Author
yoseph-widyanto
View
153
Download
10
Embed Size (px)
DESCRIPTION
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan judul: Upaya Peningkatan Prestasi Belajar Membaca Surat-surat Pendek dari Al-Qur’an melalui Metode Pemecahan Masalah (Problem Solving) pada Siswa Kelas IV SD Negeri Krenceng IV Kepung Kediri Tahun Pelajaran 2011/2012.Telah diserahkan kepada perpustakaan SD Negeri Krenceng IV Kepung Kediri, disetujui dan disahkan oleh Kepala SD Negeri Krenceng IV Kepung Kediri.
BAB I
BAB IPENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Berbahasa pada dasarnya adalah proses interaktif komunikatif yang menekankan pada aspek-aspek bahasa. Kemampuan memahami aspek-aspek tersebut sangat menentukan keberhasilan dalam proses komunikasi. Aspek-aspek bahasa tersebut antara lain keterampilan menyimak, berbicara, membaca dan menulis. Secara karakteristik, keempat keterampilan itu berdiri sendiri, namun dalam penggunaan bahasa sebagai proses komunikasi tidak dapat dipisahkan satu dengan yang lain. Hal ini menunjukkan bahwa bahasa merupakan keterpaduan dari beberapa aspek. Salah satu aspek keterampilan berbahasa yang terdapat dalam kurikulum PAI SD adalah keterampilan membaca. Keterampilan membaca selalu ada dalam setiap tema pembelajaran. Hal tersebut membuktikan pentingnya penguasaan keterampilan membaca.Membaca, terutama membaca pemahaman bukanlah sebuah kegiatan yang pasif. Sebenarnya, pada peringkat yang lebih tinggi, membaca itu, bukan sekedar memahami lambang-lambang tertulis, melainkan pula memahami, menerima, menolak, membandingkan dan meyakini pendapat-pendapat yang ada dalam bacaan. Membaca pemahaman inilah yang dibina dan dikembangkan secara bertahap pada sekolah (Tompubolon: 1987).Hasil studi yang dilakukan oleh Book and Reading Development (1992) yang dilaporkan oleh Bank Dunia menunjukkan bahwa kebiasaan membaca belum terjadi pada siswa SD dan SLTP. Hasil studi tersebut juga menunjukkan adanya korelasi antara mutu pendidikan secara keseluruhan dengan waktu yang tersedia untuk membaca dan ketersediaan bahan bacaan. Selanjutnya hasil studi tersebut menyimpulkan bahwa belum dimilikinya kebiasan membaca oleh siswa cenderung memberikan dampak negatif terhadap mutu pendidikan SD dan SLTP secara nasional (Sitepu: 1999).
Pada tahun yang sama, IEA (International Association for Evaluation Education Achievement) mengungkapkan bahwa kebisaaan membaca siswa Indonesia berada pada peringkat ke-26 dari 27 negara yang diteliti. Rendahnya kemampuan membaca tersebut dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal sekolah.Dalam praktek mengajar di sekolah dasar (SD) sering guru PAI mengajarkan membaca surat-surat pendek dari Al-Quran pada kelas-kelas tinggi, seperti kelas IV, namun hasilnya belum memuaskan dan hampir tidak ada peningkatan prestasi dari tahu ke tahun. Berdasarkan data kegiatan sebelum penelitian membuktikan bahwa rendahnya kemampuan membaca surat-surat pendek dari Al-Quran tersebut mengakibatkan rendahnya hasil belajar PAI yang dicapai siswa. Dari data awal diketahui bahwa hasil belajar siswa kelas IV SD Negeri Krenceng IV Kepung Kediri dalam membaca surat-surat pendek dari Al-Quran masih rendah atau di bawah KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) atau < 75. Untuk nilai rata-rata kelasnya saja hanya = 60,50, dan hanya 10 siswa saja yang tuntas dengan persentase ketuntasan = 35,71%. Sementara itu aktivitas siswa dalam pembelajaran sangat rendah karena tak satu pun siswa yang mau mengajukan pertanyaan dan tak satu pun siswa yang mau menjawab pertanyaan guru.Permasalahan belum adanya peningkatan kemampuan siswa secara positif dalam membaca surat-surat pendek dari Al-Quran dan sangat rendahnya aktivitas siswa dalam pembelajaran disebabkan oleh banyak faktor, antara lain:
1. Metode yang digunakan guru dalam pembelajaran kurang tepat sehingga kurang mendorong minat dan motivasi belajar siswa;
2. Belum adanya pemecahan masalah (problem solving) secara signifikan terhadap rendahnya kemampuan siswa dalam membaca surat-surat pendek dari Al-Quran terutama pada tajwid dan makhrojul huruf;
3. Guru kurang memperhatikan perkembangan kemampuan siswa dalam membaca surat-surat pendek dari Al-Quran terutama pada tajwid dan makhrojul huruf siswa per individu;
4. Suasana belajar di kelas kurang menyenangkan dan cenderung monoton, dalam arti guru aktif siswa pasif;5. Siswa kurang latihan membaca dengan tartil surat-surat pendek dari Al-Quran;
6. Siswa kurang aktif dalam bertanya selama proses pembelajaran, padahal mereka kurang memahami materi yang sedang dan telah disampaikan guru;
7. Kurang adanya perhatian dan bimbingan orang tua terhadap anak-anaknya dalam membaca dengan tartil surat-surat pendek dari Al-Quran;
Untuk memecahkan berbagai permasalahan membaca surat-surat pendek dari Al-Quran tersebut, ada banyak cara yang dapat dilakukan guru, salah satunya adalah perbaikan metode mengajarnya. Metode yang dipilih adalah metode yang bersifat konstruktif yang mampu meningkatkan minat dan motivasi belajar siswa. Salah satu metode yang dianggap mampu memecahkan masalah siswa tersebut adalah dengan menggunakan metode pemecahan masalah (problem solving).Pemecahan masalah (problem solving) merupakan latihan bagi siswa untuk berhadapan dengan sesuatu yang tidak rutin dan kemudian mencoba menyele-saikan. Ini adalah salah satu kompetensi yang harus ditumbuhkan pada diri siswa. Kompetensi seperti ini ditumbuhkan melalui bentuk pemecahan masalah (problem solving). Metode pemecahan masalah (problem solving) ini dianggap mampu memecahkan berbagai permasalahan siswa yang kurang mampu membaca surat-surat pendek dalam Al-Quran dengan baik. Berdasar asumsi ini, maka terdorong keinginan kami sebagai guru PAI untuk mengadakan penelitian tindakan kelas dengan judul: Upaya Peningkatan Prestasi Belajar Membaca Surat-surat Pendek dari Al-Quran melalui Metode Pemecahan Masalah (Problem Solving) pada Siswa Kelas IV SD Negeri Krenceng IV Kepung Kediri Tahun Pelajaran 2011/2012.B. Rumusan Masalah
Berdasar latar belakang masalah tersebut, maka masalah dalam penelitian tindakan kelas ini dapat dirumuskan berikut: 1. Bagaimanakah Peningkatan Prestasi Belajar Membaca Surat-surat Pendek dari Al-Quran melalui Metode Pemecahan Masalah (Problem Solving) pada Siswa Kelas IV SD Negeri Krenceng IV Kepung Kediri Tahun Pelajaran 2011/2012?2. Bagaimanakah Aktivitas Siswa dalam Pembelajaran setelah Penerapan Metode Pemecahan Masalah (Problem Solving) pada Siswa Kelas IV SD Negeri Krenceng IV Kepung Kediri Tahun Pelajaran 2011/2012?
3. Bagaimanakah Aktivitas Guru dalam Pembelajaran setelah Penerapan Metode Pemecahan Masalah (Problem Solving) pada Siswa Kelas IV SD Negeri Krenceng IV Kepung Kediri Tahun Pelajaran 2011/2012?
C. Cara Pemecahan Masalah
Melihat permasalahan di atas, maka kiranya perlu diupayakan pemecahan masalah sebagai usaha untuk meningkatkan prestasi belajar Membaca Surat-surat Pendek dari Al-Quran melalui Metode Pemecahan Masalah (Problem Solving) pada Siswa Kelas IV SD Negeri Krenceng IV Kepung Kediri Tahun Pelajaran 2011/2012.
Pemecahan masalah dengan menerapkan metode pemecahan masalah ini dapat dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut: 1) Adanya masalah yang jelas untuk dipecahkan. 2) Mencari data atau keterangan yang dapat diguna-kan untuk memecahkan masalah tersebut, misalnya dengan jalan membaca buku-buku, meneliti, bertanya, berdiskusi, dan membimbing siswa secara berkesinam-bungan. 3) Menetapkan jawaban sementara dari masalah tersebut. Dugaan jawaban sementara ini tentu saja didasarkan pada data yang telah diperoleh pada langkah ke dua di atas. 4) Menguji kebenaran jawaban sementara tersebut. Dalam langkah ini siswa harus berusaha memecahkan masalah untuk menjawab pertanyaan mengapa saya kurang mampu membaca surat-surat pendek dari Al-Quran. Untuk menjawab pertanyaan tersebut tentu saja diperlukan metode-metode lainnya seperti demonstrasi, tugas, diskusi dan bimbingan. 4) Menarik kesimpulan. Artinya siswa harus sampai kepada kesimpulan terakhir tentang kemampuannya dalam membaca surat-surat pendek dari Al-Quran.
D. Tujuan Penelitian
Berdasar latar belakang masalah tersebut, maka tujuan penelitian ini dapat dinyatakan berikut:1. Ingin mendeskripsikan Peningkatan Prestasi Belajar Membaca Surat-surat Pendek dari Al-Quran melalui Metode Pemecahan Masalah (Problem Solving) pada Siswa Kelas IV SD Negeri Krenceng IV Kepung Kediri Tahun Pelajaran 2011/2012;
2. Ingin mendeskripsikan Aktivitas Siswa dalam Pembelajaran setelah Penerapan Metode Pemecahan Masalah (Problem Solving) pada Siswa Kelas IV SD Negeri Krenceng IV Kepung Kediri Tahun Pelajaran 2011/2012;
3. Ingin mendeskripsikan Aktivitas Guru dalam Pembelajaran setelah Penerapan Metode Pemecahan Masalah (Problem Solving) pada Siswa Kelas IV SD Negeri Krenceng IV Kepung Kediri Tahun Pelajaran 2011/2012.
E. Manfaat Penelitian
Hasil-hasil penelitian ini diharapkan mempunyai manfaat bagi guru, siswa, dan sekolah.1. Manfaat bagi Guru PAI
a. Dapat meningkatkan kemampuan guru PAI dalam menggunakan Metode Pemecahan Masalah (Problem Solving).
b. Dapat meningkatkan ketrampilan dan inovasi pembelajaran, menum-buhkan minat dan motivasi belajar siswa.
c. Dapat dijadikan tolok ukur tingkat pengetahuan, dan keterampilan serta tingkat keberhasilan mengajar guru.2. Manfaat bagi Siswa
a. Dapat menumbuhkan minat, perhatian dan motivasi serta sikap positif siswa dalam belajar PAI, terutama dalam membaca surat-surat pendek dari Al-Quran.
b. Dapat meningkatkan mutu belajar siswa, dan memperbaiki prestasi belajar siswa yang masih rendah dalam membaca surat-surat pendek dari Al-Quran.
c. Sebagai sarana pembelajaran remedial (perbaikan).3. Manfaat bagi sekolah
a. Menunjukkan inovasi pembelajaran di sekolah.
b. Menambah dan mempertajam berbagai pendapat tentang pengetahuan penelitian tindakan kelas terhadap disiplin ilmu tersebut.c. Menambah referensi karya ilmiah di perpustakaan sekolah.
BAB IIKAJIAN PUSTAKA
A. Metode Pemecahan Masalah (Problem Solving) 1. Pengertian Metode Pemecahan Masalah (Problem Solving)Metode adalah cara, yang dalam fungsinya merupakan alat untuk mencapai suatu tujuan (Mansyur, 1995: 107). Dalam proses belajar mengajar penggunaan metode yang tepat akan turut menentukan efektifitas dan efisiensi belajar mengajar. Metode mengajar digunakan untuk menciptakan suasana pembelajaran yang aktif, kreatif dan menyenangkan sehingga motivasi dan minat siswa terbangun dengan baik.
Belajar dan mengajar merupakan dua konsep yang tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Belajar menunjuk kepada apa yang harus dilakukan seseorang sebagai yang menerima pelajaran, sedangkan mengajar menunjuk kepada apa yang harus dilakukan oleh seorang guru yang menjadi pengajar. Jadi belajar-mengajar merupakan proses interaksi antara guru dan peserta didik pada saat proses pembelajaran (Rusyan, 1995: 27-28).
Belajar akan bermakna bagi peserta didik apabila mereka aktif dengan berbagai metode untuk mengkonstruksi atau membangun pengetahuannya, dengan demikian suatu rumus, konsep atau prinsip dapat ditemukan kembali oleh siswa di bawah bimbingan guru.
Pembelajaran yang mengkondisikan peserta didik untuk menemukan kembali membuat mereka terbiasa melakukan penyelidikan dan menemukan sesuatu. Secara khusus, pendekatan pemecahan masalah merupakan fokus dalam pembelajaran (Depag RI, 2005: 218).
Berdasar berbagai pendapat di atas maka dapat dikatakan bahwa metode pemecahan masalah bukan hanya sekedar metode mengajar, tetapi juga metode berpikir, sebab dalam pemecahan masalah (problem solving) dapat menggunakan metode lainnya yang dimulai dengan mencari data sampai kepada menarik kesimpulan.
2. Langkah-langkah Pemecahan Masalah
Sebagai catatan bahwa metode pemecahan masalah akan melibatkan banyak kegiatan sendiri dengan bimbingan para pengajar (Djamarah dan Zain, 1997: 103-104).
Penggunaan metode ini dengan mengikuti langkah-langkah berikut:
a. Adanya masalah yang jelas untuk dipecahkan. Masalah ini harus tumbuh dari siswa sesuai dengan taraf kemampuannya.
b. Mencari data atau keterangan yang dapat digunakan untuk memecahkan masalah tersebut, misalnya dengan jalan membaca buku-buku, meneliti, bertanya, berdiskusi dan lain sebagainya.
c. Menetapkan jawaban sementara dari masalah tersebut.
d. Menguji kebenaran jawaban sementara. Dalam langakh ini siswa harus berusaha memecahkan masalah. Apakah sesuai dengan jawaban sementara atau sama sekali tidak sesuai. Untuk menguji kebenaran jawaban ini tentu saja diperlukan metode-metode lainnya seperti demonstrasi, tugas, diskusi dan lain-lain.
e. Menarik kesimpulan. Artinya siswa harus sampai kepada kesimpulan ter-akhir tentang jawaban dari masalah tadi.
Secara lebih khusus, pemecahan masalah dalam pembelajaran dapat diklasifikasikan dalam dua jenis, antara lain:
a. Soal mencari (problem to find), yaitu mencari, menentukan, atau mendapatkan nilai atau objek tertentu yang tidak diketahui dalam soal dan memenuhi kondisi atau syarat-syarat yang sesuai dengan soal.
b. Soal membuktikan (problem to prove), yaitu prosedur untuk menentukan apakah suatu pernyataan benar atau tidak benar. Soal membuktikan terdiri atas bagian hipotesis dan kesimpulan. Pembuktian dilakukan dengan membuat atau memproses pernyataan yang logis dari hipotesis menuju kesimpulan, sedangkan untuk membuktikan bahwa suatu pernyataan tidak benar, cukup diberikan contoh penyangkalnya sehingga pernyataan tersebut menjadi tidak benar (Depag RI, 2005: 218-219).
3. Penumbuhan Kemampuan Pemecahan Masalah
Di Amerika Serikat, penyelidikan tentang Pemecahan Masalah telah dilakukan beberapa puluh tahun yang lalu. Diantaranya penyelidikan dilakukan oleh Dodson (1971); Hollander (1974), menurut mereka berdua kemampuan pemecahan masalah yang harus ditumbuhkan adalah sebagai berikut:
a. Kemampuan mengerti konsep dan istilah;
b. Kemampuan untuk mencatat kesamaan, perbedaan, dan analogi;
c. Kemampuan untuk mengidentifikasi elemen penting dan memilih prosedur yang benar;
d. Kemampuan untuk mengetahui hal yang tidak berkaitan;
e. Kemampuan untuk menaksir dan menganalisis;
f. Kemampuan untuk memvisualisasi dan menginterpretasi kuantitas atau ruang;
g. Kemampuan untuk memperumum berdasarkan beberapa contoh;
h. Kemampuan untuk berganti metode yang telah diketahui;
i. Mempunyai kepercayaan diri yang cukup dan merasa senang terhadap materinya (Budi, 2006: 3).
Menurut Dodson dan Hollander (Budi, 2006: 3-4) untuk mengembangkan kemampuan di atas, guru disarankan memberikan hal-hal berikut:
a. Ajari murid dengan berbagai strategi yang dapat digunakan untuk berbagai soal;
b. Berikan waktu yang cukup untuk mencoba soal yang ada;
c. Ajaklah murid untuk menyelesaikan dengan cara lain;
d. Setelah jawaban diperoleh, ajaklah murid untuk melihat kembali, melihat kemungkinan lain, mengatakan dengan bahasa sendiri, kemudian ajaklah mereka untuk mencari penyelesaian dengan cara yang lebih baik.
e. Jika kita berhadapan dengan materi sulit, tidak berarti kita harus menghindar. Tetapi gunakan cukup waktu untuk mengulang dan mengerjakan soal yang lebih banyak. Mulailah dengan mengerjakan soal serupa, dan kemudian soal-soal yang lebih menantang.
f. Fleksibilitas di dalam pemecahan masalah (problem solving) merupakan perilaku belajar yang baik.
B. Prestasi Belajar Siswa
1. Pengertian Prestasi Belajar
Menurut Moelyono (1995: 787) prestasi belajar diartikan sebagai pengua-saan pengetahuan atau ketrampilan yang dikembangkan oleh mata pelajaran, lazimnya ditunjukkan dengan nilai tes yang diberikan guru. Sementara itu, Sumartono (1999: 16) mengartikan prestasi belajar sebagai suatu nilai yang menunjukkan hasil tertinggi dalam belajar yang dicapai menurut kemampuan anak dalam mengerjakan sesuatu pada suatu saat tertentu.
Berdasar dua pengertian di atas maka dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar merupakan penguasaan pengetahuan atau ketrampilan yang diperoleh siswa dari hasil belajarnya yang biasanya ditunjukkan oleh angka atau nilai tes yang diberikan guru pada suatu saat tertentu. Nilai yang berupa prestasi belajar ini biasanya tertuang dalam laporan hasil pendidikan (raport). Berdasarkan Kurikulum 2004 dan kurikulum 2006 pengembangan nilai raport disusun ber-dasarkan tiga ranah, yakni ranah afektif, kognitif dan psikomotorik yang setiap mata pelajaran penilaiannya berlainan.
Prestasi belajar dalam penelitian ini dibatasi masalahnya pada hasil tes kerja atau tes praktek siswa dalam membaca surat-surat pendek dari Al-Quran terutama berdasarkan penilaian pada tajwid dan makhrojul huruf dari setiap siswa.
2. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Prestasi Belajar
Banyak faktor yang mempengaruhi prestasi belajar siswa, namun dari sekian banyak faktor tersebut dapat diringkas menjadi dua faktor pokok, yaitu faktor yang berasal dari luar diri pelajar dan dari dalam diri pelajar (Suryabrata, 1987: 283).
Faktor yang berasal dari luar diri pelajar ini masih dapat digolongkan menjadi dua golongan dengan catatan overlapping itu tetap ada, yakni:
1) Faktor Non Sosial, misalnya keadaan udara, cuaca, waktu, tempat dan alat-alat yang dipakai untuk belajar.2) Faktor-faktor Sosial, misalnya kehadiran manusia baik secara langsung maupun tidak langsung (foto, suara).
C. Kerangka Pemecahan Masalah
Kerangka pemecahan masalah penelitian tindakan kelas ini dapat dibuat berdasarkan bagan berikut.
Bagan 1: Kerangka Pemecahan Masalah
D. Hipotesis Tindakan
Hipotesis tindakan penelitian ini adalah: 1. Jika pembelajaran PAI menerapkan metode Pemecahan Masalah (Problem Solving), maka Prestasi Belajar membaca surat-surat pendek dari Al-Quran pada Siswa Kelas IV SD Negeri Krenceng IV Kepung Kediri Tahun Pelajaran 2011/2012 akan meningkat.
2. Jika Pembelajaran PAI menerapkan metode Pemecahan Masalah (Problem Solving), maka aktivitas siswa dalam pembelajaran membaca surat-surat pendek dari Al-Quran pada Siswa Kelas IV SD Negeri Krenceng IV Kepung Kediri Tahun Pelajaran 2011/2012 akan meningkat.
3. Jika Pembelajaran PAI menerapkan metode Pemecahan Masalah (Problem Solving), maka aktivitas guru dalam pembelajaran membaca surat-surat pendek dari Al-Quran pada Siswa Kelas IV SD Negeri Krenceng IV Kepung Kediri Tahun Pelajaran 2011/2012 akan meningkat.
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Setting Penelitian
Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di kelas IV SD Negeri Kren-ceng IV Kecamatan Kepung Kabupaten Kediri Tahun Pelajaran 2011/2012. Jumlah subyek penelitian adalah 28 siswa. Karakteristik siswa pada dasarnya hampir sama (homogen) berdasarkan faktor perkembangan fisik dan psikologis, diajar oleh guru yang sama dan kurikulum yang sama serta tempat pendidikan yang sama pula. Lokasi sekolah agak jauh dari pusat kota, dengan latar sosial agama orang tua siswa rata-rata kurang, sehingga berakibat pada rendahnya kemampuan siswa dalam mambaca surat-surat pendek dari Al-Quran karena kurang adanya bimbingan membaca surat-surat pendek dari Al-Quran dari kedua orang tua. Waktu pelaksanaan penelitian dari penyusunan proposal sampai dengan penyera-han laporan selama 1 (satu) bulan yakni dari tanggal 28 Januari 2012 sampai dengan 19 Pebruari 2012.B. Rancangan Penelitian
Penelitian tindakan kelas ini dirancang dalam dua siklus. Rancangan penelitian setiap siklus dirancang seperti pada bagan berikut:
Ra : Rancangan awal
T : Tindakan Pertama
O : Observasi
R : Refleksi
Pk : Perencanaan kembali untuk siklus berikutnya.Adapun prosedur pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini dapat dijelaskan di bawah ini.
1. Siklus I
Siklus 1 dalam PTK ini terdiri dari perencanaan, tindakan, pengamatan dan refleksi sebagaimana dapat dijelaskan berikut ini.
a. Perencanaan (Planning)
1) Merencanakan pembelajaran yang akan diterapkan dalam proses belajar mengajar.
2) Menentukan materi yang akan dikembangkan dalam pembelajaran, yakni membaca dengan tartil surat Al-Ikhlas.3) Mengembangkan RPP dalam pembelajaran.4) Menyusun Lembar Kegiatan Murid (LKM): siswa berkelompok untuk saling mendengar bacaan dari teman lainnya, dengan materi surat Al-Ikhlas.5) Menyiapkan sumber belajar yang relevan, yaitu LKS PAI kelas IV yang berisi berbagai topik untuk dipelajari siswa yang berkaitan dengan materi pelajaran.
6) Mengembangkan format evaluasi, yakni tes lisan.7) Mengembangkan format observasi, yakni aktivitas siswa dalam pembelajaran dan aktivitas guru dalam pembelajaran.b. Tindakan (Acting)
Menerapkan tindakan yang mengacu pada RPP dan LKM (lembar kerja murid): siswa berdiskusi dengan kelompoknya dan guru mengadakan bimbingan secara langsung per kelompok. c. Pengamatan (Observating)
1) Melakukan observasi dengan memakai format observasi/lembar observasi aktivitas siswa dalam pembelajaran dan aktivitas guru dalam pembe-lajaran.2) Menilai hasil tindakan dengan menggunakan format LKM (Lembar Kerja Murid).d. Refleksi (Reflecting)
1) Melakukan evaluasi tindakan yang telah dilakukan, meliputi evaluasi proses dan hasil.
2) Melakukan pertemuan dengan kolaborator untuk mendiskusikan dan membahas hasil tindakan.
3) Memperbaiki perencanaan tindakan (replanning) dan pelaksanaan tindakan sesuai hasil evaluasi dan diskusi untuk digunakan pada siklus berikutnya.
2. Siklus 2 Siklus 2 dalam PTK ini terdiri dari perencanaan, tindakan, pengamatan dan refleksi sebagai dijelaskan berikut ini.a. Perencanaan (Planning)
Identifikasi masalah dan penetapan alternatif pemecahan masalah sesuai dengan replanning yang telah ditetapkan pada siklus 1.
b. Tindakan (Acting)
Guru melaksanakan rencana tindakan hasil refleksi siklus 1.
c. Pengamatan (Observating)
Pengumpulan data tindakan siklus 2.
d. Refleksi (Reflecting)
Evaluasi atau refleksi tindakan siklus 2.C. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian ini menggunakan :
1. Lembar tes lisan untuk menilai prestasi belajar membaca surat-surat pendek dari Al-Quran siswa pada akhir siklus.
2. Lembar observasi untuk menilai aktivitas guru dalam pembelajaran.3. Lembar observasi untuk menilai aktivitas siswa dalam pembelajaran.D. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini adalah sebagai berikut:
1.Untuk pra siklus teknik yang digunakan adalah studi dokumentasi terhadap kegiatan praktek membaca surat-surat pendek dari Al-Quran.
2.Untuk siklus-siklus selanjutnya teknik yang digunakan adalah angket dan lembar observasi. E.Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan ada dua macam:
1. Untuk data kuantitatif teknik analisis data yang digunakan adalah mean dan persentasi. Sedangkan persentase (%) keberhasilannya dengan rumus berikut:
Keterangan:
P = Angka persentase
f = frekuensi yang sedang dicari persentasenya
N = jumlah frekuensi/banyaknya individu (Syafii, 2005:66).
2. Untuk data kualitatif teknik analisis data yang digunakan adalah teknik analisis membandingkan, yaitu dengan membandingkan antara kondisi harapan dan kenyataan (Arikunto, 2002:230).
F. Indikator Keberhasilan
Indikator kinerja merupakan indikator penetapan keberhasilan dan ketuntasan siswa dalam pelaksanaan penelitian tindakan kelas. Adapun indikator kinerja dalam penelitian ini dapat dijelaskan berikut:
1. Semakin meningkatnya nilai rata-rata kelas, minimal mencapai nilai 75 kategori baik.
2. Semakin meningkatnya nilai persentase ketuntasan hasil belajar yang dicapai siswa, minimal mencapai nilai 75% kategori baik.
3. Semakin meningkatnya aktivitas belajar siswa dalam pembalajaran, terutama dalam mengajukan pertanyaan, kemauan siswa menjawab pertanyaan guru atas inisiatif sendiri, serta aktivitas siswa dalam mengerjakan tugas individu dalam kelas, minimal mencapai nilai 3.5 kategori baik.
4. Semakin meningkatnya aktivitas guru dalam kegiatan pembelajaran (kese-suaian RPP dengan pelaksanaan, upaya pemberian motivasi kepada siswa, dan pengelolaan kelas), minimal mencapai nilai 3.5 kategori baik.
G. Jadwal Penelitian
Penelitian dilaksanakan selama 2 bulan (termasuk pelaporan), sejak tang-gal 12 Januari s.d. 19 Pebruari 2012 dengan kegiatan:Tabel 3.1Jadwal KegiatanNOTANGGALKEGIATAN
1.2.3.4.5.6.7.28 Januari 20121 dan 3 Pebruari 20126 Pebruari 20127 dan 9 Pebruari 201210 Pebruari 201211 18 Pebruari 201219 Pebruari 2012Pengajuan proposal kegiatan penelitian
Pelaksanaan penelitian tindakan siklus IRefleksi pelaksanaan siklus I, Persiapan siklus II
Pelaksanaan penelitian tindakan (siklus II)
Refleksi pelaksanaan siklus II
Penyusunan laporan PTK
Pengesahan/Persetujuan laporan
H. Personalia Penelitian
Dalam melaksanakan penelitian ini, peneliti dibantu oleh seorang kolaborator yang bertugas membantu peneliti untuk mengamati aktivitas siswa dalam diskusi maupun respon siswa terhadap pembelajaran yang sedang berlangsung. Adapun identitas personalia penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Peneliti
Nama
: Maryono, M.Pd.I.
NIP
: 196406101987031021Jabatan/tugas : Guru PAI 2. Kolaborator/Pengamat
Nama
: Umi Salamah, S.Pd. NIP
: -
Jabatan/tugas : Guru Kelas
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Siklus 11. Nilai rata-rata kelas dan Ketuntasan Hasil Belajar
Untuk mempermudah kerja analisis, maka terlebih dahulu dibuatkan pedoman analisis nilai rata-rata kelas dan ketuntasan hasil belajar.
Pedoman analisis nilai rata-rata kelas dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 4.1.
Pedoman Analisis Nilai Rata-rata Kelas
NoIntervalKategoriKeterangan
191 100Amat baikAmat berhasil
275 90BaikBerhasil
360 74CukupCukup berhasil
440 59KurangKurang berhasil
5< 40Amat kurangAmat kurang berhasil
Sumber Data: Hasil Olahan Peneliti dan Kolaborator
Sementara itu pedoman analisis ketuntasan hasil belajar dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 4.2.
Pedoman Analisis Ketuntasan Hasil Belajar
NoIntervalKategoriKeterangan
191 100%Amat baikAmat berhasil
275 90%BaikBerhasil
360 74%CukupCukup berhasil
440 59%KurangKurang berhasil
5< 40%Amat kurangAmat kurang berhasil
Sumber Data: Hasil Olahan Peneliti dan Kolaborator
Indikator kinerja untuk nilai rata-rata kelas adalah yang harus dicapai siswa dalam penelitian tindakan kelas ini minimal = 75 kategori baik, dan indikator kinerja untuk persentase ketuntasan hasil belajar minimal yang harus dicapai siswa minimal = 75% kategori baik.
Berdasarkan hasil praktek membaca surat-surat pendek dari Al-Quran kepada 28 siswa Kelas dengan materi Tadribat sebanyak 5 soal bentuk uraian diperoleh data berikut:
Tabel 4.3.Hasil Ulangan Harian Siklus 1No
SbjkJumlah Skor
Siklus 1KategoriKeterangan
160CukupCukup berhasil
280BaikBerhasil
380BaikBerhasil
480BaikBerhasil
575BaikBerhasil
675BaikBerhasil
780BaikBerhasil
865CukupCukup berhasil
960CukupCukup berhasil
1070CukupCukup berhasil
1150KurangKurang berhasil
1275BaikBerhasil
1380BaikBerhasil
1480BaikBerhasil
1580BaikBerhasil
1650KurangKurang berhasil
1780BaikBerhasil
1880BaikBerhasil
1950KurangKurang Berhasil
2075BaikBerhasil
2175BaikBerhasil
2275BaikBerhasil
2380BaikBerhasil
2480BaikBerhasil
2575BaikBerhasil
2675BaikBerhasil
2750KurangKurang berhasil
2875BaikBerhasil
2010
2164/28 = 71,79Cukup Cukup berhasil
% Ketun-tasan20 siswa
P = 20/28 x 100%
= 71.43%Cukup Cukup berhasil
Sumber Data: hasil tes siklus 1 yang diolah
Berdasarkan tabel di atas selanjutnya dapat dianalisis berikut:
a. Nilai rata-rata kelas yang dicapai siswa = 71,79 kategori Cukup, jika dikonsultasikan dengan indikator kinerja nilai rata-rata kelas yang sebesar nilai 75, maka nilai tersebut lebih kecil atau kurang = 3,21 nilai.
b. Persentase ketuntasan hasil belajar yang dicapai siswa = 30 siswa (71,43%) kategori cukup, jika dikonsultasikan dengan indikator kinerja persentase hasil ketuntasan belajar yang sebesar 75%, maka nilai tersebut lebih kecil atau kurang = 3,57%.2. Aktivitas siswa dalam pembelajaran
Aspek aktivitas siswa dalam pembelajaran yang diobservasi adalah: frekuensi munculnya pertanyaan dari siswa, frekuensi kemauan siswa dalam menjawab pertanyaan guru atas inisiatif sendiri.
Pedoman analisisnya berdasarkan perhitungan berikut: Jika nilai frekuensi maksimal = 5, dan frekuensi minimal = 1, maka rangenya = 5 1 = 4. Jika besar interval kelas ditetapkan = 5 maka dengan menggunakan range jumlah kelasnya = 4/5 = 0.8.
Setelah ditetapkan besar interval kelas, dan diketahui jumlah kelasnya selanjutnya dapat dibuatkan pedoman analisis aktivitas siswa dalam pembelajaran khususnya dalam mengajukan pertanyaan dan kemauan siswa dalam menjawab pertanyaan guru atas inisiatifnya sendiri sebagai berikut.
Tabel 4.4.
Pedoman Analisis Aktivitas Siswa dalam Mengajukan Pertanyaan dan Menjawab Pertanyaan Guru atas Inisiatif Sendiri Siklus 1
NoInterval NilaiBobot NilaiKategoriKeterangan
14.3 - 5.05Amat tinggiAmat berhasil
23.5 - 4.24TinggiBerhasil
32.7 - 3.43CukupCukup berhasil
41.9 - 2.62RendahKurang berhasil
51.0 - 1.81Amat rendahAmat kurang berhasil
Sumber data: Hasil Olahan Sendiri
Indikator kinerja aktivitas siswa dalam pembelajaran yang minimal yang harus dicapai siswa dalam penelitian tindakan kelas ini = 3.5 kategori tinggi.
Aktivitas siswa dalam pembelajaran khususnya Frekuensi munculnya pertanyaan dari siswa dan frekuensi kemauan siswa dalam menjawab pertanyaan guru atas inisiatif sendiri berdasarkan hasil observasi kolaborator melalui lembar observasi aktivitas siswa dalam pembelajaran dapat dikemukakan berikut:
Tabel 4.5.Aktivitas Siswa dalam Mengajukan Pertanyaan dan Menjawab Pertanyaan Guru atas Inisiatif Sendiri pada Siklus 1
NoAspek aktivitasFKategoriKeterangan
1Frekuensi munculnya pertanyaan dari siswa2Rendah Kurang berhasil
2frekuensi kemauan siswa dalam menjawab pertanyaan guru atas inisiatif sendiri2Rendah Kurang berhasil
Jumlah4
Rata-rata=4/2
=2Rendah Kurang berhasil
Sumber Data: Hasil Observasi Peneliti dan Kolaborator
Berdasarkan tabel di atas selanjutnya dapat dianalisis berikut:
a) Frekuensi munculnya pertanyaan dari siswa = 2 siswa kategori rendah, nilai ini jika dikonsultasikan dengan indikator kinerja yang sebesar 3.5 masih kurang 1.5 nilai.
b) Frekuensi kemauan siswa dalam menjawab pertanyaan guru atas inisiatif sendiri = 2 siswa kategori rendah, nilai ini jika dikonsultasikan dengan indikator kinerja yang sebesar 3.5 masih kurang 1.5 nilai.
c) Nilai rata-rata point a) dan b) = 4/2 = 2 kategori rendah, nilai ini jika dikonsultasikan dengan indikator kinerja yang sebesar 3.5 masih kurang 1.5 nilai.
3. Aktivitas Guru dalam Pembelajaran
Ada 2 aspek yang diobservasi berkaitan dengan aktivitas guru dalam pembelajaran, yaitu: 1) kesesuaian RPP dengan pelaksanaan, a) pra pembelajaran, b) kegiatan inti, dan c) penutup, dan 2) upaya pemberian motivasi kepada siswa.
Pedoman analisisnya berdasarkan perhitungan berikut: Jika nilai maksimal = 5, dan nilai minimal = 1, maka rangenya = 5 1 = 4. Jika besar interval kelas ditetapkan = 5 maka dengan menggunakan range jumlah kelasnya = 4/5 = 0.8.
Setelah ditetapkan besar interval kelas, dan diketahui jumlah kelasnya selanjutnya dapat dibuatkan pedoman analisis aktivitas guru dalam pembelajaran sebagai berikut.
Tabel 4.6.Pedoman Analisis Aktivitas Guru dalam Pembelajaran Siklus 1
NoInterval NilaiBobot NilaiKategoriKeterangan
14.3 - 5.05Amat tinggiAmat berhasil
23.5 - 4.24TinggiBerhasil
32.7 - 3.43CukupCukup berhasil
41.9 - 2.62RendahKurang berhasil
51.0 - 1.81Sangat rendahSangat kurang berhasil
Keterangan: Hasil Olahan Peneliti
Indikator kinerja aktivitas guru dalam pembelajaran = 3.5 kategori tinggi.
Berdasarkan hasil observasi, aktivitas guru dalam pembelajaran dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.7.Aktivitas Guru dalam Pembelajaran Siklus 1
NoAspekNilaiKategoriKeterangan
AKesesuaian RPP dengan pelaksanaan Pembelajaran
1Pra pembelajaran
a. Pengecekan kesiapan kelas4TinggiBerhasil
b. Appersepsi4TinggiBerhasil
2Kegiatan Inti
a. Penguasaan materi4TinggiBerhasil
b. Strategi pembelajaran3CukupCukup Berhasil
c. Penggunaan materi3CukupCukup Berhasil
3Penutup
a. Refleksi/rangkuman4TinggiBerhasil
4b. Tindak lanjut4TinggiBerhasil
Jumlah26
Rata-rata=26/7= 3,71TinggiBerhasil
BPemberian Motivasi3CukupCukup Berhasil
Jumlah3CukupCukup Berhasil
Rata-rata total=3,71+3=6,71/2= 3,36CukupCukup Berhasil
Keterangan: Hasil Observasi Kolaborator yang diolah
Berdasar tabel di atas selanjutnya dapat dianalisis bahwa aktivitas guru dalam pembelajaran pada siklus 1 memiliki nilai rata-rata total = 3,36 kategori cukup. Nilai ini jika dikonsultasikan dengan indikator kinerjanya ternyata lebih kecil atau 3,36 < 3.5 atau masih kurang 0,14 nilai.4. Refleksi (Reflecting)
Berdasarkan hasil observasi dan analisis pada siklus 1 selanjutnya dapat dievaluasi proses dan hasilnya sebagai berikut:
a. Nilai rata-rata kelas yang dicapai siswa = 71,79 kategori Cukup, jika dikonsultasikan dengan indikator kinerja nilai rata-rata kelas yang sebesar nilai 75, maka nilai tersebut lebih kecil atau kurang = 3,21 nilai.
b. Persentase ketuntasan hasil belajar yang dicapai siswa = 30 siswa (71,43%) kategori cukup, jika dikonsultasikan dengan indikator kinerja persentase hasil ketuntasan belajar yang sebesar 75%, maka nilai tersebut lebih kecil atau kurang = 3,57%.c. Nilai rata-rata aktivitas siswa dalam pembelajaran mempunyai nilai rata-rata = 2 kategori rendah atau lebih kecil dari nilai indikator kinerjanya atau 2 < 3,5 atau kurang 0,5 nilai.
d. Nilai aktivitas guru dalam pembelajaran mecncapai atau memperoleh nilai rata-rata = 3,36 kategori cukup atau lebih kecil dari nilai indikator kinerjanya atau 3,36 < 3,5 atau kurang 0,14 nilai.
Hal ini berarti hasil tindakan pada siklus 1 belum mampu mencapai indikator kinerja atau indikator keberhasilan yang telah ditetapkan dalam penelitian tindakan kelas, yang ditunjukkan dengan nilai: 1) persentase ketuntatasan hasil belajar, 2) aktivitas siswa dalam pembelajaran, dan 3) aktivitas guru dalam pembelajaran yang semuanya belum mampu mencapai indikator kinerja atau indikator keberhasilan. Hasil tindakan pada siklus 1 di atas jika dibandingkan dengan hasil studi awal atau pra siklus maka dapat diperoleh perbandingan sebagai berikut: 1) nilai rata-rata kelas yang diperoleh atau dicapai siswa lebih besar atau 71,79 > 60,50 atau meningkat 11,29 nilai, 2) persentase ketuntasan hasil belajar yang diperoleh atau dicapai siswa lebih besar atau 71,43% > 35,71% atau meningkat 35,72 nilai, 3) aktivitas siwa dalam pembelajaran lebih besar atau 2 > 0 atau meningkat 2 nilai.5. Kelebihan dan Hambatan
Jika melihat hasil tindakan pada siklus 1 di atas, maka dampak metode pemecahan masalah yang diterapkan pada siklus 1 terhadap proses dan hasil tindakan telah menimbulkan efek kelebihan dan hambatan atau kekurangan. Berdasarkan diskusi dengan kolaborator kelebihan dan hambatan atau kekurangan yang muncul akibat diterapkannya metode pemecahan masalah ini dapat diketangahkan berikut:
a. Kelebihan
Dampak diterapkannya metode pemecahan masalah pada siklus 1 ini adalah pembelajaran semakin berkualitas dan bermakna karena sebagian besar siswa lebih memahami bagaimana cara membaca surat-surat pendek dari Al-Quran dengan tartil yang baik yang ditunjukkan dengan nilai rata-rata kelas sebesar 71,79 dan nilai ini walaupun lebih kecil dibandingkan dengan indikator kinerja namun jika dibandingkan dengan hasil mean pada studi awal telah menunjukkan peningkatan yang berarti atau meningkat 11,29 nilai.Di samping itu penerapan metode pemecahan masalah yang dilakukan siswa secara berasama-sama guru ternyata mampu meningkatkan aktivitas siswa dalam pembelajaran. Hal ini menunjukkan bahwa metode pemecahan masalah cukup efektif dalam meningkatkan prestasi belajar siswa dalam membaca surat-surat pendek dari Al-Quran dan cukup efektif dalam meningkatkan aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran PAI.
Di samping itu perhatian siswa lebih terfokus pada materi pelajaran, sehingga efektifivitas pemecahan masalah menjadi cukup berarti, baik bagi guru maupun bagi siswa.
b. Hambatan
Di samping memiliki kelebihan, ternyata penerapan metode ini juga memiliki hambatan atau kelemahan. Hambatan atau kelemahan yang muncul terutama adalah:
1) Waktu yang digunakan untuk pembelajaran kurang maksimal karena setiap pertemuan hanya mengalokasikan waktu 2 jam pembelajaran (80 menit). Sehingga aktivitas siswa dan aktivitas guru dalam pembelajaran kurang maksimal.
2) Bagi siswa yang mempunyai kemampuan rendah dalam membaca dengan tartil surat-surat pendek dari Al-Quran, maka mereka akan mengalami kesulitan mengikuti pola-pola pemecahan masalah yang diterapkan guru dalam pembelajaran.
3) Mengingat kurang banyaknya waktu yang digunakan dalam pembelajaran menjadikan beberapa siswa yang memiliki kemampuan dan minat rendah dalam membaca dengan tartil surat-surat pendek dari Al-Quran menjadi kurang terperhatikan dengan baik, sehingga pencapaian prestasi belajarnya kurang maksimal atau masih di bawah indikator kinerja atau masih di bawah KKM yang telah ditetapkan di sekolah.c. Cara untuk Mengatasi Hambatan
Untuk mengatasi hambatan di atas maka dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran pada siklus 2 maka hal-hal yang perlu diperbaiki atau replanning adalah berikut:
1) Mengembangan dan memperbaiki RPP yang akan diterapkan pada siklus 2 dengan menekankan perbaikan pada metode pemecahan masalah;
2) Mengidentifikasi siswa-siswa yang belum mampu mencapai indikator kinerja atau hasil ujian prakteknya menunjukkan nilai rendah di bawah KKM atau indikator kinerja atau indikator keberhasilan yang telah ditetapkan dalam penelitian;
3) Mendorong siswa agar lebih aktif dan kreatif dalam kegiatan pembelajaran.
4) Membantu dan membimbing siswa-siswa yang belum mampu mencapai nilai rata-rata minimal (masih di bawah KKM) atau belum tuntas dalam siklus 1 dalam hal membaca surat-surat pendek dari Al-Quran.
5) Guru lebih mengefektifkan alokasi waktu yang digunakan dalam pembe-lajaran untuk memfokuskan pada pemecahan masalah yang dihadapi siswa;
6) Guru lebih meningkatkan aktivitas mengajarnya dengan cara pelaksanaan pembelajaran mengacu pada RPP yang telah dirumuskan dalam replanning siklus 2.
B. Siklus 21. Nilai rata-rata kelas dan Ketuntasan Hasil Belajar
Untuk siklus 2 ini pedoman analisis nilai rata-rata dan ketuntasan hasil belajar sama dengan pedoman analisis yang telah dijelaskan pada siklus 1. Demikian juga dengan indikator kinerja untuk nilai rata-rata kelas = 75 kategori baik, dan indikator kinerja untuk persentase ketuntasan hasil belajar = 75% kategori baik.Nilai rata-rata kelas dan ketuntasan hasil belajar yang dicapai siswa pada siklus 2 ini adalah sebagai berikut:Tabel 4.8.Hasil Ulangan Harian Siklus 2No
SbjkJumlah Skor
Siklus 2KategoriKeterangan
175BaikBerhasil
285BaikBerhasil
385BaikBerhasil
490BaikBerhasil
580BaikBerhasil
685BaikBerhasil
790BaikBerhasil
875BaikBerhasil
980BaikBerhasil
1080BaikBerhasil
1170Cukup Cukup Berhasil
1280BaikBerhasil
1385BaikBerhasil
1480BaikBerhasil
1585BaikBerhasil
1660Cukup Cukup Berhasil
1785BaikBerhasil
1885BaikBerhasil
1970Cukup Berhasil
2080BaikBerhasil
2180BaikBerhasil
2280BaikBerhasil
2385BaikBerhasil
2480BaikBerhasil
2580BaikBerhasil
2680BaikBerhasil
2775BaikBerhasil
2880BaikBerhasil
2245
2245/28 = 80,18BaikBerhasil
% Ketun-tasan25 siswa= 25/28 x 100%= 89,29%BaikBerhasil
Sumber Data: hasil tes siklus 2 yang diolah
Berdasarkan tabel di atas selanjutnya dapat dianalisis berikut:
a. Nilai rata-rata kelas yang dicapai siswa = 80,18 kategori baik, jika dikonsul-tasikan dengan indikator kinerja nilai rata-rata kelas yang sebesar nilai 75, maka nilai tersebut lebih besar atau 80,18 > 75 atau lebih besar 5,18 nilai.
b. Persentase ketuntasan hasil belajar yang dicapai siswa = 25 siswa (89,28%) kategori baik. Jika dikonsultasikan dengan indikator kinerja persentase ketun-tasan hasil belajar yang sebesar 75%, maka nilai tersebut masih lebih besar atau 89,29% > 75% atau lebih besar 15,29%.2. Aktivitas siswa dalam pembelajaran
Aspek aktivitas siswa dalam pembelajaran yang diobservasi adalah: frekuensi munculnya pertanyaan dari siswa, frekuensi kemauan siswa dalam men-jawab pertanyaan guru atas inisiatif sendiri yang pedoman analisisnya sama dengan pedoman analisis yang telah ditetapkan pada siklus 1.Aktivitas siswa dalam pembelajaran khususnya Frekuensi munculnya pertanyaan dari siswa dan frekuensi kemauan siswa dalam menjawab pertanyaan guru atas inisiatif sendiri berdasarkan hasil observasi kolaborator melalui lembar observasi aktivitas siswa dalam pembelajaran dapat dikemukakan berikut:
Tabel 4.9Aktivitas Siswa dalam Mengajukan Pertanyaan dan Menjawab Pertanyaan Guru atas Inisiatif Sendiri pada Siklus 2NoAspek aktivitasFKategoriKeterangan
1Frekuensi munculnya pertanyaan dari siswa4TinggiBerhasil
2frekuensi kemauan siswa dalam menjawab pertanyaan guru atas inisiatif sendiri5Amat tinggiAmat berhasil
Jumlah9
Rata-rata=9/2
=4.5Amat tinggiAmat berhasil
Sumber Data: Hasil Observasi Peneliti dan Kolaborator
Berdasarkan tabel di atas selanjutnya dapat dianalisis berikut:
a. Frekuensi munculnya pertanyaan dari siswa = 4 siswa kategori tinggi, nilai ini jika dikonsultasikan dengan indikator kinerja yang sebesar 3,5 maka lebih besar 0.5 nilai.
b. Frekuensi kemauan siswa dalam menjawab pertanyaan guru atas inisiatif sendiri = 5 siswa kategori amat tinggi, nilai ini jika dikonsultasikan dengan indikator kinerja yang sebesar 3,5, maka lebih besar 1.5 nilai.
c. Nilai rata-rata point a) dan b) = 9/2 = 4,5 kategori amat tinggi, nilai ini jika dikonsultasikan dengan indikator kinerja yang sebesar 3,5, maka lebih besar 1,5 nilai.
3. Aktivitas Guru dalam Pembelajaran
Pedoman analisis aksitivitas guru dalam pembelajaran pada siklus 2 ini sama dengan pedoman aktivitas guru dalam pembelajaran pada siklus 1.
Berdasarkan hasil observasi, aktivitas guru dalam pembelajaran dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.10.Aktivitas Guru dalam Pembelajaran Siklus 2NoAspekNilaiKategori Keterangan
AKesesuaian RPP dengan pelaksanaan Pembelajaran
1Pra pembelajaran
a. Pengecekan kesiapan kelas4Tinggi Berhasil
b. Appersepsi4Tinggi Berhasil
2Kegiatan Inti
a. Penguasaan materi4Tinggi Berhasil
b. Strategi pembelajaran4Tinggi Berhasil
c. Penggunaan materi4Tinggi Berhasil
3Penutup
a. Refleksi/rangkuman4Tinggi Berhasil
4b. Tindak lanjut4Tinggi Berhasil
Jumlah28
Rata-rata=28/7=
4Tinggi Berhasil
BPemberian Motivasi4Tinggi Berhasil
Jumlah4
Rata-rata total=4+4=8/2= 4Tinggi Berhasil
Keterangan: Hasil Observasi Kolaborator yang diolah
Berdasar tabel di atas selanjutnya dapat dianalisis bahwa aktivitas guru dalam pembelajaran pada siklus 2 memiliki nilai rata-rata total = 4 kategori tinggi. Nilai ini jika dikonsultasikan dengan indikator kinerjanya ternyata lebih besar atau 4,0 > 3,5 atau lebih besar 0,5 nilai.
4. Refleksi (Reflecting)
Berdasarkan hasil observasi dan analisis siklus 2 di atas selanjutnya dapat direfleksikan sebagai berikut:
a. Nilai rata-rata kelas yang dicapai siswa = 80,18 kategori baik, jika dikonsultasikan dengan indikator kinerja nilai rata-rata kelas yang sebesar nilai 75, maka nilai tersebut lebih besar atau 80,18 > 75 atau meningkat 5,18 nilai.b. Persentase ketuntasan hasil belajar yang dicapai siswa = 25 siswa (89,28%) kategori baik. Jika dikonsultasikan dengan indikator kinerja persentase ketuntasan hasil belajar yang sebesar 75%, maka nilai tersebut masih lebih besar atau 89,29% > 75% atau meningkat 15,29%.c. Nilai rata-rata aktivitas siswa dalam pembelajaran memperoleh nilai rata-rata = 4,5 kategori amat tinggi atau lebih besar dari indikator kinerjanya atau 4,5 < 3,5, atau meningkat 1,0 nilai.d. Nilai aktivitas guru dalam pembelajaran memperoleh nilai rata-rata 4,0 kategori tinggi, atau lebih besar dari indikator kinerjanya atau 4.0 > 3,5, atau meningkat 0.5 nilai.
Hal ini berarti hasil tindakan pada siklus 2 lebih baik dan lebih meningkat dibandingkan dengan hasil tindakan pada siklus 1, dan jauh lebih baik atau meningkat dibandingkan dengan hasil studi awal, karena seluruh aspek yang diobservasi, baik mengenai: 1) nilai rata-rata kelas, 2) nilai persentase ketuntasan hasil belajar, 3) aktivitas siswa dalam pembelajaran, dan 4) aktivitas guru dalam pembelajaran dinyatakan berhasil dan tuntas secara keseluruhan.
Hasil tindakan pada siklus 2 di atas jika dibandingkan dengan hasil studi awal atau pra siklus: 1) nilai rata-rata kelas yang diperoleh atau dicapi lebih besar atau 80,18 > 60,50 atau meningkat sebesar 19,68 nilai, 2) persentase ketuntasan hasil belajar yang dicapai atau diperoleh lebih besar atau 89,28% > 35,71% atau meningkat 53,57%, 3) aktivitas siwa dalam pembelajaran lebih besar atau 4,5 > 0 atau meningkat 4,5 nilai.Hasil tindakan pada siklus 2 di atas jika dibandingkan dengan hasil siklus 1: 1) nilai rata-rata kelas yang diperoleh atau dicapai lebih besar atau 80,18 > 71,79 atau meningkat 8,39, 2) persentase ketuntasan hasil belajar yang diperoleh atau dicapai lebih besar atau 89,28% > 71,43% atau meningkat 17.85%, 4) aktivitas siswa dalam pembelajaran lebih besar atau 4,5 > 2.0 atau meningkat 2.5 nilai, 4) aktivitas guru dalam pembelajaran lebih besar atau 4,0 > 3,36 atau meningkat 0,64 nilai.5. Kelebihan dan Hambatan
Jika melihat hasil tindakan pada siklus 2 di atas, maka dampak metode pemecahan masalah yang diterapkan pada siklus 2 ini menimbulkan efek kelebihan dan hambatan atau kekurangan. Berdasarkan diskusi dengan kolabo-rator kelebihan dan hambatan atau kekurangan yang muncul akibat diterapkannya metode pemecahan masalah ini dapat diketangahkan berikut:
a. Kelebihan
Pembelajaran semakin berkualitas dan bermakna karena siswa lebih memahami bagaimana cara membaca surat-surat pendek dari Al-Quran dengan tartil. Pemecahan masalah yang dilakukan siswa secara berasama-sama dan melalui diskusi kelas serta bimbingan bagi siswa-siswa yang berprestasi di bawah KKM (di bawah indikator kinerja yang telah ditetapkan) pada siklus 1 ternyata mampu meningkatkan kualitas pembelajaran. Hal ini ditunjukkan dengan peningkatan nilai rata-rata kelas, peningkatan persentase ketuntasan hasil belajar, peningkatan aktivitas belajar siswa, serta aktivitas mengajar guru.
Di samping itu perbaikan dan pengembangan metode pemecahan masalah menyebabkan perhatian siswa lebih terfokus pada materi pelajaran, sehingga efektifivitas pemecahan masalah menjadi sangat berarti, baik bagi guru maupun bagi siswa.
b. Hambatan
Hambatan yang dijumpai pada siklus 2 hampir tidak ada, bilamana ada persentasenya sangat kecil, misalnya terdapat 1 atau 2 siswa yang berbicara sendiri, namun masalah itu dapat ditangani dengan segera dengan cara menegur siswa agar lebih terfokus pada pelajaran.
C. Pembahasan Seluruh Siklus
Bertumpu hasil analisis, evaluasi dan refleksi, maka dapat dibahas hasilnya (dari studi awal, siklus 1 dan siklus 2) secara keseluruhan sebagai berikut:
1. Pada studi awal atau pra siklus pengelolaan kelas yang telah diupayakan guru PAI belum berhasil dengan baik, metode yang digunakan dalam pembelajaran adalah ceramah dan tugas membaca sendiri, perhatian dan motivasi belajar sebagian besar siswa tidak terfokus pada materi pelajaran, sehingga tujuan pembelajaran pada studi awal ini belum maksimal dan belum tercapai yang ditunjukkan dengan rendahnya prestasi belajar siswa dalam membaca surat-surat pendek dari Al-Quran, dan rendahnya aktivitas siswa dalam pembelajaran. Dalam studi awal ini aktivitas guru dalam pembelajaran belum dinilai. Permasalahan tersebut selanjutnya dipecahkan melalui penelitian tindakan kelas dengan menerapkan metode pemecahan masalah (problem solving) sebagai tindakan atau treatmentnya.2. Nilai rata-rata kelas yang diperoleh siswa dari pra siklus ke siklus 1 dan selanjutnya ke siklus 2 selalu menunjukkan peningkatan yang positif, di samping itu persentase ketuntasan hasil belajarnya pun juga selalu meningkat, aktivitas siswa dan aktivitas guru selama pembelajaran juga selalu meningkat, hal ini berarti metode pemecahan masalah yang diterapkan guru PAI atau peneliti dalam pembelajaran dapat meningkatkan kualitas proses dan hasil pembelajaran baik ditinjau dari sisi siswa dan guru.
Jika melihat hasil pembahasan di atas, maka dapat diinterpretasikan berikut:
1. Nilai rata-rata kelas dari studi awal atau pra siklus ke siklus 1 dan selanjutnya ke siklus 2 menunjukkan gejala yang meningkat. Hal ini berarti peningkatan nilai rata-rata kelas tersebut disebabkan oleh pengaruh treatment atau tindakan penerapan metode pemecahan masalah dalam pembelajaran PAI .
2. Persentase ketuntasan hasil belajar dari studi awal atau pra siklus ke siklus 1 dan selanjutnya ke siklus 2 menunjukkan gejala yang meningkat. Hal ini berarti peningkatan persentase ketuntasan hasil belajar tersebut disebabkan oleh pengaruh treatment atau tindakan penerapan metode pemecahan masalah dalam pembelajaran PAI.
3. Aktivitas siwa dalam pembelajaran dari studi awal atau pra siklus ke siklus 1 dan selanjutnya ke siklus 2 menunjukkan gejala yang meningkat. Hal ini berarti peningkatan aktivitas siswa dalam pembelajaran tersebut disebabkan oleh pengaruh treatment atau tindakan penerapan metode pemecahan masalah dalam pembelajaran PAI .
4. Aktivitas guru dalam pembelajaran dari siklus 1 ke siklus 2 menunjukkan gejala yang meningkat. Hal ini berarti peningkatan aktivitas guru dalam pembelajaran tersebut disebabkan oleh pengaruh treatment atau tindakan penerapan metode pemecahan masalah dalam pembelajaran PAI.
Berdasar hasil interpretasi di atas dapat didiskusikan berikut:
1. Jika pembelajaran PAI menerapkan metode pemecahan masalah, maka nilai rata-rata kelas yang diperoleh atau dicapai siswa dalam membaca surat-surat pendek dari Al-Qur,an akan meningkat.
2. Jika pembelajaran PAI menerapkan metode pemecahan masalah, maka persentase ketuntasan hasil belajar yang diperoleh atau dicapai siswa dalam membaca surat-surat pendek dari Al-Qur,an akan meningkat.
3. Jika pembelajaran PAI menerapkan metode pemecahan masalah, maka aktivitas siswa dalam pembelajaran akan meningkat.
4. Jika pembelajaran PAI menerapkan metode pemecahan masalah, maka aktivitas guru dalam pembelajaran akan meningkat.
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan tujuan penelitian dan hasil-hasil penelitian maka penelitian tindakan kelas (PTK) ini dapat disimpulkan berikut: Metode Pemecahan Masalah (Problem Solving) dapat meningkatkan Prestasi Belajar Membaca Surat-surat pendek dari Al-Quran pada Siswa Kelas IV SD Negeri Krenceng IV Kecamatan Kepung Kabupaten Kediri Tahun Pelajaran 2011/2012, hasil simpulan di atas ditunjukkan dengan bukti hasil penelitian di bawah ini:1. Hasil tindakan pada siklus 1 jika dibandingkan dengan hasil studi awal atau pra siklus maka dapat diperoleh perbandingan sebagai berikut: 1) nilai rata-rata kelas yang diperoleh atau dicapai siswa lebih besar atau 71,79 > 60,50 atau meningkat 11,29 nilai, 2) persentase ketuntasan hasil belajar yang diperoleh atau dicapai siswa lebih besar atau 71,43% > 35,71% atau meningkat 35,72 nilai, 3) aktivitas siwa dalam pembelajaran lebih besar atau 2 > 0 atau meningkat 2 nilai.2. Hasil tindakan pada siklus 2 jika dibandingkan dengan hasil studi awal atau pra siklus: 1) nilai rata-rata kelas yang diperoleh atau dicapi lebih besar atau 80,18 > 60,50 atau meningkat sebesar 19,68 nilai, 2) persentase ketuntasan hasil belajar yang dicapai atau diperoleh lebih besar atau 89,28% > 35,71% atau meningkat 53,57%, 3) aktivitas siwa dalam pembelajaran lebih besar atau 4,5 > 0 atau meningkat 4,5 nilai.
3. Hasil tindakan pada siklus 2 jika dibandingkan dengan hasil siklus 1: 1) nilai rata-rata kelas yang diperoleh atau dicapai lebih besar atau 80,18 > 71,79 atau meningkat 8,39, 2) persentase ketuntasan hasil belajar yang diperoleh atau dicapai lebih besar atau 89,28% > 71,43% atau meningkat 17.85%, 4) aktivitas siswa dalam pembelajaran lebih besar atau 4,5 > 2.0 atau meningkat 2.5 nilai, 4) aktivitas guru dalam pembelajaran lebih besar atau 4,0 > 3,36 atau meningkat 0,64 nilai.B. Saran
Saran-saran sebagai rekomendasi umum yang perlu disampaikan adalah saran-saran berikut:
a. Agar nilai rata-rata kelas yang diperoleh atau dicapai siswa dalam membaca surat-surat pendek dari Al-Quran meningkat secara positif, hendaknya pembelajaran PAI menerapkan metode pemecahan masalah;
b. Agar persentase ketuntasan hasil belajar yang diperoleh atau dicapai siswa dalam membaca surat-surat pendek dari Al-Quran meningkat secara positif, hendaknya pembelajaran PAI menerapkan metode pemecahan masalah;
c. Agar aktivitas siswa dalam pembelajaran meningkat secara positif, hendaknya pembelajaran PAI menerapkan metode pemecahan masalah;
d. Agar aktivitas guru PAI dalam pembelajaran meningkat secara positif, hendaknya pembelajaran PAI menerapkan metode pemecahan masalah;e. Agar metode pemecahan masalah dapat diterapkan dengan baik dalam pembelajaran, hendaknya dalam pelaksanaannya didasarkan pada langkah-langkah pemecahan masalah;f. Agar metode pemecahan masalah dapat meningkat kualitasnya, hendaknya aktivitas guru dan aktivitas siswa dalam pembelajaran ditingkatkan. DAFTAR PUSTAKA
Budi, Wono Setyo. 2006. Langkah Awal Menuju Ke Olimpiade Matematika Jilid 1. Jakarta: Ricardo.
Depag RI. 2005. Kurikulum 2004 Standar Kompetensi Madrasah Tsanawiyah. Jakarta: Depag RI.
Depag RI. 1995. Kurikulum Pendidikan Dasar Berciri Khas Agama Islam Landasan Program dan Pengembangan Kurikulum. Jakarta: Depag RI.
Djamarah, Syaiful Bahri dan Zain, Aswan. 1997. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.
Mansyur. 1995. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Depag RI dan UT.Elman Sadri,dkk. 1998. Bahasa Arab untuk MTsN Kelas VII. Jakarta: Dirjen Binbaga Islam.
Rusyan, Tabrani, 1995. Pendekatan dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya.Sitepu, B. R. 1999. Lagi-lagi Membaca. Buietin Pusat Perbukuan.V, 16-21.
Tampubolon. 1987. Membaca Cepat. Jakarta: Pustaka Binama Pressindo.Lampiran 1
PEDOMAN OBSERVASI AKTIVITAS SISWA DALAM PEMBELAJARAN
KELAS
: .............................................SEMESTER
: .............................................MATERI
: .............................................TH PEL
: .............................................NoAspek aktivitasFKategoriKeterangan tindakan
1Frekuensi munculnya pertanyaan dari siswa
2frekuensi kemauan siswa dalam menjawab pertanyaan guru atas inisiatif sendiri
Jumlah
Rata-rata
Keterangan:
Siklus: ....................
Ngepung, ...............................
Observer/Kolaborator ................................................NIP. Lampiran 2
AKTIVITAS GURU DALAM PEMBELAJARANNama Guru yang Diobservasi: ................................................
Jabatan
: ................................................
NIP
: ................................................
Materi
: ................................................
Kelas/Semester
: ................................................
NoAspekNilaiKategori Keterangan Tindakan
AKesesuaian RPP dengan pelaksanaan Pembelajaran
1Pra pembelajaran
a. Pengecekan kesiapan kelas
b. Appersepsi
2Kegiatan Inti
a. Penguasaan materi
b. Strategi pembelajaran
c. Penggunaan materi
3Penutup
a. Refleksi/rangkuman
4b. Tindak lanjut
Jumlah
Rata-rata
BPemberian Motivasi
Jumlah
Rata-rata total
Ngepung, ...............................
Observer/Kolaborator
................................................NIP. Lampiran 3DATA NAMA SISWA KELAS IV SD NEGERI KRENCENG IV KEPUNG KEDIRI TAHUN PELAJARAN 2011-2012No. Nama Siswa KETERANGAN
SIKLUS 1SIKLUS 2
1NURUL KOMARIYAHHADIR HADIR
2HERI IRAWANHADIR HADIR
3MOH. IDHOMHADIR HADIR
4MOH. RIDWAN HADIR HADIR
5SITI AMINAH HADIR HADIR
6ULIL AYU SAGITA HADIR HADIR
7AHMAD HAFISHADIR HADIR
8DIVA NOVITAHADIR HADIR
9DATIK DAMAYANTI HADIR HADIR
10FIKI NUR FADLI HADIR HADIR
11FERI SATRIA HUTAMAHADIR HADIR
12KHOIRUL ROFIQHADIR HADIR
13MUHOBATUL KARIMAHHADIR HADIR
14MOH. MUZAKIHADIR HADIR
15MOH. HABIBHADIR HADIR
16M. SYIFAK ANGKIHADIR HADIR
17NUR AZMI WHADIR HADIR
18NOVI RAHAYUHADIR HADIR
19PUJIANTI HADIR HADIR
20RIZKA AFIFATUL ILMIHADIR HADIR
21TIRTA ARISELA HADIR HADIR
22VIVI SILVIANA HADIR HADIR
23WINDA AGUSTIN HADIR HADIR
24YOGI KURNIAWAN HADIR HADIR
25YOGA SUBITA AZIZHADIR HADIR
26AMELIA CINDY ANGGRAINI HADIR HADIR
27RENDIS MAYASARI HADIR HADIR
28MOH. FATHUL ALAM HADIR HADIR
Ngepung, ...............................
Peneliti
................................................NIP.
APPERSEPSI MATERI BARISAN DAN DERET ARITMATIKA DAN GEOMETRI; DAN MENGKONDISIKAN KESIAPAN BELAJAR SISWA SIKLUS 1
APPERSEPSI MATERI BARISAN DAN DERET ARITMATIKA DAN GEOMETRI; DAN MENGKONDISIKAN KESIAPAN BELAJAR SISWA SIKLUS 2
SISWA MENGADAKAN DISKUSI KELOMPOK UNTUK MEMECAHKAN MASALAH TADRIBAT SIKLUS 1
SISWA MENGADAKAN DISKUSI KELOMPOK UNTUK MEMECAHKAN MASALAH TADRIBAT SIKLUS 2
SALAH SATU SISWA MEWAKILI KELOMPOKNYA MENAMPILKAN HASIL PEMECAHAN MASALAH DENGAN MATERI TADRIBAT SIKLUS 1
PENELITI DAN KOLABORATOR MENGADAKAN DISKUSI/EVALUASI HASIL PENELITIAN TINDAKAN KELAS SIKLUS 1 DENGAN MATERI BARISAN DAN DERET ARITMATIKA DAN GEOMETRITreatment
Hasil yang diinginkan
Keadaan sekarang
Nilai rata-rata kelas < KKM
Persentase ketuntasan hasil belajar < KKM
Aktivitas siswa dalam pembelajaran rendah/pasif
Pemecahan Masalah (Problem Solving)
Nilai rata-rata kelas meningkat atau > KKM
Persentase ketuntasan hasil belajar meningkat atau > KKM
Aktivitas siswa dalam pembelajaran meningkat
Evaluasi/refleksi dampak: proses dan hasil
Ra------>T------->O-----.>R-------.>Pk
PAGE 5
_1249389572.unknown
_1385504754.unknown
_1249389491.unknown