33
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan dunia industri sekarang ini menuntut kemajuan dalam teknologi yang dapat menghasilkan produk dengan jumlah yang banyak dan memiliki tingkat kesalahan yang kecil, dalam hal ini mesin perkakas merupakan elemen yang penting pada system manufaktur. Pembuatan produk tersebut dilakukan dengan menggunakan mesin perkakas konvensional maupun CNC. Mesin perkakas CNC secara luas banyak digunakan untuk membuat produk yang sulit dan memiliki ketelitian yang tinggi. Disamping itu, mesin CNC memiliki kecepatan dalam proses produksinya sehingga mesin ini cocok untuk membuat produk yang bersifat massal. (Subagio. 2012 : 3) Dalam dunia industri proses manufaktur dengan bantuan komputer atau yang lebih dikenal dengan CAD/CAM (Computer Aided Design/Computer Aided Manufacture) juga merupakan cara untuk peningkatan produktivitas dan kualitas. Tapi kebanyakan industri hanya memiliki mesin perkakas CNC dengan fasilitas pemrograman manual (bahasa manual, Kode G), hal ini dikarenakan cara ini lebih murah dibandingkan dengan menggunakan fasilitas pemrograman APT (Automatically Programmed Tools) atau sistem CAD. Akan tetapi pada penggunaan bahasa manual (Kode G) ini seringkali operator menggunakan secara berulang sehingga program yang dibuat tidak effisien.

BAB Iedit (Repaired).docx

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB Iedit (Repaired).docx

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Perkembangan dunia industri sekarang ini menuntut kemajuan dalam teknologi yang

dapat menghasilkan produk dengan jumlah yang banyak dan memiliki tingkat kesalahan

yang kecil, dalam hal ini mesin perkakas merupakan elemen yang penting pada system

manufaktur. Pembuatan produk tersebut dilakukan dengan menggunakan mesin perkakas

konvensional maupun CNC.

Mesin perkakas CNC secara luas banyak digunakan untuk membuat produk yang sulit

dan memiliki ketelitian yang tinggi. Disamping itu, mesin CNC memiliki kecepatan dalam

proses produksinya sehingga mesin ini cocok untuk membuat produk yang bersifat massal.

(Subagio. 2012 : 3)

Dalam dunia industri proses manufaktur dengan bantuan komputer atau yang lebih

dikenal dengan CAD/CAM (Computer Aided Design/Computer Aided Manufacture) juga

merupakan cara untuk peningkatan produktivitas dan kualitas. Tapi kebanyakan industri

hanya memiliki mesin perkakas CNC dengan fasilitas pemrograman manual (bahasa

manual, Kode G), hal ini dikarenakan cara ini lebih murah dibandingkan dengan

menggunakan fasilitas pemrograman APT (Automatically Programmed Tools) atau sistem

CAD. Akan tetapi pada penggunaan bahasa manual (Kode G) ini seringkali operator

menggunakan secara berulang sehingga program yang dibuat tidak effisien.

Oleh karena itu dengan memanfaatkan kode G makro benda kerja yang bentuknya sama

dengan ukuran yang berbeda dapat dibuat tanpa membuat program lagi.

1.2. Rumusan Masalah

Penggunaan sistem CAD/CAM untuk produksi membutuhkan peralatan tambahan

(sistem computer), sedangkan pemrograman dengan menggunakan kode-G manual biasa

dalam suatu pengerjaan produksi atau kompleksitas tinggi yang bentuknya rumit terlalu

sulit dan harus dilakukan secara berulang. Dalam kasus ini dibutuhkan suatu program

makro yang merupakan suatu fasilitas pemrograman CNC yang menjadikan bahasa manual

kode-G mempunyai kemampuan yang menyerupai kemampuan bahasa tingkat tinggi

Page 2: BAB Iedit (Repaired).docx

dengan menuliskan suatu sub-program, sehingga dapat membuat produk yang sama dengan

ukuran yang berbeda hanya dengan mengubah nilai parameter yang ada pada program

makro.

1.3. Batasan Masalah

Dalam penulisan ini hanya dibahas mengenai pembuatan program dengan

memanfaatkan kode-G makro (G65) pada Mesin Freis CNC Mori Seiki NMV series.

1.4. Tujuan Penulisan

Tujuan dari penulisan ini berhubungan dengan permasalahan diatas, adalah:

1. Merancang program makro yang dapat dipanggil secara berulang dalam bentuk sub-

program pada Mesin Freis CNC Mori Seiki NMV Series.

2. Membuat produk yang memiliki kerumitan kontur atau profil yang terlalu sulit bila

menggunakan kombinasi kode-G yang umum.

1.5. Manfaat Penulisan

Manfaat dari penulisan ini, adalah:

1. Bagi Penulis

Menjadi sumber informasi dan pengetahuan baru tentang cara penyusunan pemanfaatan

program kode-G makro pada Mesin Freis CNC Mori Seiki NMV Series.

2. Mahasiswa Teknik Mesin

Sebagai masukan dan edukasi dalam memahami pemanfaatan program kode-G makro

pada Mesin CNC.

3. Industri/perusahaan yang menggunakan mesin CNC

Sebagai masukan pada industri yang menggunakan mesin CNC dalam menghasilkan

produk yang rumit bisa dengan pemanfaatan kode-G makro, sehingga industri dapat

meningkatkan hasil produksinya.

Page 3: BAB Iedit (Repaired).docx

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Mesin Perkakas CNC

Mesin perkakas merupakan mesin yang digunakan untuk membuat suatu komponen

atau produk dimana pada perkembangan teknologi, meisn perkakas ini mengalami dari yang

sederhana sampai dengan menggunakan komputer. Mesin perkakas dapat dikelompokkan

menjadi tiga, yaitu :

1. Mesin perkakas konvensional, seperti mesin bubut, mesin gurdi, mesin freis dan mesin

serkrap.

2. Mesin perkakas non konvensional, seperti chemical machining, dan Ultrasonic

machining.

3. Mesin perkakas CNC, mesin ini merupakan mesin perkakas konvensional dilengkapi

dengan komputer sebagai pengontrol pemesinan.

Mesin perkakas CNC memerlukan perangkat lunak (program) didalam

pengoperasiannya misalnya sistem pengoperasian (Operating System) serta program-

program kelengkapannya (Ultility Programs) bagi komputer pengontrolnya.

Program-program CNC dibuat oleh pembuat sistem kontrol serta pembuat mesin pada

sistem kontrol (Computer Controller) digabungkan dengan mesin perkakas sehingga

disebut CNC (Computer Numeric Control). Penggunaan mesin perkakas CNC secara

langsung dan tidak langsung memanfaatkan program tersebut dalam rangka pembuatan

program khusus untuk pengoperasian mesin bagi pemrosesan benda kerja. Pembuatan

program-program dilakukan dengan memasukan angka-angka dimensi benda kerja dan

kode-kode yang telah ditentukan untuk menentukan jenis pergerakan pisau freis ataupun

jenis-jenis pengoperasian yang lain.

Akan tetapi setiap mesin perkakas CNC mempunyai ciri tersendiri sesuai dengan jenis

mesin, tipe mesin maupun pabrik pembuatannya. Dengan kata lain, suatu program yang

dituliskan bagi suatu mesin belum tentu bisa dimengerti sepenuhnya oleh mesin lain kecuali

dengan satu atau beberapa perubahan dan penyesuaian kode.

Page 4: BAB Iedit (Repaired).docx

2.1.1. Sistem Koordinat Mesin

Sumbu Mesin CNC memagang peranan penting karena menentukan gerakan pahat

terhadap benda kerja. Untuk mempermudah pembuatan program CNC, ISO (International

Standard Organization) telah mengeluarkan standar untuk sumbu mesin yaitu gerakan Z

orientasinya bersamaan dengan gerak putar spindel, sumbu X dengan arah gerak

horizontal, kemudian sumbu Y yang mengikuti kaidah tangan kanan sehingga membentuk

system sumbuh XYZ untuk menyatakna gerakan translasi pahat. (Subagio. 2012 : 57)

Gambar 2.1 Sistem koordinat pada mesin (Subagio. 2012 : 57)

Gambar 2.2 Gerakan sumbu pada mesin freis CNC Mori Seiki NMV Series (Mori Seiki NMV Series Programming Manual. 2011 : 35)

Page 5: BAB Iedit (Repaired).docx

Tabel 2.1. Gerakan sumbu pada mesin freis CNC Mori Seiki NMV Series (Mori Seiki

NMV Series Programming Manual. 2011 : 35)

Sumbu Unit Gerakan Sumbu Aktual Gerakan Sumbu Dalam Program

X Spindel Arah (+)

Ke kanan, dilihat dari

depan mesin.

Arah yang sama pada gerak sumbu

aktual

Y Spindel Arah (+)

Menjauhi operator, dilihat

dari depan mesin.

Arah yang sama pada gerak sumbu

aktual

Z Spindel Arah (+)

Ke atas, dilihat dari depan

mesin.

Arah yang sama pada gerak sumbu

aktual

A Meja Arah (+)

Meja ke berputar ke kiri,

dilihat dari atas mesin

Arah (+)

Meja ke berputar ke kenan, dilihat

dari atas mesin

B Meja Arah (+)

Berputar searah jarum

jam, dilihat dari atas mesin

Arah (+)

Berputar berlawanan jarum jam,

dilihatdari atas mesin

2.2. Struktur Program Pada Mesin CNC

Struktur program pada mesin CNC sangat penting diketahui oleh setiap pengguna atau

operator mesin CNC karena bermanfaat agar tidak terjadi kesalahan dalam pembuatan

program. Terdapat 4 dasar istilah yang digunakan mesin CNC untuk menyusun sebuah

struktur program pada mesin CNC. Istilah tersebut adalah: (1) Karakter, (2) Word, (3)

Block, (4) Program. (Smid , 2000 : 41)

2.2.1. Karakter (Character)

Karater adalah bagian terkecil dalam sebuah program CNC. Didalam karakter terdapat

tiga bagian yaitu :

Page 6: BAB Iedit (Repaired).docx

1. Digit

Digits merupakan urutan angka 0-9 yang digunakan pada mesin CNC untuk penulisan

nomor. Digits bias digunakan dalam dua mode yaitu pertama untuk penulisan nomor

dengan menggunakan decimal yang kedua tidak menggunakan decimal. Nilai pada

nomor bias positif dan negatif.

2. Alamat (Address)

Semua dari dua puluh enam huruf pada alphabet adalah untuk digunakan dalam sebuah

pemrograman CNC, yang memiliki arti dan fungsi yang berbeda antar setiap huruf.

3. Symbols

Simbol digunakan pada pemrograman CNC untuk penambahan dalam penulisan

sepuluh digit angka dan semua huruf. Simbol yang biasa digunakan adalah desimal,

plus minus, persen dan lain lain.

2.2.2. Kata (word)

Word adalah suatu program yang disusun oleh dua bagian utama yaitu alpha-

numerical. Word digunakan untuk menggambarkan informasi yang penting seperti gerakan

mesin dan ukuran-ukuran demensi pada program.

2.2.3. Blok (block)

Block adalah suatu baris yang lengkap dari suatu informasi yang dapat dijalankan oleh

sumbu mesin perkakasi CNC. Baris yang lengkap terdiri dari satu word atau susunan word.

Blok-blok bias terbentuk panjang ukuranya sehingga pembuatan program hanya perlu

memasukkan word ke dalam satu blok yang diperlukan untuk memasukkan word yang

diperlukan dan dijalankan oleh suatu keterangan dari fungsi mesin.

2.2.4. Program

Program merupakan rangkain blok yang saling berkesinambungan yang

menggambarkan secara detail gerakan dari mesin perkakas CNC ke dalam proses pergerakn

benda kerja. Gambar di bawah adalah struktur dasar dari program CNC

Page 7: BAB Iedit (Repaired).docx

Karakter6 F . +

Words F275.0 G01 N5

BlockN5 G01 Y-6 F275

Gambar 2.3. Struktur dasar dari program CNC (Smid. 2000 : 42)

2.3. Pemrograman Bahasa Manual

Bahasa pemrograman dengan kode yang merupakan kombinasi huruf abjad dan angka.

Bahasa pemrograman mesin perkakas CNC telah distandarkan ISO (International Standard

Organization). Jenis kode-kode huruf (address) yang telah distandarkan (ISO 1056 atau

EIA RS 274 A/B) dapat dilihat pada tabel 2.2.

Tabel 2.2. Kode huruf (Address) menurut standar EIA (Electronic Industries Association,

USA) RS 274 B. Rochim (1993) dalam Yanis (2011 : 16)

ABCD

E

FGHI

J

K

L

Angular dimension around X axisAngular dimension around Y axisAngular dimension around Z axisAngular dimension around special axis or third feed functionAngular dimension around special axis or second feed functionFeed functionPreparatory functionUnassignedDistance to arc center or thread lead parallel to XDistance to arc center or thread lead parallel to YDistance to arc center or thread lead parallel to ZDo not use

OP

Q

R

STU

V

W

XY

Reference rewind stopThird rapid traverse dimension or tertiary motion dimension parallel to XThird rapid traverse dimension or tertiary motion dimension parallel to YThird rapid traverse dimension or tertiary motion dimension parallel to ZSpindle speed functionTool functionSecondary motion dimension parallel to XSecondary motion dimension parallel to YSecondary motion dimension parallel to ZPrimary X motion dimensionPrimary Y motion dimension

Page 8: BAB Iedit (Repaired).docx

MN

Miscellaneous functionSequence number

Z Primary Z motion dimension

Word yang dibentuk dari kode huruf sebagaimana diperlihatkan pada tabel 2.1 pada

umumnya memiliki arti turunan yang bervariasi kecuali kode huruf G (Preparatory

Function) dan M (Miscellaneous Function). Kode G dan M ini yang digunakan untuk

melakukan pergerakan pahat dan pengoperasian mesin. Tabel 2.3 dan 2.4 memperlihatkan

kode G dan M menurut standar ISO. Setiap kode-kode G maupun M dapat berbeda antara

satu mesin perkakas CNC ke mesin Perkakas CNC lainnya. Pada tabel 2.5 dan 2.6

meperlihatkan jenis kode G dan M pada mesin freis CNC Mori Seiki NMV5000 DCG.

Tabel 2.3. Kode G menurut standar EIA (Electronic Industries Association,USA) RS 274 B

Rochim (1993) dalam Yanis (2011 : 17)

Code Function Code Function

G00G01

G02G03

G04G05G06-G07G08G09G10

G11

G12G13-G16G17G18G19G20

G21

Point to point positioningLinear interpolation (normal dimension)Circular interpolation arc CWCircular interpolation arc CCWDwellHoldUnassignedAccelerationDecelerationLinear interpolation (long dimension)Linear interpolation (short dimension)UnassignedAxis selectionXY plane selectionZX plane selectionYZ plane selectionCircular interpolation arc CW (long dimension)Circular interpolation arc CW

G42

G43G44G53G54-G59G60G61

G62

G63G64

G70G73

G74

G75

G80G81-G89

Cutter competition of cutter tool radius-rightCutter competition PositiveCutter competition negativeDelection of zero point shiftZero point shiftTarget value tolerance 1Target value tolerance 2 or loop cycleRapid positioning rapid traverse onlyFull speed as in thread cuttingChange in feed rate and/or rev perminuteTravel initial position in Z axisSingle axis travel at programmed feed trateTravel to reference point 1st and

2nd axesTravel to reference point 3rd and

4th axesFixed cycle cancelFixed drilling and boring cycles

Page 9: BAB Iedit (Repaired).docx

G30

G31

G32G33G34G35G40G41

(short dimension)Circular interpolation arc CW (long dimension)Circular interpolation arc CW (short dimension)UnassignedThread cutting, constant leadThread cutting, decreasing leadThread cutting, decreasing leadCutter competition cancelCutter competition of cutter tool radius-left

G90G91G92

G94G95

Reference dimension inputRelative dimension input Programmed reference point shiftFeed rate (in mm per minute)Feed rate (in mm per minute)

Tabel 2.4. Kode M menurut standar EIA (Electronic Industries Association,USA) RS 274B.

Rochim (1993) dalam Yanis (2011 : 17)

Code Function Code Function

M00M01M02M03M04M05M06M07M08M09M10M11M12M13M14M15

Program stopOptional (planed) stopEnd program Spindle CWSpindle CCWSpindle offTool changeCoolant No. 2 ONCoolant No. 1 ONCoolant offClampUnclampUnassignedSpindle CW and Coolant ONSpindle CCW and Coolant ONMotion +

M16M17-M18M19M20-M29M30M31M32-M35M36-M39M40-M45

M50M51M60M68M69M70-M99

Motion –Unassigned Oriented spindle stopPermanently unassignedEnd of rateInterlock bypassConstant cutting speedUnassignedGear changes if used: otherwise unassignedCoolant 3 onCoolant 4 onWorkpiece changeClamp workpieceUnclamp workpieceUnassigned

Page 10: BAB Iedit (Repaired).docx

Tabel 2.5. Kode G pada mesin freis CNC Mori Seiki NMV Series. (Mori Seiki

NMV Series Programming Manual. 2011 : 42)

G-Code Function

G00G01G02

G02.2G02.3G03

G03.2G03.3G04G05

G05.1

G06.2G07G07.1(G107)G08G09G10G11G12.1G13.1G15G16G17G18G19G20G21G22G23G27G28G29

PositioningLinear interpolationCircular interpolation/helical interpolation/spiral interpolation/conical interpolation, CWInvolute interpolation, CW (clockwise)Exponential interpolation,CW (clockwise)Circular interpolation/helical interpolation/spiral interpolation/conical interpolation, CCW)Involute interpolation, CCW (counterclockwise)Exponential interpolation, CCW (counterclockwise)Dwell/Exact stopAI contour control II high-speed processing (number of blocks read ahead: 1000) (high-precision contour control compatibility command)AI contour control II high-speed processing (number of blocks read ahead: 1000) / Nano smoothing/Smooth interpolationNURBS interpolationHypothetical axis interpolationCylindrical interpolation/Cutting point offset for cylindrical interpolationAI contour control (look-ahead control compatibility command)Exact stopData settingTool retraction dataPolar coordinate interpolation modePolar coordinate interpolation mode cancelPolar coordinate command cancelPolar coordinate commandXY plane selectionZX plane selectionYZ plane selectionData input in inch system Data input in metric systemStored stroke check function ONStored stroke check function OFFZero return checkAutomatic zero returnReturn from zero point

Page 11: BAB Iedit (Repaired).docx

G30G30.1G31G33G34G35G36G40G41G42G42.2G42.3G41.4

G41.5

G41.6G42.2G42.4

G42.5

G42.6G40.1 G150)G40.1 G151)G40.1 G152)G43G43.1G43.4G43.5G43.7G43.8G43.9G44G45G46G47G48G49G50

Second/third, fourth zero returnFloating reference point returnSkip functionThread cutting/synchronizes feedVariable lead threadingCircular threading CWCircular threading CCWTool radius offset cancel/Tool nose radius offset cancelTool radius offset, left/Tool nose radius offset, leftTool radius offset, right/Tool nose radius offset, rightCutter compensation for 5-axis machining left (type 1)Cutter compensation for 5-axis machining (leading edge offset)Cutter compensation for 5-axis machining left (type 1) (MSX-5** compatible command)Cutter compensation for 5-axis machining left (type 1) (MSX-5** compatible command)Cutter compensation for 5-axis machining left (type 2) Cutter compensation for 5-axis machining left (type 1)Cutter compensation for 5-axis machining right (type 1) (MSX-5** compatible command)Cutter compensation for 5-axis machining right (type 1) (MSX-5** compatible command)Cutter compensation for 5-axis machining right (type 2)Normal direction control cancel modeNormal direction control ON (left side)Normal direction control ON (right side)Tool length offset, +Tool length compensation in tool axis directionTool center point control (type 1)/Smooth velocity controlTool center point control (type 2)Tool length offset for turningCutting point control (type 1)Cutting point control (type 2)Tool length offset, −Tool position offset, increaseTool position offset, decreaseTool position offset, double-increaseTool position offset, double-decreaseTool length offset cancel/Tool center point control cancelScaling cancel/Programmable mirror image cancel (negative magnification)

Page 12: BAB Iedit (Repaired).docx

G51G50.1G51.1G50.2G51.2G52G53G53.1

G54G54.1G54.2G54.4G55G56G57G58G59G60G61G62G63G64G65G66G66.1G67G68G68.2G69G72.1G73G74G76G80G81G81.1G82G83G84G84.2

Scaling/Programmable mirror image (negative magnification)Programmable mirror image cancelProgrammable mirror imagePolygon cutting cancelPolygon cuttingLocal coordinate system settingMachine coordinate system selectionTool axis direction controlWork coordinate system 1 selection/Additional work coordinate system selectionAdditional work coordinate system selectionRotary table dynamic fixture off-set functionWork setting error offsetWork coordinate system 2 selectionWork coordinate system 3 selectionWork coordinate system 4 selectionWork coordinate system 5 selectionWork coordinate system 6 selectionUni-directional approachExact stop modeAutomatic corner override modeTapping modeCutting mode (exact stop check mode)Macro callMacro modal call (call after execution of axis movement commands)Macro modal call (call in each block)Macro modal call cancelCoordinate rotation/3D coordinate conversionTilted working plane command (euler angle)Coordinate rotation cancel/3D coordinate conversion cancelCopy-rotationCopy-shiftHigh-speed deep hole drilling cycleReverse tapping cycleChopping mode OFF/Hole machining canned cycle cancelSpot drilling cycleChoppingCounter boring cycleDeep hole drilling cycleTapping cycleSynchronized tapping cycle (F15 format)

Page 13: BAB Iedit (Repaired).docx

G84.3G85G86G87G88G89G90G91G92G92.1G93G94G95G96G97G98G99G107G313G332G355G382

Reverse synchronized tapping cycle (F15 format)Boring cycleBoring cycleBack boring cycleBoring cycleBoring cycleAbsolute commandIncremental commandWork coordinate system change/Maximum turning spindle speed settingWork coordinate system presetInverse time feedFeed per minute modeFeed per revolution modeConstant surface speed controlControlling turning spindle at constant speedInitial point return (hole machining canned cycle)Point R return (hole machining canned cycle)Cylindrical interpolationCalling the load monitor macro programRotation axes measurementTilted working plane command (roll-pitch-yaw)

Tabel 2.6 Kode M pada mesin freis CNC Mori Seiki NMV Series (Mori Seiki

NMV Series Programming Manual. 2011 : 127)

M-Code Function

M00M01M02M03M04M05M06M08M09M10M11M19M20

Program stopOptional stopProgram endSpindle start(normal)Spindle start(reverse)Spindle stopTool changeCoolant discharge ONOil shot OFF Coolant discharge OFFC-axis clampC-axis unclampSpindle orientationAutomatic power shut off

Page 14: BAB Iedit (Repaired).docx

M21M22M23M24M25M26M27M28M29M30M31M32M33M44M45M46M47M48M49M50M52M53M55M58M59M60M61M66M68M69M70M72M73M74M75M76M77M80M81M82M83

External outputExternal outputExternal outputExternal outputExternal outputExternal outputExternal outputExternal outputSynchronized tapping modeProgram end and rewindAxis interlock bypass ONAxis interlock bypass OFFTool returnTable-mount sensor UPTable-mount sensor DOWNSensor selection signal ONSensor selection signal OFFOverride cancel OFFOverride cancel ONOil-hole drill coolant ONAir blow ONSensor air blow ONOil mist ONSensor air blow OFFAir blow OFFAPC start commandAPC start commandTool skip ONB-axis clampB-axis unclampWork counter/total counterChip removal coolant ONY-axis mirror image OFFY-axis mirror image ONX-axis mirror image OFFX-axis mirror image ONExternal outputShower coolant ONShower coolant OFFAutomatic door openAutomatic door close

Page 15: BAB Iedit (Repaired).docx

M84M85

M86M88M89M90M91M95M96M97M98M99M119M120M121M122M123M124M125M126M127M128M129M144M145M165M166M167M180M181M182M183M192M193M198M200M201M203M204M205

Load monitor (teaching, monitoring) mode ONLoad monitor (teaching, monitoring) mode OFF Adaptive control mode OFFAdaptive control mode ONThrough-spindle coolant ONThrough-spindle coolant OFFTool-spindle/ turning spindle simultaneous operation mode ONTool-spindle/ turning spindle simultaneous operation mode OFFChip removal coolant OFFMacro interrupt modeMacro interrupt mode cancelSub-program call in NC memorySub-program end Repeat programSpindle (second) orientationExternal outputExternal outputExternal outputExternal outputExternal outputExternal outputExternal outputExternal outputExternal outputExternal outputOptical sensor power ONOptical sensor power OFFOil-hole air blow ONCs contouring control modeCs contouring control mode cancelMist collector ONMist collector OFFAuxiliary output 2 ONAuxiliary output 2 OFFATC preparation mode ONATC preparation mode OFFSubprogram call in external I/O deviceChip conveyor start (forward direction)Chip conveyor stopTurning spindle start (normal)Turning spindle start (reverse)Turning spindle stop

Page 16: BAB Iedit (Repaired).docx

M216M226M227M229M230M252M253M258M259M270M271M272M273M274M275M276M277M302M303M304M305M306M510M511M512M513M514M515M516M517M608M609M1003M1004M1005M1010M1011M1019M1044M1045M1046

Lubrication cycle start for break-in operationSemi dry ONSemi dry OFFID reader forwardID reader returnThrough-spindle air blow ONThrough-spindle air blow OFFAutomatic opening/closing protector openAutomatic opening/closing protector closeCoolant discharge pressure level 0Coolant discharge pressure level 1Coolant discharge pressure level 2Coolant discharge pressure level 3Coolant discharge pressure level 4Coolant discharge pressure level 5Coolant discharge pressure level 6Coolant discharge pressure level 7Tool life count override setTurning mode OFF (C-axis indexing mode ON)Turning mode ONEnd face coolant ONEnd face coolant OFFFixture 1 clampFixture 1 unclampFixture 2 clampFixture 2 unclampFixture 3 clampFixture 3 unclampFixture 4 clampFixture 4 unclamp3D interference checking function ON3D interference checking function OFFSpindle start (normal)Spindle start (reverse)Spindle stopC-axis clampC-axis unclampSpindle orientationSensor downSensor upSensor selection signal ON

Page 17: BAB Iedit (Repaired).docx

M1047M1068M1069M1082M2000-2020

Sensor selection signal OFFB-axis clampB-axis unclampAutomatic door openMulti counter display function

2.4. Fungsi G-Kode

Kode G mempunyai peran penting sebagai fungsi persiapan perlaksanaan proses

(Preparatory Function) maka bahasa ini sering dinamakan kode-G (Smid , 2000 : 47).

Sebagai contoh adalah G00 berfungsi sebagai penempatan posisi pahat dari start point ke

end point dan kode-G lainnya yang berfungsi sebagi persiapan perlaksanaan proses.

2.4.1. Penempatan Posisi Pahat

Untuk melakukan proses pergerakan pahat perlu diketahui jarak gerakan yang

dinyatakan oleh dimension word (X, Y, dan Z), kemudian untuk melakukakn gerakan

diperlukan juga fungsi persiapan (kode-G) dan fungsi perlengkapan (kode-M).

Gerakan pada umumnya dimulai dari start point menuju end point dengan

menggunakan modus gerakannya misalnya G00 ataupun G01 tergantung proses yang akan

dijalankan.

2.4.1.1. Modus Absolute (G90)

Pada sistem ini titik awal penempatan alat potong yang digunakan sebagai acuan adalah

menetapkan titik referensi yang berlakau tetap selama proses operasi mesin berlangsung.

(Subagio. 2012 :5)

2.4.1.2. Modus Incremental (G91)

Pada sistem ini titik awal penempatan yang digunakan sebagai acuan adalah selalu

berpindah sesuai titik actual yang dinyatakan terakhir. Setiap kali suatu gerakan pada proses

pengerjaan benda kerja terakhir, maka titik akhir dari gerakna alat potong itu dianggap

sebagai titik awal gerakan alat potong pada tahap berikutnya. (Subagio. 2012 :5)

Page 18: BAB Iedit (Repaired).docx

200 End point: (absolute 50,200) dan (incremental -100,100)

100 Start point: (absolute 150,100) Dan (incremental 150,100)

0 50 150

Gambar 2.4. Koordinat Absolute dan Incremental (Subagio. 2012 : 33)

2.4.1.3. Penempatan Pahat Gerak Cepat (G00)

Perintah G00 digunakan untuk menempatkan posisi pahat dari start point menuju end

point secara cepat. Kode ini digunakan untuk menggerakan pahat menuju koordinat yang

akan dilakukan sedara cepat tanpa melakukan pemakanan.

Y

Penulisan program G00 X150 Y 100

100 End Point

40

Start Point

0 50 150 X

Gambar 2.5. Lintasan G00 (Subagio. 2012 : 34)

2.4.2. Gerak Pemakanan

Gerak pemakanan merupakan perintah yang dipilih pemrogram untuk melakukan

proses pemakanan benda kerja, seperti halnya perintah G00 gerakan pemakanan harus

memerlukan informasi posisi pahat dari start point menuju end point. Gerakan pemakanan

harus diikuti dengan kecepatan langkah proses pemotongan yang biasanya dilambangkan

dengan huruf F atau feeding.

Page 19: BAB Iedit (Repaired).docx

2.4.2.1.Interpolasi Liner (G01)

Perintah G01 digunakan untuk gerak pemakanan yang mengikuti lintasa lurus. Pahat

yang digerkan dari start point menuju end point.

Y

Penulisan program G01 X150 Y 100

100 End Point

40

Start Point

0 50 150 X

Gambar 2.6. Lintasan G01 (Subagio. 2012 : 35)

2.4.2.2. Interpolasi Sirkuler (G02 dan G03)

Perintah G02 dan G03 digunakan untuk gerak pemakanan yang berbentuk lingkaran

baik setengah lingkaran maupun satu lingkaran penuh. G02 untuk arah melingkar searah

jarum jam atau CW dan G03 untuk arah melingkar berlawanan arah jarum jam atau CCW

G03 0.0 0.0 G02

R50

Gambar 2.7. Lintasan G02 dan G03 (Subagio. 2012 : 71)

Penulisan program untuk lintasan pahat dalam satu lingkaran penuh adalah sebagai

berikut :

Program G02 Program G03

G00 X-55 Y0 G00 X55 Y0

G02 X 55 Y0 R55 F100 G03 X-55 Y0 R55 F100

G02 X-55 Y0 R55 F100 G03 X55 Y0 R55 F100

Page 20: BAB Iedit (Repaired).docx

2.4.2.3. Pengeboran (Drilling)

Proses pengeboran adalah proses pembuatan lubang, tetapi dalm proses pemesinan ada

beberapa perintah yang fungsinya sama untuk membuat lubang tetapi prosesnya berbeda.

Proses tersebut adalah proses peluas lubang (reamering), tapping cycle, boringcycle, dan

lain lain. Proses pengeboran dengan menggunakan kode G80 sampai G99 dapat dilihat

dilampiran.

Tabel 2.7. Drilling cycle (Subagio. 2012 : 86)

No Kode Fungsi

1 G80 Cycle Cancel

2 G81 Spot Drilling

3 G82 Counter Drilling

4 G83 Peck Drilling Cycle

5 G84 Tapping Cycle

6 G85 Reamering (Boring Cycle)

7 G86 Boring Cycle

8 G87 Back Boring Cycle

9 G88 Boring Cycle

10 G89 Boring Cycle

11 G98 Return to Initial Point Level

12 G99 Return to R Point Level

Format pengeboran :

G90 G00 X….. Y…..

G98 G81 Z...... R….. F…… atau G99 G81 Z…. R….. F…..

G98 G83 Z….. R…..Q….. F…… atau G99 G83 Z….. R….. Q……F…..

Keterangan:

1. G98 dan G99 adalah pengembalian mata bor

2. G98 adalah pengembalian mata bor ke titik awal mata bor

3. G99 adalah pengembalian mata bor ke titik R

4. Q adalah jumlah proses pengulangan untuk setiap lubang

Page 21: BAB Iedit (Repaired).docx

Mata bor

G0 X Y

Rapid

Point R

Feed (F)

Point Z0

Benda Kerja

Gambar 2.7. Operasi Pengeboran (Subagio. 2012 : 87)

2.5. Program Utama (Main Program) dan Sub-Program

Dalam pemrograman CNC ada dua bentuk program yaitu program utama (main

program) dan subprogram (subprogram). Sub-program adalah program yang dipanggil dari

program utama untuk melakukan proses kerjanya. Pembuatan dengan menggunakan

fasilitas subprogram akan efektif karena dalam hal ini program dapat dipersingkat.

(Subagio. 2012 : 40).

Sebuah sub-program dapat dipanggil dari subprogram yang lain. Ketika program utama memanggil suatu sub-program ini dianggap sebagai satu puataran pemanggilan subprogram.

Program Utama Sub-program Sub-program

Gambar 2.8. Perputaran pemanggilan sub-program (Subagio. 2012 : 40)

Page 22: BAB Iedit (Repaired).docx

Sub-program harus diberi nomor serupa dengan nomor pemanggilan pada program

utama. Sub-program dapat berisikan beberapa program blok program CNC dan diakhiri

dengan blok yang mengandung Kode M99.

Dengan kode M99 ini pointer dikembalikan ke blok pertama yang melakukan

pengulangan atau ke program yang memanggilnya (program utama) pada blok dibawah

blok pemanggilan.

2.6. Program Makro Pada Mesin CNC Mori Seiki NMV Series (Fanuc 31i Series)

Program makro merupakan suatu fasilitas pemrograman CNC yang menjadikan bahasa

kode-G mempunyai kemampuan unutk memanipulasikan data (parameter) dan dapat

menjalankan proses aritmatika. Program makro dapat digabungkan dengan bahasa manual

kode-G yang lainnya dengan menuliskan kedalam suatu sub-program. Berikur adalah cara

pemanggilan sub-program makro

Program Utama Sub-Program

O0001 O9010 . #1 = #18/2

. G01 G42 X#1 Y#1 F300

G65 P9010 R50.0 L2; 02 X#1 Y#1 R#1

. .

.

M30; M99 ;

Gambar 2.9. Cara pemanggilan sub-program makro (Fanuc 31i Series User’s Manual : 437)

Sub-program makro memiliki perbedaan dengan sub-program biasa (M98) antara lain :

1. Sub-program makro dapat memasukkan sejumlah pernyataan (pemrogram dapat

memanipulasi data dengan menggunakan sejumlah variabel sehingga dapat membuat

proses aritmatika), sedangkan sub-program biasa (M98) tidak bisa.

2. Pada sub-program makro dapat mengubah tingkatan level pada variabel local, sedangkan

pada su-program biasa (M98) tidak bisa.

Page 23: BAB Iedit (Repaired).docx

3. Dengan sub-program makro data bisa ditentukan sedangkan sub-program biasa tidak

bisa.

2.6.1. Variabel Makro

Variabel makro merupakan media untuk menyimpan harag atau parameter pada suatu

lokasi memori yang spesifik. Dengan program makro nilai numeric bisa ditentukan secara

langsung menggunakan variabel angka, ketika variabel digunakan nilai variabel bisa diubah

oleh program. Penjelasan mengenai penulisan variabel makro (Fanuc 31i Series User’s

Manual : 438) :

1. Ketika menentukan sebuah variabel, tanda (#) harus diikuti oleh kode angka. Misalnya :

#5, #109, #1005.

2. Sebuah variabel bisa direpresentasikan sebagai berikut menggunakan <ekspresi> yang

menjelaskan tentang operasi aritmatika dan operasi logika. Misalnya : #[#100], #[#1001-

1], #[#6/2].

2.6.2. Tipe Variabel Makro

Variabel bisa dikelompokan menjadi 3 jenis yaitu variabel local, variabel umum, dan

variabel system. Diantara variabel-variabel itu memiliki kegunaan dan karakter sendiri

makro (Fanuc 31i Series User’s Manual : 438)

2.6.2.1. Variabel Lokal (Local Variable #1-#33)

Variabel lokal pada suatu sub-program makro yang berarti bahwa variabel lokal tidak

bisa diakses oleh sub-program lainnya. Terdapat pernyataan spesifikasi yang digunakan

dalam variabel lokal.

1. Pernyataan 1

Suatu pernyataan dapat dilakukan untuk semua address kecuali untuk address G, L, N, O

dan P. penulisan address pada suatu blok tidak harus menurut abjad, kecuali khusus address

I, J, dan K, penempatannya harus sesuai dengan urutan abjad.

Page 24: BAB Iedit (Repaired).docx

Tabel 2.8. Variabel Lokak Pernyataan I (Fanuc 31i Series User’s Manual : 521)

Address Variabel

Makro

Address Variabel

Makro

Address Variabel

Makro

A

B

C

D

E

F

H

#1

#2

#3

#7

#8

#9

#11

I

J

K

M

Q

R

S

#4

#5

#6

#13

#17

#18

#19

T

U

V

W

X

Y

Z

#20

#21

#22

#23

#24

#25

#26

2. Pernyataan II

Dalam sejumlah penulisan variabel yang berhubungan dengan address kode huruf

(khusus I, J, K) dapat ditulis berulang dalam satu blok (maksimum 10 kali). Dalam

pernyataan II ini menggunaka juga kode huruf A, B, dan C.

Tabel 2.9. Variabel Lokak Pernyataan II (Fanuc 31i Series User’s Manual : 521)

Address Variabel

Makro

Address Variabel

Makro

Address Variabel

Makro

A

B

C

I1

J1

K1

I2

J2

K2

I3

J3

#1

#2

#3

#4

#5

#6

#7

#8

#9

#10

#11

K3

I4

J4

K4

I5

J5

K5

I6

J6

K6

I7

#12

#13

#14

#15

#16

#17

#18

#19

#20

#21

#22

J7

K7

I8

J8

K8

I9

J9

K9

I10

J10

K10

#23

#24

#25

#26

#27

#28

#29

#30

#31

#32

#33

Page 25: BAB Iedit (Repaired).docx

2.6.2.2. Variabel Umum (Command Variable #100-#199, #500-#999)

Variabel umum serupa dengan variabel lokal akan tetapi variabel umum dapat diakses

oleh sub program lainnya. Setelah didefinisikan (secara langsung ataupun lewat ekpresi

aritmatika) maka lokasi dimemorikan mesin perkakas CNC akan menjadi tetap dan dijaga

walaupun sub-program makro yang didefinisikannya telah berakhir.