22
LAPORAN PENDAHULUAN DEFISIT PERAWATAN DIRI A. Pengertian Perawatan diri adalah salah satu kemampuan dasar manusia dalam memenuhi kebutuhannya guna memepertahankan kehidupannya, kesehatan dan kesejahteraan sesuai dengan kondisi kesehatannya, klien dinyatakan terganggu keperawatan dirinya jika tidak dapat melakukan perawatan diri ( Depkes 2000). Defisit perawatan diri adalah gangguan kemampuan untuk melakukan aktifitas perawatan diri (mandi, berhias, makan, toileting) (Nurjannah, 2004). Menurut Poter. Perry (2005), Personal hygiene adalah suatu tindakan untuk memelihara kebersihan dan kesehatan seseorang untuk kesejahteraan fisik dan psikis, kurang perawatan diri adalah kondisi dimana seseorang tidak mampu melakukan perawatan kebersihan untuk dirinya ( Tarwoto dan Wartonah 2000 ). B. Jenis–Jenis Perawatan Diri 1. Kurang perawatan diri : Mandi / kebersihan Kurang perawatan diri (mandi) adalah gangguan kemampuan untuk melakukan aktivitas mandi/kebersihan diri. 2. Kurang perawatan diri : Mengenakan pakaian / berhias. Kurang perawatan diri (mengenakan pakaian) adalah gangguan kemampuan memakai pakaian dan aktivitas berdandan sendiri.

7 Defisit Perawatan Diri.docx

Embed Size (px)

Citation preview

LAPORAN PENDAHULUANDEFISIT PERAWATAN DIRI

A. PengertianPerawatan diri adalah salah satu kemampuan dasar manusia dalam memenuhi kebutuhannya guna memepertahankan kehidupannya, kesehatan dan kesejahteraan sesuai dengan kondisi kesehatannya, klien dinyatakan terganggu keperawatan dirinya jika tidak dapat melakukan perawatan diri ( Depkes 2000). Defisit perawatan diri adalah gangguan kemampuan untuk melakukan aktifitas perawatan diri (mandi, berhias, makan, toileting) (Nurjannah, 2004).Menurut Poter. Perry (2005), Personal hygiene adalah suatu tindakan untuk memelihara kebersihan dan kesehatan seseorang untuk kesejahteraan fisik dan psikis, kurang perawatan diri adalah kondisi dimana seseorang tidak mampu melakukan perawatan kebersihan untuk dirinya ( Tarwoto dan Wartonah 2000 ).

B. JenisJenis Perawatan Diri1. Kurang perawatan diri : Mandi / kebersihanKurang perawatan diri (mandi) adalah gangguan kemampuan untuk melakukan aktivitas mandi/kebersihan diri.2. Kurang perawatan diri : Mengenakan pakaian / berhias.Kurang perawatan diri (mengenakan pakaian) adalah gangguan kemampuan memakai pakaian dan aktivitas berdandan sendiri.3. Kurang perawatan diri : MakanKurang perawatan diri (makan) adalah gangguan kemampuan untuk menunjukkan aktivitas makan.4. Kurang perawatan diri : ToiletingKurang perawatan diri (toileting) adalah gangguan kemampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas toileting sendiri (Nurjannah : 2004, 79 ).

C. EtiologiMenurut Tarwoto dan Wartonah, (2000) Penyebab kurang perawatan diri adalah sebagai berikut : 1. Kelelahan fisik2. Penurunan kesadaranMenurut Dep Kes (2000: 20), penyebab kurang perawatan diri adalah :1. Faktor prediposisia. PerkembanganKeluarga terlalu melindungi dan memanjakan klien sehingga perkembangan inisiatif terganggu.b. BiologisPenyakit kronis yang menyebabkan klien tidak mampu melakukan perawatan diri.c. Kemampuan realitas turunKlien dengan gangguan jiwa dengan kemampuan realitas yang kurang menyebabkan ketidakpedulian dirinya dan lingkungan termasuk perawatan diri.d. SosialKurang dukungan dan latihan kemampuan perawatan diri lingkungannya. Situasi lingkungan mempengaruhi latihan kemampuan dalam perawatan diri.2. Faktor presipitasiYang merupakan faktor presiptasi deficit perawatan diri adalah kurang penurunan motivasi, kerusakan kognisi atau perceptual, cemas, lelah/lemah yang dialami individu sehingga menyebabkan individu kurang mampu melakukan perawatan diri.Menurut Depkes (2000: 59) Faktor faktor yang mempengaruhi personal hygiene adalah:a. Body ImageGambaran individu terhadap dirinya sangat mempengaruhi kebersihan diri misalnya dengan adanya perubahan fisik sehingga individu tidak peduli dengan kebersihan dirinya.b. Praktik SosialPada anak anak selalu dimanja dalam kebersihan diri, maka kemungkinan akan terjadi perubahan pola personal hygiene.c. Status Sosial EkonomiPersonal hygiene memerlukan alat dan bahan seperti sabun, pasta gigi, sikat gigi, shampo, alat mandi yang semuanya memerlukan uang untuk menyediakannya.

d. PengetahuanPengetahuan personal hygiene sangat penting karena pengetahuan yang baik dapat meningkatkan kesehatan. Misalnya pada pasien penderita diabetes mellitus ia harus menjaga kebersihan kakinya.e. BudayaDi sebagian masyarakat jika individu sakit tertentu tidak boleh dimandikan.f. Kebiasaan seseorangAda kebiasaan orang yang menggunakan produk tertentu dalam perawatan diri seperti penggunaan sabun, sampo dan lain lain.g. Kondisi fisik atau psikisPada keadaan tertentu / sakit kemampuan untuk merawat diri berkurang dan perlu bantuan untuk melakukannya.

D. Dampak yang sering timbul pada masalah personal hygiene.1. Dampak fisikBanyak gangguan kesehatan yang diderita seseorang karena tidak terpeliharanya kebersihan perorangan dengan baik, gangguan fisik yang sering terjadi adalah : Gangguan integritas kulit, gangguan membran mukosa mulut, infeksi pada mata dan telinga dan gangguan fisik pada kuku.2. Dampak psikososialMasalah sosial yang berhubungan dengan personal hygiene adalah gangguan kebutuhan rasa nyaman, kebutuhan dicintai dan mencintai, kebutuhan harga diri, aktualisasi diri dan gangguan interaksi sosial.

E. Tanda dan GejalaMenurut Depkes (2000: 20) Tanda dan gejala klien dengan defisit perawatan diri adalah:a. Fisik Badan bau, pakaian kotor, penampilan tidak rapi Rambut dan kulit kotor. Kuku panjang dan kotor Gigi kotor disertai mulut bau.b. Psikologis Malas, tidak ada inisiatif. Menarik diri, isolasi diri. Merasa tak berdaya, rendah diri dan merasa hina.c. Sosial Interaksi kurang. Kegiatan kurang Tidak mampu berperilaku sesuai norma. Cara makan tidak teratur BAK dan BAB di sembarang tempat, gosok gigi dan mandi tidak mampu mandiri.Data yang biasa ditemukan dalam deficit perawatan diri adalah :a. Data subyektif Pasien merasa lemah Malas untuk beraktivitas Merasa tidak berdaya.b. Data obyektif Rambut kotor, acak acakan Badan dan pakaian kotor dan bau Mulut dan gigi bau. Kulit kusam dan kotor Kuku panjang dan tidak terawatt.

F. Mekanisme Kopinga. Regresib. Penyangkalanc. Isolasi diri, menarik dirid. Intelektualisasi

G. Rentang Respon KognitifAsuhan yang dapat dilakukan keluarga bagi klien yang tidak dapat merawat diri sendiri adalah :1. Meningkatkan kesadaran dan kepercayaan diria. Bina hubungan saling percaya.b. Bicarakan tentang pentingnya kebersihan.c. Kuatkan kemampuan klien merawat diri.2. Membimbing dan menolong klien merawat diri.a. Bantu klien merawat dirib. Ajarkan ketrampilan secara bertahapc. Buatkan jadwal kegiatan setiap hari3. Ciptakan lingkungan yang mendukunga. Sediakan perlengkapan yang diperlukan untuk mandi.b. Dekatkan peralatan mandi biar mudah dijangkau oleh klien.c. Sediakan lingkungan yang aman dan nyaman bagi klien misalnya, kamar mandi yang dekat dan tertutup.

H. Pohon Masalah

EfekResiko Tinggi Isolasi Sosial

Core ProblemDefisit Perawatan Diri

CausaIntoleransi Aktivitas

Harga Diri Rendah

Koping Individu tidak efektifKoping keluarga tidak efektif

I. Diganosa Keperawatan Menurut Depkes (2000:32) diagnosa keperawatan yang muncul pada pasien defisit perawatan diri sesuai dengan bagan 1.1 yaitu :1. Penurunan kemampuan dan motivasi merawat diri.2. Defisit perawatan diri3. Isolasi social

J. Rencana Keperawatan

Tujuan Umum.Klien dapat meningkatkan minat dan motivasinya untuk memperhatikan kebersihan diri.Tujuan Khusus.TUK I : Klien dapat membina hubungan saling percaya denganperawat. Kriteria evaluasiDalam berinteraksi klien menunjukan tanda-tanda percaya pada perawat:a. Wajah cerah, tersenyumb. Mau berkenalanc. Ada kontak matad. Menerima kehadiran perawate. Bersedia menceritakan perasaannyaIntervensia. Berikan salam setiap berinteraksi.b. Perkenalkan nama, nama panggilan perawat dan tujuan perawat berkenalan.c. Tanyakan nama dan panggilan kesukaan klien.d. Tunjukan sikap jujur dan menepati janji setiap kali berinteraksi.e. Tanyakan perasaan dan masalah yang dihadapi klien.f. Buat kontrak interaksi yang jelas.g. Dengarkan ungkapan perasaan klien dengan empati.h. Penuhi kebutuhandasar klien.

TUK II : klien dapat mengenal tentang pentingnya kebersihan diri.1. Tindakan keperawatan untuk pasiena. Tujuan:1) Pasien mampu melakukan kebersihan diri secara mandiri2) Pasien mampu melakukan berhias/berdandan secara baik3) Pasien mampu melakukan makan dengan baik4) Pasien mampu melakukan BAB/BAK secara mandiri

b. Tindakan keperawatan1) Melatih pasien cara-cara perawatan kebersihan diri Untuk melatih pasien dalam menjaga kebersihan diri Saudara dapat melakukan tanapan tindakan yang meliputi:2) Menjelasan pentingnya menjaga kebersihan diri.3) Menjelaskan alat-alat untuk menjaga kebersihan diri4) Menjelaskan cara-cara melakukan kebersihan diri5) Melatih pasien mempraktekkan cara menjaga kebersihan diriKriteria evaluasia. Klien dapat menyebutkan kebersihan diri pada waktu 2 kali pertemuan. b. Klien mampu menyebutkan kembali kebersihan untuk kesehatan seperti mencegah penyakit c. Klien dapat meningkatkan cara merawat diri.Intervensia. Bina hubungan saling percaya dengan menggunakan prinsip komunikasi terapeutik.b. Diskusikan bersama klien pentingnya kebersihan diri dengan cara menjelaskan pengertian tentang arti bersih dan tanda- tanda bersih.c. Dorong klien untuk menyebutkan 3 dari 5 tanda kebersihan diri.d. Diskusikan fungsi kebersihan diri dengan menggali pengetahuan klien terhadap hal yang berhubungan dengan kebersihan diri.e. Bantu klien mengungkapkan arti kebersihan diri dan tujuan memelihara kebersihan diri.f. Beri reinforcement positif setelah klien mampu mengungkapkan arti kebersihan diri.g. Ingatkan klien untuk memelihara kebersihan diri seperti: mandi 2 kali pagi dan sore, sikat gigi minimal 2 kali sehari (sesudah makan dan sebelum tidur), keramas dan menyisir rambut, gunting kuku jika panjang.

TUK III : Klien dapat melakukan kebersihan diri dengan bantuan perawat.Kriteria evaluasia. Klien berusaha untuk memelihara kebersihan diri seperti mandi pakai sabun dan disiram pakai air sampai bersih, b. Klien dapat mengganti pakaian bersih seharii, dan merapikan penampilan.Intervensia. Motivasi klien untuk mandi.b. Beri kesempatan untuk mandi, beri kesempatan klien untuk mendemonstrasikan cara memelihara kebersihan diri yang benar.c. Anjurkan klien untuk mengganti baju setiap hari.d. Kaji keinginan klien untuk memotong kuku dan merapikan rambut.e. Kolaborasi dengan perawat ruangan untuk pengelolaan fasilitas perawatan kebersihan diri, seperti mandi dan kebersihan kamar mandi.f. Bekerjasama dengan keluarga untuk mengadakan fasilitas kebersihan diri seperti odol, sikat gigi, shampoo, pakaian ganti, handuk dan sandal.

TUK IV : Klien dapat melakukan kebersihan perawatan diri secara mandiri.Kriteria evaluasiSetelah satu minggu klien dapat melakukan perawatan kebersihan diri secara rutin dan teratur tanpa anjuran, seperti mandi pagi dan sore, ganti baju setiap hari, penampilan bersih dan rapi.IntervensiMonitor klien dalam melakukan kebersihan diri secara teratur, ingatkan untuk mencuci rambut, menyisir, gosok gigi, ganti baju dan pakai sandal.

TUK V : Klien dapat mempertahankan kebersihan diri secara mandiri.Kriteria evaluasiKlien selalu tampak bersih dan rapi.IntervensiBeri reinforcement positif jika berhasil melakukan kebersihan diri.

TUK VI : Klien dapat dukungan keluarga dalam meningkatkan kebersihan diri.Kriteria evaluasia. Keluargaselalu mengingatkan hal-hal yang berhubungan dengan kebersihan diri.b. Keluarga menyiapkan sarana untuk membantu klien dalam menjaga kebersihan diri.c. Keluarga membantu dan membimbing klien dalam menjaga kebersihan diri.

Intervensia. Jelaskan pada keluarga tentang penyebab kurang minatnya klien menjaga kebersihan diri.b. Diskusikan bersama keluarga tentang tindakanyang telah dilakukan klien selama di RS dalam menjaga kebersihan dan kemajuan yang telah dialami di RS.c. Anjurkan keluarga untuk memutuskan memberi stimulasi terhadap kemajuan yang telah dialami di RS.d. Jelaskan pada keluarga tentang manfaat sarana yang lengkap dalam menjaga kebersihan diri klien.e. Anjurkan keluarga untuk menyiapkan sarana dalam menjaga kebersihan diri.f. Diskusikan bersama keluarga cara membantu klien dalam menjaga kebersihan diri.g. Diskusikan dengan keluarga mengenai hal yang dilakukan misalnya: mengingatkan pada waktu mandi, sikat gigi, mandi, keramas, dan lain-lain.

K. Strategi Pelaksanaan

Diagnosa KeperawatanPasienKeluarga

Defisit Perawatan DiriSP 1.a. Mengidentifikasi masalah : Kebersihan diri Berdandan Makan BAB/BAKb. Menjelaskan pentingnya kebersihan diri.c. Menjelaskan alat dan cara kebersihan diri.d. Masukan dalam jadwal kegiatan pasien.SP 1.a. Mengidentifikasi masalah dalam merawat pasien dengan masalah : Kebersihan diri Berdandan Makan BAB/BAKb. Menjelaskan defisit perawatan diri.c. Menjelaskan cara merawat : Kebersihan diri Berdandan Makan BAB/BAKd. Bermain peran cara merawat.e. RTL keluarga/jadwal untuk merawat.

SP 2.a. Evaluasi SP 1.b. Menjelaskan pentingnya berdandan.c. Menjelaskan cara dan alat untuk berdandan.d. Melatih cara berdandan.e. Masukkan jadwal kegiatan pasien.SP 2. a. Evaluasi SP 1.b. Latih keluaga merawat langsung ke pasien : kebersihan diri dan berdandan.c. Rencana Tindak Lanjut (RTL) keluarga atau jadwal keluarga untuk merawat pasien.

SP 3.a. Evaluasi kegiatan SP 1, 2.b. Menjelaskan cara dan alat makan yang benar.c. Melatih kegiatan makan.d. Masukkan jadwal kegiatan pasien.SP 3.a. Evaluasi SP 1 dan 2.b. Latih keluaga merawat langsung ke pasien : cara makan.c. Rencana Tindak Lanjut (RTL) keluarga atau jadwal keluarga untuk merawat pasien.

SP 4.a. Evaluasi SP 1, 2, 3.b. Melatih cara BAB dan BAK yang baik.c. Masukkan jadwal kegiatan pasien. SP 4. a. Evaluasi kemampuan keluarga.b. Evaluasi kemampuan pasien.c. Rencana Tindak Lanjut (RTL) keluarga : Follow up. Rujukan.

DAFTAR PUSTAKA

Carpenito, Lynda Juall. 2001. Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Edisi 8. Jakarta : EGC.Depkes. 2000. Standar Pedoman Perawatan jiwa.Kaplan Sadoch. 1998. Sinopsis Psikiatri. Edisi 7. Jakarta : EGCKeliat. B.A. 2006. Modul MPKP Jiwa UI . Jakarta : EGCKeliat. B.A. 2006. Proses Keperawatan Jiwa. Jakarta : EGCNurjanah, Intansari S.Kep. 2001. Pedoman Penanganan Pada Gangguan Jiwa. Yogyakarta : MomediaPerry, Potter. 2005 . Buku Ajar Fundamental Keperawatan. Jakarta : EGCRasmun S. Kep. M 2004. Seres Kopino dan Adaptasir Toors dan Pohon Masalah Keperawatan. Jakarta : CV Sagung SetoStuart, Sudden, 1998. Buku Saku Keperawatan Jiwa edisi 3. Jakarta : EGCSantosa, Budi. 2005. Panduan Diagnosa Keperawatan Nanda, 2005 2006. Jakarta : Prima Medika.Stuart, GW. 2002. Buku Saku Keperawatan Jiwa. Edisi 5. Jakarta: EGC.Tarwoto dan Wartonah. 2000. Kebutuhan Dasar Manusia. Jakarta.Townsend, Marry C. 1998. Buku Saku Diagnosa Keperawatan pada Perawatan Psikiatri edisi 3. Jakarta. EGC

STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATANDEFISIT PERAWATAN DIRI

Masalah : Defisit Perawatan DiriPertemuan : 1Hari/Tanggl :Jam :Perawat : Nurul AfifahPasien : 1. FASE PRA-ORIENTASIa. Kondisi pasienKlien tampak kotor, badan bau, rambut kotor dan berantakan, gigi kuning, baju kusut.b. Diagnose keperawatanDefisit Perawatan Diric. Tujuan UmumKlien dapat meningkatkan minat dan motivasinya untuk memperhatikan kebersihan diri.d. Tujuan Khusus TUK 1: klien dapat membina hubungan saling percaya denganperawat.TUK 2: Klien dapat mengenal tentang pentingnya kebersihan diriTUK 3: Klien dapat melakukan kebersihan diri dengan bantuan perawatTUK 4: Klien dapat melakukan kebersihan perawatan diri secara mandiriTUK 5: Klien dapat mempertahankan kebersihan diri secara mandiri.TUK 6: Klien dapat dukungan keluarga dalam meningkatkan kebersihan diri.

e. Rencana tindak lanjut : SP 1 Klien

a. Mengidentifikasi masalah : Kebersihan diri Berdandan Makan BAB/BAKb. Menjelaskan pentingnya kebersihan diri.c. Menjelaskan alat dan cara kebersihan diri.d. Masukan dalam jadwal kegiatan pasien.

2. FASE ORIENTASI

a. Salam Terapeutik Selamat pagi ?, . Boleh saya kenalan dengan ibu ? Nama saya . Ibu boleh panggil saya .saya mahasiswa Keperawatan . Saya sednag praktek disini dari pukul 08.00 13.00 WIB siang. Kalau boleh saya tahu nama ibu siapa, dan senangnya dipanggil dengan sebutan apa ?b. Evaluasi / validasi Bagaimana perasaan ibu hari ini ? Bagaimana tidurnya semalam ? Ada keluhan tidak ?c. Kontrak Topik : Apakah ibu tidak keberatan untuk ngobrol dengan saya ? Menurut ibu sebaiknya kita ngobrol tentang apa?Bagaiman kalau kita ngobrol tentang kebersihan diri ? Waktu : Berapa kira kira kita bias ngobrol ? ibu maunya berapa menit?Bagaimana kalau 10 menit ? Bisa? Tempat : Dimana kita duduk ? Di teras, dikursi panjangitu, atau dimana??

3. FASE KERJA

Berapa kali ibu membersihkan diri dalam sehari ? Apakah ibu bias berdandan ? Alat apa yang ibu gunakan saat makan, menggunakan tangan atau sendok ? Apakah ibu selalu ke kamar mandi jika ingin BAB / BAK ? Apakah ibu tahupentingnya kebersihan diri ? Bagaimana cara ibu mmenjaga kebersihan diri ? Apakah ibu tahu tentang alat alat yag digunakan untuk membersihkan diri? Bagaimana kalau kita belajar cara membersihkan diri ? Pertama, lepaskan seluruh baju yang digunakan, lalu siramkan air ketubuh secara menyeluruh. Gunakan sabun secara merata pada seluruh bagian tubuh dan bilas sampai bersih. Setelah itu menggosok gigi. Keringkan badan dengan handuk dan ganti pakaian dengan pakaian yang bersih.

4. FASE TERMINASI

a. Evaluasi Subjektif Bagaimana perasaan ibu dengan obrolan kita tadi ? Ibu merasa senang tidak dengan latihan tadi ?b. Evaluasi Subjektif Setelah kita berdiskusi panjang lebar, sekarang coba ibu simpulkan pembicaraan kita tadi ? Coba sebutkan cara menjaga kebersihan diri ?c. Rencana Tinda lanjut Kalau ibu sudah tahu cara membersihakan diri nanti saat jam 17.00 ibu praktikkan penjelasan saya tadi.d. Kontrak yang akan datang Topik : Ibu, bagaimana kalau besok kita ngobrol lagi tentang bagaimana cara menjaga kebersihan mulut ? Waktu : Kira kira waktunya kapan ya ? Bagaimana kalau besok jam 09.30 WIB, bisa ? Tempat : Kira kira tempat yang enak buat kita ngobrol besok dimana ya, apa masih disini atau cari tempat lain ?