25
LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN DEFISIT PERAWATAN DIRI DI RSJD. Dr. AMINO GONDOHUTOMO SEMARANG Oleh : AGUNG NUGROHO 462008041 PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA SALATIGA

Lp Defisit Perawatan Diri

Embed Size (px)

DESCRIPTION

defisit perwatan diri

Citation preview

Page 1: Lp Defisit Perawatan Diri

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN

DEFISIT PERAWATAN DIRI

DI RSJD. Dr. AMINO GONDOHUTOMO

SEMARANG

Oleh :

AGUNG NUGROHO

462008041

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA

SALATIGA

2011

Page 2: Lp Defisit Perawatan Diri

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA

LAPORAN PENDAHULUAN

1. Masalah Utama

Defisit Perawatan Diri

2. Proses Terjadinya Masalah

a. Pengertian

Perawatan diri adalah salah satu kemampuan dasar manusia dalam memenuhi

kebutuhannya guna memepertahankan kehidupannya, kesehatan dan kesejahteraan

sesuai dengan kondisi kesehatannya, klien dinyatakan terganggu keperawatan

dirinya jika tidak dapat melakukan perawatan diri ( Depkes 2000). Defisit perawatan

diri adalah gangguan kemampuan untuk melakukan aktifitas perawatan diri (mandi,

berhias, makan, toileting) (Nurjannah, 2004).

Menurut Poter. Perry (2005), Personal hygiene adalah suatu tindakan untuk

memelihara kebersihan dan kesehatan seseorang untuk kesejahteraan fisik dan

psikis, kurang perawatan diri adalah kondisi dimana seseorang tidak mampu

melakukan perawatan kebersihan untuk dirinya ( Tarwoto dan Wartonah 2000).

Tanda dan Gejala :

Gangguan kebersihan diri, ditandai dengan rambut kotor, gigi kotor, kulit

berdaki dan bau, serta kuku panjang dan kotor

Ketidakmampuan berhias/berpakaian, ditandai dengan rambut acak-

acakan, pakain kotor dan tidak rapi, pakaian tidak sesuai, pada pasien laki-

laki bercukur, pada pasien perempuan tidak berdandan.

Ketidakmampuan makan secara mandiri, ditandai oleh ketidakmampuan

mengambil makan sendiri, makan berceceran, dan makana tidak pada

tempatnya

Ketidakmampuan eliminasi sevara mandiri, ditandai dengan buang air

besar atau buang air kecil tidak pada tempatnya, dan tidak membersihakan

diri dengan baik setelah BAB/BAK

Page 3: Lp Defisit Perawatan Diri

b. Penyebab

Menurut Tarwoto dan Wartonah, (2000) Penyebab kurang perawatan diri adalah

sebagai berikut : kelelahan fisik dan penurunan kesadaran.

Tanda dan Gejala

Menurut Depkes (2000: 20) Tanda dan gejala klien dengan defisit perawatan diri

adalah:

a) Fisik

Badan bau, pakaian kotor.

Rambut dan kulit kotor.

Kuku panjang dan kotor

Gigi kotor disertai mulut bau

Penampilan tidak rapi

b) Psikologis

Malas, tidak ada inisiatif.

Menarik diri, isolasi diri.

Merasa tak berdaya, rendah diri dan merasa hina.

c) Sosial

Interaksi kurang

Kegiatan kurang

Tidak mampu berperilaku sesuai norma.

Cara makan tidak teratur

BAK dan BAB di sembarang tempat

3. Pohon masala

Defisit perawatan diri

Penurunan kemampuan dan motivasi merawat diri

Kebersihan diri tidak adekuat (BAB/BAK, Makan minum dan

Isolasi sosial

Page 4: Lp Defisit Perawatan Diri

4. Masalah keperawatan dan data yang perlu dikaji

a) Penurunan kemampuan dan motivasi merawat diri

Data subyektif

a. Klien mengatakan saya tidak mampu mandi, tidak bisa melakukan apa-apa,

Data obyektif

a. Klien terlihat lebih kurang memperhatikan kebersihan, halitosis, badan bau, kulit

kotor

b) Isolasi Sosial

Data subyektif

a. Klien mengatakan saya tidak mampu, tidak bisa, tidak tahu apa-apa, bodoh,

mengkritik diri sendiri, mengungkapkan perasaan malu terhadap diri sendiri.

Data obyektif

b. Klien terlihat lebih suka sendiri, bingung bila disuruh memilih alternatif tindakan,

ingin mencederai diri/ingin mengakhiri hidup, Apatis, Ekspresi sedih,

Komunikasi verbal kurang, Aktivitas menurun, Posisi janin pada saat tidur,

Menolak berhubungan, Kurang memperhatikan kebersihan

c) Defisit Perawatan Diri

Data subyektif

a. Pasien merasa lemah

b. Malas untuk beraktivitas

c. Merasa tidak berdaya.

Data obyektif

a. Rambut kotor, acak – acakan

b. Badan dan pakaian kotor dan bau

c. Mulut dan gigi bau.

d. Kulit kusam dan kotor

e. Kuku panjang dan tidak terawat

Page 5: Lp Defisit Perawatan Diri

5. Diagnosa Keperawatan

a. Penurunan kemampuan dan motivasi merawat diri

b. Isolasi Sosial

c. Defisit Perawatan Diri : kebersihan diri, berdandan, makan, BAB/BAK

6. Rencana Tindakan Keperawatan

Diagnosa 1 : Penurunan kemampuan dan motivasi merawat diri

Tujuan Umum : Klien dapat meningkatkan minat dan motivasinya untuk

memperhatikan kebersihan diri

Tujuan Khusus :

TUK I : Klien dapat membina hubungan saling percaya dengan perawat.

Intervensi

a. Berikan salam setiap berinteraksi.

b. Perkenalkan nama, nama panggilan perawat dan tujuan perawat berkenalan.

c. Tanyakan nama dan panggilan kesukaan klien.

d. Tunjukan sikap jujur dan menepati janji setiap kali berinteraksi.

e. Tanyakan perasaan dan masalah yang dihadapi klien.

f. Buat kontrak interaksi yang jelas.

g. Dengarkan ungkapan perasaan klien dengan empati.

h. Penuhi kebutuhan dasar klien.

TUK II : klien dapat mengenal tentang pentingnya kebersihan diri.

Intervensi

a. Bina hubungan saling percaya dengan menggunakan prinsip komunikasi

terapeutik.

b. Diskusikan bersama klien pentingnya kebersihan diri dengan cara menjelaskan

pengertian tentang arti bersih dan tanda- tanda bersih.

c. Dorong klien untuk menyebutkan 3 dari 5 tanda kebersihan diri.

d. Diskusikan fungsi kebersihan diri dengan menggali pengetahuan klien terhadap

hal yang berhubungan dengan kebersihan diri.

e. Bantu klien mengungkapkan arti kebersihan diri dan tujuan memelihara

kebersihan diri.

f. Beri reinforcement positif setelah klien mampu mengungkapkan arti kebersihan

diri.

Page 6: Lp Defisit Perawatan Diri

g. Ingatkan klien untuk memelihara kebersihan diri seperti: mandi 2 kali pagi dan

sore, sikat gigi minimal 2 kali sehari (sesudah makan dan sebelum tidur), keramas

dan menyisir rambut, gunting kuku jika panjang.

TUK III : Klien dapat melakukan kebersihan diri dengan bantuan perawat.

Intervensi

a. Motivasi klien untuk mandi.

b. Beri kesempatan untuk mandi, beri kesempatan klien untuk mendemonstrasikan

cara memelihara kebersihan diri yang benar.

c. Anjurkan klien untuk mengganti baju setiap hari.

d. Kaji keinginan klien untuk memotong kuku dan merapikan rambut.

e. Kolaborasi dengan perawat ruangan untuk pengelolaan fasilitas perawatan

kebersihan diri, seperti mandi dan kebersihan kamar mandi.

f. Bekerjasama dengan keluarga untuk mengadakan fasilitas kebersihan diri seperti

odol, sikat gigi, shampoo, pakaian ganti, handuk dan sandal.

TUK IV : Klien dapat melakukan kebersihan perawatan diri secara mandiri.

Intervensi

a. Monitor klien dalam melakukan kebersihan diri secara teratur, ingatkan untuk

mencuci rambut, menyisir, gosok gigi, ganti baju dan pakai sandal.

TUK V : Klien dapat mempertahankan kebersihan diri secara mandiri.

Intervensi

a. Beri reinforcement positif jika berhasil melakukan kebersihan diri.

TUK VI : Klien dapat dukungan keluarga dalam meningkatkan kebersihan diri.

Intervensi

a. Jelaskan pada keluarga tentang penyebab kurang minatnya klien menjaga

kebersihan diri.

b. Diskusikan bersama keluarga tentang tindakanyang telah dilakukan klien selama

di RS dalam menjaga kebersihan dan kemajuan yang telah dialami di RS.

c. Anjurkan keluarga untuk memutuskan memberi stimulasi terhadap kemajuan

yang telah dialami di RS.

Page 7: Lp Defisit Perawatan Diri

d. Jelaskan pada keluarga tentang manfaat sarana yang lengkap dalam menjaga

kebersihan diri klien.

e. Anjurkan keluarga untuk menyiapkan sarana dalam menjaga kebersihan diri.

f. Diskusikan bersama keluarga cara membantu klien dalam menjaga kebersihan

diri.

g. Diskusikan dengan keluarga mengenai hal yang dilakukan misalnya:

mengingatkan pada waktu mandi, sikat gigi, mandi, keramas, dan lain-lain.

Diagnosa 2 : Isolasi sosial

Tujuan Umum : klien tidak terjadi perubahan sensori persepsi

Tujuan Khusus :

TUK I : Klien dapat membina hubungan saling percaya

Intervensi

a. Bina hubungan saling percaya: salam terapeutik, memperkenalkan diri, jelaskan

tujuan interaksi, ciptakan lingkungan yang tenang, buat kesepakatan dengan jelas

tentang topik, tempat dan waktu.

b. Beri perhatian dan penghaargaan: temani klien walau tidak menjawab.

c. Dengarkan dengan empati: beri kesempatan bicara, jangan terburu-buru,

tunjukkan bahwa perawat mengikuti pembicaraan klien.

TUK II : Klien dapat menyebutkan penyebab menarik diri

Intervensi

a. Kaji pengetahuan klien tentang perilaku menarik diri dan tanda-tandanya

b. Beri kesempatan kepada klien untuk mengungkapkan perasaan penyebab menarik

diri atau mau bergaul

b. Diskusikan bersama klien tentang perilaku menarik diri, tanda-tanda serta

penyebab yang muncul

c. Berikan pujian terhadap kemampuan klien mengungkapkan perasaannya

TUK III : Klien dapat menyebutkan keuntungan berhubungan dengan orang lain

dan kerugian tidak berhubungan dengan orang lain.

Intervensi

A. Kaji pengetahuan klien tentang manfaat dan keuntungan berhubungan dengan

orang lain

Page 8: Lp Defisit Perawatan Diri

a. Beri kesempatan kepada klien untuk mengungkapkan perasaan tentang

keuntungan berhubungan dengan prang lain

b. Diskusikan bersama klien tentang manfaat berhubungan dengan orang lain

c. Beri reinforcement positif terhadap kemampuan mengungkapkan perasaan

tentang keuntungan berhubungan dengan orang lain

B. Kaji pengetahuan klien tentang kerugian bila tidak berhubungan dengan orang

lain

a. Beri kesempatan kepada klien untuk mengungkapkan perasaan dengan orang

lain

b. Diskusikan bersama klien tentang kerugian tidak berhubungan dengan orang

lain

c. Beri reinforcement positif terhadap kemampuan mengungkapkan perasaan

tentang kerugian tidak berhubungan dengan orang lain

TUK IV : Klien dapat melaksanakan hubungan sosial

Intervensi

a. Kaji kemampuan klien membina hubungan dengan orang lain

b. Dorong dan bantu kien untuk berhubungan dengan orang lain

c. Beri reinforcement positif terhadap keberhasilan yang telah dicapai

d. Bantu klien untuk mengevaluasi manfaat berhubungan

e. Diskusikan jadwal harian yang dilakukan bersama klien dalam mengisi waktu

f. Motivasi klien untuk mengikuti kegiatan ruangan

g. Beri reinforcement positif atas kegiatan klien dalam kegiatan ruangan

TUK IV : Klien dapat mengungkapkan perasaannya setelah berhubungan dengan

orang lain

Intervensi

a. Dorong klien untuk mengungkapkan perasaannya bila berhubungan dengan orang

lain

b. Diskusikan dengan klien tentang perasaan masnfaat berhubungan dengan orang

lain

c. Beri reinforcement positif atas kemampuan klien mengungkapkan perasaan

manfaat berhubungan dengan oranglain

Page 9: Lp Defisit Perawatan Diri

Diagnosa 3 : Defisit Perawatan Diri : kebersihan diri, berdandan, makan,

BAB/BAK

Tujuan Umum :

Pasien tidak mengalami defisit perawatan diri

Tujuan Khusus :

Pasien mampu melakukan kebersihan diri secara mandiri

Pasien mampu melakukan berhias/berdandan secara baik

Pasien mampu melakukan makan dengan baik

Pasien mampu melakukan BAB/BAK secara mandiri

Intervensi

1) Melatih pasien cara-cara perawatan kebersihan diri

a) Menjelasan pentingnya menjaga kebersihan diri.

b) Menjelaskan alat-alat untuk menjaga kebersihan diri

c) Menjelaskan cara-cara melakukan kebersihan diri

d) Melatih pasien mempraktekkan cara menjaga kebersihan diri

2) Melatih pasien berdandan/berhias

Untuk pasien laki-laki latihan meliputi :

a) Berpakaian

b) Menyisir rambut

c) Bercukur

Untuk pasien wanita, latihannya meliputi :

a) Berpakaian

b) Menyisir rambut

c) Berhias

3) Melatih pasien makan secara mandiri

a) Menjelaskan cara mempersiapkan makan

b) Menjelaskan cara makan yang tertib

c) Menjelaskan cara merapihkan peralatan makan setelah makan

d) Praktek makan sesuai dengan tahapan makan yang baik

4) Mengajarkan pasien melakukan BAB/BAK secara mandiri

a) Menjelaskan tempat BAB/BAK yang sesuai

b) Menjelaskan cara membersihkan diri setelah BAB dan BAK

c) Menjelaskan cara membersihkan tempat BAB dan BAK

Page 10: Lp Defisit Perawatan Diri

Referensi

Carpenito, Lynda Juall. 2001. Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Edisi 8. Jakarta : EGC.

Depkes. 2000. Standar Pedoman Perawatan jiwa.Kaplan Sadoch. 1998. Sinopsis

Psikiatri. Edisi 7. Jakarta : EGC

Keliat. B.A. 2006. Modul MPKP Jiwa UI . Jakarta : EGC

Keliat. B.A. 2006. Proses Keperawatan Jiwa. Jakarta : EGC

Nurjanah, Intansari S.Kep. 2001. Pedoman Penanganan Pada Gangguan Jiwa.

Yogyakarta : Momedia

Perry, Potter. 2005 . Buku Ajar Fundamental Keperawatan. Jakarta : EGC

Rasmun S. Kep. M 2004. Seres Kopino dan Adaptasir Toors dan Pohon Masalah

Keperawatan. Jakarta : CV Sagung Seto

Stuart, Sudden, 1998. Buku Saku Keperawatan Jiwa edisi 3. Jakarta : EGC

Santosa, Budi. 2005. Panduan Diagnosa Keperawatan Nanda, 2005 – 2006. Jakarta :

Prima Medika.

Stuart, GW. 2002. Buku Saku Keperawatan Jiwa. Edisi 5. Jakarta: EGC.

Tarwoto dan Wartonah. 2000. Kebutuhan Dasar Manusia. Jakarta.

Townsend, Marry C. 1998. Buku Saku Diagnosa Keperawatan pada Perawatan Psikiatri.

Edisi 3. Jakarta. EGC

Page 11: Lp Defisit Perawatan Diri

Lampiran

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA

STRATEGI PELAKSANAAN DEFISIT PERAWATAN DIRI

A. Kondisi Klien

B. Diagnosa Keperawatan

Defisit perawatan diri

C. Tujuan

1) Pasien mampu melakukan kebersihan diri secara mandiri2) Pasien mampu melakukan berhias/berdandan secara baik3) Pasien mampu melakukan makan dengan baik4) Pasien mampu melakukan BAB/BAK secara mandiri

D. Tindakan 1. Melatih pasien cara-cara perawatan kebersihan diri

Menjelasan pentingnya menjaga kebersihan diri. Menjelaskan alat-alat untuk menjaga kebersihan diri Menjelaskan cara-cara melakukan kebersihan diri Melatih pasien mempraktekkan cara menjaga kebersihan diri

2. Melatih pasien berdandan/berhias Berpakaian Menyisir rambut Bercukur

Untuk pasien wanita, latihannya meliputi : Berpakaian Menyisir rambut Berhias

3. Melatih pasien makan secara mandiri Menjelaskan cara mempersiapkan makan Menjelaskan cara makan yang tertib Menjelaskan cara merapihkan peralatan makan setelah makan Praktek makan sesuai dengan tahapan makan yang baik

4. Mengajarkan pasien melakukan BAB/BAK secara mandiri Menjelaskan tempat BAB/BAK yang sesuai Menjelaskan cara membersihkan diri setelah BAB dan BAK Menjelaskan cara membersihkan tempat BAB dan BAK

Page 12: Lp Defisit Perawatan Diri

B. STRTEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN

SP1 Pasien:

Mendiskusikan pentingnya kebersihan diri, cara-cara merawat diri dan melatih pasien tentang

cara-cara perawatan kebersihan diri

Orientasi

“Selamat pagi, kenalkan saya Agung”

”Namanya anda siapa, senang dipanggil siapa?”

”Saya dinas pagi di ruangan ini pk. 07.00-14.00. Selama di rumah sakit ini saya yang

akan merawat T?”

“Dari tadi suster lihat T menggaruk-garuk badannya, gatal ya?”

” Bagaimana kalau kita bicara tentang kebersihan diri ? ”

” Berapa lama kita berbicara ?. 20 menit ya...?. Mau dimana...?. disini aja ya. ”

Kerja

“Berapa kali T mandi dalam sehari? Apakah T sudah mandi hari ini? Menurut T apa

kegunaannya mandi ?Apa alasan T sehingga tidak bisa merawat diri? Menurut T apa

manfaatnya kalau kita menjaga kebersihan diri? Kira-kira tanda-tanda orang yang tidak

merawat diri dengan baik seperti apa ya...?, badan gatal, mulut bau, apa lagi...? Kalau kita

tidak teratur menjaga kebersihan diri masalah apa menurut T yang bisa muncul ?” Betul

ada kudis, kutu...dsb.

“Apa yang T lakukan untuk merawat rambut dan muka? Kapan saja T menyisir rambut?

Bagaimana dengan bedakan? Apa maksud atau tujuan sisiran dan berdandan?”

(Contoh untuk pasien laki-laki)

“Berapa kali T cukuran dalam seminggu? Kapan T cukuran terakhir? Apa gunanya

cukuran? Apa alat-alat yang diperlukan?”. Iya... sebaiknya cukuran 2x perminggu, dan

ada alat cukurnya?”. Nanti bisa minta ke perawat ya

“Berapa kali T makan sehari?

”Apa pula yang dilakukan setelah makan?” Betul, kita harus sikat gigi setelah makan.

“Di mana biasanya T berak/kencing? Bagaimana membersihkannya?”. Iya... kita kencing

dan berak harus di WC, Nach... itu WC di ruangan ini, lalu jangan lupa membersihkan

pakai air dan sabun”.

“Menurut T kalau mandi itu kita harus bagaimana ? Sebelum mandi apa yang perlu kita

persiapkan? Benar sekali..T perlu menyiapkan pakaian ganti, handuk, sikat gigi, shampo

dan sabun serta sisir”.

Page 13: Lp Defisit Perawatan Diri

”Bagaimana kalau sekarang kita ke kamar mandi, suster akan membimbing T

melakukannya. Sekarang T siram seluruh tubuh T termasuk rambut lalu ambil shampoo

gosokkan pada kepala T sampai berbusa lalu bilas sampai bersih.. bagus sekali..

Selanjutnya ambil sabun, gosokkan di seluruh tubuh secara merata lalu siram dengan air

sampai bersih, jangan lupa sikat gigi pakai odol.. giginya disikat mulai dari arah atas ke

bawah. Gosok seluruh gigi T mulai dari depan sampai belakang. Bagus, lalu kumur-

kumur sampai bersih. Terakhir siram lagi seluruh tubuh T sampai bersih lalu keringkan

dengan handuk. T bagus sekali melakukannya. Selanjutnya T pakai baju dan sisir

rambutnya dengan baik.”

Terminasi

“Bagaimana perasaan T setelah mandi dan mengganti pakaian ? Coba T

sebutkan lagi apa saja cara-cara mandi yang baik yang sudah T lakukan tadi ?”.

”Bagaimana perasaan Tina setelah kita mendiskusikan tentang pentingnya kebersihan diri

tadi ? Sekarang coba Tina ulangi lagi tanda-tanda bersih dan rapi”

”Bagus sekali mau berapa kali T mandi dan sikat gigi...?dua kali pagi dan sore,

Mari...kita masukkan dalam jadual aktivitas harian. Nach... lakukan ya T..., dan beri

tanda kalau sudah dilakukan Spt M ( mandiri ) kalau dilakukan tanpa disuruh, B

( bantuan ) kalau diingatkan baru dilakukan dan T ( tidak ) tidak melakukani? Baik besok

lagi kita latihan berdandan. Oke?” Pagi-pagi sehabis makan.

SP 2 Pasien : Percakapan saat melatih pasien laki-laki berdandan:

a) Berpakaian

b) Menyisir rambut

c) Bercukur

ORIENTASI

“Selamat pagi Pak Tono?

“Bagaimana perasaan bpk hari ini? Bagaimana mandinya?”sudah dilakukan? Sudah ditandai di

jadual hariannya?

“Hari ini kita akan latihan berdandan, mau dimana latihannya. Bagaimana kalau di ruang tamu ?

lebih kurang setengah jam”.

Page 14: Lp Defisit Perawatan Diri

KERJA

“Apa yang T lakukan setelah selesai mandi ?”apa T sudah ganti baju?

“Untuk berpakaian, pilihlah pakaian yang bersih dan kering. Berganti pakaian yang bersih

2x/hari. Sekarang coba bapak ganti baju.. Ya, bagus seperti itu”.

“Apakah T menyisir rambut ? Bagaimana cara bersisir ?”Coba kita praktekkan, lihat ke cermin,

bagus…sekali!

“Apakah T suka bercukur ?Berapa hari sekali bercukur ?” betul 2 kali perminggu

“Tampaknya kumis dan janggut bapak sudah panjang. Mari Pak dirapikan ! Ya, Bagus !”

(catatan: janggut dirapihkan bila pasien tidak memelihara janggut)

TERMINASI

“Bagaimana perasaan bapak setelah berdandan”.

“Coba pak, sebutkan cara berdandan yang baik sekali lagi”..

“Selanjutnya bapak setiap hari setelah mandi berdandan dan pakai baju seperti tadi ya! Mari kita

masukan pada jadual kegiatan harian, pagi jam berapa, lalu sore jam berap ?

“Nanti siang kita latihan makan yang baik. Diruang makan bersama dengan pasien yang

lain.

SP 3 Pasien: Percakapan melatih berdandan untuk pasien wanita

a) Berpakaian

b) Menyisir rambut

c) Berhias

ORIENTASI

“Selamat pagi, bagaimana perasaaan T hari ini ?Bagaimana mandinya?”Sudah di tandai dijadual

harian ?

“Hari ini kita akan latihan berdandan supaya T tampak rapi dan cantik. Mari T kita dekat cermin

dan bawa alat-alatnya( sisir, bedak, lipstik )

KERJA

“ Sudah diganti tadi pakaianya sehabis mandi ? Bagus….! Nach…sekarang disisir rambutnya

yang rapi, bagus…! Apakah T biasa pakai bedak?” coba dibedakin mukanyaT, yang rata dan

tipis. Bagus sekali.” “ T, punya lipstik mari dioles tipis. Nach…coba lihat dikaca!

Page 15: Lp Defisit Perawatan Diri

TERMINASI

“Bagaimana perasaan T belajar berdandan”

“T jadi tampak segar dan cantik, mari masukkan dalam jadualnya. Kegiatan harian, sama jamnya

dengan mandi. Nanti siang kita latihan makan yang baik di ruang makan bersama pasien yang

lain”.

SP 4 Pasien : Percakapan melatih pasien makan secara mandiri

a) Menjelaskan cara mempersiapkan makan

b) Menjelaskan cara makan yang tertib

c) Menjelaskan cara merapihkan peralatan makan setelah makan

d) Praktek makan sesuai dengan tahapan makan yang baik

ORIENTASI

“Selamat siang T,”

” Wow...masih rapi dech T”.

“Siang ini kita akan latihan bagaimana cara makan yang baik. Kita latihan langsung di ruang

makan ya..!” Mari...itu sudah datang makanan.“

KERJA

“Bagaimana kebiasaan sebelum, saat, maupun setelah makan? Dimana T makan?”

“Sebelum makan kita harus cuci tangan memakai sabun. Ya, mari kita praktekkan! “Bagus!

Setelah itu kita duduk dan ambil makanan. Sebelum disantap kita berdoa dulu. Silakan T yang

pimpin!. Bagus..

“Mari kita makan.. saat makan kita harus menyuap makanan satu-satu dengan pelan-pelan. Ya,

Ayo...sayurnya dimakanya.”“Setelah makan kita bereskan piring,dan gelas yang kotor. Ya betul..

dan kita akhiri dengan cuci tangan. Ya bagus!” Itu Suster Ani sedang bagi obat, coba...T minta

sendiri obatnya.”

TERMINASI

“Bagaimana perasaan T setelah kita makan bersama-sama”.

”Apa saja yang harus kita lakukan pada saat makan, ( cuci tangan, duduk yang baik, ambil

makanan, berdoa, makan yang baik, cuci piring dan gelas, lalu cuci tangan.)”

Page 16: Lp Defisit Perawatan Diri

” Nach... coba T lakukan seperti tadi setiap makan, mau kita masukkan dalam jadual?.Besok kita

ketemu lagi untuk latihan BAB / BAK yang baik, bagaiman kalau jam 10.00 disini saja ya...!”

SP 5 Pasien : Percakapan mengajarkan pasien melakukan BAB/BAK secara mandiri

a) Menjelaskan tempat BAB/BAK yang sesuai

b) Menjelaskan cara membersihkan diri setelah BAB dan BAK

c) Menjelaskan cara membersihkan tempat BAB dan BAK

Orientasi

“Selamat pagi T ? Bagaimana perasaan T hari ini ?” Baik..! sudah dijalankan jadual

kegiatannya..?”

“Kita akan membicarakan tentang cara berak dan kencing yang baik?

“ Kira-kira 20 menit ya...T. dan dimana kita duduk? Baik disana dech...!

Kerja

Untuk pasien pria:

“Dimana biasanya Tono berak dan kencing?” “Benar Tono, berak atau kencing yang baik itu di

WC/kakus, kamar mandi atau tempat lain yang tertutup dan ada saluran pembuangan

kotorannya. Jadi kita tidak berak/kencing di sembarang tempat ya.....”

“Sekarang, coba Tono jelaskan kepada saya bagaimana cara Tono cebok?”

“Sudah bagus ya Tono, yang perlu diingat saat Tono cebok adalah Tono membersihkan anus

atau kemaluan dengan air yang bersih dan pastikan tidak ada tinja/air kencing yang masih

tersisa di tubuh Tono”. “Setelah Tono selesai cebok, jangan lupa tinja/air kencing yang ada di

kakus/WC dibersihkan. Caranya siram tinja/air kencing tersebut dengan air secukupnya sampai

tinja/air kencing itu tidak tersisa di kakus/ WC. Jika Tono membersihkan tinja/air kencing

seperti ini, berarti Tono ikut mencegah menyebarnya kuman yang berbahaya yang ada pada

kotoran/ air kencing”

“Setelah selesai membersihan tinja/air kencing, Tono perlu merapihkan kembali pakaian

sebelum keluar dari WC/kakus/kamar mandi. Pastikan resleting celana telah tertutup rapi , lalu

cuci tangan dengan menggunakan sabun.”

Page 17: Lp Defisit Perawatan Diri

Untuk pasien wanita:

“Cara cebok yang bersih setelah T berak yaitu dengan menyiramkan air dari arah depan ke

belakang. Jangan terbalik ya, …… Cara seperti ini berguna untuk mencegah masuknya

kotoran/tinja yang ada di anus ke bagian kemaluan kita”

“Setelah Tono selesai cebok, jangan lupa tinja/air kencing yang ada di kakus/WC dibersihkan.

Caranya siram tinja/air kencing tersebut dengan air secukupnya sampai tinja/air kencing itu tidak

tersisa di kakus/ WC. Jika Tono membersihkan tinja/air kencing seperti ini, berarti Tono ikut

mencegah menyebarnya kuman yang berbahaya yang ada pada kotoran/ air kencing”

“Jangan lupa merapikan kembali pakaian sebelum keluar dari WC/kakus, lalu cuci tangan

dengan menggunakan sabun.”

Terminasi

“Bagaimana perasaan T setelah kita membicarakan tentang cara berak/kencing yang baik?”

“Coba T jelaskan ulang tentang cara BAB?BAK yang baik.” Bagus...!

“Untuk selanjutnya T bisa melakukan cara-cara yang telah dijelaskan tadi ”.

“ Nach...besok kita ketemu lagi, untuk melihat sudah sejauhmana T bisa melakukan jadual

kegiatannya.