22
HUKUM DAN PERUNDANG-UNDANGAN KESEHATAN AIR SUSU IBU EKSKLUSIF

Hukum Kesehatan - ASI Ekslusif

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Hukum Kesehatan - ASI Ekslusif

Citation preview

Page 1: Hukum Kesehatan - ASI Ekslusif

HUKUM DAN PERUNDANG-UNDANGAN KESEHATAN

AIR SUSU IBU EKSKLUSIF

Page 2: Hukum Kesehatan - ASI Ekslusif

NAMA KELOMPOK 3LASROBEMA 121000430AFIATI KESIA PUTRI H 121000438ERI ISWANDI 121000454MUSTIKA WULANDARI 121000464POPPY HARIZANI NST 121000468SHELLA MAWADDAH 121000472CINDY MARGERETA 121000473ELISA F.M 121000479SOFIA RAHMA 121000500ROBECCA SIMAMORA 121000505FESTIANA EFENDI 121000509MARISSA 121000510RADITA OLVA 121000516BETTY DAMAYANTI 121000520SOFIA KARALINA HRP 121000523DANIEL 131000418

Page 3: Hukum Kesehatan - ASI Ekslusif

Pengertian ASI EksklusifSusu Ibu Eksklusif yang selanjutnya disebut ASI Eksklusif adalah ASI yang diberikan kepada bayi sejak dilahirkan selama 6 (enam) bulan, tanpa menambahkan dan/atau mengganti dengan makanan atau minuman lain.

Menurut PP No 33 Tahun 2012 tentang Pemberian Air Susu Ibu Eksklusif

Page 4: Hukum Kesehatan - ASI Ekslusif

Cakupan ASI Eksklusif

Cakupan ASI eksklusif pada bayi 0-6 bulan pada tahun 2012 berdasarkan laporan sementara hasil Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) 2012 sebesar 42%. Bila dibandingkan dengan survei yang sama pada tahun 2007 telah terjadi kenaikan yang bermakna sebesar 10%.

berdasarkan laporan dinas

kesehatan provinsi tahun 2013,

sebaran cakupan pemberian ASI

eksklusif pada bayi 0-6 bulan

adalah sebesar 54,3%. Dari 34

provinsi, terdapat 19 provinsi

yang mempunyai presentase ASI

eksklusif di atas angka nasional

(54,3%), dimana presentase

tertinggi terdapat pada Provinsi

Nusa Tenggara Barat (79,7%) dan

terendah pada Provinsi Maluku

(25,2%).

Page 5: Hukum Kesehatan - ASI Ekslusif

Lanjutan… (Cakupan ASI Eksklusif)

Dari hasil survei diatas menunjukkan bahwa upaya dalam pencapaian ASI Eksklusif di Indonesia belum maksimal

Karena masih terdapat wilayah yang cakupan ASI Eksklusifnya dibawah 50%

Page 6: Hukum Kesehatan - ASI Ekslusif

Hukum yang Mengatur tentang Pemberian ASI Eksklusif

1. UU NO 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia

ASI adalah hak anak

dengan alasan bahwa

ASI merupakan

anugerah dan

menyusui pada

hakikatnya adalah

kodrat seorang wanita

yang sudah

melahirkan sebagai

makhluk ciptaanNya,

serta ada hukum yang

melindungi dan

mengatur ASI ini.

Page 7: Hukum Kesehatan - ASI Ekslusif

Lanjutan…. (Hukum yang Mengatur tentang Pemberian ASI Eksklusif

Pasal 1281) Setiap bayi berhak mendapatkan air susu ibu eksklusif

sejak dilahirkan selama 6 (enam) bulan, kecuali atas indikasi medis.

2) Selama pemberian air susu ibu, pihak keluarga, Pemerintah, pemerintah daerah, dan masyarakat harus mendukung ibu bayi secara penuh dengan penyediaan waktu dan fasilitas khusus.

3) Penyediaan fasilitas khusus sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diadakan di tempat kerja dan tempat sarana umum.

2. UU No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan

Page 8: Hukum Kesehatan - ASI Ekslusif

Lanjutan…. (UU No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan)

Selanjutnya, dalam Pasal 129 UU Kesehatan diatur bahwa:

1. Pemerintah bertanggung jawab menetapkan kebijakan dalam rangka menjamin hak bayi untuk mendapatkan air susu ibu secara eksklusif.

2. Ketentuan lebih lanjut sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur dengan Peraturan Pemerintah.

Page 9: Hukum Kesehatan - ASI Ekslusif

Lanjutan…. (Hukum yang Mengatur tentang Pemberian ASI Eksklusif

Dalam Pasal 2 Disebutkan untuk Pengaturan Pemberian ASI Eksklusif bertujuan untuk:

a. menjamin pemenuhan hak bayi untuk mendapatkan ASI Eksklusif sejak dilahirkan sampai dengan berusia 6 (enam) bulan dengan memperhatikan pertumbuhan dan perkembangannya;

b. memberikan perlindungan kepada ibu dalam memberikan ASI Eksklusif kepada bayinya; dan

c. meningkatkan peran dan dukungan Keluarga, Masyarakat, Pemerintah Daerah, dan Pemerintah terhadap pemberian ASI Eksklusif.

3. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No.33 Tahun 2012 tentang pemberian ASI Eksklusif

Page 10: Hukum Kesehatan - ASI Ekslusif

Lanjutan…. (Hukum yang Mengatur tentang Pemberian ASI Eksklusif

PERMENKES ini dibuat dengan tujuan pada pasal 2, yakni :

a. memberikan perlindungan kepada ibu dalam memeberikan ASI

Eksklusif dan memenuhi hak anak untuk mendapatkan ASI

eksklusif.

b. Meningkatkan peran dan dukungan keluarga, masyarakat,

pemerintah daerah, dan pemerintah tehadap pemberian ASI

Eksklusif.

4. Permenkes RI No. 15 Tahun 2014 tentang Tata Cara Penyedian Fasilitas Menyesui dan/atau Memerah air Susu

Page 11: Hukum Kesehatan - ASI Ekslusif

SANKSI PIDANAUU No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan kemudian menetapkan sanksi yang tercantum dalam Pasal 200, yakni “Setiap orang yang dengan sengaja menghalangi program pemberian ASI Eksklusif bagaimana dimaksud dalam pasal 128 ayat 2 dipidana penjara paling lama 1 tahun dan didenda paling banyak Rp 100.000.000 (seratus juta rupiah)”.

dalam pasal 201 dinyatakan

bahwa bila tidak pidana tersebut

dilakukan oleh korporasi, selain

pidana penjara dan denda

terhadap pengurusnya, pidana

yang dapat dijatuhkan terhadap

korporasi berupa pidana denda

dengan pemberatan 3 (tiga) kali

dari pidana denda yang

disebutkan dalam pasal 200. Itu

artinya, pidana denda bagi

korporasi yang melanggar pasal

200 adalah paling banyak Rp

300.000.000 (tiga ratus juta

rupiah).

Page 12: Hukum Kesehatan - ASI Ekslusif

Lanjutan…. (SANKSI PIDANA)

Menurut PP No. 33 Tahun 2012 tentang Pemberian ASI

Eksklusif pada pasal 14 dikemukakan bahwa bagi setiap

tenaga kesehatan dan fasilitas pelayanan kesehatan

yang tidak melaksanakan ASI Eksklusif, maka akan

dikenakan sanksi administratif. Sanksi administratif oleh

pejabat yang berwenang berupa:

a. Teguran lisan

b. Teguran tertulis

c. Pencabutan izin

Page 13: Hukum Kesehatan - ASI Ekslusif

IMPLEMENTASI PERATURAN TENTANG ASI EKSKLUSIF DI

INDONESIA

Page 14: Hukum Kesehatan - ASI Ekslusif

Peraturan Pemerintah (PP) Republik Indonesia Nomor 33 tahun

2012  yang telah diputuskan tanggal 1 Maret 2012 ini

dilahirkan guna menjamin pemenuhan hak bayi untuk

mendapatkan sumber makanan terbaik sejak dilahirkan

sampai berusia 6 bulan, di samping itu, kebijakan ini juga

untuk melindungi ibu dalam memberikan ASI eksklusif kepada

bayinya.

dalam peraturan tersebut dibahas mengenai Program Inisiasi

Menyusu Dini (IMD) dan ASI Eksklusif, pengaturan penggunaan

susu formula dan produk bayi lainnya, sarana menyusui di

tempat kerja dan sarana umum lainnya, dukungan Masyarakat,

tanggung jawab pemerintah, Pemerintah Daerah baik Provinsi

maupun Kabupaten/Kota dalam serta pendanaannya.

Page 15: Hukum Kesehatan - ASI Ekslusif

Mengenai pelaksanaanya, pemerintah telah berupaya serius dalam

memenuhi hak bayi, terbukti dengan diadakannya klinik laktasi

serta ruang menyusui bagi ibu menyusui di rumah sakit milik

pemerintah, pusat perbelanjaan, dan tempat umum lainnya.

Namun, cakupan pemberian ASI Eksklusif pada bayi masih

tergolong rendah.

Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi pemberian ASI salah

satunya adalah ibu bekerja untuk mencari nafkah sehingga

tidak dapat menyusui secara eksklusif. Hal ini menjadi salah

satu penyebab belum berhasilnya pelaksanaan ASI Eksklusif

di Indonesia (Herawati Dewi, 2013).

Page 16: Hukum Kesehatan - ASI Ekslusif

PENYEBAB ASI EKSKLUSIF RENDAH

Keluarga terdekatlah dalam hal ini

adalah suami yang faktor dominan

dalam memberikan dukungan pada ibu

dan bayi.

Breastfeeding father merupakan istilah

populer bagi ayah (suami) yang

mendukung dan berperan aktif

membantu ibu dalam menyusui sangat

menentukan keberhasilan pemberian

ASI eksklusif. Begitupun keluarga

terdekat lainnya terutama orangtua baik

dari pihak ibu maupun ayah sang bayi.

Dukungan sosial terutama dari keluarga

terdekat yaitu ayah (suami) yang masih

kurang.

Page 17: Hukum Kesehatan - ASI Ekslusif

Lanjutan…. (PENYEBAB ASI EKSKLUSIF RENDAH)

Terlebih tidak sedikit ibu yang baru

menyusui berhenti memberikan ASI

karena dipercaya ASI menjadikan

anak diare dan tubuhnya menjadi

bau amis.  Seringkali kita

mendengar kata ‘ASI jahat’ karena

ASI yang dihisap bayi baru lahir jika

tidak segera dibersihkan mulut

bayinya bisa menyebabkan kulit

bayi menjadi bercak-bercak putih. 

Masih banyak pula ibu yang

khawatir payudaranya akan

berubah bentuk menjadi tidak

menarik lagi jika memberikan ASI

pada buah hati mereka.

Adanya mitos-mitos negatif tentang menyusui dan ASI yang dipercayai

oleh masyarakat dan tersampaikan secara

turun menurun sehingga menimbulkan

kesalahpahaman dan pada akhirnya menghentikan

pemberian ASI eksklusif.

Page 18: Hukum Kesehatan - ASI Ekslusif

Lanjutan…. (PENYEBAB ASI EKSKLUSIF RENDAH)

Masih banyak pula ibu yang

berhenti menyusui sebelum

bayi berusia 6 bulan dan

ketidaktahuan ibu terhadap

pentingnya ASI eksklusif

menyebabkan kurangnya

motivasi dari ibu untuk

memberikan ASI ekslusif

kepada bayinya. Dengan

pengetahuan yang rendah

tentang ASI eksklusif juga

menimbulkan kesadaran

masyarakat yang juga rendah.

Kurangnya pengetahuan ibu

tentang menyusui, terutama teknik

menyusui yang baik dan benar.

Page 19: Hukum Kesehatan - ASI Ekslusif

Lanjutan…. (PENYEBAB ASI EKSKLUSIF RENDAH)

Promosi susu formula yang sangat

gencar (bahkan sampai di RS dan

klinik bersalin) memberikan

pengaruh terhadap pemberian ASI

eksklusif pada bayi karena

merupakan titik awal bagi ibu untuk

memilih apakah tetap memberikan

bayinya ASI eksklusif atau

memberikan susu formula yang

diberikan oleh petugas kesehatan

maupun nonkesehatan sebelum ASI-

nya keluar.

Gencarnya promosi susu.

Page 20: Hukum Kesehatan - ASI Ekslusif

Lanjutan…. (PENYEBAB ASI EKSKLUSIF RENDAH)

Kepada para pemilik perusahaan

dan perkantoran, sangat perlu

didorong untuk menyediakan

tempat khusus dan kesempatan

bagi para karyawan perempuannya

yang ingin menyusui atau memerah

ASI-nya di tempat kerja. Begitu pula

di tempat-tempatumum seperti

pasar, mall, rumah sakit dan

rekreasi, perlu disediakan tempat

khusus tersebut yang memudahnya

ibu untuk menyusui.

Kurangnya dukungan dari masyarakat termasuk

institusi yang mempekerjakan

perempuan yang belum memberikan tempat dan

kesempatan bagi ibu untuk menyusui di

tempat kerja.

Page 21: Hukum Kesehatan - ASI Ekslusif

SARAN

1. Meningkatkan penyuluhan dari petugas kesehatan atau bidan praktik swasta pada

saat melakukan pemeriksaan kehamilan mengenai ASI Eksklusif.

2. penegakkan peraturan pemerintah yang telah ditetapkan tentang batasan promosi

susu formula dan sanksi bagi tenaga kesehatan yang melanggar secara tegas,

sehingga ditaati oleh seluruh pihak yang terkait.

3. diperlukan gerakan edukasi tentang menyusui dan ASI yang benar pada

masyarakat melalui kampanye yang masif dan berkelanjutan melalui berbagai

media massa serta kesempatan, sepertipenyuluhan atau pengarahan dari

bidan/petugas kesehatan seputar menyusui saat ibu memeriksakan kehamilannya.

4. upaya peningkatan pengetahuan petugas tentang manfaat ASI Eksklusif,

penyediaan fasilitas menyusui di tempat kerja, peningkatkan pengetahuan dan

keterampilan ibu, peningkatan dukungan keluarga dan masyarakat serta upaya

untuk mengendalikan pemasaran susu formula.

Page 22: Hukum Kesehatan - ASI Ekslusif

TERIMA KASIH