Laporan Pendahuluan Defisit Perawatan Diri

Embed Size (px)

DESCRIPTION

bvn nx

Citation preview

  • LAPORAN PENDAHULUAN

    DEFISIT PERAWATAN DIRI

    1.1; Diagnosa KeperawatanDefisit Perawatan Diri

    1.2; Tinjauan Teori1.2.1; Pengertian

    Perawatan diri adalah salah satu kemampuan dasar manusia dalam

    memenuhi kebutuhannya guna memepertahankan kehidupannya,

    kesehatan dan kesejahteraan sesuai dengan kondisi kesehatannya, klien

    dinyatakan terganggu keperawatan dirinya jika tidak dapat melakukan

    perawatan diri ( Depkes 2000).Defisit perawatan diri adalah gangguan kemampuan untuk

    melakukan aktifitas perawatan diri (mandi, berhias, makan, toileting)

    (Nurjannah, 2004).Menurut Poter. Perry (2005), Personal hygiene adalah suatu

    tindakan untuk memelihara kebersihan dan kesehatan seseorang untuk

    kesejahteraan fisik dan psikis, kurang perawatan diri adalah kondisi

    dimana seseorang tidak mampu melakukan perawatan kebersihan untuk

    dirinya ( Tarwoto dan Wartonah 2000).1.2.2; Rentang Respon

    Respon adaptif Respon mal adaptif

    Pola Perawatan Diri Kadang Perawatan Diri Tidak Melakukan saat Seimbang Kadang tidak melakukan stress

    1.2.3; Perilaku yang berhubungan dengan diagnosis1; Gangguan kebersihan diri, ditandai dengan rambut kotor, gigi kotor,

    kulit berdaki dan bau, serta kuku panjang dan kotor

  • 2; Ketidakmampuan berhias/berpakaian, ditandai dengan rambut acak-

    acakan, pakain kotor dan tidak rapi, pakaian tidak sesuai, pada pasien

    laki-laki bercukur, pada pasien perempuan tidak berdandan.

    3; Ketidakmampuan makan secara mandiri, ditandai oleh

    ketidakmampuan mengambil makan sendiri, makan berceceran, dan

    makana tidak pada tempatnya

    4; Ketidakmampuan eliminasi secara mandiri, ditandai dengan buang air

    besar atau buang air kecil tidak pada tempatnya, dan tidak

    membersihakan diri dengan baik setelah BAB/BAK

    1.2.4; Faktor predisposisi dan faktor prespitasi

    1; Faktor Predisposisi

    1; Perkembangan

    Keluarga terlalu melindungi dan memanjakan klien

    sehingga perkembangan inisiatif terganggu

    2; Biologis

    Penyakit kronis yang menyebabkan klien tidak mampu

    melakukan perawatan diri

    3; Kemampuan realitas turun

    Klien dengan gangguan jiwadengan kemampuan realitas

    yang kurang menyebabkan ketidakpedulian dirinya danlingkungan

    termasuk perawatan diri

    4; Sosial

    Kurang dukungan dan latihan kemampuanperawatan diri

    lingkungannya. Situasilingkungan mempengaruhi latihan

    kemampuan dalam perawatan diri

    2; Faktor Predispitasi

    1; Merupakan factor presiptasi deficit perawatan diri adalah kurang

    penurunan motivasi, kerusakan kognisi atau perceptual, cemas,

  • lelah, lemas yang dialami individu sehingga menyebabkan individu

    kurang mampu melakukan perawatan diri.

    Menurut Depkes (2000:59) factor- factor yang mempengaruhi

    personal hygienea adalah:

    a; Body image

    Gambaran individu terhadap dirinya sangat

    mempengaruhi kebersihan diri misalnya: dengan adanya

    perubahan fisik sehingga individu tidak peduli kebersihan.

    b; Praktik sosial

    Pada anak-anak selalu dimanja dalam kebersihan diri,

    maka kemungkinan akan terjadi perubahan personal hygiene

    c; Status sosial ekonomi

    Personl hygiene memerluka alat dan bahan seperti

    sabun, pasta gigi, shampo dan alat mandi semuanya

    memerluka uang untuk menyediakannya.

    d; Pengetahuan

    Pengetahuan personal hygiene sangat penting karena

    pengetahuan yang baik dapat meningkatkan kesehatan.

    Misalnya pada pasien menderita diabetes mellitus ia harus

    menjaga kebersihan kakinya

    e; Budaya

    Disebagian masyarakat jika individu sakit tidak boleh

    dimandikan

    f; Kebiasaan seseorang

    Ada kebiasaan seorang mengunakan produk tertentu

    dalam perawatan diri seperti penggunaan sabun , shampo dan

    lain-lain

    g; Kondisi fisik atau psikis

    Pada keadaan tertentu atau sakit kemampuan untuk

    melakukannya

  • 1.3; Patofisiologi

    kebersihan diri tidak adekuat

    Defisit perawatan diri : Core problem

    Penurunan kemampuan dan motivasi merawat diri

    Gangguan Konsep Diri : Harga Diri Rendah : Penyebab

    1.4; Data Yang Perlu Di Kajia; Pengkajian

    1; Penurunan kemampuan dan motivasi merawat diriDS: Klien mengatakan saya tidak mampu mandi, tidak bisa melakukan apa-apaDO: Klien terlihat kurang memperhatikan kebersihan, badan bau, kulit kotor

    2; Isolasi socialDS: Klien mengatakan saya tidak mampu, tidak bisa, tidak tahu apa-apa , bodoh,

    mengungkapkan perasaan malu terhadap diri sendiri.DO: Klien terlihat lebih suka sendiri, bingung bila disuruh memilih alternative

    tindakan, ingin mencederai diri/ingin mengakhiri hidup, apatis, ekspresi

    sedih, komunikasi verbal kurang, aktifitas menurun, kurang

    memperhatiakan kebersihan.

  • 3; Defisit Perawatan DiriDS: Klien merasa lemah, malas untuk beraktifitas, merasa tidak berdayaDO: Rambut kotor, acak-acakkan, badan dan pakaian kotor dan bau, mulut dan

    gigi bau,kulit kusam dan kotor, kuku panjang dan tidak terawat.

    1.5; Penentuan Diagnosis Keperawatan1.5.1; Batasan Karakteristik (NANDA)

    Defisit Perawatan Diri

    Batasan Karakteristik

    a; Terlihat atau melaporkan kesulitan dalam:

    1; Menggunakan telepon

    2; Mengakses transportasi

    3; Menyuci, menyetrika

    4; Menyiapkan makanan

    5; Berbelanja

    6; Mengatur keuangan

    7; Memberi obat

    1.5.2; Tanda mayor (Lynda Jual Carpenito)

  • Subyektif:

    Menyatakan malas mandi

    Tidak tahu cara makan yang baik

    Tidak tahu cara dandan yang baik

    Tidak tahu cara eliminasi yang baik

    Obyektif:

    Badan kotor

    Dandanan tidak rapi

    Makan berantakan

    Bab/bak sembarang tempat

    1.5.3; Tanda Minor (Lynda Jual Carpenito)

    Subyektif:

    Merasa tak berguna

    Merasa tak perlu mengubah penampilan

    Merasa tidak ada yang peduli

  • Obyektif:

    Tidak tersedia alat kebersihan

    Tidak tersedia alat makan

    Tidak tersedia alat toileting

    1.6; Rencana Tindakan Keperawatan1.6.1; Tujuan dan tindakan keperawatan pada klien

    a; Tujuan Umum: Klien dapat meningkatkan minat dan motivasinya

    untuk memperhatikan kebersihan diri

    b; Tujuan Khusus:

    1; Klien dapat membina hubungan saling percaya dengan perawat.

    Berikan salam setiap berinteraksi.

    Perkenalkan nama, nama panggilan perawat dan tujuan

    perawat berkenalan.

    Tanyakan nama dan panggilan kesukaan klien.

    Tunjukan sikap jujur dan menepati janji setiap kali

    berinteraksi.

    Tanyakan perasaan dan masalah yang dihadapi klien.

    Buat kontrak interaksi yang jelas.

    Dengarkan ungkapan perasaan klien dengan empati.

    Penuhi kebutuhan dasar klien.

    2; Klien dapat mengenal tentang pentingnya kebersihan diri.

    Tindakan:

    Bina hubungan saling percaya dengan menggunakan prinsip

    komunikasi terapeutik.

    Diskusikan bersama klien pentingnya kebersihan diri dengan

    cara menjelaskan pengertian tentang arti bersih dan tanda-

    tanda bersih.

  • Dorong klien untuk menyebutkan 3 dari 5 tanda kebersihan

    diri.

    Diskusikan fungsi kebersihan diri dengan menggali

    pengetahuan klien terhadap hal yang berhubungan dengan

    kebersihan diri.

    Bantu klien mengungkapkan arti kebersihan diri dan tujuan

    memelihara kebersihan diri.

    Beri reinforcement positif setelah klien mampu

    mengungkapkan arti kebersihan diri.

    Ingatkan klien untuk memelihara kebersihan diri seperti:

    mandi 2 kali pagi dan sore, sikat gigi minimal 2 kali sehari

    (sesudah makan dan sebelum tidur), keramas dan menyisir

    rambut, gunting kuku jika panjang.

    3; Klien dapat melakukan kebersihan diri dengan bantuan perawat.

    Tindakan :

    Motivasi klien untuk mandi.

    Beri kesempatan untuk mandi, beri kesempatan klien untuk

    mendemonstrasikan cara memelihara kebersihan diri yang

    benar.

    Anjurkan klien untuk mengganti baju setiap hari.

    Kaji keinginan klien untuk memotong kuku dan merapikan

    rambut.

    Kolaborasi dengan perawat ruangan untuk pengelolaan fasilitas

    perawatan kebersihan diri, seperti mandi dan kebersihan kamar

    mandi.

    Bekerjasama dengan keluarga untuk mengadakan fasilitas

    kebersihan diri seperti odol, sikat gigi, shampoo, pakaian ganti,

    handuk dan sandal.

    4; Klien dapat melakukan kebersihan perawatan diri secara mandiri.

    Tindakan:

  • Monitor klien dalam melakukan kebersihan diri secara teratur,

    ingatkan untuk mencuci rambut, menyisir, gosok gigi, ganti

    baju dan pakai sandal.

    5; Klien dapat mempertahankan kebersihan diri secara mandiri.

    Tindakan:

    Beri reinforcement positif jika berhasil melakukan kebersihan

    diri

    6; Klien dapat dukungan keluarga dalam meningkatkan kebersihan

    diri.

    Tindakan :

    Jelaskan pada keluarga tentang penyebab kurang minatnya

    klien menjaga kebersihan diri. Diskusikan bersama keluarga tentang tindakanyang telah

    dilakukan klien selama di RS dalam menjaga kebersihan dan

    kemajuan yang telah dialami di RS. Anjurkan keluarga untuk memutuskan memberi stimulasi

    terhadap kemajuan yang telah dialami di RS. Jelaskan pada keluarga tentang manfaat sarana yang lengkap

    dalam menjaga kebersihan diri klien. Anjurkan keluarga untuk menyiapkan sarana dalam menjaga

    kebersihan diri. Diskusikan bersama keluarga cara membantu klien dalam

    menjaga kebersihan diri. Diskusikan dengan keluarga mengenai hal yang dilakukan

    misalnya: mengingatkan pada waktu mandi, sikat gigi, mandi,

    keramas, dan lain-lain.

    1.6.2; Tujuan dan tindakan keperawatan pada keluargaTindakan Keperawatan Untuk memantau kemampuan pasien

    dalam melakukan cara perawatan diri yang baik maka Anda harusmelakukan tindakan kepada keluarga agarkeluarga dapat meneruskanmelatih pasien dan mendukung agar kemampuan pasien dalam perawatandirinya meningkat Tindakan yang dapat anda lakukan adalah :

  • Diskusikan dengan keluarga tentang masalah yang diahadapikeluarga dalammerawat pasien.

    Jelaskan pentingnya perawatan diri untuk mengurangi stigma.

    Diskusikan dengan keluaga tentang fasilitas kebersihan diri yangdibutuhkanoleh pasien untuk menjaga perawatan diri pasien.

    Anjurkan keluarga untuk terlibat dalam merawat diri pasien danmembantumeningkatkan pasien dalam merawat diri ( sesuai jadwalyang telahdisepakati).

    Anjurkan kleurga untuk memberikan pujian atas keberhasilan pasiendalam perawatan diri.

    Latih keluarga tentang cara merawat pasien defisit perawatan diri.(Keliat B. ,2011)

    1.6.3; Terapi Aktivitas Kelompok (TAK)

  • TERAPI AKTIFITAS KELOMPOK (TAK)

    DEFISIT PERAWATAN DIRI

    A; TOPIK

    Defisit Perawatan Diri

    B; TUJUAN

    1; Klien mampu melakukan aktivitas mandi/kebersihan diri.

    2; Klien mampu memakai pakaian dan aktivitas berdandan sendiri

    3; Klien mampu menunjukkan aktivitas makan.

    4; Klien mampu melakukan atau menyelesaikan aktivitas toileting sendiri

    C; LANDASAN TEORI

  • 1; Terapi Aktivitas Kelompok (TAK)

    Terapi Aktivitas Kelompok (TAK) adalah terapi yang dirancang untuk

    meningkatkan kesehatan psikologis dan emosional pasien dengan masalah

    keperawatan jiwa dan bertujuan membantu anggota dalam meningkatkan koping

    dalam mengatasi stressor dalam kehidupan. TAK memiliki tujuan terapeutik dan

    tujuan rehabilitatif.

    Terapi aktivitas kelompok dibagi empat, yaitu terapi aktivitas kelompok

    stimulasi kognitif/persepsi, terapi aktivitas kelompok stimulasi sensori, terapi

    aktivitas stimulasi realita, dan terapi aktivitas kelompok sosialisasi. Pada

    kesempatan ini perawat akan berfokus pada TAK stimulasi persepsi.

    Terapi aktivitas kelompok berdasarkan masalah keperawatan

    jiwa yang paling banyak ditemukan dikelompokkan sebagai berikut :

    TAK sosialisasi (untuk klien dengan menarik diri yang sudah sampai pada

    tahap mampu berinteraksi dalam kelompok kecil dan sehatsecara fisik

    TAK stimusi sensori (untuk klien yang mengalami gangguan sensori)

    TAK orientasi realita (untuk klien halusinasi yang telah dapat mengontrol

    halusinasinya, klien paham yang telah dapat berorientasi kepada realita dan

    sehat secara fisik)

    TAK stimulasi persepsi: halusinasi (untuk klien dengan halusinasi)

    TAK stimulasi persepsi adalah TAK yang menstimulasi pasien untuk mengolah

    pikiran sesuai dengan stimulasi yang diberikan (berpersepsi). TAK jenis ini

    diindikasikan untuk pasien yang mengalami koping yang tidak efektif dalam

    bentuk terjadinya harga diri rendah, halusinasi, perilaku kekerasan,ansietas,

    defisit perawatan diri dan sebaginya. Bentuk kegiatannya adalah diskusi dan

    latihan bersama keterampilan koping untuk mengatasi masalah masing-masing.

    TAK peningkatan harga diri (untuk klien dengan harga diri rendah)

    TAK penyaluran energy ( untuk klien perilaku kekerasan yang telah dapat

    mengekspresikan marahnya secara konstruktif, klien menarik diri yang telah

    dapat berhubungan dengan orang lain secara bertahap dan sehatsecara fisik).

    2; Prilaku Kekerasan

  • A; Pengertian

    Perawatan diri adalah salah satu kemampuan dasar manusia dalam

    memenuhi kebutuhannya guna memepertahankan kehidupannya,

    kesehatan dan kesejahteraan sesuai dengan kondisi kesehatannya, klien

    dinyatakan terganggu keperawatan dirinya jika tidak dapat melakukan

    perawatan diri ( Depkes 2000).

    Defisit perawatan diri adalah gangguan kemampuan untuk melakukan

    aktifitas perawatan diri (mandi, berhias, makan, toileting) (Nurjannah,

    2004).Menurut Poter. Perry (2005), Personal hygiene adalah suatu tindakan

    untuk memelihara kebersihan dan kesehatan seseorang untuk

    kesejahteraan fisik dan psikis, kurang perawatan diri adalah kondisi

    dimana seseorang tidak mampu melakukan perawatan kebersihan untuk

    dirinya ( Tarwoto dan Wartonah 2000).

    B; EtiologiMenurut (Dep Kes, 2000), Penyebab kurang perawatan diri adalah :

    1; Faktor prediposisia; Perkembangan : Keluarga terlalu melindungi dan memanjakan

    klien sehinggaperkembangan inisiatif terganggu.b; Biologis : Penyakit kronis yang menyebabkan klien tidak

    mampu melakukan perawatan diri.c; Kemampuan realitas turun : Klien dengan gangguan jiwa

    dengan kemampuan realitas yang kurang menyebabkan

    ketidakpedulian dirinya dan lingkungan termasuk perawatan

    diri.d; Sosial : Kurang dukungan dan latihan kemampuan perawatan

    diri lingkungannya. Situasi lingkungan mempengaruhi latihan

    kemampuan dalam perawatan diri.

    2; Faktor presipitasiAdalah kurang penurunan motivasi, kerusakan kogniti atauperseptual, cemas, lelah/lemah yang dialami individu sehinggamenyebabkan individu kurang mampu melakukan perawatan diri.Menurut Depkes (2000: 59) Faktor faktor yang mempengaruhipersonal hygiene adalah:

  • a; Body Image : Gambaran individu terhadap dirinya sangatmempengaruhi kebersihan diri misalnya dengan adanyaperubahan fisik sehingga individu tidak peduli dengankebersihan dirinya.

    b; Praktik Sosial : Pada anak anak selalu dimanja dalamkebersihan diri, maka kemungkinan akan terjadiperubahan pola personal hygiene.

    c; Status Sosial Ekonomi : Personal hygiene memerlukanalat dan bahan seperti sabun, pasta gigi, sikat gigi,shampo, alat mandi yang semuanya memerlukan uanguntuk menyediakannya.

    d; Pengetahuan : Pengetahuan personal hygiene sangatpenting karena pengetahuan yang baik dapatmeningkatkan kesehatan.

    e; Budaya : Di sebagian masyarakat jika individu sakittertentu tidak boleh dimandikan.

    f; Kebiasaan seseorang : Ada kebiasaan orang yangmenggunakan produk tertentu dalamperawatan diri sepertipenggunaan sabun, sampo dan lain lain.

    g; Kondisi fisik atau psikis : Pada keadaan tertentu / sakitkemampuan untuk merawat diri berkurang dan perlubantuan untuk melakukannya.

    C; Faktor-Faktor yang Menyebabkan Defisit Perawatan Diria; Faktor Predisposisi

    1; Perkembangan

    Keluarga terlalu melindungi dan memanjakan klien

    sehingga perkembangan inisiatif terganggu

    2; Biologis

    Penyakit kronis yang menyebabkan klien tidak mampu

    melakukan perawatan diri

    3; Kemampuan realitas turun

    Klien dengan gangguan jiwadengan kemampuan realitas

    yang kurang menyebabkan ketidakpedulian dirinya danlingkungan

    termasuk perawatan diri

    4; Sosial

  • Kurang dukungan dan latihan kemampuanperawatan diri

    lingkungannya. Situasilingkungan mempengaruhi latihan

    kemampuan dalam perawatan diri

    b; Faktor Predispitasi

    1; Merupakan factor presiptasi deficit perawatan diri adalah kurang

    penurunan motivasi, kerusakan kognisi atau perceptual, cemas,

    lelah, lemas yang dialami individu sehingga menyebabkan

    individu kurang mampu melakukan perawatan diri.

    Menurut Depkes (2000:59) factor- factor yang mempengaruhi

    personal hygienea adalah:

    2; Body image

    Gambaran individu terhadap dirinya sangat

    mempengaruhi kebersihan diri misalnya: dengan adanya

    perubahan fisik sehingga individu tidak peduli kebersihan.

    3; Praktik sosial

    Pada anak-anak selalu dimanja dalam kebersihan diri,

    maka kemungkinan akan terjadi perubahan personal hygiene

    4; Status sosial ekonomi

    Personl hygiene memerluka alat dan bahan seperti sabun,

    pasta gigi, shampo dan alat mandi semuanya memerluka uang

    untuk menyediakannya.

    5; Pengetahuan

    Pengetahuan personal hygiene sangat penting karena

    pengetahuan yang baik dapat meningkatkan kesehatan. Misalnya

    pada pasien menderita diabetes mellitus ia harus menjaga

    kebersihan kakinya

    6; Budaya

    Disebagian masyarakat jika individu sakit tidak boleh

    dimandikan

    7; Kebiasaan seseorang

  • Ada kebiasaan seorang mengunakan produk tertentu

    dalam perawatan diri seperti penggunaan sabun , shampo dan

    lain-lain

    8; Kondisi fisik atau psikis

    Pada keadaan tertentu atau sakit kemampuan untuk

    melakukannya

    D; Tanda dan GejalaMenurut Depkes (2000) Tanda dan gejala klien dengan defisit perawatan

    diri adalah :1; Fisik

    - Badan bau, pakaian kotor.- Rambut dan kulit kotor.- Kuku panjang dan kotor.- Gigi kotor disertai mulut bau.- Penampilan tidak rapi.

    2; Psikologis- Malas, tidak ada inisiatif.- Menarik diri, isolasi diri.- Merasa tak berdaya, rendah diri dan merasa hina.

    3; Sosial- Interaksi kurang.- Kegiatan kurang- Tidak mampu berperilaku sesuai norma.- Cara makan tidak teratur BAK dan BAB di sembarang

    tempat, gosok gigi dan mandi tidak mampu mandiri.

    Sesi-sesi TAK stimulasi persepsi: Defisit Perawatan Diri

    Dalam Terapi Aktifitas Kelompok Perilaku Kekerasan dibagi dalam 5 sesi, yaitu:

    1; Sesi 1 : Memperkenalkan diri, Manfaat Perawatan Diri dan menjaga Kebersihan

    Diri

    2; Sesi 2 : Mengenal dan menyebutkan tata cara makan dan minum yang baik

    3; Sesi 3 : Tata cara toileting (BAB/BAK)

    4; Sesi 4 : Tata cara Berhias

    D. KLIEN

  • Kriteria klien

    a; Klien dengan riwayat gangguan jiwa disertai dengan gangguan

    perawatan diri: defisit perawatan diri

    b; Klien yang mengikuti terapi aktivitas ini adalah tidak mengalami

    perilaku agresif atau mengamuk, dalam keadaan tenang.

    c; Klien dapat diajak bekerjasama (cooperatif)

    Proses Seleksi

    a; Mengumpulkan data klien

    b; Menganalisis data klien

    c; Obsevasi di ruangan klien

    d; Menentukan klien

    Jumlah peserta TAK

    a Perawat yang terdiri dari :Leader : Co leader : Fasilitator : Observer :

    b Klien terdiri dari :

    E; PENGORGANISASIAN

    1; Waktu

    - Hari/tanggal :

    - Waktu : 10.00 s.d 10.40 WIB (40 menit)

    - Tempat :

    2; Tim terapis

    - Setting: peserta dan terapis duduk di kursi melingkar

    - Ruangan nyaman dan tenang

    L CL

    F/O

    K

    K K

    K

    F

  • Keterangan:

    K : Klien L : Leader CL : Co Leader

    F : Fasilitator O : Observer

    - Tim terapis dan uraian tugas

    Leader:

    Uraian tugas:

    a; Menyusun proposal kegiatan TAK

    b; Menjelaskan tujuan pelaksanaan TAK

    c; Menjelaskan peraturan kegiatan TAK sebelum kegiatan dimulai

    d; Mampu memotivasi anggota untuk aktif dalam kelompok

    e; Mampu memimpin TAK dengan baik

    Co Leader:

    Uraian tugas:

    a; Menyampaikan informasi dari fasilitator ke leader tentang aktifitas klien

    b; Mengingatkan leader jika kegiatan menyimpang

    c; Mengingatkan leader tentang waktu

    Fasilitator:

    a; Memfasilitasi klien yang kurang aktif

    b; Berperan sebagai role model bagi klien selama kegiatan berlangsung

    c; Mempertahankan kehadiran peserta

    d; Memotivasi peserta dalam aktivitas kelompoke; Memotivasi anggota dalam ekspresi perasaan setelah kegiatan.f; Mengatur posisi kelompok dalam lingkungan untuk melaksanakan

    kegiatan.g; Membimbing kelompok selama permainan diskusih; Membantu leader dalam melaksanankan kegiatan i; Bertanggung jawab terhadap program antisipasi masalah.

    Observer:

    K KK

  • Uraian tugas:

    a; Mengobservasi jalannya/proses kegiatan

    b; Mencatat perilaku verbal dan nonverbal klien selama kegiatan

    Berlangsung

    F; Langkah Kegiatan

    1; Sesi 1 : Memperkenalkan diri, Manfaat Perawatan Diri dan menjaga

    Kebersihan Diri

    a; Tujuan

    Klien mampu memperkenalkan diri dengan menyebutkan: nama

    lengkap, nama panggilan, asal dan hobi.

    Klien mampu menyebutkan manfaat pentingnya perawatan diri

    Klien mampu menyebutkan cara menjaga kebersihan diri

    Klien mampu menyebutkan akibat apabila tidak melakukan perawatan

    diri

    b; Kriteria Anggota

    Klien dengan riwayat gangguan jiwa disertai dengan gangguan

    perawatan diri: defisit perawatan diri

    Klien yang mengikuti terapi aktivitas ini adalah tidak mengalami

    perilaku agresif atau mengamuk, dalam keadaan tenang.

    Klien dapat diajak bekerjasama (cooperatif)

    c; Nama Klien dan ruangan

    Klien yang mengikuti terapi aktivitas kelompok berjumlah 5 orang,

    sedangkan sisanya sebagai klien cadangan jika klien yang ditunjuk

    berhalangan.

    d; Alat

    Buku catatan dan pulpen

    Jadwal kegiatan klien

    e; Metode

    Dinamika kelompok

    Diskusi dan Tanya jawab

    Simulasi

  • f; Langkah Kegiatan

    a) Persiapan

    Memilih klien dengan indikasi, yaitu Defisit perawatan diri.

    Membuat kontrak dengan klien.

    Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan.

    b) Orientasi

    Memberi salam terapeutik: slam dari terapis.

    Evaluasi/validasi: Menanyakan perasaan klien saat ini.

    c) Kontrak:

    Menjelaskan tujuan kegiatan, yaitu memperkenalkan diri.

    Menjelaskan tujuan kegiatan yaitu dengan latihan menyebutkan

    manfaat perawatan diri dan cara menjaga kebersihan diri serta

    akibat apabila tidak melakukan perawatan diri.

    d) Tahap Kerja

    Jelaskan kegiatan, yaitu kaset pada tape recorder akan

    dihidupkan serta bola diedarkan berlawanan dengan arah jarum

    jam (yaitu kea rah kiri) dan pada saat tape dimatikan maka

    anggota kelompok yang memegang bola memperkenalkan

    dirinya.

    Hidupkan kaset pada tape recorder dan edarkan bola tenis

    berlawanan dengan arah jarum jam.

    Pada saat tape dimatikan, anggota kelompok memegang bola

    mendapat giliran untuk menyebutkan : salam, nama lengkap,

    nama panggilan, hobi, dan asal, dimulai oleh terapis sebagai

    contoh.

    Tulis nama panggilan pada kertas/ papan nama dan

    temple/pakai.

    Ulangi b, c, dan d sampai semua anggota kelompok mendapat

    giliran.

    Beri pujian untuk tiap keberhasilan anggota kelompok dengan

    member tepuk tangan.

  • 2; Sesi 2 : Mengenal dan menyebutkan tata cara makan dan minum yang

    baik

    a; Tujuan:

    Klien mampu menyebutkan alat alat makan dan minum

    Klien mampu menjelaskan cara mempersiapkan makan dan

    minum

    Klien mampu menjelaskan cara makan dan minum yang tertib

    Klien mampu menjelaskan cara merapikan peralatan makan

    setelah makan

    b; Alat:

    Peralatan makan dan minum

    c; Metode

    Dinamika kelompok

    Diskusi dan tanya jawab

    Bermain peran dan simulasi

    d; Langkah kegiatan

    1) Persiapan

    a. Mengingatkan kontrak pada klien yang telah mengikuti sesi

    kedua

    b. Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan

    2) Orientasi

    a. Salam terapeutik

    Salam dari terapis kepada klien

    Klien dan terapis pakai papan nama

    3) Kontrak

    a; Menjelaskan tujuan kegiatan yaitu dengan latihan menyebutkan

    alat alat makan dan minum, cara mempersiapkan makan dan

    minum, cara makan dan minum yang tertib, cara merapikan

    peralatan makan setelah makan

  • 3; Sesi 3 : Tata cara toileting (BAB/BAK)

    a; Tujuan :

    Klien dapat mengenal alat-alat yang digunakan untuk toileting dan

    menjelaskan tata cara BAB/BAK secara mandiri

    b; Alat

    Peralatan toileting

    c; Metode

    Diskusi dan tanya jawab

    Bermain peran dan simulasi

    d; Langkah Kegiatan:

    1; Persiapan

    a; Memilih klien sesuai indikasi, yaitu klien dengan defisit

    perawatan diri

    b; Membuat kontrak dengan klien

    c; Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan

    2; Orientasi

    a; Salam teraupetik

    Salam dan terapis kepada klien

    Perkenalkan nama dan panggilan terapis

    Menanyakan nama dan panggilan semua klien

    b; Evaluasi/Validasi

    Menanyakan pada klien cara melakukan dan membersihkan

    BAB/BAK

    c; Kontrak

    Terapis menjelaskan tujuan kegiatan yang akan dilaksanakan,

    yaitu mengetahui cara melakukan dan membersihkan

    BAB/BAK. Terapis menjelaskan aturan main berikut:

  • - Jika ada klien yang ingin meninggalkan kelompok, harus

    minta ijin kepada terapis

    - Lama kegiatan 45 menit

    - Setiap klien mengikuti kegitan dari awal sampai selesai.

    3; Tahap kerja

    a; Terapis meminta klien menyebutkan alat-alat yang digunakan

    untuk BAK/BAB, tata cara BAK/BAB yang baik. Ulangi

    sampai semua klien mendapat giliran

    b; Berikan pujian setiap klien selesai bercerita

    c; Terapis menjelaskan alat-alat yang digunakan untuk BAK/BAB.

    d; Menanyakan perasaan klien setelah mengenal tata cara

    BAK/BAB.

    e; Memberikan pujian kepada klien.

    f; Upayakan semua klien mampu mengenal tata cara BAK/BAB.

    4; Sesi 4 : Tata cara Berhias

    a; Tujuan

    Klien dapat mengenal dan menyebutkan alat-alat yang berhias

    Klien mampu menyebutkan cara berpakaian, bercukur untuk pria

    dan cara berhias dan menyisir rambut untuk wanita

    Klien mampu menggunakan alat-alat yang diberikan untuk berhias

    Klien mampu menjelaskan manfaat berhias

    b; Alat:

    Peralatan berhias dan bercukur

    c; Metode:

    Diskusi dan Tanya jawab

    Bermain peran/ simulasi

    d; Langkah Kegiatan

    1; Persiapan

    Mengingatkan kontrak dengan klien yang telah ikut sesi

    sebelumnya

  • Membuat kontrak dengan klien.

    Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan.

    2; Orientasi

    a; Salam Terapeutik

    Salam dari terapis kepada klien

    Klien dan terapis pakai papan nama

    b; Evaluasi/ Validasi

    Menanyakan perasaan klien saat ini

    Menanyakan pengalaman klien tentang berhias dan

    bercukur untuk pria yang dilakukan selama ini.

    c; Kontrak

    Menjelaskan tujuan kegiatan, yaitu cara berhias untuk

    mempercantik diri

    d; Tahap Kerja

    a; Terapis meminta klien menyebutkan alat-alat yang digunakan

    untuk berhias, manfaat dan tata cara berhias dan bercukur

    untuk pria. Ulangi sampai semua klien mendapat giliran

    b; Berikan pujian setiap klien selesai bercerita

    c; Terapis menjelaskan alat-alat yang digunakan untuk berhias,

    manfaat dan mendemonstrasikan tata cara berhias dan

    bercukur untuk pria.

    d; Meminta klien untuk mendemonstrasikan kembali tata cara

    berhias. (menyisir rambut).

    e; Menanyakan perasaan klien setelah mempraktikkan cara

    berhias

    f; Memberikan pujian kepada klien

    g; Upayakan semua klien mampu berhias dan sudah mencoba

    1.7; Daftar PustakaDepKes (2000). Standar Pedoman Keperawatan Jiwa. Jakarta: DepKes

    Nurhasanah. J. dkk, (2006). Ilmu Komunikasi dalam Konteks Keperawatan.

  • Jakarta: TBK

    Tarwoto & Wartonah (2000). Kebutuhan Dasar Manusia. Jakarta: EGC

    Keliat, Budi Anna. Dkk, (2007). Manajemen Kasus Gangguan Jiwa.

    Jakarta: EGC

    Keliat, Akemat, (2004). Keperawatan Jiwa Teori Aktivitas Kelompok.

    Jakarta: EGC

    Depkes. 2000. Standar Pedoman Perawatan jiwa.Keliat, B. A., dkk. 2009

    . Model praktek Keperawatan Profesional : JIWA .Jakarta : EGC.Keliat, B.

    A,dkk. 2011.

    Keperawatan Kesehatan Jiwa Komunitas . Jakarta :EGCKusumawati, Farida.

    2010. Buku Ajar Keperawatan Jiwa.Jakarta : SalembaMedika

    Nurjannah, 2004. Pedoman Penanganan Pada Gangguan Jiwa . Yogyakarta

    :MomediaStuart, G. W. (2006).