juga membantu mengembalikan bentuk tubuh ke
semula.
3. Lebih praktis karena persediaan susu yang suhunya tepat dan selalu
tersedia saat bayi membutuhkannya.
Mini Project Dokter Internship Puskesmas Sungai Kupang 14
Keuntungan psikologis menyusui. Menyusui membantu ibu
dan bayi membentuk hubungan yang erat dan penuh kasih sayang yang
membuat ibu merasa sangat puas secara emosional. Kontak kulit antara
ibu dan bayi segera setelah persalinan membantu mengembangkan
hubungan tersebut. proses ini disebut bonding. Bayi jarang mengangis
dan akan tumbuh berkembang lebih cepat jika bayi selalu dekat dengan
ibunya dan disusui segera setelah dilahirkan.
Ibu yang menyusui merespon bayinya dengan cara yang lebih
penuh kasih sayang. Ibu jarang mengeluh dalam memenuhi kebutuhan
bayi untuk diperhatikan dan menyusui di malam hari. Dengan cara ini
maka sedikit kemungkinan ibu mengabaikan pengasuhan bayinya.
Meskipun kini susu formula telah dibuat dengan komponen
yang sangat mirip ASI, namun beberapa manfaat ASItak bisa
tergantikan. Faktor penting yang terkandung dalam ASI, yaitu zat
antibodi yang berguna untuk kekebalan tubuh dan berbagai enzim
yang terkandung dalam ASIuntuk membantu penyerapan seluruh zat
gizi tidak bisa didapatkan anak dari susu formula.
Pemberian ASI Eksklusif berpengaruh pada kualitas kesehatan
bayi. Semakin sedikit jumlah bayi yang mendapat ASI Eksklusif,
maka kualitas kesehatan bayi dan anak balita akan semakin buruk,
karena pemberian makanan pendamping ASIyang tidak benar
menyebabkan gangguan pencernaan yang selanjutnya menyebabkan
gangguan pertumbuhan, yang pada akhirnya dapat meningkatkan AKB
Mini Project Dokter Internship Puskesmas Sungai Kupang 15
(Angka Kematian Bayi). Salah satu faktor penyebab tingginya AKB
adalah rendahnya gizi bayi. AKB merupakan salah satu indikator
kesehatan yang sensitif, pada tahun 2003 AKB di Indonesia tercatat 35
per 1000 kelahiran hidup. Meskipun di Indonesia AKB tidak
mengalami perbaikan tetapi keadaan jauh lebih buruk, sedangkan
dilihat dari data ASEAN Statistik Pocketbook di negara Asia bagian
timur dan tengah, AKB di Vietnam 18, Thailand 17, Filipina 26,
Malaysia 5,6, dan Singapura 3 per 1000 kelahiran hidup.8
Berdasarkan hasil penelitian Rulina tahun 2002 kasus Gizi
buruk pada balita dari berbagai provinsi di Indonesia masih tinggi dari
11,7 % gizi buruk tersebut terdapat pada bayi berumur kurang dari 6
bulan. Hal ini tidak perlu terjadi jika ASI diberikan secara baik dan
benar, karena menurut penelitian dengan pemberian ASI saja dapat
mencukupi kebutuhan gizi selama enam bulan.
Penelitian yang dilakukan di Ghana menunjukkan 22 persen
kematian bayi yang baru lahir yaitu kematian bayi yang terjadi dalam
satu bulan pertama dapat dicegah bila bayi disusui oleh ibunya dalam
satu jam pertama kelahiran. Mengacu pada hasil penelitian tersebut,
maka diperkirakan program “Menyusu Dini” dapat menyelamatkan
sekurangnya 30.000 bayi Indonesia yang meninggal dalam bulan
pertama kelahiran.
Probabilitas kumulatif ketahanan hidup bayi menurut durasi
pemberian ASIadalah sebagai berikut: pemberian ASI0 bulan
Mini Project Dokter Internship Puskesmas Sungai Kupang 16
ketahanan hidupnya adalah 71%, pemberian ASI1-2 bulan ketahanan
hidupnya adalah 91%, 3 bulan adalah 95%, 4 bulan adalah 94%, 5
bulan adalah 96%, dan 6 bulan atau lebih adalah 99%. Artinya jika
bayi yang lahir kemudian diberi ASIminimal sampai 6 bulan maka
bayi tersebut akan memiliki kesempatan 99% untuk merayakan ulang
tahun pertamanya.
Faktor Yang Mempengaruhi Produksi ASI
I. Rangsangan Otot payudara
Produksi ASI memerlukan rangsangan pada otot payudara agar
kelenjar buah dada bekerja lebih efektif, misalnya dengan melakukan
massase/ mengurut buah dada.
II. Keteraturan Anak Menghisap
Penghisapan oleh anak mempunyai pengaruh dalam pengeluaran
hormon pituitrin yang akan mempengaruhi kuatnya kontraksi otot
polos payudara dan uterus. Kontraksi pada payudara berpengaruh pada
pembentukan air susu Ibu sedangkan kontraksi pada uterus untuk
mempercepat involusi.
III. Keadaan Ibu
Untuk dapat menghasilkan air susu Ibu yang cukup, keadaan Ibu harus
sehat baik jasmani dan rohani. Bila Ibu tidak dapat mensuplai bahan
karena tubuh tidak sehat, input makanan yang kurang, untuk membawa
bahan yang akan diolah sel acini di payudara maka bahan tidak sampai
Mini Project Dokter Internship Puskesmas Sungai Kupang 17
pada sel acini tersebut. Dengan demikian, sel acini tidak memiliki
bahan mentah yang akan diolah menjadi ASI sehingga produksi ASI
menurun.
IV. Faktor Makanan
Makanan mempunyai pengaruh besar dalam pembentukan ASI, karena
ASIdibuat dari zat makanan yang diambil dari darah Ibu yang sudah
disiapkan sejak terjadinya kehamilan, karena itu Ibu hamil harus
mendapatkan yang cukup kualitas dan kuantitasnya untuk kebutuhan
sendiri, pertumbuhan janin dan persiapan laktasi. Ibu yang menyusui
dianjurkan untuk menambah asupan makanan yang kaya akan protein
seperti ikan, telur dan kacang-kacangan.
V. Faktor Istirahat
Istirahat berarti mengadakan pelemasan pada otot dan syaraf setelah
mengalami ketegangan dalam melaksanakan kegiatan. Dengan
istirahat, akan timbul penyegaran kembali demikian juga pada Ibu
menyusui yang membutuhkan istirahat yang lebih banyak di luar
maupun di dalam tubuhnya yaitu untuk memproduksi ASI. Dalam
beristirahat sel dan jaringan akan mendapatkan kesegaran kembali dan
dapat bekerja lebih giat, hingga demikian, prosuksi ASIdapat
dipertahankan atau ditingkatkan.
VI. Faktor fisiologis
Terbentuknya ASIdipengaruhi oleh hormon prolaktin yang dikeluarkan
sel alfa dari lobus anterior kelenjar hypofise. Hormon ini merangsang
Mini Project Dokter Internship Puskesmas Sungai Kupang 18
sel acini untuk membentuk ASIapabila ada kelainan misalnya hormon
ini tidak terbentuk atau kurang yang dikeluarkan dengan sendirinya
rangsangan pada sel acini juga berkurang sehingga sel acini pun
jumlahnya kurang atau tidak dapat membentuk ASI
VII. Faktor Obat
Obat yang mempengaruhi produksi dan pengeluaran ASIadalah obat
yang mengandung hormon. Hormon tersebut di khawatirkan
mempengaruhi hormon prolaktin dan pituitrine yang berpengaruh pada
pruduksi dan pengeluaran ASI. Apabila hormon prolaktin terhambat
pengeluarannya karena obat yang mengandung hormon tersebut, tentu
rangsangan pada sel acini untuk membentuk air susu akan berkurang.
Posisi bayi pada payudara
Pemberian ASI bisa dalam posisi duduk, berbaring, dan berdiri.
Tiap posisi haruslah tepat untuk memberikan ASI agar ibu dan bayi terasa
nyaman saat menyusui.
Hal-hal yang diperhatikan saat menyusui dengan posisi duduk:
1. Ibu duduk dalam posisi nyaman dan rileks.
2. Kepala dan badan bayi berada dalam satu garis lurus.
3. Wajah bayi harus menghadap payudara dengan hidung berhadapan
dengan puting.
4. Ibu harus memeluk badan bayi dekat dengan badannya.
Mini Project Dokter Internship Puskesmas Sungai Kupang 19
5. Jika bayi baru lahir, ibu harus menyangga seluruh badan bayi, bukan
hanya menyangga kepala dan bahu.
6. Ibu harus meletakkan jari-jarinya di dinding dada di bawah payudara,
sehingga jari telunjuk membentuk topangan di bagian dasar payudara.
7. Ibu dapat menekan lembut payudara dengan ibu jari. Cara ini dapat
memperbaiki bentuk payudara sehingga mempermudah bayi untuk
melekat dengan baik. sebaiknya ibu tidak megang payudara terlalu
dekat ke puting.
8. Ibu harus menyentuh bibir atas bayi dengan puting ibu sehingga bayi
membuka mulut. Tunggu sampai bayi membuka mulut sampai lebar
baru memasukkan puting ke dalam mulut bayi.
Hal-hal yang diperhatikan saat menyusui dengan posisi berbaring:
1. Ibu berbaring dengan posisi nyaman dan santai. Sebaiknya ibu tidak
bertumpu pada sikunya, karena akan menyulitkan bayi melekat pada
payudara.
2. Kepala dan badan bayi berada dalam satu garis lurus.
3. Wajah bayi harus menghadap payudara dengan hidung berhadapan
dengan puting.
4. Ibu harus memeluk badan bayi dekat dengan badannya.
5. Jika bayi baru lahir, ibu harus menyangga seluruh badan bayi, bukan
hanya menyangga kepala dan bahu.
Mini Project Dokter Internship Puskesmas Sungai Kupang 20
6. Ibu dapat menyangga bayi dengan lengan bawah. Bilaperlu dapat
menyangga payudara dengan lengan atas. Bila ibu tidak menyangga
payudara, ibu dapat memeluk bayinya dengan lengan atas.
Untuk posisi berdiri penting bagi ibu merasa nyaman dan santai. Juga
perhatikan posisi bagi bayi agar ibu bisa memasukkan dengan cukup baik
payudara ibu kedalam mulutnya. perlu diperhatikan posisi tangan. Memeluk
bayi dengan lengan yang berlawanan dengan payudara dan memeluk dengan
lengan bawah.
Memerah ASI
Banyak situasi yang membuat seorang ibu tidak memberikan ASI
salah satunya adalah ibu yang bekerja sehingga mereka tidak memberikan
ASI. Meskipun tidak dapat memberikan ASIsecara langsung sudah selayaknya
seorang ibu yang harusnya menyusui mengeluarkan ASI.
Memerah ASI berguna untuk:
1. Mengurangi bengkak.
2. Mengurangi sumbatan ASI statis.
3. Memberi ASI perah sementara bayi belajar menyusu dari puting yang
terbenam.
4. Memberi ASI perah kepada bayi yang mengalami kesulitan dalam
koordinasi menyusu.
Mini Project Dokter Internship Puskesmas Sungai Kupang 21
5. Memberi ASI perah kepada bayi yang “menolak” menyusu dengan
cukup.
6. Mempertahankan pasokan ASI ketika ibu atau bayinya sakit
7. Meninggalkan ASI untuk bayi ketika ibu bekerja.
8. Mencegah ASI menetes sewaktu ibu jauh dari bayinya.
9. Membantu bayi melekat pada payudara yang penuh.
10. Memerah ASI langsung ke mulut bayi.
11. Mencegah puting dan aerola menjadi kering dan lecet.
Cara paling praktis memerah ASI adalah dengan tangan tidak
memerlukan peralatan sehingga ibu dapat melakukannya kapan saja dan
dimana saja. Dengan teknik yang baik cara ini sangat efisien. Mudah saja
memerah dengan tangan jika payudara dalam keadaan lunak. Akan lebih
sulit bila payudara bengkak atau perih. Karenanya ajarkan ibu memerah
dengan tangan pada hari pertama atau hari kedua setelah persalinan.
Untuk menjaga pasokan ASI agar bisa diberikan kepada bayi
sekurangnya memerah ASI tiap 3 jam. Meskipun di tempat kerja usahakan
ibu tetap memerah ASI untuk menjaga pasokan ASI.
Cara memerah ASIdengan tangan:
1. Mencuci tangan
2. Duduk atau berdiri dengan nyaman, dan memegang wadah dekat
payudara
Mini Project Dokter Internship Puskesmas Sungai Kupang 22
3. Meletakkan ibu jarinya pada payudara di atas puting dan aerola, dan
jari telunjuknya pada payudara di bawah puting dan aerola,
berseberangan dengan ibu jari. Ibu menopang payudara dengan jari-
jari lainnya.
4. Menekankan ibu jari dan telunjuk agak kearah dalam menuju dinding
dada. Sebaiknya ibu mengindarkan menekan terlalu ke dalam agar
tidak menyumbat saluran ASI.
5. Menekan payudara di belakang puting dan aerola diantara jari telunjuk
dn ibu jarinya. Ibu harus menekan pada sinus-sinus laktiferus dibawah
aerola.
6. Kadang-kadang pada payudara ibu yang menyusui dimungkinkan
untuk merasakan adanya sinus-sinus tersebut. bentuknya seperti
polong-polongan atau kacang tanah. Bila ibu dapat merasakannya, ibu
dapat menekan di situ.
7. Menekan dan melepaskannya, menekan dan melepaskannya.
8. Kegiatan menekan dan melepaskan ini tidak boleh menyakiti-kalau
sampai sakit, berarti tekniknya salah.
9. Awalnya mungkin ASI tidak keluar, tetapi setelah menekan beberapa
kali, ASI mulai menetes. ASI mungkin mengalir bercucuran bila
refleks oksitosinnya aktif.
10. Menekan aerola dengan cara yang sama dari arah samping, untuk
memastikan ASI terperah dari seluruh bagian payudara.
11. Hindari memijat atau meluncurkan jari-jarinya pada permukaan kulit.
Mini Project Dokter Internship Puskesmas Sungai Kupang 23
12. Hindari meremas puting. Menekan atau menarik puting susu tidak bisa
memerah ASI. Hal ini sama seperti bila bayi hanya menghisap puting.
13. Memerah satu payudara sekurangnya 3-5 menit hingga alirannya
melambat; kemudian memerah sisi satunya; dan kemudian mengulangi
memerah keduanya. Ibu dapat memakai tiap tangannya untuk tiap
payudara, dan menukarnya bila kedua tangan lelah.
14. Memerah ASI secara memadai membutuhkan waktu 20-30 menit,
khususnya pada hari-hari pertama ketika ASIyang dihasilkan hanya
sedikit. Penting sekali tidak mencoba memerah dalam waktu singkat.
Selain menggunakan tangan ibu juga dapat menggunakan pompa spuit.
Cara memakainya:
1. Pasang batang penghisap di dalam silinder bagian luar.
2. Pastikan bahwa tutup karetnya dalam kondisi baik.
3. Pasang corong pada puting.
4. Pastikan seluruh keliling corong menyentuh kulit, untuk menciptakan
keadaan hampa udara,
5. Tarik silinder luar ke bawah. Puting akan tersedot ke dalam corong.
6. Kembalikan silinder luar ke posisi semula, dan kemudian tarik ke
bawah lagi.
7. Bila ASI berhenti mengalir, lepaskan ruang hampa udara, tuang ASI ke
luar silinder dan kemudian ulangi prosedur.
Mini Project Dokter Internship Puskesmas Sungai Kupang 24
Cara merangsang refleks oksitosin:
1. Bangkitkan rasa percaya diri.
2. Cobalah megurangi sumber-sumber nyeri dan kecemasannya.
3. Bantu dia membangun pikiran dan perasaan positif tentang bayinya.
4. Mendekap bayi dengan kontak kulit jika memungkinkan. Ibu dapat
mendekap bayi di pangkuannya sambil memerah.
5. Minum minuman hangat yang menyegarkan.
6. Menghangatkan payudara.
7. Merangsang puting susu.
8. Memijat atau mengurut payudaranya dengan ringan.
9. Meminta seseorang membantu memijat punggungnya.
ASI tidak cukup
Hampir semua ibu dapat menghasilkan ASI yang cukup untuk satu
bahkan dua bayi. Biasanya, sekalipun ibu menganggap dirinya tidak punya
cukup ASI, ternyata bayi sudah mendapatkan semua yang dibutuhkannya.
Tanda-tanda bayi tidak mendapatkan ASI yang cukup:
1. Pertambahan berat badan kurang.
2. Mengeluarkan air seni pekat dalam jumlah sedikit.
3. Bayi tidak puas setelah menyusu
4. Sangat sering menyusu
Mini Project Dokter Internship Puskesmas Sungai Kupang 25
5. Bayi sering menangis
6. Menyusu sangat lama
7. Bayi menolak disusui
8. Bayi mengeluarkan kotoran keras, kering atau hijau.
9. Bayi mengeluarkan kotoran sedikit dan jarang.
10. ASI tidak keluar ketika ibu mencoba memerah
11. Payudara tidak membesar selama kehamilan
12. ASI tidak “keluar” (setelah persalinan).
Meningkatkan ASI dan relaktasi
Jika produksi ASIibu berkurang, ibu perlu meningkatkannya. Jika ibu
telah berhenti menyusui, ibu mungkin ingin memulainya kembali. Ini disebut
relaktasi. Untuk itu diperlukan cara untuk meningkatkan produksi ASI. Untuk
mendapatkan porsi ASIyang awal maka dari berhenti menyusui dibutuhkan
waktu 1-2 minggu.
Cara membantu agar produksi ASI dapat meningkat:
1. Membiarkan bayinya menyusu lebih sering untuk merangsang
payudaranya.
2. Makan dengan gizi seimbang dan cukup.
3. Mengusahakan ibu rileks saat menyusui.
Mini Project Dokter Internship Puskesmas Sungai Kupang 26
Ibu bekerja
Bekerja merupakan alasan yang paling banyak di berikan saat ibu
ditanya mengapa tidak memberikan ASI pada anaknya. Mereka merasa waktu
nya sudah termakan oleh pekerjaan sehingga dia tidak dapat memberikan ASI.
Dalam kesibukkannya tidak ada waktu senggang untuk memberikan ASI. Ada
juga yang menyalahkan kantor yang merasa tidak memberikan waktu yang
cukup untuk cuti pasca melahirkan. Maka dari itu ada beberapa cara agar tetap
memberikan ASImeskipun ibu bekerja.
Nasehat untuk ibu yang bekerja di luar rumah:
1. Bila memungkinkan bawalah bayi anda ke tempat kerja. Ini bisa saja
sulit dilaksanakan bila di sekitar tempat kerja tidak tersedia penitipan
bayi, atau apabila transportasi penuh sesak. Bila tempat kerja dekat
rumah, ibu mungkin bisa pulang untuk menyusui atau meminta orang
mengantarkan anaknya ke tempat kerja.
2. Susuilah secara eksklusif dan sesering mungkin selama cuti
melahirkan. Cara ini memberi bayi keuntungan menyusu, dan akan
membuat pasokan ASI. Dua bulan pertama adalah yang terpenting.
3. Jangan mulai memberi makanan lain sebelum benar-benar
membutuhkan. Tidak perlu menggunakan botol sama sekali.
4. Teruskan menyusui di malam hari, dini hari, dan kapan saja saat ibu di
rumah. Ini mempertahankan pasokan ASI. Cara ini memberikan bayi
Mini Project Dokter Internship Puskesmas Sungai Kupang 27
keuntungan ASI, bahkan sekalipun ibu memutuskan memberikan susu
formula di siang hari satu atau dua kali.
5. Belajarlah memberikan ASIsemenjak bayi lahir.
6. Perah ASIsebelum bekerja, dan tinggalkan ASIperah tersebut kepada
pengasuh untuk diberikan kepada bayi. Tutup ASIpada cangkir atau
wadah bersih taruh di tempat sejuk atau lemari es. Jangan pernah
merebus ASIkarena akan merusak zat-zat antiinfeksi yang terkandung.
7. Susui bayi setelah ibu memerah ASI.
Perawatan payudara saat kehamilan
Saat hamil, payudara merupakan bagian tubuh yang terlihat membesar
selain perut. Tentu saja pembesaran payudara akibat kelenjar susu yang
berfungsi ini membutuhkan perawatan yang baik. Berikut adalah penjelasan
tentang cara merawat payudara selama kehamilan:
1. Pijat puting susu dengan cara memutar secara lembut sekitar 10 detik
sewaktu mandi
2. Gunakan bantuan baby oil atau minyak zaitun jika payudara sangat
peka sentuhan
3. Jika bra Anda terasa mulai sempit karena pembesaran payudara,
segera ganti dengan ukuran yang pas
4. Pada trimester akhir, pijatlah secara lembut payudara khususnya di
daerah aerola dan puting susu
Mini Project Dokter Internship Puskesmas Sungai Kupang 28
5. Hindari menggunakan sabun di daerah puting karena dapat
menyebabkan daerah ini kering. Cukup gunakan air hangat dan
keringkan dengan handuk yang lembut.
Setelah usia kehamilan 5 bulan, ibu mutlak melakukan perawatan payudara
untuk persiapan menyusui. Bisa dilakukan saat mandi atau setelahnya.
Berikut caranya:
1. Setelah payudara dibersihkan, oleskan dengan baby oil
2. Pijatlah sekeliling payudara dengan kedua tangan searah jarum jam
kemudian berbalik arah (berlawanan dengan jarum jam)
3. Pijatlah dari bawah menuju puting (bukan memijat putting)
4. Ketuk-ketuk payudara dengan ruas jari untuk memperlancar
peredaran darah
5. Bersihkan puting dengan kapas dan baby oil, lalu bersihkan payudara
dan puting memakai air hangat, lalu air dingin. Keringkan dengan
handuk
6. Lakukan pemijatan ini secara rutin setiap hari
Mini Project Dokter Internship Puskesmas Sungai Kupang 29
BAB III
METODE
A. Desain
Variabel independen dan variabel dependen dikumpulkan pada saat
bersamaan dan penelitian ini mengenai Tingkat Pengetahuan Tentang
Pentingnya ASI Eksklusif di Posyandu Mawar, Desa Sungai Kupang.
Rencana kegiatan:
Hari / tanggal : Rabu 26 Februari 2014
Waktu : 09.30 – 10.00 WITA
Tempat : Posyandu Mawar, Desa Sungai Kupang
Acara : Penyuluhan Tentang ASI Eksklusif
Sumber daya:
Dokter internsip : 4 orang
Petugas kesehatan : 1 orang bidan
Petugas non kesehatan : 5 orang kader posyandu
Alat peraga : LCD, Laptop
B. Populasi dan Sampel
a. Populasi
Populasi penelitian adalah ibu-ibu yang memiliki anak dibawah usia 2
tahun di Desa Sungai Kupang
Mini Project Dokter Internship Puskesmas Sungai Kupang 30
b. Sampel
Sampel penelitian adalah ibu-ibu yang mengikuti kegiatan Posyandu
yang dipilih sebagai tempat pengambilan sampel adalah Posyandu
Mawar, Desa Sungai Kupang.
C. Cara pengumpulan data
Pengumpulan data diperoleh dengan cara primer, yaitu
mendapatkan langsung data dari responden melalui wawancara dengan
menggunakan kuesioner pre tes dan post tes.
D. Instrumen (Alat pengumpulan data)
Intrumen pengumpulan data penelitian adalah kuesioner dan
wawancara
E. Rencana pengolahan dan analisis data
Rencana pengolahan data
Pengolahan data dilakukan melalui tahap-tahap:
Editing: memeriksa data
Menjumlah banyaknya lembar daftar pertanyaan
Memeriksa apakah semua sudah terisi dengan baik
Mencari adanya kesalahan pengisian
Coding: memudahkan proses pengolahan data
Mini Project Dokter Internship Puskesmas Sungai Kupang 31
Tabulating: pembuatan table
Rencana analisis data
Analisis data yang digunakan adalah analisis univariat
6. Rencana penyajian data
Data penelitian disajikan dalam bentuk tabel (tabulating) univariat
7. Langkah-langkah intervensi
Pada kegiatan intervensi pengetahuan tentang pentingnya ASI
Eksklusif di Puskemas Perawatan Sungai Kupang, dilakukan melalui beberapa
tahapan yaitu:
a. Memilih Posyandu di wilayah kerja Puskesmas Sungai Kudengan dengan
tingkat partisipasi masyarakat tertinggi.
b. Mempersiapkan sarana-sarana pendukung yang dapat digunakan untuk
menyampaikan informasi tentang pengetahuan tentang ASI Eksklusif
c. Melakukan pertemuan kader dan bidan posyandu yang dipilih untuk
diberikan intervensi
Mini Project Dokter Internship Puskesmas Sungai Kupang 32
BAB IV
HASIL
A. KEADAAN UMUM
1. GEOGRAFIS
Puskesmas Perawatan Sungai Kupang secara administrasi terletak
di Ibukota Kecamatan Kelumpang Hulu yaitu JL.P.Adipati Rt.06 Desa
Sungai Kupang, yang merupakan satu-satunya Puskesmas di Kecamatan
Kelumpamng Hulu, yang mempunyai Luas Wilayah kerja + 533,44 Km
persegi yang terdiri 10 buah desa yaitu Desa Sungai Kupang, Desa Benua
Lawas, Desa Sidomulyo, Desa Karang Payau, Desa Karang Liwar, Desa
Bangkalaan Melayu, Desa Bangkalaan Dayak, Desa Cantung Kiri Hilir,
Desa Magkirana Dan Desa Laboran.
Puskesmas Sungai Kupang terletak pada 30 mil arah barat laut
dari Ibukota Kabupaten Kotabaru. Wilayah kerja Puskesmas Perawatan
Sungai Kupang berbatasan langsung dengan wilayah sebelah utara dengan
kecamatan sungai durian, sebelah timur berbatasan dengan kecamatan
kelumpang barat, sebelah selatan berbatasan dengan kecamatan
kelumpang selatan dan kecamatan batulicin (kabupaten tanah bumbu)
dan sebelah barat berbatasan dengan kecamatan hampang.
2. DEMOGRAFIS
Jumlah penduduk diwilayah kerja Puskesmas Perawatan Sungai
Kupang tahun 2013 adalah sebesar 14.906 jiwa, balita 1.953 jiwa, bayi
Mini Project Dokter Internship Puskesmas Sungai Kupang 33
349 jiwa, jumlah KK 4.192 jiwa sedang distribusi penduduk tiap desa
dapat dilihat pada tabel 4.1 dibawah ini.
Tabel 4.1 Data Jumlah Penduduk Perdesa di wilayah Kerja Puskesmas Perawatan Sungai Kupang Tahun 2013
No DesaJumlah
Penduduk KKBalita
Bayi
Luas wilayah
( Km2 )
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Sungai Kupang
Sidomulyo
Mangkirana
Cantung Kiri Hilir
Banua Lawas
Karang Payau
Karang Liwar
Bangkalaan Melayu
Bangkalaan Dayak
Laboran
4995
1147
269
1279
916
1043
741
2335
1509
672
1.347
339
75
366
254
312
210
694
433
162
655
151
33
168
120
137
97
306
198
88
117
27
6
30
21
25
18
54
35
16
52,68
25,16
29,59
52,68
40,55
43,21
47,94
81,09
164,26
51,79
JUMLAH 14906 4192 1953 349 533,44
Sumber : Data Puskesmas Perawatan Sungai Kupang
B. KEADAAN SUMBER DAYA
1. TENAGA KESEHATAN
Upaya kesehatan membutuhkan sumber daya manusia yang memadai,
kemampuan untuk memberikan pelayanan kesehatan akan memberikan dampak
kepada peningkatan derajat kesehatan masyarakat.
Berdasarkan data yang ada di Puskesmas Perawatan Sungai Kupang,
jumlah tenaga yang ada sebanyak 30 orang yang terdiri dari 28 orang Pegawai
Mini Project Dokter Internship Puskesmas Sungai Kupang 34
Negeri Sipil (PNS) dan 2 orang Pegawai Tidak Tetap (PTT). Untuk melihat jenis
tenaga dapat dilihat pada tabel 4.3 dibawah ini.
Tabel 2.3 Data Jumlah Tenaga Kesehatan Di Wilayah Kerja Puskesmas Perawatan Sungai Kupang Tahun 2013
No Jenis Ketenagaan
Status
JumlahPNS PTT
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
Dokter Umum
Dokter Gigi
Sarjana Kes.Masyarakat
Apoteker
Asisten Apoteker
Perawat ( D3)/SPK
D3 Bidan
D3 Kesling
Perawat Gigi
Tenaga Labolatorium
Pekarya Kesehatan
D3 Gizi
SPPH
2
1
2
1
1
9
4
1
2
1
1
1
2
1
1
2
1
2
1
1
10
5
1
2
1
1
1
2
Jumlah 30
Mini Project Dokter Internship Puskesmas Sungai Kupang 35
Sumber : Data Puskesmas Perawatan Sungai Kupang
2. SARANA KESEHATAN
Sarana kesehatan sebagai salah satu sumber daya kesehatan dewasa ini
terus dikembangkan sesuai dengan kebutuhan, hal ini bertujuan untuk
Mini Project Dokter Internship Puskesmas Sungai Kupang 36
meningkatkan pelayanan kesehatan pada masyarakat. Adapun sarana kesehatan di
Puskesmas Perawatan Sungai Kupang Tahun 2013 adalah sebagai berikut :
Tabel 2.4 Jumlah Pustu, Polindes dan Posyandu Tahun 2013
NO NAMA SARANA KESEHATAN JUMLAH
12
3
4
Puskesmas
Puskesmas Pembantu
Polindes
Posyandu
1
5
3
16
Sumber : Data Puskesmas Perawatan Sungai Kupang
a. Data kesehatan masyarakat
TABEL UNIVARIAT
Hasil Pre test dan Post test ibu-ibu di Posyandu Mawar
No Nama Nilai pre test Nilai post test
1. Ny. S 60 100
2. Ny. H 40 80
3. Ny. I 40 80
4. Ny. I 20 100
5. Ny. U 60 100
6. Ny. T 40 80
7. Ny. R 60 80
8. Ny. R 60 80
9. Ny. E 40 60
10. Ny. D 80 100
11. Ny. H 80 100
Mini Project Dokter Internship Puskesmas Sungai Kupang 37
12. Ny. G 60 80
13. Ny. M 40 60
14. Ny. K 40 60
15. Ny. L 60 60
16. Ny. R 20 60
17. Ny. G 40 80
18. Ny. D 60 80
19. Ny. A 60 60
20. Ny. B 40 80
21. Ny. D 40 60
22. Ny. N 80 100
23. Ny. E 60 80
24. Ny. S 40 60
25. Ny. D 60 80
26. Ny. T 40 60
27. Ny. S 60 80
28. Ny. D 40 60
29. Ny. E 40 80
30. Ny. S 60 100
31. Ny. A 80 80
32. Ny. D 60 100
33. Ny. S 40 80
34. Ny. S 60 80
35. Ny. N 60 80
36. Ny. R 40 80
37. Ny. Y 40 60
38. Ny. C 60 80
39. Ny. S 40 60
Mini Project Dokter Internship Puskesmas Sungai Kupang 38
40. Ny. N 60 80
41. Ny. M 80 100
42. Ny. P 40 60
43. Ny. R 40 60
44. Ny. Y 60 80
45. Ny. R 80 100
46. Ny. S 40 60
47. Ny. S 60 80
Penilaian Pre Test dan Post Test
Tingkat pengetahuan dilihat dari nilai rata-rata responden
Nilai Rata-Rata : Jumlah Nilai Responden
Jumlah responden
Kriteria Penilaian
Nilai < 75 : kurang
Nilai >75 : cukup
NILAI RATA-RATA PRE TEST
NILAI RATA-RATA POST TEST
Mini Project Dokter Internship Puskesmas Sungai Kupang 39
Dilihat dari hasil di atas didapatkan hasil rata-rata pre test : 52,34 dan hasil
post test: 77,87. Sebelum penyuluhan hasil test menunjukkan tingkat pengetahuan
kurang, setelah diberikan penyuluhan, hasil test menunjukkan tingkat pengetahuan
cukup. Ini menunjukkan peningkatan pengetahuan pada ibu yang memiliki bayi di
Posyandu Mawar Desa Sungai Kupang, Kelumpang Hulu.
BAB V
PEMBAHASAN
Mini Project Dokter Internship Puskesmas Sungai Kupang 40
A. Hasil Evaluasi Pengetahuan Tentang Pentingnya ASI
Eksklusif
Penemuan pengetahuan tentang pentingnya ASI Eksklusif pada
Ibu – ibu di Wilayah Posyandu Mawar adalah 52,34% (termasuk dalam
kategori kurang). Hal ini dapat disebabkan oleh faktor intrinsik, yaitu
tingkat pendidikan Ibu yang rendah, usia yang relatif muda atau pun
kurangnya pengalaman; dan faktor ekstrinsik, yaitu tradisi masyarakat
sekitar yang berlaku dan mitos yang ada, atau pun kurangnya informasi
mengenai ASI. Dapat dilakukan penelitian lebih lanjut untuk menentukan
faktor yang paling berpengaruh pada tingkat pengetahuan ibu mengenai
ASI eksklusif.
Tingkat pengetahuan yang rendah ini berdampak pada sedikitnya
jumlah bayi yang mendapatkan ASI eksklusif di daerah Desa Sungai
Kupang yaitu sebanyak 72 bari dari 117 bayi (38,46%) padahal ASI
eksklusif mempunyai banyak manfaat bagi bayi. Oleh karena itu, perlu
dilakukan upaya promosi kesehatan untuk meningkatkan tingkat
pengetahuan ibu, pada kesempatan ini dipilih melalui penyuluhan.
Dilihat dari kenaikkan yang signifikan setelah dilakukan
penyuluhan, dari 52,34% menjadi 77,87%, yaitu 25.53% menujukkan
adanya peningkatan pengetahuan ibu mengenai ASI Eksklusif.
Mini Project Dokter Internship Puskesmas Sungai Kupang 41
Peningkatan yang signifikan ini juga menunjukkan antusiasme masyarakat
yang tinggi dan dapat dipahaminya bahan penyuluhan.
Jumlah Bayi yang Diberi ASI Eksklusif di Puskesmas Sungai Kupang
Tahun 2013
Posyandu Jumlah bayiJumlah bayi yang diberi ASI Eksklusif
Jumlah Kesenjangan
Sungai Kupang 117 45 72
Benua Lawas 21 9 12
Sidomulyo 27 13 14
Karang Payau 25 5 20
Karang Liwar 18 4 14
B.Melayu 54 13 41
B.Dayak 35 8 27
Mangkirana 6 1 5
C. Kiri HIlir 30 7 23
Laboran 16 3 13
Total 349 108 214
Sumber : Laporan Tahunan Puskesmas Sungai Kupang 2013
Dari tabel terlihat bahwa pada Desa Sungai Kupang memiliki
jumlah bayi terbanyak yang tidak diberikan ASI Eksklusif. Diharapkan
penelitian ini dapat menggambarkan tingkat pendidikan Ibu di wilayah
kerja Puskesmas Perawatan Sungai Kupang.
Mini Project Dokter Internship Puskesmas Sungai Kupang 42
B. Evaluasi jalannya kegiatan
Pelaksanaan kegiatan ;
07.00-08.15 Persiapan
08.15-08.30 Pre-Test
08.30-09.00 Penyuluhan “Ibu Cermat, Bayi Sehat”
09.00-09.15 Sesi tanya-Jawab
09.15-09.30 Post Test
09.30- selesai Kegiatan Posyandu
Terjalin kerjasama baik dengan dokter pembimbing, rekan
dokter internship, petugas puskesmas, kader, dan staf kantor kepala
desa. Sehingga kegiatan mini project berjalan sesuai dengan jadwal
acara yang direncanakan.
Antusiasme masyarakat tinggi untuk mengikuti penyuluhan
(bertepatan dengan kegiatan posyandu dan pembagian vitamin A)
Pesan yang disampaikan melalui penyuluhan dapat diterima
masyarakat, ditandai dengan adanya peningkatan yang signifikan
pada hasil pre test dan post test.
Mini Project Dokter Internship Puskesmas Sungai Kupang 43
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
Mini Project Dokter Internship Puskesmas Sungai Kupang 44
A. Kesimpulan
Dilihat dari hasil di atas didapatkan hasil rata-rata pre test: 52,34 dan hasil post
test: 77,87. Sebelum penyuluhan hasil test menunjukkan tingkat pengetahuan
kurang, setelah diberikan penyuluhan, hasil test menunjukkan tingkat pengetahuan
cukup. Ini menunjukkan peningkatan pengetahuan pada ibu yang memiliki bayi
di Posyandu Mawar Desa Sungai Kupang, Kelumpang Hulu.
B. Saran
1. Memberikan penyuluhan kepada ibu-ibu di daerah setempat tentang
ASI Eksklusif.
2. Memotivasi ibu-ibu untuk merencanakan pemberian ASI Eksklusif,
inisiasi menyusui dini, dan cara melakukan perawatan payudara
selama melakukan antenatal care.
3. Memberikan poster untuk di posyandu-posyandu dan tempat-tempat
umum di daerah tersebut tentang ASI Eksklusif.
4. Menyiapkan ruangan “Pojok ASI” pada tempat-tempat umum
BAB VII
DAFTAR PUSTAKA
1. World Health Organization. Global strategy for infant and young child feeding.
WHA 55/2002/REC/I, annex 2. Geneva: World Health Organization.2002.
Mini Project Dokter Internship Puskesmas Sungai Kupang 45
2. Kesehatan Republik Indonesia. Pelatihan Konseling Menyusui. Jakarta:
DepKes RI. 2007.
3. Tumbelaka, Alan, dkk. Bedah ASI. Jakarta: Ikatan Dokter Anak Indonesia
Cabang DKI Jakarta, 2008.
4. Badan Pusat Statistik (BPS) dan Marco International. Survei Demografi dan
Kesehatan Indonesia 2007. Calverton. Maryland, USA: BPS dan Marco
International, 2007.
5. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan. Laporan Hasil Riset
Kesehatan Dasar 2010. Jakarta: Kementerian Kesehatan, R.I. Jakarta, 2010.
6. Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. Pemberian ASI Eksklusif di
Indonesia Mendekati Target MDG. Diunduh dari:
http://www.depkes.go.id/index.php/berita/press-release/857-pemberian -asi-
eksklusif-di-indonesia-mendekati-target-mdg.html. 1 2 Februari 201 3 .
7. Buku Ajar Neonatologi. Jakarta : Ikatan Dokter Anak Indonesia.2008.
8. Widodo Y. Cakupan Pemberian ASI Eksklusif. Puslitbang Gizi dan makanan
Bogor. Diunduh dari http://www. ASI Eksklusif.org/assets/documents201-
makalah.pdf.2011. 12 Februari 2013.
9. Partini P. Trihono. Pemberian ASIPada Berbagai Situasi Tertentu dalam Hot
Topics in Pediatrics II. Jakarta: Balai Penerbit FKUI, 2002.
Mini Project Dokter Internship Puskesmas Sungai Kupang 46