Upload
dewi-kiki-firdausi
View
170
Download
0
Embed Size (px)
Perencanaan Sistem Pencegahan dan Penanggulangan KebakaranIntegrated system
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar belakang
Dalam era perkembangan teknologi sekarang ini akan mempengaruhi
kemajuan dibidang bangunan gedung. Salah satu aspek penting dalam
penyelenggaraan bangunan termasuk rumah dan gedung adalah pengamanan
terhadap bahaya kebakaran. Realisasi tindakan pengamanan ini umumnya
diwujudkan dalam upaya pencegahan dan penanggulangan kebakaran. Tindakan
pengamanan ini dilakukan dengan penyediaan atau pemasangan sarana pemadam
kebakaran seperti alat pemadam api ringan (APAR), Hidran, Springkler, detektor,
Integrated System dan lain sebagainya. Tetapi didalam kenyataannya masih
banyak juga yang belum menerapkan sistem pemadaman kebakaran, padahal
kebanyakan juga sudah mengetahui bahaya dari api kalau sudah menjadi besar
atau menjadi kebakaran.
Meskipun tingkat kesadaran akan pentingnya sistem proteksi kebakaran
semakin meningkat, namun masih banyak dijumpai bangunan-bangunan yang
tidak dilindungi dengan sarana proteksi kebakaran, atau sarana yang terpasang
tidak memenuhi persyaratan atau sarana yang terpasang tidak memenuhi
persyaratan. Dari pengamatan kasus-kasus kebakaran selama ini, Diketahui bahwa
dari 1121 kasus kebakaran, 76,1 % terjadi di tempat kerja, dari sejumlah kasus
tersebut diketahui bahwa api terbuka penyebab paling banyak pertama dengan
jumlah kasus 415 kasus, penyebab paling banyak kedua yaitu listrik dengan
jumlah 297 kasus (Laboratorium Forensik Mabes Polri tahun 2005 sampai 2010).
Selain itu, diketahui bahwa listrik menjadi penyebab paling banyak kedua setelah
api terbuka dengan perbandingan 31 % berbanding 34 % (Disnaker Propinsi Jawa
Timur).
Dari data kasus kebakaran selama ini maka ada beberapa hal yang harus
diperhatikan, antara lain adalah bahwa sistem proteksi kebakaran tidaklah cukup
hanya dengan penyediaan alat pemadam api ringan (APAR) atau hidran saja yang
disebut sebagai sistem proteksi aktif. Diperlukan saran proteksi lainnya yakni
sprinkler dan Fire integrated system untuk mendukung mobilitas APAR dan
Budi Handoyo (6509040047) Page 1 of 66
Perencanaan Sistem Pencegahan dan Penanggulangan KebakaranIntegrated system
hidran sebagai sistem proteksi aktif. Oleh karena itu berbagai langkah dan upaya
penanggulangan bahaya kebakaran merupakan hal yang penting diterapkan dan
dilaksanakan guna mencegah terjadinya bahaya kebakaran. Pada umumnya
kebakaran terjadinya diawali dengan api yang kecil. Bila sejak dini dapat
diatasi/dipadamkan, maka kebakaran yang dapat menimbulkan berbagai macam
kerugian dapat dihindarkan, misalnya dengan pemasangan Fire Integrated System
pada gedung.
I.2. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tentang perancangan integrated system di atas,
maka umusan masalah pada tugas pencegahan dan penanggulangan kebakaran ini
adalah :
1. Bagaimana merencanakan integrated system untuk pencegahan kebakaran
pada suatu bangunan ?
2. Bagaimana memahami teori tentang sistem perencanaan integrated system
dan tata cara pemasangannya ?
I.3. Tujuan
Maksud dan tujuan pada makalah ini adalah :
1. Mampu merencanakan sistem integrated system untuk pencegahan
kebakaran pada bangunan kejaksaan tinggi negeri surabaya.
2. Dapat memahami teori tentang sistem perencanaan integrated system dan
tata cara kerja alat tersebut integrated system pada gedung kejaksaan
tinggi negeri surabaya.
1.4. Manfaat
Pada tugas perencanaan dan penanggulangan kebakaran ini memiliki
manfaat, di antaranya,
A. Bagi Mahasiswa :
1. untuk mengembangkan ilmu mengenai kebakaran khususnya merancang
sistem pemadam otomatis.
Budi Handoyo (6509040047) Page 2 of 66
Perencanaan Sistem Pencegahan dan Penanggulangan KebakaranIntegrated system
2. dapat mengembangkan teori dengan langsung membuat sistem
penanggulangan dan penanggulangan kebakaran.
3. dapat mengetahui dan mempraktekkan dasar hukum mengenai sistem
pencegahan dan penanggulangan kebakaran.
4. hasil dari pengerjaan tugas akhir ini dapat digunakan sebagai alat bantu
dalam proses belajar-mengajar, khususnya mengenai kebakaran.
B. Bagi Management Gedung
1. dapat dijadikan masukan dan analisa ulang apabila terjadi kesalahan pada
sistem pencegahan dan penanggulangan kebakaran pada gedung kejaksaan
tinggi negeri surabaya.
I.5. Ruang Lingkup
Ruang lingkup penelitian tentang tata cara perencanaan sistem integrated
system untuk pencegahan pada bangunan kejaksaan tinggi negeri surabaya
adalah :
1. Dasar teori tentang tata cara merencanakan integrated system untuk
pencegahan kebakaran pada bangunan dalam SNI 03-3989-2000 dan
PERMEN 02/MEN/1983.
2. Dasar teori sistem integrated system untuk pencegahan kebakaran.
3. Perencanaan sistem integrated system pada kejaksaam tinggi negeri yang
beralamatkan di jalan Ahmad Yani no.64-66 surabaya.
4. Estimasi biaya perancangan dan pemasangan integrated system.
Budi Handoyo (6509040047) Page 3 of 66
Perencanaan Sistem Pencegahan dan Penanggulangan KebakaranIntegrated system
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
II.1. Integrated System
Integrated System adalah suatu sistem yang terdiri dari sistem deteksi,
sistem alarm, dan sistem pemadam secara otomatis. Sistem tersebut digabung
atau diintegrasikan menjadi 1 sistem secara utuh. Aplikasi dari sistem
tersebuta dibagi menjadi dua metode yakni, Total Floading System dan Local
Protection System.
a. Total floading system adalah sistem yang didesign bekerja serentak
memancarkan media pemadam memalui seluruh nozzle kedalam ruangan
dengan konsentrasi tertentu.
b. Lokal protection system adalah sistem pemadam yang didesign dengan
mengarahkan pancaran pada objek yang dilindungi.
Komponen integrated sistem adalah sistem deteksi, kontrol panel alarm,
storage system, media pemadam, dan sistem distribusi yang terdiri dari
perpipaan, katup, dan nozzle yang dipilih berdasarkan tekanannya.
Media pemadam hendaknya mempertimbangkan hal-hal berikut, yaitu :
1. Efektifitasnya
2. Pengaruh fisik terahadap material yang dilindungi, merusak atau
tidak merusak
3. Pengaruh kimia terhadap barang yang dilindungi
4. Pengaruh kadar racun dan perusakan terhadap lingkungan
5. Bentuk bangunan
(depnakertrans RI, 2000)
Budi Handoyo (6509040047) Page 4 of 66
Detektor
Panel kontrol
Panel Pemadam
Katup pemadam
Storage Tank
Alarm I
Alarm II
Discharge Nozzle
Perencanaan Sistem Pencegahan dan Penanggulangan KebakaranIntegrated system
Gambar 2.1. Skematik Diagram Integrated Sistem(Sumber : Depnaker, 2000)
II.1.1 Komponen Sistem
Perlengkapan sistem instalasi pemadam otomatik integrated sistem
terdiri dari bagian pokok yaitu :
1. Sistem Deteksi, biasanya menggunakan 2 kelompok alarm (cross
zone) dengan menggunakan jenis detektor yang berbeda. Misalnya
detektor yang digunakan adalah Detektor asap (smoke detector),
detektor panas dan lain-lain.
2. Kontrol Panel, berfungsi sebagai peralatan pengendali untuk
memproses sinyal yang datang dari detektor dan meneruskan /
mengaktifkan alarm 1 dan panel pemadam.
3. Panel Pemadam, berfungsi mengaktifkan alarm 2 (discharge alarm).
Dan mengaktifkan katup pemadam setelah mengalami penundaan
waktu tertentu. Panel pemadam akan bekerja bila dua kelompok alarm
telah aktif atau kebakaran benar benar terjadi.
Budi Handoyo (6509040047) Page 5 of 66
Perencanaan Sistem Pencegahan dan Penanggulangan KebakaranIntegrated system
4. Storage System, yaitu persedian media pemadam yang dikemas dalam
silinder baja bertekanan.
5. Media Pemadam yaitu bahan yang digunakan dan dipilih paling cocok
berdasarkan pertimbangan pertimbangan antara lain :
Efektivitasnya
Pengaruh fisik terhadap material yang dilindungi, merusak atau
tidak.
Pengaruh kimia terhadap bahan dan peralatan yang dilindungi.
Pengaruh kadar racun dan perusakan terhadap lingkungan.
Bentuk bangunan
6. Sistem distribusi yang terdiri pemipaan, katup-katup dan nozle-nozle
yang dipilih berdasarkan tekanannya.
II.2. Jenis Instalasi Pemadam Kebakaran Otomatik Integrated Sistem
Pada dasarnya bahan yang bersifat non flammable dapat digunakan
sebagai media pemadam. Secara spesifik media pemadam dibagi menjadi 3
jenis yaitu cair, gas dan padat.
II.4.1. Media Pemadam Jenis CO2
Karbondioksida adalah gas yang berwarna, tidak berbau,
elektrik nonconductive gas yang lembam yang cocok
untuk media memadamkan api. Gas karbondioksida 1,5 kali lebih berat
daripada udara. Karbondioksida memadamkan api dengan mengurangi
konsentrasi oksigen. Aplikasi Penerapan sistem pemadam CO2
dipergunakan untuk pengamanan bengkel, ruangan telekomunikasi, garasi,
ruang trafo, pabrik, dll. Sifat CO2 sebagai media pemadam yaitu :
Tidak terjadi perubahan secara kimiawi terhadap minyak, logam,
instalasi listrik
Bersifat mendinginkan dan mengisolasi / memisahkan dengan udara
bebas.
CO2 dapat memasuki celah-celah sempit / pori-pori hingga mampu
untuk pemadaman api sampai bagian dalam atau api sekam.
Budi Handoyo (6509040047) Page 6 of 66
Perencanaan Sistem Pencegahan dan Penanggulangan KebakaranIntegrated system
Tidak merusak dan menimbulkan kotoran sehingga peralatan yang
diamankan dapat langsung digunakan.
Merupakan bahan isolator yang baik untuk kebakaran listrik, sehingga
mampu mencegah terjadinya percikan api listrik.
Mampu digunakan dalam kondisi suhu rendah dan tinggi.
1. Penerapan Metode Pemadaman(b) Sistem Pembanjiran Total (Total Floading System)
Adalah sistem pemadaman dengan cara menyemprotkan gas CO2
melalui kepala pemancar memasuki ruangan tertutup yang
dilengkapi dengan peralatan otomatik yang dapat mentutup lubang –
lubang yaitu pintu masuk dan jendela – jendela. Sistem ini dibagi
menjadi dua bagian yaitu, pada kebakaran permukaan (bahan padat
dan cair), dan api sekam (misal kertas, buku, karton, dll).
(c) Sistem Pemadaman Setempat (Local Protection System)
CO2 disemprotkan langsung pada sasaran yang terbakar , biasanya di
ruangan yang besar atau banyak lubang-lubangnya. Pemadaman
setempat dibagi menjadi beberapa pertimbangan, yaitu berdasarkan
luas permukaan dan berdasarkan isi barang dalam suatu ruangan.
Gambar 2.2. pengoperasian carbon dioxide total flooding(Sumber : Ginting, 2010)
Budi Handoyo (6509040047) Page 7 of 66
Perencanaan Sistem Pencegahan dan Penanggulangan KebakaranIntegrated system
Penjelasan Komponen Sistem :
a. Unit Tabung CO2 adalah kumpulan tabung-tabung , pipa koneksi, pipa
penghubung, peralatan pembuka otomatis, kerangka, klam pemegang
tabung, dsb.
Kapasitas Tabung Karbondioksida = 45.5 Kg
Tekanan Uji = 155 bar pada suhu 550C
Klem valve Menahan karbondioksida tidak release dari Tabung
Tekanan untuk mendorong piston pada klem valve = 23 bar
Gambar 2.3. Klem Valve(Sumber : Ginting, 2010)
Gambar 2.4. Valve Actuator Pada Klem Valve(Sumber : Ginting, 2010)
b. Starter Solenoid yaitu kompnen elektrik yang mendapat isyarat dari panel
pengontrol CO2 akan langsung memecahkan alat penutup pengeluaran air
dari tabung starter CO2 secara otomatis.
Budi Handoyo (6509040047) Page 8 of 66
Perencanaan Sistem Pencegahan dan Penanggulangan KebakaranIntegrated system
c. Tabung CO2 memilki startet yang membuka kran kran pemilih dan
rangkaian tabung-tabung CO2.
Gambar 2.5. Ukuran Tabung CO2
(Sumber : Ginting, 2010)
d. Kran keselamatan berfungsi mambuang tekanan gas yang mungkin masih
ada karena kebocoran atau bekas pakai.
Gambar 2.6. Actuator (Safety & Reset Pin, Solenoid Actuator, dll)(Sumber : Ginting, 2010)
Budi Handoyo (6509040047) Page 9 of 66
Perencanaan Sistem Pencegahan dan Penanggulangan KebakaranIntegrated system
e. Box operasi yang terpasang di tembok beserta pengaman dan lampu yang
menyala sebagai tanda adanya arus listrik atau baterei dan lampu
penyemprotan CO2 yang sedang berlangsung. Di dalamnya terdapat
tombol tekan starter manual dan tombol tekan stop yang berfungsi untuk
menghentikan sistem secara darurat bila ada alarm yang salah dalam 20
detik.
f. Lampu Tanda Bahaya yaitu berupa sensor yang dipasang diatas pintu
ruangan yang diberi pengamanan bila sistem CO2 bekerja lampu akan
menyala sehingga orang orang di luar akan mengetahui dan tidak
memasuki ruangan tersebut.
Gambar 2.7. Visual Alarm Dengan Audible Sound(Sumber : Andrew Furness & Martin Muckett, 2007)
g. Panel Kontrol CO2 yaitu panel yang menunjukkan adanya perubahan
sinyal yang diberikan detektor api melalui panel kontrol alarm. Memberi
tanda bahaya dengan lampu , sirine atau bell yang kemudian akan
mematikan AC dan ventilasi kemudian menyemprotkan gas CO2 ke
ruangan yang terbakar. Dilengkapi dengan penunjuk zone (lokasi) dengan
lampu. Penunjuk penyemprotan (dengan lampu) tanda adanya arus sumber
tenaga (listrik atau baterei) voltmeter. Switch untuk meriset kembali.
Switch untuk merubah otomatik menjadi normal atau sebaliknya, timer
otomatik, starter solenoid, tanda bahaya penyemprotan, sistem otomatik
interlooking untul pintu, AC, penutup pintu dan lain sebagainya.
Budi Handoyo (6509040047) Page 10 of 66
Perencanaan Sistem Pencegahan dan Penanggulangan KebakaranIntegrated system
Gambar 2.8. Fire Alarm Panel(Sumber : Andrew Furness & Martin Muckett, 2007)
h. Sumber tenaga listrik darurat yang berfungsi bilamana ada listrik mati ,
maka sumber tenaga akan langsung berganti secara otomatik ke sumber
listrik baterei yang senantiasa siaga penuh karena dilengkapi sistem
pengisian (charging) otomatis, dan bila sumber listrik hidup lagi, maka
secara otomatis akan kembali ke sumber listrik, hal ini dikerjakan dengan
sistem solenoid.
i. Pipa-pipa dan sambungan jenis galvanized steel sch 80, sambungan
sambungan dari carbon steel forings dan pipa tembaga.
Gambar 2.9. Pipa Manifold Yang menggunakan Flexible Loop & Pilot Loop
(Sumber : Ginting, 2010)
Budi Handoyo (6509040047) Page 11 of 66
Perencanaan Sistem Pencegahan dan Penanggulangan KebakaranIntegrated system
Gambar 2.10. Flexible Loop(Sumber : Ginting, 2010)
Gambar 2.11. Pilot Loop(Sumber : Ginting, 2010)
j. Kran pemilih yang bergungsi untuk membagi arah aliran isi media
pemadam CO2 apabila sistem pemadaman dipergunakan untuk lebih dari 1
ruangan yang diberi pengamanan. Peralatan ini bekerja secara otomatik
maupun manual.
k. Switch tekanan yang aktif secara otomatis jika tekanan dalam pipa
melebihi 1,1 kg/m2 sewaktu gas CO2 dipancarkan dan switch akan
menyalakan tanda lampu bahaya pada ruangan yang terbakar. Alat ini
dilengkapi tombol tekan untuk meriset kembali.
Budi Handoyo (6509040047) Page 12 of 66
Perencanaan Sistem Pencegahan dan Penanggulangan KebakaranIntegrated system
3. Dasar-dasar untuk perencanaanSistem Pemadaman CO2 untuk kebakaran permukaan
Faktor Isi
Dipergunakan untuk dasar perhitungan jumlah gas CO2 yang
diperlukan untuk mengamankan sebuah objek kebakaran dengan
konsentrasi gas sampai dengan 34%, harus mengikuti standar tabel
dibawah ini :
Tabel 2.1. Faktor Pembanjiran CO2
Volume
Ruangan
(m3)
Faktor Isi
Jumlah
CO2
(Kg
CO2/m2)
Faktor Adanya
Lubang
Terbuka
(Kg CO2/m2)
Perhitungan
Tidak
Kurang Dari
(Kg)
< 3,96 1,15 5 0
3,97 – 4,15 1,07 5 4,5
14,16 – 45,28 1,01 5 15,1
45,29 – 127,35 0,90 5 45,1
127,36 – 1415 0,8 5 113,5
>1415 0,77 5 1135
(Sumber : Depnaker, 2000)
Faktor Konversi Material
Bila material atau bahan bakar diperlukan konsentrasi gas CO2 >
34%, maka dasar perhitungann untuk jumlah gas CO2 yang
diperlukan mengikuti jumlah perkalian dari nilai tabel faktor isi
dikalikan dengan faktor konversi.
Budi Handoyo (6509040047) Page 13 of 66
Perencanaan Sistem Pencegahan dan Penanggulangan KebakaranIntegrated system
Gambar 2.12. Convertion Factor CO2
(Sumber : Ginting, 2010)
Tabel 2.2. Floading Factor CO2
Budi Handoyo (6509040047) Page 14 of 66
Perencanaan Sistem Pencegahan dan Penanggulangan KebakaranIntegrated system
(Sumber : Ginting, 2010)
Keadaan Khusus
Penambahan jumlah CO2 harus diadakan untuk mengadakan
kompensaasi terhadap keadaan khusus yang berpengaruh terhadap
efisiensi pemadaman. Contohnya, lubang yang tidak dapat ditutup
harus diberikan kompensasi dengan jumlah CO2 yang diperkirakan
akan hilang terbuang selama waktu 1 menit. Untuk saluran ventilasi
yang tidak dapat ditutup jumlah CO2 harus ditambahkan untuk isi,
ruangan ducting.
CO2 untuk pemadaman api sekam
Faktor Isi
Faktor pembanjiran adalah dijabarkan sesuai dengan hasil hasil
percobaan, seperti tabel di bawah ini, untuk ruangan, kamar, dan
gudang-gudang.
Tabel 2.3. Faktor Pembanjiran CO2 untuk bahaya Khusus
Bahaya
Khusus
Konsentrasi
Design
(%)
Faktor Isi
(Kg CO2/m3)
Faktor Lubang
Terbuka
(Kg/CO2/m2)
Listrik-listrik
dengan
50 1,33 10,0
Budi Handoyo (6509040047) Page 15 of 66
Perencanaan Sistem Pencegahan dan Penanggulangan KebakaranIntegrated system
bahaya isolasi
listrik > 90
Kg
Kabel-kabel
listrik untuk
mesin listrik
kecil < 50,60
m2
50 1,60 10,0
Gulungan
kertas plastik,
tekstil, dsb
65 2,0 15,0
Gudang woll,
tumpukan
penyedot
debu, karet,
dsb
75 2,66 20,0
(Sumber : Depnaker, 2000)
Keadaan Khusus
Penambahan jumlah CO2 diperlukan untuk kompensasi terhadap
keadaan khusus yang mungkin mempengaruhi efektifitas
pemadaman. Semua lubang yang tidak tertutup waktu pemadaman
harus diberi kompensasi dengan cara menambah jumlah CO2 sama
dengan isi yang mungkin terbuang keluar. Tambahan CO2 untuk
lubang lubang dapat diambil dari tabel yang ada.
Desain pemipaan harus dipertimbangkan berdasarkan kapasistas
aliran yang masuk di tiap-tiap jenis pipa tertentu.
Desain Kepala Pemancar
Tabel dibawah menunjukkan kapasitas dari pancaran CO2 melalui
beberapa ukuran kepala pemancar.
Budi Handoyo (6509040047) Page 16 of 66
Perencanaan Sistem Pencegahan dan Penanggulangan KebakaranIntegrated system
Tabel 2.4. Desain Kepala Pemancar CO2 Pada Tekanan 25 Kg/m2
Kapasitas
(Kg/menit)
Ukuran Kepala Pemancar
4 mm – 6
mm3/8” ½” ¾” 1” 1 ¼”
5,0 17,0 40,0 85,0 155,0 300,0
(Sumber : Depnaker, 2000)
Perancangan Media Pemadam CO2 Fire Integrated System
Melalui langkah-langkah dibawah ini :
Hazard Volume = Volume kosong ruangan – Total volume peralatan
Kebutuhan CO2 = Hazard Volume / Floading Factor
Total kebutuhan CO2 (Melalui Tabel Material Convertion Factor)
Jumlah Tabung CO2 = Total kebutuhan CO2 / Kapasitas tabung CO2
Flow rate Karbondioksida (Qf) = Total kebutuhan CO2 / 1,4 .
Discharge Duration
Gambar 2.13. Instalasi Integrated System CO2 pada Suatu Ruangan(Sumber : Ginting, 2010)
II.2.2. Media Pemadam Jenis FM 200
Budi Handoyo (6509040047) Page 17 of 66
Perencanaan Sistem Pencegahan dan Penanggulangan KebakaranIntegrated system
FM-200 System adalah sistem suatu sistem proteksi kebakaran
otomatis dalam suatu ruangan yang tertutup yang aman terhadap peralatan
elektronik dan aman bagi manusia. FM-200 merupakan Clean Agent,
adalah gas pemadam api yang ramah lingkungan.FM 200 merupakan clean
agent, dalam pemadamannya FM 200 berfungsi untuk mengencerkan dan
memanpatkan kadar O2 di udara sehingga api dapat dipadamkan.
Cara kerja : Ketika Smoke Detector mendeteksi adanya asap, maka Siren
dan Alarm Bell sert Sign Lamp Evacuate Area akan aktif yang
menandakan segera meninggalkan ruangan. 30 detik atau 60 detik
(tergantung settingan delay time) kemudian akan mengaktifkan Lever &
Pressure Control Head untuk membuka Valve Tabung Gas FM-200. Gas
akan keluar melalui pipa instalasi yang diarahkan oleh Gas Nozzle.
Budi Handoyo (6509040047) Page 18 of 66
Perencanaan Sistem Pencegahan dan Penanggulangan KebakaranIntegrated system
Gambar 2.15. instalasi integrated system media FM 200http://alatpemadamapi.net/instalasi-fire-alarm-system-gedung/instalasifm200
II.2.3. Media Pemadam Halon 1301
Peralatan sistem pemadaman haloon 1301 aplikasinya untuk proteksi
ruangan seperti garasi, bengkel mobil, ruangan komputer, trafo listrik,
gudang penyimpanan / pabrik, ruangan yang mudah terbakar, dll.
Prinsip Pemadaman Haloon 1301
Sifat yang menonjol adalah pemadaman yang cepat dengan pemutusan
reaksi rantai kimia kebakaran, dan daya campur serta mengalir yang
cepat ke seluruh ruangan.
Nomor Haloon
Menunjukkan beberapa jenis unsur kimia dan jumlah atom untuk
mempermudah pengenalan, dibanding rumus kimia yang biasanya sulit
untuk dihafalkan.
Haloon 1301 atau (CF3Br) BTM :
1 jumlah atom carbon (C)
3 jumlah atm flourine (F)
0 jumlah atom chlorine (Cl)
1 jumlah atom bromine (Br)
Haloon 1301 diklasifikasikan sebagai gas yang paling kecil sifat
racunnya, dan menurut UL (Under Writer Laboratory) diberi kualifikasi
golongan 6 sama dengan CO2.
Sifat Haloon 1301
1. Tidak mempengaruhi secara kimiawi terhadap bahan seperti minyak,
logam, insulasi listrik, dll karena gas sangat kekal dan stabil.
Budi Handoyo (6509040047) Page 19 of 66
Perencanaan Sistem Pencegahan dan Penanggulangan KebakaranIntegrated system
2. Tekanan yang tinggi (42 kg/cm2) pada temperatur 200C
memungkinkan untuk membuat desain dalam pemilikan ruangan
serta pemipaanya.
3. Pemadaman secara menyeluruh sampai ke bagian yang paling
dalamdan sudah dicapai dapat dilaksanakan, karena sifat gas yang
mudah membaur dan memasuki ruangan-ruangan atau pecahan-
pecahan kecil sekalipun.
4. Setelah pemadaman, keadaan bahan-bahan tetap bersih dan tidak
ternoda.
5. Dapat digunakan untuk kebakaran karena listrik, karena halon 1301
termasuk jenis isolator yang baik.
6. Kualitas halon 1301 tidak berubah, secara kimiawi, karena bahan
kimianya stabil.
7. Juga dapat dipergunakan di tempat-tempat yang sangat dingin
temperaturnya.
Teori Pemadaman
Halon 1301 melakukan proses pemadaman secara kimiawi diman unsur
halogen bereaksi dengan unsur-unsur yang menghasilkan pembakaran
yang menimbulkan kebakaran hebat. Reaksi ini menghentikan
pembakaran hingga api padam.
Teori ini berdasarkan proses radikal bebas, dimana radikal bromine
yang pertama dihasilkan dari uraian haloon 1301 bila terkena panas.
C Br F2 > C F2 + Br
Radikal Br bereaksi dalam bahan bakar menjadi hidrogen bromine
R – H + Br > R + H Br
Hidrogen Brominne yang berbentuk kemudian bereaksi dengan radikal
hidrogen yang masih aktif.
H Br + OH > H2O + Br
Radikal bromine kemudian dapat mengulang lagi reaksi dengan
mengurangi jumlah radikal yang aktif dari bahan bakar dan api.
Teori lain menyatakan bahwa unsur O2 harus diaktifkan dahulu dengan
menghisap elektron bebas, sebelum bereaksi dengan bahan bakar.
Budi Handoyo (6509040047) Page 20 of 66
Perencanaan Sistem Pencegahan dan Penanggulangan KebakaranIntegrated system
Dalam hal ini atom bromine merupakan sasaran yang besar untuk
menangkap elektron-elektron daripada O2, sehingga mengurangi
kemungkinan O2 menjadi aktif.
Dalam kedua teori dinyatakan bahwa rantai reaksi kebakaran
dipatahkan, dengan jumlah bahan haloon 1301 yang sedikit saja.
Sifat Umum Haloon 1301
Gas haloon adalah gas yang tidak berwarna, gas yang dicairkan dalam
tekanan dan mempunyai berat jenis yang tinggi , serta viscosity yang
rendah.
Rumus Kimia CBrF3
Berat Molekul 148,9
Titik Didih - 57,80C
Titik Beku - 168,00C
Temperatur Kritis 67,00C
Tekanan Kritis 39,6 kg/cm
Berat Jenis, cairang, uap kenyang 1574 kg/m3
Panas Penguapan Pada Titik Didih 11,1 X 104 J/Kg
Sifat Keracunan
Dalam keadaan tidak terurai haloon 1301 mempunyai ambang
keselamatan sebagai berikut :
Konsentrasi Dalam Isi Lama Ketahanan Manusia
7% atau Kurang 5 menit
7 – 10 % 1 menit
Karena kebakaran biasanya dapat cepat dipadamkan pada konsentrasi
kurang dari 7%, uap dan gas yang tertinggal tidak berbahaya atau hanya
sedikit saja bahayanya. Seseorang biasanya masih tahan untuk
menghirup udara ini dalam waktu 5 menit tanpa berpengaruh ada
kesehatannya.
Akan tetapi, bahan-bahan yang terbakar mengeluarkan zat yang dapat
membahayakan kesehatan pada jaringan syaraf dan paru-paru.
Hasil Uraian Gas Halon 1301
Budi Handoyo (6509040047) Page 21 of 66
Perencanaan Sistem Pencegahan dan Penanggulangan KebakaranIntegrated system
Bila gas Halon 1301 terkena panas sampai suhu 5100C, maka haloon
beruarai secar kimiawi, dan membentuk gas hidrogen bromide (HBr),
hidrogen flouride (HF) dan sedikit bekas bromine (Br2). Carbonyl
halide, carbonyl flouride, (COF2) dan carbonyl bromide (COBr2).
Gas Phosgene yang dihasilkan BCF tidak terdapat pada haloon 1301,
karena tidak adanya unsur chlorine. Gas-gas ini bila terlalu lama dihisap
akan berbahaya.
Cara-cara pemadaman
Cara pemadaman dengan gas halon 1301 ada 2 macam yaitu :
1. Pembanjiran secara total
Dalam hal ini, gas dipancarkan keseluruh ruangan yang terbakar
yang dikelilingi tembok-tembok, lantai dasar dan plafon atau atap,
dengan disertai dengan penutupan secara automatic, pintu-pintu,
cendela-cendela, lubang-lubang, A/C dan lainnya.
Cara ini dapat dipergunakan 2 hal :
1) Kebakaran dipermukaan
Kebakaran ini meliputi kebakran benda cair, serta benda-benda
padat yang keras dan besar.penggunaan sistem pemadaman
halon 1301, harus secara tepat dalam waktu 30 detik, bahan ini
sudah harus digunakan.
2) Kebakaran dalam atau sekam
Kebakaran dalam ini terjadi misalnya ditumpukan-tumpukan
buku, kertas-kertas, textil dan lainnya.
2. Pemadaman setempat
Dalam hal ini diartikan pancaran halon 1301 hanya ditujukan pada
tempat-tempat yang diperkirakan akan terbakar. Hal ini
dilaksanakan karena kemungkinan tempatnya diarea terbuka atau
ruangan terlalu besaruntuk diberikan pengamanan secara
keseluruhan.
Pemadaman setempat dibagi menjadi 2 sistem tergantung dari
bentuk dan bahan yang diberikan sistem pengamanan.
Budi Handoyo (6509040047) Page 22 of 66
Perencanaan Sistem Pencegahan dan Penanggulangan KebakaranIntegrated system
1) Metode luas permukaan
Dalam hal ini diperhitungkan luas permukaan bahan yang
terbakar
2) Metode isi
Unutk api 3 dimensi, maka jumlah halon 1301 yang diperlukan
untuk pemadaman tergantung dari isi benda yang diberi
pengamanan.
Menentukan jumlah halon 1301 untuk pemadaman
Halon 1301 dihitung dengan berat (kg), yaitu mengalikan isi ruangan
kali konsentrasi halon 1301, kali berat jenis halon 1301 dalam keadaan
super heated. Jumlah halon 1301 yang diperlukan untuk design
pemadaman dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut :
. . . . . . . . . . persamaan 2.1
Dimana :
W = berat halon 1301 yang diperlukan unutk pemadaman (Kg)
C = konsentrasi halon 1301 untuk pemadaman %
V = isi ruangan yang diberi proteksi
S = isi spesifik dari superheated halon 1301 dalam m3/Kg
Budi Handoyo (6509040047) Page 23 of 66
Deteksi
Panel Alarm Alarm
Pompa
Sumber Air
Enductor Proportioner
Pemancar Busa
Cairan Busa
Perencanaan Sistem Pencegahan dan Penanggulangan KebakaranIntegrated system
Gambar 2.16. instalasi integrated system dengan media haloon 1301(Sumber : http://castleol.blogspot.com/&usg)
II.2.4. Sistem Pemadam Busa Otomatik
Aplikasi pemadaman busa otomatik dipasang secara permanaen
untuk memproteksi bahan-bahan yang mudah terbakar. Pada dasarnya
dibagi menjadi dua, yaitu busa pengembangan tinggi dan busa
pengembangan rendah. Aplikasi sistem busa pengembangan rendah yaitu
memadamkan bahan cair dengan cara menutup permukaan bahan cair yang
terbakar dari udara. Aplikasi sistem busa pemadaman tinggi yaitu untuk
melindungi bahan padat maupun cair yang mudah terbakar dalam suatu
ruangan tertutup.
Komponen Sistem
Sistem instalasi busa otomatik menggunakan komponen-komponen
sebagai berikut :
1. Sistem Deteksi
2. Panel kontrol Alarm
3. Pompa Kebakaran
4. Sumber Air
5. Enduktor Proportioner
6. Pembangkit Busa
Budi Handoyo (6509040047) Page 24 of 66
Perencanaan Sistem Pencegahan dan Penanggulangan KebakaranIntegrated system
Gambar 2.17. Skematik Diagram Foam Integrated System(Sumber : Depnaker, 2000)
Gambar 2.18. instalasi foam integrated system(http://www.rosenbauer.com)
Cara Kerja Foam Integrated System yakni :
a. Sistem deteksi, panel alarm kerjanya sama dengan sistem pemadam
integrated system sebelumnya.
b. Pompa alarm bekerja secara otomatis bila detektor aktif.
c. Enduction Proportioner adalah alat yang berguna untuk
menginduksikan cairan busa bersama aliran air dan untuk mengatur
presentase busa antara 3% - 6%. Enduction Proportioner untuk
injeksi dari bawah tanki dilengkapi lobangudara yang akan menarik
udara sehingga berbentuk campuran air, cairan busa, dan udara.
Budi Handoyo (6509040047) Page 25 of 66
Perencanaan Sistem Pencegahan dan Penanggulangan KebakaranIntegrated system
d. Pemancar pembangkit busa adalah pemancar yang secara mekanik
akan mengubah bentuk kombinasi air + campuran busa + udara
menjadi busa.
Standar Instalasi Foam Integrated System :
Sistem pemadaman jenis ini banyak dipakai untuk landasan helkopter
diatas atap genting, dan juga bengkel-bengkel atau gudang-gudang yang
menyimpan bahan yang mudah terbakar dari jenis kebakaran B.
a. Pemancar busa diklasifikasikan menjadi 2 bagian yaitu :
1. Untuk busa dengan rasio pengemnagan 20 kali atau kurang
disebut juga busa pengembangan rendah. Dipergunakan kepala
busa.
2. Untuk busa dengan rasio pengembangan 80-100 kali disebut
busa pengembangan tinggi. Dipergunakan pembangkit busa
pengembangan tinggi.
b. Pemancar busa harus dipasang sedmikian rupa sehingga seluruh
permukaan benda atau barang-barang yang direncanakan dapat
terjangkau dan tertutup busa, dengan luasan daerah maksimum satu
pemancar busa untuk tiap 8m2 luas lantai.
c. Kapasitas pemancaran busa harus dalam volume yang tertera pada
tabel berikut :
Tabel 2.5. Kapasitas pemancaran busa
Jenis Lokasi
Bangunan
Tipe Dari Bahan
Pemadam Busa
Jumlah Pancaran
Busa Yang
Dikeluarkan per-m2
luas lantai
Ruangan Untuk
bengkel dan Parkir
Protein Foam 6,5 liter/m2
Synthetic Surface
Active Agent
8,0 liter/m2
Budi Handoyo (6509040047) Page 26 of 66
Perencanaan Sistem Pencegahan dan Penanggulangan KebakaranIntegrated system
KendaraanHydrogenous Foam 3,7 liter/m2
Ruangan Yang
Berisi Bahan Mudah
Terbakar, kayu dan
karet
Prootein Foam 6,5 liter/m2
Synthetic Surface
Active Agent6,5 liter/m2
Hydrogenous Foam 6,5 liter/m2
(Sumber : Depnaker, 2000)
d. Untuk pembangkit busa pengembangan tinggi harus sedemikian rupa
sehingga jumlah aliran dapat mengikuti ketinggian 0,5 m diatas
permukaan bahan yang diamankan. Pintu-pintu harus dibuat dari
pintu tahan api dan dapat menutup secara otomatis.
1. Berikut ini adalah daftar kapasitas aliran busa yang diperlukan
untuk sasaran pemadaman
Tabel 2.6. Kapasitas Aliran Busa Yang Diperlukan Untuk PemadamanBangunan /
Ruangan Yang
Diamankan
Tipe Pancaran BusaDebit Aliran Busa
per-m3 / menit
Ruangan yang berisi
bahan-bahan yang
diletakkan diatas rak-
rak yang bersusun
Busa Type I dengan
pengembangan 80 –
250 kali
2,0 liter / menit
Busa Type II dengan
pengembangan 250 –
500 kali
0,50 liter / menit
Busa Type III dengan
pengembangan 500 –
1000 kali
0,29 liter / menit
Ruangan bengkel dan
parkir kendaraan
Type II 1,11 liter / menit
Type II 0,28 liter / menit
Type III 0,16 liter / menit
Ruangan berisi
gergajian kayu,
serpihan plastik dan
karet
Type II 0,25 liter / menit
Type II 0,31 liter / menit
Type III 0,18 liter / menit
Budi Handoyo (6509040047) Page 27 of 66
Perencanaan Sistem Pencegahan dan Penanggulangan KebakaranIntegrated system
Ruangan berisi bahan
spesial yang mudah
terbakar
Type II 1,25 liter / menit
(Sumber : Depnaker, 2000)
2. Pemancar busa harus dipasang satu atau dua buah pada tiap-tiap
lantai, dengan luas 500 m2.
3. Pemancar busa harus dipasang lebih tinggi dari ketinggian
barang yang diamankan.
4. Bila ada kemungkinan api menjalar dari sasaran yang satu le
sasaran lain, maka pemancar harus dipasang dengan tujuan
pemadaman total yaitu sasaran-sasaran dikelompokkan menjadi
satu kelompok untuk tujuan pengamanan.
5. Kapasitas pemancaran busa pengembangan tinggi untuk
pemancar busa yang tetap harus diperhitungkan sesuai berikut :
Untuk raungan yang berisi potongan-potongan kayu,
plastik, dan benda karet lainnya. Kapasitas pemancaran
busa 3 liter / menit / m2 luas permukaan.
Untuk bahan-bahan mudah terbakar lainnya kapasitas
pemancaran busa 2 liter / menit / m2 luas permukaan.
6. Jumlah kapasitas sumber air dan busa harus cukup untuk
dipancarkan dengan debit tersebut diatas dalam jangka waktu 10
menit.
II.2.5. Sistem Pemadam Dry Chemical Powder
Serbuk kimia kering sangat cocok untuk kebakaran kelas B dan C.
Dalam sistem ini diharapkan pemadaman dapat cepat berlangsung, oleh
karena itu pemadaman ini daat digunakan untuk pemadaman tanki
pencelup yang berisi bahan-bahan kimia yang flammable, atau gedung-
gedung yang berisi bahan bakar cair dan tempat dimana tumpahan minyak
dapat terjadi, pompa-pompa minyak dan gas.
Budi Handoyo (6509040047) Page 28 of 66
Perencanaan Sistem Pencegahan dan Penanggulangan KebakaranIntegrated system
Karena sifat dari serbuk kimia kering yang tidak menghantarkan
arus listrik, maka sistem ini juga baik dipergunakan dalam pemadaman-
pemadaman transformer-transformer listrik yang berisi minnyak, atau
peralatan pemutus aliran yang berisi minyak.
Desain Sistem Serbuk Kimia Kering
Komponen yang dipakai dalam desain sistem serbuk kimia kering
adalah :
1. Gas pendorong N2
2. Tanki serbuk kimia kering
3. Sistem perpipaan
4. Pemancar yang mengarahkan serbuk kimia kering ke arah daerah
yang dipancarkan.
5. Peralatan deteksi api.
6. Peralatan otomatis yang menjalankan sistem dan mekanik dari
mesin-mesin.
Jumlah Serbuk Kimia Kering
Untuk dasar perhitungan dapat menggunakan rumus-rumus sebagai
berikut :
Berat serbuk kimia kering yang diperlukan dalam pemadaman adalah
0,635 Kg/m3. Artinya untuk isi ruangan 1 m3 minimum diperlukan
serbuk kimia kering sebanyak 0,635 Kg.
Untuk ruangan – 4m3 – konsentrasi serbuk 0,48 kg/m3
6 m3 – 0,48 kg/m3
10 m3 – 0,41 kg/m3
20 m3 – 0,38 kg/m3
30 m3 – 0,36 kg/m3
40 m3 – 0,34 kg/m3
50 m3 lebih – 0,4 kg/m3
Perhitungan tersebut berdasarkan percobaan dengan YAMATO - Dry
Chemical Powder.
Tabel 2.7. Spesifikasi Tanki Serbuk Kimia Kering
Budi Handoyo (6509040047) Page 29 of 66
Perencanaan Sistem Pencegahan dan Penanggulangan KebakaranIntegrated system
Keteranga
n (YDA)200 350 500 750
100
0
120
0
150
0
200
0
300
0
Tinggi
(mm)
140
0
130
0
140
0
150
0
137
0
151
0
175
0
170
0
178
0
Tinggi
(mm)362 512 512 618 874 874 874
102
0
122
8
Diameter
(mm)700
100
0
100
0760
124
5
126
0
126
0
140
0
163
5
Isi (l) 90 163 223 340 502 607 758100
5
152
3
Berat Isi
(kg)80 140 200 300 450 550 700 900
130
0
Isi SerbukAB
C
AB
C
AB
C
AB
C
AB
C
AB
C
AB
C
AB
C
AB
C
Berat
Botol (kg)118 170 195 280 470 520 600 810
135
0
(Sumber : Depnaker, 2000)
Ukuran Pipa Untuk Sistem Pemadaman Serbuk Kimia Kering
Serbaguna
Jarak antar tankiserbuk kimmia kering, dengan nozzle tidak lebih dari
100 meter.
Tabel 2.8. Ukuran Pipa Pemadaman Dry Chemical Powder
Ukuran Pipa Jumlah Aliran
Dalam Serbuk
(Kg/detik)Mm Inch
15 A1/2“ 0,56 – 1.07
20 A 3/4” 1,07 – 2,02
25 A 1” 1,82 – 3,45
32 A 1 1/4” 3,15 – 6,05
Budi Handoyo (6509040047) Page 30 of 66
Perencanaan Sistem Pencegahan dan Penanggulangan KebakaranIntegrated system
40 A 1 1/2” 4,40 – 8,40
50 A 2” 7,40 – 14,00
65 A 2 1/2” 12,80 – 24,00
80 A 3” 18,50 – 35,00
90 A 3 1/2” 25,50 – 48,20
100 A 4” 32,80 – 63,00
125 A 5” 52,80 – 100,00
150 A 6” 76,50 – 145,00
(Sumber : Depnaker, 2000)
BAB III
METODOLOGI PERANCANGAN
II.1. Metodologi Perancangan
Budi Handoyo (6509040047) Page 31 of 66
MULAI
RUMUSAN MASALAH
PENGUMPULAN DATA
STUDI LITERATUR1. PERMEN
02/MEN/1983.2. NFPA 11, 11A, 12,
12A, 16, 17, 25, dan 2001.
DATA PRIMER1. Dokumentasi
Bangunan2. Hasil Wawancara
DATA SEKUNDER1. Denah Bangunan
Perencanaan Sistem Pencegahan dan Penanggulangan KebakaranIntegrated system
Gambar 3.1. Flowchart Metodologi Perancangan
III.2. Prosedur Perencanaan
Adapun langkah-langkah yang akan dilaksanakan dalam perancangan instalasi integrated system pada Gedung Kejaksaan Tinggi Negeri Surabaya
diantaranya yaitu:1. Perumusan masalah yang akan dibahas dalam tugas perancangan ini
yaitu bagaimana merancang Integrated system sesuai dengan fungsinya dan tata cara pemasangan berdasar dua regulasi yang berbeda yaitu SNI 03-3989-2000 dan PERMEN 02/MEN/1983 serta berdasarkan NFPA 11, 11A, 12, 12A, 16, 17, 25.
2. Melakukan pengumpulan data yang diantaranya dibagi menjadi dua yaitu data primer dan data sekunder. Data primer terdiri dari dokumentasi bangunan, wawancara dan survei harga komponen integrated system. Serta data sekunder yaitu denah bangunan yang akan dirancang. Sementara studi literatur akan terfokus pada PERMEN 02/MEN/1983 dan NFPA sesuai bahaya hunian.
Budi Handoyo (6509040047) Page 32 of 66
PERANCANGAN INTEGRATED SYSTEM
1. Penentuan Jenis Klasifikasi Bangunan
2. Pengukuran Luas Bangunan3. Estimasi Biaya
ANALISA DAN PEMBAHASAN
Perbandingan Hasil Perancangan SNI 03-3989-2000 dan PERMEN 02/MEN/1983.
KESIMPULAN DAN SARAN
AKHIR
Perencanaan Sistem Pencegahan dan Penanggulangan KebakaranIntegrated system
3. Melakukan perancangan integrated system yang terdiri dari penentuan jenis klasifikasi bangunan, penentuan media pemadam serat komponen-komponen perancangan instalasi integrated system, pengukuran luas bangunan, dan estimasi biaya.
4. Melakukan analisa dan pembahasan perbandingan antara perancangan berdasarkan PERMEN 02/MEN/1983 dan NFPA sesuai bahaya hunian. Dari perbandingan ini akan didapatkan sebuah pembahasan yang berbeda dan dapat ditarik kesimpulan.
5. Menganalisis hasil rancangan apakah sudah layak atau tidak.6. Hasil dari perancangan instalasi integrated sistem maka dapat ditarik
kesimpulan.
III.3. Alat Dan Bahan
Adapun alat dan bahan yang digunakan untuk melakukan perancangan
integrated sistem di Gedung Kejaksaan Tinggi Negeri Surabaya diantaranya
yaitu :
1. Denah Gedung Kejaksaan Tinggi Negeri Surabaya
2. Software komputer yaitu, Microsoft Word 2007, Microsoft Excel 2007, Adobe Photoshop X4, AutoCAD 2007.
III.4. Gambaran Umum
Gedung Kejaksaan Tinggi Negeri Surabaya memiliki 8 lantai. Gedung ini juga
dilengkapi dengan berbagai fasilitas baik itu fasilitas kantor maupun fasilitas
kesehatan dan keselamatan yang telah dipasang di dalam gedung. Gedung
Kejaksaan Tinggi Negeri Surabaya ini termasuk dalam hunian bahaya kebakaran
ringan menurut Depnaker 2000 dan menurut kepmenaker 186/MEN/1999
termasuk klasifikasi bahaya ringan karena nilai kemudahan terbakar rendah dan
apabila terjadi kebakaran melepaskan panas rendah, serta menjalarnya api lambat.
Bangunan yang akan dirancang Sistem Pencegahan dan Penanggulangan
Kebakarannya adalah Gedung Kejaksaan Tinggi Negeri Surabaya, tepatnya berada
di Jln. Ahmad Yani no.54-56. memiliki luas bangunan 9136,8 m2 dengan luas
bangunan 7200 m2, yang direncanakan oleh ISOPLAN Consultant dan
dilaksanakan oleh PT. Widya Satria selaku kontraktor, akan direncanakan
ulang untuk ukuran atau dimensi pada komponen strukturnya baik utama
maupun sekunder tanpa ada modofikasi pada denah atau tampak bangunan.
gedung yang merupakan gedung kejati termegah di di Indonesia ini mulai
Budi Handoyo (6509040047) Page 33 of 66
Perencanaan Sistem Pencegahan dan Penanggulangan KebakaranIntegrated system
dibangun pada tahun 2007 dan selesai penuh pada Desember 2009 dengan
dilengkapi sarana dan prasarana yang modern. Sarana yang tersedia meliputi
pos penjagaan, front office/piket, ruang tunggu, ruang rapat, ruang posko
pemilu, ballroom, kantin kejujuran, koperasi, ruang barang bukti, ruang
tahanan, masjid, dan poliklinik. Fasilitas yang tersedia meliputi tempat
parkir di luar dan di dalam gedung, lift, tangga darurat, perlengkapan
pemadam kebakaran, tangga untuk handicap, kamera CCTV, AC central,
TV LCD, generator pembangkit, telepon umum, toilet di setiap lantai,
menara pemancar, dan lain-lain.
BAB IV
PERANCANGAN INTEGRATED SYSTEM
4.1 Uraian Perancangan
Berdasarkan identifikasi lapangan dan studi literatur yang telah
dilakukan, didapatkan hasil bahwa untuk peletakan komponen integrated
system dilakukan pada ruangan tertentu yaitu dispesifikasikan pada ruangan
yang mempunyai resiko kebakaran yang lebih besar dan menyimpan bahan-
bahan yang mudah terbakar, sehingga untuk Toilet atau Kamar mandi tidak
perlu dilakukan pemasangan komponennya .
no Nama Ruangan Jumlah Panjang (m) Lebar (m) Luas (m2)
1 Ruang rapat 1 5,12 4,15
Budi Handoyo (6509040047) Page 34 of 66
Perencanaan Sistem Pencegahan dan Penanggulangan KebakaranIntegrated system
2 Ruang sekretaris 1 5,20 3,75
3 Ruang pemeriksaan 1 3,51
4 Ruang sub sie dan staff 8 11,66+
5 Hall 1
6 Pantry 2 5,9 2,69 15,87
7 Toilet 4
8 Ruang pengaji 1
9 Ruang tunggu 1
10 Ruang reception 1
Tabel 4.1 Klasifikasi Ruangan di Lantai satu
Ruang komputer menggunakan media pemadam CO2(depnakertrans 2000,
NFPA 12A) dan ruang berkas arsip menggunakan media pemadam CO2 dan ruangan
pantry menggunakan media pemadam CO2 (NFPA 12A)
no Nama Ruangan Jumlah Panjang (m) Lebar (m) Luas (m2)
1 Ruang rapat 1 5,12 4,15
2 Ruang sekretaris 1 5,20 3,75
3 Ruang pemeriksaan 1 3,51
4 Ruang sub sie dan staff 8 11,66+
5 Hall 1
6 Pantry 2 5,9 2,69 15,87
pantry 1 5,22 4,53 23,64
7 Toilet 4
8 Ruang pengaji 1
9 Ruang tunggu 1
Budi Handoyo (6509040047) Page 35 of 66
Perencanaan Sistem Pencegahan dan Penanggulangan KebakaranIntegrated system
10 Ruang reception 1
Tabel 4.2 Klasifikasi Ruangan di Lantai dua
Tabel 4.3 Klasifikasi Ruangan di Lantai tiga
no Nama Ruangan Jumlah Panjang (m) Lebar (m) Luas (m2)
1 Ruang rapat 1 5,12 4,15
2 Ruang sekretaris 1 5,20 3,75
3 Ruang pemeriksaan 1 3,51
4 Ruang sub sie dan staff 8 11,66+
5 Hall 1
6 Pantry 2 5,9 2,69 15,87
7 Toilet 4
8 Ruang pengaji 1
9 Ruang tunggu 1
10 Ruang reception 1
11 Ruang komputer 2 6,31 2,86 18
12 Ruang Arsip berkas 1 12,63 5,72 72,24
Tabel 4.4 Klasifikasi Ruangan di Lantai empat
no Nama Ruangan Jumlah Panjang (m) Lebar (m) Luas (m2)
1 Ruang rapat 1 5,12 4,15
2 Ruang sekretaris 1 5,20 3,75
3 Ruang pemeriksaan 1 3,51
4 Ruang sub sie dan staff 8 11,66+
5 Hall 1
6 Pantry 2 5,9 2,69 15,87
7 Toilet 4
8 Ruang pengaji 1
9 Ruang tunggu 1
10 Ruang reception 1
Budi Handoyo (6509040047) Page 36 of 66
Perencanaan Sistem Pencegahan dan Penanggulangan KebakaranIntegrated system
11 Ruang komputer 2 6,31 2,86 18,04
12 Ruang Arsip berkas 1 6,31 2,86 18,04
no Nama Ruangan Jumlah Panjang (m) Lebar (m) Luas (m2)
1 Ruang rapat 1 5,12 4,15
2 Ruang sekretaris 1 5,20 3,75
3 Ruang pemeriksaan 1 3,51
4 Ruang sub sie dan staff 8 11,66+
5 Hall 1
6 Pantry 2 5,9 2,69 15,87
7 Toilet 4
8 Ruang pengaji 1
9 Ruang tunggu 1
10 Ruang reception 1
11 Ruang komputer 2 6,31 2,86 18,04
12 Ruang Arsip berkas
Tabel 4.5 Klasifikasi Ruangan di Lantai lima
Tabel 4.6 Klasifikasi Ruangan di Lantai enam
no Nama Ruangan Jumlah Panjang (m) Lebar (m) Luas (m2)
1 Ruang rapat 1 5,12 4,15
2 Ruang sekretaris 1 5,20 3,75
3 Ruang pemeriksaan 1 3,51
4 Ruang sub sie dan staff 8 11,66
5 Hall 1
6 Pantry 2 5,9 2,69 15,87
7 Toilet 4
8 Ruang pengaji 1
9 Ruang tunggu 1
10 Ruang reception 1
11 Ruang komputer 2 6,31 2,86 18,04
Budi Handoyo (6509040047) Page 37 of 66
Perencanaan Sistem Pencegahan dan Penanggulangan KebakaranIntegrated system
12 Ruang Arsip berkas 1 6,31 2,86 18,04
no Nama Ruangan Jumlah Panjang (m) Lebar (m) Luas (m2)
1 Ruang rapat 1 5,12 4,15
2 Ruang sekretaris 1 5,20 3,75
3 Ruang pemeriksaan 1 3,51
4 Ruang sub sie dan staff 8 11,66+
5 Hall 1
6 Pantry 2 5,9 2,69 15,87
7 Toilet 4
8 Ruang pengaji 1
9 Ruang tunggu 1
10 Ruang reception 1
11 Ruang komputer
12 Ruang Arsip berkas
Tabel 4.7 Klasifikasi Ruangan di Lantai tujuh
Tabel 4.8 Klasifikasi Ruangan di Lantai delapan
No Nama Ruangan Jumlah Panjang (m) Lebar (m) Luas (m2)
1 Ruang rapat 1 5,12 4,15
2 Ruang sekretaris 1 5,20 3,75
3 Ruang pemeriksaan 1 3,51
4 Ruang sub sie dan staff 8 11,66+
5 Hall 1
6 Pantry 2 5,9 2,69 15,87
Budi Handoyo (6509040047) Page 38 of 66
Perencanaan Sistem Pencegahan dan Penanggulangan KebakaranIntegrated system
7 Toilet 4
8 Ruang pengaji 1
9 Ruang tunggu 1
10 Ruang reception 1
11 Ruang komputer
12 Ruang Arsip berkas
Perancangan integrated system untuk lantai 1
a. Pada ruang pantry
Tidak semua ruangan pada tiap lantai akan menggunakan sistem instalasi
integrated sistem, hal itu berdasarkan pertimbangan tentang isi ruangan yang akan
di cover. Penggunaan media pemadaman integrated sistem hanya untuk ruangan
yang tidak dapat di cover oleh media pemadam air milik springkler (selain kelas
A).
Sesuai dengan kondisi ruangan di ruang Kejaksaan Tinggi Negeri Surabaya,
maka ruangan yang perlu menggunakan media pemadam integrated sistem
pada lantai dasar adalah ruang pantry (kelas B dan C), ruang komputer
(kelas C), ruang arsip bekas.
IV.2. Penentuan Jenis Media Pemadaman
Penggunaan media pemadam yang dipakai adalah media pemadam CO2
dikarenakan CO2 adalah bahan pemadam yang efektif dipakai untuk
memadamkan kebakaran kelas B (bahan cair dan gas) dan C (instalsai listrik
bertegangan) prinsip pemadaman yang digunakan adalah total floading
system yakni pembanjiran total seluruh ruangan yang dilindungi.
Langkah-langkah dalam memnentukan jumlah konsentrasi media pemadam
yang diperlukan untuk instalasi integrated sistem adalah :
Hazard Volume = Volume kosong ruangan (m3)
Yaitu volume ruangan yang dilindungi dalam keadaan kosong tanpa
dikurangi volume benda seisi ruangan tersebut (volume perkakas
diabaikan).
Budi Handoyo (6509040047) Page 39 of 66
Hazard Volume = Volume kosong ruangan – Total volume peralatan
Perencanaan Sistem Pencegahan dan Penanggulangan KebakaranIntegrated system
Kebutuhan Volume CO2 = Hazard Volume / Floading Factor
Dimana hazard volume (m3) penentuan foading factor dapat dilihat
pada tabel floading dactor for specific hazard (m3 / Kg.CO2)
Total kebutuhan CO2 (Melalui Tabel Material Convertion Factor)
Dimana kebutuhan CO2 adalah perkalian antara kebutuhan volume
CO2 dengan faktor konversinya.
Jumlah Tabung CO2 = Total kebutuhan CO2 / Kapasitas tabung
CO2
Penentuan jumlah tabung dapat bervariasi nilainya meskipun dengan
total kebutuhan CO2 yang sama dikarenakan penggunaan kapasitas
tiap tabung yang berbeda-beda kapasitasnya (besar / kecilnya tabung).
Pada perhitungan ini saya menggunakan kapasitas tanki CO2 sebesar
45,5 Kg.
CO2 Quantity = Kebutuhan Volume CO2 X 30% Concentration
Dimana 30% konsentrasi CO2 nilainya adalah 0,688
Minimal Flow Rate = CO2 Quantity / 2 menit
Dimana CO2 quantity = kuantitas 30% tabung CO2 (kg / 2 menit.m3)
Discharge Release = k / MFR
Adalah waktu yang dibutuhkan suatu sistem untuk mampu melakukan
pemadaman.
Dimana k = konstanta (181,45 Kg)
MFR = minimal laju pancaran (Kg / Menit)
*)CATATAN : Waktu minimal yang efektif untuk mempu mencapai
total floading yaitu 30 detik – 7 menit.
Penentuan lantai 1Pada lantai 1 jumlah pantry sebanyak 2 dan memiliki ukuran yang sama maka masing-masing dari pantry memiliki hazard volume, kebutuhan Co2, jumlah tabung, quantity Co2 yang sama.
a) Ruang pantry 1Hazard volume = P × l × t
= 5,9 × 2,69 × 4 = 63,5
b) Kebutuhan Co2
Budi Handoyo (6509040047) Page 40 of 66
Perencanaan Sistem Pencegahan dan Penanggulangan KebakaranIntegrated system
Konsentrasi CO2 = 50% (Kabel-kabel listrik untuk mesin listrik
kecil < 50,60 m2).
Floading Factor = 0,62 m3 / Kg.CO2 (Tabel Floading Factor for
Specific Hazard)
KebutuhanCO2= Hazard VolumeFloading Factor
¿¿
¿63,5 m ³
1,6 m ³ / Kg .Co 2
¿39,68 Kg .Co 2
Konsentrasi CO2 = 50% Convertion Factor = 1,6
Total KebutuhanC O2=KebutuhanC O2 .Convertion Factor
¿39,68 Kg .C O2 .1,6
¿63,48 Kg .C O 2
Jumlah Tabung CO2
JumlahTabung CO2=Total KebutuhanC O2
Kapasitas TabungC O2
¿63,48 Kg . C O2
45,5 Kg
¿1,4=2 tabung
CO2 Quantity
C O2 Quantity=KebutuhanVolumeC O2 .30 % Consentration
¿63,48 Kg .C O 2 .0,688
¿43,67 Kg .C O2
Minimal Flow Rate
MFR=C O2Quantity2 menit
¿ C O2Quantity2menit
Budi Handoyo (6509040047) Page 41 of 66
Perencanaan Sistem Pencegahan dan Penanggulangan KebakaranIntegrated system
¿ 43,67 Kg .CO 22menit
¿21,83Kg . C O2
Menit
Dischage Release
MFR= kMFR
¿ 181,45 Kg
21,83Kg .C O2
Menit
¿8,32 menit
Penentuan lantai 2Pada lantai 2 jumlah pantry sebanyak 3 tetapi 2 ruang pantry memiliki ukuran yang sama maka masing-masing dari pantry memiliki hazard volume, kebutuhan Co2, jumlah tabung, quantity Co2, minimal flow rate yang sama. Ruang pantry 1 dan 2
a) Ruang pantry Hazard volume = P × l × t
= 5,9 × 2,69 × 4 = 63,5
b) Kebutuhan Co2Konsentrasi CO2 = 50% (Kabel-kabel listrik untuk mesin listrik
kecil < 50,60 m2).
Floading Factor = 1,6 Kg.CO2/m3 (Tabel Floading Factor for
Specific Hazard)
KebutuhanCO2= Hazard VolumeFloading Factor
¿¿
¿63,5 m ³
1,6 Kg . Co 2/m ³
¿39,68 Kg .Co 2
Konsentrasi CO2 = 50% Convertion Factor = 1,6
Budi Handoyo (6509040047) Page 42 of 66
Perencanaan Sistem Pencegahan dan Penanggulangan KebakaranIntegrated system
Total KebutuhanC O2=KebutuhanC O2 .Convertion Factor
¿39,68 Kg .C O2 .1,6
¿63,48 Kg .C O 2
Jumlah Tabung CO2
JumlahTabung CO2=Total KebutuhanC O2
Kapasitas TabungC O2
¿63,48 Kg . C O2
45,5Kg
¿1,4=2 tabung
CO2 Quantity
C O2 Quantity=KebutuhanVolumeC O2 .30 % Consentration
¿63,48 Kg .C O 2 .0,688
¿43,67 Kg .C O2
Minimal Flow Rate
MFR=C O2Quantity2 menit
¿ C O2Quantity2menit
¿ 43,67 Kg .CO 22menit
¿21,83Kg . C O2
Menit
Dischage Release
MFR= kMFR
¿ 181,45 Kg
21,83Kg .C O2
Menit
Budi Handoyo (6509040047) Page 43 of 66
Perencanaan Sistem Pencegahan dan Penanggulangan KebakaranIntegrated system
¿8,32 menit
Ruang pantry 3
c) Ruang pantry Hazard volume = P × l × t
= 5,22 × 4,53 × 4 = 94,58
d) Kebutuhan Co2Konsentrasi CO2 = 50% (Kabel-kabel listrik untuk mesin listrik
kecil < 50,60 m2).
Floading Factor = 1,6 Kg.CO2/m3 (Tabel Floading Factor for
Specific Hazard)
KebutuhanCO2= Hazard VolumeFloading Factor
¿¿
¿94,58 m ³
1,6 Kg . Co 2/m ³
¿59,11 Kg .Co 2
Konsentrasi CO2 = 50% Convertion Factor = 1,6
Total KebutuhanC O2=KebutuhanC O2 .Convertion Factor
¿59,11 Kg .C O2 .1,6
¿94,58 Kg .C O2
Jumlah Tabung CO2
JumlahTabung CO2=Total KebutuhanC O2
Kapasitas TabungC O2
¿94,58 Kg. C O2
45,5Kg
¿2,07=3 tabung
CO2 Quantity
C O2 Quantity=KebutuhanVolumeC O2 .30 % Consentration
¿94,58 Kg .C O2 .0,688
Budi Handoyo (6509040047) Page 44 of 66
Perencanaan Sistem Pencegahan dan Penanggulangan KebakaranIntegrated system
¿65,07 Kg .C O2
Minimal Flow Rate
MFR=C O2Quantity2 menit
¿ C O2Quantity2menit
¿ 65,07 Kg. CO22menit
¿32,53Kg . C O2
Menit
Dischage Release
MFR= kMFR
¿ 181,45 Kg
32,53Kg .C O2
Menit
¿5,57 menit
Penentuan lantai 3 dan 4Pada lantai 3 dan 4 memiliki jenis ruang dan macam –macam ruang yang sama . jumlah pantry sebanyak 2 dan memiliki ukuran yang sama maka masing-masing dari pantry memiliki hazard volume, kebutuhan Co2, jumlah tabung, quantity Co2 yang sama.
a) Ruang pantry Hazard volume = P × l × t
= 5,9 × 2,69 × 4 = 63,5 m³
b) Kebutuhan Co2Konsentrasi CO2 = 50% (Kabel-kabel listrik untuk mesin listrik
kecil < 50,60 m2).
Floading Factor = 1,6 Kg.CO2/m3 (Tabel Floading Factor for
Specific Hazard)
Budi Handoyo (6509040047) Page 45 of 66
Perencanaan Sistem Pencegahan dan Penanggulangan KebakaranIntegrated system
KebutuhanCO2= Hazard VolumeFloading Factor
¿¿
¿63,5 m ³
1,6 Kg . Co 2/m ³
¿39,68 Kg .Co 2
Konsentrasi CO2 = 50% Convertion Factor = 1,6
Total KebutuhanC O2=KebutuhanC O2 .Convertion Factor
¿39,68 Kg .C O2 .1,6
¿63,48 Kg .C O 2
Jumlah Tabung CO2
JumlahTabung CO2=Total KebutuhanC O2
Kapasitas TabungC O2
¿63,48 Kg . C O2
45,5 Kg
¿1,4=2 tabung
CO2 Quantity
C O2 Quantity=KebutuhanVolumeC O2 .30 % Consentration
¿63,48 Kg .C O 2 .0,688
¿43,67 Kg .C O2
Minimal Flow Rate
MFR=C O2Quantity2 menit
¿ C O2Quantity2menit
¿ 43,67 Kg .CO 22 menit
¿21,83Kg . C O2
Menit
Budi Handoyo (6509040047) Page 46 of 66
Perencanaan Sistem Pencegahan dan Penanggulangan KebakaranIntegrated system
Dischage Release
MFR= kMFR
¿ 181,45 Kg
21,83Kg .C O2
Menit
¿8,32 menit
a) Ruang computerPada lantai 3, 4, dan 5 memiliki ukuran ruang komputer karena memiliki luas ruangan yang sama maka perhitungannya juga sama.Hazard volume = P × l × t
= 6,31 × 2,86 × 4 = 72,18 m³
b) Kebutuhan Co2Konsentrasi CO2 = 50% (Kabel-kabel listrik untuk mesin listrik
kecil < 50,60 m2).
Floading Factor = 0,62 Kg.CO2/m3 (Tabel Floading Factor for
Specific Hazard)
KebutuhanCO2= Hazard VolumeFloading Factor
¿¿
¿72,18 m ³
0,62 m ³ / Kg. Co 2
¿116,4 Kg. Co 2
Konsentrasi CO2 = 50% Convertion Factor = 1,6
Total KebutuhanC O2=KebutuhanC O2 .Convertion Factor
¿116,4 Kg. C O2 .1,6
¿186,24 Kg . C O2
Peralatan dalam integrated system :
Jumlah Tabung CO2
Budi Handoyo (6509040047) Page 47 of 66
Perencanaan Sistem Pencegahan dan Penanggulangan KebakaranIntegrated system
JumlahTabung CO2=Total KebutuhanC O2
Kapasitas TabungC O2
¿186,24 Kg .C O2
45,5 Kg
¿4=4 tabung
Pada lantai 3 memerlukan 4 tabung canbondioksida (CO2) dan untuk
mengcover lantai 3, 4 dan 5 maka dibutuhkan tabung CO2 sebanyak 12 tabung.
CO2 Quantity
C O2 Quantity=KebutuhanVolumeC O2 .30 % Consentration
¿186,24 Kg . C O2.0,688
¿128,13 Kg .C O2
Minimal Flow Rate
MFR= Wf1,4 .Tl
¿186,24 Kg .C O2
1,4 .7 menit
¿19Kg . C O2
Menit
Dischage Release
DR= kMFR
¿ 181,45 Kg
19Kg .C O 2
Menit
¿9,55 menit
Jumlah Noozle
Jumlah Nozzle= MFRMaksimum Flow Rate CO2(1 atm)
¿ 19 Kg .CO 2/ Menit19,3 Kg . CO2/menit
¿0,98 nozzle
= 1 nozzle
Budi Handoyo (6509040047) Page 48 of 66
Perencanaan Sistem Pencegahan dan Penanggulangan KebakaranIntegrated system
Jumlah nozzle tiap ruangan komputer berjumlah 1. Jadi jumlah
nozzle 3 lantai adalah 3 buah. Kemudian untuk jarak penempatan
berdasarkan pada SNI 03-3985-2000 jarak detektor tidak boleh
melebihi 12 meter. Dan panjang ruang komputer masing-masing
lantai adalah ada 6,31 m
Setelah melakukan pengelompokkan lebih lanjut tentang ruangan yang
perlu di cover oleh media pemadam instalasi integrated sistem, ruang
komputer merupakan ruangan yang mempunyai potensi kebakaran paling
berbahaya dan dikategorikan sebagai potensi bahaya tinggi (kelas C)
sehingga prioritas utama pemasangan instalasi integrated sistem adalah di
ruangan panel kontrol. Untuk penempatan tabungnya kita bagi 2 tempat
sesuai jarak maksimal pancaran. Pengambilan keputusan ini lebih di
karenakan faktor ekonomis dengan maksud menekan biaya pengeluaran
yang dibutuhkan untuk melakukan desain perancangan integrated sistem
yang mana komponen.
Pengambilan keputusan ini diambil atas dasar perhitugan jumlah media
pemadam yang dibutuhkan seperti pada perhitungan pada sub bab
sebelumnya.
IV.4. PERHITUNGAN PERPIPAAN
Sistem perpipaan
Flow rate karbondioksida = 19 Kg/min
Jenis pipa = Galvanized steel (ASTM A 53)
Nominal pipa = ¾ in schedule number 40
Diameter luar pipa = 26.67 mm
Diameter dalam = 23.8 mm
Panjang pipa tegak = 5,33 m
Panjang pipa utama = 3,15 m
Sambungan Perpipaan
Elbow 900 ¾ in
o Dimensi
Budi Handoyo (6509040047) Page 49 of 66
Perencanaan Sistem Pencegahan dan Penanggulangan KebakaranIntegrated system
A= 1 5/16 in B = ¾ in
C= 9/16 in D = 11/2 in
Cross ¾ in
o Dimensi
A= 1 1/2 in C = ¾ in
B = 9/16 in D = 1 5/16 in
Tee ¾ in
o Dimensi
A = 1 5/16 in B = ¾ in E = 1
½ in
C = 9/16 in D = 1 ½ in
Cap ¾ in
o Dimensi
A= 1 ½ in B = 9/16 in
Gambar 4.3. Sambungan Perpipaan Yang Dipakai
(Sumber : Tugas Akhir Prima Imanta Ginting, 2010)
Penurunan Tekanan (Pressure Drop)
Diketahui nominal size = ¾ in
Diameter = 26.67 mm : 0.02667 m
Debit CO2 yang digunakan = 6,209 Kg/min = 4 X 10-5 m3/s
Tekanan awal (P1) = 750 psia (5171 kPa)
Budi Handoyo (6509040047) Page 50 of 66
Perencanaan Sistem Pencegahan dan Penanggulangan KebakaranIntegrated system
Massa jenis karbondioksida (ρ) = 1977 Kg/m3
Gas constant(karbondioksida) = 35.1 ft/0R = 19.3 m/K
Panjang pipa = 11,725 m
Luas permukaan pipa
A=14
∏ D2
¿ 14
.3,14 . 0,026672
¿5,58 .10−4 m2
Spesifik Massa
(γ) = ρ.g
= 1977 Kg/m3 x 10 m/s2
= 19770 Nm3
= 19.77 kN/m3
Kecepatan aliran Fluida
V=QA
¿ 4 X 1 0−5 m3/s5,58 .10−4 m2
¿0,72 .1 0−1m / s
¿0,072 m /s
Kekasaran relatif (Ɛ galvanized iron =0.15 mm)
f = ƐD
¿ 0,15 X 10−3 m0,02667 m
¿5,62 X 10−3
Kecepatan rata - rata berat karbondioksdia
Budi Handoyo (6509040047) Page 51 of 66
Perencanaan Sistem Pencegahan dan Penanggulangan KebakaranIntegrated system
G=γ . A .V
¿19.77 .5,58.10−4 .0,072
¿7,94 .10−3 kN/s
Penurunan tekanan dihitung dari pipa manifold sampai nozzle terjauh
P 12−P 22=G2 R Tg A2 [ f L
D+2 ln
P1P 2
]
(5171 kPa)2−P 22=¿¿¿
P2 = 2,89.105 kPa
(5171 kPa)2−P 22=¿¿¿
(5171 kPa)2−P 22=¿¿¿
P2 = 5164,76 kPa
Jadi Penurunan tekanan karbondioksida sampai nozzle terjauh adalah :
P 1−P 2=5171 kPa−5164,76 kPa
¿6,23 kPa
¿0,0623 ¿̄
Penentuan Jumlah detector Berdasarkan SNI 03-3985-2000 jarak detektor tidak boleh
melebihi 12 meterFaktor pengali= 84 %Jarak terjauh masing – masing detektor = 12 m x
faktor pengali= 12 m x 84 % = 10,08 m
Jarak detektor kedinding = 5,04 mJumlah detektor = 2 detektor
Budi Handoyo (6509040047) Page 52 of 66
Perencanaan Sistem Pencegahan dan Penanggulangan KebakaranIntegrated system
Tabung Karbondioksida Kapasitas = 45.5 Kg Tekanan Uji = 155 bar pada suhu 550C
Klem valveMenahan karbondioksida tidak release dari Tabung Tekanan untuk mendorong piston pada klem valve = 23 bar
Visible alarmtanda peringatan >>> lighto Bahan = fire – proof plastic steelo Tegangan = 24 V DCDimensiA = 9,2 cm C = 4.2 cmB = 7.8 cmTitik panggil manualMengaktifkan alarm secara manual.o Bahan = steel plateo Penempatan = 1.4 m dari lantai
Fire alarm control panel
pengatur dan pengontrol dari seluruh peralatan integtrated
system mulai dari detektor, alarm, titik panggil manual dan untuk
electric solenoid actuator..
o Bahan = steel plate
o Tegangan sirkit = 24 V DC
o Dimensi
A = 44.0 cm C = 20.0 cm
B= 66.0 cm
Sistem pengkabelan
Jenis kabel NYM 2x 1.5 mm
Junction box
Sistem perpipaan Flow rate karbondioksida = 83.47 Kg/min Jenis pipa = Galvanized steel (ASTM A 53) Nominal pipa = ¾ in schedule number 40
Budi Handoyo (6509040047) Page 53 of 66
Perencanaan Sistem Pencegahan dan Penanggulangan KebakaranIntegrated system
Diameter luar pipa = 26.67 mm Diameter dalam = 23.8 mm Panjang pipamanifold = 2.69 m Panjang pipategak = 3.1 m Panjang pipacabang nozzle = 1.026 m Panjang pipautama = 23.72 m
Penentuan lantai 5Lantai 5 memiliki ruang pantry sebanyak 2
a) Ruang pantry Hazard volume = P × l × t
= 5,9 × 2,69 × 4 = 63,5 m³
c) Kebutuhan Co2Konsentrasi CO2 = 50% (Kabel-kabel listrik untuk mesin listrik
kecil < 50,60 m2).
Floading Factor = 1,6 Kg.CO2/m3 (Tabel Floading Factor for
Specific Hazard)
KebutuhanCO2= Hazard VolumeFloading Factor
¿¿
¿63,5 m ³
1,6 Kg . Co 2/m ³
¿39,68 Kg .Co 2
Konsentrasi CO2 = 50% Convertion Factor = 1,6
Total KebutuhanC O2=KebutuhanC O2 .Convertion Factor
¿39,68 Kg .C O2 .1,6
¿63,48 Kg .C O 2
Jumlah Tabung CO2
Budi Handoyo (6509040047) Page 54 of 66
Perencanaan Sistem Pencegahan dan Penanggulangan KebakaranIntegrated system
JumlahTabung CO2=Total KebutuhanC O2
Kapasitas TabungC O2
¿63,48 Kg . C O2
45,5Kg
¿1,4=2 tabung
CO2 Quantity
C O2 Quantity=KebutuhanVolumeC O2 .30 % Consentration
¿63,48 Kg .C O 2 .0,688
¿43,67 Kg .C O2
Minimal Flow Rate
MFR=C O2Quantity2 menit
¿ C O2Quantity2menit
¿ 43,67 Kg .CO 22menit
¿21,83Kg . C O2
Menit
Dischage Release
MFR= kMFR
¿ 181,45 Kg
21,83Kg .C O2
Menit
¿8,32 menit
Ruang komputerRuang komputer pada lantai 5 memiliki 2 ruang yang berukuran sama.
a) Ruang computerPada lantai 3 dan 4 memiliki ukuran ruang komputer yang sama.Hazard volume = P × l × t
= 12,63 × 5,72 × 4 = 288,97 m³
Budi Handoyo (6509040047) Page 55 of 66
Perencanaan Sistem Pencegahan dan Penanggulangan KebakaranIntegrated system
b) Kebutuhan Co2Konsentrasi CO2 = 50% (Kabel-kabel listrik untuk mesin listrik
kecil < 50,60 m2).
Floading Factor = 1,6 Kg.CO2/m3 (Tabel Floading Factor for
Specific Hazard)
KebutuhanCO2= Hazard VolumeFloading Factor
¿¿
¿288,97 m ³
1,6 Kg . Co 2/m ³
¿180,6 Kg .Co 2
Konsentrasi CO2 = 50% Convertion Factor = 1,6
Total KebutuhanC O2=KebutuhanC O2 .Convertion Factor
¿180,6 Kg .C O 2 .1,6
¿288,97 Kg .C O2
Jumlah Tabung CO2
JumlahTabung CO2=Total KebutuhanC O2
Kapasitas TabungC O2
¿288,97 Kg. C O2
45,5 Kg
¿6,35=7 tabung
CO2 Quantity
C O2 Quantity=KebutuhanVolumeC O2 .30 % Consentration
¿288,97 Kg .C O2.0,688
¿198,8 Kg .C O2
Minimal Flow Rate
MFR=C O2Quantity2 menit
Budi Handoyo (6509040047) Page 56 of 66
Perencanaan Sistem Pencegahan dan Penanggulangan KebakaranIntegrated system
¿ C O2Quantity2menit
¿ 198,8 Kg . CO22 menit
¿99,4Kg .C O2
Menit
Dischage Release
MFR= kMFR
¿ 181,45 Kg
99,4Kg. C O2
Menit
¿1,82 menit
Penentuan lantai 6Lantai 6 memiliki ruang pantry sebanyak 2
b) Ruang pantry Hazard volume = P × l × t
= 5,9 × 2,69 × 4 = 63,5 m³
d) Kebutuhan Co2Konsentrasi CO2 = 50% (Kabel-kabel listrik untuk mesin listrik
kecil < 50,60 m2).
Floading Factor = 1,6 Kg.CO2/m3 (Tabel Floading Factor for
Specific Hazard)
KebutuhanCO2= Hazard VolumeFloading Factor
¿¿
¿63,5 m ³
1,6 Kg . Co 2/m ³
¿39,68 Kg .Co 2
Konsentrasi CO2 = 50% Convertion Factor = 1,6
Total KebutuhanC O2=KebutuhanC O2 .Convertion Factor
Budi Handoyo (6509040047) Page 57 of 66
Perencanaan Sistem Pencegahan dan Penanggulangan KebakaranIntegrated system
¿39,68 Kg .C O2 .1,6
¿63,48 Kg .C O 2
Jumlah Tabung CO2
JumlahTabung CO2=Total KebutuhanC O2
Kapasitas TabungC O2
¿63,48 Kg . C O2
45,5Kg
¿1,4=2 tabung
CO2 Quantity
C O2 Quantity=KebutuhanVolumeC O2 .30 % Consentration
¿63,48 Kg .C O 2 .0,688
¿43,67 Kg .C O2
Minimal Flow Rate
MFR=C O2Quantity2 menit
¿ C O2Quantity2menit
¿ 43,67 Kg .CO 22menit
¿21,83Kg . C O2
Menit
Dischage Release
MFR= kMFR
¿ 181,45 Kg
21,83Kg .C O2
Menit
¿8,32 menit
Penentuan lantai 7
Budi Handoyo (6509040047) Page 58 of 66
Perencanaan Sistem Pencegahan dan Penanggulangan KebakaranIntegrated system
Lantai 7 memiliki ruang pantry sebanyak 2c) Ruang pantry
Hazard volume = P × l × t= 5,9 × 2,69 × 4 = 63,5 m³
e) Kebutuhan Co2Konsentrasi CO2 = 50% (Kabel-kabel listrik untuk mesin listrik
kecil < 50,60 m2).
Floading Factor = 1,6 Kg.CO2/m3 (Tabel Floading Factor for
Specific Hazard)
KebutuhanCO2= Hazard VolumeFloading Factor
¿¿
¿63,5 m ³
1,6 Kg . Co 2/m ³
¿39,68 Kg .Co 2
Konsentrasi CO2 = 50% Convertion Factor = 1,6
Total KebutuhanC O2=KebutuhanC O2 .Convertion Factor
¿39,68 Kg .C O2 .1,6
¿63,48 Kg .C O 2
Jumlah Tabung CO2
JumlahTabung CO2=Total KebutuhanC O2
Kapasitas TabungC O2
¿63,48 Kg . C O2
45,5 Kg
¿1,4=2 tabung
CO2 Quantity
C O2 Quantity=KebutuhanVolumeC O2 .30 % Consentration
¿63,48 Kg .C O 2 .0,688
¿43,67 Kg .C O2
Budi Handoyo (6509040047) Page 59 of 66
Perencanaan Sistem Pencegahan dan Penanggulangan KebakaranIntegrated system
Minimal Flow Rate
MFR=C O2Quantity2 menit
¿ C O2Quantity2menit
¿ 43,67 Kg .CO 22menit
¿21,83Kg . C O2
Menit
Dischage Release
MFR= kMFR
¿ 181,45 Kg
21,83Kg .C O2
Menit
¿8,32 menit
Ruang komputer pada lantai 7 memiliki 2 ruang yang ukurannya sama. a) Ruang computer
Pada lantai 7 memiliki ukuran ruang komputer yang sama.Hazard volume = P × l × t
= 12,63 × 5,72 × 4 = 288,97 m³
b) Kebutuhan Co2Konsentrasi CO2 = 50% (Kabel-kabel listrik untuk mesin listrik
kecil < 50,60 m2).
Floading Factor = 1,6 Kg.CO2/m3 (Tabel Floading Factor for
Specific Hazard)
KebutuhanCO2= Hazard VolumeFloading Factor
¿¿
¿288,97 m ³
1,6 Kg . Co 2/m ³
Budi Handoyo (6509040047) Page 60 of 66
Perencanaan Sistem Pencegahan dan Penanggulangan KebakaranIntegrated system
¿180,6 Kg .Co 2
Konsentrasi CO2 = 50% Convertion Factor = 1,6
Total KebutuhanC O2=KebutuhanC O2 .Convertion Factor
¿180,6 Kg .C O 2 .1,6
¿288,97 Kg .C O2
Jumlah Tabung CO2
JumlahTabung CO2=Total KebutuhanC O2
Kapasitas TabungC O2
¿288,97 Kg. C O2
45,5 Kg
¿6,35=7 tabung
CO2 Quantity
C O2 Quantity=KebutuhanVolumeC O2 .30 % Consentration
¿288,97 Kg .C O2.0,688
¿198,8 Kg .C O2
Minimal Flow Rate
MFR=C O2Quantity2 menit
¿ C O2Quantity2menit
¿ 198,8 Kg . CO22menit
¿99,4Kg .C O2
Menit
Dischage Release
MFR= kMFR
Budi Handoyo (6509040047) Page 61 of 66
Perencanaan Sistem Pencegahan dan Penanggulangan KebakaranIntegrated system
¿ 181,45 Kg
99,4Kg. C O2
Menit
¿1,82 menit
Penentuan lantai 8Lantai 8 memiliki ruang pantry sebanyak 2
d) Ruang pantry Hazard volume = P × l × t
= 5,9 × 2,69 × 4 = 63,5 m³
c) Kebutuhan Co2Konsentrasi CO2 = 50% (Kabel-kabel listrik untuk mesin listrik
kecil < 50,60 m2).
Floading Factor = 1,6 Kg.CO2/m3 (Tabel Floading Factor for
Specific Hazard)
KebutuhanCO2= Hazard VolumeFloading Factor
¿¿
¿63,5 m ³
1,6 Kg . Co 2/m ³
¿39,68 Kg .Co 2
Konsentrasi CO2 = 50% Convertion Factor = 1,6
Total KebutuhanC O2=KebutuhanC O2 .Convertion Factor
¿39,68 Kg .C O2 .1,6
¿63,48 Kg .C O 2
Jumlah Tabung CO2
JumlahTabung CO2=Total KebutuhanC O2
Kapasitas TabungC O2
¿63,48 Kg . C O2
45,5Kg
¿1,4=2 tabung
Budi Handoyo (6509040047) Page 62 of 66
Perencanaan Sistem Pencegahan dan Penanggulangan KebakaranIntegrated system
CO2 Quantity
C O2 Quantity=KebutuhanVolumeC O2 .30 % Consentration
¿63,48 Kg .C O 2 .0,688
¿43,67 Kg .C O2
Minimal Flow Rate
MFR=C O2Quantity2 menit
¿ C O2Quantity2menit
¿ 43,67 Kg .CO 22menit
¿21,83Kg . C O2
Menit
Dischage Release
MFR= kMFR
¿ 181,45 Kg
21,83Kg .C O2
Menit
¿8,32 menit
Budi Handoyo (6509040047) Page 63 of 66
Perencanaan Sistem Pencegahan dan Penanggulangan KebakaranIntegrated system
BAB VESTIMASI BIAYA
5.1.Perencanaan biaya integrated system
Tabel 5.1. Harga Peralatan dan Pemasangan Sistem Detektor
JENIS BARANGHARGA RUPIAH /
PCS JENIS BARANG
HARGA RUPIAH /
PCS
Annunciator
Panel 5 Zone
Harga...Rp. 4.997.850,-
Annunciator
Panel 10 Zone
Harga...Rp. 5.434.000,-
Annunciator
Panel 15 Zone
Harga...Rp. 5.863.000,-
Annunciator
Panel 20 Zone
Harga...Rp. 6.864.000,-
Budi Handoyo (6509040047) Page 64 of 66
Perencanaan Sistem Pencegahan dan Penanggulangan KebakaranIntegrated system
Annunciator
Panel 25 Zone
Harga...Rp. 7.493.200,-
Annunciator
Panel 30 Zone
Harga...Rp. 8.580.000,-
Annunciator
Panel 40 Zone
Harga...Rp. 12.012.000,-
Annunciator
Panel 50 Zone
Harga...Rp. 13.513.500,-
Master Control
Panel 1 Zone
Harga...Rp. 4.250.000,-
Master Control
Panel 5 Zone
Harga...Rp. 7.959.500,-
Master Control
Panel 10 Zone
Harga...Rp. 8.696.600,-
Master Control
Panel 15 Zone
Harga...Rp. 10.045.750,-
Master Control
Panel 20 Zone
Harga...Rp. 11.840.400,-
Master Control
Panel 25 Zone
Harga...Rp. 13.642.200,-
Master Control
Panel 30 Zone
Harga...Rp. 15.301.000,-
Master Control
Panel 40 Zone
Harga...Rp. 18.733.000,-
Master Control
Panel 50 Zone
Harga...Rp. 25.682.800,-
Rate Of Rise Heat Detector HC - 306
Harga per pcs..............................Rp. 58.650,-
Fixed Temperatur Head Detector HC - 407
Harga per pcs..............................Rp. 64.300,-
Ionization Smoke Detector HC - 202 D
Harga per pcs..............................Rp. 291.700,-
Photo Electric Smoke Harga per
Budi Handoyo (6509040047) Page 65 of 66
Perencanaan Sistem Pencegahan dan Penanggulangan KebakaranIntegrated system
Detectorpcs..............................Rp. 388.950,-
Smoke Detector Independent HC - 208
Harga per pcs..............................Rp. 393.250,-
Gas Detector HC - 54 D Harga per
pcs..............................Rp. 870.000,-
Manual Push Button HC - 2 W
Harga per pcs..............................Rp, 162.200,-
Manual Push Button HC - 1 W
Harga per pcs..............................Rp. 89.800,-
Alarm Bell 6" 24 Volt DC HC - 624 B
Harga per pcs..............................Rp. 193.050,-
Indicating Lamp HC - 300 L Harga per
pcs..............................Rp. 48.750,-
Terminal Box 12 pilar Harga per
pcs..............................Rp. 325.000,-
Terminal Box 24 pilar Harga per
pcs..............................Rp. 455.000,-
Sumber : ([email protected])
Tabel 5.2 Biaya Pemasangan Sistem integrated system disetiap lantai
Budi Handoyo (6509040047) Page 66 of 66