36
LAPORAN TUTORIAL TEKNIK SAMPLING Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Tutorial Manajemen Kesehatan Gigi Masyarakat Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Jember Pembimbing : drg. Roedy Joeliyanto, M.Biomed

Laporan Tutorial Mkgm Ske 1 (Repaired)

Embed Size (px)

DESCRIPTION

teknik sampling

Citation preview

LAPORAN TUTORIAL

TEKNIK SAMPLING

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Tutorial

Manajemen Kesehatan Gigi Masyarakat

Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Jember

Pembimbing :

drg. Roedy Joeliyanto, M.Biomed

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI

UNIVERSITAS JEMBER

2015DAFTAR ANGGOTA KELOMPOKTutor

: drg. Roedy Joeliyanto, M.Biomed

Ketua

: Duati Mayangsari

(131610101039)

Scriber Meja : Pungky Anggraini

(131610101042)

Scriber Papan : Arini Al Haq

(131610101040)

Anggota :

1. Afifannisa Dienda Rifani

(131610101013)

2. Jerry Daniel

(131610101018)

3. Hesti Rasdi Setiawai

(131610101020)

4. Rachel P W

(131610101049)

5. Fatimatuz Zahroh

(131610101051)

6. Cholida Rachmatia

(131610101056)

7. Lusi Hesti Pratiwisari

(131610101058)

8. Iman Santoso Adji

(131610101060)

9. Primawati Dyah

(131610101077)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan hidayah NYA sehingga kami dapat menyelesaikan tugas laporan yang berjudul Teknik Sampling. Laporan ini disusun untuk memenuhi hasil diskusi tutorial kelompok V pada skenario pertama.

Penulisan makalah ini semuanya tidak lepas dari bantuan berbagai pihak, oleh karena itu penulis ingin menyampaikan terimakasih kepada:

1. drg. Roedy Joeliyanto, M.Biomed selaku tutor yang telah membimbing jalannya diskusi tutorial kelompok V Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Jember dan memberi masukan yang membantu bagi pengembangan ilmu yang telah didapatkan.

2. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan laporan ini.

Dalam penyusunan laporan ini tidak lepas dari kekurangan dan kesalahan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan demi perbaikan-perbaikan di masa yang akan datang demi kesempurnaan laporan ini. Semoga laporan ini dapat berguna bagi kita semua.

Jember, 24 Mei 2015

Tim Penyusun

SKENARIO 1TEKNIK SAMPLING

drg. Krisda ingin melakukan penelitian epidemiologi tentang hubungan pemanfaatan pelayanan kesehatan di Puskesmas Majumakmur dengan tingkat karies gigi dan penyakit periodontal di desa Majumakmur. Mata pencaharian penduduk sebagian besar adalah pekerja buruh perkebunan dengan rentang usia 20-3- tahun, yang seharian peuh bekerja di perkebunan sehingga tidak punya waktu untuk memanfaatkan pelayanan kesehatan. Masyarakat disana kebanyakan berpendidikan SD. Data laporan Puskesmas meunjukkan tingkat karies igi dan penyakit periodontal tinggi. Teknik sampling yang cocok untuk penelitian tersebut adalah ?

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 .Latar BelakangSecara umum sampel penelitian adalah bagian daripopulasiyang mewakili karakteristik populasi dalam peneltian. Dalam sebuah penelitian baik itu skripsi, tesis, maupun desertasi, keberadaan sampel memiliki peran yang sangat vital. Hal ini dikarenakan sampel penelitian dijadikan sebagai sumber pengambilan data baik itu secara kuantitatif maupun kualitatif. Menurut Sugiyono (2011:62), sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Sedangkan pengertian dari populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2011:61).

Teknik sampling sangatlah diperlukan dalam sebuah penelitian karena hal ini digunakan untuk menentukan siapa saja anggota dari populasi yang hendak dijadikan sampel. Teknik sampling haruslah secara jelas tergambarkan dalam rencana penelitian sehingga tidak membingungkan ketika terjun dilapangan. Untuk menghindari kesalahan sampel perlu menggunakan teknik sampling yang tepat.

Dalam penelitian terdapat berbagai teknik sampling untuk menentukan sampel yang akan digunakan dalam penelitian. Teknik sampling pada dasarnya dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu probability samplingdannon probability sampling. Teknik non probabilitas meliputiTeknik sampling seenaknya, Sampling pertimbangan. Teknik probabilitas terdiri Sampling Random Sederhana, Teknik Sampling Sistematik, Teknik Sampling Random Bertingkat, Teknik Sampling Kelompok. Menentukan ukuran sampel merupakan bagian dari teknik sampling, dimana jumlah anggota sampel sering dinyatakan dengan ukuran sampel. Jumlah sampel yang 100% mewakili populasi adalah sama dengan populasi. Makin besar jumlah sampel mendekati populasi, maka peluang keselahan generalisasi semakin kecil dan sebaliknya makin kecil jumlah sampel menjauhi populasi, maka makin besar kesalahan generalisasi (diberlakukan umum).BAB II

PEMBAHASAN

STEP 1 Identifikasi Masalah

Pelayanan Kesehatan : (Menurut Prof. Dr. Soekidjo Notoatmojo ) Pelayanan kesehatan adalah sub sistem pelayanan kesehatan yang tujuan utamanya adalah pelayanan preventif (pencegahan) dan promotif( peningkatan kesehatan ) dengan sasaran masyarakat. Teknik sampling : bagian dari metodologi statistika yang berhubungan dengan pengambilan sebagian dari populasi. Jika sampling dilakukan dengan metode yang tepat, analisis statistik dari suatu sampel dapat digunakan untuk menggeneralisasikan keseluruhan populasi.

Epidemiologi

Berasal dari bahasa Yunani.Epi = pada atau tentangdemos = rakyat/penduduklogos = ilmuJadi epidemiologi merupakan ilmu yang mempelajari tentang hal-hal yang terjadi pada rakyat.Batasan arti yang sudah berkembang dewasa ini mengartikan epidemiologi sebagai ilmu tentang terjadinya dan penyebab dari suatu masalah kesehatan dan faktor-faktor yang mempengaruhinya serta upaya-upaya penanggulangannya.STEP 2

1. Apa saja macam-macam teknik sampling ?

2. Bagaimana cara menentukan jumlah sampel yang akan digunakan ?

3. Hal-hal apa yang dapat dijadikan acuan/pedoman pemilihan teknik sampling yang tepat ?

4. Bagaimana syarat sampel yang baik agar mudah teknik samplingnya ?

5. Teknik sampling apa yang cocok untuk skenario ?

STEP 3

1. Teknik sampling banyak menggunakan teori probabilitas sehingga berdasarkan tekniknya dikategorikan menjadi dua disebut probability sampling dan non-probability sampling.

A. PROBABILITY SAMPLINGProbability sampling adalah teknik sampling dimana setiap anggota populasi memiliki peluang sama dipilih menjadi sampel. Dengan kata lain, semua anggota tunggal dari populasi memiliki peluang tidak nol.

Teknik ini melibatkan pengambilan acak (dikocok) dari suatu populasi. Ada bermacam-macam metode probability sampling dengan turunan dan variasi masing-masing, namun paling populer sebagai berikut:

a) Sampling Acak Sederhana (Simple Random Sampling)

Random sampling adalah metode paling dekat dengan definisi probability sampling. Pengambilan sampel dari populiasi secara acak berdasarkan frekuensi probabilitas semua anggota populasi.

b) Sampling Acak Sistematis (Systematic Random Sampling)

Pengambilan sampel melibatkan aturan populasi dalam urutan sistematika tertentu. Probabilitas pengambilan sampel tidak sama terlepas dari kesamaan frekuensi setiap anggota populasi.

c) Sampling Stratifikasi (Stratified Sampling)

Populasi dibagi ke dalam kelompok strata dan kemudian mengambil sampel dari tiap kelompok tergantung kriteria yang ditetapkan. Misalnya, populasi dibagi ke dalam anak-anak dan orang tua kemudian memilih masing-masing wakil dari keduanya.

d) Sampling Rumpun (Cluster Sampling)

Populasi dibagi ke dalam kelompok kewilayahan kemudian memilih wakil tiap-tiap kelompok. Misalnya, populasi adalah Jawa Tengah kemudian sampel diambil dari tiap-tiap kabupaten. Bisa juga batas-batas gunung, pulau dan sebagainya.

e) Sampling Bertahap (Multistage Sampling)

Pengambilan sampel menggunakan lebih dari satu teknik probability sampling. Misalnya, menggunakan metode stratified sampling pada tahap pertama kemudian metode simple random sampling di tahap kedua dan seterusnya sampai mencapai sampel yang diinginkan.

f) Probabilitas Proporsional Ukuran Sampling (Probability Proportional to Size Sampling)

Probabilitas pengambilan sampel sebanding dengan ukuran sampling bahwa sampel dipilih secara proporsional dengan ukuran total populasi. Ini adalah bentuk multistage sampling di tahap pertama dan kemudian random sampling di tahap kedua, tapi jumlah sampel sebanding dengan ukuran populasi.B. NON-PROBABILITY SAMPLING

Teknik non-probability sampling bahwa setiap anggota populasi memiliki peluang nol. Artinya, pengambilan sampel didasarkan kriteria tertentu seperti judgment, status, kuantitas, kesukarelaan dan sebagainya.

Ada bermacam-macam metode non-probability sampling dengan turunan dan variasinya, tapi paling populer sebagai berikut:

a) Sampling Kuota (Quota Sampling)

Mirip stratified sampling yaitu berdasarkan proporsi ciri-ciri tertentu untuk menghindari bias. Misalnya, jumlah sampel laki-laki 50 orang maka sampel perempuan juga 50 orang.b) Sampling Kebetulan (Accidental Sampling)

Pengambilan sampel didasarkan pada kenyataan bahwa mereka kebetulan muncul. Misalnya, populasi adalah setiap pegguna jalan tol, maka peneliti mengambil sampel dari orang-orang yang kebetulan melintas di jalan tersebut pada waktu pengamatan.c) Sampling Purposive (Purposive or Judgemental Sampling)

Pengambilan sampel berdasarkan seleksi khusus. Peneliti membuat criteria tertentu siapa yang dijadikan sebagai informan. Misalnya, Anda meneliti kriminalitas di Kota Semarang, maka Anda mengambil informan yaitu Kapolresta Semarang, seorang pelaku kriminal dan seorang korban kriminal.d) Sampling Sukarela (Voluntary Sampling)

Pengambilan sampel berdasarkan kerelaan untuk berpartisipasi dalam penelitian. Metode ini paling umum digunakan dalam jajak pendapat.e) Sampling Snowball (Snowball Sampling)

Pengambilan sampel berdasarkan penelusuran sampel sebelumnya. Misalnya, penelitian tentang korupsi bahwa sumber informan pertama mengarah kepada informan kedua lalu informan ke tiga dan seterusnya.

2. Dikaitkan dengan besarnya sampel, selain tingkat kesalahan, ada lagi beberapa faktor lain yang perlu memperoleh pertimbangan yaitu:

(1) derajat keseragaman,

(2) rencana analisis,

(3) biaya, waktu, dan tenaga yang tersedia. (Singarimbun dan Effendy, 1989)

Makin tidak seragam sifat atau karakter setiap elemen populasi, makin banyak sampel yang harus diambil. Jika rencana analisisnya mendetail atau rinci maka jumlah sampelnya pun harus banyak. Misalnya di samping ingin mengetahui sikap konsumen terhadap kebijakan perusahaan, peneliti juga bermaksud mengetahui hubungan antara sikap dengan tingkat pendidikan. Agar tujuan ini dapat tercapai maka sampelnya harus terdiri atas berbagai jenjang pendidikan SD, SLTP. SMU, dan seterusnya.. Makin sedikit waktu, biaya , dan tenaga yang dimiliki peneliti, makin sedikit pula sampel yang bisa diperoleh. Perlu dipahami bahwa apapun alasannya, penelitian haruslah dapat dikelola dengan baik (manageable).

Ada pula yang menuliskan, untuk penelitian deskriptif, sampelnya 10% dari populasi, penelitian korelasional, paling sedikit 30 elemen populasi, penelitian perbandingan kausal, 30 elemen per kelompok, dan untuk penelitian eksperimen 15 elemen per kelompok (Gay dan Diehl, 1992)

Roscoe (1975) yang dikutip Uma Sekaran (2006) memberikan acuan umum untuk menentukan ukuran sampel :

a) Ukuran sampel lebih dari 30 dan kurang dari 500 adalah tepat untuk kebanyakan penelitian

b) Jika sampel dipecah ke dalam subsampel (pria/wanita, junior/senior, dan sebagainya), ukuran sampel minimum 30 untuk tiap kategori adalah tepat

c) Dalam penelitian mutivariate (termasuk analisis regresi berganda), ukuran sampel sebaiknya 10x lebih besar dari jumlah variabel dalam penelitian

d) Untuk penelitian eksperimental sederhana dengan kontrol eskperimen yang ketat, penelitian yang sukses adalah mungkin dengan ukuran sampel kecil antara 10 sampai dengan 20

Besaran atau ukuran sampel ini sampel sangat tergantung dari besaran tingkat ketelitian atau kesalahan yang diinginkan peneliti. Namun, dalam hal tingkat kesalahan, pada penelitian sosial maksimal tingkat kesalahannya adalah 5% (0,05). Makin besar tingkat kesalahan maka makin kecil jumlah sampel. Namun yang perlu diperhatikan adalah semakin besar jumlah sampel (semakin mendekati populasi) maka semakin kecil peluang kesalahan generalisasi dan sebaliknya, semakin kecil jumlah sampel (menjauhi jumlah populasi) maka semakin besar peluang kesalahan generalisasi.

3. Pemilihan teknik sampling harus berdasarkan dua hal yakni, realibilitas dan efisiensi. Sampel yang reliable adalah sampel yang miliki reliabilitas tinggi. Hal itu berarti bahwa makin kecil kesalahan sampling, reliabilitas sampling makin rendah. Dikaitkan dengan varian nilai statistiknya berlaku kriteria bahwa semakin rendah varian, reliabilitas sampel yang diperoleh semakin tinggi.

Penggunaan tenaga, biaya, waktu, dan dukungan-dukungan logistik harus dipertimbangkan. Dengan pertimbangan itulah efisiensi dikaitkan. Sebuah teknik sampling dinyatakan efisiensi penggunaannya jika dapat dilaksanakan dengan, tenaga, biaya, waktu, dan dukungan-dukungan logistik yang dapat dihemat. Dari pertimbangan biaya, tanpa mengorbankan relibialitas dan representatifnya sampel.

4. Syarat sampel yang baik :

a) Sampel harus dapat mewakili populasi yang ada

b) Sampel harus cukup banyak berpengaruh dengan kevalidan penelitian

c) Sesuai dengan variable yang ditentukan oleh peneliti

d) Harus kooperatif

5. Teknik sampling yang tepat berdasarkan scenario

Simple random samplingPada skenario digunakan simple random sampling karena populasi dinilai telah homogen dan STEP 4

MAPPING

STEP 5

1. Mampu mengetahui dan menjelaskan macam-macam sumber data

2. Mampu mengetahui dan menjelaskan macam-macam teknik sampling dan contohnya

3. Mampu mengetahui kelebihan dan kekurangan macam-macam teknik sampling

STEP 71. Salah satu hal yang mempengaruhi kualitas hasil penelitian adalah kualitas data yang di kumpulkan. Pengumpulan data dapat dilakukan dengan berbagai cara.

Ada 2 sumber data:1. Macam-macam Sumber Data

Sumber data adalah segala sesuatu yang dapat memberikan informasi mengenai data. Berdasarkan sumbernya, data dibedakan menjadi dua, yaitu data primer dan data sekunder. A. Data Primer

Data primer yaitu data yang dibuat oleh peneliti untuk maksud khusus menyelesaikan permasalahan yang sedang ditanganinya. Data dikumpulkan sendiri oleh peneliti langsung dari sumber pertama atau tempat objek penelitian dilakukan.

Data primer adalah data yang langsung di ambil dari sumbernya. Ada 3 cara primer :

1. Observasi

Observasi adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan melakukan pengamatan. Data yang di hasilkan adalah data yang kualitatif.

2. Wawancara

Wawancara adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan mengajukan pertanyaan secara lisan, biasanya dilakukan jika ingin diketahui hal-hal yang lebih mendalam dari responden.

Data yang di hasilkan adalah data yang kualitatif.

3. Kuesioner

Kuesioner adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada respondenuntuk di jawab.

Data yang di hasilkan bisa data yang kuantitatif atau kualitatif

B. Data Sekunder

Data sekunder yaitu data yang telah dikumpulkan untuk maksud selain menyelesaikan masalah yang sedang dihadapi. Data ini dapat ditemukan dengan cepat. Dalam penelitian ini yang menjadi sumber data sekunder adalah literatur, artikel, jurnal serta situs di internet yang berkenaan dengan penelitian yang dilakukan.

Contoh : Data yang dimiliki perusahaan, Data BPS, Browsing di Internet dan sebagainya.

Data sekunder dapat diklasifikasikan berdasarkan sumber, yaitu data internal dan data eksternal. Data internal adalah data yang berasal dari dalam organisasi dimana riset sedang dilakukan. Misalnya, data penjualan dan biaya yang dikomplikasi dalam siklus akuntansi yang normal merupakan data sekunder internal yang akan diberikan pada banyak masalah riset, seperti evaluasi startegi pemasaran atau penilaian posisi kompetitif perusahaan dalam industri.

Sedangkan, data eksternal adalah data yang berasal dari luar organisasi dimana riset sedang dilakukan. Sumber eksternal dapat dibagi menjadi sumber-sumber yang secara teratur menerbitkan data-data statistic dan menyediakannya secara gratis kepada para pengguna (misalnya pemerintah), dan organisasi-organisasi komersial yang menjual jasanya kepada berbagai pengguna (misalnya ACNielsen).

( Keunggulan Data Sekunder

Pada dasarnya terdapat empat keunggulan data sekunder, yaitu:1. Lebih hemat waktu dan hemat biaya bagi periset.

Jika informasi yang diperlukan tersedia sebagai data sekunder, maka periset hanya perlu pergi keperpustakaan atau menjelajah internet, menentukan sumber yang sesuai, serta mengambil dan mencatat informasi yang diinginkan. Hal ini memakan waktu tidak lebih dari beberapa hari dan lebih murah. Dengan data sekunder, beban yang dikeluarkan selama proses pengumpulan data telah dibayar oleh penyusun awal informasi. Meskipun masih diperlukan biaya untuk menggunakan data itu (tidak seperti data statistic yang dikompilasi oleh pemerintah atau asosiasi perdagangan, data komersial tidaklah gratis), namun biayanya tetap jauh lebih rendah dibandingkan jika perusahaan mengumpulkan sendiri informasinya.

2. Meskipun data sekunder jarang dapat melengkapi persyaratan data sebuah proyek riset, paling tidak dapat:

a. Membantu dalam merumuskan permasalahan.

b. Menjadi sumber data perbandingan sehingga data primer dapat dievaluasi dan

diinterpretasikan lebih mendalam.

3. Daya cakupnya yang dapat berskala nasional dan internasional.

4. Data dapat diperoleh diluar kemampuan periset (misalnya data BPS).

( Kelemahan Data Sekunder

Pada umumnya terdapat tiga kelemahan data sekunder, yaitu:

1. Jarang sekali data sekunder dapat memenuhi tujuan proyek penelitian. Hal ini disebabkan oleh factor unit pengukuran, definisi kelas yang dipergunakan dan peredaran publikasi yang tidak sesuai dengan kebutuhan.

2. Data dikumpulkan untuk tujuan yang berbeda dengan tujuan penelitian yang sedang dilakukan.

3. Pengambilan keputusan pemasaran biasanya memerlukan informasi yang mutakhir, padahal sumber data sekunder memerlukan waktu yang cukup lama dalam proses antara pengumpulan data dan penerbitannya

Klasifikasi sumber data, dilihat dari subjek di mana data menempel, yang disingkat dengan 3 P, yaitu:

1. Person:

Jika sumber data berupa orang. Person yaitu sumber data yang bisa memberikan

data berupa jawaban lisan melalui wawancara atau jawaban tertulis melalui angket.

2. Place: Jika sumber data berupa tempat. Place yaitu sumber data yang menyajikan tampilan berupa keadaan diam dan bergerak.

Diam, misalnya ruangan, kelengkapan alat, wujud benda , warna dan lain-lain. Bergerak, misalnya: aktivitas, kinerja, laju kendaraan dan lain-lain. Pada umumnya tampilan diam dan gerak merupakan objek untuk penggunaan metode observasi.

3. Paper : Jika sumber data berupa symbol. Paper merupakan sumber data yang menyajikan tanda-tanda berupa huruf, angka, gambar, atau symbol symbol lain. Pengertian paper bukan terbatas hanya pada kertas, tapi juga dapat berwujud batu, kayu, tulang, daun lontar dan sebagainya, yang cocok untuk penggunaan metode dokumentasi.

2. Macam-macam Teknik Sampling

Probability Sampling

Pada pengambilan sampel secara random, setiap unit populasi, mempunyai kesempatan yang sama untuk diambil sebagai sampel. Faktor pemilihan atau penunjukan sampel yang mana akan diambil, yang semata-mata atas pertimbangan peneliti, disini dihindarkan. Bila tidak, akan terjadi bias. Dengan cara random, bias pemilihan dapat diperkecil, sekecil mungkin. Ini merupakan salah satu usaha untuk mendapatkan sampel yang representatif.

a. Simple Random Sampling

Semua unsur dari populasi mempunyai kesempatan yang sama untuk dipilih sebagai anggota sampel. Anggota sampel dipilih secara acak dengan cara:

Pengundian menggunakan nomor anggota sebagai nomor undian

Menggunakan table angka random (bilangan acak) berdasarkan nomor anggota

Syarat Penggunaan Metode Simple Random Sampling:

Sifat populasi adalah homogen

Keadaan anggota populasi tidak terlau tersebar secara geografis

Harus ada kerangka sampling (sampling frame) yang jelas

b. Stratified Random Sampling

Populasi dikelompokkan menjadi sub-sub populasi berdasarkan criteria tertentu yang

dimiliki unsur populasi. Masing-masing sub populasi diusahakan homogen

Dari masing-masing sub populasi selanjutnya diambil sebagian anggota secara acak dengan komposisi proporsional atau disproporsional

Total anggota yang dipilih ditetapkan sebagai jumlah anggota sampel penelitian

Contoh: Dari 1000 populasi pemilih pada PEMILU akan diambil 100 orang (10%) sebagai sampel berdasarkan usia pemilih secara proporsional

Syarat Penggunaan Metode Stratified Random Sampling:

Populasi mempunyai unsure heterogenitas

Diperlukan kriteria yang jelas dalam membuat stratifikasi/lapisan sesuai dengan unsure heterogenitas yang dimiliki

Harus diketahui dengan tepat komposisi jumlah anggota sampel yang akan dipilih (secara proporsional atau disproporsional)

c. Cluster Sampling

Populasi dikelompokkan menjadi sub-sub populasi secara bergrombol (cluster)

Dari sub populasi selanjutnya dirinci lagi menjadi sub-populasi yang lebih kecil

Anggota dari sub populasi terakhir dipilih secara acak sebagai sampel penelitian

Contoh: Akan dipilih sampel penelitian untuk meneliti rata-rata tingkat pendapatan buruh bangunan diKodya Semarang

Kodya Semarang dibagi menjadi16 Kecamatan, dari 16 Kecamatan dipilih 2 Kecamatan sebagai Populasi dari sampling I

Dari 2 Kecamatan masing-2 dipilih 2 Kelurahan sebagai Populasi dari sampel II

Dari 2 Kelurahan masing-2 dipilih 50 buruh bangunan sebagai sampel penelitian

Syarat Penggunaan Cluster Sampling :

Populasi heterogen dan menyebar

Sampel dalam klaster harus se heterogen mungkin

Antar klaster harus sehomogen mungkin

d. Systematical Sampling

Merupakan system pengambilan sampel yang dilakukan dengan menggunakan selang interval tertentu secara berurutan

Syarat Penggunaan Metode Systematical Sampling:

Sifat populasi adalah homogen

Keadaan anggota populasi tidak terlau tersebar secara geografis

Harus ada kerangka sampling (sampling frame) yang jelas

e. Multi Stage Sampling

Merupakan proses pengambilan sampel dilakukan bertingkat, baik bertingkat dua atau lebih

Syarat Penggunaan Multi Stage Sampling:

Populasinya cukup homogen

Jumlah populasi sangat besar

Populasi menempati daerah yang sangat luas

Biaya penelitian kecil

Non Probability Sampling

Pemilihan sampel dengan cara ini tidak menghiraukan prinsip-prinsip probability. Pemilihan sampel tidak secara random. Hasil yang diharapkan hanya merupakan gambaran kasar tentang suatu keadaan.

a. Quota Sampling

Metode memilih sampel yang mempunyai ciri-ciri tertentu dalam jumlah atau quota yang diinginkan

Contoh: Akan diteliti mengenai manfaat penggunaan internet pada peningkatan kualitas proses belajar mengajar pada mata kuliah tertentu, Peneliti menentukan quota untuk masing-masing sampel:

Jumlah mahasiswa = 50 orang

Jumlah dosen = 5 orang

Jumlah mata kuliah = 3 matakuliah

Sehingga diperoleh 150 mahasiswa dan15 dosen sebagai sampel penelitian untuk 3 mata kuliah yang memanfaatkan internet dalam proses belajar mengajarnya

b. Accidental Sampling

Metode pengambilan sampel dengan memilih siapa yang kebetulan ada/dijumpai

Contoh: Akan diteliti mengenai minat ibu rumah tangga berbelanja diswalayan peneliti menentukan sampel dengan menjumpai ibu rumah tangga yang kebetulan berbelan jadi suatu swalayan tertentu untuk dimintai pendapat/motivasinya

c. Purosive Sampling

Merupakan pemilihan anggota sampel yang didasarkan atas tujuan dan pertimbangan tertentu dari peneliti. Taknik pengambilan sampel yang dilakukan dengan memilih satuan sampling atas dasar pertimbangan sekelompok pakar di bidang ilmu yang sedang diteliti. Contohnya, penelitan untuk mengetahui indeks biaya hidup yang dilakukan oleh para pakar ekonomi.

d. Snowball Sampling

Teknik pengambilan sampel dimana satuan pengamatan diambil berdasarkan informasi dari satuan pengamatan sebelumnya yang sudah terpilih. Contohnya adalah penelitian mengenai penyebaran penyakit AIDS, yaitu dengan menelusuri orang-orang yang diduga mengidap penyekit ini berdasarkan informasi dari si penderiat pertama yang ditemukan. Informasi tersebut bisa berupa siapa-siapa saja yang pernah berhubungan dengan si yang sangat diperlukan untuk melacak penyebaran virus HIV.

Metode pengambilan sampel dengan secara berantai (multi level).

Sampel awal ditetapkan dalam kelompok anggota kecil

Masing-masing anggota diminta mencari anggota baru dalam jumlah tertentu

Masing-masing anggota baru diminta mencari anggota baru lagi.

Contoh: Akan diteliti mengenai pendapat mahasiswa terhadap pemberlakuan kurikulum baru di Gunadarma, sampel ditentukan sebesar 100 mahasiswa, peneliti menentukan sampel awal 10 mahasiswa. Masing-masing mencari 1 orang mahasiswa lain untuk dimintai pendapatnya. Dan seterusnya hingga diperoleh sampel dalam jumlah 100 mahasiswa

e. Voluntary Sampling

Teknik ini dilakukan jika satuan sampling dikumpulkan atas dasar sukarela. Contohnya banyak digunakan di bidang kedokteran.

3. Kelebihan dan Kekurangan Setiap Macam Teknik Sampling

Probability Sampling

Keuntungan pengambilan sampel dengan probability sampling adalah sebagai

berikut:

Derajat kepercayaan terhadap sampel dapat ditentukan.

Beda penaksiran parameter populasi dengan statistik sampel, dapat diperkirakan.

Besar sampel yang akan diambil dapat dihitung secara statistik.

Probabilitas setiap unit sampel diketahui

Lebih objektif

Dapat mewakili populasiKerugian pengambilan sampel dengan probability sampling adalah sebagai

berikut: Sulit dalam pelaksanaan, membutuhkan biaya, waktu dan tenaga relative lebih besar dibanding non probability sampling

Memerlukan kerangka sampel (daftar dari semua unsur dalam populasi)a. Simple Random Sampling

Kelebihan :

Prosedur penggunaannya sederhana

Sampel tersebar di daerah populasi.

Kelemahan:

Membutuhkan daftar populasi.

Persyaratan penggunaan metode ini sulit dipenuhi

b. Stratified Random Sampling

Kelebihan :

Semua ciri-ciri populasi yang heterogen dapat terwakili

Kelemahan:

Memerlukan pengenalan terhadap populasi yang akan diteliti untuk menentukan ciri heterogenitas yang ada pada populasi

Jika daerah geografisnya luas, biaya transportasi tinggi.

c. Cluster Sampling

Kelebihan :

Lebih tepat menduga populasi karena variasi dalam populasi dapat terwakili dalam sampel

Tidak memerlukan daftar populasi.

Biaya transportasi kurang

Kekurangan :

Prosedur estimasi sulit.

Memerulukan waktu yang lama karena harus membaginya dalam area-area tertentu

d. Systematical Sampling

Kelebihan : lebih praktis dan hemat

Kekurangan : tidak mampu menangkap keragaman populasi heterogen

e. Multi Stage Sampling

Kelebihan : biaya transportasi murah

Kelemahan :

prosedur estimasi sulit,

prosedur pengambilan memerlukan perencanaan yang cermat.

Non Probability Sampling

Keuntungan :

Prosedur estimasi mudah dan sederhana

Mudah Pelaksanaannya, tidak membutuhkan biaya besar, tidak membutuhkan waktu yang lama

Kerugian

Membutuhkan daftar seluruh anggota populasi.

Sampel mungkin tersebar pada daerah yang luas, sehingga biaya transportasi besar

Tidak obyektif

Tidak dapat mewakili populasi keseluruhan

a. Quota Sampling

Kelebihan : Mudah dan cepat digunakan

Kelemahan: Penentuan sampel cenderung subyektif bagi peneliti

b. Accidental Sampling

Kelebihan : Mudah dan cepat digunakan

Kelemahan: Jumlah sampel mungkin tidak representative karena tergantung hanya pada anggota sampel yang ada pada saat itu

c. Purosive Sampling

Kelebihan : tujuan dari peneliti dapat terpenuhi

Kekurangan : belum tentu mewakili keseluruhan variasi yang ada.

d. Snowball Sampling

Kelebihan : Mudah digunakan

Kelemahan: Membutuhkan waktu yang lama

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Dalam melakukan penelitian guna mendapatkan data epidemiologi, terdapat berbagai macam sumber. Dilihat dari sumbernya, data penelitian dapat dibagi 2 yaitu data primer dan data sekunder. Keduanya memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing dan biasanya diperlukan kombinasi dua jenis data tersebut untuk penelitian yang baik.

Teknik sampling ada 2, yaitu probability dan non probability sampling. Masing-masing dibagi menjadi teknik-teknik tersendiri dengan kelebihan serta kekurangannya. Untuk menentukan teknik mana yang tepat untuk digunakan sebagai teknik sampling dalam penelitian, perlu mempetimbangkan berbagai aspek seperti jenis dan kondisi populasi dan tujuan penelitian. Dalam skenario, digunakan teknik simple random sampling karena populasi dinilai homogen. Daftar PustakaBudiarto, Eko. 2003. Metodologi Penelitian Kedokteran: Sebuah Pengantar. Jakarta: EGC Nursalam. 2008. Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta: Salemba MedikaChurchill, Gilbert A. 2005. Dasar-Dasar Riset Pemasaran, Edisi 4, Jilid I, Alih Bahasa Oleh Andriani, Dkk, Penerbit Erlangga, Jakarta.

R. Soedijono. 2008. Suplemen Kuliah: Metode Riset Bisnis. Universitas Gunadarma. Jakarta.

TEKNIK SAMPLING

SUMBER DATA

METODE

PRIMER

SEKUNDER

PROBABILITY

NON PROBABILITY

KELEBIHAN

KEKURANGAN