Upload
jumadil
View
142
Download
1
Embed Size (px)
DESCRIPTION
laporan
Citation preview
PRAKTIKUM GEOLOGI STRUKURLABORATORIUM DINAMISJURUSAN TEKNIK PERTAMBANGANUNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
STRUKTUR BIDANG
I. PENDAHULUAN
I.1. Latar Belakang
Geologi struktur adalah bagian dari ilmu geologi yang mempelajari
tentang bentuk (arsitektur) batuan sebagai hasil dari proses deformasi. Proses
deformasi adalah perubahan bentuk dan ukuran pada batuan akibat dari gaya
(force) yang terjadi di dalam bumi. Gaya tersebut pada dasarnya merupakan
proses tektonik yang terjadi di dalam bumi. Di dalam pengertian umum, geologi
struktur adalah ilmu yang mempelajari tentang bentuk batuan sebagai bagian
dari kerak bumi serta menjelaskan proses pembentukannya.
Beberapa penulis menganggap bahwa geologi struktur lebih ditekankan
pada studi mengenai unsur-unsur struktur geologi, misalnya perlipatan (fold),
rekahan (fracture), sesar (fault), dan sebagainya, sebagai bagian dari satuan
tektonik (tectonic unit), sedangkan tektonik dan geotektonik dianggap sebagai
suatu studi dengan skala yang lebih besar, yang mempelajari obyek-obyek
geologi seperti cekungan sedimentasi, rangkaian pegunungan, lantai samudera,
dan sebagainya.
Struktur batuan adalah gambaran tentang kenampakan atau keadaan
batuan, termasuk didalamnya bentuk dan kedudukannya. Didasarkan pada
proses pembentukannya, struktur batuan dapat dibedakan menjadi :Struktur primer,
yaitu struktur yang terjadi pada saat proses pembentukan batuan tersebut,
misalnya, pada batuan sedimen : bidang perlapisan bersilang (cross bedding),
gelembur gelombang (ripple mark), perlapisan bersusun (graded bedding), dan
sebagainya, pada batuan beku : struktur aliran (flow structure), kekar akibat
pendinginan (cooling joints), dan sebagainya.Struktur sekunder, yaitu struktur
yang terjadi kemudian, setelah batuan terbentuk, yaitu akibat proses
deformasi atau tektonik. Jenis struktur yang termasuk di dalam struktur
sekunder diantaranya adalah : lipatan, rekahan (kekar), patahan (sesar), dan
sebagainya.
Geologi struktur yang dimaksudkan pada praktikum ini lebih ditekankan
untuk mempelajari tentang struktur akibat dari deformasi. Walaupun demikian,
pada beberapa kasus, struktur primer akan berguna di dalam analisis
struktur, misalnya untuk menentukan arah sedimentasi, dan sebagainya.
LA ODE DZAKIR JUMADIL.BACO 09320130076
PRAKTIKUM GEOLOGI STRUKURLABORATORIUM DINAMISJURUSAN TEKNIK PERTAMBANGANUNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
STRUKTUR BIDANG
I.2. Maksud Dan Tujuan
I.2.1. Maksud
Maksud dari kegiatan praktikum adalah memperkenalkan unsure unsure
struktur geologi
1.2.2.Tujuan
1. Mengetahui cara penggambaran struktur geologi
2. Mengetahui dan memahami symbol symbol hasil pembentukan struktur geologi
1.3. Alat dan Bahan
1. Alat tulis menulis
2. Busur derajat 3600
3. Mistar 30 cm
4. Kertaskalkir
LA ODE DZAKIR JUMADIL.BACO 09320130076
PRAKTIKUM GEOLOGI STRUKURLABORATORIUM DINAMISJURUSAN TEKNIK PERTAMBANGANUNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
STRUKTUR BIDANG
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Kedudukan ( Attitude ) Struktur Bidang
Kedudukan sebuah struktur bidang dapat diwakili oleh sepasang angka.
Terdapat dua cara penulisan yang dapat digunakan untuk menuliskan
sepasang angka tersebut, yaitu :
1. Cara penulisan jurus (strike) dan kemiringan (dip).
2. Cara penulisan kemiringan (dip) dan arah kemiringan (dip direction).
Jurus (Strike) Struktur Bidang
Sebuah garis jurus (stike line) dapat didefinisikan sebagai sebuah garis
horizontal yang terletak pada suatu struktur bidang. Sebuah garis jurus pada
suatu struktur bidang dapat dibayangkan sebagai perpotongan antara bidang
horizontal imajiner dengan struktur bidang tersebut (ingat bahwa
perpotongan antara dua buah bidang adalah sebuah garis).
Di beberapa lokasi tertentu di lapangan, garis jurus dapat dilihat secara
langsung, misalnya di tebing-tebing yang berada di pinggir laut yang tenang
(Gambar 2.1). Perpotongan antara permukaan laut dengan permukaan tebing
merupakan garis jurus pada permukaan tebing tersebut.
Gambar 2.1.Perpotongan antara permukaan laut (bidang horizontal)
dan permukaan tebing adalah garis pantai. Garis pantai
ini dapat mewakili garis jurus pada permukaan tebing
tersebut. Tebing A memiliki jurus N-S, Tebing B memiliki
jurus NE-SW, and Tebing C memiliki jurus E-W*.
Jurus suatu struktur bidang pada lokasi tertentu adalah sudut antara
LA ODE DZAKIR JUMADIL.BACO 09320130076
PRAKTIKUM GEOLOGI STRUKURLABORATORIUM DINAMISJURUSAN TEKNIK PERTAMBANGANUNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
STRUKTUR BIDANG
garis jurus dengan utara sebenarnya. Dengan kata lain, jurus adalah sudut
antara garis horizontal pada suatu struktur bidang dengan utara sebenarnya.
Jurus merupakan besaran sudut yang diukur dalam satuan derajat (0)
dengan menggunakan kompas. Setiap sudut yang diukur dengan
menggunakan kompas disebut arah (baearing atau azimuth).
Jurus suatu struktur bidang dapat dideskripsikan dengan dua cara. Cara
pertama dikenal sebagai konvensi kuadran. Dalam konvensi ini, seluruh
kemungkinan arah dibagi ke dalam empat kuadran (NE, SE, NW, dan SW)
yang masing-masing kuadran memiliki besar 900 (Gambar 3.2a), dan
jurus ditentukan dengan memberikan angka dalam derajat yang mewakili
besar sudut (bisa ke arah barat atau timur) antara garis jurus dengan
utara sebenarnya. Beberapa contoh penentuan dan penulisan jurus dalam
konvensi kuadran adalah sebagai berikut :
1. Jika garis jurus pada suatu struktur bidang tepat berarah N-S, dalam
konvensi kuadran jurus struktur bidang tersebut ditulis N00E atau N00W, dan
dibaca "north nol derajat east" atau "north nol derajat west".
2. Jika garis jurus pada struktur bidang tepat berarah NW-SE, dalam konvensi
kuadran jurus struktur bidang tersebut ditulis N450W atau S450E dan
dibaca "north empat puluh lima derajat west" atau "south empat puluh lima
derajat east".
3. Jika garis jurus pada struktur bidang tepat berarah NE-SW, dalam konvensi
kuadran jurus struktur bidang tersebut ditulis N450E atau S450W dan
dibaca "north empat puluh lima derajat east" atau "south empat puluh lima
derajat west".
LA ODE DZAKIR JUMADIL.BACO 09320130076
PRAKTIKUM GEOLOGI STRUKURLABORATORIUM DINAMISJURUSAN TEKNIK PERTAMBANGANUNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
STRUKTUR BIDANG
Gambar 2.2. Konvensi untuk mendeskripsikan jurus. (a) Konvensi
kuadran. (b) Konvensi azimuth.
Dari contoh-contoh di atas, dapat dilihat bahwa penulisan dan penyebutan
jurus dengan mengacu terhadap arah utara selalu memiliki pasangan yang
sama dengan penulisan dan penyebutan jurus dengan mengacu terhadap arah
selatan. Hal ini disebabkan karena tidak ada keharusan untuk membedakan
titik-titik ujung dari sebuah garis horizontal. Namun, jika konvensi
kuadran harus digunakan, telah menjadi kebiasaan bagi para ahli geologi untuk
selalu menulis dan menyebut jurus dengan mengacu terhadap arah utara.
Cara kedua untuk mendeskripsikan jurus dikenal sebagai k o nvensi
azimuth. Dalam konvensi ini, seluruh kemungkinan arah dibagi ke dalam
3600, dengan arah utara ditetapkan memiliki nilai 00 atau 3600
(Gambar 2.2b). Karena pengukuran jurus selalu berputar dari arah utara ke
timur (searah jarum jam), maka jurus dalam konvensi azimuth sebenarnya
dapat dideskripsikan secara
Dalam diktat ini, arah mata angin dalam bentuk singkatan dalam
Bahasa Inggris tidak diterjemahkan Namun, untuk membedakan
pengukuran jurus dengan pengukuran besaran lainnya yang
menggunakan satuan derajat, dalam konvensi azimuth singkatan mata
angin tetap disertakan dalam penulisan jurus. Sebagai contoh :
a. Jika garis jurus tepat berarah N-S, maka jurusnya adalah N00E atau N1800E.
b. Jika garis jurus tepat berarah E-W, maka jurusnya adalah N900E atau
LA ODE DZAKIR JUMADIL.BACO 09320130076
PRAKTIKUM GEOLOGI STRUKURLABORATORIUM DINAMISJURUSAN TEKNIK PERTAMBANGANUNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
STRUKTUR BIDANG
N2700E.
c. Jika garis jurus tepat berarah NW-SE, maka jurusnya adalah N1350E atau
N3150E.
d. Jika garis jurus tepat berarah NE-SW, maka jurusnya adalah N450E atau
N2250E.
e. Kemiringan (Dip) Struktur Bidang
Kemiringan sebenarnya (true dip) dari suatu struktur bidang adalah
sudut antara struktur bidang tersebut dan sebuah bidang horizontal yang diukur
pada bidang vertikal tertentu. Bidang vertikal yang tertentu ini memiliki
orientasi yang tepat tegak lurus dengan garis jurus (Gambar 2.3a). Pada
sebuah struktur bidang, kemiringan sebenarnya selalu merupakan kemiringan
lereng yang paling besar, dan arah kemiringan sebenarnya merupakan arah
yang tepat tegak lurus jurus. Arah kemiringan sebenarnya selalu ditentukan
pada arah turun lereng (downslope).
Gambar 2.3. Diagram blok yang memperlihatkan arti dari kemiringan.
(a) Kemiringan sebenarnya(δ), dengan arah panah
menunjukkan arah kemiringan. (b) kemiringan semu (α).
Kemiringan yang diukur pada bidang vertikal yang tidak tegak lurus
garis jurus disebut sebagai kemir i ngan semu ( apparent dip ) (Gambar 2.3b).
Besar kemiringan semu harus selalu lebih kecil dari pada besar
LA ODE DZAKIR JUMADIL.BACO 09320130076
PRAKTIKUM GEOLOGI STRUKURLABORATORIUM DINAMISJURUSAN TEKNIK PERTAMBANGANUNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
STRUKTUR BIDANG
kemiringan sebenarnya. Besar kemiringan semu yang diukur pada bidang
vertikal yang mengandung garis jurus adalah nol derajat (00).
Kemiringan dideskripsikan sebagai sudut yang memiliki besar antara 00
dan 900. Bidang dengan kemiringan 00 adalah bidang horizontal,
sedangkan bidang dengan kemiringan 900 adalah bidang vertikal. Pada
umumnya, kemiringan antara 00 dan 200 dianggap sebagai kemiringan landai
(shallow), kemiringan antara 200 dan 500 dianggap sebagai kemiringan
sedang (moderate), dan kemiringan antara 500 dan 900 dianggap sebagai
kemiringan terjal (steep) (Gambar 3.4). Untuk lapisan terbalik (overturned),
kemiringan tetap dideskripsikan sebagai sebuah sudut yang lebih kecil
daripada 900, tetapi pada peta digunakan simbol yang berbeda.
Gambar 2.4. Klasifikasi untuk kemiringan sebuah lapisan. Gambar
ini menunjukkan adanya lipatan terbalik (overturned).
Panah-panah di dalam lapisan menunjukkan stratigrafi
ke arah muda.
2.2. Cara Penulisan Jurus Dan Kemiringan
Untuk Struktur Bidang Dengan menggunakan cara penulisan jurus dan
kemiringan, pendeskripsian kedudukan struktur bidang dengan angka jurus dan
angka kemiringan saja tidak dapat secara unik mendefinisikan kedudukan suatu
struktur bidang. Sebagai contoh, sebuah struktur bidang dengan jurus E-W dapat
miring ke arah N atau S, dan sebuah struktur bidang dengan jurus N400E dapat
LA ODE DZAKIR JUMADIL.BACO 09320130076
PRAKTIKUM GEOLOGI STRUKURLABORATORIUM DINAMISJURUSAN TEKNIK PERTAMBANGANUNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
STRUKTUR BIDANG
miring ke arah SE atau NW. Karena itu, untuk cara penulisan jurus dan
kemiringan, arah umum dari kemirin g an harus disertakan dalam pendeskripsian
suatu struktur bidang.
Dalam pendeskripsian kedudukan struktur bidang, arah pasti dari
kemiringan tidak diperlukan karena arah kemiringan selalu tepat 900 dari
jurus. Sebagai contoh, adalah cukup untuk menuliskan dan menyebutkan
bahwa struktur bidang dengan jurus N300E memiliki kemiringan,
misalnya, 240SE. Arah kemiringan dari struktur bidang ini secara otomatis dapat
diketahui, yaitu S600E.
Kedudukan suatu struktur bidang secara lengkap terdeskripsikan jika (i)
jurus, (ii)kemiringan, dan (iii) arah umum dari kemiringan, ditunjukkan. Sebagai
contoh :
a Kedudukan struktur bidang yang tepat berarah N-S dengan kemiringan
800E ditulis sebagai : N00E/800E, N00W/800E, atau N1800E/800E.
b. Kedudukan struktur bidang yang tepat berarah E-W dengan kemiringan
300N ditulis sebagai : N900E/300N, N900W/300N, atau N2700E/300N.
c. Kedudukan struktur bidang yang tepat berarah NW-SE dengan kemiringan
600SW ditulis sebagai N450W/600SW, N1350E/600SW, atauN3150E/600SW.
d. Kedudukan struktur bidang yang tepat berarah NE-SW dengan kemiringan
150NW ditulis sebagai : N450E/150NW atau N2250E/150NW.
Pada kebanyakan pengukuran, kita harus menuliskan arah umum
kemiringan dalam bentuk kuadran (NE, SE, SW, dan NW), namun jika jurus
struktur bidang berada pada cakupan 100 dari arah N-S dan arah E-W, arah
umum kemiringan cukup ditulis dalam bentuk mata angin (N, E, S, dan W).
Sebagai contoh :
1. N30E/200W atau N1830E/200W .
2. N820W/850N, N980E/850N, atau N2780E/850N .
2.3. Cara Penulisan Kemiringan dan Arah Kemiringan Untuk Struktur
Bidang
LA ODE DZAKIR JUMADIL.BACO 09320130076
PRAKTIKUM GEOLOGI STRUKURLABORATORIUM DINAMISJURUSAN TEKNIK PERTAMBANGANUNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
STRUKTUR BIDANG
Kedudukan struktur bidang juga dapat dideskripsikan dengan cara
penulisan kemiringan dan arah kemiringan. Cara penulisan ini, untuk
contoh-contoh kedudukan struktur bidang di atas, diperlihatkan pada Tabel 2.1
berikut ini.
Tabel 2.1. Contoh cara penulisan kemiringan dan arah kemiringan untuk struktur
bidang.
Cara Penulisan Jurus dan Kemiringan Cara Penulisan
Kemiringan dan
Arah Konvensi Kuadran Konvensi Azimuth
N00E/800Eatau N00W/800E N00E/800E atau N1800E/800E 800, N900E
N900E/300NatauN900W/
300N
N900E/300N atau N2700E/300N 300,
N00EN450W/600SW N1350E/600SWatauN3150E/
600SW
600, N2250E
N450E/150NW N450E/150NWatauN2250E/
150NW
150, N3150E
N30E/200W N30E/200W atau N1830E/200W 200, N2730E
N820W/850N N980E/850N atau
N2780E/850N
850,
N80E2.4. Aturan Tangan Kanan (Right-Hand Rule)
Dalam konvensi azimuth, jurus harus selalu dituliskan dengan tiga digit
angka dan kemiringan harus selalu dituliskan dengan dua digit angka ditambah
dengan arah kemiringan. Banyak ahli geologi menggunakan sistem yang
lebih cepat untuk dituliskan, dan sistem ini dikenal sebagai aturan tangan
kanan (right-hand rule).Jika kita mengikuti aturan tangan kanan, kita harus
memilih arah jurus sehingga, jika kita menghadap pada arah jurus tersebut,
struktur bidang miring ke arah kanan (Gambar 3.5a). Dengan demikian, dari
setiap pengukuran struktur bidang dengan menggunakan kompas, arah
kemiringan akan selalu dapat ditentukan dengan menambahkan 900 searah
perputaran jarum jam (clockwise) terhadap besar jurus (Gambar 2.5b). Salah
satu keuntungan dari penerapan aturan ini adalah kedudukan strutur bidang
dapat dideskripsikan secara keseluruhan dalam angka.
LA ODE DZAKIR JUMADIL.BACO 09320130076
PRAKTIKUM GEOLOGI STRUKURLABORATORIUM DINAMISJURUSAN TEKNIK PERTAMBANGANUNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
STRUKTUR BIDANG
Gambar2.5.Ilustrasi aturan tangan kanan (right-hand rule) untuk
mendeskripsikan jurus dan kemiringan. (a) Struktur bidang
miring ke arah kanan terhadap garis pandang. (b) Angka dip
ditentukan dengan menambahkan 900 searah perputaran
jarum jam (clockwise) terhadap besar jurus.
Selain dengan angka, kedudukan struktur bidang dapat pula
dideskripsikan dengan menggunakan simbol pada peta. Penggunaan simbol
ini menjadikan geometri dari sebuah struktur pada peta lebih mudah
dibayangkan. Simbol- simbol untuk berbagai jenis struktur bidang diperlihatkan
Pada peta, jurus ditandai dengan garis yang digambarkan sejajar dengan garis
jurus. Garis jurus sebaiknya digambarkan dengan panjang yang cukup (± 10 mm)
sehingga arahnya dapat ditentukan secara akurat di peta. Tanda kemiringan
diterakan pada titik tengah garis jurus, digambar menunjukkan arah kemiringan
dengan panjang 1/3 panjang garis jurus. Besar kemiringan dicantumkan di ujung
tanda kemiringan, ditulis dengan orientasi sejajar garis batas bawah/atas
peta.Aturan tangan kanan telah lama diterapkan, sehingga dalam kasus di mana
penulisan kedudukan struktur bidang dalam konvensi azimuth tidak
mencantumkan arah umum kemiringan, maka arah kemiringan ditentukan
dengan menganggap penulisan kedudukan tersebut mengikuti aturan tangan kanan.
2. .5 . Kemiringan Sebenarnya dan Kemiringan Semu
Pada beberapa kasus di lapangan, kemiringan sebenarnya dari sebuah
struktur bidang tidak dapat diukur secara langsung, tetapi kemiringan
LA ODE DZAKIR JUMADIL.BACO 09320130076
PRAKTIKUM GEOLOGI STRUKURLABORATORIUM DINAMISJURUSAN TEKNIK PERTAMBANGANUNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
STRUKTUR BIDANG
semunya dapat diukur. Sebagai contoh, Gambar 3.7 memperlihatkan
daerah penambangan (quarry) di mana korok (dike) yang miring tersingkap
pada dinding vertikal. Sudut yang dibentuk oleh korok dan garis horizontal
pada bidang penambangan yang tidak tegak lurus jurus merupakan
kemiringan semu. Jika bidang penambangan sejajar dengan jurus korok, maka
kemiringan semu = 00.
Gambar 2.6. Perpotongan antar korok (garis tebal) dengan dinding
penambangan. Jurus korok tidak tegak lurus dinding
penambangan, karena itu sudut yang dibentuk oleh jejak
(trace) korok pada dinding penambangan dengan
garis horizontal adalah kemiringan semu. φ adalah
kemiringan sebenarnya, µ adalah kemiringan semu pada
bidang penambangan berarah E-W, dan δ adalah
kemiringan semu pada bidang penambangan berarah N-S.
2.6. Kemiring a n Seb e narnya dari Ju ru s d a n Ke m iringan Se m u
Sebagai perbandingan, pada Gambar 3.7, potongan bidang
penambangan yang horizontal di bagian atas memungkinkan jurus korok
untuk diukur. Dengan menggunakan data jurus dan salah satu kemiringan
semu, maka kemiringan sebenarnya dari korok tersebut dapat diukur.
Masalah 2-1
Dengan menggunakan geometri deskriptif, tentukan kemiringan sebenarnya dari
LA ODE DZAKIR JUMADIL.BACO 09320130076
PRAKTIKUM GEOLOGI STRUKURLABORATORIUM DINAMISJURUSAN TEKNIK PERTAMBANGANUNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
STRUKTUR BIDANG
sebuah bidang perlapisan jika diketahui jurus bidang perlapisan = 3300
dan kemiringan semu pada arah 2600 = 250.
Pemecahan2-1 (Gambar2.7)
1. Bayangkan (tidak perlu digambar!) permasalahan dalam tiga dimensi
(Gambar 3.8a). d adalah beda tinggi antara jurus PA dan jurus B'C'. φ
adalah kemiringan sebenarnya, δ adalah kemiringan semu, β adalah sudut
horizontal antara arah kemiringan dan arah kemiringan semu.
2. Buat konstruksi grafis. Mulai dengan menggambar sumbur koordinat N-S
dan E-W (Gambar 3.8b). Letakkan titik A pada perpotongan sumbu-sumbu
koordinat. Gambar garis PQ yang mewakili garis jurus, yang dibayangkan
memiliki ketinggian yang sama dengan titik A. Gambar garis AB yang
sejajar dengan arah kemiringan semu.
3. Jadikan AB sebagai garis lipat F1, dan putar proyeksi penampang (bidang
penambangan) ke bidang proyeksi peta. Gambar garis AN yang memiliki
sudut δ terhadap AB, dan gambar garis yang tegak lurus AB dan
memotong AN (garis BB'). Sedapat mungkin, jadikan panjang BB' memiliki
angka yang bulat dalam satuan milimeter. Beda tinggi (jarak) antara B dan
B' adalah sebesar d.
4. Gambar garis XY yang sejajar garis jurus dan melalui titik B. Gambar garis
dari A yang tegak lurus garis jurus dan memotong XY. Namakan
perpotongan ini sebagai titik C. Dapat dilihat bahwa garis AC sejajar
dengan arah kemiringan sebenarnya.
LA ODE DZAKIR JUMADIL.BACO 09320130076
PRAKTIKUM GEOLOGI STRUKURLABORATORIUM DINAMISJURUSAN TEKNIK PERTAMBANGANUNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
STRUKTUR BIDANG
5. Tentukan titik C' yang terletak di bawah titik C sejauh d. Penentuan ini
dilakukan dengan cara memplot titik C' di sepanjang garis XY dan memiliki
jarak sejauh d dari titik C. Gambar garis AC'. Sudut CAC'
adalah kemiringan sebenarnya (φ) dari bidang perlapisan. Pengukuran
dengan busur derajat menghasilkan φ = 260.
2.8. Kemiringan Sebenarnya dari Dua Buah Kemiringan Semu
Sebagai perbandingan, pada Gambar 2.6, jika potongan bidang
penambangan yang horizontal di bagian atas tidak dibuat, maka jurus
korok tidak dapat ditentukan. Namun demikian, jika kemiringan semu
pada bidang-bidang penambangan yang tidak sejajar (dalam hal ini bidang
penambangan berarah N-S dan E-W) dapat diukur, maka jurus dan kemiringan
korok dapat ditentukan.
2.9. Problem Tiga Titik (Three-Point Problem)
Pada prinsipnya sebuah bidang dapat digambarkan dari sebuah titik
dan sebuah garis, atau tiga buah titik. Dalam pengertian geologi titik ini
dapat berupa singkapan, sehingga kedudukan batuan dan penyebarannya
pada peta dapat diketahui.
Masalah 2-1
Titik A, B, dan C merupakan batas suatu lapisan batuan dengan
ketinggian masing-masing titik 100, 50 dan 25 meter. Koordinat geografis
ketiga titik ini sudah diukur dan yang diketahui. Tentukan kedudukan
bidang lapisan batuan tersebut.
Pemecahan 2-4 (Gambar 2.8)
Dengan melihat bagan Gambar 2.8a, dapat disusun tahapan pengerjaan
sebagai berikut (Gambar 2.8b) :
(a) (b)
LA ODE DZAKIR JUMADIL.BACO 09320130076
PRAKTIKUM GEOLOGI STRUKURLABORATORIUM DINAMISJURUSAN TEKNIK PERTAMBANGANUNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
STRUKTUR BIDANG
Gambar 2.7.
1. Gambarkan posisi titik A, B, dan C berdasarkan koordinatnya.
2. Tentukan titik B’ pada garis AC dengan titik sama dengan titik B (50 m).
Posisi B’ didapatkan dari perbandingan AC : AB’ = 75 : 50. B'' dan
B''' berturut-turut merupakan proyeksi titik B dan B' pada bidang peta.
3. Gambar garis BB’. Garis ini mengandung dua titik yang sama tinggi (B dan
B') , karena itu merupakan garis horizontal. Garis BB' terletak pada bidang
lapisan batuan yang dimaksud, karena itu garis ini merupakan garis jurus
dari bidang lapisan batuan. Orientasi BB' terhadap sumbu koordinat utara
adalah jurus bidang lapisan batuan.
4. Gambarkan garis-garis jurus melalui A dan C sejajar BB'.
5. Buat garis OD tegak lurus jurus. Buat garis DE sejajar jurus dan dengan
jarak yang sama dengan beda tinggi antara titik A dan titik B (50 meter).
Pada bidang gambar, jarak DE ini tergantung dari skala peta yang
digunakan.
6. Buat garis OE. Kemiringan dari bidang lapisan batuan adalah sudut DOE
(α).
7. Kedudukan bidang lapisan batuan adalah N450E/150SE.
III.PROBLEM SET
1.Gambarkan dan konversikan kedudukan berikut
a. N 3450 E/150
b. N 750 E/250
c. N 1750 E/130
d. N 2400 E/340
e. N 3450 E/350
f. N 2450 E/230
g. N 2710 E/120
LA ODE DZAKIR JUMADIL.BACO 09320130076
PRAKTIKUM GEOLOGI STRUKURLABORATORIUM DINAMISJURUSAN TEKNIK PERTAMBANGANUNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
STRUKTUR BIDANG
h. N 1820 E/430
2. Gambarkan dan konversikan kedudukan berikut
a. S 210W/150 NW
b. N 450 E/ 240 NE
c. S 340 E/ 350 SW
d. N 650 E/ 170 SE
e. S 750 W/ 430 NW
F. N 86 0W/ 140 NE
g. N 950 E/ 220 SE
h. N 70 W/90 NE
3. Suatu singkapan batubara memilik kedudukan N 750 E/220 SE.Pada bidang tersebut terdapat struktur garis dengan arah N1120 E.Tentukan kedudukan dan pitch yang dibentuk oleh struktur garis tersebut.
4. Suatu singkapan batupasir memilik kedudukan N 550 E/320 SE.Pada bidang tersebut terdapat struktur garis dengan arah N1330 E.Tentukan kedudukan dan pitch yang dibentuk oleh struktur garis tersebut.
5. Suatu singkapan batubara memilik kedudukan N 650 W/500 Sw.Pada bidang tersebut terdapat struktur garis dengan arah N2590 E.Tentukan kedudukan dan pitch yang dibentuk oleh struktur garis tersebut.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
Pada nomor satu memiliki kedudukan struktur bidang, arah pasti dari
kemiringan tidak diperlukan karena arah kemiringan selalu tepat 900 dari
jurus. Sebagai contoh, adalah cukup untuk menuliskan dan menyebutkan
bahwa struktur bidang dengan jurus N3450E, N500E, N1750E, N2400E,
N3450E, N2450E, N2710E dan N1820E memiliki kemiringan , 150, 250, 130, 340,
350, 230, 120,dan 430.Arah kemiringan dari struktur bidang ini secara otomatis
LA ODE DZAKIR JUMADIL.BACO 09320130076
PRAKTIKUM GEOLOGI STRUKURLABORATORIUM DINAMISJURUSAN TEKNIK PERTAMBANGANUNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
STRUKTUR BIDANG
dapat diketahui, yaitu N750E, S250E, N750E, N250W, N10E, N820W, S750W
dan N300W.
Pada nomor dua memiliki kedudukan struktur bidang, arah pasti dari
kemiringan tidak diperlukan karena arah kemiringan selalu tepat 900 dari
jurus. Sebagai contoh, adalah cukup untuk menuliskan dan menyebutkan
bahwa struktur bidang dengan jurus S210W, N450E, S340E, N650E, S750W,
N860W, N950E dan N70W memiliki kemiringan ,150NW, 240SE, 350SW, 170SE,
430NW, 140NE, 220SEdan 90NE Arah kemiringan dari struktur bidang ini secara
otomatis dapat diketahui, yaitu N690W, S450E, S560W, S350E, N250W, N40E,
S50W dan N830E.
Pada nomor tiga memiliki suatu singkapan batubara yang memiliki
kedudukan N 750 E/220SE pada bidang terdapat struktur garis dengan arah N 1120
E dengan arah timur dengan besaran sudut pitch/rake N 750 E serta besaran sudut
(plunge) 220SE serta menunjukkan perlapisan kearah timur
Pada nomor empat memiliki suatu singkapan batupasir yang memiliki
kedudukan N 550 E/320SE pada bidang terdapat struktur garis dengan arah N 1330
E dengan arah timur dengan besaran sudut pitch/rake N 550 E serta besaran sudut
(plunge) 320SE serta menunjukkan perlapisan kearah timur
Pada nomor lima memiliki suatu singkapan batuserpih yang memiliki
kedudukan N 650 W/500SW pada bidang terdapat struktur garis dengan arah N 2590
E dengan arah barat dengan besaran sudut pitch/rake N 650 W serta besaran sudut
(plunge) 500SW serta menunjukkan perlapisan kearah barat
V. PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Kedudukan sebuah struktur bidang dapat diwakili oleh sepasang angka.
Terdapat dua cara penulisan yang dapat digunakan untuk menuliskan
sepasang angka tersebut, yaitu :Cara penulisan jurus (strike) dan kemiringan
(dip).Cara penulisan kemiringan (dip) dan arah kemiringan (dip direction). Jurus
LA ODE DZAKIR JUMADIL.BACO 09320130076
PRAKTIKUM GEOLOGI STRUKURLABORATORIUM DINAMISJURUSAN TEKNIK PERTAMBANGANUNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
STRUKTUR BIDANG
(Strike) Struktur Bidang
Sebuah garis jurus (stike line) dapat didefinisikan sebagai sebuah garis
horizontal yang terletak pada suatu struktur bidang. Sebuah garis jurus pada
suatu struktur bidang dapat dibayangkan sebagai perpotongan antara bidang
horizontal imajiner dengan struktur bidang tersebut (ingat bahwa
perpotongan antara dua buah bidang adalah sebuah garis).
5.2.Saran
Saran saya adalah kita diajar bagaimana caranya pengambilan data
VI. DAFTAR PUSTAKA
Korps, Asisten, 2015. BUKU PENUNTUN GEOLOGI STRUKTUR Jurusan teknik pertambangan, Fakultas Teknologi Industri, Universitas Muslim Indonesia : Makassar
www.scribd.com/penuntun praktikum geologi struktur UGM.
LA ODE DZAKIR JUMADIL.BACO 09320130076
PRAKTIKUM GEOLOGI STRUKURLABORATORIUM DINAMISJURUSAN TEKNIK PERTAMBANGANUNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
STRUKTUR BIDANG
www.Academia.com/struktur bidang (geologi struktur)
LA ODE DZAKIR JUMADIL.BACO 09320130076