Upload
tita-sistyaningrum
View
207
Download
0
Embed Size (px)
DESCRIPTION
ikgp sken 2
Citation preview
BAB I
PENDAHULUAN
Skenorio II. Limbah Medis
Sebuah koran di kota Sehat mengabarkan bahwa ditemukan mainan anak – anak berupa
jarum suntuik bekas diperjual belikan di pasaran. Jarum suntik tersebut masih beraroma obat
– obatan. Jarum suntik merupakan salah satu limbah medis yang berdampak negatif bagi
kesehatan lingkungan dan masyarakat, karena dapat menyebabkan pencemaran lingkungan.
Sebuah rumah sakit menghasilkan limbah medis dan non medis. Rumah sakit harus memiliki
alat pengelolaan limbah medis. Ijin rumah sakit bisa dikeluarkan jika memiliki alat tersebut.
Terkait dengan itu Dinas Kesehatan terus melakukan pendataan dan pengawasan terhadap
operasionalrumah sakit di kota tersebut.
1.1 Latar Belakang
Pencemaran lingkungan adalah masuknya atau dimasukkannya makhluk hidup, zat
energi, dan atau komponen lain ke dalam lingkungan sehingga mengakibatkan penurunan
kualitas lingkungan. Pada bidang kesehatan, pencemaran lingkungan dapat diakibatkan
oleh adanya limbah medis maupun non medis. Limbah medis adalah hasil buangan dari
aktivitas medis, sedangkan limbah non medis adalah suatu bahan buangan dari fasilitas
kesehatan misalnya sampah makanan dari dapur. Limbah – limbah tersebut akan
berdampak pada lingkungan misalnya dapat mengganggu kesehatan bila tidak ditangani
dan diolah dengan baik.
Step 1 ( Identifikasi Kata Sulit )
1. Limbah non medis : suatu bahan buangan dari fasilitas kesehatan misalnya sampah
makanan dari dapur dan jika tidak berbahaya dapat didaur ulang.
2. Limbah medis : hasil buangan dari aktivitas medis yang dapat memberikan dampak
buruk jika tidak ditangani dengan baik.
3. Pencemaran lingkungan : berubahnya tatanan lingkungan karena ulah menusia atau
dari alam yang menyebabkan tatanan menurun.
Step 2 ( Rumusan Masalah )
1. Bagaimana pengertian pencemaran lingkungan dan apa saja macam – macam dari
pencemaran lingkungan ?
1
2. Bagaimana klasifikasi dari limbah medis ?
3. Apakah dampak yang dapat diakibatkan dari limbah medis ?
4. Bagaimana kriteria alat pengolahan limbah medis dan apa saja alat pengolahan limbah
medis ?
5. Bagaimana cara pengolahan limbah medis agar tidak berbahaya ?
6. Bagaimana cara penanganan limbah amalgam agar tidak berbahaya ?
7. Bagaimana mainan jarum suntik bekas dapat beredar luas dimasyarakat ?
Step 3
1. Pencemaran adalah masuknya atau dimasukkannya makhluk hidup, zat energi,
dan atau komponen lain ke dalam lingkungan sehingga mengakibatkan penurunan
kualitas lingkungan. Pencemaran dibedakan menjadi tiga yaitu pencemaran air ,
udara, dan tanah. Air, udara, dan tanah dikatakan tercemar apabila terdapat bahan –
bahan yang semestinya tidak ada. Contoh dari pencemaran air adalah ketika terdapat
merkuri dalam air dan merkuri tersebut dimakan ikan. Ikan yang terkontaminasi oleh
merkuri yang nantinya akan dimakan oleh manusia akan menyebabkan keracunan
pada manusia. Contoh dari pencemaran udara adalah pencemaran yang diakibatkan
oleh pembakaran yang tidak sempurna oleh insenerator sehingga udara tercampur
dengan bahan – bahan yang semestinya tidak ada diudara. Contoh dari pencemaran
tanah adalah ketika dibuangnya sampah – sampah yang sulit diuraikan oleh tanah
yang mengakibatkan perubahan kandungan tanah. Pencemaran lingkungan dapat
mengenai makhluk hidup dan makhluk mati yang antara keduanya saling berkaitan.
2. Klasifikasi limbah medis
Berdasarkan wujud atau bentuknya limbah dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu:
a. Limbah padat
Limbah padat adalah semua limbah yang berbentuk padat. Limbah padat
dibedakan menjadi dua yaitu limbah medis dan non medis. Limbah medis adalah
limbah yang langsung diakibatkan oleh aktivitas medis. Sedangkan limbah non
medis adalah limbah yang berasal dari fasilitas kesehatan misalnya sampah
makanan dari dapur .
b. Limbah cair
2
Limbah cair adalah semua limbah yang berbentuk cairan, misalnya air buangan
yang mengandung mikroorganisme.
c. Limbah gas
Limbah gas adalah semua limbah atau buangan yang berbentuk gas, misalnya gas
dari hasil pembuatan obat sitotoksik.
Berdasarkan potensi bahayanya, limbah medis dibedakan menjadi sembilan yaitu :
a. Limbah benda tajam
Limbah benda tajam adalah obyek atau alat yang mempunyai sudut tajam, sisi,
ujung atau bagian menonjol, misalnya : jarum hipodermik, pisau bedah.
b. Limbah Infeksius
Limbah infeksius adalah limbah yang berkaitan dengan pasien yang mempunnyai
penyakit menular, misalnya : benda yang terkontaminasi oleh pasien dengan
penyakit menular.
c. Limbah patologis
Limbah patologis adalah limbah yang berasal dari pembiakan dan stock bahan
yang sangat infeksius, otopsi, dan organ binatang percobaan, misalnya : bagian
tubuh manusia dan hewan.
d. Limbah sitotoksik
Limbah sitotoksik adalah limbah yang berasal dari pasien dengan pengobatan obat
sitotoksik ( obat kanker ), misalnya : urine dan muntahan pasien dengan obat
sitotoksik.
e. Limbah farmasi
Limbah farmasi adalah limbah yang mencakup produksi farmasi, misalnya : obat
– obatan, vaksin, dan serum yang sudah kedaluarsa.
f. Limbah kimia
Limbah kimia adalah limbah yang mengandung zat kimia baik berbentuk padat,
cair, maupun gas, misalnya : reagent di laboratorium, film untuk rontgen.
g. Limbah radioaktif
Limbah radioaktif adalah bahan yang terkontaminasi oleh radioisotop yang berasal
dari penggunaan medis atau riset, misalnya : cairan yang tidak terpakai dari
radioaktif.
h. Limbah logam berat
Limbah logam berat adalah limbah yang mengandung logam berat dengan
konsentrasi tinggi, misalnya : thermometer
3
i. Limbah kontainer bertekanan
Limbah kontainer bertekanan adalah limbah yang berasal dari berbegai jenis gas
yang digunakan di rumah sakit, misalnya : tabung gas.
3. Dampak Limbah medis
Limbah medis yang tidak ditangani dengan baik akan menyebabkan berbagai macam
dampak, yaitu :
a. Gangguan kesehatan
b. Estetika
c. Pencemaran udara
d. Pencemaran air
e. Mengganggu keseimbangan lingkungan
4. Kriteria alat pembuangan :
a. Dilengkapi dengan alat kebocoran dan kode jenis limbah
b. Troli mudah dibersihkan
c. Wadah harus anti bocor, anti tusuk dan tidak mudah untuk dibuka sehingga orang
yang tidak berkepentingan tidak dapat membukanya.
Alat pengolahan limbah :
a. Insenerator
Insenator digunakan untuk memusnahkan sampah medis dan non medis padat baik
basah maupun kering dengan menggunakan bahan bakar solar.
Keuntungan : tidak membutuhkan lahan yang luas
Kerugian : terdapat limbah yang tidak dapat dimusnahkan, misalnya : logam, kaca
b. Autoclave
Autoclave adalah alat yang digunakan untuk mensterilkan peralatan dan
perlengkapan dengan menundukkan material untuk uap tekanan tinggi jenuh pada
121 ° C selama sekitar 15-20 menit, tergantung pada ukuran beban dan isi.
c. Needle Crusher
Needle Crusher adalah alat yang digunakan untuk menghancurkan jarum suntik
dengan menggunakan tenaga listrik.
d. Needle Pit
Needle Pit adalah alat yang berfungsi sebagai penampung hasil hancuran limbah
padat antara lain jarum suntik.
4
e. Safety Box
Safety box berfungsi sebagai alat penampung sementara limbah medis berupa
jarum dan syringe bekas.
5. Cara pengolahan limbah medis
a. Dipisahkan menurut jenisnya
Hitam : limbah umum
Kuning : diberi disinfektan
Merah : limbah radioaktif
Ungu :limbah sitotoksik
b. Dimasukkan kedalam kantung anti bocor
c. Disimpan sebelum dihancurkan
Maksimal waktu penyimpanan adalah 1 x 24 jam
d. Diangkut dan dilakukan penanganan masing – masing limbah
Limbah infeksius : menggunakan autoclave
Limbah sitotoksik : insenerasi pada suhu 12000C
Limbah cair : sedimentasi / diendapkan :
Diaduk cepat
Diaduk lambat
Didiamkan
Digunakan lagi atau dibuang
6. Penanganan limbah amalgam
Limbah amalgam dapat berasal dari pabrik maupun dari gigi lepas yang
terdapat amalgam. Amalgam mengandung kandungan merkuri sehingga dapat
menyebabkan pencemaran lingkungan. Untuk menangani limbah amalgam , tidak
boleh dilakukan penimbunan dalam tanah karena kandungan merkuri dapat
mencemari tanah, juga tidak boleh dilakukan pembakaran karena kandungan amalgam
dalam merkuri akan menguap jika dibakar. Cara penanganan limbah amalgam adalah
dilakukan pemisahan antara kandungan logam didalam amalgam dengan merkuri.
Pemisahan tersebut dapat dilakukan dengan alat separator amalgam yang
berlandaskan teknik sedimentasi. Dengan alat separator tersebut kandungan merkuri
akan lepas dari logam amalgam. Merkuri yang terlepas dapat dilakukan penanganan
5
dengan cara penanganan limbah kimia, sedangkan kandungan perak dari proses
pemisahan dapat didaur ulang kembali.
7. Mainan jarum suntik bekas dapat beredar luas dikarenakan adanya
penumpukan limbah jarum suntik yang berlebihan. Selain hal tersebut juga
dikarenakan kurangnya penyimpanan dari limbah jarum suntik, kurangnya fasilitas
dalam pengolahan limbah, kurangnya sosialisasi akan dampak penumpukan limbah,
dan kurangnya tenaga untuk pengolahan limbah.
6
Step 4 ( Mapping )
7
Limbah
Medis Non medis
Penanganan baik Penanganan buruk
Pencemaran lingkungan
Penanganan baik
Dapur
Kertas
Benda tajam
Kontainer bertekanan
Kimia
Farmasi
Patologis
Sitotoksik
Infeksius
Logam berat
Step 5 ( Learning Objection )
Mahasiswa mampu memahami :
1. Pencemaran lingkungan dan macam – macamnya.
2. Klasifikasi limbah medis dan non medis.
3. Penanganan dan pengolahan limbah medis.
4. Dampak dari pencemaran limbah.
8
BAB II
PEMBAHASANan
1. Pencemaran lingkungan merupakan proses masuknya bahan pencemar
( polutan ) kedalam lingkungan yang menyebabkan berubahnya tatanan lingkungan
oleh kegiatan manusia atau proses alam. Menurut UU Pokok Pengelolaan Lingkungan
Hidup No.4 Tahun 1982 yang dimaksud pencemaran lingkungan adalah masuk atau
dimasukannya makhluk hidup, zat ,energi dan atau komponen lain kedalam
lingkungan dan atau berubahnya tatanan tatanan lingkungan oleh kegiatan manusia
atau oleh proses alam, sehingga kualitas lingkungan turun sampai ke tingkat tertentu
yang menyebabkan lingkungan menjadi kurang atau tidak dapat berfungsi lagi dengan
peruntukannya. Polutan adalah zat atau bahan yang dapat mengakibatkan pencemaran.
Suatu zat dapat disebut polutan apabila keberadaannya dapat menyebabkan kerugian
terhadap makhluk hidup. Syarat suatu zat dapat dikatakan polutan apabila :
a. Jumlahnya melebihi jumlah normal
b. Berada pada waktu yang tidak tepat
c. Berada di tempat yang tidak tepat
Pencemaran dapat dibedakan menjadi empat, yaitu :
a. Pencemaran Tanah
Pencemaran tanah adalah terdapatnya bahan – bahan yang sukar untuk terurai
dan bahan – bahan yang berbahaya/ beracun masuk dan merubah keadaan alami
tanah. tanah normal mempunyai karakteristik yaitu tanahnya subur, trayek ph
minimal 6 maksimal 8, tidak berbau busuk, tidak kering, memiliki tingkat
kegemburan yang normal, tidak mengandung logam berat, tidak mengandung
sampah anorganik. Sedangkan tanah yang tercemar mempunyai ciri – ciri yaitu
tanah tidak subur, pH diatas 8 atau dibawah 6, berbau busuk, kering, mengandung
logam berat, dan mengandung sampah anorganik. Tanah yang tercemar
menyebabkan kesuburan tanah menurun, dan dapat membunuh organisme
pengurai dalam tanah. Salah satu penyebab pencemaran tanah adalah adanya
sampah anorganik yang sulit untuk diuraikan oleh mikroorganisme, misalnya
sampah plastik yang membutuhkan waktu 240 tahun untuk penguraiannya. Selain
dari sampah, pencemaran tanah juga diakibatkan oleh pupuk buatan, detergen, dan
zat kimia dari buangan pertanian. Bahan – bahan tersebut dapat menyebabkan
9
terganggunya komposisi alami tanah sehingga hilangnya dari sifat atau
karakteristik tanah normal.
b. Pencemaran Air
Pencemaran air adalah keadaan dimana terjadinya penurunan dari kualitas air
sampai pada tingkat tertentu yang mengakibatkan air tidak berfungsi sebagaimana
mestinya. Pencemaran air dapat disebabkan oleh barbagai hal yaitu dari adanya
limbah industri yang dibuang ke sumber air ( sungai, laut, danau, dan air tanah ) ,
sampah anorganik yang dapat menyababkan pengaruh pada air tanah, limbah
pertanian misalnya pupuk yang banyak mengandung nitrit dan fosfat secara tidak
langsung terbawa ke sumber air sehingga terjadi perkembangan yang cepat dari
enceng gondok, dan hujan asam. Pencemaran air ditandai dengan adanya
penurunan Ph air, kenaikan suhu akibat panas yang ditimbulkan dari hasil
buangan limbah cari industri, perubahan warna, perubahan bau, perubahan rasa,
dan timbulnya endapan.
c. Pencemaran Udara
Pencemaran udara adalah masuk atau dimasukkannya bahan – bahan atau zat
asing ke udara yang menyebabkan perubahan susunan/ komposisi udara dari
keadaan normalnya. Udara mengandung komposisi diantaranya adalah Nitrogen
(78,09 %), Oksigen (21,94 %), Argon (0,93 %), Karbon dioksida (0,032 %), Neon
(0,0018 %), Helium (0,00052 %), Ozon (0,00006 %), Hidrogen (0,00005 %),
Krypton (0,00011 %), Metan (0,00015 %), dan Xenon dalam jumlah kecil.
Polutan udara menyebabkan kandungan dari udara normal terganggu yang dapat
berdampak pada diri makhluk hidup. Banyak sekali bahan yang dapat
menyebabkan pencemaran udara, zat – zat tersebut adalah :
1. Karbon monoksida (CO)
Karbon monoksida adalah suatu gas yang tidak berwarna, tidak berbau, dan
tidak berasa. Gas tersebut dapat terbentuk secara alamiah misalnya letusan
gunung dalam jumlah kecil dan dari aktivitas manusia yaitu pembakaran bahan
fosil ( minyak, oli, solar, batu bara ). Gas CO yang terhirup dapat
menyebabkan gejala pusing, sakit kepala, pandangan kabur, kehilangan daya
pikir sesaat, sulit bernapas, bahkan kematian.
2. Nitrogen Oksida
Gas nitrogen oksida mempunyai warna coklat dan bau yang sangat menyangat.
Sumber penghasil dari gas nitrogen oksida adalah hasil dari pembakaran
10
generator pembangkit listrik, pembakaran bahan bakar kendaraan, pembakaran
batu bara, minyak, gas alam, kebakaran hutan, dan lain – lain. Gas nitrogen
oksida menyababkan emphysema, penyakit pernapasan, dan lain – lain.
3. Belerang Oksida
Belerang oksida berasal dari pembakaran batu bara, minyak bumi, pengilangan
minyak tanah, dan lain – lain. Jika belerang oksida bereaksi dengan udara yang
mengandung uap air, maka akan terbentuk asam sulfat. Asam sulfat yang
terbawa oleh air hujan mengakibatkan hujan asam. Belerang oksida juga dapat
menyebabkan iritasi mata dan saluran pernapasan, pandangan kabur, gejala
penyakit jantung, dan kematian.
4. Hidrokarbon
Hidrokarbon adalah pencemaran yang dapat berbentuk gas, cairan maupun
padatan yang berasal dari kegiatan transportasi, pembakaran batu bara, dan
lain – lain. Hidrokarbon menyebabkan korosi, iritasi mata, hidung dan
tenggorokan, pusing, dan mual.
5. Pertikel
Partikel adalah debu halus yang melayang diudara
6. Karbon dioksida
Karbon dioksida merupakan kandungan alami yang terdapat pada udara.
Karbon dioksida di udara mempunyai jumlah yang sangat kecil. Apabila
terjadi pencemaran jumlah karbon dioksida akan meningkat yang dapat
menyebabkan efek rumah kaca.
d. Pencemaran suara
Pencemaran dapat mengurangi kualitas lingkungan terutama dibagian suasana.
Sumber pencemaran suara adalah kebisingan, yaitu bunyi atau suara yang dapat
mengganggu dan merusak pendengaran manusia. Bunyi disebut bising apabila
inetensitasnya telah melampaui 50 desibel.Suara dengan intensitas tinggi, seperti
yang dikeluarkan oleh banyak mesin industri, kendaraan bermotor, dan pesawat
terbang bila berlangsung secara terus-menerus dalam jangka waktu yang lama
dapat mengganggu manusia, bahkan menyebabkan cacat pendengaran yang
permanen.
2. Klasifikasi Limbah Medis dan Non Medis
11
Limbah rumah sakit adalah limbah yang mencakup semua buangan yang berasal dari
instalasi kesehatan, fasilitas penelitian, dan laboratorium. Kepmenkes Republik
Indonesia No.1204/Menkes/SK/X/2004, mengatakan Limbah Rumah Sakit ada 3
macam yakni:
a. Limbah cair adalah semua air buangan termasuk tinja yang berasal dari kegiatan
rumah sakit yang kemungkinan mengandung mikrooganisme, bahan kimia beracun
dan radioaktif yang berbahaya bagi kesehatan.
b. Limbah Gas adalah semua limbah yang berbentuk gas yang berasal dari kegiatan
pembakaran di rumah sakit seperti insenerator, dapur, perlengkapan generator,
anastesi, dan pembuatan obat Sitotoksik.
c. Limbah padat adalah semua limbah rumah sakit yang berbentuk padat sebagai akibat
kegiatan rumah sakit yang terdiri dari limbah medis padat dan limbah padat non
medis.
Limbah padat non medis adalah limbah padat yang dihasilkan dari kegiatan di
rumah sakit di luar medis yang berasal dari dapur, perkantoran, taman dan halaman
yang dapat dimanfaatkan kembali apabila ada teknologinya. Limbah padat non
medis meliputi kertas - kertas pembungkus atau kantong dan plastik yang tidak
berkaitan dengan cairan tubuh. Pewadahan limbah padat non medis dipisahkan dari
limbah medis padat dan ditampung dalam kantong plastik warna hitam khusus untuk
limbah medis non padat (Kepmenkes RI No. 1204/Menkes/SK/X/2004, Depkes RI,
2004)
Limbah medis padat adalah limbah yang langsung dihasilkan dari tindakan
diagnosis dan tindakan medis terhadap pasien. Limbah medis padat yang terdiri dari
limbah infeksius, limbah patologi, limbah benda tajam, limbah farmasi, limbah
sitotoksis, limbah kimiawi, limbah radioaktif, limbah kontainer bertekanan, dan
limbah dengan kandungan logam berat yang tinggi.
No Kategori limbah Definisi Contoh limbah yang dihasilkan
11.
Infeksius Limbah yang terkontaminasi organisme patogen (bakteri, virus, parasit, atau jamur) yang tidak secara rutin ada lingkungan dan organisme tersebut dalam jumlah dan
Kultur laboratorium,limbah dari bangsalisolasi, kapas, materi,atau peralatan yangteresentuh pasien yangterinfeksi, ekskreta.
12
virulensi yang cukup untuk menularkan penyakit pada manusia rentan.
2. Patologis Limbah berasal dari pembiakan dan stock bahan yang sangat infeksius, otopsi, organ binatang percobaan danbahan lain yang telah diinokulasi, terinfeksi atau kontak dengan bahanyang sangat infeksius.
Bagian tubuh manusiadan hewan (limbah anatomis), darah dancairan tubuh yang lain,janin.
3. Sitotoksis Limbah dari bahan yangterkontaminasi dari persiapan dan pemberian obat sitotoksis untukkemoterapi kanker yang mempunyaikemampuan untuk membunuh ataumengahambat pertumbuhan selhidup.
Dari materi yangterkontaminasi pada saatpersiapan dan pemberianobat, misalnya spuit,ampul,kemasan,obatkedaluarsa,larutan sisa, urine, tinja,muntahan pasien yangmengandung obatsitotoksik.
4. Benda tajam merupakan materi yang dapat menyebabkan luka iris atau luka tusuk. Semua benda tajam ini memiliki potensi bahaya dan dapatmenyebabkan cedera melalui sobekan atau tusukan. Benda- bendatajam yang terbuang mungkin terkontaminasi oleh darah, cairan tubuh, bahan mikrobiologi, bahanberacun atau radioaktif.
jarum, jarum suntik,skalpel, pisau bedah,peralatan infus, gergajibedah, dan pecahan kaca
5. Farmasi Limbah farmasi mencakup produksi farmasi. Kategori ini juga mencakup barang yang akan di buang setelahdigunakan untuk menangani produk farmasi, misalnya botol atau kotak yang berisi residu, sarung tangan,masker, slang penghubung darah atau cairan, dan sampul obat.
obat-obatan, vaksin, danserum yang sudah kedaluarsa, tidakdigunakan, tumpah, danterkontaminasi, yangtidak diperlukan lagi.
6. Kimia mengandung zat kimia Reagent di laboratorium,
13
yang berbentuk padat, cair, maupun gas yang berasal dari aktivitas diagnostic dan eksperimen serta daripemeliharaan kebersihan rumah sakit dengan menggunakan desinfektan.
film untuk rontgen,desinfektan yangkadaluarsa atau sudahtidak diperlukan lagi,solven
7. Radioaktif Radioaktif Bahan yang terkontaminasi denganradioisotop yang berasal dari penggunaan medis atau riset radio nukleida. Limbah ini dapat berasal dari antara lain : tindakan kedokteran nuklir, radio-imunoassay dan bakteriologis; dapat berbentuk padat, cair atau gas
Cairan yang tidakterpakai dari radioaktifatau riset dilaboratorium,peralatan kaca, kertasabsorben yangterkontaminasi, urine danekskreta dari pasien yangdiobati atau diuji denganradionuklida yangterbuka.
8. Logam yangbertekanantinggi/ berat
Limbah yang mengandung logam berat dalam konsetrasi tinggi termasuk dalam subkategori limbahkimia berbahaya dan biasanya sangat toksik. Contohnya adalah limbah merkuri yang berasal daribocoran peralatan kedokteran yang rusak
Thermometer, alat pengukur tekanan darah,residu dari ruang pemeriksaan gigi, dansebagainya.
9. KontainerBertekanan
Limbah yang berasal dari berbagai jenis gas yang digunakan di rumahsakit.
tabung gas, kalengaerosol yang mengandung residu, gascartridge.
3. Penanganan dan Pengolahan Limbah Medis
14
Persyaratan pengelolaan limbah medis padat di rumah sakit sesuai keputusan
KEPMENKES No. 1204/Menkes/SK/X/2004
a. Minimasi Limbah:
1. Setiap rumah sakit harus melakukan reduksi limbah dimulai dari sumber.
2. Setiap rumah sakit harus mengelola dan mengawasi penggunaan bahan kimia
yang berbahaya dan beracun.
3. Setiap rumah sakit harus melakukan pengelolaan stok bahan kimia dan
farmasi.
4. Setiap peralatan yang digunakan dalam pengelolaan limbah medis mulai dari
pengumpulan, pengangakutan, dan pemusnahan harus melalui sertifikasi dari
pihak yang berwenang.
b. Pemilahan, Pewadahan, Pemanfaatan kembali dan Daur Ulang
1. Pemilahan limbah harus selalu dilakukan dari sumber yang menghasilkan
limbah
2. Limbah yang akan dimanfaatkan kembali harus dipisahkan dari limbah yang
tidak dimanfaatkan kembali.
3. Limbah benda tajam harus dikumpulkan dalam satu wadah tanpa
memperhatikan terkontaminasi atau tidaknya. Wadah tersebut harus anti
bocor, anti tusuk dan tidak mudah untuk dibuka sehingga orang yang tidak
berkepentingan tidak dapat membukanya.
4. Jarum dan srynges harus dipisahkan sehingga tidak dapat digunakan kembali.
5. Limbah medis padat yang akan dimanfaatkan kembali harus melalui proses
sterilisasi, untuk menguji efektifitas sterilisasi panas harus dilakukan tes
Bascillus Stearothermophilus dan untuk sterilisasi kimia harus dilakukan tes
Bacillus subtilis.
6. Limbah jarum hipodermik tidak dianjurkan untuk dimanfaatkan kembali.
Apabila rumah sakit tidak mempunyai jarum yang sekali pakai (disposable),
limbah jarum hipodermik dapat dimanfaatkan kembali setelah melalui proses
salah satu metode sterilisasi.
7. Pewadahan limbah medis padat harus memenuhi persyaratan dengan
menggunakan wadah dan label seperti tabel berikut :
Tabel Jenis Wadah dan Label Limbah Medis Padat Sesuai Kategori
N
o
Kategori Wadah
kontainer/
Lambang Keterangan
15
kantong
palstik
1. Radioaktif Merah Kantong boks
timbal dengan
simbol
radioaktif
2. Sangat
infeksius
Kuning Kantong plastik kuat, anti bocor, atau kontainer yang dapatdi sterilisasi dengan autoclave
3. Limbah
infeksius,
patologi
anatomi
Kuning Plastik kuat dan anti bocor atau kontainer
4. Sitotoksik Ungu Kontainer
plastik kuat
dan anti bocor
5. Limbah kimia
dan farmasi
Coklat - Kantong
plastik atau
kontainer
(Sumber: Kepmenkes No. 1204/Menkes/SK/X/2004).
8. Daur ulang tidak bisa dilakukan oleh rumah sakit kecuali untuk pemulihan
perak yang dihasilkan dari proses film sinar X.
9. Limbah Sitotoksik dikumpulkan dalam wadah yang kuat, anti bocor, dan
diberi label bertuliskan “Limbah Sitotoksik”.
c. Tempat penampungan sementara
1. Bagi rumah sakit yang mempunyai insinerator di lingkungannya harus
membakar limbahnya selambat-lambatnya 24 jam.
2. Bagi rumah sakit yang tidak mempunyai insinerator maka limbah medis
padatnya harus dimusnahkan melalui kerjasama dengan rumah sakit lain atau
16
pihak lain yang mempunyai insinerator untuk dilakukan pemusnahan
selambat-lambatnya 24 jam apabila di simpan pada suhu ruang.
d. Transportasi
1. Kantong limbah medis padat sebelum dimasukkan ke kendaraan pengangkut
harus diletakkan dalam kontainer yang kuat dan tertutup.
2. Kantong limbah medis padat harus aman dari jangkauan manusia maupun
binatang.
3. Petugas yang menangani limbah, harus menggunakan alat pelindung diri yang
terdiri: Topi, Masker, Pelindung amta, pakaian panjang (coverall), apron
untuk industri, pelindung kaki/sepatu boot, dan sarung tangan khusus
(disposable gloves atau heavy duty gloves).
e. Pengolahan, Pemusnahan dan pembuangan Akhir limbah padat
1) Limbah infeksius dan benda tajam
a. Limbah yang sangat infeksius seperti biakan dan persediaan agen
infeksius dari laboratorium harus disterilisasi dengan pengolahan panas
dan basah seperti dalam autoclave sedini mungkin. Untuk limbahinfeksius
yang lain cukup dengan cara desinfeksi.
b. Benda tajam harus diolah dengan insinerator bila memungkinkan dan
dapat diolah bersama dengan limbah infeksius lainnya. Kapsulisasi juga
cocok untuk benda tajam.
c. Setelah insinerasi atau desinfeksi, residunya dapat dibuaang ke tempat
penampungan B3 atau di buang ke landfill jika residunya sudah aman.
2) Limbah Farmasi
Limbah farmasi dalam jumlah kecil dapat diolah dengan insinerator pirolitik
(pyrolitik incinerator), rotary klin, dikubur secara aman, sanitary landfill,
dibuang ke sarana air limbah atau insinerasi. Tetapi dalam jumlah besar harus
menggunakan fasilitas pengolahan yang khusus seperti rotary kli, kapsulisasi
dalam drum logam, dan inersisasi.
3) Limbah Sitotoksik
a. Limbah Sitotoksik sangat berbahaya dan tidak boleh dibuang dengan
penimbunan (landfiil) atau saluran limbah umum.
b. Bahan yang belum dipakai dan kemasannya masih utuh karena kadaluarsa
harus dikembalikan ke distributor apabila tidak ada insinerator dan diberi
keterangan bahwa obat tersebut sudah kadaluarsa atau tidak dipakai lagi.
17
c. Insinerasi pada suhu tinggi sekitar 1200°C dibutuhkan untuk
menghancurkan semua bahan sitotoksik. Insinerasi pada suhu rendah
dapat menghasilkan uap sitotoksik yang berbahaya ke udara.
d. Apabila cara insinerasi maupun degradasi kimia tidak tersedia, kapsulisasi
atau inersisasi dapat di pertimbangkan sebagai cara yang dapat dipilih.
4) Limbah Bahan Kimiawi
a. Pembuangan limbah kimia biasa.
Limbah biasa yang tidak bisa daur ulang seperti asam amino, garam, dan
gula tertentu dapat dibuang ke saluran air kotor.
b. Pembuangan limbah kimia berbahaya dalam jumlah kecil
Limbah bahan berbahaya dalam jumlah kecil seperti residu yang terdapat
dalam kemasan sebaiknya dibuang dengan insinerasi pirolitik, kapsulisasi,
atau ditimbun (landfill).
5) Limbah dengan kandungan logam berat tinggi
Limbah dengan kandungan mercuri atau kadmium tidak boleh dibakar atau
diinsinesrasi karena berisiko mencemari udara dengan uap beracun dan tidak
boleh dibuang landfill karena dapat mencemari air tanah.
6) Kontainer Bertekanan
Cara yang terbaik untuk menangani limbah kontainer bertekanan adalah
dengan daur ulang atau pengunaan kembali. Apabila masih dalam kondisi utuh
dapat dikembalikan ke distributor untuk pengisian ulang gas. Agen halogenida
dalam bentuk cair dan dikemas dalam botol harus di perlakukan sebagai
limbah bahan kimia berbahaya untuk pembuangannya.
7) Limbah radioaktif
Pengelolaan limbah radioaktif yang aman harus diatur dalam kibijakan dan
strategi nasional yang menyangkut perturan, infrastruktur, organisasi
pelaksana dan tenaga yang terlatih.
(Permenkes RI No. 1204/Menkes/SK/X/2004, Depkes RI, 2004).
4. Dampak dari pencemaran limbah
Depkes RI (2001) Pengaruh limbah rumah sakit terhadap kualitas lingkungan dan
kesehatan dapat menimbulkan berbagai masalah seperti :
1. Gangguan kenyamanan dan estetika
18
Gangguan kenyamanan dan estetika ini berupa warna yang berasal dari sedimen,
larutan, bau phenol, eutrofikasi dan rasa dari bahan kimia organik.
2. Kerusakan harta benda
Dapat disebabkan oleh garam-garam yang terlarut (korosif, karat), air yang
berlumpur dan sebagainya yang dapat menurunkan kualitas bangunan di sekitar
rumah sakit.
3. Gangguan/kerusakan tanaman dan binatang
Gangguan pada tanaman dan hewan dapat disebabkan oleh virus, senyawa nitrat,
bahan kimia, pestisida, logam nutrien tertentu dan fosfor.
4. Gangguan terhadap kesehatan manusia
Gangguan terhadap kesehatan manusia dapat disebabkan oleh berbagai jenis
bakteri, virus, senyawa-senyawa kimia, pestisida, serta logam seperti Hg, Pb, dan
Cd yang berasal dari bagian kedokteran gigi.
5. Gangguan genetik dan reproduksi
Meskipun mekanisme gangguan belum sepenuhnya diketahui secara pasti, namun
beberapa senyawa dapat menyebabkan gangguan atau kerusakan genetik dan
sistem reproduksi manusia misalnya pestisida, bahan radioaktif.
BAB IV
KESIMPULAN
19
Pencemaran lingkungan merupakan proses masuknya bahan pencemar kedalam lingkungan
yang menyebabkan berubahnya tatanan lingkungan oleh kegiatan manusia atau proses alam.
Pencemaran terdiri atas pencemaran tanah, air, udara, dan suara. Pencemaran tersebut
diakibatkan oleh adanya limbah yang menumpuk dan tidak diolah. Limbah berdasarkan
bentuknya dibedakan menjadi tiga yaitu limbah padat, cair, dan gas. Dalam dunia medis,
limbah pada dibedakan menjadi dua yaitu limbah medis dan non medis. Limbah – limbah
tersebut harus ditangani dan diolah secara tepat agar tidak berdampak pada lingkungan dan
makhluk hidup yang ada didalamnya.
Daftar Pustaka
Amsyari, Fuad. 1981. Prinsip-prinsip masalah pencemaran lingkungan. Jakarta: Ghalia
20
Indonesia.
Horsted-Bindslev, Preben et. al.1998. Tambalan amalgam berbahaya untuk kesehatan?.
EGC: Jakarta.
Wardhana,W.A. 1995. Dampak Pencemaran Lingkungan. Yogyakarta: Andi.
21