Upload
rizky-pranata-b
View
105
Download
11
Embed Size (px)
DESCRIPTION
Elektro
KEAMANAN DAN KESELAMATAN KERJA
Laporan Perbandingan K3 Laboratorium Teknik Elektro Undip
dengan Standar K3 Laboratorium
DISUSUN OLEH :
M. HARRITS FITRIANSYAH (21060111140157)
ARIF SETIAWAN (210601111 )
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2012
PendahuluanLaboratorium adalah suatu tempat dimana mahasiswa, dosen, peneliti dsb melakukan
percobaan. Percobaan yang dilakukan menggunakan berbagai bahan kimia, peralatan
gelas dan instrumentasi khusus yang dapat menyebabkan terjadinya kecelakaan bila
dilakukan dengan cara yang tidak tepat. Kecelakaan itu dapat juga terjadi karena
kelalaian atau kecerobohan kerja, ini dapat membuat orang tersebut cedera, dan
bahkan bagi orang disekitarnya. Keselamatan kerja di laboratorium merupakan
dambaan bagi setiap individu yang sadar akan kepentingan kesehatan, keamanan dan
kenyamanan kerja. Bekerja dengan selamat dan aman berarti menurunkan resiko
kecelakaan. Walaupun petunjuk keselamatan kerja sudah tertulis dalam setiap
penuntun praktikum, namun hal ini perlu dijelaskan berulang-ulang agar setiap
individu lebih meningkatkan kewaspadaan ketika bekerja di laboratorium. Berbagai
peristiwa yang pernah terjadi perlu dicatat sebagai latar belakang pentingnya bekerja
dengan aman di laboratorium. Sumber bahaya terbesar berasal dari bahan-bahan
kimia, oleh sebab itu diperlukan pemahaman mengenai jenis bahan kimia agar yang
bekerja dengan bahan-bahan tersebut dapatlebih berhati-hati dan yang lebih penting
lagi tahu cara menanggulanginya. Limbah bahan kimia sisa percobaan harus dibuang
dengan cara yang tepat agar tidak menyebabkan polusi pada lingkungan. Cara
menggunakan peralatan umum dan berbagai petunjuk praktis juga dibahas secara
singkat untuk mengurangi kecelakaan yang mungkin terjadi ketika bekerja di
Laboratorium. Dengan pengetahuan singkat tersebut diharapkan setiap individu
khususnya para asisten dapat bertanggung jawab untuk menjaga keselamatan kerja
mahasiswa di laboratorium dengan sebaik-baiknya.
Latar belakang
Beberapa peristiwa yang pernah terjadi di laboratorium dapat merupakan cermin bagi
setiap orang untuk meningkatkan kewaspadaannya ketika bekerja di laboratorium.
Peristiwa-peristiwa tersebut kadang-kadang terlalu pahit untuk dikenang, namun
meninggalkan kesan pendidikan yang baik, agar tidak melakukan kesalahan dua kali
pada peristiwa yang sama. Peristiwa terbesar dalam sejarah Departemen Kimia adalah
kejadian 27 tahun yang lalu, ketika itu Gedung Departemen terbakar pada malam
menjelang pagi hari, itu terjadi karena ada bahan kimia yang meledak di gedung
tersebut. Walaupun tidak terdapat korban manusia, namun kerugian materi sangat
banyak dan mahasiswa agak ”terhambat” melakukan proses pendidikan karena
diperlukan waktu yang tidak sedikit untuk dapat memenuhi keperluan fasilitas yang
terbakar. Peristiwa lainnya tidak sehebat yang terjadi di atas, namun perlu perhatian
khusus agar dikemudian hari jangan sampai terjadi lagi. Peristiwa itu menimpa salah
seorang mantan mahasiswa kimia yang bekerja dengan brom, bahan ini mengalir dari
peralatan yang kurang rapat, menyentuh kulit lengannya, akibatnya terjadi luka bakar
dan bekasnya tidak hilang sampai sekarang. Ada pula yang terkena bahan kimia TCA
ketika mengambil zat tersebut dari botol kemasannya, karena kurang hati-hati ada
bahan yang terkena kulit tangan mahasiswa dan ini menimbulkan iritasi yang hebat,
gejalanya kulit terasa gatal dan karena digaruk dapat melepuh. Kejadian berikutnya
adalah ketika mahasiswa tahun pertama bekerja menggunakan pembakar dengan
bahan bakar spiritus, pembakar tersebut tersenggol sehingga spiritus tersebut tumpah
ke meja praktikum dan menyebabkan kebakaran serta merusak meja praktikum.
Kebakaran juga pernah terjadi karena terlepasnya selang penyambung pembakar
bunsen dari saluran gas bakar, ini disebabkan oleh mahasiswa yang menarik
pembakar itu ke berbagai tempat. Ada pula kecerobohan kerja yang menyebabkan
asam sulfat pekat tumpah di atas meja praktikum. Asam tersebut dapat
menghanguskan kayu sehingga meja praktikum berubah menjadi hitam dan rapuh.
Kelalaian lainnya disebabkan oleh kurang disiplin, seperti lupa menutup kran air,
sehingga terjadi banjir sampai ke laboratorium lainnya. Semua peristiwa tersebut
tidak akan terjadi bila setiap individu sadar dan mengerti bahwa laboratorium itu
milik bersama yang harus dijaga dengan meningkatkan disiplin.
Kesehatan dan keselamatan kerja adalah dua hal yang sangat penting. Oleh karenanya, semua perusahaan konstraktor berkewajiban menyediakan semua keperluan peralatan/ perlengkapan perlindungan diri atau personal protective Equipment(PPE) untuk semua karyawan yang bekerja, yaitu :1. Pakaian Kerja
Tujuan pemakaian pakaian kerja adalah melindungi badan manusia terhadap pengaruh-pengaruh yang kurang sehat atau yang bisa melukai badan. Megingat karakter lokasi proyek konstruksi yang pada umumnya mencerminkan kondisi yang keras maka selayakya pakaian kerja yang digunakan juga tidak sama dengan pakaian yang dikenakan oleh karyawan yang bekerja di kantor. Perusahaan yang mengerti betul masalah ini umumnya menyediakan sebanyak 3 pasang dalam setiap tahunnya.2. Sepatu Kerja
Sepatu kerja (safety shoes) merupakan perlindungan terhadap kaki. Setiap pekerja konstruksi perlu memakai sepatu dengan sol yang tebal supaya bisa bebas berjalan dimana-mana tanpa terluka oleh benda-benda tajam atau kemasukan oleh kotoran dari bagian bawah. Bagian muka sepatu harus cukup keras supaya kaki tidak terluka kalau tertimpa benda dari atas.3. Kacamata Kerja
Kacamata pengaman digunakan untuk melidungi mata dari debu kayu, batu, atau serpih besi yang beterbangan di tiup angin. Mengingat partikel-partikel debu berukuran sangat kecil yang terkadang tidak terlihat oleh mata. Oleh karenanya mata perlu diberikan perlindungan. Biasanya pekerjaan yang membutuhkan kacamata adalah mengelas.4. Sarung Tangan
Sarung tanga sangat diperlukan untuk beberapa jenis pekerjaan. Tujuan utama penggunaan sarung tangan adalah melindungi tangan dari benda-benda keras dab tajam selama menjalankan kegiatannya. Salah satu kegiatan yang memerlukan sarung tangan adalah mengangkat besi tulangan, kayu. Pekerjaan yang sifatnya berulang seperti medorong gerobag cor secara terus-meerus dapat mengakibatkan lecet pada tangan yang bersentuhan dengan besi pada gerobag.
5. Helm
Helm (helmet) sangat pentig digunakan sebagai pelindug kepala, dan sudah merupakan keharusan bagi setiap pekerja konstruksi untuk mengunakannya dengar benar sesuai peraturan. Helm ini diguakan untuk melindungi kepala dari bahaya yang berasal dari atas, misalnya saja ada barang, baik peralatan atau material konstruksi yang jatuh dari atas. Memang, sering kita lihat kedisiplinan para pekerja untuk menggunakannya masih rendah yang tentunya dapat membahayakan diri sendiri.6. Sabuk Pengaman
Sudah selayaknya bagi pekerja yang melaksanakan kegiatannya pada ketinggian tertentu atau pada posisi yang membahayakan wajib mengenakan tali pengaman atau safety belt. Fungsi utama talai penganman ini dalah menjaga seorang pekerja dari kecelakaan kerja pada saat bekerja, misalnya saja kegiatan erection baja pada bangunan tower.7. Penutup Telinga
Alat ini digunakan untuk melindungi telinga dari bunyi-bunyi yang dikeluarkan oleh mesin yang memiliki volume suara yang cukup keras dan bising. Terkadang efeknya buat jangka panjang, bila setiap hari mendengar suara bising tanpa penutup telinga ini. 8. Masker
Pelidung bagi pernapasan sangat diperlukan untuk pekerja konstruksi mengingat kondisi lokasi proyek itu sediri. Berbagai material konstruksi berukuran besar sampai sangat kecil yang merupakan sisa dari suatu kegiatan, misalnya serbuk kayu sisa dari kegiatan memotong, mengampelas, mengerut kayu. 9. Tangga
Tangga merupakan alat untuk memanjat yang umum digunakan. Pemilihan dan penempatan alat ini untuk mecapai ketinggian tertentu dalam posisi aman harus menjadi pertimbangan utama. 10. P3K
Apabila terjadi kecelakaan kerja baik yang bersifat ringan ataupun berat pada pekerja konstruksi, sudah seharusnya dilakukan pertolongan pertama di proyek. Untuk itu, pelaksana konstruksi wajib menyediakan obat-obatan yang digunakan untuk pertolongan pertama.
Berdasarkan Standar Keamanan dan Keselamatan Kerja, Laboratorium
Teknik Elektro masih kurang memenuhi standar Keamanan dan Keselamatan
Kerja. Hal ini ditunjukkan dengan masih terdapat beberapa hal yang belum sesuai
dengan standar keselamatan dan keamanan kerja.
Gambar di atas diambil di laboratorium Elektronika jurusan Teknik Elektro
Universitas diponegoro. Dapat kita lihat, bahwa pada meja praktikum terdapat
kabel-kabel yang tidak tersusun rapi. Seharusnya pada meja praktikum semua alat
dan bahan tersusun dengan rapi sehingga praktikan dapat menjalankan praktikum
dengan keadaan yang nyaman. Selain itu tidak terdapat prosedur keselamatan
kerja pada penggunaan alat-alat di laboratorium. Hal ini dinilai kurang dalam
peningkatan kewaspadaan terhadap segala kecelakaan yang mungkin saja terjadi
pada penggunaan alat-alat yang menggunakan sumber tegangan AC.
Gambar diatas juga diambil pada Laboratorium Jurusan Teknik Elektro
Universitas Diponegoro. Pada gambar terlihat sampah kertas dan plastik yang
terdapat di bawah meja praktikum. Hal ini menunjukkan bahwa ruangan
praktikum tidak dijaga kebersihannya. Padahal suatu laboratorium harusnya
bersih dari sampah serta rapi dalam penataannya. Untuk itu haruslah dijaga
kebersihan laboratorium untuk memberikan kenyamanan pada praktikan yang
akan melakukan praktikum. Kebersihan ini merupakan hal yang menjadi tanggung
jawab semua orang yang berada di laboratorium seperti praktikan, asisten
praktikum, dan koordinator lab. Apabila yang bertanggung jawab bertanggung
jawab atas kebersihan laboratorium maka laboratorium akan menjadi bersih dan
menjadi nyaman dalam praktikan melakukan praktikum.
Gambar diatas diambil pada Laboratorium Elektronika Jurusan Teknik Elektro
Universitas Diponegoro. Pada gambar terlihat alat-alat yang seharusnya memiliki
prosedur keselamatan kerja dalam penggunaannya. Selain itu tidak terdapat alat-
alat pengaman yang dapat digunakan apabila memakai alat-alat di atas. Alat
pengaman yang seharusnya dipakai apabila akan menggunakan alat-alat diatas
seperti masker, kaca mata, dan sarung tangan. Karena dengan menggunakan alat-
alat pengaman seperti yang tadi dijelaskan maka akan memperkecil terjadinya
kecelakaan kerja dalam menggunakan alat-alat tersebut.
Gambar diatas diambil pada Laboratorium Elektronika Jurusan Teknik Elektro
Universitas. Berdasarkan standar keamanan dan keselamatan kerja, pemasangan
stop kontak pada laboratorium ini sangat tidak sesuai standar dan dapat
membahayakan semua orang yang berada di sekitar stop kontak tersebut. Karena
pemasangan instalasi listrik yang demikian dapat menimbulkan sengatan listrik
pada saat tersenggol dan bisa menyebabkan kematian apabila tersengat listrik
tersebut dalam waktu yang lama. Selain itu, pada sekitar stop kontak tidak
dipasang peringatan bahaya atau semacamnya selama belum di betulkan sehingga
akan sangat membahayakan bagi orang yang tidak tau kondisi stop kontak
tersebut.
Gambar diatas diambil pada Laboratorium Elektronika Jurusan Teknik Elektro
Universitas Diponegoro. Berdasarkan standar keamanan dan keselamatan kerja,
peralatan K3 yang terdapat pada laboratorium kurang memadai. Hal ini terlihat
pada gambar yang hanya terdapat tabung gas pemadam api yang ada pada
peralatan K3 laboratorium. Harusnya K3 laboratorium ditambah pula dengan
obat-obatan K3 karena pada laboratorium juga terdapat alat-alat yang
memungkinkan terjadi kecelakaan yang menyebabkan luka luar. Sehingga untuk
pengadaan obat-obatan K3 juga diperlukan.
Kesimpulan
Pada Laboratorium Elektronika Jurusan Teknik Elektro Universitas
Diponegoro masih kurang memnuhi standar keamanan dan keselamatan kerja. Hal
ini ditunjukkan dengan kondisi ruang laboratorium yang masih kurang rapi dan
bersih. Selain itu, masih terdapat instalasi listrik yang belum memenuhi standar
K3. Dan pengadaan alat-alat K3 masih belum memadai seperti pada keamanan
dalam penggunaan alat-alat berbahaya dan obat-obatan K3 yang belum ada.