21
ASKEP DEFISIT PERAWATAN DIRI DEFISIT PERAWATAN DIRI A. Pengertian Perawatan diri adalah salah satu kemampuan dasar manusia dalam memenuhi kebutuhannya guna memepertahankan kehidupannya, kesehatan dan kesejahteraan sesuai dengan kondisi kesehatannya, klien dinyatakan terganggu keperawatan dirinya jika tidak dapat melakukan perawatan diri ( Depkes 2000). Defisit perawatan diri adalah gangguan kemampuan untuk melakukan aktifitas perawatan diri (mandi, berhias, makan, toileting) (Nurjannah, 2004). Menurut Poter. Perry (2005), Personal hygiene adalah suatu tindakan untuk memelihara kebersihan dan kesehatan seseorang untuk kesejahteraan fisik dan psikis, kurang perawatan diri adalah kondisi dimana seseorang tidak mampu melakukan perawatan kebersihan untuk dirinya ( Tarwoto dan Wartonah 2000 ). B. Jenis–Jenis Perawatan Diri 1. Kurang perawatan diri : Mandi / kebersihan Kurang perawatan diri (mandi) adalah gangguan kemampuan untuk melakukan aktivitas mandi/kebersihan diri. 2. Kurang perawatan diri : Mengenakan pakaian / berhias. Kurang perawatan diri (mengenakan pakaian) adalah gangguan kemampuan memakai pakaian dan aktivitas berdandan sendiri. 3. Kurang perawatan diri : Makan Kurang perawatan diri (makan) adalah gangguan kemampuan untuk menunjukkan aktivitas makan. 4. Kurang perawatan diri : Toileting Kurang perawatan diri (toileting) adalah gangguan kemampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas toileting sendiri (Nurjannah : 2004, 79 ). Sponsored Link C. Etiologi Menurut Tarwoto dan Wartonah, (2000) Penyebab kurang perawatan diri adalah sebagai berikut :

Askep Defisit Perawatan Diri

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Askep Defisit Perawatan Diri

ASKEP DEFISIT PERAWATAN DIRI

DEFISIT PERAWATAN DIRIA. PengertianPerawatan diri adalah salah satu kemampuan dasar manusia dalam memenuhi kebutuhannya guna memepertahankan kehidupannya, kesehatan dan kesejahteraan sesuai dengan kondisi kesehatannya, klien dinyatakan terganggu keperawatan dirinya jika tidak dapat melakukan perawatan diri ( Depkes 2000). Defisit perawatan diri adalah gangguan kemampuan untuk melakukan aktifitas perawatan diri (mandi, berhias, makan, toileting) (Nurjannah, 2004).Menurut Poter. Perry (2005), Personal hygiene adalah suatu tindakan untuk memelihara kebersihan dan kesehatan seseorang untuk kesejahteraan fisik dan psikis, kurang perawatan diri adalah kondisi dimana seseorang tidak mampu melakukan perawatan kebersihan untuk dirinya ( Tarwoto dan Wartonah 2000 ).B. Jenis–Jenis Perawatan Diri

1. Kurang perawatan diri : Mandi / kebersihanKurang perawatan diri (mandi) adalah gangguan kemampuan untuk melakukan aktivitas mandi/kebersihan diri.2. Kurang perawatan diri : Mengenakan pakaian / berhias.Kurang perawatan diri (mengenakan pakaian) adalah gangguan kemampuan memakai pakaian dan aktivitas berdandan sendiri.3. Kurang perawatan diri : MakanKurang perawatan diri (makan) adalah gangguan kemampuan untuk menunjukkan aktivitas makan.4. Kurang perawatan diri : ToiletingKurang perawatan diri (toileting) adalah gangguan kemampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas toileting sendiri (Nurjannah : 2004, 79 ).

Sponsored Link 

C. Etiologi

Menurut Tarwoto dan Wartonah, (2000) Penyebab kurang perawatan diri adalah sebagai berikut :1. Kelelahan fisik2. Penurunan kesadaranMenurut Dep Kes (2000: 20), penyebab kurang perawatan diri adalah :1. Faktor prediposisia. PerkembanganKeluarga terlalu melindungi dan memanjakan klien sehingga perkembangan inisiatif terganggu.b. BiologisPenyakit kronis yang menyebabkan klien tidak mampu melakukan perawatan diri.c. Kemampuan realitas turunKlien dengan gangguan jiwa dengan kemampuan realitas yang kurang menyebabkan ketidakpedulian dirinya dan lingkungan termasuk perawatan diri.

Page 2: Askep Defisit Perawatan Diri

d. SosialKurang dukungan dan latihan kemampuan perawatan diri lingkungannya. Situasi lingkungan mempengaruhi latihan kemampuan dalam perawatan diri.2. Faktor presipitasiYang merupakan faktor presiptasi deficit perawatan diri adalah kurang penurunan motivasi, kerusakan kognisi atau perceptual, cemas, lelah/lemah yang dialami individu sehingga menyebabkan individu kurang mampu melakukan perawatan diri.Menurut Depkes (2000: 59) Faktor – faktor yang mempengaruhi personal hygiene adalah:1. Body ImageGambaran individu terhadap dirinya sangat mempengaruhi kebersihan diri misalnya dengan adanya perubahan fisik sehingga individu tidak peduli dengan kebersihan dirinya.2. Praktik SosialPada anak – anak selalu dimanja dalam kebersihan diri, maka kemungkinan akan terjadi perubahan pola personal hygiene.3. Status Sosial EkonomiPersonal hygiene memerlukan alat dan bahan seperti sabun, pasta gigi, sikat gigi, shampo, alat mandi yang semuanya memerlukan uang untuk menyediakannya.4. PengetahuanPengetahuan personal hygiene sangat penting karena pengetahuan yang baik dapat meningkatkan kesehatan. Misalnya pada pasien penderita diabetes mellitus ia harus menjaga kebersihan kakinya.5. BudayaDi sebagian masyarakat jika individu sakit tertentu tidak boleh dimandikan.6. Kebiasaan seseorangAda kebiasaan orang yang menggunakan produk tertentu dalam perawatan diri seperti penggunaan sabun, sampo dan lain – lain.7. Kondisi fisik atau psikisPada keadaan tertentu / sakit kemampuan untuk merawat diri berkurang dan perlu bantuan untuk melakukannya.Dampak yang sering timbul pada masalah personal hygiene.1. Dampak fisikBanyak gangguan kesehatan yang diderita seseorang karena tidak terpeliharanya kebersihan perorangan dengan baik, gangguan fisik yang sering terjadi adalah : Gangguan integritas kulit, gangguan membran mukosa mulut, infeksi pada mata dan telinga dan gangguan fisik pada kuku.2. Dampak psikososialMasalah sosial yang berhubungan dengan personal hygiene adalah gangguan kebutuhan rasa nyaman, kebutuhan dicintai dan mencintai, kebutuhan harga diri, aktualisasi diri dan gangguan interaksi sosial.D. Tanda dan GejalaMenurut Depkes (2000: 20) Tanda dan gejala klien dengan defisit perawatan diri adalah:a) FisikBadan bau, pakaian kotor.Rambut dan kulit kotor.Kuku panjang dan kotorGigi kotor disertai mulut baupenampilan tidak rapi

Page 3: Askep Defisit Perawatan Diri

b) PsikologisMalas, tidak ada inisiatif.Menarik diri, isolasi diri.Merasa tak berdaya, rendah diri dan merasa hina.

c) SosialInteraksi kurang.Kegiatan kurangTidak mampu berperilaku sesuai norma.Cara makan tidak teratur BAK dan BAB di sembarang tempat, gosok gigi dan mandi tidak mampu mandiri.Data yang biasa ditemukan dalam deficit perawatan diri adalah :1. Data subyektifa. Pasien merasa lemahb. Malas untuk beraktivitasc. Merasa tidak berdaya.2. Data obyektifa. Rambut kotor, acak – acakanb. Badan dan pakaian kotor dan bauc. Mulut dan gigi bau.d. Kulit kusam dan kotore. Kuku panjang dan tidak terawatE. Mekanisme Kopinga. Regresib. Penyangkalanc. Isolasi diri, menarik dirid. IntelektualisasiF. Rentang Respon KognitifAsuhan yang dapat dilakukan keluarga bagi klien yang tidak dapat merawat diri sendiri adalah :1. Meningkatkan kesadaran dan kepercayaan diria) Bina hubungan saling percaya.b) Bicarakan tentang pentingnya kebersihan.c) Kuatkan kemampuan klien merawat diri.

2. Membimbing dan menolong klien merawat diri.a) Bantu klien merawat dirib) Ajarkan ketrampilan secara bertahapc) Buatkan jadwal kegiatan setiap hari3. Ciptakan lingkungan yang mendukunga. Sediakan perlengkapan yang diperlukan untuk mandi.b. Dekatkan peralatan mandi biar mudah dijangkau oleh klien.c. Sediakan lingkungan yang aman dan nyaman bagi klien misalnya, kamar mandi yang dekat dan tertutup.G. Pohon MasalahPenurunan kemampuan dan motivasi merawat diriIsolasi sosial

Page 4: Askep Defisit Perawatan Diri

Defisit perawatan diri : mandi, toileting, makan, berhias.H. Diagnosa KeperawatanMenurut Depkes (2000: 32) diagnosa keperawatan yang muncul pada pasien defisit perawatan diri sesuai dengan bagan 1.1 yaitu:1. Penurunan kemampuan dan motivasi merawat diri2. Defisit perawatan diri.3. Isolasi Sosial.

I. Fokus IntervensiDiagnosa keperawatan: penurunan kemampuan dan motivasi merawat diri.Tujuan UmumKlien dapat meningkatkan minat dan motivasinya untuk memperhatikan kebersihan diri.Tujuan KhususTUK I : Klien dapat membina hubungan saling percaya dengan perawat.Kriteria evaluasiDalam berinteraksi klien menunjukan tanda-tanda percaya pada perawat:a. Wajah cerah, tersenyumb. Mau berkenalanc. Ada kontak matad. Menerima kehadiran perawate. Bersedia menceritakan perasaannyaIntervensia. Berikan salam setiap berinteraksi.b. Perkenalkan nama, nama panggilan perawat dan tujuan perawat berkenalan.c. Tanyakan nama dan panggilan kesukaan klien.d. Tunjukan sikap jujur dan menepati janji setiap kali berinteraksi.e. Tanyakan perasaan dan masalah yang dihadapi klien.f. Buat kontrak interaksi yang jelas.g. Dengarkan ungkapan perasaan klien dengan empati.h. Penuhi kebutuhan dasar klien.

TUK II : klien dapat mengenal tentang pentingnya kebersihan diri.Kriteria evaluasiKlien dapat menyebutkan kebersihan diri pada waktu 2 kali pertemuan, mampu menyebutkan kembali kebersihan untuk kesehatan seperti mencegah penyakit dan klien dapat meningkatkan cara merawat diri.Intervensia. Bina hubungan saling percaya dengan menggunakan prinsip komunikasi terapeutik.b. Diskusikan bersama klien pentingnya kebersihan diri dengan cara menjelaskan pengertian tentang arti bersih dan tanda- tanda bersih.c. Dorong klien untuk menyebutkan 3 dari 5 tanda kebersihan diri.d. Diskusikan fungsi kebersihan diri dengan menggali pengetahuan klien terhadap hal yang berhubungan dengan kebersihan diri.e. Bantu klien mengungkapkan arti kebersihan diri dan tujuan memelihara kebersihan diri.f. Beri reinforcement positif setelah klien mampu mengungkapkan arti kebersihan diri.g. Ingatkan klien untuk memelihara kebersihan diri seperti: mandi 2 kali pagi dan sore, sikat gigi

Page 5: Askep Defisit Perawatan Diri

minimal 2 kali sehari (sesudah makan dan sebelum tidur), keramas dan menyisir rambut, gunting kuku jika panjang.

TUK III : Klien dapat melakukan kebersihan diri dengan bantuan perawat.Kriteria evaluasiKlien berusaha untuk memelihara kebersihan diri seperti mandi pakai sabun dan disiram pakai air sampai bersih, mengganti pakaian bersih sehari–hari, dan merapikan penampilan.Intervensia. Motivasi klien untuk mandi.b. Beri kesempatan untuk mandi, beri kesempatan klien untuk mendemonstrasikan cara memelihara kebersihan diri yang benar.c. Anjurkan klien untuk mengganti baju setiap hari.d. Kaji keinginan klien untuk memotong kuku dan merapikan rambut.e. Kolaborasi dengan perawat ruangan untuk pengelolaan fasilitas perawatan kebersihan diri, seperti mandi dan kebersihan kamar mandi.f. Bekerjasama dengan keluarga untuk mengadakan fasilitas kebersihan diri seperti odol, sikat gigi, shampoo, pakaian ganti, handuk dan sandal.TUK IV : Klien dapat melakukan kebersihan perawatan diri secara mandiri.Kriteria evaluasiSetelah satu minggu klien dapat melakukan perawatan kebersihan diri secara rutin dan teratur tanpa anjuran, seperti mandi pagi dan sore, ganti baju setiap hari, penampilan bersih dan rapi.IntervensiMonitor klien dalam melakukan kebersihan diri secara teratur, ingatkan untuk mencuci rambut, menyisir, gosok gigi, ganti baju dan pakai sandal.TUK V : Klien dapat mempertahankan kebersihan diri secara mandiri.Kriteria evaluasiKlien selalu tampak bersih dan rapi.IntervensiBeri reinforcement positif jika berhasil melakukan kebersihan diri.

TUK VI : Klien dapat dukungan keluarga dalam meningkatkan kebersihan diri.Kriteria evaluasiKeluarga selalu mengingatkan hal–hal yang berhubungan dengan kebersihan diri, keluarga menyiapkan sarana untuk membantu klien dalam menjaga kebersihan diri, dan keluarga membantu dan membimbing klien dalam menjaga kebersihan diri.Intervensia. Jelaskan pada keluarga tentang penyebab kurang minatnya klien menjaga kebersihan diri.b. Diskusikan bersama keluarga tentang tindakanyang telah dilakukan klien selama di RS dalam menjaga kebersihan dan kemajuan yang telah dialami di RS.c. Anjurkan keluarga untuk memutuskan memberi stimulasi terhadap kemajuan yang telah dialami di RS.d. Jelaskan pada keluarga tentang manfaat sarana yang lengkap dalam menjaga kebersihan diri klien.e. Anjurkan keluarga untuk menyiapkan sarana dalam menjaga kebersihan diri.f. Diskusikan bersama keluarga cara membantu klien dalam menjaga kebersihan diri.

Page 6: Askep Defisit Perawatan Diri

g. Diskusikan dengan keluarga mengenai hal yang dilakukan misalnya: mengingatkan pada waktu mandi, sikat gigi, mandi, keramas, dan lain-lain.

DAFTAR PUSTAKACarpenito, Lynda Juall. 2001. Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Edisi 8. Jakarta : EGC.Depkes. 2000. Standar Pedoman Perawatan jiwa.Kaplan Sadoch. 1998. Sinopsis Psikiatri. Edisi 7. Jakarta : EGCKeliat. B.A. 2006. Modul MPKP Jiwa UI . Jakarta : EGCKeliat. B.A. 2006. Proses Keperawatan Jiwa. Jakarta : EGCNurjanah, Intansari S.Kep. 2001. Pedoman Penanganan Pada Gangguan Jiwa. Yogyakarta : MomediaPerry, Potter. 2005 . Buku Ajar Fundamental Keperawatan. Jakarta : EGCRasmun S. Kep. M 2004. Seres Kopino dan Adaptasir Toors dan Pohon Masalah Keperawatan. Jakarta : CV Sagung SetoStuart, Sudden, 1998. Buku Saku Keperawatan Jiwa edisi 3. Jakarta : EGCSantosa, Budi. 2005. Panduan Diagnosa Keperawatan Nanda, 2005 – 2006. Jakarta : Prima Medika.Stuart, GW. 2002. Buku Saku Keperawatan Jiwa. Edisi 5. Jakarta: EGC.Tarwoto dan Wartonah. 2000. Kebutuhan Dasar Manusia. Jakarta.Townsend, Marry C. 1998. Buku Saku Diagnosa Keperawatan pada Perawatan Psikiatri edisi 3. Jakarta. EGC

http://blog.ilmukeperawatan.com/askep-defisit-perawatan-diri.html (10/04/2011)

ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DEFISIT PERAWATAN DIRI

Pada pasien gangguan jiwa yang dirawat dalam keluarga sering mengalami ketidakpedulian merawat diri yang menyebabkan pasien dikucilkan dalam keluarga maupun masyarakat.

Materi ini akan membahas cara-cara merawat pasien dengan kurang perawatan diri (tidak peduli terhadap perawatan diri) agar pasien dan keluarga mempunyai kemampuan merawat pasien di rumah.

A. PengertianPerawatan diri adalah salah satu kemampuan dasar manusia dalam memenuhi kebutuhannya guna memepertahankan kehidupannya, kesehatan dan kesejahteraan sesuai dengan kondisi kesehatannya, klien dinyatakan terganggu keperawatan dirinya jika tidak dapat melakukan perawatan diri ( Depkes 2000). Defisit perawatan diri adalah gangguan kemampuan untuk melakukan aktifitas perawatan diri (mandi, berhias, makan, toileting) (Nurjannah, 2004).Menurut Poter. Perry (2005), Personal hygiene adalah suatu tindakan untuk memelihara kebersihan dan kesehatan seseorang untuk kesejahteraan fisik dan psikis, kurang perawatan diri adalah kondisi dimana seseorang tidak mampu melakukan perawatan kebersihan untuk dirinya ( Tarwoto dan Wartonah 2000 ).B. Jenis–Jenis Perawatan Diri

Page 7: Askep Defisit Perawatan Diri

1. Kurang perawatan diri : Mandi / kebersihanKurang perawatan diri (mandi) adalah gangguan kemampuan untuk melakukan aktivitas mandi/kebersihan diri.2. Kurang perawatan diri : Mengenakan pakaian / berhias.Kurang perawatan diri (mengenakan pakaian) adalah gangguan kemampuan memakai pakaian dan aktivitas berdandan sendiri.3. Kurang perawatan diri : MakanKurang perawatan diri (makan) adalah gangguan kemampuan untuk menunjukkan aktivitas makan.4. Kurang perawatan diri : ToiletingKurang perawatan diri (toileting) adalah gangguan kemampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas toileting sendiri (Nurjannah : 2004, 79 ).

C. Etiologi

Menurut Tarwoto dan Wartonah, (2000) Penyebab kurang perawatan diri adalah sebagai berikut :1. Kelelahan fisik2. Penurunan kesadaranMenurut Dep Kes (2000: 20), penyebab kurang perawatan diri adalah :1. Faktor prediposisia. PerkembanganKeluarga terlalu melindungi dan memanjakan klien sehingga perkembangan inisiatif terganggu.b. BiologisPenyakit kronis yang menyebabkan klien tidak mampu melakukan perawatan diri.c. Kemampuan realitas turunKlien dengan gangguan jiwa dengan kemampuan realitas yang kurang menyebabkan ketidakpedulian dirinya dan lingkungan termasuk perawatan diri.d. SosialKurang dukungan dan latihan kemampuan perawatan diri lingkungannya. Situasi lingkungan mempengaruhi latihan kemampuan dalam perawatan diri.2. Faktor presipitasiYang merupakan faktor presiptasi deficit perawatan diri adalah kurang penurunan motivasi, kerusakan kognisi atau perceptual, cemas, lelah/lemah yang dialami individu sehingga menyebabkan individu kurang mampu melakukan perawatan diri.Menurut Depkes (2000: 59) Faktor – faktor yang mempengaruhi personal hygiene adalah:1. Body ImageGambaran individu terhadap dirinya sangat mempengaruhi kebersihan diri misalnya dengan adanya perubahan fisik sehingga individu tidak peduli dengan kebersihan dirinya.2. Praktik SosialPada anak – anak selalu dimanja dalam kebersihan diri, maka kemungkinan akan terjadi perubahan pola personal hygiene.3. Status Sosial EkonomiPersonal hygiene memerlukan alat dan bahan seperti sabun, pasta gigi, sikat gigi, shampo, alat mandi yang semuanya memerlukan uang untuk menyediakannya.4. Pengetahuan

Page 8: Askep Defisit Perawatan Diri

Pengetahuan personal hygiene sangat penting karena pengetahuan yang baik dapat meningkatkan kesehatan. Misalnya pada pasien penderita diabetes mellitus ia harus menjaga kebersihan kakinya.5. BudayaDi sebagian masyarakat jika individu sakit tertentu tidak boleh dimandikan.6. Kebiasaan seseorangAda kebiasaan orang yang menggunakan produk tertentu dalam perawatan diri seperti penggunaan sabun, sampo dan lain – lain.7. Kondisi fisik atau psikisPada keadaan tertentu / sakit kemampuan untuk merawat diri berkurang dan perlu bantuan untuk melakukannya.Dampak yang sering timbul pada masalah personal hygiene.1. Dampak fisikBanyak gangguan kesehatan yang diderita seseorang karena tidak terpeliharanya kebersihan perorangan dengan baik, gangguan fisik yang sering terjadi adalah : Gangguan integritas kulit, gangguan membran mukosa mulut, infeksi pada mata dan telinga dan gangguan fisik pada kuku.2. Dampak psikososialMasalah sosial yang berhubungan dengan personal hygiene adalah gangguan kebutuhan rasa nyaman, kebutuhan dicintai dan mencintai, kebutuhan harga diri, aktualisasi diri dan gangguan interaksi sosial.D. Tanda dan GejalaMenurut Depkes (2000: 20) Tanda dan gejala klien dengan defisit perawatan diri adalah:a) FisikBadan bau, pakaian kotor.Rambut dan kulit kotor.Kuku panjang dan kotorGigi kotor disertai mulut baupenampilan tidak rapib) PsikologisMalas, tidak ada inisiatif.Menarik diri, isolasi diri.Merasa tak berdaya, rendah diri dan merasa hina.

c) SosialInteraksi kurang.Kegiatan kurangTidak mampu berperilaku sesuai norma.Cara makan tidak teratur BAK dan BAB di sembarang tempat, gosok gigi dan mandi tidak mampu mandiri.Data yang biasa ditemukan dalam deficit perawatan diri adalah :1. Data subyektifa. Pasien merasa lemahb. Malas untuk beraktivitasc. Merasa tidak berdaya.2. Data obyektifa. Rambut kotor, acak – acakan

Page 9: Askep Defisit Perawatan Diri

b. Badan dan pakaian kotor dan bauc. Mulut dan gigi bau.d. Kulit kusam dan kotore. Kuku panjang dan tidak terawatE. Mekanisme Kopinga. Regresib. Penyangkalanc. Isolasi diri, menarik dirid. IntelektualisasiF. Rentang Respon KognitifAsuhan yang dapat dilakukan keluarga bagi klien yang tidak dapat merawat diri sendiri adalah :1. Meningkatkan kesadaran dan kepercayaan diria) Bina hubungan saling percaya.b) Bicarakan tentang pentingnya kebersihan.c) Kuatkan kemampuan klien merawat diri.

2. Membimbing dan menolong klien merawat diri.a) Bantu klien merawat dirib) Ajarkan ketrampilan secara bertahapc) Buatkan jadwal kegiatan setiap hari3. Ciptakan lingkungan yang mendukunga. Sediakan perlengkapan yang diperlukan untuk mandi.b. Dekatkan peralatan mandi biar mudah dijangkau oleh klien.c. Sediakan lingkungan yang aman dan nyaman bagi klien misalnya, kamar mandi yang dekat dan tertutup.G. Pohon MasalahPenurunan kemampuan dan motivasi merawat diri

C. Diagnosa Keperawatan

Berdasarkan data yang didapat ditetapkan diagnosa keperawatan :

Kurang Perawatan Diri : – Kebersihan diri- Berdandan- Makan- BAB/BAK

Latihan 1: Percakapan saat melakukan pengkajian pada pasien dengan kurang perawatan diri : kebersihan diri

Orientasi :

“Selamat pagi Tina, bagaimana perasaannya hari ini ? Bagaimana kalau saat ini kita mendiskusikan tentang kegiatan Tina sehari-hari 15 menit disini, bagaimana Tin?”

Kerja :

Page 10: Askep Defisit Perawatan Diri

o Pengkajian Kebersihan diri“Berapa kali Tina mandi dalam sehari? Apakah Tina sudah mandi hari ini? Menurut Tina apa kegunaannya mandi ?Apa alasan Tina sehingga tidak bisa merawat diri ? Menurut Tina apa manfaatnya kalau kita menjaga kebersihan diri? Kira-kira tanda-tanda orang yang merawat diri dengan baik seperti apa? Kalau kita tidak teratur menjaga kebersihan diri masalah apa menurut Tina yang bisa muncul ?”

o Pengkajian Berdandan untuk pasien wanita“Apa yang Tina lakukan untuk merawat rambut dan muka? Kapan saja Tina menyisir rambut ? Bagaimana dengan bedakan? Apa maksud atau tujuan sisiran dan berdandan ?”

o Pengkajian Berdandan untuk pasien laki-laki“Berapa kali Tono cukuran dalam seminggu? Kapan Tono cukuran terakhir? Apa gunanya cukuran? Apa alat-alat yang diperlukan?”

o Pengkajian Makan“Berapa kali makan sehari? Apa saja persiapan makan? Di mana tempat kita makan? Bagaimana cara makan yang baik? Apa yang dilakukan sebelum makan ? Apa pula yang dilakukan setelah makan?”

o Pengkajian kemampuan BAB/BAK“Di mana biasanya Tina berak/kencing? Bagaimana membersihkannya?”

Terminasi :

“Bagaimana perasaan Tina setelah kita mendiskusikan tentang pentingnya kebersihan diri tadi ? Sekarang coba Tina ulangi lagi tanda-tanda bersih dan rapi ? Setengah jam lagi kita akan mendiskusikan tentang cara-cara merawat diri sekaligus Tina mempraktekkannya. Bagaimana Tina? Setuju?”(Perawat menyiapkan alat kebersihan diri yang akan digunakan)

Data yang didapat berdasarkan komunikasi diatas didokumentasikan pada kartu berobat pasien di puskesmas. Contoh pendokumentasiannya sebagai berikut:

Data : Pasien berpenampilan kotor, tidak rapi, badan bau dan gigi tampak kuning dan terlihat banyak sisa makanan. Pasien mengatakan bahwa ia sudah 3 bulan tidak mandi. Keluarga mengatakan pasien BAB dan BAK disembarang tempat.

D. Tindakan keperawatan

Tindakan keperawatan untuk pasien kurang perawatan diri juga ditujukan untuk keluarga sehingga keluarga mampu mengarahkan pasien dalam melakukan perawatan diri.

1. Tindakan keperawatan untuk pasiena. Tujuan:1) Pasien mampu melakukan kebersihan diri secara mandiri

Page 11: Askep Defisit Perawatan Diri

2) Pasien mampu melakukan berhias/berdandan secara baik3) Pasien mampu melakukan makan dengan baik4) Pasien mampu melakukan BAB/BAK secara mandiri

b. Tindakan keperawatan1) Melatih pasien cara-cara perawatan kebersihan diriUntuk melatih pasien dalam menjaga kebersihan diri Saudara dapat melakukan tanapan tindakan yang meliputi:a) Menjelasan pentingnya menjaga kebersihan diri.b) Menjelaskan alat-alat untuk menjaga kebersihan diric) Menjelaskan cara-cara melakukan kebersihan dirid) Melatih pasien mempraktekkan cara menjaga kebersihan diri

Latihan 2. Percakapan saat melatih pasien tentang cara-cara perawatan kebersihan diri

Orientasi :“Selamat pagi Tina? Apakah masih ingat apa tanda-tandanya bersih ? Selama setengah jam ini kita akan membicarakan bagaimana cara mandi, gosok gigi, keramas, berpakaian dan gunting kuku yang benar. Selanjutnya … akan mencoba cara-cara yang telah kita diskusikan ini. Siap … ?

Kerja :“Menurut Tina kalau mandi itu kita harus bagaimana ? sebelum mandi apa yang perlu kita persiapkan ? Benar sekali..Tina perlu menyiapkan pakaian ganti, handuk, sikat gigi, shampo dan sabun serta sisir. Bagaimana kalau sekarang kita ke kamar mandi, suster akan membimbing Tina melakukannya. Sekarang Tina siram seluruh tubuh Tina termasuk rambut lalu ambil shampoo gosokkan pada kepala Tina sampai berbusa lalu bilas sampai bersih.. bagus sekali.. Selanjutnya ambil sabun, gosokkan di seluruh tubuh secara merata lalu siram dengan air sampai bersih, jangan lupa sikat gigi pakai odol.. giginya disikat mulai dari arah atas ke bawah. Gosok seluruh gigi Tina. mulai dari depan sampai belakang.. Bagus, lalu kumur-kumur sampai bersih. Terakhir siram lagi seluruh tubuh Tina. sampai bersih lalu keringkan dengan handuk. Tina bagus sekali melakukannya. Selanjutnya Tina pasang baju dan sisir rambutnya dengan baik.”

Terminasi :“Bagaimana perasaan Tina setelah mandi dan mengganti pakaian ? Coba Tina sebutkan lagi apa saja cara-cara mandi yang baik yang sudah Tina. lakukan tadi ?””Mari kita masukkan pada jadwal kegiatan, jam berapa saja? Nah, dikerjakan ya Tina! Dua hari lagi kita ketemu lagi untuk latihan berdandan. Oke?”

2) Melatih pasien berdandan/berhias

Saudara sebagai perawat dapat melatih pasien berdandan. Untuk pasien laki-laki tentu harus dibedakan dengan wanita.Untuk pasien laki-laki latihan meliputi :a) Berpakaianb) Menyisir rambut

Page 12: Askep Defisit Perawatan Diri

c) BercukurUntuk pasien wanita, latihannya meliputi :a) Berpakaianb) Menyisir rambutc) Berhias

Latihan 3. Percakapan saat melatih pasien laki-laki berdandan

Orientasi“Selamat pagi Pak Tono?“Bagaimana perasaan Bpk hari ini? Bagaimana mandinya?”“Hari ini kita akan latihan berdandan, mau dimana latihannya. Bagaimana kalau di ruang tamu ? lebih kurang setengah jam”.

Kerja“Apa yang bapak lakukan setelah selesai mandi ?”“Apakah bapak menyisir rambut ? Bagaimana cara bersisir ?”“Bagaimana cara bapak memakai baju ? Berapa kali ganti baju dalam sehari ?”“Apakah bapak suka bercukur ?Berapa hari sekali bercukur ?”“Untuk menyisir rambut sebaiknya tiap selesai mandi bapak bersisir. Pakailah sisir” yang bersih dan tidak tajam. Coba bapak praktekkan… ya, bagus!”“Tampaknya kumis dan janggut bapak sudah panjang. Mari Pak dirapikan ! Ya, Bagus !” (catatan: janggut dirapihkan bila pasien tidak memelihara janggut)“Untuk berpakaian, pilihlah pakaian yang bersih dan kering. Berganti pakaian yang sehat 2x/hari. Sekarang coba bapak ganti baju.. Ya, bagus seperti itu”.

Terminasi“Bagaimana perasaan bapak setelah berdandan”.“Coba pak, sebutkan cara berdandan yang baik sekali lagi”..“Selanjutnya bapak setiap hari setelah mandi berdandan dan pakai baju seperti tadi ya! Masukkan ke jadwal ya?”“Minggu depan kita latihan makan yang baik. Kita akan makan bersama. Saya akan datang jam 12 siang”.

Latihan 4. Percakapan melatih berdandan untuk pasien wanita

Orientasi“Selamat pagi, bagaimana perasaaan Tina hari ini ?Bagaimana mandinya?”“Sesuai janji kita hari ini kita akan latihan berdandan supaya ibu tampak rapi dan cantik. Di mana alat-alat dandannya?”

Kerja“Bagaimana cara Ibu berdandan ? Apakah menyisir rambut ? Bagaimana cara ibu menyisir ? Bagus sekali!”“Apa kebiasaan ibu dalam berdandan/berpakaian ?”“Apakah ibu biasa memakai bedak ?”

Page 13: Askep Defisit Perawatan Diri

“Nah sekarang kita praktek ya mulai dengan ganti pakaian. Ya bagus. Sekarang menyisir rambut.. ya.. Bagus sekali.., lanjutkan dengan merias muka. Ya bagus. Ibu tampak cantik..”“Saya jelaskan bahwa ganti baju sebaiknya 2x/hari kemudian menyisir rambut setelah mandi. Berbedak dilakukan setelah mandi.”

Terminasi:“Bagaimana perasaan Ibu setelah belajar berdandan. ““Untuk berdandan caranya bagaimana ?”“Hari-hari berikutnya saya berharap Ibu berdandan dengan baik. Mari masukkan dalam jadwalnya ya!”“Minggu depan kita bertemu lagi untuk belajar cara makan yang baik.”

3) Melatih pasien makan secara mandiri

Untuk melatih makan pasien Saudara dapat melakukan tahapan sebagai berikut:a) Menjelaskan cara mempersiapkan makanb) Menjelaskan cara makan yang tertibc) Menjelaskan cara merapihkan peralatan makan setelah makand) Praktek makan sesuai dengan tahapan makan yang baik

Latihan 5. Percakapan melatih pasien makan secara mandiri

Orientasi“Selamat pagi Tina? Bagaimana perasaannya hari ini ?”“Apakah berdandan sudah dilakukan tiap hari ?”“Hari ini kita akan latihan bagaimana cara makan yang baik. Kita latihan selama satu jam… langsung di ruang makan ya..!”

Kerja“Bagaimana kebiasaan sebelum, saat, maupun setelah makan ? Dimana Tina makan ?”“Sebelum makan kita harus cuci tangan memakai sabun. Ya, mari kita praktekkan ! “Bagus ! Setelah itu kita duduk dan ambil makanan. Sebelum disantap kita berdoa dulu. Silakan Tina yang pimpin !. Bagus..“Mari kita makan.. saat makan kita harus menyuap makanan satu-satu dengan pelan-pelan. Ya, mari kita makan”..“Setelah makan kita bereskan piring, gelas yang kotor. Ya betul.. dan kita akhiri dengan cuci tangan. Ya bagus”!

Terminasi“Bagaimana perasaan Tina setelah kita makan bersama-sama”.“Setelah makan apa yang sebaiknya kita lakukan ?”“Hari-hari berikutnya saya berharap Ibu Asih melakukan cara tadi dengan baik. Dua hari lagi saya datang lagi untuk melihat hasil kegiatan Tina. Sampai jumpa!”

4) Mengajarkan pasien melakukan BAB/BAK secara mandiri

Page 14: Askep Defisit Perawatan Diri

Saudara dapat melatih pasien untuk BAB dan BAK mandiri sesuai tahapan berikut:a) Menjelaskan tempat BAB/BAK yang sesuaib) Menjelaskan cara membersihkan diri setelah BAB dan BAKc) Menjelaskan cara membersihkan tempat BAB dan BAK

Latihan 6. Percakapan mengajarkan pasien melakukan BAB/BAK secara mandiri

Orientasi“Selamat pagi Tono ? Bagaimana perasaan Tono hari ini ?”“Sesuai dengan janji kita, selama setengah jam ini kita akan membicarakan tentang cara berak dan kencing yang baik?”

Kerja“Dimana biasanya Tono berak dan kencing?” “Benar Tono, berak atau kencing yang baik itu di WC/kakus, kamar mandi atau tempat lain yang tertutup dan ada saluran pembuangan kotorannya. Jadi kita tidak berak/kencing di sembarang tempat ya…..”“Sekarang, coba Tono jelaskan kepada saya bagaimana cara Tono cebok?”“Sudah bagus ya Tono Yang perlu diingat saat Tono cebok adalah Tono membersihkan anus atau kemaluan dengan air yang bersih dan pastikan tidak ada tinja/air kencing yang masih tersisa di tubuh Tono”.

2. Tindakan keperawatan pada keluarga

a. Tujuan1) Keluarga mampu merawat anggota keluarga yang mengalami masalah kurang perawatan diri.

b. Tindakan keperawatanUntuk memantau kemampuan pasien dalam melakukan cara perawatan diri yang baik maka Saudara harus melakukan tindakan kepada keluarga agar keluarga dapat meneruskan melatih pasien dan mendukung agar kemampuan pasien dalam perawatan dirinya meningkat. Serangkaian intervensi ini dapat Saudara lakukan:1) Diskusikan dengan keluarga tentang fasilitas kebersihan diri yangdibutuhkan oleh pasien untuk menjaga perawatan diri pasien.2) Anjurkan keluarga untuk terlibat dalam merawat diri pasien danmembantu mengingatkan pasien dalam merawat diri (sesuai jadualyang telah disepakati).3) Anjurkan keluarga untuk memberikan pujian atas keberhasilanpasien dalam merawat diri.

DAFTAR PUSTAKACarpenito, Lynda Juall. 2001. Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Edisi 8. Jakarta : EGC.Depkes. 2000. Standar Pedoman Perawatan jiwa.Kaplan Sadoch. 1998. Sinopsis Psikiatri. Edisi 7. Jakarta : EGCKeliat. B.A. 2006. Modul MPKP Jiwa UI . Jakarta : EGCKeliat. B.A. 2006. Proses Keperawatan Jiwa. Jakarta : EGCNurjanah, Intansari S.Kep. 2001. Pedoman Penanganan Pada Gangguan Jiwa. Yogyakarta :

Page 15: Askep Defisit Perawatan Diri

MomediaPerry, Potter. 2005 . Buku Ajar Fundamental Keperawatan. Jakarta : EGCRasmun S. Kep. M 2004. Seres Kopino dan Adaptasir Toors dan Pohon Masalah Keperawatan. Jakarta : CV Sagung SetoStuart, Sudden, 1998. Buku Saku Keperawatan Jiwa edisi 3. Jakarta : EGCSantosa, Budi. 2005. Panduan Diagnosa Keperawatan Nanda, 2005 – 2006. Jakarta : Prima Medika.Stuart, GW. 2002. Buku Saku Keperawatan Jiwa. Edisi 5. Jakarta: EGC.Tarwoto dan Wartonah. 2000. Kebutuhan Dasar Manusia. Jakarta.Townsend, Marry C. 1998. Buku Saku Diagnosa Keperawatan pada Perawatan Psikiatri edisi 3. Jakarta. EGC

http://zieshila.wordpress.com/ibu-dan-anak/asuhan-keperawatan-pasien-defisit-perawatan-diri/

Page 16: Askep Defisit Perawatan Diri