Upload
dita-kusuma
View
257
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
8/17/2019 Lp Sinusitis Maksilaris
1/22
LAPORAN PENDAHULUAN SINUSITIS MAKSILARIS
A. PENGERTIAN
Sinusitis adalah : merupakan penyakit infeksi sinus yang disebabkan oleh
kuman atau virus.
Sinusitis berasal dua kata yaitu sinus dan itis. Akhiran umum dalam kedokteran
itis berarti peradangan karena itu sinusitis adalah suatu peradangan sinus. Sinusitis
terjadi karena peradangan pada rongga-rongga udara di sekitar hidung yang diikuti
oleh infeksi saluran pernafasan. Infeksi pada rongga sinus tersebut mengakibatkan
membentuknya lendir sehingga tersumbatnya saluran udara melalui hidung.
Penumpukkan lendir merupakan tempat berkembang biaknya bakteri. Sinusitis adalah peradangan yang terjadi pada rongga sinus. Sinus atau sering
pula disebut dengan sinus paranasalis adalah rongga udara yang terdapat pada bagian
padat dari tulang tenggkorak di sekitar wajah, yang berfungsi untuk memperingan
tulang tenggkorak. ongga ini berjumlah empat pasang kiri dan kanan. Sinus frontalis
terletak di bagian dahi, sedangkan sinus maksilaris terletak di belakang pipi.
Sementara itu, sinus sphenoid dan sinus ethmoid terletak agak lebih dalam di
belakang rongga mata dan di belakang sinus maksilaris. !inding sinus terutama
dibentuk oleh sel sel penghasil "airan mukus. #dara masuk ke dalam sinus melalui
sebuah lubang ke"il yang menghubungkan antara rongga sinus dengan rongga hidung
yang disebut dengan ostia. $ika oleh karena suatu sebab lubang ini buntu maka udara
tidak akan bisa keluar masuk dan "airan mukus yang diproduksi di dalam sinus tidak
akan bisa dikeluarkan.
Sinusitis maksilaris adalah dua rongga berisi udara yang merelung dalam
tulang wajah, di bagian pipi.
Sinus maksila disebut juga antrum %igh more, merupakan sinus yang sering
terinfeksi, oleh karena &'( merupakan sinus paranasal yang terbesar, &)( letak
ostiumnya lebih tinggi dari dasar, sehingga aliran sekret atau drainase dari sinus
maksila hanya tergantung dari gerakan silia, &*( dasar sinus maksila adalah dasar akar
gigi &prosesus alveolaris(, sehingga infeksi gigi dapat menyebabkan sinusitis maksila,
&+( ostium sinus maksila terletak di meatus medius , disekitar hiatus semilunaris yang
sempit, sehingga mudah tersumbat.
8/17/2019 Lp Sinusitis Maksilaris
2/22
Sinusitis maksilaris dapat terjadi akut, berulang atau kronis. Sinusitis maksilaris akut
berlangsung tidak lebih dari tiga minggu. Sinusitis akut dapat sembuh sempurna jika diterapi
dengan baik, tanpa adanya residu kerusakan jaringan mukosa. Sinusitis berulang terjadi lebih
sering tapi tidak terjadi kerusakan signifikan pada membran mukosa. Sinusitis kronis
berlangsung selama * bulan atau lebih dengan gejala yang terjadi selama lebih dari dua puluh
hari.
B. ETIOLOGI
a. inogen
bstruksi dari ostium Sinus &maksilarisparanasalis( yang disebabkan oleh :
• initis Akut &influena(
• Polip, septum deviasi
b. !entogen
Penjalaran infeksidari gigi geraham atas
/uman penyebab :
- Strepto"o""us pneumoniae
- %amophilus influena
- Stepto"o""us viridans
- Staphylo"o""us aureus
- 0ran"hamella "atarhatis
Penyebab sinusitis akut ialah &'( rinitis akut, &)( infeksi faring, seprti faringitis,
adenoiditis, tonsilitis akut, &*( infeksi gigi rahang atas 1', 1), 1* serta P' dan P)
&dentogen(, &+( berenang dan menyelam, &2( trauma dapat menyebabkan perdarahan
mukosa sinus paranasal, &3( barotrauma dapat menyebabkan nekrosis mukosa.
Sinusitis maksilaris dengan asal geligi. 0entuk penyakit geligi-maksilaris yang khusus
bertanggung jawab pada '4 persen kasus sinusitis yang terjadi setelah gangguan pada
8/17/2019 Lp Sinusitis Maksilaris
3/22
gigi. Penyebab tersering adalah ekstraksi gigi molar, biasanya molar pertama, dimana
sepotong ke"il tulang di antara akar gigi molar dan sinus maksilaris ikut terangkat.
Gambar 8. a. Fistula oroantral b. Sinusitis maksilaris
C. PATOFISIOLOGI
inosinusitis pada umumnya didahului dari infeksi saluran nafas atas akut yang
disebabkan virus, biasanya infeksi bakteri merupakan lanjutan infeksi virus. Infeksi
virus tidak menunjukkan gejala sinusitis, tetapi menyebabkan inflamasi pada mukosa
sinus, dan akan membaik tanpa terapi setelah ) minggu.
Infeksi tersebut menyebabkan inflamasi mukosa termasuk mukosa komplek osteo
meatal sehingga terjadi obstruksi ostium sinus yang menyebabkan gangguan aerasi
dan drainase sinus. /eadaan ini menyebabkan perubahan tekanan ) didalamnya,
terjadi tekanan negatif, permeabilitas kapiler meningkat, sekresi kelenjar meningkat
dan terjadi transudasi yang menyebabkan fungsi silia terganggu, retensi sekret yang
terjadi merupakan media yang baik untuk pertumbuhan kuman.
5irus yang sering menjadi penyebab adalah virus influena, "orona virus dan
rinovirus. Seringkali infeksi virus ini diikuti infeksi kuman terutama kuman kokus
&steptokokus pneumonia, stapilokokus aureus( dan %aemophilus Influena. /adang
infeksi jamur dapat menyebabkan rinosinusitis terutama pada orang-orang dengan
imunodefisiensi.
D. ANATOMI SINUS
Sinus paranasal merupakan salah satu organ tubuh manusia yang sulit dideskripsi
karena bentuknya sangat bervariasi pada tiap individu. Ada empat pasang sinus paranasal,
mulai dari yang terbesar yaitu sinus maksila,sinus frontal, sinus etmoid dan sinus sfenid
kanan dan kiri. Sinus paranasal merupakan hasil pneumatisasi tulang 6 tulang kepala,
sehingga terbentuk rongga di dalam tulang. Semua sinus mempunyai muara &ostium( ke
dalam rongga hidung.
8/17/2019 Lp Sinusitis Maksilaris
4/22
Se"ara embriologik, sinus paranasal berasal dari invaginasi mukosa rongga hidung
dan perkembangannya dimulai pada fetus usia *-+ bulan, ke"uali sinus sfenoid dan sinus
frontal. Sinus maksila dan sinus etmoid telah ada saat bayi lahir, sedangkan sinus frontal
berkembang dari sinus etmoid anterior pada anak yang berusia kurang lebih 7 tahun.
Pneumatisasi sinus sfenoid dimulai pada usia 7-'4 tahun dan berasal dari bagian
posterosuperior rongga hidung. Sinus 6 sinus ini umumnya men"apai besar maksimal pada
usia antara '2-'7 tahun.
Sinus maksila merupakan sinus paranasal yang terbesar. Saat lahir sinus maksila
bervolume 3-7 ml,sinus kemudian berkembang dengan "epat dan akhirnya men"apai ukuran
maksimal,yaitu '2 ml saat dewasa.
Sinus maksila berbentuk pyramid. !inding anterior sinus ialah permukaan fasial os
maksila yang disebut fosa kanina, dinding posteriornya adalah permukaan infra-temporal
mkasila, dinding medialnya ialah dinding dinding lateral rongga hidung, dinding superiornya
ialah dasar orbita dan dinding inferiornya ialah prosesus alveolaris dan palatum. stium sinus
maksila berada di sebelah superior dinding medial sinus dan bermuara ke hiatus semilunaris
melalui infundibulum etmoid.
!ari segi klinik yang perlu diperhatikan dari anatomi sinus maksila adalah '( dasar
sinus maksila sangat berdekatan dengan akar gigi rahang atas, yaitu premolar &P' dan P)(,
molar &1' dan1)(, kadang 6 kadang juga gigi taring &8( dan gigi molar 1*,bahkan akar-
akar gigi tersebut dapat menonjol ke dalam sinus, sehingga infeksi gigi geligi mudah naik ke
atas menyebabkan sinusitis9 )( Sinusitis maksila dapat menimbulkan komplikasi orbita9 *(
stium sinus maksila terletak lebih tinggi dari dasar sinus, sehingga drenase hanya
tergantung dari gerak silia, lagi pula dreanase juga harus melalui infundibulum yang sempit.
Infundibulum adalah bagian dari sinus etmoid anterior dan pembengkakan akibat radang atau
alergi pada daerah ini dapat menghalangi drainase sinus maksila dan selanjutnya
menyebabkan sinusitis.
Sinus maksila merupakan sinus paranasal yang terbesar. Saat lahir sinus maksila
bervolume 3-7 ml. Sinus maksila berbentuk segitiga. !inding anterior adalah permukaan
fasial os maksila yang disebut fosa kanina, dinding posteriornya ialah permukaan
infratemporal maksila, dinding medialnya ialah dinding lateral rongga hidung, dinding
superiornya ialah dasar orbita dan dining inferiornya ialah prosesua alveolaris dan palatum.
8/17/2019 Lp Sinusitis Maksilaris
5/22
stium sinus maksila berada disebelah superior dinding medial sinus dan bermuara ke hiatus
semilunaris melalui infundibulum etmoid.
ambar ). Sinus paranasal dan ostiumnya
E. TANDA DAN GEJALA
• ejala sinusitis yang paling umum adalah sakit kepala, nyeri pada daerah wajah, serta
demam.
• %ampir )2; dari pasien sinusitis akan mengalami demam yang berhubungan dengan
sinusitis yang diderita.
• ejala lainnya berupa wajah pu"at, perubahan warna pada ingus, hidung tersumbat,
nyeri menelan, dan batuk. 0eberapa pasien akan merasakan sakit kepala bertambahhebat bila kepala ditundukan ke depan.
• Pada sinusitis karena alergi maka penderita juga akan mengalami gejala lain yang
berhubungan dengan alerginya seperti gatal pada mata, dan bersin bersin.
• ejala subyektif terdiri dari gejala sistemik dan gejala lokal. ejala sistemik ialah
demam dan rasa lesu. ejala lokal pada hidung terdapat ingus kental yang kadang-
kadang berbau dan dirasakan mengalir ke nasofaring. !irasakan hidung tersumbat,
8/17/2019 Lp Sinusitis Maksilaris
6/22
rasa nyeri didaerah infraorbita dan kadang-kadang menyebar ke alveolus, sehingga
terasa nyeri di gigi.
8/17/2019 Lp Sinusitis Maksilaris
7/22
- Pipi : biasanya unilateral
- /epala : biasanya homolateral, terutama pada sorehari
- igi &geraham atas( homolateral.
". %idung :
- buntu homolateral
- Suara bindeng.
Cara pemeriksaan
a. inoskopi anterior :
- 1ukosa merah
- 1ukosa bengkak
- 1ukopus di meatus medius.
b. inoskopi postorior
- mukopus nasofaring.
". oto sinus paranasalis
- /esuraman
- ambaran @airfluidlevel
- Penebalan mukosa
G. PENATALAKSANAAN
a. !rainage
- 1edi"al :
B !ekongestan lokal : efedrin ';&dewasa( C;&anak(
B !ekongestan oral :Psedo efedrin * ? 34 mg
- Surgikal : irigasi sinus maksilaris.
b. antibiotik diberikan dalam 2-D hari &untk akut( yaitu :
- Ampisilin + ? 244 mg
- Amoksilin * E 244 mg
- SulfametaksolF=1P &74434( ) E 'tablet
8/17/2019 Lp Sinusitis Maksilaris
8/22
- !iksisiklin '44 mghari.
". Simtomatik
- Parasetamol., metampiron * E 244 mg.
d. #ntuk kromis adalah :
- 8abut geraham atas bila penyebab dentogen
- Irigasi ' E setiap minggu & '4-)4(
- perasi 8adwell Gu" bila degenerasi mukosa ireversibel &biopsi(
H. KOMPLIKASI
/omplikasi sinusitis telah menurun se"ara nyata sejak ditemukannya antibiotika. /omplikasi
biasanya terjadi pada sinusitis akut atau pada sinusitis kronis dengan eksaserbasi akut.
/omplikasi yang dapat terjadi adalah:
• /omplikasi rbita
/omplikasi ini dapat terjadi karena letak sinus paranasal yang berdekatan dengan
mata &orbita(. Sinusitis etmoidalis merupakan penyebab komplikasi orbita yang tersering
kemudian sinusitis maksilaris dan frontalis. =erdapat lima tahapan terjadinya komplikasi
orbita ini.
a. Peradangan atau reaksi edema yang ringan
b. Selulitis orbita. Hdema bersifat difus dan bakteri telah se"ara aktif menginvasi
isi orbita namun pus belum terbentuk
". Abses subperiosteal. Pus terkumpul di antara periorbita dan dinding tulang
orbita menyebabkan proptosis dan kemosis
d. Abses periorbita. Pada tahap ini, pus telah menembus periosteum dan
ber"ampur dengan isi orbita
e. =rombosis sinus kavernosus. /omplikasi ini merupakan akibat penyebaran
bakteri melalui saluran vena ke dalam sinus kavernosus di mana selanjutnya
terbentuk suatu tromboflebitis septi".
8/17/2019 Lp Sinusitis Maksilaris
9/22
ambar '3. /omplikasi penyakit sinus pada orbita
• /omplikasi Intrakranial
/omplikasi ini dapat berupa meningitis, abses epidural, abses subdural, abses otak.
8/17/2019 Lp Sinusitis Maksilaris
10/22
ambar . Sistem vena sebagai jalur perluasan komplikasi ke intrakranial
• /elainan Paru
Adanya kelainan sinus paranasal disertai dengan kelainan paru ini disebut
sinobronkitis. Sinusitis dapat menyebabkan bron"hitis kronis dan bronkiektasis. Selain itu
juga dapat timbul asma bronkhial.
I. PEMERIKSAAN PENUNJANG
'.=ransluminasi
=ransluminasi dapat dipakai untuk memeriksa sinus maksilaris dan sinus frontal, bila
fasilitas pemeriksaan radiologik tidak tersedia. 0ila pada pemeriksaan transluminasi tampak
gelap didaerah infraorbita, mungkin berarti antrum terisi oleh pus atau mukosa antrum
menebal atau terdapat neoplasma di dalam antrum. 0ila terdapat kista yang besar didalam
sinus maksila, akan tampak terang pada pemeriksaan transluminasi.
).adiologi
Pemeriksaan radiologik pada sinusitis kronis tidak dianjurkan, penggunaannya
dibatasi hanya untuk sinusitis maksilaris akut atau sinusitis frontalis.
8/17/2019 Lp Sinusitis Maksilaris
11/22
*.8= s"an
8= s"an salah satu modalitas yang dapat digunakan untuk mengidentifikasi dan
mengevaluasi anatomi dan patologi sinus.
ambar . 8= S"an memperlihatkan penebalan mukosa sinus.
Staging dapat dilakuan dengan menggunakan 8= s"an. Sistem stagging ini sederhana, mudah
diingat dan sangat efektif untuk mengklasifikasikan sinusitis kronis. Stagging ini membantu
dalam peren"anaan operasi dan hasil terapi. Stagging didasarkan pada perluasan penyakit
setelah terapi medis. Stagging tersebut terbagi atas:
- stage I : satu fokus penyakit
- stage II : penyakit non"ontiguous melalui labirin ethmoid
- stage III : difuse yang responsif terhadap pengobatan
- stage I5 : difuse yang tidak responsif dengan pengobatan.
8/17/2019 Lp Sinusitis Maksilaris
12/22
ASUHAN KEPERAATAN PADA KLIEN SINUSITIS
A. PENGKAJIAN
'. 0iodata :
8/17/2019 Lp Sinusitis Maksilaris
13/22
b. Interpersonal : hubungan dengan orang lain.
D. Pola fungsi kesehatan
a. Pola persepsi dan tata laksana hidup sehat
- #ntuk mengurangi flu biasanya klien menkonsumsi obat tanpa
memperhatikan efek samping
b. Pola nutrisi dan metabolisme :
- 0iasanya nafsumakan klien berkurang karena terjadi gangguan pada hidung
". Pola istirahat dan tidur
- Selama inditasi klien merasa tidak dapat istirahat karena klien sering pilek
d. Pola Persepsi dan konsep diri
- /lien sering pilek terus menerus dan berbau menyebabkan konsepdiri
menurun
e. Pola sensorik
- !aya pen"iuman klien terganggu karena hidung buntu akibat pilek terus
menerus &baik purulen , serous, mukopurulen(.
7. Pemeriksaan fisik
a. status kesehatan umum : keadaan umum , tanda viotal, kesadaran.
b. Pemeriksaan fisik data fo"us hidung : nyeri tekan pada sinus, rinuskopi &mukosa
merah dan bengkak(.
Da!a s"#$ek!i% &
'. bservasi nares :
a. iwayat bernafas melalui mulut, kapan, onset, frekwensinya
b. iwayat pembedahan hidung atau trauma
". Penggunaan obat tetes atau semprot hidung : jenis, jumlah, frekwensinyya ,
lamanya.
). Sekret hidung :
a. warna, jumlah, konsistensi se"ret
b. Hpistaksis
". Ada tidaknya krustanyeri hidung.
*. iwayat Sinusitis :
a.
8/17/2019 Lp Sinusitis Maksilaris
14/22
+. angguan umum lainnya : kelemahan.
Da!a O#$ek!i% &
'. !emam, drainage ada : Serous
1ukppurulen
Purulen
). Polip mungkin timbul dan biasanya terjadi bilateral pada hidung dan sinus yang
mengalami radang → Pu"at, dema keluar dari hidng atau mukosa sinus
*. /emerahan dan dema membran mukosa
+. Pemeriksaan penunjung :
a. /ultur organisme hidung dan tenggorokan
b. Pemeriksaan rongent sinus.
B. DIAGNOSA KEPERAATAN
'.
8/17/2019 Lp Sinusitis Maksilaris
15/22
/riteria hasil :
- /lien mengungkapkan nyeri yang dirasakan berkurang atau hilang
- /lien tidak menyeringai kesakitan
In!er,ensi Rasi(na*a. /aji tingkat nyeri klien
b. $elaskan sebab dan akibat nyeri
pada klien serta keluarganya
". Ajarkan tehnik relaksasi dan
distraksi
d. bservasi tanda tanda vital dan
keluhan klien
e. /olaborasi dngan tim medis :
'( =erapi konservatif :
- obat A"etaminopen9
Aspirin, dekongestan
hidung
- !rainase sinus
)( Pembedahan :
- Irigasi Antral :
#ntuk sinusitis
maksilaris
- perasi 8adwell Gu".
a. 1engetahui tingkat nyeri klien
dalam menentukan tindakan
selanjutnya
b. !engan sebab dan akibat nyeri
diharapkan klien berpartisipasi
dalam perawatan untuk
mengurangi nyeri
". /lien mengetahui tehnik
distraksi dn relaksasi sehinggga
dapat mempraktekkannya bila
mengalami nyeri
d. 1engetahui keadaan umum
dan perkembangan kondisi
klien.
e. 1enghilangkan mengurangi
keluhan nyeri klien
). 8emas berhubungan dengan kurangnya pengetahuan klien tentang penyakit dan
prosedur tindakan medis &irigasioperasi(
=ujuan : 8emas klien berkuranghilang
8/17/2019 Lp Sinusitis Maksilaris
16/22
/riteria :
- /lien akan menggambarkan tingkat ke"emasan dan pola kopingnya
- /lien mengetahui dan mengerti tentang penyakit yang dideritanya serta
pengobatannya.In!er,ensi Rasi(na*
a. /aji tingkat ke"emasan klien
b. 0erikan kenyamanan dan
ketentaman pada klien :
- =emani klien
- Perlihatkan rasa
empati& datang dengan
menyentuh klien (
". 0erikan penjelasan pada klien
tentang penyakit yang dideritanya
perlahan, tenang seta gunakan
kalimat yang jelas, singkat mudah
dimengerti
d. Singkirkan stimulasi yang
berlebihan misalnya :- =empatkan klien
diruangan yang lebih
tenang
- 0atasi kontak dengan
orang lain klien lain yang
kemungkinan mengalami
ke"emasan
e. bservasi tanda-tanda vital.
f. 0ila perlu , kolaborasi dengan tim
medis
a. 1enentukan tindakan
selanjutnya
b. 1emudahkan penerimaan
klien terhadap informasi yang
diberikan
". 1eningkatkan pemahaman
klien tentang penyakit dan
terapi untuk penyakit
tersebut sehingga klien lebih
kooperatif
d. !engan menghilangkan
stimulus yang men"emaskan
akan meningkatkan
ketenangan klien.
e. 1engetahui perkembangan
klien se"ara dini.
f. bat dapat menurunkan
tingkat ke"emasan klien
*. $alan nafas tidak efektif berhubungan dengan obtruksi &penumpukan se"ret hidung(
sekunder dari peradangan sinus=ujuan : $alan nafas efektif setelah se"ret &seous,purulen( dikeluarkan
8/17/2019 Lp Sinusitis Maksilaris
17/22
/riteria :
- /lien tidak bernafas lagi melalui mulut
- $alan nafas kembali normal terutama hidung
In!er,ensi Rasi(na*a. kaji penumpukan se"ret yang ada
b. bservasi tanda-tanda vital.
". /oaborasi dengan tim medis untuk
pembersihan se"ret
a. 1engetahui tingkat
keparahan dan tindakan
selanjutnya
b. 1engetahui perkembangan
klien sebelum dilakukan
operasi
". /erjasama untuk
menghilangkan
penumpukan
se"retmasalah
+. angguan pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan nafus makan
menurun sekunder dari peradangan sinus
=ujuan : kebutuhan nutrisi klien dapat terpenuhi
/riteria :
- /lien menghabiskan porsi makannya
- 0erat badan tetap &seperti sebelum sakit ( atau bertambah
In!er,ensi Rasi(na*
a. kaji pemenuhan kebutuhan nutrisi
klien
b. $elaskan pentingnya makanan bagi
proses penyembuhan
". 8atat intake dan output makanan
klien.
d. Anjurkan makan sediki-sedikit tapi
sering
a. 1engetahui kekurangan
nutrisi kliem
b. !engan pengetahuan yang
baik tentang nutrisi akan
memotivasi meningkatkan
pemenuhan nutrisi
". 1engetahui perkembangan
pemenuhan nutrisi klien
d. !engan sedikit tapi sering
mengurangi penekananyang berlebihan pada
8/17/2019 Lp Sinusitis Maksilaris
18/22
e. Sajikan makanan se"ara menarik lambung
e. 1engkatkan selera makan
klien
2. angguan istirahat dan tidur berhubungan dengan hidung buntu, nyeri sekunder dari
proses peradangan
=ujuan : klien dapat istirahat dan tidur dengan nyaman
/riteria :
- /lien tidur 3-7 jam sehari
In!er,ensi Rasi(na*
a. kaji kebutuhan tidur klien.
b. "iptakan suasana yang nyaman.
". Anjurkan klien bernafas lewat mulut
d. /olaborasi dengan tim medis
pemberian obat
a. 1engetahui permasalahan
klien dalam pemenuhan
kebutuhan istirahat tidur
b. Agar klien dapat tidur
dengan tenang
". Pernafasan tidak terganggu.
d. Pernafasan dapat efektif
kembali lewat hidung
'.
8/17/2019 Lp Sinusitis Maksilaris
19/22
). /etidakefektifan bersihan jalan nafas berhubungan dengan pemasangan tampon
hidung terhadap post operasi paradangan sinus.
T"-"an & 0ersihan jalan nafas kembali efektif.
Kri!eria Hasi*& $alan napas kembali normal terutama hidung dan klien bernapas tidak lagi
melalui mulut.
In!er,ensi &
a. /aji penumpukkan sekret yang ada.
asional : 1engetahui tingkat keparahan dan tindakan selanjutnya.
b. /aji pasien untuk posisi yang lebih aman, misalnya : Peninggian kepala tempat tidur,
duduk pada sandaran tempat tidur
asional : Peninggian kepala tempat tidur mempermudah fungsi pernapasan dengan
menggunakan gravitasi.
". Pertahankan posisi lingkungan minimum, misalnya debu, asap dan bulu bantal yang
berhubungan dengan kondisi individu.
asional : Pen"etus tipe reaksi alergi pernapasan yang dapat mentriger episode akut.
d. !orongbantu latihan nafas.
asional : 1emberikan pasien beberapa "ara untuk mengatasi dan mengontrol pernapasan.
D.IMPLEMENTASI
=indakan keperawatan dilakukan sesuai dengan ren"ana perawatan yang dibuat.
E.E+ALUASI
Hvaluasi yang dilakukan adalah berdasarkan kreteria hasil yang telah dibuat pada
masing-masing diagnosa keperawatan pada tahap peren"anaan.
8/17/2019 Lp Sinusitis Maksilaris
20/22
DAFTAR PUSTAKA
%igler, A0. 'JJD. Buku Ajar Penyakit THT . $akarta: H8
Soepardi, HA. )44D. Buku Ajar Ilmu Kersehatan Telinga Hidung Tenggorok Kepala dan
Leher . $akarta: aya 0aru
Pra"y , Siegler K. Sinusitis Akut dan Sinusitis /ronis. Hditor oein >, Soejak S. Pelajaran
Ringkas THT . 8etakan +. $akarta: ramedia9 'JJ*.p 7'-J'
!oenges. )444. Rencana Asuhan Keperawatan Hdisi *. $akarta: Penerbit buku /edokteran
H8.
Anonim'. AsuhanKeperawatanSinusitis.http:ilmukeperawatan."omasuhanLkeperawatanL
sinusitis.html, diakses tanggal 4) november )4'2 pukul : )*:*7 MI=A.
Adams, .G &'JJD(, Boies Buku Ajar Penyakit THT! Hdisi 3. H8 : $akarta.
http://ilmukeperawatan.com/asuhan_keperawatan_http://ilmukeperawatan.com/asuhan_keperawatan_
8/17/2019 Lp Sinusitis Maksilaris
21/22
AS#%A< /HPHAMA=A< PA!A A< @H
!H
8/17/2019 Lp Sinusitis Maksilaris
22/22