Upload
redzspiritz
View
51
Download
4
Embed Size (px)
DESCRIPTION
ptk sd
Citation preview
LAPORAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS
PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGHITUNG PERKALIAN DENGAN MEDIA
BENDA-BENDA TERDEKAT PADA PELAJARAN MATEMATIKASISWA KELAS IV SD NEGERI KLUDAN
OlehDrs. Akhmad Solik
Nip. 131516928
Kemitraan antara :Lembaga penelitian Universitas Malang
DenganDitjen Peningkatan Mutu Pendidikan Tenaga Kependidikan
SEKOLAH DASAR NEGERI KLUDAN NO. 111Jalan Raya Kludan No. 48 Telp. (031) 8955192
DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN SIDOARJONovember, 2006
HALAMAN PENGESAHAN LAPORAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS
1. Judul Penelitian : Peningkatan Kemampuan Menghitung perkalian dengan Menggunakan Media Benda-benda Terdekat pada Pelajaran Matematika Siswa Kelas IV SDN Kludan
2. Identitas Peneliti
a. Nama lengkap : Drs. Akhmad Solik
b. Jenis Kelamin : Laki-laki
c. Pangkat, Golongan,
dan Nip. : Pembina IVa / 131516928
d. Asal Sekolah : SDN Kludan
e. Alamat Kantor : Jl. Raya Kludan, Tanggulangin
f. Alamat Rumah : Griya Flamboyan RT 15 RW 5 Ds. Kepadangan Kec. Tulangan Kab. Sidoarjo
3. Lama Penelitian : 3 bulan/ dari bulan September sampai bulan November.
4. Biaya yang diperlukan
a. Sumber darai Lemlit : Rp 2.000.000,00 (dua juta rupiah)
b.
Mengetahui Peneliti
Kepala Sekolah SDN Kludan
H. Sutomo, Ama Pd. Drs. Akhmad Solik
Nip. 130417540 Nip. 131516928
Menyetujui
Ketua Lemlit UM
Dr. Ibrahim Bafadal, M Pd.
Nip. 131652225
ABSTRAK
AKHMAD SOLIK. 2006.Peningkatan Kemampuan Menghitung Perkalian Dengan Media Benda-Benda Terdekat pada Pelajaran Matematika Siswa Kelas IV SD Negri Kludan. Laporan Penelitian.
Kata-kata Kunci: perkalian, benda-benda terdekat, pembelajaran matematika SD Berdasarkan hasil ulangan harian pelajaran matematika tentang perkalian bersusun menunjukkan bahwa pembelajaran kurang berhasil. Pada hal menurut informasi guru tersebut dalam pembelajaran sehari-hari sudah dijelaskan secara lisan, sudah diberi contoh-contoh, dan bahkan sudah diberai soal-soal latihan dan memberi kesempatan pada siswa untuk bertanya, namun mereka tak memanfaatkan kesempatan tersebut. Rendahnya penguasaan kemampuan menghitung perkalian dalam pe,belajaran tersebut dikarenakan kurang tepatnya model pembelajaran dan media yang digunakannya. Sehingga siswa menjadi tidak aktif, mudah bosan, dan kurang memperhatikan penjelasan guru. Oleh karena itu untuk meningkatkan kemampuan menghitung perkalian diperlukan model pembelajaran dengan media yang tepat. Salah satunya adalah model pembelajaran dengan menggunakan media benda-benda terdekat. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan menghitung perkalian siswa kelas IV SD Negeri Kludan. Lokasi penelitian ini di SD Negeri Kludan Kec. Tanggulangin dengan Jumlah siswa 49 anak, 25 anak Siswa putri dan 24 anak siswa putra. Data dalam penelitian ini diperoleh dari hasil wawancara,angket, hasil observasi tindakan, dan hasil evaluasi. Penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus. Setiap siklus dilakukan berdasar tahapan: (1) menyusun rencana kegiatan, (2) melaksanakan tindakan,(3) observasi, dan (4) analisis yang dilanjutkan dengan refleksi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa menurut hasil observasi peneliti pada pra tindakan adalah dalam pembelajaran siswa kurang aktif, mudah jenuh, dan perhatin siswa pada penjelasan guru sangat kecil. Pada tindakan siklus-1 penguasaan materi sebelum pembelajaran diberikan 31%, setelah kegiatan berlangsung aktivitan siswa menunjukkan: siswa aktif 58%, siswa sedang 30% , dan siswa pasif 12%. Kerja sama siswa: siswa aktif 62%, siswa sedang 28%, dan siswa pasif 10%. Sedangkan hasil evaluasi rata-rata 68 dengan siswa tuntas 33 siswa dan belum tuntas 16 siswa. Hasi tindakan pada siklus-2 penguasan materi sebelun tindakan 48%. Setelah tindakan dilakukan aktivitas siswa: siswa aktif78%, siswa sedang 18% dan siswa pasif 4%. Kerja sama siswa: siswa aktif 84%, siswa sedang 14 %, dan siswa pasif 2%. Hasil evaluasi rata-rata 76 dengan siswa tuntas 46 siswa tuntas dan 3 siswa belum tuntas. Berdasar hasil penelitian di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran dengan media benda-benda terdekat dapat meningkatkan kemampuan menghitung perkalian, meningkiatkan aktivitas siswa,dan meningkatkan kerja sama siswa dalam menyelesaikan tugas kelompok. Pembelajaran menjadi menyengankan sehingga siswa tak mudah jenuh.
KATA PENGANTAR
Puji Syukur alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, atas limpahan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulisan laporan penelitian ini dapat terselesaikan.
Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terimakasih yang
sebesar-besarnya kepada:
1. Ditjen Peningkatan Mutu Pendidikan Tenaga Kependidikan yang telah
mebiayai penelitian ini.
2. Bpk. Prof. Dr. Ibrahim Bafadal, M pd. selaku Ketua Lembaga Penelitian
Universitas Malang yang telah memberikan bekal pengetahuan penelitian tindakan
kelas.
3. Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Sidoarjo yang memberikan
kesempatan kepada penulis untuk melaksanakan penelitian.
4. Ibu Dra. Harti Kartini, M Pd. dan Ibu Dra. Umi Dayati, M Pd. selaku
pendamping dalam penelitian ini.
5. Bpk. H. Sutomo, Ama Pd. Sebagai Kepala Sekolah SDN Kludan yang telah
memberikan izin kepada penulis untuk melaksanakan penelitian.
6. Ibu guru kelas IV SDN Kludan beserta teman sejawat yang telah membantu
pelaksanaan tindakan dalam penelitian.
7. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan namanya satu persatu yang
telah membantu kelancaran penelitian.
Penulis menyadari bahwa laporan penelitian ini masih jauh dari
sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari pembaca selalu penulis harapkan
demi kesempurnaan laporan penelitian ini. Akhirnya penulis berharap semoga
laporan penelitian ini bermanfaat bagi kita.
Sidoarjo, November 2006
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN PENGESAHAN ……………………………………. i
ABSTRAK ………………………………………………………… ii
KATA PENGANTAR …………………………………………….. iii
DAFTAR ISI ………………………………………………………. iv
DAFTAR LAMPIRAN ……………………………………………. vi
BAB I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah …………………………… 1
1.2 Perumusan Masalah ……………………………….. 2
1.3 Tujuan Penelitian ………………………………….. 3
1.4 Manfaat Penelitian ………………………………… 4
1.5 Batasan Istilah …………………………………….. 4
BAB II. KAJIAN PUSTAKA
2.1 Strategi Pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar … 5
2.2 Peranan Media Pembelajaran ……………………….. 6
2.3 Variasi Dalam Pembelajaran ……………………….. 8
BAB III. PELAKSANAAN PENELITIAN
3.1 Pendekatan dan Jenis Penelitian …………………… 16
3.2 Model Penelitian …………………………………… 16
3.3 Tempat, Waktu, dan Subjek Penelitian …………….. 17
3.4 Data dan Sumber Data ……………………………… 17
3.5 Prosedur Pengumpulan Data ……………………….. 18
3.6 Analisa Data ………………………………………… 18
3.7 Rancangan Penelitian ………………………………. 19
3.7.1 Siklus-1
3.7.1.1 Penyusunan Rencana Kegiatan ……….. ………….. 20
3.7.1.2 Pemberian Tindakan …………………………….. . 20
3.7.1.3 Melakukan Observasi …………………. 21 3.7.1.4 Refleksi
…………………………………… 22
3.7.1 Siklus-2
3.7.2.1 Penyusunan Rencana Kegiatan ………… …. 22
3.7.2.2 Pemberian Tindakan ………………………. 22
3.7.2.3 Pelaksanaan Observasi ………………….. … 22
3.7.2.4 Analisis dan Refleksi …………………… 22
BAB IV. HASIL PENELITIAN
4.1 Paparan Hasil Penelitian Siklus-1 …………………… 24
4.1.1 Persiapan Tindakan …………………………… 26
4.1.2 Pelaksanaan Tindakan ………………………… 27
4.1.3 Observasi ……………………………………… 32
4.1.4 Analisis dan Refleksi …………………………. 34
4.2 Paparan Hasil Penelitian Siklus-2 …………………….. 38
4.2.1 Penyusuna Perencanaan Penelitian ……………. 38
4.2.2 Pelaksanaan Tindakan …………………………. 39
4.2.3 Observasi ……………………………………… 42
4.2..4 Analisis dan Refleksi ………………………… 43
4.3 Pembahasan ………………………………………….. 46
BAB V. SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan ……………………………………………… 50
5.2 Saran-Saran …………………………………………… 51
DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………… 52
LAMPIRAN-LAMPIRAN ……………………………………………………..
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1. Rencana pembelajaran siklus-1 61
2. Rencana pembelajaran siklus-2 63
3. Lembar obsevasi aktivitas siswa 65
4. lembar observasi kooperatif siswa 65
5. Lembar hasil evaluasi siklus-1 66
6. Evaluasi siklus II 67
BAB IPENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah Secara umum matematika merupakan pelajaran yang dianggap sulit dan tidak disukai oleh siswa. Hal ini sesuai dengan hasil angket siswa kelas IV SDN Kludan yang menyatakan bahwa 45 % siswa tidak menyukai pelajaran matematika dan merasa sulit untuk mengikutinya. Oleh karena itu hasil pembelajaran matematika tidak sesuai dengan yang diharapkan. Bahkan Mulyana (2001) dalam kata pengantarnya menyatakan bahwa nilai matematika berada pada posisi yang paling bawah, sehingga tidak heran kalau nilai matematika dipakai sebagai tolak ukur dari kecerdasan siswa. Kalau kita kaji lebih dalam hal tersebut bukan merupakan kesalahan siswa semata tetapi dapat juga disebabkan oleh faktor guru itu sendiri sebagai pendidik .Kekurangan guru yang biasa dilakukan dalam kegiatan belajar mengajar adalah mengambil jalan pintas dalam pembelajaran, memberi hukuman tanpa melihat lataar belakang kesalahan, menunggu siswa berbuat salah, mengabaikan perbedaan siswa, merasa paling pandai, tidak adil, memaksa hak siswa, (Mulyasa, 2005:20). Namun menurut hasil pengamatan peneliti kesalahan yang biasa dilakukan guru dalam membelajarkan matematika di tempat peneliti hingga siswa cepat menjadi bosan adalah (1) Dalam membelajarkan matematika guru hanya berpedoman pada buku pegangan. (2) Penyampaian konsep sarat dengan hafalan-hafalan. (3) Kegiatan pembelajaran masih monoton. (4) Kurang memperhatikan keterampilan prasarat. Keterampilan prasarat memang sangat diperlukan dalam pembelajaran, hal
tersebut seperti yang dikemukakan oeh Gagne (dalam Degeng:1997:4) bahwa setiap
mata pelajaran mempunyai prasarat belajar (learning prerequisites). Dalam
hubungannya dengan pembelajaran matematika maka keterampilan prasarat yang harus
dikuasai siswa umumnya adalah hitung dasar yang meliputi: penjumlahan,
pengurangan, perkalian, dan pembagian .Sebaik apapun konsep matematika yang
disampaikan oleh guru pada pembelajaran matematika namun bila siswa tidak
menguasai hitung dasar sebagai keterampilan prasaratnya maka hasil pembelajaran
kurang memuaskan.
Berdasarkan hasil ulangan harian siswa kelas IV SDN Kludan tahun pelajaran
2005-2006 smester I tentang perkalian bersusun menunjukkan bahwa 20% siswa
menguasai secara tuntas, 35% siswa agak menguasai,dan 45% kurang menguasai pada
hal pada pembelajaran matematika sehari-hari guru sudah menjelaskan secara lisan,
ditulis di papan tulis, memberi contoh, bahkan memberikan soal-soal latihan tentang
perkalian bersusun, dan juga siswa sudah diberi kesempatan untuk bertanya ketika
guru mengajar, namun sedikit sekali mereka yang mengajukan pertanyaan. Ketika
guru balik bertanya hanya beberapa siswa yang dapat menjawab pertanyaan guru
dengan benar, itupun karena siswa tersebut memang pandai di kelasnya. Dan bila
diberi tes perkalian rata-rata hasilnya rendah.
Rendahnya penguasaan kemampuan hitung perkalian kemungkinan besar
dikarenakan guru kurang tepat dalam memilih cara atau media dalam pembelajaraan.
Siswa kelas IV cara berfikirnya masih pada benda konkrit, sementara guru tidak
memperhatikan hal tersebut sehingga dimungkan siswa mengalami kesulitan.
Berdasarkan masalah di atas peneliti akan berupaya meningkatkan kemampuan
menghitung perkalai dengan media benda-benda sekitar yang dekat dengan siswa
antara lain dengan jari tangan dan kartu bilangan. Dengan menggunakan media tersebut
diharapkan siswa dapat meningkatkan kemampuan hitung perkalian, lebih baktif,
kreatif sehingga lebih banyak siswa yang mencapai ketuntasan dalan hafalan perkalian
sampai bilangan 100, perkalian bersusun dan operasi perkalian
1.2 Perumusan Masalah
Berdasar uraian di atas maka penelitian ini ditekankan pada peningkatan
kemampuan menghitung perkalian dengan media benda-benda terdekat pada pelajaran
matematikan sisqa kelas IV SDN Kludan. Dengan demikian dapat dirumuskan
permasalahan sebagaai berikut:
Bagaimana menggunakan media benda-benda terdekat dapat meningkatkan
kemampuan menghitung siswa kelas IV SDN Kludan?
1.3 Tujuan Penelitian
Sesuai dengan pernyataan peneliti yang telah dirumuskan , tujuan yang ingin dicapai
dalam penelitian ini adalah meningkatkan kemampuan menghitung perkalian siswa
kelas IV SDN Kludan, dengan menggunakan media benda-benda terdekat.
1.4 Manfaat Penelitian
Adapun manfaat penelitian tindakan kelas ini adalah:
1) Bagi siswa penelitian ini bermanfaat untuk meningkatkan aktivitas belajar
Kerja sama , dan kemampuan menghitung perkalian.
2) Bagi guru sebagai peneliti untuk meningkatkan profesionalisme dan
mendorong peneliti untuk melaksanakan penelitian serupa lebih lanjut.
3) Bagi guru sejawat untuk memberikan motivasi serta referensi model-model
pembelajaran yang positif.
4) Dengan adanya guru-guru mengadakan penelitian tindakan kelas berarti
pembelajaran di kelas lebih berkualitas sehingga terjadi perubahan positif.
1.5 Batasan Istilah
Adapun batasan istilah yang digunakan dalam penelitian ini sebagai berikut:
1) Kemampuan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah kesanggupan atau
Kecakapan untuk melakukan sesuatu, Kemisa (1997).
2) Menghitung perkalian adalah hitung perkalian dan Pembagian yang di ajarkan pada
kelas IV SD yang meliputi: Menghafal perkalian dan pembagian sampai bilangan
100, hitung perkalian bersusun, dan operasi perkalian.
3) Media benda-benda terdekat adalah alat Bantu pembelajaran dengan menggunakan
benda-benda terdekat seperti kartu bilangan dan jari tangan.
Bab II
KAJIAN PUSTAKA
2.1 Strategi Pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar
Pembelajaran didevinisikan sebagai upaya untuk membelajarkan siswa
Degeng (1997:1). Bertolak dari devinisi tersebut pembelajaran dapat diartikan
sebagai suatu kegatan yang memberikan fasilitas belajar yang baik sehingga
terjadi proses belajar. Pemberian fasilitas belajar bagi siswa memerlukan suatu
strategi, yaitu strategi pembelajaran. Strategi pembelajaran matematika adalah
kegiaatan yang dipilih oleh pengajar (guru) dalam proses pembelajaran yang
dapat memberikan fasilitas belajara sehingga memperlanacar tujuan belajar
matematika Hudoyo (dalam Harmini: 2003:9)
Pendidikan matematika di sekolah dasar merupakan basis pendidikan dalam
membentuk insan Indonesia seutuhnya, seperti diisyaratkan dalam kebijakan-
kebijakan pemerintah dari tahun ketahun. Lulusan sekolah dasar diharap dapat
membekali dirinyaa dengan kemampuan-kemampuan yang memungkinkan
mereka mau dan mampu menata kehidupan yang lebih layak baik dalam proses
pendidikan formal selanjutnya maupun dalam kehidupan di tengah-tengah
masyarakat. Sasaran tersebut dapat terjangkau jika program pembelajaran di
sekolah memenuhi basis pendidikan bermutu.
Dalam Depdikbut (1993) disebutkan bahwa pembelajaran matematika di
sekolah dasar berfungsi sebagai pengembang kemampuan berkomunikasi dengan
menggunakan bilangan - bilangan smbol-simabol serta ketajaman penalaran yang
dapat membantu memperjelas dan mempermuda menyelesaikan permasalahan
dalam kehidupan sehari-hari. Lebih lanjut pada jenjang sekolah dasar diutamakan
agar siswa mengenal, memahami serta mahir menggunakan bilangan dalam
kaitannya dengan praktek kehidpupan seharai-hari.
Sejalan dengan fungsi pembelajaran matematika di sekolah dasar disebutkan
tujuan umum pendidikan matematika di sekolah dasar adalah belajar
bernalar ,pembentukan sikap siswa, dan keterampilan dalam dalam menerapkan
matematika.
Jadi dalam setiap pembelajaran matematika di sekolah dasar guru tidak
cukup hanya memahami konsep hafalan-hafalan, tetapi lebih dari itu guru harus
lebih dapat membuat bagaimana nalar serta sikap siswa terbentuk.untuk itu guru
wajib berupaya mengembangkan diri dalam profesinya.
2.2 Peranan Media Pembelajaran
Pengertian media pendidikan menurut Aqip (2003:79) adalah segala sesuatu
yang digunakan untuk menimbulkan kegiatan belajar mengajar yang
memungkinklan siswa untuk memperoleh atau mencapai pengetahuan,
keterampilan, dan perubahan sikap.
Penertian ini bukan merupakan satu-satunya pengertian yang paling tepat
melainkan hanya merupakan salah satu jalan untuk mengambil consensus dari
adanya bermacam-macam istilah dan batasan. Disamping itu pengertian ini perlu
dirumuskan dengan maksud terdapatnya suatu landasan berpijak yang menjadi
titik berangkat guna pembahasan lebih lanjut.
Media pendidikan mempunyai beberapa fungsi yaitu fungsi sosial, fungsi
edukafif, fungsi ekonomi, fungsi politik, dan fungsi budaya, Hamalik (1980).
Dalam hubungannya dengan fungsi edukatif media pendidikan mempunyai
beberapa ciri yaitu:
1) Media pendidikan identik artinya dengan alat peraga yang berarti alat yang
bisa diraba, dilihat, didengar, dan diamati oleh panca indra.
2) Tekanan utama terdapat pada benda atau hal yang dapat didengar atau di lihat.
3) Media pendidikan digunakan dalam rangka hubungan (komunikasi) dalam
pengajaran antara guru dan murid.
4) Media pendidikan adalah semacam alat bantu belajar mengajar, baik dalam
kelas maupun di luar kelas.
5) Media pendidikan mengandung aspek–aspek sebagai alat dan teknik yang
sangat erat hubungannya dengan metode mengajar.
Media merupakan alat Bantu belajar dan mengajar. Alat ini hendaknya ada
ketika dibutuhkan ubntuk memenuhi kebutuhan siswa dan guru yang
menggunakannya. Agar kebutuhan yang beragam dari kurikulum dan siswa secara
individu dapat terpenuhi, maka suatu variasi yang luas dan berjumlah besar
memang diperlukan. Jika guru mengajar tanpa menggunakan atau dilengkapi
dengan peralatan yang diperlukan (media) untuk melaksanakan tugasnya maka
hasilnya akan kurang memuaskan dan tak dapat dipertanggungjawabkan.
Media pendidikan mempunyai dampak yang berarti bagi siswadan citra diri
mereka, jika media tersebut dipilih secara tepat dan ceramat dengan
mempertimbangkan cirri-ciri media dan karakteristik siswa. Media pendidikan
akan lebih efektif dan efisien penggunaannya jika guru sudah terlatih dan terbiasa
menggunakannya.
Mengingat betapa penting peran media pendidikan dalam kegiaatan belajar
mengajar maka dalam setiap pembelajaran hendaknya menggunakan media
pendidikan. Media pendidikan yang baik hendaknya disesuaikan dengan karakter
siswa dan juga dikenal oleh siswa. Media yang dikenal siswa adalah benda-benda
terdekat atau di lingkungan sekitar siswa.
2.3. Variasi Dalam Pembelajaran
Pembelajaran merupakan suatu proses yang kompleks dan melibatkan
berbagai aspek yang saling berkaitaan.Oleh karena itu untuk menciptakan
pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan diperlukan berbagai
keterampilan diantaranya adalah keterampilan pembelajaran atau keterampilan
mengajar.
Keterampilan mengajar merupakan kompetensi professional yang cukup
komplek, sebagai integrasi dari berbagai kompetensi guru secara utuh dan
menyeluruh. Thurney (dalam Mulyasa:2005:69) mengemukakan 8 keterampilan
mengajar yang sangat menentukan dalam kualitas pembelajaran, yaitu
keterampilan bertanya, keterampilan membuat penguatan, keterampilan
mengadakan variasi, keterampilan menelaskan, keterampilan membuka dan
menutup pelajaraan, keterampilan mengajar kelompok kecil, keterampilan
mengelola kelas, dan keterampilan membimbing diskusi kelompok kecil.
Untuk mengatasi kejenuhan dan kebosanan siswa agar selalu antusias, tekun,
dan penuh partisipasi maka guru haarus menguasai keterampilan variasi dalam
pembelajaran. Variasi dalam pembelajaran adalah perubahan dalam proses
kegiaatan yang bertujuan untuk meningkatkan motivasi belajaraa siswa serta
mengurangi kejenuhan dan kebosanan.
Variasi dalam pembelajaran bnertujuan untuk:
1) Meningkatkan perhatian siswa terhadap materi pembelajaran.
2) Memberikan kesempatan bagi perkembangan bakat siswa terhadap berbagai
hal baru dalam pembelajaraan.
3) Memupuk perilaku positif siswa dalam pembelajaran.
4) Memberi kesempatan pada siswa untuk belajar sesuai dengan tingkat dan
kemampuannya.
Variasi dalam pembelajaraan dapat di kelompokkan menjadi empat bagian,
yaitu variasi dalam mengajar, variasi dalam menggunakan media dan sumber
balajar, variasi dalam pola interaksi, dan variasi dalam kegiaran, Mulyasa
(2005:79).
Dalam penggunaan media dan sumber belajar dapat dilakukan sebagai berikut:
1) Variasi alat dan bahan yang dapat dilihat.
2) Variasi alat dan bahan yang dapat di dengar.
3) Variasi alat dan bahan yang dapat raba,
4) Variasi penggunaan sumber belajar yang ada di lingkungan sekitar.
Dalam pembelajaran matematika khususnya tentang perkalian pada pokok
bahasan menghafal perkalian sampai bilangan 100 biasanya disajikan dengan cara
siswa menghafal perkalian sampai bilangan 100, kemudian kalau sudah hafal mereka
melaporkannya dengan menyebutkan perkalian sampai bilangan 100 di depan kelas.
Hal tersebut berdampak siswa mudah bosan dan jenuh begitu pula factor
keberhasilannya relatif kecil, seandainya mereka berhasil hafal itupun mudah lupa
kembali. Itu semua dapat terjadi kaarena guru kurang dapat menggunakan variasi
dalam pembelajaran
Sebenarnya banyak alternatifmedia yang dapat digunakan dalam
pembelajaran perkalian, salah satunya adalah menggunakan media belajar yang
ada di sekitar siswa. Sehubungan dengan hal tersebut Puspita (2003:1)
mengemukakan adanya “ Kalkulator Jari” yaitu pola hitung perkalian dengan
memnggunPakan jari.
Pada dasarnya perkalian dengan menggunakan jari ini disajikan dalam tiga
tahap yaitu perkalian dengan penjumlahan berulang atau kelipatan, perkalian
dengan faktor 6 sampai dengan 10, dan perkalian dengan faktor bilanagan 11 dan
seterusnya.
1) Perkalian Dengan Penjumlahan Berulang
Perkalian ini pada umumnya digunakan pada tahap awal atau kelas rendah.
Langkah-langkah:
(1) Siswa dikenalkan dengan kesepuluh jari dengan menghitung 1
sampai 10.
(2) Siswa melakukan hitungan meloncat-loncat mulai loncat dua sampai
dengan loncat 10.
(3) Penerapan pada perkalian
Misal: 3x4
Artinya melakukan hitungan lompat empat sampai pada hitungan jari
ke tiga 4 - 8 - 12.
Jadi 3x4 = 12
2) Perkalian dengan Faktor 6 s/d 10
Perkalian ini dilakukan dengan urutan :
(1) Menegakkan jari tangan dengan hitungan mulai dari 6.
(2) Jari yang berdiri masing masing berniklai 10, sedangkan jari yang
masih terlipat bernilai satuan masing-masing dikalikan.
Misal: 6 x 8
No. Perkalian Peragaan Hasil
1. 6 x 8 _Jari yang berdiri 4,
bernilai 40
_ Jari yang masih
terlipat 2 dan 4
bernilai 8
_ Jadi 5 x 8 adalah 48
2. 7 x 9 _ Jari yang berdiri 6,
bernilai 60
_ Jari yang terlipat 1
dan 3, bernilai 3
_ Jadi 7 x 9 adalah 63
3)Perkalian denfan Faktor 11 Sampai dengan 100
Pada dasarnya perkalian denjgan faktor 11 s/d 100 ini mempunyai kesamaan
dengan perkalian dengan faktor 6 s/d 10. Adapun perbedaanya pertama adalah
pada perkalian dengan faktor 11 s/d 100 jari yang masih terlipat dikatan pasif
artinya tak dihitung, dan yang berdiri dikatakan aktif, berarti pada perkalian
factor ini yang dihitung hanya jari yang berdiri. Adapun ketentuannya adalah
jarin yang berdiri masing-masing bernilai 10 ( sesuai faktor ) dan pada jari yang
berdiri itu pula bernilai satuan masing-masing dikalikan . kemudian hasilnya
dijumlahkan. Perbedaan yang ke dua adalah pada perkalian factor 11s/d 100 ini
terdapat sistem simpanan sebagai berikut:
Faktor Perkalian Simpanan
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
11 s/d 15
16 s/d 20
21 s/d 25
26 s/d 30
31 s/d 35
36 s/d 40
41 s/d 45
46 s/d 50
100
200
400
600
900
1200
1600
2000
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
51 s/d 55
56 s/d 60
61 s/d 65
66 s/d 70
71 s/d 75
76 s/d 80
81 s/d 85
86 s/d 90
91 s/d 95
96 s/d 100
2500
3000
3600
4200
4900
5600
6400
7200
8100
9000
Penerapan pada perkalian pada faktor 11 sampai dengan 100
No. Perkalian Peragaan hasil
1.
2.
3.
12 x 12
16 x 17
22 x 24
100+(4x10)+(2x2)
100 + 40 + 4
144
200+(3x10)+(6x7)
200+ 30 + 42
272
400+(6x20)+(2x4)
400+ 120 +8
528
4.
5.
37 x38
41 x 43
1200+(5x30)+(7x8)
1200+ 150 + 56
1406
1600+(4x40)+(1x3)
1600+ 160 + 3
1763
BAB III
PELAKSANAAN PENELITIAN
3.1 Pendekatan dan Jenis Penelitian
Berdasar pada latar belakang penelitian , maka pendekatan penelitian
ini adalah
Pendekatan penelitian kualitatif. Pendekatan kualitatif mempunyai karakteristik
sebagaimana dilakukan oleh Sugiano, (dalam Harmini:2004:21) antara lain (1) kondisi
objek alamiah,(2) peneliti sebagai objek utama,(3) kaya akan data yang bersifat
deskriptif keadaan, (4) analisis dilakukan secara induktif (dari contoh ke kesimpulan
atau dari khusus ke umum) dan berlangsung sejak dimulai sampai pengumpulan data
selesai, (5) pengumpulan data dilakukan secara simultan atau berkesinambungan, baik
dalam hal metode, sumber, dan pengumpulan data.
Pendekata kualitatif dalam penelitian ini digunakan untuk menelusuri dan
mendapatkan gambaran secara jelas tentang fenomena yang tampak selama
pembelajaran berlangsung. Fenomena yang dimaksud adalah situasi kelas dan tingkah
laku siswa selama proses pembelajaran berlangsung.
3.2 Model Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (action reseach) karena
penelitian ini dilakukan untuk memecahkan masalah di kelasdan dilakukan sesuai
dengan langkah – langkah pada penelitian tindakan kelas. Penelitian tindakan kelas
dilakukan dengan diawali oleh suatu kajian terhadap suatu masalah secara sistematis.
Hasil kajian digunakan sebagai dasar untuk mengatasi masalah .Dalam proses
perencanaan yang telah disusun dilakukan observasi dan evaluasi dan hasilnya
difahami sebagaai masukan untuk melakukan refleksi atas apa yang terjadi pada
tahapan perencanaan. Tahapan-tahapan di atas dilakukan berulang-ulang dan
bersinambungan sampai suatu kualitas keberhasilan tertentu dapat tercapai, Wibawa
(2004:4).
Dalam penelitian ini guru bekerjasama dengan mitra kalaborasi yaitu guru kelas
IV dan teman sejawat. Hal ini dimaksudkan agar konsentrasi guru dalam mengajar
tidak terbelah oleh hal-hal lain. Dengan cara ini diharapkan akan didapatkan data yang
seobjetif mungkin demi kefalidan data yang diperlukan.
3.3 Tempat, Waktu, dan Subjek Penelitian
Penelitian ini dilakukan di SDN Kludan Kecamatan Tanggulangin Kabupaten
Sidoarjo. Alasan pemilihan lokasi ini adalah peneliti mengajara di SD tersebut dan
lokasi SD ini berada di tengah kota Kecamatan Tanggulangin. Penelitian ini
dilaksanakan mulai September sampai bulan November tahun 2006 smester I, pada
kelas IV SDN Kludan Tanggulangin dengan jumlah siswa 49 anak yang terdiri atas 24
siswa putra dan 25 siswa putrid.
3.4 Data dan Sumber Data
Data yang diperoleh diambil dari hasil kegiatan yang berhubungan dengan
pembelajaran matematika hitung perkalian dan pembagian pada siswa kelas IV SDN
kludan. Adapun data yang diperoleh dalam penelitian ini adalah: (1) data dari angket
siswa, pengamatan peneliti terhadap hasil pembelajaran matematika, dan dari hasil
wawancara peneliti dengan guru kelas IV, (2) Dari hasil catatan perilaku siswa selama
pembelajaran berlangsung, (3) dari hasil belajar siswa melalui tes yang dilakukan
selama proses pembelajaran perkalian dan pembagian.
3.5 Prosedur Pengumpulan Data
Prosedur pengumpulan data dilakukan berdasarkan bentuk data yang ingin
diperoleh. Untuk mengetahui kemampuan menghitung perkalian dilakukan dengan tes
hasil belajar dalam bentuk skor. Sedangkan data tentang sikap dan perilaku serta
tanggapan siswa selama pembelajaran perkalian dilakukan melalui pengamatan pada
subjek penelitian.
Data mengenai pelaksanaan pembelajaran dalam kelas diperoleh melalui catatan
lapangan dan wawancara. Oleh karena itu peneliti mempunyai tugas rangkap yaitu
sambil mengajar guru juga mengumpulkan data. Maka untuk memperoleh data yang
akurat, dalam mendapatkan data guru bekerja sama dengan guru kelas IV dan teman
sejawat untuk melakukan pengamatan. Selanjutnya dari hasil pengamatan didiskusikan
bersama. Hasil dari diskusi akan digunakan sebagai pedoman untuk menentukan
refleksi dalam melakukan tindakan selanjutnya. Pemberian tindakan ini dilakukan
berulang-ulang (siklus) agar dapat diambil kesimpulan yang sesuai dengan fokus
penelitian.
3.6 Analisis Data
Memperhatikan jenis data yang dikumpulkan, ada dua teknik yang digunakan
dalam penelitian ini yaitu analisis kualitatif dan analisis kuantitatif. Analisis
kuantitatif digunakan terhadap hasil tes sedangkan analisis kualitatif digunakan dalam
data kualitatif yang diperoleh dara hasil pengamatan terhadap guru, siswa, atau hal-
ahal lain yang tampak selama penelitian ini.
Demikian juga aktivitas dan kerja sama dengan kelompok dalam pembelajaran
juga didasarkan pada indikator yang muncul. Kemudian dari hasil catatan lapangan
yang dilengkapi dengan hasil observasi, wawancara dan dari hasil angket siswa
dilakukan analisis bersama guru kelas IV dan teman sejawat, kemudian ditafsirkan
berdasarkan kajian pustaka dan pengalaman guru. Sedangkan kemampuan menghitung
perkalian dianalisis berdasarkan rata-rata perolehan hasil evaluasi dengan rumus:
M = Σ fX Σ FX = jumlah nilai siswa
N N = jumlah siswa
M = rata-rata (mean)
Pembelajaran hitung perkalian dianggap tuntas bila perolehan hasil evaluasi siswa
rata-rata hasil hitungan > 70, dan siswa dianggap tuntas dalam penguasaan hitung
perkalian bila memperoleh nilai baik yaitu 70.
Keterangan :
90 - 100 = sangat baik 30 - 49 = kurang
70 - 89 = baik 0 - 29 = kurang sekali
50 - 69 = cukup
3.7 Rancangan Penelitian
Penelitian tindakan kelas ini dilakukan dalam dua suklus kegiatan yaitu siklus-
1 dan siklus- 2, masing-masing siklus terdiri atas empat tahap dan dilakuan dalan satu
pertemuan. Hal ini dilakukan karena terbatasnya waktu yang tersedia. Tahapan
kegiatan setiap siklus adalah: (1) menyusun rencana kegiatan,(2) melakukan tindakan,
(3) melakukan observasi, dan (4) membuat analisis yang di lanjutkan dengan refleksi.
Pada penelitian ini yang melaksanakan kegiatan mengajar adalah peneliti, sedangkan
yang bertindak sebagai observer adalah guru kelas IV dibantu oleh teman sejawat.
3.7.1 Siklus – 1
3.7.1.1 Penyusunan Rencana Kegiatan
Pada tahap ini guru menysun rencana pembelajaran berdasar pokok bahasan
yang akan diajarkan yaitu menghafal perkalian sampai bilangan 100, dengan urutan:
1) Menyiapkan peralatan pembelajaaran
2) Menyusun silabus
3) Menyusun rencana pembelajaran
4) Menyusun instrumen yang terdiri atas:
(1) lembar pengamatan aktivitan dan koopertif siswa.
(2) Lembar pengamatan untuk guru
(3) Soal evaluasi
5) Menentukan jadwal tindakan kelas
3.7.1.2 Pemberian Tindakan
1) Sebagai penjajagan guru memberikan pertanyan kepada siswa.tentang perkalian
2) Guru memberikan apersepsi tentang pentingnya kemampuan menghitung
perkalian.
3) Guru mengajak siswa untuk bermain lompat jari, mulai dari lompat dua-dua
sampai dengan lompat sepuluh. Siswa yang sudah mampu memperagakan ke
depan kelas
4) Menerapkan permainan pada perkalian dengan mengulang kembali pertanyaan
pada penjajagan, siswa yang dapat mengacungkan tangan kemudian
menyebutkan jawabab dengan pemaparan, kemudian dikuatkan dengan
penjelasan singkat dari guru.
5) Siswa dibentuk dalam kelompok. Tiap kelompok menerima kartu bilangan,
kemudian kartu-kartu terswbut dipasang-pasangkan hingga membentuk
perkalian dan ditulis pada lembar kerja untuk didelesaikan bersama.
6) Siswa melaporkan hasil kerja kelompok dengan menuliskan pada papan tulis.
Sedang kelompok yang lain mengoreksi hasil kerja kelompok yang lain.
7) Sebagai penguat guru memberikan pertanyaan secara lisan
8) Evaluasi.
3.7.1.3 Melakukan Observasi
Pada saat kegiatan pembelajaran berlangsung guru kelas IV sebagai observer
beserta teman sejawat melakukan pengamatan dan mencatat kejadian – kejadian
selama pembelajaran berlangsung. Hasil catatan observasi bermanfaat untuk
pengambila keputusan dalam kegiataan selanjutnya yaitu refleksi.
3.7.1.4 Refleksi
Dari hasil pengamatan yang dilakukan peneliti sebagai guru, hasil pengamatan
guru kelas IV, dan pengamatan teman sejawat dikumpulkan dan dibahas bersama
untuk mendapatkan kesamaan pandangan terhadap tindakan awal pada siklus
pertama.Hasil diskusi tersebut akan dijadikan bahan untuk menentukan langkah
tindakan selanjutnya pada sikljus ke – 2.
3.7.2 Siklus – 2
3.7.2.1 Penyusunan rencana kegiatan
Rencana kegiatan disusun berdasar hasil analisis dan reflesi selama siklus – 1.
Topik yang dibahas pada siklus – 2 ini adalah perkalian bersusun
3.7.2.2 Pemberian Tindakan
Tindakan II ini dilakukan berdasar masalah yang masih ada pada siklus – 1.
Tindakan lebih ditekankan pada aktifitas, kerja sama, dan kemampuan menghitung
perkalian bersusun.
3.7.2.3 Pelaksanaan Observasi
Pada saat guru mengajar guru kelas IV bersama teman sejawat melakukan
pengamatan sebagaimana yang dilakukan pada siklus – 1.
3.7.2.4 Analisis dan Refleksi
Pada akhir tindakan II dilakukan analisis dan refleksi terhadap kegiatan yang
telah dilakukan. Dan hasil dari analisis dan refleksi ini disusun kesimpulan dan saran
dari seluruh kegiatan pada siklus –2.
BAB IVHASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Pada bab ini dasajikan data hasil penelitian. Data hasil penelitian yang
dimaksut adalah data yang diperoleh dari kegiatan persiapan tindakan sampai
pemberian tindakan selesai.
4.1 Paparan Hasil Penelitian Siklus-1
4.1.1 Persiapan Tindakan
Pada kegiatan ini diawali dengan paparan data pra tindakan. Paparan data ini diperoleh
dari hasil observasi peneliti pada pembelajaran matematika yang disajikan oleh guru
kelas IV pada tanggal 12 September 2006. Hal ini dilakukan oleh peneliti agar
mengetahui lebih dekat karakteristik siwa kelas IV dan model pembelajaran
matemataika pada kelas tersebut. Dalam penyajian tersebut materi pokok yang dibahas
adalah melakukan penaksiran dan pembulatan dengan indicator membulatkan hasil
operasi hitung dalam satuan, puluhan, dan ratusan.
Penyajian diawali dengan guru memerintahkan siswa untuk membuka buku
matematika pada halaman yang sesuai dengan pembahasan. Kemudian guru memberi
contoh cara membulatkan hasil operasi hitung. Selanjutnya guru memberi kesempatan
pada siswa untuk bertanya, setelah tidak ada yang bertanya guru memberikan soal
pembulatan secara lisan; “Dalam pembulatan puluha, 72 dibulatkan menjadi berapa
anak-anak?” tanya guru, “ Coba yang dapat angkat tangan !” Beberapa anak
mengangkat tangan dan rata-rata jawaban mereka benar. Setelah dianggap dapat guru
memerintahkan siswa untuk menyelesaikan soal-soal pada halaman yang sudah
ditentukan.
Pada penyajian ini tampak siswa kurang semangat, beberapa anak kurang
memeperhatikan penjelasan guru, bahkan ada yang sibuk bermain sendiri. Ketika diberi
kesempatan untuk bertanya tidak ada yang bertanya. Begitu juga ketika menyelesaikan
soal banyak siswa yang menggantungkan diri pada teman sebangku. Suasana tampak
sunyi karena sudah diberi tahu oleh guru bahwa yang ramai akan berdiri di depan kelas.
Setelah selesai hasil pekerjaan siswa dikoreksi oleh guru, siswa secara bergantian
menuliskan jawabannya kedepan. Suasana mulai ramai, berkali-kali guru mengingatkan
siswa agar tidak ramai. Dari hasil koreksi guru banyak pekerjaan siswa yang salah. Hal
ini tidak sesuai dengan saat guru bertanya pada penjelasan tadi yang rata-rata siswa
mampu menjawab. Guru mulai jengkel, penjelasan diulang kembali, siswa diam tak
berani berbuat apa-apa. Suasana yang demikian dikarenakan guru melupakan
keterampilan pra sarat tentang perkalian. Siswa dapat membulatkan 72 ke dalan bilangan
puluhan yaitu 70, tetapi diantara mereka banyak yang mengalami kesulitan menentukan
hasil perkalian dari 8 x 9.
Setelah kegiatan pembelajaran selesai peneliti membagikan angket pada siswa,
bersamaan dengan itu guru juga mengadakan wawancara dengan guru kelas IV. Dari
hasil wawancara diketahui bahwa guru kelas IV mengeluh merasa sulit dalam
menyajikan pembelajaran matematika tentang perkalian. Selama ini yang ia lakukan
dalam materi perkalian tentang menghafal perkalian sampai bilangan 100 adalah: siswa
disuruh menghafal perkalian sampai bilangan 100 yang sudah hafal maju satu persatu ke
depan, sedangkan yang belum hafal akan dihukum tidak boleh istirahat. Namun demikian
mereka masih banyak yang belum hafal.
Dari hasil angket yang disebar pada 40 siswa kelas IV menunnjukan bahwa 18
siswa tidak menyukai pelajaran matematika, artinya 45% dari siswa tidak menyukai
pelajaran matematika, 13 siswa atau 32,5% dari siswa memilih biasa-biasa saja, dan 9
siswa atau 22,5% menyatakan menyukai matematika. Rata-rata mereka tidak menyukai
matematika karena mereka sulit mengikutinya.
Pada tanggal 16 September 2006 peneliti mengadakan diskusi dengan guru kelas
IV dan teman sejawat untuk membicarakan persiapan pelaksanaan tindakan penelitian.
Dari hasil diskusi disepakati, peneliti bertindak sebagai penyaji sedangkan guru kelas IV
dan teman sejawat bertindak sebagai observer atau pengamat. Kegiatan dilanjutkan
dengan menyiapkan peralatan, menyusun silabus, menyusun persiapan pembelajaran,
menyusun instrumen, dan menentukan jadwal penelitian
4.1.2 Pelaksanaan Tindakan
Pelaksanaan tindakan ini dilaksanakan pada 4 Oktober 2006, dengan bahasan
menghafal perkalian dan pembagian sampai bilangan 100, dengan waktu 2 jam
pelajaran ( 80) menit. Pada bagian ini penulis sebagai penyaji dibantu oleh guru kelas
IV dan teman sejawat sebagai observer. Urutan penyajian sebaagai berikut:
1) Kegiatan Awal
Kegiatan ini diawali dengan Penjajagan materi, guru memberikan beberapa
pertanyaan tentang perkalian dan pembagian, dengan pertanyaan (1) Ada delapan prajurit
bersenjatakan panah, berburu di hutan. Tiap-tiap prajurit membawa 4 qnak panah . Ketika
istirahat anak panah-anak panah tersebut dikumpulkan menjadi satu. Nah berapa anak
panah yang terkumpul? Pertanyaan tersebut diulang sekali lagi Setelah selesai
membacakan pertanyaan taersebut guru menyuruh siswa untuk menuliskan jawaban pada
kertas yang telah dibagikan sambil angkat tangan tanpa mengucapkan jawaban yang telah
ditulisnya. Setelah beberapa saat tampak 12 anak yangn mengangkat tangan. Guru
berkeliling sambil mengamati jawaban siswa yang sudah mengangkat tangan, ternyata
jawaban mereka berbeda-beda. Ada 9 jawaban diantara mereka yang tepat. Kemudian
pertanyaan kedua dibacakan (2) Sepulang dari kantor Ibu membeli 2 kg jeruk, setelah
dihitung berjumlah 18 buah. Jeruk-jeruk tersebut diberikan pada tiga anaknya dengan
bagian yang sama. Nah berapa buah jeruk yang diterima masing-masing anak? Seperti
pada soal pertama guru membaca ulang soal kedua. Jawaban ditulis pada kertas yang
telah dibagikan kemudian angkat tangan. Sambil menunggu siswa menjawab guru
berkeliling mengamati siswa. Tampak 10 siswa sudah mengangkat tangan, setelah
diamati oleh guru ada 9 jawaban yang benar. Guru menunjuk salahsatu siswa yang
mengangkat tangan untuk menjawab, ternyata jawabannya benar, namun ketika si disuruh
memaparkannya beberapa dari mereka mengalami kesulitan. Kemudian guru
memberikan dua pertanyan lagi yaitu pertanyaan perkalian dan pembagian tanpa
dibungkus dengan certia. Jawaban ditulis pada kertas kemudian mengangkat tangan,
tampak 14 siswa mengangkat tangan. Setelah diamati kebanyakan jawaban mereka
benar.
2) Kegiatan Inti
Kegiatan inti ini diawali dengan guru mengajak siswa untuk bermain lompat jari.
Permainan ini diawali dengan guru mengenalkan kesepuluh jari dengan menghitung
secara urut, selanjutnya jari dihitung dengan melompat dua-dua (kelipatan dua).
Permainan tersebut dilakukan bersama dengan siswa. Untuk yang pertama guru
mengulang permainan ini, setelah selesai guru menawarkan pada 2 siswa untuk
memperagakan ke depan kelas. Tampak 14 siswa mengangkat tangan , sebagai hadiah
siswa yang mengangkat tangan lebih dulu yang ke depan yaitu siswa dengan No. absen
27 dan 31. Setelah selesai dua siswa lagi ke depan yaitu siswa No. 21 dan 14, mereka
memperagakan dengan baik. Karena permainan masih panjang maka permainan
dilanjutkan dengan lompat tiga-tiga (kelipatan tiga). Selesai permainan guru menunjuk
lagi dua siswa untuk memperagakan ke depan kelas, ternyata yang mengangkat tangan 17
siswa, mereka mengangkat tangan hampir bersamaan . Oleh karena itu kesempatan
diberikan pada yang belum pernah memparaagakan ke depan. Akhirnya siswa dengan
No.24 dan 40 yang memperagakan ke depan, disusul dengan temannya dengan No. 38
dan 15. Permainanpun dilanjutkan dengan lompat empat-empat dan selanjutnya lima-
lima. Tampak siswa belomba-lomba untuk memperagakan ke depan , sedangkan yang
sudah memperagakan ke depan menjadi pengamat barang kali terdapat peragaan
temannya yang salah. Permainan dilanjutkan dengan lompat enam –enam. Untuk
kelipatan ini tidak sepuluh jari digunakan tetapi hanya berhenti pada jari kelima, sebab
untuk permainan jari keenam dan seterusnya akan dibahas pada tindakan selanjutnya.
Setelah permainan lompat jari selesai, guru membawa siswa untu menerapkannya
dalam perkalian dan pembagian, dengan membacakan lagi pertanyaan penjajagan,
domohon siswa menjawab dengan paparannya sekali. Siswa yang sudah siap mengangkat
tangan, sudah 15 siswa yang mengangkat tangan, guru masih menanti yang lain
barangkali masih ada yang ingin memnjawab, setelah cukup guru menunnjuk siswa No.
26 untuk menjawab. Siswa menjawab 32, “ betul anak-anak, ad 32 ?” Tanya guru. Siswa
menjawab serentak ,”betul.” Guru menunnjuk siswa No. 11 untuk menjelaskan dari mana
jawaban tersebut diperoleh. Siswa menjawab dari 8 x 4, setelah ditawarkan pada siswa
yang lain, mereka membenarkan jawaban tersebut. Kemudian guru mengajak siswauntu
mengulangi permainan lompat jari dengan kelipatan empat sampai pada jari kedelapan,
ternyat hasilnya 32. Bersama siswa guru mengulangi lagi permainan lompat jari dengan
kelipatan empat sampai jari kedelapan. Kemudian guru menguatkan menyuruh siswa
memperagakan pertanyaan 7 x 3, sambil menanti jawaban guru mengamati siswa. Dalam
waktu sekejap hampir seluruh siswa mengangkat tangan dengan jawaban yang sama yaitu
21.
Guru melanjutkan dengan membacakan soal penjajagan kedua. Tiga belas siswa
sudah mengangkat tangan, guru masih menanti barang kali masih ada yang lain, setelah
itu guru menunnjuk siswa dengan No. 27 untuk menjawab. Jawaban siswa tesebut adalah
6 buah jeruk. “ Bagaimana dengan yang lain ?” tanya guru, “ Betul Pak!” jawab mereka.
Kemudian guru menanyakan asal jawaban 6 buah pada siswa, “Dari 18 : 3, Pak!” jawab
siswa No.31. Guru masih memberi kesempatan bagi yang lain untuk menjawab.
Kemudian nguru menunjuk salah satu siswa untuk memperagakan permaianan lompat
jari dengan kelipatan tiga sampai pada hasil 18, ternyata berhenti pada jari keenam.
Bersama siswa guru mengulang kembali peragaan tersebut.Selanjutnya guru menyruh
siswa untuk memperagakan pertanyaan pembagian 24 : 6, sambil menanti jawaban siswa
guru berkeliling mengamati. Belum sampai guru berkaliling siswa sudah berebut untuk
menjawabnya. Akhirnya secara aklamasi siswa menjawab dengan serempak bahwa
hasilya adalah 4. Setelah permainan dirasa cukup kegiatan dilanjutkan lagi
Siswa dibagi dalam delapan kelompok, tiap kelompok terdiri dari 6 siswa.
Kemudian guru membagikan kartu bilangan peda tiap-tiap kelompok. Tugas kelompok
adalah memasangkan kartu-kartu bilangan tersebut hingga membetuk perkalian satu
angka x satu angka. Setelah tersusun, masing-masing kelompok menuliskan susunan
perkalian tersebut pada lembaran kertas yang telah di bagikan, kemudian mendiskusikan
bersama kelompoknya. Sambil berkeliling guru memberi kesempatan pada siswa untuk
bertanya tentang tugas yang diselesaikan. Kelompok 7 bertanya tentang apakan tiap
anggota kelompok menyelesaikan semuanya. Guru memperjelas kembali tentang tugas
kelompok. Kembali guru berkeliling mengamati kegiatan kerja kelompok. Pada saat
berkeliling guru menemukan kelompok 8 yang tampak kesulitan., sampai menit kedua
mereka belum menuliskan sesuatu pada lembar kerjanya, rupanya antara anggota
kelompok berbeda pendapat. Setelah diberi arahan oleh gurumereka baru mengerti.
Setelah waktu yang ditentukan habis, tiap-tiap kelompok melaporkan hasil kerjanya ke
depan kelas dengan jalan menuliskannya di papan tulis. Masing-masing kelompok salina
mengoreksi hasil kerja kelompok yang lain. Siswa No. 31 mengangkat tangan setelah
diberi izin maka ia ke depan menuju ke pekerjaan kelompok 2 pada perkalian 6 x 8 = 42,
kemudian siswa tersebut membenahi dengan jalan menuliskan kembali di bawahnya ,
6 x 8 = 48. guru bertanya pada siswa yang lain,” Betul jawaban ini anak-anak?” Siswa
menjawab “Betul”. Tampak pada papan tulis 40 pasang perkalian yang sudah dibenahi,
kemudian guru memerintahkan siswa untuk menuliskannya pada bukunya masing-
masing.
Selanjutnya guru membagikan kartu bilangan yang kedua yaitu kartu pembagian
pada masing-masing kelompok. Tugas kelompok adalah memasangkannya hingga
membentuk suatu pembagian kemudian menuliskan ke dalam lembarran yang telah
dibagikan dan mendiskusikannya. Guru memberi kesempatan pada masing-masing
kelompok untuk bertanya tentang tugas. Karena tidak ada yang bertanya, kerja kelompok
boleh dimulai, Pada kerja kelompok yang kedua ini siswa tampak lebih aktif, sepertinya
mereka ingin mempercepat kerjanya. Tiba-tiba anggota kelompok 3 mengangkat tangan
menanyakan bahwa pada kartu bilangagnya ada yang tidak dapat dipasangkan, setelah
diperiksa oleh guru, guru menyarankan agar mengereksi pekerjaannya barangkali ada
yang salah pasang. Kemudian mereka bekerja lagi dan akhirnya dapat menyelesaikan
tugasnya.
Setelah semua selesai maka mereka melaporkan hasil kerjanya ke depan kelas
dengan menuliskan di papan tulis. Tiap-tiap kelompok mengoreksi hasil kerja kelompok
yang lain di papan tulis, ternyata jawaban tidak ada yanag salah. Dengan demikian
kegiatan inti pada tindakan ini sudah selasai..Sebelum kegiaatan dilanjutkan guru
menguatkan perolehan pada anak-anak yang dapat menjawab pertanyaan ini, angkat
tangan.” Guru menuliskan pertanyaan pada papan tulis. Siswa berebut untuk menjawab
pertanyaan tersebut, guru menunjuk siswa No. 7, ternyata jawaban Siswa tersebut benar.
Begitu pula pertanyaan kedua juga dapat diselesaikan dengan tepat. Akhirnya kegiatan
dilanjutkan dengan kegiatan terakhir.
3) Kegiatan Akhir
Kegatan terakhir dari tindakan ini adalah evaluasi. Guru membagikan lembar
evaluasi yang tersiri dari 10 soal, 5 soal perkalian dan 5 soal pembagian. Guru berkeliling
mengamati siswa. Setelah waktu yang ditentuka habis, siswa mengumpulkan
pekerjaannya kadepan kelas. Sebelum ditutup guru memberi kesempatan pada siswa
untuk bertanya. Setelah itu masing-masing kelompok mengumpulkan kartu-kartu yang
telah diterima ke depan kelas, dan pelajaranpun berakhir.
Tangan.” Guru menuliskan pertanyaan pada papan tulis.” Siswa berebut untuk
menjawab pertsnyaan tersebut, guru menunjuk siswa No. 7, ternyata jawaban siswa
tersebut benar. Begitu pula pertanyaan kedua juga dapat diselesaikan dengan tepat.
Akhirnya kegiatan dilanjutkan dengan kegiatan terakhir.
3) Kegiatan akhir
Kegiatan terakhir dari tindakan ini adalah evaluasi. Guru membagikan lembar
evaluasi yang terdiri dari 10 soal, 5 soal perkalian dan 5 soal pembagian. Guru
berkeliling mengamati siswa. Setelah waktu yang ditentukan habis, siswa
mengumpulkan lembar jawaban ke depan kelas. Sebelum pelajaran ditutup, guru
memberi kesempatan pada siswa untuk bertanya. Setelah itu masing-masing kelompok
mengumpulkan kartu-kartu yang yang digunakan dalam pembelajaran ke depan kelas,
dan pelajaran berakhir.
4.1.3. Observasi
Pada saat kegiatan pembelajaran berlangsung diadakan observasi oleh guru
kelas Ivda teman sejawat. Adapun hasil opbservasi diuraikan di bawah ini:
1) Setiap siswa mengenakan No. dada, nomor tersebut adalan nomor urut abasen.
Hal ini dilakukan untuk mempermudah peneliti dan teman sejawat untuk
melaksanakan proses pembelajaran.
2) Pada pertanyaan penjajagan pertamasiswa yang siap menjawab 12 siswa, ini
terlihat dari jumlah mereka yang mengangkat tangan sebanyak 12 siswa, 9
siawa menjawab dengan benar dan 3 jawaban kurang benar. Pada pertanyaan
kedua siswa siap menjawab 10 siswa dengan 8 jawaban benar dai 2 jawabab
kerang benar. Untuk pertanyaan ketiga dan keempat rata-rata siswa yang siap
menjawab 17 siswa.
3) Pada saat permainan lompat jari dimulai siswa tampak bersemangat, tetapi ketika
diberi kesempatan ke depan untuk memperagakan siswa tampak takut.
Setelah guru mengulang kembali permainan tersebut baru tampak 14 siswa
mengacungkan tangan, siap memperagakan ke depan. Untuk permainan
selanjutnya siswa tampak lebih semangat mengikuti sampai pearmainan
selesai. Namun ada 3 siswa yang kurang dapat mengikuti permainan yaitu
siswa No. 1, 6, dan 44.
4) Makin tinggi kelipatan dalam permainan siswa makin banyak siswa yang
tetinggal dalam permainan, ini menunjukkan bahwa siswa makin merasa
sulit.
5) Ruang gerak guru kurang bebas hingga kelompok yang ada di belakang kurang
mendapat kunjungan dari guru.
6) Karena begitu semangat mengikuti permainan, beberapa siswa tanpa disuruh oleh
guru memperagakan permainan dihadapan teman padakelompoknya dari
permulaan sampai selesai.
7) Saat kegiatan pembelajaran berlangsung siswa No. 7 sibuk melakukan kegiatan
sendiri yaitu mencaaari sesuatu di dalam tasnya.
8) Kereja kelompok tampak aktif, siswa – siswa terlibat dalam kegiatan kerja
kelompok. Namun ditemukan beberapa siswa yang kurang aktif bahkan
menurut observer siswa –siswa tersebut hanya terkesan menonton teman
bekerja. Siswa-siswa tersebut bernomor dada 2, 5, dan 9.
9) Selesai permainan lompat jari dan penerapannya, guru memberikan soal
penguat perkalian dan pembagian. Sekarang guru kesulitan menunjukn siswa
untuk menjawab karena hampir seluruh siswa siap menjawab.
10) Pada kegiatan kerja kelompok yang kedua waktu yang diperlukan lebih singkat
dari kerja kelompok yang pertama.
11) Ketika pelaporan hasil kerja kelompok, siswa nomor absen 27 sudah mampu
mencaari dan membenahi hasil kerja kelompok lain.
12) Pada pengumpulan lembar evaluasi tampak siswa mengumpulkan dengan rapi dan
tertib.
13) Selesai pelajaran beberapa siswa membantu mengumpulan dan mengemasi benda-
benda atau peralatan pembelajaran sambila bertanya,” Kapan Bapak mengajar
di kelas IV lagi?”
4.1.4 Analisis dan Refleksi
Analisis dan refleksi tindakan pada siklus petrtama ini dapat diuraikan sebagai
Berikut:
1) Pemberian nomor dada sebagai nomor urut absen pada siswa dipergunakan
Untuk mempermudah guru serta teman sejawat untuk melakukan kegiatan.
2) Pada pemberian soal penjajagan, siswa yang siap menjawab pertanyaan 12
Anak pada pertanyaan pertama, Pada pertanyaan kedua 10 anak , dan pada
pertanyaan ketiga dan keempat rata-rata 17 anak. Hal ini menunjukkan bahwa
kemampuan hitung perkalian dan pembagian masih rendah yaitu 27,5%.
3) Pada saat permainan berlangsung siswa mendapat pengalaman baru yaitu bela
jar matematika sambil bermain. Oleh karena itu mereka tampak bersemangat
dalam mengikuti permainan. Adapun siswa dengan nomor absen 1,2,5,6,9, dan
44, kurang dapat mengikuti permainan. Dari hasil wawancara dengan guru
kelas IV diketahui bahwa siswa-siswa tersebut merupakan siswa yang
terbelakang. Oleh karena itu ketika peneliti yang saat itu bertindak sebagai
guru melakukan wawancara gengan mereka menganjurkan bahwa untuk
mempermudah melakukan permainan tersebut maka kesepuluh jari itu diberi
tulisan angka sesuai dengan kelipatan pada permainan, kemudian dibaca
berulang-ulang.
4) Makin tinggi kelipatan pada permainan jari, makin tinggi pula tingkat
kesulitannya. Hal ini merupakan suatu kelemahan dari pembelajaran ini. Untuk
itu guru sudah mengantisipasi dengan hanya menggunakan lima jari ketika
bermain lompat jari dengan kelipatan 6 sampai dengan 10. Untuk bilangan
tersebut akan dilanjutkan pada tindakan siklus kedua.
5) Ruang kelas tempat peneliti melakukan pembelajaran berukuran 6 m x 7m,
dengan kapasitas siswa yang berjumlah 49 siswa maka tampak siswa agak
berjubel sehingga kuru kerang bebas bergerak. Oleh karena itu kelompok yang
berada di belakang kurang medapat kunjungan. Namun itu menjadi catatan
bagi peneliti untuk tindakan pda siklus selanjutnya.
6) Saat kegiatan berlangsung siswa nomor absen 7 tampak sibuk dengan kegiatan
sendiri. Menurut guru kelas IV siswa ini memang selalu ingin diperhatikan.
Bahkan biasanya siswa ini selalu keluar dari tempat duduk berjalan mondar-
mandir. Namun setelah diberi kesempatan untuk memperagakan permainan ke
depan, ia mulai akti mengikuti kegiatan.
7) Ketika kerja kelompok berlangsung siswa tampak aktif, semua terlibat dalam
kerja kelompok. Untuk siswa bernomor absen 2,5, dan 9, tampak kurang
percaya diri. Dengan demikian untuk tindakan pada siklus selanjutnya hal
seperti ini dapat diperkecil, bahkan dihilangkan.
8) Seusai permainan jari serta penerapannya pada perkalian dan pembagian
terdapat kemajuan sikap dan kemampuan siswa dalam hitung perkalian dan
pembagia, hingga guru kesulitan menunjuk siswa untuk menjawab pertanyan
yang diajukan setelah permainan, karena siswa yang siap menjawab 32 anak
yang berati ketuntasan aktivitas siswa 64 %. Namun hal ini perlu ditingkatkan
pada tindakan selanjutnya.
9) Pada kegiatan kerja kelompok kedua yaitu menyusun kartu bilangan dalam
pembagian, kemudian menuliskan pada lembar kerja dan menyelesaikan
dengan berdiskusi waktu yang dibutuhkan lebuh singkat dari kegiataan kerja
kelompok yang pertama. Hal ini menunjukkan bahwa kooperatif siswa setrta
kemampuan hitung perkalian dan pembagian meningkat.
10) Ketelitin nsiswa tampak saat melaporkan hasik kerja kelompok, siswa mampu
menanggapi hasil kerja kelompok yang kurang tepat. Namun itu baru beberapa
siswa. Selanjutnya diharapkan ketelitian ini juga dikuasai oleh siswa –siswa
yang lain.
11) Terdapat peningkatan kedisiplinan, hain ini tampak ketika pengumpulan hasil
evaluasi. Saat waktu dinyatakan habis siswa langsung mengumpulkan dengan
tertib. Hal ini berbeda dengan pengumpulan soal penjajagan pada awal
pembelajaran.
12) Saat akhir pembelajaran siswa merasa senang. Mereka ingin pembelajaran
matematika selanjutnya menggunakan model pembelajaran yang seperti ini.
Hal ini diungkapkan pada akhjir pembelajaran siswa menanyakan kapan
peneliti mengajar di kalas IV lagi.
13) Secara keseluruha hasil observasi guru kalas IV dan teman sejawat pada siklus
pertama adalah (1) Dalam hal aktifitas, siswa aktif 58 %, siswa sedang 30 %,
dan siswa pasif 12 %.(2) Dalan kerja sama (kooperatif), siswa aktif 62 %,
siswa sedang 28%, dan siswa pasif 10 %,(3) Sedangkan dari hasil evaluasi
penguasaan hitung perkalian dan pembagian sampai bilangan 100 rata-rata 68,
dengan 33 siswa tuntas pembelajaran hitung perkalian dan 16 siswa belum
tuntas.
Melihat paparan data di atas, dengan nilai rata-rata hasil evaluasi tindakan siklus-1
adalah 68, maka ketuntasan belajar tentang hitung perkalian belum tercapai. Begitu
pula tentang aktivitas pembelajaran dan kerja sama siswa dalam menyelesaikan tugas
kelompok masih perlu ditingkatkan. Dan masih tampak siswa yang tidak aktif serta
siswa kurang dapat mengikuti kegiatan pembelajaran. Oleh karena itu tindakan
pembelajaran masih perlu diteruskan pada siklus selanjutnya.
4.2 Paparan Hasil Penelitian Siklus-2
Dari hasil analisis dan refleksi pada siklus-1 kondisi siswa yang perlu dipertahankan
kedisiplinan siswa, rasa senang mengikutimpembelajaran matematika, dan semangat
melakukan kerja kelompok. Masalah yang masih perlu dipacu adalah aktivitas dan
keberanian siswa, kooperatif siswa, dan kemampuan hitung perkalian dan pembagian
siswa. Sedangkan masalah yang masih ada adalah siswa pasif dan siswa kurang dapat
mengikuti kerja kelompok. Oleh karena itu pada tindakan siklus kedua ini lebih
ditekankan pada meningkatkan aktifitas siswa, kerjakelompok atau kooperatif siswa,
dan meningkatkan kemampuan hitung perkalian dan pembagian. Adapun urutan
paparan hasil penelitan pada siklus-2 ini sama dengan siklus yang pertama yaitu:
penysunan perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, serta analisis dan refleksi.
4.2.1 Penysunan Perencanaan Penelitian
Pada kegiatan ini guru melakukan pertemuan lagi dengan guru kelas IV dan teman
sejawat untuk merencakan persiapan dalam pelaksanaan tindakan siklus kedua ini. Hal-
hal yang perlu dipersiapkan meliputi: mempersiapkan peralatan, menyusun perencanaan
pembelajaran, menyusun instrumen yang terdiri dari lembar pengamatan, lembar kerja,
dan lembar evaluasi.
4.2.2 Pelaksanaan Tindakan
Tindakan ini dilaksanakan pada tanggal 9 Oktober 2006. Dalam pembelajaran
tindakan ini materi pokok yang dibahas adalah perkalian besusun dengan indikator
melakukan perkalian dengan cara bersusun, waktu yang diperlukan 2 jam pelajaran (80
menit). Sama dengan tindakan pada siklus pertama, peneliti yang bertindak sebagai guru
dibantu oleh guru kelas IV dan teman sejawat sebagai observer. Adapun urutan
penyajiannya sebagai berikut:
1) Kegiatan Awal
Sebagai apersepsi guru memberikan pertanyaan perkalian seperti pertanyaan
pada pembahasan tindakan I. Pertanyaan ini terutama ditujukan pada siswa-siswa
yang bermasalah yaitu siswa yang kurang dapat mengikuti kegiatan dan siswa yang
kurang aktif. Ternyata mereka dapat menjawab pertanyaan tersebut walau dengan
waktu agak panjang, kecuali siswa dengan No. 1.
2) Kegiatan Inti
Guru mengajak siswa untuk bermain perkalian jari. Permainan tersebut diawali
dengan guru memperagakan permainan perkalian kemudian siswa menirukan. Setelah
itu siswa ke depan untuk memperagakan untuk memperagakan permainan tersebut.
Ketika ditawarkan untuk memperagakan ke depan siswa berebut untuk
memperagakannya, hampir seluruh siswa mengangkat tangan, bahkan siswa yang
semula pada tindakan siklus I tidak aktif tampak juga mengangkat tangaan. Untuk
lebih meningkatkan aktivitas siswa guru menunjuk siswa No.22, sedangkan yang
memberi pertanyaan didipih siswa yang lemah yaitu siswa No. 44. Pertanyaan yang
diajukan adalah 7 x 9. Siswa No. 22 memperagakan dengan tepat , siswa yang lain
tepuk tangan. Begitulah peragaan berlanjut dengan penuh semangat. Namun karena
keterbatasan waktu tidak seluruh siswa memperagakan ke depan.
Siswa dibentuk dalam kelompok-kelompok, pembentukan kelompok ini sama
dengan pada tindakan siklus I yaitu terdiri dari delapan kelompok. Dibentuk demikian
memang untuk mempermudah pengelompokan yaitu dua bangku yang berdekatan
saling berhadapan, tiap kelompok terdiri dari 6 siswa. Tiap siswa memperagakan
permainan perkalian jari pada kelompoknya masing-masing, sampai semua
memperagakan. Guru berkelililng mengamati kegiatan ini dan bersama anggota
kelompok yang sudah berhasil memperagakan guru membantu siswa yang belum
mampu.
Setelah sumua sudah memperagakan guru mengajak siswa untuk menerapkan
permainan perkalian pada perkalian berasusun. Pada kegiatan ini guru mengungkap
kembali pertanyaan penjajagan dan memecahkan satu persatu. Setelah selesai guru
memberikan satu pertanyaan penguat, siswa menyelesaikan pertanyaan tersebut,
kemudian yang sudah selesai mengangkat tangan. Guru berkeliling mengamati siswa
yang mengalami kesulitan pada tiap-tiap kelompok dan mengadakan pembenahan
seperlunya.
Guru membagikan kartu bilangan pada masing-masing kelompok. Tiap-tiap
kelompok memasangkan kaertu-kartu bilangan tersebut hingga membentuk perkalian
bersusun dengan ketentuan susunan satu angka dengan dua angka, satu angka dengan
tiga angka, dan dua angka dengan dua angka. Hasil pasangan perkalian bersusun
tersebut kemudian ditulis pada lembar kertas yang sudah dibagikan oleh guru dan
diselesaiakan bersama pada kelompoknya masing-masing.
Ketika siswa bekerja kelompok guru berkeliling mengamati kerja siswa pada
tiap-tiap kelompok. Dalam bekerja caara yang dipakai tiap-tiap kelompok berbeda-
beda, ada yang tiap tiap pasang perkalian bersusun deselesaikan bersama, ada yang
menggunakan pembagian tugas yaitu tiap siswa menyelesaikan tugas sesuai dengan
kemampuan . kemudian hasil dari masing-masing dikumpulkan dan diteliti bersama.
Tugas selanjutnya adalah tiap-tiap kelompok melaporkan hasil kerja
kelpmpoknya dengan menuliskan ke papan tilis. Kerena kegiatan masih banyak maka
hasil kerja tidak dilaporkan secaraa keseluruhan tetapi diadakan pembagian.
Kelompok I dan II melaporkan perkalian besusun satu angka dan dua angka,
Kelompok III, IV, dan V menlaporkan perkalian satu angka dan tiga angka, dedang
kelompok VI, VII, dan VIII menyelesaikan perkalian dua angka dan dua angka.
Kemudian tiap-tiap kelompok saling mengoreksi pelaporan kelompok lain. Tampak
beberapa siswa berhasil menemukan dan membenahi hasil kerja kelompok lain yang
kurang tepat, siswa tersebut adalah siswa dengan No. absen 21,32,27,dan 40. Setelah
pembenahan siswa menuliskan pada bukunya masing-masing. Setelah selesai guru
memberi kesempatam pada siswa uantuk bertanya tentang perkalian bersusun. Karena
tidak ada yang bertanya guru memberikan soal penguat. Siswa yang siap menjawab
mengacungkan tangan. Karena terlalu banyak yang angkat tangan, guru menunjuk
dua siswa menyelesaikan kedepan sedangkan yang lain mengoreksi jawaban temanya.
Akhirnya mereka setuju dengan jawaban di papan tulis .
3) Kegiatan Akhir
Kini tinggal kegiatan terakhir pada tindakan kedua ini yaitu evaluasi. Guru
membagikan lembar evaluasi. Siswa menyelesaikan lembar evaluasi tersebut dengan
tenang. Guru berkeliling mengamati kerja siswa. Setelah waktu yang disediakan habis
siswa mengumpulkan lembar evaluasi tersebut. Sebelum pelajaran ditutup guru
membagikan angket, setelah selesai barulah pembelajaran ditutup.
4.2.2 Observasi
Pada saat pelaksanaan tindakan pada siklus-2 ini berlangsung, guru kelas IV dan
teman sejawat melaksanakan observasi. Hasil observasi dapat diuraikan di bawah ini:
1) Pada saat apersepsi guru memberikan pertanyaan pada siswa yang kurang
Aktif pada saat pembelajaran pada tindakan siklus-1. Ternyata mereka dapat
menjawab walau dengan waktu yang agak panjang. Kecuali siswa dengan No.
absen 1 yang juga ikut menjawab namun jawabannya kurang tepat.
2) Ketika mengumpulkan soal penjajagan, mereka mengumpulkan dengan
tertib.
3) Dalam melakukan permainan perkalian jari mereka melakukannya dengan penuh
semangat, mereka berebut ketika disuruh memperagakan ke depan, bahkan
diantara mereka ada 3 siswa yang pada tindakan siklus-1 tergolong kurang aktif,
yaitu siswa No. 2,6, dan 9.
4) Dalam memperagakan permainan pada kelompok masing-masing, tiap-tiap
kelompok berjalan dengan baik sesuai dengan cara mereka masing-masing.
5) Ketika soal penguat diberikan oleh guru, hampir seluruh siswa siap menjawab,
sehingga guru menunjuk siswa secara acak yaitu siswa No. 7.
6) Dalam mengikuti permainan siswa No. 5, 44, dan 1 sering tertinggal, sehingga
guru sempat membantu mereka
7) Ketika menyelesiakan tugas kelompok yaitu memasangkan kartu-kartu bilangan,
kemudian kemudian menuliskan pada lembar kertas dan mendikusikannya dengan
kelompok masing-masing, sudah tidak tampak lagi siswa yang pasif, semua
terlibat dalam kerja kelompok
8) Pada pelaporan bebrapa siswa telah berhasil menemukan dan membenahi hasil
kerja kelompok lain yang kerang tepat. Siswa tersebut adalah No. 31, 21, 27, dan
32.
4.2.4 Analisis dan Refleksi
Berdasar hasil observasi guru kelas IV dan teman sejawat pada tindakan siklus-2,
maka analisis dan refleksi dapat diuraikan sebagai berikut:
1) Berdasar pertanyaan yang diajukan oleh guru pada absevasi, siswa-siswa
yang kurang aktif atau lambat, sudah dapat menjawab kecuali siswa No.1.
Menurut gurukelas IV siswa tersebut mengalami gangguan Psikologis karena
habis menjalani operasi pada kepala. Sepulang dari operasi daya ingatnya
berkurang.
2) Saat mengumpulkan lembar soal penjajagan siswa mengumpulkan dengan rapi
dan tertib, hal ini menunjukkan kedisiplinan siswa sudah dapat dijaga.
3) Semangat belajar dan aktifitas siswa makin tinggi, hingga saat memperagakan
permainan perkalian jari semua berebut ke depan.
4) Saat mengerjakan tugas kelompok, masing-masing kelompok, tiap-tiap kelompok
menyelesaikan dengan cara yang berbeda-beda. Hal ini menunjukkan bahwa
padatindakan siklus-2 ini kreatifitas siswa mulai tampak.
5) Keberanian dan ketelitian siswa semakin tinggi hal ini sesuai dengan hasil
observasi yakni beberapa siswa dapat menunjukkan dan membenahi hasil kerja
kelompok lain.
6) Secara keseluruhan dari hasil observasi guru kelas IV dan teman sejawat pada
siklus-2 ini serta hasil angket dan wawancara adalah (1) aktifitas siswa; siswa
aktif 78%, siswa sedang 18%, dan siswa pasif 4%. (2) kooperatif siswa; siswa
aktif 84%, siswa sedang 14%, dan siswa pasif 2%.(3) Hasil evaluasi menunjukkan
rata-rata kemampuan hitung perkalian siswa 76%, dengan 46 siswa tuntas dalam
pembelajaran hitung prrkalian dan 3 siswa belum tuntas
Berdasarkan paparan data hasil analisis pada tindakan siklus-2 di atas
menunjukkan bahwa aktivitas siwa dalam pembelajaran menunjukkan peningkatan.
Begitu pula kerja sama siswa dalam menyelesaikan kerja kelompok juga mengalami
peingkatan. Dan bila dibandingkan dengan target ketuntasan kemampuan hitung
perkalian dengan rata-rata 70, maka pembelajaran hitung perkalian dengan
menggunakan media benda-benda terdekat dikatakan selesai.
Sedangkan untuk ketiga siswa yang belum mencapai ketuntasan dalam
pembelajaran hitung perkalian ini menurut guru kelas IV memeng ada masalah pribadi.
Siswa dengan No. absen 1 mengalami penurunan daya ingat karena habis mengalami
kecelakaan. Dan siswa No. 6 dan 44 tergolong siswa yang lemah sekali. Menurut hasil
diskusi peneliti dan guru kelas IV serta teman sejawat untuk menindak lanjuti kedua
siswa tersebut butuh waktu yang panjang, oleh karena itu untuk selanjutnya akan
ditangani sendiri oleh guru kelas IV.
4.3 Pembahasan
Pada bagian ini akan disajikan pembahasan dari analisa data sebagai hasil dari
observasi guru kelas IV dan teman sejawat pada siklus-1 dan siklus-2. Berdasarkan
rumusan masalah yang dikemukakan pada penelitian ini, maka pembahasan ini secara
urut dikemukakan sebagai berikut: (1) kemampuan hitung perkalian siswa kelas IV, (2)
aktivitas siswa dalam pembelajaran, (3) kooperatif (kerja sama) siswa dalam
menyelesaikan tugas kelompok, dan (4) hal-hal yang ditemukan selama tindakan siklus-1
dan siklus-2
1) Kemampuan hitung siswa kelas IV
Berdasarkan analisa hasil observasi hasil tindakan siklus-1 dengan bahasan
menghafal perkalian dan pembagian sampai dengan bilangan 100, pada
pertanyaan penjajagan menunjukkan penguasaan materi sebelum tindakan
dilaksanakan 31% dan setelah tindakan dilaksanakan 68%. Pada tindakan siklus-2
dengan bahasan menghitung erkalian dengan cara bersusun, menunjukkan
sebelum tindakan dilaksanakan penguasaan materi siswa tentang perkalian
bersusun menurut hasil pertanyaan penjajagan sebesar 48% sedangkan setelah
tindakan berlangsung menunjukkan 76%. Dengan target kemampuan hitung
perkalian 70 % maka hal ini menunjukkan bahwa pembahasan tentang perkalian
dengan menggunakan media benda-benda terdekat dapat meningkatkan
kemampuan hitung perkalian
2) Aktivitas siswa dalam pembelajaran.
Dari hasi observasi peneliti pada pembelajarn matematika dengtan bahasan
membulatkan hasil operasi hitung dalam satuan, puluhan ,dan ratusan terdekat
yang disampaikan oleh guru kelas IV, siswa tampak pasif, takut bertanya, dan
kurang percaya diri serta perhatian mereka kecil sekali. Juga pada awal tindakan
siklus-1, tampak siswa takut menjawab dan memperagakan ke depan hingga guru
mengulang kegiatan awal permainan siklus-1. Namun setelah setelah permainan
selesai pada siklus pertama, aktivitas siswa meningkat, siswa menjadi semangat
hal tersebut tampak ketika memperagakan permainan lompat jari mulai awal
kelipatan dua dan seterusnya, siswa berebut untuk memperagakan ke depan.
Begitu pula pertanyaan demi pertanyaan yang disampaikan oleh guru, ditanggapi
secara aktif oleh siswa dengan hampir seluruh siswa siap menjawab pertanyaan
tersebut. Menurut hasil observasi guru kelas IV dan teman sejawat, aktivitas siswa
pada tindakan siklus-1 menunjukkan: siswa aktif 54 %, siswa sedang 32 %, dan
siswa pasif 14%. Sedangkan pada tindakan siklus-2, siswa aktif78%, siswa
swdang 18 %, dan siswa pasif 4%. Dengan demikian berdasar hasil analisis data
diatas dapat dikatakan bahwa pembelajaran hitung perkalian dengan media benda-
benda terdekat dapat meningkatkan aktivitas belajar.
3) Kooperatif dalam menyelesaikan kerja kelompok
Berdasar hasil observasi peneliti pada pembelajaran matematika yang disajikan
oleh guru kelas IV, siswa tampak tidak semangat, terkesan takut, apa lagi ketika
menyelesaikan tugas dari guru baik perorangan maupun kelompok, sebaian besar
mereka menggantung pada teman, terutama teman sebangku. Hal ini
menunjukkan bahwa interaksi antar siswa dan kerja sapa dalam kelompok belum
terbentuk. Dari hasil pengamatan guru kelas IV dan teman sejawat sat peneliti
melaksanakan tindakan pada siklus-1 menunjukkan bahwa saat menyelesaikan
utgas kelompok, siswa menyelesaika bersama, berpikir bersama, dan
memecahkan masalah bersama. Hal tersebut tampak sekali saat memasangkan
kartu-kartu bilangan ke dalam bentuk perkalian dan pembagian, mereka terlibat
dalam diskusi mencari pasangan yang mudah untuk diselesaikan. Begitu juga
pada tindakan siklus-2 , mereka berkerja sama seolah suda tidak ada pembatas
antara tang cepat belajar dan yang lambat belajar. Secara rinci hasil analisis dari
observasi pada tindakan siklus-1 sebagai berikut: siswa aktif 62%, siswa sedadang
28%, dan siswa pasif 10%. Sedangkan pada tindakan siklus-2 siswa aktif 78%,
siswa sedang 14% dan siswa pasif 2%. Berdasar analisis data hasil observasi
tindakan siklus-1 dan siklus-2 serta hasil obsevasi peneliti pada pembelajaran
yang disampaikan oleh guru kelas IV, keja sama pada kelompok dikatakan
berhasil. Artinya, dengan menggunakan media benda-benda terdekat dalam
menyelesaikan tugas bersama pembelajara matematika tentang hitung perkalian
dapat mempertingi kerjasama dan interaksi antar siswa.
4) Hal-hal yang ditemukan dalan observasi tindakan siklus-1 dan siklus-2
(1) Motivasi semangat belajar siswa semakin tinggi, tampak saat permaina yang
Dilaksanakan pada tindakan siklus-1 dan siklus-2. siswa berebut untuk
memperagakan permainan ke depan.
(2) Kedisiplinan siswa dalam mengikuti aturan semakin tinggi. Hal ini dapat dili
hat saat siswa mengumpulkan lembar jawaban pada pertanyaan penjajagan,
siswa tampak tak teratur dan makan waktu yang panjang, tetapi saat
mengumpulkan lembar jawaban evaluasi baik pada siklus-1 atau siklus-2
siswatampak tertib.
(3) Selesai tindakan siklus-1 siswa bertanya kapan peneliti akan mengajar lagi di
kelas IV. Hal ini menunjukkan bahwa siswa senang akan pembelajaran yang
dibawakan oleh peneliti. Hasil angket juga mendukung hal yang sama, rata-
rata siswa senang akan pembelajaran maatematika yang dibawakan oleh
peneliti.
(4) Kreativitas siswa juga tampak saat menyelesaikan kerja kelompok. masing –
masing kelompok menggunakan cara masing-masing untuk memecahkan
masalah. Ada yang menggunakan pembagian tugas dan ada yang
menyelesiakan bersama soal demi soal.
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan
Berdasar hasil analisis data dan pembahasan tentang pembelajaran hitung perkalian
dengan dengan media benda-benda terdekat pada pelajaran matematika siswa kelas IV
sekolah dasar dapat disimpulkan sebagai berikut:
1) Pembelajaran hitung perkalian dengan menggunakan media benda-benda
terdekat dilaksanakan dengan urutan: (1) apersepsi yang dapat berupa
pertanyaan untuk membawa siswa menuju mareri atau pertanyaan penjajagan
materi,(2) permainan jari, yang dalam hal ini pada siklus pertama dengan
permainan lompat jari dan siklus kedua dengan permainan perkalian jari. (3)
penerapan permainan pada perkalian, (4) kerja kelompok, dan (5) evaluasi.
2) Pembelajaran hitung perkalian pada pelajaran matematika dengan
menggunakan media benda-benda terdekat meningkatkan aktivitas
pembelajaran, mempertinggi interaksi antar siswa dan keja sama kelompok,
serta meningkatkan pemahaman siswa terhadap perkalian dan pembagian
sehingga kemampuan hitung siswa semakin tinggi.
3) Pembelajaran matematika dengan media benda-benda terdekat memacu
keberanian siswa sehingga dengan sendirinya rasa minder dan takut bagi
siswa tertentu akan hilang, memotivasi siswa untuk lebih aktif dalam
pembelajaraan, sehingga pembelajaran semakin hidup, dan memberikan
kebebasan pada siswa untuk berkreasi dalam menyelesaikan tugas kelompok.
5.2 Saran-Saran
Sesuai dengan hasi penelitian maka sebagai tindak lanjut dan kesempurnaan maka
dikemukakan saran-saran sebagai berikut:
1) Dalam melaksanakan pembelajaran hendaknya guru mempersiapkan se
gala sesuatunya seperti: rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), lembar
kerja, alat evaluasi, dan peralatan yang diperalukan.
2) Untuk meningkatkan kemampuan hitung perkalian, aktivitas, dan kreativitas
dalam pembeljaran, hendaknya guru menggunakan model pembelajaran yang
menarik dan menggunakan media yang sesuai, misalnya media benda-benda
terdekat seperti kartu bilangan dan jari tangan.
3) Untuk penelitian selanjutnya hendaknya diadakan perbaikan-perbaikan dan
penyempurnaan sehingga diperoleh hasil yan baik.
DAFTAR PUSTAKA
Aqip, Zainal. 2003. Karya Tulis Ilmiah Bandung: Yrama Widya.
AZ, Mulyana. 2001. Rahasia Matematika. Surabaya: Edutama Mulya.
Degeng, Nyoman Sudana.1997. Strategi Pembelajaran. Malang: Ikip Malang.
Depdikbud. 2004. Kurikulum Pendidikan Dasar, Garis-garis Program
Pengajaran (GBPP). Jakarta: Depdikbud.
Hamalik, Umar. 1982. Media Pendidikan. Bandung: Alumni.
Harmini,Sri. 2004. Model Bermain Sebagai Upaya Meningkatkan Pemahaman Siswa Terhadap Operasi Penjumlahan dan Pengurangan Bilangan Cacah Di Kelas III SD. Hasil Penelitian, tidak diterbitkan : Universitas Malang.
Kamisa. 1997. Kamus Lengkap Bahasa Indonesia. Surabaya: Kartika.
Mulyasa, E. 2005. Menjadi Guru Profesional. Jakarta: Remaja Rosda Karya.
Puspita. 2004. Aneka Berhitung Cepat, tidak diterbitkan. Bandung: Dipakai untuk Kalangan Sendiri.
Wibawa, Basuki. 2000. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Direktorat Tenaga Kependidikan.
Tabel 1
Hasil Observasi Aspek Aktivitas
No. Na ma
Aspek Aktivitas
Siklus-1 Siklus-2
1 2 3 4 5 Jml. 1 2 3 4 5 Jml.
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
Putri Ima
Halim A.
M. Hanafi
M.Lukman
A. Bactiar
A. Syaifudin
Bagas A.
Candra P.
Eky B.P.
Hebby N.C.
Ika K.A.
Yunita N.
Lailatul M.
Lucy C.
M Ardy
M. Fajar
Miftahudin
M. Alfian
M. Amirul
M. Anwar
Mufaticalut
Nazila
1
1
2
2
1
2
2
2
1
2
2
2
2
2
2
2
1
2
2
2
2
2
1
2
2
1
1
2
2
2
1
2
1
2
2
2
2
2
2
1
2
1
2
2
0
1
2
1
1
1
1
2
2
2
2
1
1
2
2
2
2
2
1
2
2
1
1
1
1
1
2
0
1
1
1
1
1
1
1
1
1
2
1
1
1
1
2
1
1
1
1
2
0
0
1
2
0
1
1
1
2
1
2
1
2
1
2
1
2
1
4
5
8
7
5
5
7
7
5
8
6
7
8
8
9
8
8
7
8
7
10
7
1
2
2
2
1
1
2
2
1
2
1
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
1
1
2
1
1
2
2
2
1
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
1
1
1
1
2
1
1
1
2
1
1
1
1
1
2
2
1
2
1
2
2
2
1
2
2
2
1
1
2
2
2
2
1
2
2
2
2
1
2
1
1
2
2
1
1
0
1
1
1
0
1
1
0
1
1
1
1
2
1
2
1
1
2
0
2
1
5
6
8
7
6
5
8
8
6
8
6
8
8
9
9
9
8
8
8
8
10
8
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
Uci S.L.
Ronaldo R.
Rosita F.
R. Gunawan
Suhaila W.
Sofia N.A.
Syafira S.
Wahyu H.
Winda W.
Wahyu I.
Umi A.
Angga P.
Rizka P.
Rosela M.
Yovie P.
Wilfan D.
Imelda D.
Elsa U.
Citra A.
Rinda N>
I Dewa Ny.
Imron H.
Dian A.
Risa U.
Dewi R.
G. Jelita
Finda G.
1
2
2
2
2
2
2
2
2
2
1
2
2
2
2
2
2
1
2
2
2
1
2
2
2
2
2
2
1
1
2
2
2
2
2
2
2
1
2
2
1
2
2
2
2
1
2
2
1
1
2
2
2
2
2
1
2
2
2
2
2
2
2
2
2
1
2
2
2
2
1
2
1
1
2
1
1
2
2
1
1
1
1
1
1
1
2
1
1
2
2
1
2
1
1
1
1
1
1
2
1
1
1
2
1
1
2
2
1
1
2
1
1
1
1
1
2
1
1
1
1
1
0
2
1
1
2
1
1
1
0
1
1
1
1
6
6
8
8
7
9
8
8
10
9
6
8
8
7
7
9
7
7
8
7
8
5
6
8
8
8
8
1
2
2
1
2
2
2
2
2
2
1
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
1
2
1
2
1
2
2
2
2
2
2
2
2
2
1
2
2
1
2
2
2
2
2
2
2
1
2
2
2
2
2
2
1
1
2
1
1
1
1
2
1
2
1
2
2
1
1
1
1
1
1
1
1
1
2
2
2
1
`
`
1
2
2
2
2
2
2
1
2
2
1
1
2
1
2
2
1
1
1
1
2
1
2
2
1
2
2
1
1
2
1
1
2
1
2
2
2
2
2
1
2
2
2
2
1
2
2
1
2
1
1
1
1
1
6
8
9
8
8
9
8
8
10
9
7
8
9
7
9
8
8
7
8
8
8
7
8
8
8
8
8
Tabel 2
Hasil Obsevasi Aspek Kooperatif
No. Na ma
Aspek Kooperatif
Siklus-1 Siklus-2
1 2 3 4 5 Jml. 1 2 3 4 5 Jml.
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
`9
20
21
22
Putri Ima
Halim A.
M. Hanafi
M. Lukman
A. Bactiar
A. Syaifud.
Bagas A.
Candra P.
Eky B.
Hebby N.
Ika K.
Yunita N.
Lailatul M.
Luci C.
M. Ardy
M. Fajar
Miftahudin
M. Alfan
M. Amirul
M. Anwar
Mufaticalud
Nazila
1
1
2
2
2
1
2
1
1
2
1
2
2
2
2
1
1
1
2
2
2
1
1
2
1
2
1
1
2
2
1
2
1
2
1
2
2
1
2
1
2
1
2
1
1
1
2
1
1
1
2
1
1
1
2
1
2
1
2
2
1
2
2
2
2
2
1
0
1
1
1
0
1
2
0
2
0
2
1
2
2
2
2
1
1
1
2
1
0
1
2
1
1
2
1
1
2
1
2
1
2
1
1
2
2
1
2
1
2
1
4
5
8
7
6
5
8
7
5
8
6
8
8
8
9
8
8
6
8
7
10
7
1
1
2
2
1
2
2
1
2
2
1
2
2
1
2
2
2
2
2
2
2
1
1
2
2
1
1
1
2
2
2
2
1
2
2
2
2
2
2
2
1
2
2
2
1
1
1
2
0
1
2
2
1
2
2
2
1
2
2
2
1
2
2
2
2
2
1
0
2
2
2
1
1
1
2
2
1
1
1
1
2
2
2
1
2
1
2
2
1
2
1
1
2
1
1
2
1
1
2
1
2
2
2
1
1
0
2
1
2
1
5
6
8
8
6
6
8
8
8
9
7
8
8
8
10
9
8
7
9
8
10
8
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
Uci S.
Ronaldo R.
Rosita F.
R. Gunawan
Suhaila W.
Sofia N
Syafira S.
Wahyu H.
Winda W.
Wahyu I.
Umi S.
Angga P.
Rizka P.
Rosela M.
Yovie P.
Wilfan D.
Imelda D
Elsa U.
Citra A.
Rinda N.
I Dewa NY.
Imron H.
Dian A.
Risa U.
Devi R.
G.Jelita
Finda G.
2
2
2
2
2
2
2
2
1
2
2
1
2
2
1
2
2
2
2
2
1
1
2
2
2
2
1
2
1
1
2
2
2
1
2
2
1
2
2
2
2
2
1
2
2
2
2
2
1
2
2
1
2
2
1
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
1
1
2
2
2
1
2
2
2
2
2
1
1
1
1
1
1
1
2
2
1
1
1
1
2
1
2
1
1
1
1
1
1
1
2
1
1
1
1
0
2
1
2
1
2
2
2
2
1
2
1
1
2
1
2
1
1
1
2
1
1
1
2
1
2
6
6
8
8
9
8
8
10
10
6
8
9
7
9
8
7
8
7
8
8
8
5
7
9
8
8
8
1
1
2
2
2
2
2
2
2
2
2
1
1
2
2
1
1
2
2
2
2
1
2
1
1
1
2
2
2
2
2
2
2
1
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
1
1
2
1
2
2
2
1
1
2
2
2
2
1
2
2
2
1
2
2
2
2
1
2
2
2
1
2
2
2
2
2
2
2
2
1
2
2
1
2
2
2
2
2
2
1
2
2
2
2
2
2
1
2
2
2
1
2
1
1
2
2
1
1
1
1
2
1
2
2
2
1
2
2
1
1
2
1
1
1
1
1
1
0
1
2
2
2
1
7
8
9
8
10
8
9
10
10
8
9
9
8
9
9
8
8
8
8
8
8
6
8
8
8
9
8
Jml.
HASIL ANGKET SEBELUM TINDAKAN
Lampiran 5
No. Pertanyaan Opsion Jumlah
1. Sengankah kamu pada pembelajaran
matematika tentang hafalan perkalian?
a. senang 10
b. biasa-biasa saja 17
c. tidak senag 22
2. Bagaimana cara Bapak/Ibu guru dalam
membelajarkan matemataika tentang hafalan
perkalian?
a. menghafalkan 18
b. mengerjakan LKS 12
c. melihat daftar
perkalain
19
3. Pernakah Bapa/Ibu guru menggunakan
peragaa dalam membelajarkan maatematika
tentang hafalan perkalian?
a. sering 15
b. jarang 8
c. tidak pernah 26
4. Peraga apa yang digunakan oleh Bapak/Ibu
guru dalam membelajarkan matematika
tentang hafalan perkalian?
a. Daftara perkalian 36
b. batang lidi dsb. 2
c. Kartu bilangan 11
5. Pernakah kamu mengalami dkesilitan dalam
mengikuti pembelajaran matematika tentang
perkalian?
a. pernah 32
b. jarang 7
c. tidak pernah 10
HASIL ANGKET SESUDAH TINDAKAN
Lampiran 6No. Pertanyaan Opsion Jumlah
1. Sengkah kamu dalam pembelajaran
matematika menggunakan peraga?
a. senang 38
b. biasa-biasa 11
c. tidak senang 0
2. Senangkah kamu dalam pembelajaran
matematika tentang perkalian menggunakan
peraga jari tangan?
a. senang 40
b. biasa-biasa 7
c. tidak senang 2
3. Dapatkah kamu menentukan hasil perkalian
dengan menggunakan peraga jari tangaan?
a. dapat 34
b. ragu-ragu 12
c. tidak dapat 3
4. Apakah kamu dmengalami kesulitan dalam
menghitung perkalian dengan
menggunakan djarai?
a. tidak 31
b. kadang-kadang 13
c. ya. 5
5. Inginkah kamu mengembangkan hitung
perkalian dengan menggunakan jari?
a. ingin 35
b. biasa-biasa 14
c. tidak ingin 0
No. N a m a Siklus –1 Siklus-2SebelumTindakan
Sesudah Tindakan
Sebelum Tindakan
Sesudah Tindakan
1
2
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
.11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
22.
23.
24.
25.
26.
27.
Putrid Ima Umayat
Halim Adi Wibowo
Moh. Hanafi
Moh. Lukman
Achmad Baktiar
Achmad Syaifudin
Bagas Ardika
Candra Putri
Eky Bayu Pribadi
Hebby Nur Cahyo
Ika Kusnia Anggraeani
Yunita Nuruliana
Lailataul Mufida
Lucy Cahyo
Muh. Ardiansyah
Muh. Fajar
Miftahudin
Moh. Alfian
Moh. Amirul Mukninin
Moh. Anwar Anas
Mufatichalut Diana
Nazila
Uci Septi Laila
Ronaldo Resa
Rosita Farida
Rohmad Gunawan
Suhaila Wafa!
0
0
50
25
0
0
25
25
0
25
0
50
25
25
50
25
25
0
50
25
75
25
25
50
50
75
25
20
20
60
70
40
40
70
60
50
70
50
70
70
70
70
80
70
60
60
60
100
70
60
90
50
70
50
0
25
75
25
50
0
50
25
25
50
25
50
50
75
75
50
50
25
25
25
100
25
25
75
75
75
100
10
70
80
70
70
60
80
70
70
80
70
70
70
70
100
90
70
70
70
70
100
70
70
80
90
80
90
28.
29.
30.
31.
32.
33.
34.
35.
36.
37.
38.
39.
40.
41.
42.
43.
44.
45.
46.
47.
48.
49
Sofia Nirmala Aji
Syafira Sahna
Wahyu Hidayat
Winda wihmi Alisya
Wahyu Imroni
Umi Aslamiyah
Angga Pratama
Rizka Pradana
Rosela Mulyaningraum
Yovie Prasetyo
Wilfan Damar Bagasta
Imelda Dewitya
Elsa Udya Kurniasari
Citra Adi Gita
Rinda Nirilita
I Dewa Nyoman Darma
Imron Hafid
Dian Anita kusumawati
Risa Umaira
Devi Ramadani
Gea Jelita
Firda Gea F
.
Jumlah
Rata-rata
25
50
25
100
75
0
25
50
25
25
25
25
25
25
25
25
0
0
50
25
25
25
1525
31
100
70
60
70
100
50
90
80
70
60
70
60
70
50
70
40
70
70
70
50
70
70
1340
68
75
50
75
100
100
25
50
75
75
25
75
25
5025
50
75
50
25
50
75
25
75
50
2350
48
100
80
80
100
100
70
90
90
70
100
80
70
70
70
70
70
60
70
80
70
80
70
3730
76
Lampiran 1 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
SIKLUS-I
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas : IV
Smesrter : I
Keterampilan Dasar : Melakukan dan menggunakan sifat-sifat operasi hitung dalam
Pemecahan masalah.
Materi Pokok : Operasi hitung bilangan (perkalian /pembagian)
Indikator : Menghafal perkalian dan pembagian sampai 100.
Sumber belajar : Buku pelajaran, jari tangan, kartu bilangan.
Pelaksanaan : 4 Oktober 2006
No Kegiatan pembelajaran Pengorganisasian
Waktu/siswa
1. _ Kegiatan Awal klasikal 5 menit
_ Sebagai penjajagan guru memberikan pertanyaan
sebagai berikut:
Ada 8 prajurit bersenjatakan panah. Tiap-tiap prajurit
Membawa 4 anak panah. Ketika istirahat panah-panah
Tersebut dikumpulkan . Nah ada berapa anak panah
Yang terkumpul?
Siswa diminta menjawab dengan angkat tangan, tanpa
Menyebutkan jawabannya. Kemudian guru
Menghitung siswa yang siap menjawab dan yang
Belum
2 _ Kegiatan Inti klasikal 40 menit
Guru mengajak siswa untuk bermain lompat jari
dengan memperagakan di depan kelas . Peragan tersebut
diawali dengan lompat dua-dua.Siswa menirukan peragaan
guru. Setelah selesai beberapa siwa diminta memperagakan
di depan kelas.
Setelah cukup guru memberikan soal yang sama dengan
Kegiatan 1. Siswa diminta menjawab pertanyaan tersebut
dengan memaparkannya (guru mebantu menyempurnakan
jawaban siswa)
_ Siswa dibagi dalam 8 kelompok. Tiap-tiap kelompok kelompok 20 menit
terdiri dari 6 siswa. Guru membagikan kartu bilangan pada
masing-masing kelompok. Siswa memasangkan kartu –
kartu tersebut hingga tersusun perkalian. Bersama kelompok
siswa menjawab susunan perkalian tersebut, kemudian
mempresentasikan hasilnya ke depan kelas.
3. _ Kegiata Akhir klasikal 15 menit
Guru memberikan pertanyaan yang senada dengan kegiatan
1 sebagai penguat .
guru membagikan lembar evaluasi
Evaluasi
a. Penilaian Proses
a) Mencatat siswa yang dapat menjawab pertanyaan guru
b) Mengamati dan mencatat keaktivan dan kerjasama kelompok.
b. Penilaian Hasil
Penilaian ini dilihat dari hasil evaluasi siswa.
Kludan, 4 Oktober 2006
Kepala sekolah Guru kelas
H. Sutomo, Ama Pd. Drs. Akhmad Solik
Lampiran 2 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
SIKLUS – 2
Mata pelajaran : Matematika
K e l a s / Smester : IV / I
Keterampilan Dasar : Melakukan dan menggunakan sifat-sifat operasi hitung dalam
Pemecahan masalah.
Materi Pokok : Opersi hitung perkalian
Indikator : Melakukan perkalian dengan caraa bersusun
Sumber dan alat /
belajar : Buku pelajaran, jari tangan, kartu bilangan
Waktu : 2 jam pelajaran (80 menit)
Pelaksanaan : 9 Oktober 2006
No. Kegiatan Pengorganisasian
Waktu / kelas
1. Kegiatan Awal 10 menit/ klasikal
- Guru memberikan pertanyaan sebagai tindak lanjut
Siklus-1
- Guru memberikan soal penjajagan materi tentang
Perkalian berasusun.
2. Kegiatan inti 50 menit
- Guru mengajak siswa untuk beramain perkalian jari 15 menit / klasikal
dengan cara memperagakannya, kemudian dilakukan
bersama siswa, dan akhirnya siswa bergatian mempe
ragakan di depan kelas
- Siswa dibentuk dalam 8 kelompok, setiap kelompok
teradiri dari 6 siswa. Siswa memperagakan peramai
nan perakalian jari pada kelompok masing-masing.
- Guru membagikan kartu bilangan pada tiap-tiap 20 menit/ kelompok
kelompok. Tiap kelompok menyusun kartu bilangan -
tersebut hingga membentuk perkalian berasusun
dengan ketentuan: (1) perkalian bersusun satu angka
dua angka, (2) Perkalian satu angka degan tiga angka,
dan (3) perkalian dua angka dan dua angka.
- Pembahasan hasil kerja siswa 15 menit / klasikal
- Siswa menulis hasil pembahasan pada bukunya
Masing-masing.
3. Kegiatan akhir 20 menit / klasikal
guru memmbagikan lembar evaluasi
Kludan, 9 Oktober 2006
Kepala sekolah SDN Kludan Guru kelas
Lampiran 3. Lembar Observasi Aktivitas Siswa
No. Aspek Aktivitas Nomor Siswa Jumlah1 2 3 4 5 6 7 8
1. Mendengar penjelasan guru2. Merespon Pertanyaan guru3. Mengerjakan lembar kerja4. Bertanya pada teman5 Merespon Pertanyaan teman
Jumlah
Lampiran 4. Lembar Observasi Kooperatif Siswa
No. Aspek Kooperatif Nomor Siswa Jumlah1 2 3 4 5 6 7 8
1. Menghargai pendapatOrtang lain
2. Memberi kesempatanOrang lain berbicara
3. Mendebarkan denganAktif
4. Kemampuan menyampaikanInformasi
5. Kerja sama dalamKelompok
Jumlah
Pengamat
______________
Lampiran 5. Lembar Evaluasi siklus -1
N a m a : ………………….
Selesaikan Pertanyaan-pertanyaan di bawah ini!
1. 4 x 9 = …….
2. 3 x 8 = …
3. 6 x …= 24….
4. …x 4 = 28
5. 27 : 3 = ….
6. 32 : 8 = ….
7. ….: 6 = 5
8. Udin membeli 5 bungkus permen. Tiap bungkus berisi 9 permen.
Berapa jumlah permen yang dibeli Udin?
9. Pada sebuah gudang terdapat 7 becak. Tiap becak beroda 3. Berapa
jumlah roda becak semuanya?
10.Ali membawa 40 kelereng. Kelereng-kelereng tersebut akan diberikan
8 temannya. Berepa kelereng yang diterima oleh tiap anak?
Lampiran 6. Lembar evalusi siklus- 2
N a m a : ……
Selesaikan pertanyaan-pertanyaan di bawah ini!
1. 3 8 2. 4 6 5 3. 7 4
7 x 8 x 3 9 x
2 . 6 . 2 . 6 6 .
2 . 2 +
2 . 8 .
4. 5 8 5. 3 6 2 6. 7 8
2 1 x 4 5 x 2 9 x
. 8 1 8 . 0
1 1 . + . 4 8 +
1 1 . 8 2 . . 0
7. 9 8 8. 1 6
2 6 x 3 2 x
9. Udin membeli 6 bungkusn mainan. Tiap bungkus harganya 150 rupiah.
Berapa rupiah Udin harus membayar?
10. Harjo mempunyai 24 kandang ayam. Tiap kandang berisi 35 ekor ayam.
Berapa ekor jumlah seluruh ayan Pak Harjo?