75
UPT KEAMANAN, KESEHATAN, KESELAMATAN KERJA DAN LINGKUNGAN ITB 1

UPT KEAMANAN, KESEHATAN, KESELAMATAN … KEAMANAN, KESEHATAN, KESELAMATAN KERJA DAN LINGKUNGAN ITB 4 hidup yang berkualitas, baik di rumah maupun dalam pekerjaan

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: UPT KEAMANAN, KESEHATAN, KESELAMATAN … KEAMANAN, KESEHATAN, KESELAMATAN KERJA DAN LINGKUNGAN ITB 4 hidup yang berkualitas, baik di rumah maupun dalam pekerjaan

UPT KEAMANAN, KESEHATAN, KESELAMATAN KERJA DAN LINGKUNGAN ITB 1

Page 2: UPT KEAMANAN, KESEHATAN, KESELAMATAN … KEAMANAN, KESEHATAN, KESELAMATAN KERJA DAN LINGKUNGAN ITB 4 hidup yang berkualitas, baik di rumah maupun dalam pekerjaan

UPT KEAMANAN, KESEHATAN, KESELAMATAN KERJA DAN LINGKUNGAN ITB 2

BAB 1 KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

1.1 Pendahuluan Keselamatan dan kesehatan kerja (K3) merupakan instrumen yang memproteksi pekerja, perusahaan, lingkungan hidup, dan masyarakat sekitar dari bahaya akibat kecelakaan kerja. K3 bertujuan mencegah, mengurangi, bahkan menihilkan risiko kecelakaan kerja (zero accident). Penerapan konsep ini tidak boleh dianggap sebagai upaya pencegahan kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja yang menghabiskan banyak biaya (cost), melainkan harus dianggap sebagai bentuk investasi jangka panjang yang memberi keuntungan yang berlimpah pada masa yang akan datang. Bangunan gedung adalah wujud fisik hasil pekerjaan konstruksi yang menyatu dengan tempat kedudukannya, sebagian atau seluruhnya berada di atas dan/atau di dalam tanah dan/atau air, yang berfungsi sebagai tempat manusia melakukan kegiatannya, baik untuk hunian atau tempat tinggal, kegiatan keagamaan, kegiatan usaha, kegiatan sosial, budaya, maupun kegiatan khusus. Undang-undang No.28 Tahun 2002 Pasal 16 (1) menyatakan bahwa suatu bangunan gedung haruslah memiliki keandalan yang sesuai dengan fungsinya. Keandalan bangunan gedung adalah keadaan bangunan yang memenuhi persyaratan keselamatan, kesehatan, kenyamanan dan kemudahan. Pencegahan dan penanggulangan terhadap bahaya kebakaran, instalasi penangkal petir dan instalasi listrik, dan kemampuan gedung menopang beban merupakan suatu syarat keselamatan, sedangkan penghawaan (ventilasi), pencahayaan dan sanitasi bangunan gedung merupakan suatu syarat kesehatan. Pengaplikasian K3 penting diaplikasikan dalam berbagai sektor termasuk di dalamnya lingkungan kampus sebagai tempat kerja dan belajar untuk itu kita perlu mengembangkan dan meningkatkan K3 di setiap gedung kampus Ganesha dalam rangka menekan serendah mungkin risiko kecelakaan dan penyakit yang timbul akibat hubungan kerja, serta meningkatkan produktivitas dan efesiensi.

Page 3: UPT KEAMANAN, KESEHATAN, KESELAMATAN … KEAMANAN, KESEHATAN, KESELAMATAN KERJA DAN LINGKUNGAN ITB 4 hidup yang berkualitas, baik di rumah maupun dalam pekerjaan

UPT KEAMANAN, KESEHATAN, KESELAMATAN KERJA DAN LINGKUNGAN ITB 3

1.2 Definisi Keselamatan Kerja Keselamatan kerja diartikan sebagai kondisi yang bebas dari resiko kecelakaan atau kerusakan atau dengan resiko yang relatif sangat kecil di bawah tingkat tertentu (Simanjuntak, 1994). Kondisi kerja yang aman/selamat perlu dukungan dari sarana dan prasarana keselamatan yang berupa peralatan keselamatan, alat perlindungan diri dan rambu-rambu. Alat-alat yang tergolong sebagai penunjang keselamatan kerja tersebut antara lain adalah helm, sarung tangan, masker, jaket pelindung, peralatan kebakaran, dan pelindung kaki. Untuk prasarana keselamatan seperti rambu-rambu/tanda peringatan memerlukan ketentuan-ketentuan yaitu mudah terlihat, mudah di baca, dan tahan lama; di tulis dalam bahasa resmi negara yang menggunakan produk yang dimaksud, kecuali bila secara teknis salah satu bahasa tertentu dianggap lebih sesuai; ringkas dan jelas; dan menjelaskan tingkat bahaya dan memberikan cara mengurangi resiko (Simanjuntak, 1994). Keselamatan kerja bertujuan untuk melindungi keselamatan tenaga kerja di dalam melaksanakan tugasnya juga melindungi keselamatan setiap orang yang berada di tempat kerja, selain itu melindungi keamanan peralatan dan sumber produksi agar selalu dapat digunakan secara efisien (Suma’mur, 1996). 1.3 Definisi Kesehatan Kerja Pengertian dari kesehatan kerja adalah kondisi yang dapat mempengaruhi kesehatan para pekerja (Simanjuntak, 1994). Gangguan kesehatan kerja mempunyai dampak yang terasa secara langsung dan yang tidak langsung, dampak secara langsung adalah gangguan kesehatan kerja yang dirasakan seketika itu juga oleh pekerja, sedang yang dimaksud dengan dampak secara tidak langsung adalah gangguan pada kesehatan yang dirasakan oleh pekerja setelah jangka waktu tertentu. Ketika gangguan kesehatan mulai terasa maka akan berpengaruh terhadap banyak aspek, salah satunya adalah turunnya produktivitas dari pekerja. Gangguan kesehatan yang dialami oleh pekerja dapat bersifat tidak permanen maupun permanen (Simanjuntak, 1994). Menurut Ridley (2004), kesehatan merupakan unsur penting agar kita dapat menikmati

Page 4: UPT KEAMANAN, KESEHATAN, KESELAMATAN … KEAMANAN, KESEHATAN, KESELAMATAN KERJA DAN LINGKUNGAN ITB 4 hidup yang berkualitas, baik di rumah maupun dalam pekerjaan

UPT KEAMANAN, KESEHATAN, KESELAMATAN KERJA DAN LINGKUNGAN ITB 4

hidup yang berkualitas, baik di rumah maupun dalam pekerjaan. Kesehatan juga merupakan faktor penting menjaga keberlangsungan sebuah organisasi. 1.4 Perlindungan Terhadap Pengguna Gedung Pada dasarnya usaha untuk memberikan perlindungan keselamatan kerja pada pengguna gedung kampus ITB dalam hal ini didalamnya termasuk pekerja, pendidik, mahasiswa serta siapapun yang berada di dalamnya dilakukan 2 cara (Soeprihanto, 1996) yaitu:

1. Usaha preventif atau mencegah Preventif atau mencegah berarti mengendalikan atau menghambat sumber-sumber bahaya yang terdapat di tempat kerja sehingga dapat mengurangi atau tidak menimbulkan bahaya bagi para pengguna gedung. Langkah-langkah pencegahan itu dapat dibedakan, yaitu :

Subsitusi (mengganti alat/sarana yang kurang/tidak berbahaya)

Isolasi (memberi isolasi/alat pemisah terhadap sumber bahaya)

Pengendalian secara teknis terhadap sumber-sumber bahaya.

Pemakaian alat pelindung perorangan (eye protection/googles, safety hat/cap/helmet, ear plug/muff, gas respirator, dust respirator, gloves, tali pengaman/safety harness untuk bekerja di ketinggian dan lain-lain).

Petunjuk dan peringatan di tempat kerja. Latihan dan pendidikan keselamatan dan kesehatan

kerja.

2. Usaha represif atau kuratif Kegiatan yang bersifat kuratif berarti mengatasi kejadian atau kecelakaan yang disebabkan oleh sumber- sumber bahaya yang terdapat di tempat kerja. Pada saat terjadi kecelakaan atau kejadian lainnya sangat dirasakan arti pentingnya persiapan baik fisik maupun mental para

Page 5: UPT KEAMANAN, KESEHATAN, KESELAMATAN … KEAMANAN, KESEHATAN, KESELAMATAN KERJA DAN LINGKUNGAN ITB 4 hidup yang berkualitas, baik di rumah maupun dalam pekerjaan

UPT KEAMANAN, KESEHATAN, KESELAMATAN KERJA DAN LINGKUNGAN ITB 5

pengguna gedung sebagai suatu kesatuan atau team kerja sama dalam rangka mengatasi dan menghadapinya. Selain itu terutama persiapan alat atau sarana lainnya yang secara langsung didukung oleh bagian pemeliharaan gedung.

“Mari kita budayakan K3 di lingkungan kampus Ganesha”

Page 6: UPT KEAMANAN, KESEHATAN, KESELAMATAN … KEAMANAN, KESEHATAN, KESELAMATAN KERJA DAN LINGKUNGAN ITB 4 hidup yang berkualitas, baik di rumah maupun dalam pekerjaan

UPT KEAMANAN, KESEHATAN, KESELAMATAN KERJA DAN LINGKUNGAN ITB 6

BAB 2 KESELAMATAN GEDUNG

2.1 Kebakaran 2.1.1 Pencegahan Dan Penanggulangan Terhadap Bahaya Kebakaran Pertimbangan utama mengapa perlu upaya penanggulangan bahaya kebakaran adalah karena : adanya potensi bahaya kebakaran di semua tempat, kebakaran merupakan peristiwa berkobarnya api yang tidak dikehendaki dan selalu membawa kerugian. Dengan demikian usaha pencegahan harus dilakukan oleh setiap indivisu dan unit kerja agar jumlah peristiwa kebakaran, penyebab kebakaran dan jumlah kecelakaann dapat dikurangi sekecil mungkin melalui perencanaan yang baik. Melalui pelatihan atau fire drilling secara berkala diharapkan pengguna gedung mampu : mengidentifikasi potensi penyebab kebakaran di lingkungan tempat kerjanya dan melakukan upaya pemadaman kebakaran dini. Kebakaran terjadi akibat bertemunya 3 unsur : bahan (yang dapat ter)bakar; suhu penyalaan/titik nyala dan zat pembakar (O2 atau udara). Untuk mencegah terjadinya kebakaran adalah dengan mencegah bertemunyan salah satu dari dua unsur lainnya. Berdasarkan pemahaman karakteristik kebakaran pada bangunan yang umumnya cellulosic fire maka pengamanan terhadap kebakaran mencakup hal-hal sebagai berikut:

a. Pengendalian lewat perancangan bangunan yang diarahkan pada upaya minimasi timbulnya kebakaran dan intensitas terjadinya kebakaran, yang menyangkut minimasi beban api, rancangan sistem ventilasi, sistem kontrol asap, penerapan sistem kompartemenisasi dll yang dikenal sebagai sistem proteksi pasif.

b. Pengendalian lewat perancangan sistem supresi kebakaran untuk meminimasi dampak terjadinya kebakaran, melalui

Page 7: UPT KEAMANAN, KESEHATAN, KESELAMATAN … KEAMANAN, KESEHATAN, KESELAMATAN KERJA DAN LINGKUNGAN ITB 4 hidup yang berkualitas, baik di rumah maupun dalam pekerjaan

UPT KEAMANAN, KESEHATAN, KESELAMATAN KERJA DAN LINGKUNGAN ITB 7

rancangan pemasangan sistem deteksi & alarm kebakaran, sistem pemadam basis air (sprinkler, slang kebakaran, hose reel), sistem pemadam basis kimia (apar, pemadam khusus) dan sarana pendukungnya (disebut sistem proteksi aktif).

c. Pengendalian lewat tata kelola bangunan yang meng-antisipasi terjadinya bahaya kebakaran didasarkan pada analisis potensi bahaya kebakaran, analisis resiko dan penaksiran bahaya kebakaran (fire hazard assessment) sesuai tahap-tahap pertumbuhan kebakaran dalam ruangan. Tata kelola ini sering disebut sebagai Fire Safety Management yang mencakup kondisi sebelum, pada saat dan setelah kejadian kebakaran.

2.1.2 Sebab-sebab Kebakaran

Kebakaran karena sifat kelalaian manusia, seperti : kurangnya pengertian pengetahuan penanggulangan bahaya kebakaran; kurang hati menggunakan alat dan bahan yang dapat menimbulkan api; kurangnya kesadaran pribadi atau tidak disiplin.

Kebakaran karena peristiwa alam, terutama berkenaan dengan cuaca, sinar matahari, letusan gunung berapi, gempa bumi, petir, angin dan topan.

Kebakaran karena penyalaan sendiri, sering terjadi pada gudang bahan kimia di mana bahan bereaksi dengan udara, air dan juga dengan bahan-bahan lainnya yang mudah meledak atau terbakar.

Kebakaran karena kesengajaan untuk tujuan tertentu, misalnya sabotase, mencari keuntungan ganti rugi klaim asuransi, hilangkan jejak kejahatan, tujuan taktis pertempuran dengan jalan bumi hangus.

Page 8: UPT KEAMANAN, KESEHATAN, KESELAMATAN … KEAMANAN, KESEHATAN, KESELAMATAN KERJA DAN LINGKUNGAN ITB 4 hidup yang berkualitas, baik di rumah maupun dalam pekerjaan

UPT KEAMANAN, KESEHATAN, KESELAMATAN KERJA DAN LINGKUNGAN ITB 8

2.1.3 Peralatan Pemadaman Kebakaran Untuk mencegah dan menanggulangi kebakaran perlu disediakan peralatan pemadam kebakaran yang sesuai dan cocok untuk bahan yang mungkin terbakar di tempat yang bersangkutan. Perlengkapan dan alat pemadam kebakaran sederhana

Air, bahan alam yang melimpah, murah dan tidak ada akibat ikutan (side effect), sehingga air paling banyak dipakai untuk memadamkan kebakaran. Persedian air dilakukan dengan cadangan bak-bak iar dekat daerah bahaya, alat yang diperlukan berupa ember atau slang/pipa karet/plastik.

Pasir, bahan yang dapat menutup benda terbakar sehingga udara tidak masuk sehingga api padam. Caranya dengan menimbunkan pada benda yang terbakar menggunakan sekop atau ember

Karung goni, kain katun, atau selimut basah sangat efektif untuk menutup kebakaran dini pada api kompor atau kebakaran di rumah tangga, luasnya minimal 2 kali luas potensi api.

Tangga, gantol dan lain-lain sejenis, dipergunakan untuk alat bantu penyelamatan dan pemadaman kebakaran.

2.1.4 Alat Pemadam Api Ringan (APAR) APAR adalah alat yang ringan serta mudah dilayani oleh satu orang untuk memadamkan api pada awal terjadinya kebakaran. Tabung APAR harus diisi ulang sesuai dengan jenis dan konstruksinya. Jenis APAR meliputi : jenis air (water), busa (foam), serbuk kering (dry chemical) gas halon dan gas CO2, yang berfungsi untuk menyelimuti benda terbakar dari oksigen di sekitar bahan terbakar sehingga suplai oksigen terhenti. Zat keluar dari tabung karena dorongan gas bertekanan. Karakteristik APAR :

Page 9: UPT KEAMANAN, KESEHATAN, KESELAMATAN … KEAMANAN, KESEHATAN, KESELAMATAN KERJA DAN LINGKUNGAN ITB 4 hidup yang berkualitas, baik di rumah maupun dalam pekerjaan

UPT KEAMANAN, KESEHATAN, KESELAMATAN KERJA DAN LINGKUNGAN ITB 9

APAR jenis tertentu bukan merupakan pemadam untuk segala jenis kebakaran, oleh karena itu sebelum menggunakan APAR perlu diidentifikasi jenis bahan terbakar.

APAR hanya ideal dioperasikan pada situasi tanpa angin kuat, APAR kimiawi ideal dioperasikan pada suhu kamar

Waktu ideal : 3 detik operasi, 10 detik berhenti, waktu maksimum terus menerus 8 detik.

Bila telah dipakai harus diisi ulang

Harus diperiksa secara periodik, minimal 2 tahun sekali.

Gambar 2.1. Konstruksi APAR

2.1.5 Alat Pemadam Kebakaran Besar Alat-alat ini ada yang dilayani secara manual ada pula yang bekerja secara otomatis. Alat pemadam besar dapat dikelompokkan menjadi:

Sistem hidran mempergunakan air sebagai pemadam api. Terdiri dari pompa, saluran air, pilar hidran (di luar gedung), boks hidran (dalam gedung) berisi : slang landas, pipa kopel, pipa semprot dan kumparan slang

Sistem penyembur api (sprinkler system), kombinasi antara sistem isyarat alat pemadam kebakaran.

Sistem pemadam dengan gas.

Page 10: UPT KEAMANAN, KESEHATAN, KESELAMATAN … KEAMANAN, KESEHATAN, KESELAMATAN KERJA DAN LINGKUNGAN ITB 4 hidup yang berkualitas, baik di rumah maupun dalam pekerjaan

UPT KEAMANAN, KESEHATAN, KESELAMATAN KERJA DAN LINGKUNGAN ITB 10

2.1.6 Pedoman Singkat Antisipasi Dan Tindakan Pemadaman Kebakaran

Tempatkan APAR selalu pada tempat yang sudah ditentukan, mudah dijangkau dan mudah dilihat, tidak terlindung benda/perabot seperti lemari, rak buku dsb. Beri tanda segitiga warna merah panjang sisi 35 cm.

Siagakan APAR selalu siap pakai.

Gambar 2.2. Contoh cara penggunaan alat pemadam api ringan

Bila terjadi kebakaran kecil : bertindaklah dengan tenang, identifikasi bahan terbakar dan tentukan APAR yang dipakai.

Page 11: UPT KEAMANAN, KESEHATAN, KESELAMATAN … KEAMANAN, KESEHATAN, KESELAMATAN KERJA DAN LINGKUNGAN ITB 4 hidup yang berkualitas, baik di rumah maupun dalam pekerjaan

UPT KEAMANAN, KESEHATAN, KESELAMATAN KERJA DAN LINGKUNGAN ITB 11

Gambar 2.3. Jenis-jenis APAR

Bila terjadi kebakaran besar : bertindaklah dengan tenang, beritahu orang lain untuk pengosongan lokasi, nyalakan alarm, hubungi petugas pemadam kebakaran.

Upayakan latihan secara periodik untuk dapat bertindak secara tepat dan tenang.

2.1.7 Fasilitas Penunjang Keberhasilan pemadaman kebakaran juga ditentukan oleh keberadaan fasilitas penunjang yang memadai, antara lain :

Fire alarm secara otomatis akan mempercepat diketahuinya peristiwa kebakaran. Beberapa kebakaran terlambat diketahui karena tidak ada fire alarm, bila api terlanjur besar maka makin sulit memadamkannya.

Jalan petugas, diperlukan bagi petugas yang datang menggunakan kendaraan pemadam kebakaran, kadang harus mondar-mandir/keluar masuk mengambil air, sehingga perlu jalan yang memadai, keras dan lebar, juga untuk keperluan evakuasi. Untuk itu diperlukan fasilitas :

Daun pintu dapat dibuka keluar

Page 12: UPT KEAMANAN, KESEHATAN, KESELAMATAN … KEAMANAN, KESEHATAN, KESELAMATAN KERJA DAN LINGKUNGAN ITB 4 hidup yang berkualitas, baik di rumah maupun dalam pekerjaan

UPT KEAMANAN, KESEHATAN, KESELAMATAN KERJA DAN LINGKUNGAN ITB 12

Pintu dapat dibuka dari dalam tanpa kunci

Lebar pintu dapat dilewati 40 orang/menit

Bangunan beton strukturnya harus mampu terbakar minimal 7 jam.

Page 13: UPT KEAMANAN, KESEHATAN, KESELAMATAN … KEAMANAN, KESEHATAN, KESELAMATAN KERJA DAN LINGKUNGAN ITB 4 hidup yang berkualitas, baik di rumah maupun dalam pekerjaan

UPT KEAMANAN, KESEHATAN, KESELAMATAN KERJA DAN LINGKUNGAN ITB 13

Gambar 2.4. Prosedur Kebakaran

Page 14: UPT KEAMANAN, KESEHATAN, KESELAMATAN … KEAMANAN, KESEHATAN, KESELAMATAN KERJA DAN LINGKUNGAN ITB 4 hidup yang berkualitas, baik di rumah maupun dalam pekerjaan

UPT KEAMANAN, KESEHATAN, KESELAMATAN KERJA DAN LINGKUNGAN ITB 14

2.2 Instalasi Penangkal Petir Salah satu gangguan alam yang sering terjadi adalah sambaran petir. Mengingat letak geografis Indonesia yang dilalui garis katulistiwa menyebabkan Indonesia beriklim tropis, akibatnya Indonesia memiliki hari guruh rata – rata per tahun yang sangat tinggi. Dengan demikian bangunan – bangunan di Indonesia memiliki resiko lebih besar mengalami kerusakan akibat terkena sambaran petir. Kerusakan yang ditimbulkan dapat membahayakan peralatan serta manusia yang berada di dalam gedung tersebut. Untuk melindungi dan mengurangi dampak kerusakan akibat sambaran petir maka dipasang sistem pengaman pada gedung bertingkat. Sistem pengaman itu salah satunya berupa sistem penangkal petir beserta pentanahannya. Pemasangan sistem tersebut didasari oleh perhitungan resiko kerusakan akibat sambaran petir terhadap gedung. Perhitungan resiko ini digunakan sebagai standar untuk mengetahui kebutuhan pemasangan sistem penangkal petir pada bangunan bertingkat tersebut 2.2.1 Resiko Kerusakan Akibat Sambaran Petir Sambaran petir dapat mengakibatkan beberapa kerusakan, yaitu :

Kematian atau korban jiwa

Kerusakan mekanis. Apabila arus yang besar dilepaskan pada konduktor parallel yang berdekatan atau pada suatu konduktor dengan tekukan yang tajam, akan timbul gaya mekanis yang cukup besar. Oleh karena itu, diperlukan ikatan mekanis yang cukup kuat. Efek mekanis lain ditimbulkan oleh kilat petir disebabkan kenaikan temperatur udara yang tiba-tiba mencapai 30.000 K dan menyebabkan ledakan pemuaian udara di sekitar jalur muatan bergerak. Hal ini adalah karena, jika konduktifitas logam diganti dengan konduktifitas busur api listrik, energi yang timbul akan meningkat sekitar ratusan kali dan energi ini dapat menimbulkan kerusakan pada struktur.

Page 15: UPT KEAMANAN, KESEHATAN, KESELAMATAN … KEAMANAN, KESEHATAN, KESELAMATAN KERJA DAN LINGKUNGAN ITB 4 hidup yang berkualitas, baik di rumah maupun dalam pekerjaan

UPT KEAMANAN, KESEHATAN, KESELAMATAN KERJA DAN LINGKUNGAN ITB 15

Kerusakan thermal Dalam kaitan dengan sistem proteksi petir, efek termal pelepasan muatan petir adalah terbatas pada kenaikan besar, waktunya adalah singkat dan pengaruhnya pada sistem proteksi biasanya diabaikan. Umumnya, luas penampang konduktor proteksi petir dipilih terutama untuk memenuhi persyaratan kuat mekanis, yang berarti sudah akan cukup besar untuk membatasi kenaikan temperatur sebesar 1°C.

Kerusakan elektrik

2.2.1 Sistem Pengaman Pada Gedung Sistem pengaman gedung dibuat untuk melindungi gedung tersebut dari berbagai macam gangguan. Salah satu sistem pengaman gedung adalah sistem penangkal petir beserta pembumiannya. Instalasi bangunan yang menurut letak, bentuk, penggunaanya dianggap mudah terkena sambaran petir dan perlu dipasang penangkal petir adalah :

Bangunan tinggi seperti gedung bertingkat, menara, dan cerobong pabrik.

Bangunan-bangunan tempat penyimpanan bahan yang mudah terbakar atau meledak seperti pabrik amunisi, atau gudang penyimpan bahan peledak.

Bangunan-bangunan sarana umum seperti gedung bertingkat pusat perbelanjaan, instansi pemerintahan, sekolah dan sebagainya.

Bangunan yang berdasar fungsi khusus perlu dilindungi seperti gedung arsip negara.

Jenis penangkal petir juga dipengaruhi oleh keadaan atap dari gedung yang akan diamankan. Untuk bangunan dengan atap datar, yaitu bangunan yang memiliki selisih tinggi antara bumbungan dan lisplang kurang dari 1 meter maka sistem yang sesuai adalah sistem faraday yaitu sistem penangkal petir keliling pada atp datar. Sedang untuk atap runcing atau selisih tinggi bumbungan dan lisplang

Page 16: UPT KEAMANAN, KESEHATAN, KESELAMATAN … KEAMANAN, KESEHATAN, KESELAMATAN KERJA DAN LINGKUNGAN ITB 4 hidup yang berkualitas, baik di rumah maupun dalam pekerjaan

UPT KEAMANAN, KESEHATAN, KESELAMATAN KERJA DAN LINGKUNGAN ITB 16

lebih dari 1 meter, maka sistem yang sesuai adalah metode franklin yaitu sistem penangkal petir dengan elektroda batang (fiial). 2.2.1.1 Ruang Proteksi Konvensional Pada masa awal diketemukannya penangkal petir dan beberapa tahun setelah itu, ruang proteksi dari suatu penangkal petir berbentuk ruang kerucut dengan sudut puncak kerucut berkisar antara 30° hingga 35° (Gambar 2.5.a). Pemilihan besarnya sudut proteksi ini menyatakan tingkat proteksi yang diinginkan. Semakin kecil sudut proteksi maka semakin tinggi tingkat proteksi yang diperoleh (semakin baik), namun semakin mahal biaya pembangunannya.

Gambar 2.5. Ruang proteksi konvensional

Untuk mempermudah perhitungan analitik, ruang proteksi tiga dimensi dapat dilukiskan secara dua dimensi dan karena bentuknya simetri, maka analisis dapat dilakukan hanya pada separo bagian (Gambar 2.5.b). Semua benda-benda yang berada di dalam ruang kerucut proteksi (atau bidang segi-tiga proteksi) akan terhindar dari sambaran petir. Sedangkan benda-benda yang berada di luar ruang kerucut proteksi (atau di luar bidang segi-tiga proteksi) tidak akan terlindungi.

Page 17: UPT KEAMANAN, KESEHATAN, KESELAMATAN … KEAMANAN, KESEHATAN, KESELAMATAN KERJA DAN LINGKUNGAN ITB 4 hidup yang berkualitas, baik di rumah maupun dalam pekerjaan

UPT KEAMANAN, KESEHATAN, KESELAMATAN KERJA DAN LINGKUNGAN ITB 17

2.2.1.2 Ruang Proteksi Non Konvensional Ruang proteksi menurut model elektro geometri hampir sama dengan ruang proteksi berdasarkan konsep lama, yaitu berbentuk ruang kerucut juga, hanya saja bidang miring dari kerucut tersebut melengkung dengan jari-jari tertentu (Gambar 2.6).

Gambar 2.6. Ruang proteksi non konvensional Besar jari-jari ini sama dengan besarnya jarak sambar dari lidah petir. Jarak sambar (kemampuan menyambar atau menjangkau suatu benda) dari lidah petir ini ditentukan oleh besarnya arus petir yang terjadi. Dengan demikian, derajat kelengkungan dari bidang miring kerucut dipengaruhi oleh besarnya arus petir yang terjadi. 2.2.2 Prosedur Pemeliharaan Instalasi Penangkal Petir Program pemeliharaan secara periodik sebaiknya dilakukan untuk semua instalasi penangkal petir. Frekuensi dari pemeliharaan tergantung pada hal-hal sebagai berikut :

a. cuaca dan lingkungan yang berhubungan dengan degradasi b. kerusakan aktual akibat petir c. tingkat proteksi yang telah ditetapkan untuk bangunan

gedung Program pemeliharaan hendaknya berisi kegiatan sebagai berikut :

a. Pengencangan semua konduktor SPP dan sistem komponen. b. Pemeriksaan kontinuitas listrik pada instalasi SPP.

Page 18: UPT KEAMANAN, KESEHATAN, KESELAMATAN … KEAMANAN, KESEHATAN, KESELAMATAN KERJA DAN LINGKUNGAN ITB 4 hidup yang berkualitas, baik di rumah maupun dalam pekerjaan

UPT KEAMANAN, KESEHATAN, KESELAMATAN KERJA DAN LINGKUNGAN ITB 18

c. Pengukuran resistans bumi dari terminasi bumi. d. Pemeriksaan gawai proteksi surya (GPS) dan penggantian

GPS yang rusak. e. Pemeriksaan untuk menjamin efektivitas SPP tidak berkurang

setelah menerima tambahan atau terjadi perubahan dalam bangunan gedung dan instalasi.

2.2.3 Panduan Keselamatan Selama Aktivitas Petir Berlangsung Seseorang dapat mengalami luka yang fatal akibat sengatan petir atau terbakar akibat sambaran petir. Berikut ini adalah panduan umum dalam kilang untuk mencegah pengguna gedung terhadap luka sengatan listrik atau terbakar akibat sambaran petir.

Jangan keluar atau tetap di luar selama ada guruh bila hal tersebut terakhir diperlukan.

Cari tempat berteduh yang dapat melindungi terhadap sambaran petir seperti struktur sebagai berikut: a. Rumah tinggal atau bangunan lain yang telah diproteksi

terhadap sambaran petir. b. Bangunan berangka logam atau bangunan dari logam

yang besar seperti penyangga kolom, rak pipa diatas tanah.

c. Bangunan besar yang belum diproteksi. d. Dalam mobil, bis, truk, forklift atau kendaraan terbuat

dari logam. e. Jalan penghubung yang dinaungi oleh bangunan dikanan-

kirinya. Hindari tempat yang hanya sedikit atau tidak diproteksi

terhadap sambaran petir sebagai berikut: a. Bangunan kecil yang tidak diproteksi. b. Tempat berteduh sementara. c. Mobil terbuka atau mobil dengan badan tidak terbuat

dari logam. d. Trailer terbuka atau trailer dengan badan tidak terbuat

dari logam.

Page 19: UPT KEAMANAN, KESEHATAN, KESELAMATAN … KEAMANAN, KESEHATAN, KESELAMATAN KERJA DAN LINGKUNGAN ITB 4 hidup yang berkualitas, baik di rumah maupun dalam pekerjaan

UPT KEAMANAN, KESEHATAN, KESELAMATAN KERJA DAN LINGKUNGAN ITB 19

Hindari lokasi - lokasi yang mengandung bahaya tinggi selama bunyi guruh berlangsung seperti berikut : a. Lapangan terbuka. b. Tempat parkir. c. Dekat pagar kawat, dibawah bentangan kawat-kawat dan

jalur rel kereta api. d. Dibawah peralatan listrik, telepon, talang air atau benda

yang konduktif secara elektris. Bila tidak memungkinkan untuk mencari tempat yang aman

terhadap sambaran petir. sebaiknya dilaksanakan petunjuk-petunjuk sebagai berikut: a. Cari area yang cekung, hindari tempat-tempat yang

tinggi. b. Cari bangunan atau tempat berteduh pada area yang

rendah, hindari bangunan yang tidak diproteksi atau tempat berteduh pada area tinggi.

Bila terisolasi pada tempat yang terbuka dan tidak ada harapan untuk mencari tempat lain dan bila ujung rambut terasa berdiri yang menandakan bahwa petir siap menyambar, tekuk lutut dan rapatkan kedua kaki. Jangan membaringkan diri diatas permukaan tanah. Jangan letakkan tangan diatas tanah, letakkan tangan pada lutut.

Page 20: UPT KEAMANAN, KESEHATAN, KESELAMATAN … KEAMANAN, KESEHATAN, KESELAMATAN KERJA DAN LINGKUNGAN ITB 4 hidup yang berkualitas, baik di rumah maupun dalam pekerjaan

UPT KEAMANAN, KESEHATAN, KESELAMATAN KERJA DAN LINGKUNGAN ITB 20

2.3 Instalasi listrik 2.3.1 Penyebab Kebakaran Karena Listrik Proses terjadinya energi panas karena listrik sehingga dapat menyebabkan kenakaran dapat terjadi dari beberapa sebab, yaitu :

Hubungan Singkat Langsung (Dead Short Circuits) Hubungan Singkat Tak langsung (Limited Short Circuit) Pembebanan & pemanasan lebih (Overloaded & Over heating

Circuit) Arus Bocor (Leakage Current) Penyambungan dan pemutusan aliran listrik (Electrical

Contacts & Spark) 2.3.2 Hubungan Singkat Langsung (Dead Short Circuits) Hubungan Singkat Langsung adalah hubungan singkat yang terjadi antara hantaran fasa dengan hantaran netral secara langsung. Kejadian ini umumnya berlangsung sangat singkat karena pengaman (fuse /MCB) bekerja dengan cepat sehingga tidak menimbulkan panas yang berlebihan. Persolan akan muncul jika kapasitas pengamannya tidak sesuai (terlalu besar), maka penghantar akan mengalami pemanasan berlebihan yang dapat memicu terjadinya kebakaran awal. 2.3.3 Hubungan Singkat Tak langsung (Limited Short Circuit) Hubungan Singkat Tak langsung adalah hubungan singkat yang terjadi karena adanya material yang menghubungkan hantaran fasa dan hantaran netral sehingga arus hubungan singkatnya belum mengaktifkan pengaman untuk bekerja. Oleh sebab itu percikan (spark) atau loncatan api (flash) yang terjadi berlangsung lama. Kejadian ini disusul terjadinya proses pemanasan berkelanjutan sehingga terjadi api (self-sustaining exothermic oxidation reaction or fire). 2.3.4 Pembebanan & Pemanasan Lebih (Overloaded & Over heating Circuit) Pembebanan lebih adalah kejadian dimana suatu rangkaian dibebani arus cukup besar melebihi kemampuan hantaran arus

Page 21: UPT KEAMANAN, KESEHATAN, KESELAMATAN … KEAMANAN, KESEHATAN, KESELAMATAN KERJA DAN LINGKUNGAN ITB 4 hidup yang berkualitas, baik di rumah maupun dalam pekerjaan

UPT KEAMANAN, KESEHATAN, KESELAMATAN KERJA DAN LINGKUNGAN ITB 21

(KHA). Pemanasan lebih adalah kejadian dimana suatu rangkaian dibebani arus tidak melebihi kemampuan hantaran arus (KHA) tetapi mengalami pemanasan melebihi batas yang diijinkan. Hal ini bisa terjadi disebabkan oleh:

Pengaman cabang atau induk kapasitasnya melebihi besaran standar.

Adanya arus harmonik yang besar. Sistem instalasi yang tidak benar.

Meskipun kabel didesain cukup, tetapi karena lokasi sirkit yang tidak memenuhi syarat dapat memicu terjadinya panas yang berlebihan (excess heat) yang bisa menyebabkan timbulnya api pemicu kebakaran awal. Sebagai contoh, kabel rol yang dibentang diatas lantai kemudian ditutup karpet. Karena ditutup karpet, panas yang terjadi akan berakumulasi sehingga isolasi rusak. Kabel rol, terdiri dari kabel serabut, karena panas yang berlebihan akhirnya satu persatu serabutnya putus dan pada kondisi tertentu akan terjadi ”spark and flashing” sehingga terjadi api kebakaran awal yang mengenai karpet dan api semakin membesar. 2.3.5 Arus Bocor (Leakage Current) Arus bocor terjadi jika ada degradasi kualitas isolasi dari komponen instalasi, misalnya kerusakan isolasi kabel. Sebagai contoh, misalnya kabel terkelupas kemudian terkena air, maka air akan mengalirkan arus listrik yang menimbulkan panas. Karena kontaminasi diudara bermacam-macam (garam) maka pada titik bocor tersebut akan terjadi lintasan panas (api). 2.3.6 Penyambungan Dan Pemutusan Aliran Listrik (Electrical Contacts & Spark) Penyambungan dan pemutusan aliran listrik (menyalaan lampu) dapat menimbulkan percikan api jika saklar kurang baik dan under capacity. Jika saklar tersebut berada pada ruangan yang mengandung gas yang mudah terbakar, maka selama lampu menyala, saklar akan mengalami sparking, selanjutnya apabila gas elpiji di dapur mengalami kebocoran bisa menimbulkan kebakaran.

Page 22: UPT KEAMANAN, KESEHATAN, KESELAMATAN … KEAMANAN, KESEHATAN, KESELAMATAN KERJA DAN LINGKUNGAN ITB 4 hidup yang berkualitas, baik di rumah maupun dalam pekerjaan

UPT KEAMANAN, KESEHATAN, KESELAMATAN KERJA DAN LINGKUNGAN ITB 22

Demikian juga spark dan flashing dapat terjadi pada sambungan sambungan kabel instalasi. 2.3.7 Kesalahan Tindakan Manusia (Human Error) Jika dilihat lokasi kebakaran yang sebagian besar terjadi pada perumahan dan tempat berusaha, ini berarti kebakaran itu dominan disebabkan oleh faktor human error. Hal ini karena masyarakat masih sangat awam dan kurang paham terhadap listrik sehingga sering kali bertindak sembrono atau teledor dalam menggunakan listrik, tidak mengikuti prosedur dan metode penggunaan listrik secara benar menurut aturan, sehingga terjadilah kebakaran yang tidak sedikit kerugiannya. Usaha yang bisa dilakukan untuk menekan terjadinya kebakaran adalah dengan meningkatkan kesadaran masyarakat pengguna listrik untuk tidak melakukan tindakan ilegal dalam mempergunakan listrik untuk keperluan sehari-hari. 2.3.8 Model Instalasi Listrik

1. Mendeteksi adanya api listrik Adanya percikan api listrik dapat dideteksi dengan beberapa cara antara lain:

a. Ultrasonik detektor. b. Rangkaian elektronik (photo detektor). c. Mendeteksi arus bocor dari percikan api listrik.

Titik rawan terjadinya percikan api listrik umumnya pada sambungan sambungan kabel atau pada terminal. Mengingat jumlah titik sambung yang cukup banyak maka cara (a) dan (b) tentu akan sangat mahal biayanya. Alternatif yang cukup murah adalah memanfaatkan kotak sambung yang ada, dengan cara (c), yaitu dengan memanfaatkan box metal, dilengkapi dengan saluran pentanahan dan dikoordinasikan dengan ELCB (Earth Leak Circuit Breaker). Peletakan sambungan didalam box metal hendaknya diatur sedemikian rupa supaya jika ada percikan api (arus bocor) akan mengenai percikan api ini cukup besar tentunya arus bocor yang mengalir cukup besar (>30mA)

Page 23: UPT KEAMANAN, KESEHATAN, KESELAMATAN … KEAMANAN, KESEHATAN, KESELAMATAN KERJA DAN LINGKUNGAN ITB 4 hidup yang berkualitas, baik di rumah maupun dalam pekerjaan

UPT KEAMANAN, KESEHATAN, KESELAMATAN KERJA DAN LINGKUNGAN ITB 23

sehingga LBC akan memutuskan suplai tegangan ke rangkaian tersebut dan percikan api terhenti. Model rangkaiannya seperti ditunjukkan pada Gambar berikut:

Gambar 2.7. Rangkaian deteksi dan pengaman percikan api listrik

Pemasangan ELCB harus diatur sedemikian rupa supaya pada saat ada gangguan tidak terjadi pemutusan total. Dengan dipasangnya ELCB yang peka, ini merupakan jaminan terhadap mutu instalasi dan keselamatan dari bahaya listrik, khususnya bahaya tegangan sentuh.

2. Pemilihan Jenis Kabel untuk menghambat penyebaran api Api dapat tersebar dengan cepat melalui sejumlah kabel yang terletak pada riser shaft atau cable tray karena 50% dari kabel adalah berupa isolasi dan setiap jenis isolasi kabel mempunyai kandungan fuel element yang berbeda. Oleh sebab itu, dalam pemilihan jenis kabel harus diperhatikan beberapa hal antara lain: Fuel element, Heat release dan Toxicity karena hal ini sangat menentukan kondisi yang akan terjadi pada saat terjadi kebakaran. Demikian pula sarana khusus seperti instalasi fire alarm, emergency lighting dan lift harus mendapat perhatian khusus.

Page 24: UPT KEAMANAN, KESEHATAN, KESELAMATAN … KEAMANAN, KESEHATAN, KESELAMATAN KERJA DAN LINGKUNGAN ITB 4 hidup yang berkualitas, baik di rumah maupun dalam pekerjaan

UPT KEAMANAN, KESEHATAN, KESELAMATAN KERJA DAN LINGKUNGAN ITB 24

BAB 3 KESEHATAN GEDUNG

3.1 Penghawaan 3.1.1 Definisi Kualitas Udara Kualitas udara di dalam gedung adalah suatu istilah yang mengacu pada kualitas udara di dalam dan di sekitar gedung dan struktur, terutama yang berkaitan dengan kesehatan dan kenyamanan penghuni di dalam gedung. Pengertian udara dalam ruang atau indoor air menurut NHMRC (National Health Medical Research Counsil) adalah udara yang berada di dalam suatu ruang gedung yang ditempati oleh sekelompok orang yang memiliki tingkat kesehatan yang berbeda-beda selama minimal satu jam. Ruang gedung yang dimaksud dalam pengertian ini meliputi rumah, sekolah, restoran, gedung untuk umum, hotel, rumah sakit dan perkantoran. Pada dasarnya ada tiga syarat utama yang berhubungan dengan kualitas udara dalam suatu ruang atau indoor air quality adalah:

level suhu atau panas dalam suatu ruang atau gedung masih dalam batas-batas yang dapat diterima

gas-gas hasil proses pernafasan dalam konsentrasi normal kontaminan atau bahan-bahan pencemar udara berada

dibawah level ambang bau dan kesehatan (Muhamad Idham, 2003).

Dalam investigasi permasalahan udara dalam ruang ada 4 parameter kunci yang mempengaruhi konsentrasi kontaminan yaitu: sumber kontaminan langsung, udara yang dimasukkan ke dalam ruang, udara pengeluaran dari ruang gedung, kontaminan yang berasal dari dalam gedung (Muhamad Idham, 2003).

Page 25: UPT KEAMANAN, KESEHATAN, KESELAMATAN … KEAMANAN, KESEHATAN, KESELAMATAN KERJA DAN LINGKUNGAN ITB 4 hidup yang berkualitas, baik di rumah maupun dalam pekerjaan

UPT KEAMANAN, KESEHATAN, KESELAMATAN KERJA DAN LINGKUNGAN ITB 25

3.1.2 Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kualitas Udara Dalam Ruangan Kualitas udara dalam ruang suatu gedung sangat dipengaruhi oleh banyak faktor, baik yang berasal dari dalam gedung sendiri maupun dari luar gedung. Faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas udara dalam ruang adalah:

Faktor fisik

Temperatur (tekanan panas)

Kelembaban

Pergerakan udara (air movement) Faktor Kimia

Partikulat

Asbestos, fibber glas, debu cat, debu kertas, partikel shoot

Debu bangunan atau konstruksi, partikel ETS

Produk-produk pernapasan, seperti uap air, karbondioksida

Gas-gas produk kebakaran

Karbondioksida, CO, NO2

Poli aromatik hidrokarbon

ETS fase gas

Ozone (sumber dari fotocopy, lampu UV, printer laser, ioniser)

Formaldehida (sumber: polywood, partikel board, karpet, bahan isolasi foam yang terbuat dari ureaformaldehid)

Zat-zat organik mudah menguap, seperti: alkohol, aldehid, hidrokarbon alipatik, aromatik, ester, kelompok halogen. Sumber: material bangunan gedung, kosmetik, asap rokok, zat pembersih, purnish, bahan adesif atau perekat dan cat.

Radon dan produk peluruhannya

ETS (Environmental Tobacco Smoke)

Mikrobiologi (virus, bakteri dan jamur) (Muhamad Idham, 2003).

Page 26: UPT KEAMANAN, KESEHATAN, KESELAMATAN … KEAMANAN, KESEHATAN, KESELAMATAN KERJA DAN LINGKUNGAN ITB 4 hidup yang berkualitas, baik di rumah maupun dalam pekerjaan

UPT KEAMANAN, KESEHATAN, KESELAMATAN KERJA DAN LINGKUNGAN ITB 26

Menurut Hasil pemeriksaan The National Institute of Occupational Safety and Health (NIOSH) ada 5 sumber pencemaran di dalam ruangan yaitu :

Pencemaran dari alat-alat di dalam gedung seperti asap rokok, pestisida, bahan-bahan pembersih ruangan.

Pencemaran di luar gedung meliputi masuknya gas buangan kendaraan bermotor, gas dari cerobong asap atau dapur yang terletak di dekat gedung, dimana semuanya dapat terjadi akibat penempatan lokasi lubang udara yang tidak tepat.

Pencemaran akibat bahan bangunan meliputi pencemaran formaldehid, lem, asbes, fiberglass dan bahan-bahan lain yang merupakan komponen pembentuk gedung tersebut.

Pencemaran akibat mikroba dapat berupa bakteri, jamur, protozoa dan produk mikroba lainnya yang dapat ditemukan di saluran udara dan alat pendingin beserta seluruh sistemnya.

Gangguan ventilasi udara berupa kurangnya udara segar yang masuk, serta buruknya distribusi udara dan kurangnya perawatan sistem ventilasi udara.

Pencemaran udara memperberat keadaan penyakit ataupun membuat saluran pernafasan menjadi lebih peka terhadap penyebab penyakit yang telah ada. Sifat zat pencemar akan menentukan jaringan tubuh yang akan terkena penyakit. Menurut Crosby yang dikutip oleh Soemirat (2005), toksikan dalam ruang tertutup dapat terdiri dari formaldehid dari penutup dinding, stiren dan ptalat ester dari plastik, vinil klorida, larutan pembersih yang mengandung klor, gas CO, asap rokok yang mengandung zat toksik, serta yang paling penting adalah polusi yang mengandung gas radon. 3.1.3 Akibat Pencemaran Udara Secara umum efek pencemaran udara terhadap individu atau manusia dapat berupa sakit baik akut maupun kronis, mengganggu fungsi fisiogi (paru, syaraf, transpot oksigen, hemoglobin), iritasi sensorik, kemunduran penampilan dan rasa tidak nyaman. Efek

Page 27: UPT KEAMANAN, KESEHATAN, KESELAMATAN … KEAMANAN, KESEHATAN, KESELAMATAN KERJA DAN LINGKUNGAN ITB 4 hidup yang berkualitas, baik di rumah maupun dalam pekerjaan

UPT KEAMANAN, KESEHATAN, KESELAMATAN KERJA DAN LINGKUNGAN ITB 27

terhadap saluran pernafasan antara lain iritasi pada saluran pernafasan yang dapat menyebabkan pergerakan silia menjadi lambat sehingga tidak dapat membersihkan saluran pernafasan, peningkatan produksi lendir akibat iritasi oleh bahan pencemar, rusaknya sel pembunuh bakteri di saluran pernafasaan, membengkaknya saluran pernafasan dan merangsang pertumbuhan sel. Akibat dari semua hal tersebut akan menyebabkan terjadinya kesulitan bernafas, sehingga benda asing termasuk bakteri atau mikroorganisme lain tidak dapat dikeluarkan dari saluran pernafasan dan akibatnya memudahkan terjadinya infeksi saluran pernafasan. Polutan udara dapat menjadi sumber penyakit virus, bakteri dan beberapa jenis cacing. Dampak yang diakibatkan oleh polutan udara yang buruk dapat mengakibatkan seseorang menjadi alergi yang selanjutnya menjadi pintu masuk bagi bakteri yang dapat berpotensi terjadinya infeksi (Pramudya Sunu, 2001). Gangguan-gangguan tidak spesifik tetapi khas yang diderita individu atau manusia selama berada di dalam gedung tertentu dikenal dengan istilah Sick Building Sindrome (SBS). 3.1.4 Pengertian Sick Building Sindrome SBS merupakan suatu gangguan kesehatan berupa sekumpulan gejala yang disertai dengan ketidaknyamanan terhadap lingkungan dan keluhan odor (bau) yang diakibatkan oleh kondisi lingkungan yang tidak memenuhi syarat dan adanya pencemar dalam ruangan yang dapat berupa bahan kimia ataupun jamur dan mikroba. EPA mendefinisikan sindrome gedung sakit merupakan istilah untuk menguraikan situasi dimana penghuni gedung atau bangunan mengalami gangguan kesehatan akut dan efek timbul saat berada dalam bangunan, tetapi tidak ada penyebab yang spesifik. SBS menurut Juli Soemirat Slamet yang dikutip oleh G. Sujayanto (2001) adalah gejala-gejala gangguan kesehatan, umumnya berkaitan dengan saluran pernafasan. Sekumpulan gejala ini dihadapi oleh orang yang bekerja di gedung atau di rumah yang ventilasinya tidak direncanakan dengan baik, sedangkan menurut Alan Hedge (2003), SBS merupakan kategori penyakit umum yang berkaitan dengan beberapa aspek fisik sebuah gedung dan selalu berhubungan dengan

Page 28: UPT KEAMANAN, KESEHATAN, KESELAMATAN … KEAMANAN, KESEHATAN, KESELAMATAN KERJA DAN LINGKUNGAN ITB 4 hidup yang berkualitas, baik di rumah maupun dalam pekerjaan

UPT KEAMANAN, KESEHATAN, KESELAMATAN KERJA DAN LINGKUNGAN ITB 28

sistem ventilasi. Beberapa gejala yang sering dikeluhkan penghuni suatu gedung atau personil laboratorium meliputi gejala iritasi membran mukosa, gejala Central Nervous System (CNS), perasaan sesak di dada dan gejala iritasi kulit. Sindrom ini pada umumnya dialami oleh minimal 20% penghuni gedung dan semua gejala akan hilang atau berkurang pada saat keluar dari gedung. Menurut Tjandra Yoga Aditama (2002), istilah SBS mengandung dua maksud yaitu:

kumpulan gejala (sindroma) yang dikeluhkan seseorang atau sekelompok orang meliputi perasaan-perasaan tidak spesifik yang mengganggu kesehatan berkaitan dengan kondisi gedung tertentu,

kondisi gedung tertentu berkaitan dengan keluhan atau gangguan kesehatan tidak spesifik yang dialami penghuninya, sehingga dikatakan “gedung yang sakit” .

Kondisi fisik gedung sangat berpengaruh terhadap terjadinya SBS. Kelembaban relatif akan sangat efektif dalam konsentrasi yang rendah serta akan meningkatkan ventilasi sekurang-kurangnya 20 CFM-OA (cubic foot per minute outside air) per penghuni dimana kondisi ini sangat efektif untuk mengurangi gejala SBS. Pada umumnya 70% masalah SBS akan muncul dalam kondisi suplai udara yang tidak memenuhi syarat, distribusi udara dalam ruang yang dihuni tidak memenuhi syarat, filtrasi untuk udara luar tidak memenuhi syarat, adanya kelembaban suatu gedung yang cukup tinggi untuk pertumbuhan bakteri dan jamur. 3.1.5 Penyebab Sick Building Syndrome Lingkungan kerja perkantoran meliputi semua ruangan, halaman dan area sekelilingnya yang merupakan bagian atau yang berhubungan dengan tempat kerja untuk kegiatan perkantoran (Departemen Kesehatan RI, 1999). Lingkungan kerja perkantoran biasanya disebut secara berbeda dari pabrik. Perkantoran menangani kegiatan administrasi atau merangkap kegiatan pelayanan dan jasa kepada masyarakat umum, sedangkan pada pabrik menangani produksi barang atau komoditi. Umumnya lingkungan kerja administrasi lebih baik daripada keadaan

Page 29: UPT KEAMANAN, KESEHATAN, KESELAMATAN … KEAMANAN, KESEHATAN, KESELAMATAN KERJA DAN LINGKUNGAN ITB 4 hidup yang berkualitas, baik di rumah maupun dalam pekerjaan

UPT KEAMANAN, KESEHATAN, KESELAMATAN KERJA DAN LINGKUNGAN ITB 29

lingkungan kerja produksi. Hal ini karena adanya anggapan bahwa pekerjaan administrasi dan jasa lebih menggunakan pikiran dinilai lebih berat daripada pekerjaan produksi yang menggunakan kekuatan fisik. Dengan demikian para eksekutif yang menangani administrasi dan jasa memerlukan tempat yang nyaman untuk meningkatkan produktifitas kerja Fenomena SBS berkaitan dengan kondisi gedung, terutama rendahnya kualitas udara ruangan. Menurut Tjandra Yoga Aditama (2002), berbagai bahan pencemar (kontaminan) dapat mengganggu lingkungan udara dalam gedung (indoor air environment) melalui empat mekanisme utama, yaitu:

gangguan sistem kekebalan tubuh (imunologik); terjadinya infeksi; bahan pencemar yang bersifat racun (toksik); bahan pencemar yang mengiritasi dan menimbulkan

gangguan kesehatan. Gangguan sistem kekebalan tubuh dipengaruhi oleh konsumsi zat gizi. Konsumsi zat gizi yang baik akan memperbaiki status gizi, sehingga meningkatkan ketahanan fisik dan meningkatkan produktivitas kerja, di samping membantu mengurangi infeksi (Depkes RI, 1990). Sedangkan bahan kimia yang bersifat racun (toksik) lebih banyak diserap oleh orang usia muda dan tua dibanding pada orang dewasa (Frank C. Lu, 1995). Biasanya sulit untuk menemukan suatu penyebab tunggal dari sindrom gedung sakit atau SBS. Menurut London Hazards Centre, penyebab utama SBS adalah bahan kimia yang digunakan manusia, jamur pada sirkulasi udara serta faktor fisik seperti kelembaban, suhu dan aliran udara dalam ruangan, sehingga semakin lama orang tinggal dalam sebuah gedung yang sakit akan mudah menderita SBS (London Hazards Centre, 1990).

Page 30: UPT KEAMANAN, KESEHATAN, KESELAMATAN … KEAMANAN, KESEHATAN, KESELAMATAN KERJA DAN LINGKUNGAN ITB 4 hidup yang berkualitas, baik di rumah maupun dalam pekerjaan

UPT KEAMANAN, KESEHATAN, KESELAMATAN KERJA DAN LINGKUNGAN ITB 30

Ventilasi yang tidak baik meliputi kurangnya udara segar yang masuk ke dalam ruangan gedung, distribusi udara yang tidak merata dan buruknya perawatan sarana ventilasi. Sedangkan menurut EPA (1998), penyebab SBS atau sindrome gedung sakit sebagai berikut:

1. Ventilasi tidak cukup Standar ventilasi pada sebuah gedung yaitu kira-kira 15 kaki berbentuk kubus sehingga udara luar dapat masuk dan menyegarkan penghuni di dalamnya, terutama tidak semata-mata untuk melemahkan dan memindahkan bau. Dengan ventilasi yang tidak cukup, maka proses pengaturan suhu tidak secara efektif mendistribusikan udara pada penghuni ruangan sehingga menjadi faktor pemicu timbulnya SBS.

2. Zat pencemar kimia Zat pencemar kimia bersumber dari dalam ruangan polusi udara dalam ruangan bersumber dari dalam ruangan itu sendiri, seperti bahan pembersih karpet, mesin foto kopi, tembakau dan termasuk formaldehid.

3. Zat pencemar kimia bersumber dari luar gedung Udara luar yang masuk pada suatu bangunan bisa merupakan suatu sumber polusi udara dalam gedung, seperti pengotor dari kendaraan bermotor, pipa ledeng lubang angin dan semua bentuk partikel baik padat maupun cair yang dapat masuk melalui lubang angin atau jendela dekat sumber polutan. Bahan-bahan polutan yang mungkin ada dalam ruangan dapat berupa gas karbon monoksida, nitrogen dioksida dan berbagai bahan organik lainnya. Karbon monoksida dapat timbul pada berbagai proses pembakaran, seperti pemanas ruangan. Gas CO juga dapat masuk ke dalam ruangan melalui asap mobil dan kendaraan lain yang lalu lalang di luar suatu gedung. Kadar CO yang tinggi akan berakibat buruk pada jantung dan otak. Nitrogen oksida juga dapat keluar pada proses memasak dengan kompor gas. Gas ini dapat menimbulkan kerusakan di saluran nafas di dalam paru.

Page 31: UPT KEAMANAN, KESEHATAN, KESELAMATAN … KEAMANAN, KESEHATAN, KESELAMATAN KERJA DAN LINGKUNGAN ITB 4 hidup yang berkualitas, baik di rumah maupun dalam pekerjaan

UPT KEAMANAN, KESEHATAN, KESELAMATAN KERJA DAN LINGKUNGAN ITB 31

4. Zat pencemar biologi Zat pencemar biologi seperti bakteri, virus dan jamur adalah jenis pencemar biologi yang berkumpul di dalam pipa saluran udara dan alat pelembab udara serta berasal dari alat pembersih karpet.

5. Faktor fisik lingkungan Temperatur yang tidak cukup, kelembaban dan pencahayaan merupakan faktor fisik pendorong timbulnya SBS. Keluhan tentang temperatur di dalam ruangan terjadi terutama pada bangunan berpendingin, sedangkan kelembaban merupakan jumlah embun di udara (London Hazards Centre, 1990). Pada kelembaban tinggi (diatas 60- 70%) dan dalam temperatur hangat, keringat hasil badan tidak mampu untuk menguap sehingga temperatur ruangan dirasakan lebih panas dan akan merasa lengket. Ketika kelembaban rendah (dibawah 20%), temperatur kering, embun menguap dengan lebih mudah dari keringat, sehingga selaput lendir dan kulit,kerongkongan serta hidung menjadi mengering, akibatnya kulit menjadi gatal serta ditandai dengan sakit kepala, kekakuan dan mata mengering. 3.1.6 Upaya Pencegahan Pencegahan SBS harus dimulai dari sejak perencanaan sebuah gedung untuk suatu pekerjaan atau kegiatan tertentu, penggunaan bahan bangunan mulai dari fondasi bangunan, dinding, lantai, penyekat ruangan, cat dinding yang dipergunakan, tata letak peralatan yang mengisi ruangan sampai operasional peralatan tersebut. Perlu kewaspadaan dalam penggunaan bahan bangunan terutama yang berasal dari hasil tambang, termasuk asbes. Dianjurkan agar bangunan gedung didesain berdinding tipis serta memiliki sistem ventilasi yang baik. Pengurangan konsentrasi sejumlah gas/partikel dan micro organisme di dalam ruangan dapat dilakukan dengan pemberian tekanan yang cukup besar di dalam ruangan. Peningkatan sirkulasi udara seringkali menjadi upaya yang

Page 32: UPT KEAMANAN, KESEHATAN, KESELAMATAN … KEAMANAN, KESEHATAN, KESELAMATAN KERJA DAN LINGKUNGAN ITB 4 hidup yang berkualitas, baik di rumah maupun dalam pekerjaan

UPT KEAMANAN, KESEHATAN, KESELAMATAN KERJA DAN LINGKUNGAN ITB 32

sangat efektif untuk mengurangi polusi di dalam ruangan. Dalam kondisi tertentu yaitu konsentrasi polutan sangat tinggi, dapat diupayakan dengan ventilasi pompa keluar. Bahan-bahan kimia tertentu yang merupakan polutan sumbernya dapat berada didalam ruangan itu sendiri. Bahan-bahan polutan sebaiknya diletakan di dalam ruangan-ruangan khusus yang berventilasi dan di luar area kerja. Sedangkan karpet yang dipergunakan untuk pelapis dinding maupun lantai secara rutin perlu di bersihkan dengan penyedot debu dan apabila dianggap perlu dalam jangka waktu tertentu dilakukan pencucian. Demikian pula pembersihan AC secara rutin harus selalu dilakukan. Tata letak peralatan elektronik memegang peranan penting. Tata letak yang terkait dengan jarak pajanan peralatan penghasil radiasi elektromagnetik ini tidak hanya dipandang dari segi ergonomic tetapi juga kemungkinan memberikan andil dalam menimbulkan SBS. Kebutuhan para penghuni ruangan untuk merokok tidak dapat dihindari. Perlu disediakan ruangan khusus yang berventilasi cukup, jika tidak memungkinkan untuk meninggalkan gedung. Hal ini untuk mencegah kumulasi asap rokok yang mempunyai andil dalam menimbulkan SBS. Berikut adalah hal yang dapat dilakukan untuk menjaga kualitas udara dalam gedung:

Kontrol terhadap temperatur ruang dengan memasang termometer ruangan.

Kontrol terhadap polusi Pemasangan “Exhaust Fan”

(perlindungan terhadap kelembaban udara).

Pemasangan stiker, poster “dilarang merokok”.

Sistim ventilasi dan pengaturan suhu udara dalam ruang (lokasi udara masuk, ekstraksi udara, filtrasi, pembersihan dan pemeliharaan secara berkala filter AC) minimal setahun sekali, kontrol mikrobiologi serta distribusi udara untuk pencegahan penyakit “Legionairre Diseases “.

Page 33: UPT KEAMANAN, KESEHATAN, KESELAMATAN … KEAMANAN, KESEHATAN, KESELAMATAN KERJA DAN LINGKUNGAN ITB 4 hidup yang berkualitas, baik di rumah maupun dalam pekerjaan

UPT KEAMANAN, KESEHATAN, KESELAMATAN KERJA DAN LINGKUNGAN ITB 33

Kontrol terhadap linkungan (kontrol di dalam/diluar kantor). Misalnya untuk indoor: penumpukan barang-barang bekas

yang menimbulkan debu, bau dll. Outdoor: disain dan konstruksi tempat sampah yang

memenuhi syarat kesehatan dan keselamatan, dll. Perencanaan jendela sehubungan dengan pergantian udara

jika AC mati. Pemasangan fan di dalam lift.

Page 34: UPT KEAMANAN, KESEHATAN, KESELAMATAN … KEAMANAN, KESEHATAN, KESELAMATAN KERJA DAN LINGKUNGAN ITB 4 hidup yang berkualitas, baik di rumah maupun dalam pekerjaan

UPT KEAMANAN, KESEHATAN, KESELAMATAN KERJA DAN LINGKUNGAN ITB 34

4. Pencahayaan Pencahayaan sangat penting dalam kehidupan manusia sehari-hari khususnya pada bangunan, tanpa pencahayaan bangunan akan terasa membosankan dan tidak bernyawa dimana kita akan merasa terhambat dalam melakukan kegiatan kita. Sumber cahaya ada dua jenis yaitu :

sumber cahaya alami yaitu matahari berperan sebagai penerang alami pada siang hari

sumber cahaya buatan yaitu lampu berperan sebagai penerang buatan pada malam hari

Pencahayaan mempunyai 3 fungsi utama yaitu :

General Lighting yaitu penerangan merata yang menerangi seluruh ruang

Task Lighting yaitu penerangan setempat untuk mendukung kegiatan tertentu (lampu baca)

Decorative Lighting yaitu penerangan tambahan untuk unsur dekoratif.

4.1. Pengaruh Penerangan di Tempat Kerja Secara umum jenis penerangan atau pencahayaan dibedakan menjadi dua yaitu penerangan buatan (penerangan artifisial) dan penerangan alamiah (dari sinar matahari). Untuk mengurangi pemborosan energi disarankan untuk mengunakan penerangan alamiah, akan tetapi setiap tempat kerja harus pula disediakan penerangan buatan yang memadai. Hal ini untuk menanggulangi jika dalam keadaan mendung atau kerja di malam hari. Perlu diingat bahwa penggunaan penerangan buatan harus selalu diadakan perawatan yang balk oleh karena lampu yang kotor akan menurunkan intensitas penerangan sampai dengan 30%. Tingkat penerangan pada tiap tiap pekerjaan berbeda tergantung sifat dan jenis pekerjaannya. Sebagai contoh gudang memerlukan intensitas penerangan yang lebih rendah dari tempat herja administrasi, di mana diperlukan ketelitian yang lebih tinggi.

Page 35: UPT KEAMANAN, KESEHATAN, KESELAMATAN … KEAMANAN, KESEHATAN, KESELAMATAN KERJA DAN LINGKUNGAN ITB 4 hidup yang berkualitas, baik di rumah maupun dalam pekerjaan

UPT KEAMANAN, KESEHATAN, KESELAMATAN KERJA DAN LINGKUNGAN ITB 35

Menurut Grandjean (1993) penerangan yang tidak didesain dengan baik akan menimbulkan gangguan atau kelelahan penglihatan selama kerja. Pengaruh dari penerangan yang kurang memenuhi syarat akan mengakibatkan :

Kelelahan mata sehingga berkurangnya daya dan effisiensi kerja.

Kelelahan mental. Keluhan pegal di daerah mata dan sakit kepala di sekitar

mata. Kerusakan indra mata dll.

Selanjutnya pengaruh kelelahan pada mata tersebut akan bermuara kepada penurunan performansi kerja, termasuk:

Kehilangan produktivitas Kualitas kerja rendah Banyak terjadi kesalahan Kecelakan kerja meningkat

Penerangan mengandung aspek kuantitas (intensitas cahaya) dan kualitas (warna,kesilauan). Kesilauan dapat secara langsung (tersorot lampu) maupun tidak langsung (pantulan). Pencahayaan ruangan, khususnya di tempat kerja yang kurang memenuhi persyaratan tertentu dapat memperburuk penglihatan, karena jika pencahayaan terlalu besar atau pun lebih kecil, pupil mata harus berusaha menyesuaikan cahaya yang diterima oleh mata. Akibatnya mata harus memicing silau atau berkontraksi secara berlebihan, Karena jika pencahayaan lebih besar atau lebih kecil, pupil mata harus berusaha menyesuaikan cahaya yang dapat diterima oleh mata. Pupil akan mengecil jika menerima cahaya yang besar. Hal ini merupakan salah satu penyebab mata cepat lelah. Pada pekerjaan yang memerlukan ketelitian tanpa penerangan yang memadai, maka dampaknya akan sangat terasa pada kelelahan mata. Terjadinya kelelahan otot mata dan kelelahan saraf mata sebagai akibat tegangan yang terus menerus pada mata, walaupun tidak menyebabkan kerusakan mata secara permanen, tetapi menambah beban kerja, mempercepat lelah, sering istirahat,

Page 36: UPT KEAMANAN, KESEHATAN, KESELAMATAN … KEAMANAN, KESEHATAN, KESELAMATAN KERJA DAN LINGKUNGAN ITB 4 hidup yang berkualitas, baik di rumah maupun dalam pekerjaan

UPT KEAMANAN, KESEHATAN, KESELAMATAN KERJA DAN LINGKUNGAN ITB 36

kehilangan jam kerja dan mengurangi kepuasan kerja, penurunan mutu produksi, meningkatkan frekuensi kesalahan, mengganggu konsentrasi dan menurunkan produktivitas kerja. Penerangan yang kurang baik akan menyebabkan kita tidak dapat melihat benda-benda dengan jelas, kemudian tidak dapat melihat sumber bahaya dengan jelas pula atau dapat melihat suatu bahaya tetapi bahaya tersebut tidak dapat kita kenali dengan cepat (Tarwaka, 1998). 4.2 Ciri-ciri Penerangan Yang Baik Penerangan akan mempengaruhi seorang pekerja untuk dapat melihat dengan baik. Untuk dapat melihat dengan baik maka dibutuhkan suatu penerangan yang baik pula. Ciri-ciri penerangan yang baik tersebut adalah :

Sinar / cahaya yang cukup Sinar cahaya yang cukup akan mempengaruhi dan menentukan kemampuan melihat secara tepat. Selain cahaya yang cukup variable untuk dapat melihat secara tepat adalah ukuran objek yang dilihat, jarak mata ke objek, kecepatan objek dan waktu lamanya penerangan. Untuk dapat melihat barang-barang ( obyek ) yang kecil diperlukan tambahan penerangan yang cukup dan waktu yang agak lama. Peranan waktu yang dibutuhkan dalam melihat ini akan bertambah penting bila obyek yang dilihat dalam keadaan bergerak. Tabel berikut berisikan informasi tingkat pencahayaan minimum yang diperlukan.

Page 37: UPT KEAMANAN, KESEHATAN, KESELAMATAN … KEAMANAN, KESEHATAN, KESELAMATAN KERJA DAN LINGKUNGAN ITB 4 hidup yang berkualitas, baik di rumah maupun dalam pekerjaan

UPT KEAMANAN, KESEHATAN, KESELAMATAN KERJA DAN LINGKUNGAN ITB 37

Tabel 4.1. Tingkat pencahayaan minimum dan renderasi warna yang

direkomendasikan

Page 38: UPT KEAMANAN, KESEHATAN, KESELAMATAN … KEAMANAN, KESEHATAN, KESELAMATAN KERJA DAN LINGKUNGAN ITB 4 hidup yang berkualitas, baik di rumah maupun dalam pekerjaan

UPT KEAMANAN, KESEHATAN, KESELAMATAN KERJA DAN LINGKUNGAN ITB 38

Sinar / cahaya yang tidak berkilau atau menyilaukan Cahaya yang menyilaukan terjadi bila ada cahaya yang berlebihan diterima oleh mata. Ada dua kategori cahaya yang menyilaukan (glare):

1. Discomfort glare yaitu cahaya yang tidak menyenangkan tetapi tidak begitu mengganggu kegiatan visual. Efeknya : Sakit kepala dan dapat meningkatkan kelelahan.

2. Disability glare yaitu cahaya yang sangat mengganggu karena mata langsung menerima silau cahaya yang dipancarkan. Contoh: menatap matahari. Efeknya : merusak mata mungkin dapat mengakibatkan kebutaan. Dilihat dari objeknya glare digolongkan kedalam dua macam direct dan indirect glare zone.

Page 39: UPT KEAMANAN, KESEHATAN, KESELAMATAN … KEAMANAN, KESEHATAN, KESELAMATAN KERJA DAN LINGKUNGAN ITB 4 hidup yang berkualitas, baik di rumah maupun dalam pekerjaan

UPT KEAMANAN, KESEHATAN, KESELAMATAN KERJA DAN LINGKUNGAN ITB 39

Sumber-sumber glare: a. Lampu yang dipasang terlalu rendah tanpa pelindung. b. Jendela atau ventilasi cahaya yang langsung berhadapan

dengan mata. c. Cahaya dengan terang yang berlebihan. d. Pantulan dari permukaan terang.

Untuk menghindari glare dapat dipasang penyerap cahaya atau warna yang dapat menyerap cahaya, memasang pelindung pada sumber cahaya dan menghindari atau menjauhkan sumber cahaya yang berlebihan. Obyek yang dilihat harus terbebas dari cahaya yang menyilaukan. Cahaya yang menyilaukan dapat langsung datang dari sumber cahaya (direct-glare zone) ataupun dari pemantulan / pengembalian cahaya (indirect-glare zone). Benda yang mengkilap, licin, halus dan berkilau akan mengganggu pekerja saar melihat objek yang dilihat. Keadaan ini dapat ditanggulangi dengan menempatkan kembali suatu pekerjaan dan sumber-sumber penerangan, untuk mengurangi cahaya pantulan yang menuju pada objek yang sedang dikerjakan.

Kontras yang tepat Untuk dapat melihat objek dengan jelas maka perlu kekontrasan. Kontras yang kurang berakibat kesulitan untuk melihat benda tersebut, kontras yang berlebihan pun akan mengakibatkan kesalahan dan kesulitan untuk melihat objek. Background yang kacau sebaiknya dihindari. Untuk meningkatkan kekontrasan dapat dilakukan dengan menambah tingkat terangnya cahaya yang dibutuhkan dan juga pemilihan warna yang tepat. Peningkatan kontras mungkin salah satu cara yang lebih efektif dalam upaya meningkatkan kemampuan daya lihat. Latar belakang daerah kerja dibuat sesederhana mungkin. Background yang kacau, yang mempunyai banyak

Page 40: UPT KEAMANAN, KESEHATAN, KESELAMATAN … KEAMANAN, KESEHATAN, KESELAMATAN KERJA DAN LINGKUNGAN ITB 4 hidup yang berkualitas, baik di rumah maupun dalam pekerjaan

UPT KEAMANAN, KESEHATAN, KESELAMATAN KERJA DAN LINGKUNGAN ITB 40

perpindahan seharusnya dihindari dengan menggunakan sekat-sekat. Brightness yang tepat akan memberikan efek produktivitas yang tinggi pada pekerja. Terangnya cahaya yang diperlukan oleh suatu obyek tergantung pada banyaknya cahaya yang dipantulkan dari obyek tersebut kemata kita. Penglihatan kesuatu bagian sering tergantung dari perbedaan cahaya diantara bagian tersebut dengan latar belakangnya. Perbedaan terangnya cahaya dapat dinyatakan sebagai ratio atau perbandingan terangnya cahaya, makin besar perbedaan ratio makin cepat tugas dilaksanakan. Untuk efisien dan mudahnya melihat maka penerangan hendaknya mempunyai cahaya terang yang relatif uniform.

Bayangan (shadow) dan distribusi cahaya yang baik Bayang-bayang yang tajam adalah akibat dari sumber cahaya buatan yang kecil atau cahaya matahari. Secara umum shadow digunakan untuk inspeksi menunjukkan cacat pada permukaan suatu barang. Dengan distribusi cahaya yang baik maka akan dapat mengurangi kelelahan pada mata kita karena harus selalu focus kepada objek yang dilihat. Banyaknya cahaya yang dipancarkan dan diperlukan tergantung dengan jenis pekerjaanyang dilakukan. Pada umumnya distribusi penerangan yang merata akan dibutuhkan didalam industri, karena ini akan memungkinkan fleksibilitas dalam lay-out dan akan membantu adanya perataan/ uniformitas dari terangnya cahaya. Penerangan yang buruk, adanya bagian-bagian yang gelap dan bagian- bagian yang terang, adalah kurang baik.

Pemilihan warna yang tepat Pengaruh adanya warna akan dapat dirasakan dalam kemudahan melihat. Warna dapat meminimalisir kelelahan pada mata. Warna juga membawa efek psikologis suatu ruangan, contoh ruangan dengan warna cerah akan menimbulkan kesan yang lebih luas dibandingkan dengan

Page 41: UPT KEAMANAN, KESEHATAN, KESELAMATAN … KEAMANAN, KESEHATAN, KESELAMATAN KERJA DAN LINGKUNGAN ITB 4 hidup yang berkualitas, baik di rumah maupun dalam pekerjaan

UPT KEAMANAN, KESEHATAN, KESELAMATAN KERJA DAN LINGKUNGAN ITB 41

warna-warna gelap. Pengaruh adanya warna akan jelas, dalam keselamatan da kemudahan dalam melihat. Jika diadakan pengkoordnasian penerangan dengan baik, pemilihan warna yang baik maka akan menimbulkan keadaan penglihatan yang cukup baik, yaitu akan mengurangi sinar silau, mengawasi kontras yang tajam dan meminimalisir kelelahan mata.

Gambar 4.1 Kurva Kenyamanan Warna

Page 42: UPT KEAMANAN, KESEHATAN, KESELAMATAN … KEAMANAN, KESEHATAN, KESELAMATAN KERJA DAN LINGKUNGAN ITB 4 hidup yang berkualitas, baik di rumah maupun dalam pekerjaan

UPT KEAMANAN, KESEHATAN, KESELAMATAN KERJA DAN LINGKUNGAN ITB 42

4.3 Penunjang Kualitas Cahaya Berikut merupakan hal yang dapat dilakukan dalam menunjang kualitas pencahayaan gedung : Optimalkan pencahayaan alami

Mengapa ?

Cahaya alami adalah yang terbaik dan merupakan sumber cahaya yang murah, sehingga akan menghemat biaya.

Pemerataan cahaya dalam tempat kerja dapat ditingkatkan melalui cahaya alami, hal ini terbukti dapat meningkatkan efisisiensi dan kenyamanan.

Penggunaan cahaya alamiah merupakan gerakan ramah lingkungan.

Bagaimana caranya?

Bersihkan jendela dan pindahkan sekat yang menghalangi cahaya alamiah

Ubah tempat kerja atau lokasi mesin agar dapat lebih banyak terkena cahaya alamiah

Perluas atau pertinggi jendela agar makin banyak cahaya alamiah yang masuk

Sendirikan saklar lampu pada tempat dekat jendela agar dapat dimatikan bila cahaya alamiahnya terang

Petunjuk penting :

Gabungkan cahaya alamiah dengan cahaya buatan untuk meningkatkan pencahayaan tempat kerja

Cermatilah : jendela dan genting kaca akan menyebabkan cuaca panas di musim panas, atau cuaca dingin di musim dingin

Di musim panas cegah bukaan jendela dari sinar matahari langsung

Gunakan warna cerah pada dinding dan langit-langit Mengapa ?

Perbedaan warna akan memberikan perbedaan pantulan. Pantulan terbesar pada warna putih (90%), terendah pada warna hitam

Page 43: UPT KEAMANAN, KESEHATAN, KESELAMATAN … KEAMANAN, KESEHATAN, KESELAMATAN KERJA DAN LINGKUNGAN ITB 4 hidup yang berkualitas, baik di rumah maupun dalam pekerjaan

UPT KEAMANAN, KESEHATAN, KESELAMATAN KERJA DAN LINGKUNGAN ITB 43

Dinding dan langit-langit yang cerah akan menghemat energi karena dengan sedikit cahaya dapat meningkatkan penerangan ruang

Dinding dan langit-langit yang cerah akan membuat ruangan menjadi nyaman, sehingga kondusif untuk bekerja efisien

Permukaan warna cerah penting dalam pekerjaan teliti dan pemeriksaan

Bagaimana caranya?

Untuk dapatkan pantulan sempurna gunakan warna paling cerah (mis. putih = 80-90 % pantulan) untuk langit-langit dan warna muda (50-85% pantulan) untuk dinding.

Hindari perbedaan kecerahan antara dinding dan langit-langit

Jangan gunakan bahan/cat mengkilap agar tidak menyilaukan

Atur agar langit-langit dan tata lampu dapat saling memantul sehingga pencahayaan makin merata

Petunjuk penting :

Bersihkan dinding dan langit-langit secara teratur, karena debu akan menyerap banyak cahaya

Bagian atas lampu yang terbuka bukan hanya memberikan pantulan dari langit-langit, tetapi juga memberikan pencahayaan yang merata serta mencegah bertumpuknya kotoran.

Warna cerah dinding dan langit-langit membuat lingkungan kerja menjadi nyaman dan efektif.

Terangi lorong, tangga, turunan

Mengapa ?

Tempat gelap menyebabkan kecelakaan, apalagi pada pemindahan barang-barang

Tangga, balik pintu dan gudang cenderung terlindung dan gelap karena tidak terjangkau sinar matahari, sehingga perlu perhatian pada daerah ini

Penerangan yang memadai pada tempat-tempat ini akan mencegah kerusakan bahan dan produk

Page 44: UPT KEAMANAN, KESEHATAN, KESELAMATAN … KEAMANAN, KESEHATAN, KESELAMATAN KERJA DAN LINGKUNGAN ITB 4 hidup yang berkualitas, baik di rumah maupun dalam pekerjaan

UPT KEAMANAN, KESEHATAN, KESELAMATAN KERJA DAN LINGKUNGAN ITB 44

Bagaimana caranya?

Bersihkan jendela dan pasang lampu

Pindahkan sekat yang menghalangi sinar masuk

Pindahkan lampu agar makin terang

Usahakan cahaya alamiah dengan membuka pintu atau memasang jendela dan genting kaca

Tempatkan saklar dekat pintu masuk/ keluar lorong dan tangga

Gunakan warna cerah pada tangga agar nampak jelas Petunjuk penting :

Tata lampu adalah bagian penting dalam pemeriksaan berkala dan program pemeliharaan

Penerangan pada lorong, tangga dan gudang boleh jadi kurang daripada di ruang produksi, tetapi hal ini penting bagi keselamatan transportasi dan perpindahan orang/barang

Pasang saklar otomatis bila tangga, lorong dan gudang digunakan secara teratur, atau jika tiba-tiba mati dapat menimbulkan kecelakaan

Penerangan yang baik pada lorong dan tangga mencegah kecelakaan pengguna gedung dan tamu, mengurangi kerusakan produk dan meningkatkan citra perusahaan.

Pencahayaan merata

Mengapa ?

Perubahan pandangan dari terang ke gelap memerlukan adaptasi mata dan membutuhkan waktu serta menimbulkan kelelahan

Bekerja menjadi lebih nyaman dan efisien pada ruangan dengan variasi penerangan kecil

Penting untuk mencegah kelap-kelip, karena melelahkan mata

Bayangan pada permukaan benda kerja menyebabkan hasil kerja buruk, produktifitas rendah, gangguan & kelelahan mata,dan kecelakaan

Page 45: UPT KEAMANAN, KESEHATAN, KESELAMATAN … KEAMANAN, KESEHATAN, KESELAMATAN KERJA DAN LINGKUNGAN ITB 4 hidup yang berkualitas, baik di rumah maupun dalam pekerjaan

UPT KEAMANAN, KESEHATAN, KESELAMATAN KERJA DAN LINGKUNGAN ITB 45

Bagaimana caranya?

Hilangkan kap, karena tidak ekonomis dan mengurangi terangnya ruang kerja

Pertimbangkan untuk mengubah ketinggian lampu dan menambah penerangan utama agar ruang makin terang

Gunakan cahaya alamiah

Kurangi zona bayangan dengan pemasangan lampu, pantulan dinding serta perbaikan layout ruang kerja

Hindari cahaya bergetar dengan menukar neon dengan lampu pijar

Penerangan yang memadai menjadikan pekerjaan efisien dan

nyaman Mengapa ?

Penerangan memadai meningkatkan kenyamanan pekerja dan ruang kerja

Penerangan memadai mengurangi kesalahan dan kecelakaan

Penerangan yang memadai dan pas akan membantu pekerja mengawasi benda kerja secara cepat dan rinci sesuai tuntutan tugas

Bagaimana caranya?

Kombinasikan cahaya alamiah dan cahaya buatan

Pemasangan lampu mempertimbangkan kebutuhan pekerjaan

Ubah posisi lampu dan arah cahaya agar jatuh pada objek kerja

Pertimbangkan umur pekerja, yang tua perlu penerangan lebih besar

Penerangan diatur agar lebih mudah mengamati objek Petunjuk lain :

Rawatlah tata lampu secara rutin, bersihkan lampu, reflektor, jendela, dinding, sekat dsb

Warna dinding yang cerah memantulkan lebih banyak cahaya dan memperbaiki atmosfer ruang kerja

Page 46: UPT KEAMANAN, KESEHATAN, KESELAMATAN … KEAMANAN, KESEHATAN, KESELAMATAN KERJA DAN LINGKUNGAN ITB 4 hidup yang berkualitas, baik di rumah maupun dalam pekerjaan

UPT KEAMANAN, KESEHATAN, KESELAMATAN KERJA DAN LINGKUNGAN ITB 46

Periksalah kesehatan mata pengguna gedung > 40 tahun, karena biasanya mereka berkaca mata

Usahakan penerangan yang baik dan memadai secara murah, banyak cara untuk mencapai hal itu

Mengaplikasikan penerangan lokal untuk pekerjaan teliti dan

pemeriksaan Mengapa ?

Dibanding dengan pekerjaan produksi dan kantor, pekerjaan presisi dan pemerikaan memerlukan lebih banyak penerangan

Penerangan lokal yang memadai akan meningkatkan keselamatan dan efisiensi

Kombinasi penerangan utama dan lokal akan diperoreh penerangan memadai dan mengurangi gangguan akibat adanya bayangan

Bagaimana caranya?

Pasang penerangan lokal dekat dan di atas pekerjaan teliti dan pemeriksaan

Usahakan penerangan lokal mudah dipindah-pindahkan sesuai kebutuhan, mudah dibersihkan dan dirawat

Gunakan neon untuk pekerjaan warna yang cermat

Pastikan kombinasi cahaya alamiah dan buatan memberikan kontras antara benda kerja dan bidang latar

Petunjuk penting :

Pastikan penerangan lokal tidak mengganggu pandangan pengguna gedung

Pada mesin yang bergetar, pasang lampu pada batang yang tegar

Gunakan kap agar tidak menyilaukan

Lampu pijar timbulkan panas, hindari ini dengan memasang lampu TL

Pemasangan lampu lokal yang tepat menghemat energi dan sangat efektif

Page 47: UPT KEAMANAN, KESEHATAN, KESELAMATAN … KEAMANAN, KESEHATAN, KESELAMATAN KERJA DAN LINGKUNGAN ITB 4 hidup yang berkualitas, baik di rumah maupun dalam pekerjaan

UPT KEAMANAN, KESEHATAN, KESELAMATAN KERJA DAN LINGKUNGAN ITB 47

Pindahkan sumber cahaya atau pasang tabir untuk mengurangi silau Mengapa?

Silau langsung atau pantulan mengurangi daya lihat orang

Silau menyebabkan tidak nyaman dan kelelahan mata

Banyak cara menguranginya silau Bagaimana caranya?

Pasang panel display atau layar

Jangan pakai lampu telanjang (pakailah kap)

Pindahlan lampu di atas kepala atau naikkan

Kurangi silau dari jendela dengan sekat, tabir, tirai dsb

Pasang lampu lokal

Ubah arah pencahayaan Petunjuk lain :

Ganti kaca jendela dari bening ke buram

Lampu lokal dipasang sedekat mungkin dengan benda kerja

Pindahkan benda mengkilap agar tidak menyilaukan Mengapa?

Silau tidak langsung sama dengan silau langsung dapat mengurangi daya lihat pengguna gedung

Membuat kurang nyaman dan kelelahan mata Bagaimana caranya?

Kurangi pantulan dari permukaan mengkilap atau pindahkan letaknya

Gunakan penutup pada benda mengkilap

Kurangi nyala lampu

Buat latar yang terang di belakang benda kerja Petunjuk lain :

Coba berbagai posisi agar diperoleh pencahayaan yang baik

Pantulan menyilaukan membuat mata lelah dan menurunkan kinerja, hindarilah hal tsb

Page 48: UPT KEAMANAN, KESEHATAN, KESELAMATAN … KEAMANAN, KESEHATAN, KESELAMATAN KERJA DAN LINGKUNGAN ITB 4 hidup yang berkualitas, baik di rumah maupun dalam pekerjaan

UPT KEAMANAN, KESEHATAN, KESELAMATAN KERJA DAN LINGKUNGAN ITB 48

Bersihkan jendela dan pelihara sumber penerangan secara berkala Mengapa ?

Penerangan yang kotor dan tidak terpelihara akan mengurangi pencahayaan

Pemeliharaan dan kebersihan akan menghemat energi

Pemeliharaan akan menambah umur bola lampu Bagaimana caranya?

Bersihkan secara teratur

Petugas memadai dalam hal alat dan ketrampilan

Rencanakan program pemeliharaan sebagai program terpadu

Sedapat mungkin gunakan lampu yang kapnya terbuka agar debu tidak menumpuk

Page 49: UPT KEAMANAN, KESEHATAN, KESELAMATAN … KEAMANAN, KESEHATAN, KESELAMATAN KERJA DAN LINGKUNGAN ITB 4 hidup yang berkualitas, baik di rumah maupun dalam pekerjaan

UPT KEAMANAN, KESEHATAN, KESELAMATAN KERJA DAN LINGKUNGAN ITB 49

3.3 Hygiene dan Sanitasi Sanitasi ialah suatu cara untuk mencegah berjangkitnya penyakit menular dengan jalan memutuskan mata rantai dari sumber penularan. Sanitasi atau kesehatan lingkungan pada hakekatnya adalah kondisi atau keadaan lingkungan yang optimum sehingga berpengaruh positif terhadap status kesehatan yang optimum pula. Sedangkan higiene adalah usaha kesehatan masyarakat yang mempelajari pengaruh kondisi lingkungan terhadap kesehatan manusia, upaya untuk mencegah timbulnya penyakit karena pengaruh lingkungan tersebut, serta membuat kondisi lingkungan sedemikian rupa sehingga terjamin pemeliharaan kesehatan. 3.3.1 Bangunan 1. Pekerjaan Atap

Genteng / penutup atap lainnya harus berkualitas baik, tidak mudah retak / pecah sehingga menyebabkan kebocoran.

Genteng / penutup atap lainnya sebaiknya di finishing dengan memakai bahan yang tahan terhadap cuaca seperti veernish untuk genteng dan cat untuk seng.

Apabila mengalami kebocoran, harus segera di ganti agar tidak merusak yang lainnya seperti plafond dan dinding.

2. Pekerjaan Kusen dan Pintu

Kayu kusen dan pintu harus dimeni dulu sebelum dicat, agar lebih tahan terhadap rayap.

Kusen, pintu, dan jendela harus sering dibersihkan. Kusen, pintu dan jendela selalu dalam kering. Cat atau pelitur yang terkelupas harus segera diperbaiki agar

kusen, daun pintu dan jendela terpelihara dengan baik. 3. Pekerjaan Dinding

Dinding harus selalu bersih dari kotoran dan serta harus selalu kering.

Untuk membersihkan dinding bisa dilakukan dengan cara di lap dengan kain basah.

Page 50: UPT KEAMANAN, KESEHATAN, KESELAMATAN … KEAMANAN, KESEHATAN, KESELAMATAN KERJA DAN LINGKUNGAN ITB 4 hidup yang berkualitas, baik di rumah maupun dalam pekerjaan

UPT KEAMANAN, KESEHATAN, KESELAMATAN KERJA DAN LINGKUNGAN ITB 50

Dinding yang terkelupas harus segera diperbaiki dengan cara menambah bagian yang rusah dengan adukan semen dan pasir, kemudian segera dicat kembali.

4. Pekerjaan Kaca Kaca harus dibersihkan setiap hari dari segala kotoran.

5. Pekerjaan Lantai

Lantai harus dalam keadaan bersih dan kering. Lantai yang pecah / lepas segera diganti agar tidak merusak

yang lain. Pada waktu pemasangan harus memakai lapisan pasir t = 5

cm dibawah adukan lantai / keramik untuk menghindari retak.

Adukan dibawah lantai / keramik harus dipastikan merata keseluruh permukaan lantai / keramik dan tidak boleh terlalu tebal, tebal adukan sekitar 2 cm.

6. Pekerjaan Kamar Mandi/WC

Dibersihkan setiap hari. Jangan membuang air sabun, kotoran yang bisa menyumbat

kedalam kloset. Kotoran yang ada dilantai (seperti : tanah, daun dsb) jangan

dibuang kedalam saluran buangan, karena akan menyumbat saluran tersebut.

Ubin yang pecah segera diganti untuk menghindari kerusakan yang lebih parah.

7. Pekerjaan Listrik dan Air Bersih

Sambungan-sambungan listrik harus benar-benar tertutup rapat untuk menghindari hubungan pendek apabila terkena air bocoran dan tidak membahayakan.

Instalasi listrik harus di periksa setiap 5 tahun sekali. Kabel sikring tidak boleh terlalu besar, sebaiknya

dipergunakan yang sesuai dengan daya listrik.

Page 51: UPT KEAMANAN, KESEHATAN, KESELAMATAN … KEAMANAN, KESEHATAN, KESELAMATAN KERJA DAN LINGKUNGAN ITB 4 hidup yang berkualitas, baik di rumah maupun dalam pekerjaan

UPT KEAMANAN, KESEHATAN, KESELAMATAN KERJA DAN LINGKUNGAN ITB 51

Apabila tidak digunakan sebaiknya dimatikan, selain untuk menghemat biaya operasional juga memperpanjang umur daripada instalasi tersebut.

Sumber air bersih sebaiknya diletakkan minimal dengan jarak 20 m dari septictank / resapan.

Saluran air bersih harus mempergunakan pipa PVC yang baik mutunya dan tahan lama.

Untuk saluran yang bocor segera diperbaiki/diganti. 8. Pekerjaan Furniture

Furniture (meja, kursi, lemari dsb) harus dibersihkan setiap hari, untuk menjaga supaya kotoran-kotoran tersebut tidak merusak furniture tersebut.

Apabila ada yang rusak segera diperbaiki. Kalau lepas dipaku kembali. Kalau kerusakannya parah segera diganti.

Apabila cat pelitur sudah mengelupas, segera dicat / pelitur kembali untuk mencegah rayap dan sebagainya yang akan merusak furniture tersebut.

3.3.2 Toilet/Kamar Mandi

Toilet selalu dalam keadaan bersih Lantai terbuat dari bahan yang kuat, kedap air, tidak licin,

berwarna terang dan mudah dibersihkan Ada pembuangan air limbah dari toilet dan kamar mandi,

dilengkapi dengan penahan bau Letak toilet dan kamar mandi tidak berhubungan langsung

dengan tempat pengelolaan makanan (dapur, ruang makan) Lubang penghawaan harus berhubungan langsung dengan

udara luar Harus dilengkapi dengan slogan untuk memelihara

kebersihan Tidak terdapat penampungan atau genangan air yang dapat

menjadi tempat perindukan binatang pengerat dan serangga. Disediakan tempat cuci tangan dan sabun cair. Membuat petunjuk-petunjuk mengenai penggunaan closet

duduk, larangan berupa gambar dll.

Page 52: UPT KEAMANAN, KESEHATAN, KESELAMATAN … KEAMANAN, KESEHATAN, KESELAMATAN KERJA DAN LINGKUNGAN ITB 4 hidup yang berkualitas, baik di rumah maupun dalam pekerjaan

UPT KEAMANAN, KESEHATAN, KESELAMATAN KERJA DAN LINGKUNGAN ITB 52

Penyediaan tempat sampah yang tertutup.

3.3.3 Kantin Kantin yang sehat secara fisik tentunya harus mempunyai sarana dan prasarana yang memadai. Berdasarkan fisiknya tersebut, kantin sehat dapat dibedakan menjadi kantin dengan ruangan tertutup dan kantin dengan ruangan terbuka seperti di koridor atau di halaman kampus. Meskipun kantin berada di ruang terbuka, namun ruang pengolahan dan tempat penyajian makanan harus dalam keadaan tertutup. Untuk keseluruhan kantin, rekomendasi dan persyaratan yang wajib dipenuhi adalah:

Sumber air bersih Air harus bebas dari mikroba dan bahan kimia yang dapat

membahayakan kesehatan seseorang. Air tidak berwarna dan berbau. Air memenuhi persyaratan kualitas air bersih dan atau air

minum dan Untuk air yang akan digunakan untuk memasak atau mencuci

bahan pangan harus memenuhi persyaratan bahan baku air minum.

Tempat Penyimpanan

Tempat penyimpanan harus mudah dibersihkan dan bebas dari hama seperti serangga, binatang pengerat seperti tikus, burung, atau mikroba dan ada sirkulasi udara.

Penyimpanan bahan baku dan produk pangan harus sesuai dengan suhu penyimpanan yang dianjurkan.

Untuk bahan mentah termasuk bumbu dan bahan tambahan pangan tempat penyimpanannya harus terpisah dengan produk atau makanan yang siap disajikan.

Kantin tersebut pun harus menyediakan tempat khusus untuk menyimpan bahan-bahan bukan pangan seperti bahan pencuci dan minyak tanah.

Page 53: UPT KEAMANAN, KESEHATAN, KESELAMATAN … KEAMANAN, KESEHATAN, KESELAMATAN KERJA DAN LINGKUNGAN ITB 4 hidup yang berkualitas, baik di rumah maupun dalam pekerjaan

UPT KEAMANAN, KESEHATAN, KESELAMATAN KERJA DAN LINGKUNGAN ITB 53

Bahan berbahaya seperti pemberantas serangga, tikus, kecoa, bakteri dan bahan berbahaya lainnya tidak boleh disimpan di kantin.

Kantin juga mempunyai tempat penyimpanan peralatan makan yang bebas pencemaran (lemari).

Peralatan harus mudah dibersihkan, kuat dan tidak mudah berkarat.

Permukaan peralatan yang kontak langsung dengan pangan harus halus, tidak bercelah, tidak mengelupas, dan tidak menyerap air

Tempat Pengolahan/ Tempat Persiapan Makanan

Ruangan pengolahan atau persiapan makanan harus selalu dalam keadaan bersih dan terpisah dari ruang penyajian dan ruang makan dan harus tertutup.

Terdapat tempat/meja yang permanen dengan permukaan halus, tidak bercelah dan mudah dibersihkan.

Ruang pengolahan tidak berdesakan sehingga setiap pengguna gedung yang sedang bekerja dapat leluasa bergerak.

Ventilasi yang cukup harus tersedia agar udara panas dan lembab di dalam ruangan pengolahan dapat dibuang keluar dan diganti dengan udara segar.

Pada ruang pengolahan atau dapur wajib terdapat APAR, baking soda serta smoke detector untuk pencegah kebakaran.

Apabila kompor gas yang digunakan maka tabung gas harus berlabel SNI serta terdapat tata cara penggantian selang tabung yang terpasang untuk pekerja.

Jika tercium bau gas maka pekerja kantin harus segera menghubungi UPT K3L di 0812 217 93088.

Tempat Penyajian (Display Makanan) dan Ruang Makan

Kantin ruang tertutup maupun kantin ruang terbuka harus mempunyai tempat penyajian makanan seperti lemari display, etalase atau lemari kaca yang memungkinkan

Page 54: UPT KEAMANAN, KESEHATAN, KESELAMATAN … KEAMANAN, KESEHATAN, KESELAMATAN KERJA DAN LINGKUNGAN ITB 4 hidup yang berkualitas, baik di rumah maupun dalam pekerjaan

UPT KEAMANAN, KESEHATAN, KESELAMATAN KERJA DAN LINGKUNGAN ITB 54

konsumen dapat melihat makanan yang disajikan dengan jelas.

Tempat penyajian atau display makanan harus selalu tertutup untuk melindungi makanan dari debu, serangga dan hama lainnya.

Ruang makan di kantin harus menyediakan meja dan kursi dalam jumlah yang cukup dan nyaman.

Meja dan kursi tersebut harus selalu dalam keadaan bersih, tidak berdesakan sehingga setiap konsumen dapat leluasa bergerak.

Permukaan meja harus mudah dibersihkan dan tidak memiliki celah.

Ruang makan pada kantin harus mempunyai ventilasi yang cukup agar udara panas dan lembab di dalam ruangan pengolahan dapat dibuang keluar dan diganti dengan udara segar serta jauh dari tempat penampungan sampah dan toilet (jarak minimal 20 m).

Fasilitas Sanitasi Tersedia bak cuci piring dan peralatan dengan air mengalir

serta rak pengering. Wastafel dengan sabun/detergen dan lap bersih atau tisue di

tempat makan dan di tempat pengolahan/persiapan makanan.

Perlengkapan Kerja dan Penyimpanan Uang di Kasir

Perlengkapan kerja pekerja kantin yang harus disediakan antara lain baju kerja, tutup kepala, dan celemek berwarna terang (agar mudah terkontrol kebersihannya), sarung tangan sekali pakai untuk penyajian dan pengolahan serta lap yang bersih.

Sedangkan untuk pekerja kantin pria jika memelihara janggut maka janggut harus diikat dan menggunakan masker, rambut harus tertata rapi dengan dipotong pendek atau diikat.

Berkenaan dengan tempat penyimpanan uang, maka uang harus mempunyai tempat penyimpanan khusus yang terpisah dan berada jauh dari tempat penyajian atau display

Page 55: UPT KEAMANAN, KESEHATAN, KESELAMATAN … KEAMANAN, KESEHATAN, KESELAMATAN KERJA DAN LINGKUNGAN ITB 4 hidup yang berkualitas, baik di rumah maupun dalam pekerjaan

UPT KEAMANAN, KESEHATAN, KESELAMATAN KERJA DAN LINGKUNGAN ITB 55

makanan siap saji karena uang merupakan sumber kontaminasi mikroba yang sering tidak kita sadari.

Pekerja yang menerima pembayaran (kasir) tidak merangkap sebagai pengolah dan/atau penyaji makanan, agar tidak terjadi pemindahan mikroba melalui uang.

Tempat Pembuangan Limbah (sampah, limbah cair dan asap)

Tempat sampah atau limbah padat di kantin harus tersedia dan jumlahnya cukup serta selalu tertutup (pada bagian dalam dilapisi plastik sekali buang untuk kemudahan pemindahan ke TPS), di dalam maupun di luar kantin harus bebas dari sampah.

Jarak kantin dengan tempat penampungan sampah sementara minimal 20 meter.

Sampah harus dibuang secara berkala dan teratur dan dibuang pada tempatnya.

Terdapat selokan atau saluran pembuangan air (termasuk air limbah dan berfungsi dengan baik serta mudah dibersihkan bila terjadi penyumbatan).

Terdapat lubang angin atau exhaust dengan hood diatas kompor yang berfungsi untuk mengalirkan udara segar dan membuang asap proses pemasakan makanan.

Page 56: UPT KEAMANAN, KESEHATAN, KESELAMATAN … KEAMANAN, KESEHATAN, KESELAMATAN KERJA DAN LINGKUNGAN ITB 4 hidup yang berkualitas, baik di rumah maupun dalam pekerjaan

UPT KEAMANAN, KESEHATAN, KESELAMATAN KERJA DAN LINGKUNGAN ITB 56

BAB 4 KENYAMANAN GEDUNG

4.1 Kebisingan Kebisingan adalah semua suara yang tidak dikehendaki yang bersumber dari alat-alat proses produksi dan atau alat-alat kerja yang pada tingkat tertentu dapat menimbulkan gangguan pendengaran (Kepmenaker No 51. tahun 1999). Kebisingan merupakan salah satu polusi yang tidak dikehendaki manusia, dikatakan tidak dikehendaki karena dalam jangka panjang, bunyi-bunyian tersebut akan dapat mengganggu ketenangan kerja, merusak pendengaran, dan menimbulkan kesalahan komunikasi bahkan kebisingan yang serius dapat mengakibatkan kematian. Semakin lama telinga mendengar kebisingan, makin buruk pula dampak yang diakibatkannya, diantaranya adalah pendengaran dapat semakin berkurang. Pengukuran kebisingan dilakukan dengan menggunakan sound level meter. Prinsip kerja alat ini adalah dengan mengukur tingkat tekanan bunyi. Tekanan bunyi adalah penyimpangan dalam tekanan atmosfir yang disebabkan oleh getaran partikel udara karena adanya gelombang yang dinyatakan sebagai amplitudo dari fluktuasi tekanan. Jika kita mengukur bunyi dengan satuan Pa ini, maka kita akan memperoleh angka-angka yang sangat besar dan susah digunakan. Skala decibell ini hampir sesuai dengan tanggapan manusia terhadap perubahan kekerasan bunyi, yang secara kasar sebanding dengan logaritma energi bunyi. Ini berarti bahwa energi bunyi yang sebanding dengan 10, 100, dan 1000 akan menghasilkan ditelinga pengaruh yang subyektif sebanding dengan logaritmanya, yaitu masing-masing 1, 2, dan 3. Bila skala logaritma ini dikalikan dengan 10 maka diperoleh skala decibell. Skala decibell ini menggunakan referensi ambang batas kemampuan dengar 20 mPa. Tingkat tekanan bunyi dari berbagai bunyi yang sering kita jumpai dinyatakan dalam skala Pa dan dB.

Page 57: UPT KEAMANAN, KESEHATAN, KESELAMATAN … KEAMANAN, KESEHATAN, KESELAMATAN KERJA DAN LINGKUNGAN ITB 4 hidup yang berkualitas, baik di rumah maupun dalam pekerjaan

UPT KEAMANAN, KESEHATAN, KESELAMATAN KERJA DAN LINGKUNGAN ITB 57

4.1.1 Sumber-sumber Bising Sumber bising dalam pengendalian kebisingan lingkungan dapat diklasifikasikan menjadi dua, yaitu: a. Bising interior, Bising yang berasal dari manusia, alat-alat rumah tangga atau mesin-mesin gedung yang antara lain disebabkan oleh radio, televisi, alat-alat musik, dan juga bising yang ditimbulkan oleh mesin-mesin yang ada digedung tersebut seperti kipas angin, motor kompresor pendingin, pencuci piring dan lain-lain. b. Bising eksterior, Bising yang dihasilkan oleh kendaraan transportasi darat, laut, maupun udara, dan alat-alat konstruksi. Dalam dunia industri jenis-jenis bising yang sering dijumpai antara lain meliputi:

Bising kontinu dengan jangkauan frekuensi yang luas. Misalkan suara yang ditimbulkan oleh mesin bubut, mesin frais, kipas angin, dan lain-lain.

Bising kontinu dengan jangkauan frekuensi yang sempit. Misalkan bising yang dihasilkan oleh suara mesin gergaji, katup gas, dan lain-lain.

Bising terputus-putus (intermittent). Misal suara lalu lintas, suara kapal terbang.

Bising impulsive seperti pukulan palu, tembakan pistol, dan lain-lain.

Sifat suatu kebisingan ditentukan oleh intensitas suara, frekuensi suara, dan waktu terjadinya kebisingan. ketiga faktor diatas juga dapat menentukan tingkat gangguan terhadap pendengaran manusia. Kebisingan yang mempunyai frekuensi tinggi lebih berbahaya daripada kebisingan dengan frekuensi lebih rendah. Dan semakin lama terjadinya kebisingan disuatu tempat, semakin besar akibat yang ditimbulkannya. Disamping itu juga terdapat faktor lain yang perlu diperhatikan dalam melakukan studi tentang kebisingan, faktor tersebut berupa bentuk kebisingan yang dihasilkan, berbentuk tetap atau terus-menerus (steady) atau tidak tetap (intermittent).

Page 58: UPT KEAMANAN, KESEHATAN, KESELAMATAN … KEAMANAN, KESEHATAN, KESELAMATAN KERJA DAN LINGKUNGAN ITB 4 hidup yang berkualitas, baik di rumah maupun dalam pekerjaan

UPT KEAMANAN, KESEHATAN, KESELAMATAN KERJA DAN LINGKUNGAN ITB 58

Kerusakan pendengaran manusia terjadi karena pengaruh kumulatif exposure dari suara diatas intensitas maksimal dalam jangka waktu lebih lama dari waktu yang diijinkan untuk tingkat kebisingan yang bersangkutan. 4.1.2 Pengukuran Tingkat Kebisingan Sumber kebisingan di perusahaan biasanya berasal dari mesin-mesin untuk proses produksi dan alat-alat lain yang dipakai untuk melakukan pekerjaan. Sumber-sumber tersebut harus diidentifikasi dan dinilai kehadirannya agar dapat dipantau sedini mungkin dalam upaya mencegah dan mengendalikan pengaruh paparan kebisingan terhadap pekerja yang terpapar. Dengan demikian penilaian tingkat intensitas kebisingan di perusahaan secara umum dimaksudkan untuk beberapa tujuan, yaitu:

Memperoleh data intensitas kebisingan pada sumber suara. Memperoleh data intensitas kebisingan pada penerima suara

(pekerja dan masyarakat sekitar perusahaan). Menilai efektivitas sarana pengendalian kebisingan yang

telah ada dan merencanakan langkah pengendalian lain yang lebih efektif.

Mengurangi tingkat intensitas kebisingan baik pada sumber suara maupun pada penerima suara sampai batas diperkenankan.

Membantu memilih alat pelindung dari kebisingan yang tepat sesuai dengan jenis kebisingannya.

Setelah intensitas dinilai dan dianalisis, selanjutnya hasil yang diperoleh harus dibandingkan dengan standar yang ditetapkan dengan tujuan untuk mengetahui apakah intensitas kebisingan yang diterima oleh pekerja sudah melampaui Nilai Ambang Batas (NAB) yang diperkenankan atau belum. Dengan demikian akan dapat segera dilakukan upaya pengendalian untuk mengurangi dampak pemaparan terhadap kebisingan. NAB kebisingan di tempat kerja berdasarkan Keputusan Menteri Tenaga Kerja No. Kep. 51/MEN/1999 yang merupakan pembaharuan dari Surat Edaran Menteri Tenaga Kerja No. 01/MEN/1978, dan Keputusan Menteri Kesehatan No:

Page 59: UPT KEAMANAN, KESEHATAN, KESELAMATAN … KEAMANAN, KESEHATAN, KESELAMATAN KERJA DAN LINGKUNGAN ITB 4 hidup yang berkualitas, baik di rumah maupun dalam pekerjaan

UPT KEAMANAN, KESEHATAN, KESELAMATAN KERJA DAN LINGKUNGAN ITB 59

405/Menkes/SK/XI/2002 besarnya rata-rata 85 dB-A untuk batas waktu kerja terus-menerus tidak lebih dari 8 jam atau 40 jam seminggu. Selanjutnya apabila tenaga kerja menerima pemaparan kebisingan lebih dari ketetapan tersebut, maka harus dilakukan pengurangan waktu pemaparan. 4.1.3 Pengaruh Kebisingan Pengaruh pemaparan kebisingan secara umum dapat dikategorikan menjadi dua berdasarkan tinggi rendahnya intensitas kebisingan dan lamanya waktu pemaparan. Pertama, pengaruh pemaparan kebisingan intensias tinggi (diatas NAB) dan kedua, pengaruh pemaparan kebisingan intensitas rendah (di bawah NAB), yaitu: a. Pengaruh kebisingan intensitas tinggi, sebagai berikut:

Pengaruh pemaparan kebisingan intensitas tinggi adalah terjadinya kerusakan pada indera pendengaran yang dapat menyebabkan penurunan daya dengar baik yang bersifat sementara maupun bersifat permanen atau ketulian.

Pengaruh kebisingan akan sangat terasa apabila jenis kebisingannya terputus-putus dan sumber kebisingannya tidak diketahui.

Secara fisiologis, kebisingan dengan intensitas tinggi dapat menyebabkan gangguan kesehatan seperti: meningkatnya tekanan darah dan tekanan jantung, resiko serangan jantung meningkat, dan gangguan pencernaan.

Reaksi masyarakat, apabila kebisingan dari suatu proses produksi demikian hebatnya sehingga masyarakat sekitarnya menuntut agar kegiatan tersebut dihentikan.

b. Pengaruh kebisingan intensitas tingkat rendah Kebisingan dapat menyebabkan kehilangan pendengaran, kebuntuan komunikasi, gangguan dan kerugian lainnya. Kehilangan pendengaran mungkin terjadi sementara ataupun permanen tergantung pada panjang dan bobot exposure. Kehilangan pendengaran sementara, juga disebut kelelahan pendengaran, merupakan kehilangan pendengaran yang dapat dipulihkan dalam

Page 60: UPT KEAMANAN, KESEHATAN, KESELAMATAN … KEAMANAN, KESEHATAN, KESELAMATAN KERJA DAN LINGKUNGAN ITB 4 hidup yang berkualitas, baik di rumah maupun dalam pekerjaan

UPT KEAMANAN, KESEHATAN, KESELAMATAN KERJA DAN LINGKUNGAN ITB 60

beberapa waktu setelah terpapar kebisingan. Kehilangan Pendengaran semacam ini terjadi setelah beberapa menit hingga kebisingan yang cukup tinggi. Pemaparan yang lebih lama (berbulan – bulan atau bertahun – tahun) pada bising yang sama hanya memungkinkan pemulihan kehilangan pendengaran secara parsial, sedangkan kehilangan pendengaran yang masih tersisa menjadi indikasi gangguan pendengaran secara permanen. Kehilangan pendengaran diatas cenderung untuk sama dengan berkurangnya daya mendengar akibat bertambahnya usia. Tingkat intensitas kebisingan rendah banyak ditemukan di lingkungan kerja seperti perkantoran, ruang administrasi perusahaan, dan lain-lain. Intensitas kebisingan yang masih dibawah NAB tersebut secara fisiologis tidak menyebabkan kerusakan pendengaran. Namun demikian, kehadirannya sering dapat menyebabkan penurunan performansi kerja, sebagai salah satu penyebab stres dan gangguan kesehatan lainnya. Stres yang disebabkan karena pemaparan kebisingan dapat menyebabkan terjadinya kelelahan dini, kegelisahan dan depresi. Secara spesifik stres karena kebisingan dapat menyebabkan dampak, yaitu:

Stres menuju keadaan cepat marah, sakit kepala, dan gangguan tidur.

Gangguan reaksi psikomotor. Kehilangan konsentrasi. Penurunan performansi kerja yang dapat menimbulkan

kehilangan efisiensi dan produktivitas kerja. 4.1.4 Rencana dan Langkah Pengendalian Kebisingan Di Tempat Kerja Sebelum dilakukan langkah pengendalian kebisingan, langkah pertama yang harus dilakukan adalah membuat rencana pengendalian yang didasarkan pada hasil penilaian kebisingan dan dampak yang ditimbulkan. Rencana pengendalian dapat dilakukan dengan pendekatan melalui perspektif manajemen resiko kebisingan. Manajemen resiko yang dimaksud adalah suatu pendekatan yang logik dan sistemik untuk mengendalikan resiko yang mungkin timbul.

Page 61: UPT KEAMANAN, KESEHATAN, KESELAMATAN … KEAMANAN, KESEHATAN, KESELAMATAN KERJA DAN LINGKUNGAN ITB 4 hidup yang berkualitas, baik di rumah maupun dalam pekerjaan

UPT KEAMANAN, KESEHATAN, KESELAMATAN KERJA DAN LINGKUNGAN ITB 61

Langkah manajemen resiko kebisingan tersebut, yaitu: Mengidentifikasi sumber-sumber kebisingan yang berada di

tempat kerja. Menilai resiko kebisingan yang berakibat serius terhadap

penyakit dan cedera akibat kerja. Mengambil langkah-langkah yang sesuai untuk

mengendalikan atau meminimasi resiko kebisingan. Setelah rencana dibuat seksama, langkah selanjutnya adalah melaksanakan rencana pengendalian kebisingan degan dua arah pendekatan, yaitu pendekatan jangka pendek (Short- term gain) dan pendekatan jangka panjang (Long-term gain) dari hirarki pengendalian. Pada pengendalian kebisingan dengan orientasi jangka panjang, teknik pengendaliannya secara berurutan adalah mengeliminasi sumber kebisingan secara teknik, secara administratif, dan penggunaan alat pelindung diri. Sedangkan untuk orientasi jangka pendek adalah sebaliknya secara berurutan.

Eliminasi sumber kebisingan Pengendalian kebisingan secara teknik

Pengendalian kebisingan pada sumber suara. Penurunan kebisingan pada sumber suara dapat dilakukan dengan menutup mesin atau mengisolasi mesin sehingga terpisah dengan pekerja. Teknik ini dapat dilakukan dengan mendesain mesin memakai remote control. Selain itu dapat dilakukan redesain landasan mesin dengan bahan anti getaran. Namun demikian teknik ini memerlukan biaya yang sangat besar sehingga dalam prakteknya sulit di implementasikan.

Pengendalian kebisingan pada bagian transmisi kebisingan. apabila teknik pengendalian pada sumber suara sulit dilakukan, maka teknik berikutnya adalah dengan memberi pembatas atau sekat antara mesin dan pekerja. Cara lain adalah dengan menambah atau melapisi dinding, plafon, dan lantai dengan bahan penyerap suara.

Page 62: UPT KEAMANAN, KESEHATAN, KESELAMATAN … KEAMANAN, KESEHATAN, KESELAMATAN KERJA DAN LINGKUNGAN ITB 4 hidup yang berkualitas, baik di rumah maupun dalam pekerjaan

UPT KEAMANAN, KESEHATAN, KESELAMATAN KERJA DAN LINGKUNGAN ITB 62

Pengendalian kebisingan secara administratif Apabila teknik pengendalian secara teknik belum memungkinkan untuk dilakukan, maka langkah selanjutnya adalah merencanakan teknik pengendalian secara administratif. Teknik pengendalian ini lebih difokuskan pada manajemen pemaparan. Langkah yang ditempuh adalah dengan mengatur rotasi kerja antara tempat yang bising dengan tempat yang lebih nyaman yang didasarkan pada intensitas kebisingan yang diterima.

Pengendalian pada penerima atau pekerja, Teknik ini merupakan langkah terakhir apabila teknik pengendalian seperti yang telah dijelaskan diatas belum dimungkinkan untuk dilakukan. Jenis pengendalian ini dapat dilakukan dengan pemakaian alat pelindung telinga (tutup atau sumbat telinga). Menurut Pulat (1992) pemakaian sumbat telinga dapat mengurangi kebisingan sebesar ±30 dB. Sedangkan tutup telinga dapat mengurangi kebisingan sedikit lebih besar 40-50 dB. Pengendalian kebisingan pada penerima ini telah banyak ditemukan di perusahaan- perusahaan, karena secara sekilas biayanya relatif lebih murah. Namun demikian, banyak ditemukan kendala dalam pemakaian tutup atau sumbat telinga seperti, tingkat kedisplinan pekerja, mengurangi kenyamanan kerja, dan mengganggu pembicaraan. 4.2 Temperatur Manusia selalu berusaha mempertahankan keadaan normal tubuh dengan sistem tubuh yang sangat sempurna sehingga dapat menyesuaikan dengan perubahan yang terjadi diluar tubuhnya. Tubuh manusia menyesuaikan diri karena kemampuannya untuk melakukan proses konveksi, radiasi, dan penguapan juka terjadi kekurangan atau kelebihan yang membebaninya. Tetapi, kemampuan untuk menyesuaikan diri dengan temperatur luar jika perubahannya tidak melebihi 20% untuk kondisi panas dan 35% untuk kondisi dingin terhadap temperatur normal ± 24 °C.

Page 63: UPT KEAMANAN, KESEHATAN, KESELAMATAN … KEAMANAN, KESEHATAN, KESELAMATAN KERJA DAN LINGKUNGAN ITB 4 hidup yang berkualitas, baik di rumah maupun dalam pekerjaan

UPT KEAMANAN, KESEHATAN, KESELAMATAN KERJA DAN LINGKUNGAN ITB 63

Berbagai tingkat temperatur akan memberikan pengaruh yang berbeda-beda, yaitu sebagai berikut :

49 derajat celcius temperatur dapat ditahan sekitar 1 jam, tetapi jauh diatas kemampuan fisik dan mental.

30 derajat celcius aktivitas mental dan daya tangkap mulai menurun dan cenderung untuk membuat kesalahan dalam pekerjaan dan timbul kelelahan fisik.

24 derajat celcius kondisi kerja optimum.

10 derajat celcius kelakuan fisik yang ekstrim mulai muncul.

Tabel 4.1. Suhu nyaman menurut standar Tata Cara Perencanaan Teknis Konservasi Energi pada Bangunan Gedung

4.1.1 Akbat Dari Gangguan Panas Secara lebih rinci gangguan kesehatan akibat pemaparan suhu lingkungan panas yang berlebihan dapat dijelaskan sebagai berikut (Kroemer-Elbert, 1994):

Gangguan perilaku dan performansi kerja seperti, terjadinya kelelahan, sering melakukan istirahat curian dll.

Dehidrasi. Dehidrasi adalah suatu kehilangan cairan tubuh yang berlebihan yang disebabkan baik oleh penggantian cairan yang tidak cukup maupun karena gangguan kesehatan. Pada kehilangan cairan tubuh < 1,5% gejalanya tidak nampak, kelelahan muncul lebih awal dan mulut mulai kering.

Heat Rash Keadaan seperti biang keringat atau keringat buntat, gatal kulit akibat kondisi kulit terus basah. Pada kondisi demikian pekerja perlu beristirahat pada tempat yang lebih sejuk dan menggunakan bedak penghilang keringat.

Page 64: UPT KEAMANAN, KESEHATAN, KESELAMATAN … KEAMANAN, KESEHATAN, KESELAMATAN KERJA DAN LINGKUNGAN ITB 4 hidup yang berkualitas, baik di rumah maupun dalam pekerjaan

UPT KEAMANAN, KESEHATAN, KESELAMATAN KERJA DAN LINGKUNGAN ITB 64

Heat Cramps Merupakan kejang-kejang otot tubuh (tangan dan kaki) akibat keluarnya keringat yang menyebabkan hilangnya garam natrium dari tubuh yang kemungkinan besar disebabkan karena minum terlalu banyak dengan sedikit garam natrium.

Head Syncope atau Fainting Keadaan ini disebabkan karena aliran darah ke otak tidak cukup karena sebagian besar aliran darah di bawa ke permukaan kulit atau perifer yang disebabkan karena pemaparan suhu tinggi.

Heat Exhaustion Keadaan ini terjadi apabila tubuh kehilangan terlalu banyak cairan dan atau kehilangan garam. Gejalanya mulut kering, sangat haus, lemah, dan sangat lelah. Gangguan ini biasanya banyak dialami oleh pekerja yang belum beraklimatisasi terhadap suhu udara panas.

4.1.2 Kenyamanan Suasana Kebanyakan orang tidak menyadari tentang kondisi suasana nyaman dalam ruangan. Hanya bila kondisi ini menyimpang dari atas kenyamanan, kita akan mengalami ketidaknyamanan. Rasa tak nyaman penting dalam biologis, karena ia menyebabkan orang atau binatang mengalami langkah-langkah untuk mengembalikan keseimbangan suhu. Penyimpangan dari batas kenyamanan suhu menyebabkan perubahan secara fungsional yang meluas. Kelewat panas akan menyebabkan capek dan ngantuk yang mengurangi prestasi dan meningkatkan frekuensi kesalahan. Kelewat dingin akan menyebabkan ketidaktenangan dan mengurangi daya atensi, yang berpengaruh negatif terutama pada kerja mental. Rentang temperatur dimana manusia merasakan kenyamanan adalah sangat bervariasi. Variasi tersebut akan sangat tergantung, pertama dari jenis pakaian yang dipakai, dari aktivitas fisik yang dilakukan.

Page 65: UPT KEAMANAN, KESEHATAN, KESELAMATAN … KEAMANAN, KESEHATAN, KESELAMATAN KERJA DAN LINGKUNGAN ITB 4 hidup yang berkualitas, baik di rumah maupun dalam pekerjaan

UPT KEAMANAN, KESEHATAN, KESELAMATAN KERJA DAN LINGKUNGAN ITB 65

Pengendalian Lingkungan Kerja Panas Untuk mengendalikan pengaruh pemaparan tekanan panas terhadap tenaga kerja perlu dilakukan koreksi tempat kerja, sumber-sumber panas lingkungan dan aktivitas kerja yang dilakukan. Koreksi tersebut dimaksudkan untuk menilai secara cermat faktor-faktor tekanan panas dan mengukur ISBB pada masing-masing pekerjaan sehingga dapat dilakukan langkah pengendalian secara benar. Disamping itu koreksi tersebut juga dimaksudkan untuk menilai efektifitas dari sistem pengendalian yang telah dilakukan di masing-masing tempat kerja. Secara ringkas teknik pengendalian terhadap pemaparan tekanan panas di perusahaan dapat dijelaskan sebagai berikut: 1. Mengurangi faktor beban kerja dengan mekanisasi 2. Mengurangi beban panas radian dengan cara:

a. Menurunkan temperatur udara dari proses kerja yang menghasilkan panas

b. Relokasi proses kerja yang menghasilkan panas. Penggunaan tameng panas dan alat pelindung yang dapat memantulkan panas

c. Mengurangi temperatur dan kelembaban. Cara ini dapat dilakukan melalui ventilasi pengenceran (dilution ventilation) atau pendinginan secara mekanis (mechanical cooling). Cara ini telah terbukti secara dramatis dapat menghemat biaya dan meningkatkan kenyamanan (Bernard, 1996).

d. Meningkatkan pergerakan udara. Peningkatan pergerakan udara melalui ventilasi buatan dimaksudkan untuk memperluas pendinginan evaporasi, tetapi tidak boleh melebihi 0,2 m/det. Sehingga perlu dipertimbangkan bahwa menambah pergerakan udara pada temperatur yang tinggi (> 40°C) dapat berakibat kepada peningkatan tekanan panas.

e. Pembatasan terhadap waktu pemaparan panas dengan cara:

Melakukan pekerjaan pada tempat panas pada pagi dan sore hari

Penyediaan tempat sejuk yang terpisah dengan proses kerja untuk pemulihan

Page 66: UPT KEAMANAN, KESEHATAN, KESELAMATAN … KEAMANAN, KESEHATAN, KESELAMATAN KERJA DAN LINGKUNGAN ITB 4 hidup yang berkualitas, baik di rumah maupun dalam pekerjaan

UPT KEAMANAN, KESEHATAN, KESELAMATAN KERJA DAN LINGKUNGAN ITB 66

Mengatur waktu kerja-istirahat secara tepat berdasarkan beban kerja dan nilai ISBB.

Dari uraian tersebut, dapat ditegaskan bahwa kondisi yang harus dipertimbangkan dalam setiap desain atau redesain system ventilasi adalah adanya sirkulasi udara pada tempat kerja yang baik, sehingga terjadi pergantian udara dalam ruangan dengan udara segar dari luar secara terus menerus. Disamping itu faktor pakaian dan pemberian minum harus juga dipertimbangkan dalam mengatasi masalah panas lingkungan.

Page 67: UPT KEAMANAN, KESEHATAN, KESELAMATAN … KEAMANAN, KESEHATAN, KESELAMATAN KERJA DAN LINGKUNGAN ITB 4 hidup yang berkualitas, baik di rumah maupun dalam pekerjaan

UPT KEAMANAN, KESEHATAN, KESELAMATAN KERJA DAN LINGKUNGAN ITB 67

BAB 5 K3 PERSONAL

Semua pengguna gedung baik pekerja di dalamnya maupun mahasiswa dan tamu memiliki tanggung jawab untuk kesehatan & keselamatan mereka sendiri dan teman lainnya yang berada dalam lingkup/terpengaruh oleh tindakan mereka. Salah satu masalah yang hampir setiap hari terjadi di tempat kerja adalah kecelakaan yang menimbulkan hal-hal yang tidak kita inginkan, seperti kerusakan peralatan kerja, cedera tubuh, kecacatan bahkan kematian. Lebih jauh lagi, jenis kecelakan seperti tergelincir, tersandung dan terjatuh adalah penyebab umum yang lain dari cidera di dalam gedung atau lingkup kerja, hal ini dapat terjadi karena adanya masalah dengan housekeeping yang kurang baik di area kerja dan safety behavior yang masih minim. Oleh karena itu, setiap pengguna gedung wajib meningkatkan kesadaran diri tentang budaya k3 dan menerapkan hal-hal berikut selama berada di dalam gedung dan lingkungan kerja :

Jaga ruangan, tempat kerja atau area belajar agar selalu tetap rapi. Tata letak dan tata ruang yang rapi dapat menghindarkan kemungkinan cidera. Pekerjaan tidak dapat dianggap selesai sampai Anda selesai merapikannya.

Pergunakan tempat pembuangan sampah dan pilahlah sampah sesuai dengan tempat sampah yang telah tersedia.

Housekeeping yang baik mengarah pada keselamatan secara lebih luas oleh karena itu letakkan alat dan peralatan lain untuk menghindari terjatuh atau menjatuhi orang di bawahnya.

Tumpuk dan tatalah material pada posisi yang stabil dan kokoh

Rapikan dan bersihkan gang, jalan setapak, jalan dan tangga dari penghalang hal ini dikarenakan anda tidak akan pernah tau kapan pintu emergency digunakan oleh karena itu untuk berjaga-jaga jauhkan barang yang dapat mengganggu pergerakan saat terjadi kondisi emergency.

Page 68: UPT KEAMANAN, KESEHATAN, KESELAMATAN … KEAMANAN, KESEHATAN, KESELAMATAN KERJA DAN LINGKUNGAN ITB 4 hidup yang berkualitas, baik di rumah maupun dalam pekerjaan

UPT KEAMANAN, KESEHATAN, KESELAMATAN KERJA DAN LINGKUNGAN ITB 68

Apabila anda membutuhkan tangga untuk melakukan pekerjaan anda maka terdapat hal-hal yang harus anda perhatikan :

Pilih tangga yang sesuai dengan jenis pekerjaan yang dilakukan.

Pastikan bahwa tangga cukup kuat sesuai dengan tujuannya, dengan memeriksa kembali kemampuan tangga menahan beban.

Pilihlah tangga yang cukup panjang sehingga anda dapat bekerja dengan aman.

Tidak diperkenankan menggunakan tangga yang terbuat dari logam bila ada kemungkinan bersinggungan dengan sumber listrik.

Telitilah tangga sebelum anda menggunakannya dengan cara :

Periksalah bagian-bagian yang kendor atau rusak pada anak tangga, injakannya, pegangan, penguat skrup yang hilang, engsel, baut, mur dan perangkat keras lainnya.

Pastikan spreaders bila dikunci/dikaitkan ditempatnya pada anak tangga.

Pastikan tangga lurus kakinya mempunyai telapak keselamatan, agar tidak tergeser bila dibebani.

Jangan menggunakan tangga yang sudah cacat.

Penggunaan Tangga

Jagalah daerah di sekitar dasar tangga bebas bersih.

Hindari terjadinya goyangan dengan jalan meletakkan kaki tangga di atas permukaan yang keras.

Jangan menyandarkan tangga pada permukaan yang tidak stabil.

Hati-hati saat memanjat dan menuruni tangga.

Menghadaplah ke tangga dan gunakan kedua tangan.

Page 69: UPT KEAMANAN, KESEHATAN, KESELAMATAN … KEAMANAN, KESEHATAN, KESELAMATAN KERJA DAN LINGKUNGAN ITB 4 hidup yang berkualitas, baik di rumah maupun dalam pekerjaan

UPT KEAMANAN, KESEHATAN, KESELAMATAN KERJA DAN LINGKUNGAN ITB 69

Hindari kemungkinan tergelincir karena licin; periksa anak tangga dan sol sepatu anda terhadap adanya bahan-bahan yang licin.

Jangan memanjat melampau anak tangga kedua dari atas pada step-ladder atau anak tangga ketiga dari atas pada straight ladder.

Biasakan untuk tidak bercanda saat sedang menaiki atau menuruni tangga, selalu gunakan handrail pada saat anda menaiki atau menuruni tangga. Serta pastikan posisi kaki anda berada pada pijakan anak tangga dengan benar dan mantap.

Jangan pernah terburu-buru atau berlari saat melewati lorong atau menuju ruang lain di dalam gedung, terlambat beberapa detik lebih baik dibandingkan anda terluka.

Jangan pernah melemparkan alat atau material ke rekan anda, pastikan disampaikan dari tangan ke tangan.

Selalu perhatikan benda atau sisi yang tajam, pecahan atau paku pada area gedung yang anda masuki. Beritahu petugas kebersihan atau satpam jika anda menemukan benda atau atau sisi yang tajam, pecahan atau paku pada area gedung.

Pada saat akan mengangkat benda yang berat:

Mintalah pertolongan untuk memindahkan benda yang sulit untuk diangkat.

Anda harus selalu mengetahui kemampuan daya angkat anda. Kerusakan pada otot dan kerangka/tulang dapat diakibatkan oleh mengangkut benda secara tidak benar. Beban maksimal yang boleh diangkat adalah 20 kg.

Periksa semua kawasan dan jalan-jalan sebelum memindah barang. Yakinkan bahwa di jalan dan di daerah penyimpanan tidak ada yang merintangi dan bebas dari bahaya terpeleset dan tersandung.

Berhati-hati bila memindahkan suatu barang yang ujung-ujungnya tajam, ada tonjolan paku atau bahaya-bahaya lain yang dapat menimbulkan kecelakaan.

Gunakan prosedur dasar untuk mengangkat barang :

Page 70: UPT KEAMANAN, KESEHATAN, KESELAMATAN … KEAMANAN, KESEHATAN, KESELAMATAN KERJA DAN LINGKUNGAN ITB 4 hidup yang berkualitas, baik di rumah maupun dalam pekerjaan

UPT KEAMANAN, KESEHATAN, KESELAMATAN KERJA DAN LINGKUNGAN ITB 70

Untuk beban dibawah 20 kg, sebaiknya gunakan otot pada kaki untuk mengangkat, dari pada otot punggung yang lebih lemah.

Yakinkan bahwa kuda-kuda anda cukup aman.

Tekukkan lutut dan usahakan dekat dengan beban.

Jaga punggung tetap lurus dan bengkokkan pinggul anda sedikit.

Tegakkan kaki dengan mantap, pegang erat-erat

Angkatlah pelan-pelan dengan cara meluruskan kaki dan jaga bagian punggung tetap lurus, jangan melengkung.

Jangan memutar badan anda dalam keadaan menahan beban. Geserlah kaki anda dan putarlah seluruh badan anda.

Selalu matikan peralatan listrik yang sudah tidak digunakan lagi. Jangan biarkan kabel listrik, telepon, internet yang terjuntai ke lantai.

Penggunaan alat harus sesuai dengan petunjuk penggunaannya. Penggunaan alat harus disesuaikan dengan daya atau kemampuan kerja alat tersebut. Setiap orang yang menggunakan alat, telah memiliki keahlian dan ketrampilan dalam mengoprasikannya. Anda juga harus telah mengetahui kelebihan dan kelemahan dan bahaya yang mungkin timbul sebagai akibat dari alat kerja yang digunakan.

Untuk menghindari timbulnya bahaya listrik, jangan membebani listrik secara berlebihan. Periksalah secara rutin kondisi dari sambungan-sambungan kabel dan steker. Jagalah kabel-kabel listrik bebas dari daerah pejalan kaki.

Pada saat bekerja dengan komputer maka hal-hal yang harus anda lakukan adalah :

Jaga jarak minimum antara mata dan layar komputer adalah 45 cm, letakkan keyboard dalam posisi yang tepat, yang tidak membuat anda membungkuk akibat lama memakai komputer.

Layar monitor sebaiknya sejajar dengan mata.

Page 71: UPT KEAMANAN, KESEHATAN, KESELAMATAN … KEAMANAN, KESEHATAN, KESELAMATAN KERJA DAN LINGKUNGAN ITB 4 hidup yang berkualitas, baik di rumah maupun dalam pekerjaan

UPT KEAMANAN, KESEHATAN, KESELAMATAN KERJA DAN LINGKUNGAN ITB 71

Pasanglah filter di depan layar monitor untuk mencegah efek radiasi.

Sesekali, alihkan pandangan Anda dari layar monitor agar mata Anda tidak lelah.

Jika Anda sudah di depan komputer selama satu jam, istirahatlah 15 menit. Ini mencegah rasa pegal pada tubuh Anda.

Posisikan kaki anda senyaman mungkin, dengan meluruskan kaki agar tidak pegal. Sesekali berdirilah untuk meluruskan punggung anda. Duduklah dalam posisi tegak untuk menghindari tulang punggung anda membungkuk.

Sibak tirai untuk mendapatkan cahaya alami atau nyalakan lampu sebanyak yang anda butuhkan untuk mendapatkan pekerjaan dilakukan secara aman dan benar sehingga mata anda tidak lekas lelah.

Page 72: UPT KEAMANAN, KESEHATAN, KESELAMATAN … KEAMANAN, KESEHATAN, KESELAMATAN KERJA DAN LINGKUNGAN ITB 4 hidup yang berkualitas, baik di rumah maupun dalam pekerjaan

UPT KEAMANAN, KESEHATAN, KESELAMATAN KERJA DAN LINGKUNGAN ITB 72

Perhatikan lantai yang sedang atau baru saja dip el oleh petugas, pastikan anda melangkah di tempat yang kering. Untuk petugas diwajibkan memasang tanda “wet floor”.

Pastikan kursi yang akan anda duduki mampu menahan beban anda. Jangan menggunakan kursi plastik apabila anda tidak yakin dapat menahan beban anda.

Setiap pengguna gedung harus menjaga dan tidak melakukan

tindakan yang dapat merusak alat pemadan kebakaran, kotak alarm, pintu darurat agar pada saat kebakaran semua peralatan darurat dalam keadaan baik dan lokasinya bebas dari hambatan.

Selalu memperhatikan rambu-rambu keselamatan (safety sign) termasuk pintu darurat dan assembly point untuk penyelamatan diri.

Merokok hanya diijinkan pada wilayah-wilayah yang sudah ditetapkan atau diberi tanda diperbolehkan merokok.

Setiap pengguna gedung diharapkan mengenal dengan baik tempat-tempat/tanda bahaya kebakaran dan pemadam api yang terdekat dengan lokasi tempat bekerjanya.

Selalu biasakan untuk mencuci tangan setelah keluar dari kamar kecil. Gunakan toilet duduk sesuai dengan fungsinya, jangan gunakan gunakan toilet duduk sebagai toilet jongkok.

Page 73: UPT KEAMANAN, KESEHATAN, KESELAMATAN … KEAMANAN, KESEHATAN, KESELAMATAN KERJA DAN LINGKUNGAN ITB 4 hidup yang berkualitas, baik di rumah maupun dalam pekerjaan

UPT KEAMANAN, KESEHATAN, KESELAMATAN KERJA DAN LINGKUNGAN ITB 73

Pada saat anda berada di toilet, akan terdapat stiker indikator urin. Periksalah apakah warna urin anda sehat dan tidak kekurangan cairan.

M ENGENALI W AR NA UR I NE ANDA

Berikut warna yang berkaitan dengan warna urin :

Jika urine anda berwarna seperti no.7 atau 8

berarti anda dehidrasi berat! Segera perbanyak minum akan tetapi sesuaikan dengan berat

anda!

Jika urine anda berwarna seperti no.4, 5 atau 6

berarti anda dehidrasi ringan. Segera perbanyak minum anda.

UPT KEAMANAN, KESEHATAN, KESELAMATAN KERJA DAN LINGKUNGAN

INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

8

7

6

5

4

3

2

1

Jika urine anda berwarna seperti no.1, 2 atau 3

berarti anda terhidrasi dengan baik. Pertahankan jumlah dan

frekuensi minum anda.

Page 74: UPT KEAMANAN, KESEHATAN, KESELAMATAN … KEAMANAN, KESEHATAN, KESELAMATAN KERJA DAN LINGKUNGAN ITB 4 hidup yang berkualitas, baik di rumah maupun dalam pekerjaan

UPT KEAMANAN, KESEHATAN, KESELAMATAN KERJA DAN LINGKUNGAN ITB 74

DAFTAR PUSTAKA Alan Hedge. 2003. Addressing the Psychological Aspects of Indoor Air Quality. A Devision of the National Safety Council. 1025 Connecticil Avenue. NW. Suite 1200. Washington, DC. Source: http://www.epa.gov/niehs/ieqwww.txt Bernard, T.E. 1996. Occupational heat stress. Dalam: bhattacharya, a. & mcglothlin, j.d. Eds. Occupational ergonomic. Marcel dekker inc usa: 195216. Depkes RI. Keputusan Menteri Kesehatan RI dan Keputusan Direktur Jenderal PPM & PLP. 1999. Tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan Kerja. Jakarta: Departemen Kesehatan RI. Depkes RI. Pembinaan Kesehatan Masyarakat. 1990. Upaya Kesehatan Kerja Sektor Informal Di Indonesia. Jakarta: Departemen Kesehatan RI. Frank C. Lu. 1995. Toksikologi Dasar. Edisi Kedua. Penerjemah: Edi Nugroho. Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia. G. Sujayanto. 2001. Gedung Tertutup Bisa Menyebabkan sakit. Source: http:// www.indomedia.com/intisari/ewi/sept/airud/htm. Grandjean, E. 1993. Fitting the task to the man, 4th edit. Taylor & francis inc. London London Hazards Centre. 1990. Sick Building Syndrome: causes, effects and Control-Chapter 4. Source: http://www.lhc.org.uk/sbs.htm. Muhamad Idham. 2003. Majalah Hiperkes dan Keselamatan Kerja. Volume XXXVI No.1. Jakarta: Published.

Page 75: UPT KEAMANAN, KESEHATAN, KESELAMATAN … KEAMANAN, KESEHATAN, KESELAMATAN KERJA DAN LINGKUNGAN ITB 4 hidup yang berkualitas, baik di rumah maupun dalam pekerjaan

UPT KEAMANAN, KESEHATAN, KESELAMATAN KERJA DAN LINGKUNGAN ITB 75

Simanjuntak, Payaman J., (1994). Manajemen Keselamatan Kerja, HIPSMI, Jakarta. Soemirat, Juli. 2002. Kesehatan Lingkungan. Yogyakarta: Gajah Mada University Press. Suma’mur, PK, 1996, Hygiene Perusahaan dan Kesehatan Kerja, Gunung Agung, Jakarta. Pramudya Sunu. 2001. Melindungi Lingkungan dengan Menerapkan ISO 14001.Jakarta: PT. Grasindo. Ridley, John, (2004). Ikhtisar Kesehatan dan Keselamatan Kerja, Edisi Ketiga, Penerbit Erlangga, Jakarta. Tjandra Yoga Aditama dan Tri Hastuti. 2002. Kesehatan Dan Keselamatan Kerja. Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia.